Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

Mengenal Gizi Seimbang pada Anak


Dosen Pembimbing : Ii Solihah, SKp, MKM

OLEH :

Hana Kamilah (P17120015012)


Tesya Andri W (P171200150

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Promosi Kesehatan tentang Satuan Acara Pembelajaran
Mengenal dan Mengendalikan Hipertensi pada Remaja dengan baik.

Banyak hambatan yang kami lalui selama melaksanakan praktek kerja lapangan maupun
selama dalam penyusunan laporan praktek klinik keperawatan dasar ini. Namun dengan
adanya dukungan dari beberapa pihak. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ani selaku direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta 1


2. Bapak Tarwoto selaku Kepala Jurusan Keperawatan Poltekkes Jakarta 1
2. Ibu Ii Solihah selaku dosen koordinator mata kuliah Promosi Kesehatan
3. Dosen dan Staf Jurusan Keperawatan Poltekkes Jakarta 1
Penulis menyadari teknik menyusun dan materi yang penulis sajikan ini masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan untuk untuk penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Februari 2017

TIM PENULIS
RANCANGAN PEMBELAJARAN

Sorang mahasiswa keperawatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


melakukan kunjungan rumah ke keluarga didapatkan hasil anak. A usia (11 tahun) merupakan
anak dari Tn. T, 50 tahun dan Ny. I, 30. Tn. T mengatakan saat ini ia bekerja sebgai supir
angkutan umum, penghasilannya tiap bulan tak menentu Rp 1.000.000,00 dan Ny. I bekerja
sebagai office girl disebuah mall di daerah Jakarta Selatan dengan gaji sebesar Rp
2.400.000,00/bulan. A merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, dimana adiknya yang
pertama berumur 9 tahun dan adik kedua berumur 7 tahun dan adik yang terakhir berumur 4
tahun.
Saat berkunjung ke rumah Anak. A didapati hasil bahwa Anak. A jarang sekali
mendapat asupan makanan bergizi. Ny. I mengatakan anaknya sulit makan, anaknya akan
teratur makan jika benar benar diperhatikan olehnya. Karena kesibukan bekerja ia menitipkan
anaknya kepada neneknya, yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Saat dilakukan pengkajian
kepada neneknya, neneknya mengatakan Anak. A lebih suka makan jajanan yang ada di
sekitar rumahnya sehingga tidak bernafsu makan lagi untuk makan makanan di rumah. Saat
neneknya memasak sayur mayur Anak. A hanya mengkonsumsi air dari sayur mayur tersebut.
neneknya juga mengatakan Anak. A hanya makan nasi dengan telur saja. Dari hasil
pemeriksaan fisik diperoleh : TD : 120/700 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 20 x/menit, S :
36OC, BB : 21 kg TB : 133 cm dan IMT : 11.9 m/kg tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, sclera anikterik, reflek pupil isokor, konjungtiva Anemis, fungsi penglihatan normal,
fungsi pendengaran normal, sistem bicara normal, fungsi pernafasan baik, tidak sesak, suara
nafas vesikuler, capillary refill time 2 detik, turgor kulit elastis, warna kulit pucat.

A Pengkajian Keperawatan
1 Faktor Predisposisi
a Riwayat Keperawatan :
Nenek An.A mengatakan bahwa ia lebih menyukai makan jajanan yang tidak
bergizi ketimbang makan makanan yang ada di rumah, dan juga ia tidak suka
memakan sayuran. Saat ditanyakan kepada Ny. I dan neneknya terkait dengan
pengetahuan gizi kurang. Sejakk dilakukan pengkajian, penulis melihat Anak. A
senang sekali untuk jajan, akan tetapi Ny. I tidak melarang ataupun menasihatiny.
Ny. I mengatakan sudah sering sekali menasihati namun tidak didengarkan oleh
anaknya.
b Keadaan fisik :
Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh : TD : 120/700 mmHg, N : 88 x/menit, RR :
20 x/menit, S : 36OC, BB : 21 kg TB : 133 cm dan IMT : 11.9 m/kg.
c Kesiapan Belajar
Keluarga Tn.T tertarik untuk mempelajari, mengapa An. A kurus dan terlihat lebih
sayu ketimbang anak anak lain, pahal anaknya suka makan jajan jajanan di dekat
rumahnya.
d Motivasi
Motivasi keluarga Tn. T untuk mempelajari gizi kurang yang dialami anaknya
sangat kuat. Mereka mengatakan akan melakukan apapun yang harus dilakukan
agar An. A tetap sehat dan tidak mengalami penyakit yang serius dari kurang gizi
yang dialaminya.
e Kemampuan Membaca
Keluarga Tn. T maupun istrinya Ny. I mempunyai kemampuan membaca dan
menulis dengan baik. Ketika diberikan bahan bacaan berupa leaflet tentang
mengenal gizi kurang pada anak - anak, mereka mengatakan lebih menyukai
belajar dengan cara tanya jawab dan menyukai bacaan yang bergambar dan mudah
diingat.

2 Pengakjian Faktor Pemungkin


Puskesmas telah memiliki keterampilan memberi penyuluhan kesehatan dengan baik,
karena telah sering dilakukan pelatihan menegnai sistem kardiovaskular, termasuk
hipertensi. Alat bantu penyuluhan berupa Leaflet, booklet, lembar balik, pantom,
dan lain-lain.

Rumah Tn.B dekat dari puskesmas dan dapat dijangkau dengan naik motor atau
berjalan kaki. Selain itu, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) tempat keluarga
Tn.B tinggal, setiap bulan selalu memberikan pelayanan, termasuk didalamnya
pengecekkan tekanan darah gratis. Begitu juga Unit Kesehatan yang ada di Sekolah,
memberikan pelayanan kepada siswanya untuk dapat mengecekkan tekanan darahnya
setiap saat.

3 Pengkajian Faktor Penguat


Keluarga Tn.B mempunyai pandangan yang lebih positif kepada kesehatannya,
sehingga termotivasi untuk ikut dalam program pendidikan kesehatan. Ibu An.A
mempunyai pandangan untuk terus melakukan perubahan yang lebih baik agar
keluarganya terbebas dari hipertensi, dan akan selalu memberikan dukungan moril
kepada anaknya dan suaminya untuk rutin mengecekkan tekanan darahnya di
Puskesmas terdekat.

B Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan, perawat berusaha merumuskan
diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.

C Perencanaan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk menyelesaikan diagnosa-diagnosa
keperawatan tersebut adalah berupa Pendidikan Kesehatan yang ditujukan kepada
keluarga An. A. Sebelum melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat terlebih dahulu
RANCANGAN PEMBELAJARAN ( SATPEL ). Berikut adalah rancangan pembelajaran
yang dikembangkan oleh perawat untuk masing-masing diagnosa keperawatan.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

A Diagnosa Keperawatan :
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
B Pokok Bahasan : Mengenal dan Mengendalikan Hipertensi pada Remaja
C Permasalahan : Kurangnya informasi mengenai hipertensi pada remaja
D Sasaran : Keluarga Tn.B
E Tempat dan waktu
a Hari/Tanggal : Minggu, 05 Maret 2017
b Waktu : 10.00-10.30
c Tempat : Rumah keluarga Tn.B
F Tujuan
1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, keluarga Tn.B mampu mengenali dan
mengendalikan hipertensi yang terjadi pada remaja.
2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi pada remaja selama 30
menit, keluarga Tn.B akan mampu :
a Menjelaskan pengertian hipertensi pada remaja
b Menjelaskan gejala hipertensi pada remaja
c Menjelaskan faktor resiko hipertensi pada remaja
d Menjelaskan upaya pencegahan hipertensi pada remaja
G Materi
1 Pengertian hipertensi pada remaja
2 Gejala hipertensi pada remaja
3 Faktor resiko hipertensi pada remaja
4 Upaya pencegahan hipertensi pada remaja
H Metode Pembelajaran
1 Ceramah
2 Tanya Jawab
I Alat Bantu Pembelajaran
1 Flip Chart (lembar balik)
2 Leaflet
J Kegiatan Belajar Mengajar
N KEGIATAN
TAHAPAN WAKTU
O PENYULUHAN AUDIENCE
1. Fase pra Orientasi 2 menit Memberi salam, Menjawab salam
memperhatikan sikap
dan tempat yang
nyaman bagi klien
dan keluarga Mendengarkan
Memperkenalkan diri Menyimak
Menyampaikan
tentang tujuan pokok Menyimak
materi
Menyampaikan Bertanya
pokok pembahasan
Menjelaskan Menyetujui dan
kegiatan penyuluhan memberi salam
Kontrak waktu

2. Fase Orientasi 3 menit Menggali pengetahuan Aktif menjawab


klien

3. Fase kerja 15 menit Menyampaikan materi :

Pengertian
Klien menyimak
hipertensi pada
dan aktif bertanya
remaja
Gejala hipertensi
pada remaja
Faktor resiko
hipertensi pada
remaja

Upaya pencegahan
hipertensi pada
remaja

4. Fase Terminasi 10 menit Memberi kesempatan Menyimak dan


kepada klien untuk berpartisipasi
bertanya
Menyimpulkan materi
bersama klien Menjawab
Memberikan evaluasi evaluasi
secara lisan

K Evaluasi
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses
pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
lisan dan tanya jawab.
Pertanyaan lisan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hipertensi pada remaja !
Menurut Joint National Commite VII (2004) untuk usia 18 tahun ke atas, tekanan
darah dikatakan tinggi bila hasil pengukuran menunjukkan angka 140/90 mmHg atau
lebih untuk tekanan darah sistolik dan atau tekanan darah diastolik. Sementara untuk
anak-anak dan remaja hingga usia 17 tahun dikatakan hipertensi jika tekanan darah
sistolik dan atau tekanan darah diastolik berada pada 95 persentil menurut jenis
kelamin, usia dan tinggi badan sedikitnya pada tiga kesempatan pengukuran tekanan
darah yang berbeda.

2. Apa saja gejala hipertensi yang dialami oleh remaja ?


Pada remaja tidak ada gejala khusus terjadinya hipertensi. Hanya saja, kita dapat
melihat dari segi pola hidup yang dilakukan oleh remaja seperti sering mengkonsumsi
makanan junk food, makanan asin dan instan, maka remaja tersebut akan beresiko
mengalami hipertensi.
3. Tolong sebutkan faktor resiko atau penyebab dari terjadinya hipertensi pada remaja !
Faktor resiko terjadinya hipertensi ada 2 yaiyu faktor yang tidak dapat diubah dan
faktor yang dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah terdiri dari genetis, ras dan
juga jenis kelamin. Sedangkan faktor yang dapat diubah terdiri dari kebiasaan
merokok, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, asupan garam dan penggunaan alkohol.

4. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi pada
remaja ?
Yang pertama adalah dengan memodifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan dengan
membatasi asupan garam tidak lebih dari - sendok teh (6 gram/hari), menurunkan
berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Yang
kedua dengan aktifitas fisik atau olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan
perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Dan yang terakhir dengan berhenti
merokok, karena dengan berhenti merokok dapat menurunkankan faktor risiko
tekanan darah tinggi dengan mengurangi kemungkinan kerusakan pembuluh darah
yang dapat menimbulkan serangan jantung atau stroke
MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Gizi Kurang


Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat,
lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

B. Penyebab Gizi Kurang


1. Penyebab langsung
Gizi kurang biasanya terjadi karena anak kurang mendapatkan masukan makanan
yang cukup lama. Tidak cukup asal anak mendapatkan makanan yang banyak saja
akan tetapi harus mengandung nutrient yang cukup, yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral.
2. Penyebab tidak langsung
Karena faktor ekonomi, faktor fasilitas rumah dan sanitasi, faktor pendidikan dan
pengetahuan, serta faktor pelayanan kesehatan.

C. Komplikasi Gizi Kurang


1. Pertumbuhan
Anak anak tidak tumbuh memnurut potensial. Protein digunakan sebagai zat
pembakar, sehingga otot otot menjadi lemak dan rambut mudah rontok. Anak anak
yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah keatas rata rata lebih tinggi
daripada yang berasal dari keadaan sosial ekonomi rendah.
2. Produksi tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seseorang kekurangan tenaga
untuk bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas, merasa
lemah, dan produktivitas menurun.
3. Pertahanan tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stress menurun. Sistem imunitas dan antibodi
berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi pilek, batuk, dan diare. Pada anak
anak hal ini dapat membawa kematian.
4. Struktur fungsi otak
Kueang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,
dengan demikian kemampuan berpikir. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya
fungsi otak secara permanen.
5. Perilaku
Baik anak anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku tidak
tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis

D. Tanda dan Gejala


1. Anak tampak kurus
2. Wajah seperti orang tua
3. Kulit keriput
4. Sering terjadi diare kronik atau konstipasi
5. Otot otot mengecil
6. Cengeng, rewel, terkadang apatis
7. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
8. Mata sayu

E. Fungsi Zat Gizi


1. Memberi energi
Zat zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat,
lemak, dan protein. Oksidasi zat zat gizi ini menghasilkan energi
yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan aktivitas. Ketiga
zat gizi terdapat dalam jumlahh paling banyak dalam bahan
pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi
tersebut dinamakan zat pembakar.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Protein, mineral dan air adalah sebagian dari jaringan tubuh. Oleh
karena itu, diperlukan untuk membentuk sel sel baru, memluhara
dan mengganti sel sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi
tersebut dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur proses tubuh
Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses
tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak
sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan
membentuk antibody sebagai penangkal organisme yang bersifat
inaktif. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam
proses proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak
proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua.
Air diperlukan untuk melarutkan bahan bahan yang di dalam
tubuh seperti dalam darah, pembuangan, sisa sisa atau ekskresi
dan lain lain proses tubuh. Dalam fungsi mengatur proses tubuh
ini, protein, mineral, air dan vitamin dinamakan zat pengatur.
DAFTAR PUSTAKA

Joseph T.Flynn. 2011. Obesity Hypertension in Adolescents : Epidemiology, Evaluation, and


Management. The Journal of Clinical Hypertension, vol.13, No. 5

Kementrian Kesehatan. 2014. Hipertensi. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI

Nur Hidayat,Saiful. 2014. Faktor Resiko Penyakit Kardiovaskuler pada Remaja di Ponorogo.
Universitas Muhamadiyah Ponorogo

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan di Indonesia.


Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Saing, Johannes, H. 2005. Hipertensi pada Remaja. Sari Pediatri, Vol. 6, No. 4, pp : 159-165

Anda mungkin juga menyukai