Oleh :
Nama : Muhammad Fajar Hidayat
NIM : L1B016008
Kelompok :2
Asisten : M. Agung septian
Oleh :
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Iktiologi
Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Disetujui,
Purwokerto, ............... 2017
Mengetahui :
Penulis
ACARA I
IDENTIFIKASI IKAN
Oleh :
3.2. Pembahasan
3.2.1. Proses Identifikasi Ikan
Identifikasi (identification) adalah Proses penentuan identitas individu atau
spesimen suatu takson dengan contoh spesimen yang identitasnya sudah jelas. Identifikasi
merupakan pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/spesies yang
selanjutnya diberi nama ilmiahnya sehingga diakui oleh para ahli diseluruh dunia.
Klasifikasi adalah suatu kegiatan pembentukan kelompok-kelompok makhluk hidup
dengan cara memberi keseragaman ciri atau sifat di dalam keanekaragaman ciri yang ada
pada makhluk hidup tersebut (Novianto, 2012).
Ikan yang belum diketahui atau spesies baru, umumnya diidentifikasi menggunakan
beberapa metode yaitu morfometrik, meristik. Mengidentifikasi ikan secara langsung ada
beberapa cara diantaranya secara pengelompokan, alat bantu identifikasi, menggunakan
index, katalog atau buku yang tersedia dan glosari, melakukan pengukuran karakter
morfometrik, karakter meristrik, menggunakan kunci taksonomi, menggunakan informasi
media online dan karakter DNA. Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan
meristik yang dilakukan sesuai petunjuk identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci
identifikasi yaitu pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua
pernyataan yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu alternatif yang
sesuai dengan ciri spesimenikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai, maka diharuskan
memilih alternatif yang kedua ( Saanin, 1984 ). Identifikasi berkaitan dengan ciri-ciri
taksonomi yang akan menuntun suatu sampel kedalam suatu urutan kunci identifikasi.
Jasad yang beranekaragam di alam dikelompokan dalam kelompok yang mudah dikenal,
kemudian ditetapkan ciri-ciri penting dan senantiasa dicari pembeda yang tetap antara
kelompok itu, kemudian diberi nama ilmiah. Identifikasi penting artinya bila ditinjau dari
sudut ilmiah seluruh urutan pekerjaan selanjutnya sangat bergantung dari hasil identifikasi
yang benar dari suatu spesies. Cara mengidentifikasi ikan dapat dilakukan dengan mencari
kunci identifikasi dari ikan dengan menggunakan buku identifikasi, dalam buku
identifikasi tersebut terdapat huruf sesudah nomor yang masing-masing menunjukkan
pilihan yang tercantum pada nomor tersebut. Langkah yang selanjutnya adalah menyusun
hirarki dari kategori-kategori taksonomi. Hirarki ini pertama kali hanya meliputi lima
kategori, yaitu kelas, ordo, genus, spesies dan varietas ( Mayr dan Ashlock, 1991 ).
3.2.2. Ikan Tawes (Puntius Sp.)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius sp.
Gambar 1.1 Ikan Tawes (Puntius Sp.)
Sumber: Google.com
Berdasarkan Sitanggang dan Sarwono (2006), ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.)
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Actinopterygii
Super Ordo : Perciformes
Ordo : Labyrinthici
Sub-Ordo : Anabantoidea
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy Lac.
3.2.4. Ikan Lele (Clarias batrachus)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus
Menurut Saanin (1984) Klasifikasi Ikan Lele (Clarias sp.) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub-class : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Superclass : Pisces
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Family : Cypridae
Subfamily : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Amri, K., Khairuman. 2002. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia. Jakarta.
Kotelat,1993. Klasifikasi Ikan Lele. http:// kuliah-ikan.org. Diakses pada tanggal 20 Mei
2017
Mayr, E. and P.D. Ashlock. 1991. Principles of Systematic Zoology. Secondedition.
McGraw Hill International Edition, New York
Saanin, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta Bogor, Bogor.
Sitanggang M dan Sarwono B., 2006. Budi Daya Gurami. Penebar Swadaya: Jakarta.
Sitanggang, M. dan B. Sarwono. 2001. Budidaya gurami. Penebar Swadaya. Jakarta
Susanto, Heru. 1989. Budidaya Ikan Gurame. Penebar swadaya. Jakarta
Wahyudin, Kholis. 2011. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya: Jakarta
LAMPIRAN
berisi beberapa konten dengan urutan sebagai berikut:
foto ikan
data pengamatan
ACARA II
MORFOLOGI IKAN
Oleh :
Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka
hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang
berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan
sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri.
Selain itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral,
yang mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang (cross section) maka
terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan langkau
(Effendie, 1997).
Menurut bentuknya, sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe, yaitu:
Placoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yang
termasuk kelas Chondrichthyes.
II.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara morfologi ikan adalah:
Mahasiswa dapat mengenal bentuk, bagian, ciri ciri tubuh luar ikan
sehingga diharapkan mahasiswa dapat membuat deskripsi tentang jenis ikan tertentu.
II. MATERI DAN METODE
2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara morfologi ikan adalah Baki parafin,
pensil, dan buku gambar.
2.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara morfologi ikan adalah Ikan lele, Ikan
gurame, Ikan mas, Ikan kembung, Ikan Bandeng , Ikan tawes.
2.2. Metode
Ikan yang telah mati (diawetkan dengan formalin atau dirusak syaraf pusatnya)
diletakkan pada baki bedah dengan posisi, kepala di sebelah kiri dan punggung di
atas. Kemudian sirip sirip ikan dibuat dalam posisi merenggang dengan bantuan
jarum penusuk. Setelah direnggangkan kan yang telah disiapkan tadi digambar
dengan sketsa terlebih dahulu agar gambar yang dibuat mirip dengan keadaan
aslinya. Saat membuat sketsa bagian tubuh ikan diukur kemudian diperbesar /
diperkecil ukurannya sesuai keinginan. Setelah sketsa terbentuk posisi bagian tubuh
ikan diperiksa, apakah letak sirip, mata dan bagian lainnya sudah benar? Jika telah
selesai gambar sketsa dipertegas menjadi bukan arsiran lagi lalu gambar ikan diberi
nama daerah dan nama ilmiahnya dan pada bawah gambar diberi keterangan
tentang bentuk tubuh, bentuk mulut, letak sungut, posisi sirip perut terhadap sirip
dada, bentuk bentuk sirip ekor, serta ciri ciri khusus pada ikan (jika ada)
Depressed
3.2. Pembahasan
3.2.1. Proses Pengamatan Morfologi Ikan
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar
merupakan salah satu ciri yang mudah diliat dan diingat dalam mempelajari organisme.
Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan sejak ikan itu lahir hingga mati.
Perubahan bentuk ini sangat mencolok da nada yang tidak. Bentuk tubuh ikan akan
beradaptasi dengan tingkah laku dan kebiasaan hidup didalam suatu habitat ikan. Dengan
kata lain habitat atau lingkungan dimana ikan itu hidup akan berpengaruh terhadap bentuk
tubuh, macem-macem alat tubuh, dan cara bergerak maupun tingkah lakunya akan berbeda
satu sama lain. Ikan akan menyesuaikan diri terhadap factor-faktor fisika, kimia, dan
biologis habitat yang bersangkutan, misalnya kedalaman air, arus air, pH, salinitas, dan
mahluk maluk lainnya, seperti plankton, jasad renik, benthos, dan sebagainya (saanin,
1968).
Gurami mempunyai bentuk badan yang khas dengan bentuk tubuhnya agak
panjang, pipih, dan lebar. Badan tertutupi oleh sisik yang kuat dengan tepi yang kasar. Ikan
ini memiliki ukuran mulut yang kecil yang letaknya miring tidak tepat di bawah ujung
moncong. Bibir bawah terlihat sedikit lebih maju dibandingkan dengan bibir atas dan dapat
disembulkan (Sitanggang dan Sarwono,2007)
ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) memiliki lima jenis sirip yaitu sirip
dada, punggung, perut, anal, dan ekor. Sirip punggung (dorsal) bentuknya memanjang dan
terletak di bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral).
Terdapat jari-jari keras di 9
bagian belakang sirip punggung dan sirip anal dengan bagian akhir berbentuk gerigi. Sirip
ekor berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran
(cycloid) yang terletak beraturan. Gurat sisi (linea lateralis) ikan gurame berada di
pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang
pangkal ekor. (Nijiyati ,1992)
3.2.4. Ikan Lele (Clarias batrachus)
Oleh :
Pada ikan herbivora memiliki lambung yang pendek dan hampir tidak bisa
dibedakan dengan usus, sedangkan ususnya lebih panjang dari ukuran tubuhnya.
Pada ikan karnivora memiliki lampbung yang lebih besar dan memanjang,
sedangakan ususnya lebih pendek, dan ikan omnivora memiliki lambung yang
menyerupai kantong yang besar mirip dengan lambung manusia. Saluran pencernaan
ikan karnivora biasanya lebih pendek dari pada saluran pencernaan herbivora, sebab
bahan makanan nabati lebih sukar dicerna. Dengan adanya dinding selulosa yang alot
pada tumbuh-tumbuhan, maka untuk mempermudah proses pencernaannya, ikan
herbivora membutuhkan usus yang lebih panjang yang bisa mencapai 3x panjang
tubuhnya (Mudjiman,2001).
Ikan yang suka menyantap makanan campuran disebut ikan omnivora (ikan
pemakan segala atau pemakan campuran). Beberapa contohnya ikan mas (Cyprinus
carpio),maskoki (Carassius auratus), mujair (Tillapia mossanbica). Ikan omnivora
lebih mudah menerima pakan tambahan maupun pakan buatan sewaktu masih
burayak, benih atau setelah dewasa. Misalnya lele selain memangsa makanan hewani
lele juga melahap makanan nabati dan tidak menolak jika diberi makanan pelet
(Alamsjah,Z.1974).
III.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara system pencernaan ikan adalah:
Mahasiswa dapat mengenal bagian bagian dari alat pencernaan makanan
dari beberapa jenis ikan yang termasuk dalam kelompok herbivora, carnivora , dan
omnivora.
II. MATERI DAN METODE
2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara sistem pencernaan ikan adalah Baki
Gunting bedah, pinset, baki plastic, kertas millimeter blok/ penggaris, dan buku
gambar.
2.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara sistem pencernaan ikan adalah
adalah Ikan nilem, Ikan nila, Ikan lele.
2.2. Metode
Pada bagian anus ditusukkan bagian yang runcing dari gunting bedah
bentuk lubang kecil kemudian dengan gunting tumpul kearah rongga perut bagian
atas. Pengguntingan dilakukan dengan hati-hati supaya organ-organ bagian dalam
tidak ikut tertusuk. Setelah gunting mencapai ujung terdepan rongga perut bagian
atas (bagian kepala) kemudian gunting diarahkan ke bagian bawah hingga ke dasar
perut. Buka daging yang telah tergunting sehingga organ tubuh bagian dalam
terlihat dan alat pencernaan dapat dikeluarkan dari tubuh. Herbivora untuk melihat
pencernaan dari mulai faring sampai ke anus, gunting bagian kepala hingga terbelah
dua. Sehingga alat pencernaan bagian depan dapat terlihat dan gunting bagian
rectum yang menempel pada otot bagian anus sehingga semua bagian pencernaan
dapat dilepas. Organ-organ yang berhubungan dengan sistem pencernaan di gambar
dan diberi nama organ-organnya. Untuk melihat apakah spesimen ikan termasuk
dalam kelompok karnivora atau omnivora, lambung diambil sampai usus, kemudian
diukur panjang usus sampai dengan lambung, kemudian bandingkan dengan
panjang total tubuh spesimen. Lalu disimpulkan spesimen yang diamati termasuk
kelompok karnivora, omnivora atau herbivora.
3.2. Pembahasan
3.2.1. Proses Pengamatan Sistem Pencernaan Ikan
Pencernaan adalah proses pencernaan makanan melalui mekanisme fisik, kimiawi
sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah. Sistem pencernaan ikan terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
intestenum, anus. Di dalam mulut ikan terdapat gigi yang berperan membantu
mendapatkan makanan (Mujiman,1987).
Pada bagian anus ditusukkan bagian yang runcing dari gunting bedah bentuk
lubang kecil kemudian dengan gunting tumpul kearah rongga perut bagian atas.
Pengguntingan dilakukan dengan hati-hati supaya organ-organ bagian dalam tidak ikut
tertusuk. Setelah gunting mencapai ujung terdepan rongga perut bagian atas (bagian
kepala) kemudian gunting diarahkan ke bagian bawah hingga ke dasar perut. Buka daging
yang telah tergunting sehingga organ tubuh bagian dalam terlihat dan alat pencernaan dapat
dikeluarkan dari tubuh. Herbivora untuk melihat pencernaan dari mulai faring sampai ke
anus, gunting bagian kepala hingga terbelah dua. Sehingga alat pencernaan bagian depan
dapat terlihat dan gunting bagian rectum yang menempel pada otot bagian anus sehingga
semua bagian pencernaan dapat dilepas. Organ-organ yang berhubungan dengan sistem
pencernaan di gambar dan diberi nama organ-organnya. Untuk melihat apakah spesimen
ikan termasuk dalam kelompok karnivora atau omnivora, lambung diambil sampai usus,
kemudian diukur panjang usus sampai dengan lambung, kemudian bandingkan dengan
panjang total tubuh spesimen. Lalu disimpulkan spesimen yang diamati termasuk
kelompok karnivora, omnivora atau herbivora.
Ikan lele mempunyai panjang tubuh 25,5 cm, panjang usus 23 cm, Perbandingan
antara panjang tubuh dan panjang usus adalah 1 : 0,9. Karena panjang ususnya lebih
pendek dari panjang total tubuhnya maka ikan lele termasuk ikan karnivora. Alat
pencernaannya yaitu mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus dan anus.
Berdasarkan dari praktikum yang telah kami lakukan bahwa hasil praktikum telah
sesuai dengan pendapat (Mahyudin 2008). Saluran pencernaan lele terdiri dari mulut,
rongga mulut, esophagus, lambung usus dan anus. Usus yang dimiliki ikan lele lebih
pendek dari panjang tubuhnya hal ini merupakan ciri khas ikan karnivora sementara itu
lambungnya relatif besar dan panjang ( Mahyudin, 2008 ).
Ikan nila mempunyai panjang tubuh 17 cm, panjang ususnya 80,5 cm, Perbandingan antara
panjang tubuh dan panjang usus adalah 1 : 4,73. Karena melebihi panjang total tubuhnya
maka ikan nilem termasuk kedalam ikan herbivora. Memiliki alat pencernaan yaitu mulut,
rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus dan anus.
Sistem pencernaan pada ikan nila melalui proses sebagai berikut. Dari mulai
anggota mulut, esophagus/kerongkongan, Lambung, usus dan terakhir anus. Proses
penyedeerhanaan pada ikan nila melalui cara fisik dan kimia. Sehingga menjadi sari-sari
makanan yang mudah diserap di dalam usus kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh
melalui system peredaran darah (Dwisang, 2008).
Ikan nila tergolong ikan herbivora yang dapat diketahui,Ikan herbivora panjang
total ususnya melebihi panjang total badannya. Hasil analisis makanan dalam lambung ikan
yang terdiri dari fitoplankton, zooplankton dan serasah.Fitoplankton didominasi oleh
kelompok Cholorophyceace, Myxophyceace, dan Desmid.Sedangkan zooplankton
didominasi oleh Rotifera, Crustacea dan Protozoa (Dwisang, 2008).
Ikan nilem dapat dipelihara pada daerah dengan ketinggian sekitar 150-800 mdpl. Ikan
nilem adalah ikan organik yang artinya tidak membutuhkan pakan tambahan atau pellet.
Ikan nilem termasuk ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora). Larva yang baru
menetas biasanya memakan jenis zooplankton (hewan yang berukuran kecil atau mikro
yang hidup diperairan dan bergerak akibat arus perairan) yaitu rotifer. Benih dan ikan
dewasa memakan tumbuh-tumbuhan air seperti chlorophyceae, characeae,
ceratophyllaceae, dan polygonaceae (Susanto, 2006). Ikan nilem (Osteochilus hasselti)
merupakan ikan herbivore, yaitu memakan makanan yang berupa makanan nabati, antara
lain yaitu alga filamen dan plankton lainnya. Ikan herbivora panjang total ususnya melebihi
panjang total badannya. Panjangnya dapat mencapai lima kali panjang total badannya
( Susanto, 2006 ).
Pada ikan herbivora memiliki lambung yang pendek dan hampir tidak bisa
dibedakan dengan usus, sedangkan ususnya lebih panjang dari ukuran tubuhnya. Pada ikan
karnivora memiliki lampbung yang lebih besar dan memanjang, sedangakan ususnya lebih
pendek, dan ikan omnivora memiliki lambung yang menyerupai kantong yang besar mirip
dengan lambung manusia. Saluran pencernaan ikan karnivora biasanya lebih pendek dari
pada saluran pencernaan herbivora, sebab bahan makanan nabati lebih sukar dicerna.
Dengan adanya dinding selulosa yang alot pada tumbuh-tumbuhan, maka untuk
mempermudah proses pencernaannya, ikan herbivora membutuhkan usus yang lebih
panjang yang bisa mencapai 3x panjang tubuhnya (Mudjiman,2001).
Secara garis besarnya, perbedaan antara struktur alat pencernaan ikan herbivora dan
karnivora adalah:
Ikan yang suka menyantap makanan campuran disebut ikan omnivora (ikan
pemakan segala atau pemakan campuran). Beberapa contohnya ikan mas (Cyprinus
carpio),maskoki (Carassius auratus), mujair (Tillapia mossanbica). Ikan omnivora
lebih mudah menerima pakan tambahan maupun pakan buatan sewaktu masih
burayak, benih atau setelah dewasa. Misalnya lele selain memangsa makanan
hewani lele juga melahap makanan nabati dan tidak menolak jika diberi makanan
pelet (Alamsjah,Z.1974).
Perbedaan dari ketiga ikan tersebut yaitu ikan nilem dan ikan nila memiliki lambung
semu yang tergabung dalam usus. Ikan lele mempunyai lambung sejati yang terletak
diujung usus.
1. Mulut
Posisi mulut pada ikan sangat bervariasi, hal ini tergantung dari kebiasaan makan
ikan, jenis pakan yang dimakan, serta ukuran pakannya sesuai. Fungsi dari mulut yaitu
sebagai alat untuk memasukkan makanan. Pada ikan makanan tidak dikunyah atau dicerna.
Mulut dan tepi mulut dilengkapi ujung saraf dan gigi yang berbeda letak, jumlah dan
morfologinya. Lapisan rongga mulut terdiri dari sel epithel lendir berlapis menempel pada
membran dasar yang tebal dan dilekatkan pada tulang atau urat daging dengan dermis yang
tebal. Rongga mulut dan faring seperti epithel kulit mempunya sel kejut lebih sedikit dan
sel lendir lebih banyak di permukaan. Laminal propria yang padat dan submukosa dan
tenunan ikat alveolar terdapat dibawah epithel mukosa. Bagian faring posterior dilapisi
bentuk lipatan longitudinal yang pipih gigi bila ada terdapat pada lubang faring bawah atas,
gigi rahang dan faring kecil jumlahnya banyak (Fujaya,2004).
2. Faring
Pada ikan filter feeding proses penyaringan makanan terjadi pada segmen ini
karena tapis insang mengarah ke segmen faring. Lapisan permukaan faring sama dengan
rongga mulut, kadang kala masih ditemukan organ pengecap. Jika materi yang ditelan
bukan makanan maka akan dibuang melalui insang (Radiopoetro,1977).
3. Lambung
Berfungsi sebagai penampung makanan pada ikan insang yang tidak berlambung
berfungsi menampung makanan digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi
kantung yang besar. Pada ikan yang tidak bergerigi terdapat gizzard yang digunakan untuk
menggerus makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang
mengandung muko polisakarida sebagai pelindung dinding lambung dari asam klorida.
Dibagian luar sel epithelium terdapat lapisan lendir sebagai hasil ekskresi. Sel penghasil
cairan gastric terletetak dibagian bawak dari lapisan epithelium mensekresikan pepsin dan
asam klorida (Fujaya,2004).
4. Pilorus
Merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini
sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil. Pada beberapa ikan terdapat usus-usus
kecil dan pendek di sebut pyloric caeca. Pyloric berfungsi sebagai pengatur pengeluaran
makanan (chyme) dari lambung ke segmen usus (Fujaya,2004).
5. Usus
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan
usus terdapat dua saluran yang masuk kedalam yaitu saluran yang berasal dari kantung
empedu dan berasal dari pankreas. Lapisan mukosa usus tersusun oleh selapis sel
epitellium dengan bentuk prismatik. Pada lapisan ini terdapat tonjolan membentuk sarang
tawon pada usus bagian depan dan lebih beraturan pada usus bagian belakang, terutama
pada ikan lele. Bentuk sel yang umum ditemukan pada sel epitellium usus adalah enterosit
dan mukosit. Enterosit merupakan sel yang paling dominan dan di antara enterosit terdapat
mukosit. Secara histologis enterosit pada ikan berperan dalam penyerapan makanan,
menyerap zat makanan akan berwarna keputih-putihan dan berbeda sekali dengan sel yang
tidak menyerap makanan. Mukosit merupakan sel penghasil lendir yang berbentuk piala.
Bagian bawah mengandung mucigen yang akan berubah menjadi lendir jika telah
dilepaskan oleh sel dan bereaksi dengan air (Fujaya,2004).
6. Rectum
Merupakan segmen saluran segmen terujung yang berfungsi dalam penyerapan air
dan ion. Adanya penyerapan air ini dapat di lihat dari kondisi feces yang umumnya
berbentuk kompak, berbeda dengan keadaannya ketika masih terdapat pada usus bagian
belakang. Pada larva ikan selain fungsi tersebut rectum juga berfungsi untuk penyerapan
protein (Fujaya,2004).
7. Anus
Merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital. Setiap ikan mempunyai makanan yang berbeda. Jika
dilihat dari jenis makanannya maka ikan di bagi menjadi tiga golongan yaitu herbivora,
karnivora, dan omnivora (Mudjiman,2001).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan praktikum sistem pencernaan dapat di simpulkan
bahwa alat pencernaan ikan nila, ikan lele, dan ikan nilem terdiri dari mulut, faring,
lambung, pylorus, usus , rectum, dan anus. Ikan yang termasuk herbivore yaitu ikan
nilem, dan ikan nila karena ususnya dua atau tiga kali lebih panjang dari panjang
tubuhnya. Sedangkan ikan lele termasuk ke dalam kelompok ikan karnivora karena
panjang usunya lebih pendek dari panjang ususnya.
VI.2. Saran
Berhati hatilah saat membedah tubuh ikan agar organ pencernaan tidak terpotong
DAFTAR PUSTAKA
Alamsjah,Z.1974.Ichthyologi 1. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor
Dwisang, 2008. Struktur Tubuh Ikan Nila. Yogyakarta: Kasinius.
Fujaya,Y.2004. Teknik Perikanan Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan.Cetakan
Pertama.Rineka Putra.Jakarta.
Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.Jakarta.
Mahyuddin. 2011. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Swadaya, Jakarta.
Mudjiman, A., 1987, Makanan Ikan. Cetakan ke-3, Penebar Swadaya. Jakarta.
Mudjiman,A.2001.Makanan Ikan.Cetakan ke-15.Pt Penebar Swadaya.Jakarta
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta : Penerbit Erlangga
Susanto, H. 2006. Budidaya Ikan di Pekarangan (Edisi Revisi). Penebar Swadaya.
Jakarta.
LAMPIRAN
berisi beberapa konten dengan urutan sebagai berikut:
fotokopi data pengamatan
ACARA IV
SISTEM UROGENITAL IKAN
Oleh :
IV. PENDAHULUAN
IV.1. Latar Belakang
sistem urogenitalis adalah gabungan dari sistem urinari atau sistem
pengeluaran dan sistem genital atau sistem reproduksi. Sistem urinari mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme berupa ammoniak (NH3) dan yang lainnya dalam bentuk
urine melalui ginjal sebagai organ utamanya. Sistem genitalis ikan dapat
membedakan jenis kelaminnya melalui gonadnya, jika gonadnya berwarna putih
maka ikan berjenis kelamin jantan dan jika gonad berwarna kuning kecoklatan maka
ikan berjenis kelamin betina. (Diastuti, 2009).
Sistem urogenital ikan yang utama yaitu adanya dua buah ginjal yang
berukuran relatif panjang. Terdapat pula ureter yang merupakan saluran kencing
bagi ikan. Selain itu pada sistem urogenital ikan terdapat pula alat kelamin berupa
gonad. Alat kelamin pada jantan disebut tetis yang berwarna putih dan pada betina
disebut ovarium (Lytle dan John, 2005).
Organ reproduksi pada Ikan Nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran
kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel
kelamin betina (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis. Ovarium terdapat dalam
hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding tubuh
(mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada hewan jantan.
Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan
ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada
vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan
khusus yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormon testosteron (Radiopoetro, 1991).
IV.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara system urogenital ikan adalah:
Mahasiswa dapat mengetahui organ organ yang berperan dalam ekskresi
dan reproduksi.
II. MATERI DAN METODE
2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara sistem urogenital ikan adalah
Baki Gunting bedah, pinset, baki plastic, dan buku gambar.
2.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara sistem urogenital ikan adalah
Ikan nilem.
2.2. Metode
Pembedahan ikan untuk melihat bentuk gonad (testes dan ovarium), serta
ginjal dan saluran-salurannya. Pembedahan dilakukan dengan hati-hati akan
mencegah alat reproduksi rusak. Untuk memudahkannya maka alat reproduksi dan
salur pencernaan dibuang, sehingga alat reproduksi dapat dilihat dengan jelas.
Dengan menggunakan pinset testes atau ovarium dapat diletakan diluar tubuh ikan
dengan cara menariknya.
3.2. Pembahasan
3.2.1. Proses Pengamatan Sistem Urogenital Ikan
Saluran urogenital adalah suatu saluran yang merupakan gabungan dari saluran
ginjal dengan saluran kelamin. Letak saluran urogenital berdekatan dengan anus
(Rochman, 2009). Sedangkan sistem urogenitalis adalah gabungan dari sistem urinari atau
sistem pengeluaran dan sistem genital atau sistem reproduksi. Sistem urinari
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme berupa ammoniak (NH3) dan yang lainnya dalam
bentuk urine melalui ginjal sebagai organ utamanya. Sistem genitalis ikan dapat
membedakan jenis kelaminnya melalui gonadnya, jika gonadnya berwarna putih maka ikan
berjenis kelamin jantan dan jika gonad berwarna kuning kecoklatan maka ikan berjenis
kelamin betina. (Diastuti, 2009).
