Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Vokasi 103

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BENGKEL


KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Syahrina Ramadina
SMK Negeri 3 Yogyakarta
syahrinaramadhina@yahoo.com
Samsul Hadi
Program Pascasarjana UNY
samsul.hd@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi yang dapat mendukung user/
pengguna dalam memberikan pelayanan sistem informasi manajemen Bengkel Kerja Sekolah
Menengah Kejuruan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D). Prosedur penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas beberapa
langkah yaitu: analisis kebutuhan, desain produk, pengembangan desain produk, uji coba produk/
implementasi produk, dan penilaian produk. Pada tahap pengembangan desain produk, software
diuji kelayakannya dengan cara validasi tes alpha dan tes beta. Selanjutnya dilakukan penilaian
produk untuk mengetahui kinerja sistem menurut pengguna yang terdiri dari kepala bengkel, teknisi,
guru, dan siswa Bengkel Kerja di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Data dianalisis dengan statistik
deskriptif. Hasil penelitian ini adalah sebuah produk berupa Software yang diberi nama Sistem
Informasi Manajemen Bengkel Kerja Sekolah Menengah Kejuruan atau SIMBA SMK Negeri 3
Yogyakarta. Produk yang dibuat dinyatakan telah memenuhi kriteria jelas, konsisten, akurat, dan
andal. Rerata skor penilaian secara keseluruhan mencapai nilai 3,77 (baik).
Kata Kunci: SMK, Bengkel Kerja, Sistem Informasi Manajemen.

THE MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT


OF THE VOCATIONAL HIGH SCHOOL WORKSHOP
Abstract
The aim of the study is to develop information system which can support the users in handling the
management information system of the Vocational High School Workshop.The study is categorized
as the Educational Research Development (R&D). The research procedure used in conducting this
study consists of some stepsi.e.: need analyzes, product design, product design development, product
trial/product implementation, and product evaluation. In the development phase of product design,
software tested for feasibility by means of validation tests alpha and beta testing. Further product
assessment to determine the performance of the system according to user consists of some stepsi.e.:
the head of the workshop, technicians, teachers, and students of Workshop at SMK 3 Yogyakarta.
Data were analyzed with descriptive statistics. The result of this study was the software named Sistem
Informasi Manajemen Bengkel Kerja Sekolah Menengah Kejuruan (The Management Information
System of the Vocational High School Workshop) or SIMBA SMK 3 Yogyakarta. Results of the
assessment states that the product has met the criteria made clear,
consistent, accurate, and reliable.
It was indicated by the whole score rate reaching at 3.77(good).
Key words: Vocational High School, workshop, management information system.

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Bengkel Kerja


104 Jurnal Pendidikan Vokasi

PENDAHULUAN guru/instruktur, siswa, pengelola, teknisi


Pendidikan di Sekolah Menengah dan SDM terkait, kemudian pengelolaan
Kejuruan (SMK) dapat dilihat dalam dua materialnya adalah penataan terhadap jenis
sisi yaitu pendidikan sebagai praktik dan dan kualitas, distribusi, jumlah, pengadaan,
pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai stok material, dan penyimpanan. Demikian
praktik yakni seperangkat kegiatan atau pula pengelolaan terhadap mesin, pengelolaan
aktivitas yang dapat diamati dan disadari uang dan lingkungan kerja praktik. Semuanya
dengan tujuan untuk membantu peserta harus dikelola dan ditata secara detail, rinci,
didik agar memperoleh perubahan perilaku. dan terkendali. Hal ini sesuai dengan kebijakan
Sementara pendidikan sebagai teori yaitu pemerintah dalam perluasan akses terhadap
seperangkat pengetahuan yang tersusun secara pendidikan di SMK.
sistematis dan berfungsi untuk menjelaskan, Perkembangan dalam bidang pendidikan
menggambarkan, meramalkan dan mengontrol dapat dilihat pada salah satu sekolah yang
berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik berada di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang bersumber dari pengalaman (empiris) yaitu SMK Negeri 3 Yogyakarta. Sekolah
maupun dari hasil perenungan yang mendalam ini memiliki bengkel untuk praktik yang
untuk melihat makna pendidikan dalam konteks berlokasi di lingkungan SMK N 3 Yogyakarta.
yang lebih luas. Diantara keduanya memiliki Permasalahan yang sering muncul adalah
keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pencatatan data barang di dalam bengkel
harus berlandaskan pada teori. Demikian pula, ini masih menggunakan kertas dan pulpen,
teori bercermin dari praktik. Perubahan yang pencarian data di dalam catatan ini memakan
terjadi dalam praktik dapat memberikan imbas waktu yang cukup lama, dan saat membuka
pada teori. catatan, tangan toolman/teknisi yang akan
Proses pembelajaran teknik dan kejuruan membuka catatan dalam kondisi kotor atau
diarahkan untuk menemukan inti materi basah yang dapat merusak catatan itu sendiri.
pelajarannya dengan pendekatan pembelajaran Secara teknis SMK Negeri 3 Yogyakarta
praktis. Untuk itu diperlukan sarana Bengkel termasuk kelompok teknologi dan industri
Kerja SMK yang layak sebagai penunjang sebagai lembaga penyelenggara pendidikan
pembelajaran teknik kejuruan. Pada hakikatnya dapat diidentikkan sama dengan sebuah
Bengkel Kerja SMK merupakan tempat berlatih industri. Keduanya menghasilkan suatu produk
untuk meningkatkan keterampilan baik dalam tertentu yang senantiasa dijaga mutu dan
hal pembuatan benda kerja, pemeliharaan kualitasnya. Salah satu fasilitas di SMK yang
dan perbaikan maupun pengujian kebenaran dapat meningkatkan mutu adalah tersedianya
suatu teori yang ditunjang oleh peralatan dan bengkel praktik dan kelengkapannya yang
infrastruktur yang lengkap. Semua kegiatan di selalu terjaga kualitasnya melalui perawatan
Bengkel Kerja SMK memerlukan administrasi dan penataan yang benar. Tujuan dari perawatan
yang teratur dan terorganisir, sehingga bengkel dan penataan Bengkel Kerja SMK tersebut
dapat ditata dan berfungsi secara optimal. adalah agar dapat digunakan dengan cepat,
Pengelolaan administrasi Bengkel Kerja akurat, relevan, aman, dan nyaman, sehingga
yang terdapat di SMK meliputi 5 aspek dapat mendukung produktivitas kerja praktik,
penting yaitu sumber daya manusia, mesin dan pembudayaan kerja efektif, efisien dan
atau peralatan, material atau bahan baku, produktif. Jika sistem perawatan dan penataan
uang, dan lingkungan pendukung kerja praktik Bengkel Kerja SMK dilakukan dengan baik
di bengkel. Pengelolaan yang dimaksud maka bengkel tersebut dapat berfungsi secara
adalah tentang bagaimana sistem penataan optimal. Oleh karena itu Bengkel Kerja SMK
dan perawatan diterapkan agar bengkel kerja memerlukan suatu sistem informasi yang tepat
dapat digunakan oleh siswa secara optimal dan cepat dalam menata administrasi Bengkel
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kerja SMK. Untuk mendapatkan informasi
Pengelolaan Bengkel Kerja SMK di bidang yang diinginkan tentunya harus menggunakan
sumber daya manusia adalah penataan terhadap sistem informasi yang baik dan handal. Sistem

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi 105

informasi yang dimaksud adalah suatu sistem peralatan-peralatan praktik yang semakin
yang menyediakan informasi bagi semua berkurang kuantitasnya.
tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja Dengan berkurangnya peralatan
diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, praktik secara otomatis siswa tidak dapat
mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan berpraktik maksimal karena harus bergantian
informasi yang diterima dengan menggunakan menggunakan peralatan praktik yang ada.
sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Karena penggunaan peralatan praktik yang
Sistem Informasi dibuat untuk bergantian sudah tentu masalah waktu juga
mempermudah dalam pengelolaan dan akan ikut terpengaruh yaitu waktu yang
penyimpanan data maka dapat menghasilkan digunakan untuk praktik satu jenis keahlian
suatu informasi yang tepat dan akurat. Adanya dapat menjadi lebih lama bila dibandingkan
sistem informasi yang tepat dan akurat dapat jika sekolah mempunyai peralatan praktik
mengurangi terjadinya permasalahan dan yang lengkap sehingga antrian penggunaan
kesalahan yang tidak diinginkan sehingga peralatan praktik tidak perlu terjadi. Dengan
dapat meningkatkan kinerja yang lebih efisien terganggunya kegiatan praktik siswa bisa saja
dan cepat, salah satunya adalah pengelolaan tidak memperoleh kesempatan melakukan
dan penyimpanan data inventaris barang. praktik, keadaan ini akan berakibat pada
Pengelolaan dan penyimpanan data inventaris berkurangnya kompetensi yang bisa dikuasai
barang biasanya hanya dilakukan secara manual siswa.
yaitu dengan menggunakan buku besar yang Selain masalah di atas, permasalahan
digunakan untuk mencatat barang-barang yang lain yang muncul berkaitan dengan kegiatan
ada. Apabila ada pihak yang membutuhkan pembelajaran praktik bagi siswa adalah masalah
data inventaris tahun sebelumnya, maka sulit ketersediaan barang-barang habis pakai yang
untuk mencari keterangan dimana dan apa saja digunakan untuk menunjang ketika praktik
data barang yang dibutuhkan tersebut. berlangsung. Ketika pembelajaran praktik
Permasalahan lainnya adalah ketika proses berlangsung tentu saja akan menghabiskan
pembelajaran praktik berlangsung, sering kali barang-barang habis pakai. Seorang teknisi
peralatan praktik yang dipinjamkan ketika berkewajiban memantau keberadaan barang-
dikembalikan jumlahnya menjadi berkurang, barang habis pakai tersebut sehingga
hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, baik ketersediaannya selalu ada ketika dibutuhkan.
faktor dari siswa, faktor dari luar, maupun Apabila persediaan barang habis pakai tersebut
faktor dari teknisi itu sendiri yang kurang habis tentu saja juga akan mengganggu
maksimal dalam memberikan pelayanan. kegiatan praktik siswa. Dengan demikian
Faktor dari siswa biasanya ketika teknisi harus mempunyai catatan penggunaan
praktik berlangsung ada siswa yang sengaja barang-barang habis pakai tersebut sehingga
membawanya pulang dengan maksud dapat dijadikan acuan untuk pengadaan dan
memilikinya ataupun mempunyai tujuan- laporan pertanggungjawaban kepada atasan.
tujuan tertentu. Faktor dari luar dapat berasal Dari segi pengaturan jadwal terkadang
dari guru-guru ataupun karyawan dan pihak- juga ditemukan permasalahan di dalamnya.
pihak lain yang sering kali melakukan Diantaranya adalah pengaturan jadwal yang
peminjaman peralatan untuk digunakan pada sering berbenturan atau tidak match antara ruang
kebutuhan tertentu dan sering kali lupa untuk yang digunakan, jadwal guru yang mengajar
mengembalikan. Sedangkan faktor dari teknisi praktik, serta waktu praktik. Ketidakjelasan
yang kadang malas dalam mengecek ulang ini memakan waktu yang relatif lama dan pada
ketika proses pengembalian peralatan setelah akhirnya menyebabkan waktu praktik siswa
kegiatan pembelajaran praktik berlangsung menjadi berkurang. Berkurangnya waktu
karena peralatan yang dipinjamkan begitu praktik ini sudah tentu akan merugikan proses
banyak. Apabila hal ini terus berlangsung pembelajaran.
maka pada akhirnya nanti pembelajaran secara Bersumber dari uraian-uraian di atas
praktik lama-kelamaan akan terganggu karena dapat diketahui bahwa kelancaran proses

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Bengkel Kerja


106 Jurnal Pendidikan Vokasi

pembelajaran praktik siswa sangat penting Hal ini sejalan dengan pendapat (Wenrich and
untuk meningkatkan mutu pendidikan pada Wenrich, 1974, p.7) yang menyatakan bahwa
jenjang SMK, maka masalah yang muncul vocational education includes prepara-
di atas harus segera diatasi. Cara mengatasi tion for employment in any occupation for
permasalahan tersebut salah satunya adalah which specialized edution required, for
dengan bantuan teknologi yaitu dengan which there is a sociated need, and which
bantuan komputer yang dapat digunakan can most appropriately done in schools.
untuk membantu pengelolaan bengkel kerja
yang ada di SMK menjadi lebih terkendali dan Sekolah Menengah Kejuruan menyeleng-
terorganisir dengan baik. garakan pendidikan dan pelatihan berbagai
program studi keahlian sesuai dengan
Oleh karena itu menarik untuk
kebutuhan lapangan kerja. Mengingat begitu
mengadakan penelitian tentang bagaimana
banyak ragam keahlian kejuruan dan teknologi
mengembangkan suatu produk menggunakan
serta melihat bidang-bidang pekerjaan yang
teknologi komputer yang dapat digunakan
dikembangkan saat ini, maka berdasarkan
untuk mengatasi segala permasalahan yang
Spektrum Kurikulum Pendidikan Menengah
berkaitan dengan pengelolaan dan penataan
Kejuruan SMK 2013, bidang studi keahlian di
bengkel kerja demi keberlangsungan
SMK dibagi menjadi delapan kelompok besar
pembelajaran praktik di SMK.
yaitu:
Sekolah Menengah Kejuruan (1) Bidang Studi Keahlian Teknologi
Penyelenggaraan Sekolah Menengah dan Rekayasa; (2) Bidang Studi Keahlian
Kejuruan (SMK) didasarkan atas ketentuan Informasi dan Komunikasi; (3) Bidang Studi
yang ada pada Undang-Undang Republik Keahlian Kesehatan; (4) Bidang Studi Keahlian
Indonesia No.2 tahun1989, pasal 11 ayat (1) Agrobisnis dan Agroteknologi; (5) Bidang
dan (3) tentang Sistem Pendidikan Nasional Studi Keahlian Perikanan dan Kelautan; (6)
Bab IV yang berbunyi sebagai berikut: Jenis Bidang Studi Keahlian Bisnis Dan Manajemen;
pendidikan umum, pendidikan kejuruan, (7) Bidang Studi Keahlian Pariwisata; dan (8)
pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, Bidang Studi Keahlian Seni Dan Kerajinan.
pendidikan keagamaan, pendidikan akademik,
Bengkel Kerja SMK
dan pendidikan professional. Sekolah
Menengah Kejuruan berdasarkan tingkatan SMK memiliki suatu keistimewaan
pendidikan setara dengan sekolah menengah yang tidak dimiliki oleh Sekolah Menengah
atas, akan tetapi keduanya mempunyai tujuan Umum (SMU). Keistimewaaan tersebut
yang berbeda. adalah berupa sarana dan prasarana Bengkel
Kerja Sekolah yang berfungsi dalam
Sekolah Menengah Kejuruan memiliki penyelenggaraan pendidikan keterampilan dan
karakteristik khusus yang membedakan dengan teknologi. Pengertian Bengkel Kerja Sekolah
sekolah lainnya. Tujuan institusional SMK lebih begitu luas bila ditinjau dari jenis kegiatan
menekankan pada penguasaan kemampuan yang dilakukan dan sarana yang digunakan,
yang bersifat praktis agar siap pakai di dunia (Joel Tadjo, 1995, p.1) menjelaskan :
industri. Kurikulum di SMK menitik beratkan
pada penguasaan keterampilan sehingga (1) Sebagai tempat latihan untuk
strategi pembelajarannya lebih ditekankan meningkatkan keterampilan; (2) Sebagai
pada praktik daripada teori. tempat melakukan kegiatan dalam pembuatan
bahan baku menjadi barang jadi; (3) Sebagai
Menurut Peraturan Pemerintah No.24 tempat melakukan perbaikan suatu barang
tahun 1990a, pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa atau peralatan yang rusak sehingga berfungsi
sekolah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan kembali; dan (4) Sebagai tempat melakukan
siswa dalam memenuhi lapangan kerja, pengujian atau penelitian suatu objek secara
menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, terorganisir.
dan menyiapkan tamatan agar menjadi warga
Kriteria Bengkel Kerja SMK yang
Negara yang produktif, adaptif, dan normatif.
dimaksud adalah kerangka acuan atau tolak

