PENDAHULUAN
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Berbagai aspek yang terlibat dalam 1000 hari
bagaimana seorang manusia di masa depannya. Sejak lahir sampai usia 2 tahun, bayi
mengalami perkembangan otak yang pesat, demikian pula dengan pertumbuhan linear.
Seiring masa 1000 hari pertama kehidupan ini diperlukan nutrisi yang tepat agar proses
Bayi hingga usia 6 bulan dapat tumbuh sehat dan normal hanya dengan
pemberian ASI (Air Susu Ibu). ASI sudah mengandung zat gizi dan kekebalan tubuh
terhadap infeksi yatu imunogloulin, lactoferin, dan zat antiboodi. ASI memiliki
komposisi yang tetap sehingga mudah dicerna dan diserap serta mampu memenuhi
kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya.Setelah usia
6 bulan, bayi diberi makanan pendamping ASI atau yang dikenal MPASI karena
kebutuhan zat gizi bayi yang meningkat dan tidak dapat dipenuhi hanya dengan ASI.2
MPASI adalah semua makanan yang diberikan kepada bayi yang mendapat ASI
hingga bayi selesai disapih dan mendapatkan makanan keluarga, antara usia 6-24 bulan.
MPASI memegang peranan penting baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
pemberian makan yang baik termasuk pemberian MPASI pada bayi dapat mencegah
1
terjadi mulai usia 3 bulan dan menetap setelah 2 tahun, sehingga kesempatan untuk
eksklusif, pemberian preleakteal feeding, dan pemberian MPASI yang terlalu dini.
Penelitian potong lintang pada pasien rawat jalan di RSCM menunjukkan sebagian
besar (65%) orangtua menganggap usia MPASI paling tepat diberikan pada usia 4
bulan, hanya 20% yang menjawab 6 bulan. Hal ini sangat tidak direkomendasikan,
karena akan merusak sistem pencernaan dimana perkembangan usus dan pembentukan
enzim pencernaan belum sempurna hingga 6 bulan. Faktor inilah yang menyebabkan
rentannya bayi mengalami alergi, seperti asma, demam tinggi, alergi glutein (protein
dalam gandum), dan obesitas. Obesitas sejak bayi meningkatkan risiko kanker, diabetes
dan penyakit jantung di usia lanjut.Di antara MPASI yang diberikan terdapat air tajin
dan kaldu ceker. Kedua makanan tersebut merupakan makanan dengan kadar gizi dan
densitas kalori yang rendah.3 Penelitian pada 322 ibu di Jakarta pada tahun 2013
menunjukkan bahwa 30% subjek mendapatkan informasi tentang MPASI dari petugas
kesehatan, 22% dari kader posyandu, 18.6% dari keluarga, 17.1% dari media elektronik,
Kekurangan atau kelebihan nutrisi pada periode usia 6 bulan sampai 2 tahun
umumnya ireversibel dan akan berdampak pada kualitas hidup jangka pendek dan
selanjutnya berdampak pada kemampuan kognitif dan prestasi pendidikan. Selain itu,
pertumbuhan linear akan mempengaruhi daya tahan tubuh serta kapasitas kerja.4 WHO
tahun 2011 melaporkan 45% kematian balita di seluruh dunia terkait dengan gizi kurang
atau gizi buruk. Data Rikerdas (2010), prevalensi balita Indonesia berdasarkan BB/U
2
jumlah balita gizi buruk adalah 4,9%, gizi kurang 13%, gizi baik 76,2%, dan balita gizi
lebih 5,8% dari total bayi se-Indonesia.Data WHO menunjukkan bahwa penurunan
berat badan mulai terjadi pada usia 4-6 bulan yang dikenal sebagai masa penyapihan.
Hal ini diperkuat dengan temuan bahwa dua per tiga balita yang meninggal tersebut
memiliki pola makan salah yaitu tidak memndapat ASI eksklusif dan pemberian MPASI
yang terlalu dini atau terlalu lambat serta komposisi gizi yang tidak sesuai standar.
Masih rendahnya kesadaran pemberian MPASI dan tingkat pengetahuan orang tua
mengenai pemberian MPASIyang baik dan benar, maka diperlukan penelitian lebih
lanjut mengenai pemberian nutrisi khususnya MPASI pada bayi usia 6 bulan sampai 2
tahun.5
sampai 2 tahun.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan referat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang pemberian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nutrisi
makanan terdiri dari berbagai macam nutrien yang mempunyai efek metabolik yang
spesifik dalam tubuh manusia. Nutrien dapat merupakan zat esensial maupun non-
3
esensial. Nutrien esensial merupakan zat yang tidak dapt disintesis oleh tubuh manusia,
sehingga harus diperoleh dari makanan. Nutrien yang termasuk esensial adalah vitamin,
mineral dan beberapa asam amino, asam lemak dan karbohidrat. Nutrien non esensial
adalah nutrien yang dapat disintesis oleh tubuh dan mempunyai kualitas yang sama
dengan nutrien yang berasal dari bahan makanan. Secara garis besar nutrien juga terbagi
(vitamin dan mineral) dan air. Makronutrien merupakan zat utama yang terdapat dalam
diet dan berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh yang digunakan untuk
Nutrisi sebagai sumber tenaga dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-
55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita
temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang
seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak
disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam
pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada
anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan
4
dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan membutuhkan makanan tambahan
kebutuhan nutrisi baik makronutrien maupun mikronutrien tidak dapat terpenuhi oleh
hanya ASI. Selain itu, keterampilan makan (oromotor skills) terus berkembang dan bayi
mulai memperlihatkan minat terhadap makanan lain selain yang berbentuk susu (ASI
yangmengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan
gunamemenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI.2 MP-ASI adalahmakanan bergizi yang
diberikan mendampingi ASI kepada bayi berusia 6 bulan keatas atau berdasarkam
indikasi medis, sampai anak berusia 24 bulan untuk mencapaikecukupan gizinya.7 Zat
gizi pada ASI hanya memenuhi kebutuhan gizibayi sampai usia 6 bulan, untuk itu ketika
bayi berusia 6 bulan perlu diberi makananpendamping ASI dan ASI tetap diberikan
5
Menarik bibir bawah ketika Mengambil makanan dari
sendok ditarik. Memindahkan sendok
makanan dari bagian depan
mulut ke belakang untuk
ditelan
6-9 Menggigit dan mengunyah Duduk sendiri atau hanya Mampu makan pure,
bulan gerakan rahang ke atas dan ke dengan sedikit bantuan makanan lumat atau
bawah Mulai menggunakan ibujari cincang
Menelan dengan mulut tertutup dan telunjuk untuk Makan pakai sendok
Menempatkan makanan di antara mengambil obyek/benda dengan mudah
rahang atas dan bawah
9-12 Gerakan lidah ke samping kiri Duduk sendiri dengan Mampu makan makanan
bulan dan kanan memutar mudah lunak, cincang kasar
Mulai mencakupkan bibir pada Memegang makanan dan Mulai mencoba makan
pinggir cangkir memakannya dengan tangannya
Memegang sendok sendiri sendiri
12-23 Gerakan mengunyah berputar, Berjalan, bicara Makanan keluarga
bulan rahang stabil Makan sendiri tapi masih
dengan bantuan
Dikutip dari : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik.2011
a Berikan ASI ekslusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya tambahkan MP
tepat.
e Mulai pemberian MP ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit, bertahap
bayi.
g Frekuensi pemberian MP ASI semakin sering sejalan dengan bertambahnya usia
bayi.
h Berikan variasi makanan yang kaya akan nutrien untuk memastikan semua
6
j Tambahkan asupan cairan saat anak sakit termasuk lebih sering menyusu dan
dorong anak untuk makan makanan lunak dan makanan yang disukainya, setelah
sembuh, beri makan lebih sering dan dorong anak untuk makan lebih banyak
k Pemberian MP ASI diberikan pada anak yang berusia 6 sampai 24 bulan secara
Pemberian MP ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair
ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik
sedikit demi sedikit dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang
WHO Global Strategy for Feeding Infant and Young Children pada tahun 2003
MPASI harus diberikan saat ASI eksklusif sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi. Sejak usia 6 bulan ASI saja sudah tidak dapat mencukupi
kebutuhan energi dan protein. Selain kebutuhan energi hal yang perlu mendapat
perhatian adalah mikronutrien berupa zat besi, vitamin D, seng ,vitamin A sehingga
diperlukan Makanan Pendamping ASI yang dapat melengkapi kekurangan zat gizi
mikro dan makro tersebut. Meskipun sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan zat gizi
secara lengkap, pemberian ASI tetap dianjurkan karena dibandingkan dengan susu
7
Sebelum memulai pemberian MPASI, petugas kesehatan harus menilai kesiapan
bayi untuk menerima MPASI berdasarkan perkembangan oromotor, yaitu sudah dapat
duduk dengan kepala tegak, bisa mengkoordinasikan mata, tangan dan mulut untuk
menerima makanan, dan mampu untuk menelan makanan padat.8 European Society for
MPASI boleh diperkenalkan antara usia 17-26 minggu, tetapi tidak lebih lambat dari 27
sampai usia 4 bulan. Masalah pemberian MPASI di negara berkembang adalah kualitas
makanan yang kurang dan higiene yang buruk sehingga menyebabkan failure to thrive
pada periode pemberian MPASI. Telaah sistemartik WHO pada tahun 2002 yang
bertujuan mengevaluasi apakah terdapat hasil yang berbeda antara bayi dengan ASI
eksklusif selama 4 bulan dan 6 bulan menyatakan bahwa tidak ada studi yang
menunjukkan bahwa bayi mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan mengalami defisit
pertumbuhan dalam hal berat badan maupun pajang badan, sehingga WHO
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan MPASI dimulai
pada usia 6 bulan. MPASI yang diberikan sebelum usia 4 bulan diklasifikasikan sebagai
MPASI dini, sedangkan bila diberikan setelah usia 6 bulan diklasifikasikan sebagai
MPASI terlambat.10,5 Pemberian MPASI pada bayi prematur disesuaikan dengan usia
8
Beberapa faktor perlu dipertimbangkan ketika akan memulai pemberian MPASI, yaitu:6
ASI masih dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kecuali bila terbukti lain
variasi rasa, aroma, tekstur, dan konsistensi. Selain untuk pembinaan selera, juga
untuk melatih keterampilan makan (mengunyah) yang mulai timbul pada usia 6
keterampilan makan. Bila pada periode ini bayi tidak dilatih untuk makan yang
semakin padat dan kasar, maka diusia selanjutnya bayi hanya dapat makan yang
cair dan lembut saja dan tidak mampu menerima makanan keluarga sehingga
Tabel 4. Pedoman pemberian makanan pada bayi usia 6-23 bulan yang mendapat ASI
Jumlah rata-rata /kali
Umur Tekstur Frekuensi
makan
6-8 Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI tetap Mulai dengan 2-3 sendok
bulan halus, lembut, cukup sering diberikan makan /kali ditingkatkan
kental, dilanjutkan tergantung nafsu bertahap sampai
bertahap menjadi lebih makannya, dapat mangkok (125ml). Waktu
kasar diberikan 1-2 kali makan tidak lebih dari 30
selingan menit
9-11 Makanan yang 3-4x/hari, ASI tetap sampai mangkok
bulan dicincang halus atau diberikan. Tergantung (125-175 ml). Waktu
disaring kasar, nafsu makannya, makan tidak lebih dari 30
ditingkatkn sampai dapat diberikan 1-2 menit.
