Blok 2 Kedokteran Dasar 1
Blok 2 Kedokteran Dasar 1
Disusun oleh :
Madherisa Paulita
Nim 1310015099
UNIVERSITAS MULAWARMAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai tubuh yang tersusun atas triliyunan sel yang saling
berinteraksi dan merupakan organisme multiseluler. setiap selnya melakukan
fungsi-fungsi dasar yang penting bagi kelangsungan hidupnya. Sel merupakan
bagian terkecil dari suatu organisme. Sekumpulan sel yang ada dalam tubuh akan
membentuk suatu jaringan. Dari kumpulan jaringan tersebut akan membentuk
organ. Kumpulan organ yang bekerja secara bersama-sama membentuk sistem
organ yang melakukan fungsi yang saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk
menyelesaikan aktivitas yang penting bagi kelangsungan hidupnya secara
keseluruhan. Sel didalam tubuh akan kontak langsung dengan lingkungan dalam
maupun lingkungan luar sel tersebut. Untuk menjaga agar keadaan di dalamnya
tetap konstan, tubuh memerlukan upaya untuk tetap mempertahankan kondisinya
tersebut. Kondisi seperti ini disebut juga dengan homeostasis. Homeostasis ada
agar unsur-unsur yang ada dalam lingkungan dalam tubuh tetap menjaga dan agar
sel dapat menjalankan fungsi dasar sel secara optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. SEL
1. Memperoleh makanan (nutrient) dan oksigen (O2) dari lingkungan sekitar sel.
2. Melakukan reaksi-reaksi kimia yang menggunakan nutrient dan O 2 untuk
menghasilkan energy bagi sel.
Makanan + O2 CO2 + H2O + energi
3. Mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan produk sampingan lainnya, atau produk
sisa yang terbentuk selama reaksi-reaksi kimia tersebut kelingkungan sekitar.
4. Membentuk protein dan komponen lainnya yang diperlukan untuk pembentukan
struktur sel, pertumbuhan, dan untuk melaksanakan fungsi tertentu sel.
5. Mengontrol sebagian besar pertukaran bahan antar sel dan lingkungan sekitarnya.
6. Memindahkan bahan dari satu bagian sel ke bagian lainnya dalam melaksanakan
aktivitas sel, dengan sebagian sel bahkan mampu bergerak secara utuh didalam
lingkungannya.
7. Peka dan responsive terhadap perubahan dilingkungan sekitarnya.
8. Sebagian besar sel dapat bereproduksi. Sebagian sel tubuh terutama sel saraf dan
sel otot, kehilangan kemampuan untuk bereproduksi setelah terbentuk pada tahap
awal perkembangan. Ini menjadi penyebab mengapa stroke dan yang
menyebabkan lenyapnya sel-sel saraf diotak, serta serangan jantung yang
menyebabkan kematian sel-sel otot jantung dapat menjadi sedemikian merugikan.
Pada organism multiseluler, setiap sel memiliki fungsi khusus yang biasanya
adalah modifikasi atau elaborasi suatu fungsi dasar sel, beberapa contoh :
Kromatin berupa gumpalan yang tidak beratur dan berwarna biru yang tersebar di
seluruh nucleus. Kromatin tersusun dari rantai pilin dna yang terikat pada protein
basa histon. Kromatin yang menebal saat membelah dan berpilin menjadi unit
khusus yang disebut dengan kromosom yang jumlahnya 23 pasang kromoson
pada manusia.
Berisi juga bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA) yang punya fungsi
untuk menyediakan kode/sandi untuk mengarahkan sintesis protein, menentukan
jenis dan jumlah berbagai enzim dan protein lain yang diproduksi, nucleus secara
tidak langsung mengatur sebagian besar aktivitas sel dan berfungsi sebagai pusat
kontrol sel. Serta berfungsi sebagai cetak biru genetic selama replikasi sel untuk
memastikan bahwa sel menghasilkan sel lain yang sama dengan dirinya sehingga
tercipta turunan sel yang identik didalam tubuh dengan meneruskan karakteristik
genetic ke generasi berikutnya.
b. Membran Sel
Membran Plasma/sel merupakan struktur membranosa yang menyelubungi
tiap sel, strukturnya elastic, fleksibel dan tipis dengan ketebalan hanyan 7,5-10
nanometer dan hanya tampak dengan mikroskop electron.. Membran sel hampir
seluruhnya tersusun dari protein dan lipid. Perkiraan komposisinya adalah protein
55%, fosfolipid 25%, kolesterol 13%, lipid lain 4% dan karbohidrat 3%. (Guyton,
2007)
Membran sel berfungsi sebagai sawar selektif ini memisahkan isi sel dari
lingkungan sekitar; membrane plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada
dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstraseluler (CES) diluar sel.
Membran plasma bukan sekedar sekat mekanis yang menahan isi sel; selaput ini
juga memiliki kemampuan untuk secara selektif mengontrol pergerakan molukel
antar CIS dan CES. Melalui struktur ini, sel dapat mengontrol masuknya makanan
dan pasokan lain yang dibutuhkan dan mengeluarkan produk yang dibuat didalam
sel, sambil menjaga lalu lintas keluar masuk sel dari hal-hal yang tidak
diingankan. (Sherwood, 2012)
Struktur dasar membrane sel adalah sebuah lapisan lipid ganda, yang
merupakan lapisan tipis sebanyak dua buah lapisan lipid. Setiap lapisan memiliki
ketebalan hanya satu molekul yang terbentsng diseluruh permukaan sel. Molekul
protein globules yang besar tersebar dilapisan lipid tersebut.
Strukut dasar lapisan lipid ganda dibentuk oleh molekul-molekul
fosfolipid. Salah satu gugus dari setiap molekul fosfolipid tersebut larut dalam air
(hidrofilik), dan gugus yang larut dalam lemak (hidrofobik). Gugus fosfat dari
fosfolipid bersifat hidrofilik, dan gugus asam lemaknya bersifatnya hidrofobik.
Karena gugusn hidrofobik molekul fosfolipid tersebut menjauhi molekul
air, sedangkan antara satu gugus hidrofobik dilapisan lipid yang pertama dan
gugus hidrofobik dilapisan yang kedua saling tarik menarik, maka kedua lapis
gugus hidrofobik tersebut memiliki kecendrungan untuk saling bertemu dibagian
tengah membrane. Dengan demikian, gugus fosfat yang bersifat hidrofilik
membentuk dua permukaan membrane sel yang utuh, yaitu sisi dalam membrane
yang berhubungan dengan cairan intrasell dan sisi luar yang berhubungan dengan
cairan ekstrasel.
Lapisan lipid dibagian tengah membrane bersifat impermeable terhadap
zat yang biasanya larut dalam air, seperti ion, glukosa, dan urea. Sebaliknya zat
yang larut dalam lemak seperti oksigen, karbon dioksida, dan alcohol, dapat
dengan mudah menembus bagian membrane tersebut.
Molekul kolesterol pada membrane sel sebenarnya juga merupakan lipid
karena inti steroidnya sangat mudah larut dalam lemak. Molekul ini larut dalam
kedua permukaan membrane. Molekul kolestero; terutama membantu menentukan
derajat permeabilitas kedua lapisan membrane terhadap bahan larut-air dari cairan
tubuh, Kolesterol ini juga mengatur banyak sifat cair membrane.
Protein Membran Sel.Massa glonulus yang mengapung dalam lapisan lipid
ganda. Massa ini merupakan protein membrane, yang sebagian besar merupakan
glikoprotein. Terdapat dua jenis protein membrane yaitu protein integral yang
menembus membrane sepenuhnya dan protein perifer yang hanya melekat pada
satu sisi atau permukaan membrane dan tidak menembus membrane sepenuhnya.
Banyak protein integral yang berperan sebagai kanal structural (atau pori-
pori) yang dapat dilewati oleh molekul air dan zat larut-air, khususnya ion, yang
dapat berdifusi antara cairan ekstrasek dan cairan intrasel. Kanal protein ini juga
memiliki kemampuan memiliki zat yang akan lewat sehingga memungkinkan zat
tertentu lebih mudah berdifusi daripada zat lain.
Protein integral lain berfungsi sebagai protein pengangkat (carrier) untuk
membawa zat yang jika tidak diangkut, tidak akan bias menembus lapisan lipid
ganda. Kadang-kadang terjadi pengangkutan zat-zat kea rah yang berlawanan
dengan arah difusi yang seharusnya, yang disebut transport aktif. Protein integral
lainnya berperan sebagai enzim.
Protein integral membrane juga dapat berperan sebagai reseptor untuk zat
kimia yang larut air seperti hormone peptide yang tak dapat menembus membrane
sel dengan mudah. Interaksi reseptor dengan ligan spesifik yang menempe; pada
reseptor mengakibatkan perubahan bentuk protein reseptor. Hal tersebut
selanjutnya mengaktivasi bagian dalam protein integral atau menginduksi
terjadinya interaksi antara reseptor dan protein yang terdapat dalam sitoplasma
yang berperan sebagai second messenger. Oleh karena itu, sinyal dapat diteruskan
dari bagian luar reseptor kedalam sel. Dalam hal ini, protein integral yang tersebar
dimembran sel berfungsi sebagai sarana penyampaian informasi mengenai
lingkungannya diluar sel kedalam sel.
Molekul protein perifer seringkali melekat pada protein integral. Protein
perifer ini hamper sepenuhnya berfungsi sebagai enzim atau sebagai pengatur
lalu-lintas zat yang melalui pori-pori membrane sel.
Karbohidrat membrane hampir selalu terdapat dalam bentuk kombinasi
dengan protein atau lipid sebagai molekul glikoprotein atau glikolipid.
Kenyataannya hampir sebagian besar protein integral merupakan glikoprotein dan
sepersepuluh molekul-molekul lipid membrane merupakan glikolipid. Gugus
gliko dari molekul tersebut hampir selalu menonjol keluar dari sel. Banyak
senyawa karbohidrat lain, yang disebut proteoglikan yang secara khusus
merupakan zat karbohidrat yang terikat pada inti protein kecil yang juga teruntai
bebas dari permukaan luar sel. Jadi, seluruh permukaan luar sel tersebut seringkali
dilapisi oleh suatu selubung karbohidrat longgar yang disebut glikokaliks.
Bagian karbohidrat yang melekat dipermukaan luar sel mempunyai
beberapa fungsi penting : (1) Banyak karbohidrat tersebut bermuatan listrik
negative, yang menyebabkan sebagian besar sel mempunyai suatu muatan
keseluruhan permukaan sel yang negative sehingga dapat menolak benda-benda
bermuatan negative yang lain. (2) Glikokaliks dari beberapa sel melekat pada
glikokaliks sel yang lain, sehingga sel dapat saling melekat satu sama lain, (3)
Banyak karbohidrat yang berperan sebagai reseptor untuk mengikat hormone,
seperti insulin begitu terikat, protein interna yang terdapat di sel menjadi aktif dan
selunjutnya mengaktivasi serangkaian enzim intrasel. (4) Beberapa karbohidrat
juga akan ikut dalam reaksi kekebalan. (Guyton, 2007)
c. Sitoplasma
Sitoplasma dipenuhi oleh partikel dan organel berukuran besar dan kecil
yang tersebar. Mengandung sejumlah struktur yang jelas, sangat teratur,
terbungkus membrane yang disebut organel yang tersebar didalam sitosol, yaitu
cairan kompleks mirip gel. Bagian cairan yang bening dari sitoplasma yang
merupakan tempat partikel tersebut tersebar disebut sitosol yang mengandung
protein, elektrolit dan glukosa yang terlarut.