Sistem urogenital ikan yang utama yaitu adanya dua buah ginjal yang berukuran
relatif panjang. Terdapat pula ureter yang merupakan saluran kencing bagi ikan. Selain itu
pada sistem urogenital ikan terdapat pula alat kelamin berupa gonad. Alat kelamin pada
jantan disebut tetis yang berwarna putih dan pada betina disebut ovarium (Lytle dan John,
2005).
Pembedahan ikan untuk melihat bentuk gonad (testes dan ovarium), serta ginjal dan
saluran-salurannya. Pembedahan dilakukan dengan hati-hati akan mencegah alat
reproduksi rusak. Untuk memudahkannya maka alat reproduksi dan salur pencernaan
dibuang, sehingga alat reproduksi dapat dilihat dengan jelas. Dengan menggunakan pinset
testes atau ovarium dapat diletakan diluar tubuh ikan dengan cara menariknya
3.2.2. Ikan Nilem Jantan (Osteosilus haselti)
Tabel 5. Hasil pengamatan ciri khusus ikan Nilem (nama latin) terkait sistem
urogenital
No Jenis Kelamin Ciri Morfologi Ciri Anatomi
Tubuh lebih kecil Gonad berwarna putih
Warna lebih cerah
1 Jantan
Opperculum halus
Organ reproduksi pada Ikan Nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar
asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina
(ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) yang disebut dengan testis. Ovarium terdapat dalam hewan betina yang
ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding tubuh (mesovarium). Ovarium selain
sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Testis terdapat pada hewan jantan. Letak testis pada vertebrata rendah
tersimpan dalam rongga perut dengan ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium
khusus (mesorchium). Testis pada vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut,
tersimpan dalam bangunan khusus yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon testosteron (Radiopoetro, 1991).
Ikan Nilem Jantan memiliki gonad berwarna putih dan pada ikan nilem betina
warna gonadnya adalah kuning kecoklatan. Organ reproduksi yang ada pada ikan nilem
jantan adalah testes dan pada ikan nilem betina organ reproduksinya adalah ovarium. Hal
ini sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa organ reproduksi pada Ikan Nilem ini
terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad
yang menghasilkan sel kelamin betina (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang
menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis (Radiopoetro,
1977).
Gonad pada ikan nilem jantan berwarna putih, hal ini juga sesuai dengan referensi
bahwa kebanyakan dari gonad dari ikan nilem jantan atau testes ikan nilem jantan
berwarna putih. Hal lainnya pada ikan nilem betina yang memiliki warna gonad kuning
kecoklatan juga sesuai dengan referensi, karena warna kuning kecoklatan yang diberikan
oleh ikan nilem betina ini menandakan bahwa ikan nilem betina sudah siap dipijah ataupun
sudah matang gonad (Subagja, 2009)
Ikan nilem merupakan ikan peliharaan dan termasuk Teleostei yaitu ikan-ikan
yang banyak dilihat dan banyak dimakan. Ikan nilem hidup diperairan tawar Ikan Nilem
termasuk dalam kelas Pisces dan family Crypnidae. Seluruh tubuh dari ikan nilem
diselimuti sisik dan memiliki banyak sirip sebagai alat bantu berenang. Bagian tubuh ikan
nilem terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala (caput) yang membentang dari ujung moncong
sampai operculum, badan (truncus) yang membentang mulai dari akhir operculum sampai
porus urogenitalis dan ekor (cauda) yang membentang dari porus urogenitalis sampai ujung
tubuh. Ikan nilem dapat mencapai panjang tubuh 32 cm (Susanto, 2006).
DAFTAR PUSTAKA