Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagaimana diamanatkan oleh TAP MPR Nomor XI/MPR/1998


tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang kemudian dijabarkan kedalam pasal
3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaran
Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
dijelaskan bahwa Akuntabilitas sebagai salah satu aspek umum
penyelenggara negara adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan yang dilakukan penyelenggara
negara harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat atau
rakyat, sebagai pemegang kedaulatan negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undang yang berlaku.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau
sebagai salah satu komponen Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang memiliki peranan penting dalam menjaga keutuhan bangsa dan
negara, khususnya upaya untuk mempertahankan kesatuan dan
persatuan bangsa dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) di wilayah Provinsi Kepulauan Riau,
memerlukan suatu perencanaan yang strategis pada setiap program
kegiatan agar apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan
sasaran. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman yang matang, terarah
serta usaha yang maksimal dari setiap aparat, untuk berkomitmen
mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan dan hasil akhir kegiatan
yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam bentuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau.
Sehubungan dengan hal tersebut, Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ini
disusun berdasarkan penugasan sesuai Instruksi Presiden Nomor 7
Tahun 1999 serta Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2010 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah yang intinya mewajibkan setiap instansi pemerintah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara mulai dari pejabat
eselon II keatas untuk mempertanggungjawabkan perencanaan
strategis yang akan dicapai selama 1 (satu) tahun.
Seperti diketahui bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) merupakan landasan awal untuk melaksanakan
Program Kerja lima tahunan yang berdasarkan Rencana Strategis
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2010-2015.
Oleh karena itu, menjadi kewajiban kita semua untuk
mengupayakan peran aktif, kerjasama, tanggungjawab dan kerja keras
setiap unsur aparatur/staf Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, yang
dipergunakan sebagai modal dasar didalam mengemban visi dan misi.

B. DASAR HUKUM

Penyusunan LAKIP Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi


Kepulauan Riau Tahun 2011 didasarkan:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
5. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata kerja Kementerian Dalam Negeri.
7. Peraturan Menteri Negara Penddayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor Tahun 2012
tentang APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan


Kesatuan Bangsa dan Politik disusun bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai pelaksanaan Rencana Strategis 2010-2014
sebagai pertanggungjawaban kepada Gubernur Kepulauan Riau
khususnya LAKIP Tahun 2011 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
dimaksudkan sebagai penyajian data real, baik data mengenai target
maupun realisasi kinerja.

Evaluasi kinerja mandiri dan analisis yang diuraikan pada LAKIP


ini akan diarahkan pada evaluasi dan analisis terhadap implementasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sehingga
menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen dalam
pengembangan SAKIP Badan Kesbangpol Provinsi Kepulauan Riau
selanjutnya.

D. GAMBARAN ORGANISASI

1. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan
kebijakan serta standarisasi teknis dibidang kesatuan bangsa dan
Politik.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Badan Kesatuan Bangsa dan


Politik mempunyai fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina ideologi


dan wawasan kebangsaan, ketahanan seni, budaya, agama dan
kemasyarakatan, kewaspadaan nasional, politik dalam negeri dan
ketahanan ekonomi.

b. pelaksanaan kebijakan di bidang bina ideologi dan


wawasan kebangsaan, ketahanan seni, budaya, agama dan
kemasyarakatan, kewaspadaan nasional, politik dalam negeri
dan ketahanan ekonomi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

c. perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan


prosedur di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan,
ketahanan seni, budaya, agama dan kemasyarakatan,
kewaspadaan nasional, politik dalam negeri dan ketahanan
ekonomi.
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;

e. pelaksanaan administrasi Badan Kesatuan Bangsa dan


Politik.

2. Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi


Kepulauan Riau terdiri dari:
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 5 tahun 2011
mengenai Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi
Pamong Praja dan Lembaga Lain Provinsi Kepulauan Riau, pasal 27-
35, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau,
memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
a. Kepala
b. Bidang Sekretariat:
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan:
Sub Bidang Ketahanan Ideologi Negara
Sub Bidang Wawasan Kebangsaan
d. Bidang Politik Dalam Negeri dan Kewaspadaan Dini:
Sub Bidang Fasilitasi Kelembagaan Partai Politik
Sub Bidang Kewaspadaan Dini
e. Bidang Ketahanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan:
Sub Bidang Ketahanan Seni, Budaya dan
Agama
Sub Bidang Organisasi Kemasyarakatan
f. Bidang Ketahanan Ekonomi:
Sub Bidang Ketahanan Sumber Daya Alam dan Kesenjangan
Perekonomian.
Sub Bidang Perilaku Perekonomian Masyarakat.

3. Sumber Daya
Dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kewenangan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau sangat
memerlukan ketersediaan sumber daya manusia yang handal,
berkompeten dan professional. Saat ini personil Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau berjumlah 61 orang yang
terdiri atas 40 orang PNS dan 21 orang Non PNS/PTT.
Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi sumber daya
manusia yang ada di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kepulauan Riau, dapat dilihat pada table sebagai berikut:

Daftar Pegawai Badan Kesbangpol


Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Tahun 2011

No. Kualifikasi Pendidikan PNS Non PNS

1. Pasca Sarjana (S2) 4 -


2. Sarjana (S1/Diploma IV) 27 10
3. Sarjana Muda/Diploma III 6 1
4. Diploma II - -
5. Diploma I - -
6. SLTA 3 8
7. SLTP - 1
8. SD - 1
Jumlah 40 21
Sumber: Subag Kepegawaian Bakesbangpol, 2011.

Daftar Pegawai Badan Kesbangpol


Berdasarkan Golongan/Kepangkatan Tahun 2011

No. Golongan/Kepangkatan Jumlah %

1. Golongan IV 5 8,20
2. Golongan III 29 47,54
3. Golongan II 6 9,84
4. Golongan I - -
5. Non PNS/PTT 21 34,42
Jumlah 61 100
Sumber: Subag Kepegawaian Bakesbangpol, 2011.

Daftar Pegawai Badan Kesbangpol


Berdasarkan Eselonering Tahun 2011

No. Eselonering Jumlah %

1. Eselon II 1 1,64
2. Eselon III 4 6,56
3. Eselon IV 9 14,75
4. Non Eselon 47 77,05

Jumlah 61 100
Sumber: Subag Kepegawaian Bakesbangpol, 2011.

E. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik sesuai Peraturan Daerah


Nomor 5 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah,
Satuan Polisi Pamong Praja dan Lembaga Lain Provinsi Kepulauan Riau,
mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan
serta standarisasi teknis dibidang kesatuan bangsa dan Politik. Sebagai
salah satu komponen yang memiliki kewenangan urusan pemerintah
tersebut, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai hubungan
kerja dengan Pemerintahan Pusat, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota dalam penanganan masalah politik dalam negeri serta
masalah-masalah konflik sosial di daerah. Dalam tataran penetepan
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kegiatan,
pembinaan penyelenggaraan pemerintahan, pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan kapasitas aparatur di
bidang bina idelogi dan wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasional,
ketahanan seni, budaya, agama dan kemasyarakatan, politik dalam
negeri, maupun di bidang ketahanan ekonomi.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Badan Kesatuan


Bangsa dan Politik telah melaksanakan beberapa peraturan perundang-
undangan serta kebijakan yang berkaitan dengan penanganan
masalah-masalah sosial dalam kehidupan di masyarakat melalui
pembentukan forum-forum dimasyarakat seperti Forum Pembauran
Kebangsaan (FPK), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum
Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) serta memfasilitasi
pembentukan komunitas intelejen di daerah dengan melibatkan
instansi terkait di Daerah. Pembentukan forum-forum tersebut
dimaksudkan untuk menjaga stabilitas politik dalam negeri di
daerah/wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Hubungan kerja yang melibatkan pemerintahan daerah


khususnya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten/kota, Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau setiap saat selalu
melakukan koordinasi melalui Pusat Komunikasi Informasi (PUSKOMIN)
yang berada di pusat dan masing-masing daerah untuk memantau
perkembangan situasi dan kondisi daerah di bidang kesatuan bangsa
dan politik. Disamping itu Badan Kesatuan Bangsa dan Politik juga
melibatkan elemen-elemen di masyarakat seperti Ormas/LSM/LNL di
daerah dalam menjalankan kebijakan-kebijakan pusat melalui kegiatan
kerjasama program di bidang Pendidikan Politik dan Wawasan
Kebangsaan serta Cinta Tanah Air serta memberikan izin pendirian
kepada Ormas/LSM/LNL yang baru.

Untuk itu peran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi


Kepulauan Riau sangatlah strategis khususnya dalam penanganan
masalah-masalah yang dapat mengganggu ketentraman dan
ketertiban di masyarakat serta menjaga persatuan dan kesatuan serta
keutuhan NKRI di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Adapun sistematika penyajian LAKIP Badan Kesbangpol Tahun


2011, disusun sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Gambaran Organisasi
E. Aspek Strategis Organisasi
F. Sistematika Penyajian
Bab II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis (RENSTRA)
B. Rencana Kinerja Tahun 2011

Bab III: AKUNTABILITAS KINERJA


A. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2011
B. Analisa Capaian Kinerja
C. Akuntabilitas Keuangan

Bab IV: PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut

LAMPIRAN
Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Tabel Realisasi Keuangan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun
2011

BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Mempedomani Visi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, yaitu


Terwujudnya Kepulauan Riau Sebagai Bunda Tanah Melayu Yang
Sejahtera, Berakhlak Mulia dan Ramah Lingkungan, maka Visi Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau adalah:
1. Visi:
MEWUJUDKAN MASYARAKAT DEMOKRATIS, PARTISIPATIF,
HARMONIS DAN TANGGUH, BERKEADILAN DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA, YANG BERWAWASAN
NUSANTARA.

2. Misi
Untuk mewujudkan Visi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015, maka ditetapkan misi
sebagai berikut:
1. Mendorong peningkatan budaya demokrasi dan
partisipasi
Pernyataan Misi 1 ini mempunyai maksud bahwa demokrasi
pada masa kini antara lain menyangkut hak memilih dan hak
untuk dipilih, menyangkut pula adanya pengakuan terhadap
kesetraan diantara warga negara, kebebasan warga negara
untuk melakukan partisipasi politik, kebebasan untuk
memperoleh berbagai sumber informasi dan komunikasi, serta
kebebasan utuk menyuarakan ekspresi baik memlalui organisasi,
potensi, seni, serta kebudayaan, dan efektif dan lestari tanpa
adanya budaya yang memawarnai pengorganisasian bebagai
elemen politik seperti partai politik, lembaga-lembaga
pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan. Demokrasi
memerlukan partisipasi rakyat dan demokrasi yang kuat
bersumber pada kehendak rakyat serta bertujuan untuk
mencapai kemasalahatan bersama, itukah pengertian
demokrasi.
2. Mendorong peningkatan rasa kebangsaan
Pernyataan Misi 1 ini mempunyai maksud bahwa dengan
meningkatnya rasa kebangsaan di kalangan masyarakat, maka
akan tercipta kerukunan hidup yang harmonis antar umat
beragama, etnis/suku. Kesadaran berbangsa, merupakan rasa
yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial
yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah dan aspirasi perjuangan
masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan
sejarah masa kini. Dinamisasi kebangsaan ini dalam mencapai
cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan,
yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa
memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas.
Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat
kebangsaan atau semangat patriotism.
3. Meningkatkan keberdayaan Ormas/LSM dan Organisasi
Profesi
Pernyataan Misi 3 ini mempunyai maksud bahwa pemberdayaan
Ormas dan LSM sedang berada pada suatu situasi dan kondisi
yang penuh dengan peluang dan tantangan untuk semakin
tumbuh dalam kuantitasnya dan semakin berkembang dalam
kualitas dan ragam aktivitasnya. Pemberdayaan Ormas dan LSM
dapat dilakukan oleh Pemerintah sebagai pengayom, pelayan,
dan pengatur; oleh masyarakat sebagai pembentuk, pelaku, dan
pengontrol pemerintah; oleh masyarakat dan pemerintah
sebagai mitra pembangun bangsa guna mencapai organisasi
yang mandiri dan profesional dalam mempejuangkan aspirasi
dan tuntutan rakyat.
4. Mendorong terciptanya ketahanan ekonomi dan sosial
budaya masyarakat
Pernyataan Misi 4 ini mempunyai maksud bahwa ketahanan
ekonomi merupakan kondisi dinamis kehidupan perekonomian
masyarakat yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan
wilayah dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar
maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung.
Sedangkan ketahanan sosial budaya merupakan kondisi dinamis
budaya masyarakat Kepulauan Riau yang berisi keuletan dan
ketangguhan dalam menghadapi serta mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari
luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung
membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.

3. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai berdasarkan rumusan
misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik adalah sebagai berikut:

Misi 1. Mendorong peningkatan budaya demokrasi

Tujuan:
1) Meningkatkan partisipasi masyarakat secara aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
2) Mewujudkan pengakuan akan supremasi hukum (daulat
hukum);
3) Mewujudkan pengakuan akan kesamaan di antara warga
Negara;
4) Meningkatkan kebebasan, di anataranya; kebebasan
berekpresi dan berbicara/berpendapat berkebebasan untuk
berkumpul dan berorganisasi, berkebebasan beragama,
berkeyakinan, kebebasan untuk menggugat pemerintah,
kebebasan untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum,
kebebasan untuk mengurus nasib sendiri.

Misi 2. Mendorong peningkatan rasa kebangsaan

Tujuan:

1) Mendorong terwujudnya peningkatan internalisasi rasa


kebangsaan yang dalam dan cinta tanah air dan bangsa di
kalangan generasi muda.

2) Mendorong prestasi warga masyarakat Kepulauan Riau di


tingkat nasional maupun internasional, sehingga semakin
banyak hal yang dapat dijadikan kebanggaan nasional.

3) Meningkatkan kembali slogan cinta produksi lokal/dalam


negeri dan mendorong usaha peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi.

4) Mendorong pemasyarakatan budaya lokal/nasional Indonesia


untuk membendung masuknya budaya asing yang negatif.
5) Meningkatkan kesadaran untuk memproteksi (bukan berarti
menutup pintu) arus globalisasi informasi dan teknologi.

Misi 3. Meningkatkan keberdayaan Ormas/LSM dan


Organisasi Profesi

Tujuan:
1) Meningkatan dan memperkuat kemandirian, yaitu mandiri dalam hal
kreativitas, aktivitas, pendanaan, sumberdaya pengelola, dan
pengembangan organisasi.
2) Meningkatkan profesionalitas dalam hal kinerja, akuntabilitas publik,
spesialisasi fungsional, produktivitas, edukatif-produktif, dan inovatif
(kreatif-ekonomis).

Misi 4. Mendorong terciptanya ketahanan ekonomi dan


sosial budaya masyarakat

Tujuan:
1) Mendorong terwujudnya kehidupan ekonomi yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat meliputi:
produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang jasa.
2) Meningkatkan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat secara individu maupun kelompok, serta cara-cara
yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk
memenuhi kebutuhan.
3) Meningkatkan kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam
kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta
kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak
sesuai dengan kebudayaan masyarakat Kepulauan Riau.

b. Sasaran
Berdasarkan misi dan tujuan yang ditetapkan tersebut,
maka sasaran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik untuk 5 (lima)
tahun ke depan adalah sebagai berikut:

Tujuan 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat secara aktif


dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sasaran:

a. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berbagai aktivitas


kehidupan bermasyarakat, baik di bidang ekonomi dan social
budaya.

Tujuan 2. Mewujudkan pengakuan akan supremasi hukum


(daulat hukum).

Sasaran:

a. Terwujudnya setiap individu yang memiliki kedudukan yang


sama, yakni berhak untuk mengadakan pembelaan,
penuntutan, berperkara di depan pengadilan.

Tujuan 3. Mewujudkan pengakuan akan kesamaan di antara


warga Negara.

Sasaran:

a. Terwujudnya warga masyarakat yang memiliki hak-hak politik


yang sama; jumlah suara yang sama, hak pilih yang sama,
akses atau kesempatan yang sama untuk medapatkan ilmu
pengetahuan.

b. Terwujudnya kesamaan hak warga masyarakat dalam proses


pembuatan dan implementasi kebijakan.

Tujuan 4. Meningkatkan kebebasan dalam kehidupan yang


demokratis.
Sasaran:

a. Meningkatnya hak memilih dan hak untuk dipilih, menyangkut


pula adanya pengakuan terhadap kesetaraan diantara warga
Negara;

b. Meningkatnya kebebasan warga masyarakat untuk melakukan


partisipasi politik;

c. Meningkatnya kebebasan warga masyarakat untuk


memperoleh berbagai sumber informasi dan komunikasi;

d. Meningkatnya kebebasan warga masyarakat utuk


menyuarakan ekspresi baik melalui organisasi, potensi, seni,
serta kebudayaan, dan efektif dan lestari tanpa adanya
budaya yang mewarnai pengorganisasian berbagai elemen
politik seperti partai politik, lembaga-lembaga pemerintahan
maupun organisasi kemasyarakatan.

Tujuan 5. Mendorong terwujudnya peningkatan internalisasi rasa


kebangsaan yang dalam dan cinta tanah air dan bangsa di
kalangan generasi muda.

Sasaran:

a. Terwujudnya upaya menumbuhkan dan meningkatkan


idealisme, patriotisme dan wawasan kebangsaan terhadap
anak dan remaja yang dilakukan dengan menanamkan rasa
cinta tanah air, disiplin dan kemandirian sejak anak usia
sekolah.

b. Terwujudnya upaya atau penyelenggaraan melalui kegiatan


kepramukaan/kepanduan, kegiatan wisata remaja, outbond
kepemudaan dari lintas agama/etnis atau kirab
remaja/pemuda yang diikuti oleh perwakilan remaja dari
Kabupaten/Kota, dan Propinsi lainnya serta wakil-wakil remaja
dari negara sahabat.

Tujuan 6. Mendorong prestasi warga masyarakat Kepulauan Riau


di tingkat nasional maupun internasional.

Sasaran:

a. Terbukanya pemanfaatan momen-momen kompetisi antar


daerah atau antar bangsa, baik di bidang seni budaya,
olahraga maupun pendidikan (kompetisi sains dan teknologi).

Tujuan 7. Meningkatkan kembali slogan cinta produksi


lokal/dalam negeri dan mendorong usaha peningkatan kualitas
dan kuantitas produksi.

Sasaran:

a. Meningkatnya upaya pemberian kesadaran dan pemahaman


terhadap masyarakat tentang cinta produksi lokal/ dalam
negeri.

b. Meningkatnya usaha pembinaan terhadap produsen guna


meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

Tujuan 8. Mendorong pemasyarakatan budaya lokal/nasional


Indonesia untuk membendung masuknya budaya asing yang
negatif.

Sasaran:

a. Meningkatnya pembudayaan kearifan lokal (local wisdom)


yang merupakan gagasan-gagasan setempat (local) yang
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Tujuan 9. Meningkatkan kesadaran untuk memproteksi arus


globalisasi informasi dan teknologi.
Sasaran:
a. Tersedianya peraturan-peraturan dan kebijakan yang
diperlukan untuk memproteksi dan mempromosikan
keanekaragaman ekspresi budaya.

b. Mendorong dan mempromosikan pemahaman mengenai


pentingnya proteksi dan promosi keanekaragaman ekspresi
budaya melalui program pendidikan dan kesadaran
masyarakat umum.

c. Mendorong partisipasi aktif masyarakat melalui sosialisasi dan


mengintegrasikan kebudayaan di dalam kebijakan
pembangunan.

Tujuan 10. Meningkatan dan memperkuat kemandirian, yaitu


mandiri dalam hal kreativitas, aktivitas, pendanaan, sumberdaya
pengelola, dan pengembangan organisasi.

Sasaran:
a. Meningkatnya upaya pemberdayaan individu, organisasi
maupun masyarakat yang diharapkan mampu mengurus
kebutuhan dan permasalahannya sendiri;
b. Meningkatnya pemberdayaan melalui proses memandirikan
individu, masyarakat maupun organisasi, yaitu kemandirian
dalam perspektif dan tatanan nilai-nilai ke-Indonesia-an bukan
kemandirian dari perseptif nilai-nilai bangsa negara lain.

Tujuan 11. Meningkatkan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf


hidup masyarakat secara individu maupun kelompok, serta cara-
cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk
memenuhi kebutuhan.

Sasaran:
a. Meningkatnya pembangunan sosial melalui pendekatan
komunitas/komunitarian, dimana masyarakat dan komunitas
perlu saling bekerja sama melalui pengembangan komunitas
lokalnya.
b. Meningkatnya pembangunan sosial, yang menekankan pada
pentingnya kolektivitas, serta adanya partisipasi dalam
memastikan kebijakan pembangunan sosial diimplementasikan
dan kebijakan sosial dan ekonomi diselaraskan.

Tujuan 12. Meningkatkan kondisi kehidupan sosial budaya


masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha
esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera.

Sasaran:

a. Meningkatnya kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa


kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tercipta keseimbangan
dalam kehidupan lahiriah dan batiniah.

b. Meningkatnya kerukunan antar umat beragama.

c. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam membina


keimanan dan agama dalam keluarga dan masyarakat.

c. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi merupakan langkah-langkah untuk mewujudkan visi


dan misi. Satu strategi dapat terhubung dengan pencapaian satu
sasaran. Arah kebijakan yang ditempuh yaitu mengupayakan secara
bertahap suasana yang kondusif mendukung proses penguatan
persatuan kesatuan bangsa dan mendorong peningkatan
pemahaman demokrasi sampai ke masyarakat kebanyakan. Untuk
menuju arah tersebut dilakukan upaya-upaya:

1. Menyeimbangkan kewenangan antara Pemerintah dan


masyarakat dalam penyelenggaraan persatuan dan kesatuan
bangsa.
2. Meningkatkan iklim yang mendorong integrasi sosial
masyarakat, membangun sikap dan prilaku politik demokratis
yang menghargai perbedaan pendapat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

3. Membangun ketahanan masyarakat dibidang idiologi, politik,


ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

B. RENCANA KINERJA TAHUN 2011

Pada tahun anggaran 2011 merupakan tahun kedua dari Renstra


Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau, dan
merencanakan melaksanakan sebanyak 7 Program dan 12 Kegiatan,
yaitu sebagai berikut:
No
PROGRAM KEGIATAN
.
A. BELANJA LANGSUNG:
1. Program Pelayanan a. Penyediaan Jasa Administrasi
Administrasi Perkantoran Keuangan
b. Penyediaan Jasa Tenaga
Pendukung
c. Pelaksanaan Kegiatan
Rutinitas Perkantoran

2. Program Peningkatan a. Penyusunan LAKIP


Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan

3. Program Peningkatan a. Pelatihan Satuan Linmas


Keamanan dan Kenyamanan dalam Pengendalian dini dan
Lingkungan Kenyamanan Lingkungan

4. Program Pemeliharraan a. Peningkatan Fungsi FKDM


Kantrantibmas dan Pencegahan
Tindak Kriminal

5. Program Pengembangan a. Peningkatan Peran FKUB


Wawasan Kebangsaan b. Pembinaan Forum
Pembauran Kebangsaan
(FPK)
6. Program Pencegahan Dini dan a. Pelatihan Relawan Satkorlak
Penanggulangan Korban PB
Bencana b. Peningkatan Fungsi KOMINDA

7. Program Kerjasama a. Pengawasan Orang Asing


Ketenteraman dan Ketertiban b. Rapat Koordinasi Kesbangpol
dan Linmas se-Provinsi Kepri

Keseluruhan program dan kegiatan tersebut dialokasikan anggaran


sebesar Rp. 9.312.348.000,- dengan rincian jumlah anggaran Belanja
Tidak Langsung sebesar Rp. 3.072.614.306,- dan anggaran Belanja
Langsung Rp. 6.239.733.694,-
Untuk penjelasan lebih rinci mengenai keseluruhan program dan
kegiatan dimaksud, dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:
1. Belanja Langsung
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Lokasi Kegiatan : Prov. Kepri
Anggaran : Rp. 711.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.
711.000.000,-
Keluaran Terbayarnya honorarium 28 orang
pejabat pengelola keuangan
Hasil Terciptanya pelayanan 100%
administrasi yang prima

2) Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung


Lokasi Kegiatan : Tanjungpinang
Anggaran : Rp. 402.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.
402.000.000,-
Keluaran Terbayarnya honorarium PTT 19 orang
Hasil Meningkatnya pelayanan 19 orang
adminisrtasi perkantoran

3) Pelaksanaan Kegiatan Rutinitas Perkantoran


Lokasi Kegiatan : Tanjungpinang
Anggaran : Rp. 1.626.733.694,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.
1.626.733.694,
-
Keluaran Terlaksananya kegiatan 1 tahun
rutinitas perkantoran
Hasil Meningkatnya kegiatan 100%
perkantoran dengan adanya
rutinitas perkantoran

b. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian


Kinerja dan Keuangan
1) Penyusunan LAKIP
Lokasi Kegiatan : Tanjungpinang
Anggaran : Rp. 25.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target
Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.25.000.00
0,-
Keluaran Terlaksananya penyusunan 10 explr
LAKIP
Hasil Tersedianya buku LAKIP Badan 100%
Kesbangpol

c. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan


1) Pelatihan Satuan Linmas dalam Pengendalian Dini dan
Kenyamanan Lingkungan
Lokasi Kegiatan : Tanjungpinang
Anggaran : Rp. 200.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.200.000.00
0,-
Keluaran Terlaksananya pelatihan 60 orang
Satuan Linmas dalam
pengendalian
Hasil Tertanganinya gangguan 100%
keamanan dan kenyamanan
lingkungan secara cepat dan
tepat sasaran di masyarakat

d. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak


Kriminal
1) Peningkatan Fungsi FKDM
Lokasi Kegiatan : Prov. Kepri
Anggaran : Rp. 150.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.150.000.0
00,-
Keluaran Terdeteksinya ancaman, 4 kali rapat
gangguan, hambatan dan
tantanggan di daerah
Hasil Meningkatnya Kantrantibmas 10%
dan menurunnya tindak
kriminal dalam masyarakat

e. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan


1) Peningkatan Peran FKUB
Lokasi Kegiatan : Prov. Kepri
Anggaran : Rp. 900.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.900.000.0
00,-
Keluaran Terciptanya kerukunan antar 6 kali rapat
umat beragama di Prov. Kepri
Hasil Menanamkan dan 100%
meningkatkan nilai-nilai luhur
budaya bangsa

2) Pembinaan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK)


Lokasi Kegiatan : Tanjungpinang
Anggaran : Rp. 200.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.200.000.0
00,-
Keluaran Terciptanya rasa kebangsaan, 3 kali rapat
persatuan dan kesatuan
bangsa dalam wadah NKRI
Hasil Upaya pemahaman arti 100%
wawasan kebangsaan

f. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana


1) Pelatihan Relawan Inti Satkorlak PB
Lokasi Kegiatan : Prov. Kepri
Anggaran : Rp. 200.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.
200.000.000,-
Keluaran Meningkatnya keterampilan 50 orang
relawan dalam
penanggulangan korban
bencana
Hasil Tersedianya tenaga relawan 100%
yang terampil dan terlatih
dalam penanggulangan
bencana

g. Program Pengembangan Komunikasi dan Informasi


1) Peningkatan Fungsi KOMINDA
Lokasi Kegiatan : Prov. Kepri
Anggaran : Rp. 1.500.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011

Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja


Masukan Jumlah dana Rp.1.500.000.0
00,-
Keluaran Meningkatnya koordinasi dan 7 kali rapat
terciptanya laporan intelejen
yang akurat
Hasil Terciptanya pengembangan 100%
komunikasi dan informasi
masyarakat yang dapat
menjaga iklim social politik
yang kondusif di Prov. Kepri

h. Program Kerjasama Ketenteraman dan Ketertiban


1) Pengawasan Orang Asing
Lokasi Kegiatan : Prov. Kepri
Anggaran : Rp. 175.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011

Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja


Masukan Jumlah dana Rp.175.000.0
00,-
Keluaran Meningkatkan 4 kali rapat
koordinasi/kerjasama antar
instansi pemerintah
Hasil Terlaksananya kerjasama yang 100%
baik antar instansi dalam
ketenteraman dan ketertiban
di Prov. Kepri

2) Rapat Koordinasi Kesbangpol dan Linmas se-Prov. Kepri


Lokasi Kegiatan : Tanjungpinang
Anggaran : Rp. 150.000.000,-
Sumber Dana : APBD Prov. Kepri 2011
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Jumlah dana Rp.150.000.0
00,-
Keluaran Terciptanya koordinasi yang 1 kali rakor
baik antar Kesbangpol se-Prov.
Kepri
Hasil Terwujudnya perencanaan 100%
pembangunan bidang
Kesbangpol yang handal

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. EVALUASI CAPAIAN KINERJA

Untuk dapat mengukur kinerja pencapaian kegiatan dan sasaran,


Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun 2011 menetapkan
indikator kinerja kegiatan dan indikator kinerja sasaran sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Tahun 2010-2015.
Indikator kinerja kegiatan yang dikembangkan meliputi tiga
indikator, yaitu:
Indikator input, yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.
Indikator output, yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dicapai
dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik.
Indikator outcome, yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek
langsung).
Indikator kinerja sasaran yang dikembangkan merupakan
indikator kinerja intermediate outcomes yang disesuaikan dengan
kemampuan riil pengetahuan sumber daya Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2011, sehingga dapat menggambarkan
kualitas kinerja dari pelaksanaan Rencana Kinerja Tahun 2011 sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.

Dalam menentukan hasil evaluasi kinerja untuk setiap indikator


sasaran, masih digunakan metode pengukuran dengan skala ordinal,
yaitu :

Nilai Capaian (%) Kategori


>85 s.d. 100 = Sangat Baik
>70 s.d 85 = Baik
>55 s.d 70 = Cukup baik
55 = Kurang Baik

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan


metode pembandingan capaian kinerja sasaran. Metode
pembandingan capaian kinerja sasaran dilakukan dengan
membandingkan antara rencana dengan realisasi kinerja (performance
plan) yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis
terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang
terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang.
Metode ini terutama bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi
organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.

B. ANALISA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2011

Setiap sasaran strategik Badan Kesbangpol Provinsi Kepulauan


Riau dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam
setiap program terdapat beberapa kegiatan yang memiliki kesamaan
perspektif yang dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik
program dan kegiatan.
Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut
dari suatu program sebagai arah dari pencapaian program, kegiatan
dan sasaran strategik yang memberikan kontribusi bagi pencapaian
visi dan misi organisasi. Kegiatan merupakan penjabaran dari aspek
operasional dari suatu rencana strategik yang berturut-turut diarahkan
untuk memenuhi sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Target sasaran sebagaimana tersebut dalam tabel Bab II di atas
yang merupakan realisasi capaian kinerja dengan melaksanakan
kegiatan yang bersumber dari Dana APBD, sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program ini bertujuan untuk membantu kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kedinasan yang menjadi tugas dan wewenang Badan Kesbangpol.
Program ini meliputi penyediaan jasa administrasi keuangan,
penyediaan jasa tenaga pendukung dan pelaksanaan kegiatan
rutinitas perkantoran.

No Capaian
Indikator Kinerja Target Realisasi
. (%)
1. Penyediaan honor 28 Org 28 Org 100
para pejabat
penatausahaan
keuangan dan
panitia/ pemeriksa
barang/jasa

2. Penyediaan honor 19 Org 19 Org 100


bagi Pegawai Tidak
Tetap (PTT)
3. Penyediaan dan 1 Tahun 1 Tahun 100
pelayanan tata usaha
bagi bidang teknis
Rata-rata 100

Realisasi sebagaimana tersebut dalam Tabel diatas dapat


disampaikan penjelasan sebagai berikut:
1) Dari target sasaran yang ditetapkan sebanyak 28 orang yang
bertugas sebagai pejabat dalam penatausahaan keuangan,
yang didukung oleh tenaga pegawai honorer sebanyak 19
orang dan penyediaan biaya operasional/rutin perkantoran
selama 1 Tahun, maka hal ini dapat mendorong berjalannya
fungsi manajemen perkantoran guna menunjang pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
2) Capaian target sebagaimana pada Indikator Kinerja Kunci,
didukung dengan melaksanakan kegiatan antara lain:
a) Mengangkat Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran,
Pejabat Penatausahaan Keuangan, Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, Panitia/Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa,
Pemeriksa Barang dan Jasa sebanyak 28 orang dengan
memberikan honor sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh pemerintah daerah.
b) Membina dan mendayagunakan pegawai tidak tetap (PTT/
Honorer) yang ada sebanyak 19 orang untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, baik yang
bersifat administratif maupun teknis, dengan memberikan
honor sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah daerah.
c)Melaksanakan kegiatan rutinitas perkantoran dengan
menyediakan uang lembur bagi PNS dan Non PNS,
penyediaan bahan pakai habis, bahan/material untuk
pemeliharaan kantor, pembayaran telepon/air/listrik/surat
kabar/internet/jasa kebersihan/keamanan kantor, belanja
cetak dan penggandaan (fotocopy), sewa gedung baik untuk
kantor maupun untuk gudang kesiapsiagaan bencana,
penyediaan makan/minum untuk pegawai/tamu/ rapat,
pembayaran untuk perjalanan dinas pegawai baik ke dalam
maupun luar daerah, pengadaan peralatan kantor,
pengadaan perlengkapan kantor, pengadaan komputer,
pengadaan meubelair, pengadaan alat-alat komunikasi, dan
pengadaan buku/kepustakaan.

2. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan


Capaian Kinerja dan Keuangan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan system pelaporan
capaian kinerja yang semakin professional dan dapat
dipertanggungjawabkan di lingkungan Badan Kesbangpol Provinsi
Kepulauan Riau terhadap program dan kegiatan yang bersumber
dari APBD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011.
No Realisas Capaian
Indikator Kinerja Target
. i (%)
1. Tersedianya Laporan
Akuntabilitas Kinerja 10 explr 10 explr 100
Instansi Pemerintah
(LAKIP) tahun 2011

Realisasi sebagaimana tersebut dalam Tabel diatas dapat


disampaikan penjelasan sebagai berikut:
a. Tersedianya Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)
Tahun 2011 sebanyak 10 eksemplar, yang menyajikan berbagai
keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program
pembangunan bidang kesatuan bangsa dan politik yang
dilaksanakan Badan Kesbangpol Provinsi Kepulauan Riau yang
bersumber dari dana APBD 2011.
b. Dalam penyajian laporan tersebut sudah mengacu kepada
peraturan atau sistematika yang telah ditetapkan, sehingga
penyajian datanya cukup jelas, padat dan mudah dipahami.
3. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
Program ini adalah upaya mewujudkan Misi mendorong
peningkatan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, sehingga
terciptanya kehidupan yang harmonis antar masyarakat.
Program ini bertujuan untuk mewujudkan keamanan dan
kenyamanan lingkungan yang ditandai dengan semakin
menurunnya tingkat gangguan kantrantibmas di masyarakat.
Sasaran program ini adalah secara bertahap dapat menjaga
iklim sosial politik yang kondusif dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

No Capaian
Indikator Kinerja Target Realisasi
. (%)
1. Terlatihnya Satuan
Linmas dalam 60 org 60 org 100
Pengendalian dan
Kenyamanan
Lingkungan

Realisasi sebagaimana tersebut dalam Tabel diatas dapat


disampaikan penjelasan sebagai berikut:
a. Kegiatan pelatihan Satuan Linmas pada tahun 2011 telah
dapat dilaksanakan dengan baik, dimana telah mampu
meningkatkan pemahaman dan kemampuan para anggota
Satuan Linmas sebanyak 60 orang sebagai pelindung
masyarakat yang tidak saja tampil dalam keseharian
kehidupan masyarakat seperti menjaga Kamtibmas, tetapi juga
dalam momentum strategis yang bersifat nasional maupun
local seperti Pemilu dan Pilkada.

4. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan


Tindakan Kriminal
Program ini adalah upaya mewujudkan Misi Pemeliharaan
Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal dalam
masyarakat, sehingga terciptanya keamanan, ketertiban dalam
masyarakat.
Program ini bertujuan untuk Mewujudkan Kantrantibmas dan
Menurunkan Angka tindak kriminal dalam Masyarakat, dengan
sasarannya untuk Menciptakan Mekanisme kerja aparat yang
efektif dan terlatih dalam hal temu cepat dan lapor cepat, serta
dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan di daerah.

No Capaian
Indikator Kinerja Target Realisasi
. (%)
1. Meningkatnya Fungsi 4 kali 4 kali 100
Forum Komunikasi rapat rapat
Deteksi Dini
Masyarakat

Realisasi sebagaimana tersebut dalam Tabel diatas dapat


disampaikan penjelasan sebagai berikut:
a. Kegiatan peningkatan fungsi FKDM pada tahun 2011 telah
dapat dilaksanakan dengan baik, yaitu dapat meningkatkan
fungsi dan peranan FKDM yang merupakan forum masyarakat
sebagai mitra pemerintah dalam membina dan memelihara
Trantib dan Linmas dalam menghadapi kemungkinan
terjadinya bencana; menjaring, menampung,
mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data dan
informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman
keamanan, gejala atau peristiwa dalam rangka upaya
pencegahan dan penanggulangan secara dini; serta memberi
rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi Gubernur
mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini
masyarakat.

5. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan


Program ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan
kebangsaan masyarakat, menanamkan dan meningkatkan nilai-
nilai luhur budaya bangsa dalam upaya pemahaman arti
Wawasan Kebangsaan dalam koridor menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sasaran Program ini meliputi dorongan bagi Tokoh Agama,
Umat beragama, Tokoh Masyarakat, Paguyuban Pemuda dan
Pelajar untuk mendalami arti pentingya Wawasan Kebangsaan
dalam wadah NKRI.

No Indikator Capaian
Target Realisasi
. Kinerja (%)
1. Peningkatan 6 kali rapat 6 kali 100
Peran FKUB rapat
2. Pembinaan 3 kali rapat 3 kali 100
Forum rapat
Pembauran
Kebangsaan
Rata-rata 100

Realisasi sebagaimana tersebut dalam Tabel diatas dapat


disampaikan penjelasan sebagai berikut:
a. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kepulauan
Riau telah dapat melaksanakan tugas dan peranannya, yaitu
melalui kegiatan dialog dengan pemuka agama dan tokoh
masyarakat; menampung dan menyalurkan aspirasi Ormas
keagamaan dan aspirasi masyarakat dalam bentuk
rekomendasi sebagai bahan kebijakan Gubernur; dan
melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan
kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan
kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat di
Provinsi Kepulauan Riau.
b. Kegiatan peningkatan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK)
pada tahun 2011 telah dapat meningkatkan fungsi dan
peranan FPK sebagai suatu wadah informasi, komunikasi dan
kerjasama antar warga yang terdiri dari pemuka masyarakat
dari berbagai ras, suku dan etnis setempat guna
menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan
mengembangkan pembauran kebangsaan ke arah yang positif
dan bermanfaat serta memecahkan setiap permasalahan,
perselisihan antar warga secara damai dengan cara
musyawarah mufakat atas dasar kekeluargaan.

6. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban


Bencana
Provinsi Kepulauan Riau merupakan wilayah yang sangat
luas, kondisi geografisnya berbentuk kepulauan yang tersebar
luas dan dipersatukan oleh laut-laut diantara pulau-pulau. Namun
terbatasnya sarana komunikasi dan transportasi menjadikan
kendala dalam upaya penanggulangan bencana. Secara
akumulatif bencana yang timbul menyebabkan kerugian
mencapai Milayaran rupiah setiap tahunnya serta mengakibatkan
korban jiwa yang tidak sedikit, dan dalam banyak hal telah
memusnahkan berbagai hasil pembangunan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan
program dan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan dan kewaspadaan serta peranserta aktif
masyarakat dalam penanggulangan bencana alam sekaligus
menghindarkan dan atau meminimalisir dampak negative yang
diakibatkan oleh bencana alam/sosial.

No Capaian
Indikator Kinerja Target Realisasi
. (%)
1. Terlatihnya 50 org 50 org 100
Relawan Inti
Satkorlak-PB

Realisasi sebagaimana tersebut dalam Tabel diatas dapat


disampaikan penjelasan sebagai berikut:
a. Kegiatan pelatihan Relawan Inti Satkorlak-PB pada tahun 2011
difokuskan pada upaya meningkatkan manajemen
penanggulangan bencana yang baik agar dapat meminimalisir
bahaya bencana, yaitu pada pra bencana, saat bencana dan
pasca bencana. Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta dari 7
Kab/Kota.

7. Program Pengembangan Komunikasi dan Informasi


Program ini bertujuan untuk meningkatkan arus komunikasi
dan Informasi kepada masyarakat dalam hal menjaga rasa
persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI.
Sasaran dari program ini meliputi: Tersebarnya informasi
yang dapat menjaga iklim sosial politik masyarakat yang kondusif
yang dapat menopang tatanan kehidupan bernegara yang baik
dalam wadah NKRI.

Capaia
No
Indikator Kinerja Target Realisasi n
.
(%)
1. Peningkatan Fungsi 7 kali rapat 7 kali rapat 100
KOMINDA

Realisasi sebagaimana tersebut dalam Tabel diatas dapat


disampaikan penjelasan sebagai berikut:
a. Kegiatan peningkatan fungsi Komunitas Intelejen Daerah
(Kominda) pada dasarnya telah mampu meningkatkan peranan
dan fungsi kelembagaan tersebut, yaitu terlihat dari
meningkatnya fungsi mengkoordinasikan pelaksanaan operasi
kegiatan intelejen seluruh instansi pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau; mengkaji/mengevaluasi perkembangan situasi
actual dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau di bidang
Poleksosbud Hankam Tibmas berikut permasalahannya;
menciptakan jaringan informasi dan komunikasi intelejen untuk
meminimalisir ATHG di bidang Poleksosbud Hankam Tibmas
yang berkembang di tengah masyarakat; menyampaikan
rumusan kebijakan strategis kepada pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau.
b. Kominda Provinsi Kepulauan Riau telah mengadakan
rapat/pertemuan secara rutin 1 (satu) bulan sekali dan
sewaktu-waktu apabila dianggap perlu, serta menyampaikan
laporan kepada Mendagri dan Kepala BIN.

8. Program Kerjasama Ketenteraman dan Ketertiban


Program Kerjasama Ketentraman dan Ketertiban ini bertujuan
untuk Menjaga Stabilitas ketentraman dan ketertiban serta
lingkungan masyarakat yang kondusif di Prov. Kepri.
Sasaran program ini menjamin terlaksananya Kerjasama yang
baik antar instansi dalam menciptakan ketentraman dan
ketertiban masyarakat di Provinsi Kepri yang mencakup hal-hal
seperti: pemantauan aktifitas wisatawan asing, Budayawan Asing,
Rohaniawan Asing, Peneliti asing dan TKA; melaksanakan Kegiatan
Rakor Kesbangpol Tingkat Provinsi Kepri; melaksanakan kegiatan
Peningkatan Penguatan Forum Dialog Penyelesaian Konflik di
Provinsi Kepri; melaksanakan Kegiatan Fasilitasi, Monitoring dan
Evaluasi Ketahanan Sumber Daya Alam di Provinsi Kepulauan Riau
melalui koordinasi lintas instansi terkait; melaksanakan Fasilitasi
Kerukunan Umat Beragama dan Pengawasan Aliran Kepercayaan
Masyarakat (PAKEM); dan melaksanakan Rekomendasi, Strategi
dan Prilaku Perekonomian Masyarakat Guna Membangun
Ketahanan Ekonomi.

No Capaian
Indikator Kinerja Target Realisasi
. (%)
1. Pengawasan Orang 4 kali 4 kali 100
Asing rapat rapat
2. Rapat Koordinasi 1 kali 1 kali 100
Kesbangpol rapat rapat
danLinmas se-Prov.
Kepri
Rata-rata 100
Realisasi sebagaimana tersebut dalam Tabel diatas dapat
disampaikan penjelasan sebagai berikut:
a. Kegiatan pengawasan orang asing dilakukan melalui
serangkaian rapat koordinasi lintas sektoral yang dimaksudkan
untuk memperoleh pedoman serta informasi yang akurat
dalam rangka pengawasan terhadap orang asing baik yang
datang secara resmi maupun illegal, serta guna memberikan
informasi geografis dan data kuantitatif orang asing yang
bekerja dan bermasalah yang nantinya dapat dijadikan pijakan
dalam mengambil kebijakan oleh pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau.
b. Satu rangkaian kegiatan yang runtut dan berkesinambungan
yang dimulai dari adanya pelaksanaan musyawarah
perencanaan pembangunan bidang Kesbangpol yang berusaha
menggali dan mengokomodasi perencanaan program/kegiatan
di Kab/Kota, telah dapat dilaksanakan dengan baik dengan
melibatkan komponen stakeholder dari Badan Kesbangpol
Kab/Kota, dan unsur masyarakat, yang selanjutnya diwujudkan
dalam pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan dalam
Rencana Kerja Tahunan, hal ini telah dapat dilaksanakan
dengan baik.

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Analisis pencapaian kinerja keuangan tahun 2011 merupakan


tingkat pencapaian target dari masing-masing indicator keuangan yang
telah ditetapkan dalam dokumen rencana kerja. Pengukuran tingkat
pencapaian kinerja keuangan didasarkan pada data hasil pengukuran
kinerja keuangan.
Kegiatan-kegiatan, jumlah dana APBD dan pengeluaran dana yang
dilaksanakan di Badan Kesabangpol Provinsi Kepulauan Riau disajikan
pada table sebagai berikut:
No PROGRAM ALOKASI BIAYA
ANGGARA REALISASI %
N 2011
A. BELANJA LANGSUNG:
1. Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran:
a. Penyediaan Jasa
Administrasi Keuangan 778.000.000
b. Penyediaan Jasa Tenaga
442.800.000
Pendukung
c. Pelaksanaan Kegiatan 1.518.933.69
Rutinitas Perkantoran 4
2. Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan: 25.000.000 25.000.000 100
a. Penyusunan LAKIP
3. Program Peningkatan
Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan:
a. Pelatihan Satuan Linmas
200.000.000 199.580.000 99,79
dalam Pengendalian dini
dan Kenyamanan
Lingkungan
4. Program Pemeliharraan
Kantrantibmas dan
Pencegahan Tindak Kriminal:
a. Peningkatan Fungsi FKDM 150.000.000 148.825.000 99,22

5. Program Pengembangan
Wawasan Kebangsaan:
a. Peningkatan Peran FKUB 900.000.000 895.622.000 99,51
b. Pembinaan Forum
200.000.000 195.262.000 97,63
Pembauran Kebangsaan
(FPK)
6. Program Pencegahan Dini dan
Penanggulangan Korban
Bencana: 200.000.000 199.640.000 99,82
a. Pelatihan Relawan Satkorlak 1.500.000.00 1.404.762.00 93,65
0 0
PB
b. Peningkatan Fungsi
KOMINDA
7. Program Kerjasama
Ketenteraman dan Ketertiban:
a. Pengawasan Orang Asing 175.000.000 175.000.000 100
b. Rapat Koordinasi
150.000.000 142.543.750 95,03
Kesbangpol dan Linmas se-
Provinsi Kepri
Jumlah 6.239.733.69
4

Dari hasil perhitungan yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil


Pengukuran Kinerja Keuangan (PKK) pada Badan Kesbangpol Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2011 mencapai.%. Hal ini berarti tingkat
keberhasilan pencapaian Kinerja Keuangan Badan Kesbangpol Provinsi
Kepulauan Riau dinilai SANGAT BAIK.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP )


Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau
merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun
anggaran 2011 yang merupakan tindak lanjut dari Inpres Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Tujuan
penyusunan LAKIP ini adalah sebagai alat umpan balik (feedback) yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi,
serta sebagai bahan evaluasi kinerja instansi pemerintah bagi
terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Hasil yang diperoleh ini tentu tidak terlepas dari dukungan
seluruh perangkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau yang telah
mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Namun demikian, keberhasilan yang dicapai Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau juga tidak terlepas dari
hambatan-hambatan yang ada, baik bersifat internal maupun eksternal.
Salah satu hambatan yang dihadapi saat ini adalah kurangnya kualitas
dan kuantitas SDM di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kepulauan Riau. Kondisi ini diantisipasi dengan cara melakukan evaluasi
secara berkala atas kendala/hambatan yang ditemui. Menyadari hal
tersebut, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau
telah mempersiapkan strategi-strategi pemecahannya, sehingga tahun-
tahun mendatang hambatan-hambatan tersebut dapat diminimalisir.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2011 ini disusun semoga dapat menjadi salah satu dokumen
yang bermanfaat, baik untuk penyusunan perencanaan program,
pengambilan keputusan maupun penetapan kebijakan Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau untuk tahun berikutnya.

B. PERMASALAHAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam


pelaksanaan kegiatan tahun 2011 dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Belum seluruhnya pejabat atau panitia pengadaan barang/jasa
memiliki sertifikat keahlian, sehingga dalam bekerja hanya
didasarkan oleh pengalaman.
2. Masih kurangnya tenaga PTT pada setiap unit/Bidang yang dapat
menunjang penyelenggaraan kegiatan secara keseluruhan.
3. Masih kurangnya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan monitoring
dan evaluasi terhadap setiap kegiatan Badan Kesbangpol guna
mengetahui secara jelas tentang keberhasilan dan kegagalan
program yang dilaksanakan oleh Badan Kesbangpol secara
menyeluruh.
Adapun Solusi yang dilaksanakan adalah:
1. Mengirim atau mengikutsertakan pejabat dalam tiap kegiatan
Bimbingan Teknis atau ujian sertifikasi pengadaan barang/jasa.
2. Mengusulkan penambahan jumlah pegawai kepada BKD sesuai
dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.
3. Mengusulkan penambahan anggaran dan pengalokasian anggaran
yang diperuntukkan bagi pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

Tanjungpinang, Februari 2012

KEPALA BADAN KESBANGPOL


PROVINSI KEPULAUAN RIAU,

DRS. FAUZI HELMI, M.Si.


Pembina Utama Madya
NIP. 195204061985031001

Anda mungkin juga menyukai