Kelapa Sawit
September 10, 2011 5 Komentar
1. PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil produksi (buah/bunch) yang
tonase per ha dan per tahunnya sangat tinggi dibandingkan dengan tanaman-tanaman lain
(dapat mencapai 35 ton TBS/ha/tahun). Oleh karena itu organisasi atau pekerjaan transportasi
di perkebunan kelapa sawit adalah salah satu pekerjaan yang terpenting/utama.
Pada umumnya pengangkutan buah menggunakan kendaraan truk (dump truck atau light
truck). Namun pada beberapa kasus (terutama kebun di areal gambut) pengangkutan buah ada
yang menggunakan lori yang ditarik oleh lokomotif langsung dari blok-blok ke pabrik.
Beberapa kebun kendaraan pengangkutan buah disediakan sendiri. Namun ada juga kebun-
kebun yang menggunakan kendaraan sewa seluruhnya untuk pengangkutan buah
(pengangkutan oleh kontraktor).
Transport buah (Fruit Fresh Bunches = FFB) merupakan mata rantai dari 3 (tiga) mata rantai
yang terpenting dan saling mempengaruhi yaitu Panen, Angkut dan Olah atau disingkat PAO,
seperti gambar berikut :
Dalam ketiga rangkaian tersebut tidak boleh ada yang tidak sinkron. Pada saat akan panen
harus sudah ditaksasi dari jumlah tandan buah segar (TBS)-nya sehingga sudah dapat
dihitung kebutuhan angkutannya dan juga sudah dapat memperkirakan pengolahan hari
besoknya.
Ada 4 (empat) hal yang menjadi sasaran kelancaran transport FFB yaitu :
Rotasi panen dijaga antara 6-7 hari, sehingga persentase brondolan terhadap janjang
maksimum 7-9%. Hal ini perlu agar jangan terlampau banyak waktu yang dibutuhkan untuk
mengangkat brondolan dari TPH ke kendaraan.
Buah harus diletakkan oleh karyawan potong buah di TPH yang telah ditentukan
(bernomor). Interval TPH ialah : tiap 3 (tiga) jalan pikul ada 1 (satu) TPH., seperti contoh
pada Ilustrasi Gambar-1.
Panen dalam setiap hari agar diusahakan terkonsentrasi, jangan terpencar-pencar dari satu
mandoran dengan mandoran yang lain. Dan juga arah majunya dari satu ancak ke ancak yang
lain diusahakan menurut atau melawan arah putaran jarum jam. Kedua aspek ini perlu dalam
rangka efisiensi.
Sesudah selesai dipotong satu jalan pikul, karyawan panen harus langsung
mengeluarkannya ke TPH. Hal ini perlu agar transport buah sudah dapat dimulai paling
lambat jam 08.30 setiap hari. Oleh karena itu, kerani buah harus secepatnya memeriksa dan
menerima buah.
Realisasi tonase buah yang dipanen setiap hari harus hampir sama dengan tonase taksasi
buah yang dibuat kemarin sorenya. Hal ini diperlukan untuk penentuan jumlah kendaraan
yang akan disediakan.
Panen hari Minggu sebaiknya dihindari untuk memberi kesempatan waktu untuk reparasi
alat-alat transport dan kesempatan istirahat kepada supir dan kenek.
Sedapat mungkin harus diusahakan lurus dan jarak antara pasar buah maksimum 300 m
(33 pokok).
Di areal berbukit diusahakan jalan dibangun di kaki bukit bukan diatas bukit
Faktor utama kelancaran transport ialah kondisi/perawatan jalan. Masih banyak staf
lapangan beranggapan bahwa apabila tidak lancar transport FFB maka perlu penambahan alat
transport, padahal kapasitas per unit alat transportnya masih jauh dibawah kapasitas
standarnya. Penyebab utama dari keadaan tersebut ialah kondisi jalan yang tidak memadai.
Merupakan suatu gejala umum di perkebunan selama ini yaitu Road Greader yang disediakan
perusahaan banyak digunakan untuk menarik kendaraan yang amblas oleh karena kerusakan
jalan. Sebaiknya pemanfaatan Road Greader yang demikian harus dihindari atau ditiadakan.
Road Greader hanya untuk membentuk dan merawat jalan.
Perawatan jalan dengan batu terutama dengan batu padas sebaiknya diminimalkan, karena
batu padas yang menonjol sering merusakkan ban dan gardan kendaraan (truk dan jeep). Juga
perawatan jalan yang telah diberi batu padas sering mengalami kesulitan apabila dirawat lagi
dengan Road Greader. Salah satu penyebab seringnya terjadi kerusakan Road Greader adalah
karena batu padas yang ada di jalan.
a. Langsung ke pabrik
b.Tidak langsung (stop over di loading ramp Afdeling)
Perawatan alat-alat transport di banyak perusahaan perkebunan masih termasuk titik lemah.
Banyak faktor penyebabnya, tetapi salah satu penyebab utama ialah kurangnya pengetahuan
teknik dari para staf terutama asisten lapangan.
Perlunya dihayati bahwa penyediaan kendaraan (truk dan wheel tractor) oleh perusahaan di
perkebunan kelapa sawit adalah terutama untuk transport buah (FFB) dan kemudian untuk
angkutan lain-lain.
Apabila semua pekerjaan dikelola dengan baik dan kebun sudah mapan maka persentase
pemakaian kendaraan adalah sebagai berikut :
Oleh karena itu penentuan jumlah kendaraan per afdeling terutama ditentukan jumlah
produksi per hari.
Setiap hari Kepala Afdeling merencanakan tonase produksi dan angkutan lain-lain untuk
besok setiap sore hari. Awas realisasi produksi tidak boleh terlampau jauh menyimpang dari
taksasi, maksimal 2 (dua) %. Hal ini penting dalam rangka penentuan jumlah kendaraan oleh
mandor transport atau Kepala Transport.
Angkutan pupuk dan angkutan lain-lain sudah harus selesai paling lambat jam 08.30
sehingga diatas jam 08.30 kendaraan dikonsentrasikan untuk angkat buah.
Supir dan kenek harus bawa bekal (bontot). Tidak dibenarkan pulang untuk makan dan
minum.
Jadwal doorsmer haus benar-benar dilaksanakan. Untuk hal ini harus tetap tersedia 1-2
unit kendaraan untuk menggantikan kendaraan yang sedang menjalani doorsmer atau
direparasi tersebut. Sebelumnya supir harus mencatat, melaporkan bagian-bagian yang perlu
diperbaiki.
Kapasitas setiap kendaraan harus semaksimal mungkin. Oleh karena itu apabila TBS dari
satu afdeling sudah habis diangkut maka kendaraan harus pindah ke afdeling lain yang
terkendala transportasinya.
Pengisian BBM setiap hari harus sudah selesai jam 06.00 atau sore hari pada hari
sebelumnya.
Loading ramp dibangun sedemikian rupa sehingga kapasitasnya tidak sampai menyebabkan
alat-alat transport menunggu untuk menuangkan TBS, terutama sewaktu ada stagnasi
pengolahan di pabrik.
Menurut pengalaman, ada baiknya disediakan loading ramp dan lori dengan kapasitas total
dapat menampung minimal produksi 1 (satu) hari. Tetapi penyediaan loading ramp lebih
ekonomis dari penyediaan lori (cage) karena investasi dan maintenance cage lebih mahal.
Hal diatas perlu dikemukakan sehingga tidak ada restan buah (TBS) di lapangan dan jangan
sampai panen dihentikan sewaktu ada stagnasi pengolahan di pabrik.
2. Kendaraan truk harus sudah mulai mengangkut pukul 7.00 pagi dan tandan pertama
diharapkan dapat sampai di pabrik pada pukul 9.00 sedangkan tandan terakhir selambat-
lambatnya pukul 22.00. Setiap kendaraan truk dilayani oleh 2 atau 3 orang tukang muat
bongkar dan 1 orang kerani muat.
3. Tandan diusahakan tidak terbanting dan karung brondolan diletakan disebelah atas. Tandan
busuk dan tandan kosong jangan ikut terangkut ke pabrik serta semua brondolan dipastikan
dimuat ke dalam kendaraan
5. TBS yang tercecer (jatuh) di jalan harus dipungut kembali. Apabila diperlukan, TBS di
dalam truk memakai jaring (terutama pada saat perjalanan cukup jauh dan melawati jalan
negara atau kondisi jalan rusak berat).
