STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AYWS
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 20 Maret 1969
Pendidikan terakhir : Mahasiswa
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Pegawai swasta (accounting)
Alamat : Jln. Neptunus Raya no. 3, Villa Cinere Mas, Tangerang
Tanggal masuk RS : 28 Februari 2006
Riwayat Perawatan :
Alloanamnesa:
Alloanamnesa didapatkan dari keterangan catatan medis dan keterangan perawat pada tanggal 3,
10, 11 April 2014.
Pasien dirawat dengan alasan tidak mau berkomunikasi dan menarik diri, serta emosi tinggi.
Pada tahun 1992, pasien pernah mengalami kecelakaan mobil karena mengemudikannya
dibawah pengaruh alcohol dan dengan kecepatan tinggi. Mobil pasien menabrak tiang listrik dan
tercebur ke selokan. Pasien mengalami patah tulang hidung dan pelipis. Pasien dirawat inap di
RS Ongkomulyo. Pasien mengaku tidak mengalami lupa ingatan.
Sekitar tahun 1997, pasien bekerja di perusahaan rekan ayah kandungnya sebagai accounting
dan bertugas untuk menginput data yang masuk ke perusahaan. Dikarenakan pekerjaan pasien
menumpuk, pasien menjadi emosi tinggi. Pasien melampiaskan emosinya dengan cara memukul-
mukul tembok, merokok dan minum kopi. Konsumsi kopi bisa 5 gelas per hari dan 3 bungkus
rokok. Saat pasien sedang sendirian di rumah, Pasien mengaku pernah melihat bayangan
kakaknya kemudian bayangan itu tiba tiba hilang. Pasien juga pernah mendengar suara- suara
yang menyuruhnya memukul-mukul tembok.
Pasien mengaku karena kebiasaannya sebagai perokok berat dan suka mengkonsumsi kopi
menyebabkan pasien sulit tidur. Hal itu membuatnya stress dan emosi tinggi. Pasien mengaku
bisa menahan emosi ketika sedang bersama anak dan istri.
Pada saat emosi pasien tinggi dan menarik diri, pasien merasa itu bukanlah dirinya. Pasien
mengaku bahwa sebenarnya ia suka berkumpul dan berbincang-bincang dengan teman-
temannya. Pada saat mengalami halusinasi, pasien juga merasa bahwa itu bukanlah dirinya.
Sekarang ini, pasien mengatakan bahwa pasien sudah merasa jauh lebih baik dan dapat
mengontrol emosinya. Pasien juga sudah tidak pernah lagi mengalami halusinasi baik visual
maupun auditorik. Pasien dapat berhubungan baik dengan pasien-pasien lainnya. Saat ini pun
pasien sedang berusaha untuk mengurangi kebiasaan minum kopi dan merokoknya. Pasien juga
mengatakan bahwa ia tidak lagi sulit tidur, dan aktivitas yang dijalaninya di RSKJ Dharma Graha
dapat membuatnya rileks.
Alloanamnesa:
Menurut keterangan dari catatan medis, pasien dirawat di Rumah Sakit Jiwa Dharma Graha
karena tidak mau berkomunikasi, suka menarik diri, emosi yang tinggi, malas (tidak mau mandi
3 bulan), suka curiga terhadap orang lain, merokok berlebihan, gangguan pola tidur, makan tidak
teratur.
Menurut keterangan perawat di Rumah Sakit, dulunya emosi si pasien labil, terkadang suka
menyendiri, suka melamun. Pasien juga dulunya terlihat suka bicara sendiri, terkadang
berhalusinasi. Tetapi saat sekarang, sehari-harinya pasien tidak menunjukkan perilaku yang tidak
wajar, pola tidur cukup, tampak tenang. Pasien juga sering terlihat bersosialisasi dengan sesama
pasien di Rumah Sakit, suka berkumpul di pendopo dan dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di
Rumah Sakit. Pasien juga rajin membantu berjualan kopi di kantin setiap pagi. Saat ini pasien
mendapat pengobatan Haloperidol 2x1 tablet dan Heximer 2x1 tablet. Pasien minum obat secara
teratur.
6 Maret 2006 pasien mengaku belum berkeluarga, mood terbatas, afek menyempit,
gangguan persepsi disangkal, asosiasi longgar
18 Mei 2006 ada halusinasi tetapi berkurang, konsentrasi terganggu, asosiasi longgar,
insight positif
6 Juni 2006 suka teringat dengan kecelakaan, merasa kesal, emosi dengan penyakitnya
sehingga kepala terasa pusing
6 Juli 2006 halusinasi disangkal, asosiasi baik, verbal dan emosi terkendali
9 Oktober 2006 mendengar suara yang menyuruh pasien memukul orang, tapi bisa
diatasi dengan berolahraga.
3. Riwayat Psikoseksual/Pernikahan
Pasien sudah menikah, dikaruniai satu orang anak. Istri dan anaknya saat ini
tinggal di Semarang. Pasien selama berkeluarga tidak ada masalah dalam rumah
tangganya.
4. Riwayat Agama
Pasien beragama Islam dan rajin beribadah. Dulu pasien juga sering ke pondok
pesantren dan mengaji di sana.
6. Aktivitas Sosial
Pasien mudah bergaul dengan pasien-pasien lain selama berada di Rumah Sakit
Dharma Graha. Pasien juga aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di Rumah Sakit
dan suka mengobrol dengan perawat-perawat dan orang-orang yang tinggal di Rumah
Sakit. Pasien rajin menyapu kantin dan biasanya membantu menjaga kantin.
8. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara
Ibu kandung pasien sudah meninggal pada tahun 2002
Bapak kandung pasien kemudian menikah lagi dan saat ini menjabat sebagai presiden
direktur di PT. Rig Tender di mana pasien bekerja.
Kakak sulung pasien sudah meninggal karena sakit
Genogram :
C. BICARA
Pasien cukup aktif dalam wawancara, dapat memulai suatu topik pembicaraan, artikulasi
cukup jelas, lancar. Kecepatan bicara cukup, intonasi sedikit monoton, volume suara cukup,
komunikasi non verbal cukup, pasien mampu menjawab pertanyaan dan tidak melenceng
dari topik pembicaraan. Isi pembicaraan dapat dimengerti oleh pemeriksa.
D. GANGGUAN PERSEPSI
Dulu terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual. Sekarang pasien
sudah tidak pernah mengalami gangguan persepsi.
E. PIKIRAN
1. Proses pikir :
Produktivitas : cukup
Kontinuitas pikiran : cukup
Hendaya bahasa : tidak ada
Kemampuan visuospasial
Baik. Pasien dapat menggambarkan jam bulat lengkap dengan semua angka
beserta jarumnya dan menunjukkan jam 09.22 (waktu saat wawancara sedang
berlangsung).
Pikiran abstrak
Baik. Pasien dapat mengartikan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya
dan Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam, tercukur rata,
Mulut : berbicara baik, gigi terdapat karies dan terdapat riwayat gangren pulpa di
incisivus 2 dan caninus.
Jantung :
o Palpasi : ictus cordis teraba di MCL sinistra ICS V, tidak kuat angkat
Paru-Paru :
Abdomen :
o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran
C. STATUS NEUROLOGIS
Tanda rangsang meningeal : (-)
Peningkatan TIK : (-)
Sensorik : baik
Motorik : baik
Tanda efek ekstrapiramidal : tremor (-), bradikinesia (-). rigiditas () , gerak involunter
(-), akatisia (-)
Pasien mengatakan dirawat di RS Dharma Graha karena suka merasa emosi, dan tidak
mau berkomunikasi. Sedangkan berdasarkan allo-anamnesa dari catatan medik Rumah Sakit,
pasien dirawat di Rumah Sakit Dharma Graha karena emosi yang tinggi, tidak mau
berkomunikasi, suka menarik diri, malas (tidak mau mandi 3 bulan), suka curiga terhadap orang
lain, merokok berlebihan, gangguan pola tidur, makan tidak teratur.
Dari auto-anamnesa yang dilakukan, didapatkan bahwa pasien cenderung memiliki emosi
yang labil pada masa lampau dan pernah mengalami halusinasi visual dan auditorik (pasien
pernah melihat bayangan kakaknya, setelah itu pasien tersadar bahwa sebenarnya kakaknya tidak
ada. Pasien juga pernah mendengar suara-suara yang menyuruhnya memukul-mukul tembok.
Ketika pasien emosi dan ketika pasien mengalami halusinasi, pasien merasa itu bukanlah diri
pasien. Pasien juga pernah mengkonsumsi alkohol dan obat-obat terlarang, tetapi sudah berhenti
sejak masuk kuliah. Saat ini, pasien sudah dapat mengendalikan emosinya dan merasa jauh lebih
baik. Pasien sudah tidak pernah merasakan emosi tinggi lagi. Gejala halusinasi visual dan
auditoriknya pun sudah tidak pernah dialami pasien.
Dari status mental didapatkan : mood eutimik, afek terbatas, serasi, pemeriksaan fisik dan
neurologis tidak didapatkan kelainan yang bermakna. Dan secara umum, pasien dapat dipercaya
dan antusias dalam mengungkapkan masalah-masalahnya.
Berdasarkan dari hasil, anamnesis, pemeriksaan status mental, pemeriksaan fisik dan
menurut PPDGJ III, maka dapat disimpulkan bahwa :
AXIS I :
I. Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara klinik
bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu :
1. Lingkungan (keluarga dan kerabat kerja) mengeluh.
2. Adanya gejala psikopatologi / hendaya berat dalam fungsi mental (halusinasi)
pada masa lampau
3. Adanya hendaya berat dalam melakukan fungsi kehidupan sehari-hari (tidak dapat
bersosialisasi dan tidak dapat bekerja) pada masa lampau
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien pada masa lampau menderita suatu PSIKOSIS
II. Berdasarkan :
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi : Baik
3. Daya ingat : Baik
4. Kemunduran intelektual : Tidak ada
5. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atas
dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS NON-ORGANIK.
AXIS II :
Berdasarkan auto-anamnesa: tidak ditemukan data secara klinis yang cukup bermakna
untuk menentukan suatu gangguan kepribadian karena itu tidak ditemukan diagnosis untuk axis
II.
AXIS III :
Berdasarkan pemeriksaan fisik, tidak didapatkan kondisi medis umum yang berhubungan
dengan keadaan pasien.
AXIS IV :
AXIS V:
Global Assessment of Functioning (GAF) scale 1 tahun yang lalu : 70-61 (beberapa
gejala ringan dan menetap,disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). GAF scale
saat ini : 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang
biasa)
o Segala biaya perawatan di Rumah Sakit ditanggung oleh perusahaan di mana pasien
bekerja
Aksis V : GAF 1 tahun terakhir : 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).
GAF saat ini : 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih
dari masalah harian yang biasa)
X. RENCANA TATALAKSANA
A. PSIKOFARMAKA
Antipsikotik atipikal : Risperidone 2x2mg / hari
Antikolinergik : Trihexyphenydil 2x2mg / hari (bila perlu)
B. NON PSIKOFARMAKA
1. Psikoterapi: Supportive Therapy
Memberi dukungan moral pada pasien
Memotivasi pasien agar tidak stress dalam menghadapi masalahnya
2. Terapi Psikososial:
Konseling keluarga: memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai penyakit
pasien dan perkembangannya serta pentingnya dukungan dan motivasi kepada pasien.
Terapi rekreasi: mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rekreasi dan kesenian yang
diadakan.
3. Terapi perilaku
Mendengarkan musik-musik tenang, bernyanyi, dan berolahraga untuk menghilangkan
beban pikiran pasien dan menyalurkan emosi pasien.
Menghimbau pasien untuk rajin menunaikan ibadah sesuai kepercayaanya
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam