informasi yang dimaksud adalah suatu sistem peralatan-peralatan praktik yang semakin
yang menyediakan informasi bagi semua berkurang kuantitasnya.
tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja Dengan berkurangnya peralatan
diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, praktik secara otomatis siswa tidak dapat
mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan berpraktik maksimal karena harus bergantian
informasi yang diterima dengan menggunakan menggunakan peralatan praktik yang ada.
sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Karena penggunaan peralatan praktik yang
Sistem Informasi dibuat untuk bergantian sudah tentu masalah waktu juga
mempermudah dalam pengelolaan dan akan ikut terpengaruh yaitu waktu yang
penyimpanan data maka dapat menghasilkan digunakan untuk praktik satu jenis keahlian
suatu informasi yang tepat dan akurat. Adanya dapat menjadi lebih lama bila dibandingkan
sistem informasi yang tepat dan akurat dapat jika sekolah mempunyai peralatan praktik
mengurangi terjadinya permasalahan dan yang lengkap sehingga antrian penggunaan
kesalahan yang tidak diinginkan sehingga peralatan praktik tidak perlu terjadi. Dengan
dapat meningkatkan kinerja yang lebih efisien terganggunya kegiatan praktik siswa bisa saja
dan cepat, salah satunya adalah pengelolaan tidak memperoleh kesempatan melakukan
dan penyimpanan data inventaris barang. praktik, keadaan ini akan berakibat pada
Pengelolaan dan penyimpanan data inventaris berkurangnya kompetensi yang bisa dikuasai
barang biasanya hanya dilakukan secara manual siswa.
yaitu dengan menggunakan buku besar yang Selain masalah di atas, permasalahan
digunakan untuk mencatat barang-barang yang lain yang muncul berkaitan dengan kegiatan
ada. Apabila ada pihak yang membutuhkan pembelajaran praktik bagi siswa adalah masalah
data inventaris tahun sebelumnya, maka sulit ketersediaan barang-barang habis pakai yang
untuk mencari keterangan dimana dan apa saja digunakan untuk menunjang ketika praktik
data barang yang dibutuhkan tersebut. berlangsung. Ketika pembelajaran praktik
Permasalahan lainnya adalah ketika proses berlangsung tentu saja akan menghabiskan
pembelajaran praktik berlangsung, sering kali barang-barang habis pakai. Seorang teknisi
peralatan praktik yang dipinjamkan ketika berkewajiban memantau keberadaan barang-
dikembalikan jumlahnya menjadi berkurang, barang habis pakai tersebut sehingga
hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, baik ketersediaannya selalu ada ketika dibutuhkan.
faktor dari siswa, faktor dari luar, maupun Apabila persediaan barang habis pakai tersebut
faktor dari teknisi itu sendiri yang kurang habis tentu saja juga akan mengganggu
maksimal dalam memberikan pelayanan. kegiatan praktik siswa. Dengan demikian
Faktor dari siswa biasanya ketika teknisi harus mempunyai catatan penggunaan
praktik berlangsung ada siswa yang sengaja barang-barang habis pakai tersebut sehingga
membawanya pulang dengan maksud dapat dijadikan acuan untuk pengadaan dan
memilikinya ataupun mempunyai tujuan- laporan pertanggungjawaban kepada atasan.
tujuan tertentu. Faktor dari luar dapat berasal Dari segi pengaturan jadwal terkadang
dari guru-guru ataupun karyawan dan pihak- juga ditemukan permasalahan di dalamnya.
pihak lain yang sering kali melakukan Diantaranya adalah pengaturan jadwal yang
peminjaman peralatan untuk digunakan pada sering berbenturan atau tidak match antara ruang
kebutuhan tertentu dan sering kali lupa untuk yang digunakan, jadwal guru yang mengajar
mengembalikan. Sedangkan faktor dari teknisi praktik, serta waktu praktik. Ketidakjelasan
yang kadang malas dalam mengecek ulang ini memakan waktu yang relatif lama dan pada
ketika proses pengembalian peralatan setelah akhirnya menyebabkan waktu praktik siswa
kegiatan pembelajaran praktik berlangsung menjadi berkurang. Berkurangnya waktu
karena peralatan yang dipinjamkan begitu praktik ini sudah tentu akan merugikan proses
banyak. Apabila hal ini terus berlangsung pembelajaran.
maka pada akhirnya nanti pembelajaran secara Bersumber dari uraian-uraian di atas
praktik lama-kelamaan akan terganggu karena dapat diketahui bahwa kelancaran proses
pembelajaran praktik siswa sangat penting Hal ini sejalan dengan pendapat (Wenrich and
untuk meningkatkan mutu pendidikan pada Wenrich, 1974, p.7) yang menyatakan bahwa
jenjang SMK, maka masalah yang muncul vocational education includes prepara-
di atas harus segera diatasi. Cara mengatasi tion for employment in any occupation for
permasalahan tersebut salah satunya adalah which specialized edution required, for
dengan bantuan teknologi yaitu dengan which there is a sociated need, and which
bantuan komputer yang dapat digunakan can most appropriately done in schools.
untuk membantu pengelolaan bengkel kerja
yang ada di SMK menjadi lebih terkendali dan Sekolah Menengah Kejuruan menyeleng-
terorganisir dengan baik. garakan pendidikan dan pelatihan berbagai
program studi keahlian sesuai dengan
Oleh karena itu menarik untuk
kebutuhan lapangan kerja. Mengingat begitu
mengadakan penelitian tentang bagaimana
banyak ragam keahlian kejuruan dan teknologi
mengembangkan suatu produk menggunakan
serta melihat bidang-bidang pekerjaan yang
teknologi komputer yang dapat digunakan
dikembangkan saat ini, maka berdasarkan
untuk mengatasi segala permasalahan yang
Spektrum Kurikulum Pendidikan Menengah
berkaitan dengan pengelolaan dan penataan
Kejuruan SMK 2013, bidang studi keahlian di
bengkel kerja demi keberlangsungan
SMK dibagi menjadi delapan kelompok besar
pembelajaran praktik di SMK.
yaitu:
Sekolah Menengah Kejuruan (1) Bidang Studi Keahlian Teknologi
Penyelenggaraan Sekolah Menengah dan Rekayasa; (2) Bidang Studi Keahlian
Kejuruan (SMK) didasarkan atas ketentuan Informasi dan Komunikasi; (3) Bidang Studi
yang ada pada Undang-Undang Republik Keahlian Kesehatan; (4) Bidang Studi Keahlian
Indonesia No.2 tahun1989, pasal 11 ayat (1) Agrobisnis dan Agroteknologi; (5) Bidang
dan (3) tentang Sistem Pendidikan Nasional Studi Keahlian Perikanan dan Kelautan; (6)
Bab IV yang berbunyi sebagai berikut: Jenis Bidang Studi Keahlian Bisnis Dan Manajemen;
pendidikan umum, pendidikan kejuruan, (7) Bidang Studi Keahlian Pariwisata; dan (8)
pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, Bidang Studi Keahlian Seni Dan Kerajinan.
pendidikan keagamaan, pendidikan akademik,
Bengkel Kerja SMK
dan pendidikan professional. Sekolah
Menengah Kejuruan berdasarkan tingkatan SMK memiliki suatu keistimewaan
pendidikan setara dengan sekolah menengah yang tidak dimiliki oleh Sekolah Menengah
atas, akan tetapi keduanya mempunyai tujuan Umum (SMU). Keistimewaaan tersebut
yang berbeda. adalah berupa sarana dan prasarana Bengkel
Kerja Sekolah yang berfungsi dalam
Sekolah Menengah Kejuruan memiliki penyelenggaraan pendidikan keterampilan dan
karakteristik khusus yang membedakan dengan teknologi. Pengertian Bengkel Kerja Sekolah
sekolah lainnya. Tujuan institusional SMK lebih begitu luas bila ditinjau dari jenis kegiatan
menekankan pada penguasaan kemampuan yang dilakukan dan sarana yang digunakan,
yang bersifat praktis agar siap pakai di dunia (Joel Tadjo, 1995, p.1) menjelaskan :
industri. Kurikulum di SMK menitik beratkan
pada penguasaan keterampilan sehingga (1) Sebagai tempat latihan untuk
strategi pembelajarannya lebih ditekankan meningkatkan keterampilan; (2) Sebagai
pada praktik daripada teori. tempat melakukan kegiatan dalam pembuatan
bahan baku menjadi barang jadi; (3) Sebagai
Menurut Peraturan Pemerintah No.24 tempat melakukan perbaikan suatu barang
tahun 1990a, pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa atau peralatan yang rusak sehingga berfungsi
sekolah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan kembali; dan (4) Sebagai tempat melakukan
siswa dalam memenuhi lapangan kerja, pengujian atau penelitian suatu objek secara
menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, terorganisir.
dan menyiapkan tamatan agar menjadi warga
Kriteria Bengkel Kerja SMK yang
Negara yang produktif, adaptif, dan normatif.
dimaksud adalah kerangka acuan atau tolak
ukur yang digunakan menjadi bahan untuk constructed or renovated to optimize work
merencanakan dan mengelola bengkel efficiency; mini-mize the risk of injury
sehingga sasaran program sekolah dapat and occupational illness; protect work-
tercapai. Perangkat kriteria Bengkel Kerja ers, visitors, and patients from recognized
Sekolah perlu diperhatikan sebagai pedoman hazards; and meet governmental or in-
untuk melihat kelayakan bengkel disuatu dustry. Laboratory Quality Management
sekolah. Adapun faktor-faktor yang perlu standards for facilities and environment.
diperhatikan dalam kriteria Bengkel Kerja Listed next are several structural and
SMK adalah: nonstructural elements of laboratory de-
sign that affect the planning,layout, and
Faktor Perencanaan Bengkel Kerja SMK. safety of the laboratory : space, workflow,
Faktor perencanaan Bengkel Kerja casework, equipment, placement, classi-
Sekolah adalah meliputi jenis atau bentuk fications, ventilation, lighting, plumbing,
kegiatan program, jumlah siswa, jenis dan electrical, communications
jumlah peralatan, kontruksi banggunan dan
penunjangnya, tata letak lingkungan bengkel, Sistem Informasi Manajemen
jenis dan jumlah perabot serta jenis dan jumlah Data merupakan bahan utama dari
bahan; dan pekerjaan sistem informasi. Data adalah kata
jamak (plural) dan kata tunggalnya (singular)
Faktor Penggelolaan dan Pemeliharaan
adalah datum yang berasal dari bahasa Latin
Bengkel Kerja Sekolah.
yang berarti fakta, kenyataan, kejadian,
Faktor pengelolaan dan pemeliharaan atau peristiwa. Secara terperinci, menurut
Bengkel Kerja Sekolah adalah meliputi (Kristanto, 2008, p.7) data adalah:
pengorganisasian kegiatan, administrasi 1) Kenyataan yang menggambarkan suatu
pengadaan, perawatan dan perbaikan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
bengkel baik terhadap perangkat lunak Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu
maupun perangkat kerasnya. Kriteria tersebut yang terjadi pada saat tertentu; dan
hendaknya bersifat fleksibel artinya tidak
2) Data menggambarkan suatu kejadian
hanya digunakan dalam waktu sementara
yang sedang terjadi, dimana data tersebut
tetapi dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
akan diolah dan diterapkan dalam sistem
Manajemen Bengkel Kerja SMK menjadi input yang berguna dalam suatu
sistem
Guna mewujudkan kelancaran proses
belajar mengajar serta kemungkinan Menurut (Kristanto, 2008 : 1) suatu
pengembangan Bengkel Kerja Sekolah sistem pada dasarnya adalah sekumpulan dari
dimasa yang akan datang sesuai dengan elemen-elemen yang saling berinteraksi atau
tujuan dan fungsi Bengkel Kerja Sekolah bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
maka perlu di pertimbangkan beberapa aspek tertentu. Sistem juga merupakan kumpulan
dalam perencanaan bengkel tersebut. Menurut elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja
Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan sama untuk memproses masukan (input) yang
Bengkel aspek-aspek perencanaannya adalah ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah
kurikulum, jumlah siswa per kelas, jenis dan masukan tersebut sampai menghasilkan
jumlah peralatan, jenis dan jumlah perabot, keluaran (output) yang diinginkan sehingga
jenis dan ukuran ruangan, lantai, ventilasi, fungsi sistem yang utama adalah menerima
tinggi langit-langit, pintu, instalasi listrik masukan, mengolah masukan, dan
tenaga, instalasi air, instalasi peralatan menghasilkan keluaran.
mekanik, penerangan dan pencahayaan. Hal ini Manajemen adalah proses atau kegiatan
sejalan dengan pendapat (Berte, 2007, p.777) yang dilakukan oleh seseorang atau pemimpin
bahwa : atau manajer di dalam organisasi untuk
The laboratory needs to have adequate mencapai tujuan bersama. Secara operasional
space and facilities that are designed and dapat didefinisikan sebagai suatu proses
Desain/Perancangan Sistem (system design) (Borg & Gall, 1983, p.772) menjelaskan
Analisis sistem yang akan memikirkan pengertian penelitian dan pengembangan
bagaimana membentuk sistem baru yang yaitu suatu proses yang digunakan untuk
diinginkan. Berdasarkan hasil analisis, mengembangkan dan mengesahkan produk-
kemudian dilanjutkan dengan melakukan produk yang berhubungan dengan pendidikan.
perancangan sistem bertujuan untuk Tahap penelitian dan pengembangan yang akan
menentukan kebutuhan sistem yang akan diterapkan selalu mengacu pada revisi hasil
dibuat. Tahap perancangan sistem merupakan tindakan sebelumnya sehingga pada akhirnya
tahap pemasukan ide atau gagasan guna diperoleh suatu produk pengembangan.
memenuhi tujuan pengembangan sistem
informasi sebagai persiapan untuk rancang Waktu dan Tempat Penelitian
bangun implementasi. Uji coba produk dilaksanakan pada
tanggal 8 November 2013 di BLPT Yogyakarta.
Implementasi/penerapan Sistem Sedangkan pengambilan data penelitian
Tahap untuk merealisasikan hasil desain/ penggunaan SIM Bengkel Kerja SMK dan
perancangan sistem yang telah dilakukan penilaian produk menurut para pengguna
sebelumnya ke dalam bentuk yang sebenarnya. yaitu kepala bengkel, teknisi, guru, dan siswa
Implementasi sistem meliputi: dilaksanakan pada tanggal 15 November 2013
(a) Merencanakan waktu yang tepat untuk di SMK Negeri 3 Yogyakarta.
implementasi; (b) Mengumumkan rencana
Target/Subjek Penelitian
implementasi; (c) Mendapatkan sumberdaya
perangkat keras dan lunak; (d) Menyiapkan Subyek atau responden yang terlibat
database; (e) Menyiapkan fasilitas fisik; (f) dalam penelitian ini adalah kepala bengkel,
Memberikan pelatihan dan workshop; (g) teknisi, guru, dan siswa yang berada di
Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover Bengkel Kerja SMK Negeri 3 Yogyakarta dan
(peralihan sistem); dan (h) Penggunaan sistem baru BLPT Yogyakarta. Jumlah responden pada
saat analisis kebutuhan sebanyak 8 orang yang
Penggunaan/Review/Evaluasi Sistem terdiri dari pengelola bengkel dan teknisi.
Analis sistem masih perlu melakukan Jumlah responden pada uji beta kelompok
tindak lanjut berikutnya setelah sistem kecil sebanyak 14 orang responden, sedangkan
baru diimplementasikan. Analis sistem jumlah responden uji coba produk atau
melakukan pengetesan penerimaan sistem penilaian produk sebanyak 28 orang.
(system acceptance test). Pengetesan ini
Prosedur
dilakukan dengan data yang sebenarnya
dalam jangka waktu tertentu bersama-sama Adapun model pengembangan sistem
dengan pengguna sistem. Setelah itu analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sistem bersama dengan pengguna melakukan prototyping sebagai alternatif terhadap siklus
diskusi untuk menentukan apakah sistem yang daur hidup pengembangan sistem. Pertimbangan
baru bisa diterima atau perlu diperbaiki lagi. waktu yang lama dan biaya yang cukup tinggi
Setelah sistem baru diterapkan, maka tahapan pada sistem daur hidup, juga berkaitan dengan
akhir yang harus dilakukan adalah perawatan. keinginan pengguna yang bisa berubah seiring
Perawatan sangat penting peranannya agar dengan waktu (Kadir, 2003, p. 416). Langkah-
sistem baru yang dikembangkan tetap bisa langkah yang dilakukan pada pengembangan
dipergunakan untuk masa sekarang sampai prototype terdiri atas: 1) Analisis kebutuhan,
masa yang akan datang. 2) Desain produk, 3) Pengembangan desain
produk, 4) Uji coba/implementasi produk, dan
5) Penilaian/validasi produk.
METODE PENELITIAN
Secara keseluruhan prosedur pengem-
Jenis Penelitian bangan produk sistem informasi manajemen
Penelitian ini adalah penelitian pengemba- Bengkel Kerja SMK ini selengkapnya dapat
ngan atau Research and Development (R&D). dilihat pada gambar berikut ini:
Lanjutan tabel 3
10 Sistem yang dibuat dapat membantu kerja pengelola dan 0 1 0 12 1
teknisi secara keseluruhan sehingga dapat menghemat
pemakaian waktu, dana, dan pikiran dalam bekerja
11 Sistem yang dibuat dapat meningkatkan mutu pelayanan 0 0 0 14 0
pengelola bengkel kepada siswa karena data informasi dapat
di akses dengan cepat
12 Informasi yang diperoleh dari sistem informasi manajemen 0 0 5 8 1
sering digunakan dalam proses pengambilan keputusan
Jumlah 0 6 40 92 29
Jumlah x skor penilian 0 12 120 368 145
Jumlah Total 645
Rerata (x) 384
Kesimpulan Baik