Npm : 15.301010.26
Mk : Struktur Kayu
1. Beban nominal
d. Beban Hujan ( H )
Tidak termasuk yang diakibatkan genangan air.
STRUKTUR KAYU. 1
2. Kombinasi pembebanan
1. 1,4 D (1)
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 ( La atau H ) (2)
3. 1,2 D + 1,6 ( La atau H) + (0,5 L atau 0,8 W) (3)
4. 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 ( La atau H ) (4)
5. 1,2 D 1,0 E + 0,5 L (5)
6. 0,9 D ( 1,3 W atau 1,0 E ) (6)
Khusus faktor beban untuk L didalam kombinasi beban pada persamaan (3), (4)
dan (5) harus sama dengan 1,0 untuk garasi parkir, daerah yang digunakan
untuk pertemuan umum dan semua daerah dimana beban hidup lebih besar dari
pada 5 kPa.
3. Beban lainnya
Pengaruh struktural akibat beban-beban lainnya termasuk juga, tetapi tidak
terbatas pada berat dan tekanan tanah, pengaruh temperatur, susut,
kelembaban, rangkak dan beda penurunan tanah, harus ditinjau di dalam
perencanaan.
Pengaruh struktural akibat beban yang ditimbulkan :
fluida (F), tanah (S), genangn air (P) dan tempratur (T) harus ditinjau dalam
perencanaan dengan menggunakn faktor beban:
STRUKTUR KAYU. 2
II. Perencanaan Keadaan Batas
Komponen struktur beserta sambungannya harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga tidak ada keadaan batas yang terlampaui pada saat struktur itu memikul
beban rencana yang bekerja.
Keadaan batas tahanan meliputi setiap tahanan yang diperlukan (gaya atau tegangan)
yang ditinjau pada setiap sistem struktur, komponen struktur, dan konstruksi
sambungannya.
dengan 1,03 adalah nilai faktor koreksi dari nilai E w yang ditabelkan kpada nilai faktor
Ew bebas geser KVE = E / EW adalah koefisien variasi nilai Ew yaitu penyimpangan
deviasi standar Ew dibagi dengan nilai rerata Ew dan khusus untuk kayu Glulam (kayu
laminasi struktural) faktor penyesuaian tersebut adalah 1,05. Modulus elastisitas lentur
tidak perlu dikoreksi terhadap faktor waktu ( ).
V. Kekangan Ujung
STRUKTUR KAYU. 3
Perencanaan sambungan harus konsisten dengan asumsi yang diambil
dalam analisis struktur dan dengan jenis struktur / konstruksi yang akan dipilih dalam
gambar rencana / gambar kerja.
Dalam rangka sederhana semua sambungan harus diasumsikan bersifat sendi kecuali
bila dapat ditunjukkan melalui eksperimen atau analisis bahwa sambungan tersebut
dapat mengekang rotasi.
Pada kondisi beban rencana, sambungan harus mempunyai kapasitas rotasi / putaran
yang memadai untuk menghindari elemen penyambung terbebani secara berlebihan
(kelebihan beban).
Ru ..R (3.8)
Dengan R' adalah tahanan terkoreksi untuk komponen struktur, elemen, atau
sambungan, seperti tahanan lentur terkoreksi (M) tahanan geser terkoreksi (V`), dan
yang lain-lainnya.
Begitu pula dengan Ru diganti dengan Mu Vu dan sebagainya untuk gaya-gaya pada
komponen struktur atau konstruksi sambungan.
STRUKTUR KAYU. 4
Tahanan terkoreksi, harus meliputi pengaruh semua faktor koreksi yang berasal dari
keadaan masa layan dan faktor-faktor koreksi lainnya yang berlaku, faktor tahanan (),
yang digunakan dalam tata cara ini dirangkum dalam Tabel berikut ini.
Faktor waktu yang digunakan dalam kombinasi pembebanan pada persamaan 2 harus
sesuai dengan yang tercantum di dalam Tabel berikut ini.
Tekan C 0,90
Lentur o 0,85
Stabilitas s 0,85
Tarik t 0,80
Sambungan z 0,65
1,0
1,0
STRUKTUR KAYU. 5
X. Keadaan batas kemampuan layanan
Sistem struktur dan komponen struktur harus direncanakan dengan
memperhatikan batas-batas deformasi, simpangan lateral, getaran, rangkak, atau
deformasi lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuan layanan gedung atau
struktur kayu yang bersangkutan.
Perencana harus melakukan peninjauan terhadap keadaan batas layanan yang meliputi
antara lain lendutan jangka pendek, getaran, rangkak, perubahan dimensi dan
pengaruh waktu lainnya.
Lendutan akibat beban-beban harus dibatasi sedemikian sehingga tidak menimbulkan
kerusakan pada elemen-elemen konstruksi / struktural atau non-struktural yang terkait.
Luas bruto (Ag) komponen struktur kayu dalam setiap potongan adalh jumlah
luas seluruh elemen penyusun komponen struktur kayu yang diukur tegak
lurus terhadap sumbu komponen struktur.
Luas netto (An) komponen struktur kayu diperoleh dari luas bruto dikurangi
dengan jumlah material kayu yang hilang karena adanya lubang bor, baut, paku,
coakan, takikan dan lubang yang lain-lainny.
2. Stabilitas
Stabilitas harus dipenuhi oleh sistem struktur secara keseluruhan maupun oleh
komponen struktur/ konstruksi pada sistem struktur tersebut.
STRUKTUR KAYU. 6
3. Pengekang lateral
Pada titik-titik tumpu balok rangka dan komponen struktur kayu lainnya harus
disediakan kekangan pada rotasi terhadap sumbu longitudinalnya, kecuali bila hal
tersebut ternyata tidak diperlukan berdasarkan analisis ataupun percobaan.
4. Kondisi acuan
Tahanan acuan (R) dan tahanan acuan sambungn (Z) ditetapkan berdasarkan kondisi
acuan berikut :
a. Kondisi kering dengan kadar air setimbang maksimum tidak melebihi 19% untuk
kayu masif dan 16% untuk produk-pruduk kayu yang dilem, serta batas bawah
kadar air setimbang tahunan rata-rata adalah 6%.
b. Nilai tahanan acuan berlaku untuk kondisi terekspos secara berkelanjutan pada
temperatur hingga 380 C atau pada temperatur yang dapat mencapai 65 0 C
pada komponen struktur dan pada sambungan atau temperatur sesaat yang
melebihi dari 930 C pada panel struktural.
Komponen struktur kayu dan sambungannya tidak diperkenankan untuk secara
terus-menerus berada pada temperatur di atas 65 0 C.
Panel struktural tidak diperkenankan berada pada temperatur di atas 93 0 C
kecuali untuk waktu yang sangat pendek saja, untuk kondisi temperatur di atas
380 C secara berkelanjutan maka hrs diberlakukn faktor koreksi temperatur
c. Komponen struktur tunggal atau sambungan tanpa pembagi beban atau aksi
komposit.
5. Tahanan terkoreksi
Dengn R' adalh tahanan terkoreksi, R adalh tahanan acuan, C i adalah faktor faktor
terkoreksi.
Merupakan hasil perkalian dari beberapa faktor koreksi seperti pada persamaan 10
berikut ini
Cm adalah faktor koreksi layanan basah untuk memperhitungkan kadar air masa
layann yang lebih tinggi daripada 19 % untuk kayu masif dan 16 % untuk produk kayu
dengan cara yang dilem.
Cpt adalah faktor koreksi dari pengawetan kayu, untuk memperhitungkan pengaruh
pengawetan terhadap produk-produk kayu dan sambungan, nilai faktor koreksi
ditetapkan berdasarkan spesifikasi pemasok, ketentuan, atau tata cara yang berlaku.
Crt adalah faktor koreksi untuk tahan api, untuk memperhitungkan pengaruh
perlakuan tahan api terhadap produk-produk kayu dan sambungan, nilai faktor koreksi
ditetapkan berdasarkan spesifikasi pemasok, ketentuan, atau tata cara yang berlaku.
Tambahan dari faktor-faktor koreksi tersebut diatas untuk sambungan konstruksi antara
lain
C adalah faktor koreksi geometri, untuk memperhi tungkan geometri sambungan yang
tidak lazim
Cd adalah faktor koreksi penetrasi, untuk memperhi tungkan reduksi penetrasi alat
pengencang
Ceg adalah faktor koreksi dari serat ujung, untuk memperhitungkan reduksi tahanan
alat untuk pengencang yang dipasang pada serat-ujung.
Cst adalah faktor koreksi untuk pelat baja sisi, untuk sambungan geser dengan
memakai pelat baja sisi yang berukuran 100 mm.
STRUKTUR KAYU. 8
Ctn adalah faktor koreksi untuk paku miring, untuk sambungan konstruksi yang
menggunakan paku.
STRUKTUR KAYU. 9