Oleh:
Kelompok 4 / Kelas B
1. Ikhda Ria Andini (160341801190)
2. Indra Pratiwi (160341800938)
3. Nurul Haji Fitriani (160341801342)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan kemurahannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kedua kalinya shalawat serta salam
tetap tercurahkan kepada nabi Muhammmad SAW yang telah membawa kita dari
jalan kebodohan menuju jalan yang terang benderang.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada.
1. Dr. Istamar Syamsuri, M.Pd dan Dr. Ibrohim, M.Si, selaku dosen matakuliah
Pengembangan Keprofesian Pendidik melalui Lesson Study yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan tugas makalah ini.
2. Teman-teman yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis
untuk dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
3. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam matakuliah
Pengembangan Keprofesian Pendidik melalui Lesson Study. Dalam makalah ini
berisi mengenai sejarah lesson study, tahapan kegiatan lesson study, aspek positif
kegiatan lesson study serta analisis berbagai kemungkinan pengembangan lesson
study di Indonesia. Harapan penulis, semoga makalah ini membawa manfaat bagi
kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan selanjutnya.
Semoga portofolio ini membawa manfaat dan memberikan nilai tambah
kepada para pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
1
COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
BAB II ISI
2.1 Sejarah Perkembangan Lesson Study.........................................................
2.2 Tahapan Kegiatan Lesson Study.................................................................
2.3 Aspek Positi Kegiatan Lesson Study..........................................................
2.4 Kemungkinan Pengembangan Lesson Study di Indonesia.........................
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
bermusyawarah dan mengenyampingkan ego mereka dalam memperbaiki kualitas
pembelajaran. Konsep kolaborasi yang digunakan yaitu lesson study. Rusman
(2011) menjelaskan Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi guru
melalui belajar mengajar (pengkajian pembelajaran) secara kolaboratif dengan
system siklus berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual
learning untuk membangun learning community. Lesson study bukan sebuah
metode belajar, namun lebih pada peningkatan profesionalisme guru.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Lesson Study
2. Untuk mengetahui tahapan kegiatan Lesson Study
3. Untuk mengetahui aspek positif kegiatan Lesson Study
4. Untuk mengetahui kemungkinan pengembangan Lesson Study di Indonesia
2
BAB II
ISI
3
memperkenalkan istilah, pada perkembangn selanjutnya Makoto kemudian dianggap sebagai
salah satu pionir yang merintis penerapan lesson study di Amerika bersama Cathrine Lewis
seorang professor pendidikan dari Mills Collage Oakland yang banyak melakukan penelitian
tentang sistem pendidikan Jepang. Lesson Study semakin mendapat tempat di Amerika sejak
adanya even The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang merupakan
study untuk membandingkan pencapaian hasil belajar Matematika dan IPA kelas 8 pada tahun
1995. Setelah melakukan berbagai penelitian mereka menyadari bahwa ketertinggalan tersebut
sebagian besar disebabkan oleh tidak adanya peningkatan mutu berkelanjutan baik terhadap
pendidik maupun kualitas pembelajaran di Amerika. Pada perjalanannya Amerika pun mulai
mengadopsi lesson study dan mencoba menerapkannya. Banyak sekolah dan perguruan tinggi
yang mencoba menerapkan lesson study terutama untuk mata pelajaran atau mata kuliah sains
seperti matematika dan fisika. Berkat keberhasilan sekolah-sekolah tersebut saat ini penerapan
lesson study di Amerika telah meluas dan menjadi sebuah hal umum. Sebuah fakta menarik
adalah penerapan lesson study di Amerika justru lebih berkembang di perguruan tinggi daripada
di tingkat sekolah (Widhiarta, dkk, 2008).
Di Indonesia sendiri lesson study pertama kali diperkenalkan oleh para tenaga ahli
Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam rangkaian kegiatan follow-up program
dari IMSTEP (Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project). IMSTEP
merupaka program kerjasama teknis antara pemerintah Indonesia , dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional dengan pemerintah Jepang melalui lembaga bantuan luar negeri JICA dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan matematika dan sains (MIPA) dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Program ini telah dilaksanakan mulai Oktober 1998 sampai September 2005.
Mitra dalam kegiatan kerjasama ini meliputi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI-
Bandung), FPMIPA Universta Negeri Yogyakarta (UNY), dan FMIPA Universitas Negeri
Malang (UM). Dalam program IMSTEP, mulai tahun 2001 dilakukan kegiatan piloting
(percontohan) pembelajaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran MIPA
dalam bentuk kolaborasi antara para dosen FMIPA UM dengan guru-guru MGMP MIPA SMP
dan SMA di kota Malang. Kegiatan percontohan ini dilakukan 5-10 kali dalam satu semester.
Sekolah di kota Malang yang terlibat kegiatan percontohan ini antara lain SMA Laboratorium
UM, SMAN 1 Malang, SMPN 4 Malang, SMPN 1 Malang, SMPN 18 Malang (Syamsuri &
Ibrohim, 2008).
4
Pertengahan tahun 2005, ketiga Universitas (UPI, UM, dan UNY) secara periodic telah
melaksanakan studi pembelajaran bersama MGMP MIPA di daerah masing-masing, baik
ditingkat SMP maupun SMA. Kegiatan pembelajaran dilakukan bersamaan dengan kegiatan
percontohan pembelajaran. Dalam 1 semester, kegiatan membuka kelas untuk setiap mata
pelajaran dilakukan kurang lebih dua kali yang diikuti oleh 10-15 orang anggota MGMP. Pada
tahun 2006 kegiatan studi pembelajaran di sekolah dan di MGMP MIPA kota Malang telah
menjadi kegiatan rutin. Tahun 2006/2007, selain dilaksanakan di sekolah percontohan, studi
pembelajaran juga mulai digalakkan di lingkungan FMIPA UM yang dilakukan oleh beberapa
kelompok bidang keahlian (KBK) secara bergantian. Misalnya KBK zoology, KBK Fisika
Pendidikan, Kimia organic, dan seterusnya (Syamsuri & Ibrohim, 2008).
5
Tim studi pembelajaran dapat mempertimbangkan pernyataan berikut
untuk mengarahkan kegiatan apa saja yang dilakukan tim pada tahap perencanaan,
sebagai berikut.
a Apa yang saat ini dipahami siswa tentang topik ini?
b Apa yang kita harapkan dikuasai siswa pada akhir pembelajaran?
c Apa saja rangkaian pertanyaan dan pengalaman belajar siswa yang akan
mendorong siswa memperoleh pengetahuan yang lebih lanjut?
d Kegiatan apa yang mampu memotivasi dan bermakna pada siswa?
e Apa bukti tentang hasil belajar siswa, motivasi siswa, perilaku siswa yang
harus dikumpulkan untuk data diskusi pada saat refleksi dan bagaimana
instrumen pengumpulannya?
Hasil kegiatan pada tahap perencanaan, sebagai berikut :
a Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang didalamnya termuat skenario
atau langkah- langkah pembelajaran secara detail dan operasional.
b LKS (jika diperlukan), format asesmen dan evaluasi hasil belajar.
c Menyiapkan media pembelajaran.
d Kesepakatan pihak yang menjadi guru model dan pengamat, serta jadwal
pelaksanaannya. .
6
f Apa yang dibicarakan dan didiskusikan oleh siswa.
Pengamat perlu membawa lembar observasi untuk mempermudah
pengamatan. Pengamat bisa mengamati kelompok siswa tertentu agar
pengamatannya lebih terfokus. Data hasil pengamatan ditulis akurat, obyektif, dan
berdasar keadaan yang sebenarnya.
7
2.3 Aspek Positif (Manfaat) Kegiatan Lesson Study
Menurut Widhiartha. dkk (2008) mengenai manfaat lesson study sebagai
berikut.
1 Lesson study memicu munculya motivasi untuk mengembangkan diri.
Lesson study menciptakan sebuah kondisi seorang pendidik harus menghadapi
perkembangan di luar lingkungan. Pendidik akan melihat perkembangan pendidik
lain dan akan mempelajari hal positifnya sehingga memunculkan motivasi positif
yang muncul dari para anggota kelompok (anggota lesson study).
2 Lesson study melatih pendidik melihat peserta didik.
Pendidik memiliki kesempatan untuk mengamati peserta didik dengan bantuan
observer, dengan cara mempelajari hasil observasi kelompok lesson study
sedangkan observer mengamati perilaku peserta didik terhadap apa yag dilakukan
oleh pengajar. Pendidik dapat menemukan permasalahan atau halangan yang
memebuat peserta didik tidak adapat memahami materi yang diajarkan kemudian
mencari solusi bersama kelompok lesson study.
3 Lesson study menjadikan penelitian sebagai bagian integral pendidikan.
Lesson study dianggap sebagai kegiatan mengumpulkan data untuk menjawab
permasalahan yang merupakan hakekat dari sebuah penelitian, selanjutnya
pendidik melakukan analisis, mencari solusi permasalahan dan menuliskannya
dalam laporan penelitian.
4 Lesson study membantu penyebaran inovasi dan pendekatan baru
Pada lesson study setelah berhasil menyelesaikan serangkaian masalah sangat
disarankan untuk para pendidik menyebarkan segala hasil yag mereka dapatkan
pada rekan- rekan sesama pendidik ilmiah dalam skala kecil maupun khalayak
umum, sehingga bisa memunculkan penelitian lanjutan.
5 Lesson study menempatkan para pendidik pada posisi terhormat
Pendidik ditempatkan sebagai seorang yang mampu untuk mengajar, meneliti,
mencari solusi, dan membantu orang lain dalam memecahkan berbagai
permasalahan.
8
Menurut para guru pengajar di SMP Negeri 1 Prigen yang melaksanakan
studi pembelajaran berbasis sekolah (2007) dalam Syamsuri dan Ibrohim (2008)
beberapa manfaat yang dirasakan sebagai berikut.
1 Guru model dapat menyerap informasi berharga tentang banyak hal, mulai
dari model pembelajaran, metode, keberadaan subyek belajar, dan juga bahan
ajar.
2 Guru model akan terpacu untuk berinovasi mengembangkan proses
pembelajaran sendiri dengan mengadopsi hasil refleksi dengan menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi dikelasnya/ sekolahnya.
3 Guru berani memberi masukan tentang sesuatu yang menurutnya baik, maka
secara moral akan dilaksankan oleh dirinya sendiri.
4 Perhatian guru pada tiap siswa.
5 Hubungan antar guru menjadi semakin erat.
6 Peyusunan LKS semakin berkualitas dan kualitas proses pembelajaran di kelas
semakin baik.
7 Meningkatkan kompetensi guru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesmpulan
Lesson study sudah berkembang di Jepang sekitar tahun 1960 dengan
istilah konaikenshu sebagai bentuk pengembangan profesinal berkelanjutan. Pada tahun 1990
berkembang menjadi jugyo kenkyuu. melepaskan ketergantungan dari guru dan kurikulum yang
rigid. Tahun 1995, Lesson Study berkembang di Amerika melalui even The Third International
9
Mathematics and Science Study (TIMSS) yang merupakan study untuk membandingkan
pencapaian hasil belajar Matematika dan IPA kelas 8. Tahun 1998 sampai 2005 lesson study
diperkenalkan di Indonesia oleh para tenaga ahli Japan International Cooperation Agency (JICA)
dalam rangkaian kegiatan follow-up program dari IMSTEP (Indonesia Mathematics and Science
Teacher Education Project). Tahun 2006/2007 lesson study digalakkan di lingkungan FMIPA
UM yang dilakukan oleh beberapa kelompok bidang keahlian (KBK) secara bergantian.
Tahapan kegiatan lesson study terdiri dari perencanaan (plan),pelaksanaan (do), dan
melihat kembali (see). Manfaat kegiatan lesson studi diantaranya memicu munculya
motivasi untuk mengembangkan diri, melatih pendidik melihat peserta didik,
menjadikan penelitian sebagai bagian integral pendidikan, membantu penyebaran
inovasi dan pendekatan baru, dan menempatkan para pendidik pada posisi
terhormat.
RUJUKAN
Widhiarta, dkk. 2008. Lesson Study. Sebuah upaya peningkatan Mutu Pendidik.
Surabaya: Prima Printing
10