Usulan Rancangan Penelitian Zahrul
Usulan Rancangan Penelitian Zahrul
I. Judul Penelitian
Setiap hari kita pasti sering mendengar pemberitaan melalui media massa
baik cetak maupun elektronik, yang selalu diwarnai dengan banyaknya kejahatan
yang sangat ditakuti bagi kaum wanita. Oleh karena itu perkosaan diklasifikasikan
sebagai salah satu bentuk kejahatan yang sangat serius di Indonesia bahkan di
dunia dan bagi pelakunya diancam dengan sanksi pidana yang tidak ringan.
telah ditempatkan sebagai obyek seksual laki-laki, ternyata berimplikasi jauh pada
pemaksaan dan penyiksaan secara fisik serta psikis. Permasalahan dan tujuan
ganti rugi korban tindak pidana perkosaan dan mengetahui perlakuan dan
perlindungan hukum terhadap korban selama proses peradilan pidana pada kasus
tahun 1981 yang lazim disebut Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
KUHAP dinilai sebagai salah satu produk hukum bangsa Indonesia yang
memperhatikan hak-hak seorang yang tersangkut tindak pidana, mulai dari proses
KUHAP dinilai sangat concern terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Syaratnya
Pasal 285 KUHP mengatur soal tindak pidana perkosaan. Dalam pasal
memaksa seorang wanita yang bukan istrinya untuk bersetubuh dengan dia
Dari uraian tersebut, dapat kita ketahui bahwa secara yuridis formal
perilaku terpidana agar tidak berbahaya lagi dan hidup normal didalam
masyarakat sekitarnya serta dipandang sebagai wanita yang tidak lagi pantas
untuk tinggal bersama-sama dengan masyarakat sebab sudah membawa aib bagi
hukum yang berlaku, tidak serta merta menjamin pulihnya keadaan korban.
1 Suryono Ekotama Harum Pudjiarto et all, Abortus propocatus Bagi Korban Perkosaan
perspektif Viktimologi, Kriminologi dan Hukum Pidana. Liberty, Yogyakarta,2000, hal 44
4
perkosaan terhadap korbannya. Jika perhatian dari pemerintah dan kepedulian dari
pelaku korban perkosaan lebih bersifat materil Karena tidak mungkin pelaku
korban perkosaan mengganti kerugian in materil berupa harga diri korban yang
diinjak-injaknya2
sudah diatur dalam KUHP maupun KUHAP. Pasal 14 c ayat (1) KUHP
menyatakan bahwa dalam perintah yang dimaksud dalam Pasal 14.a. kecuali jika
dijatuhkan denda, selain menetapkan syarat umum bahwa terpidana tidak akan
terpidana dalam waktu tertentu, yang lebih pendek dari pada masa percobaannya
harus mengganti segala atau sebagian kerugian yang ditimbulkan oleh perbuatan
pidana tadi.
jika sipelaku perkosan hanya dipidana percobaan oleh hakim, maka hakim dapat
Ketentuan lain yang mengatur kompensasi adalah Pasal 98 ayat (1) KUHP, yang
menyatakan bahwa jika suatu perbuatan yang menjadi dasar dakwaan di dalam
bagi orang lain, maka hakim ketua sidang atas permintaan orang itu dapat
2 Ibid.
5
tindak pidana perkosaan dan apakah ada perlindungan hukum yang diberikan
korban tindak pidana perkosaan itu ? pertanyaan ini selalu menjadi tanda tanya
besar dalam pemikiran penulis, oleh karena itu penulis hendak mengkaji pada
Bireun.
B. Rumusan Masalah
Perkosan ?
2. Apakah hak-hak Korban Tindak Pidana Perkosaan menjadi dasar
Perkosaan.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Ganti Rugi Korban Tindak Pidana Perkosaan Wilayah Hukum Kabupaten Bireun.
6
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang penulis harapkan dalam penulisan ini adalah :
a. Secara teoritis
Pidana Perkosaan.
b. Secara Praktis
E. Kajian Kepustakaan
7
memilih pidana mati, pidana seumur hidup, atau pidana penjara selama
motor milik orang lain mempunyai akibat hukum pidana bagi orang
tersebut.
Tujuan dari pada hukum adalah mencapai suatu keadaan hidup yang penuh
umum dan kepentingan pribadi. Untk mencapai tujuan hukum tersebut, diperlukan
3 Panduan Bantuan Hukum Di Indonesia Edisi 2009, Pengertian Hukum. YLBHI, Jakarta, 2009,
Hal 2
8
suatu bentuk konsep hukum yang memiliki tugas-tugas dengan jelas di dalamnya.
yudikatif.
b. Subtansi hukum, yaitu aturan, norma, dan perbuatan manusia yang
sebagai sarana untuk menata masyarakat dan sarana pengendali sosial, yang pada
a. Hal berlakunya secara yuridis, yaitu pada intinya adalah bahwa hukum
sebagai kaidah berlaku (sah) apabila terbentuk menurut cara yang telah
ditentukan.
b. Hal berlakunya hukum secara sosiologis, yaitu berintikan pada efektifitas
dilindungi dari siapa. Pertanyaan ini secara mudah dapat dijawab yakni untuk
Dari aspek hukuman opini masyarakat yang tersurat maupun yang tersirat,
5 Ibid, hlm 19
6 Ibid, hlm 25
7 Ibid, hlm 28
10
positif.
Decleration on the basic principle of justice for victim of crime and abuse of
power yang diadakan di Milan, Italia, 1985 merupakan dasar pijakan bagi
basic principle of justice for victim of crime and abuse of power and draf
declaration of right of victims of rape terdapat hak restitusi, dalam hal ini
ganti rugi yang harus diberikan oleh terdakwa. Jika dipandang tidak
apabila hukum menjatuhkan pidana penjara paling lama satu tahun kurungan tidak
8 Surya, Nomor 261 Tahun X, 1 Agustus 1996
9 Ibid, hlm 7
11
bahwa pidana tidak usah dijalankan, kecuali jika dikemudian hari ada putusan
tersebut diatas habis, atau karena terpidana selama masa percobaan tidak
Sedangkan dalam Pasal 14.c ayat (1) menyatakan dalam perintah yang
dimaksud dalam pasal 14.a. kecuali jika dijatuhkan denda, selain menetapkan
syarat umam bahwa terpidana tidak akan melakukan perbuatan pidana, hakim
dapat menetapkan syarat khusus bahwa terpidana dalam waktu tertentu, yang
lebih pendek dari pada masa percobaannya harus mengganti segala atau sebagian
perbuatan yang menjadi dasar dakwaan didalam suatu pemeriksaan perkara pidana
oleh Pengadilan Negeri menimbulkan kerugian bagi orang lain, maka hakim ketua
memutus pelaku tindak pidana perkosaan dan menerapkan aspek ganti rugi baik
dalam bentuk restitusi maupun kompensasi sebagai bagian dari sanksi pidana.
Langkah inovatif ini penting mengingat hukum positif kita tidak mengatur secara
Pidana).10
b. Perlindungan Hukum
Yaitu adanya jaminan hak dan kewajiban manusia baik dalam rangka
lain11
c. Kejahatan perkosaan
bertentangan dengan ikatan ikatan sosial lain (anti social) karena adanya
10 Panduan Bantuan Hukum Di Indonesia Edisi 2009, Pengertian Hukum. YLBHI, Jakarta,
2009, Hal 6
Ditinjau dari segi bahasa, kata perkosaan menurut kamus umum Bahasa
Indonesia berasal dari kata perkasa yang berarti : paksa, kekerasan, kuat,
fisik, mental, sosial, sebagai akibat dari tindakan memperkosa atau perbuatan
memperkosa.
F. Metode Penelitia
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
merupakan cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analistis, yaitu apa
yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan juga prilakunya
yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. 15 Dalam
13 Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan, Akademika Presindo, Jakarta, 1983, hlm 79.
14 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, hlm 673
yuridis sosiologis. Pada penelitian hukum yuridis sosiologis mengkaji sutu gejala
2. Sifat Penelitian
data yang seteliti mungkin.16 Yaitu untuk mengetahui tentang gejala-gejala yang
terjadi dilapangan yang didasari oleh judul, latar belakang masalah, perumusan
metode kualitatif.
pmemilih lokasi tersebut yaitu untuk menelaah perspeksi penegak hukum dalam
menangani kasus tindak pidana pemerkosaan baik polisi, kejaksaan dan hakim
Populasi dapat berupa himpunan orang, benda (hidup atau mati), kejadian, kasus-
kasus, waktu, atau tempat, dengan sifat dan ciri yang sama. 17 Sedangkan sampel
merupakan himpunan bagian atau sebagaian populasi.18 Sampel yang akan diambil
16 Ibid,halaman 250.
18 Ibid.
15
dalam penelitian ini adalah kasus-kasus tindak pidana pemerkosaan yang yang
sedang mapun yang telah diselesaikan oleh penegak hukum. Pengambilan sampel
maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel
diperlukan bagi penelitiannya, karena tidak semua unsur dari populasi mempunyai
respondennya adalah dua orang dosen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum
suatu kesimpulan.
b. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
sedang diteliti.
6. Sumber Data
16
untuk mendapatkan data-data yang akurat guna penyusun skripsi ini, lebih
a. Data Primer
Data primer yaitu data yanng diperoleh secara langsung dari
b. Data Skunder
yang berupa :
terdiri dari :
a) UUD 1945
b) Kitab Undang-undang Hukum Pidana
2) Bahan Hukum Skunder, yaitu bahan hukum yang memberi
7. Analisis Data
Kabupaten Bireun. Kemudian data tersebut dianalisis secara logis dan disusun
informan dan responden secara tertulis maupun lisan diteliti dan dipelajari
deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis
ataupun lisan, dan juga prilakunya yang nyata, yanng diteliti dan dipelajari
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang masalah, rumusan masalah,
Pada Bab ini menguraikan mengenai kerangka dasar teori Tindak Pidana
dan Pengertian Pemerkosaan, Ruang Lingkup Ganti Rugi dalam Hukum Pidana.
BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas Tinjauan Viktimologi Terhadap Ganti Rugi
meliputi Perlindungan Hukum terhadap korban Tindak Pidana Perkosan dan Hak-
hak Korban Tindak Pidana Perkosaan menjadi dasar pertimbangan Hakim dalam
BAB V : PENUTUP
kesimpulan dan saran, dimana pada bagian kesimpulan akan dipaparkan jawaban-
jawaban dari semua permasalah di dalam penulisan skripsi ini. Pada bagian saran,
penulis akan memaparkan gagasan yang dimiliki oleh penulis berdasarkan dari
fakta-fakta yang telah dikemukakan oleh penulis pada bab-bab yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA