Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA

No. Dokumen : 445/001/SOP-VK/KM.A/2017


S No. Revisi :
Tanggal Terbit : 2 Januari 2017
Halaman :
O
Puskesmas
Karang Mulya P STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1. Pengertian Pre eklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalind an nifas dari hipertensi, edema dan protein urine tetapi tidak
menunjukkan tanda tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu
atau lebih.
2. Tujuan Pasien terlayani sesuai dengan kebutuhannya
Dapat mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera atau
kolaborasi
Mengetahui keadaan ibu hamil dengan abortus yang disertai komplikasi dan
segera membawa ibu ke pelayanan yang lebih tinggi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Sarwono
Prawirohardjo 2007
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED), 2008
5. Langkah 1. Membaringkan ibu pada posisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi ludah,
langkah muntahan dan darah
2. Pastikan bahwa jalan napas ibu terbuka (bila ibu tidak bernapas, segera
lakukan tindakan resusitasi)
3. Berikan oksigen 4 6 liter/menit melalui sungkup atau kanul
4. Bila ibu kejang
Lindungi dari resiko jatuh (ikat tangan dan kaki)
Isap lendir mulut dan tenggorokan, sesuai kebutuhan setelah kejang
5. Pasang invus intravena dengan menggunakan ringer laktat atau glukosa 5%
6. Lakukan pemeriksaan pembekuan darah
Pengobatan anti kejang (Magnesium Sulfat)
Alternatif I
7. Berikan 4 g MgSO4 (10 ml) larutan 40% IV secara perlahan lahan selama 5
menit
8. Segera lanjutkan dengan 6 g MgSO4 40% (15 ml) dalam larutan ringer laktat
selama 6 jam
9. Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO 4 (40%) 2 g IV selama 5
menit
10. MgSO4 1 g/ jam
Alternafif II
11. Berikan 4 g MgSO4 40% (10 ml) melalui infus intravena secara perlahan
lahan dalam 5 menit
12. Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5 g IM bokong kiri/ kanan dengan 1 ml
lignokain (dalam semprit yang sama)
13. Apabila kejang berulang setelah 15 menit:
Ambil 2 g MgSO4 40% (5 ml)
Berikan melalui suntikan intravena secara perlahan lahan selama 5
menit
Pemberian dosis pemeliharaan magnesium sulfat
14. Masukkan 6 g MgSO4 40% (15 ml) melalui infus ringer laktat untuk 6 jam,
yang diberikan sampai 24 jam postpartum
15. Awasi:
a. Kesadaran
b. Tensi
c. Nadi
d. Nafas
e. Produksi urin tiap 2 jam
f. Denyut jantung janin tiap 30 menit
16. Bila terjadi henti napas:
Bebaskan jalan napas
Berikan kalsium glukonat 1 g (10 ml dari larutan 10%) melalui
suntikan intravena perlahan lahan sampai tyerjadi pernapasan
spontan kembali
17. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
basah atau pengering udara
Pengobatan diazepam untuk pencegahan kejang (boleh digunakan apabila
tidak tersedia magnesium sulfat)
18. Ambil 10 mg diasepam
19. Berikan injeksi intravena secara perlahan lahan selama 2 menit
20. Bila digunakan alat suntik pemakaian ulang (non disposable syringe, isap
larutan klorin 0,5% sampai memenuhi tabung suntik dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk tindakan dekontaminasi)
21. Bila digunakan alat suntik sekali pakai, buang dalam tempat sampah yang
tahan tusukan
22. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
kering atau pengering udara
23. Apabila kejang berulang, berikan suntikan ulangan dosis awal diasepam.
Pemberian dosis pemeliharaan untuk diasepam
24. Berikan diasepam injeksi 40 mg dalam 500 ml. Cairan infus (NaCl 0,9% atau
ringer laktat) dengan 15 tetesan/menit
25. Bila terjadi depresi pernapasan (dapat terjadi pada dosis melebihi 30 mg
dalam 1 jam)
26. Bebaskan jalan napas, bila diperlukan (lihat penentuan belajar untuk
resusitasi
6. Unit Terkait Poli KIA
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai