Anda di halaman 1dari 244

PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN

TERAMPIL DAN BERAKHLAK MULIA

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
i
terampil dan
berakhlak mulia
PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN

Pengarah
Hamid Muhammad (Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah)

Penanggung Jawab
M. Mustaghfirin Amin(Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan)

Ketua Tim Penulis


Arie Wibowo Khurniawan (Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi)

Editor
Chrismi Widjajanti (Kepala Seksi Program)

Anggota
Drs. Saiful Anam
Dipo Handoko
Mukti Ali
Arien T.W
Rauhanda Riyantama
Ahmad Fauzi Ramdani
Tri Haryani
Pipin Dwi Nugraheni
Meidhi Alkibzi

Desain dan Tata Letak


Arita Windi Astuti

Desain Cover
Ari
Karin Faizah Tauristy

Cetakan I, November 2016

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk
dan dengan cara apa pun tanpa ijin tertulis dari penulis

ISBN: 978-602-60729-0-0

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung E Lt 12-13 Kompleks Kemdikbud Senayan
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat - 10270
Email: program.psmk@kemdikbud.go.id

DIREKTORAT PEMBINAAN Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2016
ii
iii
SAMBUTAN
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia

P
uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,
yang senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, dan karunia-
Nya kepada kita yang berkecimpung di dunia pendidikan dan
kebudayaan. Berkat rahmat, nikmat, dan kemurahan-Nya pula, buku ini
bisa selesai tepat waktu.
Sebagaimana saya sampaikan dalam berbagai kesempatan,
Presiden RI Joko Widodo telah mengamanatkan agar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan tiga program prioritas,
yakni Program Indonesia Pintar (PIP) yang dilaksanakan melalui Kartu
Indonesia Pintar (KIP), penajaman pendidikan vokasi, dan penguatan
pendidikan karakter. Tiga Fokus tersebut perlu kita dorong agar dapat
terlaksana dengan tepat dan cepat.
Khusus terkait penajaman pendidikan vokasi, yang tugas pokoknya
diemban oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Presiden
telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016
tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Melalui Inpres tersebut, Presiden secara khusus menugaskan kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk: a) membuat peta jalan
pengembangan SMK; b) menyempurnakan dan menyelaraskan
kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna
lulusan (link and match); c) meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi
pendidik dan tenaga kependidikan SMK; d) meningkatkan kerjasama
dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha/
industri; e) meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi
SMK; f) membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK. Keenam
tugas dari Presiden itu kini kita jadikan prioritas serius agar kita tidak
terlambat mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang

iv
terampil sehingga siap bersaing di pasar internasional.
Kita menyadari bahwa SMK menduduki posisi sangat strategis dalam menyiapkan tenaga kerja
terampil untuk menghadapi persaingan di era global dewasa ini. Pada tahun 2030, Indonesia
memerlukan 58 juta tenaga kerja terampil. Sedangkan di Asean, sampai tahun 2025 akan membuka
14 juta lapangan tenaga kerja. Ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Oleh sebab itu,
Nawacita dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla secara explisit menyebut SMK
sebagai salah satu yang harus dipertajam dan diperkuat.
Berbahagialah anak-anak sekarang yang pada tahun 2045 nanti akan berusia relatif masih
muda. Tepat pada tahun itu kita akan memperingati satu abad kemerdekaan Republik Indonesia,
dan anak-anak kita sekarang ini akan berada pada puncak usia produktif.
Maka yang mendesak untuk dilakukan adalah segera beranjak dari zona nyaman. Jangan
cepat puas dengan keunggulan komparatif dari sumber daya alam kita. SMK harus bisa lebih
kerja keras lagi. Persoalan-persoalan keterbatasan jumlah dan kompetensi guru, minimnya sarana
dan prasarana, kurang sesuainya kondisi geografis dengan program keahlian yang dimiliki, tidak
selarasnya kompetensi lulusan SMK dengan dunia usaha dan dunia industri, harus segera diatasi.
Segala kekuatan harus kita kerahkan untuk menjamin penyiapan Generasi Emas yang unggul dan
kompetitif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu tumpuan harapan untuk
menyiapkan Generasi Emas di tahun 2045.
Jika semua tekad kita itu laksanakan, insya Allah pada tahun 2030 ekonomi kita akan masuk
peringkat 7 dunia dengan tambahan 58 juta pekerja yang handal (skilled workers). Potensi negeri
kita yang melimpah akan semakin maju pesat dengan prioritas pengembangan SMK terutama di
bidang-bidang kemaritiman, pariwisata, pertanian dan industri kreatif. Saya yakin dengan gotong
royong semua lapisan masyarakat kita akan dengan mudah mencapai semua harapan itu.
Saya menyampaikan penghargaan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
yang telah memprakarsai penerbitan buku ini. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa
meridhoi niat mulia kita. Amin.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

Muhadjir Effendy

v
SAMBUTAN
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah

P
uji syukur kita panjatkan ke hadlirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang tak henti-hentinya melimpahkan rahmat,
nikmat, dan berbagai kemudahan kepada kita dalam
menjalankan tugas sehari-hari di bidang pendidikan dan
kebudayaan. Berkat rahmat dan kemudahan itu pula, buku yang
diterbitkan Direktorat Pembinaan SMK ini bisa sampai di tangan
pembaca.
Sebagaimana kita ketahui bersama, saat ini bangsa kita
tengah memasuki abad 21, yang antara lain bercirikan semakin
ketatnya kompetisi antar bangsa dalam berbagai bidang
kehidupan, termasuk dalam perebutan pasar kerja. Persaingan
tenaga kerja semakin terbuka seiring dengan pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sejak 1 Januari 2016.
Dengan berlakunya MEA, maka persaingan antar negara
ASEAN dalam perebutan pasar kerja semakin meningkat. Seluruh
negara ASEAN didorong untuk membuka pintu seluas-luasnya
terhadap masuknya berbagai produk ekonomi maupun tenaga
kerja asing. Oleh karena itu, Indonesia harus memperkuat
posisinya dalam persaingan tersebut. Maka, tuntutan untuk
mencetak tenaga kerja siap pakai, terampil, dan profesional tidak
bisa ditunda lagi. Ini menjadi tugas, tantangan, sekaligus peluang
bagi SMK untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan siap
kerja.
Terkait hal itu, maka tepat kiranya amanat Presiden RI Joko
Widodo agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah
Mendikbud, Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP memprioritaskan
penguatan pendidikan vokasi sebagai salah satu dari tiga program

vi
prioritas, selain Program Indonesia Pintar (PIP) dan penguatan pendidikan karakter.
Bahkan khusus penguatan pendidikan vokasi ini, Presiden telah mengeluarkan
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia
Indonesia.
Menindaklanjuti amanat Presiden tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
telah memulai langkah-langkah konkrit untuk memperkuat SMK, di antaranya
memperbaiki kurikulum SMK agar menekankan sistem pembelajaran yang
berorientasi kerja, memprioritaskan empat Bidang Keahlian (pariwisata, kemaritiman,
pertanian, dan industri kreatif) karena sektor-sektor itu mampu menyerap cukup
banyak tenaga kerja. Oleh karena itu peningkatan kualitas layanan SMK, pendidik dan
tenaga kependidikan, hingga lebih intensif menjalin kerjasama dengan dunia usaha/
dunia industri baik dalam rangka memperkuat praktek kerja maupun memasarkan
lulusan SMK mutlak diperlukan.
Hingga kini, Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, telah melakukan
beragam cara untuk memperluas dan memeratakan akses, meningkatkan mutu
maupun memperkuat relevansi pendidikan SMK. Program pengembangan SMK
rujukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu, dengan menghadirkan
praktek-praktek terbaik (best practices) bagi sekolah-sekolah lain di sekitarnya. Kita
tentu berharap, SMK bisa menjadi solusi bagi penyediaan kebutuhan tenaga kerja
terampil sekaligus ikut berperan dalam mengurangi pengangguran usia produktif.
Saya menyambut baik terbitnya buku ini, sekaligus mengucapkan terima kasih
kepada Direktur Pembinaan SMK, tim penulis, dan pihak-pihak lain yang ikut terlibat.
Semoga buku ini dapat menjadi bagian dari upaya kita meningkatkan akses, mutu,
dan relevasi pendidikan SMK.

Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah

Hamid Muhammad

vii
pengantar
Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan

K
ita menyadari bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah
memasuki persaingan sengit dalam perebutan pasar kerja,
terutama sejak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) tanggal 1 Januari 2016. Oleh karena itu, sesuai arahan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, saat ini Direktorat Pembinaan
SMK terfokus pada pengembangan empat sektor unggulan, yakni
kemaritiman (mencakup perikanan dan kelautan), pertanian
(ketahanan pangan), pariwisata, dan industri kreatif. Sesuai
dengan nawa cita Presiden R.I, empat sektor ini diprioritaskan
karena menyerap banyak tenaga kerja.
Besarnya potensi Indonesia terutama di empat bidang
unggulan tersebut dapat diibaratkan seperti air di atas gunung.
Kalau tidak dialirkan untuk menggerakkan listrik, hal itu hanya akan
jadi sebatas potensi. Sama halnya dengan ikan di laut, meskipun
jumlahnya berlimpah kalau tidak ada yang bisa mengolah, ikannya
akan lari.
Selain empat sektor unggulan tersebut, Direktorat Pembinaan
SMK juga tetap mengembangkan SMK bidang keahlian teknologi
dan rekayasa. Juga memperluas dan memeratakan akses melalui
fasilitasi pendirian dan pengembangan SMK berbasis komunitas/
pondok pesantren.
Tantangan cukup berat yang dihadapi SMK saat ini antara lain
minimnya jumlah guru produktif. Saat ini, jumlah guru produktif
SMK baru sekitar 22% dari total jumlah guru SMK. Padahal, guru
produktif dengan jumlah dan kualitas yang memadai, menjadi kunci
penting bagi mutu lulusan SMK yang terampil dan kompeten. Oleh

viii
karena itu, Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, bersama dengan Direktorat Pembinaan
Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK),
menjalin kerjasama sinergis untuk bersama-sama meningkatkan jumlah dan kompetensi guru-guru
SMK.
Penerbitan buku profil SMK rujukan ini juga merupakan salah satu bagian dari upaya
meningkatkan mutu SMK. Dengan menampilkan tempat praktik-praktik terbaik (best practices) dan
hasil/produk terbaik dari SMK dalam berbagai program keahlian, diharapkan dapat menjadi acuan
bagi sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutunya.
Pada buku ini, terdapat 10 SMK rujukan berbasis komunitas/pondok pesantren yang
ditampilkan, yakni SMK YSB Plus Suryalaya, Tasikmalaya (Jawa Barat), SMK Darussalam, Martapura,
Banjar (Kalimantan Selatan), SMK Al Falah Moga, Pemalang (Jawa Tengah), SMK Iklhas Jawilan,
Serang (Banten), SMK Ibrahimy 1 Sukorejo, Situbondo (Jawa Timur), SMK Muhammadiyah,
Majenang, Cilacap (Jawa Tengah), SMK Muhammadiyah Bawang, Batang (Jawa Tengah), SMK
Terpadu Al Ishlahiyah, Malang (Jawa Timur), SMK Syubbanul Wathon, Magelang (Jawa Tengah),
dan SMK Yasmida Ambarawa, Pringsewu (Lampung).
Saya ucapkan terima kasih kepada tim penulis dan pihak-pihak lain yang ikut terlibat dalam
penyusunan buku ini. Semoga bermanfaat.

Direktur Pembinaan SMK

Mustaghfirin Amin

ix
DAFTAR ISI TERAMPIL DAN
BERAKHLAK MULIA

iv SAMBUTAN
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP

vi SAMBUTAN
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Hamid Muhammad, Ph.D

viii PENGANTAR
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA

x DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN

13 SMK YSB PLUS SURYALAYA


Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Membentuk Insan Cendekia Melalui Pendidikan Islami

35 SMK DARUSSALAM MARTAPURA


Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan
Kerjasama Apik Membentuk Karakter Baik

63 SMK AL FALAH MOGA


Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah
Membangun Mutu dari Ketinggian Pemalang

85 SMK IKHLAS JAWILAN


Kabupaten Serang, Provinsi Banten
Membentuk Karakter dengan Kultur Pesantren

x
107 SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO
Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur
Siapkan Generasi Siap Kerja Melalui Budaya Pesantren

129 SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG


Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
Nyaris Ambruk Hingga Jadi Sekolah Unggulan

151 SMK MUHAMMADIYAH BAWANG


Kabupaten Bawang, Provinsi Jawa Tengah
Biaya Murah, Mutu Tetap Bagus

173 SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH


Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur
Unggul dalam Sinematografi

193 SMK SYUBBANUL WATHON


Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah
Mencetak Lulusan Berakhlak dan Siap Berwirausaha

215 SMK YASMIDA AMBARAWA


Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung
Belajar Dakwah Lewat Radio Sekolah

xi
xii
PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN

TERAMPIL DAN
BERAKHLAK
MULIA
1
Pendahuluan

K
ementerian Pendidikan dan Kebudayaan dewasa ini tengah menggulirkan
tiga program prioritas yang diamanatkan oleh Presiden RI Joko Widodo,
yakni percepatan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dilaksanakan melalui
sarana Kartu Indonesia Pintar (KIP), penajaman pendidikan vokasi, dan penguatan
pendidikan karakter. Khusus terkait program pendidikan vokasi, Presiden Joko
Widodo bahkan telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016
tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan
Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Inpres tersebut menugaskan kepada sejumlah Menteri, Kepala Badan Sertifikasi
Profesi, dan para Gubernur untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk merevitalisasi SMK
guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Selain itu, Presiden juga meminta mereka untuk menyusun peta kebutuhan tenaga
kerja bagi lulusan SMK sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing
dengan berpedoman pada peta jalan pengembangan SMK.
Khusus kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Presiden Joko
Widodo menugaskan untuk: a) membuat peta jalan pengembangan SMK; b)
menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi
sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match); c) meningkatkan jumlah
dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK; d) meningkatkan
kerjasama dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha/
industri; e) meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK; f)
membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK. Keenam tugas dari Presiden
itu kini dijadikan prioritas serius oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
agar tidak terlambat dalam mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang
terampil sehingga siap bersaing di pasar internasional.

2 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Dok. SMK Darussalam Martapura

Penguatan pendidikan vokasi itu merupakan bagian dari implementasi sembilan agenda
prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dikenal
dengan Nawacita, khususnya nomor 6 yang berbunyi, Meningkatkan produktivitas rakyat
dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
Salah satu upaya yang akan dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
mewujudkan Nawacita nomor 6 itu adalah membangun sejumlah science park dan techno
park di daerah-daerah, politeknik, dan SMK-SMK dengan sarana dan prasarana dengan 3
teknologi terkini. Hal ini penting karena pendidikan vokasi saat ini sangat diperlukan
untuk menjawab kebutuhan pasar kerja, sekaligus untuk menghadapi sengitnya kompetisi
antarnegara, khususnya di kawasan Asean sejak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) mulai Januari 2016.
Pendidikan vokasi merupakan penggabungan antara teori dan praktik secara seimbang
dengan orientasi pada kesiapan kerja lulusannya. Kurikulum dalam pendidikan vokasi
terkonsentrasi pada sistem pembelajaran keahlian (apprenticeship of learning) pada
kejuruan-kejuruan khusus (specific trades). Karena itu Presiden Jokowi melihat pendidikan
vokasi/kejuruan sangat penting untuk mempersiapkan SDM Indonesia dalam menghadapi
persaingan global.
Keseriusan pemerintah dalam penguatan pendidikan vokasi salah satunnya dibuktikan
dengan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Jerman untuk mengetahui keberhasilan Jerman
dalam pendidikan vokasi. Fokus kunjungan kerja Presiden ke Jerman adalah menjalin kerja
sama dan mendapat dukungan pemerintah Jerman dalam pengembangan pendidikan
kejuruan atau vokasi di Indonesia. Jerman dianggap sebagai negara yang sangat bagus
dalam mengembangkan sistem pendidikan kejuruan, sehingga generasi mudanya memiliki
keterampilan yang memadai sejak dini.Hal itu pula yang membuat angka pengangguran di
Jerman sangat rendah.
Saat kunjungan kerja di Jerman, Presiden Jokowi meninjau Pusat Pelatihan Pendidikan
Vokasi Profesional di Siemenstadt, yaitu semacam sekolah dan tempat pelatihan berbagai
bidang kejuruan yang sangat berkembang di Jerman. Di Siemenstadt, Presiden mendapatkan
informasi umum terkait pendidikan kejuruan dual training di Jerman. Pendidikan kejuruan
dual training adalah pendidikan yang berorientasi kerja dan mengharuskan para siswa/
peserta belajar di dua tempat pembelajaran, yaitu di sekolah dan di industri, sehingga terjadi
sinergi antara pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di industri.
Hingga kini, terjadi kesenjangan antara kebutuhan tenaga kerja dengan jumlah dan
kualitas output lulusan SK. Perbandingan kebutuhan dan lulusan SMK dapat dilihat pada
infografis berikut.

PERBANDINGANKEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN LULUSAN SMK 2016

4 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Dipo Handoko

Karena terjadi
kesenjangan yang cukup
serius antara kebutuhan
tenaga kerja dengan
lulusan SMK, maka
Direktorat Pembinaan
SMK merancang sejumlah
kebijakan, program,
dan kegiatan untuk
mengembangkan SMK
pada periode lima tahun
yang akan datang. Adapun
sejumlah kebijakan dan
program strategis yang
akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
1. Penguatan Peran Siswa, Guru, Tenaga Kependidikan, Orang tua, dan Aparatur Institusi
Pendidikan dalam Ekosistem Pendidikan Kejuruan
Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui
Penerapan pendidikan karakter di sekolah. Strategi ini bertujuan untuk:
a. Memotivasi pihak sekolah dan Pemda setempat dalam pengembangan mental dan
akhlak mulia para siswa melalui kegiatan dan pelatihan yang nantinya diharapkan
dapat menyebar luaskan ke siswa SMK dilingkungan daerahnya masing-masing.
b. Menumbuhkan disiplin dan tanggungjawab terhadap kegiatan di sekolah maupun di 5
luar sekolah.
c. Terciptanya generasi muda yang tangguh dan siap menuju ke kehidupan yang lebih
baik di masyarakat.
d. Memiliki budi pekerti yang baik dan berahklak mulia.
e. Berkembangnya rasa kerjasama dan kebersamaan sebagai upaya untuk menggalang
persatuan dan kesatuan generasi muda mendatang.
2. Peningkatan akses pendidikan kejuruan
Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui:
a. Kartu Indonesia Pintar. Tujuan yang akan dicapai melalui strategi ini adalah
meningkatkan jumlah dan kualitas peserta didik SMK, meringankan biaya pendidikan
Foto: Rauhanda Riyantama

siswa SMK, dan mencegah siswa miskin SMK putus sekolah. Strategi ini diharapkan
dapat membantu lebih dari 2 juta anak miskin dan rentan miskin untuk dapat
mengakses pendidikan menengah kejuruan.
b. Bantuan Operasional Sekolah. Sejalan dengan penetapan WAJAR 12 tahun penyediaan
Bantuan Operasional Sekolah atau BOS tetap menjadi andalan pemerintah untuk
mengurangi beban masyarakat untuk dapat membiayai pendidikan menengah bagi
anak-anaknya.
c. Peningkatan daya tampung SMK. Peningkatan kapasitas SMK sangat mendesak
mengingat kapasitas SMK saat ini hanya dapat menampung 78.94% pendaftar.
Strategi yang diterapkan adalah:
Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB). Unit Sekolah Baru diprioritaskan untuk
membangun SMK di kecamatan yang belum memiliki SMK yang dapat diberikan
untuk pendirian SMK Negeri maupun Swasta. Dana digunakan untuk pembangunan
gedung pembelajaran (ruang teori, ruang praktik dan ruang penunjang beserta
selasarnya), pengadaan peralatan praktik siswa, pembangunan kamar mandi/
WC, pengadaan perabot ruang pembelajaran (ruang teori dan ruang praktik),
biaya perencanaan, pengawasan pembangunan, pengelolaan administrasi dan
biaya pengadaan guru.
Penyediaan Ruang Kelas Baru (RKB). Bantuan ini diutamakan untuk menambah
ruang kelas baru bagi SMK yang memiliki jumlah pendaftar yang meningkat dan
siswa yang ada melebihi daya tampung.
Afirmasi khusus Pada Daerah 3 T. Bantuan ini ditujukan untuk meningkatkan
kapasitas SMK yang berada di berada di Provinsi Papua dan Papua Barat, berada
di Daerah Khusus, dan berada di Daerah yang tergolong Tertinggal, Terluar,

6 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Terdepan (3T). Selain itu dikembangkan pula Sekolah Garis Depan (SGD) pada
daerah terluar Indonesia.
3. Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan
karakter dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui:
a. Penerapan Kurikulum Nasional. Untuk mewujudkan ketercapaian pelaksanaan
implementasi Kurikulum Nasional Peminatan SMK diperlukan adanya dukungan dari
semua pihak baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Kegiatan teknis berupa
pemberian pelatihan, pembinaan dan asistensi ke sekolah oleh petugas pusat,
propinsi, dan kab/kota serta kegiatan non teknis berupa penyediaan buku panduan
untuk guru, panduan penyusunan silabus dan buku panduan untuk siswa.berupa
penyediaan buku panduan untuk guru, panduan penyusunan silabus dan buku
panduan untuk siswa.
b. Pengembangan Technopark di SMK. Technopark adalah suatu tempat di SMK
untuk mengaplikasikan teknologi terkini secara terus-menerus dengan melibatkan
masyarakat industri. Tujuan technopark adalah untuk membuat link yang permanen
antara akademisi, pelaku indsutri/bisnis/finansial, dan Pemerintah. Technopark
mencoba menggabungkan ide, inovasi, know-how, dari dunia akademik, dan
kemampuan finansial (dan marketing) dari dunia bisnis. Di dalam Technopark tersebut
dilaksanakan kerjasama-kerjasama, riset, penerapan inovasi teknologi terkini, transfer
informasi dan pengetahuan, proses bisnis, dll. Sampai dengan tahun 2019, Dit. PSMK
akan mendukung pembangunan 38 technopark.
c. Pemenuhan sarana dan prasarana SMK yang menunjang peningkatan kualitas
pembelajaran. Penyediaan sarana dan prasarana mencakup:
Ruang Praktik Siswa/Laboratorium
Bantuan Peralatan Praktik SMK
Rehabilitasi Ruang Belajar
Pembangunan Perpustakaan Pendukung Pembelajaran
Bantuan Peralatan E-Pembelajaran (E-Sabak)
7
d. SMK Perikanan dan Kelautan, SMK Pertanian, dan SMK Pariwisata. Secara umum
usaha yang dilakukan untuk mengembangkan SMK bidang ini adalah dengan
memberikan bantuan dalam rangka mendukung Kebijakan Pemerintah dalam
mengembangkan Poros Maritim Indonesia dan membangun ketahanan pangan.
Adapun jenis bantuan yang akan diberikan diantaranya :
Bantuan Pengembangan SMK Perikanan dan Kelautan diberikan kepada SMK
lingkup Bidang Studi Keahlian Perikanan dan Kelautan, dapat digunakan untuk
pembangunan fisik/bangunan baik struktur maupun infrastruktur serta peralatan
pendidikan termasuk Pembangunan Unit Sekolah Baru. Direktorat PSMK
mentargetkan dapat membangun minimal 400 SMK perikanan dan kelautan
unggulan pada tahun 2019.
Bantuan Pengembangan SMK Pertanian ditujukan untuk mendukung kebijakan
pemerintah menuju ketahanan pangan nasional. Bantuan diberikan kepada SMK
yang membuka Bidang Keahlian Agrobisnis dan Agroteknologi dan digunakan
untuk pembangunan fisik/bangunan baik struktur maupun infrastruktur serta
peralatan pendidikan termasuk untuk pembangunan unit sekolah baru. Direktorat
PSMK mentargetkan dapat membangun minimal 600 SMK pertanian unggulan
pada tahun 2019.
Bantuan Pengembangan SMK Pariwisata dilakukan dengan cara memberikan
bantuan dalam bentuk dana untuk pembangunan ruang dan/atau infrastruktur
serta peralatan bagi SMK Bidang Studi Keahlian lingkup Pariwisata yang ditunjuk.
e. Pengembangan Mutu melalui Cluster SMK Rujukan. SMK Rujukan adalah SMK
yang unggul dalam berbagai aspek sehingga bisa dijadikan acuan/rujukan/referensi
bagi SMK-SMK lain. SMK rujukan yang akan dikembangkan merupakan bagian
dari program peningkatan mutu pendidikan berbasis wilayah (propinsi, kab/kota).
SMK Rujukan juga akan menjadi leader dalam mengembangkan mutu SMK dan
setidaknya memiliki 3 SMK aliansi yang akan dibina. Setiap SMK Rujukan Menyusun
SDP (School Development Plan) dan dibina secara bertahap pencapaian SNP serta
memiliki fasilitas bersama yang meliputi bengkel unggul, sumber belajar/ materi ajar
online, website dan informasi kebekerjaan, perpustakaan termasuk e-library, jaringan
internet yang cukup, tempat pendampingan/ pelatihan guru, teaching factory, testing
center untuk kompetensi, produk dan jasa , serta ruang pamer produk/jasa SMK, dan
hubungan industri.

f. Pengembangan teaching factory di SMK. Teaching Factory (TEFA) adalah


pembelajaran yang berorientasi bisnis dan produksi. Atau suatu proses keahlian
atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan
standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
tuntutan pasar atau konsumen. Tujuan TEFA adalah sebagai wadah pelatihan dan
praktik berbasis produksi secara langsung bagi siswa SMK yang berorientasi pada
pasar. Sampai dengan tahun 2019, Direktorat Pembinaan SMK akan mendukung
pengembangan minimal 200 teaching factory di SMK.

8 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


g. Harmonisasi Kompetensi Kejuruan dengan Kebutuhan Industri dan Review
Paket Kejuruan.
Strategi ini bertujuan untuk membangun kerjasama industri dan
penyelarasan kejuruan. Strategi ini meliputi:
Pengembangan SMK Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah. SMK
Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah berfungsi sebagai pusat
pengembangan unit produksi/teaching factory/industrial based
education berbasis keunggulan wilayahnya. Untuk menjadi SMK
Berbasis Industri, SMK harus mampu menyelenggarakan usaha
bisnis/perusahaan dan dituntut menjalankan fungsi-fungsi baku
perusahaan, yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran,
manajemen personalia, manajemen keuangan, manajemen peralatan
dan perbekalan, prinsip-prinsip akuntansi, dan inti manajemen (general
manager). Dengan pembelajaran seperti ini, diharapkan lulusannya
langsung dapat bekerja di Industri.
Pengembangan SMK di Kawasan Industri Nasional dan Kawasan
Berikat. SMK di kawasan industri harus menyelenggarakan pendidikan
yang benar-benar berbasis dunia kerja (experiential education/work
based learning/hand-on experience) utamanya adalah production based
learning (belajar membuat barang jadi yang marketable) yaitu belajar
melalui kerja yang sungguhan seperti yang terjadi di dunia kerja bisnis
dan bukan belajar yang sifatnya tiruan (artifisial).
Kerjasama Industri Regional dan Internasional yang bertujuan untuk:
a) memproyeksi kebutuhan industri terhadap lulusan pendidikan
kejuruan/ vokasi berdasarkan bidang keahlian; b) menanggulangi
kekurangan guru mata pelajaran produktif; c) menyedikan tempat
praktik yang memadai; dan d) meningkatkan mutu proses pembelajaran
di pendidikan kejuruan/ vokasi yang sangat memerlukan pengalaman
kerja melalui pemagangan di industri/perusahaan.
Penyelarasan kejuruan melalui aktifitas: a) pengembangan standar Pola
Penyelarasan Kejuruan di SMK; b) pembentukan Majelis Kemitraan
Pendidikan Kejuruan Indonesia (MKPI); dan c) pengembangan 9
rumusan KKNI kejuruan SMK
h. Standardisasi, Sertifikasi, dan Penjaminan Mutu Lulusan SMK. Strategi ini
dilaksanakan melalui aktifitas berikut:
Penyusunan SKL berdasar SKKNI
Pelatihan Assesor SMK
Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan, Proses Pembelajaran dan
lulusan
i. Pemenuhan Guru Produktif melalui: a) kolaborasi dengan Lembaga
Pendidik dan Tenaga Kependidikan; b) Pengadaan Guru Produktif oleh
Pemerintah (Pusat+Daerah); dan c) Recognition Prior Learning (RPL).
Foto: Rauhanda Riyantama

j. Pengembangan SMK Berbasis Pesantren/Komunitas. Bantuan


diberikan kepada SMK yang berada di Pondok Pesatren/Komunitas
dan memiliki siswa yang bermukim di asrama Pesantren/ Komunitas.
Pemanfaatan dana ditujukan untuk: a) pengembangan/Pembangunan/
rehabilitasi gedung pembelajaran Teori/ Ruang Praktik Siswa beserta
perabotnya; b) pembangunan/ rehabilitasi asrama; c) pengadaan
Peralatan Praktik; dan d) Biaya perencanaan, pengawasan, dan
pengelolaan administrasi.
k. Kemitraan Direktorat dengan Institusi/Lembaga terdiri dari: a)
Kerjasama dengan Kementerian/Institusi Dalam Negeri; b) Kemitraan
dalam rangka Pengembangan, Penguatan, dan Pendampingan
Pembinaan SMK; c) Kunjungan Rintisan Kerjasama Antar Lembaga
Luar Negeri; d) Seminar/Workshop Internasional; e) Pengiriman
Expert ke Luar Negeri; f) Kerjasama TVET Program; g) Kerjasama
Pengembangan Pendidikan Kejuruan Indonesia-Negara Asia; h)
Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat; dan i) Pertukaran Siswa Luar
Negeri.
l. Pemasaran Tamatan SMK sebagai wahana mediator yang
menjembatani antara Pencari Kerja tamatan SMK dengan Penyedia
Kerja untuk formasi tenaga kerja tingkat menengah. Salah satunya
dengan mengaktifkan kembali Bursa Kerja Khusus di setiap SMK
dengan bekerja sama dengan industri/instansi/kementerian terkait
lainnya.

10 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


m. Beasiswa prestasi, ajang kompetisi siswa SMK, dan Pameran Produk Kreatif
Siswa SMK.
Dit. Pembinaan SMK memotivasi siswa SMK untuk selalu berprestasi melalui:
Beasiswa Prestasi dan Program Keahlian Khusus. Program Beasiswa prestasi
bertujuan mendukung tercapainya pendidikan siswa yang belajar di SMK dan
merupakan bentuk penghargaan bagi siswa-siswa yang berprestasi akademik
pada bidangnya masing-masing pada tingkat Kabupaten antara lain Lomba
LKS, O2SN, OSTN, Lomba Debat Bahasa, Lomba Seni dll, sehingga kualitas
siswa di SMK mempunyai daya pikir yang sama dengan siswa-siswa yang
masuk di sekolah menengah lainnya.
Lomba Kompetensi dan Sains. Lomba Kompetensi dan Sains terdiri dari: a)
LKS merupakan salah satu sarana untuk menseleksi siswa untuk mengikuti
lomba tingkat internasional World Skill Competition (WSC), maupun tingkat
asia Asean Skill Competition (ASC), yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali;
dan b) OSTN merupakan Olimpiade Sains Terapan untuk mengembangkan
kemampuan siswa bidang sains terapan.
Lomba Seni dan Olahraga. Lomba ini terdiri atas terdiri dari 2 kegiatan yaitu:
a) Lomba Olimpiade Olah Raga Siswa SMK Tingkat Nasional (O2SN); dan
Festifal Lomba Seni Siswa SMK Tingkat Nasional (FLS2N).
Pameran Produk Kreatif Siswa SMK
4. Peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan
publik
Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui:
a. Pengelolaan data pokok pendidikan menengah kejuruan
b. Perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kinerja
lembaga
c. Penyediaan layanan informasi kebijakan
11
d. Pengembangan e-Bantuan. Implementasi e-bantuan SMK untuk proses
penyaluran bantuan dan pelaporannya dengan melibatkan ekosistem sekolah,
disdik prov/kab/kota dan masyarakat. S
12 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
YSB PLUS
SURYALAYA
Kabupaten Tasikmalaya,
Provinsi Jawa Barat
13
SMK YSB PLUS SURYALAYA
MEMBENTUK INSAN

CENDEKIA MELALUI
PENDIDIKAN ISLAMI

P
ada hari Senin, 8 Agustus 2016 lalu telah dilaksanakan
upacara peringatan Hari Jadi Pendidikan Formal
Pondok Pesantren Suryalaya yang diikuti oleh seluruh
instansi/sekolah di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya,
di antaranya SMK Plus YSB Suryalaya, SMA Serba Bakti,
MA Serba Bakti, SMP Islam Serba Bakti, MTs Serba Bakti,
TK Hj. Euis Siti Ruyanah, Institut Agama Islam Latifah
Mubarokiyah (IAILM) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Latifah Mubarokiyah (STIELM) Pondok Pesantren Suryalaya.
Kegiatan tersebut menjadi agenda rutin yang dilaksanakan
oleh pondok pesantren setiap tahunnya di bulan Agustus.
Hal itu membuktikan bahwa Pondok Pesantren Suryalaya
sebagai salah satu pondok terkemuka di Jawa Barat,
turut berusaha untuk dapat mengantisipasi berubahnya
kondisi dan situasi Bangsa Indonesia sebagai akibat arus
perkembangan zaman yang semakin tak terkendali, terutama
perihal akhlak dan penyelewengan akidah Islam. Maka
diperlukan sebuah wadah atau institusi yang legal secara
hukum agar dapat menunjang fungsi pesantren sebagai
pusat pengajaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah dan
pengembangan ilmu keislaman sekaligus mensinergikan
ilmu Islam dengan ilmu modern.

14 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


15
SMK YSB PLUS SURYALAYA

Foto: Rauhanda Riyantama


Foto: Rauhanda Riyantama

Dengan demikian, pesantren harus memiliki lembaga pendidikan formal yang


berkualitas sehingga tujuan pesantren sebagai tempat pendidikan ilmu sekuler
ataupun ilmu agama dapat terpenuhi. Atas usul dari H. Sewaka (Alm), mantan
Gubernur Jawa Barat (19471952) dan Iwa Kusuma Sumantri (Alm), Menteri
Pertahanan Republik Indonesia (19521953) kepada KH. Ahmad Shohibulwafa
Tajul Arifin yang akbrab dipanggil Abah Anom (putra kelima dari Syaikh Abdullah
bin Nur Muhammad/Abah Sepuh, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya), maka
pada 11 Maret 1961 berdirilah yayasan yang diberi nama; Yayasan Serba Bakti
Pondok Pesantren Suryalaya.
Selain bidang pendidikan, Yayasan Serba Bakti juga mengelola bidang
sosial, ilmu dan dakwah, hukum dan organisasi, perwakilan, Ibu Bella/Beres Laku
Lampah (organisasi ibu-ibu ikhwan Torekat Qodiriyah Naqsabandiyah), dan Panti
Rehabilitasi Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Kenakalan Remaja (Inabah).

16 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


SMK PLUS YSB SURYALAYA
Menyadari salah satu fungsi dan peran
Yayasan Serba Bakti, yang bertekad membantu
pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan
banga, SMK YSB Plus Suryalaya menjawab
tantangan tersebut. Terutama semenjak
didaulat menjadi sekolah rujukan nasional
bidang pesantren tahun 2015 lalu.
Sekolah yang terletak di Jalan Raya
Pagaregeung Suryalaya, Dusun Godebag,
Kelurahan Tanjungkerta, Kabupaten
Tasikmalaya, Jawa Barat ini berdiri tahun 2003
berdasarkan SK No. 0118/421.5-Disdikbud/
Dikmen.03. Berdasarkan hasil rapat, memakai
nama Plus karena menambahkan bobot
keagamaan dalam proses KBM lebih banyak
dari SMK pada umumnya.
Meskipun usianya bisa dikatakan masih
seumur jagung, sekolah ini telah mampu
menjadi primadona masyarakat sekitar
bahkan hingga luar daerah. Kepala SMK YSB
Plus Suryalaya, Drs. Denny H. Gandasapoetra,
MM., memaparkan bahwa visi SMK YSB
17
Plus Suryalaya adalah menjadikan sekolah
yang unggul dalam pelayanan kemitraan untuk menghasilkan tamatan yang
professional, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan misinya
SMK YSB PLUS SURYALAYA

ada lima. Pertama, Meningkatkan layanan kepada SMK aliansi, masyarakat,


dan dunia industri. Kedua, meningkatkan manajemen SMK Plus YSB Suryalaya
menuju standar manajemen mutu ISO 90012015. Ketiga, meningkatkan
mutu proses pembelajaran untuk menghasilkan tamatan yang kompeten.
Keempat, meningkatkan ketersediaan sarana prasarana pembelajaran teori
dan praktik sehingga layak menjadi rujukanbagi SMK lain. Kelima, menjadikan
SMK Plus YSB Suryalaya sebagai pusat pelatihan yang berkualitas.
SMK YSB Plus Suryalaya kini telah memiliki 1591 siswa yang ditangani
oleh 106 guru dan tenaga kependidikan berpengalaman di bidangnya. Banyak
Drs. Denny H. Gandasapoetra, MM.,
Kepala SMK YSB Plus Suryalaya

siswanya berasal dari


luar daerah bahkan
dari luar provinsi. Telah
banyak prestasi yang
diraihnya terutama
di lingkup wilayah
Tasikmalaya dan Jawa Barat. Misalnya Juara 1 Tim Gatur
Lantas pada Kemah Bakti Polrestas Tasikmalaya, masuk 10
besar pada Olimpiade Matematika se-Jawa Barat, Juara Umum
Taekwondo pada Bupati Cup se-Priangan Timur, dan meraih juara
III Pencak Silat pada Pekan Olahraga Pelajar se-Jawa Barat. SMK
YSB Suryalaya juga berhasil meraih prestasi sebagai Sekolah
Berbudaya Lingkungan.
SMK YSB Plus Suryalaya merupakan sekolah kejuruan yang
menyiapkan para generasi muda siap kerja serta dibekali ilmu
dunia dan ilmu agama. Sekolah ini memiliki delapan program
keahlian, antara lain program keahlian Teknik Kendaraan Ringan,
program keahlian Teknik Komputer
Jaringan, program keahlian Akomodasi
Perhotelan, program keahlian Akuntansi,
program keahlian Pemasaran, program
keahlian Perawat Kesehatan, program
keahlian Teknik Arsitektur/Teknik Gambar
Bangunan, dan program keahlian Farmasi.
Untuk jurusan Farmasi baru berjalan dua
tahun terkahir ini, kata Denny.
Masing-masing program keahlian
keahlian dibuat dengan tujuan untuk
menempa para siswa SMK YSB Plus
Suryalaya menjadi sumber daya yang
siap pakai. Program keahlian Akomodasi
Perhotelan misalnya, diciptakan dengan
tujuan agar peserta didik memiliki

Foto-foto: Rauhanda Riyantama

18 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


pengetahuan dan keterampilan yang kompeten dalam bidang ini. Lulusannya
diharapkan dapat mengelola industri perhotelan, termasuk pelayanan maka
dan minum, jasa laundry, jasa penggunaan perabot, dan jasa menyediakan
kebutuhan wisatawan yang bermalam di hotel.
Sedangkan program keahlian Pemasaran dibentuk dengan tujuan
menghasilkan supervisor handal di bidang pemasaran yang memiliki
jiwa kewirausahaan dan menguasai informasi pemasaran berbasis
teknologi. Siswa dibekali tiga hal, sebagai berikut. Pertama, pengetahuan
dan pemahaman tentang prinsip, konsep, terminologi, tujuan, dan praktik
pemasaran dan organisasi bisnis. Kedua, kemampuan melakukan supervise
aktivitas pemasaran. Ketiga, kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep
dasar pemasaran dalam bisnis.
SMK YSB Plus Suryalaya berdiri di atas lahan dua hektar yang dilengkapi
20 ruang kelas, ruang praktik dasar dan keahlian sesuai prodik, peralatan
penunjang OHP & LCD, laboratorium komputer & jaringan, hot spot area, sarana
ibadah berupa masjid, sarana olahraga termasuk gedung olahraga, serta unit
bisnis/usaha sesuai prodi.
Lanjut Denny, SMK YSB Plus Suryalaya memiliki Bisnis Center Surya Mart
sebagai sarana pembelajaran kewirausahaan bagi siswa. Melalui unit usaha
ini siswa akan langsung berinteraksi dengan masyarakat. Bisnis Center Surya
Mart ini diresmikan pada 1 Oktober 2010.

19
SMK YSB PLUS SURYALAYA
Foto: Rauhanda Riyantama

PEMBINAAN KARAKTER ISLAMI


Denny menjelaskan, pendidikan karakter yang utama bagi seluruh siswa SMK
YSB Plus Suryalaya adalah mengikuti kegiatan kepesantrenan selama dua minggu.
Mereka diajarkan caranya membaca Al Quran, hafalan doa, tata cara solat, dan
sebagainya. Di sana lah siswa digembleng tentang karakter Pondok Pesantren
Suryalaya.
Terkadang hal-hal seperti itu di masyarakat diperlukan. Misalnya ketika ada
kegiatan pengajian, saat ini jarang sekali ditemukan anak muda yang berani untuk
tampil di atas panggung, entah untuk berdoa atau baca Al Quran. Jadi dengan
pembelajaran seperti ini karakter anak akan terbina.
Sebagai sekolah berbasis pesantren, sebelum memulai KBM anak-anak terlebih
dahulu melaksanakan apel selama 15 menit. Di situ anak-anak dikumpulkan
di lapangan untuk berdoa, membaca solawat bani hasyim, dan hafalan surat-
surat pendek Al Quran secara terpimpin. Tetapi bukan berbasis militer, hanya
menekankan kepada silaturrahmi.
Setelah masuk kelas, juga diterapkan pelajaran membaca selama 15 menit.
Terlebih lagi saat ini sudah ada keharusan menerapkan literasi sekolah. Yang
biasa kami baca biasanya buku pelajaran dan Al Quran, kata Denny.
Bahkan ketika penerimaan siswa baru, sekolah menerapkan konsep keagamaan.
Artinya siswa yang mau masuk ke sekolah ini harus menguasai bacaaan solat dan
ayat suci Al Quran. Sebab karakter siswa yang datang ke sekolah berbeda-beda
sehingga sekolah agak kewalahan. Mungkin ada yang berasal dari sekolah yang
mapan atau yang sedang merintis, atau yang mungkin belum berkembang secara
baik. Jadi input yang masuk ke sekolah kami sangat beragam, mulai dari budaya,

20 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


21
SMK YSB PLUS SURYALAYA

Foto: Rauhanda Riyantama


keluarga, dan kedaerahan. Karena di kami bersifat global. Karena
siswa kami tak hanya dari Jawa Barat. Bahkan ada yang dari luar
Jawa. Siswa nonmuslim pun bisa masuk di sini, ungkap Denny,
pria kelahiran Bandung, 8 September 1959 ini.
Kemudian, sekolah juga menanamkan saling menghargai
satu sama lain. Tidak membedakan suku, agam, atau ras sekali
pun. Bahwa dalam mencari ilmu tidak tidak membedakan latar
belakang. Karena di sini menerapkan Amal Ilmiah Ilmu Amaliyah,
jadi amal yang berilmu dan ilmu yang diamalkan. Itu yang paling
kami tanamkan, kata Denny.
Denny menyadari bahwa pendidikan tak lepas dari peran aktif
orangtua. Saat penerimaan siswa baru, orangtua diundang ke
sekolah. Di situ mereka dijelaskan cara main atau aturan sekolah
ini seperti apa. Kemudian orangtua diberikan surat pernyataan
bahwasannya sanggup terlibat dalam proses pendidikan
anak-anaknya di sekolah. Karena anak-anak di sekolah hanya
beberapa jam saja, kemudian ketika pulang sekolah sudah

22 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


menjadi tanggung jawab orangtua. Jika orangtua acuh maka proses
pembinaan di sekolah menjadi sia-sia. Kita sharing dengan orangtua.
Mereka datang ke sekolah untuk kontrol anak-anaknya. Di sini ketat
begitu sampai di rumah longgar maka hancurlah, katanya.
Selain itu, sekolah juga membutuhkan peran masyarakat. Apabila
ada hal janggal di luar kontrol sekolah dan orangtua maka peran
masyarakat adalah melaporkan kepada sekolah atau orangtua
siswa. Kita ditunjuk sebagai sekolah rujukan karena kita memang
mengedepankan kegiatan kepesantrenannya. Dengan animo
masyarakat yang banyak dengan memperkuat karakter siswa, itulah
sebagai tolak ukur mereka, tegas Denny.
Karakter merupakan prioritas utama dalam pendidikan. Pasalnya,
meskipun dia pintar tetapi perilakunya buruk maka tidak akan laku di
dunia kerja. Penguatan karakter itulah yang menjadi fokus sekolah.
Salah satunya adalah melalui pendidikan agama yang kuat. Karena
religiusitas seseorang juga menjadi tolak ukur seseorang untuk
diterima di sebuah perusahaan.

23
SMK YSB PLUS SURYALAYA

Foto: Rauhanda Riyantama


Foto: Rauhanda Riyantama

Selain itu, siswa SMK YSB Plus Suryalaya wajib mengikuti pengajian Manakiban
setiap tanggal 11 Dzulhijah. Bahkan pesertanya dari seluruh Indonesia dan luar
negeri, misalnya Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, dan Thailand, menyusul
Australia, negara-negara di Eropa dan Amerika, Khusus untuk siswa di sini cukup
mengikutinya di sekolah dengan memasang pengeras suara. Mereka tidak dilepas
di bawah, dan mengikuti cukup mengikuti di sekolah.

TEACHING FACTORY DAN TEACHING INDUSTRY


Untuk menyiapkan lulusannya siap memasuki dunia kerja bahkan siap
menciptakan lapangan kerja, SMK YSB Plus Suryalaya menerapkan model
pembelajaran teaching factory. Kami mendirikan unit usaha di dalam sekolah dalam
bentuk Unit Produksi Jurusan untuk mendukung proses pembelajaran. Produknya
bisa berupa barang dan jasa, kata Denny. Dalam unit usaha itu, siswa sebagai
employee melakukan praktik kerja sesuai dengan program keahlian keahliannya.
Selain itu, SMK YSB Plus Suryalaya juga menerapkan model pembelajaran
teaching industry. Dalam konsep teaching industry, SMK YSB Plus Suryalaya
bekerjasama dengan industri menyediakan tempat produksi atau menjadi pelaksana
sub contract bisnis atau sebagai plasma. Dalam kegiatan itu, industri melakukan
transfer knowledge kepada SMK YSB Plus Suryalaya. papar Denny.
Menurut Denny, proses pembelajaran ini memberikan banyak manfaat,
antara lain sebagai pengenalan atmosfer industri bagi seluruh civitas akademi.
Sebagai sarana latihan praktik siswa. Sebagai sumber pendapatan siswa, karena
biaya pendidikan tidak dibebankan sepenuhnya kepada orang tua siswa. Dan

24 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama

Cucu Suprianto,
Duty Manager di Hotel Savoy Homann, Bandung
Salah satu pihak DU/DI yang telah bekerja sama
dengan SMK YSB Plus Suryalaya

instruktur (guru praktik) akan selalu


tertantang untuk memperbaiki dan
mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan mereka.
Denny juga menilai model pembelajaran teaching industry memberi
keuntungan nyata berupa profit. Profit akan diperoleh jika disertai manajemen
yang baik, karena ini merupakan kegiatan bisnis nyata, katanya. Profit hasil
usaha itu pun dapat digunakan untuk pemeliharaan dan pengembangan
sumber daya secara mandiri.

SINERGI BERSAMA DU/DI


Salah satu kunci keberhasilan pendidikan bagi sekolah menengah kejuruan
adalah bagaimana sekolah tersebut mampu bersinergi dengan dunia usaha/
industri (DU/DI). Hal itulah yang diterapkan SMK YSB Plus Suryalaya dalam
upaya untuk peningkatan kualitas sekolah.
Dalam upaya mengenalkan sekolah ke dunia usaha maupun dunia industri,
salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mengundang para dunia
usaha/industri ke sekolah. Momen ini digunakan untuk menjelaskan jurusan-
jurusan apa saja yang ada di sekolah berikut masing-masing potensinya,
keuntungan apa saja yang bisa diciptakan melalui kerjasama, serta manfaat
apa dihasilkan melalui kerja sama tersebut. Pun sebaliknya dengan sekolah,
yakni mengunjungi DU/DI tersebut dengan tujuan memperkuat hubungan dan
memantapkan pelaksanaan MoU kerjasama.
25
Sejauh ini, macam-macam bentuk kerjasama yang dijalin antara lain
pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin), kerjasama rekruitmen, dan
asesor. Menurut data, telah ada sekitar 45 dunia usaha maupun dunia industri
SMK YSB PLUS SURYALAYA

yang sepakat bekerja sama dengan SMK YSB Plus Suryalaya, tak hanya dari
Tasikmalaya dan sekitarnya saja, bahkan ada juga yang berada di Bandung,
Jakarta, Yogyakarta dan lain sebagainya.
Cucu Suprianto, Duty Manager di Hotel Savoy Homann, Bandung,
mengatakan jalinan kerja sama dengan SMK YSB Plus Suryalaya mempunyai
sejarah yang sangat panjang. Dimulai tahun 2007, ketika kepemimpinan
Direktur lama Bapak Budi Sasongko, sekolah ini dijadikan salah satu sekolah
binaan. Kita rutin per tiga bulan atau enam bulan diundang ke sekolah untuk
memberikan motivasi dan pembekalan pada saat mereka masuk di dunia
kerja, katanya.
Cucu memandang kerja sama ini menjadi hal positif untuk SMK, apapun jurusannya
ketika mengundang praktisi ke sekolah anak-anak akan lebih refresh tentang ilmu di dunia
kerja. Sebab para praktisi mempunyai sifat lebih update terkait dunia industri. Katakanlah
saya berbicara tentang perhotelan. Dunia perhotelan itu perkembangannya sangat cepat.
Mungkin ada beberapa guru SMK yang mengajarkan front office gaya lama tahun 80 an.
Ketika anak-anak tidak dibekali pengetahuan dari praktisi maka knowledge nya masih tahun
80-an. Kemudian ketika dilepas saat PKL mereka akan kaget. Karena apa yang diajakan
oleh guru sangat berbeda dengan dunia industri. Mereka akan jadi gagap, rendah diri,
minder, karena siswa lain lebih menguasai, ungkapnya.
Sangat penting memang ada sinergi antara sekolah dengan dunia industri. Atau secara
personal oleh praktisi yang masih aktif datang ke sekolah. Pria yang pernah menjabat
sebagai training manager, salah satu kendala siswa SMK YSB Plus Suryalaya adalanya
masih banyak anak-anak yang diberikan pengetahuan tahun 80-an. Sekarang beda ya
kuncinya sudah pakai smart key, bukan lagi kunci konvensional, katanya. Seperti itulah
perlunya sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri, yakni saling melengkapi.
Dunia industri juga sangat membutuhkan anak-anak Prakerin. Saat akhir job training
mereka diminta untuk membuat laporan yang kemudian diminta oleh dunia industri
dan sekolah. Khususnya untuk dunia industri, laporan tersebut bisa dijadikan sebagai
masukan yang sangat berharga. Walaupun itu datang dari anak SMK. Bahkan beberapa
kali mengakomodir masukan dari anak Prakerin.

26 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto-foto: Rauhanda Riyantama
Untuk kinerja siswa SMK YSB Plus Suryalaya sangat
Hilman Abdul Rahman, bagus, karena sudah lama melaksanakan On the Job
Perwakilan dari PT. Sinar Sosro Training (OJT) semenjak berdiri sekolah perhotelan.
Salah satu pihak DU/DI yang telah bekerja sama Sampai sekarang Cucu belum menemukan masalah, baik
dengan SMK YSB Plus Suryalaya
skill, knowledge, maupun attitude. Tahun ini ada enam orang
yang sedang melaksanakan Prakerin. Saya sering datang
ke sini, meskipun tidak lama. Itu responnya sangat luar
biasa, katanya.
Kalau boleh dibandingkan kualitas siswa dengan
sekolah lain, secara garis besar tidak ada perbedaan yang
terlalu jomplang. Memang ada beberapa kendala ketika
anak-anak datang dari daerah, misalnya kepercayaan
dirinya kurang. Namun Cucu sangat bangga dengan siswa
SMK YSB Plus Suryalaya, meskipun datang dari daerah
mampu menunjukkan kredibilitasnya. Buktinya, beberapa
siswa alumni telah aktif bekerja bahkan dengan jabatan
yang cukup tinggi.
Selain itu, Hilman Abdul Rahman perwakilan dari
PT. Sinar Sosro mengatakan untuk kerja sama dengan
SMK YSB Plus Suryalaya ada dua bagian, akuntansi dan
pemasaran. Karena ini merupakan perusahaan distribusi
yang mencakup administrasi dan penjualan. Kita kerja
sama dengan SMK YSB Plus Suryalaya sejak tahun 2013,
katanya.
Menurut Hilman, kinerja siswa di sini sangat
memuaskan. Hanya butuh satu dua kali pengarahan
untuk mengenai job desk nya langsung bisa dipraktikkan
di tim akuntansi. Begitu juga di pemasarannya, siswa telah
27
mempu melakukan pelaporan kemudian praktik di lapangan
dan join visit dengan salesman.
SMK YSB PLUS SURYALAYA

Namun, siswa SMK YSB Plus Suryalaya perlu


dikembangkan lagi skillnya. Agar ketika nanti lulus sudah
benar-benar siap bekerja. Salah satu fungsi industri adalah
meningkatkan skill mereka. Kita perkenalkan dari awal,
akuntansi seperti ini dan pemasaran seperti ini. Karena
dunia sales itu tidak lepas dari pemasaran. Marketing
pasti nyambung dengan sales. Karena dunia marketing
hubungannya sangat luas. Jadi pemahaman ini kami
jelaskan kepada mereka, kata Hilman.
Agar kinerja siswa yang prakerin tetap optimal, pihak industri melakukan evaluasi setiap
minggunya. Pun juga dari pihak sekolah melaksanakan kontrol sebulan sekali. Untuk
prakerin ini kita rata-rata per tiga bulan. Jadi dari kita kontrolnya seminggu sekali sedangkan
dari sekolah sebulan sekali. Agar perkembangan anak didik terpantau dengan baik, jelasnya.
Sedangkan Iwan Herniwan yang menjabat sebagai Intruktur Dealer dari Honda Star
Motor Tasikmalaya, mengatakan kerja sama dengan sekolah dalam bentuk prakerin dan uji
kompetensi. Karena pihak Honda ada program menyiapkan teknisi baru sebelum berdirinya
dealer-dealer baru. Dengan adanya kerja sama ini mendukung untuk menjaring bakat-bakat
siswa SMK YSB Plus Suryalaya ini. Kami juga kerja sama dengan beberapa SMK di Bandung
dan Surabaya, katanya.
Secara keseluruhan kinerja siswa SMK YSB Plus Suryalaya sudah sangat bagus. Tetapi
masih perlu diperbaiki dari segi keaktifan siswa. Misalkan si siswa jangan hanya bisa bongkar
dan pasang saja. Juga perlu mengetahui alur kerjanya seperti apa. Yang kita butuhkan ke
depan seperti itu. Dengan begitu siswa tak hanya mendapat praktik saja, juga teorinya.

MENYONGSONG GENERASI EMAS


Upaya-upaya yang dilakukan SMK YSP Plus Suryalaya saat ini telah terlihat jelas.
Beberapa siswa yang berhasil meraih prestasi tingkat nasional, baik akademik maupun non
akademik. Ia adalah Ismail Nazar Salam dan Ai Asih.
Ismail menuturkan betapa bahagianya bisa bersekolah di SMK YSB Plus Suryalaya.
Lantaran salah satu sekolah favorit yang kerap kali menjadi tujuan siswa ketika masuk tahun
ajaran baru. Hal ini menandakan bahwa sistem pembelajaran yang diterapkan sangatlah

Ai Asih,
Siswi SMK YSB Plus Suryalaya
yang meraih juara 1 Senam Lantas
Tingkat Kabupaten Tasikmalaya

Ismail Nazar Salam,


Siswa SMK YSB Plus Suryalaya
yang meraih juara 1 Lomba Gatur Lantas
Tingkat Kabupaten Tasikmalaya

28 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama
bagus. Awal saya bisa sekolah di sini karena diberi tahu kakak saya. Katanya
ada sekolah bagus di Tasik. Makanya saya sangat bangga masuk di sini.
Apalagi soal pendidikan karakter yang selalu ditanamkan kepada kami,
katanya.
Terkait pendidikan karakter, Ismail sangat merespon positif usaha-usaha
yang dilakukan sekolah. Lebih lagi pada penanaman berbudaya jujur dan
disiplin. Semuanya dimulai dari hal simpel. Misalkan, sebelum melaksanakan
upacara bendera hampir setiap perlengkapan diperiksa, mulai dari seragam,
dasi, sepatu, serta kaos kaki. Kalau ada baju yang kurang rapi ada sanksinya.
Biasanya ditegur dulu, kalau masih diulangi lagi baru diberi pengurangan poin.
Sebulan sekali juga ada pemeriksaan rambut. Kalau ada yang gondrong atau
rambut model berandal langsung dipetal saat itu juga, jelas pria kelahiran
Tasikmalaya, 7 Agustus 1998 ini.
Ismail menuturkan, karakter juga terbentuk dari pergaulan. Sebab apabila
berteman dengan anak yang rajin belajar maka secara perlahan akan tertular
rajin. Namun jika berteman dengan anak yang malas maka secara perlahan-
lahan juga perilaku malas akan tertular. Ini pengalaman saya yang paling
menyenangkan. Dulu waktu masih kelas 11 dan 12, setiap pulang sekolah
sering diskusi bareng sama kakak kelas tentang pelajaran yang belum
ngerti. Dan itu yang buat saya open minded. Sebenarnya saya itu orang yang
pendiam dan kurang gaul. Gara-gara sering diskusi saya jadi lebih terbuka
sama orang, ungkap Ismail, peraih juara 1 Lomba Gatur Lantas Tingkat
Kabupaten Tasikmalaya ini.
Sementara itu, menurut Asih, ia merasa anak-anak di SMK YSB Plus
Suryalaya terlihat berbeda dari sekolah lain. Ia merasa sekolah di sini lebih
terjamin, baik dari segi kualitas pembelajaran yang diterapkan hingga
pencapaian prestasi.
Mengenai penerapan pendidikan karakter, Boma menuturkan bahwa
setiap hari jumat ada yang namanya kegiatan Jumat Bersih. Jadi semacam
lomba kebersihan kelas yang diadakan setiap minggu oleh OSIS. Nantinya
29
kelas yang paling bersih akan mendapatkan reward, sedangkan kelas yang
paling kotor mendapatkan hukuman. Hukumannya pun bersifat mendidik,
mereka diberikan kantong sampah untuk bersih-bersih lingkungan sekolah.
SMK YSB PLUS SURYALAYA

Semua warga sekolah bertanggung kawan menciptakan sekolah yang bersih


dan nyaman. Tidak hanya penjaga kebun saja yang bersih-bersih. Mulai dari
siswa hingga guru juga memiliki tanggung jawab yang sama, sambungnya.
Remaja kelahiran Ciamis, 1 Oktober 1999 ini merasa sangat terbantu
dengan sistem pembelajaran di SMK YSB Plus Suryalaya. Siswa menjadi
lebih terpacu untuk berlajar dan terus belajar. Guru-gurunya pun memberikan
metode pengajaran yang cukup berbeda, yakni membebaskan siswanya
menggali potensi yang dimiliki dengan mendukung setiap kegiatan yang
dilakukan siswa. Misalkan ketika Asih tertarik ikut lomba Senam Lantas.
Pihak sekolah mendukung dengan digembleng untuk mengeluarkan bakat
dan potensinya. Walhasil jadilah Asih meraih juara 1 Senam Lantas Tingkat
Kabupaten Tasikmalaya

PERANAN PENTING SEORANG GURU


Berdasarkan contoh di atas, mencerminkan bahwa pola pengajaran yang
diterapkan terbilang berhasil. Hal tersebut tak lepas dari peranan seorang
guru. Sebab guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif menciptakan situasi
pembelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan. Ketika KBM dilaksanakan
dengan kondisi yang menyenangkan maka secara otomatis siswa akan
dengan mudah menerima materi pelajaran.
Hal serupa juga dituturkan oleh Bobby Holili Abadi, S.Kom. guru program
keahlian Teknik Komputer Jaringan. Menurutnya pembelajaran yang
menyenangkan dapat tercapai jika seorang guru mampu menggiring siswanya
masuk ke dalam ruh pelajaran. Maksudnya hati dan pikiran si anak ini mampu
menyatu ke dalam materi yang diajarkan. Jadi guru tidak hanya sekedar
mengajar tetapi juga harus mendidik dengan sepenuh hati. Menjadi guru

Bobby Holili Abadi, S.Kom.,


Lukmanul Hakim, S.T., Guru program keahlian Teknik Komputer Jaringan
Guru program keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK YSB Plus Suryalaya
di SMK YSB Plus Suryalaya

30 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama
Foto: Rauhanda Riyantama
memang tidak mudah. Ini adalah pekerjaan pengabdian yang harus datang dari hati serta
rasa tulus ikhlas. Sebab nasib masa depan mereka salah satunya berada di tangan kita.
Kita harus pintar-pintar mengarahkan mereka. Apakah kita arahkan untuk menjadi pekerja
profesional atau pengusaha sukses, ungkapnya.
Sebagai sekolah rujukan nasional bidang pesantren, setiap guru dituntut wajib
menyelipkan wawasan tentang arti penting dari sebuah kejujuran. Baginya sikap jujur adalah
hal yang pertama dan utama dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian setelah itu baru
nilai. Percuma kalau nilainya bagus tapi hasil nyontek. Itu sama saja dengan bohong. Saat
ini nilai sikap berada di bagian depan rapor. Jadi sebelum memulai kegiatan belajar saya
pesan dulu ke anak-anak, bahwa saat ini sikap yang paling dinilai. Biasanya ketika ulangan
31
harian kita adakan peringatan. Kan kelihatan jelas siapa yang nyontek dan tidak dari nilainya.
Kalau banyak yang kembar kemungkinan besar hasil nyontek. Kalau sudah diperingatkan
SMK YSB PLUS SURYALAYA

lebih dari tiga kali dan masih tetap badel, siswa tersebut kita keluarkan dan tidak boleh ikut
ujian. Lalu kita panggil orangtuanya, tegas Bobby.
Untuk semakin mempermudah pengontrolan terhadap siswa, sekolah juga menyediakan
fasilitas e-learning. Dengan ini guru dapat memantau dari kejauhan apakah siswa ini sudah
mengumpulkan tugas atau belum. Apakah siswa ini rajin belajar atau pemalas. Dan juga
siswa semakin terbantu untuk mengumpulkan tugasnya tepat waktu.
Tak hanya tentang hal teknis, pendekatan secara personal juga sangat penting. Sebab
masing-masing individu memiliki karakter dan intelejensi yang berbeda. Tentunya sebagai
guru juga harus memahami itu. Kalau siswa A penanganannya harus seperti ini, sedangkan
siswa B harus seperti ini. Yang berarti guru harus paham tentang pendekatan psikologis.
Foto: Rauhanda Riyantama

Pun juga disampaikan oleh Dadang Lukmanul Hakim, S.T., guru sekaligus kepala program
keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Terkait pendidikan karakter, yang menjadi nomor satu
adalah akhlak. Untuk menanamkan hal tersebut setiap hari tadarus di lapangan selama 15
menit, sedangkan yang beragama lain ada kegiatan pembinaan sendiri sesuai keyakinan
masing-masing.
Menurut Dadang, untuk memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajaran sehari-
hari ia menyampaikan kesepakatan. Di antaranya sikap, kalau sedang ulangan harus
jujur, tidak boleh menyontek. Saya bilang ke anak-anak, nilai itu setelah kejujuran. Urusan
nilai itu soal pikiran kita masih bisa diasah lagi. Tetapi kalau soal sikap jujur itu tidak bisa
cepat, harus dimulai dari pembiasaan. Saya juga selalu menekankan nilai itu urusan nomor
sekian, yang paling penting kejujuranmu, kedisiplinanmu, dan kemauanmu, katanya.
Dadang berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang dimulai dengan kebaikan maka Tuhan
akan menolong. Oke nilai kamu boleh bagus, tapi suatu saat Allah tidak pernah menolong
kamu lagi. Makanya usahakanlah selalu jujur. Bagaimana pun takdir orang kan Allah yang
menentukan. Karena kita selalu menanamkan kejujuran, imbuhnya.
Saat ini sudah bisa memetik hasilnya. Anak-anak mulai merasa malu jika tidak jujur. Karena
lingkungan dan teman-temannya selalu memberikan contoh yang baik. Mereka sudah mulai

32 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


paham tentang risiko dari perbuatan mereka. Itulah yang
selalu Dadang tanamkan kepada siswanya. Jadi harus
mengerti penangan seperti apa yang harus dilakukan.
Atau mungkin bisa dengan menceritakan pengalaman
yang membuat siswa termotivasi untuk berbuat baik,
disiplin, jujur, dan kerja keras. Intinya adalah bagaimana
guru mampu menjadi teladan bagi mereka.

PERAN STRATEGIS KOMITE


Dalam kesempatan yang berbeda, Saepudin
anggota Komite Sekolah memaparkan bahwa betapa
beruntungnya anak-anak yang sekolah di tempat
favorit. Banyak sekali keistimewaan yang didapat.
Mulai dari guru yang kompeten, lingkungan yang
bagus, proses belajar mengajar yang bagus, serta
kelengkapan fasilitas yang diberikan sekolah. Selain
itu, anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan
diri mereka. Apa sih yang sebenarnya anak itu punya.
Saya zaman dulu semasa masih sekolah tidak merasa
terekspos sebesar di sini. Di sini ada studio musik, lab
seni, ruang belajar enterprenuer, dan masih banyak lagi.
Alat untuk eksplorasi anak itu lebih ditonjolkan, jelas
laki-laki kelahiran Bogor, 2 Juni 1968 ini.
33
Untuk mempermudah pemantauan terhadap
perkembangan anak. Komite bekerja sama dengan
orangtua siswa mengadakan pertemuan dengan
SMK YSB PLUS SURYALAYA

pihak sekolah sebanyak tiga kali dalam setahun.


Pertemuan tersebut dijadikan forum untuk membahas
perkembangan sekolah, siswa, dan program-program
sekolah. Jadi yang kita bangun adalah underground
nya dulu. Kita siapkan dari bawah baru naik ke atas.
Mempersiapkan fasilitas apa yang kurang, pembinaan
guru, kesadaran orangtua, barulah merambah ke siswa.
Jadi membekali mereka yang terbaik untuk masa depan,
pungkas Saepudin.
34 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
DARUSSALAM
MARTAPURA
Kabupaten Banjar,
Provinsi Kalimantan Selatan
35
36 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
Foto: Rauhanda Riyantama
KERJASAMA APIK

MEMBENTUK
KARAKTER BAIK

M
endapat predikat Sekolah Rujukan Bidang
Pesantren merupakan kebanggaan tersendiri
bagi SMK Darussalam Martapura. Pasalnya pihak
sekolah tidak memiliki kiat-kiat khusus untuk menerapkan
pendidikan karakter kepada siswa. Semuanya berjalan
seperti biasa, bahwa datang ke sekolah tidak boleh
terlambat, harus berpakaian rapi, dan sebagainya.
Namun, yang menjadi spesial adalah kepedulian orangtua
terhadap pendidikan karakter anaknya sangatlah besar.
Hal tersebut nampak jelas ketika pertama kali
menginjakkan kaki di sekolah yang terletak di Jalan
Tanjung Rema, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan
Selatan ini. Tim penulis dikejutkan dengan kedatangan
ketua komite sekolah. Adalah Suriani Dasri, atau yang
akrab disapa Dasri. Dengan gelagatnya yang lugas ia
sedang memantau kegiatan siswa dan proses belajar
mengajar di sekolah. Sesaat kemudian Pak Dasri mulai 37
bercerita keterlibatan orangtua di sekolah.
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

Laki-laki pensiunan PNS ini memang aktif memantau


setiap kegiatan yang dilaksanakan sekolah. Baginya
pendidikan anak tidak hanya tanggung jawab sekolah,
tetapi yang paling pertama dan utama adalah orangtua.
Contoh kecilnya dimulai dengan mengantarkan anak
sekolah hingga ke depan gerbang sekolah. Kemudian
dilanjutkan senyum dan uluk salam. Seperti itu saja anak
sudah merasa dipedulikan, kata Dasri.
Dasri memiliki komitmen bahwa untuk menciptakan
bibit unggul itu harus dimulai dari rumah, kemudian
dikuatkan di sekolah. Apabila sejak dari rumah sudah
tidak benar maka semakin susah ketika di sekolah. Artinya antara pendidikan di
sekolah dengan di rumah harus sejalan atau sevisi. Begitu juga dengan pendidikan
karakter, sejak anak di rumah wajib dibiasakan disiplin, jujur, hingga memiliki rasa
kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Pada dasarnya kalau rumah ingin kuat maka fondasinya yang harus dibangun
kokoh. Sama halnya dengan pendidikan, fondasi berada di sekolah, kata Dasri.
Oleh sebab itu ia selalu koordinasi dengan kepala sekolah atau guru-guru agar
input sekolah sinkron dengan apa yang diharapkan orangtua. Karena orangtua
kepalanya banyak, otomatis memiliki keinginan yang banyak juga. Ada yang
ingin anaknya pintar bagaimana, anaknya dapat berprestasi bagaimana, dan
sebagainya. Itu maunya orangtua, berbeda lagi dengan murid. Kalau di sekolah,
kepala sekolah sudah bilang A maka yang lain harus ikut.
Selain itu, untuk menjadi sekolah yang berdaya saing tinggi maka harus
dibangun dengan komitmen yang kuat. Jangan sampai di antara satu pihak
dengan pihak lain berselisih demi kepentingan pribadi. Sebab sekolah merupakan
wadah untuk menyalurkan ilmu, sehingga membutuhkan ekosistem yang baik.
Jadi tak hanya sekolah dan orangtua saja, tetapi juga dibutuhkan peran dari
masyarakat sekitar, tegas Dasri.
Dasri mengatakan, terdapat satu teori yang diterapkan sampai sekarang.
Dulu sewaktu masih kecil ketika ingin membeli barang harus usaha terlebih
dahulu lantaran tidak memiliki uang. Kemudian dengan segala cara ia berpikir
bagaimana mendapatkan uang tanpa harus meminta orangtua. Kebetulan saat
itu teman sekelasnya berasal dari keluarga cukup berada. Karena si anak ini tidak
bisa mengerjakan soal, lalu Dasri mengajari hingga bisa. Sebagai imbalannya dia
meminjamkan barang yang diinginkan tersebut.
Dari contoh di atas, yang bisa diambil hikmahnya adalah karakter mandiri.
Akhirnya ia pun mempraktikkan kepada anak-anaknya. Setiap kali minta uang jajan
terlebih dahulu ditanya, sudah meringkas berapa lembar. Kalau misalnya dapat satu
lembar maka diberikan sepuluh ribu, jika lima lembar dapat lima puluh ribu. Begitu
besoknya masuk sekolah sudah mengerti materi apa yang akan disampaikan.
Jadi tinggal mendengarkan dan memperhatikan sudah paham.

Suriani Dasri,
atau yang akrab disapa Pak Dasri.
Ketua Komite SMK Darussalam Martapura

38 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama
Foto: Dok. SMK Darussalam Martapura

Dasri juga menerapkan karakter disiplin yang ketat. Karena bel masuk sekolah pukul
7.00, maka anak-anaknya dibiasakan bangun pagi dan menyiapkan segala perlengkapan
sekolah mulai dari buku hingga perlengkapan alat tulisnya. Dan yang tak lupa adalah
melaksanakan salat subuh. Karena rumah saya tidak terlalu jauh dari sekolah, maka
anak-anak saya biasakan sarapan di rumah. Baru pada pukul 6.30 berangkat ke sekolah
terangnya.
Tak mandek di situ, sebelum masuk kelas anak-anak dibiasakan baris-berbaris yang
dipimpin ketua kelas. Tujuannya agar anak-anak terbiasa tertib dalam mengikuti pelajaran.
Yang biasanya di kelas ramai dan tidak mau menyimak yang dijelaskan guru, berubah
jadi diam dan mau memperhatikan sehingga ilmu yang didapatkan maksimal. Sebab SMK
membentuk siswa yang siap kerja, otomatis konsentrasi belajar harus kuat, jelas laki-laki
kelahiran Tapin, 31 Maret 1959 ini.
Baginya pendidikan karakter bukanlah teori semata. Melainkan harus dipraktikkan
secara terus menerus hingga membentuk suatu budaya. Dengan begitu siswa akan
menerapkan kebudayaan itu hingga tumbuh dewasa, yang kemudian disebarkan di
kehidupan bermasyarakat.
39
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

KOMITE PARTNER SEKOLAH


Terwujudnya manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat,
mandiri, mengasai IPTEK, serta memiliki etos kerja tinggi dan disiplin yang berwawasan
lingkungan bukanlah sekedar visi tertulis yang sekolah ciptakan. Tetapi betul-betul kami
amalkan dalam setiap perilaku di sekolah, baik saat pembelajaran maupun bergaul di luar
kelas, kata Dasri.
Dilihat dari visi yang telah dipatrikan, sangat jelas bahwa karakter menjadi salah satu
poin utama pendidikan di SMK Darussalam Martapura. Untuk menanamkan hal tersebut
ranahnya harus dimulai dari guru dan didukung oleh orangtua, dalam hal ini diwakilkan
komite. Jadi tugas guru ialah memberikan suri tauladan yang baik yang kemudian ditiru
oleh siswa.
Dasri mengatakan bahwa tugas guru tidak hanya memantau selama di
sekolah saja, tetapi juga perlu mengetahui perkembangan anak selama di
rumah. Tujuannya untuk memastikan bahwa input yang didapatkan anak
di rumah juga sejalan dengan di sekolah. Ada kasus salah satu siswa
program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan sangat susah diatur. Setelah
diselediki ternyata orangtuanya sibuk bekerja dan si anak ini terpengaruh
pergaulan bebas. Akhirnya komite mengambil tindakan memanggil
orangtuanya untuk bertemu dengan pihak sekolah untuk diberikan
pengarahan. Alhamdulillah saat ini masalah tersebut sudah bisa teratasi,
ungkapnya.
Berdasarkan kasus tersebut dapat diambil pelajaran bahwa komite,
khususnya orangtua harus ikut mengontrol setiap gerak-gerik anak. Mulai
semenjak bangun tidur, ketika berangkat ke sekolah, hingga kembali
pulang ke rumah.
Satu hal yang perlu diluruskan, yaitu tentang paradigma komite
di mata masyarakat. Bahwa di sini merupakan rekan/partner sekolah
untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan. Apabila yang dikerjakan
sekolah keluar dari trek yang telah disepakati, maka tugas komite adalah
mengingatkan. Namun jika sebaliknya maka komite wajib mendukung sak
pol kemampuan.

40 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Kegiatan Khatam Alquran
di SMK Darussalam Martapura

Foto: Dok. SMK Darussalam Martapura

Kami sekarang ini tidak boleh memungut biaya sepeser pun dari orangtua. Ikut 41
ekskul saja gratis. Kebijakan ini mungkin ada benarnya, karena dulu ketua komite
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

banyak yang menyalahgunakan powernya. Merasa sudah bisa memiliki sekolah


bahkan terkadang mendikte sekolah. Lupa bahwa sesungguhnya tugas komite
hanyalah mendampingi dan mendukung kegiatan sekolah, kata Dasri.
Dasri menambahkan bahwa salah satu nilai karakter yang menjadi tolak ukur
kepribadian seseorang adalah religiusitas. Banyak kasus yang marak saat ini, misalnya
tindak kekerasan terhadap anak, pencabulan anak, korupsi dan sebagainya, adalah tuah
dari tingkat religius yang sangat rendah. Oleh sebab itu SMK Darussalam Martapura
merupakan solusi tepat untuk menanggulangi tindakan seperti itu dikemudian harinya.
Dalam upaya meningkatkan iman dan takwa, sekolah melaksanakan pembiasaan
pagi yaitu tadarus bersama di halaman sekolah yang dilanjutkan salat duha berjamaah.
Khusus hari jumat, diwajibkan ikut salat jumat berjamaah di sekolah, imbuh Dasri.
42 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
43
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

Foto: Rauhanda Riyantama


Foto: Dok. SMK Darussalam Martapura

Melihat kondisi generasi muda sekarang sangatlah riskan,


terutama perihal jiwa nasionalisme yang mulai luntur. Lebih
lagi dengan pengaruh budaya barat yang semakin menggerus
nilai-nilai ketimuran. Tengok saja anak-anak lebih hafal lagu
Korea ketimbang lagu daerahnya, belum lagi dengan gaya anak
sekarang sudah meniru kebiasaan orang-orang barat yang jauh
dari kata terpuji misalnya pergaulan bebas, pesta-pesta yang tak
jelas arahnya, bahkan mengonsumsi minuman keras dan narkoba
bukan suatu hal yang tabu lagi.
Dengan munculnya problematika di atas, SMK sebagai
instansi pendidikan harus bekerja sama untuk mengembalikan
budaya lokal yang mulai terenggut. Satu hal yang saat ini sedang
digalakkan ialah mewajibkan setiap siswa mengikuti Pramuka.
Lantaran Pramuka menjadi salah satu akses pemupuk rasa
kebangsaan atau nasionalisme. Selain itu, sebelum siswa
mengikuti kegiatan belajar mengajar didahului menyanyikan lagu
wajib nasional maupun lagu daerah, kata Dasri.
Dasri juga mengingatkan kepada jajaran guru dan kepala
sekolah, bahwa sekolah merupakan manifes dunia dan akhirat.
Jadi kedisiplinan, kejujuran, dan menciptakan senyum adalah
kegiatan yang wajib dilaksanakan. Lebih lagi kepada guru, mereka
dilahirkan untuk mendidik dan mengajar denga tulus ikhlas. Tidak
sekedar untuk menggugurkan kewajiban sebagai pengajar.
Hal ini sesuai falsafah Jawa, ing ngarso sung tulodo, ing
madyo mangun karso, tut wuri handayani. Jadi figur seorang guru
disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga harus
mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral
agar siswa-siswanya semangat belajar, sehingga dapat menjadi
manusia yang bermanfaat di masyarakat, jelasnya.

44 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama

45
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

MULAI DARI GURU


Selain campur tangan orangtua, juga dibutuhkan andil besar para
pendidiknya. Mengingat SMK merupakan sekolah yang membentuk
siswa-siswanya siap kerja dan mampu berwirausaha. Saya mulai
dari guru dulu. Jadi setiap pagi sebelum masuk kelas mereka saya
kumpulkan di ruang guru, untuk dibreafing apa saja yang harus
dikerjakan hari ini. Besoknya pun seperti itu. Breafing pagi saya
kerjakan setiap hari agar visi misi kita sejalan. Baru setelah itu kita
tanamkan yang baik-baik pada anak-anak, kata Drs. H. M. Yuseran
Yacub Kepala SMK Darussalam Martapura.
Dalam forum tersebut kepala sekokah dapat
mengontrol kinerja guru. Siapa yang kurang maka
harus ditambah dan yang sudah bagus maka
dipertahankan. Jadi setiap masuk kelas guru memiliki
wawasan yang bervariasi setiap harinya, sehingga
anak-anak mendapatkan ilmu yang bermacam-
macam.
Yuseran, begitu nama panggilannya, juga
menegaskan bahwa sebagai satu tim kerja harus
saling bahu membahu menciptakan ekosistem
pendidikan yang baik. Semuanya dapat terwujud
apabila antara guru dan orangtua memberikan
supply yang sama. Jika A yang diberikan guru maka
orangtua pun harus memberikan A, tegasnya.
Selain tempat bersosialisasi, juga menjadi wadah
untuk sharing atau berbagi ilmu. Kalau ada guru
yang belum menguasai IT maka guru yang sudah
bisa harus mengajari. Dengan begitu suasana
kearaban terwujud, sudah tidak ada gengsi
lagi. Dan efek positifnya kualitas guru merata.
Jika sebelumnya ada yang belom bisa IT kini
sudah bisa semua, ujar Yuseran.

Drs. H. M. Yuseran Yacub,


Kepala SMK Darussalam Martapura

46 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama
Foto: Rauhanda Riyantama

PROGRAM UNGGULAN SEKOLAH


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu cara
menanamkan pendidikan karakter melalui kegiatan Pramuka. Perlu
diketahui bahwa Pramuka menjadi program unggulan sekolah. Tak
hanya menjadi ekskul reguler semata, tetapi juga kerap diikutkan dalam
perlombaan skala regional maupun nasional. Salah satu contoh siswa
yang berhasil meraih prestasi adalah Luthfi Adrian, siswa kelas XII 47
program keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

Remaja kelahiran Martapura 7 Februari 1998 ini menggeluti dunia


kepramukaan sejak duduk di bangku SMP. Baginya Pramuka merupakan
kegiatan yang sangat menyenangkan. Di samping dapat berteman
dengan banyak orang, juga melatih kemandirian dan kedisiplinan.
Sebelumnya saya anak pemalas dan susah diatur. Kerjaannya kalau
di rumah cuma nonton televisi dan main game. Tapi semenjak ikut
kegiatan Pramuka kebiasaan buruk itu berubah total. Dan kini saya jadi
pribadi yang lebih baik, kata Luthfi.
48 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
Foto: Dok. SMK Darussalam Martapura
Foto: Rauhanda Riyantama

Pada tahun 2015, ia meraih prestasi yang cukup membanggakan.


Yakni menjadi satu-satunya siswa dari SMK Darussalam Martapura
yang mengikuti Jambore Pramuka Tingkat Nasional. Hal ini menjadi
pengalaman yang tak terlupakan. Pasalnya diusia yang masih belia
mampu membawa harum nama sekolah.
Selain Pramuka, ia juga penghobi futsal. Kerap beberapa waktu
mengikuti lomba futsal antarsekolah se-Kabupaten Banjar. Bahkan tak
jarang berhasil membawa pulang gelar juara. Memang saya bercita-
cita menjadi pemain futsal Indonesia, seperti idolanya Bambang Bayu
Saptaji, ujar Luthfi.
Selain Luthfi masih ada siswi yang juga kerap meraih prestasi di
bidang Tahfidz Al Quran. Dia adalah Yunita Agustina dan Yuli Astuti
siswi kelas XI dari program keahlian Keperawatan. Secara berturut-turut
sejak tahun 2014 Yunita dan Yuli mengikuti lomba, tetapi hanya pada
tahun 2015 berhasil mendapatkan gelar juara kedua tingkat
Provinsi Kalimantan Selatan.
Partisipasinya dalam Tahfidz Al Quran berawal ketika
masih sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTS). Pada
saat itu sekolah mewajibkan siswanya untuk hafalan Al
Quran. Tanpa ragu ia mencoba mengikutinya atas dasar 49
dukungan orangtua. Orangtua sangat mendukung
sekali kegiatan ini. Karena anak-anak muda zaman
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

sekarang sangat jarang untuk mau terjun di bidang


Tahfidz, begitu Yunita mengatakan. Sementara Yuli
memulai Tahfidz Al Quran sejak kelas X. Ia merasa
ingin kecakapan membaca Al Qurannya semakin
bertambah. Target saya nanti bisa hafal 30 jus
sampai kelas XII, tambahnya.

Luthfi Adrian,
siswa program keahlian Teknik Kendaraan Ringan
SMK Darussalam Martapura

Foto: Rauhanda Riyantama


Foto: Dok. SMK Darussalam Martapura

Iseng-iseng berhadiah, begitu pepatah mengatakan.


Selain berprestasi di bidang nonakademik, prestasi di
dalam kelas juga tak kalah moncer. Tercatat mereka
menjadi juara kelas secara bergantian sejak kelas I.
Yunita Agustina dan Yuli Astuti,
siswi kelas X jurusan Keperawatan Dari contoh di atas membuktikan bahwa pendidikan
SMK Darussalam Martapura
yang diterapkan sekolah berbasis pesantren pun tak
kalah moncer. Banyak siswa yang mampu meraih
prestasi membanggakan bagi sekolah. Utama mampu
mengubah karakter siswa yang sebelumnya kurang
baik menjadi baik.
Satu lagi yang cukup menyita perhatian,
yaitu siswa terlibat aktif dalam merawat
taman di sekolah. Sekolah yang berdiri
di atas lahan seluas 2 hektar ini
berhasil dikelola siswanya dengan
cantik. Banyak taman yang berhasil
mereka bentuk, di antaranya Taman
Hidroponik. Dari kegiatan tersebut
mengajarkan siswa untuk
peduli lingkungan dan belajar
bagaimana merawat lingkungan
yang baik dan benar.

50 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama
Foto: Rauhanda Riyantama

MPLEMENTASI KARAKTER LEWAT KURTILAS


Saya sangat setuju sekali dengan wacana Pak Jokowi, perihal Revolusi Mental yang
sekarang ini sedang digalakkan. Menurut pribadi saya masyarakat Indonesia saat ini
sedang dilanda krisis karakter. Kita sedang kehilangan budaya ketimuran dan karakter
ke-Bhineka Tunggal Ika-an. Untuk mengatasi masalah pelik ini, salah satu yang harus
diperbaiki adalah dari sektor pendidikan. Dengan diberlakukannya Kurtilas ini saya
memiliki harapan besar lantaran 70 persen penilaiannya tentang sikap. Hal ini sejalan
dengan slogan Revolusi Mental, kata Zainal Abidin, S.Pd. guru dan kepala program
keahlian Teknik Pemesinan. 51
Zainal, begitu nama akrabnya, menuturkan bahwa dalam pembelajaran sehari-hari
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

yang pertama ia ajarkan adalah tentang sikap. Karena sikap itu nilainya 75 persen dari
pengetahuan dan keterampilan. Saat mengajar kelas X yang pertama ia ajarkan tentang
kedisiplinan, tanggung jawab, dan akhlak. Serta membiasakan berdoa sebelum mulai
belajar. Dengan rutinitas seperti itu siswa akan terbiasa dengan perilaku baik sehingga
nantinya saat terjun di dunia kerja mereka tidak kaget dengan aturan yang ketat.
Sama halnya ketika pegang kelas XII, yang pertama kali Zainal ajarkan adalah sikap
dan kedisiplinan. Tetapi penangannya sedikit berbeda, karena siswa kelas XII mendekati
lulus dan disiapkan untuk bekerja atau berwirausaha, bahkan ada yang ingin melanjutkan
juliah. Biasanya materi ajar telah disiapkan, tapi saat ini mereka harus menalar dan
mencari materi sendiri. Dengan K13 anak-anak lebih kreatif dan guru juga dituntut lebih
inovatif. Mereka jadi bisa menggali potensi yang dimiliki. Jadi K13 ini sangat bagus sekali
untuk menanamkan sikap, jelasnya.
Foto: Rauhanda Riyantama
52 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

53
Zainal menyadari, tantangan terbesar saat ini
adalah beraneka ragamnya karakter siswa. Ada
yang mudah diatur atau pun sebaliknya. Dengan
penerapan K13 penilaian terhadap siswa menjadi
lebih terkontrol. Karena 70 persen dari penilaian
di rapor terkait sikap/karakter sehingga saat anak
melakukan gerakan sekecil apapun akan terdeteksi
dengan baik. Dan penanganannya pun tepat
sasaran.
Untuk mendisiplinkan anak-anak, strategi lain
yaitu melalui pembelajaran kelompok. Misalnya
dalam satu kelas terdapat lima kelompok belajar.
Nah kepada siswa yang masuk kategori sulit diatur
disebar dalam masing-masing kelompok yang
kemudian ditunjuk sebagai ketua. Logikanya jika
ditunjuk sebagai pemimpin jadi lebih terkontrol
karena mereka memiliki tanggung jawab pada
anggotanya. Entah sering ditunjuk maju ke depan
untuk menerangkan materi atau sekedar menjawab
soal.
Sementara itu, Novi Haryanto, ST., guru
sekaligus kepala program keahlian Teknik Sepeda
Motor menambahkan bahwa pendidikan karakter
Foto: Rauhanda Riyantama
itu harus dijadikan pembiasaan setiap hari.
Namanya siswa tidak bisa jika hanya diingatkan
sekali. Kita sudah seperti kaset, yang disetel setiap

Zainal Abidin, S.Pd.,


Guru program keahlian Teknik Permesinan
SMK Darussalam Martapura

54 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama
hari. Karena anak-anak zaman sekarang berbeda dengan zaman kita dulu.
Kalau dulu sekali ditegur langsung jalan. Nah kalau sekarang boro-boro,
seribu kali pun terkadang susah, cetusnya.
Selain itu, pendidikan karakter yang kita tanamkan juga melalui visual/
gambar. Di setiap ruangan kelas selalu ada tulisan-tulisan yang dicetak
besar, misalnya bertuliskan Jangan Buang Sampah Sembarangan.
Karena setiap anak beda-beda, ada yang mau mendengar, ada juga yang
harus melihat contoh riilnya. Kita tidak bisa pukul rata dalam mengarahkan
siswa. Kita hanya bisa memanage. Jadi kita harus mengerti karakter
masing-masing siswa.
Menurut Handi, dengan melaksanakan K13 anak-anak
dibiasakan untuk kreatif. Misalnya dengan membentuk
55
kelompok belajar, kemudian mempresentasikan materi yang
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

berhasil mereka simpulkan. Selain itu, ia juga mengajarkan


keterampilan. Misalnya dengan memanfaatkan sampah daur
ulang untuk dijadikan kreasi bernilai tinggi. Baru-baru ini
siswa kelas II membuat kincir angin dari botol bekas air minum
kemasan. Kreasi selanjutnya membikin diorama memakai
kardus bekas sepatu. Dengan begitu bisa menggali
kreasi si anak, tandasnya.

Novi Haryanto, ST.,


Guru dan Kepala Jurusan Teknik Sepeda Motor
SMK Darussalam Martapura

Foto: Rauhanda Riyantama


56 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
57
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

Foto: Rauhanda Riyantama


Foto: Rauhanda Riyantama

PERKEMBANGAN SEKOLAH
SMK Darussalam Martapura pertama kali dibangun pada tahun 1987,
namun resmi digunakan pada bulan Juli 1988. Mulanya sekolah ini bernama
Sekolah Teknik Mesin (STM) Darussalam yang hanya menampung siswa
sejumlah 30 orang dengan jurusan Teknik Mesin dan Otomotif. Sekolah ini
berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Martapura
yang juga memiliki lembaga pendidikan dari tingkat Ibtidaiyah hingga perguruan
tinggi.
Pada awal berdirinya, STM Darussalam menggunakan ruang kelas Aliyah
Mualimin Darussalam di Perwira Martapura. Jam belajarnya pun dimulai

58 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


siang hari, sejak pukul 12.00 hingga 18.00,
kecuali hari Jumat mulai pukul 12.00.
Namun, berkat kerja keras para pendiri
serta pendidiknya lambat laun sekolah ini
mendapat kepercayaan dari masyarakat
dan pemerintah. Selain itu, juga mampu
bertransformasi menjadi salah satu sekolah
unggulan karena banyak prestasi gemilang
yang berhasil diraih. Kini, SMK Darussalam
Martapura telah memiliki empat program
keahlian, yakni Teknik Permesinan, Teknik
Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, dan
Keperawatan.
Pada tahun ajaran 2016/2017 jumlah
siswa SMK Darussalam Martapura mencapai
543 orang. Sedangkan dari segi pendidik
59
dan tenaga kependidikannya berjumlah 69
orang. Dua di antaranya berstatus Pegawai
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

Negeri Sipil (PNS) dan sisanya sebagai guru tetap yayasan (GTY).
Sedangkan jumlah DU/DI yang berhasil menjalin kerjasama
hingga saat ini mencapai 97 yang tersebar di Kalimantan Selatan
dan sebagian kecil di Jawa.
Kepala SMK Darussalam Martapura, Drs. H. M. Yusron
Yacub mengatakan, visi dari SMK Darussalam Martapura adalah
Terwujudnya manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, sehat, mandiri, menguasai IPTEK yang memiliki
etos kerja tinggi dan berdisiplin. Sedangkan misinya ada tiga
adalah: pertama, mendidik dan melatih siswa agar berakhlak mulia
dengan berdasarkan IMTAQ, tahan terhadap pengaruh budaya
Foto: Rauhanda Riyantama

luar yang negatif. Kedua, bangga sebagai warga negara Indonesia dan terpanggil untuk
mengabdikan diri kepada Agama, Bangsa, dan Negara. Ketiga, mampu memberdayakan
diri untuk berbuat sesuai IPTEK dan IMTAQ yang bertumpu pada etos kerja yang tinggi,
berdisiplin, dan berwawasan lingkungan menuju kehidupan yang layak berkualitas dan
bermartabat.
Sekolah ini memiliki 13 ruang kelas. Di samping itu di dukung dengan laboratorium
bahasa untuk belajar bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa lainnya dengan
didukung dengan guru yang handal. Ketikaw berada di ruangan ini siswa akan fokus dalam
praktik bahasa dengan benar baik ucapan maupun pendengarannya.
Selain itu, ada laboratorium komputer. Di sini mereka bisa mempelajari program Word,
Excel, Power Point, Grafis, dan program lain yang diperlukan. Juga terdapat ada ruang
gambar teknik dan perpustakaan untuk keperluan buku-buku pelajaran pokok maupun buku
referensi lain yang cukup lengkap.
SMK Darussalam juga memiliki ruang bengkel Workshop, meliputi ruang praktik kerja
mesin. Di sini memiliki mesin bubut, mesin scrap, mesin pres, serta permesinan lainnya.
Dalam rangka kegiatan praktik teknik permesinan dibimbing oleh guru-guru yang sudah
berpengalaman dalam teknik pembubutan, teknik pengepresan, dan scrap.
Siswa SMK Darussalam juga diberikan keterampilan membuat alat-alat kerja, seperti alat
pemanas tambal ban, alat pencampur pupuk, dan lain lain, sehingga mampu menjadi orang
yang profesional dalam bidangnya.
Di ruang praktik otomotif, para siswa belajar mengenal mekanik mesin dan juga mesin
disel. Bagaimana cara mengoperasikannya, perawatan, perbaikan dari hal yang ringan seperti
penyetelan karburator atau penyetelan klep, sampai yang paling berat yaitu overhall. Begitu

60 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


juga mekanik lainnya seperti sasis. Para siswa
diajarkan bagaimana cara bongkar pasangnya.
Praktik kendaraan sepeda motor juga banyak
peminatnya. Para siswa diajarkan cara perawatan
sepeda motor, penyetelan karburator, maupun
overhall mesin sepeda motor. Dengan minat dan
belajar yang sungguh-sungguh mereka akan
semakin meningkatkan siswa untuk berkarya.
Selain itu, juga terdapat ruang workshop
untuk program keahlian Keperawatan. Di sana
mereka diajarkan untuk menjadi asisten perawat,
cara menangani pasien luka-luka, ibu yang mau
melahirkan, dan masih banyak lagi.
Dalam membentuk pribadi yang mandiri dan
patriotism, sekolah melaksanakan Pramuka
secara terjadwal, yakni setiap hari jumat dan
akhir semester mengadakan Perkemahan
Sabtu Minggi (Persami) dan Permainan Besar
Penggalang (PBG). Ada juga kegiatan Pesantren
Ramadhan, khataman Al Quran, memperingati
Maulid Nabi Muhammad, Latihan Dasar
Foto: Dok. SMK Darussalam Martapura
Kepemimpinan (LDP), diklat tambahan kepada semua program keahlian,
praktik kesiapan magang/PKL, home care untuk jurusan Keperawatan,
dan masih banyak lagi.
Perkembangan sekolah juga dapat dilihat dari ekstrakulikuler yang
dilaksanakan. Kegiatan ekskul yang ada di SMK Darussalam Martapura
61
antara lain sepak bola/futsal, Palang Merah Remaja (PMR), Diklat
Komputer, Bola Voli, Maulid Habsy, Mengaji Al Quran, Paduan Suara,
SMK DARUSSALAM MARTAPURA

Musik panting, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Bulutangkis, Tenis Meja, Base
ball, Soft Ball, English Club, Paskibra, dan Pramuka.
Untuk ekskul PMR secara aktif melaksanakan TRIAS UKS
(melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah, menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di sekolah, dan menciptakan lingkungan kehidupan
yang sehat di sekolah). Selain itu juga melaksanakan (Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari jumat. Dan melakukan penyuluhan
dokter kecil dari kelas I sampai kelas VI setiap hari jumat di sepuluh menit
awal sebelum jam pelajaran dimulai. Serta membentuk struktur Tim
Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah (TPUKS) dalam upaya mendukung
dan melancarkan kegiatan UKS.
62 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
AL FALAH
MOGA
Kabupaten Pemalang,
Provinsi Jawa Tengah
63
SMK AL FALAH MOGA
MEMBANGUN MUTU

DARI KETINGGIAN
PEMALANG

S
ekitar pukul 01.30, pada Jumat, 5 Agustus 2004,
ada diskusi tengah malam di makam KH. Nahrowi
Dalhar (1870-1959), ulama mumpuni di Watucongol,
Muntilan, Magelang. Ada H.Muala Hata, S.H (ketika itu
Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Pemalang),
K.H. Ahmad Baedlowi Ilham (pendiri dan pengasuh Pondok
Pesantren Al Falah, Kalibuntu Moga, Pemalang) dan
Hj. Yila Abdullah (pendiri dan pengurus Yayasan Dewi
Masyitoh Banyumudal, Moga, Pemalang), dan Drs. Rujito
DW. Muala, yang tak lain adik dari Kiai Baedlowi, kebetulan
sehabis mengikuti rapat di Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga, DI Yogyakarta. Sedangkan Ahmad Baedlowi dan
rombongan tengah berziarah ke makam-makam Walisanga
dan ulama-ulama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura.
Muala menyampaikan tentang program pendirian SMK
Kecil/Kelas Jauh di Pondok Pesantren. Pondok Pesantren
Al Falah Moga sebenarnya terbilang anti-sekolah. Sehingga
para santrinya yang akan bersekolah dipersilakan mencari di
luar pondok. Singkat cerita, disepakati untuk mendirikan SMK
kelas jauh di Pondok Pesantren Al Falah Kalibuntu Moga.
Tenggat penyusunan proposal pendidikan SMK pun
amat singkat: Senin, 8 Agustus 2004. Rujito yang kebagian
menyusun proposal bekerja maraton selama sisa waktu
hanya dua hari. Syarat utama selain memiliki SMK induk,
yakni SMKN 1 Pemalang, juga memiliki minimal 36 siswa
hingga 31 Agustus 2004. Waktu itu sudah lewat penerimaan
siswa baru, sehingga kesulitan mencari siswa baru, kata
Rujito, 50 tahun.

64 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


65
SMK AL FALAH MOGA

Foto: Dipo Handoko


Awalnya hanya ada lima siswa yang terjaring. Rujito tak kehilangan akal. Pada
upacara 17 Agustus di Pemerintah Kabupaten Pemalang, Rujito mendandani
5 siswa, plus 25 santri pondok dengan pakaian seragam SMK Al Falah Moga.
Melihat 30 siswa berseragam SMK Al Falah itu, tersebarlah bahwa di Kecamatan
Moga, sudah ada SMK baru. Hingga akhir Agustus pun terdaftar 59 siswa baru.
Perjuangan Rujito dan para pendiri SMK Al Falah Moga tak mudah. SMK
dengan program keahlian awal adalah Agribisnis dan Busana-Butik, ternyata tak
diminati masyarakat sekitar yang mayoritas petani. Kelas awalnya numpang di
Ponpes Al Falah, kemudian pindah ke Madrasah Al Anwar, Moga. Hingga akhirnya
Januari 2005 sudah memiliki gedung baru dari tanah wakaf Ibu Yila Abdullah
dan bantuan dana pengembangan SMK sebesar Rp 100 juta dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Statusnya pun berubah menjadi SMK mandiri sejak
tahun kedua.

66 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Drs. Rujito DW,
Kepala sekolah SMK Al Falah, Moga,
Kab. Pemalang

Foto: Dipo Handoko

Namun hingga tahun ketiga, peminat


SMK jurusan pertanian dan tata busana tak
menunjukkan gairah. Hanya ada 20, bahkan
pernah hanya sebelas siswa baru, kata Rujito
yang lulusan Pendidikan Luar Sekolah IKIP
Jakarta. Rujito kemudian membuka jurusan baru
yakni Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Akhir tahun
ketiga juga menjadi awal yang selalu dikenang
Rujito. Semua lulusan pertamanya terserap
habis di pasar kerja. Dari situ orang-orang sudah
67
semakin banyak yang mendaftarkan anaknya ke
SMK AL FALAH MOGA

SMK Al Falah, katanya.


SMK Al Falah Moga, kini boleh berbangga.
Mereka sudah memiliki 1400-an siswa dengan
lahan sekolah seluas hampir 1,5 hektare. Program
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR),
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
(ATPH), dan Busana-Butik tetap berjalan. Bahkan
bertambah satu lagi yakni Jurusan Akuntansi
yang baru mulai dibuka tahun 2012.

Foto: Dipo Handoko


Foto-foto: Dipo Handoko

MENUAI PRESTASI ANAK GUNUNG


Prestasi demi prestasi juga mulai diraih siswa-siswa SMK
AL Falah Moga. Tahun 2015 lalu, misalnya, setidaknya ada
sebelas prestasi siswa. Tercatat ada 9 prestasi dari lomba tingkat
kabupaten dan 2 prestasi tingkat provinsi yang diraih siswa di tahun
2015. Tahun 2016, ada empat siswa menyabet prestasi di triwulan
pertama, yakni 2 prestasi tingkat karesidenan, dan masing-masing
satu prestasi tingkat kabupaten dan nasional.
Prestasi membanggakan itu antara lain, Juara 1 Pencak Silat
(Putera dan Puteri) dalam POPDA 2015; Juara 1 OTSN Biologi
(2015); Juara 1 Kaligrafi (2015); Team Fairplay Futsal MKKS Cup
(2015); Juara 1 LKS Otomotif tingkat Jawa Tengah (2015) dan
Juara 1 Lomba Teater Piala Gubernur Jateng (2015). Tahun 2016,
jawara yang dicapai adalah Juara III Olah Vokal (tingkat kabupaten);
Juara I Olah Vokal (karesidenan), Juara Harapan I Lomba PBB
(karesidenan) dan Juara 1 Nasional Pencak Silat Piala Kemenpora.
Lewat pencak silat, nama SMK Al Falah bahkan terangkat di
kejuruan level internasional. Tak lain berkat Isrotun, 18 tahun, siswa
kelas XII Akuntansi. Maret 2016, Isrotun sukses meraih medali perak
International Pencak Silat Champhionship yang diselenggarakan di
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Sebelumnya, Isrotun
sukses menjadi Juara 2 Pencak Silat Piala Kementerian Pemuda
dan Olahraga Tahun 2015 dan Juara I Kejuaraan Nasional Pencak
Silat Ragunan di Jakarta 2016. Kalau di Popda tingkat kabupaten,
Isrotun selalu juara, kata Rujito.

68 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Isrotun,
Siswi kelas XII Akuntansi
SMK Al Falah, Moga, Kab. Pemalang

Isrotun, gadis desa sederhana itu, sehari-hari tinggal


di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, sekitar tujuh
kilometer arah selatan dari sekolah. Gambuhan merupakan
lokasi tertinggi, di mana terdapat Pos Pengamatan
Gunung Api Slamet. Posisi Pos Pengamatan berjarak
sekitar 7 kilometer dari puncak Gunung Slamet.
Sejak di bangku kelas 1 SMPN 2 Pulosari, Isrotun
memang sudah menekuni pencak silat. Ia memilih masuk 69
SMK AL Falah, salah satu alasannya juga karena ada
kegiatan ekstra kurikuler pencak silat. Selain itu memang
SMK AL FALAH MOGA

karena orangtua juga menyarankan masuk SMK, kata


Isrotun yang bercita-cita menjadi Polwan atau guru.
Berkat medali perak kejuaraan internasional pencak
silat yang diselenggarakan di UNS, Isrotun mendapat
hadiah masuk tanpa tes. Ia memilih Jurusan Pendidikan
Olahraga UNS. Saya memang ingin menjadi guru
olahraga. Tapi saya juga ingin mendaftar polwan, jika lolos
seleksi saya akan masuk polwan, kata gadis setinggi 165
cm ini.
Foto-foto: Dipo Handoko

Iklim disiplin di SMK AL Falah juga disenangi Isrotun.


Ia juga terbiasa disiplin pada waktu dan jadwal latihan
setiap harinya. Usai salat ashar, aktivitas hariannya
adalah latihan pencak silat di Pelatda (Ikatan Pencak
Silat Seluruh Indonesia (IPSI) di Randudongkal,
Pemalang, sekitar 20-an km dari rumah.
Teman-teman Isrotun pun juga senang bersekolah
di SMK Al Falah. Sebut saja Latifatul Ulya, 18 tahun,
kelas XII Jurusan ATPH dan Rinarno, 18 tahun, kelas XII
Latifatul Ulya,
Siswi kelas XII Jurusan ATPH Jurusan TKR. Ulya sejak awal memang ingin masuk
SMK Al Falah, Moga, Kab. Pemalang jurusan pertanian. Apalagi, SMK Al Falah satu-satunya
SMK di Pemalang yang membuka program keahlian
Agribisnis. Ulya juga melihat keberhasilan kakak
sepupunya, Slamet Susianto, lulusan Jurusan TKR
tahun 2013 yang dapat langsung diterima bekerja, tanpa
harus menunggu lama usai kelulusan. Adik kandungnya,
Umi Barokah, kini juga mengikuti jejaknya masuk SMK
Al Falah. Ia duduk di kelas X Jurusan ATPH.
Seneng sekolah di sini karena sekolah di sini tertib
dan disiplin. Sehingga kita selalu belajar mematuhi
aturan. Karena rumah saya agak jauh, sekitar 9
kilometer, saya harus menghitung waktu agar tidak
kesiangan ketika naik angkutan ke sekolah, kata Ulya,
yang bercita-cita mengembangkan bisnis pertanian di
daerahnya. Ulya tinggal bersama ayahnya, Tajri dan
adiknya di Kecamatan Pulosari, Pemalang.

70 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Rinarno,
Siswi kelas XII Jurusan TKR
SMK Al Falah, Moga, Kab. Pemalang

Rinarno juga tak ragu memilih SMK


Al Falah ketika lulus dari SMPN 2 Pulosari,
Pemalang. Sejak SMP sudah tahu, di sini
terbanyak lulusannya langsung kerja. Sekolah
ini juga terbanyak perusahaan masuk BKK
(Bursa Kerja Khusus) sebagai mitra sekolah, kata
Rinarno. Ada juga tetangga Rinarno, yang tamatan Jurusan TKR,
begitu lulus diterima kerja di Bengkel Daihatsu Jakarta.
Rinarno harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri karena
jauh dari orangtuanya. Ayahnya, Wasman Rumanto, buruh
bangunan, dan ibunya Daryati, terpisah jauh karena tinggal di
Tangerang. Rinarno tinggal bersama kakak dan adiknya di rumah
neneknya di Desa Sima Krajan, Kecamatan Pulosari, Pemalang.
Ulya, Rinarno, Isrotun, dan teman-temannya yang tinggal di
daerah atas, seperti Desa Pulosari, memang harus ekstra tepat
waktu ketika berangkat dan pulang sekolah. Pasalnya, angkutan
dari dan menuju Pulosari yang berada di ketinggian pegunungan,
tak banyak jumlahnya. Angkutan umum dari Pulosari menuju
Pemalang paling pagi berangkat pukul 05.30. Setelah itu baru
berangkat lagi pukul 8.00. Kalau kesiangan, angkot pagi sudah
lewat, ya harus pinjam sepeda motor ke sekolah, kata Ulya.
Untungnya saya sekarang sudah dapat teman nebeng sepeda
motor, untuk berangkat dan pulangnya. Di sini memang angkotnya
susah, Rinarno menimpali.

71
SMK AL FALAH MOGA

Foto-foto: Dipo Handoko


Foto: Dipo Handoko

Rinarno sebagai ketua kelas, masih menemui beberapa


temannya yang bolos sekolah di tengah jam-jam pelajaran. Paginya
masuk, tapi di jam-jam ketiga atau keempat, ada yang membolos.
Tapi sebandel-bandelnya di sini ya cuma membolos, kata Rinarno.
Rinarno sendiri mengisi waktu usai pulang sekolah dengan belajar
mengaji di pondok pesantren. Di Pemalang memang bertebaran
pondok pesantren, selain Pondok Pesantren
Ketika mengikuti prakerin, Rinarno memilih Layanan Servis
Chevrolet di Jakarta.Lumayan, ia dapat uang saku Rp 300.000/
pekan. Melalui prakerin Rinarno menemukan pengalaman baru.
Misalnya mengenai sistem mesin yang sudah menggunakan EFI

72 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Kegiatan belajar-mengajar di Musholla

73
(Electronic Fuel Injection), sementara di sekolah kami baru praktek
SMK AL FALAH MOGA

mesin-mesin konvensional. Di Chevrolet sudah menggunakan


komputer. Di sekolah memang sudah diberikan juga pelajaran tentang
EFi, namun baru sekilas. Waktu prakerin sudah sampai membedah
rangkaiannya, kata Rinarno.
Di luar itu, bekal Rinarno dari sekolah dirasa cukup. Ketika ada
tambahan pelatihan di tempat prakerin, Rinarno merasa beruntung
mendapat tambahan pengetahuan. Ia juga beruntung prakerin
yang dijalaninya mendapat pengalaman untuk benar-benar bekerja
membantu teknisi. Sambil mempelajari, praktek dan ikut memperbaiki
juga. Selesai prakerin, saya sudah ditawari manajer di sana, untuk
mendaftar di sini setelah lulus, katanya.
74 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
Foto: Dipo Handoko
SMK AL FALAH MOGA

75
Abdul Ghofar, S.Pd.
Wakil Kelapa Sekolah Bidang Kurikulum
SMK Al Falah, Moga, Kab. Pemalang

DARI SALAWAT NARIYAH HINGGA GAMELAN


Foto: Dipo Handoko
Sebagai SMK berbasis pesantren, SMK Al Falah Moga juga
memiliki kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri khas pendidikan di
Pondok Pesantren Al Falah sebagai induknya. Di antaranya tradisi
Pengajian Tahun Baru Islam, pada peringatan 1 Muharram.
Kegiatan yang dimulai semenjak pagi hari tersebut diawali dengan
pembacaan 30 Juz Al Quran 30, yang dilantunkan secara bergiliran
oleh para hafiz dari pondok pesantren se-Kecamatan Moga. Selain
dihadiri semua siswa SMK Al Falah Moga Pemalang, juga disesaki
ribuan masyarakat umum. Mereka yang datang bukan hanya warga
sekitar sekolah, namun juga berdatangan dari luar Kecamatan Moga.
Kegiatan harian siswa SMK Al Falah juga sarat nilai-nilai
keagamaan. Pagi di sekolah selalu dimulai dengan doa, pembacaan
salawat nariyah, membaca hapalan surah juz amma. Siang harinya
kita biasakan shalat berjamaan. Karena ukuran mushola yang kecil,
tidak bisa langsung menampung seluruh siswa, kata Abdul Ghofar,
S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.
Mata pelajaran keagamaan juga tidak hanya satu mapel.
Pendidikan Agama Islam meliputi mata pelajaran Fikih dan Ahli
Sunnah Wal Jamaah (Aswaja), masing-masing dua jam pelajaran
per pekannya. Bagi siswa yang pulang ke pondok pesantren, mereka
langsung mengikuti jadwal pembelajaran di pondok. Jadi selesai
pelajaran di sekolah pukul 14.00, mereka masih cukup waktu untuk
persiapan mengikuti pembelajaran di pondok yang dimulai pukul
14.30. Jarak pondok dengan sekolah juga tidak jauh, hanya sekitar
200 meter, bisa dengan berjalan kaki, kata Abdul Ghofar, yang sehari-
hari mengajar matematika.

76 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


77
SMK AL FALAH MOGA

Foto: Dipo Handoko


Foto: Dipo Handoko

Namun untuk kegiatan ekstra kurikuler di sekolah, Rujito harus melakukan pendekatan
khusus dengan para pengasuh pondok pesantren. Sebab, awalnya pesantren menolak
kehadiran seni musik dan pentas-pentas kesenian. Bagi saya, budaya dapat menghaluskan
budi pekerti seseorang. Asumsi saya, daya dapat mengubah perilaku orang. Dulu ada siswa
yang selengekan baik di kelas maupun keseharian. Ketika ia mengikuti ekskul karawitan, tak
lama si anak berperilaku santun, kata Rujito, yang masih mengajar pelajaran Kewirausahaan
26 jam tatap muka dalam sepekan.
Rujito juga meyakini bahwa pendidikan bahasa Jawa memberikan dampak positif
terhadap etika anak. Keluarga yang dididik dengan bahasa Jawa berbeda dengan keluarga
yang membiasakan dengan bahasa Indonesia. Sekarang ini di desa-desa pun biasa
menggunakan bahasa Indonesia. Padahal anak yang sejak kecil biasa berbahasa Jawa,
mereka lebih punya unggah ungguh, sopan santun, kepada orang lain, katanya.
Pendekatan intensif Rujito kepada para pengasuh pondok pesantren, lambat laut bisa
diterima. Pada akhir tahun selalu ada pentas pertunjukan, yang sekarang bisa dilaksanakan
di pondok. Saya sampaikan bahwa yang dilarang itu musik maksiat. Siswa mengekspresikan
diri melalui musik dan pertunjukan seni tidak dalam rangka untuk maksiat, katanya.
Seperangkat gamelan jawa yang baru dibeli sekolah setahun lalu itu pun sudah unjuk
penampilan di kegiatan pesantren.

78 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


MENDORONG KEWIRAUSAHAAN
Rujito juga merancang Program BWM yang dalam
Rencana Anggaran dan Kegiatan Sekolah (RAKS) mendapat
pos anggaran Rp 300 juta. Program BMW merupakan
singkatan dari Bekerja, Melanjutkan, Wirausaha. Artinya,
lulusan yang akan langsung bekerja akan dibantu sekolah
untuk mendapatkan sertifikat kompetensi sehingga anak
mendapatkan tempat bekerja yang bonafide.
Program Melanjutkan, ditujukan kepada lulusan yang
akan melanjutkan kuliah. Mereka akan didorong sekolah
untuk dapat masuk ke perguruan tinggi favorit. Sedangkan
Program Wirausaha, akan membantu anak dengan
kemampuan wirausaha untuk membuka usahanya,
bahkan sebelum mereka lulus. Ketika siswa punya usaha
di rumah, sekolah akan membantu permodalannya. Dapat
juga anak menjual hasil usahanya di sekolah, setiap
harinya, kata Rujito.
Rujito mendorong anak mampu berwirausaha dengan
melihat angka pertumbuhan penduduk tidak yang jauh
lebih besar dibanding pertumbuhan jumlah industri.
Misalnya pertumbuhan pasar kerja di industri ada seribu, 79
sementara lulusan SMK ada 10.000, maka akan ada 9.000
yang tidak terserap pasar kerja. Kalau saya memotivasi
SMK AL FALAH MOGA

dan membekali siswa saya dengan kewirausahaan.


Betapa enaknya kalau jadi wirausahawan. Sebagus apa
pun jabatan di sebuah perusahaan, tetap saja jadi kuli atau
karyawan. Namun dengan berwirausaha, seperti jualan
bakso tetap menjadi bos, katanya.
Rujito sendiri punya pengalaman mengelola usaha
keuangan simpan pinjam dengan sistem syariah. Dari
modal awal Rp 375 juta, selama 12 tahun dikelola, aset
sudah berlipat menjadi Rp 11 miliar, kata Rujito yang juga
koordinator PNPM Kabupaten Pemalang.
Foto: Dipo Handoko

KEBIJAKAN PRO SISWA MISKIN


Pendekatan Rujito dalam mengelola SMK Al Falah juga mempertimbangkan
latar belakang keluarga siswa yang masuk kategori tak mampu. Pendirian SMK Al
Falah, misi utamanya memang untuk memberikan layanan pendidikan kepada anak
miskin. Saya sendiri dari keluarga miskin. Jadi ketika saya melihat ada orang miskin,
saya bisa merasakan sakitnya. Dari total 1.400 siswa, 800 di antaranya adalah siswa
pemegang Kartu Indonesia Pintar, katanya.
Oleh karena itu, Rujito tak ingin melihat ada siswa harus keluar karena tidak bisa
membayar sekolah. Kalau ada yang tidak mampu, orangtua harus terus terang dan
menyampaikan mampunya berapa, katanya. Sekolah bahkan memberi keringanan
penundaan pembayaran SPP yang besarnya Rp 125.000/bulan. Ada yang sampai
hutang pembayaran SPP selama dua tahun. Tetap saya bolehkan belajar hingga
lulus. Begitu lulus, ijazah boleh dipakai untuk lamaran pekerja. Ketika mereka sudah
bekerja, mereka baru mengembalikan hutang kepada sekolah.
Sekolah memberikan kebijakan gratis SPP bagi semua anak yatim piatu, baik
yang dari keluarga miskin maupun mampu. Kepada siswa yatim atau piatu, kebijakan
sekolah memangkas biaya SPP menjadi 50%. Siswa yang masuk pondok pesantren
juga mendapat keringanan SPP gratis, kata Rujito.

80 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


RAKS SMK Al Falah disusun juga berbeda dengan kebanyakan sekolah.
Rujito meminta semua warga sekolah menyusun apa saja kebutuhan
mereka. Bukan hanya para kepala program, namun usulan para guru, tenaga
kependidikan, termasuk petugas kebersihan. Semua rencana belanja itu
kemudian disusun dan dibahas bersama, disesuaikan dengan anggaran
sekolah yang ada.
81
Misalnya petugas kebersihan mengusulkan kebutuhan lima sapu, dan
semua disetujui, maka ia akan mendapat anggaran untuk pembelian sapu
SMK AL FALAH MOGA

dari bendahara. Dia sendiri yang membeli sapu kemudian melaporkan dan
menyerahkan bukti pembelian. Jadi dari tukang kebun pun tahu betul RAKS
di sini, katanya.
Keberpihakan Rujito juga pada siswa yang dianggap nakal atau
bermasalah. Bukan membiarkan mereka, melainkan berusaha menjadikan
mereka mampu meraih prestasi lebih baik. Prestasi di mata Rujito tidak
harus mendapat nilai tinggi atau menjadi juara. Seorang anak yang tadinya
berbohong sepuluh kali, sekarang menjadi bohong enam kali, itu juga sudah
merupakan prestasi. Sebagai guru yang sudah mendapat tunjangan sertifikasi,
saya harus mempertanggungjawabkan uang negara itu. Saya harus mampu
sharing ilmu kepada siswa, katanya.
Khafiz Awaludin, S.Pd.,
Ketua Program Keahlian TKR
SMK Al Falah, Moga, Kab. Pemalang

MENUJU LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI


Guru-guru menduduki posisi kunci dalam keberhasilan siswa. Bukan
hanya untuk merampungkan pendidikan di sekolah, namun pada
pembekalan kompetensi siswa. Setiap guru memiliki tanggung jawab
untuk memberikan bekal budi pekerti, pematangan materi, dan prakteknya,
kata Khafiz Awaludin, S.Pd., 30 tahun, Ketua Program Keahlian TKR.
Proses pertama, semua guru mengawali pembelajaran di kelas dengan
tradisi keagamaan yang kental, yang biasa dilakukan pula di pondok
pesantren. Pembiasaan itu adalah berdoa, membaca salawat nariyah dan

82 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Okta Setiawan, S.Pd.,
Ketua Program Keahlian Akutansi
SMK Al Falah, Moga, Kab. Pemalang

hapalan surah dalam Juz Amma. Pada proses kedua, guru harus
mampu memberikan pematangan materi baik berupa teori dasar
hingga prakteknya di sekolah. Di kelas satu, kami semua guru harus
memberikan dasar-dasar kejuruan. Sebagai mekanik, tetap harus
memiliki teori dasar. Referensinya menggunakan manual book, bisa
juga tambahan dari internet dan sumber lain seperti video tutorial,
kata Khafiz, yang lulusan Sarjana Pendidikan Teknik Otomotif.
Guru juga harus menyampaikan ke siswa tentang perkembangan
teknologi. Untuk persiapan prakerin, siswa juga harus ditempa lagi
Foto-foto: Dipo Handoko
kesiapannya. Misalnya mengenai teknologi sistem EFI. Karena
keterbatasan alat anak diajar melalui video tune up EFI.
Selama siswa prakerin, kata Khafiz, belum ada DU/DI yang
komplain apalagi mengembalikan siswa ke sekolah karena kurangnya
kompetensi. Kasus komplain dari DU/Di biasanya karena anak absen.
Kami langsung menindaklanjuti jika ada laporan siswa kami tidak
masuk kerja. Selama ini tidak ada siswa prakerin yang distop, katanya. 83
Ke depan, Khafiz berharap sekolah dapat memiliki Lembaga
SMK AL FALAH MOGA

Sertifikasi Profesi (LSP). Khafiz kebetulan yang mendapat tugas


dari sekolah untuk menyelesaikan persyaratan mendirikan LSP-P1.
Persyaratan yang belum dapat kami penuhi karena harus sudah
menjadi SMK Rujukan dengan jurusan minimal lima program keahlian.
Itu menjadi PR ke depan kami, katanya.
Khafiz juga berharap ada bantuan peningkatan sarpras.Misalnya
di jurusan Akuntansi yang memang belum lama dibuka. Rasio siswa
dan komputer masih sangat kurang. Dengan jumlah siswa Jurusan
Akuntansi sebanyak 600, lab sekolah hanya memiliki 20 komputer.
Harusnya ada lab akuntansi manual dan lab akuntansi komputer,
kata Okta Setiawan, S.Pd., Ketua Program Keahlian Akuntansi.
84 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
IKHLAS
JAWILAN
Kabupaten Serang,
Provinsi Banten

85
SMK IKHLAS JAWILAN
86 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
Foto: Arita WA
MEMBENTUK KARAKTER

DENGAN KULTUR
PESANTREN

P
ada 4 sampai 6 April 2016, seluruh pelajar Sekolah
Menengah (Atas)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
seluruh Indonesia menggelar ujian nasional. Sebagian
sekolah melaksanakan ujian nasional itu secara online berbasis
komputer. Namun karena di Kabupaten Serang, Banten, sarana
dan prasarana untuk ujian nasional secara online itu belum
siap, dari ratusan sekolah yang ada di kabupaten ini hanya
dua sekolah yang bisa melaksanakan ujian secara online. Dua
sekolah itu adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ikhlas, di
Kecamatan Jawilan, dan SMA Nurul Fikri di Kecamatan Cinangka.
Ujian nasional tingkat SMA/SMK di Kabupaten Serang tahun
2016 diikuti oleh sebanyak 5.889 untuk SMK dan 5.706 siswa
SMA. Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, Sarjudin,
menyatakan, minimnya sekolah yang melaksanakan ujian
nasional secara online karena terbatasnya fasilitas yang dimiliki
tiap sekolah. Di pihak lain, tahun 2016 merupakan tahun terakhir
bagi Pemerintah Kabupaten Serang untuk mengurus sekolah
tingkat atas, karena akhir tahun 2016 ini kewenangannya sudah 87
berada di Pemerintah Provinsi Banten.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ikhlas Jawilan, merupakan
SMK IKHLAS JAWILAN

sekolah yang sudah dua kali melaksanakan ujian nasional secara


online hingga tahun 2016. Pada tahun 2015, sekolah yang
beralamat di Jalan Cikande-Rangkas Bitung, Desa Pasirbuyut,
Kecamatan Jawilan, itu merupakan satu-satunya sekolah yang
melaksanakan ujian nasional secara online di Kabupaten Serang.
Kala itu, tak satu pun sekolah lainnya dari 19 sekolah tingkat
A. Sirojudin, S.Pd.I., M.Pd.,
Kepala SMK Ikhlas Jawilan

SMA sederajat di Kabupaten Serang yang


memiliki fasilitas untuk melaksanakan
ujian nasional secara online. Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Serang, Saefudin,
menyampaikan apresiasinya kepada SMK Ikhlas
Foto: Dok. SMK Ikhlas Jawilan Jawilan yang dinilai telah mengharumkan nama
Kabupaten Serang, dengan kemampuannya menjadi sekolah
pertama penyelenggara ujian nasional secara online.
Kepala Sekolah SMK Ikhlas Jawilan, A. Sirojudin, S.Pd.I., M.Pd.,
mengatakan bahwa sekolahnya memang terus berupaya untuk
meningkatkan kualitasnya, termasuk melengkapi berbagai fasilitas
yang diperlukan. Untuk dapat menjadi sekolah pertama yang mampu
menyelanggarakan ujian nasional secara online di Kabupaten Serang tentu
perlu upaya. Sarana komputer menjadi keharusan yang mesti disediakan,
termasuk aplikasinya.
Berkat usaha keras yang kami lakukan, alhmadulillah kami berhasil
melakukan ujian nasional secara online untuk yang pertama kalinya tahun
2015, tutur Sirojudin. Kala itu, katanya, jumlah siswa sekolah SMK Ikhlas
Jawilan yang mengikuti ujian online terdiri dari empat program studi, yaitu
Teknik Komputer dan Jaringan sebanyak 92 siswa, Multimedia 55 siswa,
Akuntansi 20 siswa, dan Administrasi Perkantoran 50 siswa. Jumlah total
ada 217 siswa. Namun, karena kami kala itu baru punya 80 Komputer,
maka pelaksanannya dalam sehari dibagi menjadi tiga sesi di empat
ruangan, dengan waktu pelaksanaan selama 4 hari dari 13 sampai 16 April,
tutur Sirojudin.
Toh semuanya terlaksana dengan lancar bahkan menuai pujian dari
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serang kala itu, Saefudin, karena
pengaturan pelaksanaannya pun dinilai baik dan tertib. Sirojudin berharap
kepioniran sekolahnya dalam menyelenggarakan ujian nasional berbasis
komputer itu akan diikuti sekolah-sekolah lainnya kedepan. Dan ternyata
pada tahun 2016, sudah ada satu sekolah lain yang mengikuti jejaknya,
menyelenggarakan ujian nasional secara online.

88 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Deka Witara

DIDIRIKAN KH SALMAN AL-FARISIY


SMK Ikhlas Jawilan didirikan pada 11 November 2008 oleh KH Salman Al-
Farisiy, di bawah naungan Yayasan Ikhlas Salman Al-Farisiy yang dipimpinnya.
Salam Al-Farisiy adalah kiyai asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur yang pernah
belajar agama di Madinah, Arab Saudi. Dasar pendirian SMK Ikhlas Jawilan
adalah akte notaris M.Toha dan diperbaharui berdasarkan Jo. No.8/2005
dengan pengesahan SK. Menteri Kehakiman & Ham RI No. C-266.HT.01.02.
TH 2006. Yayasan Ikhlas Salman Al-Farisiy menurut akte itu bergerak di
bidang Pendidikan Tingkat Dasar MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs (Madrasah
Tsanawiyah), tingkat menengah Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi serta Pondok Salafiyah.
Visi SMK Ikhlas Jawilan adalah Agamis, Berkualitas, Terampil dan Berkhlakul
Karimah. Sedangkan misinya adalah: pertama, meningkatkan kemitraan DU/DI
sesuai prinsif Demand driven. Kedua, mengembangkan profesionalisme dan 89
memiliki keterampilan, sebagai modal dasar kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM). Ketiga, membina, menanamkan, mengamalkan dan mengembangkan
akhlaqul karimah. Keempat, berpegang teguh pada Akidah Islamiyah dalam
SMK IKHLAS JAWILAN

Amaliyah. Kelima, mewujudkan generasi muda yang berwawasan IPTEK yang


berorientasi pada IMTAQ.
Keenam, menjunjung tinggi nilai-nilai kebersihan, kedisiplinan dan ketertiban.
Ketujuh, mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan yang berorientasi
pada nilai-nilai Dunia Usaha dan Industri. Kedelapan, meningkatkan Kualitas
KBM dalam mencapai kompetensi siswa berstandar nasional/internasional.
Kesembilan, meningkatkan kualitas kompetensi guru dan pegawai dalam
mewujudkan Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Foto: Deka Witara

Tujuan didirikannya SMK Ikhlas Jawilan adalah: pertama, menyiapkan peserta didik
agar menjadi manusia produktif yang mampu bekerja secara mandiri. Kedua, menyiapkan
peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi
dilingkungan kerja. Ketiga, membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan seni.
Keempat, membekali peserta didik dalam kompetensikompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih. SMK Ikhlas Jawilan memiliki 6 Program Kompetensi Keahlian
yakni: Teknik Komputer dan Jaringan, Multimedia, Akuntansi, Administrasi Perkantoran,
Teknik Kendaraan Ringan, dan Perawat Kesehatan.
SMK Ikhlas Jawilan menempati lahan seluas 2,5 hektar, dari seluruh lahan yayasan
yang seluas 8 hektar, dengan status wakaf Yayasan Ikhlas. Sekolah dengan kapasitas 38
ruang belajar itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain: Laboratorium Komputer
(Internet Conection), Ruang Belajar Representatif, Asrama Putera dan Puteri, Laboratorium
Multimedia, Laboratoirum Teknik Komputer dan Jaringan, Laboratorium Akuntansi dan
Administrasi Perkantoran, masjid dan kantin. Sedangkan fasilitas olahraga antara lain:
Lapangan Basket, Lapangan Volly, Lapangan Futsal, Tenis Meja, Lapangan Badminton dan
Lapangan Sepak Bola.

90 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


BERMULA DARI SEBUAH PESANTREN
Kisah SMK Ikhlas Jawilan dimulai dengan berdirinya sebuah
Pondok Pesantren Salafi Ikhlas, di Desa Pasir Buyut, Jawilan,
Kabupaten Serang. Lalu, pada awal tahun 1990 dibentuklah
Yayasan Ikhlas yang menaungi pondok pesantren itu. Pada
tahun itu pula Yayasan Ikhlas mendirikan madrasah ibtidaiyah.
Ternyata, tekad pendiri yayasan, KH Salman Al-Farisiy,
untuk mendirikan lembaga pendidikan tak terhenti sampai
di situ. Selang 3 tahun, pada 1993, ia mendirikan madrasah
tsanawiyah, dan kemudian mendirikan madrasah aliyah (1995)
dan SMK Ikhlas tahun 2008. Sirojudin adalah kepala sekolah
SMK Ikhlas yang kedua, yang dijabatnya sejak tahun 2009,
setelah sebelumnya dikepalai oleh adiknya. Sirojudin sendiri
adalah anak sulung KH Salman Al-Farisiy dari 6 bersaudara.
Sirojudin lahir di Serang, 11 Oktober 1979. Setelah
menamatkan SMP, ia kemudian melanjutkan ke Madrasah
Aliyah di Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa
Barat. Setelah lulus, ia meneruskan ke Universitas Sultan
Agung Semarang mendalami Pendidikan Agama Islam. Setelah
lulus tahun 2003, ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 di
Universitas Negeri Semarang dan tamat tahun 2005. Sekarang,
ayah 4 anak itu sedang menyusun disertasi untuk menamatkan
pendidikan S3 di Universitas Islam Nusantara, Bandung.
Menjadi kepala SMK Ikhlas Jawilan tentu saja memberi
kebanggan tersendiri bagi Sirojudin. Alhamdulillah, peminat
91
SMK Ikhlas ternyata terus bertambah karena banyak orang
tua menginginkan anaknya bersekolah yang setelah lulus
bisa langsung bekerja, kata Sirojudin. Dalam tiga tahun
SMK IKHLAS JAWILAN

terakhir ini peningkatannya terlihat jelas. Pada tahun pelajaran


2012/2013, jumlah total pelajar SMK Ikhlas Jawilan sekitar 790
orang. Tahun-tahun berikutnya bertambah menjadi 843 orang
(tahun 2014), dan 1.011 orang (2015). Pada tahun pelajaran
2015/2016, jumlah total pelajar SMK Ikhas Jawilan telah
meningkat lagi menjadi 1.269 orang. Tahun 2016/2017 ini
telah naik lagi menjadi 1.565 orang, tutur Sirojudin.
92 PROFIL SMK
10 SMK
RUJUKAN
RUJUKAN
BERBASIS
BERBASIS
PESANTREN
PESANTREN
Foto: Arita WA
SMK IKHLAS JAWILAN

93
Foto: Dok. SMK Ikhlas Jawilan

Sebenarnya SMK Ikhlas Jawilan menyediakan asrama bagi siswa


siswinya, namun daya tampungnya sangat terbatas. Saat ini jumlah pelajar
yang tinggal di asrama cuma 80 orang. Mereka berbaur dengan para pelajar
lain dan dengan para santri pesantren yang jumlah keseluruhannya mencapai
230 orang. Namun, meskipun sebagian besar pelajarnya tidak tinggal di
pesantren, namun SMK Ikhlas Jawilan menempa karakter mereka dengan
kultur pesantren.
Sirojudin mengungkapkan bahwa kegiatan belajar mengajar SMK Ikhlas
Jawilan dapat terselenggara dengan baik meskipun berada di satu kompleks
dengan sekolah-sekolah lainnya di bawah yayasan yang sama. Bahkan
saat ini, selain santri yang bermukim di pesantren, ada juga santri kalong,
yakni santri yang datang untuk belajar mengaji tetapi tidak menginap, yang
jumlahnya ada sekitar 300 orang, kata Sirojudin.
Jumlah guru di SMK Ikhlas Jawilan ada 68 orang, dan semuanya guru
yayasan. Jumlah tenaga kependidikan non guru ada 80 orang. Tak ada
seorang pun yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah total tenaga
pendidik dan kependidikan di lingkungan yayasan ada sekitar 400 orang. Guru
SMK Ikhlas Jawilan yang sudah mendapat sertifikasi ada 4 orang. Sirojudin
sendiri mengaku tidak mengurus sertifikasi meskipun semestinya ia sudah
mendapatkan sertifikasi. Sebelum menjabat Kepala SMK Ikhlas Jawilan,
Sirojudin pernah menjadi guru di SMKN 1 Kragilan, Magelang, Jawa Tengah,
mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

94 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


PEMBELAJARAN DAN DISIPLIN KETAT
Sirojudin memaparkan bahwa SMK Ikhlas Jawilan tak menghadapi masalah dalam
menerapkan kurikulum, meskipun pengelolaannya berada dalam satu payung yayasan
bersama pesantren. Kami sudah melaksanakan sistem full day school, anak-anak
pulang pada pukul 15.10. Dan tambahannya, bagi yang tinggal di pesantren mereka
masih menerima pendidikan di pondok pesantren, terang Sirojudin.
Di sekolah, para pelajar juga menerima pendidikan karakter dalam bentuk disiplin
ketat. Sirojudin memaparkan bahwa sebelum memulai pelajaran, setelah masuk
kelas, para pelajar SMK Ikhlas Jawilan diwajibkan melakukan tadarusan selama 10-
15 menit pertama. Jadi, kita memulai tadarusan pada pukul 7.20, bareng di semua
kelas. Setelah itu baru siap belajar, terang Sirojudin. Selanjutnya, pada pukul 10.00 -
10,30 anak-anak keluar kelas untuk istirahat pertama, yang biasanya digunakan untuk
makan atau sarapan. Kemudian, pada jam istrihatat kedua, pukul 11.40-12.20, para
pelajar diwajibkan salat dzhuhur bersama. Mesjid sekolah kebetulan tidak cukup
untuk menampung semua siswa. Jadi kami berlakukan sistem bergilir. Tapi semua
siswa dicatat oleh Ketua Murid masing-masing kelas, sehingga yang tidak hadir
akan ketahuan, papar Sirojudin. Selain itu, ada petugas yang bertugas membina dan
mengawasi para siswa.
Di samping itu, sekolah juga memperkenalkan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti
kurban, dan puasa bersama. Kami juga biasa melakukan bakti sosial membersihkan
mesjid, dan mencat mesjid di sekitar sekolah, tutur Sirojudin. Bagi anak-anak yang
menginap di asrama, mereka mengikuti program Smart Ikhlas. Dalam program itu,

95
SMK IKHLAS JAWILAN

Foto: Dok. SMK Ikhlas Jawilan


96 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN Foto: Deka Witara
anak-anak belajar pidato dalam berbagai bahasa dan juga belajar baca
solawat, dan baca Quran. Setelah shalat magrib mereka ngaji bersama. Tiap
malem Selasa, mereka mendapat latihan khusus pidato bahasa arab, jelas
Sirojudin.
Sirojudin memaparkan, usai bubar jam sekolah, para pelajar yang tinggal
di asrama melanjutkan pendidikan ekstra sampai selesai ashar. Setelah
ashar anak-anak wajib ngaji kitab kuning sampai magrib, katanya. Sebagai
pengajar, ada 3 ustad dan 1 ustadzah yang pintar kitab kuning, lulusan
Pesantern Tebu Ireng, Jombang dan juga lulusan Al Azhar University, Mesir,
Sirojudin menambahkan.
Selain itu, SMK Ikhlas Jawilan juga menyelenggarakan 10 jenis pendidikan
ekstrakurikuler, antara lain: kepramukaan, latihan pasukan pengibar bendera
pusaka (paskibraka), tari-tarian, beladiri (silat, yudo), usaha kesehatan
sekolah, dan palang merah remaja. Ada juga program Smart Ikhlas berupa
lomba pidato dalam bahasa Inggris, Arab dan Jepang.

SEKOLAH FAVORIT BIAYA RENDAH


SMK Ikhlas Jawilan, yang berada dalam pengelolaan sebuah yayasan,
bersama sekolah-sekolah lainnya, saat ini memang merupakan sekolah favorit
di Kabupaten Serang. Sirojudin mengatakan bahwa peminat sekolahnya
terus bertambah dari tahun ke tahun. Namun karena daya tampung kami
terbatas, maka kami tak bisa menerima lebih banyak lagi, tutur Sirojudin.
Tampaknya, selain karena biaya pendidikannya terjangkau, SMK Ikhlas
Jawilan juga dianggap sebagai sekolah bagus, dan tepat bagi mereka yang
ingin cepat bekerja. Apalagi setelah berkembangnya kawasan di sekitar
Jawilan sebagai daerah industri.
Anggapan sebagai salah satu sekolah bagus di Kabupaten Serang
memang tidak salah. SMK Ikhlas jawilan saat ini merupakan SMK terbesar di
Jawilan. Sejumlah prestasi, seperti dituturkan Sirojudin, telah diraih sekolah
ini. Misalnya di bidang kepramukaan, meraih Juara I di tingkat Kabupaten
Serang tahun 2016. Prestasi lainnya diraih oleh seorang guru dari Jurusan 97
Perkantoran, yang menjadi salah satu Guru Teladan tingkat Kabupaten
Serang.
Di bidang olahraga, para pelajar SMK Ikhlas Jawilan pernah meraih juara
SMK IKHLAS JAWILAN

vollyball, tenis meja, dan catur, yang rata-arat berada di tiga besar tingkat
Kabupaten Serang, tiap tahunnya. Pelajar SMK Ikhlas Jawilan juga pernah
meraih Juara I lomba pidato dalam bahasa Jepang tingkat Kabupaten
Serang. Apakah pernah meraih juara tingkat provinsi atau nasional? Wah
kalau itu, kami tidak pernah diikutkan dalam kompetisi tingkat provinsi atau
nasional. Biasanya wakil sekolah yang diikutkan dalam kompetisi-kompetisi
tingkat provinsi atau nasional ditunjuk langsung oleh dinas, kata Sirojudin.
Tapi, yang paling membanggakan Sirojudin adalah prestasi penyelenggaraan ujian
nasional secara online. Kami menjadi sekolah pertama di Kabupaten Serang yang
melaksanaan ujian nasional secara online, yang selanjutnya diikuti oleh sekolah lain. Yang
membanggakan, seluruh perangkat komputer untuk penyelenggaraan ujian secara online itu
disiapkan oleh para pelajar kami, di SMK Ikhlas Jawilan, kata Sirojudin. Anak-anak kami dari
kelas 2 jurusan Teknik Komputer dan Jaringan dan dari Jurusan Multimedia yang bertindak
sebagai teknisinya, Sirojudin menambahkan. Bahkan, menurut Sirojudin, para siswa SMK
Ikhlas juga sudah berhasil menciptakan gadget tablet dan merancang sistemnya.
Dan ternyata, menurut Sirojudin, ujian nasional berbasis komputer itu sangat praktis,
efisien, mudah, dan aman. Ujian tulis biasa itu lebih merepotkan, karena harus ada pengawas
dari sekolah lain, harus mengumpulkan hasilnya dalam bentuk kertas-kertas, dan lain-lain.
Ujian secara online cukup diawasi, tak ada yang harus dikumpulkan, kata Sirojudin.
BEBAS BIAYA BAGI YANG BERPRESTASI

Foto: Dok. SMK Ikhlas Jawilan

Sirojudin menerangkan bahwa salah satu daya tarik sekolahnya, tak dimungkiri, adalah
biaya pendidikan yang relatif rendah. Uang SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) di
SMK Ikhlas Jawilan hanya Rp 40.000 per bulan untuk Kelas 3 dan Rp 50.000 untuk Kelas 1
dan Kelas 2. Kami tidak bisa menaikkan lagi SPP. Kalau SPP naik, anak-anak bisa berhenti
sekolah. Masyarakat di sini memang kebanyakan kelas menengah bawah, antara lain bekerja
sebagai petani dan buruh pabrik, kata Sirojudin.
Alih-alih menaikkan SPP, SMK Ikhlas Jawilan bahkan membebaskan pembayaran SPP
bagi para pelajar yang berprestasi. Sirojudin memaparkan, para siswa yang hapal Al Quran
1-2 juz dibebaskan SPP selama 2 bulan, dan yang hapal 3-4 Juz dibebaskan membayar
SPP 4 bulan. Semua fasilitas sekolah kami lengkapi tanpa membebani orang tua siswa.

98 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto-foto: Arita WA

Hidayat,
Ketua Komite SMK Ikhlas Jawilan

Saat ini kami punya komputer


dengan perbandingan 1 komputer
untuk 3 orang siswa. Kami tidak
pernah memungut biaya lebih dari yang
ditetapkan Komite Sekolah, jelas Sirojudin.
Namun, dalam setiap pengambilan keputusan, SMK Ikhlas
Jawilan senantiasa selalu melibatkan orang tua siswa melalui
Komite Sekolah. Orang tua kami libatkan dalam penentuan
kebijakan sekolah pada saat awal masuk sekolah, menjelang
kenaikan kelas, dan menjelang kelulusan, papar Sirojudin.
Ketua Komite Sekolah SMK Ikhlas Jawilan, Hidayat,
membenarkan bahwa setiap kebijakan yang diambil SMK
Ikhlas Jawilan selalu meminta persetujuan Komite Sekolah.
Hidayat yang juga menjabat Kepala Desa Pasirbuyut,
99
Kecamatan Jawilan, menyatakan bahwa masyarakat sangat
berterimakasih kepada Yayasan Ikhlas Salman Al-Farisiy
karena telah menyediakan lembaga pendidikan. SMK Ikhlas
SMK IKHLAS JAWILAN

Jawilan sudah menjadi kebanggaan masyarakat, karena bisa


menampung anak-anak bersekolah di sini dan lulusannya juga
bisa langsung bekerja, kata Hidayat. Ia sendiri pernah menjadi
pengajar di madrasah tsanawiyah Yayasan Ikhlas Salman
Al-Farisiy dari tahun 2004 sampai 2008. Lalu, ia menjadi
pendamping program keluarga harapan Kementerian Sosial
sampai 2014, dan akhirnya kembali ke desa dan terpilih jadi
kepala desa.
Di Jawilan sendiri sebenarnya ada beberapa sekolah,
termasuk SMK swasta yang lain. Namun baru dirintis dan
belum banyak peminatnya. SMA swasta juga banyak, begitu
juga aliyah. Hidayat melihat, sejak didirikan perkembangan SMK
Ikhlas Jawilan sangat pesat. Peminatnya sangat banyak, dan
setiap tahun terus bertambah. Harapan kami, dengan siswa
yang terus bertambah tiap tahun, fasilitas dan ruang belajar
SMK Ikhlas harus ditambah dan juga guru-gurunya, kata
Hidayat.

KEBANGAAN GURU DAN PENGAWAS


Kemajuan yang dicapai SMK Ikhlas Jawilan tidak
terlepas dari peran para pengajarnya. Rohaman, guru
administrasi perusahaan yang pernah menjadi guru
teladan di Kabupaten Serang itu menyatakan bahwa
pekerjaannya menjadi guru di SMK Ikhlas Jawilan
lebih dilandasi oleh motif pengabdian. Rohaman dikenal
sebagai guru yang sangat berdisiplin, dan ia mengaku sedih
Foto: Arita WA kalau ada siswa yang terlambat datang, apalagi kalau gurunya
yang terlambat. Kalau seluruh warga sekolah berdisiplin, pasti
sekolah akan maju, katanya.
Rohaman, Rohaman mengajar di SMA Ikhlas Jawilan sejak sekolah itu
Guru di SMK Ikhlas Jawilan
berdiri tahun 2008. Ia adalah lulusan Program D3 Perbankan
pernah menjabat sebagai
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum yang kemudian melanjutkan program S1 Pendidikan Agama
Islam di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Di SMK Ikhlas
Jawilan ia pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah
bidang Kurikulum. Rohaman mengaku bangga karena
sekolahnya telah memberikan sumbangsih nyata kepada
masyarakat sebagai wujud upaya keikutsertaan membangun
pendidikan bangsa.
Kebanggaan yang sama diucapkan oleh guru lainnya,
Mohammad Syarifudin. Menurut Syarifudin, masyarakat sudah
terkesan merasa memiliki sekolahnya. Itu terlihat jika ada siswa-
siswa sekolah lain yang menyatroni SMK Ikhlas untuk mengajak
tawuran, maka masyarakat lah yang menghalau para siswa yang
bermaksud menyerang itu. Banyak yang memancing sekolah

100 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Mohammad Syarifudin,
Guru di SMK Ikhlas Jawilan

kita untuk tawuran, kata Syarifudin. Tapi


kita berusaha menahan siswa kita supaya
tidak terpancing, Syarifudin menambahkan.
Kepala SMK Ikhlas, Sirojudin, menegaskan
bahwa sanksi bagi siswa SMK Ikhlas yang terlibat Foto: Arita WA
tawuran memang berat. Sanksinya kalau ada siswa SMK
Ikhlas tawuran adalah dikeluarkan, ujarnya. Semula kita
khawatirkan dengan aturan ketat ini murid akan berkurang.
Tapi ternyata justru kita mendapat kepercayaan masyarakat,
kata Sirojudin.
Dua Pengawas SMK, dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Serang, Drs. Dadang Djunaedi, MM, dan Bachrul Ulum, S.H.,
MPd., menilai SMK Ikhlas Jawilan memang termasuk sekolah
aman. Kami tak pernah mendengar siswa-siswa SMK Ikhlas
terlibat tawuran. Padahal, masalah tawuran siswa ini di
Serang lumayan marak, kata Bachrul.
Dua pengawas itu menilai SMK Ikhlas Jawilan sebagai
SMK swasta terbaik dan terbesar di Kabupaten Serang.
Peminatnya banyak. Tiap tahun sekitar 600 siswa baru
masuk sekolah ini, kata Dadang. Dadang mengungkapkan
bahwa di Kabupaten Serang terdapat 92 SMK, termasuk 10
SMK negeri. Namun mungkin karena biayanya yang tidak
mahal, dan kualitas pendidikannya yang dinilai bagus, SMK 101
Ikhlas Jawilan mendapatakn peminat yang begitu besar. Para
siswanya bukan hanya datang dari Jawilan dan sekitarnya
di Kabupaten Serang, namun juga berasal dari kabupaten-
SMK IKHLAS JAWILAN

kabupaten lain seperti Pandeglang, Lebak, dan Tangerang,


bahkan ada yang dari Bekasi, Jawa Barat.
Di sisi pembelajaran, dalam penilaian Dadang, SMK Ikhlas
Jawilan dapat melaksanakan Kurikulum 2013 dengan baik
meski berada di lingkungan pesantren. Bahkan SMK
Iklhas bisa melengkapi fasilitas belajar dengan baik,
Foto-foto: Arita WA
dan menerapkan disiplin yang bagus. Keamanan
juga terjamin. Saya selalu mendorong SMK lain untuk
mengikuti keberhasilan SMK Ikhlas, papar Dadang.
Namun tak berarti para pengawas tak
memberikan usulan. Menurut Dadang dan
Bachrul, kompetensi guru di SMK Ikhlas mesti
dikembangkan. Sarananya sudah bagus,
bangunan sekolah bagus, tapi asrama dan
ruang belajar harus ditambah supaya bisa
menampung lebih banyak siswa dengan
kapasitas yang optimal, dan tidak boleh terlalu
banyak siswa di tiap rombongan belajar.

KEBANGGAAN PARA PELAJAR


Drs. Dadang Djunaedi, MM., Para siswa SMK Ikhlas Jawilan pun tentu saja
Pegawas SMK dari Dinas Pendidikan merasa bangga bersekolah di sini. Sardana, siswa
Kabupaten Serang kelas 11 Jurusan Multimedia, yang juga Ketua OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah) SMK Ikhlas mengaku
senang bisa bersekolah di SMK Ikhlas Jawilan.
Sejak kelas 2 SMP saya sudah mengenal SMK
Ikhlas sebagai SMK bagus. Di sini bebas
tawuran, dan para siswanya berdisiplin,
kata Sardana yang bercita-cita menjadi
produser film itu. Di Jurusan Multimedia
yang dimasukinya, Sardana tekun belajar
broadcasting, desain website, desain grafis,
dan lain-lain.
Sardana berasal dari Cikande, Serang,
berjarak sekitar 12 km dari sekolahnya.
Bapaknya seorang pedagang buah, dan sudah
sering sakit-sakitan karena sepuh. Bapak sudah tua,
dan anaknya banyak, kata anak ke-9 dari 11 bersaudara
Bachrul Ulum, S.H., M.Pd., itu. Itulah sebabnya, Sardana memilih sekolah yang
Pegawas SMK dari Dinas Pendidikan
bisa cepat bekerja setelah tamat. Sardana mengaku
Kabupaten Serang

102 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


sangat hati-hati memilih sekolah setelah ia lulus SMP. Sardana,
Siswa kelas XI Jurusan Multimedia
Sekolah-sekolah di sini banyak yang sering terlibat
di SMK Ikhlas Jawilan
tawuran, sedangkan SMK Ikhlas yang saya tahu tidak
pernah tawuran. Karena itu saya memilih sekolah
ini, tutur Sardana.
Menurut Sardana, menjadi Ketua
OSIS memberinya pengalaman berharga.
Awalnya saya pusing karena banyak
sekali kegiatan OSIS, yang membuat saya
tertinggal dalam pelajaran. Tapi akhirnya
saya belajar mengatur waktu dengan baik,
antara belajar dan berorganisasi. Setelah bisa
memanage waktu, alhmadulillah saya senang
karena banyak pengalaman berharga yang saya
alami, tuturnya. Sebagai ketua OSIS Sarjana
mengaku sering ditugaskan sekolah mengikuti
berbagai seminar dan kegiatan-kegiatan lain di luar
sekolah. Foto-foto: Arita WA

Pelajar lainnya, Nasaroh, kelas 12


Jurusan Akutansi, juga mengungkapkan
kebanggaannya pada sekolahnya.
Nasaroh berasal dari Pandeglang, sekitar
40 km dari Jawilan, dan sengaja memilih
SMK Ikhlas karena menurut dia, sudah
banyak lulusan SMK Ikhlas dari Pandeglang
yang berhasil bekerja di sejumlah perusahaan
di Serang.
Bapak saya hanya buruh tani, anaknya
juga banyak. Jadi saya bersekolah supaya bisa
mendapat pekerjaan yang baik, kata bungsu dari 103
enam bersaudara itu.Nasaroh tinggal di asrama,
bersama 74 orang santri wanita dan siswi lainnya.
Nasaroh,
Menurut Nasaroh, selain kualitasnya bagus, biaya
Siswi kelas XII Jurusan Akutansi
sekolah di SMK Ikhlas juga rendah. Itulah sebabnya ia
SMK IKHLAS JAWILAN

di SMK Ikhlas Jawilan


memilih SMK Ikhlas Jawilan.
PERUSAHAAN MITRA SMK JAWILAN
Kepala SMK Ikhlas Jawilan, A. Sirojudin, mengatakan bahwa pendidikan di sekolahnya
diarahkan untuk beroirentasi kerja. Dan, terbukti lulusan SMK Ikhlas Jawilan memang
banyak yang langsung mendapat pekerjaan di berbagai perusahaan di sekitar Serang.
Sejak bersekolah pun, para pelajar SMK Ikhlas Jawilan, sudah banyak yang melakukan
magang atau praktik kerja di sejumlah perusahaan. Dan, pihak sekolah memang telah
menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan di wilayah Serang sebagai tempat
praktik siswa.
Kami memiliki 34 perusahaan mitra tersebar dari Tangerang, Serang hingga Cilegon,
termasuk Krakatau Steel di Cilegon, ungkap Sirojudin. Salah satu perusahaan mitra itu
adalah PT Panel Indofurn, yang beralamat kawasan Cikande, Serang, yang berjarak 3
km dari sekolah. Panel Indofurn adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis
furniture untuk perkantoran, apartemen dan hotel, dengan jumlah karyawan mencapai
sekitar 1.200 orang.

104 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Priyanto Susilo Ramdani,
pihak DU/DI dari Bagian Personalia HRD
Panel Indofurn

Priyanto Susilo Ramdani, dari


Bagian Personalia HRD Panel Indofurn
mengatakan bahwa perusahaannya
sudah menjalin kemitraan dengan SMK
Ikhlas sejak awal-awal sekolah itu berdiri.
Para siswa SMK Ikhlas yang melakukan
praktik di Panel Indofurn di bagi beberapa
kelompok, dan tiap kelompok terdiri dari 90 orang.
Mereka melakukan praktik selama 2-3 bulan di berbagai
Foto-foto: Arita WA
bidang pekerjaan, dan bergabung dengan siswa-siswa
magang lainnya dari berbagai sekolah. Banyak SMK lain
yang juga mengirim siswanya magang di sini, tapi yang
terbesar adalah dari SMK Ikhlas, kata Priyanto. Priyanto
menekankan bahwa selama proses magang, para siswa
juga dilatih mengenai kedisiplinan yang tinggi. Kami 105
mengajari bagaimana sistem dunia usaha dengan nilai
ethos kerja, dan disiplin yang tinggi, katanya.
SMK IKHLAS JAWILAN

Menurut Priyanto, selain menerima siswa praktek,


perusahaannya juga sudah menerima banyak lulusan
SMK Ikhlas Jawilan untuk bekerja. Sejauh ini tidak ada
keluhan atas kinerja mereka. Namun jika ada keluhan,
kata Priyanto, tentu akan dikomunikasikan dengan baik
sebagai upaya meningkatkan kualitas lulusan seperti
yang diharapkan dunia usaha.
106 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
IBRAHIMY 1
SUKOREJO
Kabupaten Situbondo,
Provinsi Jawa Timur
107
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO
SIAPKAN GENERASI

SIAP KERJA
MELALUI BUDAYA
PESANTREN

D
i kalangan dunia pesantren, nama besar Pondok
Pesantren Salafi Syafiiyah Sukorejo tentu sudah
tak asing lagi. Tak hanya terkenal di penjuru
Indonesia, tapi pondok pesantren yang didirikan pada
tahun 1914 ini pun telah dikenal hingga mancanegara
seperti Malaysia, Brunei Darussalam, hingga India.
Jumlah santrinya cukup besar, hingga mencapai 15.000
orang. Namun demikian, pondok pesantren yang diasuh
hingga generasi keempat ini tak hanya fokus di bidang
keagamaan, melainkan juga pendidikan dan ekonomi.
Di bidang pendidikan, pondok pesantren yang terletak
di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten
Situbondo, Jawa Timur ini telah menyediakan sedikitnya
14 lembaga pendidikan formal yang saat ini tengah aktif,
mulai dari jenjang PAUD, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, hingga Universitas Ibrahimy yang menyediakan
program studi S-1 maupun S-2. Berdiri di atas lahan seluas
11,9 hektare, Ponpes Salafiyah Syafiiyah memiliki sekitar
12 gedung sekolah.

108 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Arien TW
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO

109
SEKILAS TENTANG PP SALAFIYAH SYAFIIYAH SUKOREJO
Awalnya, areal Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo adalah hutan belantara,
yang dulunya dikenal dengan hutan Suko Belos, yang artinya kesatuan antara hutan dan
pantai, sebelum dikenal dengan nama Sukorejo. Penguasa waktu itu adalah Kaji Maiya.
Sebutan Kaji adalah untuk bangsawan setempat. Hingga kini, orang mengenal dan
menyebut kawasan itu Sukorejo, Asembagus, Situbondo. Padahal, Sukorejo ternyata adalah
dusun di Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Eks Kawedanan Asembagus, Kabupaten
Situbondo. Hutan Suko Belos ini terkenal sangat angker karena dihuni oleh binatang buas,
bahkan konon juga mahluk tak kasat mata. Tak seorang pun berani memasuki hutan tersebut
hingga pada tahun 1328 H / 1908 M, Kiai Haji Raden (KHR) Syamsul Arifin dan beberapa
orang santri yang menyertai dari Madura, membabat dan merambah hutan tersebut untuk
mendirikan sebuah pesantren dan perkampungan.
Nama lain dari KHR Syamsul Arifin adalah Raden Ibrahim bin Ruham. Beliau adalah
keturunanSunan Ampeldari jalur sang ayah yang lahir di Madura, tepatnya di Desa Kembang
Kuning, Pamekasan, pada tahun 1841. Ketika menginjak remaja, beliau menuntut ilmu di
Makkah, Saudi Arabia. KHR. Syamsul Arifin memiliki seorang istri bernama Siti Maimunah,
yang memiliki garis keturunan dari Pangeran Ketandur, cucuSunan Kudus.
Proses perambahan hutan kala itu kerapkali terhenti karena banyaknya binatang buas
yang menghuni Gunung Baluran. Namun, perjuangan berat itu pun akhirnya membuahkan
hasil, hingga berdirilah pondok pesantren yang masih berupa gubuk. Sejak tahun 1914,
pesantren kecil itu berkembang bersamaan dengan datangnya para santri dari wilayah
sekitar Karesidenan Besuki. Tahun itu pula kemudian dijadikan tahun berdirinya Pondok
Pesantren Salafiyah Syafiiyah.
Perkembangan selanjutnya, kawasan pondok pesantren yang letaknya 7 kilometer
sebelah timur Asembagus (30 km arah timur kota kabupaten Situbondo) ini lambat laun
pun mulai didatangi masyarakat untuk kemudian menetap. Hutan yang telah dirambah pun
berkembang menjadi areal pertanian ladang dan kebun yang hasilnya mulai bisa dirasakan
penduduk. Pergaulan penduduk dengan pesantren pun berlangsung harmonis.
Selain mengasuh beberapa santri, KHR Syamsul Arifin juga gemar membantu masyarakat,
khususnya dalam memberikan pertolongan pengobatan dan berbagai persoalan pribadi.
Lambat laun, nama KHR Syamsul Arifin mulai dikenal hingga ke berbagai daerah, sehingga
dalam waktu yang tidak terlalu lama, pertambahan santri mulai tampak.
Pada masa perjuangan kemerdekaan, Pondok Pesantren Sukorejo ini tidak hanya
menjadi pusat belajar, tapi juga sebagai pusat perjuangan kemerdekaan. Para pejuang
banyak ditampung di pesantren, sekaligus sebagai markas penyusunan strategi melawan
penjajah. Ketika itu, proses belajar mengajar baru bisa dilaksanakan melalui sistem sorogan
dan bandongan.
KHR Syamsul Arifin sendiri wafat pada tahun 1951, dan kemudian digantikan oleh KHR
Asad Syamsul Arifin. KHR Asad Syamsul Arifin lahir pada tahun 1897 di Mekah ketika
orangtuanya menunaikan ibadah haji. Beliau pernah belajar di Mekkah selama 3 tahun
dengan berguru pada Sayyid Muhammad Amin Al-Qutby, Syekh Hasan Al-Massad, Sayyid
Hasan Al-Yamani dan Syekh Abbas Al-Maliki, serta beberapa ulama besar lainnya. Sekembali
ke Indonesia, beliau pun menimba ilmu di berbagai pesantren di Indonesia, antara lain
Pesantren Tebuireng pimpinan K.H. Hasyim Asyari, Pondok Pesantren Demangan Bangkalan
asuhan KH. Syaikhona Cholil, Pondok Pesantren Panji, Buduran - Sidoarjo, Pondok Pesantren

110 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Tetango Sampang - Madura, dan Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Selain mendalami
ilmu agama, beliau juga cukup aktif di organisasi dan pemerintahan. Setelah pemilu 1955,
Kyai Asad menjadi anggota konstituante sampai tahun 1959, dan pada tahun 1971 beliau
menjadi anggota DPRD Kabupaten Situbondo.
Di bawah tampuk kepemimpinannya, banyak perubahan yang terjadi di Pondok
Pesantren Salafiyah Syafiiyah, baik sistem pendidikan maupun pengelolaan administrasi.
KHR Asad Syamsul Arifin dipandang sebagai sosok yang memajukan Ponpes Salafiyah
Syafiiyah, terutama dengan mendirikan Mahad Ali (Pesantren Tinggi) di pesantren tersebut.
Para pengajarnya adalah ulama besar yang didatangkan dari Makkah serta beberapa ulama
terkemuka Indonesia. Sistem belajar mengajar dan pendidikan pun mulai dikembangkan
ke sistem klasikal dengan didirikannya berbagai lembaga pendidikan, seperti Madrasah
Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, SD, SLTP, SLTA, sampai perguruan tinggi.
Setelah wafatnya KHR Asad Syamsul Arifin pada tahun 1990, puteranya
pun menggantikan tampuk kepemimpinan di Pondok Pesantren, yakni KHR
Ahmad Fawaid Asad Syamsul Arifin. Lahir pada tanggal 17 Nopember
1968, beliau merupakan ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang berpengaruh.
Dalam kepemimpinannya, beliau membenahi sistem manajemen pondok dengan
menyesuaikan perkembangan zaman. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah
menerapkan manajemen terbuka, yang mana dalam hal ini diadakan pemilihan
beberapa santri yang mempunyai prestasi agar bisa memegang posisi penting
dalam kepengurusan pondok pesantren. Penerapan sistem ini ternyata membuahkan
hasil yang menakjubkan. Pondok pesantren Salafiyah pun semakin berkembang
dengan pesat. Sayangnya, beliau meninggal di usia muda, yakni pada usia
43 tahun dikarenakan sakit. Sepeninggal beliau, tampuk kepemimpinan pun dialihkan
kepada KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, yang merupakan cucu KHR. Asad Syamsul Arifin.
Dalam upaya mewujudkan pendidikan modern sesuai kebutuhan zaman,
berbagai lembaga pendidikan kejuruan dan keahlian pun didirikan,
seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Lembaga Kader Ahli
Fiqh Mahad Aly dan Madrasatul Quran sebagai lembaga kajian
dan pendalaman ilmu-ilmu Al Quran. Termasuk lembaga ekonomi
Koperasi. Lembaga-lembaga informal seperti kursus dan pelatihan
juga turut mewarnai perkembangannya. Ciri khas pondok ini adalah
perpaduan antara sistem salaf dan modern.
111
Di usianya yang genap satu abad (1914-2014), jumlah santri yang
aktif mondok di pesantren yang menjadi salah satu basis Nahdhatul
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO

Ulama (NU) ini tembus angka 15.500 orang, termasuk


tenaga pengajar dan staff yang mencapai seribuan orang.
Untuk mengimbangi jumlah santri yang membludak,
pembangunan berbagai fasilitas pendukung berkembang
pesat. Gedung-gedung bertingkat; asrama, ruang belajar,
perumahan bagi pengurus dan masyaikh (ustaz/guru)
pesantren berjejeran di seantaro kampung Sukorejo.

KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy


Pengasuh Pondok Pesantren

Foto: Dok. SMK Ibrahimy 1


SIAPKAN GENERASI MELALUI SMK
Salah satu lembaga pendidikan formal yang didirikan PP
Salafiyah Syafiiyah Sukorejo adalah sekolah menengah kejuruan,
yang terdiri dari SMK Ibrahimy 1 dan SMK Ibrahimy 2. Perbedaan
kedua SMK tersebut adalah, para siswa di SMK Ibrahimy 1 adalah
para santri yang juga tinggal/mondok atau menuntut ilmu di
pondok pesantren, sedangkan para siswa di SMK Ibrahimy 2
umumnya adalah golongan masyarakat yang tidak tinggal di
pondok pesantren.
Dikarenakan seluruh siswanya juga adalah santri yang mondok
di PP Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, maka lokasi sekolah pun
masih berada di wilayah pondok pesantren. Menempati lahan
seluas 18.428 m2, wilayah sekolah terbagi dalam dua gedung,

Foto: Dok. SMK Ibrahimy 1

112 PROFIL 10
SMK
SMK
SMK
RUJUKAN
RUJUKAN
RUJUKAN
BERBASIS
BERBASIS
BERBASIS
PESANTREN
PESANTREN
PESANTREN
yakni gedung khusus putera dan gedung khusus puteri. Saat ini, SMK
Ibrahimy 1 Sukorejo menawarkan tujuh kompetensi keahlian, yakni
Jurusan Akuntansi, Pemasaran, Perkantoran, Teknik Komputer dan
Jaringan, Agribisnis Perikanan, Keperawatan, Farmasi, dan Multimedia.
Awal didirikan pada tahun 1985, SMK Ibrahimy 1 Sukorejo masihlah
bernama SMEA, hingga kemudian berubah menjadi SMK Ibrahimy
1 Sukorejo. Jumlah kompetensi keahliannya pun awalnya hanyalah
dua, yakni Teknik Komputer Jaringan dan Akuntansi. Namun seiring
waktu, SMK Ibrahimy 1 Sukorejo semakin berkembang, kepercayaan
masyarakat terhadap sekolah pun semakin besar sehingga banyak
anak yang memilih kemudian memilih bersekolah di sini.

113
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO
Foto: Arien TW

Menurut Umar Hasan, M.Pd.I., kepala SMK Ibrahimy 1


Sukorejo, jumlah total siswa di tahun ajaran 2015/2016 ini
sebanyak 2.673 anak, yang terbagi dalam 84 rombongan
belajar. SMK yang berdiri sejak tahun 1985 ini pun telah
ditetapkan sebagai SMK Rujukan di Kabupaten Situbondo.
Fasilitas sarana dan prasarana telah cukup memadai,
meskipun jumlah ruang kelas dirasa masih belum
mencukupi lantaran tiap tahun peminat yang ingin masuk
ke SMK Ibrahimy 1 Sukorejo ini selalu membludak hingga
lebih dari 1000 anak.
Meski demikian, SMK Ibrahimy 1 Sukorejo pun
menerapkan sistem tes masuk untuk menyeleksi siswa
baru, antara lain dengan tes tulis. Ini untuk menentukan
sekaligus mencocokkan apakah jurusan yang dipilih siswa
memang benar-benar sesuai dengan minat, bakat, serta
kemampuannya, atau tidak. Khusus untuk jurusan Farmasi
dan Keperawatan, diberlakukan pula tes buta warna.

Umar Hasan, M.Pd.,


Kepala SMK Ibrahimy 1 Sukorejo

114 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Arien TW
Kurrotul Faizah
Siswi kelas XII Jurusan Pemasaran

Foto: Arien TW

Dikarenakan SMK Ibrahimy 1


Sukorejo ini berbasis pesantren dan
berada di wilayah pondok pesantren,
maka jam sekolah pun harus menyesuaikan
kegiatan di pondok pesantren. Para santri, yang
juga siswa SMK Ibrahimy 1 Sukorejo memiliki jadwal yang cukup padat
selama berada di pondok pesantren. Kurrotul Faizah, siswi kelas XII
Jurusan Pemasaran mengungkapkan bahwa jadwal santri di sini sangat
padat, antara lain dimulai sejak pukul 03.00 dini hari para santri harus
bangun untuk menunaikan shalat tahajjud dan mengaji. Sekitar pukul
04.00 diadakan shalat subuh berjamaah.
Hal menarik di PP Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, terdapat Asrama
Bahasa bagi para santri yang berminat belajar lebih dalam untuk
menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab. Usai shalat shubuh,
santri yang mengikuti Asrama Bahasa ini akan mengikuti kegiatan
pembelajaran vocabulary dan mufrodat. Selama di Asrama Bahasa,
para santri harus berbicara bahasa Inggris dan bahasa Arab secara
bergantian tiap minggu sekali, sesuai jadwal. Kalau melanggar, misalnya
bicara bahasa Indonesia, maka akan ada sanksinya, misalnya disuruh
pidato. Pengurus asrama bahasa memiliki mata-mata dan kita tidak tahu
siapa yang menjadi mata-mata tersebut, ujar Faiz.
Pukul 05.00 06.30 wib adalah waktu untuk mandi, kemudian para
santri wajib mengikuti sekolah diniyah, yakni pembelajaran agama Islam,
hingga pukul 10.00 wib. Usai shalat dhuhur berjamaah, pukul 12.45 para
santri mengikuti pembelajaran di pendidikan formal (SD, SMP, SMA, SMK,
atau Madrasah) hingga pukul 16.30 wib. Setelah shalat maghrib dan isya
berjamaah, para santri mengikuti kegiatan al barqi, yakni mengaji alquran
atau salaf sampai pukul 21.00 di kamar asrama, dipimpin oleh kepala 115
asrama. Baru setelah pukul 21.00 adalah kegiatan bebas. Para santri
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO

yang memiliki tugas sekolah bisa mengerjakan tugas atau belajar pada
waktu tersebut.
Meski harus menghadapi jadwal dan peraturan yang ketat, namun
Faiz mengaku merasa tak keberatan dan sudah biasa dalam mengatur
waktu. Siswa asal Banyuwangi ini mengatakan bahwa sejak awal ia
memang telah membulatkan tekad untuk menjadi santri di PP Salafiyah
Syafiiyah Sukorejo dan bersekolah di sini. PP Sukorejo ini sudah sangat
terkenal, kakak saya pun dulunya adalah jebolan sini. Selain itu, saya juga
ingin mendapatkan barokah dengan berguru di PP Sukorejo ini. Saya
senang berada di sini karena selain banyak mendapatkan ilmu dan bekal
baik untuk di dunia maupun di akhirat, kiainya juga sangat berkharisma,
katanya.
Siswi yang pernah mewakili sekolah dalam ajang LKS hingga tingkat provinsi
ini juga mengatakan bahwa niatnya memilih SMK juga tak lepas dari cita-citanya
yang ingin menjadi seorang pengusaha di masa depan. Suatu saat, saya ingin
membuka usaha rumah coklat dan sebuah kafe yang akan saya beri nama kafe
kafi, berasal dari bahasa Arab yang artinya cukup. Jadi, siapapun yang masuk ke
kafe saya tersebut akan merasa tercukupi, ucapnya dengan berbinar. Menurutnya,
SMK Ibrahimy 1 Sukorejo adalah sekolah yang paling tepat untuk memberinya
bekal skill dan kompetensi serta mempersiapkannya untuk menjadi seorang
pengusaha. Terlebih fasilitas sekolah dan para gurunya pun menurutnya sudah
sangat baik dan mencukupi, sehingga membuatnya merasa terjamin.
Di samping itu, yang membuat Faiz merasa betah bersekolah di SMK
Ibrahimy 1 Sukorejo adalah padatnya kegiatan di sekolah dengan program-
program yang menarik, tak monoton dengan pembelajaran sekolah saja. Pada

116 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


waktu tertentu, sekolah mengadakan Akademi
Kreativitas Ibrahimy (AKI), semacam sekolah seni,
yang berlangsung selama 3 bulan. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap tahun. Siswa bisa memilih,
kegiatan seni apa yang ingin diikutinya, sesuai
minat maupun bakatnya. Mereka harus mendaftar
dan mengikuti tes. Setiap akhir bulan ada konser
dan ada yang dieliminasi, sampai menjadi 7 besar,
cerita Faiz.
Ada pula kegiatan Pramaulid dan Imtihan
untuk memberikan wadah dan ruang pada
potensi para santri dalam bentuk perlombaan
seperti lomba pidato, lomba karya siswa, lomba
drama puisi, dan sebagainya. Digelar juga event
menjelang Maulid Nabi, dimana dalam even
tersebut, seluruh wali santri akan hadir, sehingga
ini dapat memberikan motivasi pada anak-anak
untuk menjadi pemenang lomba di tingkat pondok
pesantren.
Bakat dan pontensi siswa di luar pelajaran
Foto: Arien TW akademik pun dapat diasah melalui kegiatan
ekstrakurikuler. Ada 12 kegiatan ekstrakurikuler
yang tersedia di sekolah, antara lain PMR, English Club, Seni Musik Marawis, Pramuka,
dan lain sebagainya. Kegiatan ekskul biasa dilaksanakan pada hari Jumat ketika sekolah
117
libur. Tak seperti sekolah pada umumnya, di SMK Ibrahimy 1 Sukorejo, dikarenakan
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO

berbasis pesantren, hari libur sekolah ditetapkan pada hari Jumat, sedangkan pada hari
Minggu sekolah tetap masuk seperti biasa.

MOTIVASI GURU DAN PENGABDIAN


Sebagai sekolah dengan kapasitas yang cukup besar, SMK Ibrahimy 1 Sukorejo
memiliki 105 orang guru, termasuk guru Bimbingan Konseling. Klasifikasi guru terdiri
dari guru tetap dan guru tidak tetap. Jumlah guru tetap hingga saat ini sebanyak 70
orang. Sedangkan pengertian guru tidak tetap, menurut Umar Hasan, adalah guru yang
mengajar di SMK Ibrahimy 1 Sukorejo dengan status diperbantukan, sedangkan ia juga
mengajar di sekolah lain sebagai sekolah induknya.
Sejauh ini, menurut Umar Hasan, kendala yang dihadapi sekolah Foto: Arien TW
dalam penyediaan tenaga guru adalah dalam menyediakan tenaga
guru produktif, misalnya untuk jurusan Farmasi. Mencari guru farmasi
itu susah sekali, hingga akhirnya kami bekerja sama dengan RSUD
Situbondo supaya mereka dapat menyediakan tenaga pengajar untuk
diperbantukan mengajar di sini. Namun kami juga berencana untuk
memiliki guru tetap dengan cara menyekolahkan guru yang ada di sini.
Tahun ini kami sudah menyiapkan 1 guru tetap farmasi dan 2 guru tetap
keperawatan. Ini juga untuk meningkatkan pengabdian mereka, kata
Umar Hasan.
Banyak strategi yang dilakukan Yayasan PP Salafiah Syafiiyah
Sukorejo untuk meningkatkan pengabdian guru, antara lain memenuhi
kebutuhan guru. Misalnya, menyediakan perumahan bagi guru ataupun
ustadz di lingkungan pesantren, meski statusnya hanya hak pakai.
Kendati demikian, guru juga diberi kebebasan untuk tinggal di luar
pesantren asalkan tidak terlalu jauh dari sekolah untuk memudahkan
mobilitas.
Dalam proses perekrutan guru, pengambil keputusan ada di tangan
Yayasan maupun sekolah. Menurut Ahmad, persyaratan penerimaan
guru di PP Salafiah Syafiiyah Sukorejo antara lain kualifikasi minimal
S-1 dengan bidang yang sesuai dengan yang diampu, memiliki akta
mengajar, dan tentunya memiliki pengetahuan dan keyakinan sebagai
umat Islam.

118 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Sejauh ini, Umar Hasan mengungkapkan bahwa setiap guru yang diterima
bekerja di Yayasan PP Salafiah Syafiiyah Sukorejo merasa amat bangga dan
bahagia. Kebanggaan mereka lebih dikarenakan nama besar PP Salafiah Syafiiyah
Sukorejo, dan mereka pun umumnya memiliki niat dan motivasi mengajar yang
tulus, hanya mengharapkan keberkahan dari pengabdiannya pada PP Salafiah
Syafiiyah Sukorejo.
Gamaruddin Zuhri, S.E., guru Jurusan Pemasaran yang telah mengajar di SMK
Ibrahimy 1 Sukorejo sejak tahun 1988 adalah contohnya. Sebagai guru senior,
ia merasa bahwa satu-satunya keinginannya hanyalah memberikan pengabdian
kepada Yayasan PP Salafiah Syafiiyah Sukorejo karena ia sendiri telah cukup
lama berada di lingkungan pondok pesantren, bahkan sejak masih sangat belia.
Kedua orangtuanya pun sebelumnya juga alumni PP Salafiah Syafiiyah Sukorejo,
sehingga ia pun merasa memiliki ikatan batin yang kuat dengan pondok pesantren.
Meski ia telah menjadi guru senior, namun semangat dan motivasi Gamaruddin
pun tak kalah dengan guru-guru muda. Menurutnya, menjadi guru tak sekadar
memiliki kewajiban untuk transfer ilmu yang dimilikinya, namun juga berkewajiban
untuk terus mengembangkan kompetensinya supaya ilmu yang diberikan pada
siswa-siswanya selalu seiring dengan perkembangan zaman. Sebagai guru
Jurusan Pemasaran, ia pun memiliki misi untuk mempersiapkan generasi yang
lebih mandiri di bidang wirausaha maupun tenaga industri yang kompeten.
Jurusan Pemasaran ini memiliki banyak peluang; siswa nantinya bisa menjadi
pengusaha, bisa pula menjadi pekerja. Di sini, saya mengajarkan anak untuk bisa
menjadi manager usia sekolah. Oleh karena itu, saya membina mental anak-anak
supaya dapat memasarkan dengan baik tanpa merasa malu, terangnya.

119
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO

Gumaruddin Zuhri, S.E.,


guru Jurusan Pemasaran
SMK Ibrahimy 1 Sukorejo

Foto: Arien TW
120 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
Foto: Arien TW
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO

121
Ahmad Baihaqi, M.H.I.,
Kepala Bagian Pendidikan Umum PP Salafiah
Syafiiyah Sukorejo

Foto: Dok. SMK Ibrahimy 1

Dalam meningkatkan kompetensinya, Gamaruddin tak segan untuk


belajar melalui berbagai sumber maupun media, baik itu melalui internet
hingga mengikuti berbagai pelatihan, seminar, ataupun workshop.
Kegiatan MGMP di tingkat sekolah pun menurutnya cukup aktif,
sehingga para guru dapat saling berbagi ilmu untuk perkembangan
bersama.
Menurut Ahmad Baihaqi, M.H.I., Kepala Bagian Pendidikan Umum
PP Salafiah Syafiiyah Sukorejo, para guru yang mengabdi di PP
Salafiah Syafiiyah Sukorejo selalu didorong untuk mengembangkan
kompetensinya seiring dengan perkembangan zaman dan keilmuan.
Bahkan Yayasan tak segan untuk memberikan reward maupun beasiswa
pendidikan kepada guru secara full dengan jaminan pengabdian.
Setiap tahun selalu ada reward atau hadiah bagi guru yang berprestasi,
yang kalau di sini istilahnya guru teladan. Nantinya, dia juga bisa kita
proyeksikan sebagai pimpinan, katanya.
Para guru di SMK Ibrahimy 1 Sukorejo juga tak lepas dari supervisi
dan penilaian. Setiap bulan, selalu ada evaluasi rutin para guru, baik
itu tentang kerajinan, kepatuhan, kreativitas dalam mengajar, dan
sebagainya. Jika guru tak dapat memenuhi target sekolah, sanksi
pun diberlakukan, mulai dari skorsing hingga pemberhentian. Kami
menerapkan sistem skor. Guru yang kreatif atau yang memiliki
kelebihan lain mendapat skor lebih bagus, dan ini yang menilai adalah
kepala sekolah yang dibantu oleh wakil-wakilnya. Guru yang tidak mau
berubah, selalu kita beri motivasi dan ingatkan, kata Umar Hasan.
Demi memacu kreativitas guru dan mempermudah penilaian
terhadap guru, sekolah berencana untuk membuat pembelajaran dan
penilaian berbasis aplikasi. Kami bekerja sama dengan School Media.
Programnya berbentuk aplikasi untuk memudahkan guru dalam
memberi penilaian. Penilaian berbasis aplikasi ini juga memacu guru
untuk memberikan penilaian secara jujur karena nantinya nilai itu bisa
diakses oleh berbagai pihak. Di samping itu, kami juga bisa mengontrol
kapan guru melaksanakan ulangan harian, dan sebagainya, terang
Umar Hasan.

122 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Arien TW

Siti Maesaroh S.Pd., guru tidak tetap yang mengajar Bahasa


Inggris di SMK Ibrahimy 1 Sukorejo pun merasa tak keberatan
dengan berbagai aturan ketat sekolah maupun Yayasan. Wanita yang
mengabdi sejak tahun 1989 di Yayasan PP Salafiah Syafiiyah Sukorejo
justru merasa terpacu untuk terus meningkatkan diri, terlebih karena
evaluasi dilaksanakan secara transparan. Ia mengaku merasa sangat
senang dapat mengabdikan dirinya di PP Salafiah Syafiiyah Sukorejo
dan bertekad untuk terus mengabdi sampai kapanpun.
Di samping itu, ia pun memiliki kepuasan tersendiri saat mengajar
anak-anakdi SMK Ibrahimy 1 Sukorejo yang menurutnya memiliki
123
banyak kelebihan. Anak anak disini saya kategorikan excellent karena
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO

umumnya mereka punya keberanian untuk berkomunikasi dan


menyampaikan pendapat dalam bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan
di sini ada Asrama Bahasa, juga ada English Club, sehingga mereka
sudah terbiasa berbicara bahasa Inggris, katanya.

Siti Maesaroh S.Pd.,


guru (tidak tetap) Bahasa Inggris
SMK Ibrahimy 1 Sukorejo

Foto: Arien TW
Foto-foto: Dok. SMK Ibrahimy 1

SINERGI DENGAN DUDI DAN LINI USAHA YAYASAN


Sebagai sekolah menengah kejuruan yang juga menitikberatkan pada skill dan
pengalaman siswa, SMK Ibrahimy 1 Sukorejo pun menghimpun beberapa dudi dalam jalinan
kerjasama. Bentuk kerjasama tersebut tak hanya sebatas sebagai tempat prakerin saja,
namun juga berbagai aktivitas yang saling menguntungkan satu sama lain.
Untuk kegiatan prakerin siswa, SMK Ibrahimy 1 Sukorejo memiliki kebijakan berbeda
dengan sekolah menengah kejuruan lain seperti pada umumnya. Di sekolah ini, rentang
waktu prakerin hanya dilaksanakan selama satu bulan sepuluh hari saja lantaran SMK
Ibrahimy 1 Sukorejo adalah sekolah yang berbasis pesantren. Kegiatan pesantren anak
harus lebih diutamakan, sehingga anak tidak bisa meninggalkan kegiatan pesantren terlalu
lama.
Ahmad Shiddiq, S.H.I., salah satu pihak du/di yang telah bekerja sama dengan SMK
Ibrahimy 1 Sukorejo sejak tahun 1991 mengaku merasa terbantu dengan adanya siswa
yang melakukan prakerin di tempat usahanya, yakni sebuah toko alat tulis dan perkantoran.
Baginya, membuka kesempatan siswa SMK Ibrahimy 1 Sukorejo untuk melaksanakan
prakerin di tempat usahanya juga merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Karyawan saya jadi mendapatkan banyak tambahan
pengetahuan teori dari siswa-siswa prakerin. Dulu, banyak karyawan saya yang masih belum

124 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


paham bagaimana membuat neraca keuangan, dan sebagainya. Kini
mereka banyak terbantu berkat adanya anak-anak prakerin. Sedangkan
siswa prakerin juga mendapatkan pengalaman praktek di sini, ujarnya.
Menurut Ahmad Shiddiq, ia membuka kesempatan prakerin untuk
siswa dari beberapa jurusan, antara lain Jurusan Akuntansi untuk di kasir, 125
Jurusan Pemasaran untuk penataan produk, dan Jurusan Teknik Komputer
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO

Jaringan untuk IT-nya. Ia juga tak hanya memberi kesempatan siswa-siswi


dari SMK Ibrahimy 1 saja, melainkan juga siswa-siswi dari sekolah lainnya
untuk magang di tempat usahanya. Hanya saja, menurutnya tetap ada
beda antara siswa-siswi SMK Ibrahimy 1 Sukorejo yang terbiasa dengan
kultur pondok pesantren dengan siswa-siswi SMK lainnya. Khusus untuk
siswa-siswi Ibrahimy 1 yang melakukan prakerin di tempat usahanya, ia
bahkan tak segan untuk mengantar jemput mereka dari pondok pesantren
ke tempat usahanya.
Dalam soal perekrutan, Ahmad Shiddiq mengaku bahwa ia lebih
banyak berharap lulusan SMK Ibrahimy 1 Sukorejo Sukorejo dapat bekerja
di tempat usahanya. Namun demikian, menurutnya sejauh ini hampir
70% lulusan SMK Ibrahimy 1 memilih untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi Ibrahimy dikarenakan
fakultas atau jurusan yang ada di perguruan tinggi
Ibrahimy sebagian besar sama dengan jurusan yang ada
di SMK, sehingga siswa-siswi merasa akan lebih mantap
jika mereka mendapatkan ilmu lebih dalam lagi di bangku
perguruan tinggi sebelum turun ke masyarakat.
Ahmad Shiddiq, S.H.I.,
Misalnya Jurusan Perikanan pun tersedia di perguruan Pihak DU/DI yang telah bekerja sama dengan
tinggi Ibrahimy, sehingga lulusan SMK Ibrahimy 1 Sukorejo SMK Ibrahimy 1 Sukorejo sejak tahun 1991
Jurusan Perikanan dapat langsung melanjutkan studi
ke perguruan tingginya dengan jurusan yang sama.
Pertimbangan Yayasan membuka Jurusan Perikanan baik
di SMK maupun di Perguruan Tinggi antara lain karena
letak pondok pesantren berada di antara dua pelabuhan,
yakni Pelabuhan Jangkar dan Pelabuhan Kalbut. Potensi
perikanan di Situbondo pun sangat besar, dan ini juga
dimanfaatkan oleh Yayasan PP Salafiah Syafiiyah Sukorejo
dengan membuka berbagai unit usaha, antara lain pabrik
es untuk kebutuhan perikanan, produk olahan ikan, dan
lain sebagainya.
Kegiatan unit produksi SMK Ibrahimy 1 Sukorejo pun
tak lepas dari lini usaha dan perekonomian Yayasan PP
Salafiah Syafiiyah Sukorejo. Siswa-siswi SMK Ibrahimy 1
Sukorejo mendapat kesempatan untuk mengembangkan
diri melalui pengalaman praktek kerja pada lini-lini usaha
Yayasan PP Salafiah Syafiiyah Sukorejo. Beberapa lini
usaha tersebut antara lain Koperasi PP Salafiah Syafiiyah
Sukorejo, Percetakan, Studio Foto, Pabrik Es, dan lain
sebagainya. Sedangkan untuk unit produksi sekolah yang
dikelola per jurusan antara lain produksi seragam siswa

126 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto-foto: Arien TW

baru, produksi abon ikan dan sosis ikan, jasa service dan instal komputer,
dan lain sebagainya. Menurut Umar Hasan, segmen pasar dari unit produksi
sekolah sebagian besar masih mencakup kalangan sendiri karena penyediaan
untuk kalangan sendiri saja sudah cukup besar. Yang terpenting adalah
bagaimana mendidik siswa untuk memiliki jiwa entrepreneur sebagai bekal
mereka ketika terjun ke dunia masyarakat nantinya.
Dari sisi prestasi, kiprah SMK Ibrahimy 1 Sukorejo pun terbilang tak
kalah, bahkan cukup diperhitungkan, terutama untuk kawasan Situbondo
dan sekitarnya. Beberapa kali, siswa telah mampu melampaui kejuaraan LKS 127
hingga tingkat provinsi. Dalam ajang lomba MTQ pun juga tak ketinggalan,
SMK IBRAHIMY 1 SUKOREJO

hingga tingkat provinsi.


Seiring waktu, SMK Ibrahimy 1 Sukorejo optimis bahwa kiprah sekolah ke
depan akan semakin jelas dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan
negara Indonesia berlandaskan keyakinan, iman dan taqwa.
128 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
MUHAMMADIYAH
MAJENANG
Kabupaten Cilacap,
129
Provinsi Jawa Tengah SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG
130 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
Foto: Rauhanda Riyantama
NYARIS AMBRUK

HINGGA JADI
SEKOLAH UNGGULAN

T
ahun 2007 silam, SMK Muhammadiyah Majenang nyaris
bubar. Lantaran sekolah ini hanya menyisakan 200 murid
saja, sedangkan gurunya berjumlah 30 orang, itu pun
guru honor. Ditambah lagi, ruang kelas terbuat dari bambu yang
sewaktu-waktu rawan ambruk. Tapi kondisi itu telah berlalu.
Kini, sekolah yang berdiri di atas lahan seluas tujuh hektar di
Jalan Raya Padangjaya No. 261 Majenang, Kabupaten Cilacap,
Jawa Tengah telah berubah menjadi sekolah unggul dan
termasuk sekolah rujukan bagi warga sekitar bahkan luar daerah.
Kepala SMK Muhammadiyah Majenang, Drs. Amril Nurman,
M.Pd. menuturkan, sebelum menjadi sekolah sebaik ini lebih
dulu mengalami banyak masalah. Di samping kurang kompetitif 131
dalam urusan inovasi pembelajaran, juga karena termasuk dalam
sekolah minoritas. Artinya, masyarakat masih menganggap
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG

bahwa sekolah yang berlabel Muhammadiyah akan mengajarkan


tata cara ibadah yang berbeda. Sedangkan rerata warga sekitar
memiliki paham Nahdhatul Ulama (NU).
Namun, situasi seperti ini tak berlangsung lama. Setelah
Amril Nurman melakukan penelitian terkait keinginan masyarakat
terhadap sekolah. Tahun 2007 saya datang ke sini menggantikan
kepala sekolah yang lama. Karena kasus yang berkembang, saya
teliti masyarakat madaninya dengan tinggal di rumah mereka.
Kemudian saya amati apa sih yang diminta oleh mereka. Karena
sekolah harus match dengan kehendak masyarakat, katanya.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Amril menyimpulkan tujuh keinginan
masyarakat. Pertama, warga menginginkan biaya sekolah jauh lebih murah. Yang
sebelumnya 150.000 rupiah, kini menjadi 80.000 rupiah. Karena kebanyakan
siswa yang sekolah di SMK Muhammadiyah Majenang berasal dari keluarga kelas
ekonomi menengah ke bawah.
Kedua, warga yang berasal dari luar daerah mengeluh apabila anaknya harus
pulang pergi setiap hari. Karena dirasa cukup menghabiskan biaya transportasi
cukup mahal. Dengan alasan tersebut, sekolah pun menerapkan konsep pelayanan
siswa berupa menyediakan 20 bus gratis antar jemput siswa yang jauh maupun
dekat. Terbagi dalam dua rute, yaitu rute timur yang mencakup Karangpucung-
Majenang dan rute barat yang mencakup Wanareja-Majenang.
Ketiga, orangtua takut jika terjadi kecelakaan kepada anaknya yang pulang
pergi dengan kendaraan pribadi. Mengingat jumlah bus yang disediakan sangat
terbatas. Mereka ingin anaknya bisa tidur di sekolah. Maka dari itu, sekolah
menyediakan asrama gratis. Keempat, orangtua juga ingin anak-anaknya pintar

132 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Drs. Amril Nurman, M.Pd.,
Kepala SMK Muhammadiyah Majenang

mengaji, dan solat. Untuk itu sekolah pun menyediakan pondok


pesantren.
Kelima, ada permintaan dari orangtua untuk mengatasi
anak-anaknya yang nakal. Maka sekolah bekerja sama dengan
TNI untuk mendidik mereka tiga kali dalam seminggu. Keenam, 133
orangtua juga menginginkan agar anak-anaknya setelah lulus bisa
langsung bekerja. Sekolah pun mencarikan pekerjaan melelui kerja
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG

sama dengan dunia usaha atau dunia industri (DU/DI). Ketujuh,


ada beberapa keluarga yang memang berasal dari kalangan tidak
mampu. Akhirnya sekolah memberikan beasiswa kepada anak-anak
tersebut dengan sekolah gratis.
Amril mengatakan, setelah permintaan orangtua terpenuhi
proses pendidikan berjalan lancar hingga sekarang. Alhamdulillah
selama 10 tahun berjalan, yang awalnya dulu dari bambu sekarang
bisa membuat bangunan semegah ini. Semua ini tak lepas dari
dukungan dan peran serta orangtua dan masyarakat sekitar. Dan
sekarang pembangunan masuk tahap akhir. Tinggal pembangunan
60 lokal dan 60 kamar asrama, ungkap laki-laki kelahiran Yogyakarta,
2 Juni 1959 ini.

Foto-foto: Rauhanda Riyantama


134 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
135
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG

Foto: Rauhanda Riyantama


SEKOLAH PUNYA PONDOK DAN ASRAMA GRATIS
Secara umum pesantren atau yayasan di Indonesia memiliki sekolah. Tapi di SMK
Muhammadiyah Majenang justru sebaliknya, sekolah mendirikan pondok pesantren.
Konsep yang dikembangkan adalah perpaduan kegiatan SMK dan pondok pesantren. Selain
itu, sekolah juga menyediakan asrama gratis bagi siswa. Harapannya siswa sekaligus santri
SMK Muhammadiyah Majenang memiliki keunggulan dibandingkan SMK lainnya.
Amril mengatakan, pesantren yang didirikannya diberi nama Pondok Pesantren Nurul
Iman. Tujuannya untuk manghasilkan alumni yang tak hanya cakap ilmu dunia tetapi juga
ilmu akhirat. Serta menyiapkan generasi yang handal, cerdas, dan potensial untuk menjadi
pemimpin-pemimpin bangsa yang alim dan fakih.
Pondok Pesantren Nurul Iman secara resmi berdiri pada tanggal 15 Oktober 2011. Yang
dilatar belakangi enam faktor, sebagai berikut. Pertama, upaya untuk membentengi iman dan
akhlak dari pengaruh negatif arus globalisasi. Kedua, adanya keprihatinan di mana siswa-
siswi masih sangat minim dalam melaksanakan syariat Islam. Ketiga, kurangnya pendidikan
Islam yang mengarah ke praktik ibadah, dan banyaknya mendapat teori agama tetapi kurang
dalam pengamalan. Keempat, upaya mengatasi konflik klasik antar organisasi Islam. Kelima,
agar SMK Muhammadiyah Majenang yang awalnya minoritas dapat diterima di kalangan
luas. Keenam, minimnya kader Muhammadiyah yang mampu menjadi Dai handal, cerdas,
dan berkompeten.
Amril menjelaskan, siswa/santri yang sekolah di SMK Muhammadiyah Majenang dibagi
menjadi dua kelompok. Pertama, pesantren regular yaitu siswa yang tidak menetap di
asrama (non mukim). Bagi siswa/santri non mukim harus mengikuti kegiatan pengajian
setelah jam sekolah usai, mulai jam 2-3 sore. Apabila satu kali tidak ikut ngaji maka tidak
boleh ikut ujian.

136 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto-foto: Rauhanda Riyantama

Kedua, pesantren non regular yaitu siswa yang menetap di asrama (santri mukim). Bagi
siswa/santri mukim wajib mengikuti pendidikan selama 24 jam di pondok (boarding school).
Mulai dari solat subuh hingga solat isyak dilaksanakan berjamaah, inilah yang disebut full
day school. Mulai dari jam 8-10 malam mengikuti boarding school, jam 3 pagi solat tahajud,
kemudian dilanjutkan solat subuh sampai jam setengah 6. Nanti jam 7 sampai jam 2 sekolah
format. Ini adalah kegiatan siswa yang mukim, jelas Amril.
Selain itu, siswa/santri mukim diwajibkan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
selama tiga bulan di pondok-pondok NU yang telah bekerja sama dengan Ponpes Nurul
Iman, di antaranya Pondok Pesantren Miftahul Huda dan Pondok Pesantren Roudhotul 137
Jinan. Mereka difokuskan untuk mengaji dan mendalami Agama Islam melalui kajian Kitab
Kuning.
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG

Untuk kapasitasnya sampai sekarang hanya mampu menampung 200 siswa. Apabila
60 kamar asrama rampung tahun depan, sekolah menargetkan mampu menampung hingga
500 siswa. Siswa yang mukim di sini rata-rata rumahnya jauh dari sekolah. Bahkan ada
yang dari Riau, Tasik, Jakarta, dan Tangerang, kata Amril.
Sebagai SMK yang berbasis pesantren dinilai memiliki nilai plus dibandingkan sekolah
lain. Utamanya perihal pendidikan keagamaan yang jauh lebih kuat. Adapun pembiasaan
dalam upaya menciptakan karakter positif yaitu menyosialisasikan program 3S (senyum,
sapa, dan salam). Kemudian 10 menit sebelum jam pelajarn dimulai diadakan tadarus Al
Quran. Pembiasaan salat dhuha dan dhuhur berjamaah secara bergiliran di masjid sekolah.
Bagi siswi setiap hari Jumat pada pukul 11.00 sampai 11.30 mengikuti kegiatan keputrian.
Serta siswa/santri diwajibkan mengikuti pengajian Ahad pagi di Taman Kota Majenang yang
diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Majenang.
Untuk menunjang suksesnya pendidikan, Pondok Pesantren Nurul Iman
menerapkan program pengajian rutin harian. Materinya meliputi pembacaan Al
Quran sesuai tajwidnya, pembelajaran tauhid dan akhlak, fikih, bahasa Inggris,
dan bahasa Arab sesuai dengan ilmu nahwu shorof (kitab Aj-Jurumiyah, kitab
Amsilatu Tasrif, dan kitab Matan Bina). Sedangkan pengajian mingguan
meliputi latihan muhadharoh/ceramah dan percakapan bahasa Arab. Serta
pengajian bulanan yang berisi ceramah umum dan kajian tafsir Al Quran.

BINA MENTAL DAN FISIK


Untuk membentuk mental dan fisik siswa yang tangguh, SMK
Muhammadiyah Majenang bekerja sama dengan Batalyon Infantri 405
Surya Kusuma Wangon, Banyumas. Menurut Amril, sistem ini diterapkan
berlandaskan tiga faktor. Pertama, untuk melatih kedisiplinan dan semangat
belajar siswa. Kedua, menetralisir pengaruh negatif selama siswa PKL di
industri selama setahun. Ketiga, jiwa nasionalisme anak-anak bangsa saat ini
sudah mulai luntur.
Pendidikan yang diajarkan memperhatikan dari berbagai aspek, berupa
kemampuan sosial, attitude, cinta Tanah Air, serta budaya dan Bahasa Indonesia.
Tujuannya adalah membentuk karakter siswa/santri SMK Muhammadiyah

138 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Majenang sehingga memiliki kedisiplinan
tinggi, mandiri, sehat, dan berbudaya.
Pendidikan bina mental dan fisik ala
militer itu diharapkan dapat memberi bekal
pendidikan karakter yang kuat sehingga
berguna bagi siswa baik di sekolah maupun
di dunia kerja setelah lulus nantinya. Itu
merupakan komparasi untuk memberikan
bekal kepada siswa agar ketika terjun di
dunia kerja tidak kaget. Karena dunia kerja
menuntut disiplin dan tanggung jawab
yang besar, tegas Amril. Pendidikan alat
militer ini, kata Amril ternyata juga disukai
dunia usaha. Sebab, mereka nantinya tidak
hanya bekerja di kota, tetapi juga ada yang
di hutan atau pun laut.
Untuk menunjang pendidikan ala
militer tentu diperlukan pelayanan di
bidang kesehatan. Amril menjelaskan, SMK
Muhammadiyah Majenang mempunyai
klinik kesehatan gratis yang ditunjang
oleh dua dokter umum, enam perawat,
satu tenaga administrasi, dua tenaga
ahli rukyah, satu tenaga refleksi, dan satu
tenaga ahli bekam/hijamah. Tujuannya 139
adalah untuk menjamin kesehatan fisik
dan mental setiap siswa/santri SMK
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG

Foto: Dok. SMK Muhammadiyah Majenang Muhammadiyah Majenang.

PROFIL SMK MUHAMMDIYAH MAJENANG


SMK Muhammadiyah Majenang didirikan pada 10 Mei 1993.
Kini memiliki 1759 siswa yang ditangani 70 pendidik dan 43 tenaga
kependidikan. Banyak siswanya yang berasal dari luar daerah hingga
luar Jawa, di antaranya Tasikmalaya, Jakarta, Tangerang, dan Riau.
Telah banyak prestasi yang berhasil diraih, baik wilayah Cilacap maupun
di kancah nasional. Misalnya Juara 1 Festival Film antar pelajar se-
Indonesia di Yogyakarta tahun 2015 atas nama Nur Hidayatul Fitria. SMK
Muhammadiyah Majenang juga meraih nilai Ujian Nasional terbaik di
Cilacap dan ranking tiga di Jawa Tengah.
Dalam kurun waktu 2014-2016, SMK Muhammadiyah
Majenang memperoleh tujuh award dari berbagai instansi.
Pertama, Indonesian Educators Reliable of the Years 2014.
Kedua, the Best Favorite School of The Years 2014. Ketiga,
The Best Innovative Tutoring in Eduvation of The Years 2015.
Keempat, The Best Inspire Leader of The Years 2015. Kelima,
The Best Improvement Vocational School of The Years 2015.
Keenam, the Most Leading Vocational School of Quality
Education Program of The Years 2016. Ketujuh, the Best
Favorite Islamic School of the Years 2016.
Saat ini SMK Muhammadiyah Majenang memiliki empat
Program Studi Keahlian atau Paket Kejuruan. Pertama,
Program Studi Teknik Kendaraan Ringan. Kedua, Program
Studi Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Ketiga, Program Studi
Multimedia. Keempat, Program Studi Rekayasa Perangkat
Lunak.
Amril Nurman menuturkan, tiap program studi
dibuat dengan tujuan untuk menggembleng siswa SMK
Muhammadiyah Majenang menjadi manusia yang siap
pakai di bidangnya masing-masing. Program Studi
Multimedia misalnya, diciptakan untuk membekali siswa
dengan keterampilan dan pengetahuan di bidang teknologi,
salah satunya membuat film. Dalam beberapa tahun
terakhir Program Studi Multimedia kerap mendapatkan
prestasi di beberapa festival film bergengsi di Indonesia.
Tahun 2015 lalu, siswa atas nama Nur Hidayatul Fitria
dinobatkan sebagai peraih film dokumenter terbaik pada

140 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


ajang Festival Film Purbalingga, Youth Sineas Award di
Bali, Festival Film Esemka di Cilacap, dan masuk nominasi
Festival Film Pelajar di Yogyakarta.
SMK Muhammadiyah Majenang dilengkapi 35 ruang
kelas, 100 ruang asrama, masjid, ruang perpustakaan, tiga
lab komputer, lab bahasa, ruang praktik Teknik Komputer
dan Informatika, ruang praktik Teknik Ketenagalistrikan,
ruang praktik Teknik Otomotif, ruang praktik Rekayasa
Perangkat Lunak, ruang praktik Teknik Kendaraan Ringan,
ruang praktik Multimedia, dan ruang praktik Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik.
Menurut Amril, SMK Muhammadiyah Majenang
juga menerapkan konsep pelayanan belajar berupa Tim
Pembelajar. Konsep ini bertujuan untuk mengendalikan
sistem pembelajaran agar sesuai dengan program sekolah
mulai jam 06.50-14.00. Serta mengantisipasi jika ada guru
yang berhalangan hadir. Dengan begitu ada guru yang
menggantikan sehingga kelas tak lagi kosong. Sekolah
Foto-foto: Rauhanda Riyantama
menyediakan 12 tenaga pembelajara, terdiri atas enam
guru dan enam karyawan. Jika sekolah lain menyebut Tim
Pembelajar sebagai guru piket, tambahnya.
SMK Muhammadiyah Majenang memiliki enam sekolah
cabang yang tersebar di Kabupaten Cilacap. Pertama, SMK
Muhammadiyah Majenang Cabang Caruy Kecamatan
Cipari. Kedua, SMK Muhammadiyah Majenang Cabang
Bantar Kecamatan Wanareja. Ketiga, SMK Muhammadiyah

141
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG
Majenang Cabang Limbangan Kecamatan Wanareja. Keempat, SMK
Muhammadiyah Majenang Cabang Sidareja Kecamatan Sidareja.
Kelima, SMK Muhammadiyah Majenang Cabang Kedungreja Kecamatan
Kedungreja. Keenam, SMK Muhammadiyah Majenang Cabang Dayeuhluhur
Kecamatan Dayeuhluhur.
Dengan memiliki sekolah cabang sebanyak ini menjadikan SMK
Muhammadiyah Majenang sebagai sekolah terbesar di Kabupaten
Cilacap. Untuk efektifitas dan optimalnya proses pembelajaran di sekolah
cabang mengangkat Wakil Kepala Sekolah Urusan Cabang. Tugasnya ialah
mengembangkan sekolah cabang agar optimal, merintis jurusan-jurusan
baru seperti marketing, ototronik, perbankan syariah, teknik sepeda motor,
akuntansi, dan jurusan lain yang prospek di masa depan. Serta merintis
produk unggulan lokal sesuai dengan letak geografis dan budaya setempat.
Amril mengatakan, salah satu parameter keberhasilan SMK
Muhammadiyah Majenang adalah siswa diterima bekerja sesuai dengan
kompetensinya. Untuk menyukseskan program tersebut, pada tahun 2008

142 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama
Ahmad Syarifudin, S.Kom.,
Guru sekaligus Kepala Program Studi Jurusan
Rekayasa Perangkat Lunak
di SMK Muhammadiyah Majenang

sekolah mendirikan Bursa Kerja Khusus (BKK) Surya Foto: Rauhanda Riyantama
Majenang, dengan mengangkat 10 penyuluh lapangan
khusus mencari kerja. Tugas utamanya adalah mencari
informasi lowongan kerja, mengantar tes seleksi, dan
mengantar siswa ke perusahaan yang menerima kerja.
Hal ini sesuai dengan semboyan BKK Surya Kencana yaitu
gratis disalurkan kerja.

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIK


SMK Muhammadiyah Majenang kini menjadi sekolah
kebanggan Cilacap. Para guru pun mengaku bangga
menjadi bagian dari sekolah ini. Ia adalah Ahmad
Syarifudin, S.Kom., guru sekaligus kepala Program Studi
Rekayasa Perangkat Lunak menuturkan, untuk mencetak
siswa berprestasi metode yang digunakan adalah
pendekatan dari hati ke hati. Agar antara siswa dan guru
tidak ada jarak sehingga rasa kekeluargaan dapat terwujud
dengan baik. Selain itu, pendidikan moral juga diterapkan. 143
Karena prinsip utama saya adalah attitude/sikap terlebih
dahulu. Dengan adanya kedekatan, siswa akan menerima
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG

apa yang telah kita sampaikan, jelasnya.


Ahmad juga menerapkan metode pelajaran di
Kurikulum 2013. Dengan begitu anak akan lebih aktif
mencari referensi pelajaran yang dibutuhkan oleh
siswa. Sedangkan guru sifatnya hanya membimbing,
mengarahkan, dan mengevaluasi kegiatan siswa yang
telah dilaksanakan. Dan juga mengajak siswa untuk
berdiskusi atau belajar kelompok untuk memecahkan
permasalahan.
Dengan menerapkan metode pembelajaran seperti itu,
siswa yang dihasilkan sekolah ini sangat baik. Jika yang
lulus 40 siswa maka semuanya langsung diterima bekerja.
Sedangkan anak dari keluarga mampu melanjutkan kuliah.
Foto: Dok. SMK Muhammadiyah Majenang

Bahkan anak-anak kita bisa bersaing masuk perguruan tinggi yang


bonafit di Indonesia.
Bahkan ketika prakerin anak sudah bisa menghasilkan uang.
Beberapa waktu lalu ada yang prakerin di Jogja. Di sana ditugaskan
untuk membuat aplikasi. Kemudian siswa mendapat royalti berupa
uang dari produk tersebut.
Ahmad menuturkan, SMK Muhammadiyah Majenang
mewajibkan siswa prakerin selama satu tahun. Agar siswa benar-
benar mendapatkan ilmu. Pernah beberapa waktu lalu, siswa prakerin
hanya tiga bulan. Sepulang dari prakerin anak tersebut belum mahir
dalam kompetensinya. Alhamdulillah output yang dihasilkan sangat
memuaskan. Baik kemandiriannya, disiplin, dan karya siswa sangat
bagus. Utamanya bagi saya sendiri yang mengajar di jurusan
komputer yang perkembangannya sangat pesat siswa bisa mengikuti
dengan baik, katanya.
Sekolah juga sudah menerapkan pembelajaran sistem online
bagi siswa yang melaksanakan PKL. Sejauh apapun siswa berada
kami bisa memantau, kata Ahmad. Melalui sistem online mereka
juga dapat mengerjakan test mid semester, belajar modul, dan rapor
online. Siswa bisa membuka di mana pun dan kapan pun cukup
dengan membuka web sekolah kemudian memasukkan username
dan passwordnya. Bahkan web sekolah ratingnya selalu paling
atas. Karena semua anak-anak kita hampir tiap hari belajar online,
imbuhnya.

144 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Dok. SMK Muhammadiyah Majenang

Dengan sistem online ini juga sekolah


mendapatkan award. Ternyata mereka tahu dari
web sekolah. Padahal sebelumnya tidak pernah
bertemu dan bertanya, jelas Ahmad. Sebelumnya
Foto: Rauhanda Riyantama
sama sekali tidak mengharapkan mendapatkan
penghargaan seperti ini. Yang terpenting adalah bekerja
dan memberikan yang terbaik kepada siswa, dan masyarakat
yang menilai.
Kebanggan menjadi guru SMK Muhammadiyah Majenang Faizah Rini Utami, S.T.,
juga disampikan Faizah Rini Utami, S.T., guru mata pelajaran Guru mata pelajaran Kimia 145
Kimia. Faizah menjelaskan, sekolah ini menerapkan konsep di SMK Muhammadiyah Majenang
tidak menolak siswa. Artinya sekolah tidak membedakan
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG

suku, agama, ras, agama, maupun status ekonomi. Mau


mereka miskin atau kaya, siapa saja boleh masuk, katanya.
Tapi siswa tersebut harus sesuai dengan parameter yang
ditentukan, yakni memiliki motivasi kuat untuk belajar.
Dengan latar belakang keluarga dan pola asuh yang
berbeda, tentunya siswa di SMK Muhammadiyah Majenang
mempunyai karakter yang majemuk. Ketika pembelajaran
di kelas, guru harus bisa memetakan mana anak dari
keluarga yang broken, anak dari keluarga yang baik, atau
anak dari keluarga yang biasa saja. Setelah kita melakukan
pendekatan pada anak, mereka akan sadar pendidikan ini
untuk dirinya sendiri, bukan orang lain. Efeknya mereka akan
giat belajar, kata Faizah.
Foto-foto: Rauhanda Riyantama

Selain itu, SMK Muhammadiyah Majenang juga


berprestasi dalam bidang olahraga. Sekolah sengaja
mengundang para pelatih professional dalam cabang
pencak silat (Perguruan Tapak Suci), bola voli, futsal, dan
sepak bola. Bahkan atlet dari sekolah ini notabene cukup
ditakuti oleh atlet dari sekolah lain. Buktinya, tahun 2016 atlet
SMK Muhammadiyah Majenang berhasil meraih juara umum
dengan mengoleksi 21 emas dalam ajang Pekan Olahraga dan Seni
Susi Susanti Ade Rianto Antarpondok Pesantren Daerah (Pospeda). Bahkan setiap siswa
Siswa jurusan Teknologi Instalasi mengikuti pencak silat sebagai olahraga wajib.
Pemanfaatan Tenaga Listrik (TITL)
di SMK Muhammadiyah Majenang

SEKOLAH KEBANGGAAN SISWA DAN KOMITE


Tak hanya guru yang mengaku bangga, siswa dan komite
pun merasakan hal yang sama. Susi Susanti Ade Rianto, siswa
program studi Teknologi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
(TITL) yang berasal dari Kecamatan Pasirmanggu, memilih sekolah
di sini karena banyak sekali jurusan yang tersedia, terutama jurusan
listrik. Karena di sekolah lain jarang ada jurusan listrik, se-Kabupaten
Cilacap hanya ada tiga sekolah yang menyediakan jurusan listrik,
salah satunya SMK Muhammadiyah Majenang.
Ade, demikian nama panggilannya, mengaku bahwa sengaja
mengambil jurusan listrik karena ingin berbeda dari yang lain.
Zaman sekarang sudah jarang anak perempuan yang mau sekolah
jurusan listrik. Makanya saya ingin mengambil kesempatan
tersebut. Selain itu, saya juga ingin mempunyai ilmu yang lain,
tuturnya.
Karena letak rumah Ade berada di Kecamatan Pasirmanggu,
tepatnya di kaki Gunung Selok, ia harus bermukim di sekolah.
Awalnya saya kaget dengan sistem yang diterapkan. Namun,

146 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto:Rauhanda Riyantama
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG
147
Foto: Dok. SMK Muhammadiyah Majenang

semakin ke sini semakin nyaman. Perubahan besar saya rasakan, banyak ilmu dan
tambahan pelajaran yang saya peroleh. Jadi saya sangat bangga bisa sekolah di
sini, kata Ade yang bercita-cita sebagai Programmer di bidang listrik ini.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sopiyan Alfaisal, siswa program studi Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) yang berasal dari Desa Salebu. Untuk menuju sekolah harus
ditempuh dengan jarak 11 km dari rumah, kira-kira 40 menit baru sampai sekolah. Ia
harus pulang pergi lantaran sang ibunda tidak mengizinkan untuk mukim di sekolah.
Sopiyan menuturkan, ia mengetahui SMK Muhammadiyah Majenang baru
setelah lulus SMP di Bandung. Karena ada alumni SMP-nya yang sekolah di SMK
Muhammadiyah Mejenang. Lantas mereka mempromosikan sekolah ini dan jurusan
apa saja yang banyak peluang kerjanya. Akhirnya saya ambil jurusan TKR, karena
prospek jangka panjang sangat bagus, terangnya.
Selain itu, Sopiyan ingin cepat bekerja dan membahagiakan orangtua. Setelah
lulus nanti saya ingin bekerja dulu. Jika sudah cukup modal baru melanjutkan kuliah.
Karena saya ingin tidak terlalu lama membebani orang tua, ungkapnya.
Kebanggaannya juga semakin menjadi-jadi karena prestasi sekolah tak hanya di
tingkat kecamatan, bahkan sampai ke tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Salah satunya di bidang olahraga. Tahun ini saja futsal, voli, dan pencak silat meraih
juara nasional.
Sopiyan menuturkan sekolah ini tidak hanya mengedepankan bidang akademik.
Tetapi juga mendukung bakat anak di bidang olahraga. Tujuannya untuk mencari

148 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Sopiyan Alfaisal
Siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
di SMK Muhammadiyah Majenang

kerja atau kuliah lewat jalur prestasi. Berkat hal tersebut


anak-anak di sekolah ini banyak yang bisa tembus di
berbagai industri berkelas, misalnya Freeport di Papua,
perusahaan tambang di Kalimantan, industri di Jakarta,
serta kampus bergengsi di Indonesia, semacam ITB, UGM, UI,
dan sebagainya.
Ucapan kebanggaan juga terlontar dari anggota Komite SMK
Muhammadiyah Majenang, Sugino, yang menjabat sebagai Kepala
Desa di Padangjaya, Majenang. Komite Sekolah selama ini mendukung
Foto: Rauhanda Riyantama penuh kegiatan pembelajaran di SMK Muhammadiyah Majenang.
Kami juga selalu terlibat dalam perkembangan sekolah melalui
pertemuan dengan orangtua murid. Setiap hari mereka juga check in
149
balance terhadap siswa terkait kehadiran di sekolah, prestasinya, dan
perkembangannya. Di situ ada dinamika, jadi sangat bagus sekali,
SMK MUHAMMADIYAH MAJENANG

katanya.
Di mata Pengawas Sekolah, SMK Muhammadiyah Majenang juga
merupakan sekolah besar yang kaya potensi. H. Masbur Maruf, S.Ag,
Lc., pengawas internal organisasi Persyarikatan Muhammadiyah di
Kabupaten Cilacap mengatakan bahwa SMK Muhammadiyah Majenang
adalah SMK terbesar di Cilacap. Sejak berdiri tahun 1993 hingga
sekarang telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dari tahun ke
tahun grade-nya pun semakin meningkat, baik dari jumlah siswa, sarana
prasaran, kepercayaan masyarakat, dan pemerintah. Saking besarnya
animo masyarakat, maka SMK Muhammadiyah Majenang membuka
enam sekolah cabang itu. Meskipun banyak mendapat teguran dari
sekolah swasta lainnya, karena takut sekolah mereka sepi, pungkas H.
Masbur.
150 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
MUHAMMADIYAH
BAWANG
Kabupaten Bawang,
Provinsi Jawa Tengah 151
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG
BIAYA MURAH,

MUTU TETAP
BAGUS

P
erbukitan dan pegunungan menjadi suguhan panorama
kala melewati perjalanan dari pusat kota Kabupaten
Batang menuju SMK Muhammadiyah Bawang, yang
terletak di Desa Jlamprang, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Bawang. Kecamatan Bawang memang berbatasan dengan
dataran tinggi Dieng dan jajaran Pegunungan Serayu
Utara. Hawanya sudah sejuk lantaran Bawang berada pada
ketinggian antara 600-2.500 meter di atas permukaan laut.
Titik tertingginya berada di Gunung Prau. Bawang juga kaya
sumber air. Setidaknya ada lima sungai dengan airnya yang
masih jernih dan dingin, yakni Sungai Arus, Sungai Belo,
Sungai Jambangan, Sungai Kebaturan, dan Sungai Lampir.
Jalanan di depan SMK Muhammadiyah Bawang pun
menanjak dengan kemiringan tak kurang dari 10 derajat.
Lahan sekolah seluas 6.000 meter pun berkontur naik turun
menyesuaikan kondisi tanah asal. Jalan Raya Bawang-
Sukorejo yang melintasi sekolah tak ramai. Angkutan desa
yang menyambangi Bawang tak sampai sore hari. Itu kenapa
jam terakhir sekolah dari dulu sampai sekarang tak lebih dari
pukul 13.30. Jika sampai sore, siswa yang menggunakan
angkutan umum akan kesulitan, kata Drs. Solikhin, M.Pd.,
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana, SMK
Muhammadiyah Bawang.

152 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Dipo Handoko
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG
153
Muhammad Abdul Fatah, S.Pd.I.,
Kepala SMK Muhammadiyah Bawang,
juga sebagai guru Bahasa Arab dan Bahasa Inggris

Meski berada cukup jauh pusat


kota Batang, sekitar 46 kilometer, SMK
Muhammadiyah Bawang, terbilang favorit di
Kecamatan Bawang dan sekitarnya. Tercatat
ada 1.132 siswa yang sebagian besar dari
Kecamatan Bawang dan sekitarnya. Mereka
tersebar di lima program keahlian, yakni
Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik
Sepeda Motor (TSM), Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ), Akuntansi, dan Perbankan
Foto: Dipo Handoko Syariah. Jurusan TKR paling banyak
diminati hingga memiliki empat rombongan belajar (rombel).
Sementara Jurusan TKJ dan Akuntansi, masing-masing
memiliki tiga rombel. Sisanya Jurusan TSM dan Perbankan
Syariah, masing-masing dua dan satu rombel. Dengan jumlah
siswa sebanyak itu, tahun 2014/2015 mencapai 1.225 anak,
menjadikan SMK Muhammadiyah Bawang sebagai satu-
satunya sekolah dengan jumlah siswa melebihi seribu siswa.
Solikhin, 56 tahun, yang juga salah satu tokoh pendiri SMK
Muhammadiyah Bawang, sudah kenyang pengalaman dalam
mengelola sekolah yang dibangun dengan modal alakadarnya.
Kami merintis sekolah dengan modal tanah seluas 400 meter
persegi dan uang Rp 4 juta, kata Solikhin,yang dipercaya
sebagai Kepala SMK Muhammadiyah Bawang pertama
sejak didirikan tahun 2002 silam. Sejak tahun 2015, estafet
kepemimpinan diteruskan Muhammad Abdul Fatah, S.Pd.I, 40
tahun, sosok guru muda yang juga lulusan Pondok Pesantren
Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Pendirian SMK Muhammadiyah Bawang tak lepas dari niat
dakwah dan melayani umat melalui pendidikan. Sebelumnya,
hanya ada satu SMK Muhammadiyah di pusat kota Batang.
Pengurus Daerah Muhammadiyah Bawang sejatinya sudah
dirintis tahun 1990-an. Ketika saya mendirikan sekolah,
tentunya harus kulo nuwun (meminta izin) dengan tokoh-
tokoh masyarakat di Bawang, yang mayoritas warga Nahdlatul
Ulama, kata Solikhin.

154 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto-foto: Dipo Handoko

Banyak kekhususan SMK Muhammadiyah Bawang sejak


berdirinya. Di antaranya yang spesial adalah SPP yang hanya
Rp 25.000/bulan. Sejak berdiri sampai sekarang, orangtua siswa
hanya membayar Rp 25.000 perbulannya. Seingat saya, dalam
sejarah Muhammadiyah, pembayaran untuk pendidikan itu
semampunya. Kalau tidak mampu banyak, yang mampu harus
urunan, agar semua bisa sekolah, kata Solikhin.
Orangtua siswa juga tidak dibebani membayar dana
pengembangan yang di sekolah-sekolah lain biasa disebut uang
gedung. Biaya tambahan hanya dikeluarkan orangtua siswa yang
anaknya masuk pondok pesantren. SMK Muhammadiyah Bawang
memang sejak berdirinya diniatkan untuk membekali siswa
Drs. Solikhin, M.Pd., dengan pendidikan kemuhammadiyahan. Bekal agama diberikan
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana, selain di sekolah, juga melalui pondok pesantren yang berada
SMK Muhammadiyah Bawang di kompleks sekolah. Siswa yang mondok harus membayar Rp 155
200.000 per bulan untuk biaya makan dan kebutuhan harian.
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG

Santri putra dan putri dipisah bangunannya, yang keseluruhannya


mampu menampung 200-an santri. Saat ini di pondok hanya
dihuni sekitar 100 anak, yang sebagian besar siswa dari luar
Batang, atau dari luar Kecamatan Bawang, kata Solikhin.
Siswa dari luar kota berdatangan, di antaranya dari Wonosobo,
Banjarnegara, Pekalongan. Ada juga siswa yang berasal dari
luarPulau Jawa,yakni Palembang,SumateraSelatan.
Sempat muncul suara-suara miring: Solikhin yang tidak
memiliki latar belakang pendidikan dari pesantren kok berani-
beraninya mendirikan pondok pesantren. Namun pada akhirnya
banyak tokoh masyarakat di Kecamatan Bawang yang
mendukung pendirian Pondok Pesantren Baitul Arqom, pada
Edumart SMK Muhammadiyah Bawang.
Toko sekolah yang menyediakan
barang-barang kebutuhan siswa

Foto: Dipo Handoko

Februari 2008. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Batang juga sudah menerbitkan
Piagam Penyelenggara Pondok Pesantren.
Baitul Arqom juga menyelenggarakan Taman Pendidikan Quran dan Lembaga
Pengembangan Bahasa Asing. Pengurus pondok, di antaranya, Solikhin menjadi pengawas
pondok, sekaligus pengajar Kajian Hadits, Muhammad Abdul Fatah (pengajar bahasa Arab
dan Bahasa Inggris), Jumali, S.Pd. (pengajar Kajian Al Quran), dan Umar Hamzah, S.Pd.
(pengajar Ekonomi Syariah).
Meski kami sekolah Muhammadiyah, kami melakukan pendekatan lebih pada
keislamannya, bukan kemuhammadiyahannya. Kami menyadari siswa kami pun hanya
sekitar lima persen yang orangtuanya berlatar ormas Muhammadiyah, kata Solikhin.

156 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


157
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG

KEBIJAKAN BERBASIS GELEM SEKOLAH


Pendekatan Solikhin dalam penyelenggaraan sekolah terbukti ampuh. Siswa SMK
Muhammadiyah terus bertambah. Tahun ajaran 2016/2017 ini, sekolah menerima 460
siswa dari 582 pendaftar. Sekolah ini menerima siswa dengan kondisi apapun. Basisnya
adalah gelem sekolah (mau sekolah) atau tidak, kata Solikhin.
Ketika orangtua kesulitan keuangan, Solikhin lebih mengedepankan prinsip yang
penting anak mau sekolah. Masyarakat Bawang sebagian besar memang dari keluarga
kurang mampu. SMK Muhammadiyah Bawang pun tak pernah menaikkan SPP yang tetap
dipertahankan Rp 25.000/bulan selama 14 tahun berdiri.
158 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN Foto: Dipo Handoko
Pemasukan pada Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) tidak semata dari sumber SPP. Selain
mendapat kucuran dana BOS, sekolah juga mendirikan unit
usaha, yakni usaha bengkel sepeda motor dan usaha simpan
pinjam. Kebijakan sekolah juga membolehkan para kepala
program studi mencari pemasukan lain melalui usaha yang
bisa dimunculkan di sekolah.
Misalnya, keberadaan kantin sekolah yang dikelola
sejumlah guru. Toko sekolah, atau yang biasa disebut Edumart,
yang menyediakan barang-barang kebutuhan siswa, juga
mampu memberi tambahan pemasukan bagi sekolah dan
guru. Guru-guru akuntansi yang mengelola usaha keuangan
simpan pinjam menerima tambahan penghasilan sekitar Rp
500.000 per bulan. Sudah sangat lumayan. Simpan pinjam
sendiri dapat dimanfaatkan guru dan karyawan, yang butuh
pinjaman hingga Rp 50 juta, kata Solikhin.
Para guru pun dengan sendirinya juga akan terseleksi.
Guru-guru yang tak mampu beradapatasi dengan kondisi
sekolah, satu per satu berguguran dan keluar. Ada dulu
guru matematika yang protes, minta jumlah murid jangan
ditambah. Karena ia tidak mau mengajar banyak murid. Ya
dengan sendirinya guru seperti ini akan keluar, kata Solikhin.
Meski pemasukan dari SPP sangat kecil, toh gaji guru
masih tergolong layak untuk Kabupaten Batang. Gaji guru
rata-rata Rp 1,7 jutaan, sedangkan kepala sekolah lebih dari
Rp 3 jutaan. Alhamdulillah sekolah tidak pernah terlambat
membayar gaji guru dan karyawan, katanya. Guru-guru
masih mendapat tambahan penghasilan dari unit usaha yang 159
dikelola setiap program studi.
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG

Sekolah pun kini berkembang dengan aset yang nilainya


tak kurang dari Rp 7 miliar. Sedikit demi sedikit luasan sekolah
juga bertambah hingga mencapai 6.000 m2. Keterbatasan
lahan mengharuskan sekolah pandai-pandai menata
ruangan. Misalnya, ruang guru dan kepala sekolah tidak ada.
Semua guru bertanggung jawab terhadap ruang kelas. Maka
ada nama guru di pintu setia kelas yang menandai bahwa
guru tersebut bertanggung jawab terhadap ruangan itu, kata
Solikhin menambahkan.
DARI TAWURAN HINGGA PEMAKAI NARKOBA
Keunikan lain dari SMK Muhammadiyah adalah menerima siswa
dengan kemampuan dan latar belakang apa pun. Solikhin tak heran jika
ada sekolah bagus karena hanya menerima input siswa bagus. Ketika ada
siswa bermasalah, siswa tersebut dikeluarkan. Saya tidak setuju dengan
cara seperti itu. Kalau siswa dikeluarkan, mereka akan bersekolah di mana,
makanya kami tidak pernah mengeluarkan anak? kata Solikhin.
Solikhin berpandangan, siswa yang tadinya punya nilai 4, kemudian bisa
menjadi 5, baginya sudah peningkatan prestasi. Begitu juga siswa nakal yang
tadinya melakukan pelanggaran setiap pekan, kemudian berkurang sebulan
hanya dua kali pelanggaran, juga merupakan peningkatan mutu. Kalau
ada anak jahat kemudian berubah menjadi baik, kan juga prestasi bagus?
katanya.

160 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Kebijakan sekolah juga menerima siswa meski berlatar
belakang pemakai narkoba. Pemakai narkoba memang
masih boleh bersekolah di sini. Bagi kami itu lapangan
amalan besar, kata Solikhin.
Kebijakan itu memang berisiko karena berhadapan
dengan masyarakat luar. Selain itu, pengedar narkoba
juga punya kepentingan mengedarkan narkoba di sekolah,
melalui siswa pemakai narkoba. Makanya sekolah
berupaya memutus mata rantainya. Siswa tidak bisa lagi
berhubungan dengan pengedar. Kami juga membuat
siswa lain menjadi pahlawan, yakni dengan cara mereka
mencegah orang luar masuk. Teman-temannya juga harus
menerima anak tersebut, berteman baik, kata Solikhin.
Solikhin dan para guru memang harus ekstra melakukan
pendekatan kepada siswa bermasalah. Setiap pagi kami
salami, kami dekati, kami ajak ngobrol. Saya tekankan
kepada semua guru, bahwa menjadi guru harus mau
berbuat baik, katanya.
Solikhin juga meyakini bahwa semua orang bisa
berubah menjadi baik. Anak-anak nakal tidak menutup
kemungkinan, suatu saat tobatnya menjadikan mereka
maju. Oleh karena itu, tugas saya, justru mencari kesalahan,
mencari anak yang tidak baik, agar bisa diarahkan menjadi
Foto-foto: Dipo Handoko lebih baik, katanya.
SMK Muhammadiyah Bawang juga dikenal jago 161
berkelahi. Bukan karena senang tawuran, melainkan karena
semua siswa, guru dan karyawan wajib belajar Tapak Suci,
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG

olahraga bela diri khas Muhammadiyah. Keharusan semua


warga sekolah menguasai Tapak Suci karena latar belakang
masa lalu sekolah yang sering diserang siswa sekolah lain.
Ceritanya, di masa awal sekolah berdiri, banyak siswa
dari sekolah-sekolah sekitar, seperti Sukorejo, hingga
Kendal dan Weleri, yang datang berkelompok untuk sekadar
pamer kekuatan. Ketika semua warga sekolah mampu
menghadapi mereka, pada akhirnya tak ada lagi anak yang
berani menyerang sekolah kami. Kalau sekolah lain takut
tawuran, saya justru memimpin tawuran, tentunya dalam
upaya mempertahankan, bukan menyerang, kata Solikhin.
162 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN Foto: Dipo Handoko
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG
163
Foto: Dok. SMK Muhammadiyah Bawang

Jago berkelahi yang ini berbeda lagi. Karena banyak bibit unggu dalam
olahraga bela diri, prestasi pun dituai sekolah dalam lomba bela diri. Misalnya
tahun 2015 lalu, SMKMuhamamdiyahBawang menyabet Juara I Pencak Silat
Kelas D1 Putri POPDA Kabupaten Batang yang dicapai Nurul Hamdallah.
Lomba lain yang juga mengharumkan nama sekolah adalah pada Juara I Lomba
Keterampilan Siswa (LKS) Bidang TeknikKendaraanRingandi tingkat Kabupaten
Batang, yang diraihM.IqbalulIzza. Sementara Adi Prasetyo meraih Juara 2 LKS
Bidang IT Networking Support. Aena Najikhah juga sukses meraih Juara 2 LKS
Bidang Akuntansi dan Ida Cahyaningrum menyabet Juara 2 LKS Bidang Perbankan
Syariah. Selain itu, SMK Muhammadiyah Bawang juga dikenal sebagai jawaranya
lomba debat bahasa Inggris. NurAstuti,TriMurwani,danIstiyani menjadi juara 1
Lomba Debat Bahasa Inggris.

PEMBIASAAN PENJAGA AKHLAK


Ketika azan lohor berkumandang, siswa sudah terbiasa untuk segera solat
jamaah. Keterbatasan lahan sekolah, apalagi sekolah juga belum memiliki masjid,
menjadikan siswa berjamaah di ruangan yang tidak sedang dipakai. Kami juga
membiasakan shalat Dhuha yang bisa dilakukan di ruang kelas masing-masing,
kata Solikhin.
Sebelum pelajaran dimulai, semua siswa dibiasakan membaca doa bersama.
Sementara para guru juga ada kultum pada sepuluh menit sebelum jam pelajaran

164 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


pertama. Ketika akan memulai pembelajaran di kelas, semua siswa dan guru menyanyikan
lagu Indonesia Raya dan membaca Pancasila. Selain dari sisi keagamaan kami juga
tanamkan sisi nasionalis kepada semua siswa juga guru. Jangan sampai ada yang tidak
hapal Pancasila, ujar Solikhin.
SMK Muhammadiyah Bawang selama ini juga dikenal jagoan debat berbahasa Inggris
dan debat Bahasa Arab. Sekolah berusaha merintis sistem yang mengikat, agar muncul
kreativitas berbahasa. Program yang dirintis adalah Kampung Bahasa Inggris dan Bahasa
Arab. Karena masih dalam rintisan, sebenarnya belum menjangkau seluruh warga kampung,
melainkan baru beberapa orang saja.
Caranya, sekolah menunjuk lima siswa yang sudah bagus dalam berkomunikasi dengan
bahasa Inggris dan bahasa Arab. Melalui lima siswa tersebut, mereka menularkannya
kepada keluarga masing-masing, yakni kepada orangtua dan saudaranya. Jadi butuh peran
orangtua siswa dan siswa sendiri untuk mengembangkan kampung Inggris dan Arab,
katanya.
Di pondok pesantren sendiri juga ada kewajiban menggunakan bahasa Inggris atau
bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi, kata Muhammad, menambahkan. Kewajiban
berbahasa Arab atau Inggris memang tidak sepanjang hari. Pada Rabu malam ada
jadwal pidato berbahasa Arab dan Bahasa Inggris pada bakda magrib. Penggunaan untuk
percakapan berbahasa Arab dan Inggris ditekankan pada bakda subuh dan bakda magrib
saja. Kalau dipaksakan kan juga kasian. Percakapan keseharian juga dibolehkan gado-gado,
jika memang belum tahu.
Bagi guru, kata kunci, sekitar 15 kalimat, seperti good morning, what day is today, what is
our schedule, dan how is your life yang wajib dihapal semua guru, untuk menyapa anak-anak.
Kami selalu memberikan brifing kepada guru-guru untuk menghapal kata kunci tadi, kata
Muhammad yang masih mengajar 42 jam tatap muka.

165
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG

Foto: Dok. SMK MUhammadiyah Bawang


166 PROFIL SMK
10 SMK
RUJUKAN
RUJUKAN
BERBASIS
BERBASIS
PESANTREN
PESANTREN
Foto: Dipo Handoko
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG
167
Aturan di Pondok Pesantren Baitul Arqom memang tidak seketat aturan
pondok-pondok lain yang kebanyakan melarang siswa menggunakan
piranti gawai. Kami tak melarang santri membawa smartphone, laptop
dan mengakses internet. Ada para pengasuh pondok yang akan selalu
mengawasi dan membimbing para santri agar tidak menyalahgunakan
ponsel dan internet, kata Muhammad, yang mengajar Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Inggris, sejak awal berdiri sekolah, tahun 2002.
Mereka yang tinggal di pondok, sepulang sekolah harus mengikuti
pembelajaran dan kegiatan harian di pondok. Sehabis pulang sekolah,
mereka bisa istirahat sejenak hingga menjelang Ashar. Setelah berjamaah
Ashar, semua santri mengikuti kajian hingga menjelang magrib. Kajian
dilanjutkan lagi usai shalat Isya berjamaah.
Pembiasaan untuk menumbuhkan akhlak baik itu juga diterapkan kepada
para guru. Sekolah punya banyak rambu-rambu yang tak boleh dilanggar
guru, agar tak dicontoh siswa. Misalnya, ada guru pria dan wanita berduaan
makan bakso, sudah ditegur oleh kepala sekolah. Karena memang tidak
boleh berduaan bagi yang bukan muhrim. Guru dan karyawan juga wajib
mengikuti pengajian rutin Ahad pagi di sekolah sebagai upaya sekolah
melakukan pembinaan keagamaan, sehingga tumbuh pula budaya saling
mengawasi antarsesama guru, kata Muhammad.
Berbeda dengan siswa yang tak diwajibkan mengikuti paham
kemuhammadiyahan, namun untuk guru wajib menjadi bagian keluarga
Muhammadiyah. Meski begitu, karena hidup di lingkungan masyarakat,
semua guru wajib berbaur dengan warga. Guru harus melibatkan diri
di kampung. Di kampung, semua guru harus menampilkan kerukunan,
katanya.

168 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto-foto: Dipo Handoko

PERAN KOMITE SEKOLAH


Jumali, S.Pd., 55 tahun, sebagai Ketua Komite SMK
Muhammadiyah Bawang, menyadari betul latar belakang
orangtua siswa. Pasalnya, Jumali juga warga Desa
Jambangan, masih di Kecamatan Bawang juga. Sehari-
hari, Jumali masih aktif memimpin SDN Jlamprang, yang
lokasinya tak jauh dari SMK Muhammadiyah Bawang.
Saya ditugaskan Majelis Taklim Pengurus Daerah
Muhammadiyah Bawang sudah lama. Sejak awal berdiri
tahun 2002 saya sudah mendampingi sekolah ini. Sejak
2010, baru dipilih di Komite Sekolah, kata Jumali.
Jumali, S.Pd.,
Anak-anak Jumali juga punya keterikatan erat dengan Ketua Komite SMK Muhammadiyah Bawang
SMK Muhammadiyah Bawang. Putra sulungnya, Ahmad
169
Hidayanto, adalah guru fisika sejak masuk tahun 2011.
Sementara putri keduanya, Irma Listyaning Janaa, adalah
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG

lulusan Jurusan Akuntansi SMK Muhammadiyah Bawang


tahun 2010. Irma bahkan sudah lulus Jurusan Akuntansi
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta pada tahun
2014.
Kami sudah biasa melakukan sosialisasi kebijakan
sekolah kepada para orangtua siswa, misalnya ketika
pengambilan rapor. Pembahasannya di antaranya yang
berhubungan dengan siswa di sekolah, hubungan antar
siswa, juga hubungan orangtua dan siswa, kata Jumali.
Hubungan baik orangtua siswa dan sekolah, menjadikan
orangtua tak pernah menyampaikan protes atau sanggahan
kepada sekolah. Sekolah memang berharap orangtua
Foto: Dipo Handoko

siswa ketika datang ke sekolah tidak menyiapkan sanggahan, karena sekolah


bukan pengadilan. Tanggung jawab pendidikan bukan hanya sekolah namun juga
orangtua siswa, kata Solikhin menambahkan.
Komite Sekolah juga menjadi jembatan sekolah dengan orangtua, terkait
pendanaan siswa yang mengikuti praktek kerja industri (prakerin). Untuk
operasional program magang, sekolah membutuhkan tambahan biaya sebesar Rp
125.000 per siswa. Biaya tersebut digunakan di antaranya untuk monitoring dan
pembuatan jurnal. Sedangkan biaya kost, makan dan kebutuhan sehari-hari siswa
menjadi tanggung jawab siswa, kata Muhammad.
Di sejumlah DU/DI, siswa magang mendapat uang saku, misalnya yang
diberikan oleh Nasmoco. Namun hanya siswa yang lolos seleksi yang bisa
magang di Nasmoco, atau Astra Honda Motor, yang biasanya mengadakan seleksi
per wilayah. Selama ini, siswa magang dari SMK Muhammadiyah Bawang tak ada
yang dipulangkan karena kurangnya kompetensi siswa.
Ada memang siswa yang dipulangkan atau laporan komplain dari DU/DI.
Namun kasusnya soal kedisiplinan. Misalnya, tidak berangkat magang tanpa izin.
Ketika ditanya mengapa absen, alasannya sepele, karena bangun kesiangan, atau
karena ingin main, kata Muhammad menambahkan.

170 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Rizky Asfian Novanto,
Siswa kelas XI TKJ di SMK Muhammadiyah Bawang

MEMILIH TINGGAL DI PONDOK


Rizky Asfian Novanto, 17 tahun, kelas XI TKJ,
senang bersekolah di SMK Muhammadiyah
Bawang. Ia terinspirasi saudara sepupunya,
Isnainingsih, lulusan Perbankan Syariah SMK
Muhammadiyah Bawang tahun 2015 lalu, yang
bisa langsung diterima bekerja di Jakarta.
Karena saya suka dunia komputer, maka saya
ingin bersekolah di Jurusan TKJ. Orangtua
membebaskan saya memilih sekolah, kata Rizky.
Rizky memilih tinggal di pondok pesantren di
sekolah. Orangtua Rizky yang berada di Jakarta
menitipkan di rumah kakeknya di Desa Blado,
sekitar 10 kilometer dari sekolah. Saya lebih
senang tinggal di pondok. Selain dekat sekolah,
kami juga dibolehkan latihan di lab sekolah. Karena
sering latihan, nilai saya juga bagus-bagus, kata
Rizky, yang juga suka mengikuti kegiatan OSIS dan
Hisbul Wathon.
Maskur, 17 tahun, siswa kelas X Jurusan TKR,
juga memilih tinggal di pondok daripada harus

Foto-foto: Dipo Handoko


bolak-balik dari rumah di Desa Blado. Ia tertarik
masuk SMK Muhamamdiyah Bawang, lantaran
melihat keberhasilan kakaknya, Muhammad
Syahdan Arfan Irsyad, lulusan Jurusan Perbankan
Syariah tahun 2016. Dulu waktu kakak saya
tinggal di pondok, sering mengajak saya ke sini.
Lama-lama saya tertarik dan ingin bersekolah di 171
sini, kata Maskur.
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG

Menurut Maskur, meski baru hitungan bulan


ia masuk sekolah, ia sudah sangat senang. Di Maskur,
sini sekolah tertib, tidak semrawut seperti sekolah Siswa kelas X TKR di SMK Muhammadiyah Bawang
lain yang pernah saya lihat. Di sini juga tidak ada
pem-bully-an. Murid baru diajak main kakak kelas.
Jadinya kami malah kenal baik dengan kakak kelas,
katanya. Maskur juga senang dengan kehidupan
di pondok karena banyak kegiatan bersama, usai
pulang sekolah.
172 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
TERPADU
AL ISHLAHIYAH
Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur
173
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH
174 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
Foto: Arien TW
UNGGUL DALAM
SINEMATOGRAFI

S
aat menyusuri Jalan Kramat di Pagentan, Singosari,
Malang, Jawa Timur, suasana religius akan terasa
kental. Berbagai macam pondok pesantren maupun
sekolah-sekolah islami memenuhi tiap ruas dalam ini. Namun
di antara sekian banyak pondok pesantren yang berjajar,
hanya Pondok Pesantren Al Ishlahiyah yang memiliki sekolah
kejuruan, yakni SMK Terpadu Al Ishlahiyah. Sebagai satu-
satunya SMK di kawasan pondok ini, tentu SMK Terpadu
Al Ishlahiyah menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang
memiliki tujuan untuk mendapatkan pendidikan dengan
hasil siap kerja, selain mendapatkan pendidikan ilmu agama.

SEJARAH PONDOK PESANTREN AL ISHLAHIYAH 175


Diresmikan pada tahun 2005, SMK Terpadu Al Ishlahiyah
atau yang lebih populer dengan sebutan Smektis ini didirikan
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH

oleh Yayasan Pondok Pesantren Al Ishlahiyah yang berada


di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pondok
Pesantren Al-Ishlahiyah sendiri didirikan sejak tahun 1955
oleh Almarhum KH. Mahfudz Kholil bersama sang istri, Hj.
Hasbiyah Hamid (putri Almarhum KH. Abdul Hamid Hasbullah
(adik kandung pendiri NU, KH. Abdul Wahab Hasbullah,
Tambakberas Jombang)). KH. Mahfudz adalah adik ipar KH.
Masykur, Menteri Agama RI era Presiden Soekarno.
Seiring dengan didirikannya PGANU (Pendidikan Guru
Agama Nahdatul Ulama) di lingkungan Perguruan Nahdatul
Ulama Singosari (kini dikenal sebagai Yayasan Pendidikan
Foto-foto: Dok. SMK Terpadu Al Ishlahiyah

Almaarif) oleh KH. Masykur, banyak murid PGANU dari luar


Singosari yang mengaji ke Ibu Hasbiyah sekaligus tinggal
menetap di keluarga H. Mahfudz. Bersamaan dengan gairah
pergerakan Nahdatul Ulama saat itu, maka H. Mahfudz
mengorganisir para santri yang mengaji di rumah beliau
dengan membentuk komisariat IPPNU (Ikatan Pelajar
Putri Nahdatul Ulama) yang diberi nama Al-Ishlah (yang
berarti maju/damai). Sejak saat itulah kediaman keluarga
H. Mahfudz mulai dikenal dengan sebutan Pesantren Putri
Al-Ishlah, dengan santri yang menetap sekitar 50 orang.
Belakangan, nama Al-Ishlah diubah menjadi Al-Ishlahiyah.
Dari waktu ke waktu, jumlah santri pun makin bertambah.
KH.Mahfudz terus berpikir bagaimana sistem belajar
mengajar di Pesantren Putri Al-Ishlahiyah bisa terus maju,
sehingga pada tahun 1983 mulailah dirintis model pengajian
Hj. Anisah Mahfudz, M.AP.KH., klasikal dalam bentuk Madrasah Diniyah. Dan pada tahun
Pemimpin Yayasan yang sama, KH. Mahfudz mengupayakan penguatan
Pondok Pesantren Al Ishlahiyah
lembaga pesantren dengan mencatatkannya kepada
notaris. Dua tahun kemudian KH.Mahfudz Kholil berpulang
ke rahmatullah saat menunaikan ibadah haji tahun 1985,
dengan meninggalkan beberapa rencana pengembangan
unit-unit kegiatan di lingkungan Pondok Pesatren Al-
Ishlahiyah.
Sepeninggal KH.Mahfudz, Ibu Nyai Hasbiyah Hamid
bersama putra-putrinya bertekad untuk melanjutkan cita-
cita almarhum. Dan kini, Yayasan Pondok Pesantren Al-
Ishlahiyah telah berkembang dengan berbagai unit kegiatan
sebagaimana yang di cita-citakan pendiri. Unit-unit kegiatan
yang sekarang diselenggarakan di Yayasan Pondok
Pesantren Al-Ishlahiyah antara lain Pondok Pesantren Putri

176 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Al-Ishlahiyah (sejak tahun 1955), Pondok Pesantren Putra Al-Ishlah (sejak tahun 1986),
Madrasah Diniyah Putri Al-Ishlahiyah (sejak tahun 1987), Madrasah Diniyah Putra Al-
Ishlah (sejak tahun 2005), PUAN Amal Hayati (Woman Crisis Centre) Al-Ishlahiyah (sejak
tahun 2002), SMK Terpadu Al-Ishlahiyah (sejak tahun 2005), PKBM (Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat) Al-Ishlah (sejak tahun 2006), Play Group Al-Ishlah (sejak tahun 2007), dan
Sekolah Kesetaraan Nawa Kartika (sejak tahun 2007). Saat ini, Yayasan Pondok Pesantren
Al Ishlahiyah dipimpin oleh Hj. Anisah Mahfudz, M.AP.KH.
Di samping unit-unit kegiatan tersebut, secara berkala Yayasan Pondok Pesantren Al-
Ishlahiyah Singosari juga menyelenggarakan program pendidikan ketrampilan praktis bagi
santri dan masyarakat sekitar, disamping juga menyelenggarakan bakti sosial kepada
masyarakat.

SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH


SMK Terpadu Al Ishlahiyah sendiri telah mengalami
perkembangan yang begitu pesat. Bahkan kini sekolah
ini pun telah didaulat sebagai sekolah rujukan berbasis
pesantren di Kabupaten Malang. Sebagai sekolah rujukan,
SMK Terpadu Al Ishlahiyah tentu menyiapkan diri untuk
menjadi sekolah berdaya saing tinggi dalam menyiapkan
generasi bangsa siap kerja, terutama menghadapi era
global. Meski usianya masih relatif muda, sekolah ini
secara terus menerus melakukan upaya perbaikan dan
pengembangan dalam rangka menciptakan satuan
pendidikan yang bermutu.
Sesuai dengan namanya (SMK Terpadu Al-Ishlahiyah), sekolah ini adalah SMK yang
terpadu dengan Pesantren Al-Ishlahiyah, di samping terpadu lokasinya (berada di lingkungan
pondok pesantren) juga terpadu kurikulumnya (selain mendapatkan materi SMK, siswa juga
diberi materi pendidikan pesantren). Perpaduan antara kurikulum nasional dan kurikulum
pesantren mewujudkan integrasi antara akal dan iman, sehingga diharapkan lulusan

177
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH

Foto: Arien TW
Drs. Slamet Hariyono, M.Pd.I.,
Kepala SMK Terpadu Al Ishlahiyah

SMK Terpadu Al-Ishlahiyah di samping memiliki kemampuan


profesional dalam bidang teknologi informasi dan tata busana,
lulusan juga memiliki kemampuan agama yang mumpuni dan
berbudi pekerti luhur.
Hingga saat ini, ada 4 paket keahlian yang ditawarkan SMK
Terpadu Al Ishlahiyah, antara Jurusan Administrasi Perkantoran,
Jurusan Busana Butik, Jurusan Multimedia, dan Jurusan Teknik
Komputer Jaringan. Pada tahun ajaran 2015/2016, jumlah total
siswa sebanyak 442 anak yang terbagi dalam 15 rombongan
belajar. Menurut Drs. Slamet Hariyono, M.Pd.I., kepala SMK
Terpadu Al Ishlahiyah, jurusan yang memiliki peminat paling
besar adalah Jurusan Administrasi Perkantoran. Entah kenapa
Administrasi Perkantoran ini menjadi favorit, padahal jurusan
ini justru masih baru karena masih di tahun ketiga, belum
menghasilkan lulusan. Tapi barangkali anak-anak tertarik karena
tempat prakerin jurusan Administrasi perkantoran biasanya ada di
kantor instansi pemerintahan seperti di pengadilan negeri, kantor
pajak, kantor kecamatan, kantor kelurahan, dan sebagainya, ujar
Slamet. Ia pun menambahkan bahwa siswa perempuan jauh
lebih banyak ketimbang siswa laki-laki.

PROGRAM SKU
Karena terintegrasi dengan Pondok Pesantren, SMK Terpadu
Al Ishlahiyah pun menyediakan fasilitas Pondok Pesantren bagi

178 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto-foto: Arien TW

179
para siswa-siswinya. Meski demikian, menurut Slamet Hariyono, tak seluruh siswa tinggal
di pondok pesantren, melainkan sekitar 10% saja. Selebihnya adalah anak-anak yang
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH

tinggal di beberapa wilayah di Kabupaten Malang, utamanya di Kecamatan Singosari.


Untuk menyelaraskan kemampuan di bidang agama anak-anak yang tinggal di pondok
pesantren maupun yang tidak tinggal di pesantren, maka sekolah pun menerapkan
Program SKU, Standard Kecakapan Ubudiyah. Sekolah menyusun buku panduan SKU
untuk para siswa, terutama siswa yang tidak tinggal di Pondok Pesantren. Dalam buku
tersebut memuat berbagai ilmu kecakapan agama yang harus dikuasai oleh siswa. Mereka
yang menempuh program SKU pun wajib memenuhi standard assesment dengan guru
sebagai penguji. Waktu uji tergantung dari kesiapan siswa. Kapanpun mereka siap ujian,
mereka bisa setor ke guru. Dan kelulusan ujian SKU ini juga menjadi salah satu prasyarat
siswa dapat mengikuti Ujian Akhir Sekolah, jelas Slamet.
Selain melalui Program SKU, sekolah juga membuat program mondok bagi seluruh siswa.
Diharapkan seluruh siswa pernah memiliki pengalaman mondok di pondok pesantren.
Biasanya menjelang ujian, akan ada program mondok selama satu bulan, terutama untuk
kelas XII. Ini untuk menggembleng ibadah dan penguatan karakter mereka, kata Slamet.
Hanya saja menurutnya, sejauh ini adalah kendala kapasitas pondok yang masih belum ideal
untuk seluruh siswa karena masih memiliki daya tampung terbatas.
Sebagai sekolah berbasis pesantren, sekolah yang mulai pada pukul 07.00 wib dan
berakhir pada pukul 13.45 wib ini sangat mengedepankan pendidikan karakter dan religius
pada para siswanya. Oleh karena itu, budaya sekolah pun kental dengan aspek-aspek religius
demi menanamkan pembiasaan kepada warga sekolah. Misalnya, setiap pagi sebelum
memulai pembelajaran, sekolah selalu mengadakan shalat dhuha dan shalat istighosah
berjamaah di sekolah, untuk siswa putri di aula sekolah, dan siswa putera di masjid sekolah.
Yang pertama kami bangun adalah karakter ibadahnya dulu. Kalau ibadahnya tertib, kami
yakin semuanya bisa tertib. Membangun karakter itu harus dimulai dari kebiasaan, tutur
Slamet.
Penerapan kedisiplinan di SMK Terpadu Al Ishlahiyah pun cukup ketat, karena sekolah
tak segan pula untuk mengeluarkan sanksi-sanksi kedisiplinan, meski harus melalui
beberapa tahapan. Dalam memberikan sanksi, biasanya kami mulai dari pemanggilan anak
terlebih dahulu. Tahap selanjutkan adalah melalui proses bimbingan konseling. Jika masih
juga belum berubah, maka upaya kami selanjutnya adalah pemanggilan orangtua. Biasanya,
orangtua anak di sini merasa cukup malu jika mereka sampai dipanggil oleh sekolah. Oleh
karena itu, mereka pun selalu mengantisipasi anak untuk jangan sampai sekolah memanggil
orangtua, artinya jangan sampai si anak berulah yang membuat malu orangtua, kata Slamet.
Untuk sanksi ringan yang diberikan pada anak, biasanya sekolah hanya memberikan
sanksi yang mendidik, misalnya hafalan quran, membersihkan
ruang kelas, dan sebagainya. Itu pun
biasanya jenis hukuman ditawarkan pada
anak, sehingga anak-anak sendiri lah yang
menentukan hukuman apa yang pantas
bagi mereka. Sejauh ini, menurut Slamet,
anak-anak telah memiliki kesadaran yang
cukup tinggi dan sangat paham dengan arti
konsekuensi.
Menurut Slamet, setiap siswa memiliki buku
perilaku catatan pribadi yang diisi berdasarkan
pengamatan guru. Yang mengisi dan
mengarahkan anak untuk melakukan bimbingan
konseling adalah guru guru divisi ketertiban.
Buku perilaku ini ditulis tiap penerimaan raport
dan dilaporkan pada orangtua, urai Slamet.

FASILITAS LENGKAP
Untuk menunjang pembelajaran, SMK
Terpadu Al Ishlahiyah senantiasa berupaya
untuk melengkapi fasilitas sarana dan prasarana

180 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Arien TW

sekolah. Terlebih karena semakin tahun, jumlah siswa kian bertambah. Saat ini,
SMK Terpadu Al Ishlahiyah telah berhasil menyediakan fasilitas dua gedung untuk
sarana pembelajaran. Masing-masing jurusan pun telah memiliki laboratorium,
antara lain tiga laboratorium komputer untuk jurusan Multimedia, Teknik Komputer
Jaringan, dan Administrasi Perkantoran, serta laboratorium Tata Busana
yang juga dilengkapi dengan mesin jahit berkecepatan tinggi atau high speed.
Dengan adanya laboratorium, siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan skill dan kompetensinya untuk meningkatkan nilai jual mereka.
Misalnya, siswa dibekali cara mengoperasikan mesin bordir, mesin obras, hingga
mesin press. Untuk mengembangkan keterampilan siswa di bidang handicraft,
siswa juga dibekali berbagai macam keahlian yang mendukung untuk menjadi
seorang entrepreneur yang mandiri dan berdaya saing, misalnya menghasilkan
karya dari limbah yang didaur ulang.
181
Fasilitas lain sekolah antara lain adanya akses free wifi untuk mempermudah
siswa dalam mengakses informasi maupun materi-materi yang menunjang proses
pembelajaran. Meski demikian, menurut Slamet, siswa hanya boleh membawa
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH

laptop untuk menunjang pembelajaran di sekolah, namun tidak diperkenankan


membawa handphone ke ruang pembelajaran. Oleh karena itu, handphone harus
selalu dititipkan pada petugas sekolah.
Sekolah juga menyediakan perpustakaan untuk meningkatkan siswa dalam
belajar dan menumbuhkan minat baca siswa. Untuk menunjang kesehatan,
sekolah menyediakan fasilitas kesehatan berupa alat terapi yang dapat dicoba
oleh siswa. Sekolah juga membangun green house serta serta nuansa taman
lingkungan hidup yang asri dan sejuk guna mendukung suasana belajar siswa.
Sedangkan untuk menunjang kegiatan olahraga siswa, sekolah telah menyediakan
lapangan basket, lapangan voli, dan lapangan bulutangkis.
Untuk mengembangkan bakat siswa di bidang akademik dan nonakademik,
sekolah menyediakan wadah dalam kegiatan ekstra kurikuler. Terdapat beberapa
kegiatan ekstra kurikuler yang wajib dipilih siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya
dilakukan pada hari Sabtu setelah shalat Dhuhur. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut
antara lain Sepakbola, Basket, B-Movie, Kaligrafi, Cooking Club, English Club, Web
Design, Jurnalistik, Pencak Silat Perisai Diri, Seni Al Banjari, dan Qirotul Quran.

UNGGUL DALAM SINEMATOGRAFI


Kegiatan sinematografi di SMK Terpadu Al Ishlahiyah termasuk cukup unggul
dan telah menelurkan banyak prestasi yang membanggakan sekolah. Beberapa kali

Foto: Arien TW

sekolah meraih juara dalam festival film indie movies, bahkan hingga tingkat nasional.
Beberapa prestasi tersebut antara lain meraih Juara II dalam Lomba Film Pendek
Tingkat Nasional pada KEMNAS 2009, Juara I Kompetisi Film Indie Malang yang
diselenggarakan NDTV pada tahun 2009, meraih gelar Film Terbaik dan Ide Cerita
Terbaik pada Festival Film Dokumenter Se-Malang Raya di Universitas Brawijaya
Malang pada tahun 2009, Juara I Festival Film Pendek antar Pelajar Se-Malang Raya
tahun 2009 yang diadakan oleh Universitas Brawijaya Malang, pernah ditunjuk untuk
membuat film mewakili Dinas Kabudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang pada
Festival Film Tingkat Nasional yang diadakan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

182 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Sahabul Ashari,
Siswa kelas XII Jurusan Multimedia
di SMK Terpadu Al Ishlahiyah

di Jakarta pada tahun 2010, dan meraih


nominasi dalam 5 Film Dokumenter
Terbaik pada Festival Film Pelajar Indonesia
pada tahun 2010.
Foto: Arita WA
Sahabul Ashari, siswa kelas XII Jurusan Multimedia mengaku
merasa senang dan beruntung bisa bersekolah di SMK Terpadu
Al Ishlahiyah karena berkat belajar di sekolah ini ia menemukan
minat dan bakatnya di bidang multimedia dan sinematografi, serta
memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak. Di sini kami
punya kesempatan untuk belajar membuat film-film pendek. Saya
bersama teman-teman sekelas pernah membuat film pendek,
dimana semua anak ikut berpartisipasi. Settingnya ada di luar
sekolah, dan film kami sempat ditampilkan di acara pameran yang
diadakan setahun sekali. Senang sekaligus bangga lihat karya
sendiri, kisahnya.
Berbagai keberhasilan sekolah atau tingkat kepercayaan 183
masyarakat terhadap sekolah pun tak pelak mempengaruhi
tingkat kerja sama dengan pihak-pihak dari dunia usaha/industri
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH

(du/di). Bagaimanapun, sebagai sekolah menengah kejuruan


yang mempersiapkan tenaga kerja siap pakai, menjalin hubungan
dengan pihak du/di adalah hal yang sangat penting. Kendati
demikian, tak mudah untuk menjaring du/di. Namun strategi
menaikkan pamor sekolah demi mendapat kepercayaan dari du/
di adalah sebuah langkah jitu. Seperti halnya yang dilakukan SMK
Terpadu Al Ishlahiyah, lambat laun kepercayaan du/di pun semakin
meningkat, dan ini tentu membawa manfaat dan keuntungan
tersendiri bagi sekolah. Menurut Slamet, sekolah kini telah menjalin
Zainurrohman, S.Pd., S.E.,
Pihak DU/DI yang telah bekerja sama
dengan SMK Terpadu Al Ishlahiyah

Foto-foto: Arien TW

kerja sama dengan banyak pihak du/di, tak hanya sebatas di/di yang berada di wilayah
Malang saja, melainkan hingga Pasuruan, Surabaya, dan lain sebagainya.
Zainurrohman, S.Pd., S.E., salah satu pihak dari du/di yang telah bekerja sama dengan
SMK Terpadu Al Ishlahiyah mengatakan bahwa ia justru merasa sangat terbantu dengan
keberadaan siswa prakerin dari SMK Terpadu Al Ishlahiyah. Saya cocok dengan mereka
karena etikanya bagus, kedisiplinannya pun lebih baik, komentarnya. Selama prakerin,
pria yang memiliki usaha production house ini mengatakan bahwa ia selalu bersikap
transparan pada anak-anak dengan mengajari semua ilmu pengetahuan yang belum
mereka dapatkan di sekolah ataupun memberi mereka kesempatan untuk terlibat dalam
proyek. Ia juga bahkan tak segan untuk memberi honorarium ataupun sekadar uang
makan kepada siswa yang prakerin, karena bagaimanapun pekerjaannya kerap menjadi
lebih ringan berkat bantuan para siswa tersebut.
Untuk kegiatan prakerin, jatah waktu prakerin bagi para siswa SMK Terpadu Al
Ishlahiyah kurang lebih selama 3,5 bulan, yang dilaksanakan pada kelas XI. Siswa dan
orangtua siswa dapat memilih tempat prakerin yang diinginkan berdasarkan daftar yang
telah diberikan oleh sekolah. Biasanya, sebelum melaksanakan prakerin di tempat du/di,
siswa terlebih dahulu diberikan pembekalan oleh sekolah, terutama mengenai etos kerja,
supaya ketika mereka terjun ke dunia pekerjaan yang sesungguhnya, setidaknya mereka
lebih familiar, menguasai teknis pekerjaannya, dan dapat menyesuaikan diri dengan
cepat. Minimal satu bulan sekali guru akan mengontrol kegiatan prakerin siswa.

184 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


185
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH

Foto: Dok. SMK Terpadu Al Ishlahiyah


186 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
Foto: Arien TW
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH
187
Lailatul Hasanah,
Siswi kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran
di SMK Terpadu Al Ishlahiyah

Lailatul Hasanah, siswi kelas XII Jurusan


Administrasi Perkantoran bercerita bahwa ia sempat
memiliki kesempatan melaksanakan prakerin di Kantor
Foto: Arita WA Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur. Di tempat
prakerin, saya punya kesempatan bertemu dengan orang-
orang baru, suasana baru, pekerjaan baru, sedangkan kalau di
sekolah, kami hanya melakukan praktek-praktek yang diperintahkan
saja. Misalkan ada pekerjaan dari sekretaris kantor untuk membuat surat,
maka kita harus bisa dan harus cepat. Di tempat kerja disiplinnya sangat tinggi
dan tidak mentolerir kesalahan. Saya punya pengalaman disuruh buat surat,
revisinya sampai beberapa kali, cerita Laila, demikian ia akrab disapa. Meski
demikian, ia mengaku mendapat banyak tambahan ilmu dan pengalaman dari
kegiatan prakerin.
Namun pengalaman prakerin yang berbeda dialami Sahabul Ashari karena
ia melaksanakan kegiatan prakerinnya di sekolah. Kami membuat beberapa
proyek, antara lain membuat game, animasi, merevisi film-film pendek yang
dulu sudah pernah dibuat namun dengan teknik jadul, dan sebagainya. Tapi
ada juga yang melaksanakan prakerin di luar sekolah, katanya. Ia berharap,
fasilitas peralatan praktek di sekolah lebih diperlengkap lagi, misalnya pesawat
drone atau go pro, supaya hasil pembuatan film menjadi lebih maksimal.
Sejauh ini, Slamet mengatakan bahwa upaya sekolah demi menjalankan
visi misi SMK sudah cukup tercapai, yang indikasinya dapat terlihat melalui
prosentase keterserapan lulusan ke dunia kerja. Hampir semua lulusan kami
terserap ke dunia kerja, hanya kadangkala ada yang tidak sesuai jurusan
kompetensinya. Namun sebagian besar sudah sesuai dengan jurusannya,
kata kepala sekolah yang sudah menjabat sejak tahun 2013 ini.
Namun bagaimanapun, keberhasilan sekolah tentu tak lepas dari peran
para guru sebagai ujung tombak pendidikan. Di SMK Terpadu Al ishlahiyah,
terdapat 38 guru yang mengajar, dan kesemuanya adalah guru tetap. Sebagai
kepala sekolah, Slamet senantiasa memacu dan memotivasi para guru untuk
meningkatkan kompetensinya, baik itu melalui seminar, workshop, atau
melalui belajar mandiri, karena saat ini banyak media yang dapat menunjang
pembelajaran. Adakalanya sekolah juga mendatangkan para praktisi dari luar
sekolah untuk memberi pengetahuan baru atau berbagi pengalaman praktis di
dunia kerja kepada anak-anak.

188 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Dok. SMK Terpadu Al Ishlahiyah

Nurlaili Nikmah, S.Pd.,


Guru Jurusan Administrasi Perkantoran
di SMK Terpadu Al Ishlahiyah

Nurlaili Nikmah, S.Pd., guru Jurusan


Administrasi Perkantoran yang sudah mengajar
di SMK Terpadu Al Ishlahiyah sejak tahun
2005 mengatakan bahwa para siswa di Jurusan
Foto: Arien TW Administrasi Perkantoran memiliki minat dan
semangat yang tinggi dalam belajar. Barangkali karena
sebagian besar dari mereka berasal dari desa, sehingga mereka
memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi lebih baik, kata Laili. Ia juga 189
mengatakan bahwa bagi anak-anak didiknya, bekerja di kantor adalah
pekerjaan yang diidamkan. Namun demikian, menurut Laili, keahlian dalam
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH

berkomunikasi adalah hal yang masih perlu dikuasai oleh siswa-siswanya.


Beberapa kekurangan yang ia rasakan sebagai pengajar adalah kurangnya
alat-alat praktek demi menunjang pembelajaran.
Meski telah lebih dari 10 tahun Laili mengabdi di SMK Terpadu Al
ishlahiyah, ia mengaku merasa betah dan senang, Sebelumnya, ia hanya
mengajar Aqidah Akhlak di Pondok Pesantren Al Ishlahiyah. Namun sejak
tahun 2013, saat program keahlian Administrasi Perkantoran dibuka, guru
lulusan IKIP Malang Jurusan Administrasi Perkantoran ini pun mengajar
Jurusan Administrasi Perkantoran.
Di SMK Terpadu Al ishlahiyah, para guru pun dituntut untuk senantiasa
meningkatkan kompetensinya dan selalu kreatif dalam pembelajaran
demi membuat siswa bersemangat dalam belajar. Misalnya, acapkali guru
menerapkan sistem moving class, sehingga di kala tertentu, siswa belajar di
luar ruang kelas, misalnya di masjid sekolah atau di halaman sekolah. Hal ini
untuk mengatasi kejenuhan siswa.
Fajarning Tyas, S.Pd., guru Bahasa Inggris mengatakan bahwa ia lebih
senang memanfaatkan media teknologi dalam pembelajarannya. Misalnya,
dengan menggunakan blog. Guru dapat memposting materi sekaligus tugas
di blog, kemudian para siswa mengerjakan tugasnya juga di blog masing-
masing, dan tentunya menggunakan bahasa Inggris. Sementara teman-teman
lainnya harus melakukan aktivitas blog walking, yakni membaca postingan

190 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN Foto: Arien TW


Foto: Arien TW

Fajarning Tyas, S.Pd.,


Guru Bahasa Inggris
di SMK Terpadu Al Ishlahiyah

kawan-kawannya atau meninggalkan


komentar. Ternyata, menurut Fajarning, para
siswa sangat antusias dengan aktivitas blogging ini.
Tapi di sini tantangannya ada dua, yakni guru harus
memahami teknologi, dan guru juga harus menyiapkan
kontennya dengan matang, ucapnya.
Seperti halnya Laili, Fajarning merasa betah dan
lebih nyaman mengajar di SMK Terpadu Al Ishlahiyah.
Ia sendiri sebelumnya pernah memiliki pengalaman
mengajar di sekolah lain. Di sini nilai agamanya lebih
kuat dibanding di sekolah umum, dan itu membuat saya
merasa lebih nyaman karena iklimnya lebih tenang dan
sejuk. Guru sangat menghormati satu sama lain, saling
menjaga sikap dan ucapan. Demikian juga dengan anak-
anak, mereka lebih pengertian dan mudah diarahkan,
katanya.
191
Sebagai sekolah menengah kejuruan berbasis
SMK TERPADU AL ISHLAHIYAH

pesantren, SMK Terpadu Al Ishlahiyah senantiasa


berkomitmen untuk mencetak generasi bangsa yang
tak hanya memiliki kompetensi cukup dan siap bersaing
di dunia kerja, namun juga memiliki karakter dengan
nilai-nilai dan landasan agama yang kuat.
192 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
SYUBBANUL
WATHON
Kabupaten Magelang,
Provinsi Jawa Tengah
193
SMK SYUBBANUL WATHON
MENCETAK LULUSAN

BERAKHLAK DAN
SIAP BERWIRAUSAHA

S
inar mentari di sepenggalah waktu belum begitu
hangat di Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten
Magelang, yang berada di ketinggian 500 meter di atas
permukaan laut. Namun suasana di sekitar Pasar Tegalrejo
sudah ramai. Pun begitu di Pondok Pesantren Asrama
Pelajar Islam (PP API) Asri Tegalrejo, Kabupaten Magelang,
yang berjarak sekitar satu kilometer dari pasar, aktivitas
sekitar 3.000 santrinya sudah menggeliat sehabis subuh.
Usai subuh berjamaah, para santri sudah banyak
kegiatan. Ada yang olahraga, bersih-bersih pondok, juga
menyiapkan untuk belajar di sekolah yang dimulai pada
pukul 7.00. Sekolah? Ya, PP API Tegalrejo memang
menyelenggarakan pendidikan pesantren yang terintegrasi
dengan sekolah formal, dari jenjang SMP, SMK, dan SMA.
Achmad Muammar Afinas dan Anggraeni Widyastuti,
keduanya sama-sama 17 tahun, sudah merasakan betah
hidup di pondok pensantren, tak bersama orangtua dan
keluarganya sehari-harinya. Afin dan Reni, sapaan akrab
mereka, sudah sejak SMP memilih mondok di PP API Asri
Tegalrejo. Saya senang di sini, banyak teman. Meski tidak
bersama orangtua dan mbak-mbak saya, tapi di sini banyak
kegiatan setiap harinya, kata Reni, yang kini duduk di kelas
XII Tata Busana SMK Syubbanul Wathon.

194 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Dipo Handoko
SMK SYUBBANUL WATHON

195
Afin pun juga menyukai kehidupan keseharian di pesantren. Sejak SMP
saya juga menyukai dunia komputer. Maka ketika sudah dibuka SMK Syubbanul
Wathon, saya sudah ingin masuk ke sini, orangtua juga mendukung, kata Afin,
putra dari pasangan Slamet Mufid dan Nur Azizah, yang sehari-hari menjadi
peternak dan berjualan warung kelontong, masih di seputaran Tegalrejo.
Siswa kelas XII Teknik Komputer dan Jaringan ini bahkan menjadi salah
satu siswa berprestasi. Ia pernah menyabet Juara 1 Lomba Kreativitas Siswa
(LKS) Bidang Networking Support tingkat Kabupaten Magelang. Saya memilih
SMK karena setelah lulus bisa langsung bekerja. Namun jika ada biaya akan
meneruskan kuliah, kata Afin yang mengikuti ekstra kurikuler jenis mata
pelajaran, yakni English.
Reni yang kini siswa kelas XII Tata Busana juga bercita-cita meneruskan ke
jenjang perguruan tinggi. Saya ingin kuliah ke Universitas Negeri Yogyakarta,
kata Reni, putri bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Mukhroki dan
Sudjariah, yang sehari-hari berjualan makanan.
Ibunya yang suka memasak membebaskan pilihan Reni yang sejak kecil
suka dengan tata busana. Reni terbilang segelintir siswa yang bercita-cita
menjadi guru. Setelah selesai kuliah, saya ingin mengamalkan ilmu di sekolah
ini, kata Juara II LKS Bidang Tata Busana tingkat Kabupaten Magelang ini.

Achmad Muammar Alfinas,


Siswa kelas XII Teknik Komputer dan Jaringan
Anggraeni Widyastuti,
di SMK Syubbanul Wathon
Siswa kelas XII Tata Busana
di SMK Syubbanul Wathon

Foto: Dipo Handoko

196 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Dipo Handoko

BERMULA DARI SMP HINGGA SMA/SMK


Tegalrejo sudah dikenal karena pesantrennya, yang biasa disebut Pondok
Pesantren Salafiyah Tegalrejo. Nama aslinya adalah Pesantren Asrama Perguruan
Islam (API) Salaf Tegalrejo Magelang, yang didirikan K.H.Chudlori pada tanggal 15
September 1944. Almarhum Mbah Chudlori amat dikenal sebagai seorang ulama
yang juga berasal dari Tegalrejo. Beliau adalah menantu dari KH. Dalhar, pengasuh
Pondok Pesantren Darus Salam Watucongol, Muntilan, Kabupaten Magelang, yang
juga sohor di kalangan santri.
Berawal hanya sekitar 100-an santri, kemudian berkembang pesat menjadi sekitar
1500-an santri, hingga wafatnya Mbah Chudlori pada penghujung tahun 1977. Ketika 197
dipegang putranya, K.H. Abdurrahman Chudlori dibantu KH Ahmad Muhammad
Chudlori, santri sempat menurun jumlahnya hingga 700-an. Namun kemudian terus
SMK SYUBBANUL WATHON

meningkat bahkan membengkak menjadi sekitar 2.700-an pada tahun 1982.


Tingkat kepemimpinan pesantren berpindah setelah Abdurrahman Chudlori
meninggal pada tahun 2011, dan Ahmad Muhammad meninggal pada tahun 2012.
Pondok pesantren hingga kini diasuh K.H. Mudrik Chudlori (pesantren putri) dan
K.H. HanifChudlori (pesantren putra). Hingga kini, jumlah santrinya sekitar 5000-an
santri putra dan putri. Sementara Pondok Pesantren API Asri untuk para santri yang
bersekolah di SMP, SMK dan SMA Syubbanul Wathon jumlahnya mencapai 3000
anak.
Meski santri masih banyak, namun jumlah terbanyak didominasi anak-anak kecil
dan seusia siswa SD. Santri remajanya, lulusan setingkat SMP dan SMA semakin
198 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN Foto: Dipo Handoko
berkurang jumlahnya yang mengikuti pendidikan di madrasah diniyyah dan
majlis taklim di pesantren. Sehingga muncullah gagasan dari para petinggi
pondok pesantren untuk menjaring santri sekaligus memadukan dengan
pendidikan sekolah.
Maka berdirilah Pesantren Asrama Pelajar Islam Asri terletak di Dusun
Tepo, Desa Dlimas, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah. Para santri juga bersekolah di SMP, SMK dan SMA yang berada
di bawah naungan Yayasan Pendidikan Syubbanul Wathon pimpinan K.H.
Muhammad Yusuf Chudlori, 43 tahun, putra kesebelas atau bungsu dari
Mbah Chudlori. Syubbanul Wathon juga sudah mendirikan Sekolah Tinggi
Agama Islam Al Husain, juga berkampus di Tegalrejo, Magelang.
Sosok Gus Yusuf, sapaan akrab Yusuf Chudlori, dikenal sebagai kiai
muda, yang selain alim di bidang ilmu agama, juga piawai berwirausaha.
Selain mengajar di pesantren, Gus Yusuf juga mengelola radio Fast FM,
restoran dan minimarket. Ia juga akrab dengan dunia seni dan budaya.
Kami memadukan sistem pendidikan umum dan pendidikan pesantren.
Di pesantren ada mutafaqqih fi al-din, pendidikan nilai-nilai agama, sementara
di sekolah ditambahi ilmu-ilmu umum, khususnya keterampilan di SMK
sesuai jurusan, kata M. Hamdani, Sekretaris Yayasan Syubbanul Wathon.
Sekolah mengusung pendidikan One Stop Education, di mana siswa
mendapatkan pengetahuan umum untuk menjadi seorang intelektual,
keterampilan sebagai modal berkarya, dan keilmuan pesantren yang
menjadi dasar dalam memahami nilai-nilai Islami. Santri yang berada di SMK
tidak diarahkan untuk menjadi ahli agama. Ahli-ahli agama sudah menjadi

199
SMK SYUBBANUL WATHON

Foto: Dipo Handoko


Foto: Dipo Handoko
garapan Pesantren Asrama Perguruan Islam Salaf Tegalrejo. Oleh karena itu,
kurikulum di Pesantren Asrama Pelajar Islam (API) berbeda dengan Pesantren
Asrama Perguruan Islam Salaf. Meskipun terdapat beberapa kesesuaian, akan
tetapi di pesantren Asrama Pelajar Islam lebih ditekankan pada pendidikan
akhlak dan ubudiyyah praktis yang menjadi kebutuhan sehari-hari anak.
SMP Syubbanul Wathon dan SMK Syubbanul Wathon didirikan paling
awal, yakni tahun 2007. Kini sudah berkembang menjadi dua unit sekolah,
yakni di Bandongan, Kabupaten Magelang dan di Tegalrejo, satu kompleks
dengan SMK Syubbanul Wathon. SMK Syubbanul Wathon juga sudah
menyelenggarakan pendidikan di dua unit sekolah. Selain di Tegalrejo juga
sudah dibuka pula di Secang, Kabupaten Magelang.
Program keahlian yang dibuka awalnya hanya Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ) dan Multimedia. Pada perkembangan selanjutnya, tahun
2012, dibuka pula jurusan Tata Busana. Di tahun pertama, pendaftar SMK
Syubbanul Wathon hanya 100 anak, yang semuanya diterima. Tak butuh
waktu lama, peminatnya semakin membludak. Penerimaan siswa baru tahun
ajaran 2016/2017 lalu, tak kurang dari 600 anak mendaftar, namun hanya
360 yang diterima. Jumlah siswa putra dan putri cukup berimbang, kecuali
Jurusan Tata Busana yang kedua rombelnya hanya diperuntukkan bagi siswa
putri.
Jurusan TKJ dan Multimedia masing-masing memiliki kapasitas 4
rombongan belajar (rombel), sedangkan jurusan Tata Busana hanya dua
rombel. Jurusan-jurusan yang kami buka, semuanya memiliki prospek lebih

200 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


mudah untuk wirausaha. Kami memiliki keunikan dibanding SMK
lain yang cenderung mengarahkan lulusannya bekerja, sementara
kami arahkan mereka berwirausaha. Tapi sebagian besar lulusan
meneruskan kuliah, kata K.H. Achmad Izzuddin, Lc., M.Si., Kepala
SMK Syubbanul Wathon, yang juga putra kedua KH Abdurrahman
Chudlori.
SMK Syubbanul Wathon juga berbeda dalam bermitra dengan DU/
DI. Untuk kepentingan praktek kerja industri (prakerin), siswa tetap
tak keluar dari lingkungan sekolah. Justru pihak DU/DI yang datang
ke sekolah memberikan tambahan pengetahuan dan prakteknya.
Artinya tidak seperti SMK lain, yang sering kali bermitra dengan DU/
DI untuk merekrut lulusan mereka. Latar belakang siswa kami juga
berbeda. Kebanyakan masuk ke sini karena ingin belajar di pesantren
dan SMK, kata Gus Din, sapaan akrab di lingkungan pondok.
Program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan memiliki paket
keahlian Computer Technical Support, Network Technical Support,
dan Computer Network Administrator. Sedangkan program keahlian
multimedia punya cakupan lebih luas lagi, meliputi desain grafis,
fotografi, sinema, video, audio, animasi, multimedia interaktif dan
desain web. Materi yang dipelajari, di antaranya, desain grafis manual,
tipografi, desain grafis komputer, fotografi, sinematografi, video
editing, sound editing, animasi, pembuatan web dan desain web,
spesial efek, 3D modelling dan animasi 3D, serta multimedia interaktif.
Meski baru seumur jagung, SMK Syubbanul
Wathon selalu menjadi yang terbaik pada
pencapaian Ujian Nasional se-Kabupaten
Magelang. Selain lulus 100%, mereka selalu
menjadi peringkat satu sejak lulusan pertama
mereka tahun 2010, yang mereka namakan
Azka hingga lulusan angkatan ketujuh pada
2016 lalu yang memiliki nama keren Gazza.
201
Peringkat UN se-Jawa Tengah juga cenderung
membaik. Dari peringkat ke-94 pada tahun 2010,
SMK SYUBBANUL WATHON

kini sudah menjadi peringkat ke-7 UN SMK se-


Jawa Tengah.

K.H. Achmad Izzuddin, Lc., M.Si.,


Kepala SMK Syubbanul Wathon

Foto: Dipo Handoko


Bangunan SMK Syubbanul Wathon juga terbilang keren. Selain memiliki
ruang kepala sekolah dan guru yang bagus, juga dilengkapi 11 ruang kelas.
Sekolah juga memiliki laboratorium jaringan, lab. Hardware, lab,Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi, lab.multimedia, gedung olahraga dan
asrama putra dan putri yang terpisah jauh. Asrama putra berada di kompleks
sekolah, persis di sebelah Masjid Fajar Fallah Darurrohman, yang baru
diresmikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, pada 26 Oktober lalu.
Masjid Fajar Fallah dengan kapasitas hingga 3000 jamaah itu terbilang
megah dan mewah. Menurut Gus Din, masjid dibangun dengan pembiayaan
dari amal jariyah masyarakat dan dermawan yang telah menjariyahkan hartanya
kepada pesantren. Masjid dibangun dari bulan Januari2016.

202 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Untuk menunjang operasional SMK, sekolah memungut infak
pesantren bagi siswa baru, yang besarnya Rp 7 juta. Infak tersebut di
antaranya untuk pembelian seragam, kebutuhan siswa di pesantren,
pembelian buku dan kitab, pengembangan pesantren dan SPP selama
dua bulan awal. Setelah itu siswa hanya membayar SPP bulanan
sebesar Rp 400. 000/anak. SPP ini untuk biaya makan tiga kali sehari,
termasuk untuk tabungan siswa sebesar Rp 25.000 per anak, kata
Gus Din.
Ke depan, Gus Din berharap dapat memenuhi kebutuhan
operasional sekolah, misalnya seragam sekolah, dapat terpenuhi
dari lingkungan internal. Selama ini, baru seragam SMK yang dapat
dipenuhi hasil karya dari siswa sendiri. Selebihnya harus memesan
ke pihak luar sekolah. Ke depan siswa kami atau lulusan kami dapat
Foto: Dipo Handoko
berwirausaha untuk mengerjakan order dari sekolah. Kebutuhan akan
seragam sekolah saja dengan total tiga ribu siswa sangat besar,
katanya.
203
PAGI PUTRA, SIANG PUTRI
SMK SYUBBANUL WATHON

Jangan heran jika menyambangi SMK Syubbanul Wathon di pagi


hari hanya bertemu siswa putra. Tentu bukan karena SMK hanya
menerima siswa putra, melainkan karena jadwal pembelajaran antara
siswa putra dan putri dipisah. Siswa putra belajar dari pukul 7 hingga
11.30. Sedangkan pembelajaran para siswinya mulai pukul 12.30
hingga pukul 17.00.
Tak seperti sekolah lainnya, pembelajaran di sana dilaksanakan
pada hari Senin hingga Kamis, dilanjutkan Ahad. Jumat adalah
hari libur, yang biasanya dipakai untuk kegiatan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler untuk santri putri dilaksanakan dari pagi, berakhir
204 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN Foto: Dipo Handoko
SMK SYUBBANUL WATHON

205
Foto: Dipo Handoko

menjelang azan lohor. Sedangkan ekstrakurikuler untuk siswa putra


dilakukan setelah shalat Jumat.
Dari awal memang kita sepakati untuk memisah pembelajaran
untuk siswa putra dan putri, baik di pondok juga di sekolah. Kegiatan
siswa putra dan putri juga tidak berbaur, karena masing-masing
memiliki kepengurusan dan jam kegiatan yang tak bersamaan. Ada
saatnya mereka bertemu pada satu kegiatan, namun karena difasilitasi
guru, kata Gus Din.
Tentu tak mudah mengasuh sekitar seribuan siswa SMK dengan
latar belakang yang beragam pula. Siswa baru SMK Syubbanul Wathon
sebagian adalah lulusan SMP Syubbanul Wathon, yang tentunya
lebih mudah beradaptasi karena sudah terbiasa dengan kehidupan di
lingkungan pondok pesantren. Siswa di sini juga berasal dari berbagai
penjuru kota. Yang berasal dari Magelang dan sekitarnya hanya sekitar
30-40 persen, kata Gus Din yang lulusan Universitas Al Azhar, Kairo,
Mesir dan pernah mengikuti pendidikan singkat tentang manajemen
sekolah di Leeds University di Inggris pada tahun 2008.

206 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Pembelajaran di pesantren saling mengisi dengan pembelajaran
di sekolah. Di SMK mendapat keterampilan yang harus mendukung
program di pesantren. Sebaliknya dengan bekal pendidikan
pesantren, siswa memiliki bekal ilmu agama yang cukup, di mana
ketika mereka kembali ke masyarakat, lulusan SMK Syubbanul
Wathon dapat membagikan ilmu agamanya.
Nasrul Arif, putera tertua KH Abdurrahman Chudlori, mendapat
tanggung jawab mengasuh Pondok Pesantren Asrama Pelajar
Islam (API) Asri. Usai pelajaran di sekolah, pada pukul 11.30, siswa
putra kembali ke pondok untuk mengikuti pembelajaran mulai pukul
13.00. Mulai mengaji hingga menjelang Ashar. Kelasnya bergantian.
Setelah Ashar ada pelajaran mengaji lagi hingga menjelang magrib.
Usai magrib ada istigosah sampai isya. Setelah isya dan makan
malam mengaji lagi hingga jam sembilan malam. Setelah itu jam
belajar untuk pelajaran sekolah. Aturannya pukul sebelas malam
sudah harus tidur, kata Nasrul, 43 tahun, yang juga kakak dari Gus
Din.
Kegiatan di pondok pesantren untuk santri putri kebalikannya.
Selain mengikuti kegiatan mengaji dari magrib hingga usai isya, ada
juga kegiatan mengaji di pagi hari, sebelum mereka masuk sekolah
pada pukul 12.30. Pengasuh pondok pesantren sendiri masih
terbatas jumlahnya jika dibandingkan total jumlah santri. Saat ini
jumlah pengasuh pondok pesantren tak sampai 100 orang. Total
santri dari SMP, SMA, dan SMK mencapai 3.000 anak.
Afin dan Reni sudah terbiasa dengan kehidupan di pondok
pesantren. Karena sejak SMP, saya sudah bisa
mengelola perasaan ketika kangen dengan
orangtua. Di pondok sudah senang, ada juga
hiburannya kok, kata Reni. Hiburan berupa
menonton film bersama dilakukan biasanya 207
pada malam Jumat. Karena Jumat libur
sekolah, siswa bisa relaks sejenak. Acara nobar
SMK SYUBBANUL WATHON

film islami tetap ditunggui pengurus pondok.


Film yang diputar tentunya sudah diseleksi
pengasuh pondok, katanya.

KH Nasrul Arif,
Pengasuh Pondok Pesantren API Asri,
Tegalrejo, Magelang

Foto: Dipo Handoko


Foto: Dok. SMK Syubbanul Wathon

Kehidupan di pondok pesantren yang tak boleh membawa aneka


ragam gawai, seperti ponsel, tab atau laptop tak menjadikan Afin dan
Reni sewot. Meski TKJ membutuhkan laptop, saya sudah terbiasa
menyelesaikan tugas di sekolah, kata Afin. Reni juga terbiasa tidak
menumpuk tugas sekolah sehingga tak perlu membawa pulang tugas
sekolah ke pondok.
Pelanggaran menggunakan ponsel termasuk paling banyak
dilakukan siswa. Ponsel yang disita sekolah ketika diakumulasi
jumlahnya sampai 700 buah pada tahun 2014. Dulu pernah ponsel
yang disita boleh diambil orangtuanya. Namun ternyata pelanggaran itu
tidak menurun jumlahnya, sehingga kami mengambil kebijakan ponsel
yang disita akan dijual dan dibelikan semen untuk pembangunan di
sekolah dan pesantren, kata Gus Din.
Pelanggaran lainnya yang masih juga dilakukan siswa di antaranya
absen mengaji, telat, dan keluar tanpa izin. Ketika skor pelanggaran
mendekati 100, siswa akan menerima surat peringatan pertama
yang juga ditujukan ke orangtua siswa. Jika sampai skor pelanggaran
mendekati mencapai 200, sekolah memanggil orangtua siswa. Jika
tidak ada perbaikan, siswa akan dikembalikan ke orangtua siswa. Anak
tidak mengaji sekali mendapat poin pelanggaran lima. Merokok juga
pelanggaran, kata Nasrul Arif.

208 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto-foto: Dipo Handoko
Pesantren juga memberikan rapor. Selain berisi pelajaran
ilmu agama, juga ada penilaian atas sikap dan kepribadian.
Ketika ada siswa pintar di sekolah, tapi dia sering absen
mengaji, atau tidak hormat pada guru-guru di pesantren, bisa
saja tidak naik kelas, kata Gus Din.

TANTANGAN PARA GURU


Model pembelajaran dari pagi hingga petang, siswa
juga tak diperbolehkan menggunakan peranti gawai dan
pendukung belajar di asrama, menjadi tantangan tersendiri
bagi para gurunya. Misalnya yang dirasakan Titik Ratmawaty, 209
S.Pd.T., 32 tahun, Kepala Program Keahlian Tata Busana. Titik
baru mulai mengajar di SMK Syubbanul Wathon Juni 2013.
SMK SYUBBANUL WATHON

Saya awalnya bekerja di butik. Pengalaman mengajar


pernah beberapa bulan di SKMN 4 Yogyakarta. Saya tertarik
mengajar di sini karena terinspirasi ingin menjadi guru di
lingkungan pesantren, kata Titik, lulusan Pendidikan Teknik
Tata Busana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain
tes akademis dan praktek mengajar, Titik juga lolos seleksi
mengaji Al Quran. Titik diharuskan mengikuti diklat
kurikulum sebelum mengajar.

Titik Ratmawaty, S.Pd.T.,


Kepala Program Keahlian Tata Busana
di SMK Syubbanul Wathon
Foto-foto: Dipo Handoko

210 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Kesulitan mengajar di lingkungan pesantren tak dirasakan Titik.
Persoalan baru muncul ketika ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan
tugas, misalnya menjahit. Sebab di asrama tidak diperbolehkan membawa
mesin jahit, apalagi mesin jahit dengan kecepatan tinggi yang merupakan
standard di industri. Ini menjadi tantangan kami. Anak-anak harus
membiasakan untuk tidak menumpuk pekerjaan. Karena ada juga sanksinya
jika anak telat mengumpulkan tugas-tugas, katanya.
Pengalaman lainnya, ada siswa yang mendapat bagus rapor di
pesantren, namun ia malas belajar matematika sehingga nilainya buruk.
Padahal untuk jurusan Tata Busana, pelajaran matematika menjadi dasar
juga. Karena tidak dapat diperbaiki, siswa harus tinggal kelas, kata Titik.
Yuliningsih, A.Md., 27 tahun, Sekretaris Jurusan Multimedia, tertarik
mengajar di SMK Syubbanul Wathon karena daya tarik pesantren.
Saya masuk tahun 2011, dan pernah tinggal di pondok kurang lebih
empat tahun karena waktu itu belum menikah, kata Yuliningsih, yang
tengah merampungkan studi sarjana Teknik Informatika di Universitas
Muhammadiyah Magelang.
Siswa-siswanya juga dibiasakan merampungkan tugas di sekolah. Ia
tak pernah memberi PR yang mengharuskan siswa menggunakan PC atau
laptop karena memang siswa tidak diizinkan membawa gawai, termasuk
laptop dan PC ke asrama.
Arina Manasika, S.Kom., 28 tahun, Kepala Program Keahlian TKJ, punya
pengalaman lain lagi. Menurutnya, TKJ termasuk jurusan yang mudah

Yuliningsih, A.Md.,
Eko Marwati, S.Pd.Si., Arina Manasika, S.Kom.,
Sekretaris Jurusan Multimedia
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Kepala Program Keahlian TKJ
di SMK Syubbanul Wathon
di SMK Syubbanul Wathon di SMK Syubbanul Wathon

211
SMK SYUBBANUL WATHON
sekali membuat anak stres. Pelajaran di program keahlian TKJ jika belum
selesai-selesai mudah membuat anak bosan. Misalnya, pada pelajaran ketiga
dan keempat, saya membolehkan anak mendengarkan musik untuk refreshing,
atau selingan melihat video agar mereka mampu membuat seperti contoh, kata
Arina.
Program Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang biasanya mengharuskan
siswa magang di DU/DI, juga menjadi tantangan tersendiri bagi guru-guru
SMK Syubbanul Wathon. Pasalnya, siswa kelas XII melaksanakan Prakerin
tetap di lingkungan sekolah. Justru pihak DU/DI yang kami undang ke sekolah.
Prakerin program keahlian Tata Busana, misalnya DU/DI datang seminggu sekali
memberikan tambahan wawasan kepada siswa. DU/Di bidang Multimedia bisa
datang setiap hari ke sekolah, kata Eko Marwati, S.Pd.Si, 33 tahun, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum.
Meski tak seperti siswa SMK lainnya, pengalaman bekerja siswa SMK
Syubbanul Wathon juga didapat di sekolah. Kami juga memberikan target.
Misalnya sehari harus menyelesaikan dua seragam sekolah yang memang layak
pakai. Hasilnya jahitannya jika jelek ya harus diulang, karena memang harus
lolos mutu, kata Titik.
Di SMK Syubbanul Wathon, guru-guru juga harus menyesuaikan diri dengan
iklim pesantren yang islami. Ketika mengikuti seleksi penerimaan guru, mereka
juga sudah dites mengaji Al Quran. Semua guru dan karyawan juga rutin
mengikuti kajian bersama sebulan sekali, untuk menambah wawasan keislaman,
kata Eko, yang lulusan S-1 Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) ini, menambahkan.

212 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


SMK SYUBBANUL WATHON

213
214 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
SMK
YASMIDA
AMBARAWA
Kabupaten Pringsewu,
Provinsi Lampung

215
SMK YASMIDA AMBARAWA
216 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN
Foto: Rauhanda Riyantama
BELAJAR DAKWAH

LEWAT RADIO
SEKOLAH

B
agi kebanyakan orang, mungkin nama SMK Yasmida
tak banyak dikenal. Pasalnya sekolah yang terletak di
Jalan Utama No. 05 Kecamatan Ambarawa, Kabupaten
Pringsewu ini cukup jauh dari pusat keramaian. Kurang
lebih tujuh kilo jika ditempuh dari pusat Pringsewu atau 50
kilo dari Kota Bandar Lampung. Meskipun begitu, sekolah
ini menyimpan berbagai keistimewaan. Lebih lagi sebagai
sekolah berbasis pesantren tentunya menjadi tempat
mencetak generasi penerus bangsa yang alim dan fakih.
Begitu tiba di sekolah nuansa agamis kental terasa.
Suara lantunan ayat suci Al Quran nyaring terdengar dari
masing-masing kelas. Kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan
siswa setiap pagi sebelum pelajaran dimulai. Setelah
melaksanakan tadarus bersama selama 15 menit kemudian
dilanjutkan dengan solat dhuha berjamaah, baik bagi siswa 217
putri maupun putra. Mengingat masjid yang berada di
sekolah cukup besar dan megah.
SMK YASMIDA AMBARAWA

Kami memang membiasakan pada anak-anak untuk


selalu dekat dan ingat kepada Sang Penciptanya, yaitu Allah
SWT. Karena sejatinya hidup hanya sementara, maka sejak
dari sekolah anak-anak ditanamkan karakter religius, kata
Drs. KH. Sobri Dinal Musthofa, M.Sc. Kepala SMK Yasmida.
Pembinaan karakter seperti ini ia gencarkan lantaran anak
muda zaman sekarang karib dengan pergaulan bebas. Oleh
Drs. KH. Sobri Dinal Musthofa, M.Sc.,
Kepala SMK Yasmida Ambarawa

sebab itu, sekolah sebagai wadah pendidikan


harus membentengi siswa dengan nilai
religiusitas yang tinggi.
Laki-laki kelahiran Ambarawa, 27 Agustus
1962 ini terkenal sebagai sosok yang tegas.
Utamanya perihal kedisiplinan. Ia menerapkan
aturan jika siswa terlambat sekolah maka
hukumannya menyanyikan lagu Indonesia Raya
sembari hormat bendera di tengah lapangan
sekolah. Dengan nyanyi dan hormat di lapangan
ia akan merasa malu karena dilihat oleh teman-
Foto: Rauhanda Riyantama
temannya satu sekolah. Dengan harapan tidak mengulangi lagi
kesalahan itu lagi. Saya lebih menekankan pada hukuman yang bersifat
mental, karena kalau saat ini secara fisik bisa-bisa saya masuk penjara,
kelakarnya.
Ternyata dengan metode hukuman seperti ini cukup membuat siswa
jera. Tak ada satu pun siswa yang berani coba-coba untuk terlambat
atau bahkan bolos sekolah. Jika ketahuan bolos tak segan-segan
sekolah memberikan poin besar karena termasuk pelanggaran berat.
Tapi namanya anak-anak pasti ada satu atau dua orang yang susah
diarahkan. Beberapa dari mereka masih ada yang suka terlambat atau
bolos. Nah, untuk mengatasi siswa seperti ini kami melakukan home
visit. Dengan begitu kami bisa langsung bertanya kepada orangtua apa
penyebab. Setelah itu orangtua dan siswa dipanggil ke sekolah untuk
diberikan arahan. Kami memberikan kesempatan sampai dua kali. Jika
masih terulang sampai ketiga kali, anak tersebut kami serahkan kepada
orangtua. Dalam artian dikeluarkan dari sekolah, jelas Sobri, yang
sekarang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia Kabupaten Pringsewu ini.
SMK Yasmida sejak dulu terkenal dengan sekolah yang menerapkan
budaya disiplin tinggi. Agar dapat mencetak siswa yang siap kerja,
kompeten, dan tangguh di bidangnya masing-masing. Sobri menyadari

218 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


bahwa tanggung jawab pendidikan tak hanya berada di pundak sekolah. Perlu
kerjasama yang baik dari orangtua siswa dan lingkungan sekitar sekolah.
Karena keberhasilan pendidikan ditentukan oleh ekosistem pendidikan yang
baik.
Untuk menangani hal tersebut, Sobri menggerakkan komite sekolah
untuk turut aktif memantau setiap gerak gerik siswa SMK Yasmida. Maklum
sebagai sekolah yang berada di pinggiran kota memerlukan perhatian yang
cukup ekstra. Lebih lagi siswa yang bersekolah berasal dari luar daerah yang
notabene wilayah perdesaan.

BERSINERGI DENGAN KOMITE


Hal ini diamini oleh Sodikin, S.Pd.I., selaku Ketua Komite SMK Yasmida.
Ia menyusun jadwal rutin untuk melakukan pertemuan dengan orangtua
siswa, yakni satu bulan sekali. Pada momen tersebut dijadikan komite
untuk menyosialisasikan program sekolah, menyampaikan keluh kesah, dan
mencari solusi penanganan masalah anak. Namun, sering kali menghadapi
kendala karena setiap orangtua memiliki ide dan kehendak masing-masing.
Permasalahan itulah yang masih kami coba pecahkan hingga saat ini,
keluhnya.
Laki-laki yang sehari-hari bekerja sebagai guru SMP ini mengatakan,
dalam satu minggu sekali ia juga menyempatkan diri datang ke sekolah.
Untuk berdiskusi dengan kepala sekolah serta jajaran guru tentang keadaan

219
SMK YASMIDA AMBARAWA

Foto: Rauhanda Riyantama


Foto-foto: Dok. SMK Yasmida Ambarawa

sekolah dan proses belajar mengajar. Proses seperti ini


menghasilkan efek positif bagi perkembangan pendidikan di
sekolah. Karena jika ada yang menyimpang atau keluar jalur,
komite dapat langsung menegur dan meluruskan kembali
sesuai treknya.
Secara umum, Sodikin mengaku bangga menjadi bagian
SMK Yasmida. Selama kurang lebih delapan tahun mengabdi
sebagai komite banyak sekali kemajuan yang dihasilkan. Ia
menyadari menjadi sekolah pesantren yang unggul dan kompeten
gampang-gampang susah. Dikatakan gampang karena sekolah
Sodikin, S.Pd.I.,
Ketua komite SMK Yasmida Ambarawa berbasis pesantren terkenal sebagai penghasil bibit unggul yang
paham, alim, dan fakih. Susahnya, brand sekolah swasta di pinggiran
kota pasti kurang kompeten. Tetapi hal itu bukan menjadi kendala
berarti. Buktinya, kini SMK Yasmida menjadi sekolah yang banyak
diminati di wilayah Kecamatan Ambarawa, bahkan di Kabupaten
Pringsewu hingga se-Provinsi Lampung.
Sodikin menuturkan, siswa SMK Yasmida banyak yang datang
dari luar Kabupaten Pringsewu. Selain tujuan utamanya adalah
mondok di Pondok Pesantren Yasmida, juga ada yang melanjutkan
sekolah di pendidikan formal, salah satunya SMK Yasmida. Pada
tahun ajaran 2016/2017 jumlah siswa telah mencapai angka 1365
orang. Tentunya jumlah ini melampaui batas kuota yang seharusnya.
Dengan kondisi seperti ini, proses belajar siswa sedikit mengalami
kendala. Pasalnya jam belajar harus dibagi menjadi dua sif. Sif
pertama terdiri atas 15 rombongan belajar yang jam belajarnya
dari pukul 07.15 sampai 13.00. Sedangkan sif kedua terdiri atas 22
rombongan belajar yang jam belajarnya dari pukul 13.00 sampai

220 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


221
SMK YASMIDA AMBARAWA

Foto: Rauhanda Riyantama


17.20. Sebetulnya model belajar seperti ini kurang efektif. Karena pagi hari merupakan
waktu semangat belajar sedangkan siang hari siswa sudah ngantuk, katanya Sodikin.
Metode belajar seperti ini diterapkan bukan tanpa alasan. Sekolah yang berdiri di atas
lahan seluas 1,5 hekat ini harus rela berbagi gedung dengan SD, SMP, SMA, dan MA. Karena
seluruh instansi pendidikan yang dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Yasmida
masih menempati gedung yang sama.
Kendala lain, masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang dari masing-masing
program keahlian. Misalnya untuk program keahlian Mekanik Otomotif masih belum
mempunyai teaching factory yang memadai. Yang ada sekarang hanya sekedar bengkel
belaka tanpa fasilitas lengkap untuk menunjang proses belajar siswa. Serta bengkel yang
ada terlalu sempit jika untuk menampung siswa sebanyak itu. Sama halnya dengan Program
Keahlianlain, baik Kesehatan Keperawatan, Multimedia, Teknik Komputer dan Jaringan, serta
Teknik Sepeda Motor masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi.

222 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Budi Utomo, A.Md.,
Guru dan Kepala Program Keahlian
Teknik Sepeda Motor
di SMK Yasmida Ambarawa

Namun, SMK Yasmida patut bangga karena


memiliki radio edukasi bernama Rapendika FM,
kependekan dari Radio Pendidikan dan Dakwah SMK
Yasmida. Chanel radio ini dapat ditemukan pada
gelombang 197.7 Mhz. Radio ini merupakan wadah
bagi para siswa untuk belajar dakwah tentang siar-
siar agama Islam. Selain itu, radio ini juga menyetel
lantunan ayat suci Al Quran dan rekaman dakwah dari
para ulama sesuai jadwal, yakni pagi hari dan sore hari.

KEBANGGAAN PARA PENDIDIK


Meskipun masih ada celah yang harus diperbaiki,
SMK Yasmida tetap menjadi sekolah kebanggaan
Pringsewu. Para guru-gurunya pun mengaku bangga
menjadi warga sekolah ini. Antara lain karena lulusan
yang dihasilkan mampu bersaing di dunia kerja
Foto-foto: Rauhanda Riyantama
yang semakin dituntut untuk memiliki kompetensi
lebih. Tak hanya berhasil mencetak siswa siap kerja, 223
SMK Yasmida juga menelorkan siswa yang mampu
berwirausaha sesuai dengan bidang yang digeluti
SMK YASMIDA AMBARAWA

semasa sekolah.
Seorang pengajar, Budi Utomo, A.Md., guru dan
kepala Program Keahlian Teknik Sepeda Motor
menuturkan bahwa sekolahnya telah dipercaya oleh
pabrikan motor Yamaha untuk menjadikan mesin
sepeda motor sebagai bahan untuk dijadikan mobil.
Proyek ini bertujuan untuk diikutsertakan dalam
lomba modifikasi tingkat Kabupaten Pringsewu.
Dan pekerjaan ini 100 persen dilakukan oleh siswa.
Meskipun dikerjakan para siswa, kata Budi, tapi standar
Foto-foto: Rauhanda Riyantama

kualitasnya terpenuhi karena pihak sekolah menerapkan


kontrol yang ketat.
Karena sejak di sekolah para siswa sudah menggarap
pekerjaan industri, begitu lulus biasanya mereka juga tidak
kesulitan mendapat pekerjaan. Kami menyelenggarakan
training bagi lulusan sebelum bekerja di industri tertentu.
Trainernya langsung datang dari perusahaan yang
membutuhkan, kata Budi. Jadi, para lulusan Program Keahlian
Teknik Sepeda Motor SMK Yasmida memang banyak yang
dibutuhkan industri. Itulah yang menjadi kebanggan Budi
Aan Afriyanto Putra, S.Kom.,
Kepala Program Keahlian Utomo.
Teknik Komputer Jaringan dan Multimedia
Pengajar lainnya, Aan Afriyanto Putra, S.Kom., yang menjadi
di SMK Yasmida Ambarawa
kepala Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan dan
Multimedia menuturkan bahwa seiring dengan berkembangnya
zaman menjadi era digital, maka SMK Yasmida dituntut untuk
menghasilkan lulusan yang dibutuhkan sektor ini. Karena
itulah, SMK Yasmida membuka Program Keahlian Teknik
Komputer Jaringan dan Multimedia. Kurikulum yang kami
terapkan cenderung ke proses produksi. Sekarang kami punya
18 kelas dengan jumlah siswa 660 orang di program keahlian
TKJ dan dua kelas dengan jumlah siswa 72 orang di program
keahlian MM, tutur Aan.

224 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Kebanggaan menjadi guru SMK Yasmida juga diungkapkan Putri Budi Utami, A.Md,
Kep., Kepala Program Keahlian Kesehatan Keperawatan. Putri menuturkan bahwa program
keahlian ini telah bekerja sama dengan Puskesmas setempat ketika ada penyuluhan
kesehatan. Karena sekolah membekali siswanya dengan berbagai keterampilan, selain
difokuskan sebagai helper perawat, juga diajarkan cara menangani pasien secara mandiri,
suntik, dan sebagainya.
Sementara itu, Ari Subekti, ST., pengajar sekaligus Kepala Program Keahlian Mekanik
Otomotif menuturkan bahwa paket keahlian ini sangat membanggakan, karena sudah
mampu melakukan meluluskan alumni yang siap kerja dan membuka lapangan pekerjaan.
Kami punya workshop untuk jurusan ini. Dengan begitu siswa dapat praktik semaksimal
mungkin tanp kendali yang berarti, ujarnya.
Ari mengungkapkan bahwa para peserta didik Mekanik Otomotif mampu servis mobil
berkala dan perawatan sasis. Tidak cuma servis, mereka juga terampil mengganti part-
part mobil yang sudah tak layak pakai. Kami mengirim anak-anak untuk praktek di berbagai
perusahaan besar di Lampung bahkan hingga Jakarta. Dan juga beberapa siswa telah
sukses berwirausaha dengan membuka bengkel mobil sendiri, Ari.
Sementara itu, Sarjito, S.Pd.I., Wakasek Bidang Hubungan Industri menuturkan, SMK
Yasmida saat ini telah menjalin kerjasama dengan 65 DU/Di yang tersebar di Kabupaten
Pringsewu, Bandar Lampung, Jakarta, hingga Jogjakarta. Siswa melaksanakan magang/
PKL selama tiga bulan. Sebetulnya dengan praktik hanya tiga bulan, siswa belum
sepenuhnya menguasai materi di tempat magang. Tapi apa daya, regulasi di Kurikulum 2013
mengharuskan hanya tiga bulan saja, katanya.

Sarjito, S.Pd.I.,
Wakasek Bidang Hubungan Industri
di SMK Yasmida Ambarawa
Ari Subekti, ST., Putri Budi Utami, A.Md., Kep.,
Guru dan Kepala Program Keahlian Kepala Program Keahlian Kesehatan
Mekanik Otomotif di SMK Yasmida Ambarawa Keperawatan di SMK Yasmida Ambarawa

225
SMK YASMIDA AMBARAWA

Foto: Rauhanda Riyantama


Anzuan Dwi Syahrial
Siswa program Keahlian Teknik Sepeda Motor
di SMK Yasmida Ambarawa
Delia Oktaviana dan Siti Sumiatun
Siswi program Keahlian Kesehatan Keperawatan
di SMK Yasmida Ambarawa

Foto: Rauhanda Riyantama

SEKOLAH KEBANGGAAN SISWA


Para siswa pun mengaku bangga belajar di SMK Yasmida. Anzuan Dwi Syahrial,
siswa Program Keahlian Teknik Sepeda Motor yang berasal dari Lampung Tengah,
sengaja memilih SMK Yasmida karena memiliki kualitas bagus dan ingin sekalian
mondok. Saya tertarik masuk Teknik Sepeda Motor karena memiliki prospek yang
jelas. Pasti dibutuhkan di mana pun berada, katanya.
Zuan, demikian nama akrabnya, memang terpaksa jauh dari keluarganya.
Namun dengan itulah kemandirian dan kedisiplinannya terbentuk. Buktinya, saat ini
ia telah mampu menghafal 30 jus Al Quran. Saya mulai tahfidz Al Quran sejak kelas
1 di Madrasah Tsanawiyah (MTs). Ketika di SMK Yasmida semakin diperdalam,
ungkapnya.
Diperlukan kedisiplinan dan berlatih secara berkesinambungan agar bisa hafal
Al Quran. Zuan mengaku, setiap sebelum tidur ia terlebih dahulu hafalan sebanyak
satu halaman. Kemudian setelah salat subuh hafalan lagi. Kemudian pada siang
hari menyetorkan hafalan kepada gurunya. Kegiatan itu dilakukan setiap hari tanpa
terputus.
Siswa lainnya, Delia Oktaviana dan Siti Sumiatun, memilih Program Keahlian
Kesehatan Keperawatan karena dapat membantunya ketika melanjutkan studi
di perguruan tinggi nantinya. Selain itu, mendalami ilmu kesehatan merupakan
cita-citanya sejak SMP. Karena baginya menolong orang untuk sembuh adalah
perilaku yang mulia. Setelah sekolah di sini saya sudah bisa melakukan tindakan

226 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


keperawatan, seperti pemeriksaan TTV, pemberian
obat, melakukan cek golongan darah, hemoglobin, gula
darah, dan kolesterol, ungkapnya.
Selain memperoleh pendidikan umum, Delia juga
bisa menghafal Al Quran. Karena sebagai sekolah
berbasis pesantren mengadaka program tahfid yang
sifatnya wajib bagi setiap siswanya. Selain itu, selama
bersekolah di sini akhlak Delia terbentuk semakin baik.
Kegiatan lain yang digemarinya adalah Rohis. Di situ ia
dapat mengetahui Islam secara lebih mendalam lagi.
Di mata Pengawas Sekolah, SMK Yasmida
juga merupakan sekolah besar yang kaya potensi.
Ismurwanta, ST., pengawas SMK Kabupaten Pringsewu
mengatakan bahwa SMK Yasmida adalah SMK terbesar
dari delapan SMK yang diawasinya. Awalnya, SMK
Yasmida merupakan kelas jauh di Pondok Pesantren.
Namun kini telah menjadi sekolah besar dengan jumlah
total siswanya mencapai 1400 orang, mengalahkan
sekolah negeri di sekitarnya, kata Ismurwanta.
Ismurwanta yang semula berprofesi sebagai guru itu
mengatakan bahwa semua proses pembelajaran di
SMK Yasmida sudah sesuai dengan ketentuan bahkan
sekolah ini semakin maju dan berprestasi.

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA SMK YASMIDA


Pada awal tahun pelajaran 2003 di Desa Ambarawa
Kabupaten Pringsewu didirikan SMK Yasmida,
namun secara resmi berdiri pada tanggal 5 Juli 2004.
Sebelumnya SMK Yasmida bernama SMK Negeri
Gading Rejo yang merupakan filial atau kelas jauh
Pondok Pesantren Yasmida Ambarwa. Nama Kepala
SMK Negeri Gading Rejo saat itu adalah Bpk. KH.
Sobri Dinal Mustofa, M.Sc yang hingga saat ini masih 227
menjabat.
SMK YASMIDA AMBARAWA

Setelah tiga tahun berjalan dengan menginduk di


SMK Negeri Gading Rejo. SMK Yasmida memutuskan
untuk menyelenggarakan pendidikan mandiri di bawah
naungan Yayasan islam Miftahul Huda atau disingkat
dengan nama Yasmida. Tepat pada tanggal 9 Juli 2007
SMK Yasmida menempati gedung yang beralamat di
Jalan Utama No. 05 Kecamatan Ambarawa.
Pada Tahun 2004 2007 jurusan yang di buka SMK
Yasmida baru Tehnik Kendaraan Ringan (TKR) dengan
jumlah siswa 32 siswa. Setelah mandiri, membuka
program keahlian baru yaitu, Teknik Komputer Jaringan Foto-foto: Dok. SMK Yasmida Ambarawa
Foto-foto: Rauhanda Riyantama

228 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN


Foto: Rauhanda Riyantama

(TKJ) pada Tahun 2008. Setelah itu, pada tahun 2010 membuka Tehnik Sepeda
Motor (TSM), tahun 2012 membuka Keperawatan/Kesehatan (KK), tahun 2015
membuka Multimedia (MM). Pada kurun waktu 2012-2016 di SMK YASMIDA
telah memiliki lima program keahlian, yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR),
Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Teknik Sepeda Motor (TSM), Keperawata/
Kesehatan (KK), dan Multimedia (MM).
Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN)
pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu. Sedangkan tujuan pendidikan SMK adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri 229
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
SMK YASMIDA AMBARAWA

Sementara itu, visi SMK Yasmida adalah untuk melahirkan insan


teknologi yang berilmu amaliah, beramal ilmiah, berakhlaqul karimah untuk
mencapai hidup yang mandiri dan berketeladanan melalui proses pendidikan
dan pengajaran. Sedangkan misinya ada tiga, pertama, membekali siswa
pada pengasaan ilmu pengetahuan, terapan dan ketrampilan hidup. Kedua,
membekali dan membiasakan siswa berperilaku didiplin, berketeladanan, yang
berbasis pola keseimbangan rasionalitas, spirutualitas, duniawi, ukhrowi, dan
dzikir. Ketiga, mengupayakan tersediannya SDM serta sarana dan prasarana
pendukung yang memadai.
230 PROFIL SMK RUJUKAN BERBASIS PESANTREN

Anda mungkin juga menyukai