Anda di halaman 1dari 2

Diagnosis

1. Aksis I : Demensia Vaskuler


2. Aksis II : Tidak ada gangguan kepribadian
3. Aksis III : Fraktur collum femoris sinistra , Hipertensi, diabetes, sakit
jantung.
4. Aksis IV : Merasa hampa dan tidak berguna (depresi)
5. Aksis V : GAF: 40-31
Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

Diagnosis demensia ditegakkan melalui dua tahap, pertama menegakkan diagnosis


demensia, kedua mencari proses vaskular yang mendasari, kalau dalam kasus ini
gangguan vascular yang mendasari atau yang menjadi pemucu adalah adanya riwayat
gangguan hipertensi, diabetes dan sakit jantung. Terdapat beberapa kriteria diagnostik
untuk menegakkan diagnosis DVa, yaitu: diagnostic and statictical manual of mental
disorders edisi ke empat (DSM-IV).

Dianostik DSM IV menggunakan kriteria:

A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang bermanifestasi oleh baik

1. Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi


baru dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya).

Ada riwayat satu tahun terakhir nenek suka lupa nama teman-teman di
panti, kadang lupa apakah sudah mandi atau belum

2. Satu atau lebih gangguan kognitif berikut ;

a) Afasia ( gangguan bahasa)


b) Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik
walaupun fungsi motorik utuh)
c) Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda
walaupun fungsi sensorik utuh
d) Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu merencanakan, mengorganisasi,
mengurutkan dan abstrak)
B. Defisit dalam kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan
gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan
suatu penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya.

Nafsu makan nenek berkurang, tampak lebih kurus dari biasanya, hidupnya
hampa, merasa tidak berguna serta tidak melakukan banyak pergerakan.

C. Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya; peningkatan refleks tendon dalam,
respon ekstensor palntar, palsi pseudobulbar, kelainan gaya berjalan, kelemahan
pada satu ekstremitas) atau atau tanda-tanda laboratorium adalah indikatif untuk
penyakit serebrovaskuler (misalnya infark multipel yang mengenai korteks dan
subtannsia putih dibawahnya) yang dianggap berhubungan secara etiologi dengan
gangguan.

Nenek yang tidak bisa jalan setelah jatuh terpeleset di kamar mandi. Sebelum
jatuh, keluhan sempoyongan.

D. Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium.

Anda mungkin juga menyukai