Nutrisi Ruminansia
Nutrisi Ruminansia
NUTRISI RUMINANSIA
Oleh:
Kelompok 1
1. Mhd Riki Subagia 11481102645
2. Nora Adiyanti 11481204286
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Sistem Pencernaan Ternak
Ruminansia. Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Nutrisi
Ruminansia ini penulis susun dengan sebaik mungkin sehingga
diharapkan dapat memenuhi tugas makalah kelompok mata kuliah ini.
Pekanbaru, Februari
2017
Penulis,
1
2
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian....................................................................2
2.2. Organ-organ Pencernaan Ternak Ruminansia...............3
3.1. Kesimpulan...................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
3
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
V.
1
VI. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
VIII.
2
IX. Sistem pencernaan ruminansia pada ternak ruminansia
relatif lebih kompleks dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak
lainnya. Karena memiliki 4 lambung yaitu rumen, retikulum, omasum dan
abomasum. Proses pencernaan ruminansia meliputi pencernaan mekanik,
pencernaan hidrolitik dan pencernaan fermentatif. Pencernaan mekanik
terjadi dalam mulut oleh gigi melalui proses mengunyah dengan tujuan
untuk memperkecil ukuran, kemudian pakan masuk ke dalam perut dan
usus melalui pencernaan hidrolitik, tempat zat makanan diuraikan menjadi
molekul-molekul sederhana oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan
oleh hewan. Hasil pencernaan fermentatif berupa Volatile Fatty Acid
(VFA), NH3 dan air yang sebagian diserap dalam rumen dan sebagian lagi
diserap dalam omasum. Selanjutnya pakan yang tidak dicerna disalurkan
ke abomasum dan dicerna secara hidrolitik oleh enzim-enzim pencernaan,
sama seperti yang terjadi pada monogastrik.
3
XII.
A. Mulut
4
XV. Kelenjar saliva mensekresikan granula sekretorik
(zymogen) yang mengandung enzim-enzim saliva kemudian dikeluarkan
dari sel-sel asinar ke dalam duktus. Jumlah sekresi salisa berbeda-beda,
sekresi saliva pada sapi 150 liter/hari, domba 10 liter/hari. Organ yang
berfungsi mencerna makanan secara mekanik pada ruminansia adalah gigi
(dentis).
B. Eshopagus
XVII.
C. Lambung
5
mengalami proses mekanis dan kimiawi, adanya gerakan lambung dan
cairan lambung bersifat asam. Lambung ternak ruminansia terbagi menjadi
4 ruang, yaitu rumen, retikulum, omasum, abomasum.
XIX.
1. Rumen
6
XXI.
2. Retikulum
7
XXIII.
3. Omasum
8
XXV.
9
4. Abomasum
XXIX.
10
D. Usus Halus (Intestinum Tenue)
E. Usus Besar
11
Variasi pada usus besar (terutama pada bagian kolon yang naik) dari satu
spesies ke spesies yang lain, jauh lebih menonjol dibandingkan dengan
pada usus halus. Kolon yang menurun, bergerak ke depan di antara dua
lapis mesenteri yang menyangga usus halus. Lop proksimal (ansa
proksimalis) terletak di antara sekum dan kolon spiral (ansa spiralis). Ansa
spiralis itu tersusun dalam bentuk spiral. Bagian yang pertama membentuk
spiral ke arah pusat lilitan (bersifat sentripetal) sedangkan bagian
berikutnya membentuk spiral yang menjauhi pusat lilitan (sentrifugal).
Bagian terakhir dari kolon yang naik yaitu ansa distalis, menghubungkan
ansa spiralis dengan kolon transversal. Kolon transversal menyilang dari
kanan ke kiri dan berlanjut terus ke arah kaudal menuju ke rektum dan
anus, bagian terminal dari saluran pencernaan. Fungsi usus besar adalah
sebagai fermentasi oleh mikroba.
XXXIV.
XXXV.
F. Rectum
XXXVII.
12
XXXVIII. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
XLII.
13
XLIII. DAFTAR PUSTAKA
XLVII.
XLVIII.
XLIX.