Anda di halaman 1dari 145

EBOOK GRATIS INI PERSEMBAHAN

SINOPSIS

Zulfikar, wartawan majalah Mabrur, bermimpi mengikat janji suci dengan


seorang wanita pada sebuah tugu di padang yang luas. Dalam mimpi itu, ia
berpasangan dengan seorang gadis yang sangat cantik dan bermata jeli. Zul,
nama panggilannya, yakin mimpinya bukan mimpi kosong, Ia pun berusaha
mewujudkannya. Zul mencari orang yang bisa menakwilkan mimpinya.
Seorang wanita paranormal mau menafsirkan namun meminta bayaran yang
menguras hartanya. Ikutilah kata hatimu, karena harta yang paling berharga
adalah hatimu, kata si Peramal.

Abu Wasir, kakek angkatnya meminta agar Zul tidak mengikuti mimpi
itu. Bahkan ia mau memberikan perusahaanya, biro travel haji, sebagai
pengganti agar Zul melupakan mimpi itu. Alasannya, karena sang Kakek tak
mempunyai keturunan dan ingin Zul melanjutkan usahanya. Namun Zul tidak
mau dibangunkan dari mimpinya. Hanya dengan mimpi aku memiliki gairah
hidup. Bila mimpi sudah kugadaikan, maka untuk apa aku hidup katanya.

Suatu ketika, Zul mendapat rezeki tak terduga menjadi petugas haji. Di
Saudi, Zul berkenalan dengan dokter haji bernama Zalwa. Dokter muda itu
menaruh harapan padanya, namun Zul percaya Zalwa bukan Gadis yang ada
dalam mimpinya. Padahal banyak pemuda yang menaruh hati pada sang
dokter. Bidan Gayatri menasihati agar Zul mempertahankan mimpinya dan
Zul melupakan Zalwa. Ternyata keponakan sang Bidan, seorang mahasiswa
yang kuliah Mesir, Faizal kepincut dokter muda itu. Kamu tidak bisa
membuat besi menjadi berlian. Tapi kamu bisa membuat mimpimu menjadi
kenyataan. nasehat Bidan. Akhirnya Zul difitnah Faizal, sehingga diasingkan
ke masjid terapung di pinggir laut Merah. Di sana ia bertemu dengan Abu
Senja.

Di tanah suci, Zul bertemu lagi dengan Abu Wazir bersama jamaah
travelnya. Ia meminta Zul tidak melanjutkan mimpinya dan mau menikah
dengan Zalwa. Namun Zul tak bergeming. Abu Senja tidak suka dengan Zul,
karena kakaknya akan memberikan perusahaannya pada anak muda itu

Senandung Bukit Cinta 2 |


DudunHamdalah
bukan padanya. Abu Senja meminta Syaiful, sopir MCH untuk mengawasi
gerak-gerik Zul.

Zul berkenalan dengan Zulaeha, gadis Mesir, pramugari Saudi Airline,


yang ternyata teman Faridah, keponakan bos majalah Mabrur. Zul yakin,
Zulaeha adalah gadis yang ada dalam mimpinya. Namun Faridah menasehati
agar Zul melupakan Zulaeha karena gadis itu sudah dipinang oleh Kepala
Polisi Syariat Jeddah. Abu Senja meminta Syaiful menjebak kedua orang itu di
Chorniche, dia berharap Zul dan Zulaeha ditangkap lalu dinikahkan sehingga
anak muda itu tidak kembali ke tanah air. Akhirnya Zul dan Zulaeha ditangkap
Mutawin (polisi syariat) dan diancam hukuman cambuk. Di tugu Qishos, Zul
menjalani hukuman cambuk 20 kali, namun pada saat cambukan ke- 10, Abu
Wazir datang dan meminta dihentikan.

Syaiful melaporkan Abu Senja pada Abu Wazir, karena ingkar memberi
upah. Mengetahui Zul dijebak adiknya, Abu Wazir kemudian melakukan hal
yang setimpal pada adiknya. Abu Senja dijebak dengan seorang wanita Badui,
akhirnya mereka tidak dihukum tapi dinikahkan oleh Abu Wazir. Setelah
ketahuan memfitnah Zul, Faizal dipulangkan ke Mesir oleh Kadaker.
Sedangkan Zulaeha terpaksa menerima Faruk sebagai suaminya, daripada
menghadapi hukuman.

Setelah menjalani hukuman, Zalwa merawat Zul. Disitulah Zul mulai


merasakan kelembutan Zalwa. Benang-benang cinta yang terurai mulai
terajut kembali di hati Zul. Pada malam perpisahan petugas, Zalwa memakai
cadar, dan Zul kaget ternyata Zalwa mirip dengan gadis yang ada dalam
mimpinya. Akhirnya sebelum kembali ke tanair air, Zul dan Zalwa sepakat
untuk berjanji di bukit cinta, Jabal Rahmah. Tenyata Itulah tempat dimana Zul
bermimpi mengikat janji suci dengan sang pujaan hati.

Senandung Bukit Cinta 3 |


DudunHamdalah
DAFTAR ISI

1. Jerih si Kuli Tinta


2. Persekongkolan Jahat
3. Peramal wanita
4. Audensi Penghibur Hati
5. Nasehat Kakek Angkat
6. Surat Wasiat Penggoda Hati
7. Bandara King Abdul Aziz
8. Bidadari di Toko Roti
9. Kembang Daker Jeddah
10. Cak Kandar dan Mutawin
11. Profil Petugas Haji
12. Badai di Wisma Haji
13. Syech Masjid Terapung
14. Musim haji penuh Berkah
15. Masjid Qishos
16. Pramugari Bermata Jeli
17. Angin Gurun di bandara
18. Pudarnya sebuah Asa
19. Sebuah Sudut di Al Manar
20. Pertandingan Prestisius
21. Jebakan Di Chornice
22. Jiwa Besar Zalwa
23. Faizal si Biang Kerok
24. Hukuman Qishas
25. Mimpi menjadi Nyata
Senandung Bukit Cinta 4 |
DudunHamdalah
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas karunianya, maka
novel bertajuk Senandung Bukit Cinta berhasil dituntaskan. Salawat dan
salam tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, semoga kelak di
hari Hisab, kita mendapat syafaat beliau.

Novel religi Senandung Bukit Cinta merupakan sebuah catatan dan


coretan pena penulis selama menjalankan ibadah haji di tanah para nabi.
Penulisan ini diilhami dari suka duka petugas haji selama melayani jamaah
haji. Keunggulan cerita ini, mengisahkan banyak pengalaman spiritual yang
mempunyai nilai-nilai keteladanan yang dipetik selama melaksanakan ibadah
haji. Didukung oleh setting wilayah tanah suci ikut memperkaya khasanah
budaya di negeri petro dollar. Novel ini disajikan dengan bahasa yang
sederhana dan lugas serta memuat misi bersatunya hati dua insan dalam
naungan Tuhan.

Semoga novel ini mampu memberikan manfaat bagi pembacanya,


khususnya bagi mereka yang akan dan sudah melaksanakan ibadah haji.

Jakarta Agustus 2016

Dudun Hamdalah

Senandung Bukit Cinta 5 |


DudunHamdalah
1.Jerih si Kuli Tinta

Mendung menggantung di bibir langit. Cuaca mulai gelap. Awan


membumbung di awang-awang. Seolah mengisyaratkan air dari langit akan
segera tumpah ke bumi. Membasahi permukaan bumi yang kerontang.
Menyirami jiwa-jiwa yang kering. Membasuh wajah dunia supaya ceria dan
tak bermuram durja. Agar selalu teduh dan segar dalam hiruk pikuk masalah
yang tak berkesudahan.

Menurut perkiraan cuaca yang disiarkan sebuah stasiun teve swasta


semalam, hari ini Jakarta akan diguyur hujan lebat. Sudah beberapa hari ini
ibukota dijatuhi hujan bertubi-tubi sehingga mengakibatkan banjir di mana-
mana. Kalau hujan turun lebat, wajah Jakarta akan semakin menyiksa.
Genangan air, banjir dan kemacetan menjadi cerita horor yang paling ditakuti
warga. Namun anehnya meski menyiksa, Jakarta masih laksana gadis cantik
yang menggoda jutaan orang daerah untuk mengadu nasibnya.

Musim sekarang sudah tak dapat dipastikan lagi. Padahal dulu sebelum
reformasi, Indonesia mengenal musim hujan dari bulan September hingga
Maret, lalu musim kemarau mulai bulan April hingga Agustus. Maka ada
singkatan bulan Januari yakni hujan sehari-hari hehehe. Namun sejak 1998,
tak hanya sistem pemerintah yang direformasi, bahkan sistem pembagian
musim pun ikut dirombak total. Memang hebat mahasiswa kita ya.
Sekarang bulan Januari bisa menjadi kemarau sehari-hari, atau bulan April
yang mestinya panas malah hujan tiada henti. Hmm.

Ada adigum mengatakan di dunia kini sudah tak ada yang pasti. Yang
pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Karena manusia yang dituntut sebagai

Senandung Bukit Cinta 6 |


DudunHamdalah
Khalifah di muka bumi sudah lupa akan tugasnya. Mereka sibuk mengeruk isi
perut bumi, membangun gedung yang tinggi dan menumpuk harta serta
materi. Seolah tak ada waktu untuk memikirkan tugasnya menjadi pemimpin
bumi, yang mencintai sesama dan mengayomi penduduk bumi. Padahal
Tuhan sudah mengamanahkan tempat kita berpijak kepada manusia, mahluk
yang diberi kemuliaan akal yang tinggi. Amanah yang tak sanggup dipegang
mahluk lain, malaikat sekalipun.

Anak muda itu tidak mau terbawa emosi memikirkan nasib negeri ini.
Bagaimana mau memikirkan, sedangkan untuk makan sehari-hari saja, dia
masih bingung. Ah biarlah khalifah itu menjadi tugas para pemimpin negeri
yang sudah dibaptis untuk menjadi pengelola bangsa ini.

Saya mah apa atuh bisik hati kecilnya, teringat sebuah tembang
dangdut.

****

Anak muda itu berhenti melamun ketika air tampias menciprati ke


mukanya. Air dari jendela gedung, mestinya tak sampai mengenai wajah
polosmua. Itu pertanda hujan sore ini tidak main-main, bahkan terlalu serius.
Bahkan saking derasnya, suara orang pun tak bisa didengar.

Anak muda itu bernama Zulfikar. Umurnya 25 tahun. Perawakannya


gagah, tinggi dengan jenggot tipis. Zul, begitulah orang-orang memanggil
wartawan muda itu. Sebenarnya profesi itu bukan cita-citanya. Namun
kegagalannya menembus fakultas kedokteran membuatnya belajar di jurusan
komunikasi sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang. Dunia jurnalistik
adalah pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Zul
berusaha menjalani apa yang ada, sambil mencari peruntungan yang lain

Jam dinding menunjukkan angka tiga lewat lima menit. Sore itu, Zul
masih berada di kantor Departemen Agama, kawasan Lapangan Banteng,
Jakarta. Zul baru saja usai melakukan wawancara seputar haji dengan
seorang pejabat eselon dua. Hasil wawancara ini sebagai bahan tulisannya

Senandung Bukit Cinta 7 |


DudunHamdalah
untuk rubrik persiapan ke tanah suci, di majalah Mabrur, tempat Anak
muda itu bekerja.

Zul melangkahkan kaki ke ruang media center, ketika hujan deras


menghujam ke bumi. Mustinya anak muda itu lekas kembali ke kantor, karena
sore itu teman-temannya sesama redaksi majalah Mabrur mengajaknya
menemui pak Waluyo, sang pemilik majalah Mabrur. Rizal, Bondi dan Fadoli
sudah memberitahu Zul untuk bertemu bos besar untuk mengajukan
kenaikan gaji. Maklum harga kebutuhan pokok dan BBM sudah naik, tapi
honor awak media berbasis agama itu sudah setahun lebih belum
disesuaikan. Zul baru bergabung 6 bulan silam.

Mas Imam, masih asyik menulis berita di ruangannya samping ruang


media center, ruangan untuk awak media yang bertugas di Kemenag.
Pegawai bagian humas yang berperawakan kecil itu menjadi koordinator
wartawan komisariat Kemenag. Orangnya ramah, murah senyum dan sangat
hati-hati berbicara. Zul ingin segera kembali agar bisa ikut rapat di kantor.
Lalu Zul menghampiri mas Imam untuk pamitan.

Zul diluar masih hujan lebat, sebaiknya tunggu disini saja, apalagi
banjir dimana-mana, cegah mas Imam.

Zul merapat ke jendela memandang gelapnya langit Jakarta. Hujan


menghujam deras ke perut bumi. Anak muda itu memandang dengan mata
kosong. Dia sadar tidak mudah menerjang hadangan hujan dengan motornya.
Cuaca di luar sepertinya tidak mengijinkan Zul menemani rekan-rekannya
menghadap pak Waluyo. Anak muda itu pun mengirimkan sms kepada Bondi,
meminta maaf karena tidak bisa ikut rapat.

Berarti kamu ikut keputusan kita ya, balas Bondi.

Zul membalas ya.

Suasana Press room selepas ashar nampak lengang. Di situlah tempat


puluhan wartawan biasa mangkal jika bertugas di Kemenag. Hanya Soleman,
seorang fotografer freelance, sibuk mengotak-atik kamera lawasnya.
Wartawan Kemenag biasa memanggilnya Pak tua. Disebut Pak Tua, karena
umurnya yang sudah senja, meski lebih dari 60 tahun, namun dia masih

Senandung Bukit Cinta 8 |


DudunHamdalah
bekerja. Tenaganya lemah tetapi semangatnya masih membara. Dia termasuk
wartawan orde lama yang masih bertahan di instansi pemerintah itu.

Mas Imam menghampiri Anak muda itu di ruang wartawan.

Gimana tadi wawancara dengan pak Direktur? tanyanya.

Sudah mas, kata beliau banyak perbaikan yang akan dilakukan pada musim
haji tahun ini, jawab Zul.

Mas Imam mendekat dan duduk di sebelahnya, dia mengeluarkan


bollpoint dan mengambil secarik kertas.

Apa saja ? tanyanya.

Rupanya Mas Imam mau mencatat. Biasanya dia akan menulis berita
untuk dipublikasikan ke situs informasi haji yang dikelolanya. Zul pun
menjelaskan melalui coretan wawancara di buku kerjanya. Selesai mencatat,
Mas Imam mengalihkan matanya pada pak Tua yang duduk di pojok ruangan.

Wah Leman, sedang sibuk berbenah kamera, mau berangkat haji, ujar mas
Imam.

Oh ya? Pantesan dari tadi wajahnya sumringah.

Dia wartawan foto yang mangkal di Kemenag sudah 10 tahun, belum pernah
pergi haji. Tadi pak Mahmud sudah memasukkan namanya menjadi salah satu
petugas media center haji tahun ini, jelas mas Imam.

Zul ikut senang. Ia menghampiri pak tua dan mengucapkan selamat.


Soleman tersenyum dengan kerutan yang nampak jelas di wajah senjanya.

Meski lama tugas di sini, Soleman orangnya nggak aktif, nggak berangkat
tugas pun diam saja, padahal teman-temannya di sini sudah mondar-mandir
ke Mekah. Pak Mahmud kasihan melihatnya lalu mengajaknya berangkat
menjadi petugas, ujar mas Imam trenyuh.

Pak Mahmud adalah kepala penyuluhan haji Kemenag, orangnya cukup


familiar karena sering ceramah tentang haji di televisi milik pemerintah.

Oh ya mas, berapa kuota petugas media center? tanya Zul polos.

Senandung Bukit Cinta 9 |


DudunHamdalah
Tahun ini, dua puluh lima orang, masih ada kesempatan kalau mau
bergabung,.

Caranya? Anak muda itu mengejar.

Mas Imam kemudian menjelaskan syarat-syaratnya. Kayaknya banyak


yang tak bisa ia penuhi. Misalnya minimal dua tahun bertugas di komisariat
wartawan Kemenag, sedangkan Zul baru enam bulan. Selain itu, belum
banyak wartawan Kemenag yang ia kenal. Tak ada asa bagi anak muda itu
menjadi petugas haji tahun ini.

Kalau belum bisa tahun ini, mudah-mudahan tahun depan bisa berangkat,
mas Imam menepuk bahu Zul sambil keluar ke kamar kecil.

Nampaknya hujan belum usai. Zul memencet keybord komputer untuk


membuka email. Soleman menggeser tempat duduknya mendekati anak
muda itu.

Mas, kalau mau jadi petugas, minta rekomendasi saja dari pak Dirjen atau
pak Menteri, saran Soleman.

Zul mengangguk.

Ide yang tidak terlalu jelek, pikirnya.

Setidaknya pak tua ingin memberinya setitik harapan atau sekadar


penghiburan. Zul tidak terlalu serius menanggapinya. Anak muda itu pernah
menddengar cerita dari Kohar, seorang wartawan radio yang mangkal di
Kemenag. Menurutnya, petugas haji media center merupakan jatah wartawan
yang bertugas di Kemenag. Tiap 2 atau 3 tahun sekali mereka bisa berangkat
haji secara gratis. Selain berangkat haji, juga ada uang saku sebagai honor.

Pantas, banyak wartawan yang sudah senior betah di Kemenag, batin Zul.

Mereka bisa mendapatkan jatah naik haji plus duit segepok. Tak heran
bila pak Abdul, yang usianya jelang 60 tahun lebih, sudah haji 10 kali. Rata-
rata wartawan yang sudah diatas 2 tahun mangkal di komisariat wartawan
Kemenag sudah mendapat jatah berangkat haji. Tak ubahnya bak jadwal kerja
shift yang bergantian tiap musim haji. Hanya Soleman saja yang baru
mendapat kesempatan, karena orangnya yang terlalu nrimo.

Senandung Bukit Cinta 10 |


DudunHamdalah
Zul terperanjat, ketika sebuah tangan menepuk punggungnya yang
menghamburkan lamunannya. Oh ternyata Mas Imam. Pegawai kemenag itu
mengatakan tim media center mendapat jatah 25 orang wartawan,
rinciannya. 15 orang untuk wartawan Kemenag. Sisanya 10 orang dijatahkan
untuk media elektronik yakni radio, media online dan televisi. Namun
prakteknya, dari 15 orang petugas itu memang tidak semua murni berasalh
dari wartawan yang bertugas Kemenag.

Asal ada rekomendasi dari pejabat ditanggung beres. Biasanya kalau ada
wartawan yang lewat jalur khusus tersebut akan mengurangi jatah wartawan
Kemenag. Jadi bisa menimbulkan gap di lapangan, jelas mas Imam.

Menurut mas Imam jalur khusus itu menjadi hak prerogratif Menteri.
Kalau jalur umum hak wartawan Kemenag. Zul masih terdiam, diaa belum
ada pikiran pergi haji tahun ini. Belum ada persiapan untuk
menyempurnakan rukun Islamnya. Setelah hujan reda, Zul pun pamitan
pulang.

****

Anak muda itu tiba di kantor ketika lewat Maghrib, suasana sudah sepi.
Tiga kawannya sudah pulang. Biasanya jika tidak ada deadline, wartawan
sudah pulang jam lima sore. Tinggal Harun, seorang desain grafis yang masih
mengerjakan sesuatu. Zul tahu, Harun mempunyai pekerjaan sampingan
menerima order desain dari luar. Biasanya dia kerjakan proyeknya selepas
jam kantor.

Wah Harun, lagi banyak proyek ya? tegur Zul.

Kecil-kecilan mas, buat membantu biaya sekolah adik, katanya.

Sebenarnya Zul kurang setuju, bila ada karyawan yang menggunakan


fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi. Baginya hal itu bisa dikategorikan
korupsi meski skalanya kecil-kecilan. Zul sadar kebiasaan orang Indonesia
memang seperti itu, suka memanfaatkan fasilitas kantor untuk kepentingan
individu. Apalagi di republik ini, mobil dinas sering dipakai untuk mudik dan
urusan keluarga. Ada juga yang makan siang menggunakan bon untuk diganti

Senandung Bukit Cinta 11 |


DudunHamdalah
kantor, padahal bukan sedang mentraktir klien. Yang sering ia amati adalah
ulah sopir kantor yang sering membeli bon di pom bensin, biasanya bon
bensin Rp 50,000 dibeli senilai Rp 5,000 oleh sopir dan nanti minta uang ganti
dari kantor.

Gaji saya kecil, nggak cukup untuk makan... ujar pak Somad, sopir
kantor ketika Zul menegur suatu saat.

Zul ingin mengingatkan lagi, tapi dia tidak tega melihat kondisi
keluarganya yang tidak mampu. Namun Zul berjanji suatu saat tidak hanya
mengingatkan tapi juga memberi solusi bagi pak Somad. Bagi sang anak
muda lebih baik kelaparan daripada makan uang yang bukan haknya. Itu
prinsipnya.

Anak muda itu pernah mendengar dalam sebuah Hadits Nabi bahwa jika
seseorang makan harta haram, maka doanya akan tertolak selama 40 hari.
Dia merasa kasihan dengan pak Somad, setahun bekerja kondisinya tidak ada
perubahan.

Zul menghampiri Harun. Tapi untuk menegur Harun, Zul harus


menggunakan kata-kata yang pas agar ia tidak tersinggung. Lalu anak muda
itu pun menceritakan kisah Khalifah Umar Bin Abdul Azis. Harun
mendengarkan sambil terus merapikan desainnya.

Pemimpin yang termashyur ini suatu hari didatangi anaknya di Kerajaan.


Khalifah pun menanyakan untuk kepentingan apa anaknya datang
berkunjung, kepentingan keluarga atau kerajaan? Ketika dijawab kepentingan
keluarga, maka Khalifah pun mematikan lampu kerajaan. Khalifah tidak ingin
menggunakan fasilitas kerajaan untuk kepentingan keluarga, cerita Zul.

Setelah mendengar cerita Zul, tangan Zul berhenti. Matanya menatao


komputer sejenak setelah tu menyimpan file dan mematikan komputernya.
Harun bangkit dan mengambil tasnya. Zul kaget.

Harun, ada komputer di rumah? tanya Zul.

Tidak ada mas, nanti saya ke rental saja, katanya tanpa menoleh.

Maaf Harun, Aku hanya mengingatkan, jangan tersinggung ya, ujar Zul.

Laki-laki kurus itu bergegas pulang tanpa menoleh.


Senandung Bukit Cinta 12 |
DudunHamdalah
-0-

2. Persekongkolan Jahat

Anak muda itu gembira, karena hari ini adalah hari yang selalu ditunggunya
dan juga dinanti kebanyakan karyawan yakni gajian. Meski gajinya tidak
sebesar pegawai di perusahaan multi nasional, bagi Zul berapapun nikmat
yang diberikan Tuhan harus disyukuri dulu.
Senandung Bukit Cinta 13 |
DudunHamdalah
Zul yakin, kegembiraan bagi seorang buruh, sama dengan kegembiraan
seorang Pimpinan perusahaan multinasional ketika menerima bayaran.
Bedanya hanya ketika membuka isinya saja dan membelanjakannya. Tapi
itulah warna hidup, ada yang diatas ada yang dibawah, yang penting baginya
dinikmati saja.

Hari ini Majalah Mabrur terbit bertepatan dengan waktu pembayaran


gaji. Sebagai karyawan, Zul menerima gaji setiap awal bulan. Karena media
baru, penghitungan gaji didasarkan dengan gaji pokok ditambah honor yang
nilainya dihitung dari jumlah halaman yang ditulis. Anak muda itu merasa
tulisannya bulan lalu cukup banyak, sehingga ia akan membawa uang yang
cukup banyak. Dia bahkan berani menjanjikan pada keponakannya untuk
membelikan sepatu dan tas baru, karena begitu yakin dengan hasil yang
didapat. Selain itu, Zul juga berencana membeli sepatu baru sebagai ganti
sepatu satu-satunya yang sudah disol dua kali.

Tak seperti lazimnya perusahaan besar, dimana gaji bulanan ditransfer


melalui bank. Karena perusahaan baru dan masih terbilang kecil dengan
karyawan hanya belasan, maka pembayaran gaji dilakukan secara tradisional
yakni dibayar tunai. Zul begitu bersemangat ketika namanya dipanggil bagian
keuangan.

Namun Zul heran ketika amplop yang diberikan begitu tipis. Anak muda
itu berharap meski tipis, tapi jumlahnya sesuai dengan perkiraannya. Ia pun
segera membuka isinya. Anak muda tu kaget, ternyata jumlahnya sangat
kecil, jauh dari apa yang ada di pikirannya. Padahal tulisannya paling banyak
jumlah halamannya dibanding 3 temannya yang lain. Anak muda itu sudah
menghitung bakal menerima uang yang banyak. Pada majalah edisi terakhir
separuh halaman merupakan tulisannya.

Anak muda itu mendadak lemas lalu merebahkan tubuh di kursi


ruangannya. Dia membayangkan betapa keponakannya akan kecewa bila
janjinya tidak ia penuhi. Dengan uang ditangan, jangankan untuk membelikan
keperluan keponakan, untuk biaya hidupnya sebulan pun sangat berat. Zul
teringat akan pepatah kuno, yang mengatakan jangan menjanjikan sesuatu
yang belum kamu miliki.
Senandung Bukit Cinta 14 |
DudunHamdalah
Harun datang menghampiri, Zul kuatir laki-laki kurus itu akan
menambah beban hatinya lantaran sindirannya beberapa waktu lalu. Ternyata
tidak, Harun sepertinya tahu apa yang dirasakannya.

Meski kecil semoga berkah ya mas.... Harun ikut prihatin.

Iya kenapa jadi begini ya Run..... ujar Zul tak bisa memendam
kecewanya.

Harun sebagai desain grafis sudah tahu tulisan Zul edisi lalu cukup
dominan.

Gusti Allah tidak tidur .......mas temui pak As saja saran Harun
melangkah pergi.

Zul pun bangkit berjalan lunglai menuju ruangan Pak Asnawi, sang
Pimred untuk meminta penjelasan. Anak muda itu menemui pria setengah
baya itu di ruangannya. Tak lama kemudian, Pak As pun memanggil bagian
keuangan untuk melihat rekap gaji karyawan. Pak As menggelengkan
kepalanya melihat gaji Zul ternyata dibawah 3 koleganya.

Rona muka sang Anak muda berubah memerah mendengar kabar dari
bagian keuangan bahwa teman-temannya mendapat honor lebih banyak. Zul
merasa diberlakukan tidak adil. Pak Asnawi juga merasa heran, laki-laki
berambut tipis itu, berjanji akan membicarakan masalah ini dengan pak
Waluyo pemilik Majalah Mabrur.

****

Esoknya Zul menemui ketiga temannya di kantin. Anak muda


mengusulkan agar honor diberikan sesuai jatah tulisan. Namun ketiga
temannya keberatan.

Kamu sih terlalu rajin, kerjakan saja jatahmu 6 halaman, kalau kurang ya
majalahnya yang ditipisan celutuk Fadoli sinis.

Iya kayak kita, mau nulis berapa halaman pun honornya sama, ngapain nulis
banyak, tambah Bondi.

Yang lebih menyesakkan kata-kata Rizal.

Senandung Bukit Cinta 15 |


DudunHamdalah
Lu, kalau iri sama kita bilang saja, jangan minta diubah skemanya pakai
berdasarkan jumlah tulisan segala.

Zul diam. Malas dia meladeni tiga temannya, karena hanya debat
kosong yang tak berujung. Hanya membuang waktu tanpa hasil yang jelas,
apalagi mereka bertiga sepertinya sudah kompak.

****

Sore itu, Zul masih di kantor, sementara teman-teman yang lain sudah
pulang. Ruangan Harun juga kosong. Tumben biasanya Harun paling akhir
pulangnya. Tiba-tiba pak As muncul dan memanggil anak muda itu ke
ruangannya. Pak As melepas kaca mata minusnya sebelum berbicara. Dia
baru saja menemui pak Wal.

Begini Zul, kemarin teman-temanmu bertiga menghadap pak Wal, mereka


minta diadakan tunjangan uang transport. Kata pak Wal, dananya tidak ada.
Kata mereka, kamu setuju dananya menggunakan uang kelebihan dari
tulisanmu,

Ha, Zul terkejut tidak mengira teman-temannya setega itu. Anak muda
itu sama sekali tidak dimintai pendapat teman-teman tentang uang
transport. Apalagi jika uang itu menggunakan haknya, pasti ia akan menolak.

Bondi menunjukkan sms-mu ke pak Wal, katanya kamu oke dengan


keputusan mereka bertiga, ujar pak As.

Zul diam mengurut dada. Ia pun menceritakan apa yang sebenarnya


terjadi. Pak As pun menyadari kelicikan ke-3 temannya, dan merasa kasihan
dengan anak muda itu.

Nanti kita jelaskan semua ke pak Wal, Saya akan membantumu, kata pak
As.

Tidak usah pak, biarkan saja. Doakan saja saya mendapat ganti dari tempat
yang lain. Saya ikhlas, pak ujar Zul.

Pak As mengelus punggung Zul sambil menggelengkan kepala.


Sebenarnya sebagai wartawan senior gaji pak As di perusahaan itu juga

Senandung Bukit Cinta 16 |


DudunHamdalah
dibawah standar dibanding ketika masih menjadi redaktur di sebuah majalah
nasional. Baginya inilah tantangan untuk membesarkan sebuah perusahaan
baru. Dia juga beharap kelak jika majalah ini berkembang, maka
kesejahteraan karyawan pun akan meningkat.

***

Setelah senja lewat, Zul pulang meski gerimis masih menghadang. Di


kamar kos, ia merebahkan tubuhnya. Anak muda itu ingin melupakan
kejadian siang itu di kantor. Baginya hari itu bukan harinya. Tapi dia tidak mau
mengatakan bahwa itu hari yang sial. Dalam kamusnya semua hari itu baik,
tidak ada yang buruk. Yang buruk adalah respon kita yang negatif jika
mendapat musibah. Meski gulana, Zul ingin tetap memelihara prasangka
baik, khususnya kepada sang Maha Kuasa. Baginya setiap peristiwa itu ada
pelajaran yang bisa diambil.

Kumandang adzan Maghrib terdengar lantang. Zul bergegas mandi dan


mengambil wudlu memenuhi panggilan-Nya shalat berjamaah di musola
yangk tidak jauh dengan kosnya. Seperti biasa setiap bada Maghrib, Zul
membaca Quran. Biasanya ia membaca mushab berurutan di kos. Tapi
karena sedang mengaji di musola, si Anak muda membuka mushab secara
acak. Mana yang dibuka itulah yang ia baca. Subhanallah, Zul membuka surat
al Baqaroh ayat 197, yang artinya.

Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumkan, barangsiapa


yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka
tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya
Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang bertakwa.

-o-

Senandung Bukit Cinta 17 |


DudunHamdalah
3. Peramal wanita

Ayat tentang panggilan haji yang tak sengaja dibaca Zul di musola mengusik
hatinya. Karena dia meyakini dalam setiap peristiwa ada pertanda, tapi
pertanda apa? Masih teka-teki di benaknya. Setiap malam menjelang tidur,
pikiran anak muda itu berkecamuk ingin menerka tapi tak sanggup karena
takut kecewa. Sebab baginyal semua kejadian di bumi ini tak ada yang
kebetulan. Setipa peristiowa tidak ada yang berdiri sendiri, tapi berkaitan satu
sama lain. Semua menyimpan pertanda dan makna. Sayang anak muda itu
tak bisa menakwilkan, namun dia hanya sedikit memahami tentang pertanda.
Senandung Bukit Cinta 18 |
DudunHamdalah
Zul memang berniat berangkat haji ke tanah suci di usia sekitar 40
tahun. Pertimbangannya, dalam usia tersebut seseorang sudah matang
pikirannya dan pada usia serupa Nabi Muhammad Saw menerima wahyu
pertama untuk mengemban tugas sebagai Rasul. Umur yang cukup pantas
untuk bergelut mendalami agama dan mulai mengurangi aktifitas duniawi.

Saat ini, dari segi materi, Zul tidak memiliki kemampuan berangkat ke
tanah suci. Bahkan tidak terlintas sama sekali dalam pikirannya. Langkah
menuju Baitullah yang paling memungkinkan hanya satu, menjadi petugas
haji. Apalagi musim haji masih beberapa bulan lagi. Masih cukup waktu untuk
persiapan jika memang Allah mengijinkan.

Malam itu, Zul tertidur pulas karena kecapekan dan pikirannya suntuk.
Dalam tidtnya, Zul bermimpi mengikat janji pada sebuah bukit kecil di
hamparan padang yang maha luas. Dalam mimpi itu Zul bertemu dengan
seorang gadis bercadar yang cantik dan bermata jeli. Anak muda itu merasa
bahagia sekali. Mungkin hanya bidadari yang bisa mengalahkan paras
jelitanya. Di situ pula ia menemukan kedamaian hatinya. Dan ia merasakan
ketenangan dalam dekapan Ilahi Rabbi.

Mimpi indah anak muda itu tetiba buyar, ketika om Maman pemilik kos
membangunkannya untuk sholat Subuh. Zul terbangun, dan merasa kesal
dibangunkan dari bunga tidurnya. Pakaiannya basah. Ia menggigil kedinginan
padahal udara malam itu amat gerah. Ia tak pernah bermimpi seperti itu.
Mimpi yang menyebabkan badannya gemetar dan kedinginan.

Om Maman menggelengkan kepala, ketika ditanya makna mimpi si


anak muda .

Mimpi itu hanya bunga tidur, jadi jangan diartikan macam-macam,


pesan om Maman.

Tapi mimpi ini bukan mimpi biasa Om, badanya saya gemetar dan baju
saya basah .

Hehehe itu sugesti, kalau kita meyakini mimpi itu biasa saja, maka
tidak terjadi apa-apa. Namun kalau kita yakin mimpi itu akan menjadi

Senandung Bukit Cinta 19 |


DudunHamdalah
kenyataan, bisa terjadi, tapi semua kan sudah takdirNya......jawab om
Maman.

Saya meyakini mimpi ini akan menjadi kenyataan....

Om Maman memandang si Anak muda , dia berharap Zul tidak


terpengarui dengan mimpi itu, sehingga dapat beraktifitas sehari-hari.

****

Zul merasa terganggu dengan mimpinya. Apa artinya pengiktan janji di


sebuah padang yang luas. Anak muda itu pun bertanya pada Bondi yang
dulu pernah bekerja sebagai wartawan majalah supranatural. Setidaknya
Bondi tahu siapa orang yang bisa menakwilkan mimpinya.

Lalu Bondi mengajak Zul menemui seorang paranormal yang bisa


menebak nasib melalui mimpi. Awalnya Boca itu agak malas diajak ke
paranormal, disamping takut dosa syirik juga tak ada biaya. Zul berusaha
mencari informasi di internet melalui mbah Google, namun takwil itu tak
ditemukannya. Bondi terus membujuknya untuk datang ke paranormal yang
ia rekomendasikan.

Jangan kuatir, dia itu Hajah dan petunjuk yang digunakan sesuai
agama rayu Bondi.

Zul pun merasa lega dan mengikuti saran temannya.

Namanya Nyai Sukesi, masih muda umurnya sekitar empat puluhan


tahun. Namun kebiasaan orang Timur untuk menyebut orang yang
mempunyai kelebihan supranatural dianggap orang pintar biasa disebut
dengan Mbah atau Nyai.

Mimpimu aneh, tapi kamu harus mempercayainya supaya kamu punya


semangat untuk mengejarnya. Agak berat aku menakwilkan mimpimu, perlu
tirakat semalam, besok kamu ke sini lagi. Namun, untuk konsultasi hari ini
harus dibayar dulu Rp 500 ribu ujar Nyai Sukesi.

Senandung Bukit Cinta 20 |


DudunHamdalah
Zul kaget, merasa keberatan dengan biaya sebesar itu. Tapi ia tak
kuasa untuk menolak. Dia pun merogoh koceknya dan menyerahkan uang
yang diminta.

Tidak ada makan siang yang gratis, yang jelas mimpimu ini pertanda
baik. Kalau mau dilanjutkan penakwilannya besok malam kamu kemari
membawa uang mahar Rp. 3 juta ujar sang Peramal.

Ha... Tidak bisa kurang? ujar Zul menawar.

Peramal menggeleng. Bondi memperhatikan.

Untuk sebuah masa depanmu yang benderang, uang Rp 3 juta tak


seberapa

Zul diam, ia harus memikirkan bagaimana dengan biaya hidupnya


beberapa hari ke depan. Anak muda itu juga tidak punya uang yang diminta.
Lalu ia pun mengajak Bondi keluar. Kamu yakin perempuan itu bisa
menakwilakn mimpiku? tanya Zul penasaran.

Diantara paranormal di Jakarta, dia yang paling hebat, sudah banyak


pejabat, Jenderal, pengusaha, anggota Dewan yang dibantunya. Kamu nggak
lihat foto-foto yang dipajang itu, kan orang terkenal semua. Kalau dia menipu,
pasti sudah tutup usahanya, kata Bondi penuh yakin.

Tapi uang 3 juta yang dia minta, aku tak punya ,

Ya itu terserah kamu, mau ditakwilkan atau tidak mimpimu, kalau mau
ya harus bayar maharnya, kalau tidak nggak apa-apa kita pulang saja,

Zul diam, memikirkan dengan apa dia akan membayar tukang ramal itu.

Gini saja, kamu kan punya motor, ditinggal saja di rumah Nyai Sukesi
besok. Bilang saja kalau dananya sudah ada nanti motornya akan ditebus,
saran Bondi.

Saran yang berat bagi Anak muda itu, karena motor itulah sarana dia
beraktifitas di Jakarta. Apalagi mobilitas Zul sebagai pemburu berita sangat
tinggi, sehingga jika tidak mengendarai motor akan memakan banyak waktu
dan biaya.

Senandung Bukit Cinta 21 |


DudunHamdalah
Tiba-tiba Zul teingat, dia masih mempunyat sebatang emas pemberian
ibunya sebelum meninggal. Namun Dia tidak mungkin menjualnya, dia
bermaksud hanya menggadaikannya sehingga suatu saat nanti bisa ditebus
kembali. Anak muda itu tidak mau melihat arwah ibunya tidak tenang di alam
sana.

Lalu mereka pun masuk kembali menemui Nyai Sukesi. Perempuan itu
mengangguk setuju dengan rencana Zul. Dia meminta agar kedua anak muda
itu besok kembali sambil membawa emas untuk mahar jasanya.

****

Besoknya Zul datang kembali dengan Bondi, seusia janjinya, ia


membawa emas batangan 5 gram pemberian ibunya. Mungkin itulah
hartanya yang paling berharga setelah motor bututnya. Kalau ditaksir harga
emas itu sekitar Rp. 3 juta cukup untuk mahar diminta paranormal itu.

Mereka berdua pun duduk bersila di tikar ruang tamu. Suasana lengang
hanya ada seorang asisten yang berjaga di pintu depan, tugasnya mendaftar
tamu yang datang. Selangkah kemudian Nyai Sukesi menemui mereka. Nyai
Sukesi pun meminta mahar yang dijanjikan. Zul menyodorkan amplop putih,
Nyi Sukesi memeriksanya. Setelah itu dia memasukan amplop yang ada
emasnya itu dalam selipan ikat pinggangnya. Tak lama kemudian ia
membelah kelapa hijau. Dituangkan airnya ke dalam baskom. Lalu semua
lampu dimatikan. 5 menit Nyai Sukesi, menyentuh al Quran. Mulutnya komat
kamit.Doa-doa yang biasa didengarkan Zul ketika sehabis sholat di masjid.
Setelah itu lampu dinyalakan.

Hmmm begini, mimpi itu bukan mimpi biasa. Mimpi itu adalah masa
depanmu yang bila kamu mampu melewatinya semua cobaan hidupmu maka
akan bahagia. Tugu itu adalah pertanda sebagai saksi sebuah janji suci. Gadis
pendampingmu itu sudah ada, tinggal kamu menjemputnya dan hamparan
pasir itu menunjukkan sebuah padang yang luas, dan tentu saja bukan di
sini, ujar Nyai Sukesi.

Dimana...?tanya Zul spontan.

Senandung Bukit Cinta 22 |


DudunHamdalah
Heheheh...mirip dongeng ya tiba-tiba si Bondi tertawa.

Diam...jangan ditertawakan............bentak Nyai Sukesi.

Bondi membisu. Zul tersenyum, entah kurang jelas, senang atau


tergelitik.

Hahaha.....Kamu sudah membayar mahal mimpimu tapi kamu malah


tidak mempercayainya. Kamu akan rugi dua kali, sudah kehilangan uang juga
kehilangan harapan. Kalau kamu mempercayai mimpimu kamu hanya
kehilangan uang, tapi tidak kehilangan harapan.... kata peramal.

Terus bagaimana cara saya menggapai mimpi itu?

Kamu harus yakin bahwa mimpi itu akan menjadi kenyataan

Zul mengangguk.

Lalu ikutilah kata hatimu, kemana pun ia akan membawa dirimu.


Karena harta yang paling berharga adalah hatimu. Hatimu yang lebih tahu
tempat itu?

Hanya itu Nyi?

Z Nyi Sukesi mengangguk. ul agak kecewa membayar mahal, hanya


untuk satu kalimat yang sederhana.

Kamu nggak mau uang maharmu ditukar dengan kebahagiaan? tanya


Nyi Sukesi dengan suara tinggi.

Mau Nyi. suara Zul pelan sekali.

Sekarang pulanglah, dan ingat terus perjuangkan mimpimu. Jika ada


tantangan jangan menyerah pesan paranormal itu.

Bondi pun menuntun pulang, sepertinya Zul belum ikhlas menukar


emas dari ibunya dengan kalimat- kalimat sederhana yang bisa dia dapatkan
di buku-buku motivasi.

Kalau hanya menafsirkan mimpi seperti itu, aku juga bisa.. ujar Zul.

Iya, tapi dengan ketemu orang yang punya ilmu akan semakin kuat
keyakinanmu. Tapi kalau sudah sukses jangan lupa saya yaa, ledek Bondi.

Senandung Bukit Cinta 23 |


DudunHamdalah
Hidup ini memang perjudian, Zul telah menukar uang dan emasnya
dengan takwil kebahagian bersama pasangan hidupnya. Sebuah barter yang
membuat Zul kini tak memegang uang sama sekali.

-0-

4. Audensi Penghibur Hati

Zul bersama pak Waluyo, pak Asnawi, dan pak Sinaga, kepala bagian
Marketing akan menemui Menteri Agama. Pak Wal sejak awal ingin tim
pengelola Majalah yang dia dirikan bisa bertatap muka dan bertukar pikiran
dengan Menteri. Keinginan pak Wal menjadi kenyataan. Pertemuan ini sangat
penting sebagai sarana menjalin silaturahmi dan kerjasama karena Kemenag
adalah mitra utama dan strategis majalah itu.

Setelah menunggu sesaat di ruang tamu, rombongan majalah Mabrur


pun dipersilahkan masuk oleh sekretaris Menteri. Rupanya pak Menteri dan
pak Dirjen Haji sudah menunggu di ruangan. Dengan hangat mereka
menyambut kedatangan awak majalah Mabrur. Pak Waluyo bercerita tentang
Senandung Bukit Cinta 24 |
DudunHamdalah
kehadiran dan rencana ke depan Majalah Mabrur. Pak As berbicara tentang isi
majalah dan meminta dukungan peliputan berita. Tak lupa, si otak bisnis
pak Sinaga mengajak Kemenag untuk menjalin kerjasama.

Pak Menteri menanggapi positif paparan mereka. Dia juga memberi


masukan untuk perkembangan Majalah ke depan. Pak Dirjen minta agar
mereka membuat peliputan yang cerdas dan membangun untuk pelayanan
haji yang lebih baik. Setelah inti masalah dibicarakan, Zul yang dari tadi diam
mulai angkat bicara.

Pak Menteri, Majalah Mabrur kan satu-satunya majalah yang mengupas


tentang haji, rasanya kita tidak bisa mendapat berita update kalau tidak bisa
berangkat liputan ke tanah suci, kata Zul.

Iya pak, mungkin bisa dibantu untuk peliputan reporter kita disana, pak As
menimpali.

Pak Menteri tersenyum. Dia menengok ke arah pak Dirjen.

Iya ya, masak majalah umum bisa berangkat, kok majalah yang nulis haji
tidak, Pak Dirjen mohon dibantu, jawab pak Menteri.

Pak Dirjen mengangguk.

Baik nanti kita daftarkan ke MCH. silakan dimasukkan saja berkasnya, jawab
Dirjen Haji.

Alhamdulillah, kata Zul dalam hati. Terasa plong dadanya, bolong


seperti kue donat. Pertanda positif. Ternyata alam pun ikut tersenyum hari itu.
Langit cukup cerah menyambut kepulangan mereka dengan wajah
sumringah. Hampir semua misi yang diemban tercapai. Kata pak Menteri,
Kemenag akan mensupport berita tentang haji. Dirjen Haji menyanggupi
untuk berlangganan Majalah Mabrur sebanyak 1000 eksemplar per bulan.
Cukup untuk menyokong biaya operasional sebuah majalah baru.

Zul bisa bernafas lega, ia tinggal mengurus jalur khusus untuk


menjadi petugas haji. Meski baru secara lisan, bagi Zul ucapan pak Menteri
dan Dirjen haji adalah sebuah big winning. Anak muda itu senang bukan
main karena baru pertama kali bertemu dengan pejabat tinggi Kemenag dan
langsung mendapat kesempatan yang didambakan umat Islam. Yakni ke
Senandung Bukit Cinta 25 |
DudunHamdalah
tanah suci untuk bertugas dan beribadah haji merupakan syarat
menggenapkan rukun Islam. Sebagai rasa syukur. pak Wal mentraktir mereka
makan siang di bakmi Menteng. Tak lupa pak Wal menyelipkan uang Rp 300
ribu ke dalam saku anak muda itu, sebagai bentuk terima kasih. Zul senang,
mendapat suntikan dana segar karena di dompetnya memang tinggal deretan
kertas bergambar pejuang Patimura yang menenteng pedang.

***

Kemudian Zul segera mengurus syarat-syarat untuk memenuhi


prosedur menjadi petugas haji. Sebagai lembaga pemerintah, Kemenag tak
lepas dari birokrasi. Syaratnya tidak terlalu sulit, untuk formalitas saja.
Beberapa hari kemudian Zul segera memasukkan berkas yang diperlukan ke
Subdit Petugas Haji untuk diproses. Seminggu kemudian bagian humas
mengeluarkan daftar petugas haji bidang MCH, Media Center Haji yang akan
bertugas ke tanah suci.

Alhamdulillah, Zul sujud syukur setelah namanya tercantum.

Ada beberapa nama yang ia kenal dalam deretan petugas MCH tahun
ini, seperti Mas Imam, Soleman, Kohar dan langganan haji pak Abdul. Kalau
nggak salah ini hajinya ke -12. Pak Abdul. Kayak haji Ali, saudagar kaya di
Tanah Abang yang sudah belasan kali naik haji. Bedanya pak Abdul berangkat
dengan gelar haji Abidin (atas biaya dinas), sedangkan haji Ali bergelar haji
Basri (bayar sendiri).

Setelah lega mengetahui pengumuman itu, sebagai bentuk syukur Zul


mengajak Kohar makan di kantin Kemenag. Reporter radio yang gemuk itu,
hobinya makan. Zul baru mengenalnya dua bulan lalu tapi ia merasa akrab
dengannya. Kohar, orangnya humoris dan bicara apa adanya.

Zul, aku mau buka rahasia nih, karena kamu mau mentraktir aku heheh,
kemarin waktu pembahasan nama wartawan yang berangkat bertuga, ramai
banget, katanya mulai cerita.

Komisariat Wartawan Kemenag sudah memasukkan 15 nama, tapi terpaksa


dicoret 3 orang, karena tiga jatah itu untuk wartawan di luar komisariat yakni

Senandung Bukit Cinta 26 |


DudunHamdalah
pemenang MTQ wartawan, dan rekomendasi pejabat ada dua orang,
lanjutnya sambil menyantap telur dadar.

Zul paham salah satu yang direkomendasikan adalah dirinya.

Jatah 12 orang itu menjadi rebutan karena tidak ada yang mau
mengalah. Apalagi wartawan senior pada sentimen, khususnya padamu.
Mereka bilang wartawan baru kok sudah dapat jatah,

Zul masih mendengarkan cerita Kohar. Meski stand by di Kemenag, tapi


tidak setiap hari anak muda itu datang. Berita pencantuman namanya
ternyata cukup menggemparkan kalangan wartawan senior.

Terus gimana? tanya Zul.

Pak Mahmud turun tangan, 3 orang wartawan yang tidak bisa


berangkat tahun ini akan diprioritaskan untuk bertugas tahun depan. Lagian
orang-orang yang nggak jadi bertugas itu sebenarnya sudah pernah ke Mekah
semua, mereka tidak mengejar ibadah tapi duitnya. Jadi kamu tenang saja,
tutur Kohar menepuk pundak Zul.

Sejak pengumuman itu, Zul memang merasakan sikap beberapa orang


wartawan Kemenag bersikap berbeda padanya. Yang paling menonjol adalah
Cak Kandar dan Junaedi. Mereka berdua pernah menyindir Zul secara
langsung. Yang lain biasa saja, meski agak masam mukanya. Namun Kohar
tampil sebagai pembeda. Zul senang Kohar bisa memahami posisinya.

Cak Kandar sentimen karena dia itu koordinator wartawan Kemenag,


dia merasa dilangkahi kalau ada petugas MCH tidak mendaftar padanya,
sedang Junaedi namanya hampir dicoret gara-gara ada wartawan yang
direkomendasikan Menteri. Dia langsung menghadap Direktur yang satu
kampung dengannya, akhirnya lolos, ujar Kohar.

Hmm ternyata KKN semua... gumam sang Anak muda .

***

Zul yakin didapatkannya kesempaan menjadi petugas haji adalah


jawaban Tuhan atas ketidakadilan yang dilakukan kawan-kawannya. Anak

Senandung Bukit Cinta 27 |


DudunHamdalah
muda itu baru saja mendapat ganti yang lebih besar setelah kehilangan
emasnya. Zul merasa senang, meski uang di sakunya hanya cukup buat
makan seminggu, sementara gajian masih lama. Anak muda itu tak merasa
risau karena mendapat kemudahan untuk ke tanah suci tanpa biaya sepeser
pun.

Keikhlasanmu telah diganti Allah dengan nilai yang berlipat ganda.


Segala Puji bagi Allah yang senantiasa memberi nikmat pada hambanya.
Namun, banyak orang yang tidak pandai bersyukur atas nikmat-Nya. Nikmat
Tuhan yang mana yang telah engkau dustakan., kata pak As bertauziah, saat
Zul menelponnya memberitahu namanya tercantum dalam daftar petugas
haji musim ini.

-0-

Senandung Bukit Cinta 28 |


DudunHamdalah
5. Nasehat Kakek Angkat

Siang yang panas menyerika tubuh. Zul sedikit lega, emas yang diberikan
pada sang peramal sedikit terlupakansemenjak ia mendapatkan kesempatan
untuk bertugas ke tanah suci beberapa waktu lagi. Sebulan lagi Anak muda
itu akan berangkat ke negeri para Nabi.

Menjelang sholat Dhuhur, Zul pergi ke sebuah masjid yang indah,


masjid Darussalam. Di situ Zul ingin menemui Abu Wazir, imam Masjid yang
selama ini sudah dianggapnya sebagai kakek sendiri. Anak muda itu
bermaksud menceritakan tentang penugasan dirinya menjadi petugas haji.
Apalagi Abu Wazir adalah seorang pembimbing haji yang setiap tahun
berangkat menemani jamaah hajinya.

Pria tua itu lalu mengajak Zul ke ruanganya di sambing masjid, dia
menyodorkan segelas air putih. Zul meminumnya rasanya memang berbeda
sangat menyegarkan.

Itu air zam-zam diambil dari sumur Zam-zam di Mekah, ucap lelaki
tua brejanggut putih,

Saya insyallah akan ke Mekah musim haji ini... Zul bicara lepas.

Oh syukurlah ...... masih muda bisa berangkat haji. Insyaallah kita


bertemu di sana,

Zul menceritakan muasalnya bisa mendapat anugerah panggilan haji ke


tanah suci.

Itu namanya rezeki yang terduga dan itu bukan kebetulan, ujar sang kakek.

Zul juga percaya bahwa di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan.
Sepertinya kakek ini mempunyai pemikiran yang sejalan dengannya.

Senandung Bukit Cinta 29 |


DudunHamdalah
Dalam Al quran dikatakan wa maa yataqillaha wayarzuqu min haisu
laa yahtazib.... barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka akan diberi
rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.....ujar Abu Wazir.

Bagaimana kamu bisa mendapat laa yahtazib?

Karena ditanya, maka Zul pun menceritakan pengalamannya, termasuk


kondisi pekerjaannya, keuangannya yang sederet masalah lainnya.

Ya, ada pepatah kuno mengatakan malam yang paling gelap itu
menjelang fajar, dan kamu sudah memasuki fajar itu. Kamu pun bisa
mendapatkanfajar dengan lebi cepat

Maksudnya? Zul kurang paham

Allah menguji seseorang sesuai dengan kemampuan hambanya. Dan


kamu sudah melewati ujian itu, nah Allah pun memberi nikmatnya. Namun
jika kamu mau bertambah nikmat itu mmaka akan diganti Allah dengan
pahala berlipat ganda

Zul masih belum paham.

Kamu punya janji untuk membelikan seseorang, kenapa tidak kau


tunaikan dulu itu..

Zul kaget karena ia belum mengutarakan pikiranya, namun pria tua


bisa membaca isi hatinya. Anak muda itu tahu maksud sang kakek. Namun
uang yang ada disakunya tinggal 300 ribu rupiah, sementara kebutuhannya
ke depan masih banyak. Kalau dihitung sebenarnya malah tidak cukup.

Aku tak bisa membaca hatimu, aku hanya melihat pertanda di


wajahmu...

Pertanda apa Kek tanya Anak muda .

Pertanda kamu tak punya uang heheh...kakek itu tertawa lirih.

Kalau mikir kebutuhan maka kita tak pernah cukup, maka lunasi dulu
kalau ada hutang..:

Ya itu juga bagian dari sedekah..... pikir Zul.

Senandung Bukit Cinta 30 |


DudunHamdalah
Anak muda itu malu. Tak lama kemudian Abu Wazir menceritakan
menganai kondisi musim haji di tanah suci dan berbagai tantangan yang
dihadapi jamaah. Zul menyimak.

Setelah mendapat penjelasan yang cukup, Zul pun pulang. Di


perjalanan teringat nasehat Abu Wazir untuk mendermakan uangnya.
Kemudian ia mengecek saldonya di ATM. Tersisa Rp 300 ribu. Tanpa pikir
panjang mengirim Rp 200 ribu ke rekening kakaknya. Uang itu untuk
membeli sepatu dan baju keponakannya. Sesaat kemudian Zul merasa lega,
karena janjinya bisa ditepati, meski ada sedikit kecemasannya untuk
menjalani hari-hari selanjutnya. Di sakunya masih ada uang untuk makan
beberapa hari kedepan.

****

Pelatihan Petugas haji tiba. Zul bersama sekitar 400-an orang dari
seluruh Indonesia mengikuti pelatihan petugas di Asrama Haji Pondok Gede,
Jakarta. Petugas media center masuk dalam petugas haji non kloter yang
akan bertugas selama dua bulan di Arab Saudi. Disamping petugas non
kloter, ada petugas kloter, yakni petugas yang mendampingi kloter
(kelompok terbang). Mereka berangkat dan kembali bersama jamaah
kloternya.

Setiap tahun petugas haji didominasi oleh pegawai Kemenag dan


Kemenkes. Kemenag mengurus pelayanan, sedang Kemenkes melayani
kesehatan jamaah. Sisanya berasal dari bermacam-macam instansi. Selain
wartawan, ada yang berasal dari berbagai instansi seperti TNI/Polri, ajudan
Menteri, staf DPR, sopir pejabat dan lain-lain. Pokoknya ramailah. Rata-rata
mereka titipan dari lembaga pemerintah dan pejabat.

Memang ada rencana ke depan, petugas haji akan menggunakan


sistem seleksi. Namun lagu lama, wacana di negeri ini masih miskin realisasi.
Karena perubahan itu bukanlah hal yang mudah diterima, apalagi jika ada
pihak yang akan dirugikan dengan adanya perubahan itu, pasti akan
menolaknya mentah-mentah.

Senandung Bukit Cinta 31 |


DudunHamdalah
Pada malam terakhir pelatihan, Mas Imam mengajak semua petugas
media center merapat agar saling mengenal. Zul berkenalan dengan 24
petugas dibawah payung MCH. Tahun ini, pak Mahmud menjadi koordinator
MCH dan mas Imam sekretarisnya.

Kita akan membahas pembagian tugas dan penempatan wilayah,


kata Mas Imam.

Atas usulan dari mereka yang sering bertugas, maka petugas yang
berusia muda akan ditempatkan di wilayah yang mempunyai mobilitas tinggi
yakni Jeddah. Sedangkan yang berusia tua ditugaskan di daerah kerja (daker)
Mekah dan Madinah.

Ya yang tua biar banyak tobat, celutuk Kohar membuat mereka


terpingkal-pingkal.

Yang berangkat bukan dari komisariat, dikasih tugas menyapu Arafah,


ledek Cak Kandar.

Abis itu, ditaruh di dekat Aqobah, untuk latihan lempar jumroh, sindir
Junaedi.

Terdengar suara riuh tawa, kecuali Zul, mas Imam dan Kohar.

Jangan begitulah, di tanah suci kita semua sama... ujar mas Imam.

Yang lain pada nyengir. Untung Zul tidak sendiri, ada satu teman yang
senasib dengannya.

Setelah itu diumumkan Zul, Badrun, Kohar dan Soleman ditugaskan di


Jeddah bersama dua reporter radio dan satu reporter serta kamerawan
sebuah televisi pemerintah. Soleman sebenarnya ditempatkan di Mekah, tapi
dia memilih bertugas di Jeddah. Badrun, reporter senior dipilih menjadi ketua
regu MCH Jeddah, karena pengalamannya yang sudah beberapa kali
bertugas. Anak muda itu sedikit beruntung karena Cak Kandar ditugaskan di
Mekkah dan Junaedi di Madinah. Sedikit adem hatinya.

***

Senandung Bukit Cinta 32 |


DudunHamdalah
Usai pelatihan, perasaan Zul mulai galau. Ibadah haji tinggal sebentar lagi,
namun uang untuk pegangan ke tanah suci tidak ada sama sekali. Gajinya
selalu habis tiap bulan. Kalau pun ada tabungan sedikit, sering diminta
kakaknya yang hidupnya pas-pasan, untuk tambahan biaya anaknya yang
masih sekolah. Ada selintingan setiap petugas mendapat uang saku dari
Kemenag. Tapi uang itu baru diberikan pada saat masuk asrama haji sebelum
berangkat ke Arab Saudi.

Sebenarnya Zul berharap bisa membawa bekal sendiri ke tanah suci.


Terbersit rencananya untuk meminjam uang dari saudara atau kawan, nanti
dikembalikan sepulang dari tanah suci. Setelah membuang rasa malu dan
mengumpulkan segenap keberanian, Zulpun nekat menemui Fadoli. Diantara
para wartawan majalah Mabrur, Fadoli paling kaya. Istrinya seorang manajer
di sebuah perusahaan besar. Namun bukan uang ia dapat, malah nasehat-
nasehat tauziah ala ustads.

Kalau tidak punya uang, jangan memaksakan diri untuk berangkat ke


tanah suci. Karena orang yang tidak mampu itu tidak wajib hukumnya,
nasehat Fadoli.

Saya hanya ingin meminjam, kalau tidak ada ya nggak apa-apa?


jawab Zul.

Begini saja, saya punya solusi, bagaimana kalau saya ganti saja Rp 5
juta, nanti saya yang berangkat ? katanya membujuk.

Setelah mengucapkan terima kasih Zul pamitan. Baginya tawaran itu sangat
tidak menarik.

***

Di kamar kosnya yang sempit, sore itu, Zul kembali memikirkan kepada siapa
ia akan meminjam uang. Pak Wal, bosnya di kantor adalah orang yang tepat
dipinjami, selain baik, Pak Wal juga bisa memotong gajinya jika sulit
mengembalikan. Tapi zul menemukan satu nama yang membuatnya
tersenyum, siapa lagi kalau bukan Abu wazir, kakek angkatnya.

Senandung Bukit Cinta 33 |


DudunHamdalah
Perkenalannya dengan Abu wazir, karena Zul pernah membantunya
mendorong mobilnya yang mogok di jalan. Sejak itu Abu Wazir
mengangkatnya sebagai cucu. Abu Wazir adalah pengusaha travel haji yang
sering ke tanah suci. Istrinya telah lama tiada dan satu-satunya anaknya
meninggal di Mekah pada musim haji beberapa tahun silam. Abu wazir
pernah menawari Zul untuk bekerja di travelnya dan meneruskan usaha
tersebut. Namun Zul belum bisa menerima tawaran itu karena ingin
menemuki karir jurnalistiknya. Zul mencoba berpikir jernih. Tetiba nada dering
Assalamualaikum yang dilantunkan Opick terdengar nyaring dari ponselnya.

Assalamualaikum, terdengar suara di ujung sana

Waalaikumsalam warrohmatullah, jawab Zul.

Dengan Zulfikar,

Ya, saya sendiri,

Saya dari Litbang Departemen Agama, ingin memberitahukan bahwa


naskah anda menjadi pemenang pertama lomba novel anak Islami,

Ha....Benarkah,? Zul setengah percaya.

Iya, silakan bapak nomor yang saya berikan untuk keterangan


selengkapnya,

Alhamdulillah, baik terima kasih syukur Zul spontan sambil mencatat


nomor tadi.

Zul teringat dulu pernah mengirimkan naskah lomba sekitar 6 bulan


lalu. Karena sudah terlalu lama, Zul hampir melupakannya. Di hatinya
bercampur perasaan bermacam-macam. Penasaran, senang dan bahagia.
Anak muda itu berharap kabar itu benar adanya. Namun dia harus
memastikan kebenarannya, karena pada jaman sekarang ini apalagi di kota
besar, banyak orang yang tega melakukan penipuan atau berbuat kriminal.
Mencari kesempatan dalam kesempitan.

Daripada penasaran, Zul langsung memencet nomor telepon yang


diberikan. Seseorang di ujung telepon sana membenarkan jika naskah Zul
keluar sebagai pemenang lomba cerita anak dan pengambilan hadiah akan
dilakukan minggu depan di Kemenag. Menurutnya, pengumuman itu sudah
Senandung Bukit Cinta 34 |
DudunHamdalah
dipublikasikan di harian Daulat tiga hari lalu. Untuk lebih mantab, Zul merasa
perlu mendapatkan koran itu.

***

Esok hari sebelum berangkat ke kantor Zul singgah ke kantor harian Daulat.
Kebetulan kantornya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Seorang karyawan
mempersilakannya untuk menemui bagian dokumentasi. Zul pun menunggu
beberapa saat di perpustakaan, karena pegawai bagian dokumentasi tak
kunjung datang.

Mas, ketemu bagian iklan saja. Biasanya mereka punya stok untuk
bukti iklan ke pemasang, saran seorang pegawai berjilbab yang
menyapanya.

Ternyata benar, koran yang dicarinya ada di bagian iklan. Ia segera


membuka halaman yang terdapat pengumuman pemenang lomba Segala Puji
bagi Allah, nama Zul tertulis jelas sebagai pemenang pertama untuk kategori
penulisan cerita anak. Zul bahagia. Lalu ia menyodorkan uang sepuluh ribu,
satu-satunya uangnya yang tersisa ke seorang staf bagian iklan untuk
mengganti harga koran itu. Namun staf itu menolak, dan memberikan koran
itu secara gratis. Subhanallah.

Ini koran sudah saya potong gambar iklannya, masak koran bolong-
bolong dibayar heheheh.. ujarnya

Sepertinya roda nasib Zul yang kemarin dibawah kini sedang beranjak
ke atas. Selain mendapat kesempatan berangkat ke tanah suci secara cuma-
Cuma, kini ia menjadi juara lomba. Hadiahnya cukup lumayan, yakni sepuluh
juta rupiah. Uang itu lebih dari cukup untuk bekal Zul ke tanah suci.

Ternyata Allah tidak sekadar menyuruhmu berangkat haji, tapi juga


memberimu sangu, ujar Om Maman pemilik kos saat Zul meminjam kain
Ihram.

Bagi Zul apa yang ia dapatkan merupakan anugerah yang tiada terkira,
sebuah rezeki Nomplok. Bahkan ia pernah membaca Buku Rezeki Nomplok
yang ditulis oleh Dudun Hamdalah, bahwa sabar dan syukur adalah satu
Senandung Bukit Cinta 35 |
DudunHamdalah
diantara kunci mendapat rezeki yang tak terduga. Sebuah titik balik yang tak
pernah ia bayangkan sebelumnya. Padahal beberapa bulan sebelumnya Zul
sempat mengeluh tentang kondisi pekerjaan, ditelikung teman kantor
danditipu paranormal.

Dalam hatinya tumbuh keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah tidur dan
selalu mendengar keluh kesah hambaNya. Tiap malam ia menangis
mengadukan masalahnya dalam gelaran sajadah kusutnya. Ketika semua
orang terlena di alam mimpi, anak muda itu bercucuran air mata sambil
meminta agar diberi kekuatan untuk menghadapi semua takdir Tuhan. Bukan
doa agar dimudahkan urusannya, seperti yang sering diucapkan orang
banyak. Dan janji Allah benar adanya, Berdoalah kepadaKu pasti akan Aku
kabulkan.

Namun sifat dasar manusia yakni gampang mengeluh dan tidak sabar.
Padahal dalam surat Al Baqaroh ayat 153 dikatakan Hai orang-orang yang
beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar. Zul ingat surat Alam Nasyrah ayat 5
yang berbunyi Bahwa sesungguhnya dibalik kesulitan itu ada kemudahan.
Juga surat At Thalaq ayat 3 yang artinya : Dia memberi rezki dari arah yang
tiada disangka-sangka.

Di buku motivasi pun Zul membaca bahwa di alam ini berlaku hukum
keseimbangan. Seseorang yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan,
begitu pula sebaliknya. Timbangan manusia seringkali berbeda, namun
timbangan Tuhan selalu sama. Bahkan Tuhan melipatgandakan pahala
umatnya. Itulah jawaban kenapa orang yang didzolimi, pasti dikabulkan
doanya.

Dalam keheningan malam, Zul menangis lagi, kali ini bukan untuk
mengadukan nasibnya, tapi untuk mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan.

-0-

Senandung Bukit Cinta 36 |


DudunHamdalah
6. Surat Wasiat Penggoda Hati

Sepuluh juta rupiah, uang hadiah yang didapat Zul dari lomba penulisan
novel anak. Ia merasa senang dan tenang. Senang karena ini adalah lomba
yang pertama kali ia menangkan di penulisan novel. Tenang karena dia
mempunyai sangu menjelang berangkat haji.

Zul pun datang ke acara pemberian hadiah di kantor Litbang Kemenag.


Di sana dia mendapatkan piagam dan uang tunai yang diberikan langsung
oleh kepala Litbang. Rasa senang dan bangga menyelimuti hatinya. Anak
muda itu kaget karena ada beberapa wartawan yang dikenalnya meliput
acara itu, siapa lagi kalau bukan Cak kandar dan Junaedi. Sepertinya dua
orang kuli tinta itu kurang suka dia menjadi juara, sentimen mereka terlalu
membabi buta sehingga tidak mau melihat kelebihan yang ada pada diri
orang lain. Begitulah para pembenci, mereka terlalu fokus membenci sesuatu
meski yang dibencinya itu ada kebaikan sekalipun. Orang bilang mereka
belum move on.

Anak muda itu tak mau terbawa emosi mereka, ia berusaha bersikap
wajar dan tidak terbebani masalah. Namun senyumannya ketika akan pulang
kepada dua wartawan senior itu tak mendapat jawaban yang ramah. Muka
mereka malah melengos dan cuek untuk menghindar tegur sapa. Aneh
memang dunia.

Senandung Bukit Cinta 37 |


DudunHamdalah
Sesampai di rumah, pikiran pertama anak muda itu adalah menebus
emas yang ia berikan kepada Nyai Sukesi sebesar Rp 3 juta. Sepulang kerja ia
pun mengajak Bondi menuju rumah Nyai Sukesi. Bondi mau diajak karena ia
biasanya akan ditraktir makan setelah urusan selesai. Apalagi Bondi tahu Zul
lagi ada rezeki, sehingga ia sudah membayangkan menu makanan yang
enak-enak.

Sesampai di rumah Nyai Sukesi, mereka kaget, ternyata tempat


prakteknya sudah tutup dan disegel polisi. Zulpun menanyakan kepada
seorang tetangga yang tak jauh dari rumah itu.

Nayi Sukesi ditahan polisi karena melakukan penipuan, semua asetnya


disita polisi. ujar sang tetangga.

Zul lemas, karena emasnya belum ia tebus. Bukan harganya, tapi


nilainya sebagai warisan ibunda. Baginya kejadian yang menimpa Nyai Sukesi
terlalu cepat. Hanya seminggu saja, namun nasib sudah mengubah takdirnya.

Maafkan aku Zul, aku nggak tahu dia akan dipenjara...

Ya aku juga merasa heran dengan ramalannya...

Memang begitulah kerjanya peramal, sebenarnya semua sama saja,


tiba tiba Bondi keceplosan.

Maksud kamu, peramal itu ....tanya si anak muda

Yaaa katanya akan tirakat padahal dia tidak melakukan apa-apa. Kalau
ada yang sama dengan ramalannya itu sebanarnya hanya kebetulan saja,
jelas Bondi.

Mengapa kamu mengajakku kemari, ?

Bondi diam sebentar.

Aku lagi membutuhkan uang, aku dapat fee Rp 500 ribu jika mengajak
orang ke sini..

Anak muda itu menggelengkan kepalanya. Ia merasa kecewa dengan


teman kerjanya yang rela menipunya. Lalu Zul menaruh uang Rp 50 ribu ke
saku Bondi.

Ini buat beli makan, katanya sambil berlalu.


Senandung Bukit Cinta 38 |
DudunHamdalah
Untuk kedua kalinya Zul merasa ditipu oleh Bondi. Tapi kali ini Zul tidak
terlalu kecewa karena dia sudah mendapat gantinya. Keyakinannya sangat
kuat, sehingga ia selalu bersemangat mengejar impiannya.

***

Malam menjelang keberangkatan ke tanah suci, ul bersama para petugas haji


lainnya menginap di asrama haji Pondok Gede. Sore itu, kakaknya datang
bersama suami dan keponakannya. Itulah satu-satunya saudara yang ia
punya di Jakarta, karena keluarga besarnya tinggal di Jawa. Kakaknya minta
didoakan agar menjadi orang yang pandai bersyukur. Kata orang, berdoa di
Mekah itu tempat yang mustajab sehingga terkabul.

Sepulang kakaknya, Zul heran, kenapa sang kakak minta hanya


menjadi orang yang bersyukur, permintaan yang klise, menurut si Anak muda
. Padahal setiap bulan hidup mereka pas-pasan. Doa yang harus diminta
menurut Zul yang realistis adalah rezeki yang mengalir dan barokah sehingga
kehidupannya lebih sejahtera.

Namun setelah Zul merenung , dia teringat sebuah ayat dalam kita suci
La in syakratum la azi danakumm wa lain kafarkum inna azabii lasysdid
yang artinya Barang siapa bersyukur pada Ku maka akan Aku tambah nikma
Ku dan barang sapiapa kufur, maka sesuangguhnya azabKu amat pedih Zul
sadar, dengan mensyukuri nikmat yang ada maka Tuhan akan menambah
kenikmatan, termasuk dalam hal rezeki. Namun sesampainya di Mekah, dia
tetap akan menambahkan doa agar dipercepat rezeki kakaknya.

Malam itu mungkin menjadi malam terakhir Zul berada di tanah air
karena besok siang para petugas haji sudah berangkat ke bandara Soekarno
Hatta. Setelah sholat Isya, anak muda itu masih terbuai dengan dzikir dan
doa di masjid Pondok Gede. Sampai jam 9 malam, masih ada orang yang lalu
lalang untuk sholat dan berdzikir. Namun jam 10 malam suasana mulai sepi
dan Zul masih larut dalam menyebut nama-nama suci Tuhan. Dalam
keheningan temaram bulan Purnama itu Zul teringat ibunya yang telah

Senandung Bukit Cinta 39 |


DudunHamdalah
meninggal dunia. Sementara ayahnya sudah tiada semenjak ia lahir. Satu-
satunya saudara hanya kakak perempuannya.

Zul memang anak muda ajaib. Ia ingat pernah mengalami kecelakaan


yang maha tragis ketika masih kuliah. Waktu itu, ia bersepeda motor ketika
hendak menyeberang jalan tiba-tiba dari tikungan sebuah mobil melaju
kencang. Mobil yang dikemudikan seorang pelajar itu menghantamnya keras
sehingga dia masuk ke dalam kolong mobil dan terseret sejauh 50 meter.
Sepeda motornya rusak berat. Zul mengira dirinya telah menyusul ayahanda.
Namun takdir berkata lain, setelah siuman Zul masih sehat dan tulangnya
utuh. Ibunya pun datang ke Semarang, menangis sesenggukan di rumah
sakit. Sebuah peristiwa yang menunjukan kebesaran diberikan Tuhan seru
sekalian alam.

Tetiba sebuah tangan menepuk bahunya membuatnya terkejut.

Assalamualaikum sapanya.

Walaikum salam Kek Zul kaget darimana kemunculan si kakek tua.

Ia pun mencium tangannya namun buru-buru si kakek menariknya. Zul


kemudian menceritakan mimpinya. Dia berharap si kakek dapat
menakwilkannya.

Hmmm. Mimpimu adalah legenda pribadimu, apakah kamu mau


mengikutinya atau membiarkannya berlalu.

Saya ingin mengikuti mimpi itu.

Kamu akan mengorbankan banyak hal untuk mendapatkannya

Saya sudah mengorbankan sebagian hartaku untuk itu, dan saya ingin
terus berusaha meraihnya

Saranku sebaiknya kau biarkan saja mimpi itu pergi

Kenapa Kek?

Karena pengorbananmu akan sangat besar

Saya sudah membayar mahal untuk mimpi ini pada seorang peramal,
dan saya yakin akan mimpiku

Senandung Bukit Cinta 40 |


DudunHamdalah
Kamu percaya pada ramalan? Bagaimana dia mau meramal orang lain
sedangkan seorang peramal pun tak bisa meramal nasibnya. Kalau dia bisa
meramal nasibnya tentu dia bisa menghindari hukuman.

Darimana kakek tahu peramal itu di penjara.

Aku hidup dari berbagai generasi dan aku belajar bermacam pertanda

Saya tidak percaya orang bisa membaca hati orang lain. Al Quran
mengatakan hanya Tuhan yang tahu hati seseorang...

Aku hanya membaca ...bisa salah bisa benar...hehehe

Zul tersenyum, dia mengakui apa yang dibaca laki-laki tua itu
mendekati kebenaran. Misalnya ketika Zul pernah diejek sang kakek bahwa ia
tak punya uang. Tapi kali ini ia agak berbesar diri karena uangnya cukup
untuk sangu ke tanah suci.

Tidak semua mimpi harus diikuti. Besok kamu akan meninggalkan


negeri ini, aku harap kamu akan kembali ke sini dan melupakan mimpimu.

Zul agak kesal dengan nasehat sang kakek, dia keukeh akan mengejar
mimpinya. Namun pria tua di depannya bukannya memotivasi seperti si
peramal, namun malah ingin mengendorkan semangatnya.

Hehehe aku bukan peramal, bukan juga motivator, aku seorang kakek
tua yang sebentar lagi akan habis ceritanya ditelan bumi......

Tiba-tiba si kakek mengeluarkan selembar amplop diberikannya pada


Zul. Anak muda itu sepertinya mengenal amplop itu. Dibukanya pelan-pelan
dan sebuah emas batangan ada di dalamnya. Ternyata emas batangan yang
ia gadaikan kepada peramal wanita.

Darimana kakek mendapatkan emas saya ini...

Aku menebusnya di penjara. Seorang jamaah hajiku adalah polisi yang


memberitahu ada peramal di tahanan yang perlu uang untuk mengurus
perkaranya. Dia menjual emas itu, dan aku menebusnya namun sebelum
membayar aku menanyainya siapa pemilik emas itu. Dan ternyata aku
mengenalnya.

Berapa kakek menebus emas itu? tanya si Anak muda .

Senandung Bukit Cinta 41 |


DudunHamdalah
Dengan ramalan bahwa nasibnya akan baik, karena dengan cara itulah
ia mendapatkan emas itu.. ujar sang Kakek.

Anak muda itu tertawa, hukum karma telah berlaku. Dan ia senang
emas itu kini kembali di tangannya.

Begini, kamu tahu kan aku hidup sendiri, dan aku menganggap kamu
sebagai cucuku. Bagaimana jika Aku akan membayar mimpimu dengan surat
wasiat, aku akan memberikan usaha travelku untukmu?

Zul kaget bukan kepalang. Seumur-umur dia belum pernah mendapat


tawaran yang luar biasa ini.

Kamu tinggal tanda tangan tapi syaratnya hanya satu lupakan


mimpimu.

Zul diam tak bergeming. Abu Wazir lalu mengambil kertas surat wasiat
yang bermeterai dan berkop Notaris ia lalu membubuhkan tanda tangannya.
Tinggal anak muda itu mau tidak untuk tanda tangan.

Perusahaan travelku ini sudah puluhan tahun, jamaahnya ribuan,


setiap bulan puluhan yang berangkat umroh dan setiap tahun ratusan orang
yang berangkat haji. Ah aku lihat kamu bisa mengelolanya daripada aku
serahkan pada saudaraku. Biarlah mereka mendapat rumahku saja.

Zul terkejut bukan main. Ternyata kakek angkatnya mau menukar


perusahaannya dengan mimpinya. Untuk apa? apakah si kakek tua itu sudah
gila? Atau sudah kebanyakan uang sehingga mau menjadi sinterklas.
Perusahaan travel itu tentu saja sangat besar nilainya untuk ukuran Zul. Kalau
melihat jamaahnya, omset bulanannya sudah milyaran. Zul mulai tergoda.

Ya dengan meempunyai perusahaan itu kamu bisa membeli rumah


dan mobil atau menikah dengan gadis yang kamu suka.

Zul sadar, dia bukan anak orang kaya. Namun dia tidak mau menjual
mimpinya semahal apapun. Jika cita-citanya tercapai, perusahaan itu baginya
tak ada apa-apanya. Sebenarnya bisa saja, ia menipu pria tua itu dengan
menandatanagi surat itu dan terus melanjutkan mimpinya. Tapi Zul tahu
perbuatan tersebut tidak amanat atau berkhianat. Dan satu hal yang tak
boleh dilupakannya, orang yang dihadapannya bukan orang sembarangan.
Senandung Bukit Cinta 42 |
DudunHamdalah
Kenapa kakek mau membeli mimpiku dengan perusahaan kakek.

Karena aku ingin kamu melupakan mimpi itu dan tetap tinggal di
negeri ini. Aku akan memberimu amanah mengelolanya

Apakah kalau aku mengikuti mimpi itu, aku tidak berada di negeri ini..
tanya Zul.

Aku tidak bisa memastikan, aku hanya belajar pertanda.. jawab


kakek.

Zul heran dan bingung dengan ucapan si kakek. Anak muda itu teringat
apa yang ditawarkan orang tua itu seperti tayangan sebuah kuis di teve.
Keyakinan ditukar dengan materi.

Maaf kek, ini keyakinan bukan untuk jual beli, hanya dengan keyakinan
dan cita cita membuat saya bersemangat untuk hidup. Jika keyakinan saya
sudah jual maka saya tidak punya semangat untuk hidup lagi.

Iya aku memberi kenyataan apakah kamu memilih keyakinan....


jawab kakek.

Sang kakek tak bisa membujuk Zul. Zul diam, sang kakek melihat
pertanda di muka anak muda itu. Kemudian dia memasukkan kembali surat
wasiat itu ke sakunya.

Baiklah, apakah bila cita-citamu sudah tercapai kamu masih punya


semangat untuk hidup lagi

Sebuah pertanyaan yang cerdas dari sang kakek menggunakan logika


yang sama dari si anak muda .

Saya tidak tahu Kek, mungkin akan ada cita-cita lain yang akan
diraih...

Aku merasa sudah mencapai keinginanku, dan ketika keinginanku


sudah tercapai maka aku hanya akan membagi supaya bermanfaat bagi
orang lain. Baik itu ilmu maupun rezeki, Karena dengan berbagi maka rezeki
kita akan bertambah bukan berkurang. Matematika Tuhan berbeda dengan
matematika orang... namun kebanyakan orang sedekah bukan bertujuan
untuk membantu sesama tapi untuk mendapatkan ganti lebih banyak, dan

Senandung Bukit Cinta 43 |


DudunHamdalah
menuntut Tuhan memenuhi janjinya sesuai apa yang ada dalam al Quran.
Itulah cara berpikir yang salah, kalau memberi ya memberi saja ikhlas jangan
berharap pengganti. Kalau mengharapkan pengganti akan mengurangi
keikhlasan dan apa bedanya dengan jual beli. Dan bila tidak diganti maka
akan kecewa....

Bukankah Allah yang menjanjikan bahwa setiap kebaikan akan dibalas


dengan berlipat-lipat jawab Zul.

Betul, tapi cara membalas Allah bukan harus berupa materi, karena
dengan diberi kesehatan, dijauhkan dari musibah dan diberikan hidayah
adalah balasan yang tidak bisa dinilai dengan uang

Zul menyimak. Ia membenarkan apa yang dikatakan Abu Wazir. Namun


untuk urusan mimpi, dia masih penasaran dan bertekad mewujudkan
sebisanya.

Mungkin dia termasuk seorang manusia bodoh di dunia yang menolak


perusahaan yang mapan hanya untuk mengejar mimpinya. Padahal mimpi itu
belum tentu bisa diraihnya sedangkan perusahaan itu sudah di depan
matanya dan sesuatu yang pasti. Namun Zul punya keyakinan kuat. Hanya
dengan keyakinan sebuah mimpi akan menjadi kenyataan membuat hidupnya
penuh gelora.

Bagi Zul hidup ibarat perjudian, menjual mimpi atau mendapatkannya


atau bahkan kehilangan dua-duanya. Tapi Zul sudah mantap akan pilihan
hidupnya. Hanya ada satu harapan dari anak muda itu agar sang kakek bisa
selalu hadir di saat ia membutuhkan. Namun di sisi lain Zul kuatir karena si
kakek berusaha mempengaruhi pikirannya untuk tidak mengejar mimpinya.
Sang kakek pun pulang dengan sedikit kecewa.

***

Kabut tipis membalut angkasa ketika para petugas menyiapkan barang


bawaannya. Jelang berangkat ke bandara, tiba-tiba pak Waluyo mengirim sms
ke hape Zul. Pemilik majalah Mabrur itu sudah berada di parkiran asrama Haji

Senandung Bukit Cinta 44 |


DudunHamdalah
Pondok Gede. Zul segera menemuinya di sebuah lobby kecil. Pak Wal datang
bersama istrinya dan anaknya yang paling kecil.

Maaf saya baru bisa ke sini sekarang, keluar kota kemarin, kata pak
Wal.

Nggak apa-apa pak, terimakasih mau berkunjung, jawab Zul.

Begini, saya mau memberi sedikit uang saku untuk kebutuhanmu di sana, ini
sudah saya tukar dengan riyal, semua ada 1000 riyal, katanya sambil
menyerahkan uang itu.

Zul merasa trenyuh tak menyangka sama sekali akan mendapat sangu
dari bosnya. Kemarin Zul sempat berharap sesuatu dari kantornya tapi karena
tak kunjung tiba, harapan itu pun pudar ditelan waktu. Setelah Zul mendapat
hadiah lomba, harapan itu sudah dikuburnya dalam-dalam. Tapi karena
kebesaran Tuhan, setelah Zul mengikhlaskan, malah harapan itu datang
menjadi sebuah kenyataan. Zul senang menerimanya.

Ini telepon genggam saya memakai nomor internasional jadi ndak


usah ganti nomor di sana. Nanti tagihannya saya bayar di sini, ujar bu
Waluyo.

Terimakasih bu, semoga Allah memberkahi rejeki Bapak dan Ibu,

Zul menerima uang kertas dan recehan mulai dari 1 hingga 100 riyal.

Oh ya, saya ada keponakan yang bekerja di Saudi Airline, namanya


Faridah. Ini ada titipan buku dari ibunya. Nomor telepon Faridah ada di hape
itu ya, ucap Bu Wal.

Sebelum berpisah, Pak Wal menitipkan sepucuk surat dari Harun yang
belum sempat bertemu Zul.

Zul, ayo berangkat, teriak khas suara mas Imam yang serak basah.

Zul pun pamitan kepada bosnya. Zul lalu mengangkat koper dan
perlengkapan lainnya. Sebuah bis milik asarama Haji menjemput mereka.
Pasukan biru muda, warna seragam petugas haji Indonesia pun memasuki
bus. Di dalam bus, seorang pegawai Kemenag, berjenggot panjang membaca

Senandung Bukit Cinta 45 |


DudunHamdalah
doa. Bus pun melenggang meninggalkan asrama haji menuju embarkasi haji
bandara Sukarno- Hatta Tangerang.

Di perjalanan, Zul membuka surat dari Harun. Dia mengabarkan bahwa


pekerjaan sampingannya kini tak perlu dikerjakan di kantor lagi.

Untung mas ngingetin saya tentang kisah Umar bin Abdul Azis. Sejak saya
kerjakan di rental, order saya malah makin bertambah banyak. Jadi sekarang
bisa membeli komputer sendiri dan mengerjakan pekerjaan di rumah.
Terimakasih mas, semoga dapat menjalankan tugas dengan baik dan pulang
sebagai haji yang mabrur,

Itulah yang disebut berkah, dan Harun sudah mendapatkannya


gumamnya.

Mata Zul berkaca-kaca tak kuasa membacanya. Anak muda itu terharu
padanya. Harun menjadi tulang punggung keluarga sejak ayahnya meninggal
beberapa waktu silam. Zul senang ternyata laki laki yang dikantor dijuluki
kutilang kurus tinggi langsing itu ternyata tidak tersinggung dan mau
mengerti nasihatnya.

-0-

Senandung Bukit Cinta 46 |


DudunHamdalah
7. Bandara King Abdul Aziz

Sesampainya di bandar udara Sukarno-Hatta, para petugas berangkat menuju


Arab Saudi menggunakan pesawat reguler Garuda Indonesia. Dari bandara
pesawat take of jam 18.00 dan dijadwalkan tiba di bandara King Abdul Aziz,
Jeddah pukul 24.00 waktu Arab Saudi. Menurut kru pesawat, perjalanan dari
jakarta ke Jeddah ditempuh dalam waktu 9 jam dengan perbedaan waktu
antara Arab Saudi dan Indonesia sekitar 4 jam.

Setelah melalui perjalanan panjang, Kapten pilot memberitahu dalam


beberapa saat lagi pesawat akan mendarat di bandara King Abdul Aziz. Rasa
syukur menyelimuti penumpang. Dari pesawat yang terbang rendah nampak
Gemerlap lampu kota Jeddah di malam hari. Sungguh kota yang indah. Lampu
warna-warni menghiasi bangunan dan jalan-jalan yang tertata rapi. Pesawat
pun berputar sebentar mencari sudut untuk landing.

Senandung Bukit Cinta 47 |


DudunHamdalah
Alhamdulillah, itulah kalimat yang terucap saat rombongan petugas haji
menginjakkan kaki di bandara Internasional di Jeddah. Akhirnya sampai juga
Zul di negeri kaya minyak. Mereka berkumpul di sebuah tempat yang
disediakan untuk jamaah Indonesia. Haru biru sungguh terasa, terutama bagi
mereka yang baru pertama kali ke tanah suci. Kohar menangis sesenggukan
sambil sujud syukur. Soleman, matanya berkaca-kaca, rasa senang tersirat
dari matanya meski tangannya kepayahan mengangkat barang bawaannya
yang super banyak.

Angin bertiup sepoi-sepoi. Suasana bandara masih lengang. Hanya


nampak beberapa rombongan petugas dari Mesir dan Turki. Kedua negara itu
mempunyai jumlah jamaah haji terbanyak setelah Arab Saudi dan Indonesia.
Warna-warni kulit manusia membawa aroma keindahan dalam sebuah
perbedaan. Perbedaan bangsa itu di tanah suci disatukan dalam prinsip
akidah yang satu yakni dalam Islam.

Lalu-lalang pria bersorban dengan gamis putih panjang menghiasi


malam di bandara. Mereka adalah petugas bandara dan imigrasi kerajaan
Arab Saudi. Selain itu terdapat sekumpulan lelaki berbadan besar dengan
pakaian wearpack hijau-hijau yang sibuk mengangkut tas jamaah yang baru
datang. Tampaknya mereka bukan orang asli Saudi.

Dari informasi di situs haji, pemerintah Arab Saudi setiap musim haji
mendatangkan tenaga angkut barang dari Syiria, Mesir atau Irak. Umumnya
mereka para pemuda dengan postur tinggi tegap dan tenaga yang kuat.
Sedangkan petugas kebersihan berasal dari negara-negara miskin di
semenanjung Teluk seperti Yaman dan Oman. Kebanyakan sudah berumur
berseragam wearpack biru.

Bandara King Abdul Azis merupakan pintu masuk terbesar setiap musim
haji. Mayoritas jamaah haji masuk melalui bandara yang luasnya 51 hektar
ini. Selebihnya, lewat Bandara Madinah, Riyad dan Dammam. Disamping itu
ada pula yang masuk lewat pelabuhan yakni Pelabuhan Jeddah, Yanbu dan
Dammam.

Yang menarik, airport haji ini dibangun dengan bentuk kemah dari
bahan Fiber Glass. Jumlahnya ada 210 kemah yang mampu menahan panas
Senandung Bukit Cinta 48 |
DudunHamdalah
dan hujan serta perubahan udara dan dibuka bila diperlukan. Fasilitas yang
disediakan cukup lengkap. Mulai kamar mandi, tempat wudlu yang terpisah
antara pria dan wanita, money changer, toko makanan, tempat istirahat ,
posko kesehatan dan sebagainya.

Meski tampak besar, namun bandara ini terbuka sehingga angin malam
berhembus menusuk tajam sampai ke tulang. Dingin sekali laksana badai
padang pasir. Tak hayal, orang-orang pun menggunakan jaket tebal untuk
mengantisipasi cuaca yang cepat berubah. Khusus jamaah haji Indonesia,
dibangun posko kesehatan bagi jamaah yang sakit di bandara. Tidak ada
negara lain yang memiliki fasilitas sepeerti ini.

***

Zul merebahkan kakinya selonjoran di atas karpet merah untuk


merenggangkan urat syaraf. Para petugas sibuk dengan aktifitas masing-
masing. Kohar datang membawa air mineral. Dia membeli seharga 2 riyal dari
toko roti di pojok bandara. Satu riyal nilainya sekitar dua ribu lima ratus
rupiah.

Lima ribu perak. Mahal ya, di tempat kita cuma tiga ribu rupiah, ujar
Zul.

Kata kakekku yang sudah haji 10 tahun lalu harganya dari dulu juga 2
riyal, sahut Badrun.

Memang, 10 tahun lalu 1 riyal cuma enam ratus perak, sekarang dua
ribu lima ratus rupiah, ujar mas Imam.

Kalau gitu, mata uang kita yang terdepresiasi, mata uang riyal stabil,
Zul menyimpulkan.

Mas Imam mengiyakan. Pondasi ekomomi negara Kerajaan ini cukup


kuat sehingga mata uangnya tidak mengalami penurunan selama 10 tahun.
Berbeda dengan Indonesia pondasi ekonominya terlalu lemah karena semua
kebuuhan bergantung dari luar. Akibatnya mata uang rupiah sering
terombang-ambing karena faktor global.

Senandung Bukit Cinta 49 |


DudunHamdalah
Tak lama kemudian sebuah bus menjemput mereka, tiba. Kepala
rombongan meminta petugas masuk sesuai dengan nomor bus. Di Indonesia
biasanya sopir berada di kanan, tapi di Saudi sebaliknya. Bagi yang jarang
mengemudi di sisi kanan terlihat kikuk, meski lama-kelamaan terbiasa. Bus
pun meluncur menuju sebuah tempat yang bernama Madinatul Hujjat.

Madinatul Hujaj merupakan sebuah komplek asrama yang sangat luas


di kawasan yang tidak jauh dari Laut Merah. Tempat ini bisa menampung 10
ribu orang. Itulah alasan kenapa pemerintah menyewa asrama ini tiap musim
haji. Konon harga sewanya relatif murah. Tempat ini hanyalah tempat transit
atau menginap semalam.

***

Oh hampir lupa. Zul harus membuat laporan perjalanan ke tanah suci


untuk majalah Mabrur. Pak As berpesan untuk melaporkan berita melalui
telepon setelah Zul sampai di Jeddah. Anak muda itu lalu menelpon pak As
yang kebetulan sedang di kantor. Dini hari waktu Saudi, bertepatan dengan
jam kerja di tanah air karena perbedaan waktu 4 jam.

Alhamdulillah pak, saya sudah di Jeddah, sekarang di Madinatul


Hujjaj,

Oh syukurlah, bisa anda laporkan kondisi di sana bagaimana?

Zul pun menceritakan kondisi perjalanan. Mulai dari keberangkatan dari


Pondok Gede, ke bandara Sukarno Hatta, lalu tiba di bandara King Abdul Azis.
Pak As pun mendengarkan sambil menuliskannya di depan laptop. Sementara
Bondi yang berada tak jauh dari pak As, hanya bisa membayangkan alangkah
indahnya bisa berangkat haji ke tanah suci tanpa biaya.

-0-

Senandung Bukit Cinta 50 |


DudunHamdalah
8. Bidadari di Toko Roti
Senandung Bukit Cinta 51 |
DudunHamdalah
Petugas haji non kloter ditempatkan di tiga daerah kerja (daker) yakni daker
Mekah, Jeddah dan Madinah. Selepas umroh, petugas haji daker Mekah
langsung menuju ke wisma haji Mekah, petugas daker Madinah menuju
Madinah dan petugas daker Jeddah kembali ke Jeddah. Masing-masing daker
dipimpin oleh Kepala Daker, biasanya setingkat pejabat eselon tiga di
kementerian.

Wisma haji Indonesia Jeddah, disitulah tempat tinggal mereka selama


bertugas di Jeddah. Letaknya di Madinah Street. Wisma berlantai delapan ini
fasilitasnya memadai. Satu Kamar ditempati untuk enam orang dengan
tempat tidur bersusun. Petugas media center Jeddah yang berjumlah 13
orang menempati kamar di lantai tiga.

Sesuai jadwal, hari ini kloter pertama jamaah haji Indonesia tiba.
Saatnya petugas haji menunaikan tugasnya melayani jamaah. Konsentrasi
petugas Daker Jeddah saat keberangkatan jamaah haji adalah di bandara
King Abdul Azis. Para petugas menggunakan sistem shift untuk menjaga
kondisi tubuh. Apalagi di Arab Saudi perubahan iklimnya sangat ekstrim.

Hari itu, Zul, Kohar dan Bang Badrun mendapat giliran shift pertama
dari pagi sampai sore. Tugas utama media center melakukan peliputan berita
selama di Arab Saudi untuk dipublikasikan di situs informasi haji milik
Kementerian Agama dan di media masing-masing. Untuk peliputan, mereka
disediakan sebuah mobil dengan seorang driver bernama Syaifu, seorang
mukimin, yakni orang Indonesia yang bekerja di Arab Saudi. Pria asli Madura
ini tinggal bersama istrinya di Jeddah selama 5 tahun. Selain fasih bahasa
Arab, Syaiful juga hafal jalan-jalan di Jeddah.

Kalau musim haji tiba, kebanyakan mukimin ingin menjadi petugas


haji, ujar Syaiful.

Menurutnya, para mukimin ada yang bekerja sebagai sopir,


penerjemah, tukang masak dan sebagainya. Pengetahuan wilayah dan
bahasa Arab menjadi nilai tambah para mukimin.

Senandung Bukit Cinta 52 |


DudunHamdalah
Kita diseleksi di Konjen, tidak semuanya lulus, ujar Saiful seraya
melaju mobilnya.

Alasannya apa jadi petugas? tanya Kohar.

Ya fulus (uang), kalau kita bertugas di musim haji digaji tujuh puluh
riyal perhari, kalau ada perjalanan dinas ke luar kota ada tambahan, ya
minimal sebulan dapat 2500 riyal. Kalau sopir pribadi, gaji kita hanya seribu
riyal. Sementara biaya hidup di sini tinggi. Untuk kontrak rumah saya saja
sebulan empat ratus riyal, kata Syaiful.

Apa majikan mengijinkan? tanya Zul.

Tergantung majikannya, kalau pengertian dikasih cuti dua bulan. Kalau


yang kaku ya nggak. Tapi ada juga yang nekat keluar dari pekerjaan,
terutama yang gajinya kecil. Apalagi pembantu, gajinya hanya 600 riyal,
mendingan jadi juru masak untuk petugas, jelasnya.

Oh ya sebentar lagi kita sudah masuk bandara. Di depan ada check


point, tolong disiapkan kartu ID-nya, Syaiful mengingatkan.

Zul langsung memegangi kartu yang terpasang di saku baju. Badrun,


sibuk mencari kartunya.

Oh , ini dia di tas, syukurlah, ujarnya lega.

Waduh, kartuku ketinggalan, teriak Kohar panik.

Rombongan pun kaget, bagaimana bisa ID Card Kohar ketinggalan.


Padahal sebelum berangkat dia yang paling kencang, mengingatkan yang lain
agar membawa kartu ID.

Wah gimana nih, bisa dihukum, ujar Syaiful kebingungan.

Mobil terus meluncur. Beberapa meter lagi pos pemeriksaan. Dua askar
ceking, satu petugas bersorban putih dan dua tentara berbadan kekar dengan
kumis tebal menghentikan mobil mereka. Ini negeri orang, nyali mereka tidak
sebesar di negeri sendiri. Apalagi nyali si Kohar, dia mulai gelisah. Mobil
berhenti dan kaca dibuka. Mereka pun menunjukkan identitas. Giliran si
Kohar, tentara Arab memintanya turun. Kohar masih diam, dia tidak paham
bahasa Arab.

Senandung Bukit Cinta 53 |


DudunHamdalah
Syaiful mecoba menjelaskan pada tentara itu. Bahasa Arabnya lumayan
lancar, jadi nyambung. Sepertinya dia tidak bisa meyakinkan petugas
keamanan. Syaiful turun dari mobil, bicara dengan petugas bersurban.
Namun usahanya menemui jalan buntu. Dengan muka lesu Syaiful kembali
menuju mobil.

Kohar turun dulu ya, nanti ada petugas Daker yang menjemput, ujar
Syaiful.

Kohar ketakukan. Dengan gemetaran ia keluar mobil.

Jangan lama-lama ya, pintanya memelas.

Insya Allah, jawab Syaiful.

Mobil mereka berjalan pun masuk bandara. Kohar digiring dua orang
tentara masuk ke pos jaga.

Tentara itu akan menghukum Kohar dijemur matahari, tapi saya minta
keringanan ke petugas bandara, akhirnya Kohar hanya disuruh berdiri
mematung di gardu sampai petugas Daker datang menjemput, jelasnya.

Gak bilang lupa bawa kartunya, tanya Badrun.

Awalnya saya bilang begitu, tapi mereka nggak mau tahu, polisi di sini
tidak bisa disuap, jelas Syaiful.

Oh berbeda dengan di negeri kita dimana hukum bisa dijualbelikan,


ujar Zul.

Di negeri kita, korupsinya cuma setiap era berganti caranya, ujar


Badrun.

Maksudnya... Zul belum peham.

Iya, jaman orde lama, korupsinya diatas meja. Jaman orde baru,
korupsinya diatas meja, jaman reformasi sekarang, meja nya ikut
dikorupsi...canda Badrun.

Semua tertawa.

***

Senandung Bukit Cinta 54 |


DudunHamdalah
Sesampai di bandara, mereka menuju kantor petugas Daker untuk
melaporkan kejadian yang menimpa Kohar. Beruntung ada pak Fauzi, kepala
Daker Jeddah. Dia lantas membuat sepucuk surat dengan tulisan Arab. Surat
itu diserahkan ke stafnya untuk diberikan pada petugas check point bandara.
Sayang, stempelnya tertinggal di wisma haji Jeddah. Terpaksa, Syaiful harus
mengambil stempel dulu.

Wah, nasib Kohar hari ini lagi apes, disandera orang Arab, celutuk
Badrun.

Tapi ini akan jadi berita yang menarik untuk ditulis, sahut Zul.

Badrun nyengir sambil berlalu.

Akhirnya tinggal Anak muda itu dan Badrun bertugas di bandara. Kloter
pertama dari Jakarta telah tiba. Mereka berkumpul duduk di karpet dan
terlihat kelelahan. Zul menghampiri kepala rombongan untuk mengetahui
kondisi jamaah. Sementara Badrun melakukan wawancara dengan seorang
jamaah cilik. Petugas lain pun memberikan pelayanan sesuai bidang masing-
masing.

Jelang siang, Zul duduk rebahan di kursi kosong. Seorang pria tua Arab
bagian kebersihan bandara menghampirinya. Pria tua dari Yaman ini nampak
lapar. Zul mencari makanan yang tersisa di balai kesehatan. Petugas
kesehatan, bernama bidan Gayatri menyapanya.

Ada makanan bidan? ada petugas kebersihan dari Yaman minta


makanan,

Oh sebentar, ini masih ada satu. Jatah kita sisa satu, karena ada satu
dokter yang belum tiba., ujar Bidan Gayatri sambil menyodorkan nasi kotak.

Terimakasih, salam untuk pak Dokter nanti, kata Zul sambil ngeloyor.

Bidan Gayatri geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Zul tidak tahu


apa maksudnya.

***

Dari kejauhan Kohar berjalan mendekat.

Senandung Bukit Cinta 55 |


DudunHamdalah
Hai Kohar, ahlan wa sahlan, sapa Zul.

Kohar diam, mukanya nyengir kuda.

Wah ada cerita menarik dari si Kohar, pikir Zul.

Lalu Zul dan Badrun duduk manis siap mendengarkan. Kohar masih membisu.

Gue diomelin apa didoain ame tentara itu, nggak tahu. Pokoknye asal
dia ngomong gue bilang amiin. Semakin gue bilang amiin semakin kencang
ngomongnya, ujar Kohar dengan logat betawinya yang kental. Mereka
tertawa terbahak-bahak. .

Tak jauh dari mereka, seorang petugas haji berpakaian biru-biru mendekat,
tertulis nama Faisal.

Apa katanya? tanya pemuda itu.

Kohar pun mengucap beberapa kata yang masih ia ingat. Faisal malah
tertawa.

Ya jelas, dia tambah jengkel. Pertama dia menasehati, tapi anda malah
mengaminkan. Kedua, dia mengomeli, anda masih mengaminkan. Dan ketiga,
dia memaki-maki, harusnya anda diam saja nggak usah diaminkan kalau
nggak tahu artinya. Itu bukan doa, hahaha katanya tertawa sambil pergi.

Sepertinya, dia baru saja dapat cerita lucu untuk teman-temannya,


sahut Badrun.

Darimana dia bang? tanya Zul.

Dia petugas haji dari rekrutmen kedutaan besar, para mahasiwa yang
belajar di luar negeri terutama di Timur Tengah. Sepertinya mahasiswa di
Mesir, ujar Badrun.

Bahasa Arabnya sih boleh, tapi sok nya itu yang gue tak suka, sahut
Kohar jengkel.

Sabar deh, ini kan dekat Mekah, ntar juga kena batunya, Zul
menghibur.

Selain petugas dari Indonesia, kedubes RI di Saudi juga melakukan


rekrutmen terhadap petugas temus (tenaga musiman). Mereka berasal dari
mahasiswa yang kuliah di negara-negara Islam dan para tenaga kerja
Senandung Bukit Cinta 56 |
DudunHamdalah
Indonesia atau TKI yang berada di Arab Saudi. Setiap tahun ratusan temus
direkrut menjadi petugas haji.

****

Zul masih duduk sambil membaca buku di sebuah toko roti di bandara. Ia
menunggu Badrun yang sedang ke kamar kecil. Tiba-tiba mata Zul tertuju
pada beberapa sosok berpakaian hitam dan bercadar yang memesan roti. Dia
memperhatikan seorang gadis yang berbeda, memakai cadar hitam alisnya
tebal dan matanya jeli. Beberapa saat Zul terpaku memandang gadis yang
dari parasnya keturunan Arab. Dia datang bersama 3 kawan perempuannya
dengan membawa koper kecil tertulis Saudi Airlines.

Gadis itu sempat melihat Zul sebentar dan Zul merasa kikuk. Tak lama
kemudian para gadis berbaju hitam itu meninggalkan toko roti. Anak muda itu
memperhatikan hingga rombongan itu hilang di sudut bandara. Ada perasaan
berbeda yang menggoncang hatinya. Wajah gadis itu seperti apa yang ada di
mimpinya. Dia pun menanyakan pada tukang roti siapa rombongan tadi.

Itu pramugari pesawat Saudi Airline...

-0-

Senandung Bukit Cinta 57 |


DudunHamdalah
Senandung Bukit Cinta 58 |
DudunHamdalah
9. Kembang Daker Jeddah

Sebagai petugas media center haji, Zul mendapat tugas melakukan liputan di
tanah suci. Karena masih masa kedatangan jamaah, maka yang menjadi
fokus tim media center adalah bandara King Abdul Aziz.

Seperti biasa pagi itu Zul dan Kohar sudah memakai baju dinas dan
berkeliling mencari berita di bandara. Sebenarnya Anak muda itu ingin
berjumpa lagi dengan pramugari yang dilihatnya tempo hari. Ia pun mencoba
bertanya kepada toko roti di sudut bandara tentang gadis itu. Tukang roti
mengatakan rombongan pramugari dari Mesir itu biasa mendarat setiap tiga
hari sekali di Jeddah. Biasanya mereka mampir membeli roti. Zul puas dan
senang dengan jawaban si tukang roti, tiga hari lagi dia bisa melihat gadis
bermata jeli itu. Zul ingin memastikan sekali lagi, benarkah gadis itu yang ada
dalam mimpinya. Setelah itu, dia pun melanjutkan pekerjaannya.

Di musim haji bandara Jeddah sangat sibuk. Jamaah yang datang silih
berganti dari berbagai negara. Jamaah haji Indonesia jumlahnya termasuk
besar dan mudah dikenali dari bentuk fisik dan warna kulitnya. Sesuai dengan
kuota Organisasi Konferensi Islam atau OKI, Indonesia mendapat jatah seper
seribu dari jumlah penduduk muslim untuk menunaikan haji setiap tahun.
Misalnya jika jumlah penduduk muslimnya 200 juta berarti mendapat kuota
200 ribu, angka yang sangat besar.

Sebagai petugas liputan, jatah setiap wartawan hanya menulis 3 berita


untuk dimuat di situs informasi haji. Biasanya rutinitas petugas media center,
pagi sampai dengan siang para jurnalis melakukan peliputan atau
wawancara, kemudian selepas dhuhur mengetik berita dan sehabis ashar
mengirim berita ke mas Imam yang bertugas mengupload berita ke web. Mas
Imam sehari-hari bertugas di Badan Urusan haji Konjen RI Jeddah. Sore hari
para wartawan shift pagi, bisa santai sambil menunggu jemputan yang

Senandung Bukit Cinta 59 |


DudunHamdalah
mengantar wartawan shift malam sebelum maghrib. Untuk shift malam
bertugas dari Magrib hingga selepas subuh.

Nah sore itu, Zul dan Kohar selesai melakukan tugas peliputan, mereka
duduk menunggu di gate kedatangan. Di sana para petugas bisa membantu
jamaah yang membawa barang bawaan banyak. Maklum jamaah haji
Indonesia disamping posturnya kecil rata-rata berangkat haji di usia yang
menapak senja. Mayoritas jamaah berusia di atas 50 tahun.

Mungkin sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia rata-rata


menunaikan haji pada usia yang matang atau lanjut, karena kebanyakan
masih sibuk dengan urusan dunia. Kalau ada uang, maka yang pertama kali
dipikirkan adalah membeli rumah, mobil dan sebagainya kemudian
membayar ongkos haji. Namun tak sedikit yang sudah kaya atau mampu tapi
belum juga terpanggil hatinya untuk melaksanakan rukun islam kelima. Hmm.

Zul dan Kohar membantu mengangkat tas tentengan khususnya


jamaah berusia lanjut. Ada kabar, hari kakek angkatnya Abu Wazir akan
mendarat bersama rombongannya. Zul pun menunggu di pintu kedatangan.
Tak lama ekemudian ia melihat Abu Wazir, memimpin rombongan KBIH
(Kelompok Bimbingan Ibadah Haji). Anak muda itu segera menyambutnya
dan membawakan tas sang kakek yang kecapekan. Zul menuntunnya ke balai
pengobatan haji Indonesia di bandara Jeddah. Mungkin karena jumlah
jamaahnya yang cukup besar sehingga pemerintah Indonesia menjadi satu-
satunya negara yang mempunyai pos balai pengobatan di bandara Jeddah.

Abu Wazir duduk di kursi pasien. Seorang bidan yang sudah dikenalnya
menyapa dan mempersikahan masuk. Bidan itu meminta mereka menunggu
sang dokter. Abu Wazir lalu diperiksa tensi dan suhu badannya oleh bidan.
Tak lama kemudian datang seorang gadis muda berpakaian putih datang
mengucap salam. Dokter muda itu langsung memeriksa pasien kemudian
membuatkan resep. Dengan sigap sang bidan sudah memberi obat-obatan.

Zul masih melihat dokter yang ada di depannya. Seorang dokter muda
yang cukup cantik. Tertulis namanya Zalwa. Wajahnya hampir sama dengan
pramugari Mesir yang dilihatnya. Zul melihat alis mata dokter ketika menulis
resep, namun si dokter sepertinya kurang suka diperhatikan seperti itu. Anak
Senandung Bukit Cinta 60 |
DudunHamdalah
muda itu hanya ingin memastikan apakah dokter itu gadis yang ada dalam
mimpinya.

Maaf dokter Zalwa, saya baru melihat anda ?

Saya baru datang tadi pagi, ..

Oh pantesan, saya tidak melihat dokter di Pondok Gede, kenalkan saya


Zulfikar

Zul menjulurkan tangannya. Namun dokter itu sudah keburu menutup


kedua telapak tangannya, rupanya dia tidak mau bersentuhan.

Saya dokter haji senang bertemu anda

Bidan Gayatri memperhatikannya setelah memberi resep si bidan


mempersilakan Zul meninggalkan ruang dokter karena ada pasien yang akan
berobat. Kemudian Zul dan Abu Wazir meninggalkan ruang balai kesehatan.
Namun raut bidan Bidan Gayatri kurang bersahabat.

Terima kasih Zul, apakah dokter muda itu yang ada dalam mimpimu,
dia gadis yang pintar dan cantik.. ujar kakek.

Zul tidak langsung menjawab, ia masih ragu-ragu. Anak muda itu


berjalan bersama Abu Wazir menuju rombongan jamaahnya.

Oh ya Zul, rombongan haji saya menginap di Aziziah, Mekah,


barangkali ada kesempatan mampir.. ujar Abu Wazir.

Anak muda itu mengangguk.

Jangan lupa, salam buat dokter tadi....kakek berterima kasih ucap


sang kakek.

Setelah bertemu rombongan hajinya, Zul pun pergi kembali bertugas.

****

Malam harinya, beberapa petugas haji Daker Jeddah mengadakan


ramah tamah di sebuah Aula wisma Haji. Hadir perwakilan petugas dari
berbagai bidang baik dari pelayanan jamaah, kesehatan, media center dan
sebagainya. Kemudian Kepala Daker Jeddah. Pak Tohir, memberikan

Senandung Bukit Cinta 61 |


DudunHamdalah
sambutan dan meminta masukan dari petugas untuk meningkatkan
pelayanan kepada jamaah haji. Faizal kemudian berdiri sambil memegang
pengeras suara ia menyampaikan sesuatu.

Pak, saya mendengar sendiri ada petugas MCH yang dihukum di


bandara. Ada dua kesalahannya, pertama dia tidak membawa ID Card, kedua
dia tidak bisa berbahasa Arab. Mestinya kita merekrut petugas tidak asal-
asalan. Ini kan membuat malu kita di mata pemerintah Saudi, kata Faisal.

Tiba-tiba dari arah belakang, sebuah sepatu melayang menerpa muka


Faisal. Zul menoleh ke belakang, ternyata Kohar. Muka pemuda gempal itu
memerah karena merasa dipermalukan di depan orang banyak, meski Faisal
tidak menyebut namanya tapi Kohar tahu ia menjadi sasaran tembaknya.

Beberapa orang temus tidak terima dan berdiri menghampiri Kohar.


Petugas MCH tak tinggal diam untuk melindungi Kohar. Faisal pun ikut
memprovokasi teman-temannya. Dia maju dan sempat meninju muka Kohar.
Petugas MCH membuat pagar dan mendorong mereka mundur. Melihat situasi
kurang kondusif Kadaker memerintahkan stafnya memisahkan mereka.

Berhenti, saya tidak mau rumah saya dijadikan sarang preman,


bentak pak Daker melalui pengeras suara.

Mereka pun kembali ke tempat duduk. Setelah situasi agak reda, pak
Kadaker memperlunak bicaranya.

Saya mengundang kalian ke sini untuk beramah tamah bukan untuk


berantem. Apalagi ada yang melempar sepatu segala. Untuk itu, acara ramah
tamah ini saya bubarkan saja. Sekarang tolong kalian berdamai... ujar
Kadaker marah besar dengan kejadian itu. Kadaker lalu meninggalkan
ruangan, sementara pak Mahmud dan pak Batubara mendamaikan mereka.
Kadaker minta agar pelempar sepatu dihukum, yakni dipotong honornya
selama 3 hari.

-0-

Senandung Bukit Cinta 62 |


DudunHamdalah
Senandung Bukit Cinta 63 |
DudunHamdalah
10. Cak Kandar dan Mutawin

Insiden di aula wisma haji itu masih membekas diantara para petugas haji.
Meski sudah didamaikan namun antara Kohar dan Faizal masih diselubungi
akar konflik yang belum tuntas. Untuk menenangkan tim, mas Imam
mengajak petugas MCH yang lagi off untuk jalan-jalan sambil liputan di luar.
Kebetulan MHC mendapat jatah satu buah mobil Van yang dikemudikan
Syaiful. Mereka lalu berangkat ke sebuah pusat perbelanjaan Al Manar di
barat daya Jeddah. Konon tempat ini dikenal sebagai pusat belanja yang
murah, sekelas tanah Abang di tanah air. Beberapa petugas MCH dari Mekah
dan Madinah pun diajak keliling Jeddah.

Selain tim MCH Jeddah, cak Kandar turut menumpang mobil mereka.
Cak Kandar adalah sosok yang paling sentimen pada Zul sejak di Jakarta.
Namun di mobil dia tidak banyak bicara. Anak muda berharap cak Kandar
yang usianya sudah kepala empat, bisa bersikap dewasa dan tidak
mengungkit-ungkit hal-hal yang sudah lewat.

Meski sudah didamaikan pak Daker, sebenarnya akar masalah ini


belum tuntas. Yakni kecemburuan petugas haji khususnya tenaga medis dan
temus kepada media center. Saya rasakan itu sering terjadi setiap musim
haji, ujar Badrun duduk di depan samping sopir.

Jadi ini kayak bom waktu, suatu waktu bisa meledak, celutuk Kohar.

Persis dan peristiwa di Wisma Haji baru letupannya, tegas Badrun.

Zul, kalau saya masih muda dan gagah seperti kamu, sudah kupukul
mulut si Faisal, ucap cak Kandar.

Zul diam saja tidak menanggapi, tidak mau terpancing provokasinya.

Kohar kan teman dekatmu, masak kau tega melihatnya dipukul


mahasiswa Mesir. Ini tugasmu Zul, kamu harus balas kelakukan Faisal,

Zul sempat terpancing, tapi ia segera mengerem emosinya dan tahu


apa maksud cak Kandar yang ingin agar dia dikenai sanksi Kadaker dan atau

Senandung Bukit Cinta 64 |


DudunHamdalah
bahkan hingga dipulangkan ke tanah air. Zul tidak tertarik menanggapi kata-
kata cak Kandar.

Itu urusan pribadiku dengan Faisal, Cak, ujar Kohar kesal.

Mobil mereka pun sudah memasuki komplek perbelanjaan al Manar. Di


musim haji komplek ini ramai dikunjungi jamaah. Biasanya untuk mereka
yang berkantong tebal lebih suka ke Balad. Namun bagi yang dananya
terbatas, al Manar siap menyerapnya.

Tersedia segala macam barang. Badrun mencari sepasang jam tangan


untuk dia dan istrinya. Sementara Kohar membeli sepasang emas, katanya
nanti akan diberikan pada calon istrinya, meski saat ini belum ada. Zul
mengikuti bang Badrun membeli arloji dengan angka Arab. Zul membeli
sepasang seharga 150 riyal.

Karena kesibukan masing-masing mereka pun berpisah. Mereka janjian


dengan teman-teman lain selepas magrib, berkumpul lagi di nasi kebuli Al
Fahd, tidak jauh dari tempat parkir mobil. Ketika Adzan Magrib
dikumandangkan, anak muda itu baru selesai membeli beberapa sajadah
untuk oleh-oleh keluarganya di tanah air. Biasanya toko-toko di Saudi tutup
saat Maghrib dan buka lagi bada Isya. Hanya rumah makan yang buka seusai
sholat Magrib. Zul pun mencari masjid terdekat.

Usai sholat, Zul berjumpa dengan Badrun dan Kohar. Mereka


menanyakan keberadaan cak Kandar, Soleman dan Syaiful. Lantas mereka
mencari rekan yang lain. Mereka akhirnya menemukan Soleman dan Syaiful
keluar dari toko bang Maman, seorang pedagang dari Sumedang.

Kami sholat di toko bang Maman, kalau ke masjid tidak keburu. Nanti
malah ditangkap Mutawin, ujar Syaiful.

Siapa mau kawin? tanya Kohar.

Bukan mau kawin, tapi Mutawin, jelas badrun.

Yang lain tertawa. Mendengar Kohar salah ucap.

Mutawin itu polisi syariat tugasnya mengawasi pelaksanaan syareat


Islam dan aturan moral, misalnya saat azan berkumandang tapi ada orang
Islam yang tidak sholat dan mengawasi perilaku warga di ruang publik.
Senandung Bukit Cinta 65 |
DudunHamdalah
Mereka berpatroli untuk melarang warga mengonsumsi alkohol, memutar
musik, memastikan toko-toko tutup di waktu salat, mencegah para
perempuan bepergian tidak didampingi mahramnya, dan mengawasi busana
perempuan. jawab Syaiful.

Akhirnya semua paham sabil bilang hmmm. Lalu Badrun pun mengajak
mereka makan di nasi kebuli, setelah itu baru mencari cak Kandar. Namun Zul
tidak tega kalau ada teman yang belum ketemu sementara yang lain malah
enak makan-makan.

Udah biarin aja, cak Kandar memang suka menghilang nanti juga ke
sini, ujar Kohar kesal.

Kohar heran buat apa anak muda itu mencari Cak Kandar, orang yang
sinis pada Zul. Badrun membiarkan Zul mencari cak Kandar. Dia dan teman-
teman menunggu di kedai nasi kebuli sampai kumandang adzan Isya. Zul
menelusuri lorong-lorong toko yang padat. Bangunan di Jeddah nyaris sama
bentuknya satu dengan yang lain. Tiba-tiba anak muda itu mendengar suara
yang sudah ia kenal.

Ternyata, Cak Kandar berada di sebuah pos kecil dikelilingi orang-orang


Arab bersurban. Wartawan berkepala botak itu sedang mendapat masalah.
Dia berdoa setelah itu sujud dan berdoa lagi menengadahkan kedua tangan
ke atas mengikuti ucapan pria berkumis tipis. Ketika Zul berdiri di depan pintu
seorang berbaju gamis meminta cak Kandar membaca istigfar. Mereka adalah
para Mutawin yang sedang menghukum cak Kandar. Seorang Mutawin
dengan surban merah seperti pimpinannya. Zul lalu mendekatinya.

Dengan mengucap salam Zul memberanikan diri masuk ruangan. Zul


tahu cak Kandar tidak bisa berbahasa Arab. Zul menanyakan apa yang
terjadi. Mutawin bersurban merah itu seorang pemuda gagah dengan kumis
tipis. Dia menjabat tangan Zul erat. Ia bercerita melihat Cak Kandar sedang
berjalan-jalan ketika adzan dikumandangkan. Seorang muslim dilarang
berkeliaran di Saudi saat waktu sholat tiba.

Petugas Mutawin memergokinya di jalan. Mereka pun membawa cak


Kandar ke pos untuk dibina. Sayangnya mereka tidak bisa komunikasi

Senandung Bukit Cinta 66 |


DudunHamdalah
sehingga pembinaan pada cak Kandar tidak berjalan lancar. Setelah
mendapat penjelasan Mutawin, Zul mengerti. Anak muda itu pun meminta
maaf atas kelakuan rekan kerjanya. Kemudian Mutawin mengijinkan mereka
pulang. Di perjalanan cak Kandar berkali-kali mengucapkan terima kasih pada
Zul.

Maaf ya Zul, selama ini saya berlaku jahat padamu,

Iya Cak nggak apa-apa, jawab Zul sambil mengajaknya ke warung nasi
Kebuli.

