Anda di halaman 1dari 11

Teori dan Tipe Kepemimpinan

Desember 21, 2011 by tirzarest

DEFINISI KEPEMIMPINAN

Konsep pemimpin berasal dari kata leader dan kepemimpinan berasal dari kata
leadership. Bennis mengatakan bahwa seorang pemimpin adalah seorang yang memimpin
dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan,
mengorganisasikan, atau mengontrol usaha (upaya) orang lain atau melalui prestize,
kekuasaan atau posisi. Menurut Gibson Kepemimpinan adalah suatu usaha untuk
menggunakan gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam
mencapai tujuan. Sementara Stoner mengatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan pekerjaan anggota kelompok.
Definisi umum kepemimpinan adalah cara atau teknik yang digunakan pimpinan dalam
mempengaruhi pengikut atau bawahannya dalam melakukan kerja sama mencapai tujuan
yang telah ditentukan.

TEORI KEPEMIMPINAN

Ada tiga hal yang mendasari lahirnya teori kepemimpinan yaitu : Teori Genetik :
Menjelaskan bahwa orang jadi pemimpin, karena sejak lahir dia telah memiliki bakat sebagai
pemimpin dan emmang ditakdirkan sebagai pemimpin.

Teori Sosial : Teroi mengatakan bahwa seorang pemimpin harus dibentuk, tidak begitu saja
muncul dan ditakdirkan sebagai pemimpin, oleh karena itu seorang jadi pemimpin karena
proses pendidikan dan pelatihan. Teori ekologis, ini merupakan penggabungan dari dua teori
diatas, dimana dijelaskan bahwa seorang menjadi pemimpin karena bakat yang dimilikinya
sejak lahir kemdian dikembangkan dengan pendidkan dan pelatihan yang dipengaruhi pula
oleh lingkungan sekitarnya. Tidak terlepas dari lahirnya teori kepemimpinan diatas, maka
dalam prakteknya ada dua terapan teori kepemimpinan yaitu : Teori Sifat Kepemimpinan
(Traist Theory) yang dikemukakan oleh Charles Bird dan Teori Situasional (Situasional
Theory) dikemukakan oleh Filley.

1. Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory)

Teori ini bertitik tolak dari asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sisfat-sifatnya. Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik maupun sifat psikologis. Dari hasil
penelitian Charles dan David disimpulkan bahwa, ada Lima sifat yang dapat menyebabkan
keberhasilan kepemimpinan, yaitu :
a. Intelegensia : Para pemimpin pada umumnya relatif harus lebih cerdas dari orang-orang
yang dipimpinya.

b. Visioner : Pemimpin harus memiliki kematangag dan keluasan pandangan sosial. Secara
emosional para pemimpin harus mampu melihat suatu masalah secara utuh dan memiliki
control yang baik dalam mengendalikan kondisi yang kritis.

c. Percaya Diri : Pemimpin harus memiliki kepercayaan diri dan keyakinan terhadap diri
sendiri yang didukung oleh kemampuan untuk menganalisis potensi, kekuatan, kelemahan
dan yang dimiliki sehingga dapat memaksimalkan potensi dalam dirinya dan mengantisipasi
kekurangan yang dimiliki

d. Motivasi : Pemimpin memiliki dorongan semangat yang sangat kuat dari dalam dirinya
untuk senantiasa tampil sebagai solusi dari setiap permasalahan yang ada, dan memiliki
konsep problem solving yang jelas terhadap suatu masalah yang dihadapi

e. Komunikatif : Pemimpin harus memiliki kemampuan melakukan hubungan dan


komunikasi dengan setiap orang dengan tipe apapun. Hal yang harus difahami bahwa untuk
mencapai suatu tujuan harus didukung oleh orang lain sehingga seorang pemimpin harus
memiliki kemampuan memahami individu yang dipimpinnya.

2. Teori Situasional (Situasional Theory)

Teori ini berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi yang
ada disekitarnya, bukan karena sifat-sifatnya, bole dikatakan bahwa teori ini mengamsusikan
bahwa seorang pemimpin dapat berhasil karena kebetulan situasi disekitarnya mendukung.
Menurut teori ini, ada beberapa faktor yang menjadikan seorang pemimpin berhasil secara
kebetulan :

a. Sejarah organisasi : seorang pemimpin berhasil karena dia kebetulan memimpin


organisasi yang awalnya sudah berhasil dan memiliki nama besar, bukan karena prestasi dia
sebagai pimpinan di organisasi tersebut.
b. Umur dari Pejabat lama : seorang pemimpin menjadi berhasil karena adanya warisan
dari pemimpin sebelumnya yang kebetulan menjadi seniornya dan karena masa
kepemimpinan pimpinan yang lama telah usai, maka dialah yang berhak mewarisi
kepemimpinan tersebut dengan segala nama besar pemimpin sebelumnya.

c. Masyarakat Sekitar : Secara kebetulan masyarakat yang dipimpinnya adalah masyarakat


yang turut dan patuh terhadap apapun yang menjadi keputusannya.

d. Beban Kerja : Seorang pemimpin dinilai berhasil karena kebetulan beban kerja yang
menjadi tanggungjawabnya sangat ringan dan tidak memiliki tantangan sedikit pun sehingga
dengan mudah diselesaikan tanpa halangan sedikitpun.

e. Susana Psikologis : Pemimpin juga biasanya secara kebetulan diuntungkan oleh bawahan
yang dipimpin, ada kalanya seorang pemimpin hanya membawahi orang-orang biasa yang
menerima segala sesuatu apa adanya dan sama sekali tidak memiliki daya kritis sedikit pun
terhadap kebijakan yang ada dalam organisasi, sehingga organisasi dalam keadaan terkendali
dan pemimpinnya dianggap berhasil.

f. Jenis Organisasi : Keberhasilan Pemimpin juga karena kebetulan organisasi yang


dipimpin hanya dalam skala kecil sehingga masalah yang dihadapi tidak kompleks, bahkan
hampir dikatakan organisasi yang dipimpinnya tidak pernah menemui kendala sedikitpun

g. Ketersediaan Waktu : Kepemimpinan seseorang dianggap berhasil karena kebetulan dia


mengambil keputusan yang tepat, ini karena waktu yang digunakan untuk memutuskan
sesuatu sangat luas dan tidak mendesak sehingga keputusan yang diambil dapat dipikirkan
dengan tenang, lain halnya bila waktu yang dibutuhkan untuk memutuskan sesuatu sangat
sempit dan mendesak, pasti hasilnya tidak maksimal.

PRILAKU KEPEMIMPINAN

Menurut Duncan, dalam kepemimpinan ada beberapa prilaku yang kita kenal, namun secara
umum dibagi tiga yaitu :
1. Otokratis

Gaya kepemimpinan Otokratis pada dasarnya adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin
banyak mempengaruhi atau menentukan perilaku bawahannya. Dalam gaya ini pemimpin
banyak memperhatikan pencapaian tujuan, oleh karena ini gaya ini lebih banyak menentukan
apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya.

Gaya ini biasanya digunakan oleh Pemimpin yang memiliki status yang tinggi, seorang yang
berkuasa dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan.

2. Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya yang lebih banyak menekankan partispasi
bawahan atau orang yang dipimpinnya dalam menentukan suatu keputusan. Para bawahan
diberikan kesempatan untuk menentukan apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya.
Gaya kepemimpinan in berasumsi bahwa pikiran pendapat orang banyak jauh lebih baik
daripada pendapat diri sendiri, selain itu akan berdampak pada tanggungjawab
pelaksanaannya.

3. Laissezfaire (Bebas)

Gaya kepemimpinan ini lebih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya ini
pemimpin akan menyerakan pengambilan keputusan kepada kepentingan kelompok, apa yang
terbaik menurut kelompok itulah yang menjadi keputusan pimpinan.

GAYA DASAR KEPEMIMPINAN

Dalam hubungannya dengan prilaku pemimpin, maka ada dua hal yang biasanya dilakukan
oleh pemimpin terhadap bawahannya, yaitu prilaku mengarahkan dan prilaku mendukung.

Perilaku mengarahkan adalah sejauhmana seorang pemimpin melibatkan diri dalam


komunikasi satu arah. Bentuk komunikasi satu arah ini diantaranya adalah memberitahukan
apa yang seharusnya dikerjakan, dimana tempatnya, bagaimana melakukanya dan mengawasi
secara ketat apa yang dilakukan oleh bawahannya.

Perilaku mendukung adalah sejauh ana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi
dua arah, misalnya mendengar saran bawahan, menyediakan dukungan dan dorongan,
memudahkan interaksi, serta melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan.
Teori Kepemimpinan dan Tipe-tipe Kepemimpinan (Sumber Lain)

Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang
pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.

Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang
paling menonjol yaitu sebagai berikut :

1. Teori Genetie

Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan leaders are born and not made. bahwa
penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan
dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu
waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah
menetapkan ia menjadi pemimpin.

2. Teori Sosial

Jika teori genetis mengatakan bahwa leaders are born and not made, make penganut-
penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :

Leaders are made and not born.

Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin
apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

3. Teori Ekologis

Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-
ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana
kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang
memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah
dimilikinya itu.

Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat
dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian
penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan
secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang
baik.

Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima
type utama yaitu sebagai berikut :

1. Tipe pemimpin otokratis


2. Tipe pemimpin militoristis

3. Tipe pemimpin paternalistis

4. Tipe pemimpin karismatis

5. Tipe pomimpin demokratis

1. Tipe pemimpin demokratis

Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.

Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :

a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi

b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

c. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata

d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap
dialah yang paling benar.

e. Selalu bergantung pada kekuasaan formal

f. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang


mengandung unsur paksaan dan ancaman.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui
bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai
dalam organisasi modern.
2. Tipe kepemimpinan militeristis

Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe
militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak
semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.

Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.

b. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.

c. Sonang kepada formalitas yang berlebihan

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan

e. Tidak mau menerima kritik dari bawahan

f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe pemimpin
seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3. Tipe pemimpin fathernalistis

Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau
kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam
menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat
terlalu sentimentil.

Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.

b) Bersikap terlalu melindungi bawahan

c) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena


itu jarang dan pelimpahan wewenang.

d) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya


kreasi.

e) Sering menganggap dirinya maha tau.

Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan
tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan
elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

4. Tipe kepemimpinan karismatis

Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa
seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini
mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat
besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang
karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan
profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.

5. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah
tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu
mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.

Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:


1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia
itu adalah mahluk yang termulia di dunia.

2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan


organisasi.

3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.

4. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan
agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan
prakarsa dari bawahan.

5. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.

6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.

7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

8. Dan sebagainya.

Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak
mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.

Syarat-syarat pemimpin yang baik

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai pemirnpin adalah
seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat
kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan
pengalaman kerja.

Pengambangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan
maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting
adalah sebagai berikut :

a) Pendidikan umum yang luas.

b) Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.

c) Kemampuan berkembang secara mental

d) Ingin tahu

e) Kemampuan analistis

f) Memiliki daya ingat yang kuat

g) Mempunyai kapasitas integratif

h) Keterampilan berkomunikasi

i) Keterampilan mendidik

j) Personalitas dan objektivitas

k) Pragmatismo
l) Mempunyai naluri untuk prioritas

m) Sederhana

n) Berani

o) Tegas dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai