App Akut
App Akut
cm dan berpangkal pada sekum. Apendiks memiliki lumen sempit dibagian proximal
dan melebar pada bagian distal. Saat lahir, apendiks pendek dan melebar
Pada apendiks terdapat 3 tanea coli yang menyatu dipersambungan caecum dan
terbanyak adalah retrocaecal (74%), pelvic (21%), patileal (5%), paracaecal (2%),
subcaecal (1,5%) dan preleal (1%). Apendiks mendapat vaskularisasi oleh arteri
apendicular yang merupakan cabang dari arteri ileocolica. Arteri apendiks termasuk end
arteri. Apendiks memiliki lebih dari 6 saluran limfe melintangi mesoapendiks menuju
n.torakalis X. Oleh karena itu, nyeri visceral pada apendisitis bermula disekitar
umbilikus
Jika terjadi hambatan, maka akan terjadi apendisitis akut. GALT ( Gut Assoiated
Lymphoid Tisuue) yang terdapat pada apendiks menghasilkan Ig-A. Namun jika
apendiks diangkat, tidak ada mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlahnya
beberapa faktor pencetus. Ada beberapa faktor yang mempermudah terjadinya radang
apendiks, diantaranya :
Faktor Obstruksi
mukosa, 35% karena stasis fekal, 4% karena benda asing dan sebab lainnya
Faktor Bakteri
Infeksi enterogen merupakan faktor patogenesis primer pada apendisitis akut.
Kecenderungan familiar
dari organ apendiks yang terlalu panjang, vaskularisasi yang tidak baik dan
sehari-hari
Apendisitis akut merupakan peradangan akut pada apendiks yang disebabkan oleh bakteria
yang dicetuskan oleh beberapa faktor pencetus. Obstruksi pada lumen menyebabkan mukus yang
diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak,
namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan
peningkatan intralumen. Tekanan di dalam sekum akan meningkat. Kombinasi tekanan
tinggi di seikum dan peningkatan flora kuman di kolon mengakibatkan sembelit, hal ini
menjadi pencetus radang di mukosa apendiks. Perkembangan dari apendisitis mukosa menjadi
apendisitis komplit yang meliputi semua lapisan dinding apendiks tentu dipengaruhi oleh
berbagai factor pencetus setempat yang menghambat pengosongan lumen apendiks atau
mengganggu motilitas normal apendik. Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan
apendiks mengalami hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan
invasi bakteri. Infeksi menyebabkan pembengkakan apendiks bertambah (edema) dan
semakin iskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural (dinding apendiks). Pada
saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Gangren dan
perforasi khas dapat terjadi dalam 24-36 jam, tapi waktu tersebut dapat berbeda-beda setiap
pasien karena ditentukan banyak faktor. Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus
meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan
menembus dinding. Peradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga
menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif
akut. Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan
gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu
pecah, akan terjadi apendisitis perforasi Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh
sempurna, tetapi akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan
dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut
kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan
Tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai mual dan
anorexia. Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 - 38,5C. Bila suhu
peritoneum lokal di titik Mc Burney, nyeri tekan, nyeri lepas dan adanya
defans muskuler.
Nyeri rangsangan peritoneum tak langsung nyeri kanan bawah pada tekanan
kiri (Rovsings Sign) nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
periapendikuler.
Palpasi
- nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri tekan lepas.
Perkusi
Auskultasi
- biasanya normal
Rectal Toucher
- ampula kolaps
Uji Psoas
kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila
Uji Obturator
Digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan m.
obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. Gerakan fleksi dan
endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang akan menimbulkan nyeri pada
Alvarado Score
Pemeriksaan Penunjang
1.Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
banding seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala
2. Radiologis
Pada appendicitis akut yang terjadi lambat dan telah terjadi komplikasi
- scoliosis ke kanan
USG
USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan
c.Barium enema
d. CT-Scan
Laparoscopi
Perawatan Kegawatdaruratan
Berikan terapi kristaloid untuk pasien dengan tanda-tanda klinis dehidrasi atau
septicemia.
mulut.
Pertimbangkan adanya kehamilan ektopik pada wanita usia subur, dan lakukan
Antibiotik Pre-Operatif
diindikasikan.
Tindakan Operasi
Bila terjadi abses apendiks maka terlebih dahulu diobati dengan antibiotika
IV, massanya mungkin mengecil, atau abses mungkin memerlukan drainase
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Revisi PDT Sub Komite Farmasi dan Terapi RSU DR.Soetomo .
Surabaya.2008
companies.2005