Tulislah sebuah artikel tentang genre sastra yang bersumber dari minimal lima sumber bacaan
sastra. Artikel tersebut secara komprehensif memuat difinisi sastra dan genrenya yaitu puisi,
prosa, dan drama.
Artikel ini merupakan salah satu tagihan yang harus Saudara kumpulkan di dalam E-Portofolio.
Petunjuk:
Nama : MUSLIKHA
Instansi : SD 05 KETANGGUNGAN, BREBES
Mengajar Kelas : 01
Judul Artikel : CERPEN DAN DRAMA
Sumber Bacaan 1. P. Tukan, S.Pd. 2006. MAHIR BERBAHASA INDONESIA 2 SMA Kelas
XI Program IPA dan IPS. Jakarta: Yudistira
2. Asep Ganda, Sadikin dkk. 2002. MARI MENGANGKAT MARTABAT
BAHASA KITA BAHASA INDONESIA BUKU PELAJAR UNTUK SMU
KELAS III. Bandung: Grafindo Media Pratama
3. http://rahmaniadian.blogspot.co.id/2015/02/danau-toba-suatu
senja.html
4. Andrea Hirata. 2005. LASKAR PELANGI. Yogyakarta: Bentang
Pustaka
5. http://kumpulanpuisi-terbaik.blogspot.co.id/2013/05/puisi-chairil-anwar-
doa.html
Isi Artikel
Di senja hari, Danau Toba terlihat biru dan tenang, tanpa ombak. Di atas air danau, beberapa
elang terbang dan siap memangsa ikan yang lengah. Di tengah danau, terlihat beberapa nelayan
yang sedang memasang jala untuk diambil dikemudian hari. Di tepi danau, terlihat anak-anak dan
wanita yang sedang mencuci dan mandi. Beberapa diantara mereka siap pulang dengan
membawa ember berisi air di atas kepala. Di atas perahu kecil yang bisaa disebut solu, terlihat
Todo yang terbahak riang sehingga membuat solunya sedikit oleng. Umpannya dimakan ikan lagi
dan ia berharap bukan ikan mujair lagi, karena Opungnya pernah berkata bahwa di danau itu
terdapat ikan mas, ikan gabus, dan lele. Saat ikan mulai muncul ke permukaan air, Todo merasa
kecewa karena ia pikir ikan yang ia dapat ikan mujair lagi. Tetapi setelah ikan sampai ke
permukaan air, Todo melihat ikan yang ia dapat berwarna hitam sebelah seperti sudah dibakar,
tetapi disisi lain masih mentah. Dibawanya pulang ikan ajaib itu dan meletakkannya di baskom
yang telah diisi air oleh Opungnya. Sebelumnya ikan sudah setengah pingsan. Begitu di dalam air,
ikan mengapung dan akhirnya bergerak lincah. Ikan yang ditemukan Todo itu dianggap bukan ikan
biasa oleh Opung. Opung mengatakan bahwa ikan tersebut milik penunggu danau. Opung
menyuruh Todo mengembalikan ikan itu, tetapi Todo membantah. Opung tetap memaksa.
Akhirnya Todo dan Opung pergi ke tengah danau, tempat Todo menemukan ikan itu, lalu
mengembalikannya. Setelah ikan itu ditaruh di air, ikan itu langsung berenang ke bawah. Kemudian
Opung menaruh beberapa lembar sirih, sambil memohon ampun pada penunggu danau. Setelah
itu, Opung melarang Todo memancing lagi. Todo kesal sekali. Beberapa hari kemudian Todo tetap
memancing ke danau. Awalnya Todo memancing di pinggir danau, tetapi lama tidak mendapatkan
ikan, Todo semakin ke tengah. Todo sama sekali tidak merasa khawatir, karena ia pandai
berenang. Lagi pula kalau dekat daratan, pasti bisa ketahuan Opung. Todo merasa tarikan pada
pancingnya, Todo berpikir bahwa itu ikan segar. Solu Todo sedikit oleng. Tiba-tiba angin bertiup
kencang, ombak besar bergulung-gulung mendekati solunya. Langit berubah menjadi hitam dan
petir menyambar. Ombak menerjang, dan Todo tersentak lalu terlempar ke air. Todo berudaha
berenang, tetapi ada yang menariknya ke bawah. Akhirnya, Todo samapi di pulau yang asing.
Todo duduk di atas batu besar. Di tempat itu sangat sunyi, tetapi indah. Dari belakang, Patar
menepuk pundaknya, dan mereka berbincang-bincang. Ternyata, Patar juga mengenal Opung.
Tiba-tiba air menjadi ganas, ombak bergulung-gulung, angin putar bertiup kencang, bergerak
mendekati tempat mereka duduk. Patar mengatakan kepada Todo, bahwa dia harus masuk ke
pusaran air tersebut. Tetapi Todo tidak mau masuk ke pusaran air. Patar memberikan sebuah
kalung kepada Todo dan memberi pesan mengenai kabarnya untuk disampaikan kepada Opung.
Setelah itu, Patar mendorong Todo hingga masuk ke pusaran air. Tidak lama kemudian, kepala
Todo menyembul ke permukaan danau. Akhirnya, Todo dan Kania pulang ke Medan. Di
perjalanan, saat Kania sudah tidur, Todo mengingat kejadian yang lalu. Ternyata, Patar adalah
anak sulung Opung. Kalung pemberian Patar tersebut menjadi perantara, untuk mengabarkan
pada Opung, bahwa dia baik-baik saja.
Opung menyimpan kesedihan yang dalam. Beberapa puluh tahun yang lalu, Patar sering
menjala ikan, hingga ia mendapatkan ikan yang sama seperti yang diperoleh Todo. Saat ikan
tersebut dibawa pulang, Opung menyuruhnya untuk mengembalikan ke danau karena ikan itu milik
penunggu danau. Namun Patar membantah. Saat Patar menjala ikan ke danau lagi, Patar tidak
pernah kembali ke daratan. Sesepuh desa bilang, Patar diambil penunggu danau karena telah
lancang mengambil ikan miliknya. Dia yakin, bahwa yang terjadi padanya, bukan suatu kecelakaan.
Sewaktu di sana, Todo hanya merasa suatu senja. Tetapi, ternyata lebih seminggudia dinyatakan
dilang di danau Toba.