Anda di halaman 1dari 5

1. C. Menurut saya sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009.

Hal tersebut
karena pengertian yang terdapat pada Undang-undang merupakan dasar yang diikuti
oleh masyarakat dan sudah ditetapkan.
2. Bideng hukum sangat diperlukan 3. Jawab
a. PT Gaya Lingkungan harus menyusun Dokumen AMDAL terlebih dahulu karena
pada tahap perencanaan dalam pembangunan proyek harus memperhatikan dampak
yang terjadi setelah membangun kegiatan tersebut, sehingga kajian mengenai dampak
besar terhadap kegiatan ini harus dibuat dokumennya. Sedangkan UKL/UPL adalah
upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh
kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL. Menurut saya, kegiatan PT Gaya
Lingkungan ini kegiatan yang wajib melakukan amdal.
b. Dasar hukum proyek PT Gaya Lingkungan masuk amdal atau tidak adalah Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012
Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, sehingga proyek ini dapat dikategorikan
sebagai jenis kegiatan yang masuk amdal atau tidak.
Menurut Peraturan Pemerintah No 15 tahun 2009 (permen15-2009) kawasan lindung
terdiri atas:
a. kawasan hutan lindung
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,
meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air;
c. kawasan perlindungan setempat,
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
e. kawasan rawan bencana alam,
f. kawasan lindung geologi,
g. kawasan lindung lainnya,

Contoh dari kawasan lindung:


- Cagar alam
- Suaka margasatwa
- Taman nasional
- Taman hutan raya
- Taman wisata
c. Menurut saya, PT Gaya Lingkungan harus mengurus Amdalnya terlebih dahulu. Hal
tersebut karena AMDAL dapat memberi keputusan kegiatan ini apakah dapat
dilaksanakan atau tidak. Hasil AMDAL yang ada ini menjadi salah satu syarat
dibuatnya izin reklamasi, apakah AMDAL layak dilakukan oleh kegiatan ini atau
tidak.
d. Menurut saya tidak harus diumumkan. Akan tetapi boleh diumumkan setelah
mendapat izin reklamasi/pembangunan, karena proyek ini merupakan proyek yang
berdampak, menyangkut mengenai lingkungan dan berhubungan dengan negara
tetangga, sehingga masyarakat harus mengetahui pembangunan proyek. Proyek juga
boleh diumumkan melalui radio dan televisi.
e. Dokumen AMDAL yang harus dibuat berdasarkan PP No. 27 Tahun 2012 ada 3,
yaitu:
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)-Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL)

Penjelasan dan Uraian


a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup
serta kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi
penentuan dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam
ANDAL dan batas-batas studi ANDAL, sedangkan kedalaman studi berkaitan
dengan penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak.
Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara
Pemrakarsa Kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan
proses pelingkupan.
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak
penting dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah diidentifikasi di
dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat
dengan menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan
untuk menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya
dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak
terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian
selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang
lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pengelolaan
dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan
dampak positif.
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
Mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat
negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan.
Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan
dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL. Sedangkan Dokumen Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL) adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan
untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang
berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan,
ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan
untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.

f. Kegaiatan yang sudah memiliki dokumen audit lingkungan tidak wajib membuat
dokumen amdal karena dokumen audit lingkungan sifatnya wajib ada pada suatu
kegiatan dan sifatnya spesifik, dimana kewajiban dokumen ini akan secara otomatis
menghapuskan kewajiban lainnya seperti dokumen amdal, sehingga kegiatannya tidak
membutuhkan AMDAL baru. Kecuali terdapat kondisi-kondisi khusus yang aturan
dan kebijakannya ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Sama halnya
dengan ISO 14000 yang merupakan standar sistem pengelolaan lingkungan yang
didalamnya mengatur sehingga dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh kegaiatan, dan untuk mengurangi polusi dan limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan

4. Jawab
a. Pemerintah DKI Jakarta tidak melanggar hukum dalam menerapkan baku mutu emisi
tersebut. Hal ini berdasarkan dasar hukum Keputusan Menteri Negara LH No. 13
Tahun 1995 yang menyebutkan pada pasal 5 bahwa gubernur dapat menetapkan
parameter tambahan di luar baku mutu (dalam hal ini Lampiran III-A) dengan
persetujuan Menteri. Gubernur dapat menetapkan baku mutu emisi untuk jenis-jenis
kegiatan di daerahnya lebih ketat dengen pertimbangan Menteri.
b. Yang digunakan adalah baku mutu pada SK Gubernur DKI Jakarta. Karena baku
mutu ini diterapkan oleh pemerintah daerah.
c. Boleh, hal tersebut sudah dijelaskan pada poin A. Bahwa diperbolehkan menetapkan
baku mutu emisi asalkan dari pertimbangan Menteri. Pemerintah juga mempunya
wewenang untuk mengatur daerahnya atau disebut hak otonom. Akan tetapi
mengenai baku mutu harus disesuaikan kembali dengan Keputusan Menteri Negara
LH No. 13 Tahun 1995.

5. Kasus lingkungan hidup tidak harus diselesaikan dalam pengadilan (Ligitasi).


Diselesaikan secara pengadilan agar proses permasalahan jelas akan tetapi prosesnya
lama, berlarut-larut untuk mendapatkan putusan yang final dan mengikat menimbulkan
ketegangan antara pihak permusuhan. Akan teteapi untuk melindungi hak keperdataan
para pihak yang bersengketa dengan cepat dan efisien diselesaikan di luar pengadilan
(Non Ligitasi). Penyelesaian tersebut dapat dijadikan alternatif.
A. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan atau melalui non-litigasi
Penyelesaian ini memiliki kekuatan hukum ayang mengaturnya dalam hukum yang
berlaku di indonesia. Hal tersebut diakui dengan adanya peraturan pemerintah dan
undang-undang yang melegalkan penyelesaian sengketa di lauar pengadilan yang
tidak berkaitan dengan unsur pidana di dalamnya. Cara non litigasi dikenal
dengan Alternative Dispute Resolution (ADR) atau penyelesaian sengketa alternatif.
Model atau bentuk yang digunakan dalam proses alternative dispute resolution cukup
beragam, yaitu
a. Konsultasi: suatu tindakan yang bersifat personal antara suatu pihak tertentu
(klien) dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana pihak
konsultan memberikan pendapatnya kepada klien sesuai dengan keperluan dan
kebutuhan kliennya.
b. Negosiasi: suatu upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melalui proses
pengadilan dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama atas dasar kerja sama
yang lebih harmonis dan kreatif.
c. Mediasi: cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.
d. Konsiliasi: penengah akan bertindak menjadi konsiliator dengan kesepakatan para
pihak dengan mengusahakan solusi yang dapat diterima.
e. Penilaian Ahli: pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis dan sesuai
dengan bidang keahliannya.

Apabila keberatan terhadap UU,

Contoh kasus yang diselesaikan d pengadilan


Kasus kebakaran hutan yang terjadi di kawasan Sumatera dan Kalimantan
memberi dampak negatif kepada masyarakat sekitar. Bukan hanya merusak
lingkungan, kebakaran hutan baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak,
bisa merusak kesehatan. Peristiwa semacam ini kerap terjadi setiap tahun. Bahkan,
beberapa peristiwa kebakaran hutan kerap masuk ke ruang persidangan.
Perusahaan tersebut diketahui tidak memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL), Ijin Usaha Perkebunan (IUP), sarana dan prasarana serta
sumber daya manusia maupun prosedur dalam penanggulangan kebakaran hutan.
Pengadilan Negeri Pelalawan melalui putusan nomor: 08/PID.B/2012/PN.PLW,
menyatakan keduanya terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
Tindak Pidana Karena Lalainya Melakukan Perbuatan yang Mengakibatkan
Kerusakan Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai