Anda di halaman 1dari 15

Tugas Konsep Teknologi

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Untuk Kelangsungan Hidup Manusia

Dosen:

Meldia Fitri ST, MT

Oleh:

Kelompok 7 :

Aulia

Yosella Karwindha /1310024428025

Wandi Wilanda/1310024427
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk Kelangsungan Hidup manusia.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah konsep teknologi ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah konsep teknologi tentang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk Kelangsungan Hidup manusia ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Padang,13 Juni 2014

Penyusun
Bab I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas untuk mata kuliah dari konsep
teknologi dan juga diharapkan dapat memberi informasi serta rujukan tentang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk Kelangsungan Hidup Manusia.

Ilmu Pengetahuan sangatlah berguna bagi kehidupan manusia. Pengetahuan merupakan


sumber jawaban atas berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. Dengan ilmu pun
manusia dapat menciptakan sebuah teknologi yang dapat mempermudah aktivitas manusia
dan mempercepat waktu pekerjaan serta menghemat energi manusia.

Tetapi dengan semakin banyaknya manusia yang meforsir dan mengeksploitasi hasil
bumi,maka bumi pun tidak sanggup untuk meregenerasi/menyembuhkan kerusakanya secara
maksimal. Akibatnya,manusia juga yang akan menerima dampaknya yaitu adanya perubahan
global sebagai proses antropogenik yang merisaukan dalam lingkungan hidup.

Maka dari itu,dengan adanya IPTEK maka kita dapat melakukan Penghijauan Teknologi
sebagai Jaminan Kelangsungan Hidup Manusia kelak.

1.2.Tujuan

1.Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Konsep Teknologi

2.Sebagai bahan bacaan yang dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang

IPTEK untuk Kelangsungan Hidup Manusia.

1.3.Rumusan Masalah

1.Apa itu Perubahan Global sebagai Proses Antropogenik?

2.Bagaimana dengan adanya Ledakan Penduduk , Eksploitasi SDA yang tak terkendali dan
Warisan Teknologi abad 20?

3.Apa Tantangan Ilmu Pengetahuan Alam di abad 21?

4.Apa itu Penhijauan Teknologi Sebagai Jaminan Kelangsungan Hidup manusia?

1.4. Sumber Data dan Pengumpulan Data


Sumber data yang kami gunakan berasal dari pengumpulan data media internet yang dapat
memberikan informasi tentang IPTEK untuk Kelangsungan Hidup Manusia sebagai ruang
lingkup dalam makalah ini.

BAB II
Pembahasan

2.1.Perubahan Global sebagai Proses Antropogenik

Perubahan iklim antropogenik (anthropogenic climate change) telah diakui sebagai tantangan
terberat yang sekarang dihadapi umat manusia. Perubahan iklim memberi dampak terhadap
segala macam kehidupan di dunia, yaitu kehidupan flora, fauna, dan manusia. Sejak 1860,
mulai secara sistematik dilakukan pengamatan, pengukuran, serta pencatatan iklim dan dite-
mukan bahwa temperatur dunia terus naik dengan kecepatan yang makin meningkat.
Perubahan iklim adalah proses yang berkembang lambat dengan hasil yang relatif kecil,
tetapi cukup bermakna untuk menyebabkan kejadian-kejadian cuaca ekstrim (extreme
weather events) seperti gelombang panas, banjir, kekeringan, badai, dan last-not-least
kenaikan permukaan air laut. Kenaikan permukaan air laut (sea-level rise) di kepustakaan
masih kurang mendapat perhatian, tetapi justru untuk Indonesia sebagai negara kepulauan
sangat penting dan akan diberi perhatian khusus.

Pada awal pengamatan iklim, ditemukan suatu kenaikan temperatur dunia dan fenomena ini
diberi nama pemanasan dunia (global warming). Pada 2001, semua hasil pengamatan dan
penelitian diuji ulang oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dengan
kesimpulan bahwa pemanasan dunia bukan suatu kejadian alamiah, tetapi hasil perbuatan
manusia sehingga namanya diganti menjadi perubahan iklim antropogenik.

Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara
statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga
berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata,
contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan
iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah bumi.

Dalam penggunaannya saat ini, khususnya pada kebijakan lingkungan, perubahan iklim
merujuk pada perubahan iklim modern. Perubahan ini dapat dikelompokkan sebagai
perubahan iklim antropogenik atau lebih umumnya dikenal sebagai pemanasan global atau
pemanasan global antropogenik.

Penyebab Perubahan Iklim Global :

Pemanasan global sedang terjadi


Peningkatan temperatur global adalah dampak dari aktivitas manusia
Dengan tren yang ada sekarang, temperatur yang bersifat ekstrem, gelombang panas,
dan hujan lebat akan terus mengalami peningkatan frekuensi. Temperatur bumi dan
lautan akan terus meningkat dalam milennium selanjutnya.

2.2.Ledakan penduduk,Eksploitasi Sumber Daya Alam yang Tak Terkendali dan


Warisan Teknologi abad 20

Ledakan penduduk adalah pertumbuhan penduduk di suatu negara secara cepat dan tiba-tiba
serta tidak terkendali. Dalam konteks ke-Indonesiaan, masalah ledakan penduduk mulai
terasa di akhir tahun 1960-an. Data statistik dari sensus ke sensus membuktikan bahwa
sampai kini kita harus jujur belum berhasil melampaui masalah ledakan penduduk. Sensus
tahun 1971 menyebut jumlah penduduk Indonesia 119,2 juta. Dua puluh tahun kemudian
jumlah ini merangkak naik menjadi 179,4 juta (sensus 1990). Prediksi awal penduduk
Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 234,2 juta jiwa. Hasil sensus tahun 2010 penduduk
Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa, lebih besar 3,4 juta dari proyeksi.

Selama 25 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia telah meningkat menjadi hampir dua
kali yaitu dari 119,2 juta pada tahun 1971 menjadi 195,29 juta pada tahun 1995 dan menjadi
198,20 juta pada tahun 1996. Namun demikian, tingkat pertumbuhan penduduk telah turun
secara cepat yaitu 2,32 persen pada periode tahun 1971-1980 menjadi 1,98 persen pada
periode tahun 1980-1990 dan pada periode tahun 1990-1996 menjadi 1,69 persen.

Terdapat perbedaan yang sangat mencolok tentang laju pertumbuhan penduduk bila dilihat
menurut propinsi pada periode tahun 1990-1996. Angka terendah sebesar 0,01 persen pada
propinsi DI Yogyakarta dan tertinggi sebesar 4,39 persen pada propinsi Kalimantan Timur.

Dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan Penduduk tingkat nasional terdapat 9 propinsi


yang tingkat pertumbuhannya dibawah 1,69 persen, yaitu propinsi Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara
dan Sulawesi Selatan.

Ledakan penduduk tidak bisa diprediksi karena beragam faktor sosial. Meski tak terprediksi,
ledakan penduduk bisa ditangani. Dampaknya yang buruk membuat kapasitas bumi terancam.
Kehawatiran segelintir orang terhadap dampak ledakan penduduk semakin meningkat. Sikap
optimis mencari solusi masalah terkadang berbuah manis. Di kalangan pemerintah, ledakan
penduduk tak pernah luput dari pembicaraan nasional. Kebijakan yang ditempuh terkadang
belum menyentuh akar masalah yang menimbulkan suatu masalah baru. Untuk itu, penangan
masalah kependudukan tidak bisa dilakukan oleh satu instansi. Kerjasama dengan berbagai
elemen masyarakat menjadi sangat perlu.

Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan ber bagai kebutuhan, mulai dari
pangan, sandang, maupun permukiman. Dibutuh kan juga sumber daya alam lainnya seperti
tanah, air, energi, mineral, dan lainnya yang diambil dari persediaan sumber daya alam di
bumi.

Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk kepentingan manusia menyebabkan
menipisnya persediaan sumber daya alam, bahkan sisa-sisa pengelolaan berbagai barang
akhirnya menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Beberapa contoh mengenai
terjadinya bencana lingkungan akibat pencemaran dan lainnya adalah sebagai berikut.

a. Terjadinya erosi dan banjir di berbagai bagian bumi.


b. Terganggunya udara di kota London dan Los Angeles karena udara tercemar oleh asap
berbagai industri sehingga mengganggu kesehatan penduduk.
c. Malapetaka yang terjadi di Ethiopia (Afrika) 1980, yakni kegagalan panen akibat
kekeringan yang menyebabkan kelaparan dan kematian, berawal dari pertumbuhan
penduduk yang tinggi, penggundulan hutan, erosi tanah yang meluas, dan kurangnya
dukungan terhadap program pertanian.
d. Pencemaran limbah industri dan rumah tangga me nyebabkan pencemaran air tanah dan air
permukaan. Hujan asam di berbagai kota termasuk di DKI Jakarta me nyebabkan timbulnya
berbagai penyakit, kerusak an, dan kematian tanaman pertanian serta kerusakan hutan.
e. Pencemaran yang disebabkan karena kecelakaan, misalnya bocornya pabrik pestisida di
Bhopal (India) dan kecelakaan pusat listrik tenaga nuklir di Chernobyl (Rusia) telah
menimbulkan banyak kerugian.
Dampak dari Akibat Ledakan Penduduk

1.Ketersediaan Udara Bersih


Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih
banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak
oksigen yang diperlukan. Namun kebersihan udara tidak semata-mata ditentukan oleh kadar
oksigen saja. Gas-gas lain yang ada di udara seperti karbon dioksida, oksigen nitrogen dan
oksigen belerang juga mempengaruhi kualitas udara. Apabila kandungan gas-gas ini
meningkat, maka dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar. Bertambahnya pemukiman,
alat transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi,
bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi.
Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen
(NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran
yang tidak sempurna. Jadi kamu dapat memahami bahwa akan semakin sulit mencari udara
bersih di daerah perkotaan dan kawasan industri. Padahal penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kesehatan seseorang akan menurun dengan banyaknya zat pencemar di udara.
Idealnya semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak.
Oleh karena itu pemerintah kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan penanaman
pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota
untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.

2.Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah
populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak.
Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi
pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan
gizi atau bahkan kurang pangan. Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hamper
tidak ada lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan
pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi kenaikan
jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.
Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudul Essay
on The Principle of Population. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk
mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret hitung. Jadi
semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan pangan. Padahal
pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kekurangan pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan
perlu digalakkan. Penduduk yang kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada
fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia, dan beri-beri.

3.Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk
mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian
produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu
pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan
pertanian. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu
merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang
terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan
penduduk.
4.Ketersediaan Air Bersih
Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah, air permukaan,
dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin bertambah
dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air
dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat
menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam
industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah
penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
5.Pencemaran lingkungan
Kepadatan populasi manusia berpengaruh pada kondisi ekosistem. Aktivitas manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan.
Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan
ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan
gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk
mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak
dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak
terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta
dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung
lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak
terjamin.
DAMPAK EKSPLOITASI BERLEBIHAN TERHADAP SUMBER DAYA ALAM

Eksploitasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan tanpa memperhatikan aspek


peran dan fungsi alam ini terhadap lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana
alam seperti tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global hingga bencana lumpur
panas Sidoarjo yang sangat merugikan masyarakat.
Bencana tanah longsor disebabkan oleh penggundulan yang dilakukan oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan. Ketika hutan dalam keadaan
gundul maka formasi tanah akan menjadi larut dan menggelincir diatas bidang licin pada saat
terjadi hujan. Sehingga bencana banjir yang disertai tanah longsor tidak dapat dihindarkan
lagi.
Bencana banjir yang selalu terjadi setiap tahun hampir di seluruh wilayah Indonesia
disebabkan oleh polah tingkah manusia yang suka membuang sampah sembarangan yang
mengakibatkan rusaknya tata guna lahan dan air. Tata guna lahan dan air menyebabkan laju
erosi dan frekuensi banjir meningkat.
Eksploitasi hutan di daerah hulu yang dapat menghilangkan fungsi hutan di daerah
hulu sebagai penutup lahan terhadap tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan aliran
permukaan juga dapat menyebabkan banjir. Pembangunan dan penataan sarana-sarana fisik
yang tidak teratur dan pengguanaan lahan yang tidak seimbang di kota-kota besar seperti
Jakarta merupakan salah saru sebab ibu kota negara ini tidak pernah absen dari bencana
banjir. Contoh: Tidak diperhatikannya aspek drainase, banyaknya bangunan di bantaran
sungai, berubahnya fungsi lahan dan lain-lain.
Setelah musim hujan usai dan bencana banjir sementara telah pergi, kemudian
bencana kabut asap akan terjadi di musim kemarau. Hampir disetiap musim kemarau kita
melihat kasus-kasus kabut asap yang terjadi akibat pembakaran hutan oleh pihak-pihak yang
ingin mendapatkan secuil keuntungan pribadi melalui permbuatan lahan baru di hutan.
Pembakaran yang dilakukan umumnya hanya menggunakan alat pengendali api seadanya
sehingga laju api tidak dapat dikendalikan sehingga kabut asap tebal menyelimuti wilayah
tersebut.

Masalah lingkungan yang tidak habis-habisnya dibicarakan oleh msyarakat dunia adalah
masalah pemanasan global (Global Warming). Industrialisasi di seluruh dunia menyebabkan
polusi CO2 diudara meningkat dengan cepat menyebabkan terjadinya bencana pemanasan
global. Akibatnya terjadi perubahan iklim dan kenaikan air laut yang menyebabkan abrasi
pantai.
Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada bulan Juni
2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan formasi batuan
sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.

Banyak sekali eksploitasi sumber daya alam yang membawa dampak terhadap kehidupan.
Segala kegiatan pembangunan yang berlangsung diharapkan tidak hanya mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga harus mampu menjaga kelestarian
sumber daya alam. Sehingga alam tidak akan kehilangan fungsinya sebagai pengendali
keseimbangan kehidupan. Oleh karena itu setiap pembangunan yang dilakukan harus
berwawasan lingkungan mengenalisis mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi.

Warisan Teknologi di Abad 20

Sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi diawal abad 21 merupakan hasil penemuan
mutakhir di abad 20. Sepanjang abad 20, telah terjadi perubahan teknologi yang sulit
dibayangkan sebelumnya, terutama teknologi transistor pada tahun 1950-an yang
berkembang menjadi prosesor hingga chip-chip super kecil yang terpasang pada berbagai
aplikasi canggih. Belum lagi teknologi nuklir yang membawa Amerika menjadi negara
Superpower hampir selama 1 abad yang sebelumnya dipegang oleh Kerajaan Inggris di abad
18 dan 19. Ada begitu banyak penemuan-penemuan ilmu dan teknologi yang telah mengubah
dunia yang kuno pada awal abad 20 menjadi dunia serba canggih di abad 21.

Ada 6 penemuan yang merubah dunia ini,yaitu penemuan pesawat udara,penemuan


mobil,pembangunan bangunan tinggi dan pencakar langit,penggunaan tenaga nuklir
,penemuan komputer serta penemuan handphone di abad 20.

2.3.Tantangan Ilmu Pengetahuan Alam di Abad


Perkembangan ilmu pengetahuan telah menjadi sebuah mata rantai kehidupan yang tak bisa
dipisahkan dengan kehidupan dan eksistensi manusia. Ilmu pengetahuan yang semakin maju
menjadi bukti nyata akan pemikiran manusia yang semakin kompleks. Hasil-hasil pemikiran
manusia dalam keilmuan ini dapt dilihat melalui kemajuan dalam berbagai bidang, seperti
dalam bidang teknologi dan komunikasi, kita telah mengenal komputer, laptop, ponsel, i-pad,
dan internet, serta diluncurkannya satelit yang saat ini mengorbit bumi untuk membantu
proses transmisi. Selain itu, di bidang kedokteran kita telah tak asing dengan istilah
kemoterapi, kloning, vaksin, dan USG. Semua kemajuan ilmu pengetahuan itu diciptakan
dengan tujuan membantu manusia dalam menjalani hidupnya. Akan tetapi, perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin maju ini juga diiringi dengan tantangan yang semakin berat
jua. Ilmu pengetahuan yang semakin kompleks dan penemuan dalam berbagai segi yang
semakin mutakhir menjanjikan risiko yang semakin tinggi pula, baik bagi manusia maupun
ilmu pengetahuan itu sendiri.

1. Perkembangan Sains dan Teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


(IPTEK) di masa depan diprediksi akan:

Perkembangan signifikan pada bidang fisika, serta inovasi dan aplikasi terhadap
penelitian laser.
Pemurnian bidang proses kontrol sistem pada studi mekanik, biologi, dan elektronik
Meningkatnya kualitas, fungsi, dan penggunaan media massa
Usaha restorasi lingungan
Peningkatan fungsi komputer dan gadget
Kerja sama internasional di bidang dagang, perekonomian, teknologi, dan
komunikasi-informasi
Robot-robot dan mesin-mesin pengganti tenaga manusia; hal ini berpotensi
menyebabkan meningkatnya pengangguran.
Perkembangan pesat di sektor bioteknologi, genoteknologi, dan ekoteknologi

1. Tantangan yang Dihadapi Ilmu di Masa Depan

Menurut John Naisbit, pada era informasi muncul fenomena mabuk teknologi, yang ditandai
dengan beberapa indikator, yaitu:

1. Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.


2. Masyarakat takut dan memuja teknologi.
3. Masyarakat mengaburkan antara yang nyata dan yang semu.
4. Masyarakat menerima kekerasan sebuah hal yang wajar.
5. Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan.
6. Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tantangan utama dalam keilmuan lebih
terfokus pada sikap manusia dalam menghadapi perkembangan ilmu itu sendiri. Kita memang
membutuhkan pengembangan ilmu demi kemudahan dalam menjalani kehidupan.

Berikut beberapa Tantangan Sains di masa depan:

1) Perubahan Global.

Pada tahun tahun 1989 The Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) menerbitkan hasil simposium yang diadakan di Paris dalam bentuk
buku yang diberi judul One World or Several. Dalam buku tersebut menyebutkan tujuh
masalah besar yang dihadapi manusia masa depan. Ketujuh masalah itu ialah (1) Reaktivasi
dunia secara menyeluruh, (2) Globalisasi versus regionalisasi, (3) Pengembangan sumber
daya menusia dan pengelolaan pemerintah, (4) Kontrak pembangunan (5) Pendirian regiun
energi internasional menghadapi perubahan lingkungan yang semakin destruktif, (6) Migrasi
internasional, (7) Memikirkan kembali nasib buruh-buruh negara agraris (Amin Rais dalam
Tuhuleley,1993). Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi semakin
kompleks dan menyeluruh.

2) Pendidikan Global.

Sistem pendidikan global menuntut para siswanya untuk memiliki wawasan global untuk
mempersiapkan diri era globalisasi. Melelui pendidikan global, para siswa diharapkan
mampu bertindak lokal namun memiliki pemikiran global. Metode pembelajaran seperti ini
telah diterapkan di negara-negara maju dengan kualitas HDI (Human Development
Intelectual) yang tinggi. Untuk Indonesia, konsep pendidikan seperti ini masih belum
diterapkan secara optimal.

3) Kesenjangan Pemahaman IPTEK, Pendidikan, dan HDI.

Kesenjangan pemahaman IPTEK dan kualitas pendidikan serta rendahnya angka HDI di
Indonesia khususnya terjadi karena dua faktor, yaitu sumber daya manusia ( SDM ) yang
kurang memadai dan finansial yang masih sangat rendah.

4) Perubahan Tatanan Kehidupan Sosial dan Moral.


Kehidupan bermasyarakat di masa yang akan datang menunjukkan struktur masyarakat yang
cenderung individualis. Kualitas moral masyarakat pun terancam menurun karena cepatnya
penyerapan budaya asing.

5) Kependudukan dan Ketenagakerjaan.

Di negara-negara industri maju, pertambahan penduduk 1% bahkan beberpa negara


mendekati 0%, sehingga tahun 2025 jumlah penduduk di negara ini sekitar 1,4 milyar.
Sedang di negara-negara berkembang pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 6,8 milyar.
(Brundland,1987 dalam Sumantri, 1988). Sementara itu di Indonesia pada tahun 2020 jumlah
penduduk mencapai 250 juta jiwa dan tahun 2050 menjapai 350 juta jiwa. Rata-rata
pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 1,8% pertahun. Tingginya pertumbuhan
penduduk ini menimbulkan sejumlah permasalaha dalam kehidupan di Indonesia. Masalah
kekurangan lahan tempat tinggal dan kurangnya lapangan pekerjaan akan menjadi tantangan
yang berat di masa depan.

6) Permasalahan Lingkungan Hidup.

Sehubungan dengan bertambahnya jumlah penduduk, ditambah dengan kegiatan industri


berpotensi memberi dampak negatif bagi lingkungan. Fenomena pemanasan global telah
menjadi bukti nyata rusaknya lingkungan hidup. Ditambah lagi dengan punahnya sejumlah
flora dan fauna langka dari bumi yang mengurangi kekayaan ragam kehidupan.

2.4.Penghijauan Teknologi sebagai Jaminan Kelangsungan Hidup Manusia

Teknologi Ramah Lingkungan adalah sebuah metode atau sistem untuk mencapai tujuan
tertentu yang mana dalam pelaksanaannya mengacu pada wawasan lingkungan dan atau
memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan di sekitarnya. Dari pengertian tersebut telah
mengilhami lahirnya bermacam-macam teknologi terapan, yang aman sekaligus bersahabat
dengan makhluk hidup ataupun alam di sekitarnya. Teknologi yang di maksud kini telah
banyak beredar meliputi beberapa aspek dalam kehidupan manusia, termasuk dalam sektor
elektronik konsumen. Di akui memang, untuk bisa mendapatkan teknologi ini dibutuhkan
biaya cukup mahal bila dibandingkan membeli peralatan dengan teknologi konvensional.
Kondisi tersebut tentu menjadi tantangan bagi kita utamanya para pengembang untuk
menciptakan teknologi hijau yang ramah akan lingkungan namun juga terjangkau harganya
(murah). Berikut ini adalah contoh teknologi ramah lingkungan serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Kehidupan

Mesin Tenaga Angin (Wind Power)


Mesin Tenaga Surya (Solar Power)
Hidroelektrik (Hydroelectricity)
Mobil Tenaga Listrik (Electric Car)
Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
Toilet Pengomposan (Composting Toilet)
Kulkas atau lemari pendingin Non Freon
Pendingin ruangan (AC) Non Freon
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
Pembangkit listrik tenaga panas bumi (Enhanced Geolhermal System)

BAB III
Penutup

3.1.KESIMPULAN dan SARAN

Pada hakikatnya,ilmu pengetahuan memang sumber dari suatu kehidupan yang mana kita
sendiri tidak mengetahui bahwa sampai di mana batas ilmu pengetahuan itu. Dengan Ilmu
Pengetahuan kita dapat melihat,mengamati serta meneliti sesuatu agar dapat kita manfaatkan.

Dengan berkembangnya IPTEK ,maka semakin banyak tantangan yang akan dihadapi oleh
manusia pada masa yang akan datang. Salah satunya adalah terjadinya permasalahan di
lingkungan. Manusia harus membuat sebuah terobosan pada Teknologi agar kelangsungan
hidup manusia dapat berlanjut.

Maka dari itu,mulailah kita peduli pada Lingkungan kita sendiri. Jangan merusak lingkungan
dengan penemuan canggih yang tidak memberikan solusi untuk lingkungan.
Daftar Pustaka

http://iklimkarbon.com/2010/05/04/penyebab-perubahan-iklim/

http://ssbelajar.blogspot.com/2012/04/dampak-kependudukan.html

http://mohaaan.blogspot.com/2012/11/dampak-ekploitasi-terhadap-ekosistem.html

http://nusantaranews.wordpress.com/2009/03/18/20-penemuan-abad-20-yang-mengubah-
dunia/

http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/tantangan-dan-masa-depan-ilmuwan-
dalam-zaman-global/

http://iteknologi-informasi.blogspot.com/2013/09/pengertian-teknologi-ramah-
lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai