Anda di halaman 1dari 173

SINOPSIS

Zulfikar, wartawan majalah Mabrur, bermimpi mengikat


janji suci dengan seorang wanita pada sebuah tugu di
padang yang luas. Dalam mimpi itu, ia berpasangan
dengan seorang gadis yang sangat cantik yang
mengenakan cadar dan bermata jeli. Zul, nama
panggilannya, yakin mimpinya bukan mimpi kosong, Ia
pun berusaha mewujudkannya. Zul mencari orang yang
bisa menakwilkan mimpinya. Seorang wanita paranormal
mau menafsirkan namun meminta bayaran yang
menguras hartanya. Ikutilah kata hatimu, karena harta
yang paling berharga adalah hatimu, kata si Peramal.
Abu Wasir, kakek angkatnya meminta agar Zul
tidak mengikuti mimpi itu. Bahkan ia mau memberikan
perusahaanya, biro travel haji, sebagai pengganti agar Zul
melupakan mimpi itu. Alasannya, karena sang Kakek tak
mempunyai keturunan dan ingin Zul melanjutkan
usahanya. Namun Zul tidak mau dibangunkan dari
mimpinya. Hanya dengan mimpi aku memiliki gairah
hidup. Bila mimpi sudah kugadaikan, maka untuk apa
aku hidup katanya.
Suatu ketika, Zul mendapat rezeki tak terduga
menjadi petugas haji. Di Saudi, Zul berkenalan dengan
dokter haji bernama Zalwa. Dokter muda itu menaruh
harapan padanya, namun Zul percaya dokter itu bukan
Gadis yang ada dalam mimpinya. Padahal banyak pemuda
yang menaruh hati pada sang dokter. Seorang petugas
haji, Bidan Gayatri menasihati agar Zul mempertahankan
mimpinya dan Zul melupakan Zalwa. Ternyata keponakan
sang Bidan, seorang mahasiswa yang kuliah Mesir, Faizal
kepincut dokter muda itu. Kamu tidak bisa membuat besi
menjadi berlian. Tapi kamu bisa membuat mimpimu
Janji Suci di Musim Haji 2 |
DudunHamdalah
menjadi kenyataan. nasehat Bidan.Akhirnya Zul difitnah
Faizal, sehingga ia diasingkan ke masjid terapung di
pinggir laut Merah.
Di tanah suci, Zul bertemu lagi dengan Abu Wazir
yang berangkat Haji bersama jamaah travelnya dan
adiknya Abu Senja. Ia meminta Zul tidak melanjutkan
mimpinya dan mau menikah dengan Zalwa. Namun Zul
tak bergeming. Abu Senja tidak suka dengan Zul, karena
kakaknya akan memberikan perusahaannya pada bocah
itu bukan padanya. Abu Senja meminta Syaiful, sopir MCH
untuk mengawasi gerak-gerik Zul.
Suatu hari, Zul berkenalan dengan Zulaeha, gadis
Mesir yang menjadi pramugari Saudi Airline, yang
ternyata teman Faridah, keponakan bos majalah Mabrur.
Zul yakin, Zulaeha adalah gadis yang ada dalam
mimpinya. Namun Faridah me agar Zul melupakan
Zulaeha karena gadis itu sudah dipinang oleh Kepala Polisi
Syariat Jeddah. Abu Senja meminta Syaiful menjebak
kedua orang itu di Chorniche, dia berharap Zul dan
Zulaeha ditangkap lalu dinikahkan sehingga bocah itu
tidak kembali ke tanah air. Akhirnya Zul dan Zulaeha saat
berdua ditangkap Mutawin (polisi syariat), dan diancam
hukuman cambuk. Di tugu Qishos, Zul menjalani hukuman
cambuk 50 kali, namun pada saat cambukan ke- 10, Abu
Wazir datang dan meminta Faruk agar menghentikan
cambukannya.
Setelah menjalani hukuman, Zalwa pun merawat
Zul. Disitulah Zul mulai merasakan kelembutan Zalwa.
Benang-benang cinta pun mulai tumbuh di hati Zul.
Syaiful melaporkan kelakukan Abu Senja pada kakanya
Abu Wazir, karena ingkar memberi upah. Mengetahui Zul
dijebak adiknya, Abu Wazir kemudian menjebak adiknya
Janji Suci di Musim Haji 3 |
DudunHamdalah
dengan seorang wanita Badui, akhirnya mereka tidak
dihukum tapi dinikahkan oleh Abu Wazir. Sementara Faizal
setelah ketahuan memfitnah Zul, dipulangkan ke Mesir
oleh Kadaker. Sedangkan Zulaeha terpaksa menerima
Faruk sebagai suaminya, daripada menghadapi hukuman.
Suatu ketika, Kohar meminta Zalwa memakai
cadar, dan Zul kaget karena Zalwa mirip dengan wanita
yang ada dalam mimpinya. Akhirnya disaksikan oleh sang
kakek Zul dan Zalwa menikah di sebuah tugu di Jabal
Rahmah. Itulah tempat dimana Zul bermimpi mengikat
janji suci.

Janji Suci di Musim Haji 4 |


DudunHamdalah
DAFTAR ISI

1. Jerih si Kuli Tinta


2. Persekongkolan Jahat
3. Peramal wanita
4. Audensi Penghibur Hati
5. Nasehat Kakek Angkat
6. Surat Wasiat Penggoda Hati
7. Bandara King Abdul Aziz
8. Bidadari di Toko Roti
9. Kembang Daker Jeddah
10. Cak Kandar dan Mutawin
11. Profil Petugas Haji
12. Badai di Wisma Haji
13. Syech Masjid Terapung
14. Musim haji penuh Berkah
15. Masjid Qishos
16. Pramugari Bermata Jeli
17. Angin Gurun di bandara
18. Pudarnya sebuah Asa
19. Sebuah Sudut di Al Manar
20. Pertandingan Prestisius
21. Jebakan Di Chornice
22. Heboh di Wisma Haji
23. Hukuman Qishas
24. Faizal dipulangkan ke Mesir
25. Tuah Abu Senja
26. Zulaeha Meninggal
27. Mimpi menjadi Nyata

Janji Suci di Musim Haji 5 |


DudunHamdalah
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah Swt,


atas karunianya, maka novel bertajuk Janji Suci di Musim
Haji berhasil dituntaskan. Salawat dan salam tercurah
pada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Semoga kelak
kita mendapat syafaat beliau disisi Allah Swt.
Novel religi Janji Suci di Musim Haji merupakan
sebuah catatan dan coretan pena penulis selama
menjalankan ibadah haji di tanah para nabi. Penulisan ini
diilhami dari suka duka petugas haji selama melayani
jamaah haji yang diperankan dalam tokoh dan karakter di
dalamnya. Premis dari novel ini adalah Zul, seorang
pemuda yang ingin menikah dengan perempuan dalam
mimpinya, namun perempuan itu malah
mengkhianatinya.
Keunggulan cerita ini, mengisahkan banyak
pengalaman spiritual yang mempunyai nilai-nilai
keteladanan yang dipetik selama melaksanakan ibadah
haji. Didukung oleh setting wilayah tanah suci ikut
memperkaya khasanah budayadi negeri petro dollar.
Novel ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan
lugas serta memuat misi untuk bersatunya hati dua insan
dalam naungan Tuhan.
Semoga novel ini mampu memberikan informasi
dan manfaat bagi pembacanya, khususnya bagi mereka
yang akan dan sudah melaksanakan ibadah haji.
Jakarta Agustus 2016

Janji Suci di Musim Haji 6 |


DudunHamdalah
Dudun Hamdalah

1.Jerih si Kuli Tinta

Mendung menggantung di bibir langit. Cuaca mulai


gelap. Awan membumbung di awang-awang. Seolah
mengisyaratkan air langit akan segera tumpah ke bumi.
Membasahi permukaan bumi yang kerontang. Menyirami
jiwa-jiwa yang kering. Membasuh wajah dunia supaya
selalu ceria dan tak bermuram durja. Agar selalu teduh
dan segar dalam hiruk pikuk yang tak berkesudahan.
Menurut perkiraan cuaca yang disiarkan sebuah
stasiun teve swasta semalam, hari ini Jakarta akan
diguyur hujan lebat. Sudah beberapa hari ini ibukota
dijatuhi hujan bertubi-tubi sehingga mengakibatkan
banjir di mana-mana. Kalau sudah hujan lebat, Jakarta
akan semakin menyiksa. Genangan air, banjir dan
kemacetan menjadi cerita horor yang ditakuti warganya.
Namun anehnya meski menyiksa, Jakarta masih laksana
gadis cantik yang menggoda jutaan orang di daerah untuk
mengadu nasibnya.
Musim sekarang sudah tak pasti lagi. Dulu sebelum
reformasi, Indonesia mengenal musim hujan dari bulan
September hingga Maret, lalu musim kemarau mulai
bulan April hingga Agustus. Maka ada plesestan bulan
Januari artinya hujan sehari-hari hehehe. Namun sejak
1998, tak hanya sistem pemerintah yang direformasi,
bahkan sistem pembagian musim pun ikut dirombak.
Memang hebat mahasiswa kita ya. Sekarang bulan Januari

Janji Suci di Musim Haji 7 |


DudunHamdalah
bisa menjadi kemarau sehari-hari, atau bulan April yang
mestinya panas malah hujan tiada henti.
Sekarang di dunia sudah tak ada yang pasti. Yang
pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Karena manusia
yang dituntut sebagai Khalifah di muka bumi sudah lupa
akan tugasnya. Mereka sibuk mengeruk isi perut bumi,
membangun gedung yang tinggi dan menumpuk harta
serta materi. Seolah tak ada waktu untuk memikirkan
tugasnya menjadi pemimpin bumi, yang mencintai
sesama dan mengayomi penduduk bumi dari jenis
manusia, hewan dan tumbuhan.
Padahal Tuhan sudah mengamanahkan bumi
tempat kita berpijak kepada manusia, mahluk yang diberi
kemuliaan akal yang tinggi. Amanah yang tak sanggup
dipegang mahluk lain, bahkan sekaliber malaikat
sekalipun.
****

Bocah itu berhenti melamun ketika air tampias


menciprati mukanya. Air dari jendela gedung yang
mestinya tak sampai mengenai mukanya. Itu pertanda
hujan sore ini tidak main-main, bahkan terlalu serius.
Bahkan saking derasnya, suara orang pun tak bisa
didengar. Bocah itu tidak mau terbawa emosi memikirkan
nasib negeri ini. Bagaimana mau memikirkan dunia
sedangkan untuk makan sehari-hari saja dia masih
bingung. Ah biarlah khalifah itu menjadi tugas para
pemimpin negeri yang sudah dibaptis untuk menjadi
pengelola bangsa ini.
Saya mah apa atuh bisik hati kecilnya, teringat
sebuah tembang dangdut.
Janji Suci di Musim Haji 8 |
DudunHamdalah
Bocah itu bernama Zulfikar. Umurnya 25 tahun.
Perawakannya gagah, tinggi dengan jenggot tipis. Zul,
begitulah orang-orang memanggilnya, seorang wartawan.
Sebenarnya itu bukan cita-citanya. Namun kegagalannya
menembus fakultas kedokteran membuatnya belajar di
jurusan komunikasi sebuah perguruan tinggi negeri di
Semarang. Dunia juranalistik adalah pekerjaan yang
sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Zul
berusaha menjalani apa yang ada, sambil mencari
peruntungan yang lain
Jam dinding menunjukkan angka tiga lewat lima
menit. Sore itu, Zul masih berada di kantor Departemen
Agama, kawasan Lapangan Banteng, Jakarta. Zul baru
saja usai melakukan wawancara seputar haji dengan
seorang pejabat eselon dua. Hasil wawancara ini sebagai
bahan tulisannya untuk rubrik persiapan ke tanah suci,
di majalah Mabrur, tempat Zul bekerja.
Zul melangkahkan kaki ke ruang media center,
ketika hujan deras menghujam ke bumi. Mustinya Zul
lekas kembali ke kantor, karena sore itu teman-temannya
sesama redaksi majalah Mabrur mengajaknya menemui
pak Waluyo, sang pemilik majalah Mabrur. Rizal, Bondi
dan Fadoli sudah memberitahu Zul untuk bertemu bos
besar untuk mengajukan kenaikan gaji. Maklum harga
kebutuhan pokok dan BBM sudah naik, tapi honor awak
media berbasis agama itu sudah setahun lebih belum
disesuaikan. Zul baru bergabung 6 bulan silam.
Mas Imam, masih asyik menulis berita di
ruangannya samping ruang media center, ruangan untuk
awak media yang bertugas di Kemenag. Pegawai bagian
humas yang berperawakan kecil itu menjadi koordinator
wartawan komisariat Kemenag. Orangnya ramah, murah
Janji Suci di Musim Haji 9 |
DudunHamdalah
senyum dan sangat hati-hati berbicara. Zul ingin segera
kembali agar bisa ikut rapat di kantor. Lalu Zul
menghampiri mas Imam untuk pamitan.
Zul diluar masih hujan lebat, sebaiknya tunggu
disini saja, apalagi banjir dimana-mana, cegah mas
Imam.
Zul merapat ke jendela memandang gelapnya
langit Jakarta. Hujan menghujam deras ke perut bumi. Zul
memandang dengan mata kosong. Dia sadar tidak mudah
menerjang hadangan hujan dengan motornya. Cuaca di
luar sepertinya tidak mengijinkan Zul menemani rekan-
rekannya menghadap pak Waluyo. Zul pun mengirimkan
sms kepada Bondi, meminta maaf karena tidak bisa ikut
rapat.
Berarti kamu ikut keputusan kita ya, balas Bondi.
Zul membalas ya.
Suasana Press room selepas ashar nampak
lengang. Di situlah tempat puluhan wartawan biasa
mangkal jika bertugas di Kemenag. Hanya Soleman,
seorang fotografer freelance, sibuk mengotak-atik kamera
lawasnya. Wartawan Kemenag biasa memanggilnya pak
tua. Di usianya menjelang 60 tahun, dia masih bekerja.
Tenaganya mulai lemah tetapi semangatnya masih
membara. Dia termasuk wartawan orde lama yang
masih bertahan di instansi pemerintah itu.
Mas Imam menghampiri Zul di ruang wartawan.
Gimana tadi wawancara dengan pak Direktur?
tanyanya.
Sudah mas, kata beliau banyak perbaikan yang akan
dilakukan pada musim haji tahun ini, jawab Zul.
Janji Suci di Musim Haji 10 |
DudunHamdalah
Mas Imam mendekat dan duduk di sebelahnya, dia
mengeluarkan bollpoint dan mengambil secarik kertas.
Apa saja ? tanyanya.
Rupanya Mas Imam mau mencatat. Biasanya dia
akan menulis berita untuk dimasukkan ke situs informasi
haji yang dikelolanya. Zul pun menjelaskan melalui
coretan wawancara di buku kerjanya. Selesai mencatat,
Mas Imam mengalihkan matanya pada pak Tua yang
duduk di pojok ruangan.

Wah Leman, sedang sibuk berbenah kamera, mau


berangkat haji, ujar mas Imam.
Oh ya? Pantesan dari tadi wajahnya sumringah.
Dia wartawan foto yang mangkal di Kemenag sudah 10
tahun, belum pernah pergi haji. Tadi pak Mahmud sudah
memasukkan namanya menjadi salah satu petugas media
center haji tahun ini, jelas mas Imam.
Zul ikut senang. Ia lalu menghampiri pak tua dan
mengucapkan selamat. Soleman tersenyum dengan
kerutan yang nampak jelas di wajah senjanya.
Meski lama tugas di sini, Soleman orangnya nggak aktif,
nrimo dan nggak berangkat tugas pun diam saja, padahal
teman-temannya di sini sudah mondar-mandir ke Mekah.
Pak Mahmud kasihan melihatnya lalu mengajaknya
berangkat menjadi petugas, ujar mas Imam trenyuh.
Pak Mahmud adalah kepala penyuluhan haji
Kemenag, orangnya cukup familiar karena sering ceramah
tentang haji di televisi milik pemerintah.

Janji Suci di Musim Haji 11 |


DudunHamdalah
Oh ya mas, berapa kuota petugas media center? tanya
Zul polos.
Tahun ini, dua puluh lima orang, masih ada kesempatan
kalau mau bergabung,.
Caranya? Zul mengejar.
Mas Imam kemudian menjelaskan syarat-
syaratnya. Kayaknya banyak yang tak bisa ia penuhi.
Misalnya minimal dua tahun bertugas di komisariat
wartawan Kemenag, sedangkan Zul baru enam bulan.
Selain itu, belum banyak wartawan Kemenag yang ia
kenal. Tak ada asa bagi sang Bocah menjadi petugas haji
tahun ini.
Kalau belum bisa tahun ini, mudah-mudahan tahun
depan kamu bisa berangkat, mas Imam menepuk bahu
Zul sambil keluar menuju ke kamar kecil.
Nampaknya hujan belum usai. Zul memencet
keybord komputer untuk membuka email. Soleman
menggeser tempat duduknya mendekatinya.
Mas, kalau mau jadi petugas, minta rekomendasi saja
dari pak Dirjen atau pak Menteri, kata Soleman.
Zul mengangguk.
Ide yang tidak terlalu jelek, pikirnya.
Setidaknya pak tua ingin memberinya setitik
harapan atau sekadar penghiburan. Zul tidak terlalu
serius menanggapinya. Zul pernah mendapat cerita dari
Kohar, seorang wartawan radio yang mangkal di
Kemenag. Menurutnya, petugas haji media center
merupakan jatah wartawan yang bertugas di Kemenag.
Tiap 2 atau 3 tahun sekali mereka bisa berangkat haji

Janji Suci di Musim Haji 12 |


DudunHamdalah
secara gratis. Selain berangkat haji, juga ada uang saku
sebagai honor petugas haji.
Pantas, banyak wartawan yang sudah senior betah di
Kemenag, batin Zul.
Mereka bisa mendapatkan jatah naik haji plus duit
segepok. Tak heran bila pak Abu, yang usianya jelang 60
tahun lebih, sudah haji 10 kali gelarnya haji abidin (atas
biaya dinas). Rata-rata wartawan yang sudah diatas 2
tahun mangkal di komisariat wartawan Kemenag sudah
mendapat jatah berangkat haji. Tak ubahnya bak jadwal
kerja shif yang bergantian tiap musim haji. Hanya
Soleman saja yang baru dapat kesempatan, karena
orangnya yang terlalu ikhlas
Zul terperanjat, ketika sebuah tangan menepuk
punggungnya menghamburkan lamunannya. Oh ternyata
Mas Imam. Ia pun bercerita, bahwa tim media center
mendapat jatah 25 orang wartawan, rinciannya. 15 orang
untuk wartawan Kemenag. Sisanya 10 orang dijatahkan
untuk media elektronik yakni radio, media online dan
televisi. Namun prakteknya, dari 15 orang petugas itu
memang tidak semua murni wartawan yang tugas
Kemenag.
Asal ada rekomendasi dari pejabat ditanggung beres.
Biasanya kalau ada wartawan yang lewat jalur khusus
akan mengurangi jatah wartawan Kemenag. Jadi bisa
menimbulkan gap di lapangan, jelas mas Imam.
Menurut mas Imam jalur khusus itu menjadi hak
prerogratif Menteri. Kalau jalur umum hak wartawan
Kemenag. Zul masih terdiam, dalam dirinya belum ada
pikiran pergi haji tahun ini. Baginya belum ada persiapan

Janji Suci di Musim Haji 13 |


DudunHamdalah
untuk menyempurnakan rukun Islam nya. Setelah hujan
reda, Zul pun pamitan pulang.
****

Sesampainya di kantor ketika lewat senja, suasana


sudah sepi. Tiga kawannya sudah pulang. Biasanya jika
tidak ada deadline, wartawan sudah pulang jam lima sore.
Tinggal Harun, seorang desain grafis yang masih
mengerjakan sesuatu. Zul tahu, Harun mempunyai
pekerjaan sampingan menerima order desain dari luar.
Biasanya dia kerjakan proyeknya selepas jam kantor.
Wah Harun, lagi banyak proyek ya? tegur Zul.
Kecil-kecilan mas, buat membantu biaya sekolah adik,
katanya.
Sebenarnya Zul kurang setuju, bila ada karyawan
yang menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan
pribadi. Baginya hal itu bisa dikategorikan korupsi meski
skalanya kecil-kecilan. Zul sadar kebiasaan orang pada
umumnya memang seperti itu, suka memanfaatkan
fasilitas kantor untuk kepentingan individu. Apalagi di
republik ini, mobil dinas sering dipakai untuk mudik dan
urusan keluarga. Ada juga yang makan siang
menggunakan bon untuk diganti kantor, padahal bukan
sedang mentraktir klien. Yang sering ia amati adalah ulah
sopir kantor yang sering membeli bon di pom bensin,
biasanya bon bensin Rp 50,000 dibeli senilai Rp 5,000
oleh sopir dan nanti minta uang ganti dari kantor.
Gaji saya kecil, nggak cukup untuk makan... ujar
pak Somad, sopir kantor ketika Zul menegur.

Janji Suci di Musim Haji 14 |


DudunHamdalah
Zul ingin mengingatkan lagi, tapi dia tidak tega
melihat kondisi keluarganya yang tidak mampu. Namun
Zul berjanji suatu saat tidak hanya mengingatkan tapi
juga memberi solusi bagi pak Somad. Bagi sang bocah
lebih baik kelaparan daripada makan uang yang bukan
haknya. Itu prinsipnya.
Zul pernah mendengar dalam sebuah Hadits Nabi
bahwa jika seseorang makan harta haram, maka doanya
akan tertolak selama 40 hari. Dia merasa kasihan dengan
pak Somad, setahun bekerja kondisinya tidak ada
perubahan.
Zul menghampiri Harun sambil melihat hasil
desainnya. Tapi untuk menegur Harun, Zul harus
menggunakan kata-kata yang pas agar ia tidak
tersinggung. Lalu Zul pun mengisahkan kepada Harun
tentang Khalifah Umar Bin Abdul Azis. Pemimpin yang
termashyur ini suatu hari didatangi anaknya di Kerajaan.
Khalifah pun menanyakan untuk kepentingan apa
anaknya datang berkunjung, kepentingan keluarga atau
kerajaan? Ketika dijawab kepentingan keluarga, maka
Khalifah pun mematikan lampu kerajaan. Khalifah tidak
ingin menggunakan fasilitas kerajaan untuk kepentingan
keluarga.
Setelah mendengar cerita Zul, Harun cepat-cepat
mematikan komputernya. Zul kaget.
Harun, ada komputer di rumah? tanya Zul.
Tidak ada mas, nanti saya ke rental saja, katanya tanpa
menoleh.
Maaf Harun, Aku hanya mengingatkan, jangan
tersinggung ya, ujar Zul.

Janji Suci di Musim Haji 15 |


DudunHamdalah
Laki-laki kurus itu bergegas pulang tanpa menoleh.
-0-

2. Persekongkolan Jahat

Janji Suci di Musim Haji 16 |


DudunHamdalah
Zul gembira, karena hari ini adalah hari yang selalu
ditunggunya dan juga dinanti kebanyakan karyawan yakni
gajian. Meski gajinya tidak sebesar pegawai di
perusahaan multi nasional, bagi Zul berapapun nikmat
yang diberikan harus disyukuri dulu. Zul ingat pesan pak
Ustad, Barang siapa yang bersyukur pada nikmat Allah,
maka Allah akan menambahkan karunianya dan barang
siapa yang tidak bersyukur maka sesungguhnya azab
Allah itu amat pedih
Zul yakin, kegembiraan bagi seorang buruh, sama
dengan kegembiraan seorang Pimpinan perusahaan
multinasional ketika menerima bayaran. Bedanya hanya
ketika membuka isinya saja dan membelanjakannya. Tapi
itulah warna hidup, ada yang diatas ada yang dibawah,
yang penting dinikmati saja.
Hari ini bulanan Majalah Mabrur terbit bertepatan
dengan waktu pembayaran gaji. Sebagai karyawan, Zul
menerima gaji setiap awal bulan. Karena media baru,
penghitungan gaji setiap bulan didasarkan dengan gaji
pokok ditambah honor yang nilainya dihitung dari jumlah
halaman yang ditulis. Zul merasa tulisan bulan lalu cukup
banyak, sehingga ia akan membawa uang yang
jumlahnya cukup lumayan. Dia bahkan berani menjanjikan
pada keponakannya untuk membelikan sepatu dan tas
baru, karena begitu yakin dengan hasil yang didapat.
Selain itu, Zul juga berencana membeli sepatu baru
sebagai ganti sepatu satu-satunya yang sudah disol dua
kali.
Tak seperti lazimnya perusahaan besar, yang gaji
bulanan ditransfer melalui bank. Karena perusahaan baru
Janji Suci di Musim Haji 17 |
DudunHamdalah
dan masih terbilang kecil dengan karyawan hanya
belasan, maka pembayaran gaji dilakukan secara
tradisional yakni terima amplop. Zul begitu bersemangat
ketika namanya dipanggil bagian keuangan untuk
menghadap. Namun Zul tak percaya, ketika amplop yang
diberikan begitu tipis.
Zul pun segera membuka isinya. Ternyata
jumlahnya sangat kecil, jauh dari apa yang ada di
pikirannya. Padahal tulisan Zul merasa paling banyak
jumlah halamannya dibanding 3 temannya yang lain. Pada
majalah edisi terakhir ada separuh halaman tulisan Zul
dari total 32 halaman. Zul mendadak lemas merebahkan
tubuh di kursi ruangannya. Dia membayangkan betapa
keponakannya akan kecewa bila janjinya tidak ia penuhi.
Dengan uang ditangan, jangankan untuk membelikan
keperluan keponakan, untuk biaya hidupnya sebulan pun
sangat berat. Zul teringat akan pepatah kuno, yang
mengatakan jangan menjanjikan sesuatu yang belum
kamu miliki.
Harun datang menghampiri, Zul kuatir Harun akan
menamabah beban hatinya lantaran sindirannya
beberapa waktu lalu. Ternyata tidak, Harun sepertinya
tahu apa yang dirasakannya.
Meski kecil semoga berkah ya mas.... Harun ikut
prihatin.
Iya kenapa jadi begini ya Run..... ujar Zul tak bisa
memendam kecewanya.
Harun sebagai desain grafis sudah tahu tulisan Zul
edisi lalu cukup dominan.
Gusti Allah tidak tidur .......mas temui pak As saja
saran Harun melangkah pergi.
Janji Suci di Musim Haji 18 |
DudunHamdalah
Zul pun bangkit berjalan lunglai menuju ruangan
Pak Asnawi, sang Pimred untuk meminta penjelasan. Sang
Bocah menemui pria setengah baya itu di ruangannya.
Tak lama kemudian, Pak As pun memanggil bagian
keuangan untuk melihat rekap gaji karyawan. Pak As
menggelengkan kepalanya melihat gaji Zul ternyata
dibawah 3 koleganya.
Rona muka sang Bocah berubah menjadi merah
mendengar kabar dari bagian keuangan bahwa teman-
wartawannya mendapat honor lebih banyak. Zul merasa
diberlakukan tidak adil. Pak Asnawi juga merasa heran
dengan apa yang didapat Zul, laki-laki berambut tipis itu,
berjanji akan membicarakan masalah ini dengan pak
Waluyo pemilik Majalah Mabrur.
****

Esoknya Zul menemui ketiga temannya di kantin.


Dia mengusulkan agar honor diberikan sesuai jatah
tulisan. Namun ketiga temannya keberatan.
Kamu sih terlalu rajin, kerjakan saja jatahmu 6 halaman,
kalau kurang ya majalahnya yang ditipisan celutuk Fadoli
sinis.
Iya kayak kita, mau nulis berapa halaman pun honornya
sama, ngapain nulis banyak, tambah Bondi.
Yang lebih menyesakkan kata-kata Rizal.
Lu, kalau iri sama kita bilang saja, jangan minta diubah
skemanya pakai berdasarkan jumlah tulisan segala.
Zul diam. Malas dia meladeni tiga temannya.
Baginya, itu hanya debat kosong yang tak berujung.

Janji Suci di Musim Haji 19 |


DudunHamdalah
Hanya membuang waktu tanpa hasil yang jelas, apalagi
mereka bertiga sepertinya sudah kompak.
****

Sore itu, Zul masih di kantor, sementara teman-


teman yang lain sudah pulang. Ruangan Harun juga
kosong. Tumben biasanya Harun paling akhir pulangnya.
Zul takut, dia masih tersinggung dengan kata-katanya
kemarin.
Tiba-tiba pak As muncul dan memanggil Zul ke
ruangannya. Pak As melepas kaca mata minusnya
sebelum berbicara. Dia bercerita baru saja menemui pak
Wal.
Begini Zul, kemarin teman-temanmu bertiga menghadap
pak Wal, mereka minta diadakan tunjangan uang
transport. Kata pak Wal, dananya tidak ada. Kata mereka,
kamu setuju dananya menggunakan uang kelebihan dari
tulisanmu,
Ha, Zul terkejut tidak mengira teman-temannya
setega itu. Zul sama sekali tidak dimintai pendapat
teman-teman tentang uang transport. Apalagi jika uang
itu menggunakan haknya, pasti Zul tidak setuju.
Bondi menunjukkan sms-mu ke pak Wal, katanya kamu
oke dengan keputusan mereka bertiga, ujar pak As.
Zul diam mengurut`dada. Ia pun menceritakan apa
yang sebenarnya terjadi, dan bahwa ketiga temannya
telah membohonginya. Pak As pun menyadari kelicikan
ke-3 temannya, dan merasa kasihan dengan bocah itu.

Janji Suci di Musim Haji 20 |


DudunHamdalah
Nanti kita jelaskan semua ke pak Wal, Saya akan
membantumu, kata pak As.
Tidak usah pak, biarkan saja. Doakan saja saya
mendapat ganti dari tempat yang lain. Saya ikhlas, pak
ujar Zul.
Pak As mengelus punggung Zul sambil
menggelengkan kepala. Sebenarnya sebagai wartawan
senior gaji pak As di perusahaan itu juga dibawah standar
dibanding ketika dia masih menjadi redaktur di sebuah
majalah nasional. Baginya inilah tantangan untuk
membesarkan sebuah perusahaan baru. Dia juga beharap
kelak jika majalah ini berkembang dan besar maka
kesejahteraan karyawan pun akan meningkat.
***

Setelah senja lewat, Zul pulang meski gerimis


masih menghadang. Di kamar kos, ia merebahkan
tubuhnya. Zul ingin melupakan kejadian siang itu di
kantor. Baginya hari itu bukan harinya. Tapi dia tidak mau
mengatakan bahwa itu hari yang sial. Dalam kamusnya
semua hari itu baik, tidak ada yang buruk. Yang buruk
adalah respon kita yang negatif jika mendapat musibah.
Meski gulana, Zul ingin tetap memelihara prasangka baik,
khususnya kepada sang Maha Kuasa. Baginya setiap
peristiwa itu ada pelajaran yang bisa diambil.
Kumandang adzan Maghrib terdengar lantang. Zul
bergegas mandi dan mengambil wudlu memenuhi
panggilan-Nya dan shalat berjamaah di musola yang
terletak tidak jauh dengan kosnya. Seperti biasa setiap
bada Maghrib, Zul membaca Quran. Biasanya ia
membaca mushab berurutan di kos. Tapi karena sedang
Janji Suci di Musim Haji 21 |
DudunHamdalah
mengaji di musola, si Bocah membuka mushab secara
acak. Mana yang dibuka itulah yang ia baca. Subhanallah,
Zul membuka surat al Baqaroh ayat 197, yang artinya.
Musim haji adalah beberapa bulan yang
dimaklumkan, barangsiapa yang menetapkan niatnya
dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam
masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan
berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang
bertakwa.
-o-

Janji Suci di Musim Haji 22 |


DudunHamdalah
3. Peramal wanita

Ayat tentang panggilan haji yang tak sengaja dibaca Zul


di musola mengusik hatinya. Karena dia meyakini dalam
setiap peristiwa ada pertanda, tapi pertanda apa? Masih
teka-teki di benaknya. Setiap malam menjelang tidur,
pikiran Zul berkecamuk ingin menerka tapi tak sanggup
karena takut kecewa. Sebab bagi Zul semua kejadian di
bumi ini tak ada yang kebetulan. Semua menyimpan
pertanda dan makna dibalik itu. Sayang dia tak bisa
menakwilkan, namun dia dapat sedikit memahami
tentang pertanda.
Zul memang punya niat berangkat ke tanah suci di
usia sekitar 40 tahun. Pertimbangannya di usia itu orang
sudah matang pikirannya dan pada usia serupa Nabi
Muhammad Saw menerima wahyu pertama untuk
mengemban tugas sebagai Rasul. Umur yang cukup untuk
bergelut di bidang agama dan mulai mengurangi aktifitas
duniawi.
Janji Suci di Musim Haji 23 |
DudunHamdalah
Saat ini, dari segi materi, Zul tidak memiliki
kemampuan berangkat ke tanah suci. Bahkan terlintas
dalam pikiraanya saja belum. Langkah menuju Baitullah
yang memungkinkan menjadi petugas haji. Apalagi musim
haji masih beberapa bulan lagi. Masih cukup waktu untuk
persiapan jika memang Allah mengijinkan.
Malam itu, Zul tertidur pulas karena kecapekan dan
pikirannya suntuk. Dalam hidup diluar kesadaran Zul
bermimpi menjadi pengantin di sebuah tugu cinta di bukit
kecil pada hamparan padang pasir. Dalam mimpi itu Zul
berpasangan dengan seorang gadis bercadar yang cantik
dan bermata jeli. Zul merasa senang sekali. Mungkin
hanya bidadari yang bisa mengalahkan paras jelitanya. Di
situ pula ia menemukan kedamaian hatinya. Dan disitulah
ia merasadapat mengabdikan sepenuhnya kepada Ilahi
Rabbi.
Mimpi indah sang bocah tiba-tiba buyar, ketika om
Maman pemilik kos membangunkannya untuk sholat
Subuh. Zul terbangun, dan merasa kesal dibangunkan
dari bunga tidurnya. Pakaiannya basah. Ia menggigil
kedinginan padahal udara malam itu amat gerah. Ia tak
pernah bermimpi seperti itu. Mimpi yang bisa
menyebabkan badannya gemetar dan kedinginan.
Om Maman menggelengkan kepala, ketika ditanya
makna mimpi si bocah.
Mimpi itu hanya bunga tidur, jadi jangan diartikan
macam-macam, pesan om Maman.
Tapi mimpi ini bukan mimpi biasa Om, badanya
saya gemetar dan baju saya basah .....
Hehehe itu sugesti, kalau kita meyakini mimpi itu
biasa saja, maka tidak terjadi apa-apa. Namun kalau kita
Janji Suci di Musim Haji 24 |
DudunHamdalah
yakin mempi itu akan menjadi kenyataan, bisa pula
demikian, tapi semuakan sudah takdir......jawab om
Maman.
Saya meyakini mimpi ini akan menjadi
kenyataan....
Om Maman memandang si Bocah, dia berharap Zul
tidak meyakini mimpi itu. Sehingga Zul dapat beraktifitas
kembali tanpa dibayangi mimpi lagi.
****

Zul merasa terganggu dengan mimpinya. Apa


artinya pernikahan di sebuah tempat yang semuanya
berbalut warna merah. Zul pun bertanya pada Bondi yang
dulu pernah bekerja sebagai wartawan majalah
supranatural. Setidaknya Bondi tahu orang yang bisa
menakwilkan mimpinya.
Lalu Bondi pun mengajak Zul pada seorang
paranormal yang bisa menebak nasib melalui mimpi.
Awalnya Zul agak malas diajak ke diajak ke paranormal,
disamping takut syirik juga tak ada biaya. Zul berusaha
mencari informasi di internet melalui mbah Google ,
namun takwil itu tak ditemukannya. Bondi terus
membujuknya untuk datang ke paranormal yang ia
rekomendasikan.
Jangan kuatir, dia itu hajah dan petunjuk yang
digunakan sesuai agama. rayu Bondi.
Zul pun merasa lega dan mengikuti saran
temannya.

Janji Suci di Musim Haji 25 |


DudunHamdalah
Namanya Nyi Sukesi, masih muda umurnya empat
puluhan tahun. Namun kebiasaan orang Timur untuk
menyebut orang yang mempunyai kelebihan supranatural
dianggap pintar disebut dengan Mbah atau Nyai.
Mimpimu aneh, tapi kamu harus mempercayainya
supaya kamu punya semangat untuk mengejarnya. Agak
berat aku menakwilkan mimpimu, perlu tirakat semalam,
besok kamu ke sini lagi. Namun, untuk mahar hari ini
harus dibayar dulu Rp 500 ribu ujar Nyi Sukesi.
Zul kaget, merasa keberatan dengan biaya sebesar
itu. Tapi ia tak kuasa untuk menolak. Dia pun merogoh
koceknya dan menyerahkan uang 500 ribu miliknya.
Tidak ada makan siang yang gratis, yang jelas
mimpimu ini pertanda baik. Kalau mau dilanjutkan
penakwilannya besok malam kamu kemari membawa
uang mahar Rp. 3 juta ujar sang Peramal.
Ha... Tidak bisa kurang? ujar Zul.
Peramal menggeleng.
Untuk sebuah masa depanmu yang benderang,
uang Rp 3 juta tak seberapa.
Zul diam, ia harus memikirkan bagaimana dengan
biaya hidupnya beberapa hari ke depan. Zul berpikir
sejenak, lalu ia pun mengajak Bondi keluar rumah
sebentar.
Kamu yakin perempuan itu bisa menakwilakn
mimpiku? tanya Zul penasaran.
Diantara paranormal di Jakarta, dia yang paling
hebat, sudah banyak pejabat, Jenderal, pengusaha,
anggota Dewan yang dibantunya. Kamu nggak lihat foto-

Janji Suci di Musim Haji 26 |


DudunHamdalah
foto yang dipajang itu, kan orang terkenal semua. Kalau
dia menipu, pasti sudah tutup usahanya, kata Bondi
penuh yakin.
Tapi uang 3 juta yang dia minta, aku tak punya ,
Ya itu terserah kamu, mau ditakwilkan atau tidak
mimpimu, kalau mau ya harus bayar maharnya, kalau
tidak nggak apa-apa kita pulang saja,
Zul diam, memikirkan dengan apa dia akan membayar
tukang ramal itu.
Gini saja, kamu kan punya motor, ditinggal saja di
rumah Nyi Sukesi. Bilang saja kalau dananya sudah ada
nanti motor bisa ditebus, saran Bondi.
Saran yang berat bagi si Bocah, karena motor
itulah sarana dia beraktifitas di Jakarta. Apalagi mobilitas
Zul sebagai pemburu berita sangat tinggi, sehingga jika
tidak mengendarai motor akan memakan banyak waktu
dan biaya.
Tiba-tiba Zul teingat, dia masih mempunyat
sebatang emas pemberian ibunya sebelum meninggal.
Namun Dia tidak mungkin menjualnya, dia bermaksud
hanya menggadaikannya sehingga suatu saat nanti bisa
ditebus kembali. Zul tidak mau melihat arwah ibunya
tidak tenang di alam sana.
Lalu mereka pun masuk kembali menemui Nyi
Sukesi. Perempuan itu mengangguk setuju dengan
rencana Zul. Dia meminta agar kedua anak muda itu
besok kembali sambil membawa emas untuk mahar
jasanya.
****

Janji Suci di Musim Haji 27 |


DudunHamdalah
Besoknya Zul datang kembali dengan Bondi, seusia
janjinya, ia membawa emas batangan 5 gram pemberian
ibunya. Mungkin itulah hartanya yang paling berharga
setelah motor bututnya. Kalau ditaksir harga emas itu
sekitar Rp. 3 juta cukup untuk mahar diminta paranormal
itu.
Mereka berdua pun duduk bersila di tikar ruang
tamu. Suasana lengang hanya ada seorang asisten yang
berjaga di pintu depan, ia mendaftar tamu yang datang.
Selangkah kemudian Nyi Sukesi menemui mereka. Nyi
Sukesi pun meminta mahar yang dianjikan. Zul
menyodorkan amplop putih, Nyi Sukesi memeriksanya.
Setelah itu dia memasukan amplop yang ada emasnya itu
dalam selipan ikat pinggangnya. Tak lama kemudian ia
membelah kelapa hijau. Dituangkan airnya ke dalam
baskom. Lalu semua lampu dimatikan. 5 menit Nyi Sukesi,
tanganya menyentuh al Quran. Doa-doa pun dilantunkan,
doa yang biasa didengarkan Zul ketika sehabis sholat di
masjid. Setelah itu lampu dinyalakan.
Hmmm begini, mimpi itu bukan mimpi biasa.
Mimpi itu adalah masa depanmu yang bila kamu mampu
melewatinya semua cobaan hidupmu maka akan bahagia.
Tugu iu adalah pertanda sebagai saksi sebuah janji suci.
Gadis pendampingmu itu sudah ada tinggal kamu
menjemputnya dan hamparan pasir itu menunjukkan
sebuah padang yang luas, dan tentu saja bukan di sini,
ujar Nyi Sukesi.
Dimana...tanya Zul pontan.
Heheheh...mirip dongeng ya tiba-tiba si Bondi
tertawa.
Janji Suci di Musim Haji 28 |
DudunHamdalah
Diam...jangan ditertawakan...............bentak Nyi
Sukesi. Bondi membisu.
Zul tersenyum, entah kurang jelas, senang atau
tergelitik.
Hahaha.....Kamu sudah membayar mahal
mimpimu tapi kamu malah tidak mempercayainya. Kamu
akan rugi dua kali, sudah kehilangan uang juga kehilangan
harapan. Kalau kamu mempercayai mimpimu kamu hanya
kehilangan uang tapi tidak kehilangan harapan..... kata
peramal.
Terus bagaimana cara saya menggapai mimpi itu
Pertama kamu harus yakin bahwa mimpi itu akan
menjadi kenyataan
Zul mengangguk.
Lalu ikutilah kata hatimu, kemana pun ia akan
membawa dirimu. Karena harta yang paling berharga
adalah hatimu. Hatimu yang lebih tahu tempat itu?
Hanya itu Nyi?
Zul nampak kecewa membayar mahal, hanya
untuk satu kalimat yang sederhana. Nyi Sukesi
mengangguk.
Kamu nggak mau uang maharmu ditukar dengan
kebahagiaan? tanya Nyi Sukesi dengan suara tinggi.
Mau Nyi. suara Zul pelan sekali.
Sekarang pulanglah, dan ingat terus perjuangkan
mimpimu. Jika ada tantangan jangan menyerah. pesan
paranormal itu.

Janji Suci di Musim Haji 29 |


DudunHamdalah
Bondi pun menuntun pulang, sepertinya Zul belum
ikhlas menukar emas dari ibunya dengan kalimat- kalimat
sederhana yang bisa dia dapatkan di buku motivasi.
Kalau hanya menafsirkan mimpi seperti itu, aku
juga berpikir sama..
Iya, tapi dengan ketemu orang yang punya ilmu
semakin kuat keyakinanmu. Tapi kalau sudah sukses
jangan lupa saya yaa ledek Bondi.
Hidup ini memang perjudian, Zul telah menukar
uang dan emasnya dengan takwil kebahagian bersama
psangan hidup. Sebuah barter yang membuat Zul kini tak
memegang uang sama sekali.
-0-

Janji Suci di Musim Haji 30 |


DudunHamdalah
4. Audensi Penghibur Hati

Zul bersama pak Waluyo, pak Asnawi, dan pak


Sinaga, kepala bagian Marketing akan menemui Menteri
Agama. Pak Wal sejak awal punya keinginan, tim
pengelola Majalah yang dia dirikan bisa bertatap muka
dan bertukar pikiran dengan Menteri. Pertemuan ini
sangat penting sebagai sarana menjalin silaturahmi dan
kerjasama karena Kemenag adalah mitra utama dan
strategis majalah itu.
Setelah menunggu sesaat di ruang tamu, mereka
pun dipersilahkan masuk oleh sekretaris Menteri. Rupanya
pak Menteri dan pak Dirjen Haji sudah menunggu di
ruangan. Dengan hangat mereka menyambut kedatangan
awak majalah Mabrur. Pak Waluyo bercerita tentang
kehadiran dan rencana ke depan Majalah Mabrur. Pak As
berbicara tentang isi majalah dan meminta dukungan
peliputan berita. Tak lupa, si otak bisnis pak Sinaga
mengajak Kemenag untuk menjalin kerjasama.
Pak Menteri menanggapi positif paparan mereka.
Dia juga memberi masukan untuk perkembangan Majalah
ke depan. Pak Dirjen minta agar mereka membuat
peliputan yang cerdas dan membangun untuk pelayanan
haji yang lebih baik. Setelah inti masalah dibicarakan, Zul
yang dari tadi diam, angkat bicara.

Janji Suci di Musim Haji 31 |


DudunHamdalah
Pak, Majalah Mabrur kan satu-satunya majalah yang
mengupas tentang haji, rasanya kita tidak bisa mendapat
berita update kalau tidak bisa berangkat liputan ke tanah
suci, kata Zul.
Iya pak, mungkin bisa dibantu untuk peliputan reporter
kita disana, pak As menimpali.
Pak Menteri tersenyum. Dia menengok ke arah pak
Dirjen.
Iya ya, masak majalah umum bisa berangkat, kok
majalah yang nulis haji tidak, silakan dimasukkan saja
berkasnya. Pak Dirjen mohon dibantu, jawab pak Menteri.
Pak Dirjen mengangguk.
Yes, kata Zul dalam hati. Terasa plong dadanya,
bolong seperti kue donat. Pertanda positif. Ternyata alam
pun ikut tersenyum hari itu. Langit cukup cerah
menyambut kepulangan mereka dengan wajah
sumringah. Hampir semua misi yang diemban tercapai.
Kata pak Menteri, Kemenag akan mensupport berita
tentang haji. Dirjen haji menyanggupi untuk
berlangganan Majalah Mabrur sebanyak 1000 eksemplar
per bulan. Cukup untuk menyokong biaya operasional
sebuah majalah baru.
Zul bisa bernafas lega, ia tinggal mengurus jalur
khusus menjadi petugas haji. Meski baru lisan, bagi Zul
ucapan pak Menteri adalah sebuah big winning. Pimpinan
Kemenag secara lisan sudah memberi lampu hijau bagi
Zul bertugas di tanah suci. Zul senang bukan main karena
baru pertama kali bertemu dengan pejabat tinggi
Kemenag dan langsung mendapat kesempatan yang
didambakan umat Islam. Ya ke tanah suci untuk bertugas
dan beribadah haji merupakan syarat menggenapkan
Janji Suci di Musim Haji 32 |
DudunHamdalah
rukun Islam. Sebagai rasa syukur pak Wal mentraktir
mereka makan siang di bakmi Menteng. Tak lupa pak Wal
menyelipkan uang rp 300 ribu ke dalam sakunya sebagai
bentuk terima kasih. Zul senang, karena dompetnya
memang tinggal deretan kertas bergambar pejuang
seperti Patimura dan Hasannudin.
***

Zul segera mengurus syarat-syarat untuk


memenuhi prosedur menjadi petugas haji. Sebagai
lembaga pemerintah, Kemenag tak lepas dari birokrasi.
Syaratnya tidak terlalu sulit, untuk formalitas saja.
Beberapa hari kemudian Zul segera memasukkan berkas
yang diperlukan ke Subdit Petugas Haji untuk diproses.
Seminggu kemudian bagian humas mengeluarkan daftar
petugas haji bidang MCH, Media Center Haji yang akan
bertugas ke tanah suci.
Alhamdulillah, Zul sujud syukur setelah namanya
tercantum.
Ada beberapa nama yang ia kenal seperti Mas
Imam, Pak Soleman, Kohar dan langganan haji pak
Abdul. Kalau nggak salah ini hajinya ke -12. Pak Abdul.
Kayak haji Ali, saudagar kaya di Tanah Abang yang sudah
belasan kali naik haji. Bedanya pak Abdul berangkat
sebagai haji Abidin (atas biaya dinas) sedang haji Ali
sebagai haji Basri (bayar sendiri).
Setelah lega mengetahui pengumuman itu,
sebagai bentuk syukur Zul mengajak Kohar makan di
kantin Kemenag. Reporter radio yang gemuk itu, hobinya
makan. Zul baru mengenalnya dua bulan lalu tapi sang

Janji Suci di Musim Haji 33 |


DudunHamdalah
Bocah merasa akrab dengannya. Orangnya humoris dan
bicara apa adanya.
Zul, aku mau buka rahasia nih, kemarin waktu
pembahasan nama wartawan yang berangkat bertugas,
ramai banget, katanya mulai cerita.
Wartawan Kemenag sudah memasukkan 15 nama, tapi
terpaksa dicoret 3 orang, karena tiga jatah itu untuk
wartawan di luar komisariat Kemenag. Yakni pemenang
MTQ wartawan, dan rekomendasi pejabat ada dua orang,
lanjutnya sambil menyantap telur dadar.
Zul paham salah satu yang direkomendasikan adalah
dirinya.
Jatah 12 orang itu menjadi rebutan karena tidak
ada yang mau mengalah. Apalagi wartawan senior pada
sentimen ke kamu. Mereka bilang wartawan baru kok
sudah dapat jatah,
Zul masih mendengarkan cerita Kohar. Meski stand
by di Kemenag, tapi tidak setiap hari Zul datang. Berita
pencantuman nama sang Bocah cukup menggemparkan
kalangan wartawan senior.
Terus gimana? tanya Zul.
Pak Mahmud turun tangan, 3 orang wartawan yang tidak
bisa berangkat tahun ini akan diprioritaskan untuk
bertugas tahun depan. Lagian orang-orang yang nggak
jadi bertugas itu sebenarnya sudah pernah ke Mekah
semua, mereka tidak mengejar ibadah tapi duitnya. Jadi
kamu tenang saja, tutur Kohar menepuk pundak Zul.
Sejak pengumuman itu, Zul memang merasakan
sikap beberapa orang wartawan Kemenag bersikap
berbeda padanya. Yang paling menonjol adalah Cak
Janji Suci di Musim Haji 34 |
DudunHamdalah
Kandar dan Junaedi. Mereka berdua pernah menyindir Zul
secara langsung. Yang lain biasa saja, meski agak masam
mukanya. Namun Kohar tampil sebagai pembeda. Zul
senang Kohar bisa memahami posisinya.
Cak Kandar sentimen karena dia itu koordinator
wartawan Kemenag, dia merasa dilangkahi kalau ada
petugas MCH tidak mendaftar padanya, sedang Junaedi
namanya hampir dicoret gara-gara ada wartawan yang
direkomendasikan Menteri. Dia langsung menghadap
Direktur yang satu kampung dengannya, akhirnya lolos,
ujar Kohar.
Hmm memang KKN semua... gumam sang
Bocah.
***
Hari itu matahari bersinar terang. Zul yakin ini
jawaban Tuhan atas ketidakadilan yang dilakukan kawan-
kawan kepada Zul.
Zul baru saja mendapat ganti yang lebih besar
setelah kehilangan emasnya. Zul merasa senang, meski
uang di sakunya hanya cukup buat makan seminggu,
sementara gajian masih tiga minggu lagi. Zul tak merasa
risau karena mendapat kemudahan untuk ke tanah suci
tanpa biaya.
Keikhlasanmu telah diganti Allah dengan nilai yang
berlipat ganda Segala Puji bagi Allah yang senantiasa
memberi nikmat pada hambanya. Namun, banyak orang
yang tidak pandai bersyukur atas nikmat-Nya. Nikmat
Tuhan yang mana yang telah engkau dustakan., kata pak
As, saat Zul menelponnya memberitahu namanya
tercantum dalam daftar petugas haji.

Janji Suci di Musim Haji 35 |


DudunHamdalah
-0-

5. Nasehat Kakek Angkat

Siang yang panas menyerika tubuh. Zul sedikit lega, emas


yang diberikan pada sang peramal telah dilupakan
semenjak ia mendapatkan kesempatan untuk berkunjung
ke tanah suci beberapa waktu lagi. Sebulan lagi Zul akan
berangkat ke negeri para Nabi.
Janji Suci di Musim Haji 36 |
DudunHamdalah
Menjelang sholat Dhuhur, Zul pergi ke sebuah
masjid yang indah, masjid Darusaalam. Di situ Zul ingin
menemui, Abu Wazir, imam Masjid yang selama ini sudah
dianggapnya sebagai kakek sendiri. Zul bermaksud
menceritakan tentang penugasan dirinya menjadi petugas
haji. Abu Wazir adalah seorang pembimbing haji yang
setiap tahun berangkat haji.
Pria tua itu mengajak Zul ke ruang di sambing
masjid, dia menyodorkan segelas air putih. Zul
meminumnya rasanya memang berbeda, sangat
menyegarkan.
Itu air zam-zam diambil dari sumur Zam-zam di Mekah,
ucap lelaki tua brejanggut putih,
Saya insyallah akan ke Mekah musim haji ini... Zul
bicara lepas.
Oh syukurlah ...... masih muda bisa berangkat haji.
Semoga kita bertemu di sana
Zul menceritakan muasalnya bisa mendapat
anugerah panggilan haji ke tanah suci.
Itu namanya rezeki yang terduga dan itu bukan
kebetulan, ujar sang kakek.
Zul juga percaya bahwa di dunia ini tak ada yang
namanya kebetulan. Sepertinya kakek ini mempunyai
pemikiran yang sejalan dengannya.
Dalam Al quran dikatakan wa maa yataqillaha wayarzuqu
min haisu laa yahtazib.... barang siapa yang bertakwa
kepada Allah, maka akan diberi rezeki dari jalan yang
tidak disangka-sangka.....ujar Abu Wazir.
Bagaimana kamu bisa mendapat laa yahtazib?

Janji Suci di Musim Haji 37 |


DudunHamdalah
Karena ditanya, maka Zul pun menceritakan
pengalamannya, termasuk kondisi pekerjaannya,
keuangannya yang seret dan sebagainya.
Ya, ada pepatah kuno mengatakan malam yang paling
gelap itu menjelang fajar, dan kamu sudah memasuki
fajar itu. Namun kamu bisa memdapatkan waktu subuh
lebih cepat.....
Maksudnya? Zul kurang paham
Intinya Allah menguji seseorang sesuai dengan
kemampuan hambanya. Dan kamu sudah melewati ujian
itu, nah Allah pun memberi nikmatnya. Namun jika kamu
mau bertambah nikmat itu mmaka akan diganti Allah
dengan pahala berlipat ganda
Zul masih belum paham.
Kamu ada janji untuk membelikan keponakanmu baju
bara, kenapa tidak kau tunaikan dulu janji itu..
Zul mulai bingung. uang yang ada disakunya tinggal 300
ribu rupiah, sementara kebutuhannya ke depan masih
banyak. Kalau dihitung sebenarnya malah tidak cukup.
Ya itu juga bagian dari sedekah..... pikir Zul.
Zul kaget karena ia belum mengutarakan
pikiranya, namun pria tua bisa membaca isi hatinya.
Aku tak bisa membaca hatimu, aku hanya melihat
pertanda di wajahmu...
Pertanda apa Kek tanya Bocah.
Pertanda kamu tak punya uang heheh...kakek itu
tertawa lirih.

Janji Suci di Musim Haji 38 |


DudunHamdalah
Zul malu. Tak lama kemudian Abu Wazir pamitan, sebelum
pergi dia menanyakan kapan Zul berangkat ke tanah suci.
Zul pun pulang. Di perjalanan teringat nasehat Abu
Wazir untuk mendermakan uangnya. Kemudian ia
mengecek saldonya di ATM. Tersisa Rp 300 ribu. Tanpa
pikir panjang mengirim Rp 200 ribu ke rekening
kakaknya. Uang itu untuk membeli sepatu dan baju
keponakannya. Sesaat kemudian Zul merasa lega, karena
janjinya bisa ditepati, meski ada sedikit kecemasannya
untuk menjaani hari-hari selanjutnya. Di sakunya masih
ada uang untuk makan 3 hari kedepan.
****

Beberapa hari kemudian, Zul bersama sekitar 400-an


orang dari seluruh Indonesia mengikuti pelatihan petugas
di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Petugas media
center masuk dalam petugas haji non kloter yang akan
bertugas selama dua bulan di Arab Saudi. Disamping
petugas non kloter, ada petugas kloter, yakni petugas
yang mendampingi kloter (kelompok terbang). Mereka
berangkat dan kembali bersama jamaah kloternya.
Setiap tahun petugas haji didominasi oleh pegawai
Kemenag dan Kemenkes. Kemenag mengurus pelayanan,
sedang Kemenkes melayani kesehatan jamaah. Sisanya
berasal dari bermacam-macam instansi. Selain wartawan,
ada yang berasal dari berbagai instansi seperti TNI/Polri,
ajudan Menteri, staf DPR, sopir pejabat dan lain-lain.
Pokoknya ramailah. Rata-rata mereka titipan dari lembaga
pemerintah dan pejabat. Memang ada wacana ke depan,
petugas haji akan menggunakan sistem seleksi. Namun
lagu lama, wacana di negeri ini miskin realisasi. Karena
Janji Suci di Musim Haji 39 |
DudunHamdalah
perubahan itu bukanlah hal yang mudah diterima, apalagi
jika ada pihak yang akan dirugikan dengan perubahan itu,
pasti akan menolak mentah-mentah.
Pada malam terakhir pelatihan, Mas Imam
mengajak semua petugas media center merapat agar
saling mengenal. Zul berkenalan dengan 24 petugas
dibawah payung MCH. Tahun ini, pak Mahmud menjadi
koordinator MCH dan mas Imam sekretarisnya.
Kita akan membahas pembagian tugas dan
penempatan wilayah, kata Mas Imam.
Atas usulan dari mereka yang sering bertugas,
maka petugas yang berusia muda akan ditempatkan di
wilayah yang mempunyai mobilitas tinggi yakni Jeddah.
Sedangkan yang berusia tua ditugaskan di daerah kerja
(daker) Mekah dan Madinah.
Ya yang tua biar banyak tobat, celutuk Kohar membuat
mereka terpingkal-pingkal.
Yang berangkat bukan dari komisariat, dikasih tugas
menyapu Arafah, ledek Cak Kandar.
Abis itu, ditaruh di dekat Aqobah, untuk latihan lempar
jumroh, sindir Junaedi.
Terdengar suara riuh tawa, kecuali Zul, mas Imam dan
Kohar.
Jangan begitulah, di tanah suci kita semua sama... ujar
mas Imam.
Yang lain pada nyengir. Untung Zul tidak sendiri, ada satu
teman yang senasib dengannya.
Setelah itu diumumkan Zul, Badrun, Kohar dan
Soleman ditugaskan di Jeddah bersama dua reporter radio

Janji Suci di Musim Haji 40 |


DudunHamdalah
dan satu reporter serta kamerawan sebuah televisi
pemerintah. Soleman sebenarnya ditempatkan di Mekah,
tapi dia memilih bertugas di Jeddah. Badrun, reporter
senior dipilih menjadi kepala regu atau ketua rombongan
karena pengalamannya yang sudah dua kali bertugas. Zul
sedikit beruntung karena Cak Kandar ditugaskan di
Mekkah dan Junaedi di Madinah. Adem rasa hatinya.
***

Usai pelatihan, perasaan Zul mulai galau. Ibadah haji


tinggal sebentar lagi, namun uang untuk pegangan ke
tanah suci tidak ada sama sekali. Gajinya selalu habis tiap
bulan. Kalau pun ada tabungan sedikit, sering diminta
kakaknya yang hidupnya pas-pasan, untuk tambahan
biaya anaknya yang masih sekolah. Ada selintingan setiap
petugas mendapat uang saku dari Kemenag. Tapi uang itu
baru diberikan pada saat masuk asrama haji sebelum
berangkat ke Arab Saudi.
Zul berharap bisa membawa bekal sendiri ke tanah
suci. Terbersit rencananya untuk meminjam uang dari
saudara atau kawan, nanti dikembalikan sepulang dari
tanah suci. Setelah membuang rasa malu dan
mengumpulkan segenap keberanian, Zulpun nekat
menemui Fadoli. Diantara para wartawan majalah Mabrur,
Fadoli paling kaya. Istrinya seorang manajer di sebuah
perusahaan besar. Namun bukan uang ia dapat, malah
nasehat-nasehat tauziah ala ustads.
Kalau tidak punya uang, jangan memaksakan
untuk berangkat ke tanah suci. Karena orang yang tidak
mampu itu tidak wajib hukumnya, nasehat Fadoli.

Janji Suci di Musim Haji 41 |


DudunHamdalah
Saya hanya ingin meminjam, kalau tidak ada ya nggak
apa-apa? jawab Zul.
Begini saja, saya punya solusi, bagaimana kalau saya
ganti saja Rp 5 juta, nanti saya yang berangkat ? katanya
membujuk.
Setelah mengucapkan terima kasih Zul pamitan. Baginya
tawaran itu sangat tidak menarik.
***

Di kamar kosnya yang sempit, sore itu, Zul kembali


memikirkan kepada siapa ia akan meminjam uang. Pak
Wal, bosnya di kantor adalah orang yang tepat dipinjami,
selain baik, Pak Wal juga bisa memotong gajinya jika sulit
mengembalikan. Tapi zul menemukan satu nama yang
membuatnya tersenyum, siapa lagi kalau bukan Abu
wazir, kakek angkatnya.
Perkenalannya dengan Abu wazir, karena Zul pernah
membantunya mendorong mobilnya yang mogok di jalan.
Sejak itu Abu wazir mengangkatnya sebagai cucu. Abu
wazir adalah pengusaha travel haji yang sering ke tanah
suci. Satu-satunya anaknya meninggal di Mekah pada
musim haji beberapa tahun silam. Abu wazir pernah
menawari Zul untuk bekerja di travelnya dan meneruskan
usaha tersebut. Namun Zul belum bisa menerima tawaran
itu karena ada beberapa anggota keluarga sang kakek
yang tidak setuju.
Zul mencoba berpikir jernih. Tetiba nada dering
Assalamualaikum yang dilantunkan Opick terdengar
nyaring dari ponselnya.
Assalamualaikum, terdengar suara di ujung sana
Janji Suci di Musim Haji 42 |
DudunHamdalah
Waalaikumsalam warrohmatullah, jawab Zul.
Dengan Zulfikar,
Ya, saya sendiri,
Saya dari Litbang Departemen Agama, ingin
memberitahukan bahwa naskah anda menjadi pemenang
pertama lomba novel anak Islami,
Ha....Benarkah,? Zul setengah percaya.
Iya, silakan bapak nomor yang saya berikan untuk
keterangan selengkapnya,
Alhamdulillah, baik terima kasih syukur Zul spontan
sambil mencatat nomor tadi.
Zul ingat dulu pernah mengirimkan naskah lomba
sekitar 6 bulan lalu. Karena sudah terlalu lama, Zul hampir
melupakannya. Zul lalu mencatat nomor itu. Di hatinya
bercampur perasaan bermacam-macam. Penasaran,
senang dan bahagia. Zul berharap kabar itu benar
adanya. Namun dia harus memastikan kebenarannya,
karena pada jaman sekarang ini apalagi di kota besar,
banyak orang yang tega menipu atau berbuat kriminal.
Mencari kesempatan dalam kesempitan.
Daripada penasaran, Zul langsung memencet
nomor telepon yang diberikan. Seseorang di ujung telepon
sana membenarkan jika naskah Zul keluar sebagai
pemenang lomba cerita anak dan pengambilan hadiah
akan dilakukan minggu depan di Kemenag. Menurutnya,
pengumuman itu sudah dipublikasikan di harian Daulat
tiga hari lalu. Untuk lebih mantab, Zul merasa perlu
mendapatkan koran itu.
***

Janji Suci di Musim Haji 43 |


DudunHamdalah
Esok hari sebelum berangkat ke kantor Zul singgah ke
kantor harian Daulat. Kebetulan kantornya tidak jauh dari
tempat tinggalnya. Seorang karyawan mempersilakannya
untuk menemui bagian dokumentasi. Zul pun menunggu
beberapa saat di perpustakaan, karena pegawai bagian
dokumentasi tak kunjung datang.
Mas, ketemu bagian iklan saja. Biasanya mereka
punya stok untuk bukti iklan ke pemasang, saran
seorang pegawai berjilbab yang menyapanya.
Ternyata benar, koran yang dicarinya ada di bagian
iklan. Ia segera membuka halaman yang terdapat
pengumuman pemenang lomba Kemenag. Segala Puji
bagi Allah, nama Zul tertulis jelas sebagai pemenang
pertama untuk kategori penulisan cerita anak. Zul
bahagia. Lalu ia menyodorkan uang sepuluh ribu, satu-
satunya uangnya yang tersisa ke seorang staf bagian
iklan untuk mengganti harga koran itu. Namun staf itu
menolak, dan memberikan koran itu secara gratis.
Subhanallah.
Ini koran sudah saya potong gambar iklannya, masak
koran bolong-bolong dibayar heheheh ujarnya
Sepertinya roda nasib Zul yang kemarin dibawah
kini sedang beranjak ke atas. Selain mendapat
kesempatan berangkat ke tanah suci secara cuma-Cuma,
kini ia menjadi juara lomba. Hadiahnya cukup lumayan,
yakni sepuluh juta rupiah. Uang itu lebih dari cukup untuk
bekal Zul ke tanah suci.
Ternyata Allah tidak sekadar menyuruhmu
berangkat haji, tapi juga memberimu sangu, ujar Om
Maman pemilik kos saat Zul meminjam kain Ihram.
Janji Suci di Musim Haji 44 |
DudunHamdalah
Bagi Zul apa yang ia dapatkan merupakan
anugerah yang tiada terkira, sebuah rezeki Nomplok.
Bahkan ia pernah membaca Buku rezeki Nomplok yang
ditulis oleh Dudun Hamdalah, bahwa sabar dan syukur
adalah satu diantara kunci mendapat rezeki yang tak
terduga. Sebuah titik balik yang tak pernah ia bayangkan
sebelumnya. Padahal beberapa bulan sebelumnya Zul
sempat mengeluh tentang kondisi pekerjaan, ditelikung
teman kantor danditipu paranormal.
Dalam hatinya tumbuh keyakinan bahwa Tuhan
tidak pernah tidur dan selalu mendengar keluh kesah
hambaNya. Tiap malam ia menangis mengadukan
masalahnya dalam gelaran sajadah kusutnya. Ketika
semua orang terlena di alam mimpi, sang bocah
bercucuran air mata sambil meminta agar diberi kekuatan
untuk mengdapai semua takdir Tuhan bukan doa agar
dimudahkan urusannya, seperti yang sering diucapkan
orang banyak. Dan janji Allah benar adanya, :Berdoalah
kepadaKu pasti akan Aku kabulkan.
Namun Sifat dasar manusia memang gampang
mengeluh dan tidak sabar. Padahal dalam surat Al
Baqaroh ayat 153 dikatakan Hai orang-orang yang
beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar. Zul ingat surat Alam Nasyrah ayat 5 yang
berbunyi Bahwa sesungguhnya dibalik kesulitan itu ada
kemudahan. Juga surat At Thalaq ayat 3 yang artinya :
Dia memberi rezki dari arah yang tiada disangka-
sangka.
Di buku motivasi pun Zul membaca bahwa di alam
ini berlaku hukum keseimbangan. Seseorang yang
berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan, begitu pula
Janji Suci di Musim Haji 45 |
DudunHamdalah
sebaliknya. Timbangan manusia seringkali berbeda,
namun timbangan Tuhan selalu sama. Bahkan Tuhan
melipatgandakan pahala umatnya. Itulah jawaban kenapa
orang yang didzolimi, pasti dikabulkan doanya.
Dalam keheningan malam, Zul menangis lagi, kali
ini bukan untuk mengadukan nasibnya, tapi untuk
mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan. Zul ingin Tuhan
tersenyum, karena telah menyapa Cintanya.
-0-

6. Surat Wasiat Penggoda Hati

Sepuluh juta rupiah, uang hadiah yang didapat Zul dari


lomba novel anak. Ia merasa senang dan tenang. Senang
karena ii adalah lomba yang pertama kali ia menangkan di
penulisan novel. Tenang karena dia mempunyai sangu
menjelang berangkat haji.
Zul pun datang ke acara pemberian hadiah di
kantor Litbang kemenag. Di sana dia mendapatkan
piagam dan uang tunai yang diberikan oleh kepala
Litbang. Rasa senang dan bangga menyelimuti hatinya.

Janji Suci di Musim Haji 46 |


DudunHamdalah
Zul kaget karena ada beberapa wartawan yang dikenalnya
meliput acara itu, siapa lagi kalau bukan Cak kandar dan
Junaedi. Sepertinya dua orang kuli tinta itu kurang suka
dia menjadi juara, sentimen mereka terlalu membabi buta
sehingga tidak mau melihat kelebihan yang ada pada diri
orang lain. Begitulah para pembenci, mereka terlalu fokus
membenci sesuatu meski yang dibencinya itu ada
kebaikan di dalamnya. Orang bilang mereka belum move
on.
Bocah itu tak mau terbawa emosi mereka, sang
bocah berusaha bersikap wajar dan tidak ada masalah.
Namun senyumannya ketika akan pulang kepada dua
wartawan senior itu tak mendapat jawaban yang ramah.
Muka melengos dan cuek menjadi senaja mereka untuk
menghindar sapa. Aneh memang dunia.
Sesampai di rumah, pikiran pertamanya adalah
menebus emas yang ia berikan kepada Nyi Sukesi sebesar
Rp 3 juta. Sepulang kerja ia pun mengajak Bondi menuju
rumah Nyi Sukesi. Bondi mau diajak karena ia biasanya
ditraktir makan setelah urusan selesai. Apalagi Bondi tahu
Zul lagi ada rezeki, sehingga ia sudah membayangkan
menu yang enak-enak.
Sesampai di rumah Nyi Sukesi ternyata tempat
prakteknya sudah tutup dan disegel polisi. Zulpun
menanyakan kepada seorang tetangga yang tak jauh dari
rumah itu.
Nyi Sukesi ditahan polisi karena melakukan penipuan,
semua asetnya disita polisi. ujar sang tetangga.
Zul lemas, karena emasnya belum ia tebus. Bukan
harganya, tapi nilainya sebagai warisan ibunya. Baginya

Janji Suci di Musim Haji 47 |


DudunHamdalah
kejadian yang menimpa Nyi Sukesi terlalu cepat. Hanya
seminggu namun nasib sudah mengubah takdirnya.
Maafkan aku Zul, aku nggak tahu dia akan dipenjara...
Ya aku juga merasa heran dengan ramalannya...
Memang begitulah kerjanya peramal, sebenarnya semua
sama saja, tiba tiba Bondi keceplosan.
Maksud kamu, peramal itu ....tanya si bocah
Yaaa katanya akan tirakat padahal dia tidak melakukan
apa-apa. Kalau ada yang sama dengan ramalannya itu
sebanarnya hanya kebetulan saja, jelas Bondi.
Mengapa kamu mengajakku kemari, ?
Bondi diam sebentar.
Aku dapat fee jika mengajak orang ke sini..
Bocah itu menggelengkan kepalanya. Ia merasa
kecewa dengan teman kerjanya yang rela menipunya.
Lalu Zul menaruh uang Rp 50 ribu ke saku Bondi.
Ini buat beli makan, katanya sambil berlalu.
Untuk kedua kalinya Zul merasa ditipu oleh Bondi.
Tapi Zul tidak terlalu kecewa karena dia yakin akan
mendapat gantinya. Keyakinannya sangat kuat, sehingga
ia selalu bersemangat mengejar impiannya.
***

Malam menjelang keberangkatan ke tanah suci, sehari


sebelumnya Zul bersama para petugas haji lainnya
menginap di asrama haji Pondok Gede. Sore itu, kakaknya
datang bersama suami dan keponakannya. Itulah satu-
satunya saudara yang ia punya di Jakarta, karena
Janji Suci di Musim Haji 48 |
DudunHamdalah
skeluarga besarnya tinggal di Jawa. Kakaknya minta
didoakan agar menjadi orang yang pandai bersyukur. Kata
orang berdoa di Mekah itu tempat yang mustajab
sehingga terkabul.
Sepulang kakaknya, Zul heran, kenapa sang kakak
minta hanya menjadi orang yang bersyukur, permintaan
yang klise, menurut si Bocah. Padahal setiap bulan hidup
mereka pas-pasan. Doa yang harus diminta menurut Zul
adalah rezeki yang mengalir dan barokah sehingga
kehidupannya lebih sejahtera.
Namun setelah Zul merenung , dia teringat sebuah
ayat dalam kita suci La in syakratum la azi danakumm
wa lain kafarkum inna azabii lasysdid yang artinya
Barang siapa bersyukur pada Ku maka akan Aku tambah
nikma Ku dan barang sapiapa kufur, maka sesuangguhnya
azabKu amat pedih
Zul sadar, dengan mensyukuri nikmat yang ada
maka Tuhan akan menambah kenikmatan, termasuk
dalam hal rezeki. Namun sesampainya di Mekah, dia tetap
akan menambahkan doa agar dipercepat rezeki kakaknya.
Malam itu mungkin menjadi malam terakhir Zul di
tanah air karena besok siang Para petugas haji sudah
berangkat ke bandara Soekarno Hatta untuk penerbangan
ke Jeddah. Setelah sholat Isya sang bocah masih dzikir
dan doa di masjid Pondok Gede. Sampai jam 9 malam,
masih ada orang yang lalu lalang untuk sholat dan
berdzikir. Namun pada jam 10 malam suasana mulai sepi
dan Zul masih larut dalam menyebut nama-nama suci
Tuhan. Dalam keheningan temaram bulan Purnama itu Zul
teringat ibunya yang telah meninggal dunia. Sementara

Janji Suci di Musim Haji 49 |


DudunHamdalah
ayahnya sudah tiada semenjak ia lahir. Satu-satunya
saudara hanya kakak perempuannya.
Zul memang bocah ajaib. Ia ingat pernah
mengalami kecelakaan yang maha tragis ketika masih
kuliah. Waktu itu, ia bersepeda motor ketika hendak
menyeberang jalan tiba-tiba dari tikungan sebuah mobil
melaju kencang. Mobil yang dikemudikan seorang pelajar
itu menghantam keras sehingga dia masuk ke dalam
kolong mobil terseret sejauh 50 meter. Sepeda motornya
rusak berat. Zul mengira dirinya telah menyusul
ayahandanya. Namun takdir berkata lain, setelah siuman
Zul masih sehat dan tulangnya utuh. Ibunya pun datang
ke Semarang, menangis sesenggukan di rumah sakit.
Sebuah peristiwa yang menunjukan kebesaran diberikan
Tuhan seru sekalian alam.
Tetiba sebuah tangan menepuk bahunya
membuatnya terkejut.
Assalamualaikum sapanya
Walaikum salam Kek Zul kaget darimana
kemunculan si kakek tua.
Ia pun mencium tangannya namun buru-buru si
kakek menariknya. Zul kemudian menceritakan mimpinya.
Dia berharap si kakek dapat menakwilkannya.
Hmmm. Mimpimu adalah legenda pribadimu,
apakah kamu mau mengikutinya atau membiarkannya
berlalu.
Saya ingin mengikuti mimpi itu.
Kamu akan mengorbankan banyak hal untuk
mendapatkannya

Janji Suci di Musim Haji 50 |


DudunHamdalah
Saya sudah mengorbankan sebagian hartaku
untuk itu, dan saya ingin terus berusaha meraihnya
Saranku sebaiknya kau biarkan saja mimpi itu
pergi
Kenapa Kek?
Karena pengorbananmu akan sangat besar
Saya sudah membayar mahal untuk mimpi ini
pada seorang peramal, dan saya yakin akan mimpiku
Kamu percaya pada ramalan? Bagaimana dia mau
meramal orang lain sedangkan seorang peramal pun tak
bisa meramal nasibnya. Kalau dia bisa meramal nasibnya
tentu dia bisa menghindari hukuman.
Darimana kakek tahu peramal itu di penjara
Aku hidup dari berbagai generasi dan aku belajar
bermacam pertanda
Saya tidak percaya orang bisa membaca hati
orang lain. Al Quran mengatakan hanya Tuhan yang tahu
hati seseorang...
Aku hanya membaca ...bisa salah bisa
benar...hehehe
Zul tersenyum, dia mengakui apa yang dibaca laki-
laki tua itu mendekati kebenaran. Misalnya ketika Zul
pernah diejek sang kakek bahwa ia tak punya uang. Tapi
kali ini ia agak berbesar diri karena uangnya cukup untuk
sangu ke tanah suci.
Tidak semua mimpi harus diikuti. Besok kamu
akan meninggalkan negeri ini, aku harap kamu akan
kembali ke sini dan melupakan mimpimu

Janji Suci di Musim Haji 51 |


DudunHamdalah
Zul agak kesal dengan nasehat sang kakek, dia
keukeh akan mengejar mimpinya. Namun pria tua di
depannya bukannya memotivasi seperti si peramal,
namun malah ingin mengendorkan semangatnya.
Hehehe aku bukan peramal, bukan juga
motivator, aku seorang kakek tua yang sebentar lagi akan
habis ceritanya ditelan bumi......
Tiba-tiba si kakek mengeluarkan selembar amplop
diberikannya amplop itu pada Zul. Bocah itu sepertinya
mengenal amplop itu. Dibukanya pelan-pelan dan sebuah
emas batangan ada di dalamnya. Emas batangan yang ia
gadaikan kepada peramal wanita.
Darimana kakek mendapatkan emas saya ini...
Aku menebusnya di penjara. Seorang jamaah
hajiku adalah polisi yang memberitahu ada peramal di
tahanan yang perlu uang untuk mengurus perkaranya.
Dia menjual eas itu, dan aku menebusnya namun sebelum
membayar aku menanyainya siapa pemilik emas itu. Dan
ternyata aku mengenalnya.
Berapa kakek menebus emas itu? tanya si
Bocah.
Dengan ramalan bahwa nasibnya akan baik,
karena dengan cara itulah ia mendapatkan emas itu..
ujar sang Kakek.
Bocah itu tertawa, hukum karma telah berlaku.
Dan ia senang emas itu kini ada di tangannya.
Begini, kamu tahu kan aku hidup sendiri, dan aku
menganggap kamu sebagai cucuku. Bagaimana jika Aku
akan membayar mimpimu dengan surat wasiat, aku akan
memberikan usaha travelku untukmu?
Janji Suci di Musim Haji 52 |
DudunHamdalah
Zul kaget bukan kepalang. Seumur-umur dia belum
pernah mendapat tawaran yang luar biasa ini.
Kamu tinggal tanda tangan tapi syaratnya hanya
satu lupakan mimpimu.
Zul diam tak bergeming. Abu Wazir lalu mengambil
kertas surat wasiat yang bermeterai dan berkop Notaris ia
lalu membubuhkan tanda tanagnnya. Tinggal bocah itu
mau tidak untuk tanda tangan
Perusahaan travelku ini sudah puluhan tahun,
jamaahnya ribuan, setiap bulan puluhan yang berangkat
umroh dan setiap tahun ratusan orang yang berangkat
haji. Ah aku lihat kamu bisa mengelolanya daripada aku
serahkan pada saudaraku. Biarlah mereka mendapat
rumahku saja.
Zul terkejut bukan main. Ternyata kakek angkatnya
mau menukar perusahaan nya dengan mimpinya. Untuk
apa? apakah si kakek tua itu sudah gila? Atau sudah
kebanyakan uang sehingga mau menjadi sinterklas.
Perusahaan travel itu tentu saja sangat besar untuk
ukuran Zul. Kalau melihat jamaahnya, omset bulanannya
sudah milyaran. Zul mulai tergoda.
Ya dengan meempunyai perusahaan itu kamu bisa
membeli rumah dan mobil atau menikah dengan gadis
yang kamu suka.
Zul sadar, dia bukan anak orang kaya. Namun dia
tidak mau menjual mimpinya semahal apapun. Jika cita-
citanya tercapai perusahaan itu tak ada apa-apanya.
Sebenarnya bisa saja, ia menipu pria tua itu dengan
menandatanagi surat itu dan terus melanjutkan
mimpinya. Tapi Zul tahu perbuatan tersebut tidak amanat
atau berkhianat. Dan satu hal yang tak boleh
Janji Suci di Musim Haji 53 |
DudunHamdalah
dilupakannya, orang yang dihadapannya bukan orang
sembarangan.
Kenapa kakek mau membeli mimpiku dengan
perusahaan kakek.
Karena aku ingin kamu melupakan mimpi itu dan
tetap tinggal di negeri ini. Aku akan memberimu amanah
mengelolanya
Zul heran dan bingung dengan ucapan si kakek.
Zul teringat apa yang ditawarkan orang tua itu seperti
tayangan sebuah kuis di teve. Keyakinan ditukar dengan
materi.
Maaf kek, ini keyakinan bukan untuk jual beli,
hanya dengan keyakinan dan cita cita membuat saya
bersemangat untuk hidup. Jika keyakinan saya sudah jual
maka saya tidak punya semangat untuk hidup lagi.
Iya aku memberi kenyaan tapi kamu memilih
keyakinan.... jawab kakek.
Sang kakek tak bisa membujuk Zul. Kemudian dia
memasukkan kembali surat wasiat itu ke sakunya.
Baiklah, apakah bila cita-citamu sudah tercapai
kamu masih punya semangat untuk hidup lagi
Sebuah pertanyaan yang cerdas dari sang kakek
menggunakan logika yang sama dari si bocah.
Saya tidak tahu Kek, mungkin akan ada cita-cita
lain yang akan diraih...
Aku merasa sudah mencapai keinginanku, dan
ketika keinginanku sudah tercapai maka aku hanya akan
membagi supaya bermanfaat bagi orang lain. Baik itu ilmu
maupun rezeki, Karena dengan berbagi maka rezeki kita

Janji Suci di Musim Haji 54 |


DudunHamdalah
akan bertambah bukan berkurang. Matematika Tuhan
berbeda dengan matematika orang... namun kebanyakan
orang sedekah bukan bertujuan untuk membantu sesama
tapi untuk mendapatkan ganti lebih banyak, dan
menuntut Tuhan memenuhi janjinya sesuai apa yang ada
dalam al Quran. Itulah cara berpikir yang salah, kalau
memberi ya memberi saja ikhlas jangan berharap
pengganti. Kalau mengharapkan pengganti akan
mengurangi keikhlasan dan apa bedanya dengan jual
beli.Dan bila tidak diganti maka akan kecewa....
Bukankah Allah yang menjanjikan bahwa setiap
kebaikan akan dibalas dengan berlipat-lipat jawab Zul.
Betul, tapi cara membalas Allah bukan harus
berupa materi, karena dengan diberi kesehatan, dijauhkan
dari musibah dan diberikan hidayah adalah balasan yang
tidak bisa dinilai dengan uang
Zul menyimak. Ia membenarkan apa yang
dikatakan Abu Wazir. Namun untuk urusan mimpi, dia
masih penasaran dan bertekad mewujudkan sebisanya.
Mungkin dia termasuk seorang manusia bodoh di
dunia yang menolak perusahaan yang mapan hanya
untuk mengejar mimpinya. Padahal mimpi itu belum tentu
bisa diraihnya sedangkan perusahaan itu sudah di depan
matanya sesuatu yang pasti. Namun Zul punya keyakinan
kuat. Hanya dengan keyakinan sebuah mimpi akan
menjadi kenyataan membuat hidupnya penuh gelora
hidup.
Bagi Zul hidup ibarat perjudian, menjual mimpi
atau mendapatkannya atau bahkan kehilangan dua-
duanya. Tapi Zul sudah mantap akan pilihan hidupnya.
Hanya ada satu harapan dari Zul jika sang kakek bisa
Janji Suci di Musim Haji 55 |
DudunHamdalah
selalu hadir di saat ia membutuhkan. Namun di sisi lain
Zul kuatir karena si kakek berusaha mempengaruhi
pikirannya untuk tidak mengejar mimpinya. Sang kakek
pun pulang dengan sedikit kecewa.
***

Kabut tipis membalut angkasa ketika para petugas


menyiapkan barang bawaannya. Jelang berangkat ke
bandara, tiba-tiba pak Waluyo mengirim sms ke hape Zul.
Pemilik majalah Mabrur itu sudah berada di parkiran
asrama Haji Pondok Gede. Zul segera menemuinya di
sebuah lobby kecil. Pak Wal datang bersama istrinya dan
anaknya yang paling kecil dan masih lucu.
Maaf saya baru bisa ke sini sekarang, keluar kota
kemarin, kata pak Wal.
Nggak apa-apa pak, terimakasih mau berkunjung, jawab
Zul.
Begini, saya mau memberi sedikit uang saku untuk
kebutuhanmu di sana, ini sudah saya tukar dengan riyal,
semua ada 1000 riyal, katanya sambil menyerahkan
uang itu.
Zul merasa trenyuh tak menyangka sama sekali
akan mendapat sangu dari bosnya. Kemarin Zul sempat
berharap sesuatu dari kantornya tapi karena tak kunjung
tiba, harapan itu pun pudar ditelan waktu. Setelah Zul
mendapat hadiah lomba, harapan itu sudah dikuburnya
dalam-dalam. Tapi karena kebesaran Tuhan, setelah Zul
mengikhlaskan, malah harapan itu datang menjadi
sebuah kenyataan. Zul senang menerimanya.

Janji Suci di Musim Haji 56 |


DudunHamdalah
Ini telepon genggam saya memakai nomor
internasional jadi ndak usah ganti nomor di sana. Nanti
tagihannya saya bayar di sini, ujar bu Waluyo.
Terimakasih bu, semoga Allah memberkahi rejeki Bapak
dan Ibu,
Zul menerima uang kertas dan recehan mulai dari 1
hingga 100 riyal.
Oh ya, saya ada keponakan yang bekerja di Saudi
Airline, namanya Faridah. Ini ada titipan buku dari ibunya.
Nomor telepon Faridah ada di hape itu, ucap Bu Wal. Pak
Wal juga menitipkan sepucuk surat dari Harun yang belum
sempat ditemui Zul.
***

Zul, ayo berangkat, teriak khas suara mas Imam yang


serak basah.
Zul pun pamitan kepada bosnya. Zul lalu mengangkat
koper dan perlengkapan lainnya. Sebuah bis milik
asarama Haji menjemput mereka. Pasukan biru muda,
warna seragam petugas haji Indonesia pun memasuki
bus. Di dalam, seorang pegawai Kemenag, berjenggot
panjang membaca doa. Bus pun melenggang
meninggalkan asrama haji menuju embarkasi haji bandara
Sukarno- Hatta Tangerang.
Di perjalanan, Zul membuka surat dari Harun. Dia
mengabarkan bahwa pekerjaan sampingannya kini tak
perlu dikerjakan di kantor lagi.
Untung mas ngingetin saya tentang kisah Umar bin
Abdul Azis. Sejak saya kerjakan di rental, order saya

Janji Suci di Musim Haji 57 |


DudunHamdalah
malah makin bertambah banyak. Jadi sekarang bisa
membeli komputer sendiri dan mengerjakan pekerjaan di
rumah. Terimakasih mas, semoga dapat menjalankan
tugas dengan baik dan pulang sebagai haji yang mabrur,
Itulah yang disebut berkah, dan Harun sudah
mendapatkannya gumamnya.
Mata Zul berkaca-kaca tak kuasa membacanya. Zul
terharu padanya. Harun menjadi tulang punggung
keluarga sejak ayahnya meninggal beberapa waktu silam.
Zul senang ternyata laki laki yang dikantor dijuluki
kutilang kurus tinggi langsing itu ternyata tidak
tersinggung dan mau mengerti nasihatnya.
-0-

7. Bandara King Abdul Aziz

Sesampainya di bandar udara Sukarno-Hatta, para


petugas berangkat menuju Arab Saudi menggunakan
pesawat reguler Garuda Indonesia. Dari bandara pesawat
take of jam 18.00 dan dijadwalkan tiba di bandara King
Abdul Aziz, Jeddah pukul 24.00 waktu Arab Saudi. Menurut
kru pesawat, perjalanan dari jakarta ke Jeddah ditempuh
dalam waktu 9 jam dengan perbedaan waktu antara Arab
Saudi dan Indonesia sekitar 4 jam.

Janji Suci di Musim Haji 58 |


DudunHamdalah
Setelah melalui perjalanan panjang, Kapten pilot
memberitahu dalam beberapa saat lagi pesawat akan
mendarat di bandara King Abdul Aziz. Rasa syukur
menyelimuti penumpang. Dari pesawat yang terbang
rendah nampak Gemerlap lampu kota Jeddah di malam
hari. Sungguh kota yang indah. Lampu warna-warni
menghiasi bangunan dan jalan-jalan yang tertata rapi.
Pesawat pun berputar sebentar mencari sudut untuk
landing.
Alhamdulillah, itulah kalimat yang terucap saat
rombongan petugas haji menginjakkan kaki di bandara
Internasional di Jeddah. Akhirnya sampai juga Zul di
negeri kaya minyak. Mereka berkumpul di sebuah tempat
yang disediakan untuk jamaah Indonesia. Haru biru
sungguh terasa, terutama bagi mereka yang baru
pertama kali ke tanah suci. Kohar menangis sesenggukan
sambil sujud syukur. Soleman, matanya berkaca-kaca,
rasa senang tersirat dari matanya meski tangannya
kepayahan mengangkat barang bawaannya yang super
banyak.
Angin bertiup sepoi-sepoi. Suasana bandara masih
lengang. Hanya nampak beberapa rombongan petugas
dari Mesir dan Turki. Kedua negara itu mempunyai jumlah
jamaah haji terbanyak setelah Arab Saudi dan Indonesia.
Warna-warni kulit manusia membawa aroma keindahan
dalam sebuah perbedaan. Perbedaan bangsa itu di tanah
suci disatukan dalam prinsip akidah yang satu yakni
dalam Islam.
Lalu-lalang pria bersorban dengan gamis putih
panjang menghiasi malam di bandara. Mereka adalah
petugas bandara dan imigrasi kerajaan Arab Saudi. Selain
itu terdapat sekumpulan lelaki berbadan besar dengan
Janji Suci di Musim Haji 59 |
DudunHamdalah
pakaian wearpack hijau-hijau yang sibuk mengangkut tas
jamaah yang baru datang. Tampaknya mereka bukan
orang asli Saudi.
Dari informasi di situs haji, pemerintah Arab Saudi
setiap musim haji mendatangkan tenaga angkut barang
dari Syiria, Mesir atau Irak. Umumnya mereka para
pemuda dengan postur tinggi tegap dan tenaga yang
kuat. Sedangkan petugas kebersihan berasal dari negara-
negara miskin di semenanjung Teluk seperti Yaman dan
Oman. Kebanyakan sudah berumur berseragam wearpack
biru.
Bandara King Abdul Azis merupakan pintu masuk
terbesar setiap musim haji. Mayoritas jamaah haji masuk
melalui bandara yang luasnya 51 hektar ini. Selebihnya,
lewat Bandara Madinah, Riyad dan Dammam. Disamping
itu ada pula yang masuk lewat pelabuhan yakni
Pelabuhan Jeddah, Yanbu dan Dammam.
Yang menarik, airport haji ini dibangun dengan
bentuk kemah dari bahan Fiber Glass. Jumlahnya ada 210
kemah yang mampu menahan panas dan hujan serta
perubahan udara dan dibuka bila diperlukan. Fasilitas
yang disediakan cukup lengkap. Mulai kamar mandi,
tempat wudlu yang terpisah antara pria dan wanita,
money changer, toko makanan, tempat istirahat , posko
kesehatan dan sebagainya.
Meski tampak besar, namun bandara ini cukup
terbuka sehingga angin malam berhembus menusuk
tajam sampai ke tulang. Dingin sekali laksana badai
padang pasir. Tak hayal, orang-orang pun menggunakan
jaket tebal untuk mengantisipasi cuaca yang cepat
berubah. Khusus jamaah haji Indonesia, dibangun posko

Janji Suci di Musim Haji 60 |


DudunHamdalah
kesehatan bagi jamaah yang sakit di bandara. Tidak ada
negara lain yang memiliki fasilitas sepeerti ini.
***

Zul merebahkan kakinya selonjoran di atas karpet


merah untuk merenggangkan urat syaraf. Para petugas
sibuk dengan aktifitas masing-masing. Kohar datang
membawa air mineral. Dia membeli seharga 2 riyal dari
toko roti di pojok bandara. Satu riyal nilainya sekitar dua
ribu lima ratus rupiah.
Lima ribu perak. Mahal ya, di tempat kita cuma tiga ribu
rupiah, ujar Zul.
Kata kakekku yang sudah haji 10 tahun lalu harganya
dari dulu juga 2 riyal, sahut Badrun.
Memang, 10 tahun lalu 1 riyal cuma enam ratus perak,
sekarang dua ribu lima ratus rupiah, ujar mas Imam.
Kalau gitu, mata uang kita yang terdepresiasi, mata uang
riyal stabil, Zul menyimpulkan.
Mas Imam mengiyakan. Pondasi ekomomi negara
Kerajaan ini cukup kuat sehingga mata uangnya tidak
mengalami penurunan selama 10 tahun. Berbeda dengan
Indonesia pondasi ekonominya terlalu lemah karena
semua kebuuhan bergantung dari luar. Akibatnya mata
uang rupiah sering terombang-ambing karena faktor
global.
Tak lama kemudian sebuah bus menjemput
mereka, tiba. Kepala rombongan meminta petugas masuk
sesuai dengan nomor bus. Di Indonesia biasanya sopir
berada di kanan, tapi di Saudi sebaliknya. Bagi yang

Janji Suci di Musim Haji 61 |


DudunHamdalah
jarang mengemudi di sisi kanan terlihat kikuk, meski
lama-kelamaan terbiasa. Bus pun meluncur menuju
sebuah tempat yang bernama Madinatul Hujjat.
Madinatul Hujaj merupakan sebuah komplek
asrama yang sangat luas di kawasan yang tidak jauh dari
Laut Merah. Tempat ini bisa menampung 10 ribu orang.
Itulah alasan kenapa pemerintah menyewa asrama ini tiap
musim haji. Konon harga sewanya relatif murah. Tempat
ini hanyalah tempat transit atau menginap semalam.
Mereka pun beristirahat sebentar untuk menyelonjorkan
kaki di kamar.
***

Oh hampir lupa. Zul harus membuat laporan


perjalanan ke tanah suci untuk majalah Mabrur. Pak As
berpesan untuk melaporkan berita melalui telepon setelah
Zul sampai di Jeddah. Zul menelpon pak As yang
kebetulan sedang di kantor. Dini hari waktu Saudi,
bertepatan dengan jam kerja di tanah air karena
perbedaan waktu 4 jam.
Alhamdulillah pak, saya sudah di Jeddah,
sekarang di Madinatul Hujjaj,
Oh syukurlah, bisa anda laporkan kondisi di sana
bagaimana?
Zul pun menceritakan kondisi perjalanan. Mulai
dari keberangkatan dari Pondok Gede, ke bandara
Sukarno Hatta, lalu tiba di bandara King Abdul Azis dan
suasana di Madinatul Hujjaj. Pak As pun mendengarkan
sambil menuliskannya di depan laptop. Sementara Bondi
yang berada tak jauh dari pak As, hanya bisa

Janji Suci di Musim Haji 62 |


DudunHamdalah
membayangkan alangkah indahnya bisa berangkat haji ke
tanah suci tanpa biaya sama sekali, eh malah disanguni.

-0-

Janji Suci di Musim Haji 63 |


DudunHamdalah
8. Bidadari di Toko Roti

Petugas haji non kloter ditempatkan di tiga daerah kerja


(daker) yakni daker Mekah, Jeddah dan Madinah. Selepas
umroh, petugas haji daker Mekah langsung menuju ke
wisma haji Mekah, petugas daker Madinah menuju
Madinah dan petugas daker Jeddah kembali ke Jeddah.
Masing-masing daker dipimpin oleh Kepala Daker,
biasanya setingkat pejabat eselon tiga di kementerian.
Wisma haji Indonesia Jeddah, disitulah tempat
tinggal mereka selama bertugas di Jeddah. Letaknya di
Madinah Street. Wisma berlantai delapan ini fasilitasnya
memadai. Kamar yang ditempati untuk enam orang
dengan tempat tidur bersusun. Petugas media center
Jeddah yang berjumlah 13 orang menempati kamar di
lantai tiga.
Sesuai jadwal, hari ini kloter pertama jamaah haji
Indonesia tiba. Artinya, saatnya petugas haji menunaikan
tugasnya melayani jamaah. Konsentrasi petugas Daker
Jeddah saat keberangkatan jamaah haji adalah di bandara
King Abdul Azis. Para petugas menggunakan sistem shift
untuk menjaga kondisi tubuh. Apalagi di Arab Saudi
perubahan iklimnya sangat ekstrim.
Hari itu, Zul, Kohar dan Bang Badrun mendapat
giliran shift pertama dari pagi sampai sore. Tugas utama
media center melakukan peliputan berita selama di Arab
Saudi untuk dipublikasikan di situs informasi haji milik
pemerintah dan di media masing-masing. Untuk
peliputan, mereka disediakan sebuah mobil dengan
seorang driver bernama Syaiful. Dia seorang mukimin,
orang Indonesia yang bekerja di Arab Saudi. Pria asli
Janji Suci di Musim Haji 64 |
DudunHamdalah
Madura ini tinggal bersama istrinya di Jeddah selama 5
tahun. Selain fasih bahasa Arab, Syaiful juga hafal jalan-
jalan di Jeddah.
Kalau musim haji tiba, kebanyakan mukimin ingin
menjadi petugas haji, cerita Syaiful.
Menurutnya, para mukimin ada yang bekerja
sebagai sopir, penerjemah, tukang masak dan
sebagainya. Pengetahuan wilayah dan bahasa Arab
menjadi nilai tambah para mukimin.
Kita diseleksi di Konjen, tidak semuanya lulus, ujar
Saiful seraya melaju mobilnya.
Alasannya apa jadi petugas? tanya Kohar.
Ya fulus (uang), kalau kita bertugas di musim haji digaji
tujuh puluh riyal perhari, kalau ada perjalanan dinas ke
luar kota ada tambahan, ya minimal sebulan dapat 2500
riyal. Kalau sopir pribadi, gaji kita hanya seribu riyal.
Sementara biaya hidup di sini tinggi. Untuk kontrak rumah
saya saja sebulan empat ratus riyal, kata Syaiful.
Apa majikan mengijinkan? tanya Zul.
Tergantung majikannya, kalau pengertian dikasih cuti
dua bulan. Kalau yang kaku ya nggak. Tapi ada juga yang
nekat keluar dari pekerjaan, terutama yang gajinya kecil.
Apalagi pembantu, gajinya hanya 600 riyal, mendingan
jadi juru masak untuk petugas, jelasnya.
Oh ya sebentar lagi kita sudah masuk bandara. Di depan
ada check point, tolong disiapkan kartu ID-nya, Syaiful
mengingatkan.
Zul langsung memegangi kartu yang terpasang di
saku baju. Badrun, sibuk mencari kartunya.

Janji Suci di Musim Haji 65 |


DudunHamdalah
Oh , ini dia di tas, syukurlah, ujarnya lega.
Waduh, kartuku ketinggalan, teriak Kohar panik.
Rombongan pun kaget, bagaimana bisa ID Card
Kohar ketinggalan. Padahal sebelum berangkat dia yang
berteriak paling kencang, mengingatkan yang lain untuk
membawa kartu ID.
Wah gimana nih, bisa dihukum, ujar Syaiful
kebingungan.
Sementara mobil terus meluncur. Beberapa meter
lagi pos pemeriksaan. Dua askar ceking, satu petugas
bersorban putih dan dua tentara berbadan kekar dengan
kumis tebal menghentikan mobil mereka. Ini negeri orang,
nyali mereka tidak sebesar di negeri sendiri. Apalagi nyali
si Kohar, dia mulai gelisah. Mobil berhenti dan kaca
dibuka. Mereka pun menunjukkan identitas. Giliran si
Kohar, tentara Arab memintanya turun. Kohar masih diam,
dia tidak paham bahasa Arab.
Syaiful mecoba menjelaskan pada tentara itu.
Bahasa Arabnya lumayan lancar, jadi nyambung.
Sepertinya dia tidak bisa meyakinkan petugas keamanan.
Syaiful turun dari mobil, bicara dengan petugas
bersurban. Namun usahanya menemui jalan buntu.
Dengan muka lesu Syaiful menuju mobil.
Kohar turun dulu ya, nanti ada petugas Daker
yang jemput, ujar Syaiful.
Kohar tampak ketakukan. Dengan gemetaran ia keluar
mobil.
Jangan lama-lama ya, pintanya memelas.
Insya Allah, jawab Syaiful.

Janji Suci di Musim Haji 66 |


DudunHamdalah
Mobil mereka berjalan pun masuk bandara. Kohar
digiring dua orang tentara masuk ke pos jaga.
Tentara itu akan menghukum Kohar dijemur matahari,
tapi saya minta keringanan ke petugas bandara, akhirnya
Kohar hanya disuruh berdiri mematung di gardu sampai
petugas Daker datang menjemput, jelasnya.
Gak bilang lupa bawa kartunya, tanya Badrun.
Awalnya saya bilang begitu, tapi mereka nggak mau
tahu, polisi disini tidak ada ampun dan tak bisa disuap,
jelas Syaiful.
Oh berbeda dengan di negeri kita dimana hukum bisa
dijualbelikan, ujar Zul.
Di negeri kita, korupsinya cuma setiap era berganti
caranya, ujar Badrun.
Maksudnya... Zul belum peham.
Iya, jaman orde lama, korupsinya diatas meja. Jaman
orde baru, korupsinya diatas meja, jaman reformasi
sekarang, meja nya ikut dikorupsi...canda Badrun.
Semua tertawa.
***

Sesampai di bandara, mereka menuju kantor


petugas Daker untuk melaporkan kejadian yang menimpa
Kohar. Untung ada pak Fauzi, kepala Daker Jeddah. Dia
lantas membuat sepucuk surat dengan tulisan Arab. Surat
itu diserahkan ke stafnya untuk diberikan pada petugas
check point bandara. Sayang, stempelnya tertinggal di
wisma haji Jeddah. Terpaksa, Syaiful harus mengambil
stempel dulu ke sana.
Janji Suci di Musim Haji 67 |
DudunHamdalah
Wah, nasib Kohar hari ini lagi apes, disandera
orang Arab, celutuk Badrun.
Tapi ini akan jadi berita yang menarik untuk ditulis,
sahut Zul.
Badrun nyengir sambil berlalu.
Akhirnya tinggal Zul dan Badrun bertugas di
bandara. Kloter pertama dari Jakarta telah tiba. Mereka
berkumpul duduk di karpet dan terlihat kelelahan. Zul
menghampiri kepala rombongan untuk mengetahui
kondisi jamaah. Sementara Badrun wawancara dengan
seorang jamaah cilik. Petugas lain pun memberikan
pelayanan sesuai bidang masing-masing.
Jelang siang, Zul duduk rebahan di kursi kosong.
Seorang pria tua Arab bagian kebersihan bandara
menghampirinya. Pria tua dari Yaman ini nampak lapar.
Zul mencari makanan yang tersisa di balai kesehatan.
Petugas kesehatan, bernama bidan Gayatri menyapanya.
Ada makanan bidan? tanya Zul
Belum makan ya? dia balik tanya
Sudah, itu ada petugas kebersihan dari Yaman minta
makanan,
Oh sebentar, ini masih ada satu. Jatah kita sisa satu,
karena ada satu dokter yang belum tiba. , ujar Bidan
Gayatri sambil menyodorkan nasi kotak.
Terimakasih, salam untuk pak Dokter nanti, kata Zul
sambil ngeloyor.
Bidan Gayatri geleng-geleng kepala sambil
tersenyum. Zul tidak tahu apa maksudnya.Orang Yaman
itu masih menunggu.

Janji Suci di Musim Haji 68 |


DudunHamdalah
Syukron, katanya ketika menerima nasi kotak.
***
Dari kejauhan Kohar dan bang Badrun berjalan
mendekat.
Hai Kohar, ahlan wa sahlan, sapa Zul.
Kohar diam, mukanya nyengir kuda.
Wah ada cerita menarik dari si Kohar, pikir Zul.
Lalu Zul dan Badrun duduk manis siap mendengarkan.
Kohar masih membisu.
Gue diomelin apa didoain ame tentara itu, nggak tahu.
Pokoknye asal dia ngomong gue bilang amiin. Semakin
gue bilang amiin semakin kencang ngomongnya, ujar
Kohar dengan logat betawinya yang kental. Mereka
tertawa terbahak-bahak. .
Tak jauh dari mereka, seorang petugas haji
berpakaian biru-biru mendekat, di bajunya tertulis nama
Faisal.
Apa katanya? tanya pemuda itu.
Kohar pun mengucap beberapa kata yang masih ia ingat.
Faisal malah tertawa.
Ya jelas, dia tambah jengkel. Pertama dia menasehati,
tapi anda malah mengaminkan. Kedua, dia mengomeli,
anda masih mengaminkan. Dan ketiga, dia memaki-maki,
harusnya anda diam saja nggak usah diaminkan kalau
nggak tahu artinya. Itu bukan doa, hahaha katanya
tertawa sambil pergi.
Sepertinya, dia baru saja dapat cerita lucu untuk
teman-temannya, sahut Badrun.

Janji Suci di Musim Haji 69 |


DudunHamdalah
Darimana dia bang? tanya Zul.
Dia petugas haji dari rekrutmen kedutaan besar, para
mahasiwa yang belajar di luar negeri terutama di Timur
Tengah. Sepertinya mahasiswa di Mesir, ujar Badrun.
Bahasa Arabnya sih boleh, tapi sok nya itu yang gue tak
suka, sahut Kohar jengkel.
Sabar deh, ini kan dekat Mekah, ntar juga kena batunya,
Zul menghibur.
Selain petugas dari Indonesia, kedubes RI di Saudi
juga melakukan rekrutmen terhadap petugas temus
(tenaga musiman). Mereka berasal dari mahasiswa yang
kuliah di negara-negara Islam dan para tenaga kerja
Indonesia atau TKI yang berada di Arab Saudi. Setiap
tahun ratusan temus direkrut menjadi petugas haji.
****

Zul masih duduk sambil membaca buku di sebuah toko


roti di bandara. Zul menunggu Badrun yang sedang ke
kamar kecil. Mata Zul tertuju pada beberapa sosok
berpakaian hitam dan bercadar yang memesan roti. Dia
memperhatikan seorang gadis yang berbeda, memakai
cadar hitam alisnya tebal dan matanya jeli. Beberapa saat
Zul memandang terpaku.
Gadis itu sempat melihat Zul sebentar dan Zul
merasa kikuk dan mengalihkan pandangan. Tak lama
kemudian para gadis berbaju hitam itu pergi
meninggalkan toko roti. Zul memperhatikan hingga
rombongan itu hilang di sudut bandara. Ada perasaan
berbeda yang menggocang hati Zul. Wajah gadis itu

Janji Suci di Musim Haji 70 |


DudunHamdalah
seperti apa yang ada di mimpinya. Dia pun menanyakan
pada tukang roti tentang rombongan tadi.
Itu pramugari pesawat Saudi Airline...
Zul senang dan berharap masih bisa bertemu dengan
gadis itu.
-0-

9. Kembang Daker Jeddah

Sebagai petugas media center haji, Zul mendapat tugas


melakukan liputan di tanah suci. Karena masih masa
kedatangan jamaah, maka yang menjadi fokus tim media
center adalah di bandara King Abdul Aziz.
Seperti biasa pagi itu Zul dan Kohar sudah
memakai baju dinas dan berkeliling mencari berita di
bandara. Sebenarnya Zul ingin berjumpa lagi dengan
pramugari tempo hari. Zul pun mencoba bertanya kepada
toko roti di sudut bandara tentang gadis itu. Tukang roti
mengatakan rombongan pramugari itu dari Mesir dan
biasa mendarat setiap tiga hari sekali di Jeddah. Bersama
Janji Suci di Musim Haji 71 |
DudunHamdalah
teman-temannya dia juga sering mampir membeli roti. Zul
puas dan senang dengan jawaban si tukang roti, tiga hari
lagi dia bisa melihat gadis bermata jeli itu.
***

Setelah itu, dia pun melanjutkan pekerjaannya. Hari itu


bandara Jeddah sudah sangat sibuk. Jamaah yang datang
silih berganti dari berbagai negara. Jamaah haji Indoneia
jumlahnya termasuk besar dan mudah dikenali drai
bentuk fisik dan warna kulitnya.
Sebagai petugas liputan, jatah setiap wartawan
hanya menulis 3 berita untuk dimuat di situs informasi
haji. Biasanya rutinitas petugas media center, pagi
sampai dengan siang para jurnalis melakukan peliputan
atau wawancara, kemudian selepas duhur mengetik berita
dan sehabis ashar mengirim berita ke mas Imam yang
bertugas mengupload berita ke web. Mas Imam sehari-
hari bertugas di Badan Urusan haji Konjen RI Jeddah. Sore
hari para wartawan shift pagi, bisa santai sambil
menunggu jemputan yang mengantar wartawan shift
malam sebelum maghrib. Untuk shift malam bertugas dari
Magrib hingga selepas subuh.
Nah sore itu, Zul dan Kohar selesai melakukan
tugas peliputan, mereka duduk menunggu di gate
kedatangan. Disana para petugas bisa membantu jamaah
yang membawa barang bawaan banyak. Maklum jamaah
haji Indonesia disamping posturnya kecil rata-rata
berangkat haji di usia yang menapak senja. Mayoritas
jamaah berusia di atas 50 tahun.
Mungkin sudah menjadi budaya masyarakat
Indonesia rata-rata menunaikan haji pada usia yang
Janji Suci di Musim Haji 72 |
DudunHamdalah
matang atau lanjut, karena kebanyakan masih sibuk
dengan urusan dunia. Kalau ada uang, maka yang
pertama kali dipikirkan adalah untuk membeli rumah,
mobil kemudian membayar ongkos haji. Namun tak sedikit
yang sudah kaya atau mampu tapi belum juga terpanggil
hatinya untuk melaksanakan rukun islam kelima.
Zul dan Kohar membantu mengangkat tas
tentengan khususnya jamaah berusia lanjut. Zul melihat
Abu Wazir, memimpin rombongan KBIH (Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji). Ia segera menyambutnya dan
membantu memapah kakek yang kecapekan. Zul
menuntunnya ke balai pengobatan haji Indonesia di
bandara Jeddah. Mungkin karena jumlah jamaahnya yang
besar sehingga pemerintah Indonesia menjadi satu-
satunya negara yang mempunyai pos balai pengobatan di
bandara Jeddah.
Kemudian Zul mendudukkan Abu Wazir di kursi
pasien. Seorang bidan yang sudah dikenalnya menyapa
dan mempersikahan masuk. Bidan itu meminta mereka
menunggu dokter sebentar.
Abu Wazir lalu diperiksa tensi dan suhu badannya
oleh bidan. Tak lama kemudian datang seorang gadis
muda berpakaian putih mengucap salam. Dokter muda itu
langsung memeriksa pasien kemudian dia membuat
resep. Dengan sigap sang bidan sudah memberi obat-
obatan.
Zul masih melihat dokter yang ada di depannya.
Seorang dokter muda yang cukup cantik. Tertulis
namanya Zalwa. Wajahnya hampir sama dengan
pramugari Mesir yang dilihatnya. Zul melihat alis mata
dokter ketika menulis resep, namun si dokter sepertinya

Janji Suci di Musim Haji 73 |


DudunHamdalah
kurang suka diperhatikan seperti itu. Zul hanya ingin
memastikan apakah dokter itu gadis yang ada dalam
mimpinya.
Maaf dokter Zalwa, saya baru melihat anda ?
Saya baru datang tadi pagi, ..
Oh pantesan, saya tidak melihat dokter di pondok gede,
kenalkan saya Zulfikar
Zul menjulurkan tangannya. Namun dokter itu
sudah keburu menutup kedua telapak tangannya, rupanya
dia tidak mau bersentuhan.
Saya dokter haji senang bertemu anda
Zul pun menarik tangannya sambil pamitan.
Bidan Gayatri memperhatikannya setelah memberi
resep si bidan mempersilakan Zul meninggalkan ruang
dokter karena ada pasien yang akan berobat. Kemudian
dengan dibantu kursi roda Abu Wazir meninggalkan Zul
bersama rombongan jamaahnya.
Terima kasih Zul, nanti kita bertemu lagi ya.. ujar Abu
Wazir.
Abu Wazir melepas sebuah senyuman ketika Zul
berdiri bersama Zalwa melambaikan tangan untuknya.
Itu kakek angkat saya, ujar Zul pada Zalwa.
Namun raut bidan Bidan Gayatri kurang bersahabat.
****

Suatu ketika beberapa petugas haji Daker Jeddah


mengadakan ramah tamah makan malam, yang dilakukan

Janji Suci di Musim Haji 74 |


DudunHamdalah
di sebuah ruang makan di wisma Haji. Hadir perwakilan
petugas dari berbagai bidang baik dari pelayanan jamaah,
kesehatan, media center dan sebagainya. Kemudian
Kepala Daker Jeddah memberikan sambutan dan meminta
masukan dari petugas untuk meningkatkan pelayanan
kepada jamaah haji.
Faizal kemudian berdiri sambil memegang
pengeras suara ia menyampaikan sesuatu.
Pak, saya mendengar sendiri ada petugas MCH yang
dihukum di bandara. Ada dua kesalahannya, pertama dia
tidak membawa ID Card, kedua dia tidak bisa berbahasa
Arab. Mestinya kita merekrut petugas tidak asal-asalan.
Ini kan membuat malu kita di mata pemerintah Saudi,
kata Faisal.
Tiba-tiba dari arah belakang Zul, sebuah sepatu
melayang menerpa muka Faisal. Zul menoleh ke
belakang, ternyata Kohar. Muka pemuda gempal itu
memerah karena dipermalukan di depan orang banyak,
meski Faisal tidak menyebut namanya tapi Kohar tahu ia
sasaran tembaknya.
Beberapa orang temus tidak terima dan berdiri
menghampiri Kohar. Petugas MCH tak tinggal diam untuk
melindungi Kohar. Faisal pun ikut memprovokasi teman-
temannya. Dia maju dan sempat meninju muka Kohar.
Petugas MCH membuat pagar dan mendorong mereka
mundur. Melihat situasi kurang kondusif Kadaker
memerintahkan stafnya memisahkan mereka.
Berhenti, saya tidak mau rumah saya dijadikan sarang
preman, bentak pak Daker melalui pengeras suara.
Mereka pun kembali ke tempat duduk. Setelah
situasi agak reda, pak Kadaker memperlunak bicaranya.
Janji Suci di Musim Haji 75 |
DudunHamdalah
Saya mengundang kalian ke sini untuk beramah tamah
bukan untuk berantem. Apalagi ada yang melempar
sepatu segala. Untuk itu, acara ramah tamah ini saya
bubarkan saja. Sekarang tolong kalian berdamai... ujar
Kadaker marah besar dengan kejadian itu. Kadaker
meniggalkan ruangan, sementara pak Mahmud dan pak
Batubara mendamaikan mereka. Kadaker minta agar
pelempar sepatu dihukum, yakni dipotong honornya
selama 3 hari.
-0-

Janji Suci di Musim Haji 76 |


DudunHamdalah
10. Cak Kandar dan Mutawin

Insiden di aula wisma haji itu masih membekas diantara


para petugas haji. Meski sudah didamaikan namun Kohar
dan Faizal masih diselubungi akar konflik yang belum
tuntas. Untuk menenangkan tim, mas Imam mengajak
petugas MCH yang lagi off untuk jalan-jalan sambil liputan
di luar biar tidak bosan. Kebetulan MHC mendapat jatah
satu buah mobil Van yang dikemudikan Syaiful. Mereka
lalu berangkat ke sebuah pusat perbelanjaan Al Manar di
barat daya Jeddah. Konon tempat ini dikenal sebagai
pusat belanja yang murah, sekelas tanah Abang di tanah
air. Beberapa petugas MCH dari Mekah dan Madinah pun
diajak keliling Jeddah.
Selain tim MCH Jeddah, cak Kandar turut
menumpang mobil mereka. Sementara Junaedi semobil
dengan rombongan Mekah dan Madinah. Cak Kandar
adalah sosok yang paling sentimen pada Zul sejak di
Jakarta. Namun di mobil dia tidak banyak bicara. Zul
berharap cak Kandar yang usianya sudah kepala empat,
bisa bersikap dewasa dan tidak mengungkit-ungkit hal-hal
yang sudah lewat.
Meski sudah didamaikan pak Daker, sebenarnya
akar masalah ini belum tuntas. Yakni kecemburuan
petugas haji khususnya tenaga medis dan temus kepada
media center. Saya rasakan itu sering terjadi setiap
musim haji, ujar Badrun duduk di depan samping sopir.
Jadi ini kayak bom waktu, suatu waktu bisa meledak,
celutuk Kohar.

Janji Suci di Musim Haji 77 |


DudunHamdalah
Persis dan peristiwa di Wisma Haji baru letupannya,
tegas Badrun.
Zul, kalau saya masih muda dan gagah seperti kamu,
sudah kupukul mulut si Faisal, ucap cak Kandar.
Zul diam saja tidak menanggapi, tidak mau terpancing
provokasinya.
Kohar kan teman dekatmu, masak kau tega melihatnya
dipukul mahasiswa Mesir. Ini tugasmu Zul, kamu harus
balas kelakukan Faisal,
Zul sempat terpancing, tapi ia segera mengerem
emosinya dan tahu apa maksud cak Kandar yang ingin
agar dia dikenai sanksi Kadaker dan atau bahkan hingga
dipulangkan ke tanah air. Zul tidak tertarik menanggapi
kata-kata cak Kandar.
Itu urusan pribadiku dengan Faisal, Cak, ujar Kohar
kesal.
Mobil mereka pun sudah memasuki komplek
perbelanjaan al Manar. Di musim haji komplek ini ramai
dikunjungi jamaah. Biasanya untuk mereka yang
berkantong tebal lebih suka ke Balad. Namun bagi yang
dananya terbatas, al Manar siap menyerapnya.
Tersedia segala macam barang. Badrun mencari
sepasang jam tangan untuk dia dan istrinya. Sementara
Kohar membeli sepasang emas, katanya nanti akan
diberikan pada calon istrinya, meski saat ini belum ada.
Zul mengikuti bang Badrun membeli arloji dengan angka
Arab. Zul membeli sepasang seharga 150 riyal.
Karena kesibukan masing-masing mereka pun
berpisah. Mereka janjian dengan teman-teman lain
selepas magrib, berkumpul lagi di nasi kebuli Al Fahd,
Janji Suci di Musim Haji 78 |
DudunHamdalah
tidak jauh dari tempat parkir mobil. Ketika Adzan Magrib
dikumandangkan, Zul baru selesai membeli beberapa
sajadah untuk oleh-oleh keluarganya di tanah air.
Biasanya toko-toko di Saudi tutup saat Maghrib dan buka
lagi bada Isya. Hanya rumah makan yang buka seusai
sholat Magrib. Zul pun mencari masjid terdekat.
Usai sholat, Zul berjumpa dengan Badrun dan
Kohar. Mereka menanyakan keberadaan cak Kandar,
Soleman dan Syaiful. Lantas mereka mencari rekan yang
lain. Mereka akhirnya menemukan Soleman dan Syaiful
keluar dari toko bang Maman, seorang pedagang dari
Sumedang.
Mereka sholat di toko bang Maman, kalau ke masjid tidak
keburu. Nanti malah ditangkap Mutawin, ujar Syaiful.
Badrun pun mengajak mereka makan di nasi
kebuli, setelah itu baru mencari cak Kandar. Namun Zul
tidak tega kalau ada teman yang belum ketemu
sementara yang lain malah enak makan-makan.
Udah biarin aja, cak Kandar memang suka menghilang
nanti juga dia ke sini, ujar Badrun.
Badrun membiarkan Zul mencari cak Kandar. Dia
dan teman-teman menunggu di kedai nasi kebuli sampai
kumandang adzan Isya. Zul menelusuri lorong-lorong toko
yang padat. Bangunan di Jeddah nyaris sama bentuknya
satu dengan yang lain. Tiba-tiba Zul mendengar suara
yang sudah ia kenal.
Ternyata, Cak Kandar berada di sebuah pos kecil
dikelilingi orang-orang Arab bersurban. Wartawan
berkepala botak itu sedang mendapat masalah. Dia
berdoa setelah itu sujud dan berdoa lagi menengadahkan
kedua tangan ke atas mengikuti ucapan pria berkumis
Janji Suci di Musim Haji 79 |
DudunHamdalah
tipis. Ketika Zul berdiri di depan pintu seorang berbaju
gamis meminta cak Kandar membaca istigfar. Mereka
adalah para Mutawin yang sedang menghukum cak
Kandar. Seorang Mutawin dengan surban merah seperti
pimpinannya. Zul lalu mendekatinya.
Dengan mengucap salam Zul memberanikan diri
masuk ruangan. Zul tahu cak Kandar tidak bisa berbahasa
Arab. Zul menanyakan apa yang terjadi. Mutawin
bersurban merah itu seorang pemuda gagah dengan
kumis tipis. Dia menjabat tangan Zul erat. Ia bercerita
melihat Cak Kandar sedang berjalan-jalan ketika adzan
dikumandangkan. Seorang muslim dilarang berkeliaran di
Saudi saat waktu sholat tiba.
Petugas yang mengawasi hukum agama atau polisi
syariah atau Mutawin memergokinya di jalan. Mereka pun
membawa cak Kandar ke pos untuk dibina. Sayangnya
mereka tidak bisa komunikasi sehingga pembinaan pada
cak Kandar tidak berjalan lancar. Setelah mendapat
penjelasan Mutawin, Zul mengerti. Zul pun mengucapkan
maaf atas kelakuan rekan kerjanya. Kemudian Mutawin
pun mengijinkan mereka pulang. Di perjalanan cak Kandar
berkali-kali mengucapkan terima kasih pada Zul.
Maaf ya Zul, selama ini saya berlaku jahat padamu,
Iya cak nggak apa-apa, jawab Zul sambil mengajaknya
ke warung nasi Kebuli.
Mereka datang saat teman-teman sudah hampir selesai.
Ayo Zul, kita makan, Soleman ulang tahun dia yang
mentraktir, teriak Kohar.
-0-

Janji Suci di Musim Haji 80 |


DudunHamdalah
11. Profil Petugas Haji

Sore itu Zul tugas di bandara pada shift malam. Kali ini dia
ditemani oleh Leman sementara Kohar dan Badrun sudah
masuk shift pagi. Menjelang malam, Zul merasa
kedinginan, sebenarnya dia agak masuk angin apalagi dia
lupa membawa jaket tebal, karena angin bandara yang
begitu kencang.
Zul mendapat tugas membuat profil petugas, mas
Imam memintanya membuat profil Zalwa, si dokter muda.
Mas Imam tahu Zalwa, satu-satunya dokter yang masih
gadis dan mendapat sorotan dari banyak pemuda.
Ditemani Leman sang fotografer, Zul menjumpai
dokter Zalwa selepas isya di tempat prakeknya. Kebetulan
tidak ada pasien sehingga Zul bisa wawancara dengan
leluasa. Dokter itu menggunakan baju yang berbeda
dengan petugas haji yang lain biasanya atasan dan

Janji Suci di Musim Haji 81 |


DudunHamdalah
bawahan putih, tapi dia memakai baju putih dengan
celana panjang hitam. Sang Dokter pun menyambut
dengan ramah, sementara Bidan Gayatri sibuk hilir
mudik. Entah apa yang dikerjakannya.
Tak lama kemudian bidan Gayatri datang, dia biasa
bergantian dengan Zalwa untuk sholat.,..selangkah
kemudian Zalwa pamit untuk sholat isya. Namun si Bidan
nampaknya sempat nguping sebentar pembicaraan
mereka. Leman sudah tidak ada di tempat itu. Rupanya
dia tiduran di ruang pasien yang kosong.
Dokter Zalwa anak seorang Qori terkenal di Medan... dia
tidak mengenal pacaran, mungkin kalau menemukan pria
yang cocok langsung menikah.... Kamu sendiri
bagaimana ujar Bidan.
Zul menggeleng, tidak tahu apa yang dikatakan.
Saya tidak tahu , saya masih mengejar mimpi...
Bidan itu tertarik ingin tahu lebih banyak tentang
mimpinya, terpaksa Zul menceritakan mimpinya.
Hmmm aku bisa memahami mimpimu, istana dan gadis
cantik adalah sebuah mimpi yang besar. Tapi aku yakin
kamu akan menemukannya......asal kamu tidak bangun
dari mimpi itu...
Nasihat si bidan mirip dengan peramal itu.
Tetapi kamu harus banyak berkorban untuk meraih
mimpi itu, karena itu mimpi yang sulit, butuh kesabaran
karena menghadapi tantangan yang besar.... ujar Bidan.
Apakah gadis yang kamu impikan mirip dengan Zalwa...
Zul diam sesaat kemudian dia mengeleng. Bidan
mengangguk sebentar.

Janji Suci di Musim Haji 82 |


DudunHamdalah
Kalau begitu kamu lanjutkan saja mimpi indahmu, jangan
terperdaya dengan wanita lain, termasuk Zalwa. Kamu
harus fokus dengan tujuanmu, karena itulah yang akan
membuatmu hidupmu akan bahagia...mimpimu itulah
jalan Tuhan.
Jalan Tuhan apa maksudnya... Zul penasaran.
Aku melihat mimpimu adalah jalan untuk mencapai
hakikat Tuhan. Ketika orang sibuk mencari legenda
pribadinya dan jati dirinya, kamu telah menemukan tujuan
yang ingin dicapai. Itulah keuntungan para pengejar
mimpi, mereka sangat yakin dengan mimpinya...
Zul merasa mendapatkan semangat baru untuk
mengejar mimpinya. Apa yang diucapkan si bidan
membuatnya bahagia karena Bidan mendukung Zul
melanjutkan mimpinya. Berbeda dengan kakek angkat
yang selalu mengusik mimpinya. Karena telah larut
malam, Zul pamit untuk mengetik tulisan di kantor
bandara Jeddah.
****

Kehadiran dokter muda itu menjadi perbincangan seru di


kalangan petugas haji di wisma haji Jeddah, khusunya
para pemuda yang masih bujangan. Satu diantaranya
Faisal seorang petugas haji yang berstatus mahasisswa di
al Azhar, Mesir
Wawancara Zul dengan Zalwa ternyata
diperhatikan oleh beberapa tenaga musiman, khususnya
para mahasiswa. Di wisma haji Jeddah mereka pun
menyampaikan kepada Faizal, karena di kalangan
mahasiswa kebanyakan sudah tahu Faizal menaruh hati

Janji Suci di Musim Haji 83 |


DudunHamdalah
pada dokter itu. Seorang mahasiwa lain bernama Farid
mengaku memfoto dari kejauhan ketika Zalwa berdua
dengan Zul. Foto itu pun ditunjukkan pada Faizal.
Sepertinya kamu mendapat saingan berat Zal,
Aku lihat sendiri kemarin Zalwa berduaan dengan
wartawan itu di balai kesehatan haji bandara, sejam lebih
mereka berbincang ujar Farid.
Sebaiknya kita berprasangka baik, mungkin wartawan itu
sedang wawancara dengan Zalwa jawab Gibran,
mahasiswa yang lain.
Iya itu modus wartawan, mereka menggunakan dalih
pekerjaannya untuk kepentingan lain yang
tersembunyi... ujar Farid.
Apalagi Media sekarang kan sudah tidak ada yang
obyektif, semua punya kepentingan termasuk media di
tanah air, baik elektronik, cetak mapun sosial media.
Mereka ada skenario dan kepentingaan dari pemiliknya,
jadi media itu sekarang susah dipercaya. Tak hanya media
yang abal-abal yang banyak bertebaran di internet, media
mainstream pun sudah makin kentara keberpihakannya,
ujar Farid menegaskan.
Maklum dia mengelola jurnal mahasiswa Mesir.
Tapi saya yakin masih ada media yang obyektif, idealis
dan memegang prinsip kode etik jurnalistik...
Kalau pun ada jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Coba
lihat di internet sekarang banyak media yang tidak jelas
dengan berita yang judulnya bombastis ....lalu ujungnya
minta disebarkan hehehe
Bagaimana dengan media Zul...? tanya Faizal.

Janji Suci di Musim Haji 84 |


DudunHamdalah
Hmmm Majalah Mabrur saya pernah searching di internet
kurang dikenal....namanya saja saya baru dengar
sekarang, jadi kita belum tahu track recordnya..... ujar
Farid.
Kita perlu berprasangka baik dulu, kalau belum
mengenal sesuatu dengan jelas, karena sebagian
prasangka itu kan dusta... ujar Gibran,
Prasangka? Kadang pada jaman sekarang perlu kehati-
hatian dan waspada bukan bermaksud menuduh.....
misalnya kalau ada orang yang mencurigakan gerak-
geriknya masuk ke rumah kita masak kita mau bilang dia
mau pengajian heheh, tangkas Fardi.
Sudahlah aku tak peduli, yang aku pikirkan sekarang
bagaimana memisahkan wartawan itu dari Zalwa....
Sebaiknya bersaing secara sehat, tunjukkan bahwa kamu
lebih pantas di hati Zalwa ketimbang pemuda itu. Aa yang
bisa membuat zalwa tertarik sama kamu. ujar Ghibran.
Farid diam sebentar dia mulai berpikir. Lalu dia
membisikan sesuatu ke telinga Faizal. Pemuda kurus dan
tinggi itu mengangguk-angguk sejenak. Ghibran tidak
tahu apa saran yang diberikan Farid kepada temannya itu.
-0-

12. Badai di Wisma Haji

Tiga hari kemudian, Di kedai bandara King Abdul Azis, Zul


menunggu kedatangan rombongan pramugari Saudia

Janji Suci di Musim Haji 85 |


DudunHamdalah
Airline. Dia menanyakan pada tukang roti, sesuai jadwal
kata tukang roti, siang ini pesawat datang dari Kairo. Zul
masih menunggu sambil memperhatikan pesawat di layar
kedatangan yang ada di sudut bandara. Dia senang ketika
pesawat saudia Airline dari Mesir telah mendarat di
bandara. Zul merasa senang, karena sebentar lagi dia
akan bertemu dengan gadis bercadar htam itu. Zul akan
menyapa gadis itu ketika dia membeli roti. Perasaannya
jadi deg degan tidak karuan.

Namun, tiba-tiba hapenya berbunyi. Mas Imam


memintanya untuk segera kembali ke wisma Haji Jeddah.
Kata mas Imam, pak Daker memanggilnya karena ada
sesuatu yang penting yang tidak bisa ditunda. Zul pun
dalam dilema, bertemu gadis yang membuat hatinya
penasaran atau menemui pak Daker yang nerupakan
bagian dari pekerjaannya. Zul tahu resikonya, kalau dia
tidak menemui Kadaer maka bisa dihukum dan
dipulangkan, sementara untuk bertemu gadis Mesir itu
mungkn masih ada kesempatan lain. Ia terpaksa
membuang kesempatannya untuk mengenal sang
pramugari bermata jeli. Zul agak kecewa tidak bisa bersua
dengan gadis yang membuat hatinya bergetar.

Zul pun kembali ke wisma haji. Beberapa petugas


yang dijumpai Zul menunjukkan sikap yang berbeda.
Sewaktu di dalam lift Zul berpas-pasan dengan tiga orang
ibu-ibu petugas kesehatan. Mereka menyindir nya.

Bukannya bertugas malah pacaran, celutuk seorang


wanita.

Janji Suci di Musim Haji 86 |


DudunHamdalah
Iya nih, anak Qori pantang berduaan dengan orang yang
bukan muhrim, sahut temannya.

Zul diam saja. Ia rasakan sebuah aroma yang tidak


sedap. Separah itukah kondisinya? Zul melangkahkan kaki
ke ruangan media center di lantai dua, Mas Imam
menunggu kedatangannya dan menyerahkan sebuah foto.
Zul mengamatinya, foto ini diambil dari jarak yang jauh
menggunakan lensa zoom. Diambil dari samping agak
membelakang Zul. Kalau diamati tangan Zul seperti
memegang rambut Zalwa. Tapi karena malam, gambarnya
tidak begitu jelas. Wajah Zul kelihatan dari samping
sedangkan Zalwa lebih jelas mukanya.

Heboh, wisma haji dibuat geger karena tersebar


foto dua orang petugas haji yang bukan muhrim di malam
hari di Jeddah. Foto itu beredar di situs dan disebarkan di
grup BBM dan WA petugas kesehatan. Dalam foto itu
beredar jelas wajah Zalwa, dan Zul. Gara-gara foto itu
suasana wisma haji Jeddah berubah. Para petinggi Daker
pun sudah melihat, mereka pun memanggil Zul untuk
mengkalrifikasi.

Saya sedih, foto ini sudah menyebar kemana-mana


sampai ke konjen dan dapat diakses di internet. Judulnya
menyudutkan petugas haji, Beginikah kinerja Petugas
MCH?, tutur mas Imam.

Zul diam nggak tahu mau ngomong apa.


Sebenarnya mereka tidak berduaan. Ada Bidan Gayatri
yang tidak jauh dari mereka, tapi kenapa Bidan itu
menghilang di foto itu. Jadi kesannya mereka hanya
berdua. Disamping itu ada Soleman yang menjadi juru
Janji Suci di Musim Haji 87 |
DudunHamdalah
fotonya. Zul menyesalkan orang yang mengedit foto dan
menyebarkan gosip yang tak jelas.

Sudahlah, ayo kita temui pak Mahmud, kamu jelaskan


bahwa kamu sedang bertugas wawancara. Kalau ada
yang tidak sesuai silakan klarifikasi., mas Imam menepuk
pundak Zul yang masih terdiam.

Di ruangan pak Mahmud, Zul masuk bersama mas


Imam. Pak Mahmud keluar memanggil seseorang. Pak
Batubara, dokter kepala kesehatan daker Jeddah. Zul lalu
menjelaskan semua peristiwa mulai dari kedatangannya
melakukan wawancara. Zul mengatakan waktu itu tidak
berdua tetapi bertiga, dengan bidan dan cuma tidak ada
di gambar. Bahkan sebelumnya Leman juga ada di situ.

Bagus anda mau mengakui foto itu. Tapi anda harus tahu
ini bukan Indonesia. Ini Saudi Arabia, negara Islam.
Seorang wanita dilarang berduaan tanpa ada muhrim atau
orang ketiga. Di foto itu tidak kelihatan orang ketiga
sehingga bisa menimbulkan fitnah. Dan tersebarnya foto
ini sudah merusak citra media center, kata pak Mahmud.

Tidak hanya citra media center pak, tapi citra petugas


kesehatan juga. Mereka sangat malu dengan kejadian ini,
kata pak Batubara.

Maafkan saya pak, saya tidak merusak citra siapapun


saya hanya menjalankan tugas sebagai wartawan, jawab
Zul

Kalau menjalankan tugas mestinya tidak sendiri, kalau


begini kan kesannya berduaan apalagi pada malam hari.
Janji Suci di Musim Haji 88 |
DudunHamdalah
Kamu nggak tahu apa kata orang tentang dokter Zalwa.
Dia anak Qori. Tidak pernah pacaran. Bahkan dekat
dengan laki-laki pun tidak. Dia gadis yang baik dan
terjaga. Kamu sudah merusak reputasinya, tegas
Batubara dengan nada tinggi.

Sebaiknya kita bentuk tim untuk mencari penyebar foto


itu pak, sahut mas Imam.

Waktu kita mepet, tiga hari lagi kita sudah ke Mina.


Banyak pekerjaan kita dan tidak ada waktu untuk urusan
begitu, jawab Mahmud.

Itu nggak perlu pak, justru kita harus berterimakasih ada


yang mau menyebarkan foto itu. Dengan begitu kita tahu
kinerja petugas haji kita, ketus pak Batubara,.

Pak Mahmud diam.

Terus bagaimana pak? tanya mas Imam.

Sebaiknya mulai sekarang, semua konsentrasi di


pekerjaan. Buat berita dan laporan yang bagus,
tinggalkan pikiran yang lain, nanti di tanah air saja, ujar
Mahmud.

Satu lagi pak, saya ingin Zul dihukum. Dia tidak boleh
mendekati Zalwa lagi. Lagian hanya dokter bodoh yang
mau sama wartawan, kata Batubara menusuk perasaan.

Zul diam. Baginya ucapan pak Batubara lebih


menyakitkan ketimbang dihukum cambuk.

Janji Suci di Musim Haji 89 |


DudunHamdalah
Itu tidak adil pak, Zul belum bisa dinyatakan bersalah
sebelum diusut penyebar foto itu. Karena saya melihat
foto itu ada rekayasa , ujar mas Imam.

Tiba-tiba kepala Daker masuk. Dialah pemegang


otoritas petugas haji Jeddah.

Saya sudah mendengar percakapan kalian, saya kira


untuk kebaikan semua lebih baik kita konsentrasi ke
pekerjaan. Tidak ada lagi urusan asmara di sini. Kalau
sampai ketahuan ada petugas haji yang pacaran kita akan
menindak tegas. Nah selama 3 hari Zul akan kita kirim
untuk belajar agama kata pak Daker.

Akhirnya hukuman pun dijatuhkan pada Zul oleh


Kadaker Jeddah. Dalam waktu 3 hari, Zul diasingkan ke
laut Merah agar mendapat pembinaan rohani di sana. Zul
keluar dengan kepala menunduk. Sebenarnya pak
Mahmud ingin membela , tapi dia tidak enak hati dengan
pak Batubara. Mas Imam berusaha menengahi karena ia
yakinfoto itu hasil rekayasa.

-0-

13. Abu Senja

Masjid Fatimah, namun jamaah haji Indonesia lebih


mengenalnya sebagai masjid Terapung, terletak di pinggir

Janji Suci di Musim Haji 90 |


DudunHamdalah
pantai laut Merah. Disebut masjid Terapung karena masjid
ini berdiri tidak di tanah tapi diatas pantai. Bangunannya
ditopang oleh ratusan tiang beton yang kuat. Masjid
berwarna putih ini tampak indah dan megah.
Hari itu, Zul diantar Kohar dan Syaiful untuk
menjalani hukuman dari Kadaker Jeddah. Mereka pun
masuk ke dalam masjid, bentuk kubah di dalamnya
dilingkari kaligrafi ayat-ayat suci Al-Quran serta dihiasi
lampu-lampu kristal yang sangat cantik. Masjid Terapung
berlantaikan marmer, sedangkan di dalam masjidnya
sendiri dilapisi permadani yang sangat indah luar biasa,
dilengkapi rak-rak al-Quran.
Seorang marbot menyambut kehadiran mereka,
dan mempersilakan masuk. Lalu Syaiful menyerahkan
sebuah surat dari Kadaker untuk imam masjid Terapung,
marbot pun menerimanya dan masuk ke ruangan
memanggil sang Imam.. Tak lama kemudian muncul laki-
laki memakai jubah dengan rambut yang berwarna putih.
Assalamualaikum..... sapa Syaiful
Waalaikum salam...apa kabar...Ful
Baik syech.....?
Saya sudah membaca surat Kadaker, dia ingin kamu 3
hari disini membnatuku mengurus masjid.
Setelah itu Abu Senja bercakap sejenak dengan Syaiful
sebelum, ia kembali ke wisma di Jeddah. Setelah Syaiful
pamitan abu sneja menghampiri si Bocah.
Saya Haji Abu Senjae, jamaah masjid ini biasa memanggi
Syech. Sebenarnya yang menjadi imam di sini kakak saya,
namanya Abu wazir, tapi dia serong bolak balik ke

Janji Suci di Musim Haji 91 |


DudunHamdalah
Indonesia, dan sekarang sedang mengurus jemaah
hajinya
Oh Syech Abu Wazir, maksudnya?
Iya, kamu kenal?
Saya kenal, dia saya anggap seperti kakek saya..
Oh siapa nama kamu..
Zulfikar.....
Iya, kakakku pernah menyebut namamu,,, sekarang kita
bisa bertemu..
Ternyata dunia begitu sempit Syech..
Syech hanya tersenyum.
Selama 3 hari, Zul menggantikan pekerjaan marbot, mulia
drai membersihkan majid yang luas itu, dan sebagainya.
Tentu pekerjaan yangdiberikna itu membuatnya lelah. Abu
Senja memang kurang suka dengan Zul, karena kakaknya
Abu Wazir pernah menceritkan akan memerikan usahanya
pada bocah itu.
Selama 3 har Abu Senja jug menyelipkan nasehat antara
lain, agar Zuol menolak tawraan Abu wazir untuk
meneruskan bro haji miliknya.
Saya sudah menolaknya Syech, saya sedang mengejar
mimpi saya. ujar Zul .
Kemudian zul menceritakan tentang mimpinya dan gadis
Msisr yang dilihatnya. Tentu hal tu membuat Abu Senja
sedikit tenang.
***
Esok hari pun tiba. Udara bandara cukup panas.
Zalwa bertugas kembali di bandara. Kali ini, pasiennya
Janji Suci di Musim Haji 92 |
DudunHamdalah
banyak sekali. Baru pada siang hari pasiennya mulai
berkurang. Setelah pasien sepi, Zalwa berjalan keliling
bandara. Dia melihat rombongan dari Malaysia sedang
berkumpul. Itu mengingatkannya pada Badawi. Zalwa
berjalan mengamati satu per satu. Dia ingin tahu apakah
Badawi ada diantara mereka. Namun, ia tidak melihat
keberadaannya. Zalwa duduk di kursi kosong, diantara
rombongan itu. Seorang tua paruh baya mendekatinya.
Nak cari siapa? seorang jamaah berkacamata minus
menyapanya.
Oh saya cari kawan dari Malaysia,
Siape namanya,
Ahmad Badawi,
Darimane,
Selangor,

Ahmad Badawi, tak ade nama disini.


Maaf, bapak siapa?
Oh kenalkan saya Atok Ramlan, panggil aja Pak Cik. Saya
pimpinan rombongan haji Malaysia, katanya.
Oh senang sekali berkenalan dengan Pak Cik, saya
Zalwa...dokter haji Indonesia,
Oh bu dokter, dimana kenal Badawi,
Di fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara,
Oh ya, dokter kalian, nanti Pakcik nak bantu carikan
kontak Badawi ya.
Terimakasih, Pak Cik nak minta nomor selulernya,

Janji Suci di Musim Haji 93 |


DudunHamdalah
Sebelum pergi Zalwa sempat bertukar nomor hape
dengan pak Cik.
Zalwa merasa menemukan secercah cahaya di
kegelapan senja. Perkenalannya secara tidak sengaja
dengan Atok, membuat asanya bertemu Badawi tumbuh.
Kabar apa pun tentang Badawi ingin ia ketahui. Dia
dimana? Jadi ambil spesialis apa? Kapan mau ke Medan?
Itulah pertanyaan yang ingin ia ajukan bila menemukan
kontak personnya. Kumis tipis ala Malaysia membuat
Zalwa sulit melupakannya.

-0-

Janji Suci di Musim Haji 94 |


DudunHamdalah
14. Jabal Rahmah bukit Cinta

Musim haji tiba, sehari sebelumnya Zul sudah kembali ke


wisma haji Jeddah. Sebenarnya Zul ingin belajar lebih
lama dengan Syech. Namun niat itu diurungkan setelah
Syaiful menjemputnya karena besoknya para petugas haji
sudah bergerak ke Mina.

Jamaah akan memulai serangkaian ibadah haji.


Persiapan demi persiapan telah dilakukan. Untuk
pemberitaan, dibentuk dua posko yakni satu di Arafah dan
satu lagi di Mina. Bagi petugas, musim haji ibarat pepatah
sambil menyelam minum air. Disamping ibadah haji
lancar, Zul ingin tugas liputan berita juga berjalan dengan
baik.

Larangan bertemu Zalwa ada hikmahnya. Zul bisa


konsentrasi untuk ibadah dan bekerja. Setelah
mengenakan ihram, rombongan MCH berangkat dari
Jeddah menuju Madinah. Bang Badrun sebenarnya belum
sehat. Saat makan sate kambing semalam atas undangan
pak Konjen, dia makan terlalu banyak. Darah tingginya
kambuh. Kepalanya pening. Kalau bang Badrun saja nekat
berhaji apalagi Zul dan Kohar yang baru pertama kali,
mereka ingin ibadah ini khusuk dan lancar.

Biasanya para tenaga musiman, yang sudah


pernah haji menjadikan momentum haji untuk menambah
penghasilan. Mereka menawarkan badhal haji atau
menghajikan orang yang belum haji tetapi sudah

Janji Suci di Musim Haji 95 |


DudunHamdalah
meninggal. Bayarannya beragam tergantung
kesepakatan. Zul memakai jasa Syaiful untuk badhal haji
ayahnya yang sudah tiada. Sesuai negosiasi, upahnya 80
riyal.

Mereka berangkat ke Mina malam hari, di sana


singgah sebentar persiapan menuju Arafah. Labbaik
Alllahuma labbaik, labbaikalla syari kalla baik. Zul datang
memenuhi panggilanMu!

Setiap mobil yang keluar masuk lokasi ritual Haji


Arafah harus menempelkan stiker yang dikeluarkan
panitia Arab Saudi. Di jalan beberapa bus yang
mengangkut panitia tidak memakai stiker. Namun otak
orang Indonesia memang lihai. Bus yang sudah diparkir di
Arafah dicopotin stikernya untuk dibawa menggunakan
mobil kecil, kemudian ditempel ke bus yang belum ada
stikernya yang belum bisa masuk Arafah.

Meski melihat keganjilan Zul tidak boleh


menggunjing. Zul ingat pesan haji agar fala rafatsa, wala
fusuqa, wala jidala. Artinya jangan ngrasani/
membicarakan orang lain, jangan menjelek-jelekan, dan
jangan pula berdebat untuk hal-hal yang tidak perlu.

Dari Mina tiba di Arafah sekitar jam 5 pagi, Zul


sempat melaksanakan sholat subuh berjamaah. Tenda-
tenda jamaah haji di Arafah sebagian besar sudah dihuni
jamaah dari berbagai negara. Hampir dua juta manusia
serba putih memadati padang pasir yang membentang
luas. Udara panas memanggang mereka di Arafah meski
ada beberapa pohon yang terpelihara. Panasnya
mengingatkan Zul akan cerita tentang padang Mashyar
Janji Suci di Musim Haji 96 |
DudunHamdalah
dimana setelah kiamat semua manusia akan dikumpulkan
untuk menghadapi penghisaban Tuhan. Gambaran ini
membuat Zul merinding.

Wukuf di Arafah dilaksanakan di tenda-tenda.


Biasanya diisi tauziah, sholat, dzikir dan doa. Segala doa
akan dipanjatkan karena Arafah merupakan salah satu
tempat yang mustajab. Arafah diyakini sebagai tempat
pertemuan antara Nabi Adam dan Siti Hawa. Setelah
turun dari surga mereka berpisah di bumi dipersatukan
Allah di Padang Arafah, yakni Jabal Rahmah.

Selain panas, debu yang diterjang angin membuat


penyakit gampang menyebar. Antisipasinya adalah
memakai masker yang sudah dibagikan petugas
kesehatan. Untuk menghindari silau matahari biasanya
jamaah memakai kacamata hitam. Zul dan bang Badrun
pun memakainya.

Selepas makan siang, wartawan bergerak ke


lapangan mencari berita. Badrun dan Soleman wawancara
dengan Menteri dan beberapa tokoh di tanah air. Zul
mereportasekan kondisi jamaah di tenda-tenda. Kohar
mencari berita di posko kesehatan Arafah. Zul dan Syaiful
berjalan menuju jabal Rahmah. Di pinggir jalanan, mobil-
mobil yang membagikan makanan dan minuman. Menurut
Syaiful setiap musim haji, orang-orang kaya di Arab
berderma.

Jabal Rahmah sangat ramai. Ada jalan terjal berbukit dan


ada jalan bertangga. Di puncaknya terdapat tugu batu, di
situ biasanya banyak orang berdoa. Setelah berdoa di
tugu jabal ramah mereka pun kembali ke tenda.
Janji Suci di Musim Haji 97 |
DudunHamdalah
Di Jabal rahmah, Zul bertemu dengan Zalwa yang
terpisah dengan rombongan. Zalwa sempat
menghampirinya

Tempat ini adalah penyatuan hati Adam dan Hawa, jika


kamu memang mencintai seseorang, berdoalah di tempat
ini dan sebutlah namanya.i ujar Zalwa,

Zul mengangguk, namun ia bingung siapa yang akan ia


sebut. Zul bingung, di luar banyak pemuda yang
mengantri untuk mendapatkan tanda tangannya Zalwa.
Sambil memegang tugu Cinta, mata Zul tiba-tiba
memerah. Zalwa adalah gadis baik yang susah dicari di
negerinya. Andai saja, dia tidak melihat wanita bermata
lentik di bandara itu, mungkin dia akan mengucapkan
nama Zalwa sekuatnya . Zul kemudian memegang erat
tugu itu kemudian tangannya menengadah ke atas dan
menyebut gadis dalam mimpinya sambil berlinang air
mata.

Tiba-tiba zalwa yang akan pulang terpeleset jatuh,


tanpa sengaja Zul pun memanggil namanya :

Zalwaaaaa..

Zul lalu membantu menolong gadis itu. Ditariknya


tangan Zalwa sehingga tidak jatuh terpelanting, beberapa
jamaah Pakistan ikut membantunya. Untung gadis itu
hanya lecet sedikit, tak lama kemudian rombongan dokter
pun datang. Mengetahui keberadaan Zul mereka pun
menjauhkan Zalwa. Dokter Batubara sudah
memerintahkan agar Zalwa dijauhkan dari wartawan itu.
Zalwa kemudian bergabung kembali dengan
Janji Suci di Musim Haji 98 |
DudunHamdalah
rombongannya. Namun ketika berpisah, Zalwa nampak
tersenyum pada bocah itu. Bocah itu membalas
senyuman gadis manis itu.

-0-

15. Masjid Qishos

Janji Suci di Musim Haji 99 |


DudunHamdalah
Selepas musim haji, petugas haji kembali betugas untuk
persiapan kepulangan jamaah. Tak lama kemudian Syaiful
mengajak MCH Jeddah untuk liputan ke masjid Qishos.
Matahari tepat diatas ubun-ubun. Terik panas menyengat.
Mobil memasuki kawasan Masjid yang sepi. Belum masuk
waktu sholat Dhuhur.

Ini masjid Qhisas, dan tiang pancang itu adalah tempat


hukuman untuk pelanggar syariat Islam. Alun-alun
didepannya tempat berkumpul orang-orang untuk
menyaksikan pelaksanaan hukuman.
Sebuah batu besar dibawah pohon yang rindang, menjadi
tempat duduk mereka. Syaiful melanjutnya ceritanya.
Biasanya setiap hari jumat diawal bulan, masjid ini ramai.
Banyak yang ingin menyaksikan prosesi Qishas.
Kohar bertanya, Hukuman apa saja disini?
Macam-macam, ada potong tangan bagi pencuri,
cambuk dan rajam bagi pezina dan hukuman penggal
kepala bagi pembunuh, jelas Syaiful.
Iiih serem, sahut Kohar.
Untuk pencuri akan dipotong berurutan. Jika baru
pertama dipotong pergelangan tangan kiri, mencuri kedua
telapak tangan kiri. Mencuri ketiga siku kanan, keempat
siku kiri terus kalau habis tangannya ke kaki mulai kiri
lalu...,
Udah, ngeri dengernya potong Kohar.
Kalau hukuman mati siapa yang eksekusi, tanya Badrun.

Janji Suci di Musim Haji 100 |


DudunHamdalah
Oh ya itu semacam algojo. Sebelum memenggal kepala
orang, dia minum obat yang bahasa kita namanya obat
tega. Jadi setelah minum obat itu, dia menjadi kejam
diluar kesadaran. Setelah memenggal kepala dia harus
segera dimasukkan mobil supaya tidak melukai yang lain.
Makanya penjagaannya super ketat. Ujar Syaiful.
Sementara itu, Zul masih diam memegangi tiang dan
arena hukuman. Ia membayangkan sesuatu. Tiba-tiba
badannya gemeter seolah dia yang mengalami hukuman
cambuk. Kohar segera menghampiri.
Sakit nggak ya dicambuk, saya penasaran...
Eittt, hati-hati kalau ngomong,: ujar Badrun.
Sakitlah , denger ceritanya saja saya sudah merinding,
ujar Kohar.
Syaiful tersenyum.
***

Sementara di wisma haji, Bidan Gayatri menemani Zalwa


dan menyampaikan salam Faizal untuknya.
Bagiamana Faizal menurutmu ? dia mahasiswa Mesir
sebentar lagi lulus dan orang tuanya adalah kakak saya,
agamanya baik tanya Bidan.
Zalwa masih menunggu jawaban dari seseorang......?
Siapa...?
Zalwa diam saja, ia tidak tertarik si bidan
menjodohkannya dengan Faizal.
Orang Malaysia, teman kuliah waktu di USU Medan
jawab Zalwa.
Janji Suci di Musim Haji 101 |
DudunHamdalah
Untung bukan Zul.....? ujar si bidan.
Kenapa dengan Zul...
Dia pemuda tidak sehat, katanya dia bermimpi akan
menikah dengan seorang putri dan mempunyai
istana .....hahaha bidan tertawa.
Zalwa semakin tak mengerti.
Dia bilang akan mengejar mimpi itu.....
Zalwa diam, antara percaya dan tidak dengan omongan si
bidan.
Dia juga bilang gadis yang dia kejar itu bukan kamu....
Hati Zalwa tersentak, jantung berhenti berdetak sesaat,
akhirnya ia sadar kembali. Ternyata Zul sudah mempunyai
rencana lain.
****

Suatu ketika rombongan mahasiswa Mesir sedan


berkunjung ke Madinah ke tempat dimana Cak kandar
bertugas. Mereka menginap di wisama Haji madinah. Para
mahasiswa itu sedang makan siang, tak jauh dari Cak
kandar.
Rencana kita di Mekah berhasil, foto editan lu memang
hebar Rid, sekarang hubungan Zalwa dan Zul sudah
menjauh ...ujar Faizal.
Iya Zal, jangan sampai bocor ya hahahah, tersu apa
rencanamu selanjutnya .. tanya farid.
Nah itu dia, tanteku bidan Gayatri yang akan meyakinkan
dia dulu. Namun ada satu yang aku tak suka? Zul

Janji Suci di Musim Haji 102 |


DudunHamdalah
menolong zalwa waktu terjatuh di jabal Rahmah .. ujar
Faizal.
Wah gawat, jabal rahmah itu kan tempat keramat, disana
Nabi Adam dan siti hawa bertemu. Kenapa sampai
kecolongan begitu...
Ya aku sudah tanya Bidan, katanya Zalwa tersesat dan
seolah ada seorang tua yang mengajaknya ke sana
sehingga terpisah dari rombongan..
Hmm tidak masuk akal, kata Farid.
Ya aku juga sempat memarahi tante, gara-gara Zalwa
terlepas dari pengamatnnya, tapi aku tidak percaya
mistik ujar Faizal.
Ini bukan mistik, tapi memang tempat yang menyimpan
banyak pertanda, banyak pelajaran dan banyak hal yang
diluar kuasa manusia..ini tanah suci Zal..
Faizal diam, dia berharap mistik itu tak menjadi nyata.
Apa usulmu Wan?
Ya kita harus gerak cepat, kamu harus melamar Zalwa...
Faizal diam lagi dengan usul sohibnya.
Gimana caranya? Kan belum tahu Zalwa mau atau
enggak? tanya faizal.
Lamar dulu, kalau ditolak baru kita pikirkan langkah
selanjutnya. Kalau diterima kan beres urusan.. ujar farid.
Faizal diam nampaknya dia setuju lagi dengan usul Farid.
Sementara itu Cak kandar yang diam memperhatikan
seksama apa yang dibicarakan dua mahasiswa dari Kairo
itu. Ternyata mereka merencanakan persekongkolan jahat

Janji Suci di Musim Haji 103 |


DudunHamdalah
yang mengakibatkan Zul dihukum oleh kadaker. Cak
kandar geleng-geleng kepala.

-0-

16. Pramugari Bermata Jeli

Matahari terbit menyinari bumi Arab di pagi yang cerah.


Di Jeddah, siang hari lebih panjang ketimbang malam.
Kumandang Subuh jam 06.30, dan Magrib jam 19.30
malam. Namun, awalnya kebanyakan petugas Indonesia
tidak tahu. Itulah kenapa waktu petugas tiba di Arab Saudi
banyak yang jam empat sudah bangun menunggu Adzan
Subuh. Bahkan ada yang belum adzan sudah sholat,
macam Soleman yang sholat subuh jam lima pagi.
Hari ini Zul dan Kohar of. Tiba-tiba Zul teringat
titipan bu Wal untuk Faridah. Segera dicarinya paket itu
kemudian ditelponlah gadis keponakan bosnya.

Janji Suci di Musim Haji 104 |


DudunHamdalah
Kita ketemu di Balad saja, siang ini, ujar Faridah
di ujung telepon sana.
Zul dan Kohar pun bergegas meninggalkan wisma
haji.
Matahari mulai menyingsing ke arah barat. Sebuah taksi
putih membawa mereka berdua . Seorang sopir berkulit
legam menyapa.
Where are you going? tanyanya.
Oh dia bisa berbahasa Inggris, Goodlah, batin Zul.
Balad,jawabnya.
Where are you from sir, tanya Zul.
Bangladesh, jawabnya.
Oh I think Pakistan,
No, and you Indonesia. Apa kabar?
Baiiik Mister, sahut Kohar lantang.
Giiran bahasa Indonesia Kohar nggak mau
keduluan. Geli Zul mendengarnya. Hanya beberapa menit
taksi sudah tiba di Balad. Ternyata Balad adalah sebuah
mall yang cukup besar. Zul membayar 10 riyal sesuai
saran Faridah.
Terima kasih, kata sopir itu tancap gas.
Di Arab, taksi tidak memakai argo. Tapi tarifnya jelas,
seperti ada aturan.
Wah dasar Bangladesh bisanya bahasa Indonesia cuma
apa kabar dan terimakasih. Kalau lancar, saya mau tanya
Sah Ruk Khan? ujar Kohar.
Sah Ruk Khan... itu dari India,

Janji Suci di Musim Haji 105 |


DudunHamdalah
Iya sih, abis hanya dia yang gue tahu,
Zul tertawa atas kekocakan sahabatnya.
Memang benar, kota Jeddah yang berada di tepi
Laut Merah sangat strategis untuk jalur perdagangan dari
benua Eropa dan Afrika menuju semenanjung Arab. Lalu
lintas perdagangan cukup ramai di sini. Akibatnya dapat
kita tebak, tempat ini adalah surga belanja produk-produk
impor bermerek. Hal ini ditunjang dengan berdirinya
beberapa pusat perbelanjaan di kota Jeddah yang bebas
pajak, salah satunya kawasan Ballad.
Kaki Zul berhenti di dalam pusat perbelanjaan Al
Ballad di King Abdul Aziz Street. Dia melihat banyak sekali
toko yang menjual produk-produk Barat. Lalu dia mulai
mengirim sms ke Faridah
Kutunggu di depan Rayana Store di lantai 3, balasnya.
Zul bergegas naik lift. Di dekat Rayana store, ia
amati sekitarnya. Seorang gadis memakai baju hitam
panjang, rambutnya dibiarkan terurai tanpa kerudung. Zul
mendekatinya.
Apa dia Faridah? pikir Zul.
Sepertinya orang Filipina, cegah Kohar seraya menarik
lengannnya.

Jeddah bukan termasuk kota suci seperti Madinah


dan Makkah. Karena itu, orang-orang asing nonmuslim
diperbolehkan masuk ke kota ini. Jeddah, kota
internasional, menjadi kota yang lebih bebas daripada
Makkah dan Madinah. Sangat gampang menjumpai
perempuan-perempuan yang membuka jilbabnya di sini.

Janji Suci di Musim Haji 106 |


DudunHamdalah
Hai Zulfikar ya...
Suara seorang wanita menyapa Zul dari belakang.
Bocah itu menoleh, tampak dua orang gadis
menghampiri. Dua-duanya berpakaian serba hitam
memakai jilbab. Seorang berkulit putih dan seorang lagi
bercadar.
Faridah?, tanya Zul.
Wanita bercadar itu mengangguk. Kohar masih
mematung, seperti baru saja melihat bidadari. Seorang
gadis lagi masih terdiam. Zul memperhatikan... mirip
gadis yang dilihatnya di bandara.
Saya jalan duluan ya, kalian ikutin saja, ujar Faridah.
Mereka pun berjalan menguntit di belakang.
Melihat goyangan dua orang perempuan yang berjalan di
depan sungguh sebuah godaan tersendiri. Zul berusaha
sekali-kali saja melihatnya, supaya tidak kehilangan jejak.
Pantesan, Nabi Musa tidak mau berjalan di belakang
Sarah dan saudaranya, pikir Zul.
Zul, lu kenapa nggak bilang kita mau ketemu bidadari,
tanya Kohar.
Emang kenapa,
Gue kan persiapan dulu, pakai baju bagus, parfum. Lihat
nih baju gue kusut gini,
Ah nggak papa, saya juga belum tahu bakal ketemu
perempuan secantik itu,
Lah, lu belum kenal sebelumnya,
Zul menggeleng. Kohar keheranan.

Janji Suci di Musim Haji 107 |


DudunHamdalah
Faridah dan kawannya masuk ke rumah makan
Filipina. Mereka mengikuti. Dia mengambil tempat di bilik
bertirai. Faridah menjulurkan tangan memperkenalkan
diri. Mereka salaman.
Maaf ya saya memakai cadar. Ini temanku Zulaeha, dia
dari Mesir, kami sama-sama pramugari di Saudi Airline.
Okay kalian mau pesan apa? tanyanya sopan.
Zul masih sibuk memperhatikan gadis yang duduk
di hadapannya. Aha Zulaeha, itu gadis yang mirip di
dalam mimpinya. Zul senang merasa telah memenukan
gadis yang selama ini dicarinya. Berarti mimpinya bukan
isapan jempol.
Dan ternyata gadis itu adalah teman Faridah. Zul yakin
semua sudah termaktub bahwa perjumpaan dengan gadis
itu ternyata cukup mudah atas kehendak sang maha
Pencipta.
Mereka pun menulis menu, seorang pelayan
segera menyiapkan pesanan mereka. Zul memesan ayam
Adabo. Menurut pelayan, olahan ayam khas Filipina ini
mirip semur hanya rasanya sedikit asam dengan aroma
wangi ketumbar. Kohar terlihat bingung mau pesan apa,
akhirnya dia pun berkata satu lagi tiap kali Zul
memesan.
Oh ya, maaf kalian sudah ada yang pernah ke Jeddah
sebelumnya? tanya Faridah.
Mereka berdua serempak menggeleng.
Di sini aturannya lebih longgar daripada Mekah dan
Madinah. Hanya beberapa saja yang ketat seperti seorang
wanita tidak boleh berduaan dengan laki-laki yang bukan
muhrimnya. Tidak boleh keluar malam hari sendirian.

Janji Suci di Musim Haji 108 |


DudunHamdalah
Makanya tadi kenapa saya suruh kalian mengikuti di
belakang. Karena disini hukum negara adalah hukum
Islam. Di lapangan banyak Mutawin yang bertugas
mengawasi hukum agama, jelas Faridah.
Nah.... nanti kalau kita ketahuan Mutawin di sini
bagaimana? Kohar mulai ketakutan.
Kohar pantas takut, karena ia sempat trauma peristiwa di
bandara.
Insya Allah aman. saya mengajak kalian ke restoran
Filipina, di sini tidak ada pengawasan karena tempat ini
multi agama. Orang Islam, Kristen, bisa masuk, jelas
Faridah.
Syukurlah, ujar Kohar mengurut dada..
Disini perempuan gerakannya dibatasin, nggak kayak di
Jakarta. Pakaian wanita kalau bepergian rata-rata hitam,
yang muslim pakai kerudung. Kalau di Indonesia mau
pakai singlet doang di Mall, siapa yang larang, ujar
Faridah sambil tertawa kelihatan gigi gingsulnya.
Namanya juga negara Islam, jangan disamain dengan
kita yang sekuler,sahut Kohar.
Apalagi mereka yang bekerja di Saudi Airlines. Lihat
gedung di seberang itu, kata Faridah.
Mereka menoleh ke arah gedung yang dimaksud.
Di apartemen itu kami tinggal, untuk pergi ke sini kami
harus naik taksi, tambahnya.
Ha, kan tinggal nyebrang, Kohar kaget.
Manajemen tidak mengijinkan, kami hanya bisa pergi ke
tempat lain dengan taksi atau bis jemputan meski
jaraknya dekat, jelas Faridah.
Janji Suci di Musim Haji 109 |
DudunHamdalah
Berarti Zul nanti harus ganti ongkos taksinya nih, Kohar
meledek.
Ah nggak usah, tadi kami ketinggalan bis kok, jadi
terpaksa pakai taksi,
Zulaeha, di mana Mesirnya tanya Zul.
Iskandaria, tidak jauh dari Sinai
Saya belum pernah ke Mesir, pengin sih melihat
Piramida
Mainlah ke sana, banyak kok orang Indonesia yang kuliah
di Kairo.
Dari balik cadar Zulaeha, Zul melihat sesuatu yang
menarik darinya, bulu matanya lentik. Zul penasaran
seperti apa wajahnya. Tiba-tiba saat Zul memandangnya
mata Zul berpas-pasan dengannya. Zul segera
mengalihkan pandangan, pura-pura makan. Zulaeha
tersipu malu. Sementara Faridah heran melihat Kohar
makan bak orang kelaparan.
Oh ya gimana kabar pak Waluyo, tanya Faridah
memecah kebuntuan.
Sehat, ada salam dari pak Wal. Bu Waluyo nanti akan
berangkat haji, ini ada tiitpan dari bu Waluyo
Zul menyerahkan sebuah hadiah yang terbungkus.
Oh ya, Kapan?
Nanti kalau sudah sampai dia akan kasih tahu,
Faridah memandang jam di dinding restoran.
Zul, kudengar kamu bekerja di Majalah Mabrur, gimana
perkembangannya?

Janji Suci di Musim Haji 110 |


DudunHamdalah
Namanya juga majalah baru, masih perlu banyak
pembenahan.
Berarti kamu jago nulis ya? tanya Zulaeha.
Wah, jangan ditanya. Zul baru saja menjadi juara
pertama novel anak Nasional, sahut Kohar.
Zul nggak suka pamer, ia menginjak kaki Kohar.
Wah selamat ya, saya bisa belajar menulis nih, tutur
Zulaeha.
Boleh dengan senang hati. Yang penting sempatkan
waktu untuk menulis sehari minimal satu jam,
Oh itulah yang ditunggu si Bocah.
Oh harus ya.
Kalau belajar teori tidak terlalu sulit, praktek itu yang
lebih penting,
Betul. Mumpung ketemu guru, kita bisa ambil
ilmunya,ujar Kohar.
Baik pak guru, nanti kita ketemuan lagi, kata Faridah.
Faridah memanggil pelayan. Dia membayar semuanya.
Hampir 100 riyal.
Okay, saya harus segera ke halte, sudah jam delapan
malam berarti bus jemputan telah tiba.
Jazakumullah Faridah, kata Zul.
Faridah mengangguk lirih. Zul pun meminta gadis
mesir itu menuliskan nomor hapenya. Setelah
mengucapkan salam mereka berdua pergi. Mereka pun
meninggalkan restoran itu. Farida berjalan ke utara, Zul
ke timur mencari taksi.

Janji Suci di Musim Haji 111 |


DudunHamdalah
Malam itu Zul benar-benar tidak bisa tidur. Gadis
mesir yang ada di dalamnya telah ia temukan. Gadis Arab
yang sangat cantik dengan mata yang lentik. Zul
semakian bergairah dan yakin akan mimpinya. Zulaeha
seorang pramugari bermata jeli yang bertugas di
maskapai mlik pemerintah Saudi. Asyknya lagi Zul sudah
mendapatkan nomor hape parmugari dari Mesir itu.
-0-

17. Angin Gurun di bandara

Sejak perkenalan dengan gadis mesir itu, Zul sudah


menjauhi Zalwa. Dokter muda itu percaya apa yang
dikatakan sang bidan bahwa Zul tak mencintainya. Dia
merasa kecewa. Kohar merasa jengkel dengan
sahabatnya, di kamar mereka pun terlibat pembicaraan
serius.
Zul kenapa tidak kamu serius dengan Zalwa?
Ya aku tidak tahu, mungkin itu hanya sindrom bandara,
karena aku tak mencintainya
Ya sekarang bagaimana, semua orang sudah
membicarakan kalian berdua di sini, Aku takut Zalwa akan
kecewa....
Aku tak bisa menjanjikan sesuatu yang aku belum
punya....
Maksudmu...
Cinta....aku mencoba mencintai tapi mimpiku selalu
membayangi...

Janji Suci di Musim Haji 112 |


DudunHamdalah
Hari gini kamu masih percaya sama mimpi...ibarat kata
mengejar merpati yang terbang tinggi tapi burung
ditangan dilepaskan.
Kurasa merpatiku sudah ada ditangan....
Siapa?
Bukankah kamu sudah melihatnya?
Faridah?
Zul menggeleng.
Zulaeha...
Zul mengangguk.
Ah itu orang Mesir, budayanya lain dengan kita. Kalau
masalah kecantikan kurasa Zalwa tidak kalah, tapi untuk
mencintai orang Arab perlu banyak pertimbangan...
Kohar terus bicara, tapi Zul malah tidur.
***

Cak kandar menelpon mas Imam, memberitahukan


percakapan antara Faisal dan Farid di Madinah yang
didengarnya. Mas Imam dari awal memang yakin bahwa
foto yang beredar di media sosial itu memang hasil
editan. Cak Kandar pun menginformasikan kecemburuan
Faizal pada Zul terkait dengan Zalwa. Ia mengingatkan
agar Zul berhati-hati karena Faizal mempunyai banyak
kawan di Jeddah.
Mas Imam berterima kasih atas info dar Cak
Kandar dan akan menyampaikannya kepada Zul. Namun
untuk kasus editing foto mas Imam berjanji akan
menyampaikan pada pak Mahmud. Pak Mahmud yang
Janji Suci di Musim Haji 113 |
DudunHamdalah
mendengar berita itu merasa kaget. Dia akan
menyampaikan hal itu pada pak Kadaker, untuk
memulihkan kembali nama baik Zul. Juga untuk
mengungkap siapa pelaku yang sebenarnya.
Saya sudah yakin foto itu hasil editan dan sengaja untuk
menyudutkan Zalwa dan saya ujar Zul ketika mas imam
memberi tahu.
Terus bagaimana menurutmu... tanya mas Imam.
Sebenarnya saya tidak mau memikirkan peristiwa itu
lagi, namun kalau pihak Daker ingin mengklarifikasi Faizal
dan memulihkan nama saya ya silakan saja. jawab Zul.
Mas Imam mengangguk, dia berjanji akan berusaha
membantu memulihkan nama Zul yang tercemar
beberapa waktu lalu.
***

Malam itu Zul menelpon Faridah, dia ingin tahu tentang


Zulaeha.
Kenapa memang dengan Zulaeha, goda Faridah.
Aku pengin tahu saja, seperti apa dia .. Jawab Zul
Eh apa ini yang dinamakan Cinta pada pandangan
pertama hehe? ucap Faridah.
Zul tak langusng menjawab.
Baiklah aku kasih tahu, tapi kamu jangan patah hati ya.
Zulaeha sudah dilamar orang. Dia seorang bangsawan di
Saudi...
Zul menghela nafas sedih.
Saranku lupakan dia, ....
Janji Suci di Musim Haji 114 |
DudunHamdalah
Zul mmematung, Faridah memanggil namanya beberapa
kali tapi tidak dijawab. Akhirnya telpon pun ditutupnya.
Zul kecewa, ternyata Zulaeha telah dilamar orang.
Padahal Zul sangat yakin Zulaehalah perempuan yanag
ada dalam mimpinya.
***

Di Masjid terapung, Abu Wazir datang menemui adiknya


Abu Senja. Dia datang untuk mengambil alih menjadi
imam di masjid Terapung, dan Abu Senja diminta
menemani jamaah hajinya pulang ke Indonesia.
Kak, beberapa hari yang lalu ada petugas haji bernama
Zul, dia ke sini diantar Syaiful karena dihukum oleh
Kadaker lantaran berdua dengan seorang dokter di
bandara malam-malam... ujar Abu Senja.
Abu Wazir sudah tahu dokter yang mana satu yang
berdua dengan Zul.
Bagus dong, kalau dia dekat dengan dokter itu, artinya
dia nanti akan pulang ke Indonesia,
Abu Wazir tersenyum, tapi adiknya malah cemberut.
Terus apa yang kamu lakukan sewaktu dia di sini..tanya
Abu wazir.
Dia hanya belajar mengaji dab sholat berjamaah.
Syech Abu Wazir mengangguk. Sepertinya ia kurang
percaya.
Kakak masih mau memberikan usaha travel haji
kepadanya?
Kalau dia mau kembali ke Indonesia?

Janji Suci di Musim Haji 115 |


DudunHamdalah
Bukankah dia tidak mau dan akan mengejar mimpinya
dengan seorang pramugrai Mesir.
Ujar Abu Senja.
Aku kurang tahu dengan pramugari Mesir itu, kalau dia
masih mau mengejar mimpi itu, berarti ia tidak akan
mendapatkan usaha itu... kata Abu wazir.
Hmmm ya..semoga ucap lirh bau Senja.
Kali ini Abu Senja tersenyum, sementara kakaknya diam,
seolah tahu apa yang dimaksud oleh adiknya.
-0-

18. Pudarnya Sebuah Asa

Bunyi adzan menandakan waktu sholat subuh tiba.


Telepon genggam Zalwa berdering nyaring. Ia bangun dari
tidurnya.

Assalamualaikum Zalwa ini Pak Cik Atok, dari Malaysie,

Janji Suci di Musim Haji 116 |


DudunHamdalah
Waalaikumsalam, gimana kabar Pak Cik,

Alhamdulillah, Zalwa gimane?

Sehat pak Cik, alhamdulillah.

Iye, Pak Cik sudah mencari informasi mengenai Badawi.


Pak Cik ada jamaah namanya Pak Nuh. Pak Nuh ini
supleyer alat kesehatan di Rumah Sakit Penang. Di sana
dulu ada dokter namanya Ahmad Badawi,

Oh ya..terus gimana pak Cik,Zalwa tidak sabar.

Ape Badawi yang dimaksud orangnye kuning, pakai


kacamata, kumis tipis dan ada tahi lalat dikening.

Iya benar pak Cik, terus.

Zalwa jangan sedih ya,...Badawi sudah kawin, istrinya


dua,

Zalwa diam, hatinya sedih nian.

Tapi sekarang dia sudah tidak di Penang lagi. Dia


sekarang dicari-cari polisi karena ikut aliran yang dilarang
pemerintah.

Masya Allah, ... Zalwa tidak bisa mengungkapkan


kesedihannya.

Badawi yang dulu aktifis kini menjadi buronan


pemerintah.

Janji Suci di Musim Haji 117 |


DudunHamdalah
Zalwa merasa dikhianati. Tapi Badawi memang tidak
pernah punya komitmen apapun. Badawilah satu-satunya
pria yang pernah merebut hatinya. Zalwa tidak bisa
melupakan. Perasaan Zalwa pun macam-macam, ada
rindu, benci, marah, kasihan. Semua jadi satu.

Meski sedih dan benci setidaknya kabar itu telah


membuat lembaran baru untuk Zalwa. Dia akan mengisi
hari-harinya dengan membuang asa bersama Badawi.

***

Pagi yang cerah menyinari Jeddah. Zalwa sedang makan


sendiri di wisma haji Jeddah. Makanan yang disajikan di
wisma haji setiap pagi sampai malam hari. Makanan
disajikan secara prasmanan dengan lauk yang cukup
bergisi.

Sore itu, Faisal dengan baju koko buatan Mesir menemui


Zalwa. Seperti biasa, Faisal selalu menyempatkan diri
untuk menghampiri Zalwa. Dia sudah tahu bahwa Zalwa
ada yang melamar. Ruang makan sudah sepi.

Kaifa halluk ya tobin jamilah (apa kabar dokter yang


cantik),

Khoir ya tholiib min Misri (baik ya mahasiswa dari


Mesir),

Barakallahu ya humairah,

Sukron ya ustads,

Janji Suci di Musim Haji 118 |


DudunHamdalah
Wah sudah banyak kemajuan Zalwa,

Pelajaran belum selesai kan?

Masih banyak, kalau perlu kita lanjutkan nanti.

Yah gimana caranya? Abang kan di Mesir,

Atau mau ikut ke Mesir hehehe?

Aduh pengin sekali, tapi Zalwa tidak punya kerabat


disana,

Loh, kan ada bang Faisal, sahut Faisal.

Iya, tapi kan bukan muhrim,

Apa perlu dimuhrimkan dulu? goda Faisal.

Jangan bercanda, bang,

Siapa yang bercanda. Siapa sih yang nggak mau sama


bunga jeddah, hehehe.

Ah bisa saja, gimana pelajaran kita?

Faisal diam. Dia mengeluarkan sepucuk surat.

Hari ini tidak ada pelajaran. Tapi abang ada PR untuk


Zalwa, abang tulis di dalam amplop. Tolong dijawab ya.

Tapi Zalwa belum bagus Arabnya,

Janji Suci di Musim Haji 119 |


DudunHamdalah
Jangan kuatir, ini pakai bahasa Indonesia kok. Syaratnya
satu, dijawab dengan jujur,

Pertanyaannya apa bang,

Ada sih... udah ya Zalwa, abang mau tugas lagi, Intabih


(hati-hati) wassalamualaikum,

Waalaikumsalam.

Zalwa penasaran ingin membuka amplop itu. Hari


itu dia dinas malam sehingga bisa istirahat di kamar.
Amplop warna hijau dengan gambar Piramid Mesir. Isinya
sebuah kertas putih polos dengan logo al Ashar di pojok
kanan. Zalwa membaca dengan saksama.

Ternyata surat ungkapan hati seorang mahasiswa Mesir.


Zalwa terdiam. Gadis itu termenung seolah menanggung
beban. Belum lagi dia memberi jawaban pada satu lelaki,
tiba-tiba laki-laki lain datang meminangnya. Dua-duanya
sudah dianggap abang sendiri.

Di bandara Jeddah, Zalwa ingin curhat dengan Zul, namun


hape Zul tak bisa dihubungi.

***

Sore itu Abu Senja mengajak Syaiful untuk makan malam


di restoran Filipina.
Jadi aku mau minta tolong sama kamu, nanti aku kasih
upah 2000 riyal, ?

Janji Suci di Musim Haji 120 |


DudunHamdalah
Apa yang bisa kubantu Syech?
Begini, tentang Zul, kamu kan sopirnya wartawan, tolong
awasi gerak-gerik Zul, kabarnya dia sedang jatuh cinta
dengan seorang pramugari dari Mesir. Kamu terus ikutin
dia dan bantu dia supaya bisa menikahi gadis Mesir itu...
Caranya?
Kamu motivasi dia, terus awasi. Nah jika kamu melihat
mereka sedang berdua, segera telpon Faruk, dia
pemimpin polisi syareat di Jedsah ini nomor telponnya...
Abu Senja menyodorkan secarik kertas.
Maksudnya saya melaporkan Zul ketika berduaan
dengan gadis mesir tu
Tepat, aku ingin mereka dinikahkan di sini.. ujar Syech
Abu Senja.
Bukankah itu sesuatu yang baik Syech, kenapa harus
bayar saya...
Ya aku ingin Zul bahagia, dia sangat mencintai gadis itu,
kamu hanya membantu agar bisa mempercepat
perniahan itu...
Tapi, biasanya kan akan dihukum dulu, bila berduaan...
tidak langsung dinikahkan ujar Syaiful.
Ya nggak apa-apa, yang penting endingnya mereka
menikah dan Zul bahagia...gimana
Kalau untuk kebaikan saya tidak masalah, tapi
bagaimana kalau Zul dihukum cambuk?
Nanti aku yang akan menebus dendanya, dan meminta
agar mereka dinikahkan.... ujar Abu Senja. Kamu mau
bantu nggak?

Janji Suci di Musim Haji 121 |


DudunHamdalah
Tentu, kenapa tidak, menyenangkan orang lain malah
dapat uang siapa yang tak mau hehehe..
Pinter kamu Ful ujar Abu Senja.

-0-

Janji Suci di Musim Haji 122 |


DudunHamdalah
19. Sebuah Sudut di Al Manar

Malam itu, hape bocah itu ketinggalan di kamar ketika dia


buru-buru pergi menemui Zulaeha. Gadis itu menelpon si
bocah karena dia sedang mendapat masalah dengan
Mutawin. Seorang Mutawin menangkapnya di Al Manar
karena dia ketahuan pergi sendiri di sore hari. Mutawin itu
membawa Zulaeha ke sebuah tempat.

Sesampainya di al Manar bocah itu mencari


tempat yang diinformasikan Zulaeha. Bocah itu kuatir
terjadi apa-apa dengannya. Ia telusuri lorong-lorong toko.
Tiba-tiba Bocah itu ingat peristiwa yang menimpa Cak
Kandar. Saat itu ia ditahan Mutawin di tempat yang sepi di
pojok barat Al Manar. Bocah itu menuju tempat itu.

Di sana bocah itu menemukan sebuah ruangan


yang pernah digunakan untuk menghukum Cak Kandar.
Tiba-tiba ia mendengar teriakan wanita dari gedung di
sebelahnya. Bocah itu hafal itu suara Zulaeha, ia
menghampiri suaranya dari balik bangunan. Untung pintu
tak dikunci, Bocah itu bisa masuk. Sebuah bekas toko
yang tidak terpakai. Bocah itu terkejut melihat Zulaehah
tersudut di pojok bangunan. Seorang laki-laki bersurban
tidak suka atas kehadirannya. Tak lama kemudian
beberapa teman lelaki itu masuk.

Janji Suci di Musim Haji 123 |


DudunHamdalah
Hai anak muda, ada urusan apa kamu kemari... ujar
Faruk.

Saya mendapat telepon dari Zulaeha , katanya dia butuh


bantuan saya.. kata Zul.

Bantuan? Hahaha, kamu bisa membantu apa? Dia calon


istriku dan aku sedang merayunya supaya dia mau
menerima lamaranku...

Kenapa di tempat seperti ini? Kenapa berduaan?


Bukanlah anda polisi agama lebih paham. tegas Zul.

Faruk mulai tidak menemukan kata-kata, dia


menyuruh anak buahnya menghajar Zul. Tiga orang pria
hitam mulai maju, Zul berusaha melawan namun tak
kuasa karena badan mereka lebih besar. Zulaeha
berteriak. Tak lama kemudian datanglah Abu Wazir, pria
itu segera menghentikan perkelahian yang tidak
seimbang.

Cukup, hentikan..... teriak Abu Wazir.

Syech... ujar Faruk segan.

Dia minta tiga anak buahnya mudur. Sementara muka Zul


sedikit lebam. Faruk malu dan mengajak anak buahnya
pergi. Zul lalu menceritakan kejadian yang menimpa
Zulaeha.

Lalu Syech Abu wazir membisikan sesuatu ke telinga Zul.

Janji Suci di Musim Haji 124 |


DudunHamdalah
Sebaiknya antar dia pulang, dan lupakan dia, dia bukan
mimpi... Syech pun pergi.

Bocah itu mengantar Zulaeha naik taksi kembali ke


apartemennya.

Zul, maafkan saya telah melibatkanmu dalam


masalahku,

Tidak Zulaeha, jangan berkata begitu.

Nanti, Faruk akan mengincar kita. Dia pasti malu dan


saya kuatir dia akan membalas dendam kepadamu,

Saya sudah berbuat dan akan menghadapinya, kata


Bocah itu.

***

Setelah mengantar Zulaeha Bocah itu kembali ke wisma.


Badrun meminta Bocah itu ikut pertandingan
persahabatan Bola Volley. Ia tahu Bocah itu ikut klub
Volley amatir di Jakarta. Dia pernah melihat si bocah
bermain, lalu memasukkan namanya. Bocah itu
menolaknya. Tapi ketika mas Imam yang meminta, Bocah
itu tak bisa menolak. Dia sangat baik pada Bocah itu.

Zul mengirim WA ke Faridah untuk melihat pertandingan


Volley lusa.

Janji Suci di Musim Haji 125 |


DudunHamdalah
Faridah bisa datang nanti?

Dia hari ini masih di Dammam, kalau besok ke Jeddah,


nanti kita ajak melihat pertandingan ujar Zul.

Kohar memang suka pada Faridah, tapi dia tahu diri.

Gue hanya ingin melihatnya, kalau memilikinya nggak


mungkin. Gue nyadar cuman wartawan radio, gaji kecil,
Faridah bukan level gue. Apalagi materi, gue kagak ada
ape-apenya. Kalau gue menyukainya bukan berarti ingin
memilikinya. Kata Ebiet G Ade, Cinta kan tidak harus
memiliki,

Zul tersenyum, sohibnya memang jujur. Banyak


orang yang merasa pede dengan kekurangannya. Tapi
Kohar tampil apa adanya. Ia memang biasa saja. Dia
menjadi petugas karena rasa kasihan dari pak Beno
wartawan senior yang bertugas di Depag. Perusahaan
radio Kohar adalah sebuah radio Islam yang kecil, tapi
kondisi keuangannya sudah labil. Bahkan katanya sudah
beberapa bulan tidak gajian. Tapi dia tetap bertahan
bekerja karena dia sangat idealis.

Seharusnya jatah berangkat bertugas itu milik pak


Beno, namun melihat kondisi Kohar, pak Beno merasa
kasihan. Akhirnya jatah tersebut diberikan pada Kohar.
Allah memang Maha Adil. Ternyata pak Beno mendapat
rejeki lain. Sebelum mereka berangkat ke Saudi, Bocah itu
mendengar pak Beno mendapat hadiah uang jutaan
karena artikel jurnalistiknya menjadi pemenang lomba.

***
Janji Suci di Musim Haji 126 |
DudunHamdalah
Cak kandar merasa berhutang budi dengan Zul pada
peristiwa di al Manar. Maka mengetahui rencana jahat
Faizal dan Farid, Cak kandar bertekad mengungkap
kejahatan mereka terhadap Zul, khsusunya pada foto
editan di bandara.

Suatu hari cak Kandar rapat antara kepala regu MCH


dengan pak Mahmud. Malam harinya Cak Kandar
mendengar pembicaraan antara Ghibran, dan Farid di
ruang tamu wisma Jeddah, di ruang tamu. Mereka tidak
tahu, Cak kandar adalah petugas MCH di Madinah.

Rid, apa kamu yang mengedit foto Zul dan Zalwa. Saya
melihat ada photoshop di laptop petugas temus... ujar
Ghibran.

Ya, demi teman kita Faizal... jawab Farid enteng.

Naluri wartawan Cak Kandar muncul, ia pun segera


merekam pembicaraan mereka.

Tidak seharusnya kamu berbuat seperti itu, itu fitnah,


perbuatan yang lebih kejam daripada pembunuhan.
Percuma kita belajar agama di Kairo, menjadi petugas haji
kalau masih suka mendolimi orang,: ujar Ghibran.

Ya, hanya sekali saja. Besok juga tidak diulangi, kasihan


lihat Faizal kasmaran sama Zalwa....

Ya , tapi aku lebih kasihan dengan kamu, dosamu


memfitnah orang itu kan besar...maka kuminta kamu
secara jantan meminta maaf sama Zul ..

Janji Suci di Musim Haji 127 |


DudunHamdalah
Farid diam meninggalkan Ghibran. Sementara Cak Kandar
pura-pura tidur di kursi yang tidak jauh dari mereka...

-0-

20. Pertandingan
Prestisius

Hari ini pertandingan volley digelar. Bocah itu bermain


untuk tim petugas haji Indonesia melawan tim petugas
yang bekerja di Madinatul Hujaj yang berasal dari orang
Saudi, Yaman, Mesir dan sebagainya. Pertandingan ini
merupakan upaya menjalin persahabatan antar umat
Islam dan penyegaran untuk mereka ditengah kepenatan
bertugas. Dari petugas MCH Zul, Mas Imam dan Badrun,
sementara petugas lain yakni Batubara, Yanto, Faisal dan
sebagainya. Batubara sebagai pelatih merangkap kapten
tim. Awalnya Batubara menempatkan Zul sebagai pemain
Janji Suci di Musim Haji 128 |
DudunHamdalah
cadangan, namun atas rekomendasi mas Imam, ia
menjadi pemain inti menggantikan Faizal. Mahasiswa
Mesir itu kecewa menjadi pemain ban serep.

Pertandingan akan digelar sebentar lagi. Kadaker


minta mereka bersatu dan melupakan permasalahan
masa lalu. Para pemain pun melakukan pemanasan.
Bocah itu meregangkan otot di luar lapangan. Kalau
dilihat dari postur tubuh jelas tim Indonesia kalah jauh
dibanding badan lawan yang lebih tinggi dan besar. Tapi
secara teknis, belum tentu mereka bermain lebih baik.

Kohar memberikan secarik kertas bergambar


kepada Zalwa di sudut lapangan . Bocah itu menitipkan
print out profil Zawla yang sudah dipublikasikan di situs
informasi haji. Disitu ada tulisan dan foto Zalwa. Dari jauh
Zalwa mengucapkan terimakasih. Kohar pun
mengacungkan jempolnya.

Penonton cukup banyak di pinggir lapangan. Pak


Mahmud maju ke depan dan membawa peluit. Oh
ternyata dia sebagai wasitnya. Mudah-mudahan dia bisa
berlaku adil. Meski partai ini sekadar refreshing, tapi
Bocah itu ingin sportifitas dijunjung tinggi. Kohar
menghampiri bocah itu.

Faridah, nggak datang ya? tanyanya.

Bocah itu menggeleng. Zul lebih konsens ke


pertandingan. Zalwa dan para tenaga medis berdiri di
pinggir kanan lapangan.

Janji Suci di Musim Haji 129 |


DudunHamdalah
Zul tunjukkan kemampuanmu ya... kata Zalwa memberi
semangat.

Bagi si bocah, ucapan yang keluar dari bibir kecil


itu sebuah lecutan yang mengandung energi besar. Faisal
masih di barisan cadangan, dia menghampiri Zalwa.
Tiupan peluit pak Mahmud membuat bocah itu tidak
memperhatikan apa yang mereka bicarakan. Bocah itu
ingin bermain sebaik mungkin.

Sebuah umpan lambung Batubara, berhasil di


smash bocah itu dan masuk. Tepuk tangan bergema. Zul
melihat Zalwa, dia mengangkat tangannya sambil
tersenyum lebar. Belum pernah bocah itu melihat
tertawanya selebar itu. Faisal di pinggir lapangan sudah
gatal untuk bermain. Ia merasa permainan Zul masih
kalah dengannya. Ia memberi kode pada Batubara agar
diberi kesempatan masuk. Namun Batubara yang ikut
bermain kurang menghiraukan, nampaknya dia masih
asyik menikmati permainan itu.

Pertandingan berjalan alot, ternyata tim musuh


sudah cukup terlatih. Sementara tim petugas haji hanya
berlatih dua hari sebelum pertandingan, pembentukannya
pun terkesan mendadak.

Pertandingan makin panas, skor berjalan imbang.


Giliran bocah itu menservis bola. Service smashnya
mengarah ke pojok kiri. Bocah itu sengaja mengarahkan
ke si Arab bertempang brewok karena dia menjadi tumpu
kelemahan lawan. Servisnya tajam berhasil masuk dan
tak dapat dikembalikan oleh si Brewok. Skor pun berubah
menjadi 14-13 untuk tim Indonesia. Kini Bocah itu servis
Janji Suci di Musim Haji 130 |
DudunHamdalah
lagi. Namun, tim Arab mengambil time out dan mengganti
si Brewok.

Kali ini servis si bocah bisa mereka kembalikan


dengan baik. Kemudian terjadi kesalahpahaman antara
Batubara dan Badrun sehingga bola menerjang deras ke
pertahanan mereka. Skor sama 14-14. Mereka servis.
Sebuah smash keras tim Saudi berhasil di blok, lalu
Badrun mengirim umpan dan Bocah itu menyikatnya
keras. Masuk, petugas Indonesia pun menang tipis 15-14.

Horeee, teriakan petugas haji Indonesia membahana.

Pertandingan babak pertama usai.

Hidup Zulfikar... terdengar suara seseorang wanita


bertepuk tangan.

Semua terdiam. Bocah itu mencari arah suara itu.


Wanita berjilbab serba hitam di sisi kiri lapangan. Semua
orang memperhatikannya, termasuk Zalwa.

Itu si pramugari... bisik Kohar di samping Zalwa.

Dokter muda itu pun pergi meninggalkan arena itu.

Bocah itu menghampiri Faridah. Dia tersenyum


mengangkat tangannya tanpa salaman. Waktu istirahat
pun ia gunakan berbincang dengannya.

Wah tak kusangka kamu jago main Volley..., kata


Faridah.

Janji Suci di Musim Haji 131 |


DudunHamdalah
Enggak, cuma bisa saja, ke sini sendiri ya,

Ya, tadi saya nyasar jadi kesini agak telat,

Oh nggak papa, kata Bocah itu.

Pertandingan babak kedua dimulai. Namun


Batubara mengganti si Bocah itu dengan Faisal. Bocah itu
tidak tahu alasannya, ia merasa permainanya masih oke.
Beberapa penonton nampak kecewa. Bocah itu pun
menyingkir sebentar, mengajak Kohar dan Faridah ke
kantin, tidak jauh dari arena. Mereka ngobrol di situ.

Maaf, Kohar, boleh saya bicara berdua , pintanya.

Dengan saya... ujar Kohar.

Faridah menggeleng, Kohar cemberut sambil keluar. Kohar


mengangguk tahu maksudnya.

Zul, aku mendapat pesan dari seorang utusan Faruk, di


kemarin ke apartemen kami. Minta agar kamu menjauhi
Zulaeha, karena Faruk sangat menginginkannya, meski
Zulaeha sekarang belum memberi jawaban, ujar Faridah.

Kenapa Zulaeha tidak memberi jawaban ? desak Zul.

Aku tidak tahu, yang jelas mata-mata Faruk di Jeddah ini


sangat banyak, sehingga kamu harus waspada. Lebih baik
kamu jauhi Zulaeha, karena ini tanah mereka.. ujar
Faridah.

Janji Suci di Musim Haji 132 |


DudunHamdalah
Zul diam menyimak. Tiba-tiba Kohar masuk.

Zul, lu harus turun. Faisal tidak bisa main Volley, tim kita
hampir kalah.

Sebentar Har, saya lagi ada urusan yang tak kalah


penting, kata Bocah itu.

Kohar pun pergi. Faridah tertawa geli. Ternyata


Faridah seorang lawan bicara yang enak sehingga tidak
ada perasaan rendah diri. Bocah itu baru bisa menilainya
setelah pertemuan ini.

Jadi menurutmu bagaimana, aku sudah menolong


Zulaeha di Al Manar ..

Aku rasa itu Zulaeha hanya mengetes nyalimu, atau


mungkin Faruk dan anak buahnya ingin mencelakaimu..
ujar Faridah.

Sebaiknya Faridah jangan su udzon, buat apa dia berbuat


begitu.. kata Zul.

Kohar lagi-lagi masuk ke dalam dengan nafas


terengah-engah.

Zul, tolong bela tim kita. Kita jadi bulan-bulanan lawan,


sekarang skornya sudah 13-2. Dokter Batubara meminta
gue supaya ngajak lu bermain.

Bocah itu masih diam. Dalam hati dia masih


jengkel saat diganti. Baru saja bocah itu bangkit, tiba-

Janji Suci di Musim Haji 133 |


DudunHamdalah
tiba, kini dokter Batubara masuk dengan badannya yang
loyo.

Tim kita kalah babak kedua. Saya memintamu bermain di


babak ketiga. Maafkan sayaZul karena menggantimu,

Bocah itu bangkit. Faridah pun pamitan karena


harus segera kembali ke apartemen. Padahal Zul masih
ingin bicara banyak dengan Faridah, tentang Zulaeha.

Nanti saya telpon lagi ya.. pinta Zul.

Gadis itu mengangguk.

Bocah itu kembali ke lapangan. Luar biasa semua


mendukung dan mengelu elukan si bocah. Tapi Bocah itu
tidak melihat Zalwa. Bocah itu lebih kaget lagi melihat
skor pertandingan babak kedua, timnya kalah telak 3-15.
Bocah itu tidak tahu apa yang terjadi . Akhirnya Bocah itu
bermain lagi menggantikan Faisal. Orang-orang meneriaki
Faisal sebagai penyebab kekalahan. Dia malu dan minggir
ke belakang.

Ketika peluit babak ketiga dibunyikan Kali ini tim


Indonesia bermain takstis. Pertandingan terus
berlangsung ketat. Mereka minta time ou saat skor 12-12.
Pertandingan mulai lagi. Kali ini Tim Indonesia tertinggal
12-14. Batubara minta lagi time out. Ia menyuruh bidan
Dedeh memanggil Zalwa. Zalwa datang. Dia tidak bisa
menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.

Janji Suci di Musim Haji 134 |


DudunHamdalah
Zalwa mendekati, dan berbisik pada Bocah itu. Ada ras
cembur u ketika Zul di kantin bersama pramugari muda.

Zul jangan sampai tim kita kalah, berikan yang terbaik,

Kata-kata itu membuat si bocah bersemangat,ia


berharap rekan yang lain juga semangat.

Ah paling kalah..., teriak lantang Faisal.

Kalimat itu mendapat cercaan dari para petugas.

Mereka bermain hati-hati. Smash mereka berhasil


diblok si bocah dan bola tidak bisa dikembalikan lawan,
skor sama kuat 14-14. Zalwa terus memberi semangat.
Mereka minta time out. Satu angka lagi. Zalwa
menghampiriku.

Ya satu angka lagi pertandingan selesai. Dokter


Batubara menepuk pundak si bocah.

Zul, tim ini sangat bergantung padamu, beri kami


kebanggaan untuk oleh-oleh di tanah air, katanya.

Peluit pak Mahmud pun sudah disemprit. Badrun


servis. Berhasil diterima mereka. Sebuah smash keras
diterima Badrun kurang sempurna. Bola liar keluar
lapangan. Bocah itu segera mengejar sambil melompat ke
bawah, tangannya masih bisa mencapainya. Pak Yanto
meneruskan ke musuh. Mereka melakukan smash lagi.

Janji Suci di Musim Haji 135 |


DudunHamdalah
Bruuuk....smas lawan mengenai kepala Bocah itu
cukup telak. Bocah itu terhuyung ke belakang, dan bola
masih terselamatkan. Badrun mengoper ke Bocah itu lagi
di depan net. Samar-samar bocah itu melihat bola itu di
atas net. Bocah itu meloncat setinggi-tingginya dan
memukul sekuat tenaga. Setelah itu, kepala Bocah itu
pening, matanya berkunang-kunang. Dan Bocah itu pun
roboh.

Sayup-sayup terdengar orang- orang berteriak


senang. Mereka mengelu-elukan nama Bocah itu.
Beberapa orang menghampir dan membopong Zul.
Namun pandangan si bocah semakin meredup, gelap dan
akhirnya hilang.

***

Bocah itu baru sadar setelah terbaring di bangsal


kesehatan. Rupanya Bocah itu pingsan. Tampak beberapa
orang mengerumuninya. Ada Kohar, pak Mahmud, pak
Batubara dan Zalwa.

Syukurlah, kau sudah sadar... kata pak Batubara.

Zul selamat ya. Kamu adalah pahlawan tim kami.


Tanpamu kami sudah dibuat malu lawan. Kami bangga
padamu, ucap pak Mahmud tersenyum lebar.

Janji Suci di Musim Haji 136 |


DudunHamdalah
Iya, dia bahkan sampai pingsan demi kemenangan tim
kita. Separuh lebih angka yang kita dapat berasal dari
bolanya di babak ketiga, ujar Kohar.

Zalwa ingin mengucapkan sesuatu untuk Zul? tanya pak


Mahmud.

Atau kita keluar dulu pak, memberi kesempatan pada


yang muda, minta pak Batubara.

Eh dulu kan bapak yang minta Bocah itu tidak mendekati


Zalwa, canda pak Mahmud.

Pak Batubara pun malu dan menggandeng keluar tangan


pak Mahmud dan Kohar. Kini tinggal Zul dan Zalwa.
Rahang bocah itu masih sakit kena smash yang telak
semalam. Zalwa duduk disampingnya.

Zul terimakasih, kamu telah menyelamatkan tim kita dari


kekalahan. Saya sangat mengagumi penampilanmu,

Terimakasih Zalwa, kamu gadis yang baik. Oh ya,


kabarnya kamu menunggu seseorang ya?

Lagi-lagi Zalwa tidak bisa menyembunyikan


perasaannya. Zalwa diam sejenak diambilnya sapu
tangan untuk menyeka air matanya. Dia menceritakan
perihal pemuda pemujaannya di negeri Jiran, namun
harapan itu telah sirna. Bocah itu mendengarkan sambil
rebahan. Matanya menatap kosong ke langit-langit. Mata
Bocah itu berlinang. Tak tahan mendengar cerita Zalwa.

Janji Suci di Musim Haji 137 |


DudunHamdalah
Zalwa menangis. Andaikan agama ini tak melarang
Bocah itu ingin mengusap air matanya. Bocah itu ingin
mendekapnya supaya gadis cantik itu tidak sedih. Tiba-
tiba Kohar datang membawakannya makanan dan
mengajak bocah itu makan. Zalwa pun permisi karena ada
pasien yang harus dia tangani.

***

Setelah menjadi pahlawan kemenangan tim Volley, para


petugas haji mulai respek kembali kepada Zul. Apalagi
sayup sayup mereka mendengar selentingan tentang
foto editan yang menyudutkan bocah itu.
Bahkan secara terang, terangan Cak Kandar akan
membalas kebaikan Zul. Bidan-bidan dan dokter pun tak
lagi memicingkan matanya. Mungkin hanya satu dua
tenaga musiman yang masih kurang suka lantaran
kedekatannya dengan Zalwa.

-0-

21. Jebakan Di Chornice

Suatu malam Zulaeha mengirim pesan singkat, mengajak


Zul bertemu di suatu tempat yang asing di Jeddah
bernama Chornice. Zulaeha mengatakan, dia ingin
menyampaikan sesuatu yang penting. Sebenarnya Zul

Janji Suci di Musim Haji 138 |


DudunHamdalah
merasa was-was untuk datang karena diawasi polisi
Syariat dibawah pimpinn Faruk.
Namun hatinya yang menggebu-gebu,
meluluhlantakan rasa kekuatiran yang bersemayam di
lubuk hatinya. Zul nekat berangkat, dia pun meminta
tolong Syaeful mengantarkannya ke Chronice.
Sendiri Mas? tanya Syaiful.
Zul mengangguk.
Malam yang gelap, tanpa sepengetahuan Faridah, Bocah
itu menemui Zulaeha di sebuah restoran tepatnya di
kawasan Corniche, di tepi Laut Merah sekitar 4 km dari
Balad.
Pantai Jeddah sungguh indah. Sepanjang 75 km sisi
laut kota Jeddah mempunyai pesona sendiri. Di pesisir
pantai laut Merah berdiri bangunan-bangunan
peristirahatan, tempat permainan anak-anak yang
menyerupai Walt Disney, tidak hanya satu di sepanjang
pantai itu. Selain itu, juga terdapat permainan ice skyting.
Tidak ketinggalan hotel-hotel berbintang dan restaurant
yang ikut menyemarakkan kota Jeddah di sepanjang
pantai Laut Merah.

Tempat rekreasi kota Jeddah bisa dilihat dengan


menyusuri Istana Keluarga Kerajaan Arab Saudi yang
menampilkan air mancur yang memancar hingga 100
meter tingginya. Di depan air mancur disediakan tempat
duduk untuk memandang keindahannya. Tampak dengan
megahnya Guest House kerajaan, bangunan sekitar istana
kerajaan, didampingi gedung kantor militer Arab Saudi,
dan juga kantor Atase Amerika Serikat.

Janji Suci di Musim Haji 139 |


DudunHamdalah
Kali ini Zul datang sendiri, karena Kohar dinas
malam di bandara. Suasana restoran selepas Maghrib
cukup sepi. Corniche merupakan kawasan yang eksentrik.
Zul tidak melihat Faridah. Seorang pelayan menghampiri
dan menanyakan namanya. Lalu dia mempersilakan Zul
masuk sebuah ruang makan di pinggir laut. Zul tak
menyangka tempat ini lebih indah pemandangannya.
Gemericik ombak pantai mengiringi malam yang cerah
itu. Sebuah kapal berlabuh di pinggir pantai.

Seorang bercadar hitam mengisyaratkan


tangannya. Zul menuju tempat duduknya. Zulaeha tidak
datang dengan Faridah tapi dengan seorang wanita
berjubah hitam yang rambutnya nampak. Zul mengajak
Syaiful menemaninya, taku jika ada Mutawin yang
memergokinya.

Silakan duduk Zul, kata Zulaeha

Apa kabar? sapa Zul.

Baik, Zul shes Magdalena my friend, shes from


Philipine,

Oh Magdalena Iam Zulfikar, nice to meet you. How are


you?

Im fine. Zulaeha had tell about you, you are a


journalist, jawab Magdalena.

Magdalena dan Zulaeha sama-sama memakai


pakaian hitam. Namun Zulaeha mengenakan cadar

Janji Suci di Musim Haji 140 |


DudunHamdalah
sedang Magdalena membiarkan rambutnya terurai.
Biasanya itu menjadi ciri khas swanita non muslim. Tak
lama kemudian gadis Filipina itu meninggalkan mereka.
Kata Zulaeha, dia menemui pacarnya, seorang Filipina
yang bekerja di rumah makan tersebut. Sebuah restoran
sea food Mesir yang cukup elite terletak di tepi laut
Merah. Zulaeha sengaja memilih tempat itu. Tak lama
kemudian, Syaiful minta ijin keluar dengan alasan mencari
angin laut.

Nanti, kalau ada mutawin, kabari ya Ful.. pinta Zul.

Syaiful mengangguk dan bergegas pergi.

"Kawasan Corniche merupakan daerah wisata terindah di


Arab Saudi," ujar Zulaeha.

Seorang pelayan datang. Mereka pun menuliskan


pesanan mereka. Zulaeha bercerita tentang keinginannya
menulis Novel.

Gimana cara menulis novel untuk pemula sepertiku,


tanya Zulaeha.

Menulis itu sebenarnya bisa dimulai dari hal-hal yang


kecil. Untuk pemula bisa mulai dari pengalaman hidup,
catatan perjalanan dan sebagainya. Misalnya Zulaeha bisa
menulis tentang pengalaman menjadi pramugari di Saudi
Airlines. Pasti dua tahun sebagai pramugari memiliki
banyak cerita yang menarik.

Janji Suci di Musim Haji 141 |


DudunHamdalah
Seperti apa cerita yang bisa ditulis, apa setiap hari kita
tulis apa saja yang kita alami. tanya Zulaeha.

Bisa, tergantung untuk kepentingan apa? Kalau kita mau


membuat catatan perjalanan atau biografi buat kita
sendiri sekecil apa pun harus ditulis. Tapi kalau kita ingin
membuat tulisan untuk konsumsi umum misalnya Novel,
sebisa mungkin yang kita tulis hal-hal yang menarik.

Seperti apa menarik itu? Apa yang kita anggap menarik


kan belum tentu menurut orang lain. ujar Zulaeha.

Benar, tapi ada standarisasi umum kan. Misalnya,


menurutku Zulaeha itu cantik. Menurut Kohar juga, dan
aku yakin banyak yang bilang begitu. Jadi dapat dikatakan
secara umum Zulaeha itu cantik.

Zulaeha tersipu malu.

Terimakasih atas sharing ilmu hari ini, katanya.

Zul memberinya sebuah buku Menulis Dalam


Kepala, karangan Dudun hamdalah. Zulaeha senang
menerimanya. Faridah cepat sekali belajarnya. Zul
mengagumi kecerdasannya. Setelah itu mereka pun
ngobrol ngalor ngidul, sambil menunggu Magdalena.

Bagaimana kabar Mesir...

Bagi Muslim Indonesia yang berkunjung ke Mesir selepas


umrah (Umrah Plus Cairo), Makam Imam Syafi'i
merupakan tempat yang wajib dikunjungi. Karena bagi

Janji Suci di Musim Haji 142 |


DudunHamdalah
rata-rata penduduk Indonesia, berziarah ke makam Imam
Agung dan wali-wali merupakan hal yang amat
disunnahkan Rasulullah. Sudah barang tentu, tempat
yang sangat ingin dikunjungi oleh wisatawan yang datang
ke Cairo adalah Giza, sebuah daerah di pinggiran Cairo. Di
sini kita bisa melihat Piramida Besar dan Patung Sphinx
(patung setengah manusia, setengah singa) yang juga
sangat besar. ujar Zulaeha.

Ohya kabarnya kamu akan membicarakan Sesuatu yang


penting ujar Zul.

Ya aku akan bercerita tentang Faruk.... dia ingin


menikahiku, tapi aku tidak mau karena dia sudah beristri.
Keberadaannya selalu membayangiku jika bepergian. Dia
seorang Mutawin dan memiliki banyak anak buah.
Kemana pun Aku pergi seolah-olah aku diawasi, ujar
Zulaeha.

Zul diam.

Termasuk saat ke sini ?tanya Zul.

Iya, makanya setiap saya keluar selalu memakai cadar


dan pakaian hitam. Teman-teman pramugari dari
Indonesia selalu menolong. Rata-rata mereka memakai
cadar dan berbaju hitam jika bepergian. Sehingga orang-
orang Faruk sulit mengenali.

Pernah kepergok Faruk,

Janji Suci di Musim Haji 143 |


DudunHamdalah
Saya tahu anak buahnya selalu mengawasi kami di luar
apartemen. Selain memakai cadar dan berbaju hitam,
Kami selalu pergi berdua keluar supaya mereka tidak
punya alasan untuk menangkap. Pernah teman saya
berjalan sendirian tertangkap Mutawin. Dia kira itu saya ,
makanya hanya diberi peringatan saja,

Zul melihat sekelilingnya, dia takut ada Mutawin yang


melihatnya.

Zulaeha, aku pernah bermimpi menikah dengan seorang


wanita di bukit sebuah gurun. Wanita itu secantik kamu
dan aku berharap kamulah orang yang selama ini aku
cari..

Zulaeha diam, ternyata itu alasan kenapa Zul


menyukainya.

Itu hanya mimpi, kalau kamu mencintai seseorang


sebaiknya dasarnya bukan mimpi, tapi karena kamu
menyukainya. Jadi kamu mencintai seseorang karena
kamu memang mencintainya...bukan karena mimpi ujar
Zulaeha.

Sejak melihat kamu pertama kali di bandara, aku


menyukaimu.. ujar bocah.

Ya, kamu menyukai aku karena aku mirip dengan gadis


dalam mimpimu kan, kalau tidak bagaimana? jawab
Zulaeha.

Zul tersentak. Berpikir apa yang akan dia katakan.

Janji Suci di Musim Haji 144 |


DudunHamdalah
Kalau aku mengajakmu menikah bagaimana? tanya Zul.

Hmm, jika kamu harus melupakan mimpi itu, bisa saja..

Jawaban Zulaeha tidak jelas dan meragukan.

Begini Zul, aku menyukai kamu, tapi bukan berarti kita


menikah. Kultur kita jauh berbeda. Kedua, ada Faruk,
dialah yang menyelamatkan aku ketika aku akan
diperkosa penjahat di Jeddah. Aku merasa berhutang budi
padanya. Lalu dia melamarku, namun aku belum bisa
menerima lamarannya, karena dia sudah beristri.

Tiba-tiba ketika mereka sedang asyik berbincang berdua


datang rombongan polisi agama, tanpa pikir panjang
mereka membawa dua muda-mudi itu ke mobil.

***

Penangkapan kedua orang itu membuat Magdalena panik


dia segera menghampiri para Miutawin, bahwa Zulaeha
tidak datang sendiri tapi bersamanya. Sementara Syaiful
masih diam memperhatikan mereka berdua dimasukkan
ke dalam mobil. Syaiful kemudian mencari tempat yang
sepi sambil menelpon Abu senja.
Beres Syeh baru saja Zul diamankan saat berduaan
dengan gadis Mesir itu di Chroniche. ujar Syaiful.
Oke, terima kasih Ful, semoga kamu mendapat pahala
yang berlipat ganda...
Terima kasih Syech, upah yang saya terima kapan?...

Janji Suci di Musim Haji 145 |


DudunHamdalah
Ya, insyaallah..
Lho kok insyaallah..... Syech?
Kita lihat endingnya, kalau mereka menikah ya lunas..
Syaeful diam. Padahal menurut kesepakatannya, ia
mestinya dibayar ketika Zul dan Zulaeha ditangkap oleh
Mutawin.
-0-

22. Jiwa Besar Zalwa

Berita penangkapan Zul yang berduaan dengan seorang


pramugari Mesir membuat heboh petugas haji. Apalagi
ancaman dalam hukum syareat Islam di Saudi cukup
berat, tak seperti di tanah air. Faizal yang merasa
mendapat angin segera menyebarkan penangkapan
wartawan petugas haji dengan seorang pramugari ke
media. Melalui beberapa akun abal-abal Syaiful dan Farid
menyampaikan penangkapan yang dikatakannya sebagai
perbuatan memalukan. Padahal mas Imam sudah
meminta semua wartawa MCH tidak menyebarkan berita
ini.
Peristiwa yang dialami Zul kali ini lebih luas
skalanya ketimbang gosip ketika dia berduaan dengan
Zalwa di bandara. Pertama mereka berdua ditangkap oleh
Mutawin dan harus menjalani prosedur hukum yang
berlaku di Arab saudi. Kedua, Zul ditangkap berduaan

Janji Suci di Musim Haji 146 |


DudunHamdalah
dengan gadis Mesir dimana melibatkan hubungan dengan
negara luar. Biasanya Mesir akan menyalahkan pihak laki-
laki dari Indonesia dalam kasus seperti ini.
Karena berita sudah menyebar ke tanah air dan
menjadi trending topik di media sosial yang intinya
mengecam kinerja petugas haji membuat gerah berbagai
pihak. Kementerian luar negeri meminta bocah itu
diselamatkan dari hukuman, sementara kementerian
agama di Jakarta malah akan menjatuhkan hukuman
padasi Bocah.
Para petinggi Konjen Ri di Jeddah pun terpaksa
rapat untuk membahas kasus ini. Pak Konjen mengajak
para pemimpin Daker Jeddah untuk diskusi menyikapi
peangkapan tersebut.
Sebelum diskusi, Mas Imam menceritakan tentang foto
editing yang membuat Zul dihukum, yang seeanarnya
dibuat oleh Faizal. Pak Kadaker sudah menegur yang
bersangkutan, namun Faizal tidak mengakuinya.
Dia minta dibuktikan, bahwa dia yang mengedit dan
menyebarkan foto itu, ujar Kadaker.
Hmmm, itu laporan Cak Kandar yang mengaku
mendengar langsung Faizal dan Farid di Madinah
membicarakan hal itu, jawab Mas Imam.
Ya ada rekamannya nggak? tanya pak Mahmud.
Mas Imam menggeleng.
Nah sudah kan buktinya, kalau hanya kesaksian bisa
dimentahkan.. ujar Batubara.

Janji Suci di Musim Haji 147 |


DudunHamdalah
Sebaiknya, kita lupakan kasus itu, sekarang kita sedang
menghadapi kasus yang lebih berat, karena melibatkan
hukum negara lain... jawab Pak Konjen.
Ya dan dengan pelaku yang sama. Menurut saya kita ikuti
saja proses hukum yang berlaku di sini untuk memberikan
efek jera jelas Batubara geleng-geleng.
Mas Imam agak kesal.
Kalau saya, jika itu sudah menyangkut nasib anak
bangsa harus kita bantu, meskipun kita tahu itu salah...
ujar pak Mahmud.
Saya pribadi sependapat dengan pak batubara, karena
kita harus menjaga marwah petugas haji. Meskipun saya
juga respek ketika Zul menjadi pahlawan tim Voley kita.
Toh hukuman yang diterima Zul paling banter hanya 50
kali cambukan...saya pikir nggak akan sampai meninggal.

Pak Daker, hukuman cambuk di sini 50 kali itu membuat


luka yang menyayat dan sangat sakit tidak seperti di
tanah air. Di sini hukuman tidak main-main. ujar pak
Konjen.
Terus bagaimana Pak? tanya Kadaker.
Biasanya bisa membayar denda sebagai pengganti
hukuman, tapi cukup tinggi bisa sampai Rp 200 juta. ujar
pak Mahmud.
ya saya sebagai Konjen posisinya adalah melindungi WNI
di luar negeri. Kalau Tki yang dihukum mati saja kita bela,
sementara ada orang yang ditangkap polisi gara-gara
berduaa dengan orang yang bukan muhrimnya, saya kira
saya akan bela, ini bukan pidana tegas pak Konjen.

Janji Suci di Musim Haji 148 |


DudunHamdalah
Betul Pak, kita tidak tahu kasusnya, jangan-jangan
seperti yng menimpa zul di bandara...ujar mas Imam.
Besok saya akan menemui kepala polisi syariah untuk
memohon keringan hukuman, syukur-syukur pembebasan
hukuman.. ujar pak Konjen.
Hmmm kalau Zul tak membantu tim volly kita, malas kali
aku membantunya...padahal kita sudah pernah memberi
pelajaran tapi tak jera-jera itu anak, ujar Batubara.
***

Besoknya Kadaker dan Pegawai Konjen RI di Jeddah,


menemui kantor polisi agama di Jeddah, sambil
menjenguk Zul. Setelah itu mereka menemui kepala polisi
agama Jeddah yakni Faruk. Dalam kesempatan itu Faruk
menyampaikan bahwa hukuman yang akan diterima
Zulfikar adalah hukuman cambuk 100 kali atau denda Rp
500 juta.
Hukuman itu terlalu berat ya akhi, kita kan negara telah
lama menjalin silaturaami dalam ukhuwah Islamiyah.
Rasanya hukuman 100 cambuk itu tidak adil dan akan
melukai persahabatan kita, ujar Kadaker.
Kami paham Kerajaan Saudi dan Indonesia adalah negara
sahabat, namun kita mempunyai otoritas hukum masing-
masing yang harusu dihormati. Koridor inilah yang mesti
kita jaga. Mohon maaf, sebaiknya kasus ini tidak
diinterfensi, biarkan hukum agama kami ditegakkan, ujar
Faruk.
Pak Konjen tidak berhasil membujuk Faruk untuk
membebaskan atau mengurangi hukuman si bocah. Maka
Konjen pun menemui Gubernur Jeddah untuk meminta
Janji Suci di Musim Haji 149 |
DudunHamdalah
keringanan. Gubernur Jeddah meminta agar Zul disidang
sebelum dijatuhkan hukuman agar lebih jelas
kesalahannya.
***

Sementara itu mendengar kabar Zul akan dihukum Qishos


gara-gara berduaan dengan seorang pramugari Zalwa
shock. Gadis itu tak percaya kalau Zul akan dihukum
cambuk 50 kali.

Zalwa memang mendapat kabar Zul tertarik dengan


pramugari Mesir dari Kohar. Dan ketika mengetahui Zul
akan dihukum gara-gara berduaan dengan gadis yang
bukan muhrimnya membuat luka di hati Zalwa makin
menganga.

Suatu ketika, dokter Batubara menawarkan kepada para


dokter, siapa yang mau membantu untuk mengobati luka-
luka Zul setelah menjalani hukuman cambuk. Tak ada satu
dokter pun yang mengacungkan jari, hanya seorang gadis
muda yang mengangkat tangannya. Meski hati Zalwa
merasa remuk namun ia akan merawat luka-lukanya.
Semua petugas medis merasa heran, ternyata Zalwa yang
tersakiti malah dia satu-satunya yang mau merawat Zul.

Zalwa, apa yang kamu lakukan... bidan Gayatri heran.

Seorang dokter yang pantang tidak membantu siapapun


yang membutuhkan...

Janji Suci di Musim Haji 150 |


DudunHamdalah
Tapi dia orang yang pernah membuatmu malu... ujar
Batubara.

Lalu apakah aku harus membalasnya Dok..... ini masalah


kemanusiaan dan seorang dokter wajib membantunya..

Semua terdiam.

Baiklah besok, saya akan temani kamu .. ujar Batubara.

Zalwa pun tersenyum. Bidan gayatri dan beberapa dokter


lainnya akhirnya mengangkat tangan. Namun tidak semua
diajak area tenaganya masih dibutuhkan untuk
kepulangan jamaah haji.

***

Janji Suci di Musim Haji 151 |


DudunHamdalah
23. Faizal si Biang Kerok

Mas Imam dan tim MCH pun menyampaikan bukti-bukti ke


Kadaker mengenai fitnah yang dilancarkan oleh Faizal,
antara lain editing Foto saat Zul dan Zalwa ke bandara
dan penyebaran berita penangkapan Zul dengan
pramugari Mesir di Chornice yang di media sosial
sehingga beritanya sampai ke tanah air. Cak Kandar
membawa rekaman pembicaran Farid dan Faizal.
aAKhirnya Kadaker memanggil Farid dan faizal didamping
pak Mahmud dan Batubara.

Apa betul kalian yang memfitnah Zul dengan mengedit


foto itu? ujar Kadaker sambil menaruh di meja bukti-
buktinya.

Faizal dan Farid diam, menunggu siapa yang duluan


berbicara.

Ayolah Sal mengaku saja, semua bukti sudah ada. Kamu


seharusnya berterima kasih sama Zul, gara-gara dia tim

Janji Suci di Musim Haji 152 |


DudunHamdalah
kita menang dalam pertandingan Volley itu ujar
Batubara.

Iya, saya menyuruh Farid mengeditnya untuk membuang


gambar bidan Gayatri,

Apa alasanmu berbuat demikian? tanya Kadaker.

Saya tidak suka Zul dekat dengan Zalwa. Ujar Faizal.

Oh cemburu kau rupanya..memang petugas medis selalu


menjadi primadona asal ada dokter yang masih gadis
jadi rebutan semua petugas hahaha jawab Batubara.

Nah terus apa hukumannya pak Kadaker, ini kan fitnah


dan akibat fitnah ini Zul sudah dihukum lho..ujar pak
Mahmud.

Sebenarnya seminggu lagi kita sudah selesai bertugas


dan kita akan kembali ke tanah air. Kebetulan saya
mempunyai tiket pesawat ke Mesir besok, barangkali bisa
dipakai Faizal

Lho kenapa nggak dibawa ke laut Merah saja 3 hari pak


Faizal ini kan lagi melamar Zalwa, kenapa nggak
menunggu saja, nanti kalau diterima Zalwa macam mana
ujar Batubara.

Pak Mahmud tersenyum, seolah tak percaya Zalwa mau


menerima Faizal.

Janji Suci di Musim Haji 153 |


DudunHamdalah
Kan dulu saya sudah bilang tidak ada urusan asmara di
sini, kalau masih ada maka saya akan pulangkan. Saya
tidak mengijinkan ada petugas lamaran apalagi pada saat
bertugas

Tapi pak, saya masih menunggu jawaban Zalwasaya


minta diberi kesempatan seminggu lagi ujar Faizal.

Menunggu jawaban kan tidak harus disini Zal.., sekarang


kan bisa komunikasi lewat telepon, sosial media dan
sebagainya ujar pak Mahmud.

Pak Kadaker mengangguk.

Tiba-tiba Farid berbicara.

Satu lagi pak Daker.. ujar Farid. Faizal mulai cemas.

Saya dan Faizal juga yang menyebarkan berita tentang


Zul yang ditangkap bersama Zulaeha di media sosial
sehinagg ramai dibicarakan..

Oh ternyata, itu ulah kalian juga ya. Ini lah yang membjat
heboh tanah air, ujar Pak Mahmud.

Pak batubara dan kadaker marah. Pak Kadaker mengurut


dada.

Saya menyesalkan apa yang kalian lakukan, ini


sebenarnya lebih berat dari yang pertama tadi sanksinya.
Tapi saya bingung sankis apa yang akan aku berikan lagi,

Janji Suci di Musim Haji 154 |


DudunHamdalah
karena dikembalikan itu sudah yang paling berat.. ujar
kadaker.

Usul pak Gaji mereka yang belum dibayar disumbangkan


untuk membantu menebus Zul nanti usul pak Mahmud.

Ya saya setuju pak Mahmud jawab kadaker.

***

Di tahanan Zul. Kohar dan Mas Imam datang untuk


menjenguk sekaligus menyampaikan perkembangan
berita tentang Faizal yang akan dipulangkan.

Ya syukurlah kalau Faizal mau mengakui perbuatanya,


semoga menjadi pelajaran bagi yang lain..

Zul lalu menceritakan perhal penangkapannya di


Chronice. Zul curiga ada yang menjebaknya sehingga
ditangkap polisi Syareat.

Saya curiga ada yang melaporkan saya ke polisi


syareat..ujar Zul.

Mungkin Zulaeha sendiri, dia ingin menjebakmu, dia kan


sudah dilamar oleh Faruk... ujar Kohar.

Bisa saja, tapi apa motivasinya? jawab Zul.

Saranku lupakan saja dia, nanti aku akan mencari tahu


siapa yang menjebakmu, semua wartawan akan aku
mintai bantuan.... ujar Mas Imam.

Janji Suci di Musim Haji 155 |


DudunHamdalah
Zul lalu bercerita dia diminta membuat pengakuan
bersalah oleh polisi syareat agama. Awalnya dia menolak,
karena dia merasa menemui Zalwa bersama dengan
Syaiful dan ada Magdalena. Cuma pada saat mereka pergi
dan tinggal berdua tiba-tiba ada Mutawin datang. Namun
jika proses ini dilanjutkan ke persidangan, maka akan
lama sedangkan petugas haji harus pulang ke tanah suci
minggu depan. Akhirnya Zul memberitahu dirinya sudah
mengakui kesalahan, dan pilihannya dua, membayar
denda Rp 200 juta atau dihukum cambuk 50 kali. Zul pun
memilih dihukum cambuk karena tidak punya uang.

Saya akan bantu penggalangan dana Zul, dan minta


bantuan Konjen dan Kadaker untuk menebus .. ujar Mas
Imam.

Zul mengucapkan terima kasih dan setelah itu mas Imam


dan Kohar pamitan

***

Karena uang yang dijanjikan tidak segera dibayar, maka


Syaiful mengadukan Abu Senja kepada kakaknya, Abu
Wazir yang menjadi Imam di Masjid Terapung. Abu Wazir
sangat murka mendengar pengakuan Syaiful.

Oh jadi ente yang melaporkan Zul berduaan dengan


pramugari Mesir itu tanya Abu Wazir.

Janji Suci di Musim Haji 156 |


DudunHamdalah
Iya, kata Syech Abu Senja, ini untuk membantu Zul agar
segera menikah dengan pramugari itunah Syech juga
menjanjikan bayaran, tapi sampai sekarang belum
diberikan ujar Syaiful.

Memang kamu pikir begitu mudah orang dinikahkan bila


ditangkap Mutawin, kalau dihukum itu pasti kalau
menikah itu belum pastiprosedurnya banyak harus ada
kemauan dari kedua pihak, ada wali ada saksi Abu
Wazir geleng-geleng.

Nah sekarang Zul sedang menghadapi tuntutan


hukuman cambuk, itu pasti, sementara menikah belum
pasti, karena belum tentu gadis Mesir itu mau, kalau mau
harus ada wali dan saksinya masih panjang perjalanan,
tak semudah itu.. ujar Abu wazir.

Ya saya minta maaf, kalau begitu.

Pertama kamu harus minta maaf sama Zul, lalu minta


maaf ke Kadaker Jeddah, nanti setelah itu kamu ke sini
lagi ada satu tugas dari saya, baru saya maafkan

Baiklah.. ujar Syaiful pamitan.

***

Mas Imam kaget mendengar pengakuan Syaiful. Ia tak


percaya Syaiful gampang dibohongi oleh Abu Senja dan
tega kepada Zul. Mas Imam pun kemudian melaporkan

Janji Suci di Musim Haji 157 |


DudunHamdalah
kelakukan Syaful pada Kadaker. Akhirnya Kadaker
memutuskan akan memotong honor Syaiful sebesar 2000
riyal untuk disumbangkan membantu menebus Zul.

Hukuman Qhisos akan dilaksanakan beberapa hari


lagi. Mas Imam berusaha mengumpulkan uang tebusan
agar Zul tidak dihukum. Namun pelaksanaan Qishos
tinggal beberapa hari dana tersebut belum terkumpul
semua.

Dana baru ada Rp 50 juta, dari Konjen Rp 20 juta, dari


kadaker 3 wilayah Rp 10 juta dari teman-teman MCH Rp
10 juta dan petugas lainnya Rp 10 juta totalnya Rp 50
juta.. kata mas Imam pada Kadaker.

Sebenarnya, saya bisa membantu dengan menalangi


sisanya, namun sikap Departemen Agama di Pusat
berbeda dengan kita. Uang yang kita gunakan itu juga
bukan uang pemerintah tapi saweran kita saja. ujar
Kadaker.

Kenapa sikap Pusat berbeda ya? tanya mas Imam.

Pusat sedang disorot tajam oleh DPR dan KPK mengenai


dana haji. Mereka tidak bisa mengeluarkan dan
sembarangan. Apalagi seolah ini kesannya membela
orang yang bersalah. Bahkan muncul petisi di sosial
media menolak membantu membayar uang tebusan
untuk Zul yang sudah difollow ribuan orang. Kemarin pak
Direktur sudah memberitahu saya agar tidak ada
penebusan untuk Zul...

Mas Imam diam.


Janji Suci di Musim Haji 158 |
DudunHamdalah
-0-

24. Hukuman Qishas

Kadaker takut dan harus mengikuti kebijakan pusat


untuk tidak mendampingi Zulfikar. Namun Konjen Jeddah
dibawah Dubes Arab Saudi Kementerian Luar Negerui
tetap memberikan bantuan. Akhirnya dengan dana yang
ada Pak Konjen datang menyerahkan uang Rp 50 juta itu
kepada kepala polisi syariat Arab Saudi.

Setelah melihat uang tebusan, dan surat dari


gubernur Jeddah maka hukuman bagi Zul hanya diberikan
sebanyak 20 cambukan. Akhirnya Pak Konjen dapat
menerimanya meski tidak sesuai dengan harapannya,
setidaknya kondisi Zul tidak separah jika dihukum 50
cambukan.

Zul pun ikhlas menerima hukuman 20 cambukan


yang akan dia jalani besok pagi. Pak Konjen didampingi
Mas Imam meminta agar Zul sabar dan kuat menjalani
hukuman ini.

Dibalik kesulitan ada kemudahan Zul.. ujar Mas Imam.

***

Janji Suci di Musim Haji 159 |


DudunHamdalah
Hukuman Qishas atas Zul dilaksanakan setelah sholat
Jumat. Usai Sholat Jumat, beberapa orang memadati
lapangan masjid. Sebagian besar petugas asal Indonesia.
Tampak di antara mereka Pak Mahmud, mas Imam dan
petugas medis seperti Dr Batubara dan dokter zalwa yang
sudah menyiapkan obat-obatan.

Tim media center hampir semua datang.


Disamping ingin memberikan dukungan moral untuk Zul.
mereka juga ingin tahu secara langsung prosesi Qishas
yang selama ini hanya mendengar ceritanya saja. Penting,
bagi para wartawan untuk membuat reportase mengenai
pelaksanaan qishas untuk diketahui masyarakat di
Indonesia.

Tak lama kemudian, Zul digiring sekitar enam


orang askar berjalan menuju tiang Qishas. Beberapa
keluarga orang Arab mencemoohnya. Soleman
menenteng kamera. Seorang petugas bersurban
membacakan kesalahan Zul. Dia didakwa melakukan
pelanggarankarena di ruang umum berduaan dengan
orang yang bukan muhrimnya dengan hukuman 50
cambuk.

Zul berdiri dengan tangan diikat di tiang Qishas.


Kepalanya menunduk. Tak lama kemudian sebuah mobil
datang. Tampak keluar seorang berbadan besar dengan
pakaian hitam-hitam memegang cambuk. Dia dikawal tiga
askar. Pria itu memakai penutup kepala. Dari jarak sekitar
dua meter dari Zul sang algojo itu siap mencambuk.

Para penonton khidmat mengikuti prosesi itu. Zul


maju dua langkah. Dia menundukkan badannya,
Janji Suci di Musim Haji 160 |
DudunHamdalah
bertumpu pada telapak tangan dan dengkul. Biasanya
hukuman cambuk itu dilakukan di punggung terdakwa.
Sesaat kemudian sang algojo memutar cemeti. Seorang
petugas dari Saudi memberi aba-aba.

Prakkkk,......terdengar suara lecutan. Yang disusul


dengan jeritan orang kesakitan

Aaakhh, teriak Zul.

Meski menggunakan baju agak tebal yang


disiapkan otoritas hukum Arab, tapi cambukan yang
dilakukan sang algojo cukup keras. Beberapa ibu-ibu
petugas tidak kuasa menyaksikan hukuman itu. Mereka
satu persatu meninggalkan area dan masuk ke dalam
masjid, termasuk Zalwa.

Mereka dapat merasakan hukuman cambuk itu


tidak main-main sakitnya. Pada cambukan ke sepuluh
darah Zul tumpah membasahi bajunya. Zul terkapar
kesakitan. Darah bercucuran membasahi lantai. Saat
cambuk diangkat, tiba-tba seorang datang berhentiak
menghentikan, dialah pria misterius, semua terdiam
termasuk Faruk.

Faruk tampak kaget, seorang yang dikenalnya


sebagai Syech menghentikan huikuman itu. Tangan
Algojopun dipegang beberapa pengawal, Zul tertelungkup
kesakitan.

Berhenti wahai akhi, apakah kamu ingin


membunuhnya? ujar Syech

Janji Suci di Musim Haji 161 |


DudunHamdalah
Maaf Syech, hukuman belum selesai, biarkan kami
menyelesaikan dulu, setelah itu mari gobrol di kantor
saya. Ada jamuan untuk Syech jawab Faruk.

Jamuan? Hmmm ada orang yang mau meregang nyawa,


antum berpikir tentang jamuan. Pesta untuk kematian
manusia yang dosanya tidak setimpal dengan
kesalahannya.Ini hukuman atau balas dendam? tanya
Syech.

Kami menghormati Syech, tapi kami mohon maaf hukum


Tuhan sedang dilaksanakan dan tak ada yang bisa
menghalangi.

Dengar wahai akhi, dia bukan penjahat, bukan teroris,


nabi pun tidak menghukum seperti yang kamu lakukan.
Apakah sudah kamu adili di depan majelis, apa udah ada
bukti-bukti yang mengarah kepada perzinaan. Jangan
bermain-main dengan hukum akhi. Kelak kamu yang akan
kena hukum itu .

Farusk sadar apa yang dikatakan Syech benar.

Kalau antum masih mau melanjutkan hukuman, silakan


pindahkan ke punggung saya. Zul sudah hampir pingsan,
lukanya sudah menganga. Biarkan dia hidup, bunuhlah
oragtua yang hanya menunggu waktu ini ujar Syech.

Syech bergegas mencopot bajunya tinggal mengenakan


kaos dalam. Semua orang yang melihat terkesima. Faruk
pun mengangkat tanganyanya agar algojo segera
dimasukkan ke mobil.

Janji Suci di Musim Haji 162 |


DudunHamdalah
Hukuman qhisos telah selesai silakan semua pulang,
Faruk pergo beserta anak buahnya.

Tanpa pikir panjang dia minta agar semuanya


bubar. Beberapa petugas MCH segera menggotong tubuh
bocah yang berlumuran darah, mereka membawa bocah
itu ke sebuah ambulan yang sudah disiapkan. Di dalam
mobil itu Zalwa memberikan pertolongan pertama.

***

Zul dirawat di pehobatan haji wisma haji Jeddah.


Zalwa dan beberapa bidan membantu membersihkan dan
mengobati lukanya. Setelah mulai pulih, Zul mengisahkan
pertemuannya dengan Zualeha sehingga kedatangan
para mutawin. Zul menceritakan tentang Zulaeha seorang
gadis yang ada di mimpinya.

Jadi kamu masih yakin, Zulaeha adalah gadis yang ada


dalam mimpimu..

Ya, maaafkan aku Zalwa, kalau mimpi itu tidak ada tentu
aku akan memilihmu. Tapi gadis dalam mimpi itu benar-
benar ada.

Aku mengerti, sulit untuk melupakan mimpi itu .

Ya impian itu harus menjadi kenyataan.. ujar Zul.

Zalwa terus membalut luka-lukanya.

Janji Suci di Musim Haji 163 |


DudunHamdalah
Kalau kamu meyakini mimpimu, aku juga meyakini
mimpiku, ujar Zalwa.

Oh rupanya kamu juga punya impian ya bersama


pasanganmu. Iya , itu sugesti sih, tapi nanti kita lihat
apakah mimpi itu bisa menjadi kenyataan.... ujar Zul
terdiam.

Tanpa disadari Zul mulai merasakan kelembutan seorang


Zalwa. Benang-benang cinta yang pernah terurai pun
mulai terajut kembali di hatinya.

-0-

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Janji Suci di Musim Haji 164 |


DudunHamdalah
25. Mimpi menjadi Nyata

AKhirnya Syaiful menyusun strategi agar Abu Senja mau


bertemu dengan seorag wanita Arab Badui.

Maaf Ful, ini tugas kamu kan belum mencapai sasaran


jadi bayarannya nunggu dulu ya?

Saya ada wanita Badui yang bisa meramal , maukah


Syech betemu dengannya..
Janji Suci di Musim Haji 165 |
DudunHamdalah
Hahah aku tidak percaya pada peramal Ful, bukankah
Nabi meminta kita tidakpercaya pada tukang ramal.
Hahaha ujar Zyech.

Tapi kalau hanya mendengarkan mungkin tidak ada


salahnya.. bujuk Syaiful.

Mendengarkln sesuatu yang sia-sia, aku tida k mau


membayar sesuatu yang tidak ada guanya?

Mmebayar, oh ini tidak membayar, dia mermal secara


percuma

Oh gratis ya, kenapa nggak bilang dari tadi Ful, oke


besok kita ketemu ya..

Baik syech..

Esoknya Syaiful meminta wanita badui itu meunggu di


sebuah kedai kopi, Syaiful memberitahu bahwa wanita itu
akan diberikan pekerjaan, mereka bertemud I Balad,
Syaful mrngrna; wanita itu pada Syech, Syech yang tidak
bisa berbicara dalam bahasa Arab itu ,engikuti
terjemahan Syaiful. Smenatara wanit baduia berwarana
hitam itu hanya menjawab seatah dua patah kata dari
Sayfuk.

Baik kata wanita ini, bapak diramal akan segera


mendapat istri lagi,

Oh tapi kok jaabnya sepatah sepatah Ful.. Abu Senja


curiga.

Janji Suci di Musim Haji 166 |


DudunHamdalah
Orang Baduio tdak bsa ngomong bnayak, singakt tapi
jelas..

Abu sebja mengangguk,

Sebentar Syech saya, ningin menagmbil seusutau di


mobil,.

Namun Sayful sebenarnya melapor ke pos mutawin di


balad akan keberadaan bu senja dengan gadis Badui itu.

AKhirnya rombonga Mutawin datang dan membawa


merea ke kantor . Dua orang yang bkan muhrim itu
diinterogasi dan akn dikenai sangki.

Oh sial, Syaiful emnjebak aku.. pikir Abu Sena.

-0-

Suatu ketika faridah bertemu dengan Zul di bandara.


Faridah datang dengan membawa foto Zulaeha yang tidak
memakai cadar. Faridah akan pamitan karena dia aka n
ditugaskan ke Dammam, dan tidak ada rute penerbangan
ke Jeddah.

Saya di minta Syech abu awzir untuk membawa foto


Zulaeha yang tidak memakai cadar

Janji Suci di Musim Haji 167 |


DudunHamdalah
Faridah menyerahkan foto iti ternyata berbeda. Zul
berpikr foto itu bukan yang ada dlama mimpinya, ketuka
mengguakan cadar, menag Zulaeha mirp sekali.

Sementara itu, Faruk menawarkan pengampunan apabila


Zuaeha mau menjadi istroinya. Zulaeha terpaksa mau
,menikah dengan faruk, syaratnya Faruk diminta
memberika sebuah rumah mewah di pinggir patai laut
Merah. Permintaan itu disanggupi Faruk.

Sejak itu Zulaeha harus menjadi gadis pingitan, yang


tidak bisa pergi kemana-mana. Dia dalam pengawasan
anak buah faruk.

***

Malam ini para petugas mengadakan perpisahan. Bocah


itu sudah bilang pada pak Mahmud untuk tinggal
sementara di Jeddah membantu Konjen melakukan
penelitian terhadap TKI. Pihak Konjen akan mengurus
perpanjangan ijin menetap di Jeddah. Mas Imam sedih
saat menyalami si bocah. Dia berharap Bocah itu tinggal
di Jeddah bukan karena patah hati dengan Zalwa. Tapi
karena Allah. Dia minta Bocah itu meluruskan niat. Pak
Batubara menasehati untuk menjaga kesehatan selama di
Arab. Sementara Bidan Dedeh, mengatakan pintu
rumahnya terbuka lebar untukku.

Pada mlam itu, Zalw amengnekaa cadar, Zul terkejut


melihatnya zalwa mirip sekali dengan gadis bercadar yang
ada dalam mimpinya.
Janji Suci di Musim Haji 168 |
DudunHamdalah
Zul menghampiri Zalwa,dan mengatakan bahwa ia adalah
gadis yang ada dalam mimpinya. Zalwa tersenyum, dia
sudah yakin Zul adalah laki-laki yang ia cari selama ini.

AKu menyebut nemamu di Jabal rahmah, dan siapa nama


yng kamu sebut?

kamu. Aku tak sengaja menyebut namamu di situ..

jabal rahmat adalah bukit yang ,menjadi lambing


ketulusan cinta, kalau kamu menyebut nama orang yang
kamu cintai insyaallah magnt untuk menaiknya sanga
kuat

Ya dan ternayat ghadis dalam mimpiku itu kamu bukan


Zulaeha., nanti kita lanjutkan tarauf kita di tanah air

Zalwa tersenyum.

Janji Suci di Musim Haji 169 |


DudunHamdalah
Profil Penulis

Janji Suci di Musim Haji 170 |


DudunHamdalah
Nama pena saya Dudun Hamdalah, supaya saya
bisa selalu mensyukuri nikmat Allah setiap waktu dan
dalam keadaan apapun. Lahir sebagai Dudun Parwanto,
anak ketiga dari pasangan H. Soekirno dan Solikati. Sejak
kecil mempunyai hobi membaca dan menulis.
Menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota
kelahirannya dimulai dari SD Negeri 86, SMP Negeri 3 dan
SMA Negeri 7 Surakarta.

Tahun 1994 masuk Universitas Diponegoro


Semarang. Di sini kegemarannya menulis mulai terasah.
Pada 1995 tergabung dalam pengurus Koran Kampus
Manunggal Universitas Diponegoro. Artikel pertama yang
berjudul Tahun Baru, Apanya yang Baru tahun 1995
adalah karya pertama yang dimuat di harian Suara
Merdeka. Selanjutnya hampir setiap bulan tulisannya baik
dalam bentuk esay, kolom maupun artikel menghiasi
harian nomor satu di Jawa Tengah itu. Beberapa
tulisannya juga dimuat di harian Bernas, Solo Pos dan
Wawasan.

Buku pertama dikerjakan bersama tim adalah


Kartini-Kartini Jawa Tengah tahun 1996. Pada 1997, karya
tulisnya Kiat Pemenangan Pemilu Partai Golkar menjadi
juara Harapan I tingkat Jawa Tengah. Tahun 1998, tulisan
ilmiahnya bertitel Upaya Melestarikan wayang Orang
Ngesti Pandowo, menjadi Finalis pada Pekan Ilmiah
Mahasiswa Nasional tahun 1998. Bukunya Ali Yang Salih
menjadi Juara I Penulisan cerita fiksi anak keagamaan
2003 tingkat Nasional.

Janji Suci di Musim Haji 171 |


DudunHamdalah
Di Jakarta memulai karir jurnalistik di Majalah
GAMMA sebagai Reporter tahun 2001. Setahun kemudian
pindah ke majalah GATRA. Tahun 2003 bergabung
mendirikan Tabloid Haji Indonesia. Pada musim haji 2004,
mendapat amanat menjadi petugas haji bidang Media
Center Haji Arab Saudi, Daerah Kerja Jeddah. Tahun 2005
berwiraswasta dengan payung CV Bianglala Kreasi Media
bergerak bidang penulisan buku dan bulletin internal.
Pada tahun 2008-2011 bekerja sebagai Assistant Manager
Program, Telkomvision.

Mulai Tahun 2011, Dudun aktif menjadi penulis dan


trainer penulisan. Sebagai penulis dapat dikunjungi di web
http://jasapenulisanbuku.blogspot.co.id dan hingga saat
ini sudah menghasilkan 30 buku, antara lain Buku
Biografi, H. Surasa, Mantan Dirut Bank Bumi Daya, Buku
Biografi Ahli Listrik di PLN P3 B Jawa Bali, Buku Misteri
Gunung Padang, Buku PLTMG Sei Gelam PT Pembangunan
Perumahan, Buku Profil Profesi ITB Angakatan 1986 dan
Buku Rezeki Nomplok sebagainya.

Sebagai trainer, Dudun aktif mengisi training


penulisan untuk korporat yang kliennya dapat dilihat di
http://pelatihanpenulisan.blogspot.co.id/. Training
penulisan artikel, media internal dan penulisan antara lain
diadakan di PT Telkom, Kementrian Agama, PT Dahana,
Bank Indonesia, PT Freeport, PT Pos Indonesia, PT PLN
Persero dan sebagainya.

Selain itu Dudun adalah pemerhati Pancasila yang


mengelola web http://www.pusakaindonesia.org/ yang
berisi artikel kebangsaan. Dan di sela-sela pekerjaannya,
Dudun juga tampil sebagai comedian bergelar Komika
Janji Suci di Musim Haji 172 |
DudunHamdalah
Kritis yang menganalisis masalah social dengan kemasan
komedi, videonya dapat dilihat di
www.youtube./dudunparwanto. Jika ingin menghubungi
Dudun silakan melalui facebook/dudunparwantoo, twitter
https://twitter.com/DudunPurbakala1 atau email
doe2nparwanto@gmail.com . Selama masih bernafas,
insya Allah akan dibalas.

Janji Suci di Musim Haji 173 |


DudunHamdalah

Anda mungkin juga menyukai