BAB 4.

HASIL

4.1 Pemeriksaan Klinis

Gambar 4.1 Pemeriksaan Klinis pada Ayam sebelum

Nekropsi

Ayam buras berumur >20 hari ini diperoleh dari Rumah

Potong Ayam pasar Wonokromo Surabaya dengan kondisi
sebagai berikut:
- Keluar leleran yang berlebih dari mulut
- Kesulitan bernafas
- Diare berwarna hijau

Gambar 4.2 Diare Hijau pada Ayam Buras

4.2 Pemeriksaan Patologi Anatomi

Gambar 4.3 Pemeriksaan Patologi Anatomi pada Ayam Buras

Setelah dilakukan nekropsi pada ayam buras, dilakukan

pemeriksaan patologi anatomi pada beberapa organ tertentu,
diantaranya pada organ hepar, pulmo, jantung, dan trakea.
Dari pemeriksaan tersebut tidak ditemukan adanya
perubahan yang signifikan, akan tetapi beberapa organ
menunjukkan sedikit perubahan, yaitu:
- Warna hepar tidak merata (berwarna sedikit belang) dan
pucat
- Terjadi kongesti pada paru-paru
 Gambar 4.4 Isolasi Bakteri dari Beberapa Sampel Organ
4.3 Pemeriksaan Laboratoris
Isolasi dari:
- Swab dan gerusan trachea (ditanam pada media BAP dan TSA tidak
tumbuh koloni)
- Swab dan gerusan jantung (ditanam pada media BAP dan TSA tidak
tumbuh koloni)
- Swab dan gerusan hepar (ditanam pada media BAP dan TSA tidak
tumbuh koloni)
- Swab pulmo dan gerusan pulmo (ditanam pada media BAP dan TSA
tumbuh koloni)

Hasil Isolasi

Gambar 4.5 Isolasi Primer Swab dan Gerusan Paru-paru pada Media BAP
Gambar 4.5 Isolasi Sekunder (Pemurnian) Swab dan Gerusan Paru-paru pada
Media BAP

Pada isolasi sekunder (pemurnian bakteri) terbentuk adanya dua koloni

yang berbeda secara morfologi. Pada media BAP hasil pemurnian, terdapat
koloni besar dan koloni kecil.

1. Koloni Besar

Secara morfologis, hasil biakan koloni besar pada media BAP terlihat
sedikit mengkilat, kemudian dilakukan uji pewarnaan gram.

Gambar 4.6 Pemeriksaan Pewarnaan Gram

Dari pemeriksaan mikroskopis didapatkan bakteri gram negative

berbentuk cocobacil, kemudian dilanjutkan uji KOH 3% dan uji
katalase. Hasil uji KOH 3% menunjukkan adanya lendir dan
berwarna keruh setelah koloni ditambah dengan KOH 3%.
Sedangkan uji katalase didapatkan adanya busa.
 Gambar 4.7 Uji KOH 3% hasil (-) Gambar 4.8 Uji Katalase
hasil (+)

Dari hasil pemurnian bakteri, maka dilakukan penanaman bakteri

pada media MCA. Penanaman pada media MCA dan SSA
menunjukkan hasil negatif. Kemudian dilanjutkan uji biokimia

N UJI HASIL KETERANGAN

O
1. TSI-A Alkalis
Asam

2. SIM +/-
3. UREASE -

4. CITRAT -

5. GULA
1. Glukosa +

2. Maltosa +

3. Sukrosa +/-
4. Manitol -

5. Laktosa -

2. Koloni Kecil

Secara morfologis, hasil biakan koloni kecil pada media BAP juga
terlihat sedikit mengkilat, kemudian dilakukan uji pewarnaan gram.

Gambar 4.9 Pemeriksaan Pewarnaan Gram

Dari pemeriksaan mikroskopis didapatkan bakteri gram positif

berbentuk bulat bergandengan menyerupai bentuk rantai,
kemudian dilanjutkan uji katalase. Hasil uji katalase tidak
menimbulkan adanya busa.
 Gambar 4.10 Uji katalase hasil (-)

Kemudian dilanjutkan uji biokimia

N UJI HASIL KETERANGAN

O
1. NaCl 6,5% -
2. Laktosa -
3. Sukrosa +

Berikut adalah identifikasi dari kedua koloni diatas:

Identifikasi Sampel Paru-Paru Ayam

Koloni Besar Kecil

Bentuk koloni bulat tidak rata bulat
 Ukuran koloni Sedikit lebih besar kecil
Warna koloni mengkilat Lebih gelap
Bentuk bakteri cocobacil coccus berantai
Ukuran bakteri kecil kecil
Gram negatif positif
TSIA Alkalis/Asam Tidak dilakukan
H2S - Tidak dilakukan
Gas - Tidak dilakukan
Indol - Tidak dilakukan
Motil - Tidak dilakukan
Sitrat - Tidak dilakukan
Urease - Tidak dilakukan
Gula
1. Glukosa + Tidak dilakukan
2. Maltosa
+ Tidak dilakukan
3. Sukrosa
4. Manitol - +
5. Laktosa
- Tidak dilakukan
- -
Uji NaCl 6,5% Tidak dilakukan -
MCA - Tidak dilakukan

Dari isolasi dan identifikasi bakteri disimpulkan bahwa bakteri penyebab

penyakit respirasi pada ayam koloni besar adalah Pasteurella gallinarum,
sedangkan pada ayam koloni kecil adalah streptococcus sp.