Anda di halaman 1dari 5

IV.

DISKUSI PLENO

1. DISKUSI PLENO PERTEMUAN 1

No. Pertanyaan/Saran Jawaban/Tanggapan


1. Penanya: Anggi Julianti Penjawab: Dek Pueteri
Dalam SOP pelayanan Resep, di Pada proses skrining hanya dicek
awal pada saat skrining telah dosis sesuai sediaan yang terdapat
dilakukan perhitungan dosis, dan di apotek, sedangkan pada
pada penyiapan juga dicek lagi penyiapan obat itu dosis dihitung
dosisnya. Apa perbedaan penilaian berdasarkan kebutuhan individu
dosis tersebut? Mengapa harus di pasien.
awal dan di akhir juga?

Saran:
Dilakukan penilaian dan
perhitungan dosis di awal saja
sehingga lebih awal dapat segera
dikomunikasikan dengan dokter
penulis resep jika ditemukan
ketidaksesuaian
2. Penanya: Inggrid Penjawab: Meci
Beda Pelayanan Informasi obat dan Pelayanan informasi obat itu
Konseling itu apa? Kenapa sendiri mencaku proses konseling
diajdikan dalam satu SOP? antara pasien dan apoteker dalam
upaya meningkatkan efektivitas
Saran: terapi pasien.
SOP konseling dan pelayanan
informasi obat dapat dipisah atau
dsatukan tergantung kebijakan
masing-masing apotek, yang jelas
SOP yang disusun harus memiliki
batasan operasional yang jelas dan
tidak bias.
3. Apa beda SOP pada obat racikan Bedanya hanya pada proses
dan resep biasa? Dan apa beda penyiapan obatnya saja, sedangkan
pelayanan resep narkotika? pada resep narkotika, jika
bobotnya kecil maka dilakukab
penimbangan satu per satu, selain
itu tidak dibenarkan memberikan
copy resep pada resep narkotika
dan penyimpanan resep narkotika
terpisah dari resep lainnya.
4. Saran:
Plang papan nama apotek berbeda
dengan plang papan advertising
apotek, perhatikan jam kerja
apoteker 40 jam perminggu

2. DISKUSI PLENO PERTEMUAN 2

No. Pertanyaan/Saran Jawaban/Tanggapan


1. Apa kesimpulan dari anamneses Terjadi double prescribing pada resep
kefarmasian yang dilakukan pada analgetik yang diberikan, yaitu na
resep 1? diklofenak dan asam mefenamat
2. Apa kesimpulan dari anamneses Penggunaan antibiotik pada pasien
kefarmasian pada resep 2? sudah rasional, terkait dari kondisi
pasien yang mengalami demam tifoid
berdasarkan hasil tes laboratorium
yang menunjukkan widal tes positif.
Selain itu asmef yang diberikan
pasien juga sudah tepat karena pasien
mengalami pegal-pegal, nyeri dan
sakit kepala berat dapat diatasi
dengan pemberian asmef ini.

3. DISKUSI PLENO PERTEMUAN 3

No. Pertanyaan/Saran Jawaban/Tanggapan


1. Selamat siang dokter, mohon maaf Iya ini dengan saya sendiri, ada yang
mengganggu waktunya. Saya bisa saya bantu dik?
dektri apoteker di apotek padis
farma dok. Apakah benar saya
sedang berbicara dengan dokter
Olga?
2. Begini dok, saya ingin bertanya Oh begini, pasien itu saya berikan
mengenai resep yang dokter antibiotik cipro karena saya menduga
berikan kepada pasien atas nama pasien itu mengalami infeksi. Ini
Tuan Shareer Seikh, dokter hasil pemeriksaan laboratoriumnya
memberikan obat antibiotik baru saja keluar, hasilnya pasien itu
ciprofloxacin, jika boleh saya mengalami demam tifoid dengan
bertanya urgensi dokter untuk widal tes positif dan pasien juga
memberikan pasien antibiotik ini nyeri kepala hebat.
apa ya dok? Mohon maaf
sebelumnya dok.
3. Oh jadi begitu dok, baiklah jika Baik, sama-sama dik.
begitu dok. Mohon maaf
mengganggu dokter sebelumnya,
terima kasih dok.

4. DISKUSI PLENO PERTEMUAN 4


No. Saran
1. Dalam melakukan compounding dan dispensing apoteker diharapkan
dapat melakukannya sesuai SPO (standar prosedur operasional)
yang berlaku
3. Apoteker dalam melakukan melakukan compunding dan dispensing
diharapkan dapat menuliskan informasi pada etiket sesuai dengan
resep dan aturan pakai obat serta harus memperhatikan estetika
dalam menempatkan obat dan etiket dalam klip sehingga dapat
terbaca dengan jelas.

5. DISKUSI PLENO PERTEMUAN5

No. Saran
1. Dalam melakukan dispensing pada pasien, seorang apoteker
sebaiknya memanggil nama lengkap pasien dengan umur agar tidak
terjadi kekeliruan apabila yang menebus obat merupakan keluarga
pasien.
2. Sebaiknya saat melakukan penyerahan obat dan KIE kepada pasien
apoteker hendaknya menyampaikan informasi dengan jelas dan
berusaha meyakinkan pasien
3. Saat melakukan penyerahan obat dan KIE apoteker sebaiknya
menyampaikan efek samping dari obat secara benar dan tidak
berkesan untuk membuat pasien menjadi takut
4. Apoteker sebaiknya memberikan pasien sebuah kartu yang berisikan
jadwal minum obat pasien dengan regimen yang banyak.

6. DISKUSI PLENO PERTEMUAN 6

No. Pertanyaan/Saran
1. Dalam melakukan pelayan kefarmasian homecare seorang apoteker
dapat melakukan pemilihan dan keputusan profesional terkait
pemberiaan homecare pada pasien.
2. Seorang apoteker yang melakukan pelayanan kefarmasian homecare
berhak untuk tetap melakukan komunikasi terhadap tenaga
kesehatan lainnya terhadap kondisi yang dihadapi oleh pasien.
3.

7. DISKUSI PLENO PERTEMUAN 7


No. Pertanyaan/Saran
1. Seorang apoteker dalam melakukan pelayanan kefarmasian
swamedikasi dapat mengambil keputusan profesional terhadap
kondisi pasien seperti seorang apoteker dapat memberikan
swamedikasi atau menyarankan pasien untuk rujuk ke dokter.
2. Dalam melakukan pelayanan kefarmasian swamedikasi seorang
apoteker dapat memberikan obat yang sesuai dengan kondisi pasien
dan memberikan pilihan obat lainnya sebagai alternatif.
3. Seorang apoteker dalam melakukan pelayanan kefarmasian
swamediakasi tidak diperbolehkan dalam melakukan penjualan obat
dengan merk atau brand yang sama terhadap pasien atau tidak sesuai
indikasi terhadap pasien.
Seorang apoteker yang telah melakukan pelayana kefarmasian
swamedikasi pada pasien berhak memberikan saran kepada pasien
yang mengalami masalah pada penggunaan obat dapat menghubungi
apoteker dan apabila gejala yang dialami pasien tidak membaik
dapat merujuk ke dokter.

8. DISKUSI PLENO PERTEMUAN 8

No. Pertanyaan/Saran Jawaban/Tanggapan


1. Penanya : Suastini, NIM : 1608611041 Jawaban : Inggrid, NIM
Saya punya penyakit hipertansi, katanya 1608611047
tadi apabila kita punya hipertensi bisa Oh jadi seperti ini ibu.
saja terkena DM. Apa mungkin saya Sebenarnya seorang dengan
yang punya penyakit hipertensi langsung penyakit hipertensi lebih
DM juga? Saya takut jadinya. berpotensi terkena DM. Tapi
apabila ibu dapat melakukan
pola hidup sehat seperti
melakukan olahraga secara
teratur selama 30 menit dan
ibu juga mengurangi
makanan yang manis dan
mengandung banyak gula.
Ibu dapat terhindar dari risiko
terkena penyakit DM ibu,
apabila ibu sudah dapat
menjalankan pola hidup sehat
sehari-hari ibu.
2. Penanya : Meci, NIM : 1608611042 Jawab : Putri Dharma, NIM
Ibu saya kan punya DM tapi saya kurang 1608611046
waktu untuk olahraga, itu bagaimana Ibu sebaiknya harus
solusinya ya? Selain itu saya juga selalu meluangkan waktu untuk
sibuk dan suka makan makanan yang olahraga ibu seperti jogging
manis. Dirumah saya juga selalu selama 30 menit ibu, dan
bergerak seperti bersih-bersih rumah. misalkan ibu selalu bergerak
dengan bersih-bersih itu tidak
efektif untuk dilakukan ibu.
Maka dari itu ibu perlu
meluangkan waktunya untuk
olahraga dan dan mulai
mengurangi makanan yang
banya mengandung gula ibu.
Saran
1. Sebaiknya sebelumn melakukan promosi kesehatan seperti DM,
disarankan harus mengetahui kondisi perekonomian warga apakah
menengah keatas atau menengah kebawah.
2. Saat memberikan penyuluhan mengenai pola makan pasien dengan DM,
disesuaikan dengan kondisi perekonomian pasien.
3. Memberikan pengertian dan tidak berkesan menakut-nakuti warga
mengenai porsi pola makan sehat sehingga porsi pola makan sehat
terkesan tidak membosankan untuk dikonsumsi dan dapat diperoleh
dengan harga yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai