Latar Belakang
B. Tujuan Percobaan
Untuk memahami cara sterilisasi dengan menggunakan autoclave dalam kondisi
yang aseptis.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Ferdias.1992.Sterilisasi.
(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary. (diakses
pada tanggal 17 september 2014)
Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia
Pustaka Utama
Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat
-alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).
Lay dan Hatowo, 1992. Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia. Perlakuan perlepasan
mikroorganisme. 28 (2), 30-34.
atau karena munculnya suatu problem yang mengarahkan bahwa metode baku
tersebut harus direvisi.
c. Penjaminan mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah
berubah seiring dengan berjalannya waktu.
d. Metode baku digunakan di laboratorium yang berbeda, dikerjakan oleh
analis yang berbeda, atau dikerjakan dengan alat yang berbeda.
e. Untuk mendemonstrasikan kesetaraan antar dua metode, seperti antara
metode baru dan metode baku (Gandjar, 2007).
3. Tujuan Percobaaan
Memahami langkah-langkah analisis obat dalam cairan hayati.
I. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat memahami langkah-langkah analisis obat dalam cairan hayati
II. DASAR TEORI
Parameter farmakokinetika suatu obat diperoleh berdasarkan hasil pengukuran kadar utuh
dan atau metabolitnya didalam cairan hayati (darah,urin,saliva,atau cairan tubuh lainnya ). Oleh
karena itu agar nilai-nilai parameter kinetic obat dapat dipercaya metode penetapan kadar harus
memenuhi berbagai kriteria yaitu meliputi perolehan kembali(recovery),presisi dan akurasi.
Kepekaan dan selektivitas merupakan kriteria lain yang penting hal mana lainnya tergantung
dari alat ukur yang dipakai.
Selektivitas metode menempati prioritas karena bentuk obat yang akan ditetapkan dalam
cuplikan hayati adalah bentuk tak berubah atau metabolitnya. Artinya metode analisis yang
digunakan harus memiliki spesifitas yang tinggi terhadap salah satu bentuk obat yang akan
ditetapkan tersebut. Bahkan lebih memperluas lagi pengertian selektivitas metode ini yakni
kemampuan suatu metode penetapan kadar untuk membedakan suatu obat dari metabolitnya.
Pemilihan metode yang memiliki selektivitas tinggi ini perlu mendapatkan perhatian khusus.
Mengapa?karena hal ini berkaitan dengan rumus-rumus matematik yang akan diterapkan dalam
menghitung parameter farmakokinetika. Rumus matematika yang diturunkan berdasarkan data
pengukuran kadar obat tak berubah dalam cuplikan hayati berlainan dengan yang diturunakan
dari data kadar metabolitnya.
Sensitivitas merupakanmetode berkaitan dengan kadar terendah yang dapat diukur oleh
metode yang digunakan. Dalam penelitian farmakokinetika pilihan metode analisis juga
tergantung pada tingkat sensitivitas yang dimiliki oleh metode. Ini dapat dimengerti mengingat
dalam menghitung parameter farmakokinetik suatu obat diperlukan sederetan data kadar obat
dari waktu kewaktu atau dari kadar tertinggi sampai kadar terendah dalam cuplikan hayati yang
digunakan.
Ketelitian (akurasi) merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur
dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi,nilaisebenarnya, atau nilai rujukan. Akurasi
diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali pada suatu pengukuran dengan
melakukan spiking pada suatu sampel.Untuk pengujian senyawa obat akurasi diperoleh dengan
membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar. Suatu metode dikatakan tepat
jika ia menghasilka hasil yang sama dalam sederet penentuan ulangan (replikasi ). Akurasi
minimal dihitung minimal pada 5 kali konsentrasi. Hasil akurasi untuk metode bioanalisis tidak
boleh lebih besar dari 15%,kecuali untuk konsentrasi rendah tidak boleh lebih besar dari 20%.
Pada nilai akurasi dihitung kesalahan sistemik yang merupakan tolak ukur inakurasi penetapan
kadar berupa kesalahan konstan atau proposional. Persyaratan yang dituntut bagi suatu metode
analisa adalah jika kesalahan sistemik kurang dari 10%.
ketelitian (akurasi )dapat diketahui dari harga perolehan kembalinya (recovery) yang dinyatakan
sebagai % eror (harga sesungguhnya-harga uji ,dibagi harga sesungguhnya ,dikali 100%).
Perolehan kembali adalah suatu tolak ukur efisiensi analisis dan dapat bernilai positif dan
negative.
Ketepatan (presisi) merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai simpangan bakurelatif dari sejumlah sampel yang berbedasignifikan
secara statistic. Sesuai dengan ICH (International Conference on Harmonization), presisi harus
dilakukan dengan tingkatan yang berbeda,yaitu:
1. Keterulangan yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang sama (berulang) baik orangnya
,peralatan,tempat maupun waktunya
2. Presisi antara yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang berbeda baik orangnya ,peralatan,
tempat maupun waktunya.
3. Ketertiruan merujuk pada hasil-hasildari labolatorium yang lain
V. HASIL
Data kurva baku asam salisilat
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
50 0,188
100 0,338
150 0,484
200 0,637
250 0,786
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami langkah-langkah analisis
obat dalam cairan hayati serta mengetahui prosedur obat dalam cairan hayati.
Pada praktikum ini pertama-tama kita membuat kurva baku dari asam salisilat untuk mencari
nilai a dan b dalam persamaan kurva baku y =a+ bx. Kurva baku yang baik apabila nilai r nya
mendekati niali 1. Metode spektrofotometri visible digunakan agar hasil analisis sesuai dengan
ketentuan yang ada. Parameter yang dilakukan pada metode ini adalah recovery ,presisi dan
akurasi. Dimana recovery merupakan suatu tolak ukur efisiensi analisis dan dapat bernilai
positive dan negative. Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai
terukur dengan nilai yang diterima , baik nilai konvensi, nilai sebenarnya atau nilai rujukan.
Sedangkan presisi merupakan ukuran keterulangan metode analsisis dan biasanya diekspresikan
sebagai simpangan baku relative dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistic.
Kemudian dilakukan penetapan kadar asam salisilat sampel yang berupa darah ditambahkan
Na2EDTA dengan tujuan untuk koagulasi darah agar tidak mengental.kemudian sampel
ditambahkan TCA 10% sebanyak 2 ml yang dihomogenkan. TCA 10% digunakan untuk
deproteinisasi pada sampel darah. Apabila protein pada sampel tidak dihilangkan maka akan
mengganggu absorb. Setelah itu disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit.
Setelah didapat filtrate bening,sampel dibaca absorbansinya dengan lamda 265 nm
menggunakan spektrofotometer uv-vis. Setelah itu didapatkan kadar dan dapat dihitung
recovery,kesalahan acak dan kesalahan sistemik.
Dari hasil analisis yang didapat recovery pada sampel mendapatkan hasil yang kurang dari
persyaratannya 75%-90% atau lebih.Ini menunjukka bahwa data tyidak valid sehingga tidak
dapat digunakan sebagai kinetika obat. Data recovery tersebut disimpulkan kurang teliti,kurang
akurat dan kurang efisien.
Selanjutnya pada perhitungan kesalahan acak mendapatkan hasil 7%,itu berarti hasil yang
kami peroleh tidak melampaui persyaratan yang ada yaitu kurang dari 10%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel kurang teliti dan efisien.
Perhitungan yang terakhir adalah kesalahan sistemik.Hasil yang didapat dari penelitian ini
yaitu melebihi persyaratan kesalahan sistemik kurang dari 10%.Data ini dinyatakan tidak akurat
dan efisien.Dari ketiga perhitungan yang telah kami lakukan data-data sebagian besar tidak valid.
Hal ini disebabkan beberapa factor antara lain :kesalahan dalam pembuatan larutan,kesalahan
pada alat/instrument yang digunakan dan kesalahan pada praktikan sendiri. Dimana kurang teliti
menganalisis data yang diperoleh. Oelh sebab itu,diperlukan ketelitian dalam
penggunaan alatdan mengamati data yang diperolehselama percobaan berlangsung.
VII. KESIMPULAN
Parameter yang dilakukan pada metode ini adalah recovery,presisi dan akurasi
Dari hasil analisis yang didapat recovery pada sampel mendapatkan hasil yang kurang dari
persyaratannya 75%-90% atau lebih. Ini menunjukkan bahwa data tidak valid sehingga tidak
dapat digunakan sebagai kinetika obat. Data recovery tersebut disimpulkan kurang teliti,kurang
akurat dan kurang efisien.
Kesalahan acak mendapatkan hasi 7%,itu berarti hasil yang kami peroleh tidak
melampaui persyaratan yang ada yaitu kurang dari 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel teliti dan efisien.
Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu melebihi persyaratan kesalahan sistemik kurang dari
10%. Data ini dinyatakan tidak akurat dan efisien.
Dari ketiga perhitungan yang telah kami lakukan data-data yang diperoleh sebagian besar tidak
valid