Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

I. NOMOR PERCOBAAN : VI
II. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Ester
III. TUJUAN PERCOBAAN :
III.1. Mensintesis 3 macam ester.
III.2. Mengetahui pengaruh alkohol terhadap reaksi kesetimbangan
pembuatan ester.
III.3. Mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi
kesetimbangan pembuatan ester.
III.4. Mengenal bau khas dari beberapa ester.
IV. DASAR TEORI
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat
mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini
digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya
akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh
sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus
aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen).
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol
dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat.
Terkadang juga digunakan gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini
cenderung melibatkan ester-ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah
cincin benzen). Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik
(reversibel). Persamaan untuk reaksi antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah
alkohol ROH (dimana R dan R bisa sama atau berbeda) adalah sebagai berikut:

INCLUDEPICTURE "http://www.chem-is-try.org/wp-
content/migrated_images/sifat/padding.gif" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://www.chem-is-try.org/wp-
content/migrated_images/sifat/padding.gif" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://www.chem-is-try.org/wp-
content/migrated_images/sifat/padding.gif" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://www.chem-is-try.org/wp-
content/migrated_images/sifat/padding.gif" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://www.chem-is-try.org/wp-
content/migrated_images/sifat/padding.gif" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://www.chem-is-try.org/wp-
content/migrated_images/sifat/padding.gif" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://www.chem-is-try.org/wp-
content/migrated_images/sifat/padding.gif" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://www.chem-is-try.org/wp-

content/migrated_images/sifat/padding.gif" \* MERGEFORMATINET

Jadi, misalnya jika kita membuat etil etanol dari asam etanoat dan etanol, maka
persamaan reaksinya seperti di atas. Asam karboksilat dan alkohol sering
dipanaskan bersama disertai dengan beberapa tetes asam sulfat pekat untuk
mengamati bau ester yang terbentuk. Untuk melangsungkan reaksi dalam skala
tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan asam sulfat pekat) yang
dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada di atas sebuah
penangas air panas selama beberapa menit. Karena reaksi berlangsung lambat dan
dapat balik (reversibel), ester yang terbentuk tidak banyak. Bau khas ester
seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Sebuah cara
sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan menaburkan campuran
reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.
Terkecuali ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut dalam
air dan cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan
alkohol yang berlebih akan larut dan terpisah di bawah lapisan ester. Ester-ester
kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan
pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum
misalnya pada lem) (Clark, 2007).
Reaksi esterifikasi asam karboksilat adalah reaksi pembentukan ester
dengan berbahan dasar asam karboksilat. Ester asam karboksilat ini merupakan
suatu senyawa yang mengandung gugus COOR dengan R yang berbentuk alkil
maupun aril. Katalis yang digunakan dalam esterifikasi dapat berupa katalis asam
atau katalis basa dan berlangsung secara reversibel. Untuk memperoleh rendemen
tinggi dari ester tersebut, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester dengan
menambahkan salah satu pereaksi secara berlebih. Kuat asam dari asam
karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester
(Pratiwi, 2011).
Metil ester dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi yaitu dengan
mereaksikan asam lemak dengan alkohol menggunakan katalis asam. Katalis
asam yang digunakan adalah katalis asam yang selain berfungsi sebagai katalis,
juga berfungsi sebagai penarik air. Hal ini disebabkan karena reaksi esterifikasi
adalah reaksi kesetimbangan yang dapat menghasilkan air. Metil ester asam lemak
komersil disintesis melalui reaksi esterifikasi trigliserida murni, asam lemak,
lemak atau minyak alami dengan metanol menggunakan katalis asam atau basa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produk metil ester yang dihasilkan dari
proses esterifikasi, diantaranya adalah perbandingan (rasio) molar reaktan, dan
waktu reaksi esterifikasi yang digunakan. Reaksi esterifikasi asam laurat menjadi
metil esternya merupakan reaksi yang bersifat reversibel sehingga hasil reaksi
tidak selalu mengikuti perhitungan stoikiometrinya. Rasio molar yang tepat akan
memberikan kondisi optimum dalam reaksi esterifikasi sehingga perolehan
produk dalam jumlah maksimum dan mengurangi kemungkinan bahan berlebih
yang tidak bereaksi. Reaksi yang berlangsung lama memerlukan energi dan biaya
yang lebih besar. Waktu reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi metal ester
yang dihasilkan, setelah waktu optimum tercapai, semakin lama waktu reaksi
berlangsung tidak menambah produk bahkan terjadi penurunan konsentrasi metal
laurat akibat metil ester yang terbentuk terhidrolisis oleh air membentuk asam
lemak kembali. Waktu reaksi yang tepat akan menghemat waktu dan mengurangi
biaya produksi. Dalam reaksi esterifikasi maupun transesterifikasi dibutuhkan
suatu katalis untuk mempercepat reaksi. Tanpa adanya katalis, konversi produk
yang dihasilkan bisa mencapai maksimum tetapi reaksi berjalan lambat.
Menggunakan metode AOAC (1999) yaitu mereaksikan asam laurat
dengan metanol menggunakan katalis basa NaOH, diperoleh rendemen hasil
sintesis sebesar 78,98%. Reaksi transesterifikasi campuran minyak kelapa,
menghasilkan metil ester asam lemak menggunakan katalis asam juga,
menghasilkan rendemen produk yang tinggi sebesar 96,53%. Berdasarkan
informasi tersebut, diharapkan reaksi esterifikasi asam laurat dengan metanol
menggunakan katalis H2SO4 dapat dilakukan dalam kondisi optimum
menghasilkan rendemen yang lebih lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan rasio molar metanol dan waktu reaksi esterifikasi yang
menghasilkan derajat esterifikasi tertinggi (Arfah, 2015).
Asam karboksilat mempunyai gugus fungsi COOH, yang merupakan
produk oksidasi aldehida, sama seperti aldehida yang merupakan produk oksidasi
alkohol primer (perubahan anggur menjadi cuka ialah oksidasi dua langkah yang
dimulai dari etanol berubah menjadi asetaldehida kemudian menjadi asam asetat).
Alkohol memiliki gugus fungsi OH yang melekat pada rantai alkil.
Alkohol yang paling sederhana ialah metanol (CH3OH), yang dibuat dari gas
sintesis. Alkohol yang lebih tinggi berikutnya, etanol (CH3CH2OH), dapat dibuat
dari fermentasi gula. Meskipun fermentasi merupakan sumber utama etanol untuk
minuman beralkohol dan untuk gasohol (bahan bakar mobil yang terbuat dari
90% bensin dan 10% etanol), cara ini tidak banyak dimanfaatkan dalam produksi
skala industri.
Alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol
tersier yang masing-masing memiliki sifat kimia yang berbeda. Alkohol primer
merupakan alkohol dimana atom karbon yang dilekati gugus OH tidak
mempunyai atom karbon (hanya dilekati atom hidrogen). Contoh dari alkohol
primer adalah metanol. Alkohol sekunder merupakan alkohol dimana atom karbon
yang dilekati gugus OH mempunyai dua atom karbon (dalam dua gugus metil)
yang melekat padanya. Sedangkan alkohol tersier merupakan alkohol dimana
atom karbon yang dilekati gugus OH mempunyai tiga atom karbon (dalam dua
gugus metil) yang melekat padanya.
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol atau fenol menghasilkan ester,
membentuk air sebagai produk lainnya. Contohnya ialah asam asetat dengan
metanol menghasilkan metil asetat.
Penamaan ester diawali dengan nama gugus alkil dari alkohol (gugus metal dalam
hal ini), diikuti dengan nama asam karboksilat dengan akhiran at (asetat). Salah
satu ester yang paling penting dalam produksi komersial ialah vinil asetat.
Ester tidak berwarna dan merupakan cairan atsiri, yang sering memiliki
bau yang enak. Banyak ester secara alami terdapat dalam bunga dan buah. Isoamil
asetat dihasilkan dalam apel ketika masak dan memberikan cita rasa dan bau buah
ini. Benzil asetat, ester yang terbentuk dari asam asetat dan benzil alkohol ialah
komponen utama dari minyak melati dan digunakan dalam pembuatan parfum
(Oxtoby, 1986).
Berbagai metode pembuatan ester telah dikembangkan. Salah satunya
metode umum yang digunakan adalah reaksi alkohol dengan asam karboksilat.
Pada reaksi ini, asam sulfat ditambahkan sebagai pendehidrasi (katalis). Pada
sintesis ester, asam asetat melepaskan gugus OH dan alkohol melepaskan gugus
H yang dikeluarkan sebagai H2O. Reaksi tersebut adalah reaksi kesetimbangan.
Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang banyak, dilakukan dengan salah
satu pereaksi agar kesetimbangan bergeser ke arah produk.
Untuk memproduksi ester dalam jumlah banyak, metode tersebut kurang
efisien dan tidak praktis sebab tetapan kesetimbangan reaksi ini relatif kecil
(Kc=3). Oleh karena tetapan kesetimbangan kecil, produk yang dihasilkan pun
sedikit. Di industri, ester disintesis dalam dua tahap. Pertama, asam karboksilat
diklorinasi menggunakan tionil klorida menjadi asil klorida. Selanjutnya, asil
klorida direaksikan dengan alkohol menjadi ester.
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis
ester disebut juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain adalah mengubah
ester menjadi alkohol dan garam yang berasal dari turunannya. Misalnya,
hidrolisis etil asetat. Proses hidrolisis berlangsung sempurna jika dididihkan
dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan merupakan reaksi
kesetimbangan sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion
alkoksida mengikat proton dari asam karboksilat dan membentuk alkohol yang
tidak membentuk kesetimbangan.
C2H5COOC2H5 + H2O C2H5COOH + C2H5OH
C2H5COOC2H5 + NaOH C2H5COONa + C2H5OH
Ester asam karboksilat dengan massa molekul relatif rendah umumnya
tidak berwarna, berwujud cair, mudah menguap, dan memiliki bau yang sedap.
Ester-ester ini umumnya memiliki rasa buah.

Isoamil Asetat (Esens Apel)


Ester-ester ini banyak ditemukan dalam buah-buahan dan bunga. Ester
banyak digunakan sebagai esens buatan yang berbau buah-buahan. Misalnya, etil
asetat (pisang), amil asetat (nanas), oktil asetat (jeruk), dan etil butirat (stroberi).
Terdapat beberapa ester penting yang diturunkan dari asam anorganik.
Misalnya, nitrogliserin, yakni suatu ester yang diperoleh melalui reaksi asam
nitrat dengan gliserol dalam asam sulfat pekat. Nitrogliseron merupakan cairan
seperti minyak dan mudah meledak. Jika disisipkan ke dalam absorben tertentu,
disebut dinamit (Sunarya dan Agus, 2007).

V. ALAT DAN BAHAN


V.1. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gelas arloji
4. Pipet tetes

V.2. Bahan
1. Asam Asetat Glasial
2. Asam Sulfat 6M
3. Butanol
4. Metanol
5. Asam Benzoat
6. Isoamil Alkohol
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Sintesis dan Identifikasi Ester

1 mL Asam Asetat Glasial +


1 mL Isoamil Alkohol

ditambahkan

10 tetes Asam Sulfat 6 M

dimasukkan ke tabung reaksi

dipanaskan di penangas selama

10 menit

dibandingkan bau yang terbentuk

B. Esterifikasi dengan Alkohol Berlebih

3 mL Asam Asetat 3 mL Asam Asetat 3 mL Asam Asetat


Glasial + Glasial + Glasial +
2 mL Alkohol 3 mL Alkohol 4 mL Alkohol
ditambahkan

10 tetes Asam Sulfat 6M

dimasukkan ke tabung reaksi

dipanaskan di penangas selama

10 menit

dibandingkan bau yang terbentuk

C. Sintesis Beberapa Ester


1. Percobaan satu

200 mg Asam Benzoat +

3 mL Metanol
ditambahkan

15 tetes Asam Sulfat 6M

dimasukkan ke tabung reaksi

dipanaskan di penangas selama

10 menit

dibandingkan bau yang terbentuk

2. Percobaan Dua

200 mg Asam Asetat +

3 mL Butanol
ditambahkan

15 tetes Asam Sulfat 6 M

dimasukkan ke tabung reaksi

dipanaskan di penangas selama

10 menit

dibandingkan bau yang terbentuk

D. Esterifikasi dengan Asam Berlebih

4 mL Asam Asetat 6 mL Asam Asetat 8 mL Asam Asetat


Glasial + Glasial + Glasial +
3 mL Alkohol 3 mL Alkohol 3 mL Alkohol
ditambahkan

15 tetes Asam Sulfat 6 M

dimasukkan ke tabung reaksi

dipanaskan di penangas selama

10 menit

dibandingkan bau yang terbentuk


VII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Berikan 10 contoh ester yang terdapat pada essen buah-buahan !
Jawab : 1. Propil Butirat : Mangga
2. Propil Asetat : Pir
3. Etil Format : Lemon
4. Oktil Asetat : Jeruk
5. Metil Salisilat : Sarsaparila
6. Isopropil Asetat : Pisang
7. Metil Butirat : Apel
8. Etil Butanoat : Stroberi
9. Propil Isobutana : Rum
10. Etil Laktat : Mentega

2. Tuliskan struktur umum dari alkohol primer, sekunder, dan tersier !


Jawab : a. Alkohol primer

b. Alkohol sekunder

c. Alkohol tersier
3. Tulis Persamaan reaksi !
a. Alkohol primer dengan asam karboksilat
b. Alkohol sekunder dengan asam karboksilat
c. Alkohol tersier dengan asam karboksilat
Jawab : a. Alkohol primer dengan asam karboksilat

b. Alkohol sekunder dengan asam karboksilat

c. Alkohol tersier dengan asam karboksilat


VIII. DATA HASIL PENGAMATAN
A. Sintesis dan Identifikasi Ester
AROMA
NO LARUTAN Sebelum Setelah
pemanasan pemanasan
1 mL Asam Asetat Glasial + 1
Buah
1 mL Isoamil Alkohol + 10 tetes Asam
Pisang
Asam Sulfat 6M

B. Esterifikasi dengan Alkohol berlebih


AROMA
NO LARUTAN Sebelum Setelah
pemanasan pemanasan
3 mL Asam Asetat Glasial + 2
1 mL Alkohol + 10 tetes Asam Asam Balon Tiup
Sulfat 6 M
3 mL Asam Asetat Glasial + 3
2 mL Alkohol + 10 tetes Asam Asam Spidol
Asetat 6 M
3 mL Asam Asetat Glasial + 4
Permen
3 mL Alkohol + 10 tetes Asam Asam
karet
Sulfat 6 M

C. Sintesis Beberapa Ester


NO LARUTAN AROMA
Sebelum Setelah
pemanasan pemanasan
200 mg Asam Benzoat + 3 mL
1 Metanol + 15 tetes Asam Sulfat Balon Saparela
6M
1 mL Asam Asetat + 1 mL
2 Butanol + 15 tetes Asam Sulfat Apel Jambu Biji
6M

D. Esterifikasi dengan Asam Berlebih


AROMA
NO LARUTAN Sebelum Setelah
pemanasan pemanasan
4 mL Asam Asetat Glasial + 3
1 mL Alkohol + 15 tetes Asam Jambu Biji Balon Tiup
Sulfat 6 M
6 mL Asam Asetat Glasial + 3
2 mL Alkohol + 15 tetes Asam Pisang Balon Tiup
Sulfat 6 M
8 mL Asam Asetat Glasial + 3
3 mL Alkohol + 15 tetes Asam Pir Balon Tiup
Sulfat 6 M

IX. REAKSI
1. Esterifikasi

2. Sintesis dan Identifikasi Ester

3. Esterifikasi dengan Alkohol Berlebih

4. Sintesis Beberapa Ester

5. Esterifikasi dengan Asam Berlebih

X. PEMBAHASAN
Ester dapat dikatakan sebagai senyawa turunan dari asam karboksilat
dimana atom hidrogen pada asam karboksilat digantikan oleh gugus alkil dari
alkohol pada reaksi pembentukannya. Proses pembentukan ester dikenal istilah
esterifikasi. Dalam reaksi esterifikasi, asam karboksilat bereaksi dengan alkohol,
yang mana alkohol ini bertindak sebagai penyumbang gugus alkil.
Dalam percobaan ini, digunakan asam benzoat dan asam asetat sebagai asam
karboksilatnya yang akan menyumbangkan gugus karboksilnya sedangkan yang
bertindak sebagai alkoholnya digunakan metanol, isoamil alkohol dan butanol
yang akan menyumbangkan gugus alkilnya untuk membentuk senyawa ester.
Pada reaksi esterifikasi ini juga digunakan asam sulfat sebagai katalis yang
berfungsi untuk mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi.
Faktor yang mempengaruhi proses terbentuknya ester itu ada empat; katalis,
temperatur, konsentrasi dan struktur molekul dari asam karboksilat dan alkohol,
Katalis dapat mempercepat proses esterifikasi dengan menaikkan laju reaksinya.
Laju reaksi naik maka energi aktivasi meningkat, energi aktivasi itu berupa energi
minimum yang dibutuhkan oleh reaktan untuk bereaksi. Pemanasan dilakukan
untuk mempercepat reaksi karena temperatur yang tinggi dapat mempengaruhi
partikel untuk lebih sering bertumbukan antar sesamanya sehingga dapat
mempercepat laju reaksi. Setelah pemanasan akan terbentuk dua lapisan, lapisan
atas berupa ester dan lapisan bawah berupa air. Hal ini karena massa jenis air
lebih besar dari pada massa jenis ester.
Ester yang terbentuk dari esterifikasi memiliki struktur molekul yang
berbeda-beda tergantung dari jenis asam karboksilat dan alkohol yang
direaksikan. Hal inilah yang mempengaruhi sifat-sifat dari ester. Ester bersifat
polar, namun gugus alkil dari alkohol akan mempengaruhi kepolaran pada ester.
Semakin banyak atom karbon pada gugus alkil yang disumbangkan maka
kepolaran ester akan semakin berkurang.
Dalam percobaan ini digunakan analisa kualitatif, berupa analisa yang
berdasarkan perubahan yang dapat diamati dengan panca indera. Perubahan yang
diamati berupa perubahan bau sebelum dan sesudah pemanasan. Dalam kehidupan
sehari-hari ester digunakan dalam pembuatan sabun, parfum dan lain sebagainya.

XI. KESIMPULAN
1. Ester dapat dikatakan sebagai senyawa turunan asam karboksilat yang atom
hidrogennya diganti dengan gugus alkil pada alkohol.
2. Asam asetat dan asam benzoat sebagai asam karboksilat yang
menyumbangkan gugus karboksilnya dan butanol, metanol, isoamil alkohol
sebagai penyumbang gugus alkil.
3. Faktor yang mempengaruhi pembuatan ester ada empat antara lain katalis,
temperatur, konsentrasi dan struktur molekul dari asam karboksilat dan
alkohol.
4. Dalam esterifikasi, terbentuk dua lapisan, lapisan atas ester dan lapisan bawah
air, hal ini karena massa jenis air lebih besar dari pada massa jenis ester.
5. Analisa yang digunakan dalam percobaan ini analisa kualitatif, dengan
mengamati perubahan bau pada ester.

DAFTAR PUSTAKA

Arfah, M., 2015. Optimasi Reaksi Esterifikasi Asam Laurat dengan Metanol
Menggunakan Katalis Asam Sulfat Pekat. Journal of Natural Science, 1(4) :
47-48.
Clark, J., 2007. Pembuatan Ester (http://www.scribd.com/pembuatan-ester)
Diakses pada tanggal 14 September 2015 Pukul 23.00 WIB.
Oxtoby, D., 1986. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid Dua.
Jakarta : Erlangga.
Pratiwi, N. D., 2011. Optimalisasi Reaksi Esterifikasi Asam Asetat Dengan 1
-Heksana, Sebagai Salah Satu Tahapan Pada Proses Pembuatan Etanol,
skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah : Jakarta.
Sunarya, A.B., Yayan, C.D., dan Setiabudi, A., 2007. Mudah dan Aktif Belajar
Kimia. Bandung : Intan Permata.

LAMPIRAN GAMBAR

Tabung Reaksi Gelas Beker


Pipet Tetes Penangas Air

Gelas Ukur Penjepit Tabung

LITERATUR

Ester diturunkan daria sam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus
-COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon
dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus
-COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah
gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen).
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan
katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas
hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik (yakni
ester yang mengandung sebuah cincin benzen). Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat
balik (reversibel). Persamaan untuk reaksi antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol
ROH (dimana R dan R bias sama atau berbeda) adalah sebagai berikut:

Jadi, misalnya jika kita membuat etil etanol dari asam etanoat dan etanol, maka persamaan
reaksinya seperti di atas. Asam karboksilat dan alkohol sering dipanaskan bersama disertai dengan
beberapa tetes asam sulfat pekat untuk mengamati bau ester yang terbentuk. Untuk
melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan asam
sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada di atas sebuah
penangas air panas selama beberapa menit. Karena reaksi berlangsung lambat dan dapat balik
(reversibel), ester yang terbentuk tidak banyak. Bau khas ester seringkali tertutupi atau terganggu
oleh bau asam karboksilat. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan
menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.
Terkecuali ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut dalam air dan
cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang berlebih akan
larut dan terpisah di bawah lapisan ester. Ester-ester kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana
memiliki bau yang mirip dengan pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut
yang umum misalnya pada lem) (Clark, 2007).
Reaksi esterifikasi asam karboksilat adalah reaksi pembentukan ester dengan berbahan
dasar asam karboksilat. Ester asam karboksilat ini merupakan suatu senyawa yang mengandung
gugus C OOR dengan R yang berbentuk alkil maupun aril. Katalis yang digunakan dalam
esterifikasi dapat berupa katalis asam atau katalis basa dan berlangsung secara reversibel. Untuk
memperoleh rendemen tinggi dari ester tersebut, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester
dengan menambahkan salah satu pereaksi secara berlebih. Kuat asam dari asam karboksilat hanya
memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester (Pratiwi, 2011).
Metil ester dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi yaitu dengan mereaksikan asam
lemak dengan alkohol menggunakan katalis asam.Katalis asam yang digunakan adalah katalis
asam yang selain berfungsi sebagai katalis, juga berfungsi sebagai penarik air. Hal ini disebabkan
karena reaksi esterifikasi adalah reaksi kesetimbangan yang dapat menghasilkan air. Metil ester
asam lemak komersil disintesis melalui reaksi esterifikasi trigliserida murni, asam lemak, lemak
atau minyak alami dengan metanol menggunakan katalis asam atau basa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produk metil ester yang dihasilkan dari proses
esterifikasi, diantaranya adalah perbandingan (rasio) molar reaktan, dan waktu reaksi esterifikasi
yang digunakan. Reaksi esterifikasi asam laurat menjadi metil esternya merupakan reaksi yang
bersifat reversibel sehingga hasil reaksi tidak selalu mengikuti perhitungan stoikiometrinya. Rasio
molar yang tepatakan memberikan kondisi optimum dalam reaksi esterifikasi sehingga
perolehanproduk dalam jumlah maksimum dan mengurangi kemungkinan bahan berlebih yang
tidak bereaksi. Reaksi yang berlangsung lama memerlukan energi dan biaya yang lebih besar.
Waktu reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi metal ester yang dihasilkan, setelah waktu
optimum tercapai, semakin lama waktu reaksi berlangsung tidak menambah produk bahkan terjadi
penurunan konsentrasi metal laurat akibat metil ester yang terbentuk terhidrolisis oleh air
membentuk asam lemak kembali. Waktu reaksi yang tepat akan menghemat waktu dan
mengurangi biaya produksi. Dalam reaksi esterifikasi maupun transesterifikasi dibutuhkan suatu
katalis untuk mempercepat reaksi. Tanpa adanya katalis, konversi produk yang dihasilkan bisa
mencapai maksimum tetapi reaksi berjalan lambat.
Menggunakan metode AOAC (1999) yaitu mereaksikan asam laurat dengan metanol
menggunakan katalis basa NaOH, diperoleh rendemen hasilsintesis sebesar 78,98%. Reaksi
transesterifikasi campuran minyak kelapa, menghasilkan metil ester asam lemak menggunakan
katalis asam juga, menghasilkan rendemen produk yang tinggi sebesar 96,53%. Berdasarkan
informasi tersebut, diharapkan reaksi esterifikasi asam laurat dengan metanol menggunakan katalis
H2SO4 dapat dilakukan dalam kondisi optimum menghasilkan rendemen yang lebih lebih tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rasio molar metanol dan waktu reaksi esterifikasi yang
menghasilkan derajat esterifikasi tertinggi (Arfah, 2015).
Alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier yang
masing-masing memiliki sifat kimia yang berbeda. Alkohol primer merupakan alkohol dimana
atom karbon yang dilekati gugus OH tidak mempunyai atom karbon (hanya dilekati atom
hidrogen). Contoh dari alkohol primer adalah metanol. Alkohol sekunder merupakan alkohol
dimana atom karbon yang dilekati gugus OH mempunyai dua atom karbon (dalam dua gugus
metil) yang melekat padanya. Sedangkan alkohol tersier merupakan alkohol dimana atom karbon
yang dilekati gugus OH mempunyai tiga atom karbon (dalam dua gugus metil) yang melekat
padanya.
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol atau fenol menghasilkanester, membentuk air
sebagai produk lainnya.Contohnya ialah asam asetat dengan metanol menghasilkan metil asetat.

Penamaan ester diawali dengan nama gugus alkil dari alkohol (gugus metal dalam hal ini), diikuti
dengan nama asam karboksilat dengan akhiran at (asetat). Salahsatu ester yang paling penting
dalam produksi komersial ialah vinil asetat.
Ester tidak berwarna dan merupakan cairan atsiri, yang sering memiliki bau
yangenak.Banyak ester secara alami terdapat dalam bunga dan buah. Isoamil asetat dihasilkan
dalam apel ketika masak dan memberikan cita rasa dan bau buah ini. Benzil asetat, ester yang
terbentuk dari asam asetat dan benzil alkohol ialah komponen utama dari minyak melati dan
digunakan dalam pembuatan parfum (Oxtoby,1986).
Berbagai metode pembuatan ester telah dikembangkan.Salah satunya metode umum yang
digunakan adalah reaksi alkohol dengan asam karboksilat.Pada reaksi ini, asam sulfat ditambahkan
sebagai pendehidrasi (katalis).Pada sintesis ester, asam asetat melepaskan gugus OH dan alkohol
melepaskan gugus H yang dikeluarkan sebagai H 2O. Reaksi tersebut adalah reaksi
kesetimbangan.Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang banyak, dilakukan dengan salah
satu peraksi agar kesetimbangan bergeser ke arah produk.
Untuk memproduksi ester dalam jumlah banyak, metode tersebut kurang efisien dan tidak
praktis sebab tetapan kesetimbangan reaksi ini relatif kecil (Kc=3). Oleh karena tetapan
kesetimbangan kecil, produk yang dihasilkan pun sedikit.Di industri, ester disintesis dalam dua
tahap.Pertama, asam karboksilat diklorinasi menggunakan tionil klorida menjadi asil
klorida.Selanjutnya, asil klorida direaksikan dengan alkohol menjadi ester.
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa.Hidrolisis ester disebut juga
reaksi penyabunan. Hidrolisi ester tiada lain adalah mengubah ester menjadi alkohol dan garam
yang berasal dari turunannya. Misalnya, hidrolisis etil asetat. Proses hidrolisis berlangsung
sempurna jika dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan
merupakan reaksi kesetimbangan sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion
alkoksida mengikat proton dari asam karboksilat dan membentuk alkohol yang tidak membentuk
kesetimbangan.
C2H5COOC2H5 + H2O C2H5COOH + C2H5OH
C2H5COOC2H5 + NaOH C2H5COONa + C2H5OH
Ester asam karboksilat dengan massa molekul relatif rendah umumnya tidak berwarna,
berwujud cair, mudah menguap, dan memiliki bau yang sedap. Ester-ester ini umumnya memiliki
rasa buah.

Ester-ester ini banyak ditemukan dalam buah-buahan dan bunga.Ester banyak digunakan
sebagai esens buatan yang berbau buah-buahan.Misalnya, etil asetat (pisang), amil asetat (nanas),
oktil asetat (jeruk), dan etil butirat (stroberi).
Terdapat beberapa ester penting yang dirturunkan dari asam anorganik. Misalnya,
nitrogliserin, yakni suatu ester yang diperoleh melalui reaksi asam nitrat dengan gliserol dalam
asam sulfat pekat.Nitrogliseron merupakan cairan seperti minyak dan mudah meledak.Jika
disisipkan ke dalam absorben tertentu, disebut dinamit (Sunarya dan Agus, 2007)
Material Safety Data Sheet (MSDS)
Asam Sulfat ( H2SO4)
SIFAT FISIKA dan KIMIA :
Keadaan fisik dan penampilan: Cairan. (Cairan berminyak tebal.)
Bau : berbau, namun memiliki bau tersedak ketika panas.
Rasa : rasa asam Ditandai. (Strong.)
Berat Molekul : 98,08 g / mol
Warna : tak berwarna.
pH (1% soln / air) : Asam.
Titik Didih :270 C (518 F) - 340 deg. C terurai pada 340 deg. C
Melting Point : -35 C (-31 F) menjadi 10,36 deg. C (93% sampai 100%kemurnian)
Spesifik Gravity : 1,84 (Air = 1)
Densitas Uap : 3.4 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin. Sulfat larut dalam air dengan
pembebasan banyak panas. Larut dalam etil alkohol.

PENANGANAN :
Kontak Mata: Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit.
Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg
sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan
pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu
sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan
segera.
Kulit Serius : Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
segera perhatian medis.
Serius Terhirup: Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan
pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas,
lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
Tertelan : JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian
olehpersonel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
PERINGATAN : Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat
mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari
bantuan medis segera

MSDS
ASAM BENZOAT
C6H5COOH
Asam benzoat merupakan padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam
karboksilat aromatik yang paling sederhana. Asam lemah ini beserta garam turunannya
digunakan sebagai pengawet makanan.Asam benzoat adalah prekursor yang penting
dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.
SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Bentuk : padat Suhu menyala : 570 C
Warna zat : putih Densitas curah : Ca.500 kg/m3
Titik leleh : 122,4 C Berat jenis uap relatif : 4,21
Titik didih : 249,2 C Berat jenis : 1,321 g/cm3 pada 20 C
Tekanan uap : 0,001 hPa pada 20 C Kelarutan dalam air : 2,9 g/L pada 25 C
Titik nyala : 121 C Larut dalam alkohol, aseton, benzena,
Titik sublimasi : >100 C chloroform, etanol. Sedikit larut: petroleum
eter dan heksana.
SIFAT-SIFAT BAHAYA
KESEHATAN Efek terhadap Kesehatan :
Berbahaya jika tertelan, terhirup, mengiritasi kulit, mengiritasi mata,
menyebabkan gangguan mata berat. Asam benzoat beracun untuk
paru-paru, sistem saraf, membran mukosa. Paparan berulang atau
berkepanjangan untuk asam benzoat dapat menghasilkan kerusakan
organ.
Gejala yang ditimbulkan: efek iritan, diare, mual, muntah, kelainan
usus, resiko cedera serius pada mata.
KEBAKARAN Mudah terbakar pada suhu tinggi, titik nyala 121C. Produk
pembakaran berupa karbon oksida (CO, CO2).
Media dan instruksi pemadam kebakaran:
Api kecil: menggunakan serbuk kering
Api besar: gunakan semprotan air, kabut atau busa. Jangan gunakan
air jet.
REAKTIVITAS Produk stabil. Reaksi eksotermik dengan basa dan oksidator.
Stabiltas kimia dapat menyublim.
KESELAMATAN DAN PENGAMANAN
PENANGANAN Penanganan:
DAN Jauhkan dari panas. Jangan ditelan. Jangan menghirup debu.
PENYIMPANAN Pakailah pakaian pelindung yang sesuai. Ventilasi ruangan cukup,
pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika tertelan, segera bawa
ke dokter dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan
mata dan kulit.
Penyimpanan:
Wadah pastikan tertutup rapat. Simpan di tempat yang dingin dan
berventilasi cukup.
TUMPAHAN Menggunakan alat yang tepat untuk menempatkan bahan buangan
DAN ke dalam wadah pembuangan yang sesuai. Jika perlu menetralisir
KEBOCORAN residu dengan larutan encer natrium karbonat. Setelah bubuk
dibersihkan, gunakan air dipermukaan yang terkontaminasi dan
membuangnya sesuai persyaratan daerah lokal dan regional.
ALAT Pernafasan : jika operasi laboratorium menghasilkan debu,
PELINDUNG asap atau kabut, gunakan pembuangan lokal
DIRI atau kontrol teknik yang tepat untuk menjaga
Mata/muka paparan kontaminan udara dibawah batas
Kulit pemaparan. Dan gunakan respirator untuk
menghindari inhalasi produk.
: goggles atau perisai muka (face shield)
: jas laboratorium, gloves (karet), dan boots
PERTOLONGAN Penghirupan : pindahkan korban ke tempat udara segar. Bila
PERTAMA Terkena kulit sulit bernafas beri oksigen dan bawa ke dokter
: cuci dengan air atau air sabun dan bilas
dengan air bersih. Jika kontak dengan kulit
Terkena mata serius, maka cuci dengan sabun dan tutup
dengan cream antimikroba. Segera hubungi
dokter, bila terjadi iritasi.
Tertelan : periksa dan buka lensa kontak. Cuci dengan
air bersih, alirkan air minimal selama 15
menit. Bawa ke dokter, bila terjadi iritasi.
: segera beri korban minum air putih (dua gelas
paling banyak). Jika dalam jumLah besar
asam benzoat ditelan. Periksakan ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai