Dosen:
Oleh:
Kelompok 7 :
Aulia
Wandi Wilanda/1310024427
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk Kelangsungan Hidup manusia.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah konsep teknologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah konsep teknologi tentang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk Kelangsungan Hidup manusia ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
Bab I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas untuk mata kuliah dari konsep
teknologi dan juga diharapkan dapat memberi informasi serta rujukan tentang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk Kelangsungan Hidup Manusia.
Tetapi dengan semakin banyaknya manusia yang meforsir dan mengeksploitasi hasil
bumi,maka bumi pun tidak sanggup untuk meregenerasi/menyembuhkan kerusakanya secara
maksimal. Akibatnya,manusia juga yang akan menerima dampaknya yaitu adanya perubahan
global sebagai proses antropogenik yang merisaukan dalam lingkungan hidup.
Maka dari itu,dengan adanya IPTEK maka kita dapat melakukan Penghijauan Teknologi
sebagai Jaminan Kelangsungan Hidup Manusia kelak.
1.2.Tujuan
2.Sebagai bahan bacaan yang dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang
1.3.Rumusan Masalah
2.Bagaimana dengan adanya Ledakan Penduduk , Eksploitasi SDA yang tak terkendali dan
Warisan Teknologi abad 20?
BAB II
Pembahasan
Perubahan iklim antropogenik (anthropogenic climate change) telah diakui sebagai tantangan
terberat yang sekarang dihadapi umat manusia. Perubahan iklim memberi dampak terhadap
segala macam kehidupan di dunia, yaitu kehidupan flora, fauna, dan manusia. Sejak 1860,
mulai secara sistematik dilakukan pengamatan, pengukuran, serta pencatatan iklim dan dite-
mukan bahwa temperatur dunia terus naik dengan kecepatan yang makin meningkat.
Perubahan iklim adalah proses yang berkembang lambat dengan hasil yang relatif kecil,
tetapi cukup bermakna untuk menyebabkan kejadian-kejadian cuaca ekstrim (extreme
weather events) seperti gelombang panas, banjir, kekeringan, badai, dan last-not-least
kenaikan permukaan air laut. Kenaikan permukaan air laut (sea-level rise) di kepustakaan
masih kurang mendapat perhatian, tetapi justru untuk Indonesia sebagai negara kepulauan
sangat penting dan akan diberi perhatian khusus.
Pada awal pengamatan iklim, ditemukan suatu kenaikan temperatur dunia dan fenomena ini
diberi nama pemanasan dunia (global warming). Pada 2001, semua hasil pengamatan dan
penelitian diuji ulang oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dengan
kesimpulan bahwa pemanasan dunia bukan suatu kejadian alamiah, tetapi hasil perbuatan
manusia sehingga namanya diganti menjadi perubahan iklim antropogenik.
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara
statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga
berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata,
contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan
iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah bumi.
Dalam penggunaannya saat ini, khususnya pada kebijakan lingkungan, perubahan iklim
merujuk pada perubahan iklim modern. Perubahan ini dapat dikelompokkan sebagai
perubahan iklim antropogenik atau lebih umumnya dikenal sebagai pemanasan global atau
pemanasan global antropogenik.
Ledakan penduduk adalah pertumbuhan penduduk di suatu negara secara cepat dan tiba-tiba
serta tidak terkendali. Dalam konteks ke-Indonesiaan, masalah ledakan penduduk mulai
terasa di akhir tahun 1960-an. Data statistik dari sensus ke sensus membuktikan bahwa
sampai kini kita harus jujur belum berhasil melampaui masalah ledakan penduduk. Sensus
tahun 1971 menyebut jumlah penduduk Indonesia 119,2 juta. Dua puluh tahun kemudian
jumlah ini merangkak naik menjadi 179,4 juta (sensus 1990). Prediksi awal penduduk
Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 234,2 juta jiwa. Hasil sensus tahun 2010 penduduk
Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa, lebih besar 3,4 juta dari proyeksi.
Selama 25 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia telah meningkat menjadi hampir dua
kali yaitu dari 119,2 juta pada tahun 1971 menjadi 195,29 juta pada tahun 1995 dan menjadi
198,20 juta pada tahun 1996. Namun demikian, tingkat pertumbuhan penduduk telah turun
secara cepat yaitu 2,32 persen pada periode tahun 1971-1980 menjadi 1,98 persen pada
periode tahun 1980-1990 dan pada periode tahun 1990-1996 menjadi 1,69 persen.
Terdapat perbedaan yang sangat mencolok tentang laju pertumbuhan penduduk bila dilihat
menurut propinsi pada periode tahun 1990-1996. Angka terendah sebesar 0,01 persen pada
propinsi DI Yogyakarta dan tertinggi sebesar 4,39 persen pada propinsi Kalimantan Timur.
Ledakan penduduk tidak bisa diprediksi karena beragam faktor sosial. Meski tak terprediksi,
ledakan penduduk bisa ditangani. Dampaknya yang buruk membuat kapasitas bumi terancam.
Kehawatiran segelintir orang terhadap dampak ledakan penduduk semakin meningkat. Sikap
optimis mencari solusi masalah terkadang berbuah manis. Di kalangan pemerintah, ledakan
penduduk tak pernah luput dari pembicaraan nasional. Kebijakan yang ditempuh terkadang
belum menyentuh akar masalah yang menimbulkan suatu masalah baru. Untuk itu, penangan
masalah kependudukan tidak bisa dilakukan oleh satu instansi. Kerjasama dengan berbagai
elemen masyarakat menjadi sangat perlu.
Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan ber bagai kebutuhan, mulai dari
pangan, sandang, maupun permukiman. Dibutuh kan juga sumber daya alam lainnya seperti
tanah, air, energi, mineral, dan lainnya yang diambil dari persediaan sumber daya alam di
bumi.
Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk kepentingan manusia menyebabkan
menipisnya persediaan sumber daya alam, bahkan sisa-sisa pengelolaan berbagai barang
akhirnya menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Beberapa contoh mengenai
terjadinya bencana lingkungan akibat pencemaran dan lainnya adalah sebagai berikut.
2.Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah
populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak.
Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi
pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan
gizi atau bahkan kurang pangan. Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hamper
tidak ada lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan
pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi kenaikan
jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.
Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudul Essay
on The Principle of Population. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk
mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret hitung. Jadi
semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan pangan. Padahal
pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kekurangan pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan
perlu digalakkan. Penduduk yang kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada
fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia, dan beri-beri.
3.Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk
mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian
produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu
pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan
pertanian. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu
merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang
terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan
penduduk.
4.Ketersediaan Air Bersih
Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah, air permukaan,
dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin bertambah
dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air
dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat
menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam
industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah
penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
5.Pencemaran lingkungan
Kepadatan populasi manusia berpengaruh pada kondisi ekosistem. Aktivitas manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan.
Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan
ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan
gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk
mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak
dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak
terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta
dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung
lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak
terjamin.
DAMPAK EKSPLOITASI BERLEBIHAN TERHADAP SUMBER DAYA ALAM
Masalah lingkungan yang tidak habis-habisnya dibicarakan oleh msyarakat dunia adalah
masalah pemanasan global (Global Warming). Industrialisasi di seluruh dunia menyebabkan
polusi CO2 diudara meningkat dengan cepat menyebabkan terjadinya bencana pemanasan
global. Akibatnya terjadi perubahan iklim dan kenaikan air laut yang menyebabkan abrasi
pantai.
Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada bulan Juni
2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan formasi batuan
sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.
Banyak sekali eksploitasi sumber daya alam yang membawa dampak terhadap kehidupan.
Segala kegiatan pembangunan yang berlangsung diharapkan tidak hanya mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga harus mampu menjaga kelestarian
sumber daya alam. Sehingga alam tidak akan kehilangan fungsinya sebagai pengendali
keseimbangan kehidupan. Oleh karena itu setiap pembangunan yang dilakukan harus
berwawasan lingkungan mengenalisis mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi.
Sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi diawal abad 21 merupakan hasil penemuan
mutakhir di abad 20. Sepanjang abad 20, telah terjadi perubahan teknologi yang sulit
dibayangkan sebelumnya, terutama teknologi transistor pada tahun 1950-an yang
berkembang menjadi prosesor hingga chip-chip super kecil yang terpasang pada berbagai
aplikasi canggih. Belum lagi teknologi nuklir yang membawa Amerika menjadi negara
Superpower hampir selama 1 abad yang sebelumnya dipegang oleh Kerajaan Inggris di abad
18 dan 19. Ada begitu banyak penemuan-penemuan ilmu dan teknologi yang telah mengubah
dunia yang kuno pada awal abad 20 menjadi dunia serba canggih di abad 21.
Perkembangan signifikan pada bidang fisika, serta inovasi dan aplikasi terhadap
penelitian laser.
Pemurnian bidang proses kontrol sistem pada studi mekanik, biologi, dan elektronik
Meningkatnya kualitas, fungsi, dan penggunaan media massa
Usaha restorasi lingungan
Peningkatan fungsi komputer dan gadget
Kerja sama internasional di bidang dagang, perekonomian, teknologi, dan
komunikasi-informasi
Robot-robot dan mesin-mesin pengganti tenaga manusia; hal ini berpotensi
menyebabkan meningkatnya pengangguran.
Perkembangan pesat di sektor bioteknologi, genoteknologi, dan ekoteknologi
Menurut John Naisbit, pada era informasi muncul fenomena mabuk teknologi, yang ditandai
dengan beberapa indikator, yaitu:
1) Perubahan Global.
Pada tahun tahun 1989 The Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) menerbitkan hasil simposium yang diadakan di Paris dalam bentuk
buku yang diberi judul One World or Several. Dalam buku tersebut menyebutkan tujuh
masalah besar yang dihadapi manusia masa depan. Ketujuh masalah itu ialah (1) Reaktivasi
dunia secara menyeluruh, (2) Globalisasi versus regionalisasi, (3) Pengembangan sumber
daya menusia dan pengelolaan pemerintah, (4) Kontrak pembangunan (5) Pendirian regiun
energi internasional menghadapi perubahan lingkungan yang semakin destruktif, (6) Migrasi
internasional, (7) Memikirkan kembali nasib buruh-buruh negara agraris (Amin Rais dalam
Tuhuleley,1993). Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi semakin
kompleks dan menyeluruh.
2) Pendidikan Global.
Sistem pendidikan global menuntut para siswanya untuk memiliki wawasan global untuk
mempersiapkan diri era globalisasi. Melelui pendidikan global, para siswa diharapkan
mampu bertindak lokal namun memiliki pemikiran global. Metode pembelajaran seperti ini
telah diterapkan di negara-negara maju dengan kualitas HDI (Human Development
Intelectual) yang tinggi. Untuk Indonesia, konsep pendidikan seperti ini masih belum
diterapkan secara optimal.
Kesenjangan pemahaman IPTEK dan kualitas pendidikan serta rendahnya angka HDI di
Indonesia khususnya terjadi karena dua faktor, yaitu sumber daya manusia ( SDM ) yang
kurang memadai dan finansial yang masih sangat rendah.
Teknologi Ramah Lingkungan adalah sebuah metode atau sistem untuk mencapai tujuan
tertentu yang mana dalam pelaksanaannya mengacu pada wawasan lingkungan dan atau
memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan di sekitarnya. Dari pengertian tersebut telah
mengilhami lahirnya bermacam-macam teknologi terapan, yang aman sekaligus bersahabat
dengan makhluk hidup ataupun alam di sekitarnya. Teknologi yang di maksud kini telah
banyak beredar meliputi beberapa aspek dalam kehidupan manusia, termasuk dalam sektor
elektronik konsumen. Di akui memang, untuk bisa mendapatkan teknologi ini dibutuhkan
biaya cukup mahal bila dibandingkan membeli peralatan dengan teknologi konvensional.
Kondisi tersebut tentu menjadi tantangan bagi kita utamanya para pengembang untuk
menciptakan teknologi hijau yang ramah akan lingkungan namun juga terjangkau harganya
(murah). Berikut ini adalah contoh teknologi ramah lingkungan serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Kehidupan
BAB III
Penutup
Pada hakikatnya,ilmu pengetahuan memang sumber dari suatu kehidupan yang mana kita
sendiri tidak mengetahui bahwa sampai di mana batas ilmu pengetahuan itu. Dengan Ilmu
Pengetahuan kita dapat melihat,mengamati serta meneliti sesuatu agar dapat kita manfaatkan.
Dengan berkembangnya IPTEK ,maka semakin banyak tantangan yang akan dihadapi oleh
manusia pada masa yang akan datang. Salah satunya adalah terjadinya permasalahan di
lingkungan. Manusia harus membuat sebuah terobosan pada Teknologi agar kelangsungan
hidup manusia dapat berlanjut.
Maka dari itu,mulailah kita peduli pada Lingkungan kita sendiri. Jangan merusak lingkungan
dengan penemuan canggih yang tidak memberikan solusi untuk lingkungan.
Daftar Pustaka
http://iklimkarbon.com/2010/05/04/penyebab-perubahan-iklim/
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/04/dampak-kependudukan.html
http://mohaaan.blogspot.com/2012/11/dampak-ekploitasi-terhadap-ekosistem.html
http://nusantaranews.wordpress.com/2009/03/18/20-penemuan-abad-20-yang-mengubah-
dunia/
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/tantangan-dan-masa-depan-ilmuwan-
dalam-zaman-global/
http://iteknologi-informasi.blogspot.com/2013/09/pengertian-teknologi-ramah-
lingkungan.html