Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif
(tanpa tindakan : berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai
dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalaman dan
interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan
sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak,
seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk
perilaku ke dalam tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar
dengan istilah knowledge, attitude, action. (Sarwono, 2004).

A. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia dan ini terjadi setelah melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,
2007). Pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang dapat
memahami sesuatu gejala dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan juga
dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang disampaikan kepadanya, dari buku, teman,
orang tua, guru, radio, televisi, poster, majalah dan surat kabar.

Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab masalah kehidupan
yang dihadapinya sehari-hari dan digunakan untuk menawarkan berbagai kemudahan bagi
manusia. Dalam hal ini pengetahuan dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai
manusia dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang


objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah


dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya. Aplikasi dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi lain.

4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan suatu teori.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian atau justifikasi
terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu cerita yang ditentukan
sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

B. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan respon atau reaksi yang masih tersirat dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap dapat mencerminkan kenyamanan atau ketidaknyamanan
seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau dari orang yang dekat
dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita dengan sesuatu, atau menyebabkan kita
menolaknya (Wahid, 2007).

1. Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan perasaan
seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan peribadi terhadap
objek atau stimulus.
2. Adanya orang lain yang menjadi teladan (Personal reference) merupakan faktor
pengukuhan sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada
pertimbangan-pertimbangan individu.
3. Daya sumber (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap positif
atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan kebutuhan
daripada individu tersebut.
4. Sosial budaya (Culture), berperan besar dalam mempengaruhi pola pikir seseorang
untuk bereaksi terhadap objek/stimulus tertentu (Notoatmodjo, 2007).

C. Tindakan (Action)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau
suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support)
(Notoatmodjo, 2007).

Tindakah mempunyai beberapa peringkat, yaitu :

1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil merupakan peringkat pertama dalam konsep tindakan. Contohnya, seseorang
ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya.
2. Responsi terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang besar dan sesuai dengan contoh.
Misalnya seseorang ibu dapat masak dengan benar, mulai dari mencuci dan
memotongnya,lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya.
3. Mekanisme (mechanisme)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar dan secara otomatis
serta dalam bentuk kebiasaan. Sebagai contoh seorang ibu yang sudah
mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu ajakan atau
perintah orang lain.
4. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu pratik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakah itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut. Misalnya ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi
berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana (Notoatmodjo, 2010).

Sarwono, S. W. Psikologi remaja. Edisi revisi 8. Jakarta : Raja Grafindo Pustaka. 2004

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka. Cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka. Cipta

Notoatmodjo,S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka. Cipta

Anda mungkin juga menyukai