Untuk menghitung jumlah kebutuhan kendaraan truk pengangkut buah harus memper-
timbangkan produksi buah setahun dan faktor-faktor lain, yaitu :
Contoh perhitungan :
Perhitungan premi pengangkutan buah tergantung pada beberapa faktor yang berpengaruh
langsung terhadap pengangkutan, yaitu :
a. Jam kerja
b. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk 1 trip,
c. Kapasitas angkut kendaraan
d. Nilai upah karyawan
e. Prestasi kerja
Keterangan :
P = Jumlah Premi
H = Realisasi Kapasitas per Hari
JK = Jam Kerja
WT = Jumlah Waktu yang Dibutuhkan untuk satu Trip
D = Daya Angkut Kendaraan
JU = Jumlah Upah Regu
PN = Prestasi Normal
NAT = Nilai Angka Traksi
NK = Nilai Kapasitas
C = Faktor Koreksi
Rumus diatas dapat dipakai untuk semua jenis kendaraan dan jenis angkutan umumnya.
Penyesuaian dilakukan dengan memakai angka koreksi, oleh karena itu yang perlu
diperhatikan adalah :
Premi pengangkutan digolongkan menjadi 5 (lima) jenis pengangkutan (koreksi nilai r), yaitu
:
a. Pengangkutan buah
b. Pengangkutan cangkang, tandan kosong, abu, pupuk, kernel, batu, beras
c. Pengangkutan buah dengan lokomotif
d. Pengangkutan penumpang (manusia)
e. Pengangkutan lain-lain
Pengangkutan buah dibagi menjadi 4 (empat) jenis kendaraan sesuai dengan prestasi
normalnya (koreksi k), yaitu :
Tiap-tiap angkut buah, disusun 1 (satu) regu pengangkutan yang terdiri dari :
Seorang kepala regu yaitu supir kendaraan tersebut
Seorang kernet juga yang bertugas sebagai pemuat buah
Dua orang pemuat buah dari afdeling yang bersangkutan
Kerani muat ditiadakan dan fungsinya dirangkap oleh supir
Dengan formasi tersebut diatas, premi masing-masing anggota adalah sebagai berikut :
a. Masing-masing tukang muat dari afdeling diberikan premi 1/3 x total premi group (=
dibulatkan 34%)
b. Kernet diberi premi 34% + 4% (sebagai tambahan penghargaan atas pembersihan
kendaraan)
c. Supir mendapat premi :
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi minimum untuk semua kendaraan,
dengan berbagai ukuran jarak sudah dapat ditentukan, sehingga rumusnya dapat
disederhanakan menjadi :
Dimana B = 0,8 PN x JK x D. Seperti dikemukakan diatas masih ada faktor koreksi lain yaitu
k, b dan t.
Besar PN pada dasarnya ditentukan oleh WT dan D. Dari hasil pengamatan dapat ditentukan
bahwa PN untuk semua jenis kendaraan berbeda menurut jarak, sebagai berikut :
Untuk memudahkan perhitungan, kemudian disusun koreksi nilai k dengan dasar FB-1 = 1
Jenis & Jarak FB1 FB2 FB3 TT1 TT2 TT3 TR1 TR2 TR3 FT1 FT2 FT3
K 1,00 1,05 1,10 0,86 0,95 1,05 0,95 1,05 1,18 1,20 1,30 1,40
Besar kecilnya buah mempengaruhi PN dan WT. Tandan yang kecil ( 5 kg). Untuk itu diberi
faktor koreksi (b) sebesar 1,25 (angka ini merupakan angka pengamatan).
Setiap kebun mempunyai kondisi jalan, topografi, kondisi kendaraan dan lain-lain yang
berbeda. Oleh karena itu agar karyawan jangan dirugikan, maka perlu faktor koreksi (t).
Angka koreksi ini dapat berkisar antara 0,9 1,1. Angka koreksi ini diajukan tiap tahun oleh
kebun kepada direktur operasi untuk disyahkan atau mendapat persetujuan.
Untuk lebih memotivasi karyawan agar bekerja lebih baik, maka perlu diberi tambahan
penghargaan khususnya bagi yang prestasinya semakin meningkat. Penghargaan ini disebut
Nilai Kapasitas (NK). Jadi nilainya akan berbeda untuk setiap kapasitas angkut yang berbeda
atau semakin besar hasil yang dapat dicapai maka nilai per satuan akan semakin besar pula.
Setiap kendaraan ditentukan batas prestasi yang diberi penghargaan optimal. Apabila
kendaraan tersebut dapat mengangkut lebih banyak dari batas tersebut maka kendaraan diberi
penghargaan tambahan. Pemberian tambahan penghargaan (NK) tersebut ditetapkan
berdasarkan konsensus yang diatur sebagai berikut :
Dengan menggabungkan tabel k dan tabel NK maka dapat disusun k x NK untuk semua
kendaraan seperti daftar berikut :
K APAS I TAS
JENIS NK 80-100 101-125 125-150 151-175 176-200 201-300 251-300 301-350 > 350
KND F 1,00 1,05 1,10 1,15 1,20 1,17 1,12 1,04 1,00
FB1 1.00 1.00 1.05 1.10 1.15 1.20 1.17 1.12 1.04 1.05
FB2 1.05 1.05 1.10 1.15 1.20 1.26 1.22 1.17 1.09 1.05
FB3 1.10 1.10 1.15 1.21 1.26 1.32 1.28 1.23 1.14 1.10
TT1 0.86 0.86 0.90 0.94 0.98 1.03 1.00 0.96 0.89 0.86
TT2 0.95 0.95 0.99 1.04 1.09 1.14 1.11 1.06 1.98 1.95
TT3 1.05 1.05 1.10 1.15 1.20 1.26 1.22 1.17 1.09 1.05
TR1 0.95 0.95 0.99 1.04 1.09 1.14 1.11 1.06 0.98 0.95
TR2 1.05 1.05 1.10 1.15 1.20 1.26 1.22 1.17 1.09 1.05
TR3 1.18 1.18 1.23 1.29 1.35 1.41 1.38 1.32 1.22 1.18
FT1 1.20 1.20 1.26 1.32 1.38 1.44 1.40 1.34 1.24 1.20
FT2 1.30 1.30 1.36 1.43 1.49 1.56 1.52 1.45 1.35 1.30
FT3 1.40 1.40 1.47 1.54 1.61 1.68 1.63 1.56 1.45 1.40
5.2. PERATURAN PELAKSANAAN MASING-MASING JENIS KENDARAAN
A. Syarat-Syarat Kerja
Kebersihan kendaraan
Stagnasi kendaraan
Ketepatan waktu operasi
Setiap kendaraan paling sedikit 4 kali per bulan diperiksa kelayakan operasi oleh mekanik
C. Nilai Pemeriksaan
Apabila nilai NTT dan NKT sudah diketahui, maka NAT dihitung dengan mengambil rata-
rata kedua angka tersebut, sebagai berikut :
Contoh Soal :
Satu kendaraan FB-1 dalam satu hari bekerja dengan FB-2 hasilnya 8 ton dan dengan
kendaraan FB-3 hasilnya 7 ton, dimana 3 ton diantaranya dari tanaman muda (tandan 5 kg).
Afdeling tempat bekerja dengan t = 0,95.
NAT = 98%
Upah supir = Rp 750,- per hari
Upah KHUM = Rp 659,- hari
8 2.700
P1 = [8.000 { x 3 x 3.800}] x 1,10 x 0,95 x 1,00 x x 0,98
15 3.400
= Rp 1.382,-
4 2.700
P2 = [4.000 { x 3 x 3.400}] x 1,21 x 0,95 x 1,00 x x 0,98
15 3.800
= Rp 1.126,-
4 2.700
P3 = [3.000 { x 3 x 3.400}] x 1,21 x 0,95 x 1,25 x x 0,98
15 3.800
= Rp 1.056,-
P = P1 + P2 + P3
= Rp 3.564,-
34
Premi tukang muat = x Rp 3.564,-
156
= Rp 777,-
38
Premi kernet truk = x Rp 3.564,-
156
= Rp 868,-
50
Premi supir truk = x Rp 3.564,-
156
= Rp 1.142,-
Premi pengangkutan brondolan kelapa sawit dihitung dengan rumus sebagai berikut :