Anda di halaman 1dari 6

Laporan Dengan STAND UP

14 07 2009

STAND UP

Secara sederhana, Stand Up dapat diartikan sebagai laporan reporter dalam keadaan berdiri di
depan kamera. Laporan ini umumnya diberikan secara langsung (live report), namun stand up
juga dapat disampaikan secara rekaman (taping).
Stand-up penting dilakukan untuk berita-berita besar dan menarik. Langkah ini dapat
mengangkat kredibilitas seorang reporter maupun stasiun pemberitaan tv bersangkutan. Di
Indonesia, reporter RCTI mendiang Ersa Siregar pernah dikenal sebagai reporter stand upper
yang handal. Ia kerap melakukan stand up dari lokasi konflik di Aceh dalam kaitan dengan
konflik Aceh dengan GAM. Bahkan nyawanya pun berujung saat liputan.
Stand-up juga biasanya dilakukan apabila reporter tengah meliput di luar negeri. Ini tentu akan
memberikan kebanggan tersendiri bagi reporter maupun stasiun Tv yang mengirimkannya.
Penonton pasti akan memberi apresiasi tersendiri terhadap penampilan tersebut karena sesuatu
yang asing menarik untuk diperhatikan.
Reporter dapat melakukan stand-up di awal atau akhir berita. Bisa juga dua kali, di awal dan
akhir berita. Pada akhir berita, reporter mengakhirinya dengan menyebut nama, stasiun tv, serta
lokasi tempat melaporkan berita. Misalnya, Peter Arnett, CNN Bagdad, Irak.

Peter Arnett (CNN) saat Stand Up di Irak

Hasil stand-up tidak boleh cacat. Kalau pada saat merekam stand-up ada yang kurang sempurna
harus diulangi hingga sempurna. Oleh karena itu, sebelum melakukan stand-up, reporter harus
membuat catatan apa yang akan dikemukakan dan berusaha memahaminya. Pada saat stand-up,
reporter jangan terlalu terpaku dengan kalimat-kalimat yang disusun dalam catatan, tetapi
upayakan berimprovisasi supaya tidak kaku. Gunakan catatan hanya sebagai landasan berpijak
untuk stand-up. Laporan stand-up nantinya akan diolah kembali di mesin editing oleh editor
gambar dalam bentuk berita paket (package).

Tujuan dan maksud Stand Up:


Menunjukkan kredibilitas stasiun tv
Menunjukkan reporter berada di lokasi kejadian
Menggantikan visual yang tidak ada
Sebagai jembatan untuk menunjukkan dua lokasi yang berbeda
Untuk mengganti nara sumber yang menolak memberi pernyataan di kamera, untuk
perimbangan (balancing) berita
Untuk memperagakan suatu alat
Sebagai style station, standar penutup laporan

Stand up pada dasarnya adalah menulis di layar, tanpa bantuan alat apapun dari komputer di
newsroom. Reporter harus siap membacakan laporan stand up begitu camera siap. Seorang
stand-upper yang baik adalah seorang pengingat yang kuat. Ia harus mengingat (hapal) semua
catatan berita yang disusun sebelumnya, dan tidak banyak membaca catatan di kertas.

Jangan pernah melakukan stand up dengan hanya membaca naskah jadi yang telah ditulis. Ini
akan membuat reporter hanya penghapal naskah, bukan penyampai yang baik. Buat poin-poin
laporan dalam kertas, kembangkan dengan frame sendiri yang telah dimiliki.
Lama durasi sebuah laporan stand-up berkisar antara 10 sampai 20 detik. Namun dalam beberapa
kasus, laporan dapat saja disampaikan lebih panjang jika sebuah cerita yang kompleks
membutuhkan pemaparan rinci, namun tak memiliki gambar yang cukup.
Reporter SCTV sedang bersiap stand up

Latar belakang laporan juga penting diperhatikan, untuk memberi tahu pemirsa di mana reporter
berada. Pemilihan latar belakang lokasi yang pas dapat membentuk kepercayaan pemirsa
terhadap laporan yang diberikan reporter. Jika melaporkan kebakaran, akan lebih pas jika latar
belakang laporannya ada di depan lokasi kebakaran. Saat unjuk rasa ribuan buruh, lebih baik
reporter stand-up di depan ribuan buruh. Hindari latar belakang stand-up yang buruk, seperti
tembok, lokasi yang berbeda dengan yang diceritakan

Perlu diperhatikan, stand-up tidak dimaksudkan untuk membuat reporternya terkenal. Stand-up
juga tidak difungsikan untuk menggantikan gambar-gambar yang bagus.

BEBERAPA TIPS UNTUK STAND-UP

1. Buat naskah secara sederhana dan singkat. Hindari nama, tanggal, dan informasi yang rumit.
Anda akan mendapatkan kesulitan dalam menghafalkannya. Ingat, stand-up adalah bagian naratif
berita yang sedang ditampilkan. Jadi Anda harus mengenali secara memadai voiceover sebelum
dan sesudahnya. Adakalanya, perujukan pada buku catatan dan notes dibenarkan. Misalnya,
catatan soal pernyataan seorang hakim saat membacakan alasan kenapa dia mengambil
keputusan tersebut.
2. Cobalah membaca dengan suara keras, untuk latihan, sebelum pengambilan gambar.

3. Cobalah untuk melupakan orang-orang disekitar Anda. Fokuskan pada lensa kamera dan
cobalah berkonsentrasi.

4. Ketika Anda mengarah pada kamera, bayangkan Anda sedang berbicara dengan teman.
Jagalah agar mata Anda fokus pada lensa kamera sepanjang waktu selama melakukan stand-up.
Bahkan memandang sepintas keluar dari komposisi akan membuat Anda terkesan gugup.
Mulailah menatap lensa beberapa detik sebelum Anda mulai berbicara dan teruslah melihat
beberapa detik setelah selesai.

5. Gerakkanlah tubuh atau mata Anda secara wajar, agar Anda tak kelihatan kaku.

6. Sampaikanlah suara Anda dengan suara jernih, berwibawa dan dengan langkah yang wajar.
Jangan terburu-buru, dan pada yang sama juga jangan terlalu lamban.

7. Stand-up yang terekam dalam paket berita tidak boleh ada cacat. Kalo perlu dilakukan
beberapa kali pengambilan.

8. Dalam Stand-up komposisi gambar yanga penting. Misalnya, bila Anda harus melakukan
stand-up di depan aksi kerusuhan, maka bisa dilakukan dengan latar belakang mobil yang masih
terbakar. Atau aksi kerushan atau demonstrasi masih berlangusng.

9. Sekali-kali melakukan stand-up sambil bergerak atau berjalan.

10. Dalam stand-up Anda harus tampil rapi dan natural. Oleh sebab itu, sebaiknya reporter
(terutama wanita) setiap ke lapangan membawa perangkat make-up.

Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas mengenai cara melaporkan suatu peristiwa dengan
berdiri atau stand up. Biasanya laporan cara seperti ini dilakukan secara langsung atau live.
Sangat jarang stand up disampaikan dengan rekaman. Jika rekaman akan berbentuk sebagai Live
on Tape (LOT) atau sekedar on cam biasa.
Yang harus diperhatikan saat membuat naskah laporan stand-up, laporan jenis ini biasanya tidak
berdiri sendiri. Umumnya, sebelumnya didahului dengan pengantar presenter dari studio. Jadi,
reporter lapangan haruslah tetap menganggap presenter di studio sebagai lawan bicaranya, bukan
pemirsa di rumah. Sehingga semua sapaan bagi pemirsa tidak diperlukan.

Namun, tidak semua stasiun Tv di Indonesia menggunakan pendekatan semacam ini. Ada
beberapa stasiun Tv yang membuat stand up seolah sedang bicara dengan pemirsa. Tidak salah
memang, tapi tidak umum. Karena kalau melihat proses yang terjadi, sebenarnya seorang
reporter lapangan melakukan stand up dan berbicara langsung dengan presenter di studio.
Presenter adalah mediator atau jembatan komunikasi dengan pemirsa. Dan ini tak bisa dibalik.

A. Contoh naskah laporan stand up untuk live:


Terima kasih Sandra, saat ini saya tengah berada di lokasi gempa bumi di wilayah Bantul
Yogyakarta. Situasi di sini belum banyak berubah. Ribuan warga korban gempa masih
mengungsi di 5 titik utama/ yakni kantor kecamatan/ mesjid/ pasar/ sekolah dan sejumlah tempat
terbuka seperti lapangan sepakbola//

((..ROLL gambar.))

