Anda di halaman 1dari 8

9

BAB III

KRITERIA PERENCANAAN

3.1 Air Bersih

Tujuan terpenting dari sistem penyediaan air adalah menyediakan air

bersih. Penyediaan air minum dengan kualitas yang tepat merupsksn prioritas

utama. Air bersih merupakan salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang

bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam

melakukan aktivitas sehari hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk

standar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) adapun dimaksudkan untuk negara

negara yang sedang berkembang. Untuk Indonesia, peraturan yang dipakai salah

satnuya adalah Peraturan Menteri Kesehatan No:416/MEN.KES/PER/IX/1990

tentang Syarat syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

Untuk sistem air bersih di Gedung yang dibangun di daerah yang tidak

tersedia fasilitas penyediaan air minum untuk umum, seperti di tempat terpencil di

pegunungan atau di pulau, penyediaan air akan diambil dari sungai, air tanah

dangkal atau dalam,dsb. Maka, air baku tersebut harus diolah dalam gedung atau

dalam instalasi penglahan agar tercapai standar kualitas air yang berlaku. Untuk

sistem penyediaan air dingin meliputi beberapa peralatan seperti tangki air bawah

tanah, tangki air di atas atap, pompa pompa, perpipaan, dsb. Dalam peralatan ini,

air minum harus dapat dialirkan ke tempat tempat yang dituju tanpa mengalami

pencemaran. Pencegahan pencemaran lebih ditekankan pada sistem penyediaan

air dingin, dan ini adalah faktor terpenting ditinjau dari segi kesehatan.
10

Hal hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain, masuknya

kotoran, tikus, serangga ke dalam tangk; terjadinya karat dan rusaknya bahan

tangki dan pipa; terhubungnya pipa air minum dengan pipa lainya; tercampurnya

air minum dengan jenis kualitas lainya; aliran-balik (back flow) air dari jenis

kualitas lain ke dalam pipa air minum.

Sistem Penyediaan Air Bersih

1. Sistem Sambungan Langsung


Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung

dengan pipa utama penyediaan air bersih (misalnya, pipa utama dibawah

jalan dari Perusahaan Air Minum). Karena terbatasnya tekanan pipa utama

dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem

ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung gedung kecil

dan rendah. ukuran pipa cabang biasanya diatur/ditetapkan oleh

Perusahaan Air Minum. Tangki pemanas air biasanya tidak disambung

langsung kepada pipa distribusi, dandibeberapa daerah tidak diizinkan

memasang katup gelontor(flush valve).


2. Sistem Tangki Atap
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat

diterapkan sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap,

terutama di Amerika Serikat dan Jepang. Dalam sistem ini, air ditampung

lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada lantai terendah bangunan

atau dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas

yang biasanya dipasang diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan.

Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh bangunan. Pada setiap tangki
11

bawah dan tangki atap harus dipasang alarm yang memberikan tanda suara

untuk muka air rendah. tanda suara ini biasanya dipasang diruang kontrol

atau ruang pengawas. Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar,

air dapat langsung dialirkan ke dalam tangki atap tanpa disimpan dalam

tangki bawah dan dipompa.


3. Sistem Tangki Tekan
Seperti halnya tangki atap,sistem tangki tekan diterapkan dalam keadaan

dimana tidak dapat digunakan sistem sambungan langsung. Prinsip kerja

sistem ini adalah air yang telah ditampung dalam tangki bawah dpomakan

ke dalam suatu bejana tertutup sehingga udara didalamnya terkompresi.

Air dari tangki tersebut dialrkan kedalam distribusi bangunan. Pompa

bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu detektor tekanan yang

menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa, pompa berhenti

bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas minimum yang

ditetapkan pula.
4. Sistem Tanpa Tangki
Dalam sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, bak tangki bawah,

tangki tekan ataupun tanki atas. Air dipompakan langsung ke sistem

distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama

(misalnya, pipa utama Perusahaan Air Minum). Di Eropa dan Amerika

cara ini dapat dilakukan kalau pipa masuk pompa diameternya 100mm

atau kurang. Sistem ini sebernarnya dilarang di Indonesia, baik PAM

maupun pipa pipa utama dalam pemukiman khusus(tidak untuk umum).

3.1.1 Tangki Atap (roof tank)


12

Pada tangki ini, mendapatkan air dari pompa yang menyedot dari tangki

bawah tanah. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan air untuk kebutuhan

singkat dan untuk menstabilkan tekanan air sehubungan denganfluktuasi

pemakaian air sehari-hari. Biasanya dibuat dari pelat baja,kayu, dan juga FRP.

3.1.2 Tangki Air Bawah Tanah (ground water tank)

Air dari jaringan air minum kota dialirkan melalui katup bola dan

ditampung dalam tangki bawah tanah dan kemudian dipompa ke dalam jaringan

pipa penyediaan air gedung. Ukuran dan kapasitas tangki harus cukup besar,

tangki semacam ini dibuat dari baja, beton bertulang, kayu dan belakangan ini

muncul tangki dari FRP atau fiberglas.

Untuk sebuah sistem plambing ,dibutuhkan jalur pipa, baik itu air bersih

maupun air buangan. Untuk jalur pipa air bersih, terdiri dari pipa tegak (vertikal)

dan pipa mendatar (horizontal). Untuk kebutuhaan air minum minimum suatu

bangunan , ditentukan dengan SNI 03-7065-2005.

Tabel 3.1 Pemakaian Air dingin Minimum Sesuai Penggunaan Gedung

No Penggunaan Gedung Pemakaian Satuan

Air
1. Rumah tinggal 120 l/orang/hari
13

2. Rumah susun 100 l/orang/hari


3. Asrama 120 l/orang/hari
4. Rumah sakit 500 l/tempat tidur pasien/hari
5. Sekolah dasar 40 l/siswa/hari
6. Sltp 50 l/siswa/hari
7. SMU/SMK 80 l/siswa/hari
8. Ruko 100 l/penghunidanpegawai/har

i
9. Kantor/Pabrik 50 l/pegawai/hari
10. Toserba,toko pengecer 5 l/m2
11. Restoran 15 l/kursi
12. Hotel berbintang 250 l/tempat tidur/hari
13. Hotel melati/penginapan 150 l/tempat tidur/hari
14. Gd. Pertunjukan,bioskop 10 l/kursi
15. Gd.serbaguna 25 l/kursi
16. Stasiun,terminal 3 l/penumpang tiba dan

pergi
17. peribadatan 5 l/orang
Sumber : SNI 03-7065-2005

Untuk jaringan pipa air minum, diperlukan unit beban alat plambing (UBAP) pada

SNI 03-6481-2000

3.2 Air Panas

Mengingat sifat anomali air,volume akan mencapai minimum pada

temparatur 40C dan akan bertambah pada temperatur yang lebih rendah maupun

lebih tinggi. Jika air dipanaskan dari temp 4 0C sampai 1000C, volume akan

bertambah sekitar 4,3%. Maka dalam perancangan instalasi air panas harus

diperhatikan, pada suatu bejana tertutup harus dipasangkan pipa atau katup

ekspansi untuk melepaskan tekanan yang timbul akibat pertambahan volume

tersebut.
14

Cara pemanasan dari air panas ini ada 2 sistem, yaitu secara langsung dan

tidak langsung. Secara langsung dengan menggunakan ketel pemanas air yang

disambungkan dari pipa air dingin, lalu kombinasi ketel pemanas air dengan

tangki penyimpanan, serta pemanas satu jalan. Sedangkan untuk yang tidak

langsung , uap panas yang dihasilkan oleh ketel pemanas air dialirkan kedalam

suatu jaringan pipa di dalam tangki penyimpanan air panas. Dan kemudian baru

dialirkan kembali ke ketel. Untuk keefisienan mungkin relatif rendah

3.3 Air Buangan

Air buangan merupakan air limbah yang semua cairanya akan dibuang,

baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh tumbuhan,

maupun yang mengandung sisa sisa proses dari Industri. Ada beberapa jenis

golongan air buangan diantara nya adalah:

1. Air kotor, adalah air buangan yang berasal kloset, peturasan, bidet dan air

buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat alat

plambing lainya..
2. Air bekas adalah air buangan yang berasal dari alat alat plambing

lainnya, seperti bak mandi, bak cuci tangan, bak dapur.


3. Air hujan
4. Air buangan khusus adalah yang mengandung gas, racun atau bahan bahan

berbahaya seperti yang berasal dari pabrik, air buangan laboratorium,

tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di Rumah Sakit, rumah

pemotongan hewan, air yang mengandung radioaktif yang dibuang oleh

PLTN.

Sistem Penyaluran Air Buangan


15

1. Sistem pembuangan air kotor dan air bekas


terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem campuran dan sistem terpisah.
Sistem Campuran merupakan sistem pembuangan di mana air kotor dan

air bekas dikumpulkan dan didistribusikan ke dalam satu saluran.

Sedangkan sistem terpisah adalah air kotor dan air bekas masing masing

dikumpulkan dan dialirkan secara terpisah. Untuk daerah yang tidak

tersedia riol umum yang dapat digunakan untuk menampung air bekas

maupun air kotor, maka sistem pembuangan air kotor akan disambungkan

ke instalasi pengolahan air kotor terlebih dahulu.

2. Sistem penyaluran air hujan


Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui sistem pembuangan yang

terpisah dari sistem pembuangan air bekas dan kotor. Jika dicampur maka

dapat mengakibatkan tersumbat. Ada kemungkinan air hujan akan

mengalir balik dan masuk ke dalam alat plambing terendah dalam sistem

tersebut.

3.4 Air Hujan

Bangunan yang dilengkapi dengan system plambing harus dilengkapi

dengan system drainase untuk pembuangan air hujan yang berasal dari atap

maupun jalur terbuka yang mengalirkan air. Air hujan yang dibawa dalam system

plambing ini garus disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air hujan. Hal

ini dikarenakan tidak boleh air hujan disalurkan ke dalam system plambing air

buangan yang hanya bertujuan untuk menyalurkan air buangan saja atau

disalurkan ke suatu tempat sehingga air hujan tersebut akan mengalir ke jalan

umum menyebabkan erosi atau genangan air.


16

Perencanaan sistem Penyaluran Air Hujan

Pembuangan air hujan gedung dan cabang mendatar


Ukuran saluran pembuangan air hujan gedung dan setiap pipa

cabang datarnya dengan kemiringan 4% atau lebih kecil harus

didasarkan di atas jumlah daerah drainase yang dilayaninya sesuai

aturan.

Drainase Bawah Tanah


Ukuran pipa drainase bawah tanah yang dipasang di bawah lantai

atau di sekeliling tembok luar gedung harus >4 inchi.


Talang tegak air hujan
Ukuran talang tegak didasarkan pada luas atap yang dilayaninya

dan sesuai aturan. Bila atap tersebut dapat tambahan air hujan

harus ditambah dengan perhitungan 50% luas dinding terluas yang

dianggap sebagai atap.

Anda mungkin juga menyukai