OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Promosi Kesehatan tentang Satuan Acara Pembelajaran
Mengenal dan Mengendalikan Hipertensi pada Remaja dengan baik.
Banyak hambatan yang kami lalui selama melaksanakan praktek kerja lapangan maupun
selama dalam penyusunan laporan praktek klinik keperawatan dasar ini. Namun dengan
adanya dukungan dari beberapa pihak. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
TIM PENULIS
RANCANGAN PEMBELAJARAN
A Pengkajian Keperawatan
1 Faktor Predisposisi
a Riwayat Keperawatan :
Nenek An.A mengatakan bahwa ia lebih menyukai makan jajanan yang tidak
bergizi ketimbang makan makanan yang ada di rumah, dan juga ia tidak suka
memakan sayuran. Saat ditanyakan kepada Ny. I dan neneknya terkait dengan
pengetahuan gizi kurang. Sejakk dilakukan pengkajian, penulis melihat Anak. A
senang sekali untuk jajan, akan tetapi Ny. I tidak melarang ataupun menasihatiny.
Ny. I mengatakan sudah sering sekali menasihati namun tidak didengarkan oleh
anaknya.
b Keadaan fisik :
Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh : TD : 120/700 mmHg, N : 88 x/menit, RR :
20 x/menit, S : 36OC, BB : 21 kg TB : 133 cm dan IMT : 11.9 m/kg.
c Kesiapan Belajar
Keluarga Tn.T tertarik untuk mempelajari, mengapa An. A kurus dan terlihat lebih
sayu ketimbang anak anak lain, pahal anaknya suka makan jajan jajanan di dekat
rumahnya.
d Motivasi
Motivasi keluarga Tn. T untuk mempelajari gizi kurang yang dialami anaknya
sangat kuat. Mereka mengatakan akan melakukan apapun yang harus dilakukan
agar An. A tetap sehat dan tidak mengalami penyakit yang serius dari kurang gizi
yang dialaminya.
e Kemampuan Membaca
Keluarga Tn. T maupun istrinya Ny. I mempunyai kemampuan membaca dan
menulis dengan baik. Ketika diberikan bahan bacaan berupa leaflet tentang
mengenal gizi kurang pada anak - anak, mereka mengatakan lebih menyukai
belajar dengan cara tanya jawab dan menyukai bacaan yang bergambar dan mudah
diingat.
Rumah Tn.B dekat dari puskesmas dan dapat dijangkau dengan naik motor atau
berjalan kaki. Selain itu, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) tempat keluarga
Tn.B tinggal, setiap bulan selalu memberikan pelayanan, termasuk didalamnya
pengecekkan tekanan darah gratis. Begitu juga Unit Kesehatan yang ada di Sekolah,
memberikan pelayanan kepada siswanya untuk dapat mengecekkan tekanan darahnya
setiap saat.
B Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan, perawat berusaha merumuskan
diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.
C Perencanaan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk menyelesaikan diagnosa-diagnosa
keperawatan tersebut adalah berupa Pendidikan Kesehatan yang ditujukan kepada
keluarga An. A. Sebelum melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat terlebih dahulu
RANCANGAN PEMBELAJARAN ( SATPEL ). Berikut adalah rancangan pembelajaran
yang dikembangkan oleh perawat untuk masing-masing diagnosa keperawatan.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
A Diagnosa Keperawatan :
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
B Pokok Bahasan : Mengenal dan Mengendalikan Hipertensi pada Remaja
C Permasalahan : Kurangnya informasi mengenai hipertensi pada remaja
D Sasaran : Keluarga Tn.B
E Tempat dan waktu
a Hari/Tanggal : Minggu, 05 Maret 2017
b Waktu : 10.00-10.30
c Tempat : Rumah keluarga Tn.B
F Tujuan
1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, keluarga Tn.B mampu mengenali dan
mengendalikan hipertensi yang terjadi pada remaja.
2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi pada remaja selama 30
menit, keluarga Tn.B akan mampu :
a Menjelaskan pengertian hipertensi pada remaja
b Menjelaskan gejala hipertensi pada remaja
c Menjelaskan faktor resiko hipertensi pada remaja
d Menjelaskan upaya pencegahan hipertensi pada remaja
G Materi
1 Pengertian hipertensi pada remaja
2 Gejala hipertensi pada remaja
3 Faktor resiko hipertensi pada remaja
4 Upaya pencegahan hipertensi pada remaja
H Metode Pembelajaran
1 Ceramah
2 Tanya Jawab
I Alat Bantu Pembelajaran
1 Flip Chart (lembar balik)
2 Leaflet
J Kegiatan Belajar Mengajar
N KEGIATAN
TAHAPAN WAKTU
O PENYULUHAN AUDIENCE
1. Fase pra Orientasi 2 menit Memberi salam, Menjawab salam
memperhatikan sikap
dan tempat yang
nyaman bagi klien
dan keluarga Mendengarkan
Memperkenalkan diri Menyimak
Menyampaikan
tentang tujuan pokok Menyimak
materi
Menyampaikan Bertanya
pokok pembahasan
Menjelaskan Menyetujui dan
kegiatan penyuluhan memberi salam
Kontrak waktu
Pengertian
Klien menyimak
hipertensi pada
dan aktif bertanya
remaja
Gejala hipertensi
pada remaja
Faktor resiko
hipertensi pada
remaja
Upaya pencegahan
hipertensi pada
remaja
K Evaluasi
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses
pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
lisan dan tanya jawab.
Pertanyaan lisan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hipertensi pada remaja !
Menurut Joint National Commite VII (2004) untuk usia 18 tahun ke atas, tekanan
darah dikatakan tinggi bila hasil pengukuran menunjukkan angka 140/90 mmHg atau
lebih untuk tekanan darah sistolik dan atau tekanan darah diastolik. Sementara untuk
anak-anak dan remaja hingga usia 17 tahun dikatakan hipertensi jika tekanan darah
sistolik dan atau tekanan darah diastolik berada pada 95 persentil menurut jenis
kelamin, usia dan tinggi badan sedikitnya pada tiga kesempatan pengukuran tekanan
darah yang berbeda.
4. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi pada
remaja ?
Yang pertama adalah dengan memodifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan dengan
membatasi asupan garam tidak lebih dari - sendok teh (6 gram/hari), menurunkan
berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Yang
kedua dengan aktifitas fisik atau olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan
perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Dan yang terakhir dengan berhenti
merokok, karena dengan berhenti merokok dapat menurunkankan faktor risiko
tekanan darah tinggi dengan mengurangi kemungkinan kerusakan pembuluh darah
yang dapat menimbulkan serangan jantung atau stroke
MATERI PEMBELAJARAN
Kementrian Kesehatan. 2014. Hipertensi. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI
Nur Hidayat,Saiful. 2014. Faktor Resiko Penyakit Kardiovaskuler pada Remaja di Ponorogo.
Universitas Muhamadiyah Ponorogo
Saing, Johannes, H. 2005. Hipertensi pada Remaja. Sari Pediatri, Vol. 6, No. 4, pp : 159-165