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi 107

ukur yang digunakan menjadi bahan untuk constructed or renovated to optimize work
merencanakan dan mengelola bengkel efficiency; mini-mize the risk of injury
sehingga sasaran program sekolah dapat and occupational illness; protect work-
tercapai. Perangkat kriteria Bengkel Kerja ers, visitors, and patients from recognized
Sekolah perlu diperhatikan sebagai pedoman hazards; and meet governmental or in-
untuk melihat kelayakan bengkel disuatu dustry. Laboratory Quality Management
sekolah. Adapun faktor-faktor yang perlu standards for facilities and environment.
diperhatikan dalam kriteria Bengkel Kerja Listed next are several structural and
SMK adalah: nonstructural elements of laboratory de-
sign that affect the planning,layout, and
Faktor Perencanaan Bengkel Kerja SMK. safety of the laboratory : space, workflow,
Faktor perencanaan Bengkel Kerja casework, equipment, placement, classi-
Sekolah adalah meliputi jenis atau bentuk fications, ventilation, lighting, plumbing,
kegiatan program, jumlah siswa, jenis dan electrical, communications
jumlah peralatan, kontruksi banggunan dan
penunjangnya, tata letak lingkungan bengkel, Sistem Informasi Manajemen
jenis dan jumlah perabot serta jenis dan jumlah Data merupakan bahan utama dari
bahan; dan pekerjaan sistem informasi. Data adalah kata
jamak (plural) dan kata tunggalnya (singular)
Faktor Penggelolaan dan Pemeliharaan
adalah datum yang berasal dari bahasa Latin
Bengkel Kerja Sekolah.
yang berarti fakta, kenyataan, kejadian,
Faktor pengelolaan dan pemeliharaan atau peristiwa. Secara terperinci, menurut
Bengkel Kerja Sekolah adalah meliputi (Kristanto, 2008, p.7) data adalah:
pengorganisasian kegiatan, administrasi 1) Kenyataan yang menggambarkan suatu
pengadaan, perawatan dan perbaikan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
bengkel baik terhadap perangkat lunak Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu
maupun perangkat kerasnya. Kriteria tersebut yang terjadi pada saat tertentu; dan
hendaknya bersifat fleksibel artinya tidak
2) Data menggambarkan suatu kejadian
hanya digunakan dalam waktu sementara
yang sedang terjadi, dimana data tersebut
tetapi dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
akan diolah dan diterapkan dalam sistem
Manajemen Bengkel Kerja SMK menjadi input yang berguna dalam suatu
sistem
Guna mewujudkan kelancaran proses
belajar mengajar serta kemungkinan Menurut (Kristanto, 2008 : 1) suatu
pengembangan Bengkel Kerja Sekolah sistem pada dasarnya adalah sekumpulan dari
dimasa yang akan datang sesuai dengan elemen-elemen yang saling berinteraksi atau
tujuan dan fungsi Bengkel Kerja Sekolah bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
maka perlu di pertimbangkan beberapa aspek tertentu. Sistem juga merupakan kumpulan
dalam perencanaan bengkel tersebut. Menurut elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja
Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan sama untuk memproses masukan (input) yang
Bengkel aspek-aspek perencanaannya adalah ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah
kurikulum, jumlah siswa per kelas, jenis dan masukan tersebut sampai menghasilkan
jumlah peralatan, jenis dan jumlah perabot, keluaran (output) yang diinginkan sehingga
jenis dan ukuran ruangan, lantai, ventilasi, fungsi sistem yang utama adalah menerima
tinggi langit-langit, pintu, instalasi listrik masukan, mengolah masukan, dan
tenaga, instalasi air, instalasi peralatan menghasilkan keluaran.
mekanik, penerangan dan pencahayaan. Hal ini Manajemen adalah proses atau kegiatan
sejalan dengan pendapat (Berte, 2007, p.777) yang dilakukan oleh seseorang atau pemimpin
bahwa : atau manajer di dalam organisasi untuk
The laboratory needs to have adequate mencapai tujuan bersama. Secara operasional
space and facilities that are designed and dapat didefinisikan sebagai suatu proses

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Bengkel Kerja


108 Jurnal Pendidikan Vokasi

mengkoordinasikan, mengintegrasikan, menyeder- Sistem Informasi Manajemen Bengkel


hanakan dan mensinkronisasikan sumber daya Sistem Informasi Manajemen Bengkel
manusia, material dan metode (Men, Material, adalah sistem yang mampu memberikan
Methods/3M) dengan mengaplikasikan fungsi- informasi yang merupakan hasil semua
fungsi manajemen seperti, perencanaan, transaksi yang dilakukan oleh bengkel dimana
pengorganisasian, penggiatan, pengawasan dan satu sama lain saling berinteraksi mencapai
lain-lain agar tujuan organisasi dapat tercapai tujuan yang telah ditargetkan oleh bengkel
secara efektif dan efisien. Untuk menjalankan tersebut.
fungsi-fungsi manajemen diperlukan dukungan
Informasi yang dibutuhkan tidak dilihat
data dan informasi serta akan menghasilkan
dari jumlah informasi yang dihasilkan, tetapi
data dan informasi pula. Menurut (Kadir, 2003,
kualitas dari informasi (quality of information)
p.114) sistem informasi manajemen (SIM)
tersebut karena tidak semua informasi
atau Management Information Systems (MIS)
berkualitas. Oleh sebab itu, sudah seharusnya
adalah sistem informasi yang digunakan
dilakukan penyaringan terhadap informasi
untuk menyajikan informasi yang digunakan
yang beredar atau yang dapat ditangkap.
untuk mendukung operasi, manajemen,
dan pengambilan keputusan dalam sebuah Pengembangan Sistem Informasi
organisasi. Definisi lain menurut (Kristanto,
2008, p.29) sistem informasi manajemen
merupakan suatu sistem yang biasanya
diterapkan dalam suatu organisasi untuk
mendukung pengambilan keputusan dan
informasi yang dihasilkan dibutuhkan oleh
semua tingkatan manajemen atau dengan kata
lain teknik pengelolaan informasi dalam suatu
organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat
(Reddy, Srinivasu, Rikkula, & Rao, 2009, p.1)
yang menyatakan bahwa:
Management Information System (MIS)
provides information for the managerial
activities in an organization. The main
purpose of this research is, MIS provides
accurate and timely information neces-
sary to facilitate the decision-making pro-
cess and enable the organizations plan-
ning, control, and operational functions
to be carried out effectively. Management
Information System (MIS) is basically
concerned with processing data into infor-
mation and is then communicated to the
various Departments in an organization
for appropriate decision-making. MIS is a
subset of the overall planning and control
activities covering the application of hu-
mans, technologies, and procedures of the
organization. . The information system is
the mechanism to ensure that information
is available to the managers in the form
they want it and when they need it. Gambar 1. Metode Prototype 2 (sumber: Budi
Sutedja D. O., 2002, p.148)

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi 109

Menurut (Budi Sutedja D. O., 2002,


p.147), Untuk membangun suatu sistem yang
kompleks secara sistematis dan terintegrasi,
dibutuhkan metode-metode pembangunan
sistem agar dapat menuntun pembuat untuk
menghasilkan suatu sistem yang standar. Para
ahli telah mengembangkan beberapa metode
berdasarkan pengalaman mereka dalam
membangun Sistem Informasi, seperti metode
prototype, daur hidup, dan spiral.
prototype adalah suatu metode
pengembangan sistem yang dapat membuat
sesuatu program dengan cepat dan bertahap
sehingga segera dapat dievaluasi oleh
pemakai. Menurut (Kadir, 2003, p.416) Gambar 2. Metode System Development Life
Prototipe membuat proses pengembangan Cycle (SDLC) (sumber : Sutanta, 2003, p.120)
sistem informasi menjadi lebih cepat dan lebih
mudah, terutama pada keadaan kebutuhan Prosedur pengembangan dilakukan setelah
pemakai sulit untuk diidentifikasi. Bagi sistem adanya analisis masalah dan potensi. Sesuai
berskala kecil, prototype dapat menghasilkan dengan model pengembangan yang digunakan,
siklus hidup pengembangan sistem. Berikut ini prosedur pengmbangan dalam penelitian ini
adalah gambar atau skema metode prototype diuraikan sebagai berikut:
yaitu metode prototype 2:
Perencanaan Sistem
Siklus Daur Hidup Suatu Sistem (Systems Pada tahap ini dilakukan kegiatan
Life Cycle) untuk mengetahui adanya masalah, peluang,
Proses pengembangan sistem melewati kesempatan yang memicu pengembangan
beberapa tahapan dari mulai sistem itu sistem informasi. Kemudian menetapkan
direncanakan sampai dengan sistem tersebut ruang lingkup pengembangan sistem dan
diterapkan, dioperasikan, dan dipelihara. Bila kendala-kendala yang akan berdampak
operasi sistem yang sudah dikembangkan pada pengembangan sistem Mendefinisikan
masih timbul kembali permasalahan- kebutuhan data dan informasi yang diperlukan
permasalahan yang kritis serta tidak dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan dengan
diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka pihak terkait yaitu kepala bengkel, toolman, dan
perlu dikembangkan kembali suatu sistem guru/instruktur di Bengkel Kerja SMK yang
untuk mengatasinya dan proses ini kembali bersangkutan. Analisis kebutuhan dilakukan
ke tahap pertama, yaitu tahap perencanaan dengan mempertimbangkan kelayakan teknis,
sistem. Proses ini disebut dengan siklus hidup operasi, jadwal, ekonomi dan hukum.
suatu sistem (systems life cycle). Konsep
siklus hidup cocok dengan segala sesuatu yang Analisis Sistem
lahir, tumbuh berkembang dan akhirnya mati. Pada tahap ini dilakukan kegiatan analisis
Pola ini juga berlaku untuk sistem berbasis terhadap sistem informasi administrasi
komputer seperti pengolahan data, atau sistem bengkel Sekolah Menengah Kejuruan dengan
pendukung keputusan (Decision Support mengamati prosedur, sistem pencatatan data,
System-DSS). aliran data dan permasalahan yang mungkin
Pada dasarnya daur hidup pengembangan ada untuk mengetahui kelemahan sistem,
sistem informasi dapat melibatkan 3 (tiga) atau data yang dihasilkan dan keluarannya dalam
5 (lima).tahapan, yaitu: menghasilkan sumber data.

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Bengkel Kerja


110 Jurnal Pendidikan Vokasi

Desain/Perancangan Sistem (system design) (Borg & Gall, 1983, p.772) menjelaskan
Analisis sistem yang akan memikirkan pengertian penelitian dan pengembangan
bagaimana membentuk sistem baru yang yaitu suatu proses yang digunakan untuk
diinginkan. Berdasarkan hasil analisis, mengembangkan dan mengesahkan produk-
kemudian dilanjutkan dengan melakukan produk yang berhubungan dengan pendidikan.
perancangan sistem bertujuan untuk Tahap penelitian dan pengembangan yang akan
menentukan kebutuhan sistem yang akan diterapkan selalu mengacu pada revisi hasil
dibuat. Tahap perancangan sistem merupakan tindakan sebelumnya sehingga pada akhirnya
tahap pemasukan ide atau gagasan guna diperoleh suatu produk pengembangan.
memenuhi tujuan pengembangan sistem
informasi sebagai persiapan untuk rancang Waktu dan Tempat Penelitian
bangun implementasi. Uji coba produk dilaksanakan pada
tanggal 8 November 2013 di BLPT Yogyakarta.
Implementasi/penerapan Sistem Sedangkan pengambilan data penelitian
Tahap untuk merealisasikan hasil desain/ penggunaan SIM Bengkel Kerja SMK dan
perancangan sistem yang telah dilakukan penilaian produk menurut para pengguna
sebelumnya ke dalam bentuk yang sebenarnya. yaitu kepala bengkel, teknisi, guru, dan siswa
Implementasi sistem meliputi: dilaksanakan pada tanggal 15 November 2013
(a) Merencanakan waktu yang tepat untuk di SMK Negeri 3 Yogyakarta.
implementasi; (b) Mengumumkan rencana
Target/Subjek Penelitian
implementasi; (c) Mendapatkan sumberdaya
perangkat keras dan lunak; (d) Menyiapkan Subyek atau responden yang terlibat
database; (e) Menyiapkan fasilitas fisik; (f) dalam penelitian ini adalah kepala bengkel,
Memberikan pelatihan dan workshop; (g) teknisi, guru, dan siswa yang berada di
Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover Bengkel Kerja SMK Negeri 3 Yogyakarta dan
(peralihan sistem); dan (h) Penggunaan sistem baru BLPT Yogyakarta. Jumlah responden pada
saat analisis kebutuhan sebanyak 8 orang yang
Penggunaan/Review/Evaluasi Sistem terdiri dari pengelola bengkel dan teknisi.
Analis sistem masih perlu melakukan Jumlah responden pada uji beta kelompok
tindak lanjut berikutnya setelah sistem kecil sebanyak 14 orang responden, sedangkan
baru diimplementasikan. Analis sistem jumlah responden uji coba produk atau
melakukan pengetesan penerimaan sistem penilaian produk sebanyak 28 orang.
(system acceptance test). Pengetesan ini
Prosedur
dilakukan dengan data yang sebenarnya
dalam jangka waktu tertentu bersama-sama Adapun model pengembangan sistem
dengan pengguna sistem. Setelah itu analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sistem bersama dengan pengguna melakukan prototyping sebagai alternatif terhadap siklus
diskusi untuk menentukan apakah sistem yang daur hidup pengembangan sistem. Pertimbangan
baru bisa diterima atau perlu diperbaiki lagi. waktu yang lama dan biaya yang cukup tinggi
Setelah sistem baru diterapkan, maka tahapan pada sistem daur hidup, juga berkaitan dengan
akhir yang harus dilakukan adalah perawatan. keinginan pengguna yang bisa berubah seiring
Perawatan sangat penting peranannya agar dengan waktu (Kadir, 2003, p. 416). Langkah-
sistem baru yang dikembangkan tetap bisa langkah yang dilakukan pada pengembangan
dipergunakan untuk masa sekarang sampai prototype terdiri atas: 1) Analisis kebutuhan,
masa yang akan datang. 2) Desain produk, 3) Pengembangan desain
produk, 4) Uji coba/implementasi produk, dan
5) Penilaian/validasi produk.
METODE PENELITIAN
Secara keseluruhan prosedur pengem-
Jenis Penelitian bangan produk sistem informasi manajemen
Penelitian ini adalah penelitian pengemba- Bengkel Kerja SMK ini selengkapnya dapat
ngan atau Research and Development (R&D). dilihat pada gambar berikut ini:

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi 111

Analisis Desain menggunakan acuan yang dikembangkan oleh


Kebutuhan Produk (Sudijono, 2011, pp. 329-333)

HASIL PENELITIAN DAN


Pengembangan Uji Coba PEMBAHASAN
desain produk Produk Penelitian ini membahas tentang
bagaimana merancang sistem informasi
program atau software yang berfungsi untuk
mendukung pelayanan administrasi Bengkel
Penilaian/
Validasi Kerja yang ada di SMK Negeri 3 Yogyakarta,
Produk baik itu SDM, peralatan, dan bahan praktik
Bengkel Kerja SMK. Dalam mengembangkan
Gambar 3. Prosedur Pengembangan Sistem sistem informasi tersebut koneksi databasenya
Informasi Manajemen Bengkel Kerja SMK adalah dengan menggunakan MySQL.
Langkah-langkah pengembangan desain
Desain Uji Coba Produk
produk yang dilakukan adalah: (1) Pembuatan
Ada beberapa tahapan dalam uji coba entitas; (2) Pembuatan diagram konteks; (3)
produk: Pembuatan diagram alir data; (4) Pembuatan
(a) Uji ahli atau Validasi, dilakukan flowchart program; (5) Pembuatan relasi antar
dengan responden para ahli perancangan model tabel.
atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk Berikut ini merupakan hasil penelitian
mereview produk awal, memberikan masukan yang dijabarkan satu-persatu berdasarkan
untuk perbaikan. Proses validasi ini disebut urutan menu yang tersedia.
dengan Expert Judgement atau Teknik Delphi;
(b) Revisi I; (c) Uji Coba Kelompok Kecil, Masuk ke sistem informasi
atau Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok
kecil sebagai pengguna produk; (d) Revisi II;
(e) Uji Coba Lapangan (field testing); (f) Revisi
III; dan (g) Produk Akhir dan Diseminasi

Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan


Data
Metode dokumentasi yang berupa foto
juga digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk
merekam kegiatan-kegiatan yang berlangsung
selama penelitian. Penelitian ini menggunakan
instrumen berbentuk angket, khususnya Gambar 4. Entry Password
angket tertutup, angket jenis ini jawabannya
sudah disediakan sehingga responden tinggal Tampilan Utama (Beranda)
memilih jawaban yang mereka anggap benar
atau sesuai.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data kuantitatif dalam
penelitian ini menggunakan statistik deskriptif,
yang berupa pernyataan sangat baik, baik,
sedang, tidak baik, dan sangat tidak baik yang
diubah menjadi data kuantitatif dengan skala
5 yaitu dengan penskoran dari 1 sampai 5.
Gambar 5. Tampilan Utama (Beranda)
Skor yang diperoleh kemudian dikonversi

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Bengkel Kerja


112 Jurnal Pendidikan Vokasi

Menu Pengguna Jadwal Praktikum

Gambar 6. Menu Pengguna Gambar 10. Jadwal Praktikum

Input Data Kelas Peraturan Bengkel

Gambar 7. Input Data Kelas Gambar 11. Peraturan Bengkel

Input Data Mata Pelajaran Tentang Bengkel

Gambar 8. Input Data Mata Pelajaran Gambar 12. Tentang Bengkel

Informasi Alat Produk yang telah dibuat digunakan oleh


para pengguna yaitu kepala bengkel, teknisi,
guru, dan siswa, untuk melakukan transaksi
menggunakan produk tersebut. Produk yang
telah dibuat digunakan dan ternyata tidak
mengalami gangguan dan dapat berjalan
sebagaimana mestinya meskipun ada unjuk
kerja beberapa fitur yang belum maksimal.
Salah satu kekurangan yang ditemukan
yaitu langkah penginstalan software yang
panjang sehingga memerlukan seorang ahli
Gambar 9. Informasi Alat
pemrograman untuk melakukan penginstalan
software.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi 113

