Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

I. NOMOR PERCOBAAN : VII


II. NAMA PERCOBAAN : Analisis Melalui Pengendapan
III. TUJUAN PERCOBAAN :
3.1. Mengendapkan BaCl2 dan menentukan presentase hasil BaCrO4
3.2. Menentukan presentase BaCl2 dalam campuran
3.3. Mendalami hukum stoikiometri
3.4. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan
IV. DASAR TEORI
Gravimetri merupakan salah satu bagian utama dari kimia analitik. Langkah
pengukuran pada cara gravimertri adalah pengukuran berat. Analit secara fisik
dipisahkan dari semua komponen lainnya dari contoh maupun dari solvent.
Pengendapan merupakan teknik yang secara luas digunakan untuk memisahkan
analit dari gangguan-gangguan. Cara-cara penting lainnya untuk pemisahan
adalah elektrolisa, ekstraksi solvent kromatografi dan penguapan.
Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam kimia analisis dalam
titrasi-titrasi, dalam penetapan gravimetri, dan dalam memisahkan suatu sampel
menjadi komponen-komponennya. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion
dan kation. Analisa anion dan kation bertujuan untuk menganalisa adanya ion
dalam sampel. Analisa anion dominan menggunakan cara yang lebih mudah
dibanding analisa terhadap kation dan berlangsungnya juga sangat singkat
sehingga kita dapat secara cepat mendapatkan hasil percobaan.
Kali ini akan dibicarakan dasar-dasar umum yang menyangkut analisa
gravimetri termasuk perhitungan stoikiometrinya. Selain itu juga akan
menyelidiki judul tentang pembentukan dan sifat-sifat endapan karena ini
berhubungan dengan penggunaan pengendapan dalam analisa gravimetri. Suatu
cara analisa gravimetri biasanya berdasarkan reaksi kimia seperti:
aA + rR AaRr
dengan ketentuan a adalah molekul analit A, bereaksi dengan r molekul pereaksi
R. Hasil AaRr biasanya merupakan zat dengan kelarutan yang kecil yang dapat
ditentukan secara gravimetri dengan pengendapan dari kalsium oksalat dan
pembakaran oksalat menjadi kalsium oksida:
Ca2 + C2O42- CaC2O4
CaC2O4(p) CaO(p) + CO2(g) + CO
Suatu pereaksi R berlebih biasanya ditambahkan untuk menekan kelarutan
endapan (Day dan Underwood, 1999).
Analisis gravimetri adalah suatu teknik analisis yang didasarkan pada
pengukuran massa. Salah satu jenis percobaan analisis gravimetri melibatkan
pembentukan isolasi dan penentuan massa suatu endapan. Prosedur ini umumnya
diterapkan pada senyawa ionik. Suatu sampel zat yang tidak diketahui
komposisinya dilarutkan di dalam air dan dibiarkan bereaksi dengan zat lain
sehingga membentuk endapan. Endapan tersebut disaring, dikeringkan dan
ditimbang. Dengan mengetahui massa dan rumus kimia endapan yang terbentuk,
kita dapat menghitung massa komponen kimia tertentu, yaituanion atau kationdari
sampel awal. Dari massa komponen dan massa sampel awal kita dapat
menentukan persen komposisi massa komponen dalam senyawa awal.
Suatu reaksi yang sering dipelajari dalam analisis gravimetri karena reaktannya
dapat diperoleh dalam bentuk murni, adalah:
AgNO3(aq) + NaCl(aq) + NaCl(aq) NaNO3(aq) +AgCl(s)
Persamaan ionik totalnya adalah:
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s)
Endapan yang terbentuk adalah perak klorida. Sebagai contoh, misalkan kita
ingin menentukan persen massa Cl dalam NaCl dengan percobaan. Metode
penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan komponen-
komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Cara yang dilakukan
dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan.
Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair
adalah reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak
larut, atau endapan.Endapan adalah padatan tak larut yang terpisah dari
larutan.Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik.
Misalnya, ketikalarutan timbal nitrat [Pb(NO3)2] ditambahkan ke dalam larutan
natrium iodida (NaI) maka akan terbentuk endapan kuning timbal iodida (Pbl2).
Pb(NO3)2(aq) + 2NaI(aq) PbI2(s) + 2NANO3(aq)
Natrium nitrat tertinggal dalam larutan. Memperlihatkan perjalanan reaksi ini.
Bagaimana kita meramalkan apakah endapan akan terbentuk ketika dua larutan
dicampurkan atau ketika satu senyawa ditambahkan ke dalam satu larutan. Hal itu
bergantung pada kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat
terlarutyang akan larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Dalam konteks
kualitif, ahli kimia membagi zat-zat menjadi yang dapat larut, sedikit larut, atau
tak dapat larut. Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut
bila di tambahkan air.Jika tidak maka zat tersebut digambarkan sebagai sedikit
larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi
daya larutnya tidak sama (Chang, 2003).
Dalam besaran kuantitatif kelarutan didefinisikan sebagai konsentrasi zat
terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu dan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk
dispersi molekuler homogen. Suatu larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah
larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi di bawah konsentrasi
yang dibutuhkan untuk penjenuhan yang sempurna pada temperatur tertentu.
Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam keadaan
setimbang dengan fase padat. Sedangkan larutan lewat jenuh adalah suatu larutan
yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari yang
seharusnya pada temperatur tertentu terdapat juga zat terlarut yang tidak larut.
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan
pelarut, selain itu dipengaruhi pula oleh faktor temperatur, tekanan, pH larutan,
dan untuk jumlah yang lebih kecil bergantung pada terbaginya zat terlarut.
Kelarutan suatu zat juga bergantung pada struktur molekulnya seperti
perbandingan gugus polar dan gugus non polar dari molekul. Semakin panjang
rantai non polar dari alkohol alifatis, semakin kecil kelarutannya dalam
air.Kelarutan zat terlarut dalam pelarut juga dipengaruhi oleh polaritas atau
momen dipol pelarut. Pelarut-pelarut polar dapat melarutkan senyawa-senyawa
ionik serta senyawa-senyawa polar lainnya (Widyaningsih, 2009).
Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam
yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan
dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya. Garam-garam yang sukar larut
seperti, AgCl, HgF2. Jika dimasukkan dalam air murni lalu diaduk, akan terlarut
juga walaupun hanya sedikit sekali. Karena garam-garam ini adalah elektrolit
maka garam yang terlarut akan terionisasi sehingga larutan akan terbentuk
kesetimbangan.
Larutan yaitu senyawa non polar yang tidak dapat larut dalam senyawa polar,
begitu juga sebaliknya, senyawa polar yang dapat larut dalam senyawa polar.
Yang kedua berdasarkan suhu, kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi
jika suhunya dinaikkan. Dengan naiknya suhu larutan, jarak antar molekul zat
padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan ikatan antar zat padat mudah
terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air, sehingga zat tersebut mudah larut.
Yang ketiga berdasarkan pengadukan, dengan diaduk tumbukan antar partikel gula
dengan pelarut akan semakin cepat, sehingga gula mudah larut dalam air.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan zat padat kristalin menurut
Underwood dan day adalah sebagai berikut: yang pertama temperatur, kebanyakan
garam maka kelarutannya akan meningkat bila temperaturnya dinaikkan. Yang
kedua pengaruh ion senama, suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air
murni daripada dalam suatu larutan yang mengandung salah satu ion endapan.
Yang ketiga pengaruh aktifitas, banyak endapan yang menunjukkan kelarutan
yang meningkat dalam larutan yang mengandung ion-ion yang tidak bereaksi
secara kimia dengan ion-ion endapan. Keefektifan ion-ion dalam memelihara
kondisi kesetimbangan dengan demikian akan berkurang dan endapan tambahan
harus melarut untuk mengembalikan aktifitas ini. Semakin kecil koefisien aktifitas
ion, semakin besar hasil kali konsentrasi molar ion-ion pembentuknya. Koefisien
aktifitas ion bivalen lebih kecil daripada koefisien aktifitas ion univalen. Yang
keempat adalah pengaruh pH larutan, kelarutan garam dari asam lemah
bergantung pada pH larutan.Yang kelima adalah pengaruh kompleks, kelarutan
garam yang sedikit sekali dapat larut juga bergantung pada konsentrasi zat-zat
yang membentuk kompleks dengan kation garam itu (Kurniati, 2010).
Metode pengendapan yaitu endapan mempunyai kelarutan yang kecil sekali
sehingga mudah dipisahkan secara filtrasi. Sifat fisik endapan mudah dipisahkan
dari larutannya dengan filtrasi. Endapan harus dapat diubah menjadi suatu zat
yang murni dengan komposisi kimia tertentu. Teknik pengendapan meliputi
pengendapan, biasanya dilakukan dalam larutan panas, karena umumnya
kelarutan dipengaruhi oleh temperatur. Pengendapan dilakukan dalam larutan
encer dan reagensia ditambah perlahan-lahan sambil diaduk. Suatu reagensia yang
sesuai sering ditambahkan untuk memperbesar kelarutan endapan sehingga
menimbulkan partikel endapan primer yang dibagi menjadi 3 kelompok: Larutan
yang mencegah terbentuknya koloid, larutan yang mengurangi kelarutan dari
endapan, larutan yang mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau basa
lemah.
Terbentuknya endapan atau tidak dalam suatu reaksi, itu tergantung kelarutan
dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam
sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Dalam hal ini zat dapat dibagi, yaitu
dapat larut, sedikit larut atau tak dapat larut. Jika suatu zat dapat larut dalam air
maka termasuk dapat larut, jika tidak dapat larut dalam air maka termasuk sedikit
larut atau tak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi
daya larutnya tidak sama (Marwati, 2013).

V. ALAT DAN BAHAN


5.1 Alat
1. Alat penangas
2. Sudip
3. Gela sukur
4. Gelas piala
5. Pipet tetes
6. Corong
7. Kertas saring whatman

5.2 Bahan
1. Air suling
2. BaCl2
3. Larutan K2CrO4

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


Penentuan endapan teoritis dan persen hasil

Gelas piala 250 mL

ditimbang
dicatat
dimasukkan

0,5 g BaCl2
dimasukkan
ditambahkan

12,5 mL air suling


diaduk
ditambahkan

12,5 mL larutan
Kdiaduk
2CrO4

diamati

diteteskan
Terbentuk endapan BaCrO4

K2CrO4 (hingga endapannya hilang)


dipanaskan

Dua lapisan disaring

Filtrat Endapan BaCrO4


dikeringkan
ditimbang
dicatat hasil

VII. PERTANYAAN PRA PRAKTEK

1. Berikan definisi untuk : filtrasi, % komposisi, endapan, stoikiometri, supernatan,


hasil teoritis?
Jawab : 1. Filtrasi : Proses pemisahan dari campuran heterogen yang
mengandung cairan dan partikel-partikel padat
dengan menggunakan media filter yang hanya
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel.
2. % Komposisi : Persentase dari suatu zat yang
terdapat di suatu larutan.
3. Endapan : Zat yang memisahan diri dari
larutan yang terdapat dalam suatu larutan
berfase padat yang terbentuk jika larutan lewat
jenuh.
4. Stoikiometri : Pengukuran dan penentuan
unsur-unsur dalam materi kuantitatif antara reaktan
dan produk dalam reaksi kimia.
5. Supernatan : Hasil dari penyaringan
berupa zat padat yang tertinggal diatas kertas
saring (residu atau ampas).
6. Hasil teoritis : Hasil perhitungan dari
percobaan yang berdasarkan teori.

2. Bagaimana menguji endapan telah sempurna?


Jawab : Apabila endapan itu tidak hilang jika diberi suatu larutan yang memiliki
ion senama dengan sampel. Karena endapan akan terbentuk jika larutan
lewat jenuh dan endapan sempurna jika hasil kali kelarutan ion-ion lebih
besar dari Ksp.

3. Apa yang terjadi jika endapan tidak sempurna?


Jawab : Endapan itu akan hilang jka diberi suatu larutan lainnya dan endapan
itu akan bercampur homogen. Biasanya endapan tidak terbentuk pada
larutan jenuh.

4. Apa yang anda lakukan jika partikel endapan terlihat dalam filtrat?
Jawab : Maka filtrat tersebut harus diulang lagi proses filtrasi sampai partikel
endapan hilang dari filtrat.
VIII. DATA HASIL PENGAMATAN
Benda/ Bahan W (Berat)
Kertas saring whatman 0,97 g
Kertas saring whatman + endapan 1,71 g
Endapan 0,74 g
BaCl2 0,5 g
IX. REAKSI DAN PERHITUNGAN
9.1 Reaksi

BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCL

9.2 Perhitungan
Massa kertas saring whatman : 0,97 g
Massa BaCl2 : 0,5 g
Massa kertas saring whatman + endapan : 1,71 g
Massa endapan = (W kertas saring + endapan) (W kertas saring)
= 1,71 g 0,97 g
Massa endapan = 0,74 g

g BaC l 2
mol BaCl2 = Mr BaCl2
0,5 g
= g
208
mol

mol BaCl2 = 0,0024 mol


mol BaCl2 = mol BaCrO4
W teori = mol BaCl2 Mr BaCrO4
g
= 0,0024 mol 253 mol

W teori = 0,6072 g
W praktek
100
% hasil = W teori

0,74 g
100
= 0,6072 g

% hasil = 1,218 %
W teor iW praktek

% kesalahan = W teori 100 %

0,6072 g0,74 g

= 0,6072 g 100%

0,1328 g

= 0,6072 g 100%

% Kesalahan = 21,870 %

X. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini tentang endapan, dimana endapan itu sebagai zat yang
berfase padat yang memisahkan diri dari larutan dan terbentuk jika larutan tersebut
lewat jenuh. Pada proses penyaringan, filtrat itu sebagai hasil dari penyaringan yang
berupa cairan yang tertampung dalam wadah sedangkan supernatan itu hasil dari
penyaringan berupa zat padat yang tertinggal di atas kertas saring. Setelah pemanasan
terdapat dua lapisan berupa kalium klorida berada di lapisan atas sebagai filtrat atau
barium kromat berada di pada lapisan bagian bawah sebagai endapan. Saat disaring,
barium kromat tidak dapat menembus kertas saring whatman hal itu dikarenakan
ukuran barium kromat lebih besar dari pori-pori kertas saring whattman sehingga
tidak dapat menembus pori-pori kertas saring whatman.
Kelarutan itu kemampuan maksimal sejumlah larutan tertentu yang dapat larut
dalam sejumlah pelarut tertentu. Larutan berdasarkan kelarutannya terbagi menjadi
larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh. Larutan tak jenuh jika hasil kali ion lebih
kecil dari tetapan hasil kali kelarutan. Larutan jenuh jika hasil kali ion sama dengan
tetapan hasil kali kelarutan. Dan larutan lewat jenuh jika hasil kali ion lebih besar dari
tetapan hasil kali kelarutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan diantaranya berupa suhu dimana
semakin tinggi suhu maka semakin tinggi energi kinetik sehingga larutan akan
semakin cepat larut. Pengadukan, jika pengadukan semakin cepat maka semakin cepat
juga zat akan larut karena tumbukan antar partikel semakin cepat. Selanjutnya ada
faktor dimana zat terlarut polar hanya larut pada pelarut polar begitupun sebaliknya.
Konsentrasi juga mempengaruhi kelarutan, dimana semakin tinggi konsentrasi zat
terlarut dibandingkan konsentrasi pelarut maka akan memperkecil kelarutannya.
Semakin besar luas permukaan partikel zat terlarut maka akan semakin lama proses
kelarutannya. Pengaruh ion senama dapat memperkecil kelarutan karena konsentrasi
ion senama yang ada dalam sampel akan semakin bertambah, sehingga endapannya
semakin banyak terbentuk.
Dalam menganalisa percobaan ini digunakan analisa kuantitatif yang
berdasarkan pada seberapa banyak jumlah sampel yang terbentuk dan digunakan pada
saat menghitung persentase banyaknya barium kromat yang terbentuk. Sedangkan
analisa kualitatif berdasarkan ada atau tidaknya analit dalam sampel, secara
perubahan fisik digunakan pada saat mengamati apakah sudah terbentuk endapan
yang telah sempurna pada sampel.

XI. KESIMPULAN
1. Kalium klorida bertindak sebagai filtrate sedangkan barium kromat bertindak
sebagai supernatan.
2. Kelarutan itu kemampuan maksimal sejumlah larutan tertentu yang dapat larut
dalam sejumlah pelarut tertentu.
3. Larutan berdasarkan kelarutannya terbagi menjadi larutan tak jenuh, larutan jenuh,
dan larutan lewat jenuh.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan diantaranya berupa suhu,
pengadukan, konsentrasi, besar luas permukaan, serta pengaruh ion senama.
5. Dalam menganalisa percobaan ini digunakan analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Erlangga: Jakarta.


Day, R. A., dan Underwood, A. L., 1999. Analisis kimia Kuantitatif. Erlangga:
Jakarta.
Kurniati, 2010. Penurunan Konsentrasi Detergen Pada Limbah Industry Laundry
dengan Metode Pengendapan Menggunakan Ca(OH)2. Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan. 1(1): 3-4.
Marwati, 2013. Analisis Gravimetri.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files-/pendidikan/SitiMarwati,
M.Si./Gravimetri.pdf). Diakses pada tanggal 10 November 2015 Pukul 19:10
WIB.
Widyaningsih, 2009. Pengaruh Penambahan Kosolven Propilen Glikol Terhadap
Kelarutan Asam Mefenamat. Skripsi. FARMASI, Universitas Muhammadyah
Surakarta. Diakses 10 November 2015 Pukul 09:00 WIB.

LAMPIRAN GAMBAR
Gelas Piala

Alat Penangas

Pipet Tetes

Sudip

Corong

Gelas Ukur

Kertas Saring Whatman


LITERATUR

CARA-CARA ANALISA GRAVIMETRI


Telah diketahui sebelum ini bahwa analisa gravimetri merupakan salah
satu bagian utama dari kimia analitik. Langkah pengukuran pada cara gravimertri
adalah pengukuran berat. Analit secara fisik dipisahkan dari semua komponen
lainnya dari contoh maupun dari solvennya.Pengendapan merupakan teknik yang
secara luas digunakan untuk memisahkan analit dari gangguan-gangguan.Cara-
cara penting lainnya untuk pemisahan adalah elektrolisa, ekstraksi solven
kromatografi dan penguapan.
Kali ini akan dibicarakan dasar-dasar umum yang menyangkut analisa
gravimetri termasuk perhitungan stoikiometrinya. Selain itu juga akan
menyelidiki judul tentang pembentukan dan sifat-sifat endapan karena ini
berhubungan dengan penggunaan pengendapan dalam analisa gravimetri. Suatu
cara analisa gravimetri biasanya berdasarkan reaksi kimia seperti:
aA + rRAaRr
dengan ketentuan a adalah molekul analit A, bereaksi dengan r molekul pereaksi
R. Hasil AaRr biasanya merupakan zat dengan kelarutan yang kecil yang dapat
ditimbang dalam bentuk yang itu setelah dikeringkan atau yang dapat dibakar
menjadi senyawa lain dengan susunan yang diketahui dan kemudian ditimbang.
Misalnya kalsium dapat ditentukan secara gravimetri dengan pengendapan dari
kalsium oksalat dan pembakaran oksalat menjadi kalsium oksida:
REAKSI PENGENDAPAN dan GRAVIMETRI
Suatu reaksi yang sering dipelajari dalam analisis gravimetri
karena reaktannya dapat diperoleh dalam bentuk murni, adalah:
AgNO3(aq) + NaCl(aq) + NaCl(aq) NaNO3(aq) + AgCl(s)
Persamaan ionik totalnya adalah,
Ag+(aq) +Cl-(aq) AgCl(s)
Endapan yang terbentuk adalah perak klorida. Sebagai contoh,
misalkankitaingin menentukan persen massa Cl dalam NaCl dengan
percobaan.Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk
menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah
menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara
pemanasan.
Analisis gravimetri adalah suatu teknik analisis yang didasarkan pada
pengukuran massa. Salah satu jenis percobaan analisis gravimetri melibatkan
pembentukan isolasi dan penentuan massa suatu endapan. Prosedur ini umumnya
diterapkan pada senyawa ionik. Suatu sampel zat yang tidak diketahui
komposisinya dilarutkan di dalam air dan dibiarkan bereaksi dengan zat lain
sehingga membentuk endapan. Endapan tersebut disaring, dikeringkan dan
ditimbang. Dengan mengetahui massa dan rumus kimia endapan yang terbentuk,
kita dapat menghitung massa komponen kimia tertentu, yaituanion atau kationdari
sampel awal. Dari massa komponen dan massa sampel awal kita dapat
menentukan persen komposisi massa komponen dalam senyawa awal.
Suatu reaksi yang sering dipelajari dalam analisis gravimetri karena
reaktannya dapat diperoleh dalam bentuk murni, adalah:
AgNO3(aq) + NaCl(aq) + NaCl(aq) NaNO3(aq) + AgCl(s)
Persamaan ionik totalnya adalah,
Ag+(aq) +Cl-(aq) AgCl(s)
Endapan yang terbentuk adalah perak klorida. Sebagai contoh,
misalkankitaingin menentukan persen massa Cl dalam NaCl dengan
percobaan.Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk
menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah
menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara
pemanasan.
PENGARUH PENAMBAHAN KOSELVEN PROPILAN GLIKOL TERHADAP
KELARUTAN ASAM MEFENAMET (SKRIPSI)
Dalam besaran kuantitatif kelarutan didefinisikan sebagai konsentrasi zat
terlarut dalam larutan jenuh pada temperaturtertentu dan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk
dispersi molekuler homogen.Suatu larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah
larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi di bawah konsentrasi
yang dibutuhkan untuk penjenuhan yang sempurna pada temperatur
tertentu.Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam
keadaan setimbang dengan fase padat.Sedangkan larutan lewat jenuh adalah suatu
larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari yang
seharusnya pada temperatur tertentu terdapat juga zat terlarut yang tidak larut.
Keadaan lewat jenuh terjadi apabila inti kecil zat terlarut yang dibutuhkan untuk
pembentukan kristal permulaan lebih mudah larut daripada kristal besar.
PENURUNAN KONSENTRASI DETERGEN PADA LIMBAH INDUSTRY
LAUNDRY DENGAN METODE PENGENDAPAN MENGGUNAKAN
CA(OH)2 (JURNAL)
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan zat padat kristalin
menurut Underwood dan day adalah sebagai berikut: yang pertama temperatur,
kebanyakan garam maka kelarutannyaakan meningkat bila temperaturnya
dinaikkan. Yang kedua pengaruh ion senama, suatu endapan umumnya lebih dapat
larut dalam air murni daripada dalam suatu larutan yang mengandung salah satu
ion endapan.Yang ketiga pengaruh aktifitas, banyak endapan yang menunjukkan
kelarutan yang meningkat dalam larutan yang mengandung ion-ion yang tidak
bereaksi secara kimia dengan ion-ion endapan. Keefektifan ion-ion dalam
memelihara kondisi kesetimbangan dengan demikian akanberkurang dan endapan
tambahan harus melarut untuk mengembalikan aktifitas ini.Semakin kecil
koefisien aktifitas ion, semakin besar hasil kali konsentrasi molar ion-ion
pembentuknya.Koefisien aktifitas ion bivalen lebih kecil daripada koefisien
aktifitas ion univalent.Yang keempat adalah pengaruh pH larutan, kelarutan garam
dari asam lemah bergantung pada pH larutan.Yang kelima adalah pengaruh
kompleks, kelarutan garam yang sedikit sekali dapat larut juga bergantung pada
konsentrasi zat-zat yang membentuk kompleks dengan kation garam itu.
ANALISIS GRAVIMETRI (ONLINE)
Metode pengendapan yaitu endapan mempunyai kelarutan yang kecil
sekali sehingga mudah dipisahkan secara filtrasi.Sifat fisik endapan mudah
dipisahkan darilarutannya dengan filtrasi.Endapan harus dapat diubah menjadi
suatu zat yang murni dengan komposisi kimia tertentu.Teknik pengendapan
meliputi pengendapan, biasanya dilakukan dalam larutan panas, karena umumnya
kelarutan dipengaruhi oleh temperatur.Pengendapan dilakukan dalam larutan
encer dan reagensia ditambah perlahan-lahan sambil diaduk.

Anda mungkin juga menyukai