Didalam sitoplasma tersebar lemak netral berbentuk globulus, granula
glikogen, ribosom, vesikel sekretoris dan lima macam organel yang sangat
penting : Retikulum endoplasma, apparatus golgi, mitokondria, lisososm dan
peroksison. (Guyton, 2007)
Terbagi menjadi dua:
1) Sitosol : Bagian sitoplasma sisanya yang tidak ditempati oleh
organel terdiri sitosol (cairan sel) yang berada diantara membrane dan inti sel,
dibentuk oleh suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein
yang dinamai sitoskeleton. Banyak reaksi kimia yang tidak saling mengganggu
berlangsung di sitosol. Anyaman sitoskeleton menentukan bentuk sel, organisasi
internal sel, dan mengatur berbagai gerakannya. (Sherwood, 2012)
a) Mitokondria
Berbentuk batang atau oval seukuran bakteri. Kenyataannya merupakan
turunan dari bakteri yang menginvasi atau ditelan oleh sel primitive pada awal
sejarah evolusi dan kemudian menjadi organel permanen. Memiliki DNA nya
sendiri yang berbeda dari DNA yang terdapat di nucleus sel. DNA mitokondria
mengandung kode genetic untuk membentuk banyak molekul mitokondria yang
dibutuhkan untuk menghasilkan energy.
Mitokondria disebut sebagai gudang energy/generator listik (powerhouses)
sel. Tanpa mitokondria sel tidak akan dapat memperoleh energy yang cukup dari
bahan makanan dan semua fungsi sel akan mati. Organel ini mengekstraksi dari
nutrient dalam makanan dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat
digunkanan oleh sel untuk beraktivitas
Mitokondria terdapat disemua bagian dari setiap sitoplasma sel, tetapi
jumlah total per sel sangat bervariasi, mulai kurang dari seratus sampai beberapa
ribu tergantung jumlah energy yang dibutuhkan oleh masing-masing sel. Diameter
hanya beberaparatus nanometer dan berbentuk globulus sedangkan mitokondria
lainnya berdiameter 1 mikrometer dan panjangnya 7 mikrometer.
b) Lisosom
Lisosom ditemukan pada semua sel kecuali sel darah merah dan sel kulit
yang telah terkeratinisasi.
Struktur dari lisosom terdiri dari :
Lisosom yaitu vesikel kecil yang terikat membran yag mengandung 50
jenis enzim hidrolitik .
d) Ribosom
Ribosom merupakan granula kecil berwarana hitam yang tesusun dari rna
ribosomal dan 80 jenis protein.
Berfungsi untuk mensintesis protein. ii
e) Badan golgi
Badan golgi terdapat pada sebagaian besar sel, tetapi paling banyak
dibentuk dan dipelajari pada sel glandular. Badan golgi mengandung 6-7 kantung
datar yang terikat membran dan tersusun seperti mangkuk terbalik, permukaan
konveks mengahadap pada re dan nucleus, dan permukaan konveks mengahadap
permukaan eksternal sel. Aparatus golgi berfungsi sebagai tempat akumulasi,
konsentrasi, pembungkusan, dan modifikasi kimia, apparatus gologi juga
berfungsi memproses protein yang serfungsi secara intraseluler seperti enzim
lisosom.
f) Peroksisom
REGULASI HOMEOSTASIS
3. Sistem saraf, adalah salah satu dari dua sistem kontrol tubuh yang utama.
Secara umum sistem saraf mengontrol dan mengkoordinir aktivitas tubuh yang
memerlikan respon yang cepat. Sistem ini secara khusus pentig dalam
maendeteksi dam memberikan reaksi kepada perubahan-perubahan dalam
lingkungan ekstetrnal. Selanjutnya, sistem ini bertanggung jawab pada fungsi-
fungsi yang lebih tinggiyang tidak seluruhnya langsing di bawah pemeliharaan
homeostasis, seperti kesadaran, memori (ingatan), dam kreativitas.
4. Sistem endokrin, adalah sistem kontrol utama yang lain. Secara umum,
hormon yang disekresikan meregulasi aktivitas tubuh yang lambat, sistem ni
khususnya penting dalam mengontril konsentrasi nutrien dan pengaturan fungsi
ginjal, mengontrol volume dan komposisi elektrolit lingkungan internal.
10. Sistem urinaria, mengeluarkan zar sampah selain CO2 dam memegang
peranan penting dalam meregulasi volume, komposisi elektrolit, dan keasaman
cairan ekstraseluler.
11. Sistem reproduksi, pada dasarnya tidak esensial untuk homeostasis dan
dengan demikian tidak esensial untuk kelangsungan hidup individu. Sistem
reproduksi esensial untuk pelestarian spesies.
BAB III
PEMBAHASAN
1. SEL
2. Sitoplasma
Pada sitoplasma terbagi menjadi organel dan sitosol. Dimana organel yaitu
substansi sitoplasma yang permanen yang aktif dalam proses metabolism.
Sedangkan sitosol adalah cairan yang merupakan hasil dari metabolism. Organel
terdiri atas ribosom, reticulum endoplasma, mitokondria, apparatus golgi, lisosom,
peroksisom, sentrosom, vakuola serta vault. Organel-organel tersebut memiliki
fungsinya masing-masing.
Vault yaitu sebagai truk sel yang bentuknya seperti pori inti, berfungsi
membawa mRNA/subunit ribosom dari nucleus ke bagian sitoplasma tempat
sintesis protein.
3. Membran Plasma
Membran Sel tersusun atas lapisan lipoprotein gabungan lemak dan
protein. Lipid yang menyusun adalah pospolipid yang bersifat hidrofilik dan sterol
yang bersifat hidrofobik. Protein yagn terdapat pada permukaan luar dan dalam
sel disebut protein ekstrinsik yang bersifat hidrofobik. Sedangkan protein yang
ada dan menembus kedua lapis lipid disebut protein yang bersifat hidrofobik.
Membran sel bersifat semi permiabel. Sifat sel ; pembatas isi sel dengan bagian
luar sel; sebagai pelindung sel; sebagai tempat pertukaran zat; sebagai reseptor
dari rangsang luar; sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reasi kimia.
Sel memiliki beberapa fungsi dasar, diantaranya :
a. mendapatkan zat gizi dan 02 dari lingkungan internal;
b. mengeluarkan CO2 dan zat-zat sisa atau produk sampingan yang
dihasilkan selama reaksi-reaksi kimia ke lingkungan internal;
c. sintesis protein dan komponen lain yang diperlukan untuk membentuk
struktur seluler, untuk pertumbuhan dan menjalankan fungsi tertentu sel;
d. mengontrol terjadinya pertukaran zat antara sel dan lingkungan internal;
e. memindahkan zat-zat dari salah satu bagian sel ke bagian lain ketika
menjalankan aktivitas sel, bahkan sebagian sel dapat menggerakkan seluruh
dirinya melintasi lingkungan, dan
f. kebanyakan sel dapat bereproduksi sehingga apabila sel-sel tersebut
rusak maka akan dapat digantikan dengan yang baru
2. JARINGAN DASAR
b. Epitel bertingkat
Epitel bertingkat terdiri atas inti sel yang terletak ditempat berbeda dan
ukurannya berbeda juga sedangkan bentuknya bertingkat.
c. Epitel berlapis
Epitel berlapis tersusun dua atau lebih lapisan. Epitel berlapis dibagi
menjadi:
- Epitel berlapis pipih
- Epitel berlapis kuboid
- Epitel berlapis silindris
- Epitel transisional
Kelenjar eksokrin multiselular digolongkan berdasarkan bercabang atau
tidaknya saluran keluar, dan berdasarkan bagian sekresi (tubular, alveolar, atau
kombinasinya).
Kelenjar endokrin jauh lebih sederhana dari pada kelenjar eksokrin,
biasanya diliputi suatu simpai jaringan ikat tipis yang menjulurkan sekat tak
lengkap ke dalam kelenjar serta membaginya menjadi beberapa lobus. Jaringan
penyokong utama terdiri atas serat-serat retikulin (jaringan ikat) sangat halus,
diikuti oleh kapiler darah.
2. Jaringan Ikat
a. Jaringan ikat sejati
Terbagi manjadi:
- Jaringan ikat padat, contohnya pada tendon
- Jaringan ikat longgar, contohnya pada lien
b. Jaringan ikat khusus : tulang rawan dan tulang
- Hialin : permukaan sendi pada tulang
- Tulang rawan iga : tulang rawan pada hidung
- Tulang rawan elastis : memerlukan penyokong fleksibel contohnya
epiglottis dan telinga luar
c. Jaringan ikat khusus: darah (sel-sel darah, trombosit dan plasma darah)
3. Jaringan Otot
Berfungsi untuk melakukan gerakan badan
a. Otot rangka : Berfungsi untuk menggerakkan tulang ciri-cirinya:
- variasi warna merah atau putih
4. Jaringan Saraf
Secara anatomis dibagi menjadi dua yaitu system saraf pusat dan system
saraf tepi.
a. Sistem Saraf Pusat
Terdiri dari otak dan medulla spinalis. pada otak terdapat pelindung berupa
korteks dan medulla. Korteks merupakan lapisan tipis yang memiliki warna
kelabu yang berisi badan sel saraf. Medulla merupakan lapisan tebal yang
berwarna putih yang berisi dendrit dan akson.
b. Sistem Saraf Tepi
Terdiri dari semua jaringan saraf berasal dari luar tubuh. Saraf tepi disusun
oleh berkas-berkas serta saraf, yang dipersatukan oleh jaringan ikat dan mencakup
saraf-saraf spinalis yang berhubungan dengan medulla spinal dan saraf cranial
yang berhubungan dengan otak.
3. STRUKTUR KULIT
1. Dermis
Merupakan jaringan ikat yang menunjang epidermis dan mengikatnya
pada jaringan sukutan (hypodermis). Dermis dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Lapisan Papilar
Terdiri atas jarinngan ikat longgar dengan fibroblast dan sel jaringan ikat
lainnya, seperti sel mast dan makrofag. Lapisan papilar terdiri atas serat kolagen
halus, elastin dan retikulin yang tersusun membentuk jejaring luas. Tepat dibawah
epidermis, serat retikulin dermis membentuk alas dari serabut yang menyelisip ke
dalam membrane basal dibawah epidermis dan merambah tegak lurus ke dalam
dermis sebagai serabut penambah.
b. Lapisan Retikular
Lapisan ini merupakan bagian utama dermis yang berserat. Lapisan ini
terdiri atas jalinan serat-serat kolagen kasar, padat, dan bersulamkan sedikit serat
retikulin dan banyak serat elastin.
3. Lapisan Tambahan
a. Hypodermis
4. Adneksa
a. Kuku
b. Rambut
Berupa benang keratin elastis yang berkembang dari epidermis. Terebar
diseluruh tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Struktur rambut terdiri dari
medulla (bagian tengah rambut, longgar, terdiri 2-3 lapisan mengkerut, menanduk
yang dipisahkan ruang berisi udara), korteks (bagian utama rambut, terdiri dari
lapisan sel gepeng, membentuk keratin keras), dan kutikula (terdapat sel tipis,
jernih).
c. Kelenjar
1) Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari :
- Kelenjar keringat ekrin
Berfungsi untuk mengatur suhu tubuh manusia dan mempertahankan suhu
tubuh, banyak terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjar ekrin
mensekresi air, elektrolit,laktat, urea, ammonia.
- Kelenjar keringat apokrin
Berfungsi sebagai pada masa pubertas untuk merespon stress atau
kegembiraan, kelenjar ini tidak berbau tapi pada saat bereaksi dengan bakteri akan
mengahasilkan bau khas. Kelenjar ini banyak terdapat pada telinga dan kelenjar
susu.
2) Kelenjar sebasea
Kelenjar ini mengeluarkan sebum (lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-
pecahan sel) yang dialirkan folikel rambut. Kelenjar sebasae, rambut dan kelenjar
keringat apokrin membentuk suatu unit yang disebut unit polisebaseae, tapi hanya
terdapat pada area genitalia, bibir, puting susu, dan areola payudara. Salah satu
gangguan kelenjar sebasae adalah jerawat.
4. HOMEOSTASIS
Cairan Tubuh
Cairan dalam tubuh manusia meliputi lebih kurang 60% total berat badan
laki-laki dewasa. Prosentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu, sesuai
dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita dewasa, cairan
tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi dan anak-anak, prosentase
ini relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa dan lansia.
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3 bagian
(60%) dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) sedangkan 1/3
bagiannya (40%) berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan
intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat
badan dan cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat
badan. Selain kedua kompatmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati
oleh cairan tubuh, yaitu cairan transel. Namun volumenya diabaikan karena kecil,
yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na + dan
Cl- terutama terdapat pada cairan ektrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jadi, sel adalah unit structural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup. Sel juga merupakan
penyusun jaringan. Sel terdiri dari membran sel, sitoplasma, dan inti sel. Ada macam-macam
organel pada sitoplasma, yaitu ribosom, reticulum endoplasma, mitokondria, apparatus golgi,
lisosom, peroksisom, sentrosom, vakuola serta vault.
2. Sel juga memiliki beberapa fungsi dasar, diantaranya mendapatkan zat gizi dan 0 2 dari
lingkungan internal; mengeluarkan CO2 dan zat-zat sisa; sintesis protein dan komponen lain;
mengontrol terjadinya pertukaran zat antara sel dan lingkungan internal; memindahkan zat-zat
dari salah satu bagian sel ke bagian lain; bereproduksi.
3. Tubuh memiliki empat jaringan dasar, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot dan
jaringan saraf.
4. Kulit memiliki dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Kulit juga memiliki lapisan tambahan
berupa hypodermis. Dan juga memiliki adneksa berupa kuku dan rambut.
5. Hubungan antara homeostasis, sistem tubuh dan sel adalah homeostasis penting bagi
kelangsungan hidup sel, sistem tubuh mempertahankan homeostasis dan sel membentuk sistem
tubuh.
6. Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya, setiap sel,
melalui aktivitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari sistem tubuh
untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel.
7. Tujuan dari homeostasis adalah untuk menjaga kestabilan dalam tubuh agar tubuh tidak sakit
sehingga sel dapat bekerja secara optimal.
27
B. Saran
1. Sebaiknya mahasiswa harus belajar lagi tentang sel dan jaringan beserta strukturnya .
2. Sebaiknya mahasiswa lebih memahami pengertian dari homeostasis.
3. Sebaiknya mahasiswa lebih mengetahui ataupun mencari tahu lebih banyak informasi sejelas
jelasnya tentang permasalahan yang sedang dihadapi, seperti bertanya kepada pakar, mencari
dari buku dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran.
2. Mescher, A. L. (2012). Histologi Dasar JUNQUEIRA teks & atlas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
3. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
4. http://ikdu.fk.ui.ac.id/integrasi%206.htm
5. http://www.perawatonline.com/index.php/artikel-keperawatan/kep-medika-bedah/22-fisiologi-manusia
6. Pearce, Evelyn C. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
7. Scanlon, Valarie C. (2006). Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta. EGC.
28
8. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I.
Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
29