Tabel 1. Penilaian Terhadap Aspek kejelasan dan Konsistensi


Nilai
No Aspek Penilian
1 2 3 4 5
A ASPEK PENJELASAN DAN KONSISTENSI
1 Kejelasan petunjuk penggunaan SIM Bengkel 0 0 3 10 1
2 Kejelasan pentujuk input data/pengkodean 0 0 2 12 1
3 Kejelasan dalam proses memilih menu 0 1 3 8 2
4 Komposisi warna yang digunakan di setiap form sama 0 0 5 7 2
5 Desain form yang ada di setiap form sama 0 0 2 9 3
6 Jenis huruf yang digunakan di setiap form 0 0 1 9 4
7 Ukuran huruf yang digunakan disetiap form sama 0 0 2 10 2
8 Desain tabel menu yang ada di setiaip form sama 0 2 7 2 3
9 Tata letak tombol yang ada disetiap form sama 0 0 2 8 4
10 Desain tampilan yang ada disetiap form sama 0 0 2 8 4
Jumlah 0 3 30 83 25
Jumlah x skor penilian 0 6 90 332 125
Jumlah Total 553
Rerata (x) 395
Kesimpulan Baik

Setelah selesai mengimplementasikan dikonversi menggunakan Tabel Pedoman Hasil


produk maka tahap selanjutnya para pengguna Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif di
diberikan kesempatan untuk memberikan atas maka termasuk dalam kategori Baik.
tanggapan terhadap produk yang telah Setelah proses pengembangan sistem
dibuat. Tanggapan tersebut meliputi beberapa dilakukan mulai dari menyiapkan petunjuk
aspek yaitu aspek kejelasan dan konsistensi, penggunaan sistem informasi manajemen
keakuratan, dan keandalan. Dengan mengamati Bengkel Kerja SMK, proses pengumpulan
dan mencatat hasil uji coba produk yang data di lapangan, perancangan sistem telah
telah dilakukan oleh user/pengguna maka dikerjakan maka tahap selanjutnya adalah
didapatkan hasil tentang penilaian penggunaan tahap pembuatan program. Pembuatan program
produk dari aspek kejelasan dan konsistensi, koneksi datanya menggunakan MySQL.
keakuratan, dan keandalan yang dapat dilihat
pada tabel berikut: Aspek Keakuratan
Berdasarkan angket yang telah diisi
Aspek Kejelasan dan konsistensi
yang kemudian ditabulasikan maka data yang
Berdasarkan pengisian angket yang berkaitan dengan aspek keakuratan dapat
dilakukan oleh pengguna yang kemudian dianalisis sehingga didapatkan hasil yang dapat
ditabulasikan maka data yang berkaitan dengan dilihat pada tabel 2.
aspek tampilan program dapat dianalisis
Berdasarkan tabel hasil penilaian aspek
sehingga didapatkan hasil yang dapat dilihat
keakuratan di atas maka dapat diketahui bahwa
pada tabel 1.
angka rerata yang diperoleh menunjukkan
Berdasarkan tabel hasil penilaian aspek 3,66 dan apabila angka tersebut dikonversi
kejelasan dan konsistensi di atas maka dapat menggunakan Tabel Pedoman Hasil Konversi
diketahui bahwa angka rerata yang diperoleh Data Kuantitatif ke Data Kualitatif di atas
menunjukkan 3,95 dan apabila angka tersebut maka termasuk dalam kategori Baik.

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Bengkel Kerja


114 Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 2. Penilaian Terhadap Aspek Keakuratan


Nilai
No Aspek Penilian
1 2 3 4 5
B ASPEK PENJELASAN DAN KONSISTENSI
1 Sistem keamanan data (password) akurat dalam bekerja 0 0 3 6 5
2 Sistem mampu menambah, merubah, menghapus tampilan/ 2 0 2 8 2
nama instansi sesuai dengan kata kunci
3 Sistem mampu memasukkan data transaksi sesuai dengan 0 0 3 9 2
data/informasi yang sebenarnya
4 Sistem mampu melakukan pelacakan/pencarian barang/ 1 2 1 6 4
peralatan sesuai dengan kata kunci
5 Sistem mampu membuat laporan sesuai dengan data/ 2 3 5 2 2
informasi yang sebenarnya
Jumlah 5 5 14 31 15
Jumlah x skor penilian 5 10 42 124 75
Jumlah Total 256
Rerata (x) 366
Kesimpulan Baik

Tabel 3. Penilaian Terhadap Aspek Keandalan


Nilai
No Aspek Penilian
1 2 3 4 5
C ASPEK KEANDALAN
1 Sistem yang dibuat dapat megnatasi masalah pelayanan 0 0 4 8 2
administrasi bengkel kerja praktek
2 Sistem yang dibuat dapat mengatasi masalah laporan 0 0 4 7 3
invetarisasi alat, bahan, mesin
3 Sistem yang dibuat dapat mengatasi masalah peminjaman 0 0 3 8 3
dan pengembalian alat, bahan, mesin
4 Sistem yang dibuat dapat mengatasi masalah laporan 0 1 6 5 2
pengadaan alat, bahan dan mesin
5 Sistem yang dibuat dapat mengatasi masalah laporan 0 0 7 4 3
penyimpanan alat, bahan, mesin
6 Sittem yang dibuat dapat mengatasi masalah laporan 0 3 4 6 1
perawatan dan perbaikan alat atau mesin yang terdapat
dibengkel
7 Sistem yang dibuat dapat mempermudah penataan jadwal 0 1 3 8 2
pemakain bengkel kerja bagi guru dan siswa
8 Sistem yang dibuat dapat dijalankan dengan mudah oleh 0 0 2 5 6
pengelola dan teknisi
9 Sistem yang dibuat dapat melakukan pengolahan data yang 0 0 2 7 5
cepat dibandinkan dengan cara manual/biasa

