Anda di halaman 1dari 9

Nama : Hengky Ternando

Npm : 15.301010.26
Mk : Struktur Kayu

DASAR PERENCANAAN STRUKTUR KAYU

I. Beban Dan Kombinasi Pembebanan

1. Beban nominal

Beban nominal adalah beban yang ditentukan didalam Pedoman Perencanaan


Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, beban nominal yang harus ditinjau
adalah beban sebagai berikut:

a. Beban Mati ( Dead Load : D )


Beban yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk
dinding, lantai beton, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan
layanan yang tetap lainnya.

b. Beban Hidup ( Live load : L )


Baban yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung termasuk pengaruh
kejut tetapi tidak termasuk beban dari lingkungan seperti angin hujan dan
yang lain-lainnya.

c. Beban Hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh orang


pekerja, peralatan dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang
dan benda bergerak lainnya ( La )

d. Beban Hujan ( H )
Tidak termasuk yang diakibatkan genangan air.

e. Beban Angin ( Wind : W )


Termasuk dengan memperhitungkan bentuk aerodinamika dari bangunan
dan peninjauan terhadap pengaruh angin topan, angin puyuh, dan angin
tornado, apabila diperlukan

f. Beban Gempa ( Earthquake : E )


yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989.

STRUKTUR KAYU. 1
2. Kombinasi pembebanan

Kombinasi pembebanan untuk struktur komponen struktur dan sambunganya


direncanakan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut ini :

1. 1,4 D (1)
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 ( La atau H ) (2)
3. 1,2 D + 1,6 ( La atau H) + (0,5 L atau 0,8 W) (3)
4. 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 ( La atau H ) (4)
5. 1,2 D 1,0 E + 0,5 L (5)
6. 0,9 D ( 1,3 W atau 1,0 E ) (6)

Khusus faktor beban untuk L didalam kombinasi beban pada persamaan (3), (4)
dan (5) harus sama dengan 1,0 untuk garasi parkir, daerah yang digunakan
untuk pertemuan umum dan semua daerah dimana beban hidup lebih besar dari
pada 5 kPa.

3. Beban lainnya
Pengaruh struktural akibat beban-beban lainnya termasuk juga, tetapi tidak
terbatas pada berat dan tekanan tanah, pengaruh temperatur, susut,
kelembaban, rangkak dan beda penurunan tanah, harus ditinjau di dalam
perencanaan.
Pengaruh struktural akibat beban yang ditimbulkan :
fluida (F), tanah (S), genangn air (P) dan tempratur (T) harus ditinjau dalam
perencanaan dengan menggunakn faktor beban:

1,3F, 1,6S 1,2P & 1,2T

STRUKTUR KAYU. 2
II. Perencanaan Keadaan Batas
Komponen struktur beserta sambungannya harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga tidak ada keadaan batas yang terlampaui pada saat struktur itu memikul
beban rencana yang bekerja.

Keadaan batas tahanan meliputi setiap tahanan yang diperlukan (gaya atau tegangan)
yang ditinjau pada setiap sistem struktur, komponen struktur, dan konstruksi
sambungannya.

III. Analisis Struktur


Pengaruh gaya /beban terhadap masing-masing komponen struktur dan
konstruksi sambungannya ditentukan dengan metode analisis struktur elastis.

Analisis tersebut harus memperhitungkan keseimbangn, stabilitas, kompatibilitas


geometris dan sifat material jangka pendek maupun panjang.

IV. Modulus Elastisitas Lentur


Untuk menentukn distribusi beban dalam struktur statis tak tentu dan untuk
perhitungan lendutan dan keadaan layanan lainya harus digunakan nilai modulus
elastisitas lentur rerata terkoreksi (Ew) yang digunakan dalam perencanaan tergantung
pada penggunaannya, dalam kasus perencanaan dimana tahann struktural atau
stabilitas ditentukn berdasarkan perhitungan maka harus digunakan nilai persentil
kelima trkoreksi (E05) yang ditetapkn
E05' = 1,03Ew'{1 1,645 (KVE)}

dengan 1,03 adalah nilai faktor koreksi dari nilai E w yang ditabelkan kpada nilai faktor
Ew bebas geser KVE = E / EW adalah koefisien variasi nilai Ew yaitu penyimpangan
deviasi standar Ew dibagi dengan nilai rerata Ew dan khusus untuk kayu Glulam (kayu
laminasi struktural) faktor penyesuaian tersebut adalah 1,05. Modulus elastisitas lentur
tidak perlu dikoreksi terhadap faktor waktu ( ).

Nilai Modulus Elasitas Kayu mnurut kelas kuat kayu :

Kelas Kuat Kayu E// ( Kg/cm2 )


I 125 000
II 100 000
III 80 000
IV 60 000

V. Kekangan Ujung

STRUKTUR KAYU. 3
Perencanaan sambungan harus konsisten dengan asumsi yang diambil
dalam analisis struktur dan dengan jenis struktur / konstruksi yang akan dipilih dalam
gambar rencana / gambar kerja.

Dalam rangka sederhana semua sambungan harus diasumsikan bersifat sendi kecuali
bila dapat ditunjukkan melalui eksperimen atau analisis bahwa sambungan tersebut
dapat mengekang rotasi.

Pada kondisi beban rencana, sambungan harus mempunyai kapasitas rotasi / putaran
yang memadai untuk menghindari elemen penyambung terbebani secara berlebihan
(kelebihan beban).

VI. Pembebanan Jangka Panjang


Analisis yang akan dilakukan pada struktur dan komponen struktur yang
mengalami deformasi akibat rangkak pada saat memikul beban kerja, harus
memperhitungkan terjadinya tambahan deformasi akibat rangkak dalam masa
layannya.

Apabila deformasi tersebut mempengaruhi tahanan atau kemampuan layanannya.

VII. Kondisi Batas Tahanan


Perencanaan sistem struktur, komponen struktur, dan sambungannya harus
menjamin bahwa tahanan rencana di semua/setiap bagian sistem komponen dan
sambungan struktur harus sama dengan atau melebihi gaya terfaktor ( R u ).

VIII. Gaya terfaktor


Gaya pada komponen struktur dan sambunganya (Ru) harus ditentukan dari
kombinasi pembebanan sebagaimana yang diatur dalam persamaan 2.

IX. Tahanan rencana


Tahanan rencana dihitung untuk setiap keadaan batas yang berlaku sebagai hasil
kali antara tahanan terkoreksi (R`), faktor tahanan (), dan faktor waktu () Tahanan
rencana harus sama dengan atau melebihi dari beban terfaktor ( R u )

Ru ..R (3.8)

Dengan R' adalah tahanan terkoreksi untuk komponen struktur, elemen, atau
sambungan, seperti tahanan lentur terkoreksi (M) tahanan geser terkoreksi (V`), dan
yang lain-lainnya.
Begitu pula dengan Ru diganti dengan Mu Vu dan sebagainya untuk gaya-gaya pada
komponen struktur atau konstruksi sambungan.

STRUKTUR KAYU. 4
Tahanan terkoreksi, harus meliputi pengaruh semua faktor koreksi yang berasal dari
keadaan masa layan dan faktor-faktor koreksi lainnya yang berlaku, faktor tahanan (),
yang digunakan dalam tata cara ini dirangkum dalam Tabel berikut ini.

Faktor waktu yang digunakan dalam kombinasi pembebanan pada persamaan 2 harus
sesuai dengan yang tercantum di dalam Tabel berikut ini.

Tabel Faktor tahanan ( )

Jenis Simbol Nilai

Tekan C 0,90

Lentur o 0,85

Stabilitas s 0,85

Tarik t 0,80

Geser/ unter v 0,75

Sambungan z 0,65

SNI-5-2002 Tata Cara Perencanan Konstrksi Kayu

Tabel Faktor waktu ( )

Kombinasi pembebanan Faktor waktu ()


1,4 D 0,6
1,2D+1,6L+ 0,5 (La atau H) 0,7 jika L dari gudang
0,8 jik L dri ruang umum
1,2 D + 1,6 ( La atau H ) + ( 0,5 L atau 0,8 W ) 1,25 jika L dari kejut
1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 ( La atau H ) 0,8
1,2 D 1,0 E + 0,5 L
0,9 D (1,3 W atau 1,0 E ) 1,0

1,0
1,0

Catatan: Untuk sambungn =1,0 jika L dari kejut.

SNI-5-2002 Tata Cara Perencanan Konstrksi Kayu.

STRUKTUR KAYU. 5
X. Keadaan batas kemampuan layanan
Sistem struktur dan komponen struktur harus direncanakan dengan
memperhatikan batas-batas deformasi, simpangan lateral, getaran, rangkak, atau
deformasi lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuan layanan gedung atau
struktur kayu yang bersangkutan.
Perencana harus melakukan peninjauan terhadap keadaan batas layanan yang meliputi
antara lain lendutan jangka pendek, getaran, rangkak, perubahan dimensi dan
pengaruh waktu lainnya.
Lendutan akibat beban-beban harus dibatasi sedemikian sehingga tidak menimbulkan
kerusakan pada elemen-elemen konstruksi / struktural atau non-struktural yang terkait.

XI. Struktur yang sudah ada


Ketentuan perencanaan dalam tata cara ini dapat diterapkan untuk
mengevaluasi struktur yang sudah ada, apabila gedung atau struktur kayu diubah
fungsi atau bentuknya maka harus dilakukan tinjauan terhadap kemungkinan pengaruh-
pengaruh akibat kerusakan atau perlemahan yang disebabkan perubahan itu.

XII. Syarat Syarat Perencanaan

1. Luas bruto dan netto

Luas bruto (Ag) komponen struktur kayu dalam setiap potongan adalh jumlah
luas seluruh elemen penyusun komponen struktur kayu yang diukur tegak
lurus terhadap sumbu komponen struktur.

Luas netto (An) komponen struktur kayu diperoleh dari luas bruto dikurangi
dengan jumlah material kayu yang hilang karena adanya lubang bor, baut, paku,
coakan, takikan dan lubang yang lain-lainny.

2. Stabilitas

Stabilitas harus dipenuhi oleh sistem struktur secara keseluruhan maupun oleh
komponen struktur/ konstruksi pada sistem struktur tersebut.

Perencanaan terhadap stabilitas dilakukan dengan memperhitungkan pengaruh beban


yang ditimbulkan oleh perubahan bentuk struktur atau komponen struktur sistem
pemikul beban lateral.

STRUKTUR KAYU. 6
3. Pengekang lateral

Pada titik-titik tumpu balok rangka dan komponen struktur kayu lainnya harus
disediakan kekangan pada rotasi terhadap sumbu longitudinalnya, kecuali bila hal
tersebut ternyata tidak diperlukan berdasarkan analisis ataupun percobaan.

4. Kondisi acuan

Tahanan acuan (R) dan tahanan acuan sambungn (Z) ditetapkan berdasarkan kondisi
acuan berikut :

a. Kondisi kering dengan kadar air setimbang maksimum tidak melebihi 19% untuk
kayu masif dan 16% untuk produk-pruduk kayu yang dilem, serta batas bawah
kadar air setimbang tahunan rata-rata adalah 6%.

b. Nilai tahanan acuan berlaku untuk kondisi terekspos secara berkelanjutan pada
temperatur hingga 380 C atau pada temperatur yang dapat mencapai 65 0 C
pada komponen struktur dan pada sambungan atau temperatur sesaat yang
melebihi dari 930 C pada panel struktural.
Komponen struktur kayu dan sambungannya tidak diperkenankan untuk secara
terus-menerus berada pada temperatur di atas 65 0 C.
Panel struktural tidak diperkenankan berada pada temperatur di atas 93 0 C
kecuali untuk waktu yang sangat pendek saja, untuk kondisi temperatur di atas
380 C secara berkelanjutan maka hrs diberlakukn faktor koreksi temperatur

c. Komponen struktur tunggal atau sambungan tanpa pembagi beban atau aksi
komposit.

5. Tahanan terkoreksi

Tahanan terkoreksi dihitung sebagai berikut ini :

R' = R x C1 x C2 ...... Cn .. (9)

Dengn R' adalh tahanan terkoreksi, R adalh tahanan acuan, C i adalah faktor faktor
terkoreksi.

6. Faktor koreksi untuk masa layanan

Merupakan hasil perkalian dari beberapa faktor koreksi seperti pada persamaan 10
berikut ini

Ci = Cm x Ct x Cpt x Crt (10)


STRUKTUR KAYU. 7
Faktor koreksi kayu untuk tahanan meliputi sebagai:

Cm adalah faktor koreksi layanan basah untuk memperhitungkan kadar air masa
layann yang lebih tinggi daripada 19 % untuk kayu masif dan 16 % untuk produk kayu
dengan cara yang dilem.

Ct adalah faktor koreksi dari temperatur, untuk memperhitungkan temperatur


layanan lebih tinggi daripada 380 C secara berkelanjutan / berlanjut.

Cpt adalah faktor koreksi dari pengawetan kayu, untuk memperhitungkan pengaruh
pengawetan terhadap produk-produk kayu dan sambungan, nilai faktor koreksi
ditetapkan berdasarkan spesifikasi pemasok, ketentuan, atau tata cara yang berlaku.

Crt adalah faktor koreksi untuk tahan api, untuk memperhitungkan pengaruh
perlakuan tahan api terhadap produk-produk kayu dan sambungan, nilai faktor koreksi
ditetapkan berdasarkan spesifikasi pemasok, ketentuan, atau tata cara yang berlaku.

7. Faktor koreksi tambahan untuk sambungan struktural

Tambahan dari faktor-faktor koreksi tersebut diatas untuk sambungan konstruksi antara
lain

Cdi adalah faktor koreksi diafragma, untuk memperhitungkan peningkatan tahanan


paku-paku yang digunakan pada struktur / konstruksi diafragma.

Cg adalah faktor koreksi dari aksi kelompok, untuk memperhitungkan pembebanan


yang tidak merata dari baris alat pengencang majemuk.

C adalah faktor koreksi geometri, untuk memperhi tungkan geometri sambungan yang
tidak lazim

Cd adalah faktor koreksi penetrasi, untuk memperhi tungkan reduksi penetrasi alat
pengencang
Ceg adalah faktor koreksi dari serat ujung, untuk memperhitungkan reduksi tahanan
alat untuk pengencang yang dipasang pada serat-ujung.
Cst adalah faktor koreksi untuk pelat baja sisi, untuk sambungan geser dengan
memakai pelat baja sisi yang berukuran 100 mm.

STRUKTUR KAYU. 8
Ctn adalah faktor koreksi untuk paku miring, untuk sambungan konstruksi yang
menggunakan paku.

STRUKTUR KAYU. 9

Anda mungkin juga menyukai