Anda di halaman 1dari 14

BLOK MUSKULOSKELETAL

SKENARIO 2
NYERI DI ATAS TUMIT SEWAKTU OLAHRAGA

KELOMPOK B - 17

KETUA : Nurfitri Azhri Miranti (1102012204)


SEKRETARIS: Nindi Trisiawany (1102012194)
ANGGOTA : Muhammad Azmi Hakim (1102012170)
Prima Eriawan Putra (1102012212)
Rannissa Puspita Jayanti (1102012225)
Soraya Dwi Khairunnisa (1102012285)
Tamara Firdaus Anindhita (1102012292)
Vilona Afrita Zilmi (1102012302)

FAKULTAS KEDOKTERAN - UNIVERSITAS YARSI


2012-2013
Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. 62 21 4244574 Fax 62 21 4244574

1
SKENARIO 2

NYERI DI ATAS TUMIT SEWAKTU OLAHRAGA

Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri sekali di
pergelangan kaki kanannya sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan pada saat bermain tenis
lapangan, ketika berlari tiba-tiba kaki kanannya berbunyi krek dan langsung terjatuh disertai rasa
nyeri sekali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tanda vital baik.
Pergelangan kaki kanannya nyeri bila ditekan dan tes Simmonds tidak didapatkan plantar fleksi
kaki.

2
SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Tendo Achilles

LO 1.1. Makroskopik

LO 1.2. Mikroskopik

LO 1.3. Kinesiologi

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles

LO 2.1. Definisi dan Klasifikasi

LO 2.2. Etiologi

LO 2.3. Epidemiologi

LO 2.4. Patofisiologi dan Patogenesis

LO 2.5. Manifestasi Klinis

LO 2.6. Diagnosis

LO 2.7. Diagnosis Banding

LO 2.8. Penatalaksanaan

LO 2.9. Komplikasi

LO 2.10 Pencegahan

LO 2.11 Prognosis

3
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Tendo Achilles
LO 1.1. Makroskopik
Tendon Achilles atau Tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah
dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu tulang
penyusunan pegelangan kaki,calcaneus. Tendon achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu M.
Gastronemius, M. soleus,dan M. plantaris kaki, pada manusia letaknya tepat dibagian pegelangan
kaki.Tendon achilles adalah tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang
panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah.Kemudian stukturnya
mengumpul dan melekat pada bagian tengahbelakang tulang calcaneus.

LO 1.2. Mikroskopik
Bagian pelengkap tendon Achilles terdapat tulang rawan fibrocartilage dan 4 zona
jaringan, yaitu jaringan ikat padat, fibrokartilago yang belum dikalsifikasi, fibrokartilago yang
sudah terkalsifikasi dan tulang. Zona fibrocartilage yang sudah dan yang belum terkalsifikasi
pada pertemuan osteotendinosus disebut fibrokartilago entesis. Ini mencegah bengkoknya serat
tendon dari hubungan dengan jaringan yang keras dan melindunginya.

4
Matrix extraseluler dari tendon Achilles kebanyakan tersusun oleh kolagen tipe 1, jika
kasusnya dengan tendon pada tubuh manusia, tetapi terdapat juga kolagen tipe 2 dalam jumlah
yg sedikit pada pertemuan osteotendinosus dan tipe 3,4,5 pada endotenon dan dinding vascular
(Josza & Kannus 1997). Ada protein extraseluler minor, yaitu elastin, proteoglikan,
glikosaminaglikan dan berbagai bentuk molekul kecil di Antara serat-serat kolagen (Karpakka
1991). Fungsi matrix extraseluler adalah untuk membantu dan mengatur elemen selular dan
struktur tendon. Molekul-molekul kolagen membentuk mikrofibril, fibril dan serat kolagen
dengan cara penyilangan intermolecular, dimana sangat penting untuk kekakuan dan kekuatan
jaringan. Jadi, semakin banyak penyilangan, semakin kaku jaringannya (Zernicke & Loitz 1992).

www.pponline.co.uk

Keenam tipe kolagen tersebut adalah:


1. Tipe I : tipe kolagen yang paling banyak ditemukan. Terdapat pada jaringan ikatdewasa,
tulang, gigi dan sementum
2. Tipe II : tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan
unsur utama penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilagohyalin dan
elastik
3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringanikat. Pada
keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler.

5
4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakanmerupakan hasil
sel-sel yang langsung berhubungan engan lamina tersebut
5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I
6. Tipe VI : terdapat pada basal lamin

LO 1.3. Kinesiologi
Normal: Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon yang
melekatdari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak. Saat memendek, tendon bergerak ke
bawahkaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya
sendiri,berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik turun tangga (tindakan jinjit).
Pergerakan: Ketika tubuh berada dalam posisi tegak, kaki di sudut yang tepat ke arah
tungkai. Gerakan sendi berasal dari dorsofleksi dan ekstensi; dorsofleksi meliputi aproksimasi
dorsum kaki ketungkai depan, sementara ekstensi tumit ditarik ke atas dan jari-jari kaki
menunjuk ke bawah. Perpanjangan (ekstensi) kaki pada tibia dan fibula dihasilkan oleh
Gastrocnemius, soleus, Plantaris, M. Tibialis posterior, longus Peroni dan brevis, M. Fleksor
digitorum longus, danM. Fleksor halusis longus; dorsofleksi, oleh M. Tibialis anterior, Tertius
Peronus, ekstensordigitorum longus, dan ekstensor halusis proprius.

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles


LO 2.1. Definisi dan Klasifikasi
Ruptur adalah robeknya atau koyaknya jaringan. Sedangkan rupture tendon Achilles
adalah robek, pecah atau terputusnya tendon Achilles atau tendon calcaneus. Tendon ini
merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis
dengan tulang tumit.
Klasifikasi :
1. Rupture tendon Achilles sebagian (partially tear) : menyebabkan gejala yang ringan
2. Rupture tendon Achilles penuh (complete tear) : menyebabkan rasa sakit dan hilangnya
kekuatan serta gerakan secara tiba-tiba. Complete tear ini menyebabkan tidak
terhubungnya otot betis dengan tumit sehingga otot betis tidak dapat lagi mendorong
kaki, dan penderita akan kesulitan dalam berjalan secara normal. Jika tendon Achilles
dijepit dengan ibu jari dan telunjuk, akan menunjukkan celah pada tendon Achilles.
Rupture tendon Achilles dapat terjadi secara tiba-tiba. Tapi biasanya terjadi akibat dari sobekan-
sobekan kecil pada tendon yang sudah terjadi sejak lama.

LO 2.2. Etiologi
Penyebabrupturtendonachillesbelumdiketahuisecarapasti,namuntelahditemukan
beberapakondisiyangterkaitdenganrupturtendonachilles,meliputikondisiinflamasi,kelainan
imun,kelainanjaringankolagen,prosesinfeksi,paparanantibiotik(terutamafluoroquinolone),
penggunaansteroidsuntik,microtraumayangsering/terusmenerus,menurunnyaalirandarah
karenafaktorusia,kelainanmekanismepronasi,dankalsifikasiachilles.
Selain itu, diketahui juga bahwa ruptur tendon achilles dapat diakibatkan oleh
strain/sprain.Strainmerupakanpereganganototataupereganganpadabagianperlekatanotot
tendon. Strain biasanya terjadi karena adanya peregangan oleh otot (kontraksi) yang terjadi

6
secaratibatiba.Menurunnyaelastisitastendon(akibatfaktorusia)dapatmeningkatkanrisiko
terjadinarupturachilles.Mekanismepenurunanelastisitasiniadalahkarenaperubahanserat
seratkolagenpadabagianotottendon.
Faktor Risiko :
1. Atlet yang berolahraga pada akhir pekan saja
2. Usia sekitar 30-50 tahun
3. Terdapat luka atau rupture lama pada tendon Achilles
4. Penyuntikan pada tendon Achilles atau penggunaan floroquinolone
5. Perubahan secara tiba-tiba pada tingkat aktivitas, intensitas, jenis olahraga
6. Berpartisipasi dalam aktifitas baru
7. Tegangnya otot betis dan/atau tendon Achilles
8. Perubahan area berlari (mis: dari rumput ke jalan berkerikil)
9. Penggunaan alas kaki yang tidak benar
10. Perubahan penggunaan alas kaki (mis: dari hak tinggi ke sepatu yang rata)

LO 2.3. Epidemiologi
Incidencerate darirupturtendonachillesadalah2dari18ruptur,per100.000orang.
Puncakinsidenadalahpadausiaantara3039tahununtukpria,danusiadiatas60tahunpada
wanita. Beberapa studi menjelaskan bahwa ruptur tendon umumnya terjadi karena aktivitas
olahraga.Rupturterjadiumumnyapadaatletrekreasional(nonprofessional),yaitupemainbola
rekreasionalsebanyak33.5%,treklapangan16.2%,danbasket13.3%. Sebuahpostulatjuga
mengatakanbahwalatihan/olahragayangregulerdapatmemperbesardanmenebalkandiameter
tendon,sehinggatendonlebihkuat,dansecarateori,dapatmenurunkanterjadinyarupturtendon
achillesjikadibandingkandenganinaktivitas.

Prevalensi:
1. Hal ini terutama mempengaruhi laki-laki.
2. Cedera sisi kiri adalah lebih umum dari kanan (mungkin karena kanan atlet dominan
push-off dengan kaki kiri).
3. Lebih umum di negara-negara industri dan di antara prajurit akhir pekan

LO 2.4. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya cedera pada umumnya adalah karena overload beban dari
kontraksikomplekototgastrocsoleus.Haliniterjadikarenaadanyagerakandorsiflexiyangkuat
danterjadisecaratibatibasaatkontraksiototgastrocsoleus.Robekanterjadisepanjang36cm
proksimaldariinsersiotendonachilles,yaitudibagianyangkurangteraliridarah.Pasienpada
umumnyaberusia3050tahundanmerupakanatletrekreasional.Halinimenunjukkanbahwa
kurangnya pengkondisian muskulotendon (pemanasan) sebelum beraktivitas menjadi faktor
pentingpenyebabterjadinyacedera.

LO 2.5. Manifestasi Klinis

1. Bengkak dan sakit sekali pada tumit belakang

7
2. Tidak dapat berjalan secara normal, secara umum penderita tidak dapat berjalan tanpa
merasakan sakit

3. Tidak dapat meletakkan seluruh kaki dibawah

4. Pada penderita rupture tendon Achilles sempurna/penuh, tidak dapat menggerakkan ibu
jari pada kaki yang luka atau tidak dapat berdiri dengan ibu jari

5. Tidak dapat memberikan dorongan pada kaki yang luka saat berjalan

6. Terdapat bunyi putus saat ruptur terjadi

7. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit

LO 2.6. Diagnosis
Pemeriksaan fisik

1. Test Simmonds atau Thompson


Test ini digunakan dalam pemeriksaan ekstremitas bawah untuk menguji ruptur tendon achilles.

Gambar 4. Penerapan Tes Thompson (dikutip dariEllison, dkk, 1986: 311).


Pasien berbaring menghadap ke bawah dengan kaki menggantung ke tepi tempat tidur.
Jika tes ini positif, tidak ada gerakan kaki (biasanya plantar flexion) pada meremas betis yang
sesuai, menandakan kemungkinan ruptur dari tendon Achilles.

8
2. Pemeriksaan orthopaedi/muskuloskeletal (Apley):
1. Inspeksi (Lihat)
2. Palpasi (Raba)
3. Gerak
a. Intra Artikuler : kelainan ligamen dan kapsul sendi
b. Ekstra Artikuler : karena otot atau kulit

PemeriksaanRadiologi
Radiologidatar(Xray)tidakdapatmembantudiagnosisrupturtendonachilles,kecuali
apabila juga terjadi ruptur/pecahan pada tulang calcaneus (dan terdapat fragmennya).
AlternatifnyaadalahpemeriksaanMRI.PencitraanMRImenggunakanbagiansagittaldanaxial
dengansekuensT1danT2.Tendonnormalakanmenghasilkancitraandenganintensitassignal
rendah (hitam). Namun pada tendon yang ruptur, terlihat gangguan signal pada gambaran
sekuens T1 (mengindikasikan terjadinya pendarahan/edema). Kelebihan pemeriksaan MRI
adalahmampumengevaluasibesarnyarobekan,potensicelahantaraujungujungyangrobek,
danjumlahterbentuknyajaringanparut.KekurangandariMRIadalahbiayanyayangsangat
mahaldan inpractical,karenasebagianbesarRSdiIndonesia(bahkanJakarta)tidakmemiliki
MRIscanner.
Alternatif selain MRI yang murah adalah USG. Citraan USG ruptur tendon achilles
menunjukkan diskontinuitas gambaran serat/fiber; bisa juga terlihat adanya rongga atau gap
antara ujungujung putusan tendonnya. Kelebihan USG adalah dapat membedakan ruptur
sebagian dan ruptur total; pada satu studi, citraan USG memiliki sensitivitas 100% dan
spesifisitas83%,dandenganakurasi92%terhadaprupturtendonachilles.Beberapakekurangan
USGantaralain:kemungkinansalahdiagnosispadarupturyanglebihhalus(dimanatendon
plantarismasihutuh),dansulitnyamembedakankeadaanpatologisseluruhtendon,termasuk
rupturpartialtendonachilles.

9
Gambar1.CitraanMRIpadarupturtendonachilles

10
Gambar2.CitraanUSGrupturtendonachillestotal

11
Gambar3.CitraanUSGrupturtendonachillespartial

LO 2.7. Diagnosis Banding


1 Ruptur tendon Achilles: Putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering
di beri tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat
tendo semakin lemah.
2 Tendo calcaneal bursitis: Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk
membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal
bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tulang tumit. Bursa ini biasanya
membatasi gesekan.
3 Achilles tendoncitis: Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti
ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat
membuat trauma tendon achilles dan betis.

12
4 Achilles tendinopathy atau tendonosis: Perubahan tendon achilles yang juga
menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

LO 2.8. Penatalaksanaan
1. Terapi RICE : rest (istirahat), Ice (diberi es), Compression (dikompres dengan
band olahraga) dan elevasi (kaki dinaikkan ke atas agar darah tidak mengalir ke
rupture)
2. Menghilangkan sakit dan inflamasi : minum obat NSAID seperti acetaminophen,
ibuproven, dan naproxen dapat menghilangkan sakit pada tendon Achilles.
3. Untuk panas : pemberian es dan terapi panas dapat meningkatkan bursitis
4. Alas kaki : memakai alas kaki yang tepat agar tidak terjadi lukan selanjutnya
5. Immobilisasi : pergelangan kaki tidak boleh digerakkan
6. Operasi : menyambungkan tendon Achilles

Non-operasi : kemungkinan re-ruptur besar, dipilih untuk rupture minor, pasien yang sedikit
aktif, dan yang mempunyai kondisi medis yang melarang untuk operasi, menggunakan boot
untuk berjalan, alat penahan gerakan sehingga memungkin tendon untuk sembuh

Operasi : terdapat banyak keuntungan. Menurunkan kemungkinan re-rupture Achilles tendon,


meningkatkan dorongan pada kaki pasien dan menaikkan fungsi otot serta pergerakan
pergelangan kaki. jenis operasi dipilih sesuai dengan keadaan pasien. Setelah dioperasi, kaki
dan pergelangan kaki pasien harus diimobilisasi dengan boot berjalan.

LO 2.9. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah : Tendonitis achilles ( peradangan tendon achilles),
Fasilitis plantaris ( inflamasi insersi fasia plantaris), Fibrositis (peradangan jaringan ikat, dalam
hal ini jaringan ikat padat terkait tendon).Di sisi lain, komplikasi yang dapat terjadi akibat
tindakan pembedahan adalah infeksi MRSA (Methylcillin Resistant Staphylococcus Aureus),
perdarahan, Deep Vein Thrombosis, dan efek samping anastesi terkait operasi.

LO 2.10 Pencegahan
1. Pemanasan dan pelemasan otot yang cukup sebelum berolahraga
2. Jika berolahraga pada saat-saat tertentu, persiapkan kekuatan dan daya tahan dengan
latihan-latihan sebelum berolahraga
3. Jaga berat badan. Ini akan mengurangi beban tendon dan otot
4. Pakailah alas kaki yang layak untuk olahraga
5. Latihan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan program latihan
6. Pendinginan setelah olahraga

LO 2.11 Prognosis

13
Dengan rahabilitasi dan treatmen yang tepat, prognosis rupture tendon Achilles adalah
baik. Kebanyakan atlet dapat melakukan kembali aktifitasnya baik setelah operasi atau setelah
treatment non-operasi. Tetapi penderita yang melakukan treatment operasi lebih sedikit
mengalami re-rupture tendon Achilles. Angka re-rupture pada treatment operasi adalah 0-5%,
dibandingkan dengan treatment non-operasi yang hampir 40%.

DAFTAR PUSTAKA

http://achillestendon.com/types-of-injuries/

http://emedicine.medscape.com/article/85024-clinical#a0217

http://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/?p=854

http://www.austinregionalclinic.com/patient_education/podiatry/Achilles-Tendon.pdf
http://www.icbmedical.com/achillies-pain.php?
PHPSESSID=959d278b7d3f406d8d70120009ccc806
http://www.infofisioterapi.com/perubahan-patologi-pada-ruptur-tendon-achilles.html#more-3562

http://www.mayoclinic.com/health/achilles-tendon-rupture/DS00160/DSECTION=symptoms
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm061227

Nunley, J.A. (2009). The Achilles Tendon, treatment and rehabilitation. USA : Springer
Pajala, Ari. (2009). Achilles Tendon Rupture. Finland : Oulu University Press. Retrieved
September 17, 2013, from
http://herkules.oulu.fi/isbn9789514290923/isbn9789514290923.pdf

Porth, C. (2011). Essentials of pathophysiology: concepts of altered health states (3rd ed.).
Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.

Skinner, H. B. (2006). Current diagnosis & treatment in orthopedics (4th ed.). New York: Lange
Medical Books/McGraw-Hill Medical Pub. Div..

Thompson, J., & Baravarian, B. (2011). Acute and Chronic Achilles Tendon Ruptures in
Athletes. Podiatric, 2008, 117-135. Retrieved September 18, 2013, from
http://info.theclinics.com/mdconsult/pdf/Clinics_in_Podiatric_Med_and_Surgery_sampl
e_article.pdf

Vyan, K dan Krishnawarny ,G. (2007). Quinolone-Associated Rupture of the Achilles' Tendon.
Winston-Salem. Retrieved September 19, 2013, from

14

Anda mungkin juga menyukai