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi 115

Lanjutan tabel 3
10 Sistem yang dibuat dapat membantu kerja pengelola dan 0 1 0 12 1
teknisi secara keseluruhan sehingga dapat menghemat
pemakaian waktu, dana, dan pikiran dalam bekerja
11 Sistem yang dibuat dapat meningkatkan mutu pelayanan 0 0 0 14 0
pengelola bengkel kepada siswa karena data informasi dapat
di akses dengan cepat
12 Informasi yang diperoleh dari sistem informasi manajemen 0 0 5 8 1
sering digunakan dalam proses pengambilan keputusan
Jumlah 0 6 40 92 29
Jumlah x skor penilian 0 12 120 368 145
Jumlah Total 645
Rerata (x) 384
Kesimpulan Baik

Tabel 4. Penilaian Program Secara Keseluruhan


Nilai
No Aspek Penilian
1 2 3 4 5
1 Aspek kejelasan dan konsistensi 0 3 30 83 25
2 Aspek Relevansi 5 5 14 31 15
3 Aspek Keandalan 0 6 40 92 29
Jumlah 5 14 84 206 69
Jumlah x skor penilian 5 28 252 824 345
Jumlah Total 1454
Rerata (x) 3.85
Kesimpulan Baik

Aspek Keandalan diketahui bahwa angka rerata yang diperoleh


Berdasarkan angket yang telah diisi menunjukkan 3,85 dan apabila angka tersebut
yang kemudian ditabulasikan maka data yang dikonversi menggunakan Tabel Pedoman Hasil
berkaitan dengan aspek keandalan dapat Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif di
dianalisis sehingga didapatkan hasil yang dapat atas maka termasuk dalam kategori Baik.
dilihat pada tabel 3.
Berdasarkan tabel hasil penilaian aspek SIMPULAN DAN SARAN
Keandalan di atas maka dapat diketahui bahwa
angka rerata yang diperoleh menunjukkan Simpulan
3,84 dan apabila angka tersebut dikonversi Sebuah produk berupa Software yang
menggunakan Tabel Pedoman Hasil Konversi diberi nama Sistem Informasi Manajemen
Data Kuantitatif ke Data Kualitatif di atas Bengkel Kerja SMK Negeri 3 Yogyakarta
maka termasuk dalam kategori Baik. atau disingkat dengan SIMBA SMK Negeri
Hasil penilaian produk secara keseluruhan 3 Yogyakarta telah berhasil dirancang dan
dapat dilihat pada tabel 4. diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan
Berdasarkan tabel hasil penilaian program SMK Negeri 3 Yogyakarta dengan sistem
secara keseluruhan di atas maka dapat manajemen database Visual Basic. 6.0.

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Bengkel Kerja


116 Jurnal Pendidikan Vokasi

sebagai piranti lunak untuk membangun Depdiknas. (1989). Undang-Undang Republik


tampilan, Sedangkan koneksi yang digunakan Indonesia No.2, Tahun 1989, tentang
untuk pembuatan databasenya adalah dengan Sistem Pendidikan Nasional.
menggunakan MySQL.
Depdiknas. (1990). Peraturan Pemerintah
Sistem Informasi Manajemen Bengkel No.29 Tahun 1990, tentang tujuan
Kerja SMK ini berhasil dalam menjalankan Sekolah Menengah Kejuruan.
fungsi sesuai dengan yang ditentukan. Hasil
rerata skor penilaian secara keseluruhan Depdiknas. (1990). Peraturan Pemerintah
terhadap semua aspek mencapai nilai 3,77, No.24 Tahun 1990, tentang tujuan
termasuk dalam kategori baik. Sekolah Menengah Kejuruan.

Saran Joel Tadjo, Dkk. (1995). Pedoman Umum


Penyelenggaraan Bengkel . Bandung:
Sistem informasi ini belum dapat diakses
Direktorat Pendidikan Menengah
komputer lain melalui jaringan atau hanya
Kejuruan
bersifat lokal sehingga data-data yang ada
dalam sistem informasi tidak dapat diakses Kristanto, Andri (2008). Perancangan Sistem
komputer lain secara online sehingga dalam Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta,
penelitian dan pengembangan selanjutnya Gava Media.
dapat ditambahkan agar data-data yang ada
dalam sistem informasi dapat diakses oleh Reddy, G. S., et.al, (2009). Management
komputer lain dalam satu jaringan atau lebih. information system to help managers
for providing decision making in an
organization. Journal of Management
DAFTAR PUSTAKA information system, 1, 2076-3328.
Kadir, A (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Diunduh tanggal 16 September 2013,
Yogyakarta: Andi Offset. dari http://www.ijric.org/volumes/Vol5/
1Vol5.pdf
Berte, L. M., (2007), Laboratory Quality
Management: A Roadmap, Journal of Sudijono, A. (2011) Pengantar Evaluasi
management workshop or laboratory, Pendidikan (Edisi ke 11). Jakarta. Raja
777, 771-790, Diunduh tanggal 16 Grafindo Persada.
September 2013, dari http://supra. Sutanta, E. (2003). Sistem Informasi Mana-
amu.edu.pl/files/analityczna/LQM_ jemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Roadmap.pdf
Wenrich, R. C & Wenrich, J. W. (1974).
Borg, Walter. R & Gall, Meredith D. (1983). Leadership in Administration of
Educational Research : an introducton Vocational and Technical Education.
(4th ed). New York & London: Longman Inc. Ohio. Charles E. Merrill Publishing Co.
Budi Sutedjo D. O. (2002). Perencanaan A Bell & Howell Company.
& Pembangunan Sistem Informasi.
Yogyakarta: Andi Offset

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai