2 teori sastra
Definisi sastra
1. Definisi Sastra
Panuti Sudjiman mendefinisikan sastra sebagai "karya lisan atau tulisan
yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan,
keindahan dalam isi, dan ungkapanya". Sejalan dengan pendapat tersebut
Engleton, menyebut sastra sebagai "karya tulisan yang halus" (belle
letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa harian dalam
berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan,
dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Yang dikaitkan dengan pengertian sastra ialah teks-teks yang tidak disusun
atau dipakai untuk tujuan komunikatif yang praktis dan hanya berlangsung
sementara waktu saja. Ini berlaku bagi karya-karya pentas, novel-novel, dan
kumpulan sajak. Masuk juga ke dalam kategori ini karya sastra picisan yang
ditawarkan sebagai hiburan.
Kegiatan 2.2 teori sastra
Definisi sastra
Puisi lirik tidak begitu saja dinamakan rekaan, dalam kategori ini ada jarak
atau konvensi distansi bahwa tidak setiap sajak yang menampilkan seorang
Aku dengan begitu kita anggap sebagai sebuah pengakuan pribadi penyair.
Dalam sastra bahannya diolah secara istimewa. Ini berlaku bagi puisi maupun
prosa, tetapi cara pengolahannya berbeda-beda. Ada yang menekankan
ekuivalensi ada yang menekankan penyimpangan dari tradisi atau tata bahasa,
sebagai contoh yang diperlihatkan oleh Angkatan 45. Yang disebut sebagai ciri
bahasa sastra ialah unsur ambiguitas. Pengolahan bahan ini juga diterapkan
dalam teknik-teknik tertentu yang dipakai dalam penulisan teks-teks naratif dan
drama.
Sebuah karya sastra dapat dibaca menurut tahap-tahap yang berbeda. Dalam
sebuah novel misalnya, kita tidak hanya menjadi maklum akan pengalaman dan
hidup batin tokoh-tokoh yang fiktif. Melalui peristiwa-peristiwa dalam novel kita
dapat memperoleh pengertian mengenai tema-tema yang lebih umum sifatnya,
misalnya: tema sosial, penindasan dalam masyarakat, praktik korupsi, cinta
kasih, pengorbanan seorang ibu, dan seterusnya. Dalam puisi dan novel-novel
kita jumpai ucapan-ucapan mengenai dunia.
Karya yang bersifat naratif, seperti biografi atau karya lain yang menonjol
karena bentuk dan gayanya.
Ada beberapa karya yang awalnya tidak dikategorikan dalam karya sastra,
tetapi kemudian dimasukkan ke dalam jenis sastra, yaitu teks-teks sejarah yang
pada awalnya dinilai sebagai sebuah penulisan sejarah, tetapi karena sifatnya
dan gaya bahasa dekat dengan sastra maka dimasukkan ke dalam karya sastra,
sebagai contoh Epos Ramayana.
O, tikar tafakur!
O, bau sungai tohor yang kotor!
Bagaimana aku akan bisa
membaca keadaan ini?
Definisi sastra
O, Sanjaya!
Leluhur dari kebudayaan tanah!
O, Purnawarman!
Leluhur dari kebudayaan air!
Kedua wangsamu telah mampu
mempersatukan tanah air!
Definisi sastra
Hasrat berbangsa
adalah naluri rakyat
untuk menjalin ikatan daya cipta antar suku,
yang penuh keanekaan kehidupan,
dan memaklumkan
wilayah pergaulan yang lebih luas
untuk merdeka bersama.
Definisi sastra
Puisi ini dimuat dalam buku PROVOKASI AWAL ABAD (Membangun Panca
Daya, Merebut Kembali Kemanusiaan) karya Eep Saefulloh Fatah, terbitan
PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000
materi prosa
Fiksi merujuk pada prosa naratif yang dalam hal ini novel dan cerpen,
bahkan fiksi sendiri bisa jadi sering disebut sebagai novel. Novel sebagai
sebuah fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model
kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun melalui
berbagai unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan
penokohan), latar, sudut pandang, dll, yang kesemuanya bersifat
Kegiatan 2.2 teori sastra
Definisi sastra
imajinatif. Namun, perlu dicatat bahwa dalam dunia sastra terdapat juga
karya sastra yang mendasarkan diri pada fakta. Karya seperti inilah yang
oleh Abrams (1999:94 via Nurgiyantoro, 2013: 5) sebagai fiksi historis,
sebagai contoh novel "Surapati" dan "Robert Anak Suropati" karya Abdul
Muis dapat disebut sebagai novel historis. Dunia fiksi lebih banyak
mengandung berbagai kemungkinan daripada dunia nyata. Hal itu wajar
terjadi, mengingat kreativitas pengarang yang "tidak terbatas" (licentia
poetica).
materi drama
Drama berasal dari bahasa Yunani yang berarti dialog dalam bentuk prosa
atau puisi dengan keterangan laku. Unsur-unsur terpenting dalam drama
untuk dapat dipentaskan adalah:
Drama sebagai sebuah karya sastra tidak hanya dilihat dari sisi
pementasannya saja, tetapi juga naskah drama yang dapat ditinjau dari
situasi bahasa dan penyajian. (Dick Hartoko, 1982:160).
Teks naratif bercerita tentang suatu kejadian, teks drama adalah kejadian
itu sendiri yang ditampilkan di atas panggung. Bagian penting dari
kejadian atau perbuatan tersebut adalah dialog. Bila seorang pelaku
menjanjikan sesuatu, mengancam, atau mengajukan permintaan, ia turut
menggerakkan peristiwa. Unsur prolog atau epilog dalam drama sebagai
sebuah "permainan"/"play"mengandung sebuah moral atau peringatan.
Kegiatan 2.2 teori sastra
Definisi sastra
Ryan : iya, kotor sekali. Tapi sudahlah, nanti juga dibersihkan sama Pak
Amad. Ya kan Nino?
Nino : (hanya tersenyum) TEKS SAMPING
Keysa : kita tidak boleh mengandalkan Pak Amad Ryan, kan kita yang
mengotorinya. Seharusnya kita yang membersihkan.