NAMA
2.Ketopong Sultan
Ketopong adalah mahkota yang biasa dipakai oleh Sultan Kerajaan Kutai yang
terbuat dari emas. Ketopong ini memiliki berat 1,98 kg dan saat ini masih
tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Benda
bersejarah yang satu ini ditemukan di Mura Kaman,
Kutai Kartanegara pada tahun 1890. Sedangkan
yang dipajang di Museum Mulawarman merupakan
ketopong tiruan.
3. Pedang Sultan Kutai
Pedang Sultan Kutai terbuat dari emat padat.
Pada gagang pedang terdapat ukiran gambar
seekor harimau yang
siap untuk
menerkam mangsanya. Sedang pada bagian ujung pedang terdapat
hiasan seekor buaya. Untuk melihat benda ini kamu harus
berkunjung ke Museum Nasional di Jakarta.
A. HAYAM WURUK
Dyah Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang
memerintah tahun 1351-1389, bergelar Maharaja Sri Rajasanagara. Di
bawah pemerintahannya, Kerajaan Majapahit mencapai zaman kejayaannya.
Silsilah Hayam Wuruk
Hayam Wuruk adalah putra pasangan Tribhuwana
Tunggadewi dan Sri Krtawardhana (Cakradhana). Ibunya adalah
putri Raden Wijaya pendiri Majapahit, sedangkan ayahnya
adalah raja bawahan di Singasari bergelar Bhre Tumapel.
Hayam Wuruk dilahirkan tahun 1334. Peristiwa kelahirannya
diawali dengan gempa bumi di Pabanyu Pindah dan
meletusnya Gunung Kelud. Pada tahun itu pula Gajah Mada
mengucapkan Sumpah Palapa.
Hayam Wuruk memiliki adik perempuan bernama Dyah
Nertaja alias Bhre Pajang, dan adik angkat bernama
Indudewi alias Bhre Lasem, yaitu putri
Rajadewi, adik ibunya.
Permaisuri Hayam Wuruk bernama Sri
Sudewi bergelar Padukasori putri
Wijayarajasa Bhre Wengker. Dari
perkawinan itu lahir Kusumawardhani yang
menikah dengan Wikramawardhana putra
Bhre Pajang. Hayam Wuruk juga memiliki
putra dari selir yang menjabat sebagai Bhre
Wirabhumi, yang menikah dengan
Nagarawardhani putri Bhre Lasem.
Masa pemerintahan Hayam Wuruk
Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit
menaklukkan Kerajaan Pasai dan Aru
(kemudian bernama Deli, dekat Medan
sekarang). Majapahit juga menghancurkan
Palembang, sisa-sisa pertahanan Kerajaan
Sriwijaya (1377).
B. GAJAH MADA
Gajah Mada (wafat k. 1364) adalah
seorang panglima perang dan tokoh yang
sangat berpengaruh pada zaman kerajaan
Majapahit.
Menurut berbagai
sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari
zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya
tahun 1313, dan semakin menanjak
setelah peristiwa pemberontakan Ra
Kuti pada masa pemerintahan Sri
Jayanagara, yang mengangkatnya
sebagai Patih. Ia
menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada
masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan
kemudian
sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri)
yang mengantarkan Majapahit ke puncak
kejayaannya. Gajah Mada terkenal dengan
sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia
menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil
menyatukan Nusantara. Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu,
sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya.
Wajah sesungguhnya dari tokoh Gajah Mada, saat ini masih
kontroversial. Banyak masyarakat Indonesia masa sekarang yang
menganggapnya sebagai pahlawan dan simbol nasionalisme Indonesia dan
persatuan Nusantara.
Akhir hidup Gadjah Mada
Disebutkan dalam Negarakretagama bahwa sekembalinya Hayam Wuruk
dari upacara keagamaan di
Simping, ia menjumpai bahwa
Gajah Mada telah gering (sakit).
Gajah Mada disebutkan meninggal
dunia pada tahun 1286 Saka atau
1364 Masehi namun tidak
diketahui secara pasti dimana
Gajah Mada dimakamkan. Hayam
Wuruk kemudian memilih enam
Mahamantri Agung, untuk
selanjutnya membantunya dalam
menyelenggarakan segala urusan
negara
Peninggalan Kerajaan Majapahit (Hayam Wuruk
dan Gajah Mada)
1. Celengan Majapahit
2. Arca Emas
3. Terakota Wajah
4. Surya Majapahit
6.Candi Cetho
Candi Cetho merupakan salah satu Peninggalan Kerajaan Majapahit
yang bernuansa agama Hindu sekaligus menjadi candi terakhir yang dibuat
oleh Kerajaan Majapahit pada abad ke 15.
Van de Vlies membuat laporan ilmiah tentang
candi ini pada tahun 1842, yang menarik A.J.
Bernet Kempers untuk melakukan
suatu penelitian. Hingga akhirnya
objek-objek terpendam ditemukan
oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda
pada tahun 1928.Keunikan Candi ini,
diawal masuk terlihat bangunan yang
sederhana yang belum menunjukan
bangunan kedewaan. Diatas candi
pun terdapat Puri yang biasa disebut
Puri Saraswati.
7. Candi Pari
8. Candi Tikus
Masih berada
dalam kompleks Akeologi Trowulan, Mojokerto
Jawa Timur. Candi tikus adalah salah satu candi
Peninggalan Kerajaan Majapahit yang awalnya
terkubur dalam tanah, hingga akhirnya ditemukan
pada tahun 1914. Dalam proses penggalian, situs
ini ditemukan di kawasan tempat makam
masyarakat sana.Akhirnya pada tahun 1984 hingga
1985 dilakukan penggalian secara menyeluruh.
Nama candi tikus sebenarnya hanyala sebuah
nama yang disebutkan oleh masyarakat sekitar
karena saat ditemukan candi tersebut seperti
sarang tikus.
4. SULTAN HASANUDDIN ( KERAJAAN GOWA-TALLO)