Anda di halaman 1dari 268

PROFIL SMK RUJUKAN BIDANG PARIWISATA

MERANGKAI MOZAIK NUSANTARA

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
i
merangkai mozaik
nusantara
PROFIL SMK RUJUKAN BIDANG PARIWISATA

Pengarah
Hamid Muhammad (Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah)

Penanggung Jawab
M. Mustaghfirin Amin(Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan)

Ketua Tim Penulis


Arie Wibowo Khurniawan (Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi)

Editor
Chrismi Widjajanti (Kepala Seksi Program)

Anggota
Drs. Saiful Anam
Dipo Handoko
Mukti Ali
Arien T.W
Rauhanda Riyantama
Ahmad Fauzi Ramdani
Tri Haryani
Pipin Dwi Nugraheni
Meidhi Alkibzi

Desain dan Tata Letak


Dipo Handoko

Desain Cover
Ari
Karin Faizah Tauristy

Cetakan I, November 2016

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk
dan dengan cara apa pun tanpa ijin tertulis dari penulis

ISBN: 978-602-74778-9-6

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung E Lt 12-13 Kompleks Kemdikbud Senayan
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat - 10270
Email: program.psmk@kemdikbud.go.id

DIREKTORAT PEMBINAAN Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2016
ii
iii
SAMBUTAN
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia

P
uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,
yang senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, dan karunia-
Nya kepada kita yang berkecimpung di dunia pendidikan dan
kebudayaan. Berkat rahmat, nikmat, dan kemurahan-Nya pula, buku ini
bisa selesai tepat waktu.
Sebagaimana saya sampaikan dalam berbagai kesempatan,
Presiden RI Joko Widodo telah mengamanatkan agar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan tiga program prioritas,
yakni Program Indonesia Pintar (PIP) yang dilaksanakan melalui Kartu
Indonesia Pintar (KIP), penajaman pendidikan vokasi, dan penguatan
pendidikan karakter. Tiga Fokus tersebut perlu kita dorong agar dapat
terlaksana dengan tepat dan cepat.
Khusus terkait penajaman pendidikan vokasi, yang tugas pokoknya
diemban oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Presiden
telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016
tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Melalui Inpres tersebut, Presiden secara khusus menugaskan kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk: a) membuat peta jalan
pengembangan SMK; b) menyempurnakan dan menyelaraskan
kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna
lulusan (link and match); c) meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi
pendidik dan tenaga kependidikan SMK; d) meningkatkan kerjasama
dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha/
industri; e) meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi
SMK; f) membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK. Keenam
tugas dari Presiden itu kini kita jadikan prioritas serius agar kita tidak
terlambat mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang

iv
terampil sehingga siap bersaing di pasar internasional.
Kita menyadari bahwa SMK menduduki posisi sangat strategis dalam menyiapkan tenaga kerja
terampil untuk menghadapi persaingan di era global dewasa ini. Pada tahun 2030, Indonesia
memerlukan 58 juta tenaga kerja terampil. Sedangkan di Asean, sampai tahun 2025 akan membuka
14 juta lapangan tenaga kerja. Ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Oleh sebab itu, Nawacita
dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla secara explisit menyebut SMK sebagai salah
satu yang harus dipertajam dan diperkuat.
Berbahagialah anak-anak sekarang yang pada tahun 2045 nanti akan berusia relatif masih muda.
Tepat pada tahun itu kita akan memperingati satu abad kemerdekaan Republik Indonesia, dan anak-
anak kita sekarang ini akan berada pada puncak usia produktif.
Maka yang mendesak untuk dilakukan adalah segera beranjak dari zona nyaman. Jangan
cepat puas dengan keunggulan komparatif dari sumber daya alam kita. SMK harus bisa lebih
kerja keras lagi. Persoalan-persoalan keterbatasan jumlah dan kompetensi guru, minimnya sarana
dan prasarana, kurang sesuainya kondisi geografis dengan program keahlian yang dimiliki, tidak
selarasnya kompetensi lulusan SMK dengan dunia usaha dan dunia industri, harus segera diatasi.
Segala kekuatan harus kita kerahkan untuk menjamin penyiapan Generasi Emas yang unggul dan
kompetitif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu tumpuan harapan untuk
menyiapkan Generasi Emas di tahun 2045.
Jika semua tekad kita itu laksanakan, insya Allah pada tahun 2030 ekonomi kita akan masuk
peringkat 7 dunia dengan tambahan 58 juta pekerja yang handal (skilled workers). Potensi negeri kita
yang melimpah akan semakin maju pesat dengan prioritas pengembangan SMK terutama di bidang-
bidang kemaritiman, pariwisata, pertanian dan industri kreatif. Saya yakin dengan gotong royong
semua lapisan masyarakat kita akan dengan mudah mencapai semua harapan itu.
Saya menyampaikan penghargaan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
yang telah memprakarsai penerbitan buku ini. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi
niat mulia kita. Amin.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

Muhadjir Effendy

v
SAMBUTAN
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah

P
uji syukur kita panjatkan ke hadlirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang tak henti-hentinya melimpahkan rahmat,
nikmat, dan berbagai kemudahan kepada kita dalam
menjalankan tugas sehari-hari di bidang pendidikan dan
kebudayaan. Berkat rahmat dan kemudahan itu pula, buku yang
diterbitkan Direktorat Pembinaan SMK ini bisa sampai di tangan
pembaca.
Sebagaimana kita ketahui bersama, saat ini bangsa kita
tengah memasuki abad 21, yang antara lain bercirikan semakin
ketatnya kompetisi antar bangsa dalam berbagai bidang
kehidupan, termasuk dalam perebutan pasar kerja. Persaingan
tenaga kerja semakin terbuka seiring dengan pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sejak 1 Januari 2016.
Dengan berlakunya MEA, maka persaingan antar negara
ASEAN dalam perebutan pasar kerja semakin meningkat. Seluruh
negara ASEAN didorong untuk membuka pintu seluas-luasnya
terhadap masuknya berbagai produk ekonomi maupun tenaga
kerja asing. Oleh karena itu, Indonesia harus memperkuat
posisinya dalam persaingan tersebut. Maka, tuntutan untuk
mencetak tenaga kerja siap pakai, terampil, dan profesional tidak
bisa ditunda lagi. Ini menjadi tugas, tantangan, sekaligus peluang
bagi SMK untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan siap
kerja.
Terkait hal itu, maka tepat kiranya amanat Presiden RI Joko
Widodo agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah
Mendikbud, Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP memprioritaskan
penguatan pendidikan vokasi sebagai salah satu dari tiga program

vi
prioritas, selain Program Indonesia Pintar (PIP) dan penguatan pendidikan karakter.
Bahkan khusus penguatan pendidikan vokasi ini, Presiden telah mengeluarkan
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia
Indonesia.
Menindaklanjuti amanat Presiden tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
telah memulai langkah-langkah konkrit untuk memperkuat SMK, di antaranya
memperbaiki kurikulum SMK agar menekankan sistem pembelajaran yang
berorientasi kerja, memprioritaskan empat Bidang Keahlian (pariwisata, kemaritiman,
pertanian, dan industri kreatif) karena sektor-sektor itu mampu menyerap cukup
banyak tenaga kerja. Oleh karena itu peningkatan kualitas layanan SMK, pendidik dan
tenaga kependidikan, hingga lebih intensif menjalin kerjasama dengan dunia usaha/
dunia industri baik dalam rangka memperkuat praktek kerja maupun memasarkan
lulusan SMK mutlak diperlukan.
Hingga kini, Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, telah melakukan
beragam cara untuk memperluas dan memeratakan akses, meningkatkan mutu
maupun memperkuat relevansi pendidikan SMK. Program pengembangan SMK
rujukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu, dengan menghadirkan
praktek-praktek terbaik (best practices) bagi sekolah-sekolah lain di sekitarnya. Kita
tentu berharap, SMK bisa menjadi solusi bagi penyediaan kebutuhan tenaga kerja
terampil sekaligus ikut berperan dalam mengurangi pengangguran usia produktif.
Saya menyambut baik terbitnya buku ini, sekaligus mengucapkan terima kasih
kepada Direktur Pembinaan SMK, tim penulis, dan pihak-pihak lain yang ikut terlibat.
Semoga buku ini dapat menjadi bagian dari upaya kita meningkatkan akses, mutu,
dan relevasi pendidikan SMK.

Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah

Hamid Muhammad

vii
pengantar
Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan

K
ita menyadari bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah
memasuki persaingan sengit dalam perebutan pasar kerja,
terutama sejak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) tanggal 1 Januari 2016. Oleh karena itu, sesuai arahan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, saat ini Direktorat Pembinaan
SMK terfokus pada pengembangan empat sektor unggulan, yakni
kemaritiman (mencakup perikanan dan kelautan), pertanian
(ketahanan pangan), pariwisata, dan industri kreatif. Sesuai
dengan nawa cita Presiden R.I, empat sektor ini diprioritaskan
karena menyerap banyak tenaga kerja.
Besarnya potensi Indonesia terutama di empat bidang
unggulan tersebut dapat diibaratkan seperti air di atas gunung.
Kalau tidak dialirkan untuk menggerakkan listrik, hal itu hanya akan
jadi sebatas potensi. Sama halnya dengan ikan di laut, meskipun
jumlahnya berlimpah kalau tidak ada yang bisa mengolah, ikannya
akan lari.
Selain empat sektor unggulan tersebut, Direktorat Pembinaan
SMK juga tetap mengembangkan SMK bidang keahlian teknologi
dan rekayasa. Juga memperluas dan memeratakan akses melalui
fasilitasi pendirian dan pengembangan SMK berbasis komunitas/
pondok pesantren.
Tantangan cukup berat yang dihadapi SMK saat ini antara lain
minimnya jumlah guru produktif. Saat ini, jumlah guru produktif
SMK baru sekitar 22% dari total jumlah guru SMK. Padahal, guru
produktif dengan jumlah dan kualitas yang memadai, menjadi kunci
penting bagi mutu lulusan SMK yang terampil dan kompeten. Oleh

viii
karena itu, Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, bersama dengan Direktorat Pembinaan
Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK),
menjalin kerjasama sinergis untuk bersama-sama meningkatkan jumlah dan kompetensi guru-guru
SMK.
Penerbitan buku profil SMK rujukan ini juga merupakan salah satu bagian dari upaya
meningkatkan mutu SMK. Dengan menampilkan tempat praktik-praktik terbaik (best practices) dan
hasil/produk terbaik dari SMK dalam berbagai program keahlian, diharapkan dapat menjadi acuan
bagi sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutunya.
Pada buku ini, terdapat 10 SMK bidang keahlian pariwisata yang ditampilkan, yakni SMK Negeri
3 Denpasar (Bali), SMK Negeri 4 Banjarmasin (Kalimantan Selatan), SMK Negeri 2 Boyolangu (Jawa
Timur), SMK Negeri 4 Solo (Jawa Tengah), SMK Negeri 6 Surabaya (Jawa Timur), SMK Negeri 9
Bandung (Jawa Barat), SMK Negeri 6 Yogyakarta (DI Yogyakarta), SMK Negeri 27 Jakarta (DKI Jakarta),
SMK Negeri 1 Jayapura (Papua), dan SMK Negeri 9 Padang (Sumatera Barat).
Saya ucapkan terima kasih kepada tim penulis dan pihak-pihak lain yang ikut terlibat dalam
penyusunan buku ini. Semoga bermanfaat.

Direktur Pembinaan SMK

Mustaghfirin Amin

ix
Daftar Isi
Profil SMK Rujukan Pariwisata
Merangkai moZaik nusantara

iv 1
sambutan pendahuluan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP

13
vi SMK negeri 3 denpasar
Kota Denpasar, Provinsi Bali
sambutan
Amati, Terapkan, & Modifikasi
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
Hamid Muhammad, Ph.D.

41
vii SMK negeri 4 banjarmasin
Kota Banjarmasin,
Provinsi Kalimantan Selatan
pengantar
Direktur Pembinaan Pertukaran Siswa dan Guru
Sekolah Menengah Kejuruan Hingga ke Luar Negeri
Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA

x 65
SMK negeri 2 boyolangu
daftar isi Kota Tulungagung,
Provinsi Jawa Timur
Ikhlas Mengabdi Sepenuh Hati

x
91 189
SMK negeri 4 solo SMK negeri 27 jakarta
Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah Kota Jakarta, Provinsi DKI Jakarta
Pemasok Lulusan Standard MEA Miliki Pastry Kitchen Super Canggih,
Satu-satunya di Indonesia

115 213
SMK negeri 6 SUrabaya
Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur SMK negeri 1 jayapura
Bekali Keterampilan Untuk Kota Jayapura, Provinsi Papua
ABK dan Anjal
Siapkan Siswa Asal Remote Area
Siap Kerja

143 233
SMK negeri 9 bandung
Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat SMK negeri 9 padang
Siswa dan Alumni Ditantang Kota padang,
Menjadi Pengelola Unit Usaha Provinsi Sumatera Barat
Siapkan Siswa Berjiwa Wirausaha

169
SMK negeri 6 yogyakarta
Kota Yogyakarta, Provinsi DI Yogyakarta
Oke di Akademis, Juga Well Groomed

xi
xii
PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

MERANGKAI
MOZAIK
NUSANTARA

1
Pendahuluan

K
ementerian Pendidikan dan Kebudayaan dewasa ini tengah
menggulirkan tiga program prioritas yang diamanatkan oleh Presiden
RI Joko Widodo, yakni percepatan Program Indonesia Pintar (PIP)
yang dilaksanakan melalui sarana Kartu Indonesia Pintar (KIP), penajaman
pendidikan vokasi, dan penguatan pendidikan karakter. Khusus terkait
program pendidikan vokasi, Presiden Joko Widodo bahkan telah menerbitkan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia.
Inpres tersebut menugaskan kepada sejumlah Menteri, Kepala Badan
Sertifikasi Profesi, dan para Gubernur untuk mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk
merevitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber
daya manusia Indonesia. Selain itu, Presiden juga meminta mereka untuk
menyusun peta kebutuhan tenaga kerja bagi lulusan SMK sesuai tugas,
fungsi, dan kewenangan masing-masing dengan berpedoman pada peta jalan
pengembangan SMK.
Khusus kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Presiden Joko
Widodo menugaskan untuk: a) membuat peta jalan pengembangan SMK; b)
menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi
sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match); c) meningkatkan jumlah
dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK; d) meningkatkan
kerjasama dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan dunia
usaha/industri; e) meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi
SMK; f) membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK. Keenam tugas dari
Presiden itu kini dijadikan prioritas serius oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan agar tidak terlambat dalam mempersiapkan sumber daya manusia
Indonesia yang terampil sehingga siap bersaing di pasar internasional.

2 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Mukti Ali

Penguatan pendidikan vokasi itu merupakan bagian dari implementasi


sembilan agenda prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla yang dikenal dengan Nawacita, khususnya nomor 6
yang berbunyi, Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya.
Salah satu upaya yang akan dilakukan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk mewujudkan Nawacita nomor 6 itu adalah membangun
sejumlah science park dan techno park di daerah-daerah, politeknik, dan SMK-SMK
dengan sarana dan prasarana dengan teknologi terkini. Hal ini penting karena
pendidikan vokasi saat ini sangat diperlukan untuk menjawab kebutuhan pasar
kerja, sekaligus untuk menghadapi sengitnya kompetisi antarnegara, khususnya
di kawasan Asean sejak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai
Januari 2016.
Pendidikan vokasi merupakan penggabungan antara teori dan praktik
secara seimbang dengan orientasi pada kesiapan kerja lulusannya. Kurikulum
dalam pendidikan vokasi terkonsentrasi pada sistem pembelajaran keahlian
(apprenticeship of learning) pada kejuruan-kejuruan khusus (specific trades).
Karena itu Presiden Jokowi melihat pendidikan vokasi/kejuruan sangat penting
untuk mempersiapkan SDM Indonesia dalam menghadapi persaingan global.
Keseriusan pemerintah dalam penguatan pendidikan vokasi salah satunnya
dibuktikan dengan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Jerman untuk mengetahui
keberhasilan Jerman dalam pendidikan vokasi. Fokus kunjungan kerja Presiden
ke Jerman adalah menjalin kerja sama dan mendapat dukungan pemerintah

3
Jerman dalam pengembangan pendidikan kejuruan atau vokasi di Indonesia. Jerman
dianggap sebagai negara yang sangat bagus dalam mengembangkan sistem pendidikan
kejuruan, sehingga generasi mudanya memiliki keterampilan yang memadai sejak dini.Hal
itu pula yang membuat angka pengangguran di Jerman sangat rendah.
Saat kunjungan kerja di Jerman, Presiden Jokowi meninjau Pusat Pelatihan Pendidikan
Vokasi Profesional di Siemenstadt, yaitu semacam sekolah dan tempat pelatihan berbagai
bidang kejuruan yang sangat berkembang di Jerman. Di Siemenstadt, Presiden mendapatkan
informasi umum terkait pendidikan kejuruan dual training di Jerman. Pendidikan kejuruan
dual training adalah pendidikan yang berorientasi kerja dan mengharuskan para siswa/
peserta belajar di dua tempat pembelajaran, yaitu di sekolah dan di industri, sehingga terjadi
sinergi antara pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di industri.
Hingga kini, terjadi kesenjangan antara kebutuhan tenaga kerja dengan jumlah dan
kualitas output lulusan SK. Perbandingan kebutuhan dan lulusan SMK dapat dilihat pada
infografis berikut.

PERBANDINGANKEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN LULUSAN SMK 2016

Karena terjadi kesenjangan yang cukup serius antara kebutuhan tenaga kerja dengan
lulusan SMK, maka Direktorat Pembinaan SMK merancang sejumlah kebijakan, program,

4 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


dan kegiatan untuk mengembangkan SMK pada periode lima tahun yang akan datang.
Adapun sejumlah kebijakan dan program strategis yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1. Penguatan Peran Siswa, Guru, Tenaga Kependidikan, Orang tua, dan Aparatur Institusi
Pendidikan dalam Ekosistem Pendidikan Kejuruan
Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui
Penerapan pendidikan karakter di sekolah. Strategi ini bertujuan untuk:
a. Memotivasi pihak sekolah dan Pemda setempat dalam pengembangan mental dan
akhlak mulia para siswa melalui kegiatan dan pelatihan yang nantinya diharapkan
d a p a t menyebar luaskan ke siswa SMK dilingkungan daerahnya
masing-masing.
b. Menumbuhkan disiplin dan tanggungjawab terhadap
kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah.
c. Terciptanya generasi muda yang tangguh dan siap
menuju ke kehidupan yang lebih baik di masyarakat.
d. Memiliki budi pekerti yang baik dan berahklak mulia.
e. Berkembangnya rasa kerjasama dan kebersamaan
sebagai upaya untuk menggalang persatuan dan kesatuan
generasi muda mendatang.
2. Peningkatan akses pendidikan kejuruan
Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan
tujuan strategis ini melalui:
a. Kartu Indonesia Pintar. Tujuan yang akan dicapai
melalui strategi ini adalah meningkatkan jumlah dan kualitas
peserta didik SMK, meringankan biaya pendidikan siswa SMK,
dan mencegah siswa miskin SMK putus sekolah. Strategi
ini diharapkan dapat membantu lebih dari 2 juta anak
miskin dan rentan miskin untuk dapat mengakses
pendidikan menengah kejuruan.
b. Bantuan Operasional Sekolah.
Sejalan dengan penetapan WAJAR 12 tahun
penyediaan Bantuan Operasional Sekolah
atau BOS tetap menjadi andalan pemerintah
untuk mengurangi beban masyarakat untuk
dapat membiayai pendidikan menengah
bagi anak-anaknya.

Foto: Mukti Ali


5
c. Peningkatan daya tampung SMK. Peningkatan kapasitas SMK sangat
mendesak mengingat kapasitas SMK saat ini hanya dapat menampung
78.94% pendaftar. Strategi yang diterapkan adalah:
Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB). Unit Sekolah Baru diprioritaskan
untuk membangun SMK di kecamatan yang belum memiliki SMK yang
dapat diberikan untuk pendirian SMK Negeri maupun Swasta. Dana
digunakan untuk pembangunan gedung pembelajaran (ruang teori, ruang
praktik dan ruang penunjang beserta selasarnya), pengadaan peralatan
praktik siswa, pembangunan kamar mandi/WC, pengadaan perabot
ruang pembelajaran (ruang teori dan ruang praktik), biaya perencanaan,
pengawasan pembangunan, pengelolaan administrasi dan biaya
pengadaan guru.
Penyediaan Ruang Kelas Baru (RKB). Bantuan ini diutamakan untuk
menambah ruang kelas baru bagi SMK yang memiliki jumlah pendaftar
yang meningkat dan siswa yang ada melebihi daya tampung.
Afirmasi khusus Pada Daerah 3 T. Bantuan ini ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas SMK yang berada di berada di Provinsi Papua
dan Papua Barat, berada di Daerah Khusus, dan berada di Daerah yang
tergolong Tertinggal, Terluar, Terdepan (3T). Selain itu dikembangkan pula
Sekolah Garis Depan (SGD) pada daerah terluar Indonesia.
3. Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada
pembentukan karakter dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui:

6 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. Solopos
a. Penerapan Kurikulum Nasional. Untuk mewujudkan ketercapaian pelaksanaan
implementasi Kurikulum Nasional Peminatan SMK diperlukan adanya dukungan
dari semua pihak baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Kegiatan teknis
berupa pemberian pelatihan, pembinaan dan asistensi ke sekolah oleh petugas
pusat, propinsi, dan kab/kota serta kegiatan non teknis berupa penyediaan buku
panduan untuk guru, panduan penyusunan silabus dan buku panduan untuk
siswa.berupa penyediaan buku panduan untuk guru, panduan penyusunan
silabus dan buku panduan untuk siswa.
b. Pengembangan Technopark di SMK. Technopark adalah suatu tempat di
SMK untuk mengaplikasikan teknologi terkini secara terus-menerus dengan
melibatkan masyarakat industri. Tujuan technopark adalah untuk membuat
link yang permanen antara akademisi, pelaku indsutri/bisnis/finansial, dan
Pemerintah. Technopark mencoba menggabungkan ide, inovasi, know-how, dari
dunia akademik, dan kemampuan finansial (dan marketing) dari dunia bisnis. Di
dalam Technopark tersebut dilaksanakan kerjasama-kerjasama, riset, penerapan
inovasi teknologi terkini, transfer informasi dan pengetahuan, proses bisnis,
dll. Sampai dengan tahun 2019, Dit. PSMK akan mendukung pembangunan 38
technopark.
c. Pemenuhan sarana dan prasarana SMK yang menunjang peningkatan kualitas
pembelajaran. Penyediaan sarana dan prasarana mencakup:
Ruang Praktik Siswa/Laboratorium
Bantuan Peralatan Praktik SMK
Rehabilitasi Ruang Belajar
Pembangunan Perpustakaan Pendukung Pembelajaran
Bantuan Peralatan E-Pembelajaran (E-Sabak)
d. SMK Perikanan dan Kelautan, SMK Pertanian, dan SMK Pariwisata. Secara
umum usaha yang dilakukan untuk mengembangkan SMK bidang ini adalah
dengan memberikan bantuan dalam rangka mendukung Kebijakan Pemerintah
dalam mengembangkan Poros Maritim Indonesia dan membangun ketahanan
pangan. Adapun jenis bantuan yang akan diberikan diantaranya :
Bantuan Pengembangan SMK Perikanan dan Kelautan diberikan kepada
SMK lingkup Bidang Studi Keahlian Perikanan dan Kelautan, dapat digunakan
untuk pembangunan fisik/bangunan baik struktur maupun infrastruktur serta
peralatan pendidikan termasuk Pembangunan Unit Sekolah Baru. Direktorat
PSMK mentargetkan dapat membangun minimal 400 SMK perikanan dan
kelautan unggulan pada tahun 2019.
Bantuan Pengembangan SMK Pertanian ditujukan untuk mendukung
kebijakan pemerintah menuju ketahanan pangan nasional. Bantuan diberikan
kepada SMK yang membuka Bidang Keahlian Agrobisnis dan Agroteknologi
dan digunakan untuk pembangunan fisik/bangunan baik struktur maupun
infrastruktur serta peralatan pendidikan termasuk untuk pembangunan unit
sekolah baru. Direktorat PSMK mentargetkan dapat membangun minimal
600 SMK pertanian unggulan pada tahun 2019.

7
Bantuan Pengembangan SMK Pariwisata dilakukan dengan cara memberikan
bantuan dalam bentuk dana untuk pembangunan ruang dan/atau infrastruktur
serta peralatan bagi SMK Bidang Studi Keahlian lingkup Pariwisata yang ditunjuk.
e. Pengembangan Mutu melalui Cluster SMK Rujukan. SMK Rujukan adalah SMK
yang unggul dalam berbagai aspek sehingga bisa dijadikan acuan/rujukan/referensi
bagi SMK-SMK lain. SMK rujukan yang akan dikembangkan merupakan bagian
dari program peningkatan mutu pendidikan berbasis wilayah (propinsi, kab/kota).
SMK Rujukan juga akan menjadi leader dalam mengembangkan mutu SMK dan
setidaknya memiliki 3 SMK aliansi yang akan dibina. Setiap SMK Rujukan Menyusun
SDP (School Development Plan) dan dibina secara bertahap pencapaian SNP serta
memiliki fasilitas bersama yang meliputi bengkel unggul, sumber belajar/ materi ajar
online, website dan informasi kebekerjaan, perpustakaan termasuk e-library, jaringan
internet yang cukup, tempat pendampingan/ pelatihan guru, teaching factory, testing
center untuk kompetensi, produk dan jasa , serta ruang pamer produk/jasa SMK, dan
hubungan industri.

f. Pengembangan teaching factory di SMK. Teaching Factory (TEFA) adalah


pembelajaran yang berorientasi bisnis dan produksi. Atau suatu proses keahlian
atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan
standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
tuntutan pasar atau konsumen. Tujuan TEFA adalah sebagai wadah pelatihan dan
praktik berbasis produksi secara langsung bagi siswa SMK yang berorientasi pada
pasar. Sampai dengan tahun 2019, Direktorat Pembinaan SMK akan mendukung
pengembangan minimal 200 teaching factory di SMK.
g. Harmonisasi Kompetensi Kejuruan dengan Kebutuhan Industri dan Review Paket
Kejuruan.
Strategi ini bertujuan untuk membangun kerjasama industri dan penyelarasan
kejuruan. Strategi ini meliputi:

8 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dipo Handoko

Pengembangan SMK Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah. SMK


Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah berfungsi sebagai pusat
pengembangan unit produksi/teaching factory/industrial based
education berbasis keunggulan wilayahnya. Untuk menjadi SMK
Berbasis Industri, SMK harus mampu menyelenggarakan usaha
bisnis/perusahaan dan dituntut menjalankan fungsi-fungsi baku
perusahaan, yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran,
manajemen personalia, manajemen keuangan, manajemen
peralatan dan perbekalan, prinsip-prinsip akuntansi, dan inti
manajemen (general manager). Dengan pembelajaran seperti ini,
diharapkan lulusannya langsung dapat bekerja di Industri.
Pengembangan SMK di Kawasan Industri Nasional dan Kawasan
Berikat. SMK di kawasan industri harus menyelenggarakan
pendidikan yang benar-benar berbasis dunia kerja (experiential
education/work based learning/hand-on experience) utamanya
adalah production based learning (belajar membuat barang jadi yang
marketable) yaitu belajar melalui kerja yang sungguhan seperti
yang terjadi di dunia kerja bisnis dan bukan belajar yang sifatnya
tiruan (artifisial).
Kerjasama Industri Regional dan Internasional yang bertujuan
untuk: a) memproyeksi kebutuhan industri terhadap lulusan
pendidikan kejuruan/ vokasi berdasarkan bidang keahlian; b)
menanggulangi kekurangan guru mata pelajaran produktif; c)
menyedikan tempat praktik yang memadai; dan d) meningkatkan
mutu proses pembelajaran di pendidikan kejuruan/ vokasi yang
sangat memerlukan pengalaman kerja melalui pemagangan di
industri/perusahaan.

9
Foto: Mukti Ali
Penyelarasan kejuruan melalui aktifitas: a) pengembangan standar Pola
Penyelarasan Kejuruan di SMK; b) pembentukan Majelis Kemitraan
Pendidikan Kejuruan Indonesia (MKPI); dan c) pengembangan rumusan
KKNI kejuruan SMK
h. Standardisasi, Sertifikasi, dan Penjaminan Mutu Lulusan SMK. Strategi ini
dilaksanakan melalui aktifitas berikut:
Penyusunan SKL berdasar SKKNI
Pelatihan Assesor SMK
Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan, Proses Pembelajaran dan lulusan
i. Pemenuhan Guru Produktif melalui: a) kolaborasi dengan Lembaga Pendidik
dan Tenaga Kependidikan; b) Pengadaan Guru Produktif oleh Pemerintah
(Pusat+Daerah); dan c) Recognition Prior Learning (RPL).
j. Pengembangan SMK Berbasis Pesantren/Komunitas. Bantuan diberikan
kepada SMK yang berada di Pondok Pesatren/Komunitas dan memiliki
siswa yang bermukim di asrama Pesantren/ Komunitas. Pemanfaatan
dana ditujukan untuk: a) pengembangan/Pembangunan/rehabilitasi
gedung pembelajaran Teori/ Ruang Praktik Siswa beserta perabotnya; b)
pembangunan/ rehabilitasi asrama; c) pengadaan Peralatan Praktik; dan d)
Biaya perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan administrasi.
k. Kemitraan Direktorat dengan Institusi/Lembaga terdiri dari: a) Kerjasama
dengan Kementerian/Institusi Dalam Negeri; b) Kemitraan dalam rangka
Pengembangan, Penguatan, dan Pendampingan Pembinaan SMK; c)

10 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Kunjungan Rintisan Kerjasama Antar Lembaga Luar Negeri; d) Seminar/Workshop
Internasional; e) Pengiriman Expert ke Luar Negeri; f) Kerjasama TVET Program;
g) Kerjasama Pengembangan Pendidikan Kejuruan Indonesia-Negara Asia; h)
Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat; dan i) Pertukaran Siswa Luar Negeri.
l. Pemasaran Tamatan SMK sebagai wahana mediator yang menjembatani antara
Pencari Kerja tamatan SMK dengan Penyedia Kerja untuk formasi tenaga kerja
tingkat menengah. Salah satunya dengan mengaktifkan kembali Bursa Kerja Khusus
di setiap SMK dengan bekerja sama dengan industri/instansi/kementerian terkait
lainnya.
m. Beasiswa prestasi, ajang kompetisi siswa SMK, dan Pameran Produk Kreatif Siswa
SMK.
Dit. Pembinaan SMK memotivasi siswa SMK untuk selalu berprestasi melalui:
Beasiswa Prestasi dan Program Keahlian Khusus. Program Beasiswa prestasi
bertujuan mendukung tercapainya pendidikan siswa yang belajar di SMK dan
merupakan bentuk penghargaan bagi siswa-siswa yang berprestasi akademik
pada bidangnya masing-masing pada tingkat Kabupaten antara lain Lomba LKS,
O2SN, OSTN, Lomba Debat Bahasa, Lomba Seni dll, sehingga kualitas siswa
di SMK mempunyai daya pikir yang sama dengan siswa-siswa yang masuk di
sekolah menengah lainnya.
Lomba Kompetensi dan Sains. Lomba Kompetensi dan Sains terdiri dari: a) LKS
merupakan salah satu sarana untuk menseleksi siswa untuk mengikuti lomba
tingkat internasional World Skill Competition (WSC), maupun tingkat asia Asean
Skill Competition (ASC), yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali; dan b) OSTN
merupakan Olimpiade Sains Terapan untuk mengembangkan kemampuan siswa
bidang sains terapan.
Lomba Seni dan Olahraga. Lomba ini terdiri atas terdiri dari 2 kegiatan yaitu: a)
Lomba Olimpiade Olah Raga Siswa SMK Tingkat Nasional (O2SN); dan Festifal
Lomba Seni Siswa SMK Tingkat Nasional (FLS2N).
Pameran Produk Kreatif Siswa SMK
4. Peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan publik
Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui:
a. Pengelolaan data pokok pendidikan menengah kejuruan
b. Perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kinerja lembaga
c. Penyediaan layanan informasi kebijakan
d. Pengembangan e-Bantuan. Implementasi e-bantuan SMK untuk proses penyaluran
bantuan dan pelaporannya dengan melibatkan ekosistem sekolah, disdik prov/kab/
kota dan masyarakat. S

11
12 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 3
DENPASAR
KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 13


Foto: Mukti Ali

14 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Amati,
Terapkan,
&Modifikasi
H
ampir seluruh sekolah di kawasan Bali
mempunyai ciri khas tersendiri, desain pagar,
bangunan gedung sekolah, juga tanaman yang
menghiasi. Salah satu tanaman hias yang
tampaknya selalu ada dan tidak hanya di sekolah adalah
bunga Kamboja. Selain mengiasi halaman dan taman
sekolah, bunga kamboja ini juga banyak dijumpai di
trotoar jalan. Ciri khas lainnya, hampir semua instansi di
Bali selalu dilengkapi dengan fasilitas persembahyangan
(Pura), termasuk di sekolah.

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 15


Dra. Anak Agung Bagus Wijaya Putra, M.Pd.,
Kepala SMK Negeri 3 Denpasar, Bali
Foto: Mukti Ali

Demikian pula dengan SMK Negeri 3 Denpasar.


Sekolah bidang pariwisata yang beralamat di Jl. Tirtanadi
No 19, Sanur, Bali ini, selain bangunannya yang khas, di
sekolah ini juga ada fasilitas persembahyangan khusus
siswa yang berada di pojok bagian depan. Setiap pagi
masuk sekolah, banyak siswa langsung menuju tempat
persembahyangan tersebut. Sebagian lagi ada yang
langsung menuju kelas menaruh tas dan perbekalan
terlebih dahulu sebelum menuju tempat sembahyang.
Ada juga yang tidak melakukan persembahyangan.
Sembahyang pagi di sekolah ini sifatnya tidak wajib,
karena sebagian dari mereka mungkin sudah ada yang
sembahyang di rumah. Tetapi ketika sudah di kelas dan
jam pelajaran berbunyi kegiatan paling pertama dilakukan
adalah sembahyang dan berdoa secara serentak di kelas
masing-masing, terang Dra. Anak Agung Bagus Wijaya
Putra, M.Pd, Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Denpasar, Bali.
Kegiatan sembahyang, lanjut laki-laki yang biasa
disapa Agung dan baru ditetapkan sebagai Kepala SMK
Negeri 3 Denpasar tahun 2015 lalu itu, merupakan bagian
dari pembiasaan untuk membentuk siswa yang berbudi
pekerti luhur. Selain juga diterapkan kebiasaan-kebiasaan
lain, disiplin waktu, peduli kebersihan lingkungan/tidak
membuang sampah sembarangan, tidak membawa
narkoba, tidak merokok dan lain sebagainya.

16 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 3 Denpasar

Setiap pagi, mulai jam setengah enam pagi, sekoalh ini mulai
berdenyut. Beberapa siswa yang tampaknya jauh sudah berdatangan,
hari masih cukup gelap. Dan sekitar jam 7 pagi, Agung didampingi
beberapa guru sudah bersiap menyambut siswa datang dan menyalami
satu persatu. Sekolah ini memberlakukan jam pelajaran dari jam 07.30
dan berakhir pukul 14.00 WITA. Itu jam formalnya, tetapi biasanya
anak-anak itu banyak yang suka pulang telat, kadang masih harus
menyelesaikan pekerjaannya, kadang juga sibuk mempersiapkan apa
gitu, pokoknya ada saja yang masih tinggal di sekolah. Sekolah ini baru
benar-benar sepi pada saat Ashar hingga Magrib, kata Bagus.
Sekolah ini juga menerapkan Jumat bersih pada hari Jumat. Pada
kegiatan ini seluruh siswa bahu membahu membersihakan kelas
dan lingkungan sekolah. dan sekali dalam sebulan juga diberlakukan
Purnama Tilem. Kegiatan ini untuk menghormati datangnya bulan
purnama, kegiatan rutinnya berupa sembahyang/berdoa bersama di
lapangan dengan menggunakan pakaian adat khas Bali.
Jumlah siswa di sekolah yang berdiri tahun 1976 ini berjumlah 1.369
anak, dan didukung 100 orang guru, 53 guru di antaranya berstatus
PNS. Guru PNS tersebut rata-rata guru produktif, sebagian kecil saja
yang guru normatif dan adaptif. Juga diperkuat tenaga administrasi
sekolah sebanyak 35 orang, 9 orang di antaranya tukang kebun dan 3
orang satpam.

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 17


Nyoman Aris Suparni, S.Pd., M.Pd.,
guru Perhotelan dan Wakil Kepala Sekolah
bidang Kurikulum

Foto: Mukti Ali


Untuk rekrutmen siswa baru sekolah ini memberlakukan
seleksi secara online sesuai peraturan dinas pendidikan
setempat, dan disesuaikan dengan kuota yang dibutuhkan.
Tetapi sekolah juga memberlakukan tes masuk yang hasilnya
dilaporkan ke dinas pendidikan setempat. Setelah diterima
baru siswa memulai masa perkenalan lingkungan sekolah
dan selanjutnya menerima materi yang sudah terjadwal.
Menurut kami, yang kami utamakan disini saat siswa masuk
bukan kita memacu kompetensinya, tetapi kami tekankan
bagaimana karakternya bisa terbentuk terlebih dahulu. Ini
sangat penting karena ini sekolah kejuruan. Jadi kebiasaan
disiplin dengan etos kerja tinggi itu yang utama, baru kita
genjot kompetensinya, ujar Nyoman Aris Suparni, S.Pd.,
M.Pd, guru Perhotelan yang juga Wakil Kepala Sekolah bidang
Kurikulum.

SIAP SAMBUT GLOBALISASI


Berdiri di atas lahan tiga hektar atau 30.000 m2, SMK Negeri
3 Denpasar terlihat cukup luas. Fasilitas pembelajaranya juga
sangat memadai. Terdapat 32 ruang kelas untuk belajar teori
dan 35 ruang untuk praktik, dua laboratorium serta beberapa
fasilitas lainnya. Mulai lapangan olahraga, lahan parkir yang
luas, dan lain sebagainya. Sekolah ini juga dilengkapi kantin
sekolah yang dipusatkan dibagian belakang.

18 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 3 Denpasar

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 19


20 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Mukti Ali

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 21


Foto: Dok. SMK Negeri 3 Denpasar

SMK Negeri 3 Denpasar juga memiliki hotel


atau e-dotel. Hotel ini tidak hanya difokuskan untuk
E-dotel SMK Negeri 3 Denpasar praktik siswa perhotelan tetapi juga disewakan untuk
yang menyediakan 16 kamar umum. E-dotel SMK Negeri 3 Denpasar dengan 16
kamar itu tertata tersendiri dibagian tengah lahan
sekolah. e-dotel ini tidak bertingkat, berupa beberapa
bangunan yang tiap bangunan tersedia dua kamar.
Kamar e-dotelnya sangat luas dengan fasilitas
lengkap. Ruang tamu, internet, televisi, almari, bethup,
toilet dan ruang mandi dengan shower juga tersedia
di hotel ini.
Kesan pertama masuk sekolah ini adalah nyaman.
Benar-benar bersih dan indah. Di hampir seluruh sudut
sekolah nyaris tidak ada sampah berserakan. Bahkan
toilet siswa yang ada di pojok-pojok bangunan kelas
terlihat sangat bersih dan tidak berbauh. Sekolah ini
juga melengkapi fasilitas cuci tangan di depan tiap
kelas.
Dengan visi Menjadi lembaga pendidikan kejuruan
yang siap bersaing di tatanan global jelas Agung,
SMK Negeri 3 Denpasar memiliki beberapa misi. Di
antaranya adalah sebagai berikut: Meningkatkan
profesionalisme dan kepercayaan masyarakat
terhadap sekolah sebagai pusat pemberdayaan
komptensi, membangun dan memberdayakan seluruh

22 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Mukti Ali

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 23


komponen sekolah menuju sekolah bertaraf Internasional, menggerakkan
seluruh warga sekolah untuk mengembangkan potensi diri secara optimal
agar lembaga memiliki budaya kerja yang berorientasi keunggulan kompetitif
dipasar kerja nasional maupun internasional, dan meningkatkan perluasan
kerjasama dengan industri yang relevan baik dalam maupun luar negeri untuk
akses siswa maupun lulusan dari SMK Negeri 3 Denpasar.
Dalam implementasi visi misi kami juga menetapkan beberapa nilai dasar
sebagai acuan, meliputi disiplin, loyal dan berdedikasi. Juga produktif, kreatif
dan bermutu. Transparan dan dapat bertanggungjawab serta menumbuh
kembangkan budaya partisipasi dan kebersamaan. Nilai dasar lainnya, yakni
sumber-sumber daya baik materi maupun non materi dikelola secara efektif
dan pelayanan prima berorientasi pada pasar, kata Agung.
Keberadaan SMK Negeri 3 Denpasar juga memiliki beberapa tujuan, antara
lain:
Menyiapkan seluruh komponen sekolah yang meliputi SDM, fasilitas yang
dibutuhkan dalam mendukung dan merealisasikan VISI dan MISI.
Mengupayakan pemenuhan seluruh fasilitas pembelajaran baik teori
maupun praktek sesuai dengan kriteria yang dituangkan dalam 12 janji
kinerja SBI (Sekolah Bertaraf Internasional).
Pengembangan kurikulum pembelajaran yang relevan dengan
perkembangan Iptek dan tuntutan pasar baik ditingkat Nasional maupun
Internasional.
Meningkatkan peran serta masyarakat, komite sekolah, dinas terkait,
dunia usaha/industri baik nasional maupun internasional secara aktif dan
partisipatif dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di SMK Negeri 3
Denpasar.
Melaksanakan dan mengembangkan system management mutu (ISO
9001-2008)
Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, peserta didik disetiap
lini untuk menghasilkan kinerja yang berorientasi mutu.
Mengembangkan dan meningkatkan peran Unit Produksi dalam kaitannya
menumbuh kembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan.
SMK Negeri 3 Denpasar mengembangkan empat kompetensi keahlian,
meliputi Akomodasi Perhotelan, Tata Boga, Tata Busana dan Kecantikan.
Semua jurusan itu rata-rata cukup diminati calon siswa, terbukti tiap tahun
jumlah peminat terus meningkat. Tetapi, Jurusan Tata Boga dan Perhotelan
menjadi paling favorit hingga peminatnya berlipah.

24 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Mukti Ali SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 25
MENYAPKAN GENERASI BERDAYA SAING
Sebagai sekolah kejuruan, SMK Negeri 3 Denpasar
memagangkan siswanya di industri selama empat bulan dan
dilaksanakan pada saat siswa sedang di kelas XI. Terdapat
ratusan perusahaan/industri yang telah bekerja sama dengan
SMK Negeri 3 Denpasar, dan tiap tahun terus dilakukan update
kerjasama sekaligus menjaring perusahaan-perusahaan
baru. Tahun ini kami sudah ada 100 perusahaan yang sudah
memastikan untuk bekerjasama, juga masih akan MoU
dengan perusahaan baru, dan terus kami lakukan penjajakan
dengan perusahaan lain, terang Drs. Ida Bagus Gede Sutarja
guru Bahasa Inggris yang sekaligus Wakil Kepala Sekolah
bidang Hubungan Masyarakat.
Sebelum diberangkatkan magang atau Praktek Kerja
Industri (Prakerin), para siswa biasanya diberi pembekalan
terlebih dahulu. Pesan yang senantiasa disampaikan tak
lain adalah menjaga sikap, disiplin dan menjaga nama baik
sekolah. Anak-anak SMK seperti umumnya anak-anak yang
lain, usianya masih tergolong ABG, jadi kadang ketika di
luar bisa saja mereka tidak ada kontrol dan dapat berbuat
semaunya, itu kami antisipasi, jangan sampai sudah di tempat
magang malah mereka berbuat semaunya yang mencoreng
nama sekolah, terang Drs. I Made Sudira Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan.

Hasil produksi jurusan tata boga


di SMK Negeri 3 Denpasar, Bali

Foto: Mukti Ali

26 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Drs. Made Sudira,
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Secara umum, Made Sudira juga mengatakan


anak-anak SMK Negeri 3 Denpasar sejauh ini tidak
ada yang bersikap memalukan nama baik sekolah.
Prestasi akademik maupun non akademik juga
cukup membanggakan. Kami di sini para guru
cukup kompak, apalagi didukung kepala sekolah
yang sangat bijaksana kepada guru dan siswa.
Siswa kami juga selalu menunjukkan prestasinya,
hampir semua jurusan pernah mengharumkan
sekolah, lanjut Made Sudira.
Prestasi yang diraih siswa SMK Negeri 3
Denpasar ini tak lepas dari peran guru, fasilitas
pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Para guru
tiap libur sekolah selalu digilir untuk mengikuti
magang di industri. Selain itu juga diikutkan
berbagai pelatihan yang diselenggarakan dinas
pemerintah daerah/provinsi/pusat. Bahkan
beberapa guru senior juga kerap ditunjuk
menjadi narasumber dalam pelatihan-pelatihan. Nyoman Aris Suparni, S.Pd., M.Pd.,
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikkulum
Kebijakan kepala sekolah ini menurut kami
sangat bagus, guru-guru di sini semua bahu
membahu meningkatkan kompetensinya. Saat Foto-foto: Mukti Ali
liburan dipilih siapa guru yang belum magang
industri itu yang kita dahulukan. pokoknya hampir
semua guru sudah mengikuti magang industri
dan pelatihan-pelatihan lain, timpal Nyoman Aris
Suparni, S.Pd., M.Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang
Kurikulum.

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 27


KONSEP AMATI TIRUKAN DAN MODIFIKASI
Mengenai fasilitas pembelajaran sekolah, kata
Dra. Ketut Sri Handayani,.M.Pd , guru Tata Boga yang
juga menjabat Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana
Prasarana, beberapa fasilitas sesungguhnya perlu
diupgrate. Meskipun secara kuantitas semua jurusan
sudah tercukupi dengan baik. Kalau kecukupan
menurut kami sudah cukup, hanya saja upgrate alat-
alat praktik itu perlu sekali. Karena misalnya di Tata
Boga sebagian ada meja yang stainless steel sebagian
masih ada meja keramik. Yang keramik ini yang tidak
sesuai dengan yang ada di hotel-hotel dan restoran,
terang perempuan yang akrab disapa Handayani itu. Dra. Ketut Sri Handayani, M.Pd.,
guru Tata Boga dan Wakil Kepala Sekolah
Hal senada disampaikan Aris Suparni yang bidang Sarana dan Prasarana
mengatakan bahwa konsep pembelajaran tidak selalu
bergantung dengan ketersediaan fasilitas berikut bahan
yang mendukung. Semua guru diharapkan mampu Foto-foto: Mukti Ali
mengkreasikan meskipun peralatan belum sepenuhnya
sesuai. Kalau pembelajaran kami yakin sudah sangat
optimal, bukan maksimal loh ya. Kita bekerja seoptimal
mungkin dan selalu berusaha mengejar yang terbarukan,
apa yang ada di insdustri saat ini segera kami pelajari.
Dalam pembelajaran kami sudah menggunakan
kurikulum 2013 revisi, tetapi dalam pelaksanaannya kita
menganut konsep ATM, Amati Terapkan dan Modifikasi.
Jadi tidak semuanya kita terapkan tanpa modifikasi
karena bisa tidak berjalan dengan baik. Beberapa materi
justru kita modifikasi kita sesuaikan dengan kondisi
kita, terang Aris.

28 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


TIDAK ADA SISWA YANG MEGECEWAKAN
Bagi alumni, SMK Negeri 3 Denpasar telah memberikan segalanya,
setidaknya hal itu bagi seorang Yenli Wijaya, alumni sekaligus
pengusaha Boutiq di Denpasar. Perempuan yang sangat modis ini
mengaku bersyukur bisa sekolah di SMK Negeri 3 Denpasar. Setelah
tamat SMK ia tak melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Alhamdulillah
saya hanya ijaza SMK saja, setelah lulus terjun menjadi penjahit.
Awalnya saya hanya penjahit rumahan, kemudian mulai merambah
pasar langsung dan hidup berpindah-pindah, pernah juga di daerah
Kuta. Di sana pasarannya bagus sekali dan saya memproduksi
pakaian-pakaian yang simpel-simpel waktu itu, terang Yenli.
Setelah berkembang dan juga harus mengurusi rumah
tangga akhirnya Yenli menetap di Denpasar dengan
mendirikan Boutiq Brader dan dia lebih banyak terjun
sebagai desainer. Di Boutiq milik Yenli kini lebih
fokus pada produksi baju-baju pesta dan belum
memproduksi secara masal. Kami belum
produksi masal, yang kami lakukan masih
menerima pesanan, ada juga pelanggan kami
yang dari luar negeri, katanya.
Di tempat itu pula, ank-anak Jurusan
Tata Busana diberi kesempatan magang.
Bagi Yenli, anak magang
cukup bermanfaat, bukan
hanya membantu dalam
pekerjaan tetapi juga
bermanfaat bagi Yenli bisa
membekali dan mengajari
anak-anak muda. Tidak
ada ruginya menerima
anak magang, kami
sangat bersyukur bisa
berbagi ilmu, kadang

Foto: Mukti Ali

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 29


Foto-foto: Mukti Ali

Yenli Wijaya,
alumni sekaligus pegusaha Boutiq di Denpasar

juga saya ajak mereka jika kami ada undangan


fasion show. Agar mereka tidak hanya berkutat di
ruang produksi tetapi juga megetahui bagaimana
sih ribetnya mengurusi model di balik panggung itu, mengenakan
pakaian ke model dan menatanya. Anak-anak magang ini juga
kami beri sedikit transportasi, karena bagaimana pun juga mereka
juga banyak membantu kami. Yang jelas bagi kami tidak ada siswa
sekolah ini yang mengecewakan, terang Yenli.
Pengalaman yang sama juga dirasakan Ni Made Rani. Perempuan
pengusaha salon kecantikan di kawasan Sanur ini juga alumni SMK
Negeri 3 Denpasar. Alumni tahun 1992 ini mulai membuka Salon dan
Spa Hana sejak tahun 2003 silam. Sebelumnya ia puluhan tahun
bekerja sebagai karyawan di usaha orang Jepang bidang salon di Bali.
Sepuluh tahun saya bekerja dengan orang Jepang, kemudian saya
pikir akan lebih berkembang dan bermanfaat jika membuka usaha
sendiri. Setelah modal saya rasa mencukupi saya membuka Hana
Salon & Spa, bersyukur sekali masih terus eksis sampai sekarang,
katanya.

30 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto-foto: Mukti Ali

Ni Made Rani,
alumni sekaligus pengusaha salon kecantikan
di kawasan Sanur

Hana Salon & Spa adalah usaha kecil,


karyawan juga tidak banyak. Tetapi cukuplah untuk
menghidupi keluarga dan menjadi aktivitas Rani,
sapaan Ni Made Rani. Karyawan tidak banyak,
tetapi kami masih membuka kesempatan kepada anak-anak SMK
Negeri 3 Denpasar untuk magang di tempat kami sejak tahun 2005
lalu, biasnaya hanya 3 sampai 4 anak saja. Dengan membuka
magang kami merasa jauh lebih baik dan semakin banyak kawan,
juga bisa lebih sering menjalin komunikasi dengan sekolah, lanjut
Rani.
Kisah anak magang juga diceritakan oleh I Wayan Suyoga, House
Keeper Prama Sanur Beach Hotel. Di hotel ini bisanya menerima
anak magang di departemen House Keeper sebanyak 30 anak, 10
an anak bisanya dari SMK Negeri 3 Denpasar. Sebagaimana di
tempat magang, saya kira sama, kami menekankan disiplin waktu,
jam berapa masuk jam berapa isirahat dan jam berapa boleh
pulang. Awal-awal biasa mereka agak bingung magang, tetapi
kami memulai dengan memberi kelas khusus untuk menjelaskan
pekerjaan, sistem hotel kami hingga pengenalan lingkungan, kata
Wayan.

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 31


32 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA Foto: Mukti Ali
SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 33
Wayan yang juga asesor perhotelan itu juga
sangat cermat melihat gerak gerik serta psikologis
peserta magang. Dari yang pendiam dirubah
menjadi lebih ceriah dan berwawasan. Kami ingin
merubah dan membiasaan anak-anak magang
itu dari bermental sekolah menjadi bermental
kerja. Selalu kami katakan, kita kerja di hotel ini
adalah pelayan, bagamana sikap pelayan itu ya
harus menjalankan pekerjaan untuk menghormati
orang lain atau tamu, seperti pembantu. Kebiasan-
kebiasaan lama di sekolah harus banyak
ditinggalkan dan mulai menatap dunia kerja yang
sesungguhnya, katanya.
Prama Sanur Beach & Hotel, lanjut Wayan tak
jarang juga merekrut anak-anak magang sebagai
karyawan, tetapi hal itu melalui hasil pengamatan
dan penilaian selama magang. Terkadang juga
I Wayan Suyoga, direkrut untuk terjun membantu secara insidental.
House Keeper Prama Sanur Beach Hotel
Di Prama Sanur Beach Hotel juga menerima
anak agang di bagian restoran/dapur. Jumlah
anak magang di departemen ini sebanyak 22 an
anak yang separuhnya berasal dari SMK Negeri 3
Denpasar. Saya paling disiplin menangani anak-
anak kerja di kitchen, bukan hanya kepada anak
magang tetapi kepada semua karyawan juga.
Karena kitchen itu jantungnya hotel. Dalam disiplin,
15 menit sudah harus ada di tempat, dan seminggu
pertama awal magang kami juga memberi kelas
biasanya diwaktu yang senggang, kami jelaskan
bagaimana kitchen hotel dan bekerja di sini.
Kemudian terjun ke dapur membantu kami dan
kami mengajarkan mulai mengolah bahan mentah
hingga menjadi hidangan siap saji, terang AA. Ketut
Adi Sausika, Sous Chef Prama Sanur Beach & Hotel.
Juga kami ajarkan gimana memotong bahan
makanan yang benar, mengolahnya dan tak
ketinggalan cara menyimpan makanan sisa agar
AA. Ketut Adi Sausika, layak konsumsi lagi. Kepada anak-anak yang
Sous Chef Prama Sanur Beach & Hotel ada kesalahan, biasanya kami beri peringatan,
kemudian juga ada sanksi dengan hanya berdiam
di kantin. Saya pikir mereka bisa merasakan gimana
Foto-foto: Mukti Ali membantu petugas kantin, hanya diam saja dan
tidak dapat ilmu, lanjut lelaki yang biasa disapa
Ketut itu.

34 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Mukti Ali

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 35


Foto-foto: Mukti Ali

Putu Herry Suardika, Luh Ayu Puspita,


siswa kelas XI Jurusan Perhotelan siswi kelas XI Jurusan Perhotelan

MERETAS ASA INGIN SEGERA KERJA


Cerita dari kalangan alumni dan dunia insudustri sedikit berbeda dengan
cerita beberapa siswa yang sempat diwawancarai. Kami menjumpai 10
siswa kelas XII yang tengah berkumpul di ruang kesiswaan. Tampak mereka
tengah bercengkkerama dan berbincang-bincang. Putu Herry Suardika, salah
satu siswa kelas XI Jurusan perhotelan menyambut kami dengan hangat.
Pengalamannya sekolah di SMK Negeri 3 Denpasar baginya cukup berarti,
banyak ilmu dan kompetensi perhotelan yang sudah didapat. Saya merasa
senang bisa sekolah di sini, karena memang cita-cita sejak di bangku SMP
dulu, kata Herry. Penyuka olahraga Footsal ini setelah lulus belum berpikir
untuk bekerja. Rencananya dan sedang menyiapkan setelah lulus nanti
akan kuliah di STP (Sekolah Tinggi Perhotelan) Nusa Dua, Bali, lanjut anak
pertama dari dua bersaudara ini.
Ada juga Luh Ayu Puspita yang juga Jurusan Perhotelan. Dia juga ingin
melanjutkan kuliah di STP, sama dengan Herry. Gadis tinggi semampai ini
sangat suka bekerja di hotel khususnya di bagian front office. Penyuka
membaca novel ini juga berbagi cerita kala melaksanakan magang. Katanya,
saat magang awalnya begitu menegangkan, karena harus menyesuaikan jam
kerja hotel, bukan jam sekolah. Tegang sih di awal karena menyesuaikan,
dan ilmu yang saya dapat di sekolah kayaknya sudah lumayan baik, tetapi
begitu magang rasanya nggak ada apa-apanya, betapa saya merasa banyak
sekali kekurangannya, katanya.

36 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Kadek Yudha Wirandinata, Ni Made Dewi,
siswa kelas XII Jurusan Tata Boga siswi kelas XII Jurusan Tata Boga

Lain Jurusan Perhotelan lain juga Jurusan Tata Boga. Ada Kadek Yudha
Wirandinata, siswa kelas XII. Dia sangat menyukai memasak, bahkan sejak
SMP dia sudah terbiasa di dapur membantu orangtua. Sejak SMP saya
terbiasa di dapur bikin makan sendiri, dri situlah saya kemudian ingin sekali
sekolah SMK dan senang bisa diterima di SMK Negeri 3 Denpasar, kata Yudha
panggilan akrbnya.
Selepas lulus nanti, Yudha ingin pergi ke Jepang, bekerja di restoran milik
pamannya. Bahkan tahun lalu ia pernh pergi ke sana selama dua minggu.
Senang di sana, dan membantu pekerjaan, makanya saya sudah dipesan
sama om kalau lulus kelak supaya segera ke Jepang, lanjut Yudha.
Selama di sekolah, Yudha paling suka memasak makanan jenis
kontinental. Lebih suka masakan kontinental karena menurut saya tidak ribet,
apalagi bumbu-bumbunya, kalau oriental sangat banyak dan kuat bumbu.
Saya kesulitan menghafalnya, katanya.
Namun Ni Made Dewi yang juga Jurusan Tata Boga lebih menyukai
masakan kue dan sejenisnya. Saya lebih suka masak patisery dan berbagai
macam cake. Di rumah juga biasanya membuat itu bersama kakak, katanya.
Saya sekolah dengan jurusan Tata Boga karena ingin membuka usaha sendiri
tanpa harus kehilangan waktu mengurus rumah tangga, hehe. Karena bikin
cake dan sebagainya itu kan bisa saya kerjakan di rumah, kata Dewi.

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 37


Bagi Kian Luberta, siswa kelas XII Jurusa
Tata Busana, segala yang berbau SMK sangat
menyenangkan. Tetapi ia lebih menyukai Tata
Busana meskipun awalnya kurang menyukai.
Iya awal masuk kurang menyukai jurusan ini,
saya masuk karena melengkapi kakak-kakak
saya yang juga SMK, ada yang pehotelan
dan tata boga, jadi saya masuk jurusan ini
saja. Tetapi kelas satu lewat saya jadi sangat
menyukainya, bahkan baju ini saya jahit sendiri,
katanya.
Kian, demikian biasa disapa ingin segera
kerja setelah lulus nanti. Kerja dulu sih inginnya,
belum kepikiran usaha sendiri dan belum
kepikiran juga ingin kuliah. Pokoknya kerja
cari uang, nanti mungkin kuliah belakangan,
lanjutnya.
Lain lagi dengan Ni Made Sinta Mardiana
Putri, gadis yang biasa disapa Sinta ini
justru ingin membuka usaha sendiri sebagai
perancang busana. Dunia fashion memang
disukai sejak SD dulu, ia biasa melenggak
lenggok memamerkan busana. Ia bahkan
pernah bergabung dengan agen modeling
sebelum akhirnya berhenti sementara karena
harus konsentrasi sekolah. Ilmu bagi saya jauh
lebih penting, saya ingin jadi desainer dan sudah
ada beberapa karya di rumah. Tetapi sepertinya
ilmu saya belum cukup, saya ingin kuliah di
Instutut Kesenian Indonesia di Bali dengan
jurusan Fashion Design, katanya.

