Oleh:
Febryn Pradana Rifanda Putra
24113100040
2017
Pendahuluan
Peranan energi sangat penting bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan
nasional. Bahkan Badan intelejen Negara (BIN) mengungkapkan bahwa krisis energi dapat
menganggu kestabilan negara. Sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan,
pemanfaatan, dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan,
rasional, optimal, dan terpadu.
Kebutuhan energi dunia akan terus mengalami peningkatan sebagai dampak dari
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk dunia. Sampai saat ini, manusia
belum dapat melepaskan ketergantungannya terhadap sumber energi fosil (minyak bumi, gas
bumi, dan batubara) untuk menjalankan aktivitasnya. Padahal untuk memenuhi kebutuhan akan
energi tersebut, dibatasi oleh ketersediaan sumber daya energi yang jumlahnya sangat terbatas.
Belum lagi sumber energi fosil yang sangat spesifik dan hanya ada disuatu wilayah
tertentu, sehingga ada negara yang memiliki namun banyak pula yang tidak memiliki. Kondisi
ini, akhirnya memunculkan persaingan diantara negara-negara untuk memperebutkan sumber
energi yang dapat berujung pada buruknya hubungan antar negara.
Oleh karena itu, pengelolaan energi harus dilaksanakan secara optimal untuk menjamin
penyediaannya, baik untuk kebutuhan saat ini maupun di masa mendatang. Sumber-sumber
energi, pasokan energi, sistem pengelolaan, dan distribusinya harus dikuasai negara, agar akses
negara terhadap sumber energi tetap terjaga.
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber energi yang cukup besar. Sumber daya
energi ini merupakan kekayaan alam yang harus dikuasai negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, seperti diamanatkan dalam Pasal 33 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam mewujudkan ketahanan energi dan kemandirian energi nasional negara ini dapat
melakukannya melalui prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance principles) yang
didukung oleh visi, strategi, perencanaan yang holistik dan mampu terap, baik pada sisi
penyediaan (supply side management) agar selalu meningkat untuk memenuhi permintaan
maupun pada sisi pemanfaatan (demand side management) yang diarahkan kepada penggunaan
energi secara optimal dan efisien di seluruh sektor pengguna energi.
Kebijakan tersebut harus terintegrasi dengan baik serta mampu mengantisipasi peluang
dan tantangan ke depan, menjamin kesinambungan, dan melindungi konsumen yang memiliki
daya beli terbatas. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, sesuai dengan amanat UU
No. 30 Tahun 2007, negara telah mengamanatkan dibentuknya suatu Dewan Energi Nasional
(DEN).
Sejarah DEN
Tugas DEN
Dewan Energi Nasional yang dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2008, diberi
tugas untuk :
DEN memiliki anggota yang terdiri dari 7 (tujuh) Menteri yang secara
langsung bertanggungjawab atas penyediaan, transportasi, penyaluran, dan
pemanfaatan energi serta 8 (delapan) anggota dari Unsur Pemangku
Kepentingan.
Kesimpulan