Anda di halaman 1dari 10

A.

Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

1. Pengertian Sistem Hukum


Dalam suatu sistem terdapat ciri-ciri tertentu, yaitu terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain
berhubungan ketergantungan dan dalam keutuhan organism yang teratur serta terintegrasi. Dalam kaitannya
dengan hukum, maka Prof. Subekti,S.H. berpendapat bahwa suatu sistem adalah suatu susunan atau tatanan
yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun atas
suatu rencana atau pola, hasil dari suatu penulisan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian sifat
sistem itu menyeluruhdan bestruktur yang keseluruhan komponen-komponennya bekerja sama dalam
hubungan fungsional.
Untuk memberikan pengertian apakah hukum secara pasti itu sangatlah sulit, karena setiap pakar
mendefinisikan hukum sesuai dengan pandangannya sendiri-sendiri. Namun demikian untuk memberikan
pegangan dibawah ini ada beberapa pengertian hukum yang dikemukakan oleh para ahli yang diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Utrecht member batasan hukum bahwa: hukum itu adalah himpunan peraturan-peraturan(perintah dan
larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakatdan karna itu harus ditaati.
b. Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua peraturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan,
ditunjukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa-
penguasa Negara dalam melakukan tugasnya.
c. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya penggunanya
pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang
jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
d. S.M. Amin,S.H., hukum adalah kumpulan-kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-
sanksi itu disebut hukum dan tujuan hukum dan tujuan hukum adalah mengadakan tata ketatatertiban dalam
pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.

2. Unsur-Unsur Hukum
Dari rumusan-rumusan definisi tentang hukum tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa hukkum
itu meliputi beberapa unsur , yaitu sebagai berikut.
a. Peraturan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat .
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
c. Peraturan itu bersifat memaksa.
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan bersifat tegas.

3. Sumber-Sumber Hukum
Yang dimaksud sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang jika dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.
Sumber-sumber hukum formal antara lain sebagai berikut.
a. Undang-undang (statuta).
b. Kebiasaan (costum).
c. Keputusan hakim (yudisprudensi).
d. Traktat (treaty).
e. Pendapat sarjana hukum (doktrin).

4. Macam-Macam Pembagian Hukum


a. Pembagian hukum menurut sumbernya
Menurut sumbernya, hukum dapat dibagi menjadi sebagai berikut.
1). Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan.
2). Hukum kebiasaan (adat), yaitu hukum yang ada dalam peraturan-peraturan kebiasaan (adat).
3). Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan negara-negara didalam surat perjanjian antar negara.
4). Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
b. Pembagian hukum menurut bentuknya
Menurut bentuknya, hukum dapat dibagi sebagai berikut .
1). Hukum tertulis, hukum ini dapat berupa hukum tertulis dan dimodifikasikan, bisa juga hukum tertulis di
modifikasikan.
2).Hukum tak tertulis (hukum kebiasaan).
c. Pembagian hukum menurut tempat berlakunya
Menurut tempat berlakunya, hukum dapat dibagi dalam menjadi sebagai berikut.
1). Hukum nasional, artinya hukum yang berlaku dalam suatu negara.
2). Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia internasional.
3).Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam negara lain.
4).Hukum gereja, yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh gereja untuk anggota-anggotanya.
d. Pembagian hukum menurut waktu berlakunya
menurut waktu berlakunya, hukum dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
1) Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu
dalam suatu daerah tertentu. Singkatnya hukum yang berlaku bagi suatu masyarakat pada suatu
waktu dan dalam suatu tempat tertentu. Ada yang menamakan hukum positif itu tata hukum .
2) Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang.
3) Hukum asasi ( hukum alam ) yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk
segala bangsa di dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-
lamanya terhadap siapapun juga disegala tempat.
4) Hukum antar waktu adalah hukum yang mengatur suatu peristiwa yang menyangkut hukum yang
berlaku saat ini dan hukum berlaku pada masa lalu.

e. Pembagian hukum menurut cara berlakunya


menurut cara memberlakuakanya, hukum dapat dibagi menjadi sebagai berikut.
1) Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan-
kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan-larangan .
2) Hukum formal ( hukum proses atau hukum cara), yaitu hukum yang memuat hukum peraturan-
peraturan yang mengatur bagaimana cara-cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material
atau peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara-cara mengajukan suau perkara kemuka
pengadilan dan bagaimana cara-cara hakim memberi keputusan. Contoh:

a) Hukum acara pidana, yaitu peraturan-peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara
memelihara dan mempertahankan hukum pidana material, peraturan-peraturan yang mengatur
bagaimana cara-cara mengajukan sesuatu perkara pidana, kemudian pengadilan pidana dan
bagaimana cara hakim pidana memberi keputusan.
b) Hukum acara perdata, yaitu peraturan-peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara
memelihara dan mempertahankan hukum perdata material atau peraturan-peraturan yang
mengatur bagaimana cara-cara mangajukan suatu perkara perdata, kemuka pengadilan perdata
dan bagaimana cara hakim perdata memberikan putusan.

f. Pembagian hukum menurut isinya


Menurut isinya, hukum dapat dibagi menjadi sebagaiberikut.
1) Hukum privat atau hukum sipil,yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan antaraorang satu
dengan orang yang lain dengan menitikberatkan pada kepentinganinganperseorangan. Hukum privat
atau hukum sipil dalam arti luas meliputi hukum perdata dan hukum dagang dalam arti sempit,
hukum privat atau hukum sipil sama dengan hukum perdata.
Hukum perdata mencangkup sebagai berikut.
a) Hukum perseorangan, yaitu hukum yang memuat peraturan peraturan tentang manusia sebagai
subjek hukum dan tentang kecakapan untuk memiliki hak- hak dan untuk bertindak sendiri
melaksanakan hak- haknya itu.
b) Hukum kelurga, yaitu hukum yang memuat tentang perkawinan serta hubungan dalam harta
kekayaan antara suami- istri tentang hubungan orang tua- anak, perwalian, dan pengampunan.
c) Hukum harta kekayaan,yaitu hukum yang mengatur hukum yang dapat dinila dengan uang.
Hukum ini meliputi hak mutlak (hak yang berlaku pada setiap orang) dan hak perorangan (hak-
hak yang hanya berlakuterhadap seseorang atau suatu pihak tertentu).
d) Hukum waris, yaitu hukum yang mengatur tentang benda atau kekayaan seseorang yang sudah
meninggal.
e) Hukum dagang, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara produsen dan konsumen dalm jual
beli barang dan jasa.
2) Hukum public atau hukum Negara, yaitu hukumyang mengatur hubungan antara Negara dengan alat-
alat perlengkapan atau hubungan antara Negara dengan perseorangan ( warga Negara).
Hukum public meliputi sebagai berikut.
a) Hukum tata Negara, yaitu hukum yang mengatur bentuk dan susunan pemerintahan suatu Negara
serta hubungan kekuasaan antra alat- alat perlengkapan satu sama lain, dan hubungan antara
Negara (pemerintahan pusat) dengan bagian bagian Negara.
b) Hukum administrasi Negara (hukum tata usaha Negara atau hukum tata pemerintahan), yaitu
hukum yang mengatur cara cara menjalankan tugas ( hak dan kewajiban ) dari kekuasaan alat
alat perlengkapan Negara.
c) Hukum pidana, yaitu hukum yang mengatur perbuatan perbuatan apa yang dilarang dan
memberikan pidana kepada siapa yang melanggarnya serta mengatur bagaimana cara cara
mengajukan perkara ke muka pengadilan.
d) Hukum internasional.

6. Tujuan Hukum
Ada beberapa pendapat tentang tujuan hukum , antara lain sebagai berikut.
a. Menurut Prof. Dr. Soebekti, S.H. tujuan hukum adalah mengabdi pada tujuan Negara, yaitu
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya.
b. Menurut L. J. Van Apeldoorn tujuan hukum adalah mengaturpergaulan hidup secara damai.
Jadi, hukum menghendaki perdamaian dalam masyarakat dapat terwujud apabila kesimbangan
kepentingan masing masing anggota masyarakat benarbenar dijamin oleh hukum.
c. Menurut Prof. Van Kan tujuan hukum adalah menjaga setiap kepentingan manusia agar tidak
diganggu.
d. Menurut Dr. Soegjono Dirdjosisworo, S.H. tujuan hukum adalah melindungi hubungan
hubungan dalam masyarakat sehingga dapat di wujudkan keadaan aman, tertib, dan adil.
Secara umum tujuan hukum adalah sebagai berikut.
a. Mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
b. Untuk mencapai keadilan dan ketertiban.
c. Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.
d. Memberikan petunjuk bagi orang orang dalam pergaulan masyarakat.
e. Menjamin kebahagiaan kepada orang sebanyak-banyaknya.

7. Fungsi dan ciri Negara hukum


Fungsi hukum antara lain sebgai berikut.
a. Sebagai perlndungan, artinya hokum mempunyai pungsi untuk melindungi ketertiban hokum
masyarakat dari ancaman bahaya dan tindakan yang dating dari sesamanya dan kelompok masyarakat
termasuk yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan dan yang datang dari luar, yang di tunjukan
terhadap fisik, jiwa, kesahatan, nilai-nilai, dan Hak Asasi Manusia,
Misal : pengakuan hk milik pribadi
b. Sebagai keadilan bagi manusia. Artinya hokum harus sesuai dengan nilai-nilai dan hak hak yang kita
percayai, harus dijaga dan dilindungi oleh semua pihak.
c. Hukum sebagai pembangunan, artinya hokum dijadikan sebagai acuan penentu arah, tujuan, dan
pelaksanaan pembangunan serta sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat disegala aspek
kehidupan.
Adapun cirri Negara hokum antara berikut.
a. Pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia, yang mengandung persamaan bidang politik,
hokum, social, ekonomi dan kebudayan.
b. Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan atau
kekuatan apapun.
c. Legalitas dalam arti hokum dalam segala bentuknya.
B. Peranan Lembaga-Lembaga peradilan
1. Badan-badan peradilan di Indonesia
Beberpa badan peradilan di Indonesia antara lain peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer,
peradilan tata usaha Negara, dan mahkamah konstitusi.
a. Perdilan umum
Dalam pasal 2, uu no 2 ahun 1986 disebutkan bahwa peradilan umum adalah salah satu pelaksana
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
yang di maksud dengan rakyat pencari keadiln adalah setiap orng WNI atau bukan yang mencari
keadian pada pengadilan di Indonesia.
Dalam operasionalnya kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh
badan berikut.
1) Pengadilan negeri sebagai pengadiln tingkt pertama.
2) Pengadilan tinggi sebagai pengadilan tingkat banding.
3) Mahkmah agung sebgai pengadilan Negara tertinggi.
Tempat kedudukan pengadilan negar adala di kota atau di ibukota kabupaten daerah hokum meliputi
kota atau kabupaten yang bersangkutan. Dikecualikan dari ketentuan ini adalah pengadilan Negara
Jakarta pusat, karena daerah hukumnya selain wilayah Jakarta pusat juga meliputi tindak pidana yang
di lakukan di luar negeri. Adapun pengadilan tinggi berkedudukan di ibu kota provinsi dengan
daerah hukumnya meliputi provinsi yang bersangkutan. Mahkamah agung berkedudukan di ibukota
Negara, wlayah hukmny adalah seluruh Indonesia.
b. Peradilan agama
Peradilan agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama isla. Peradilan ini merupaan
salah satu pelaksana, kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama islam
mengenai perkara perdata perdata tertentu yang di atur dalam uu no.7 tahun 1989. Peradilan agama
adalah lembaga yang berda di bawah departemen agama yang bertugas untuk menyelenggarakan
kekuasaan kehakiman guna menegakkan hokum dan keadilan yang mempunyai lngkup kewenangan
berikut.
1) Peradilan bagi rakyat pencari keadilan yang beragama islam
2) Memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkasa perdata tertentu, yakni di
bidang:perkawinan;kewarisa,wasiat dan hibah yang di lakukan berdasarkan islam;wakap dan
sedekah.
c. Peradilan Piliter
Hal hal yang berkitan dengan peradilan militer sekarang ini di atur dalam uu no.31 tahun 1997
tentag peradilan militer. Sebelumnya ketentun yang mengaturnya adalah uu no 7 tahun 1946 tentang
pengadila tentara, yang menentukan di samping pengadilan ada pengailan biasa. Peradilan militer
merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman yang mempunyai kopetensi memeriksa dan
mengadili perkara perkara pidana yang di lakukan oleh seseoang yang bersttus sebagai anggota
militer atau yang di persamakan dengan itu. Secar administrative, peradilan militer berda di bawah
organissi militer. Dalam hal terjadi kasus pidana militer, maka akan berlaku hokum pidana militer
yang di atur dalam kuitab undang-undang hokum pidana militer (KUHPM) sebagai hokum materil.
Sedangkan hokum formil (acaranya) yang berlaku adalah hokum acara pidana militer dan berlaku
dalam jurisdiksi peradilan militer.
d. Peradlan tata usaha Negara
Dalam pasal 4 undang undang no. 5 tahun 1986 disebutkan bahwa peradlan tata usaha Negara adalah
suatu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sangketa tata usaha
Negara. Adapun yang dirnaksud dengan sngketa tata usha negar adalah sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha Negara antara hkum orang atau badan hokum perdata dengan baan atau pejabat
tata usaha Negara, termasuk sengketa epegawaian berasrkan perturan perundng undangan yang
berlaku.
e. Mahkamah agung
Susunan organisasi mahkamah agung menurut undang undang nomor 5 tahun 2004 tentang
perubahan ats uu no. 14 tahun 1985 terdiri dari pimpinan, hakim anggota, panitera, dan seorang
sekretaris. Sedang yang di maksud dengan pimpinan mahkamah agung yang berjumlah 60 orang.
Susunan organisasi mahkamah gung RI selengkapnya sebagai berikut.
1) Ketua mahkama agung.
2) Dua wakil ketua mahkamah agung, yaitu sebagai berikut.
3) Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan ketua muda mahkamah agung selama 5 tahun.
4) Ketua ketua muda terdiri dari 5 ketua muda.
5) Panitera.
6) Wakil panitera/wakil sekretaris jenderal.
7) Direktur.
Mahkamah Agung sebagai Lembaga Tinggi Negara yang melakasanakan kekuasaan kehakiman dan
merupakan Pengadilan Negara Tertinggi mempunyai fungsi sebagai berikut.
1) Fungsi bidang peradilan
Dalam bidang peeradilan, Mahkamah Agung sebagai puncak peradilan menangani lima hal. Yaitu,
kasasi, peninjauan kembali, sengketa wewenang mengadili, memutus dalam tingkat pertama dan
terakhir semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal
perang Indonesia, serta melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan pengadilan dalam
lingkungan peradilan yang berada di bawahnya, berdasarkan ketentuan Undang Undang.
2) Fungsi bidang pengawasan
Melakukan pengawasan tertinggi atas perbatan pengadilan dalam lingkunggan peradilan yang berada
di bawahnya, berdasarkan undang undang.
3) Fungsi bidang pemberian nasihat
Memberikan pertimbangan hukum kepada Presiden dalam permohonan Grasi dan rehabilitasi
4) Fungsi bidang pengamanan
5) Fungsi bidang administrasi
6) Fungsi bidang tugas dan kewenangan lainnya.

f. Mahkamah Konstitusi
Menurut UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, MK merupakan salah satu lembaga
Negara yang melakukan dibidang kekuasaan kehakiman. MK bersifat bersifat merdeka dalam
menyelanggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan. MK berkedudukan di Ibu Kota
Negara Indonesia. Susunan MK terdiri dari 9 (Sembilan) anggota hakim Konstotusi dengan
komposisi seseorang ketuya merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota dan 7
anggota. Untuk melangkahkan tugasnya, MK dilengkapi dengan sekretariat jendral dan kepaniteraan.
Kewenangan MK antara lain sebagai berikut.
1) Menguji UU terhadap UUD
2) Memutus sengketa kewenangan lembaga lembaga Negara
3) Memutus pembubaran partai politik
4) Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
5) Memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presidden lagi.

