Anda di halaman 1dari 2

Kajian Aplikasi Teknologi Bank Filtration Pada

Pengolahan Air Minum


Bank Filtration merupakan suatu teknologi pengolahan air yang terdiri dari
ekstraksi air dari sungai atau tempat penampungan khusus oleh sumur pemompa
yang dibuat di bagian alluvial aquifer. Proses ini menyebabkan kualitas air
meningkat karena melalui proses kimia, fisika, maupun biologi. Air tanah
dianggap lebih berkualitas dibandingkan air permukaan. Namun, eksploitasi air
tanah secara terus menerus bisa menyebabkan masuknya air laut ke dalam tanah.
Untuk itu perlu dilakukan pengisisan ulang air tanah dengan metode bank
filtration (BF). Metode BF yang sering kali digunakan yaitu metode BF yang
memanfaatkan air sungai atau biasa disebut dengan RBF (River Bank Filtration).
Metode ini sudah banyak digunakan oleh negara negara besar di dunia. Metode
ini bisa digunakan untuk mengeliminasi mikropolutan organik yang tidak bisa
diatasi oleh pihak WWTPs. Berikut ini metode BF :

Secara umum proses yang terlibat dalam BF bekerja dengan mengalirkan air dari
sungai melalui lapisan tanah dengan adanya daya isap pompa dari sumur produksi
yang dibuat tak jauh dari sungai seperti tampak pada gambar di atas. Setelah
melewati sumur produksi, air dipompakan ke pusat pengolahan air. Di sini air
diaerasi guna mengendapkan senyawa besi dan sebagainya yang umum terdapat
dalam air tanah. Kemudian air dialirkan ke kolom sorbsi karbon aktif untuk
menghilangkan sisa partikel, senyawa organik dan mikroorganisme yang mungkin
masih terkandung dalam air. Sorbsi dengan karbon aktif atau proses lainnya
mungkin saja diperlukan untuk menghilangkan organik polutan yang persisten.

Metode BF bisa digunakan untuk menurunkan kandungan padatan tersuspensi


dalam air, natural organic matter (NOM), biodegradable organic matter,
synthetic organic chemicals (SOCs), bakteri, virus, dan parasit, partikel, serta
dissolved organic carbon (DOC), pestisida, Organohalogen (AOX), PhACs,
endocrine disrupting compounds (EDCs), nitrogen, (amonia dan nitrat). BF
dikatakan sebagai pilihan teknologi yang sangat tepat, efektif, dan murah untuk
mengolah air dari sungai yang sangat tercemar. Meskipun demikian, teknologi BF
saja tidak mampu mereduksi semua mikropolutan organik yang terkandung dalam
air permukaan.
Metode BF sudah banyak diaplikasikan pada berbagai negara maju seperti
Amerika, Belanda, dan negara negara lain yang ada di benua Eropa dan
Amerika. Hal ini didukung oleh kondisi alam yang sangat potensial misalnya
sumber air yang berkualitas dan lokasinya dengan kondisi hidogeologis yang baik,
serta kemajuan teknologinya. Selain di negara maju, pengaplikasian BF juga
sudah mulai diterapkan di negara berkembang yang memang sungainya sudah
banyak tercemar oleh limbah akibat aktivitas manusia seperti limbah rumah
tangga dan limbah pertanian. Aplikasi teknologi RBF memerlukan investasi besar,
tetapi merupakan solusi jangka panjang terhadap penyediaan layanan air minum
untuk masyarakat secara berkelanjutan. Salah satu contoh pengaplikasian RBF di
indonesia yaitu pada PDAM di Aceh. Penambahan teknologi BF pada PDAM di
Aceh tidak memerlukan pembaharuan semua unit, karena sebagian unit
pengolahan dapat dimanfaatkan. Penambahan perlu dilakukan pada unit ekstraksi
air sungai dan pembangunan sumur RBF. Bahkan bila unit BF telah dibangun,
instalasi koagulasi-flokulasi tidak perlu digunakan lagi. Unit aerasi perlu
dibangun, yaitu berupa tower dengan ketinggian tertentu (sekitar 3 meter) untuk
menyemprotkan air di atasnya sehingga pada saat mengalir ke bawah akan
berkontak dengan udara dengan luas permukaan kontak yang lebih besar. Ditinjau
dari segi ketersediaan air dan kondisi sungai di kawasan Aceh Utara, penerapan
teknologi BF sangat memungkinkan, namun harus dimulai dari pengumpulan data
tentang kondisi hidrogeologi, mencari lokasi yang tepat untuk pembangunan
sumur pengumpul (collector well).

Anda mungkin juga menyukai