Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan jurnal

STUDI HABITAT PENELURAN PENYU HIJAU (Chelonia mydas) DI PANTAI


PANGUMBAHAN SUKABUMI JAWA BARAT
Duduh Abdul Bara*), Sri Redjeki, Hariadi

Oleh:

Muhammad Fajar Hidayat

NIM:

L1B016008

Abstrak

Semua jenis penyu telah terdaftar dalam daftar Apendik I CITES (Convention on International Trade of Endangered Spesies /
Konvensi Perdagangan Internasional Flora dan Fauna Spesies Terancam). Konvensi tersebut melarang semua perdagangan
internasional atas semua produk / hasil yang berasal dari penyu; baik itu telur, daging, maupun cangkangnya. Vegetasi yang
mendominasi adalah pandan (Pandanus tectorius).Jenis predator yang dijumpai di lapangan adalah anjing liar (Canis lupus)
semut merah (Oechophylla smaragdina),kepiting (Ocypoda sp).
PENDAHULUAN pemukiman di sekitar Suaka Marga
Penyu Hijau (C. mydas) merupakan Satwa, suasana gaduh membuat penyu
spesies penyu yang paling umum dijumpai yang biasa datang ke Suaka Marga
di wilayah perairan Indonesia yang secara Satwa enggan untuk bertelur. Pantai
ekstensif telah diburu di Indonesia sejak Pangumbahan merupakan
jaman dahulu, terutama untuk daging salah satu pantai peneluran penyu hijau.
dan telurnya. Oleh karena itu populasi Penyebabnya adalah karena langsung
Penyu Hijau (C.mydas) di Indonesia pantai pangumbahan berhadapan
menurun dengan cepat, dimana antara dengan Samudera Pasifik yang
15.000 21.000 ekor/tahun dibawa ke merupakan lautan lepas dan memiliki
pelabuhan Benoa untuk memenuhi pasar kondisi fisik pantai yang sesuai serta
daging penyu di Bali. yang mendukung bagi peneluran penyu
Berkurangnya populasi Penyu hijau.
Hujau (C. mydas) dewasa itu antara lain MATERI DAN METODE
dipengaruhi oleh perubahan alam di A. Materi
sekitar habitat penelurannya seperti penelitian ini adalah habitat peneluran
penyu yang meliputi Penyu Hijau
adanya kerusakan terumbu karang,
(C.mydas), sedimen, suhu, kemiringan
perusakan hutan yang dibarengi dengan pantai, panjang dan lebar pantai, kadar
air, vegetasi dan predator di Pantai
semakin padatnya area
Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi,
Jawa Barat. menjelaskan hasil perhitungan di
lapangan maupun di laboratorium.
B. METODE
Dalam penelitian ini data yang
Metode yang digunakan adalah diperoleh meliputi : data panjang dan
metode deskriptif eksploratif, dengan lebar pantai, kemiringan pantai, suhu
analisa deskriptif sedangkan Pengambilan pasir, kadar air, partikel pasir, jumlah
sampel sedimen menggunakan metode penyu yang bertelur, vegetasi dan
purposive random sampling Pengumpulan predator
data
dilakukan dengan cara observasi HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung di lapangan dan dilakukan Secara goegrafis Pantai
pengukuran serta uji laboratories Pangumbahan terletak pada koordinat
C. METODE PENGAMBILAN DATA 07 1708 LS - 07 2150 LS dan
Penentuan stasiun pengambilan 1062340 - 1062410 BT. Pantai
sample ditentukan berdasarkan Pangumbahan secara administratif
metode purposive random sampling, yaitu terletak di Desa Gunung Batu,
penentuan dengan pertimbangan Kecamatan Ciracap, Kabupaten
tertentu oleh peneliti. Sukabumi, Propinsi Jawa Barat.
Terdapat 6 stasiun berdasarkan A. Panjang dan Lebar Pantai
Balai Budidaya Penyu Hijau (C.mydas). Pangumbahan
Pada tiap stasiun dilakukan pengukuran Hasil pengukuran lebar Pantai
parameter, yaitu panjang dan lebar Pangumbahan berkisar antara 75 m
pantai, kemiringan pantai, suhu pasir , sampai 92 m, sedangkan panjang Pantai
vegetasi dan predator dilakukan insitu, Pangumbahan keseluruhan adalah 3000
kemudian sampel pasir diukur kadar m. sedangkan panjang tiap-tiap stasiun
airnya dan komposisi pasinya di pengamatan adalah 500 m.
Laboratorium B. Kemiringan Pantai Pangumbahan
D. ANALISA DATA Berdasarkan hasil pengukuran
Analisis data menggunakan cara yang dilakukan, diketahui bahwa nilai
deskriptif, yang bertujuan untuk kemiringan Pantai Pangumbahan
membuat deskripsi mengenai situasi dan berkisar antara 2.4% - 8.2%, termasuk
kejadian secara sistematik, dengan kategori datar

Anda mungkin juga menyukai