-0-

Senandung Bukit Cinta 67 |


DudunHamdalah
11. Profil Petugas Haji

Sore itu Zul tugas di bandara pada shift malam. Kali ini dia ditemani Leman,
sementara Kohar dan Badrun sudah masuk shift pagi. Menjelang malam, Zul
kedinginan, sebenarnya dia masuk angin apalagi dia lupa membawa jaket
tebal, karena angin bandara yang begitu kencang. Malam itu, Zul mendapat
tugas membuat profil petugas, mas Imam memintanya membuat profil Zalwa,
si dokter muda. Mas Imam tentu punya pertimbangan matang kenapa gadis
itu yang dipilih. Zalwa, satu-satunya dokter yang masih gadis dan mendapat
sorotan dari banyak pemuda.

Ditemani Leman sang fotografer, Zul menjumpai dokter Zalwa selepas


isya di tempat prakeknya. Kebetulan tidak ada pasien sehingga Zul bisa
wawancara dengan leluasa. Sang Dokter pun menyambut dengan ramah,
sementara Bidan Gayatri sibuk hilir mudik. Entah apa yang dikerjakannya.
Setelah setengah jam wawancara, Bidan Gayatri datang, minta Zalwa untuk
sholat Isya bergantian dengnnya. Bidan nampaknya sempat nguping sebentar
pembicaraan mereka. Leman sudah tidak ada di tempat itu. Rupanya dia
tiduran di ruang pasien yang kosong.

Dokter Zalwa anak seorang Qori terkenal di Medan... dia tidak


mengenal pacaran, mungkin kalau menemukan pria yang cocok langsung

Senandung Bukit Cinta 68 |


DudunHamdalah
menikah. Biasanya dokter itu mencari pasangan yang mapan kerjanya
pegawai, atau dosen.. ujar Bidan.

Saya sudah punya calon.. ujar Zul terprovokasi.

Oh syukurlah, orang mana? Bidan senang mendengarnya.

Saya tidak tahu , saya masih mengejar mimpi...

Bidan itu heran tapi tertarik ingin tahu lebih banyak tentang mimpinya,
terpaksa Zul menceritakan mimpinya.

Hmmm aku bisa memahami mimpimu, gadis cantik adalah sebuah


mimpi yang besar. Tapi aku yakin kamu akan menemukannya......asal kamu
tidak bangun dari mimpi itu...

Nasihat si bidan mirip dengan peramal itu. Tak hanya nasehatnya


wajahnya pun mirip.

Tetapi kamu harus banyak berkorban untuk meraih mimpi itu, karena
itu mimpi yang sulit, butuh kesabaran karena menghadapi tantangan yang
besar.... ujar Bidan.

Apakah gadis yang kamu impikan mirip dengan Zalwa...

Zul diam sesaat kemudian dia mengeleng. Bidan mengangguk


sebentar.

Kalau begitu kamu lanjutkan saja mimpi indahmu, jangan terperdaya


dengan wanita lain, termasuk Zalwa. Kamu harus fokus dengan tujuanmu,
karena itulah yang akan membuatmu hidupmu akan bahagia...mimpimu
itulah jalan Tuhan.

Jalan Tuhan apa maksudnya... Zul penasaran.

Aku melihat mimpimu adalah jalan untuk mencapai hakikat Tuhan.


Ketika orang sibuk mencari legenda pribadinya dan jati dirinya, kamu telah
menemukan tujuan yang ingin dicapai. Itulah keuntungan para pengejar
mimpi, mereka sangat yakin dengan mimpinya...

Hmm kalimat anda sama dengan seorang peramal di Jakarta?


Wajahnya pun mirip hehe ujar Zul.

Senandung Bukit Cinta 69 |


DudunHamdalah
Bidan Gayatri diam. Dia paham Peramal itu adalah Sukesi adiknya. Tapi
dia menahan diri untuk menceritakan pada anak muda itu karena adiknya
sedang tersandung masalah.

Zul merasa mendapatkan semangat baru untuk mengejar mimpinya.


Apa yang diucapkan si bidan membuatnya bahagia karena Bidan mendukung
Zul melanjutkan mimpinya. Berbeda dengan kakek angkat yang selalu
mengusik mimpinya. Karena telah larut malam, Zul pamit untuk mengetik
tulisan di kantor bandara Jeddah.

****

Kehadiran dokter muda itu menjadi perbincangan seru di kalangan petugas


haji di wisma haji Jeddah, khusunya para pemuda yang masih bujangan. Satu
diantaranya Faisal seorang petugas haji yang berstatus mahasisswa di al
Azhar, Mesir

Wawancara Zul dengan Zalwa ternyata diperhatikan oleh beberapa


tenaga musiman, khususnya para mahasiswa. Di wisma haji Jeddah mereka
pun menyampaikan kepada Faizal, karena di kalangan mahasiswa
kebanyakan sudah tahu Faizal menaruh hati pada dokter itu. Seorang
mahasiwa lain bernama Farid mengaku memfoto dari kejauhan ketika Zalwa
berdua dengan Zul. Foto itu pun ditunjukkan pada Faizal.

Sepertinya kamu mendapat saingan berat Zal, Aku lihat sendiri


kemarin Zalwa berduaan dengan wartawan itu di balai kesehatan haji
bandara, sejam lebih mereka berbincang ujar Farid.

Sebaiknya kita berprasangka baik, mungkin wartawan itu sedang


wawancara dengan Zalwa jawab Gibran, mahasiswa yang lain.

Iya itu modus wartawan, mereka menggunakan dalih pekerjaannya


untuk kepentingan lain yang tersembunyi... ujar Farid.

Apalagi media sekarang kan sudah tidak ada yang obyektif, semua
punya kepentingan termasuk media di tanah air, baik elektronik, cetak mapun
sosial media. Mereka ada skenario dan kepentingaan dari pemiliknya, jadi
media itu sekarang susah dipercaya. Tak hanya media yang abal-abal yang
Senandung Bukit Cinta 70 |
DudunHamdalah
banyak bertebaran di internet, media mainstream pun sudah makin kentara
keberpihakannya, ujar Farid menegaskan.

Maklum dia mengelola jurnal mahasiswa Mesir.

Tapi saya yakin masih ada media yang obyektif, idealis dan memegang
prinsip kode etik jurnalistik...

Kalau pun ada jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Coba lihat di
internet sekarang banyak media yang tidak jelas dengan berita yang judulnya
bombastis ....lalu ujungnya minta disebarkan hehehe

Bagaimana dengan media Zul...? tanya Faizal.

Hmmm Majalah Mabrur saya pernah searching di internet kurang


dikenal....namanya saja saya baru dengar sekarang, jadi kita belum tahu
track recordnya..... ujar Farid.

Kita perlu berprasangka baik dulu, kalau belum mengenal sesuatu


dengan jelas, karena sebagian prasangka itu kan dusta... ujar Gibran.

Prasangka? Kadang pada jaman sekarang perlu kehati-hatian dan


waspada bukan bermaksud menuduh..... misalnya kalau ada orang yang
mencurigakan gerak-geriknya masuk ke rumah kita masak kita mau bilang
dia mau pengajian heheh, tangkas Fardi.

Sudahlah aku tak peduli, yang aku pikirkan sekarang bagaimana


memisahkan wartawan itu dari Zalwa....

Sebaiknya bersaing secara sehat, tunjukkan bahwa kamu lebih pantas


di hati Zalwa ketimbang pemuda itu. Apa yang bisa membuat zalwa tertarik
sama kamu. ujar Ghibran.

Farid diam sebentar dia mulai berpikir. Lalu dia membisikan sesuatu ke
telinga Faizal. Pemuda kurus dan tinggi itu mengangguk-angguk sejenak.
Ghibran tidak tahu apa saran yang diberikan Farid kepada temannya itu.

-0-

Senandung Bukit Cinta 71 |


DudunHamdalah
12. Badai di Wisma Haji

Tiga hari kemudian, Di kedai roti bandara, Zul menunggu kedatangan


rombongan pramugari Saudia Airline. Dia menanyakan pada tukang roti,
sesuai jadwal kata tukang roti, siang ini pesawat datang dari Kairo. Anak
muda itu masih menunggu sambil memperhatikan pesawat di layar
kedatangan yang ada di sudut bandara. Dia senang ketika pesawat Saudia

Senandung Bukit Cinta 72 |


DudunHamdalah
Airline dari Mesir telah mendarat di bandara. Sebentar lagi dia akan bertemu
dengan gadis bercadar htam itu. Zul akan menyapa gadis itu ketika dia
membeli roti. Perasaannya jadi deg degan dan jantungnya berdegup tidak
karuan. Tak lama lagi, pramugari itu akan keluar dari gate kedatangan. Zul
bersiap menunggu di kedai roti sambil merapikan rambutnya.

Namun, tetiba hapenya berbunyi. Mas Imam memintanya untuk segera


kembali ke wisma Haji Jeddah. Kata mas Imam, pak Daker memanggilnya
karena ada sesuatu yang penting yang harus diklarifikasinyaa. Zul pun dalam
dilema, bertemu gadis yang membuat hatinya penasaran atau menemui pak
Daker yang merupakan bagian dari pekerjaannya. Zul tahu resikonya, kalau
dia tidak menemui Kadaker, sementara untuk bertemu gadis Mesir itu
mungkn masih ada kesempatan lain. Ia terpaksa membuang kesempatannya
untuk mengenal sang pramugari bermata jeli. Zul agak kecewa tidak bisa
bersua dengan gadis yang membuat hatinya bergetar.

Anak muda itu pun kembali ke wisma haji. Beberapa petugas yang
dijumpai Zul menunjukkan sikap yang berbeda. Sewaktu di dalam lift Zul
berpas-pasan dengan tiga orang ibu-ibu petugas kesehatan. Mereka
menyindirnya.

Bukannya bertugas malah pacaran, celutuk seorang wanita.

Iya nih, anak Qori pantang berduaan dengan orang yang bukan
muhrim, sahut temannya.

Zul diam saja. Ia rasakan sebuah aroma yang tidak sedap. Separah
itukah kondisinya? Zul melangkahkan kaki ke ruangan media center di lantai
dua, Mas Imam menunggu kedatangannya dan menyerahkan sebuah foto. Zul
mengamatinya, foto ini diambil dari jarak yang jauh menggunakan lensa
zoom. Diambil dari samping agak membelakang Zul. Kalau diamati tangan
Zul seperti memegang rambut Zalwa. Tapi karena malam, gambarnya tidak
begitu jelas. Wajah Zul kelihatan dari samping sedangkan Zalwa lebih jelas
mukanya.

Senandung Bukit Cinta 73 |


DudunHamdalah
Heboh, wisma haji dibuat geger karena tersebar foto dua orang petugas
haji yang bukan muhrim di malam hari di Jeddah. Foto itu beredar di situs dan
disebarkan di grup BBM dan WA petugas kesehatan. Dalam foto itu beredar
jelas wajah Zalwa, dan Zul. Gara-gara foto itu suasana wisma haji Jeddah
berubah. Para petinggi Daker pun sudah melihat, mereka pun memanggil Zul
untuk mengkalrifikasi.

Saya sedih, foto ini sudah menyebar kemana-mana sampai ke Konjen


dan dapat diakses di internet. Judulnya menyudutkan petugas haji,
Beginikah kinerja Petugas MCH?, tutur mas Imam.

Zul diam nggak tahu mau ngomong apa. Sebenarnya mereka tidak
berduaan. Ada Bidan Gayatri yang tidak jauh dari mereka, tapi kenapa Bidan
itu menghilang di foto itu. Jadi kesannya seolah mereka hanya berdua.
Disamping itu, Soleman berada tidak jauh dari mereka. Zul yakin ada orang
yang mengedit foto dan menyebarkan gosip yang tak jelas.

Sudahlah, ayo kita temui pak Mahmud, kamu jelaskan bahwa kamu
sedang bertugas wawancara. Kalau ada yang tidak sesuai silakan klarifikasi,
mas Imam menepuk pundak Zul yang masih terdiam.

Di ruangan pak Mahmud, Zul masuk bersama mas Imam. Pak Mahmud
keluar memanggil seseorang. Pak Batubara, dokter kepala kesehatan daker
Jeddah. Zul lalu menjelaskan semua peristiwa mulai dari kedatangannya
melakukan wawancara. Zul mengatakan waktu itu tidak berdua tetapi bertiga
dengan bidan cuma dia tidak ada di dalam foto tersebut.

Bagus anda mau mengakui foto itu. Tapi anda harus tahu ini bukan
Indonesia. Ini Saudi Arabia, negara Islam. Seorang wanita dilarang berduaan
tanpa ada muhrim atau orang ketiga. Di foto itu tidak kelihatan orang ketiga
sehingga bisa menimbulkan fitnah. Dan tersebarnya foto ini sudah merusak
citra media center, kata pak Mahmud.

Tidak hanya citra media center pak, tapi citra petugas kesehatan juga.
Mereka sangat malu dengan kejadian ini, kata pak Batubara.
Senandung Bukit Cinta 74 |
DudunHamdalah
Maafkan saya pak, saya tidak merusak citra siapapun saya hanya
menjalankan tugas sebagai wartawan, jawab Zul

Kalau menjalankan tugas mestinya tidak sendiri, kalau begini kan


kesannya berduaan apalagi pada malam hari. Kamu nggak tahu apa kata
orang tentang dokter Zalwa. Dia anak Qori. Tidak pernah pacaran. Bahkan
dekat dengan laki-laki pun tidak. Dia gadis yang baik dan terjaga. Kamu
sudah merusak reputasinya, tegas Batubara dengan nada tinggi.

Sebaiknya kita bentuk tim untuk mencari penyebar foto itu pak, sahut
mas Imam.

Waktu kita mepet, tiga hari lagi kita sudah ke Mina. Banyak pekerjaan
kita dan tidak ada waktu untuk urusan begitu, jawab Mahmud.

Itu nggak perlu pak, justru kita harus berterimakasih ada yang mau
menyebarkan foto itu. Dengan begitu kita tahu kinerja petugas haji kita,
ketus pak Batubara.

Pak Mahmud diam.

Terus bagaimana pak? tanya mas Imam.

Sebaiknya mulai sekarang, semua konsentrasi di pekerjaan. Buat


berita dan laporan yang bagus, tinggalkan pikiran yang lain, nanti di tanah air
saja, ujar Mahmud.

Satu lagi pak, saya ingin Zul dihukum. Dia tidak boleh mendekati
Zalwa lagi. Lagian hanya dokter bodoh yang mau sama wartawan, kata
Batubara menusuk perasaan.

Zul diam. Baginya ucapan pak Batubara lebih menyakitkan ketimbang


dicambuk.

Itu tidak adil pak, Zul belum bisa dinyatakan bersalah sebelum diusut
penyebar foto itu. Karena saya melihat foto iturekayasa , ujar mas Imam.

Senandung Bukit Cinta 75 |


DudunHamdalah
Tiba-tiba kepala Daker masuk. Dialah pemegang otoritas petugas haji
Jeddah.

Saya sudah mendengar percakapan kalian, saya kira untuk kebaikan


semua lebih baik kita konsentrasi ke pekerjaan. Tidak ada lagi urusan asmara
di sini. Kalau sampai ketahuan ada petugas haji yang pacaran kita akan
menindak tegas. Nah selama 2 hari Zul akan kita kirim untuk belajar agama
kata pak Daker.

Akhirnya hukuman pun dijatuhkan pada Zul oleh Kadaker Jeddah.


Dalam waktu 2 hari, Zul diasingkan ke laut Merah bertemu dengan seorang
Imam untuk belajar agama. Zul keluar dengan kepala menunduk. Sebenarnya
pak Mahmud ingin membela, tapi dia tidak enak hati dengan pak Batubara.

-0-

13. Masjid Terapung

Senandung Bukit Cinta 76 |


DudunHamdalah
Masjid Fatimah, namun jamaah haji Indonesia lebih mengenalnya sebagai
masjid Terapung, terletak di pinggir pantai laut Merah. Disebut masjid
Terapung karena masjid ini berdiri tidak di tanah tapi diatas pantai.
Bangunannya ditopang oleh ratusan tiang beton yang kuat. Masjid berwarna
putih ini tampak indah dan megah.

Hari itu, Zul diantar Kohar dan Syaiful untuk menjalani hukuman dari
Kadaker Jeddah. Mereka pun masuk ke dalam masjid, bentuk kubah di
dalamnya dilingkari kaligrafi ayat-ayat suci Al-Quran serta dihiasi lampu-
lampu kristal yang sangat cantik. Masjid Terapung berlantaikan marmer,
sedangkan di dalam masjidnya sendiri dilapisi permadani yang sangat indah
luar biasa, dilengkapi rak-rak al-Quran.

Seorang marbot menyambut kehadiran mereka, dan mempersilakan


masuk. Lalu Syaiful menyerahkan sebuah surat dari Kadaker, marbot pun
menerimanya dan masuk ke ruangan memanggil sang Imam.. Tak lama
kemudian muncul laki-laki memakai jubah dengan rambut yang berwarna
putih.

Assalamualaikum..... sapa Syaiful

Waalaikum salam...apa kabar...Ful

Baik Syech.....?

Saya sudah membaca surat Kadaker, dia ingin kamu 2 hari disini
membantu mengurus masjid.

Setelah itu Abu Senja bercakap sejenak dengan Syaiful sebelum, ia kembali
ke wisma di Jeddah. Setelah Syaiful pamitan abu sneja menghampiri si Anak
muda .

Saya Haji Abu Senja, panggil saja Syech. Sebenarnya yang menjadi
imam di sini kakak saya, namanya Abu wazir, tapi dia sedang do Indonesia,
dan sekarang sibuk mengurus jemaah hajinya

Oh Syech Abu Wazir, maksudnya?

Senandung Bukit Cinta 77 |


DudunHamdalah
Iya, kamu kenal?

Saya kenal sangat, dia saya anggap seperti kakek saya..

Ohya, siapa nama kamu..?

Zulfikar.....

Iya, kakakku pernah menyebut namamu,,, sekarang kita bisa


bertemu..

Ternyata dunia begitu sempit Syech..

Syech hanya tersenyum.

Selama 2 hari, Zul menggantikan pekerjaan marbot, sementara sang marbot


malah hanya bertugas azan saja. Anaka muda itu mulai kesal. Karena ia harus
membersihkan halaman masjid yang luas itu, mengepel lantai dan
sebagainya. Pekerjaan yang diberikan itu membuatnya kelelahan. Padahal
kata Kadaker, dia akan belajar agama, tapi malah diperlakukan seperti
pembantu. Kadaker mengira bahwa Abu wazir yang paham agama yang
menjadi imam, namun ternyata saat itu sedang digantikan adiknya yang ilmu
agamanya minim.

Selain itu, Abu Senja ternyata kurang suka dengan Zul, karena
kakaknya Abu Wazir pernah menceritkan akan memerikan usahanya pada
anak muda itu. Selama 2 hari, Abu Senja juga menyelipkan nasehat antara
lain, agar Zul menolak tawraan Abu wazir untuk meneruskan bro haji
miliknya.

Saya sudah menolaknya Syech, saya sedang mengejar mimpi saya.


ujar Zul .

Anak muda itu pun menceritakan tentang mimpinya dan ia yakin gadis
Mesir yang dilihatnya itu yang dimaksud dalam mimpi. Hal tu membuat Abu
Senja sedikit tenang.

***

Esok hari pun tiba. Udara bandara cukup panas. Zalwa bertugas kembali di
bandara. Kali ini, pasiennya banyak sekali. Baru pada siang hari pasiennya
Senandung Bukit Cinta 78 |
DudunHamdalah
mulai berkurang. Setelah pasien sepi, Zalwa berjalan keliling bandara. Dia
melihat rombongan dari Malaysia sedang berkumpul. Itu mengingatkannya
pada Badawi. Zalwa berjalan mengamati satu per satu. Dia ingin tahu apakah
Badawi ada diantara mereka. Namun, ia tidak melihat keberadaannya. Zalwa
duduk di kursi kosong, diantara rombongan itu. Seorang tua paruh baya
mendekatinya.

Nak cari siapa? seorang jamaah berkacamata minus menyapanya.

Oh saya cari kawan dari Malaysia,

Siape namanya,

Ahmad Badawi,

Darimane,
Selangor,

Ahmad Badawi, tak ade nama disini.

Maaf, bapak siapa?

Oh kenalkan saya Atok Ramlan, panggil aja Pak Cik. Saya pimpinan
rombongan haji Malaysia, katanya.

Oh senang sekali berkenalan dengan Pak Cik, saya Zalwa...dokter haji


Indonesia,

Oh bu dokter, dimana kenal Badawi,

Di fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara,

Oh ya, dokter kalian, nanti Pakcik nak bantu carikan kontak Badawi
ya.

Terimakasih, Pak Cik nak minta nomor selulernya,

Sebelum pergi Zalwa sempat bertukar nomor hape dengan pak Cik.

Zalwa merasa menemukan secercah cahaya di kegelapan senja.


Perkenalannya secara tidak sengaja dengan Atok, membuat asanya bertemu
Badawi tumbuh. Kabar apa pun tentang Badawi ingin ia ketahui. Dia dimana?
Jadi ambil spesialis apa? Kapan mau ke Medan? Itulah pertanyaan yang ingin

Senandung Bukit Cinta 79 |


DudunHamdalah
ia ajukan bila menemukan kontak personnya. Kumis tipis ala Malaysia
membuat Zalwa sulit melupakannya.

-0-

14. Jabal Rahmah si Bukit Cinta

Musim haji telah tiba, sehari sebelumnya Zul sudah kembali ke wisma haji
Jeddah. Setelah 2 hari di masjid Terapung dan badan pegal linu, Syaiful
menjemputnya karena besoknya para petugas haji sudah bergerak ke Mina.
Jamaah akan memulai serangkaian ibadah haji. Persiapan demi persiapan
Senandung Bukit Cinta 80 |
DudunHamdalah
telah dilakukan. Untuk pemberitaan, dibentuk dua posko yakni satu di Arafah
dan satu lagi di Mina. Bagi petugas, musim haji ibarat pepatah sambil
menyelam minum air. Sambil ibadah haji , Zul ingin tugas liputan berita juga
berjalan dengan baik.

Larangan bertemu Zalwa ada hikmahnya. Zul bisa konsentrasi untuk


ibadah dan bekerja. Setelah mengenakan ihram, rombongan MCH berangkat
dari Jeddah menuju Madinah. Bang Badrun sebenarnya belum sehat. Saat
makan sate kambing semalam atas undangan pak Konjen. Darah tingginya
kambuh. Kepalanya pening. Kalau bang Badrun saja nekat berhaji apalagi Zul
dan Kohar yang baru pertama kali, mereka ingin ibadah ini khusuk dan lancar.

Biasanya para tenaga musiman, yang sudah pernah haji menjadikan


momentum haji untuk menambah penghasilan. Mereka menawarkan badhal
haji atau menghajikan orang yang belum haji tetapi sudah meninggal.
Bayarannya beragam tergantung kesepakatan. Zul memakai jasa Syaiful
untuk badhal haji ayahnya dengan upahn 80 riyal.

Para petugas, berangkat ke Mina malam hari, di sana singgah sebentar


persiapan menuju Arafah. Setiap mobil yang keluar masuk lokasi ritual Haji
Arafah harus menempelkan stiker yang dikeluarkan panitia Arab Saudi. Di
jalan beberapa bus yang mengangkut panitia tidak memakai stiker. Namun
otak orang Indonesia memang lihai. Bus yang sudah di parkir di Arafah
dicopotin stikernya untuk dibawa menggunakan mobil kecil, kemudian
ditempel ke bus yang belum ada stikernya yang belum bisa masuk Arafah.

Meski melihat keganjilan Zul tidak boleh menggunjing. Zul ingat pesan
haji agar wala rafatsa, wala fusuqa, wala jidala. Artinya jangan ngrasani
/membicarakan orang lain, jangan menjelek-jelekan, dan jangan pula
berdebat untuk hal-hal yang tidak perlu.

Dari Mina tiba di Arafah sekitar jam 5 pagi, Zul sempat melaksanakan
sholat subuh berjamaah. Tenda-tenda jamaah haji di Arafah sebagian besar
sudah dihuni jamaah dari berbagai negara. Hampir dua juta manusia serba
putih memadati padang pasir yang membentang luas. Udara panas
Senandung Bukit Cinta 81 |
DudunHamdalah
memanggang mereka di Arafah meski ada beberapa pohon yang terpelihara.
Panasnya mengingatkan Zul akan cerita tentang padang Mashyar dimana
setelah kiamat semua manusia akan dikumpulkan untuk menghadapi
penghisaban Tuhan. Gambaran ini membuat Zul merinding.

Wukuf di Arafah dilaksanakan di tenda-tenda. Biasanya diisi tauziah,


sholat, dzikir dan doa. Segala doa akan dipanjatkan karena Arafah merupakan
salah satu tempat yang mustajab. Anak muda itu pun teringat titipan doa
yang dituliskan oleh keluarga, sahabat dan handai taulannya. Ia pun mulai
membuka buku tulis dan membacaya satu-satu. Sementara disampingnya
Kohar membawa buku yang cukup tebal dan memeluknya.

Ya Allah, kabulkanlah semua doa yang ada dalam buku ini... aminnn?

Zul heran sambil memperhatikan rekannya, doanya berbeda. Tapi ia hanya


tersenyum, dan tak penting menanyakan cara Kohar berdoa seperti itu.

Tuhan Maha Tahu Zul, Tuhan sudah tahu isi buku ini kok.. Kohar
menjawab sendiri.

. Selain panas, debu yang diterjang angin membuat penyakit gampang


menyebar. Antisipasinya adalah memakai masker yang sudah dibagikan
petugas kesehatan. Untuk menghindari silau matahari biasanya jamaah
memakai kacamata hitam. Zul dan bang Badrun pun memakainya.

Selepas makan siang, wartawan bergerak ke lapangan mencari berita.


Badrun dan Soleman wawancara dengan Menteri dan beberapa tokoh di
tanah air. Zul mereportasekan kondisi jamaah di tenda-tenda. Kohar mencari
berita di posko kesehatan Arafah. Di pinggir jalanan, mobil-mobil orang Abarb
membagikan makanan dan minuman gratis. Menurut Mas Imam setiap musim
haji, orang-orang kaya di Arab berderma.

Kamu nggak ke Jabal Rahmah.. tanya Syaiful.

Ada apa disana..?

Senandung Bukit Cinta 82 |


DudunHamdalah
Arafah diyakini sebagai tempat pertemuan antara Nabi Adam dan Siti
Hawa. Setelah turun dari surga mereka berpisah di bumi dipersatukan Allah di
Padang Arafah, yakni Jabal Rahmah. Orang menyebutnya Bukit Cinta. Di
puncaknya terdapat tugu batu, di situ biasanya banyak orang berdoa.
Kebanyakan doanya minta jodoh... ujar Mas Imam.

Bolehlah...? mas Imam mau minta jodoh juga? goda Zul.

Eh enggak, biar awet saja sama istri.. katanya gugup.

Anak muda itu pun sambil berjalan mengikuti mas Imam. Jabal Rahmah
sangat padat di musim haji. Banyak orang yang bergerak ke sana, mayoritas
adalah para jomblo. Saking ramainya Zul terpisah dengan Mas Imam.

Ada sebuah tugu yang berada di puncak bukit. Banyak orang yang
meyakini bahwa itu adalah tugu cinta, dimana doa kita bisa diijabah. Tiba-
tiba sebuah suara yang tak asing ditelingannya.

Zul, tempat ini adalah penyatuan hati Adam dan Hawa, jika kamu
memang mencintai seseorang, berdoalah di tempat ini dan sebutlah
namanya. ujar Zalwa,

Zul bingung siapa yang akan ia sebut, karena ia tak tahu nama
pramugari Mesir itu. Tangannya sudah menyentuh tugu itu. Ia melihat Zalwa
sudah berdoa dan meninggalkan tugu berwarna putih itu. Gadis itu masih
melihatnya sambil berjalan pulang. Tiba-tiba Zalwa terpeleset, jatuh.

Zalwaaaa.. teriak Zul melihat gadis itu jatuh.

Anak muda itu bergerak menuju ke tempat Zalwa. Beruntung, ada


seorang pria Tua dari Zaan yang memegangi tangannya. Oh itulah pria yang
diberi nasi kotak oleh anak muda itu di bandara. Zalwa pun bisa ditarik dan
hanya mengalami lecet sedikit.

Syukron... ucap Zul.

Senandung Bukit Cinta 83 |


DudunHamdalah
Pria Yaman itu tersenyum pergi.

Tak lama kemudian rombongan dokter pun datang. Mengetahui


keberadaan Zul mereka pun menjauhkan Zalwa. Dokter. Zalwa kemudian
bergabung kembali dengan rombongannya. Namun ketika berpisah, Zalwa
nampak tersenyum pada anak muda itu.

-0-

15. Masjid Qishos

Senandung Bukit Cinta 84 |


DudunHamdalah
Selepas musim haji, petugas haji kembali betugas untuk persiapan
kepulangan jamaah. Syaiful mengajak MCH Jeddah untuk liputan ke masjid
Qishos. Matahari tepat diatas ubun-ubun. Terik panas menyengat. Mobil
memasuki kawasan Masjid yang sepi. Belum masuk waktu sholat Dhuhur.

Ini masjid Qhisas, dan tiang pancang itu adalah tempat hukuman
untuk pelanggar syariat Islam. Alun-alun didepannya tempat berkumpul
orang-orang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman.

Sebuah batu besar dibawah pohon yang rindang, menjadi tempat duduk
mereka. Syaiful melanjutnya ceritanya.

Biasanya setiap hari Jumat diawal bulan, masjid ini ramai. Banyak yang
ingin menyaksikan prosesi Qishas.

Hukuman apa saja disini? ,tanya Kohar.

Macam-macam, ada potong tangan bagi pencuri, cambuk dan rajam


bagi pezina dan hukuman penggal kepala bagi pembunuh, jelas Syaiful.

Iiih serem, sahut Kohar.

Untuk pencuri akan dipotong berurutan. Jika baru pertama dipotong


pergelangan tangan kiri, mencuri kedua telapak tangan kiri. Mencuri ketiga
siku kanan, keempat siku kiri terus ...,

Ah nakut-nakuti saja, kalaua dua tangan sudah dipotong bagaimana


mau mencuri.. ujar Zul cerdas,

Syaiful tertawa.

`Kalau hukuman mati siapa yang eksekusi, tanya Badrun.

Oh ya itu semacam algojo. Sebelum memenggal kepala orang, dia


minum obat yang bahasa kita namanya obat tega. Jadi setelah minum obat
itu, dia menjadi kejam diluar kesadaran. Setelah memenggal kepala dia harus
segera dimasukkan mobil supaya tidak melukai yang lain. Makanya
penjagaannya super ketat. Ujar Syaiful.

Sementara itu, Zul masih diam memegangi tiang dan arena hukuman. Ia
membayangkan sesuatu. Tiba-tiba badannya gemeter seolah dia yang
mengalami hukuman cambuk. Kohar segera menghampiri.
Senandung Bukit Cinta 85 |
DudunHamdalah
Sakit nggak ya dicambuk, saya penasaran... tanya Zul.

Eittt, hati-hati kalau ngomong,..Sakitlah, denger ceritanya saja saya


sudah merinding, ujar Kohar.

Syaiful tersenyum.

***

Sementara di wisma haji, Bidan Gayatri menyampaikan salam Faizal untuk


Zalwa.

Bagiamana Faizal menurutmu ? dia mahasiswa Mesir sebentar lagi


lulus dan orang tuanya adalah kakak saya, agamanya baik tanya Bidan.

Zalwa masih menunggu jawaban dari seseorang......?

Siapa...?

Zalwa diam saja, ia tidak tertarik si bidan menjodohkannya dengan Faizal.

Orang Malaysia, teman kuliah dulu jawab Zalwa.

Untung bukan Zul.....? ujar si bidan.

Kenapa dengan Zul...

Dia pemuda tidak sehat, katanya dia bermimpi akan menikah dengan
seorang putri.....hahaha bidan tertawa.

Zalwa semakin tak mengerti.

Dia bilang akan mengejar mimpi itu.....

Zalwa diam, antara percaya dan tidak dengan omongan si bidan.

Dia juga bilang gadis yang dia kejar itu bukan kamu....

Hati Zalwa tersentak, jantung berhenti berdetak sesaat, akhirnya ia


sadar kembali. Zalwa memang ingi mendapat kabar dari teman kuliahnya
dulu. Dia adalah ketua organisasi sedangkan Zalwa menjadi sekretarisnya.
Pemuda itu pernah ingin melamarnya. Namun sejak kembali ke Malaysia 5
tahun silam, tak ada kabar lagi. Semua alat komunikasi tidak ada yang
dihubungi. Zalwa ingin melupakannya tapi belum bisa.

Senandung Bukit Cinta 86 |


DudunHamdalah
****

Suatu ketika rombongan mahasiswa Mesir sedan berkunjung ke Madinah ke


tempat dimana Cak kandar bertugas. Mereka menginap di wisama Haji
madinah. Para mahasiswa itu sedang makan siang, tak jauh dari Cak kandar.

Rencana kita di Mekah berhasil, foto editan lu memang hebar Rid,


sekarang hubungan Zalwa dan Zul sudah menjauh ...ujar Faizal.

Iya Zal, jangan sampai bocor ya hahahah, tersu apa rencanamu


selanjutnya .. tanya Farid.

Nah itu dia, tanteku bidan Gayatri yang akan meyakinkan dia dulu.
Namun ada satu yang aku tak suka? Zul menolong zalwa waktu terjatuh di
jabal Rahmah .. ujar Faizal.

Wah gawat, jabal rahmah itu kan tempat keramat, disana Nabi Adam
dan siti hawa bertemu. Kenapa sampai kecolongan begitu...

Ya aku sudah tanya Bidan, katanya Zalwa tersesat dan seolah ada
seorang tua yang mengajaknya ke sana sehingga terpisah dari rombongan..

Hmm tidak masuk akal, kata Farid.

Ya aku juga sempat memarahi tante, gara-gara Zalwa terlepas dari


pengamatnnya, tapi aku tidak percaya mistik ujar Faizal.

Ini bukan mistik, tapi memang tempat itu menyimpan banyak


pertanda, banyak pelajaran dan banyak hal yang diluar kuasa manusia..ini
tanah suci Zal..

Faizal diam, dia berharap mistik itu tak menjadi nyata.

Apa usulmu Rid?

Ya kita harus gerak cepat, kamu harus melamar Zalwa...

Faizal diam lagi dengan usul sohibnya.

Gimana caranya? Kan belum tahu Zalwa mau atau enggak? tanya
faizal.

Senandung Bukit Cinta 87 |


DudunHamdalah
Lamar dulu, kalau ditolak baru kita pikirkan langkah selanjutnya. Kalau
diterima kan beres urusan.. ujar farid.

Faizal diam nampaknya dia setuju lagi dengan usul Farid.

Sementara itu Cak kandar yang diam memperhatikan seksama apa yang
dibicarakan dua mahasiswa dari Kairo itu. Ternyata mereka merencanakan
persekongkolan jahat yang mengakibatkan Zul dihukum oleh kadaker. Cak
kandar geleng-geleng kepala.

-0-

16. Pramugari Bermata Jeli

Matahari terbit menyinari bumi Arab di pagi yang cerah. Di Jeddah, siang hari
lebih panjang ketimbang malam. Kumandang Subuh jam 06.30, dan Magrib
jam 19.30 malam. Namun, awalnya kebanyakan petugas Indonesia tidak
tahu. Itulah kenapa waktu petugas tiba di Arab Saudi banyak yang jam empat
sudah bangun menunggu Adzan Subuh. Bahkan ada yang belum adzan sudah
sholat, macam Soleman yang sholat subuh jam lima pagi.

Hari ini Zul dan Kohar of. Tiba-tiba Zul teringat titipan bu Wal untuk
Faridah. Segera dicarinya paket itu kemudian ditelponlah gadis keponakan
bosnya.

Senandung Bukit Cinta 88 |


DudunHamdalah
Kita ketemu di Balad saja, siang ini, ujar Faridah di ujung telepon
sana.

Zul dan Kohar pun bergegas meninggalkan wisma haji.

Matahari mulai menyingsing ke arah barat. Sebuah taksi putih membawa


mereka berdua . Seorang sopir berkulit legam menyapa.

Where are you going? tanyanya.

Oh dia bisa berbahasa Inggris, Goodlah, batin Zul.

Balad,jawabnya.

Where are you from sir, tanya Zul.

Bangladesh, jawabnya.

Oh I think Pakistan,

No, and you Indonesia. Apa kabar?

Baiiik Mister, sahut Kohar lantang.

Giiran bahasa Indonesia Kohar nggak mau keduluan. Geli Zul


mendengarnya. Hanya beberapa menit taksi sudah tiba di Balad. Ternyata
Balad adalah sebuah mall yang cukup besar. Zul membayar 10 riyal sesuai
saran Faridah.

Terima kasih, kata sopir itu tancap gas.

Di Arab, taksi tidak memakai argo. Tapi tarifnya jelas, seperti ada aturan.

Wah dasar Bangladesh bisanya bahasa Indonesia cuma apa kabar dan
terimakasih. Kalau lancar, saya mau tanya Sah Ruk Khan? ujar Kohar.
Sah Ruk Khan... itu dari India,

Iya sih, abis hanya dia yang gue tahu,

Zul tertawa atas kekocakan sahabatnya.

Memang benar, kota Jeddah yang berada di tepi Laut Merah sangat
strategis untuk jalur perdagangan dari benua Eropa dan Afrika menuju
semenanjung Arab. Lalu lintas perdagangan cukup ramai di sini. Akibatnya
dapat kita tebak, tempat ini adalah surga belanja produk-produk impor

Senandung Bukit Cinta 89 |


DudunHamdalah
bermerek. Hal ini ditunjang dengan berdirinya beberapa pusat perbelanjaan
di kota Jeddah yang bebas pajak, salah satunya kawasan Ballad.

Kaki Zul berhenti di dalam pusat perbelanjaan Al Ballad di King Abdul


Aziz Street. Dia melihat banyak sekali toko yang menjual produk-produk
Barat. Lalu dia mulai mengirim sms ke Faridah

Kutunggu di depan Rayana Store di lantai 3, balasnya.

Zul bergegas naik lift. Di dekat Rayana store, ia amati sekitarnya.


Seorang gadis memakai baju hitam panjang, rambutnya dibiarkan terurai
tanpa kerudung. Zul mendekatinya.

Apa dia Faridah? pikir Zul.

Sepertinya orang Filipina, cegah Kohar seraya menarik lengannnya.

Jeddah bukan termasuk kota suci seperti Madinah dan Makkah. Karena
itu, orang-orang asing nonmuslim diperbolehkan masuk ke kota ini. Jeddah,
kota internasional, menjadi kota yang lebih bebas daripada Makkah dan
Madinah. Sangat gampang menjumpai perempuan-perempuan yang
membuka jilbabnya di sini.

Hai Zulfikar ya...

Suara seorang wanita menyapa Zul dari belakang. Anak muda itu
menoleh, tampak dua orang gadis menghampiri. Dua-duanya berpakaian
serba hitam memakai jilbab. Seorang berkulit putih dan seorang lagi
bercadar.

Faridah?, tanya Zul.

Wanita bercadar itu mengangguk. Kohar masih mematung, seperti baru


saja melihat bidadari. Seorang gadis lagi masih terdiam. Zul
memperhatikan... mirip gadis yang dilihatnya di bandara.

Saya jalan duluan ya, kalian ikutin saja, ujar Faridah.

Mereka pun berjalan menguntit di belakang. Melihat goyangan dua


orang perempuan yang berjalan di depan sungguh sebuah godaan tersendiri.
Zul berusaha sekali-kali saja melihatnya, supaya tidak kehilangan jejak.

Senandung Bukit Cinta 90 |


DudunHamdalah
Pantesan, Nabi Musa tidak mau berjalan di belakang Sarah dan
saudaranya, pikir Zul.

Zul, lu kenapa nggak bilang kita mau ketemu bidadari, tanya Kohar.

Emang kenapa,

Gue kan persiapan dulu, pakai baju bagus, parfum. Lihat nih baju gue
kusut gini,

Ah nggak papa, saya juga belum tahu bakal ketemu perempuan


secantik itu,

Lah, lu belum kenal sebelumnya,

Zul menggeleng. Kohar keheranan.

Faridah dan kawannya masuk ke rumah makan Filipina. Mereka


mengikuti. Dia mengambil tempat di bilik bertirai. Faridah menjulurkan
tangan memperkenalkan diri. Mereka salaman.

Maaf ya saya memakai cadar. Ini temanku Zulaeha, dia dari Mesir,
kami sama-sama pramugari di Saudi Airline. Okay kalian mau pesan apa?
tanyanya sopan.

Zul masih sibuk memperhatikan gadis yang duduk di hadapannya. Aha


Zulaeha, itu gadis yang mirip di dalam mimpinya. Zul senang merasa telah
memenukan gadis yang selama ini dicarinya. Berarti mimpinya bukan isapan
jempol. Dan ternyata gadis itu adalah teman Faridah. Zul yakin semua sudah
termaktub bahwa perjumpaan dengan gadis itu ternyata cukup mudah atas
kehendak sang maha Pencipta.

Mereka pun menulis menu, seorang pelayan segera menyiapkan


pesanan mereka. Zul memesan ayam Adabo. Menurut pelayan, olahan ayam
khas Filipina ini mirip semur hanya rasanya sedikit asam dengan aroma wangi
ketumbar. Kohar terlihat bingung mau pesan apa, akhirnya dia pun berkata
satu lagi tiap kali Zul memesan.

Oh ya, maaf kalian sudah ada yang pernah ke Jeddah sebelumnya?


tanya Faridah.

Mereka berdua serempak menggeleng.

Senandung Bukit Cinta 91 |


DudunHamdalah
Di sini aturannya lebih longgar daripada Mekah dan Madinah. Hanya
beberapa saja yang ketat seperti seorang wanita tidak boleh berduaan
dengan laki-laki yang bukan muhrimnya. Tidak boleh keluar malam hari
sendirian. Makanya tadi kenapa saya suruh kalian mengikuti di belakang.
Karena disini hukum negara adalah hukum Islam. Di lapangan banyak
Mutawin yang bertugas mengawasi hukum agama, jelas Faridah.

Nah.... nanti kalau kita ketahuan Mutawin di sini bagaimana? Kohar


mulai ketakutan.

Kohar pantas takut, karena ia sempat trauma peristiwa di bandara.

Insya Allah aman. saya mengajak kalian ke restoran Filipina, tempat ini
multi agama. Orang Islam, Kristen, bisa masuk, dan kita kan tidak berduaan
kan jelas Faridah.

Iyalah, ujar Kohar mengurut dada..

Disini perempuan gerakannya dibatasin, nggak kayak di Jakarta.


Pakaian wanita kalau bepergian rata-rata hitam, yang muslim pakai kerudung.
Kalau di Indonesia mau pakai singlet doang di Mall, siapa yang larang, ujar
Faridah sambil tertawa kelihatan gigi gingsulnya.

Namanya juga negara Islam, jangan disamain dengan kita yang


sekuler,sahut Kohar.

Apalagi mereka yang bekerja di Saudi Airlines. Lihat gedung di


seberang itu, kata Faridah.

Mereka menoleh ke arah gedung yang dimaksud.

Di apartemen itu kami tinggal, untuk pergi ke sini kami harus naik
taksi, tambahnya.

Ha, kan tinggal nyebrang, Kohar kaget.

Manajemen tidak mengijinkan, kami hanya bisa pergi ke tempat lain


dengan taksi atau bis jemputan meski jaraknya dekat, jelas Faridah.

Berarti Zul nanti harus ganti ongkos taksinya nih, Kohar meledek.

Ah nggak usah, tadi kami ketinggalan bis kok, jadi terpaksa pakai
taksi,
Senandung Bukit Cinta 92 |
DudunHamdalah
Zulaeha, di mana Mesirnya tanya Zul.

Iskandaria, tidak jauh dari Sinai

Saya belum pernah ke Mesir, pengin sih melihat Piramida

Mainlah ke sana, banyak kok orang Indonesia yang kuliah di Kairo.

Dari balik cadar Zulaeha, Zul melihat sesuatu yang menarik darinya,
bulu matanya lentik. Zul penasaran seperti apa wajahnya. Tiba-tiba saat Zul
memandangnya mata Zul berpas-pasan dengannya. Zul segera mengalihkan
pandangan. Zulaeha tersipu malu. Sementara Faridah heran melihat Kohar
makan bak orang kelaparan.

Oh ya gimana kabar pak Waluyo, tanya Faridah memecah kebuntuan.

Sehat, ada salam dari pak Wal. ini ada tiitpan dari bu Waluyo

Zul menyerahkan sebuah hadiah yang terbungkus.

Faridah memandang jam di dinding restoran.

Zul, kudengar kamu bekerja di Majalah Mabrur, gimana


perkembangannya?

Namanya juga majalah baru, masih perlu banyak pembenahan.

Berarti kamu jago nulis ya? tanya Zulaeha.

Wah, jangan ditanya. Zul baru saja menjadi juara pertama novel anak
Nasional, sahut Kohar.

Zul nggak suka pamer, ia menginjak kaki Kohar.

Wah selamat ya, saya bisa belajar menulis nih, tutur Zulaeha.

Boleh dengan senang hati. Yang penting sempatkan waktu untuk


menulis sehari minimal satu jam,

Oh itulah yang ditunggu si Anak muda .

Oh harus ya.

Kalau belajar teori tidak terlalu sulit, praktek itu yang lebih penting,

Betul. Mumpung ketemu guru, kita bisa ambil ilmunya,ujar Kohar.

Baik pak guru, nanti kita ketemuan lagi, kata Faridah.

Senandung Bukit Cinta 93 |


DudunHamdalah
Faridah memanggil pelayan. Dia membayar semuanya. Hampir 100 riyal.

Okay, saya harus segera ke halte, sudah jam delapan malam berarti bus
jemputan telah tiba.

Jazakumullah Faridah, kata Zul.

Faridah mengangguk lirih. Zul pun meminta gadis Mesir itu menuliskan
nomor hapenya. Setelah mengucapkan salam mereka berdua pergi. Mereka
pun meninggalkan restoran itu. Faridah berjalan ke utara, Zul ke timur
mencari taksi.

Malam itu Zul benar-benar tidak bisa tidur. Gadis mesir yang ada di
dalamnya telah ia temukan. Gadis Arab yang sangat cantik dengan mata
yang lentik. Zul semakian bergairah dan yakin akan mimpinya. Zulaeha
seorang pramugari bermata jeli yang bertugas di maskapai mlik pemerintah
Saudi. Zul sudah mendapatkan nomor hape parmugari dari Mesir itu. Anak
muda itu tak mengira, ternyata begitu mudah berkenalan dengan gadis Mesir
itu. Dia berharap gadis itulah yang dia cari selama ini.

-0-

Senandung Bukit Cinta 94 |


DudunHamdalah
17. Angin Gurun di Bandara

Sejak perkenalan dengan gadis Mesir itu, Zul menjaga jarak dengan Zalwa.
Apalagi banyak pihak yang tidak suka ia dekat dengan dokter muda itu.
Zalwa sendiri juga masih menunggu seseorang, daan percaya apa yang
dikatakan sang bidan bahwa Zul tak mencintainya.

Kohar merasa jengkel dengan sahabatnya karena tidak mau taaruf


dengan sang dokter. Di kamar mereka pun terlibat pembicaraan serius.

Zul kenapa tidak kamu serius dengan Zalwa?

Aku tidak tahu, mungkin itu hanya sindrom bandara,

Senandung Bukit Cinta 95 |


DudunHamdalah
Ya sekarang bagaimana, semua orang sudah membicarakan kalian
berdua di sini, Aku takut Zalwa akan kecewa....

Aku tak bisa menjanjikan sesuatu yang aku belum punya....

Maksudmu...

Aku mencoba mencintai tapi mimpiku selalu membayangi...

Hari gini kamu masih percaya sama mimpi...ibarat kata mengejar


merpati yang terbang tinggi tapi burung ditangan dilepaskan.

Kurasa merpatiku sudah ada ditangan....

Siapa?

Bukankah kamu sudah melihatnya?

Faridah?

Zul menggeleng.

Zulaeha...

Zul mengangguk.

Ah itu orang Mesir, budayanya lain dengan kita. Kalau masalah


kecantikan kurasa Zalwa tidak kalah, tapi untuk mencintai orang Arab perlu
banyak pertimbangan...

***

Cak kandar menelpon mas Imam, memberitahukan percakapan antara Faisal


dan Farid di Madinah yang didengarnya. Mas Imam dari awal memang yakin
bahwa foto yang beredar di media sosial itu memang hasil editan. Cak Kandar
pun menginformasikan kecemburuan Faizal pada Zul terkait dengan Zalwa. Ia
mengingatkan agar Zul berhati-hati karena Faizal mempunyai banyak kawan
di Jeddah.

Mas Imam berterima kasih atas info dar Cak Kandar dan akan
menyampaikannya kepada Zul. Namun untuk kasus editing foto mas Imam
berjanji akan menyampaikan pada pak Mahmud. Pak Mahmud yang
mendengar berita itu merasa kaget. Dia akan menyampaikan hal itu pada pak

Senandung Bukit Cinta 96 |


DudunHamdalah
Kadaker, untuk memulihkan kembali nama baik Zul. Juga untuk mengungkap
siapa pelaku yang sebenarnya.

Saya sudah yakin foto itu hasil editan dan sengaja untuk menyudutkan
Zalwa dan saya ujar Zul ketika mas imam memberi tahu.

Terus bagaimana menurutmu... tanya mas Imam.

Sebenarnya saya tidak mau memikirkan peristiwa itu lagi, namun


kalau pihak Daker ingin mengklarifikasi Faizal dan memulihkan nama saya ya
silakan saja. jawab Zul.

Mas Imam mengangguk, dia berjanji akan berusaha membantu memulihkan


nama Zul yang tercemar beberapa waktu lalu.

***

Malam itu Zul menelpon Faridah, dia ingin tahu tentang Zulaeha.

Kenapa memang dengan Zulaeha, goda Faridah.

Aku pengin tahu saja, seperti apa dia .. Jawab Zul

Eh apa ini yang dinamakan Cinta pada pandangan pertama hehe?


ucap Faridah.

Zul tak langsung menjawab.

Baiklah aku kasih tahu, tapi kamu jangan patah hati ya. Zulaeha sudah
dilamar orang. Dia seorang bangsawan di Saudi...

Zul menghela nafas sedih.

Saranku lupakan dia, ....

Zul mematung, Faridah memanggil namanya beberapa kali tapi tidak


dijawab. Akhirnya telpon pun ditutupnya. Zul kecewa, ternyata Zulaeha telah
dilamar orang. Padahal Zul sangat yakin Zulaehalah perempuan yanag ada
dalam mimpinya.

***

Senandung Bukit Cinta 97 |


DudunHamdalah
Di Masjid terapung, Abu Wazir datang menemui adiknya Abu Senja. Dia
datang untuk mengambil alih menjadi imam di masjid Terapung, dan Abu
Senja diminta menemani jamaah hajinya pulang ke Indonesia.

Kak, beberapa hari yang lalu ada petugas haji bernama Zul, dia ke sini
karena dihukum oleh Kadaker lantaran berdua dengan seorang dokter di
bandara... ujar Abu Senja.

Abu Wazir sudah tahu dokter yang mana satu yang berdua dengan Zul.

Bagus dong, kalau dia dekat dengan dokter itu, artinya dia nanti akan
pulang ke Indonesia,

Abu Wazir tersenyum, tapi adiknya malah cemberut.

Terus apa yang kamu lakukan sewaktu dia di sini..tanya Abu wazir.

Dia hanya belajar mengaji dan sholat berjamaah.

Syech Abu Wazir mengangguk, ia kurang percaya.

Kakak masih mau memberikan usaha travel haji kepadanya?

Kalau dia mau kembali ke Indonesia?

Bukankah dia tidak mau dan akan mengejar mimpinya dengan


seorang pramugari Mesir. ujar Abu Senja.

Aku kurang tahu dengan pramugari Mesir itu, kalau dia masih mau
mengejar mimpi itu, berarti ia tidak akan mendapatkan usaha itu... kata Abu
wazir.

Hmmm ya..semoga ucap lirih Abu Senja.

Abu Senja tersenyum, sementara kakaknya diam, tahu apa yang dimaksud
oleh adiknya.

-0-

Senandung Bukit Cinta 98 |


DudunHamdalah
18. Pudarnya Sebuah Asa

Bunyi adzan menandakan waktu sholat subuh tiba. Telepon genggam Zalwa
berdering nyaring. Ia bangun dari tidurnya.

Assalamualaikum Zalwa ini Pak Cik Atok, dari Malaysie,

Waalaikumsalam, gimana kabar Pak Cik,

Alhamdulillah, Zalwa gimane?

Sehat pak Cik, alhamdulillah.

Senandung Bukit Cinta 99 |


DudunHamdalah
Iye, Pak Cik sudah mencari informasi mengenai Badawi. Pak Cik ada
jamaah namanya Pak Nuh. Pak Nuh ini supleyer alat kesehatan di Rumah
Sakit Penang. Di sana dulu ada dokter namanya Ahmad Badawi,

Oh ya..terus gimana pak Cik,Zalwa tidak sabar.

Ape Badawi yang dimaksud orangnye kuning, pakai kacamata, kumis


tipis dan ada tahi lalat dikening.

Iya benar pak Cik, terus.

Zalwa jangan sedih ya,...Badawi sudah kawin, istrinya dua,

Zalwa diam, hatinya sedih nian.

Tapi sekarang dia sudah tidak di Penang lagi. Dia sekarang dicari-cari
polisi karena ikut aliran yang dilarang pemerintah.

Masya Allah, ... Zalwa tidak bisa mengungkapkan kesedihannya.

Badawi yang dulu aktifis kini menjadi buronan pemerintah. Zalwa merasa
dikhianati. Tapi Badawi memang tidak pernah punya komitmen apapun.
Badawilah satu-satunya pria yang pernah merebut hatinya. Zalwa tidak bisa
melupakan. Perasaan Zalwa pun macam-macam, ada rindu, benci, marah,
kasihan. Semua jadi satu.

Meski sedih dan benci setidaknya kabar itu telah membuat lembaran
baru untuk Zalwa. Dia akan mengisi hari-harinya dengan membuang asa
bersama Badawi.

***

Pagi yang cerah menyinari Jeddah. Zalwa sedang makan di wisma haji
Jeddah. Makanan yang disajikan di wisma haji setiap pagi sampai malam hari.
Makanan disajikan secara prasmanan dengan lauk yang cukup bergisi.
Senandung Bukit Cinta 100 |
DudunHamdalah
Sore itu, Faisal dengan baju koko buatan Mesir menemui Zalwa. Seperti biasa,
Faisal selalu menyempatkan diri untuk menghampiri Zalwa. Dia sudah tahu
bahwa Zalwa ada yang melamar. Ruang makan sudah sepi.

Kaifa halluk ya tobin jamilah (apa kabar dokter yang cantik),

Khoir ya tholiib min Misri (baik ya mahasiswa dari Mesir),

Barakallahu ya humairah,

Sukron ya ustads,

Wah sudah banyak kemajuan Zalwa,

Pelajaran belum selesai kan?

Masih banyak, kalau perlu kita lanjutkan nanti.

Yah gimana caranya? Abang kan di Mesir,

Atau mau ikut ke Mesir hehehe?

Aduh pengin sekali, tapi Zalwa tidak punya kerabat disana,

Loh, kan ada bang Faisal, sahut Faisal.

Iya, tapi kan bukan muhrim,

Apa perlu dimuhrimkan dulu? goda Faisal.

Jangan bercanda, bang,

Siapa yang bercanda. Siapa sih yang nggak mau sama bunga daker
jeddah, hehehe.

Ah bisa saja, gimana pelajaran kita?

Faisal diam. Dia mengeluarkan sepucuk surat.

Senandung Bukit Cinta 101 |


DudunHamdalah
Hari ini tidak ada pelajaran. Tapi abang ada PR untuk Zalwa, abang
tulis di dalam amplop. Tolong dijawab ya.

Tapi Zalwa belum bagus Arabnya,

Jangan kuatir, ini pakai bahasa Indonesia kok. Syaratnya satu, dijawab
dengan jujur,

Pertanyaannya apa bang,

Ada sih... udah ya Zalwa, abang mau tugas lagi, Intabih (hati-hati)
wassalamualaikum,

Waalaikumsalam.

Zalwa penasaran ingin membuka amplop itu. Hari itu dia dinas malam
sehingga bisa istirahat di kamar. Amplop warna hijau dengan gambar Piramid
Mesir. Isinya sebuah kertas putih polos dengan logo al Ashar di pojok kanan.
Zalwa membaca dengan saksama.

Ternyata surat ungkapan hati seorang mahasiswa S-2 dari Mesir. Zalwa
terdiam. Gadis itu termenung seolah menanggung beban.

***

Sore itu Abu Senja mengajak Syaiful untuk makan malam di restoran Filipina.

Jadi aku mau minta tolong sama kamu, nanti aku kasih upah 2000
riyal, ?

Apa yang bisa kubantu Syech?

Begini, tentang Zul, kamu kan sopirnya wartawan, tolong awasi gerak-
gerik Zul, katamu dia sedang jatuh cinta dengan seorang pramugari dari
Mesir. Kamu terus ikutin dia dan bantu dia supaya bisa menikahi gadis Mesir
itu...

Caranya?

Senandung Bukit Cinta 102 |


DudunHamdalah
Kamu motivasi dia, terus awasi. Nah jika kamu melihat mereka sedang
berdua, segera telpon Faruk, dia pemimpin polisi syareat di Jedsah ini nomor
telponnya... Abu Senja menyodorkan secarik kertas.

Maksudnya saya melaporkan Zul ketika berduaan dengan gadis mesir


tu

Tepat, aku ingin mereka dinikahkan di sini.. ujar Syech Abu Senja.

Bukankah itu sesuatu yang baik Syech, kenapa harus bayar saya...

Ya aku ingin Zul bahagia, dia sangat mencintai gadis itu, kamu hanya
membantu agar bisa mempercepat perniahan itu...

Tapi, biasanya kan akan dihukum dulu, bila berduaan... tidak langsung
dinikahkan ujar Syaiful.

Ya nggak apa-apa, yang penting endingnya mereka menikah dan Zul


bahagia...gimana

Kalau untuk kebaikan saya tidak masalah, tapi bagaimana kalau Zul
dihukum cambuk?

Nanti aku yang akan menebus dendanya, dan meminta agar mereka
dinikahkan.... ujar Abu Senja. Kamu mau bantu nggak?

Tentu, kenapa tidak, menyenangkan orang lain malah dapat uang


siapa yang tak mau hehehe..

Pinter kamu Ful ujar Abu Senja.

-0-

Senandung Bukit Cinta 103 |


DudunHamdalah
19. Sebuah Sudut di Al Manar

Malam itu, hape anak muda itu ketinggalan di kamar ketika dia buru-buru
pergi menemui Zulaeha. Gadis itu menelpon si anak muda karena dia sedang
mendapat masalah. Seorang Mutawin menangkapnya di Al Manar karena dia
ketahuan pergi sendiri di sore hari. Mutawin itu membawa Zulaeha ke sebuah
tempat.

Sesampainya di al Manar, anak muda itu mencari tempat yang


diinformasikan Zulaeha. Anak muda itu kuatir terjadi apa-apa dengannya. Ia
telusuri lorong-lorong toko. Tiba-tiba Anak muda itu ingat peristiwa yang
menimpa Cak Kandar. Saat itu ia ditahan Mutawin di tempat yang sepi di
pojok barat Al Manar. Anak muda itu menuju tempat itu.

Di sana anak muda itu menemukan sebuah ruangan yang pernah


digunakan untuk menghukum Cak Kandar. Tiba-tiba ia mendengar teriakan
wanita dari gedung di sebelahnya. Anak muda itu hafal suara Zulaeha, ia
menghampiri suaranya dari balik bangunan. Untung pintu tak dikunci, Anak
muda itu bisa masuk. Sebuah bekas toko yang tidak terpakai. Anak muda itu
terkejut melihat Zulaehah tersudut di pojok bangunan. Seorang laki-laki

Senandung Bukit Cinta 104 |


DudunHamdalah
bersurban tidak suka atas kehadirannya. Tak lama kemudian beberapa teman
lelaki itu masuk.

Hai anak muda, ada urusan apa kamu kemari... ujar Faruk.

Saya mendapat telepon dari Zulaeha , katanya dia butuh bantuan


saya.. kata Zul.

Bantuan? Hahaha, kamu bisa membantu apa? Dia calon istriku dan aku
sedang merayunya supaya dia mau menerima lamaranku...

Kenapa di tempat seperti ini? Kenapa berduaan? Bukanlah anda polisi


agama lebih paham. tegas Zul.

Faruk tidak menemukan kata-kata, untuk menjawab.

Ini negeriku, dan aku minta jangan mencampuri urusanku dengan


Zalwa

Negeriku atau negerimu sama saja milik Tuhan.... aku tidak takut
meski di negeri orang

Faruk marah, dia menyuruh anak buahnya menghajar Zul. Tiga orang
pria hitam mulai maju, Zul berusaha melawan namun tak kuasa karena badan
mereka lebih besar. Zulaeha berteriak agar dihentikan. Tapi faruk
membiarkannya. Tak lama kemudian datanglah Abu Wazir, ia pun
menghentikan perkelahian yang tidak seimbang.

Cukup, hentikan..... teriak Abu Wazir.

Syech... ujar Faruk segan.

Faruk minta tiga anak buahnya mudur. Sementara anak muda itu sedikit
lebam. Faruk malu dan mengajak anak buahnya pergi. Zul lalu menceritakan
kejadian yang menimpa Zulaeha.

Lalu Syech Abu Wazir membisikan sesuatu ke telinga Zul.


Senandung Bukit Cinta 105 |
DudunHamdalah
Sebaiknya antar dia pulang, dan lupakan dia, dia bukan mimpi...
Syech pun pergi.

Anak muda itu mengantar Zulaeha naik taksi kembali ke apartemennya.

Zul, maafkan saya telah melibatkanmu dalam masalahku,

Tidak Zulaeha, jangan berkata begitu.

Nanti, Faruk akan mengincar kamu. Dia pasti malu dan saya kuatir dia
akan membalas dendam kepadamu,

Saya sudah berbuat dan akan menghadapinya, kata Anak muda itu

Zulaeha sebenarnya hanya mengetes, apakah Zulfikr benar-benar


mencintainya. Dan ternyata benar.

Setelah mengantar Zulaeha Anak muda itu kembali ke wisma. Badrun


meminta Anak muda itu ikut pertandingan persahabatan Bola Volley. Ia tahu
Anak muda itu ikut klub Volley amatir di Jakarta. Dia pernah melihat si anak
muda bermain, lalu memasukkan namanya. Anak muda itu menolaknya.
Tapi ketika mas Imam yang meminta, Anak muda itu tak bisa menolak.
Dia sangat baik pada Anak muda itu.

***

Cak kandar merasa berhutang budi dengan Zul pada peristiwa di al Manar.
Maka mengetahui rencana jahat Faizal dan Farid, Cak kandar bertekad
mengungkap kejahatan mereka terhadap Zul, khsusunya pada foto editan di
bandara.

Suatu hari cak Kandar rapat antara kepala regu MCH dengan pak Mahmud.
Malam harinya Cak Kandar mendengar pembicaraan antara Ghibran, dan
Farid di ruang tamu wisma Jeddah, di ruang tamu. Mereka tidak tahu, Cak
kandar adalah petugas MCH di Madinah.
Senandung Bukit Cinta 106 |
DudunHamdalah
Rid, apa kamu yang mengedit foto Zul dan Zalwa. Saya melihat ada
photoshop di laptop petugas temus... ujar Ghibran.

Ya, demi teman kita Faizal... jawab Farid enteng.

Naluri wartawan Cak Kandar muncul, ia pun segera merekam pembicaraan


mereka.

Tidak seharusnya kamu berbuat seperti itu, fitnah perbuatan yang lebih
kejam daripada pembunuhan. Percuma kita belajar agama di Kairo, menjadi
petugas haji kalau masih suka mendolimi orang, ujar Ghibran.

Ya, hanya sekali saja. Besok juga tidak diulangi, kasihan lihat Faizal
kasmaran sama Zalwa....

Ya , tapi aku lebih kasihan dengan kamu, dosamu memfitnah orang


itu kan besar...kamu secara jantan harus meminta maaf sama Zul ..

Farid diam meninggalkan Ghibran. Sementara Cak Kandar pura-pura


tidur di kursi yang tidak jauh dari mereka.

-0-

Senandung Bukit Cinta 107 |


DudunHamdalah
20. Pertandingan Prestisius

Pertandingan volley persahabatan digelar. Anak muda itu bermain untuk tim
petugas haji Indonesia melawan tim petugas yang bekerja di Madinatul Hujaj
yang berasal dari orang Saudi, Yaman, Mesir dan sebagainya. Pertandingan ini
merupakan upaya menjalin persahabatan antar umat Islam dan penyegaran
untuk mereka ditengah kepenatan bertugas. Dari petugas MCH Zul, Mas

Senandung Bukit Cinta 108 |


DudunHamdalah
Imam dan Badrun, sementara petugas lain yakni Batubara, Yanto, Faisal dan
sebagainya. Batubara sebagai pelatih merangkap kapten tim. Awalnya
Batubara menempatkan Zul sebagai pemain cadangan, namun atas
rekomendasi mas Imam, ia menjadi pemain inti menggantikan Faizal.
Mahasiswa Mesir itu kecewa menjadi pemain ban serep.

Pertandingan akan digelar sebentar lagi. Kadaker minta mereka bersatu


dan melupakan permasalahan masa lalu. Para pemain pun melakukan
pemanasan. Anak muda itu meregangkan otot di luar lapangan. Kalau dilihat
dari postur tubuh jelas tim Indonesia kalah jauh dibanding badan lawan yang
lebih tinggi dan besar. Tapi secara teknis, belum tentu mereka bermain lebih
baik.

Kohar memberikan secarik kertas bergambar kepada Zalwa di sudut


lapangan. Anak muda itu menitipkan print out profil Zawla yang sudah
dipublikasikan di situs informasi haji. Di situ ada tulisan dan foto Zalwa. Dari
jauh Zalwa mengucapkan terimakasih. Kohar pun mengacungkan jempolnya.

Penonton cukup banyak di pinggir lapangan. Pak Mahmud maju ke


depan dan membawa peluit. Oh ternyata dia sebagai wasitnya. Mudah-
mudahan dia bisa berlaku adil. Meski partai ini sekadar refreshing, tapi Anak
muda itu ingin sportifitas dijunjung tinggi. Kohar menghampiri anak muda itu.
Zul lebih konsens ke pertandingan. Zalwa dan para tenaga medis berdiri di
pinggir kanan lapangan.

Zul tunjukkan kemampuanmu ya... kata Zalwa memberi semangat.

Bagi si anak muda, ucapan yang keluar dari bibir kecil itu sebuah
lecutan yang mengandung energi besar. Faisal masih di barisan cadangan, dia
menghampiri Zalwa. Tiupan peluit pak Mahmud membuat anak muda itu
tidak memperhatikan apa yang mereka bicarakan. Anak muda itu ingin
bermain sebaik mungkin.

Sebuah umpan lambung Batubara, berhasil di smash anak muda itu dan
masuk. Tepuk tangan bergema. Zul melihat Zalwa, dia mengangkat
Senandung Bukit Cinta 109 |
DudunHamdalah
tangannya sambil tersenyum lebar. Belum pernah anak muda itu melihat
tertawanya selebar itu. Faisal di pinggir lapangan sudah gatal untuk bermain.
Ia merasa permainan Zul masih kalah dengannya. Ia memberi kode pada
Batubara agar diberi kesempatan masuk. Namun Batubara yang ikut bermain
kurang menghiraukan, nampaknya dia masih asyik menikmati permainan itu.

Pertandingan berjalan alot, ternyata tim musuh sudah cukup terlatih.


Sementara tim petugas haji hanya berlatih dua hari sebelum pertandingan,
pembentukannya pun terkesan mendadak.

Pertandingan makin panas, skor berjalan imbang. Giliran anak muda itu
menservis bola. Service smashnya mengarah ke pojok kiri. Anak muda itu
sengaja mengarahkan ke si Arab bertempang brewok karena dia menjadi
tumpu kelemahan lawan. Servisnya tajam berhasil masuk dan tak dapat
dikembalikan oleh si Brewok. Skor pun berubah menjadi 14-13 untuk tim
Indonesia. Kini Anak muda itu servis lagi. Namun, tim Arab mengambil time
out dan mengganti si Brewok.

Kali ini servis si anak muda bisa mereka kembalikan dengan baik.
Kemudian terjadi kesalahpahaman antara Batubara dan Badrun sehingga bola
menerjang deras ke pertahanan mereka. Skor sama 14-14. Mereka servis.
Sebuah smash keras tim Saudi berhasil di blok, lalu Badrun mengirim umpan
dan Anak muda itu menyikatnya keras. Masuk, petugas Indonesia pun
menang tipis 15-14.

Horeee, teriakan petugas haji Indonesia membahana.

Pertandingan babak pertama usai.

Hidup Zulfikar... terdengar suara seseorang wanita bertepuk tangan.

Semua terdiam. Anak muda itu mencari arah suara itu. Wanita berjilbab
serba hitam di sisi kiri lapangan. Semua orang memperhatikannya, termasuk
Zalwa. Ternyata Faridah datang tak diundang.

Itu si pramugari... bisik Kohar di samping Zalwa.


Senandung Bukit Cinta 110 |
DudunHamdalah
Dokter muda itu pun pergi meninggalkan arena itu.

Anak muda itu menghampiri Faridah. Dia tersenyum mengangkat


tangannya tanpa salaman. Waktu istirahat pun ia gunakan berbincang
dengannya.

Wah tak kusangka kamu jago main Volley..., kata Faridah.

Enggak, cuma bisa saja, ke sini sendiri ya,

Ya, tadi saya nyasar

Oh nggak papa, kata Anak muda itu.

Pertandingan babak kedua dimulai. Namun Batubara mengganti si Anak


muda itu dengan Faisal. Anak muda itu tidak tahu alasannya, ia merasa
permainanya masih oke. Beberapa penonton nampak kecewa. Anak muda itu
pun menyingkir sebentar, mengajak Kohar dan Faridah ke kantin, tidak jauh
dari arena. Mereka ngobrol di situ.

Maaf, Kohar, boleh saya bicara berdua , pintanya.

Dengan saya... ujar Kohar.

Faridah menggeleng, Kohar cemberut sambil keluar. Kohar mengangguk tahu


maksudnya.

Zul, aku mendapat pesan dari seorang utusan Faruk, di kemarin ke


apartemen kami. Minta agar kamu menjauhi Zulaeha, karena Faruk sangat
menginginkannya, meski Zulaeha sekarang belum memberi jawaban, ujar
Faridah.

Kenapa Zulaeha tidak memberi jawaban ? desak Zul.

Aku tidak tahu, yang jelas mata-mata Faruk di Jeddah ini sangat
banyak, sehingga kamu harus waspada. Lebih baik kamu jauhi Zulaeha,
karena ini tanah mereka.. ujar Faridah.
Senandung Bukit Cinta 111 |
DudunHamdalah
Zul diam menyimak. Tiba-tiba Kohar masuk.

Zul, lu harus turun. Faisal tidak bisa main Volley, tim kita hampir
kalah.

Sebentar Har, saya lagi ada urusan yang tak kalah penting, kata Anak
muda itu.

Kohar pun pergi. Faridah tertawa geli. Ternyata Faridah seorang lawan
bicara yang enak sehingga tidak ada perasaan rendah diri.

Faridah aku bisa minta tolong, kalau ada kirimkan foto Zulaeha ya
yang tidak bercadar..

Insyaallah.. kata Faridah.

Kohar lagi-lagi masuk ke dalam dengan nafas terengah-engah.

Zul, tolong bela tim kita. Kita jadi bulan-bulanan lawan, sekarang
skornya sudah 13-2. Dokter Batubara meminta gue supaya ngajak lu
bermain.

Anak muda itu masih diam. Dalam hati dia masih jengkel saat diganti.
Baru saja anak muda itu bangkit, tiba-tiba, kini dokter Batubara masuk
dengan badannya yang loyo.

Tim kita kalah babak kedua. Saya memintamu bermain di babak


ketiga. Maafkan sayaZul karena menggantimu,

Anak muda itu bangkit. Faridah pun pamitan karena harus segera
kembali ke apartemen. Padahal Zul masih ingin bicara banyak dengan
Faridah, tentang Zulaeha.

Nanti saya telpon lagi ya.. pinta Zul.

Gadis itu mengangguk.

Senandung Bukit Cinta 112 |


DudunHamdalah
Anak muda itu kembali ke lapangan. Luar biasa semua mendukung dan
mengelu elukan si anak muda . Tapi Anak muda itu tidak melihat Zalwa. Anak
muda itu lebih kaget lagi melihat skor pertandingan babak kedua, timnya
kalah telak 3-15. Anak muda itu tidak tahu apa yang terjadi . Akhirnya Anak
muda itu bermain lagi menggantikan Faisal. Orang-orang meneriaki Faisal
sebagai penyebab kekalahan. Dia malu dan minggir ke belakang.

Ketika peluit babak ketiga dibunyikan Kali ini tim Indonesia bermain
takstis. Pertandingan terus berlangsung ketat. Mereka minta time ou saat
skor 12-12. Pertandingan mulai lagi. Kali ini Tim Indonesia tertinggal 12-14.
Batubara minta lagi time out. Ia menyuruh bidan Dedeh memanggil Zalwa.
Zalwa datang. Dia tidak bisa menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.

Zalwa mendekati, dan berbisik pada Anak muda itu. Ada ras cembur u ketika
Zul di kantin bersama pramugari muda.

Zul jangan sampai tim kita kalah, berikan yang terbaik,

Kata-kata itu membuat si anak muda bersemangat,ia berharap rekan


yang lain juga semangat.

Ah paling kalah..., teriak lantang Faisal.

Kalimat itu mendapat cercaan dari para petugas.

Mereka bermain hati-hati. Smash mereka berhasil diblok si anak muda


dan bola tidak bisa dikembalikan lawan, skor sama kuat 14-14. Zalwa terus
memberi semangat. Mereka minta time out. Satu angka lagi. Zalwa
menghampiriku.

Ya satu angka lagi pertandingan selesai. Dokter Batubara menepuk


pundak si anak muda .

Zul, tim ini sangat bergantung padamu, beri kami kebanggaan untuk oleh-
oleh di tanah air, katanya.

Senandung Bukit Cinta 113 |


DudunHamdalah
Peluit pak Mahmud pun sudah disemprit. Badrun servis. Berhasil
diterima mereka. Sebuah smash keras diterima Badrun kurang sempurna.
Bola liar keluar lapangan. Anak muda itu segera mengejar sambil melompat
ke bawah, tangannya masih bisa mencapainya. Pak Yanto meneruskan ke
musuh. Mereka melakukan smash lagi.

Bruuuk....smas lawan mengenai kepala Anak muda itu cukup telak.


Anak muda itu terhuyung ke belakang, dan bola masih terselamatkan.
Badrun mengoper ke Anak muda itu lagi di depan net. Samar-samar anak
muda itu melihat bola itu di atas net. Anak muda itu meloncat setinggi-
tingginya dan memukul sekuat tenaga. Setelah itu, kepala Anak muda itu
pening, matanya berkunang-kunang. Dan Anak muda itu pun roboh.

Sayup-sayup terdengar orang- orang berteriak senang. Mereka


mengelu-elukan nama Anak muda itu. Beberapa orang menghampir dan
membopong Zul. Namun pandangan si anak muda semakin meredup, gelap
dan akhirnya hilang.

***

Anak muda itu baru sadar setelah terbaring di bangsal kesehatan. Rupanya
Anak muda itu pingsan. Tampak beberapa orang mengerumuninya. Ada
Kohar, pak Mahmud, pak Batubara dan Zalwa.

Syukurlah, kau sudah sadar... kata pak Batubara.

Zul selamat ya. Kamu adalah pahlawan tim kami. Tanpamu kami sudah
dibuat malu lawan. Kami bangga padamu, ucap pak Mahmud tersenyum
lebar.

Iya, dia bahkan sampai pingsan demi kemenangan tim kita. Separuh
lebih angka yang kita dapat berasal dari bolanya di babak ketiga, ujar Kohar.

Zalwa ingin mengucapkan sesuatu untuk Zul? tanya pak Mahmud.


Senandung Bukit Cinta 114 |
DudunHamdalah
Atau kita keluar dulu pak, memberi kesempatan pada yang muda,
minta pak Batubara.

Eh dulu kan bapak yang minta Anak muda itu tidak mendekati Zalwa,
canda pak Mahmud.

Pak Batubara pun malu dan menggandeng keluar tangan pak Mahmud
dan Kohar. Kini tinggal Zul dan Zalwa. Rahang anak muda itu masih sakit
kena smash yang telak semalam. Zalwa duduk disampingnya.

Zul terimakasih, kamu telah menyelamatkan tim kita dari kekalahan.


Saya sangat mengagumi penampilanmu,

Terimakasih Zalwa, kamu gadis yang baik. Oh ya, kabarnya kamu


menunggu seseorang ya?

Lagi-lagi Zalwa tidak bisa menyembunyikan perasaannya. Zalwa diam


sejenak diambilnya sapu tangan untuk menyeka air matanya. Dia
menceritakan perihal pemuda pemujaannya di negeri Jiran, namun harapan
itu telah sirna. Anak muda itu mendengarkan sambil rebahan. Matanya
menatap kosong ke langit-langit. Mata Anak muda itu berlinang. Tak tahan
mendengar cerita Zalwa.

Zalwa menangis. Andaikan agama ini tak melarang Anak muda itu ingin
mengusap air matanya. Anak muda itu ingin mendekapnya supaya gadis
cantik itu tidak sedih. Tiba-tiba Kohar datang membawakannya makanan dan
mengajak anak muda itu makan. Zalwa pun permisi karena ada pasien yang
harus dia tangani.

-0-

Senandung Bukit Cinta 115 |


DudunHamdalah
21. Jebakan Di Chornice

Setelah menjadi pahlawan kemenangan tim Volley, para petugas haji mulai
respek kembali kepada Zul. Apalagi sayup sayup mereka mendengar
selentingan tentang foto editan yang menyudutkan anak muda itu.

Bahkan secara terang, terangan Cak Kandar akan membalas kebaikan


Zul. Bidan-bidan dan dokter pun tak lagi memicingkan matanya. Mungkin
hanya satu dua tenaga musiman yang masih kurang suka lantaran
kedekatannya dengan Zalwa.

Suatu malam Zulaeha mengirim pesan singkat, mengajak Zul bertemu


di suatu tempat yang asing di Jeddah bernama Chornice. Zulaeha
mengatakan, dia ingin menyampaikan sesuatu yang penting. Sebenarnya Zul
merasa was-was untuk datang karena diawasi polisi Syariat dibawah pimpinn
Faruk.

Senandung Bukit Cinta 116 |


DudunHamdalah
Namun hatinya yang menggebu-gebu, meluluhlantakan rasa kekuatiran
yang bersemayam di lubuk hatinya. Zul nekat berangkat, dia pun meminta
tolong Syaiful mengantarkannya ke Chronice.

Sendiri Mas? tanya Syaiful.

Zul mengangguk. Malam yang gelap, tanpa sepengetahuan Faridah, Anak


muda itu menemui Zulaeha di sebuah restoran tepatnya di kawasan Corniche,
di tepi Laut Merah sekitar 4 km dari Balad.

Pantai Jeddah sungguh indah. Sepanjang 75 km sisi laut kota Jeddah


mempunyai pesona sendiri. Di pesisir pantai laut Merah berdiri bangunan-
bangunan peristirahatan, tempat permainan anak-anak yang menyerupai
Walt Disney. Selain itu, juga terdapat permainan ice skyting. Tidak
ketinggalan hotel-hotel berbintang dan restauran yang ikut menyemarakkan
kota Jeddah di sepanjang pantai Laut Merah.

Tempat rekreasi kota Jeddah bisa dilihat dengan menyusuri Istana


Keluarga Kerajaan Arab Saudi yang menampilkan air mancur yang memancar
hingga 100 meter tingginya. Di depan air mancur disediakan tempat duduk
untuk memandang keindahannya. Corniche merupakan kawasan yang
eksentrik.

Kali ini Zul datang sendiri, karena Kohar dinas malam di bandara.
Suasana restoran selepas Maghrib cukup sepi. Seorang pelayan menghampiri
dan menanyakan namanya. Lalu dia mempersilakan Zul masuk sebuah ruang
makan di pinggir laut. Zul tak menyangka tempat ini lebih indah
pemandangannya. Gemericik ombak pantai mengiringi malam yang cerah itu.
Sebuah kapal berlabuh di pinggir pantai.

Seorang bercadar hitam mengisyaratkan tangannya. Zul menuju


tempat duduknya. Zulaeha tidak datang dengan Faridah tapi dengan seorang
wanita berjubah hitam yang rambutnya nampak. Zul mengajak Syaiful
menemaninya, taku jika ada Mutawin yang memergokinya.

Silakan duduk Zul, kata Zulaeha

Senandung Bukit Cinta 117 |


DudunHamdalah
Apa kabar? sapa Zul.

Baik, Zul shes Magdalena my friend, shes from Philipine,

Oh Magdalena Iam Zulfikar, nice to meet you. How are you?

Im fine. Zulaeha had tell about you, you are a journalist, jawab Magdalena.

Magdalena dan Zulaeha sama-sama memakai pakaian hitam. Namun


Zulaeha mengenakan cadar sedang Magdalena membiarkan rambutnya
terurai. Biasanya itu menjadi ciri khas swanita non muslim. Tak lama
kemudian gadis Filipina itu meninggalkan mereka. Kata Zulaeha, dia menemui
pacarnya, seorang Filipina yang bekerja di rumah makan tersebut. Sebuah
restoran sea food Mesir yang cukup elite terletak di tepi laut Merah. Zulaeha
sengaja memilih tempat itu. Tak lama kemudian, Syaiful minta ijin mencari
angin laut.

Nanti, kalau ada mutawin, kabari ya Ful.. pinta Zul.

Syaiful mengangguk dan bergegas pergi.

"Kawasan Corniche merupakan daerah wisata terindah di Arab Saudi,"


ujar Zulaeha.

Seorang pelayan datang. Mereka pun menuliskan pesanan mereka.


Zulaeha bercerita tentang keinginannya menulis Novel.

Gimana cara menulis novel untuk pemula sepertiku, tanya Zulaeha.

Menulis itu sebenarnya bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Untuk
pemula bisa mulai dari pengalaman hidup, catatan perjalanan dan
sebagainya. Misalnya Zulaeha bisa menulis tentang pengalaman menjadi
pramugari di Saudi Airlines. Pasti dua tahun sebagai pramugari memiliki
banyak cerita yang menarik.

Seperti apa cerita yang bisa ditulis, apa setiap hari kita tulis apa saja
yang kita alami. tanya Zulaeha.
Senandung Bukit Cinta 118 |
DudunHamdalah
Bisa, tergantung untuk kepentingan apa? Kalau kita mau membuat
catatan perjalanan atau biografi buat kita sendiri sekecil apa pun harus
ditulis. Tapi kalau kita ingin membuat tulisan untuk konsumsi umum misalnya
Novel, sebisa mungkin yang kita tulis hal-hal yang menarik.

Seperti apa menarik itu? Apa yang kita anggap menarik kan belum
tentu menurut orang lain. ujar Zulaeha.

Benar, tapi ada standarisasi umum kan. Misalnya, menurutku Zulaeha


itu cantik. Menurut Kohar juga, dan aku yakin banyak yang bilang begitu. Jadi
dapat dikatakan secara umum Zulaeha itu cantik.

Zulaeha tersipu malu.

Terimakasih atas sharing ilmu hari ini, katanya.

Zul memberinya sebuah buku Menulis Dalam Kepala, karangan Dudun


hamdalah. Zulaeha senang menerimanya. Faridah cepat sekali belajarnya. Zul
mengagumi kecerdasannya. Setelah itu mereka pun ngobrol ngalor ngidul,
sambil menunggu Magdalena.

Bagaimana kabar Mesir...

Bagi Muslim Indonesia yang berkunjung ke Mesir Makam Imam Syafi'i


merupakan tempat yang wajib dikunjungi. Karena bagi rata-rata penduduk
Indonesia, berziarah ke makam Imam Agung dan wali-wali disunnahkan
Rasulullah. Tempat yang sangat ingin dikunjungi oleh wisatawan yang datang
ke Cairo adalah Giza, sebuah daerah di pinggiran Cairo. Di sini kita bisa
melihat Piramida Besar dan Patung Sphinx (patung setengah manusia,
setengah singa) yang juga sangat besar. ujar Zulaeha.

Ohya kabarnya kamu akan membicarakan Sesuatu yang penting


ujar Zul.

Ya aku akan bercerita tentang Faruk.... dia ingin menikahiku, tapi aku
tidak mau karena dia sudah beristri. Keberadaannya selalu membayangiku
Senandung Bukit Cinta 119 |
DudunHamdalah
jika bepergian seperti kejaidan semaam di al Manar. Dia seorang Mutawin dan
memiliki banyak anak buah. Kemana pun Aku pergi seolah-olah aku diawasi,
ujar Zulaeha.

Zul diam.

Termasuk saat ke sini ?tanya Zul.

Iya, makanya setiap saya keluar selalu memakai cadar dan pakaian
hitam. Teman-teman pramugari dari Indonesia selalu menolong. Rata-rata
mereka memakai cadar dan berbaju hitam jika bepergian. Sehingga orang-
orang Faruk sulit mengenali.

Pernah kepergok Faruk,

Pernah. Selain memakai cadar dan berbaju hitam, Kami selalu pergi
berdua keluar supaya mereka tidak punya alasan untuk menangkap. Pernah
teman saya berjalan sendirian tertangkap Mutawin. Dia kira itu saya ,
makanya hanya diberi peringatan saja,

Zul melihat sekelilingnya, dia takut ada Mutawin yang melihatnya.

Zulaeha, aku pernah bermimpi menikah dengan seorang wanita di


bukit sebuah gurun. Wanita itu secantik kamu dan aku yakin kamulah orang
yang selama ini aku cari..

Zulaeha diam, ternyata itu alasan kenapa Zul menyukainya.

Itu hanya mimpi, kalau kamu mencintai seseorang sebaiknya dasarnya


bukan mimpi, tapi karena kamu menyukainya. Jadi kamu mencintai seseorang
karena kamu memang mencintainya...bukan karena mimpi ujar Zulaeha.

Sejak melihat kamu pertama kali di bandara, aku menyukaimu.. ujar


anak muda .

Ya, kamu menyukai aku karena aku mirip dengan gadis dalam
mimpimu kan, kalau tidak bagaimana? jawab Zulaeha.
Senandung Bukit Cinta 120 |
DudunHamdalah
Zul tersentak. Berpikir apa yang akan dia katakan.

Kalau aku mengajakmu menikah bagaimana? tanya Zul.

Hmm, kalau kamu harus melupakan mimpi itu, bisa nggak?..

Jawaban Zulaeha tidak jelas dan meragukan.

Begini Zul, aku menyukai kamu, tapi bukan berarti kita menikah. Kultur
kita jauh berbeda. Kedua, ada Faruk, dialah yang menyelamatkan aku ketika
aku akan diperkosa penjahat di Jeddah. Aku merasa berhutang budi padanya.
Lalu dia melamarku, namun aku belum bisa menerima lamarannya, karena
dia sudah beristri.

Zul mulai paham, namun dia akan berusaha mendapatkan Zulaeha sebelum
janur melengkung.

Tiba-tiba ketika mereka sedang asyik berbincang berdua datang


rombongan polisi agama, tanpa pikir panjang mereka membawa dua muda-
mudi itu ke mobil.

***

Penangkapan kedua orang itu membuat Magdalena panik dia segera


menghampiri para Miutawin, bahwa Zulaeha tidak datang sendiri tapi
bersamanya. Sementara Syaiful masih diam memperhatikan mereka berdua
dimasukkan ke dalam mobil. Syaiful kemudian mencari tempat yang sepi
sambil menelpon Abu senja.

Beres Syech baru saja Zul diamankan saat berduaan dengan gadis
Mesir itu di Chroniche. ujar Syaiful.

Oke, terima kasih Ful, semoga kamu mendapat pahala yang berlipat
ganda...

Terima kasih Syech, upah yang saya terima kapan?...

Senandung Bukit Cinta 121 |


DudunHamdalah
Ya, insyaallah..

Lho kok insyaallah..... Syech?

Kita lihat endingnya, kalau mereka menikah ya lunas..

Syaeful diam. Padahal menurut kesepakatannya, ia mestinya dibayar ketika


Zul dan Zulaeha ditangkap oleh Mutawin.

-0-

Senandung Bukit Cinta 122 |


DudunHamdalah
Senandung Bukit Cinta 123 |
DudunHamdalah
22. Jiwa Besar Zalwa

Berita penangkapan Zul yang berduaan dengan seorang pramugari Mesir


membuat heboh petugas haji. Apalagi ancaman dalam hukum syareat Islam
di Saudi cukup berat, tak seperti di tanah air. Faizal yang merasa mendapat
angin segera menyebarkan kabar penangkapan wartawan petugas haji
dengan seorang pramugari ke media sosial. Melalui beberapa akun abal-abal
Faizal menyampaikan penangkapan yang dikatakannya sebagai perbuatan
memalukan. Padahal mas Imam sudah meminta semua wartawan MCH dan
petugas tidak menyebarkan berita ini.

Peristiwa yang dialami Zul kali ini lebih luas skalanya ketimbang gosip
ketika dia berduaan dengan Zalwa di bandara. Pertama mereka berdua
ditangkap oleh Mutawin dan harus menjalani prosedur hukum yang berlaku di
Arab saudi. Kedua, Zul ditangkap berduaan dengan gadis Mesir dimana
melibatkan hubungan dengan negara lain. Biasanya Mesir akan menyalahkan
pihak laki-laki dari Indonesia dalam kasus seperti ini.

Karena berita sudah menyebar ke tanah air dan menjadi trending topik
di media sosial yang intinya mengecam kinerja petugas haji membuat gerah
berbagai pihak. Kementerian luar negeri meminta anak muda itu
diselamatkan dari hukuman, sementara kementerian Agama di Jakarta malah
akan menjatuhkan hukuman pada Anak muda itu. Para petinggi Konjen Ri di
Jeddah pun terpaksa rapat untuk membahas kasus ini. Pak Konjen mengajak
para pemimpin Daker Jeddah untuk diskusi menyikapi peangkapan tersebut.

Sebelum diskusi, Mas Imam menceritakan tentang foto editing yang


membuat Zul dihukum, yang sebenarnya dibuat oleh Faizal. Pak Kadaker
sudah menegur yang bersangkutan, namun Faizal tidak mengakuinya.

Dia minta dibuktikan, bahwa dia yang mengedit dan menyebarkan foto
itu, ujar Kadaker.

Hmmm, itu laporan Cak Kandar yang mengaku mendengar langsung


Faizal dan Farid di Madinah membicarakan hal itu, jawab Mas Imam.
Senandung Bukit Cinta 124 |
DudunHamdalah
Ya ada rekamannya nggak? tanya pak Mahmud.

Mas Imam menggeleng.

Nah sudah kan buktinya, kalau hanya kesaksian bisa dimentahkan..


ujar Batubara.

Sebaiknya, kita lupakan kasus itu, sekarang kita sedang menghadapi


kasus yang lebih berat, karena melibatkan hukum negara lain... jawab Pak
Konjen.

Ya dan dengan pelaku yang sama. Menurut saya kita ikuti saja proses
hukum yang berlaku di sini untuk memberikan efek jera jelas Batubara
geleng-geleng.

Mas Imam agak kesal.

Kalau saya, jika itu sudah menyangkut nasib anak bangsa harus kita
bantu, meskipun kita tahu itu salah... ujar pak Mahmud.

Saya pribadi sependapat dengan pak Batubara, karena kita harus


menjaga marwah petugas haji. Meskipun saya juga respek ketika Zul menjadi
pahlawan tim Voley kita. Toh hukuman yang diterima Zul paling banter hanya
50 kali cambukan...saya pikir nggak akan sampai meninggal. ujar Kadaker.

Pak Daker, hukuman cambuk di sini 50 kali itu membuat luka yang
menyayat dan sangat sakit tidak seperti di tanah air. Di sini hukuman tidak
main-main. ujar pak Konjen.

Terus bagaimana Pak? tanya Kadaker.

Biasanya bisa membayar denda sebagai pengganti hukuman, tapi


cukup tinggi bisa sampai Rp 200 juta. ujar pak Mahmud.

Sya sebagai Konjen posisinya adalah melindungi WNI di luar negeri.


Kalau Tki yang dihukum mati saja kita bela, sementara ada orang yang
ditangkap polisi gara-gara berduaan dengan orang yang bukan muhrimnya,
saya kira saya akan bela, ini bukan pidana tegas pak Konjen.

Betul Pak, kita tidak tahu kasusnya, jangan-jangan seperti yng


menimpa Zul di bandara...ujar mas Imam.

Senandung Bukit Cinta 125 |


DudunHamdalah
Besok saya akan menemui kepala polisi syariah untuk memohon
keringan hukuman, syukur-syukur pembebasan hukuman.. ujar pak Konjen.

Hmmm kalau Zul tak membantu tim volly kita, malas kali aku
membantunya...padahal kita sudah pernah memberi pelajaran tapi tak jera-
jera itu anak, ujar Batubara.

***

Besoknya Kadaker dan Pegawai Konjen RI di Jeddah, menemui kantor polisi


agama di Jeddah, sambil menjenguk Zul. Setelah itu mereka menemui kepala
polisi agama Jeddah yakni Faruk. Dalam kesempatan itu Faruk menyampaikan
bahwa hukuman yang akan diterima Zulfikar adalah hukuman cambuk 100
kali atau denda Rp 500 juta.

Hukuman itu terlalu berat ya akhi, kita kan negara telah lama menjalin
silaturaami dalam ukhuwah Islamiyah. Rasanya hukuman 100 cambuk itu
tidak adil dan akan melukai persahabatan kita, ujar Kadaker.

Kami paham Kerajaan Saudi dan Indonesia adalah negara sahabat,


namun kita mempunyai otoritas hukum masing-masing yang harusu
dihormati. Koridor inilah yang mesti kita jaga. Mohon maaf, sebaiknya kasus
ini tidak diinterfensi, biarkan hukum agama kami ditegakkan, ujar Faruk.

Pak Konjen tidak berhasil membujuk Faruk untuk membebaskan atau


mengurangi hukuman si anak muda . Maka Konjen pun menemui Gubernur
Jeddah untuk meminta keringanan. Gubernur Jeddah meminta agar Zul
disidang sebelum dijatuhkan hukuman agar lebih jelas kesalahannya.

***

Sementara itu mendengar kabar Zul akan dihukum Qishos gara-gara


berduaan dengan seorang pramugari membuat Zalwa shock. Gadis itu tak
percaya kalau Zul akan dihukum cambuk . Zalwa mendapat kabar Zul tertarik
dengan pramugari Mesir dari Kohar. Dan ketika mengetahui Zul akan dihukum

Senandung Bukit Cinta 126 |


DudunHamdalah
gara-gara berduaan dengan gadis yang bukan muhrimnya membuat luka di
hati Zalwa makin menganga.

Suatu ketika, dokter Batubara menawarkan kepada para dokter, siapa


yang mau membantu untuk mengobati luka-luka Zul setelah menjalani
hukuman cambuk. Tak ada satu dokter pun yang mengacungkan jari, hanya
seorang gadis muda yang mengangkat tangannya. Meski hati Zalwa merasa
remuk namun ia akan merawat luka-lukanya. Semua petugas medis merasa
heran, ternyata Zalwa yang tersakiti malah dia satu-satunya yang mau
merawat Zul.

Zalwa, apa yang kamu lakukan... bidan Gayatri heran.

Seorang dokter pantang tidak membantu siapapun yang


membutuhkan...

Tapi dia orang yang pernah membuatmu malu... ujar Batubara.

Lalu apakah aku harus membalasnya Dok..... ini masalah


kemanusiaan dan seorang dokter wajib membantunya. Bukankah itu ada
dalam kode etik profesi kita.

Semua terdiam. Zalwa berbicara tentang kemanusiaan.

Baiklah besok, saya akan temani kamu .. ujar Batubara.

Zalwa pun tersenyum. Bidan gayatri dan beberapa dokter lainnya akhirnya
mengangkat tangan. Namun tidak semua diajak karena tenaga medis masih
dibutuhkan untuk kepulangan jamaah haji.

-0-

Senandung Bukit Cinta 127 |


DudunHamdalah
23. Faizal si Biang Kerok

Mas Imam dan tim MCH pun menyampaikan bukti-bukti ke Kadaker mengenai
fitnah yang dilancarkan oleh Faizal, antara lain editing Foto saat Zul dan
Zalwa. Cak Kandar membawa rekaman pembicaran Farid dan Faizal. AKhirnya
Kadaker memanggil Farid dan faizal didamping pak Mahmud dan Batubara.

Apa betul kalian yang memfitnah Zul dengan mengedit foto itu? ujar
Kadaker sambil menaruh di meja bukti-buktinya.

Faizal dan Farid diam, menunggu siapa yang duluan berbicara.

Senandung Bukit Cinta 128 |


DudunHamdalah
Ayolah Sal mengaku saja, semua bukti sudah ada. Kamu seharusnya
berterima kasih sama Zul, gara-gara dia tim kita menang dalam pertandingan
Volley itu ujar Batubara.

Iya, saya menyuruh Farid mengeditnya untuk membuang gambar


bidan Gayatri,

Apa alasanmu berbuat demikian? tanya Kadaker.

Saya tidak suka Zul dekat dengan Zalwa. Ujar Faizal.

Oh cemburu kau rupanya..memang petugas medis selalu menjadi


primadona asal ada dokter yang masih gadis jadi rebutan semua petugas
hahaha jawab Batubara.

Nah terus apa hukumannya pak Kadaker, ini kan fitnah dan akibat
fitnah ini Zul sudah dihukum lho..ujar pak Mahmud.

Sebenarnya seminggu lagi kita sudah selesai bertugas dan kita akan
kembali ke tanah air. Kebetulan saya mempunyai tiket pesawat ke Mesir
besok, barangkali bisa dipakai Faizal

Lho kenapa nggak dibawa ke laut Merah saja 2 hari pakFaizal ini kan
lagi melamar Zalwa, kenapa nggak menunggu saja, nanti kalau diterima
Zalwa macam mana? ujar Batubara.

Pak Mahmud tersenyum, seolah tak percaya Zalwa mau menerima Faizal.

Kan dulu saya sudah bilang tidak ada urusan asmara di sini, kalau
masih ada maka saya akan pulangkan. Saya tidak mengijinkan ada petugas
lamar melamar apalagi pada saat bertugas

Tapi pak, saya masih menunggu jawaban Zalwasaya minta diberi


kesempatan seminggu lagi ujar Faizal.

Menunggu jawaban kan tidak harus disini Zal.., sekarang kan bisa
komunikasi lewat telepon, sosial media dan sebagainya ujar pak Mahmud.
Senandung Bukit Cinta 129 |
DudunHamdalah
Pak Kadaker mengangguk. Tiba-tiba Farid berbicara.

Satu lagi pak Daker.. ujar Farid. Faizal mulai cemas.

Faizal juga yang menyebarkan berita tentang Zul yang ditangkap


bersama Zulaeha di media sosial sehinagg ramai dibicarakan..

Oh ternyata, itu ulah kalian juga ya. Ini lah yang membuat heboh
tanah air, ujar Pak Mahmud.

Pak Batubara dan kadaker marah. Pak Kadaker mengurut dada.

Saya menyesalkan apa yang kalian lakukan, ini sebenarnya lebih berat
dari yang pertama tadi sanksinya. Tapi saya bingung sanksi apa lagi yang
akan aku berikan, karena dikembalikan ke tempat sala itu sudah yang paling
berat.. ujar Kadaker.

Usul pak Gaji Faizal yang belum dibayar disumbangkan untuk


membantu menebus Zul nanti usul pak Mahmud.

Ya saya setuju pak Mahmud jawab kadaker.

***

Di tahanan Zul. Kohar dan Mas Imam datang untuk menjenguk sekaligus
menyampaikan perkembangan berita tentang Faizal yang akan dipulangkan.

Ya syukurlah kalau Faizal mau mengakui perbuatanya, semoga menjadi


pelajaran bagi yang lain..

Zul lalu menceritakan perhal penangkapannya di Chronice. Zul curiga ada


yang menjebaknya sehingga ditangkap polisi Syareat.

Saya curiga ada yang melaporkan saya ke polisi syareat..ujar Zul.

Senandung Bukit Cinta 130 |


DudunHamdalah
Mungkin Zulaeha sendiri, dia ingin menjebakmu, dia kan sudah
dilamar oleh Faruk... ujar Kohar.

Bisa saja, tapi apa motivasinya? jawab Zul.

Motivasinya bisa uang, bisa ingin mengetes kamu. Saranku lupakan


saja dia, nanti aku akan mencari tahu siapa yang menjebakmu, semua
wartawan akan aku mintai bantuan.... ujar Mas Imam.

Zul lalu bercerita dia diminta membuat pengakuan bersalah oleh polisi
syareat agama. Awalnya dia menolak, karena dia merasa menemui Zalwa
bersama dengan Syaiful dan ada Magdalena. Cuma pada saat mereka pergi
dan tinggal berdua tiba-tiba ada Mutawin datang. Namun jika proses ini
dilanjutkan ke persidangan, maka akan memakan waktu yang lama
sedangkan petugas haji harus pulang ke tanah suci minggu depan. Akhirnya
Zul memberitahu dirinya sudah mengakui kesalahan, dan pilihannya dua,
yakni membayar denda Rp 200 juta atau dihukum cambuk 50 kali. Zul pun
memilih dihukum cambuk karena tidak punya uang.

Saya akan bantu penggalangan dana dan minta bantuan Konjen dan Kadaker
untuk menebus .. ujar Mas Imam.

Zul mengucapkan terima kasih dan setelah itu mas Imam dan Kohar pamitan

***

Karena uang yang dijanjikan tidak segera dibayar, maka Syaiful mengadukan
Abu Senja kepada kakaknya, Abu Wazir yang menjadi Imam di Masjid
Terapung. Abu Wazir sangat murka mendengar pengakuan Syaiful.

Oh jadi ente yang melaporkan Zul berduaan dengan pramugari Mesir


itu tanya Abu Wazir.

Senandung Bukit Cinta 131 |


DudunHamdalah
Iya, kata Syech Abu Senja, ini untuk membantu Zul agar segera
menikah dengan pramugari itunah Syech juga menjanjikan bayaran, tapi
sampai sekarang belum diberikan ujar Syaiful.

Memang kamu pikir begitu mudah orang dinikahkan bila ditangkap


Mutawin, kalau dihukum itu pasti kalau menikah itu belum pastiprosedurnya
banyak harus ada kemauan dari kedua pihak, ada wali ada saksi Abu Wazir
geleng-geleng.

Nah sekarang Zul sedang menghadapi tuntutan hukuman cambuk, itu


pasti, sementara menikah belum pasti, karena belum tentu gadis Mesir itu
mau, kalau mau harus ada wali dan saksinya masih panjang perjalanan, tak
semudah itu.. ujar Abu wazir.

Ya saya minta maaf, kalau begitu.

Pertama kamu harus minta maaf sama Zul, lalu minta maaf ke Kadaker
Jeddah, nanti setelah itu kamu ke sini lagi ada satu tugas dari saya, baru saya
maafkan

Baiklah.. ujar Syaiful pamitan.

***

Mas Imam kaget mendengar pengakuan Syaiful. Ia tak percaya Syaiful


gampang dibohongi oleh Abu Senja dan tega kepada Zul. Mas Imam pun
kemudian melaporkan kelakukan Syaiful pada Kadaker. Akhirnya Kadaker
memutuskan akan memotong honor Syaiful sebesar 2000 riyal untuk
disumbangkan membantu menebus Zul.

Hukuman Qhisos akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Mas Imam


berusaha mengumpulkan uang tebusan agar Zul tidak dihukum. Namun
pelaksanaan Qishos tinggal beberapa hari dana tersebut belum terkumpul
semua.
Senandung Bukit Cinta 132 |
DudunHamdalah
Dana baru ada Rp 50 juta, dari Konjen Rp 20 juta, dari kadaker 3 wilayah Rp
10 juta dari teman-teman MCH Rp 10 juta dan petugas lainnya Rp 10 juta
totalnya Rp 50 juta.. kata mas Imam pada Kadaker.

Sebenarnya, saya bisa membantu dengan menalangi sisanya, namun


sikap Departemen Agama di Pusat berbeda dengan kita. Uang yang kita
gunakan itu juga bukan uang pemerintah tapi saweran kita saja. ujar
Kadaker.

Kenapa sikap Pusat berbeda ya? tanya mas Imam.

Pusat sedang disorot tajam oleh DPR dan KPK mengenai dana haji.
Mereka tidak bisa mengeluarkan dan sembarangan. Apalagi seolah ini
kesannya membela orang yang bersalah. Bahkan muncul petisi di sosial
media menolak membantu membayar uang tebusan untuk Zul yang sudah
difollow ribuan orang. Kemarin pak Direktur sudah memberitahu saya agar
tidak ada penebusan untuk Zul...

Mas Imam diam.

-0-

Senandung Bukit Cinta 133 |


DudunHamdalah
24. Hukuman Qishas

Kadaker takut dan harus mengikuti kebijakan pusat untuk tidak


mendampingi Zulfikar. Namun Konjen Jeddah dibawah Dubes Arab Saudi
Kementerian Luar Negeri tetap akan memberikan bantuan. Akhirnya dengan
dana yang ada ,Pak Konjen datang menyerahkan uang Rp 50 juta itu kepada
kepala polisi syariat Arab Saudi.

Setelah melihat uang tebusan, dan surat dari gubernur Jeddah maka
hukuman bagi Zul hanya diberikan sebanyak 20 cambukan. Akhirnya Pak

Senandung Bukit Cinta 134 |


DudunHamdalah
Konjen dapat menerimanya meski tidak sesuai dengan harapannya,
setidaknya kondisi Zul tidak separah jika dihukum 50 cambukan.

Zul pun ikhlas menerima hukuman 20 cambukan yang akan dia jalani
besok pagi. Pak Konjen didampingi Mas Imam meminta agar Zul sabar dan
kuat menjalani hukuman ini.

Dibalik kesulitan ada kemudahan Zul.. ujar Mas Imam.

***

Hukuman Qishas atas Zul dilaksanakan setelah sholat Jumat. Beberapa orang
memadati lapangan masjid. Sebagian besar petugas asal Indonesia. Tampak
di antara mereka Pak Mahmud, mas Imam dan petugas medis seperti Dr
Batubara dan dokter zalwa yang sudah menyiapkan obat-obatan.

Tim media center hampir semua datang. Disamping ingin memberikan


dukungan moral untuk Zul, mereka juga ingin tahu secara langsung prosesi
Qishas yang selama ini hanya mendengar ceritanya saja. Penting, bagi para
wartawan untuk membuat reportase mengenai pelaksanaan qishas untuk
diketahui masyarakat di Indonesia.

Dulu Zul pernah berkata ingin mecoba Qihos seperti apa, sekarang
terbukti.. ujar kohar.

Ya makanya hati-hati bicara di sini, bisa jadi doa yang dikabulkan ujar
mas Imam.

Tak lama kemudian, Zul digiring sekitar enam orang askar berjalan
menuju tiang Qishas. Beberapa keluarga orang Arab mencemoohnya.
Soleman menenteng kamera. Seorang petugas bersurban membacakan
kesalahan Zul. Dia didakwa melakukan pelanggaran karena di ruang umum
berduaan dengan orang yang bukan muhrimnya dengan hukuman cambuk
20 kali.
Senandung Bukit Cinta 135 |
DudunHamdalah
Zul berdiri dengan tangan diikat di tiang Qishas. Kepalanya menunduk.
Tak lama kemudian sebuah mobil datang. Tampak keluar seorang berbadan
besar dengan pakaian hitam-hitam memegang cambuk. Dia dikawal tiga
askar. Pria itu memakai penutup kepala. Dari jarak sekitar dua meter dari Zul
sang algojo itu siap mencambuk.

Para penonton khidmat mengikuti prosesi itu. Zul maju dua langkah. Dia
menundukkan badannya, bertumpu pada telapak tangan dan dengkul.
Biasanya hukuman cambuk itu dilakukan di punggung terdakwa. Sesaat
kemudian sang algojo memutar cemeti. Seorang petugas dari Saudi memberi
aba-aba.

Prakkkk,......terdengar suara lecutan. Disusul dengan jeritan orang


kesakitan

Aaakhh, teriak Zul.

Meski menggunakan baju agak tebal yang disiapkan otoritas hukum


Arab, tapi cambukan yang dilakukan sang algojo cukup keras. Beberapa ibu-
ibu petugas tidak kuasa menyaksikan hukuman itu. Mereka satu persatu
meninggalkan area dan masuk ke dalam masjid, termasuk Zalwa.

Mereka dapat merasakan hukuman cambuk itu tidak main-main


sakitnya. Pada cambukan ke sepuluh darah Zul tumpah membasahi bajunya.
Zul terkapar kesakitan. Darah bercucuran membasahi lantai. Saat cambuk
diangkat, tiba-tba seorang datang berhentiak menghentikan, dialah pria
misterius, semua terdiam termasuk Faruk.

Faruk tampak kaget, seorang yang dikenalnya sebagai Syech


menghentikan hukuman itu. Tangan Algojopun dipegang beberapa pengawal,
Zul tertelungkup kesakitan.

Berhenti wahai akhi, apakah kamu ingin membunuhnya? ujar Syech

Senandung Bukit Cinta 136 |


DudunHamdalah
Maaf Syech, hukuman belum selesai, biarkan kami menyelesaikan
dulu, setelah itu mari gobrol di kantor saya. Ada jamuan untuk Syech jawab
Faruk.

Jamuan? Hmmm ada orang yang mau meregang nyawa, antum


berpikir tentang jamuan. Pesta untuk kematian manusia yang dosanya tidak
setimpal dengan kesalahannya.Ini hukuman atau balas dendam? tanya
Syech.

Kami menghormati Syech, tapi kami mohon maaf hukum Tuhan sedang
dilaksanakan dan tak ada yang bisa menghalangi.

Dengar wahai akhi, dia bukan penjahat, bukan teroris, nabi pun tidak
menghukum seperti yang kamu lakukan. Apakah sudah kamu adili di depan
majelis, apa udah ada bukti-bukti yang mengarah kepada perzinaan. Jangan
bermain-main dengan hukum akhi. Kelak kamu yang akan kena hukum itu.
Masih ingat apa yang kamu lakukan pada Zulaeha di al manar? Apakah aku
boleh ceritakan di depan publik..kata Syech.

Farusk sadar apa yang dikatakan Syech benar.

Kalau antum masih mau melanjutkan hukuman, silakan pindahkan ke


punggung saya. Zul sudah hampir pingsan, lukanya sudah menganga.
Biarkan dia hidup, bunuhlah oragtua yang hanya menunggu waktu ini ujar
Syech.

Syech bergegas mencopot bajunya tinggal mengenakan kaos dalam.


Semua orang yang melihat terkesima. Faruk pun mengangkat tanganyanya
agar algojo segera dimasukkan ke mobil.

Hukuman qhisos telah selesai silakan semua pulang, Faruk pergo


beserta anak buahnya.

Tanpa pikir panjang dia minta agar semuanya bubar. Beberapa petugas
MCH segera menggotong tubuh anak muda yang berlumuran darah, mereka

Senandung Bukit Cinta 137 |


DudunHamdalah
membawa Zul ke ambulan yang sudah disiapkan. Di dalam mobil itu Zul
mendapat pertolongan pertama.

***

Zul dirawat di pengobatan haji wisma haji Jeddah. Zalwa dan beberapa
bidan membantu membersihkan dan mengobati lukanya. Setelah mulai pulih,
Zul mengisahkan pertemuannya dengan Zualeha sehingga kedatangan para
Mutawin. Anak itu menceritakan tentang Zulaeha seorang gadis yang ada di
mimpinya.

Jadi kamu masih yakin, Zulaeha adalah gadis yang ada dalam
mimpimu..

Ya, maafkan aku Zalwa, kalau mimpi itu tidak ada tentu aku akan
memilihmu. Tapi gadis dalam mimpi itu benar-benar ada.

Aku mengerti, sulit untuk melupakan mimpi itu .

Ya impian harus menjadi kenyataan.. ujar Zul.

Zalwa terus membalut luka-lukanya.

Kalau kamu meyakini mimpimu, aku juga meyakini keyakinanku, ujar


Zalwa.

Oh rupanya kamu juga punya impian ya sama. ujar Zul.

Ya keyakinan Itu sebenarnya sugesti sih, tapi nanti kita lihat apakah
mimpi kamu atau keyakinanku yang bisa menjadi kenyataan.... tutur Zalwa.

Tanpa disadari Zul mulai merasakan kelembutan seorang Zalwa. Benang-


benang cinta yang pernah terurai pun mulai terajut kembali di hatinya.

Senandung Bukit Cinta 138 |


DudunHamdalah
-0-

25. Ketika Mimpi menjadi Nyata

Senandung Bukit Cinta 139 |


DudunHamdalah
Syaiful merasa bersalah karena telah menjebak Zul sehingga harus menjalani
hukuman cambuk. Syaiful jengkel karena Abu Senja tidak mau memberikan
upah sebesar 2000 riyal yang dijanjikan. Dia tambah marah, ketika dia harus
kehilangan gajinya senilai 2000 riyal dipotong Kadaker sebagai penebus
dosanya. Syaiful merasa sakit hati dan ingin membalas lukanya. Dia pun
menyampaikan keinginannya kepada Abu Wazir agar Abu Senja dihukum
setimpal dengan apa yang dialami Zul.

Ya, silakan, sudah sepantasnya dia mendapat hukuman yang setimpal,


akan saya dukung, ujar Abu wazir.

Syaiful mempunyai kenalan seorang Arab Badui, dia sudah ia bayar 200
riyal untuk menemui Abu Senja dan menjebaknya. Abu Wazir kemudian
menghubungi adiknya, untuk menemui Syaiful menjemput seorang Badui di
Balad. Awalnya Abu Senja tidak mau, karena dia masih berhutang pada
Syaiful. Namun ia tidak bercerita kalau mempunyai hutang dengan Syaiful
kepada kakaknya. Namun Abu wazir memaksanya karena orang Badui itu
untuk membantu sementara di masjid Terapung.

Akhirnya Abu Senja pun datang menemui perempuan badui yang legam
kulitnya di sebuah tempat di Balad. Abu Senja kuatir dijebak oleh Syaiful.
Lama ditunggu perempuan itu belum muncul. Kemudian Syaiful sms agar
menemuinya di kios Maliki, pinggiran Balad.

Nah di kios Maliki itu, perempuan Badui itu berteriak dari dalam minta
tolong, sementara Syaiful bersembunyi dari jauh memperhatikan. Abu Senja
sebenarnya malas menolong, namun akhirnya dia masuk ke dalam. Kemudian
Syaiful menutup pintu itu. Perempuan Badui itu mengatakan ada ular di
dalam kios. Abu senja memcari tapi tidak ketemu. Lalu Syaiful melaporkan
pada Mutawin ada dua orang bukan muhrim di dalam kios itu. Akhirnya Abu
Seja dan perempuan Badui itu ditangkap. Abu Senja merasa dijebak oleh
Syaiful. Dari jauh Syaiful melihat Abu senja dan perempuan Badui itu dibawa
oleh Mutawin. Abu wazir sudah berjanji tak akan menebus adiknya tapi akan
menikahkannya.

Senandung Bukit Cinta 140 |


DudunHamdalah
***

Petugas haji, malam itu mengadakan acara perpisahan sebelum kembali ke


tanah air. Acara diisi dengan ramah tamah dan saling memaafkan. Semua tim
pelayanan haji yang di dalamnya media center haji lengkap ada di sana.
Petugas bagian kesehatan juga berkumpul bersama.

Zul duduk ,bersama Kohar, Badrun dan Mas Imam. Tiba-tiba melalui
WA, Faridah mengirim foto Zulaeha tanpa mengenakan cadar.

Wajahnya biasa saja, malah lebih cantik Zalwa, pikir Zul.

Kemudian Faridah mengirim pesan lagi.

Zulaeha akan menikah dengan Faruk sebagai penebus hukumannya

Zul menjadi yakin ternyata Zulaeha bukan gadis dalam mimpinya.

Pada malam itu, atas saran Abu Wazir, Zalwa mengenakan cadar
berwarna hitam. Banyak orang yang tidak tahu bahwa gadis itu Zalwa. Dia
terlihat cantik seperti seorang Arab dengan celak mata memikat. Bahkan Zul
terkejut melihatnya gadis itu. Zul sangat yakin gadis bercadar itu mirip sekali
dengan gadis yang ada dalam mimpinya.

Zul kemudian menghampiri gadis itu. Semua orang pun diam, termasuk
Kohar yang melihat ulah aneh anak muda itu berjalan mendekati gadis
bercadar. Zul bahkan tak mengenali bahwa gadis itu.

Hai Zul apa kabar sapa gadis itu.

Zul kager dan hafal pemilik suara itu.

Dokter Zalwa.. kata Zul kaget.

Zalwa mengangguk.

Senandung Bukit Cinta 141 |


DudunHamdalah
Ternyata kamulah gadis yang ada dalam mimpiku itukamu persis
sekali.

Semua petugas diam memperhatikan kedua muda-mudi.

Itulah keyakinanku Zul, karena kaulah yang menyebut namaku di jabal


rahmah bukit kasih sayang.. ucap Zalwa.

Oh itu tak sengajaapakah kau menyebut namaku tanya Zul.

Zalwa mengangguk.

Ternyata di tanah suci, tak sengaja pun dikabulkan doanya ya.. apalagi
yang sengaja kata anaka muda itu.

Zalwa mengganguk lagi.

Besok kita ke Jabal rahmah ya, Aku ingin berteriak menyebut namamu
kuat-kuat ujar Zul.

Zalwa tersenyum bahagia, karena mimpi Zul akan menjadi kenyataan.

Dari jauh seorang laki-laki tua tersenyum cerah. Dia sudah membawa
surat wasiat dan akan meminta anak muda itu untuk tanda tangan, karena
setelah itu kakek tua tidak akan kembali lagi ke tanah air. Dia akan
mengabdikan sisa hidupnya untuk melayani umat di masjid Terapung, Laut
Merah.

Selesai

Senandung Bukit Cinta 142 |


DudunHamdalah
Profil Penulis

Senandung Bukit Cinta 143 |


DudunHamdalah
Dudun Parwanto, anak ketiga dari pasangan H. Soekirno dan Hj. Solikati.
Sejak kecil mempunyai hobi membaca dan menulis. Menghabiskan masa
pendidikan di kota kelahirannya dari SD Negeri 86, SMP Negeri 3 dan SMA
Negeri 7 Surakarta.

Tahun 1994 masuk Universitas Diponegoro Semarang. Di sini


kegemarannya menulis mulai terasah dengan tergabung dalam pengurus
Koran Kampus Manunggal Universitas Diponegoro. Artikel pertama yang
berjudul Tahun Baru, Apanya yang Baru tahun 1995 adalah karya pertama
yang dimuat di harian Suara Merdeka. Selanjutnya hampir setiap bulan
tulisannya baik dalam bentuk esay, kolom maupun artikel menghiasi harian
nomor satu di Jawa Tengah itu. Beberapa tulisannya juga dimuat di harian
Bernas, Solo Pos dan Wawasan.

Pada 1997, karya tulisnya Kiat Pemenangan Pemilu Partai Golkar


menjadi juara Harapan I tingkat Jawa Tengah. Tahun 1998, tulisan ilmiahnya
bertitel Upaya Melestarikan wayang Orang Ngesti Pandowo, menjadi Finalis
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional. Tahun 2003, Novel Ali Yang Salih menjadi
Juara I Penulisan fiksi anak keagamaan tingkat Nasional.

Memulai karir jurnalistik di Majalah GAMMA Jakarta sebagai Reporter


tahun 2001, kemudian pindah ke GATRA. Tahun 2003 bergabung dengan
Tabloid Haji Indonesia. Pada musim haji 2004, menjadi petugas haji bidang
Media Center Haji Arab Saudi, Daerah Kerja Jeddah. Tahun 2008-2011 sebagai
Assistant Manager Program, Telkomvision.

Mulai Tahun 2011, Dudun aktif menjadi penulis dan trainer penulisan.
Sebagai penulis dapat dikunjungi di web
http://jasapenulisanbuku.blogspot.co.id dan hingga saat ini sudah
menghasilkan 30 buku, antara lain Buku Biografi, H. Surasa, Mantan Dirut
Bank Bumi Daya, Buku Biografi Ahli Listrik di PLN P3 B Jawa Bali, Buku
Gunung Padang, Buku PT Pembangunan Perumahan, Buku Profil Profesi ITB
Angkatan 1986 dan Buku Rezeki Nomplok sebagainya. Novel yang sudah
ditulisnya yakni; Novel Anak Anak muda Kuat dan Novel Sacred Promise.

Senandung Bukit Cinta 144 |


DudunHamdalah
Sebagai trainer, Dudun aktif mengisi training penulisan untuk korporat
yang kliennya dapat dilihat di http://pelatihanpenulisan.blogspot.co.id/. Materi
training penulisan artikel, media internal dan Knowlegde capturing/biografi
diadakan di Bank Indonesia, PT Pos Indonesia, PT PLN, PT Telkom, Kementrian
Agama, PT Dahana, KNKT dan sebagainya.

Di sela-sela pekerjaannya, Dudun juga tampil sebagai comedian


bergelar Komika Social Media, yang menganalisis masalah social dengan
kemasan komedi, videonya dapat dilihat di www.youtube./dudunparwanto.
Tahun 2016, Dudun menjadi Juara 2 Stand Up Comedy PON Jabar. Jika ingin
menghubungi Dudun silakan melalui facebook/dudunparwantoo, twitter
https://twitter.com/DudunPurbakala1 atau email doe2nparwanto@gmail.com.

Senandung Bukit Cinta 145 |


DudunHamdalah

Anda mungkin juga menyukai