Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik,kehamilan bukan
suatu penyakit tetepi sering menyebabkan kompikasi akibat dari
perubahan anatomi dan fisiologi dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan
fisiologi yang terjadi pada ibu hamil adalah perubahan hemodinamik.
Selain itu darah yang terdiri atas cairan dan sel-sel ddarah berpotensi
menyebabkan komplikasi perdarahan dan trombosis jika terjadi ketidak
seimbangan faktor-faktor prokoagulasi dan hemostasis ( Sarwono,2010 ).

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu


peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya volume plasma bertambah
dan sel darah merah meningkat. Namun peningkatan volume plasma
terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
( Sarwono,2010 ).

Anemia didefenisikan sebagai kadar konsentrasi Hb atau hitungan


eritrosit di bawah batas normal. Ibu hamil di anggab anemia jika kadar Hb
di bawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33 % ( Sarwono,2010 ).

Penyebab anemia yang sering adalah nutrisi. Sekitar 75 % anemia


dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan
gambaran neritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi.
Penyebab tersering kedua adalah asam folat dan desfisiensi asam folat
dan defisiensi vitamin B12.

Menurut WHO prevelensi anemia diseluruh duniatertinggi pada anak


belum sekolah yaitu 47,4 % ,kemudian pada ibu hamil 41,8 % dan wanita
tidak hamil 30,2 %. Prevelensi anemia di Afrrika yaitu 57,1 % di Asia
Tenggara 48,2 % di Eropa 25,1 % dan Amerika 24,1 % ( Repository USU ).

Menurut Healt Nutrition and Population Statistic kejadian anemia


pada ibu hamil terjadi di semua negara baik negara belum
berkembang,sedang berkembang, dan negara maju. Di Indonesia
prevelensi anemia pada ibu hamil masih tinggi yaitu sekitar 63,5 %.
Lautan dkk melaporkan dari 31 wanita hamil pada trimester II didapat 23 (
74% ) menderita anemia, dan 13 ( 42% ) menderita kekurangan zat besi.
Sementara hasil riset kesehatan dasar ( Riskesdas ) pada 2010
menunjukkan 80,7 % perempuan usia 10-59 tahun telah mendapat tablet
tambah darah,namun hanya 18 % di antara yang mengonsumsi sebanyak
90 tablet. Data terbaru bahkan menyatakan ibu hamil yang terkena
anamia mencapai 40 - 50 %.

Anda mungkin juga menyukai