C. Sikap Yang Sesuai Dengan Ketentuan Hukum Yang Berlaku


1. Sikap Menjungjung Tinggi Hukum
Peran serta dalam upaya penegakkan hokum di Indonesia. Penegakkan hokum sebagai usaha semua
kekuatan bangsa, menjadi kewajiban kolektif semua komponen bangsa antara lain sebagai berikut.
a. Aparatur Negara yang memang di tugaskan dan diarahkan untuk itu seperti polisi, hakim, dan jaksa
yang dalam dunia hukum disebut secara ideal sebagai The Three Musketers atau tiga pendekar
hukum, yang mempunyai fungsi penegakkan dengan sifat yang berbeda beda akan tetap bermuara
pada terciptany a hukum yang adil, tertib, dan bermanfaat bagi semua manisia. Polisi menjadi
pengatur dan pelaksan penegak hukum di dalam masyarajkat, hakim sebagai pemutus hukum yang
adil. Sedangkan jaksa adlah institusi penuntutan Negara bagi para pelanggar hukum yang diajukan
polisi.
b. Pengacara yang memiliki fungsi advokasi dan mediasi bagi masyarakat baik yang bekerja secara
individual ataupun yang bergabung secara kolektif melalui lembaga lembaga bantuan hukum,yang
menjadi panutan masyarakat yang awam hukum,agar dalam proses peradilan tetap di perlakukan
sebagai manusia yang memiliki kehormatan ,hak,dan kewajiban,sehingga keputusan hakim akan
memacu pada kebenaran,keadilan yang di landasi penghormatan manusia atas manusia
c. Para eksekutip yang bertebaran di berbagai lahan pengabdian sejak dari pegawai pemerintah yang
memiliki beraneka pungsi dan tugas kewajiban sampai pada para penyelenggara yang memiliki
kekuasaan politik (legislatif)
d. Masyarakat pengguna jasa hukum untuk pencari keadilan jangan sampai justru mendorong
penyalahgunaan hukum (menyuap aparat)
2. Contoh perbuatan yang bertentangan dengan hukum
Pertbuatan yang bertentangan dengan hukum dalam kitab undang-undang hukum pidana di kenang 2
istilah tindak pidana yaiti kejahatan dan pelanggaran
a. Tindak kejahatan
Contoh tindak pidana kejahatan antara lain sebagai berikut
1) Tindakan makar,yaitu tindakan yg menggulingkan pemerintah (pasal 107 KUPH ).
2) Pengenaan terhadap presiden dan wakil presiden (pasal 174 KUHP).
3) Menyatakan permusuhan,kebencian dan penghinaan pada pemerintah di muka umum (pasal 154
KUHP).
4) Menodai bendera bendera refublik Indonesia (pasal 154 a KUPH ).
5) Menyatakan permusuhan kebencian dan permusuhan terhadap suatu golongan rakyat di muka
umum (pasal 156 KUHP ).
6) Mengetahui permukapatan jahat tetapi tidak mencegah atau melapor (pasal 164).
7) Melanggar kesusilaan (pasal 281 KUHP).
8) Dengan sengaja merampas nyawa orang lain ( pasal 338 KUHP).
b. Tindak Pelanggaran
Contoh Tindak Pidana Pelanggaran Antara lain sebagai berikut.
1) Mabuk di muka umum yg merintangi lalu lintas dan ketertiban atau mengancam keselamatan
orang lain (pasal 492 KUPH).
2) Meninggalkan anak yg perlu di jaga sehingga membahayakan anak tersebut (pasal 491 KUHP).
3) Melakukan pestan atau keramayan tampa izin polisi (pasal 510 KUHP).
4) Menyanyikan di muka umum lagu-lagu yg melanggar kesusilaan (pasal 532 KUHP).
5) Melakukan pembelian, atau penjualan,penyimpanan barang dari hasil curian (pasal 481 KUHP).
6) Berbuat curang pada pembeli (pasal 383 KUHP).
7) Menggadaikan tanah milik orang lain.
2. Landasan hukum pemberantasan korupsi di Indonesia
Keseriusan pemerintah untuk membahas korupsi di Indonesia tidak dapat di ragukan lagi. Hal ini
dibuktikan paling tidak ada 9 peraturan yang tujuannya adalah untuk memberantas korupsi di Indonesia.
Peraturan perundangan yang merupakan instrument-instrumen hukum menjadi landasan pemberantasan
korupsi di Indonesia antara lai sebagai berikut.
a. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
b. Undang-undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
c. Undang-undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
d. Undang-undang No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Korupsi.
e. Undang-undang No.30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