Wilayah Bantul adalah kawasan yang mengalami kerusakan terparah di Yogyakarta// Di kawasan
ini lebih dari 3 ribu orang meninggal akibat gempa// Data yang kami peroleh/ bantuan bagi
korban terutama pangan belum banyak ditemui di kawasan ini// Lambatnya bantuan masuk/
karena wilayah ini jauh dari pusat kota Yogyakarta// ..
Demikian Sandra yang bisa saya laporkan sementara dari kawasan Bantul/ Yogyakarta//

B Contoh naskah laporan stand-up untuk berita taping:


Di awal laporan
Bencana gempa bumi di Yogya dan Jawa Tengah/ selain menimbulkan korban jiwa/ ternyata juga
menyebabkan sejumlah orang korban gempa stress// Bagaimana penanganan masalah kejiwaan
ini bagi para korban gempa/ saya ajak anda mengikuti proses terapi jiwa/ yang dilakukan rumah
sakit sardjito yogyakarta//
((.ROLL laporan))

Di tengah laporan:
Roll liputan Tidak mudah memang menjadi orang tua bagi anak
penderita autis// Butuh perjuangan besar dan kesabaran// Lalu bagaimana mengajarkan berbagai
hal kepada penderita autis??/ kita simak lanjutan reportase ini// ..roll liputan

Di akhir laporan:
Roll laporan Terpencilnya letak sejumlah desa di Bantul/
menyebabkan sulitnya pasokan bantuan menjangkau desa-desa tersebut// Diperlukan pemetaan
lokasi yang jelas/ agar pasokan bantuan tepat sasaran/ jatuh pada korban gempa yang
membutuhkan// Saya Sandra Dewi dan Glenn Fredly melaporkan dari Bantul Yogyakarta//

Live Reporting
Stand up dalam live reporting dapat saja berbentuk paket panjang yang diorganisasi secara
komprehensif oleh reporter dan tim di lapangan. Selain mencari data-data penunjang, untuk
kepentingan ini seorang reporter harus melengkapi laporannya dengan gambar-gambar yang kuat
dan wawancara dengan narasumber. Gambar dan wawancara ini akan diselipkan (di-insert)
ditengah laporan reporter.

Contoh:
Laporan live mengenai kebakaran sebuah apartemen di pusat kota Jakarta. Laporan harus
dimulai dengan gambar reporter dengan latar belakang lokasi kebakaran.
Opening: (Anung) one shot
Dari lokasi kebakaran apartemen di Kuningan Jakarta Selatan dapat kami laporkan, dua orang
penghuni apartemen ditemukan tewas pagi tadi. Namun sejauh ini belum ditemukan adanya
korban jiwa lain dalam musibah ini. Pemadaman api sendiri dimulai dinihari tadi oleh tim
pemadam kebakaran gabungan se-Jakarta. Dan sekarang, kita akan dengarkan keterangan dua
korban yang berhasil selamat dari musibah kebakaran ini.
Sot:
1. Krisna / korban selamat
kami sedang tidur dan terbangun saat mendengar suara riungan mobil pemadam kebakaran.
Kami juga mencium bau asap yang cukup pekat. Seketika saya loncat dari tempat tidur dan
berpakaian, kemudian mengajak lari istri saya
2. Widodo/ korban selamat
Saya terkejut dan sangat ketakutan. Namun alhamdulillah, saya bias selamat
(Anung) two shot
Bersama saya sekarang kepala Dinas Kebakaran/ Rahmat Hidayat// Pak Rahmat, terpikirkah
anda semua penghuni apartemen sudah berada di luar saat regu pemadam tiba?
(Rahmat Hidayat)
Ya, kami sangat berharap. Karena tak ada laporan korban masih ada yang terjebak dalam
gedung, kami pun mulai konsentrasi memadamkan api dari segala penjuru. Kami tak pernah
(Anung)
Bagaimana petugas memulai pemadaman api?
(Rahmat Hidayat)
Kami memulai dengan.
(Anung)
Terima kasih, pak Rahmat.
Pasangan yang ditemukan meninggal diidentifikasi sebagai Doni dan Dona. Sejauh ini belum ada
informasi lainnya mengenai pasangan ini.
V/O
Dapat anda saksikan bagian bangunan apartemen yang terbakar ini. 10 lantai dari 21 lantai
musnah terbakar.
Closing (Anung)
Sekali lagi, dua orang penghuni tewas dan sejumlah lainnya dikabarkan hilang dalam kebakaran
yang menimpa apartemen Zanzibar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Anung Purbowo dan
juru kamera Firdaus Noor TPI melaporkan dari Jakarta//

Anda mungkin juga menyukai