9
makanan bisa dipegang/ kali selingan.
diambil dengan tangan
12-23 Makanan keluarga, 3-4x/hari, ASI tetap sampai 1 mangkok
bulan bila perlu masih diberikan. Tergantung (175-250 ml). Waktu
dicincang atau nafsu makannya, makan tidak lebih dari 30
disaring kasar dapat diberikan 1-2 menit.
kali selingan
Dikutip dari : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik
makanan selain ASI. Sebaiknya setiap petugas kesehatan dan para ibu atau pengasuh
bayi mampu mengenali tanda tersebut agar dapat memberikan MPASI tepat waktu dan
1. Kesiapan Fisik
a. Reflek ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang.
b. Keterampilan oromotor :
i. Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi
mulut
c. Mampu menahan kepala tetap tegak
d. Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
makanan
iii. Tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh kebelakang /
menjauh
2. Adekuat
10
MPASI memiliki kandungan energi dan mikronutrien yang dapat memenuhi
kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi sesuai usianya. ASI eksklusif memenuhi
kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi sampai usia 6 bulan, setelah itu seorang
MPASI seringkali tidak memadai, terutama dalam hal energi, protein, dan
mikronutrien.1
Pada awal kehidupan bayi mengalami perkembangan otak, otot, dan tulang
rangka yang pesat. Sembilan puluh lima persen otak berkembang pada 3 tahun pertama
kehidupan. Beberapa zat gizi esensial misalnya asam amino dan zat besi sangat
kecepatan berpikir. Penelitian di Surakarta pada anak usia 6-23 bulan menunjukkan
bahwa gizi kurang merupakan faktor risiko anemia. 11 Anemia karena kekurangan zat
besi telah terbukti menurunkan skor IQ 10-15 poin. Kekurangan beberapa zat gizi mikro
panjang yaitu obesitas dan penyakit degeneratif, antara lain hipertensi, diabetes melitus
tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, kekurangan zat gizi yang terdapat di
Dalam upaya pemenuhan zat gizi, terdapat langkah-langkah atau tahapan yang
harus dilakukan secara berurutan, Tahap pertama adalah memberikan bahan makanan
yang tinggi zat gizi yang dibutuhkan. Sebagai contoh adalah upaya pemenuhan
kebutuhan zat besi, yang sekitar 97% harus dipenuhi oleh MPASI. Mengacu pada WHO
11
(2001), di usia 6-12 bulan bayi memerlukan zat besi 11 mg perhari. 12 Untuk memenuhi
kebutuhan zat besi tersebut, seorang bayi berusia 6 bulan mendapatkan 0,2 mg/hari dari
Makanan pendamping ASI pertama yang umum diberikan pada bayi Indonesia
adalah pisang dan tepung beras yang dicampur ASI. Kedua bahan makanan tersebut
berat 80 gram dapat menyumbang 90kkal dan 28 gram tepung beras menyumbang 102
kkal. Jika mengacu pada kebutuhan energi bayi laki-laki 6 bulan dengan berat badan 7
kg dan panjang 66 cm, maka kebutuhan energi dari ASI dan MPASI per hari sekitar 770
kkal, dengan perbandingan sekitar 200 kkal dipenuhi oleh MPASI dan sisanya oleh ASI.
Artinya konsumsi 770-800 ml ASI ditambah 1 porsi tepung beras @ 28 gram ditambah
1 buah pisang memenuhi kebutuhan energi bayi tersebut, tetapi tidak untuk zat besi,
protein, dan seng (Zn). Hal ini ditunjukkan oleh analisis berikut. Sebuah pisang
berukuran 15 cm dengan berat 81 g mengandung zat besi 0,3 mg, sedangkan tepung
beras mengandung hanya 0,1 mg zat besi.11 Berdasarkan analisis kandungan zat besi
didalam pisang dan tepung beras, ternyata kebutuhan zat besi harian yang tidak
dipenuhi lagi oleh ASI, tidak dapat dipenuhi oleh keduanya sehingga MPASI diperlukan
bahan makanan lainnya dengan sumber zat besi. Sumber zat besi yang terbaik adalah
daging merah (daging sapi cincang mengandung zat besi 0,8 mg/28g, kambing 1mg/28
g, domba 1,3mg/28g, bebek 0,8mg/28g) dan hati (hati ayam 3,6mg/28g, hati sapi
1,7mg/28g). Sayuran, misalnya bayam rebus mengandung zat besi 1mg/28g tetapi yang
diserap hanya 3-8% dibandingkan dengan sumber hewani 23%. 13 Untuk memenuhi
kebutuhan zat besi, bayi harus mengkonsumsi 85 g hati ayam atau 385 g daging sapi per
hari, tetapi konsumsi hati ayam atau daging sapi sejumlahtersebut menyebabkan bayi
12
mendapat asupan protein yang melebihi kebutuahn harian.. Oleh sebab itu, pada tahap
awal para ahli nutrisi memikirkan untuk melakukan fortifikasi zat besi dan zat-zat lain
yang harus ditambahkan pada MPASI. Makanan yang difortifikasi merupakan langkah
kedua dalam upaya pemenuhan kebutuhan zat gizi, diberikan bila konsumsi sumber zat
gizi tidak cukup atau tidak memungkinkan. Di negara maju penggunaan MPASI
fortifikasi buatan pabrik merupakan alternatif untuk mengatasi risiko defisiensi zat gizi
mikro.1
suplemen zat gizi dalam bentuk obat. Suplemen sebaiknya hanya diberikan bila terdapat
usia anak, semakin bertambah kebutuhan energi dari MPASI. Tabel berikut
menunjukkan rerata kebutuhan energi perhari, kecukupan energi yang berasal dari ASI
13
Vitamin B-12, g 0,35 0,38 0,53 0,52
Vitamin C, mg 175 350 83 167 140 280
Vitamin D, g 2,5 5 1,7 3,3 2-4
Vitamin E, mg 12,5 8,3 10
Mineral
Kalsium, mg 250 500 100 200 100 200
Tembaga, g 500 1000 170 330 200 400
Iodin, g 225 150 180
Besi, mg 27,5 11,7 714
Magnesium, mg 100 150 67 100 80 120
Mangan, mg 1,5 1 1,2
Fosfor, mg 188 250 125 167 150 200
Selenium, g 25 17 20
Seng, mg 10 12,5 6,7 8,3
Dikutip dari :Rekomendasi Praktik Pemberian Makanan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di
Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. 2015
Penentuan kebutuhan gizi berbeda antar zat gizi. Istilah yang dipakai bagi angka
Kecukupan Gizi (AKG). Menteri Kesehatan telah menetapkan AKG bagi yang terbaru
Tabel 6. Kebutuhan energi harian dari ASI dan MPASI menurut usia
Usia Kkal/hari Sumber ASI Sumber MPASI
(bulan) Rerata Kisaran Rerata Kisaran
6-8 784 413 217-609 269 73-469
9-11 949 379 157-601 451 229-673
12-23 1170 246 90-602 746 490-1002
Dikutip dari: Rekomendasi Praktik Pemberian Makanan Berbasis Bukti pada Bayi dan
Batita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. 2015
Kebutuhan zat gizi bersifat individual sehingga tidak sama dengan kecukupan
gizi yang dianjurkan (RDA) atau kecukupan masukan gizi yang dianjurkan (RDI).
Walaupun demikian penggunaan RDA dan RDI cukup memadai dalam pelayanan gizi/
penyediaan makanan pasien pada umumnya. Pengertian kebutuhan zat gizi dalam
asuhan nutrisi adalah kebutuhan terhadap masing-masing zat gizi yang perlu dipenuhi
14
a. Untuk kebutuhan penggantian (replacement) zat gizi yang kekurangan
rumus. Secara umum dan sederhana, kebutuhan nutrisi bayi serta anak baik yang sehat
dengan status gizi cukup maupun yang berstatus gizi kurang atau buruk atau bahkan gizi
lebih atau obesitas prinsipnya bertujuan mencapai berat badan ideal. Oleh sebab itu
tumbuh kejar pada yang gizi kurang atau buruk atau pengurangan kalori pada yang gizi
3. Aman.
15
MPASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, dibersihkan
menggunakan tangan dan peralatan yang bersih. Untuk menjamin kebersihan dan
keamanan makanan yang dikonsumsi oleh anak laksanakan beberapa hal sebagai
berikut: biasakan mencuci tangan sebelum makan, pergunakan alat-alat makan yang
bersih dan steril, masaklah makanan dengan benar, hindari mencampur makanan
mentah dengan makanan yang sudah matang, cucilah sayur dan buah sebelum dimakan,
pergunakanlah sumber air bersih, dan simpanlah makanan pada tempat yang aman.4
Hal lain yang perlu diperhatikan mengenai keamanan pangan adalah nitrat pada
makanan bayi. Nitrat adalah konstituen alamiah beberapa tanaman tertentu, misalnya
wortel dan bayam. Kandungan nitrat alamiah pada sayuran tersebut dapat menyamai
nitrat yang berasal dari air sumur. Nitrat diubah menjadi nitrit yang mengoksidasi besi
yang mengandung nitrat harus dihindari pada bayi kurang dari 3 bulan karena berisiko
MPASI diberikan dengan memperhatikan sinyal rasa lapar dan kenyang seorang
anak. Frekuensi makan dan metode pemberian makan harus dapat mendorong anak
untuk mengkonsumsi makanan secara aktif dalam jumlah yang cukup menggunakan
tangan, sendok, atau makan sendiri (disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan
seorang anak).1
Bayi akan memperlihatkan tanda lapar dan kenyang dengan bahasa tubuhnya
(feeding cue). Jika ibu memperhatikan feeding cue dari bayinya dan memberikan ASI
16
sesuai dengan tanda-tanda tersebut maka akan tercipta suatu jadwal makan yang paling
sesuai untuk bayi tersebut yang berbeda dengan bayi lain.17 Hal ini memudahkan jika
beberapa jadwal ASI sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih.Mengingat kapasitas
lambung bayi masih relatif kecil frekuensi pemberian MPASI ditingkatkan secara
bertahap. Peningkatan ini sekaligus memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
yang semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia anak. Pada usia 6-8 bulan
diberikan 2-3 kali perhari, ditingkatkan menjadi 3-4 kali perhari pada usia 9-24 bulan.
Di antara waktu makan apabila diperlukan bisa diberikan makanan tambahan 1-2 kali
termasuk frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Terdapat beberapa hal penting
1. Tes makanan pertama kali: bubur tepung beras yang diperkaya zat besi
kepada bay. Bisa ditambahkan ASI atau susu formula yang biasa iminum setelah
bubur dimasak.
2. Sebaiknya diberikan mulai 1-2 sendok teh saja sesudah bayi meminum ASI atau
susu formula, kecuali jika bayi selalu menolak maka diberikan sebelum
17
1. Urutan pemberian:
a. Menurut AAP tidak ada urutan khusus dalam pengenalan jenis bahan
makanan
b. Tingkatkan secara bertahap sampai jumlah yang sesuai usia bayi
4. Jarak waktu antara pemberian makanan baru
a. Kenalkan satu persatu jenis makanan sebelum diberi berupa campuran
dengan jarak 2-3 hari (4-7 hari jika terdapat riwayat alergi) agar bayi
Pemberian makanan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan zat gizi. Saat
makan juga merupakan periode pembelajaran dan pemberian kasih sayah, berbicara dan
kontak mata selama memberi makan akan dirasakan sebagai suasana yang
menyenangkan bagi anak. Responsive feeding adalah perilaku pemberian makan dengan
1. Beri makan secara langsung dan dampingi anak sewaktu makan, ibu/pengasuh
harus peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan anak (tabel 5)
18
2. Untuk membantu anak memahami rasa lapar, buatlah jadwal makan secara
teratur. Jangan memberikan snack, jus, atau susu 3-4 jam sebelum makan.
3. Beri makan dengan sabar, dorong anak untuk makan, bukan dengan paksaan.
memberikan mainan.
5. Bila anak menolak makan, cobalah dengan makanan lain yang berbeda tekstur
dan rasanya.
6. Makan tidak boleh lebih dari 30 menit, walaupun saat itu asupan porsi makan
mereka sangat sedikit. Anak-anak akan menambah porsi makan mereka dengan
menginginkan. Hal ini akan membuat anak tertarik dalam proses makan dan
mencegah mereka menjadi bosan atau merasa kenyang terlebih dahulu dengan
Saat ini makanan bayi komersial banyak dijual di pasar, sebaiknya ibu dapat
menyiapkan sendiri makanan untuk bayi menggunakan makanan lokal, dengan harga
yang murah dan mudah didapat dan bentuknya bervariasi. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menyiapkan makanan bayi dirumah, yaitu antara lain menyiapkan
makanan bayi harus bersih (bebas dari kotoran) dan saniter (bebas dari mikroba
19
a. Makanan lumat yaitu sayuran, daging/ikan/telur, tahu/tempe dan buah yang
dilumatkan/disaring, seperti tomat saring, pisang lumat halus, pepaya lumat, air
Bahan campuran untuk makanan bayi terdiri dari campuran dasar, yaitu yang
terdiri dari biji-bijian atau umbi-umbian dan kacang-kacangan serta campuran ganda,
a. Makanan pokok
Makanan pokok merupakan bahan dasar yang sangat baik untuk membuat
b. Lauk pauk (hewani maupun nabati), sebagai sumber protein misalnya susu,
bayi.
2. Sari Buah
Pilih buah yang matang dan tidak asam, lalu cuci kulitnya sampaibersih
20
Cuci atau rebus seluruh peralatan yang akan digunakan, sepertisendok,
denganmenggunakan saringan atau alat peras jeruk. Sari buah siap diberikan
3. Bubur Susu
Cuci atau rebus seluruh peralatan yang akan digunakan, sepertisendok,
rata
Panaskan di atas kompor dengan api kecil
Aduk sampai matang
4. Nasi Tim
Cuci atau rebus seluruh peralatan yang akan digunakan, sepertisendok,
dengan tahu, ikan, atau 1 butir telur, 1 sendok makan santan (bisa diganti
dengan minyak kelapa), 10 lembar daun bayam (bisa diganti dengan wortel,
daun bayam
Masaklah sambil diaduk sampai matang
Masukkan daun bayam yang sudah dicuci bersih ke dalam panci saat
21
2.7 Masalah Pemberian Makan pada Bayi
Masalah makan yang dikaitkan dengan bidang nutrisi klinis pada anak adalah
sejumlah makanan yang diperlukannya secara alamiah dan wajar, yaitu dengan
menggunakan mulutnya secara suka rela.22Anak usia 1-3 tahun dapat mengalami food
baru.23 Penelitian multisenter yang dilakukan oleh UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik
tahun 2012-2013 di 11 institusi pendidikan dokter spesialis anak yang meliputi 1116
batita menunjukkan bahwa terdapat tiga temuan utama yang menjadi acuan penegakan
diagnosis , yaitu keluhan orang tua, status gizi, dan penerapan feeding rules.
Berdasarkan tiga temuan utama ini, masalah makan dapat diklasifikasikan menjadi
preference (picky eaters, parentera dan selective eater). Inappropriate feeding practices
sebagai penyebab terbanyak masalah makan dalam penelitian ini (83%) belum pernah
merupakan masalah makan yang disebabkan oleh perilaku makan yang salah ataupun
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia.26 Inappropriate feeding practice
pemberian makan yang benar atau sekunder (65%) terhadap masalah makan lain seperti
small eaters dan food preference.Aturan makan yang dianjurkan untuk balita yang
disebut Feeding Rules, terdiri dari tiga bagian, yaitu jadwal, prosedur, dan lingkungan.
Penelitian multisenter pada 1116 batita menunjukkan bahwa 75.8% tidak memiliki
jadwal makan atau makan lebih dari 30 menit dan sebanyak 90.7% anak makan sambil
22
bermain, yang menunjukkan bahwa lingkungan makan yang netral tidak terpenuhi. Hal
ini terjadi karena ketidaktahuan ibu maupun dokter terhadap aturan tersebut. 1Small
eaters merupakan masalah makan pada anak yang makan sedikit, status gizi kurang dan
Feeding Rules benar. Anak yang termasuk small eaters adalah anak aktif,
tidak memiliki masalah medis yang mendasari. 25 Food preference adalah keluhan pilih-
pilih makan atau penolakan terhadap makan tertentu. Food preference mencakup picky
eater dan selective eater. Picky eater diartikan sebagai masalah pada anak yang mau
mengkonsumsi berbagai jenis makan baik yang sudah maupun yang belum dikenalnya
tetapi menolak mengkonsumsinya dalam jumlah yang cukup. Selective eater adalah
anak yang menolak semua jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu , misalnya
adalah paparan makan pada usia dini, tekanan dalam proses makan, tipe kepribadian,
anak yang menurut pendapat orang tua memiliki masalah makan, namun setelah
dianamnesis lebih lanjut, orang tua atau pengasuh sudah menerapkan Feeding Rules
23
Prosedur Dorong anak untuk makan sendiri
Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut,
memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan secara
netral, yaitu tanpa membujuk ataupun memaksa.
Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses
makan.
Dikutip dari: Rekomendasi Praktik Pemberian Makanan Berbasis Bukti pada Bayi dan
Batita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. 2015
Langkah awal dalam penanganan keluhan masalah makan pada bayi adalah
penyajian, dan suasana makan, serta penerapan aturan makan.22,1 Jika terdapat
penerapan aturan makan yang salah maka harus diperbaiki, karena pemberian jadwal
makan dan pembatasan waktu makan serta tidak memaksa mengahabiskan makanan
merupakan pendekatan psikologis yang memberi ruang pada anak utnutk mandiri tetapi
juga mengenalkan konsekuensi. Setiap kali ibu memperbolehkan batita makan sedikit,
maka di satu titik jika dia lapar, giliran orang tua menerapkan aturan bahwa makan di
luar jadwal tidak diperbolehkan. Sehingga akhirnya anak akan menyesuaikan dengan
24
Dikutip dari: Rekomendasi Praktik Pemberian Makanan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di
Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. 2015
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat.
Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi.
Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk
Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan
(TB). Berat badan anak ditimbang dengan timbangan dacin yang memiliki presisi 0,1
kg, panjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 0,1 cm, dan tinggi badan
diukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 0,1 cm. Variabel BB dan TB
anak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut
25
umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB).
Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap
indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagai berikut :3
26
BAB 3
KESIMPULAN
1. Keterampilan makan (oromotor skills) bayi terus berkembang sejak usia 6 bulan
dan bayi mulai memperlihatkan minat terhadap makanan lain selain yang
berbentuk susu.
2. Makanan Pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan atau minuman
yangmengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan
bertahap.
5. MPASI dapat dibuat dalam bentuk makanan lumat, makanan lunak, dan
makanan keluarga yang dibuat dari makanan pokok, lauk pauk, vitamin mineral,
penyajian, dan suasana makan, serta penerapan aturan makan (feeding rules).
7. Pemantauan status gizi anak dapat dilakukan dengan menggunakan data
antropometri seperti berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, dan
27