3. Dampak Negative Korupsi


Salah satu penyebab Koupsi adalah kemiskinan , tetapi korupsi seperti dikemukakan oleh Bank Dunia,
juga menyebabkan kemiskinan di Negara berkembang.menurut Bank DUnia, kemiskinan tersebut
dikarenakan para elit Negara berkembang mengambil kekayaan negerinya, dan kemudian menyimpan
pada rekening-rekening yang sangat tersembunyi di Negara maju yang tidak dapat di sentuh
(untouchable) bahkan oleh kekuasaan maju. Di Asia Tenggara kasus yang paling mencolok adalah
Ferdinand Marcos (Filipina) dan sejumlah konglomerat Indonesia yangmemarkiruangnya di Singapura.
Akibat dampak perilaku korupsi,yaitu sebagai berikut.
a. tindakan korupsi mencerminkan kegagalan mencapai tujuan tujuan yg di tetapkan pemerintah
misalnya korupsi dalam pengangkatn pejabat.
b. korupsi akan segera menular ke sector swasta dalam bentuk upaya mengejar laba dengan cepat.
c. korupsi mencerminkan kenaikan biaya administrasi (pembayar pajak harus ikut
menyuap,karena,membayar beberapa kali lipat).
d. jika korupsi merupakan bentuk pembayaran yg tidak sah,hal ini akan mengurangi jumlah dana yg di
sediakan untuk public.
e. korupsi merusak mental pemerintah,meluntuyrkn keberanian yg di perlukan untuk mematuhi standar
etika yg tinggi.
f. korupsi dalam pemerintahan merupakan rasa hormat pada kekuasaan,dan akhirnya menurunkan
legilitimasi pemerintah.
g. jika elit politik dan pejabat tinggi pemerintah secara luas di anggap korup,maka public akan
menyimpulkam tidak ada alasan bagi public untuk tidak boleh korup lagi.

3.Upaya penanggulangi korupsi


Pada prinsipnya,korupsi tidak dapat di tangkal hanya dengan satu cara.mekanisme penaunggulangnnya
dapat di tempuh melalui upaya berikut.

a. dari sisi politik dalam bentuk adanya kemauan politik (politicalwill)dari pimpinan nasional,dan turun
kepadapimpinan setiap organisasi.
b. dengan menenegakan hukum secara adil.
c. di perlukan shock therpy untuk membuat tindakan korupsi terhenti.
d. membangun mekanisme yg menjamin dilaksanakannya praktik good govemance,baikdi sector
pemerintah,bisnis,maupun milaba.
e. memberikan pendidikan,baik dalam kontek pormal maupun social, yang mengembangkan nilai
bahwa korupsi adalah nilai yang tidak sesuai dengan pradaban manusia.
f. lewat pendekatan religi.

Anda mungkin juga menyukai