(Atas) Kian Luberta, siswi kelas XII Jurusan Tata Busana


(Tengah) Ni Made Sinta Mardiana Putri, siswi kelas XII Jurusan Tata Busana
(Bawah) Ni Ketut Indah Lestari, siswi kelas XII Jurusan Tata Kecantikan Rambut

Foto-foto: Mukti Ali

38 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Sedangkan Ni Ketut Indah Lestari atau yang
biasa disapa Indah ini lebih menyukai menata
rambut. Oleh karena itu ia pun sekolah di Jurusan
Tata Kecantikan Rambut. Sejak SMP ia sudah suka
menata rambut, tetapi waktu masuk SMK ia mulai
mempelajari memotong rambut. Demikian pula
dengan Luh Komang Triyas Indah Saraswati yang
juga sekolah di Jurusan Tata Kecantikan Rambut,
keduanya sama-sama ingin bisa segera bekerja.
Ingin segera lulus dan bekerja, kalau sudah ada
modal cukup inginnya membuka usaha sendiri,
membuat salon, terang Indah Lestari.
Selain mereka, ada juga Ni Komang Trisa Dewi,
siswa Jurusan Kecantikan Kulit ini sangat suka
merias wajah. Dengan keterampilan merias wajah
saya jadi lebih tahu juga pentingnya menjaga
organ tubuh, terang Sari. Merias itu hal yang
menurut saya menarik sekali dan selalu dituntut
bisa mengembangkan diri. Mudah-mudahan kelak
kami bisa punya usaha mandiri, inginnya punya
salon kecantikan, lanjutnya.
Sama juga Luh Komang Triyas Indah Saraswati
dan Ni Kadek Sari Purniati yang sama-sama
Jurusan Tata Kecantikan Rambut ini juga ingin
punya usaha sendiri. Inginnya mendirikan salon,
selain bisa mendapatkan uang sendiri saya kira
juga berguna untuk orang lain, kata Komang. S

(Atas) Luh Komang Triyas Indah Saraswati, siswi kelas XII Jurusan Tata Kecantikan Rambut
(Tengah) Ni Komang Trisa Dewi, siswi kelas XII Jurusan Kecantikan Kulit
(Bawah) Ni Kadek Sari Purniati, siswi kelas XII Jurusan Tata Kecantikan Rambut

Foto-foto: Mukti Ali

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI 39


40 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 4
BANJARMASIN
KOTA BANJARMASIN,
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 41


Pertukaran Siswa
dan Guru Hingga
ke Luar Negeri
D
i wilayah yang tenar dengan wisata pasar terapung,
sebuah sekolah tampak mentereng dengan
berbagai prestasi dan kiprahnya di dunia pendidikan
menengah kejuruan. Sebut saja SMK Negeri 4 Banjarmasin,
kini semakin berkibar, terutama semenjak didaulat menjadi
sekolah rujukan sejak tahun 2015 lalu.
SMK Negeri 4 Banjarmasin merupakan sekolah menengah
kejuruan yang menyiapkan para generasi muda di tingkat
pendidikan menengah, terutama untuk menyiapkan generasi
siap kerja, melalui tujuh program keahlian, antara lain Jurusan
Tata Boga, Jurusan Tata Busana, Jurusan Tata Kecantikan,
Jurusan Hotel Akomodasi, Jurusan Rekayasa Perangkat
Lunak (RPL), Jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW), dan
Jurusan Seni Musik Nonklasik.
Sekolah yang terletak di Jl. Brigjen H. Hasan Basri No. 7
Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini berdiri sejak tahun 1957.
Dulunya, nama sekolah ini adalah SMKK Negeri Banjarmasin,
letaknya pun berada di Jalan Mulawarman, Kota Banjarmasin.

42 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 4 Banjarmasin
SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 43
Foto: Arien TW

Drs. Syafruddin Noor, M.Pd.,


Kepala SMK Negeri 4 Banjarmasin

Di usianya yang telah mencapai


59 tahun, sekolah ini bertekad
untuk semakin meningkatkan
dan menjaga kualitas untuk
tetap menjadi yang terbaik. Oleh
karena itu, misi yang dilaksanakan
antara lain membiasakan nilai-
nilai imtaq, budaya dan karakter
bangsa dalam seluruh kegiatan
sekolah, mengembangkan kurikulum
berbasis kearifan lokal dan berwawasan
global, meningkatkan kemitraan dengan du/di
dan guru tamu berstandar nasional maupun internasional,
mengembangkan business center sebagai sarana pembelajaran,
membudayakan akses dan share sumber belajar melalui
teknologi informasi dan komunikasi, serta membudayakan
pelestarian lingkungan hidup, pencegahan kerusakan lingkungan
dan pencegahan pencemaran.

BERTAHAN UNGGUL
SMK Negeri 4 Banjarmasin saat ini dipimpin oleh Drs.
Syafruddin Noor, M.Pd., yang baru menjabat selama tujuh bulan.
Sebelumnya, ia mengajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin sebagai
guru Bahasa Indonesia sekaligus kepala perpustakaan. Kini,
sejak didapuk mengepalai SMK Negeri 4 Banjarmasin, Syafruddin
Noor merasa siap untuk menjalankan visi dan misi SMK Negeri 4
Banjarmasin dengan berbagai strategi yang telah dirancang dan
disepakati bersama.
Ia mengatakan, salah satu kiat untuk menjaga kualitas prima
sekolah adalah dengan terus berkomitmen mencetak para
lulusan yang terampil dan siap kerja. Oleh karena itu, fasilitas
sekolah harus selalu menunjang visi dan misi sekolah. Misalnya,
kebutuhan peralatan praktek siswa harus selalu terpenuhi.
Sisi perwajahan sekolah pun menjadi unsur penting untuk
meningkatkan citra sekolah. Oleh karena itu, terutama setelah
mendapat dana sekolah rujukan dari Pemerintah, SMK Negeri 4
Banjarmasin berbenah diri, terutama merehabilitasi perwajahan
bagian depan sekolah sebagai satu hal yang dilakukan pertama
kali. Dengan gaya arsitektur minimalis, wajah SMK Negeri 4
Banjarmasin kini tampil semakin megah dengan modern.

44 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 4 Banjarmasin

GURU MAGANG
Unsur lain yang menunjang kualitas sekolah adalah
kualitas guru-gurunya. Saat ini, jumlah guru yang mengajar Praktek kecantikan kulit di
SMKN 4 Banjarmasin
di SMK Negeri 4 Banjarmasin sebanyak 116 orang, dengan
telah menggunakan teknologi yang canggih
58 guru PNS, dan sisanya adalah guru honorer. Menurut
Syafruddin, tak terlalu sulit menghimpun dan menahkodai
sekian banyak guru untuk berjalan bersama-sama beriringan
membangun visi dan misi sekolah. Terlebih karena iklim
kekeluargaan cukup kental di antara para guru, meski
profesionalisme tetap dijaga dan dijunjung tinggi.
Kualitas guru selalu menjadi prioritas utama di SMK
Negeri 4 Banjarmasin. Oleh karena itu, sekolah senantiasa
mendukung program peningkatan kompetensi guru dengan
memberikan kesempatan bagi para guru, misalnya untuk
mengikuti kegiatan bimbingan teknis (bimtek), baik itu
yang diadakan oleh Pusat ataupun Provinsi. Kesempatan-
kesempatan ini selalu ada setiap tahun bagi semua guru SMK
Negeri 4 Banjarmasin. Guru pun dimotivasi untuk aktif dalam
MGMP.
Motivasi lainnya dari sekolah adalah memberikan
apresiasi kepada guru-guru yang meraih keberhasilan, baik
itu dalam kompetisi maupun dalam pembinaan siswa-
siswanya. Salah satu bentuk apresiasi tersebut antara lain
mengikutsertakan guru sekaligus siswa berprestasi untuk
studi banding ke luar sekolah. Beberapa sekolah telah
dikunjungi tim dari SMK Negeri 4 Banjarmasin, baik itu yang
diluar Provinsi Kalimantan Selatan, luar pulau, bahkan ke luar
negeri.

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 45


46 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA Foto: Arien TW
SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 47
Foto-foto: Arien TW

Namun demikian, satu kendala yang masih dirasakan sampai saat


ini adalah minimnya guru produktif yang berstatus PNS, terutama guru
normatif/adaptif, Hotel Akomodasi, UPW, RPL, dan Seni Musik Nonklasik.
Untuk menyiasatinya, SMK Negeri 4 Banjarmasin pun merekrut guru-guru
honorer/tidak tetap, biasanya adalah mereka yang sebelumnya memiliki
pengalaman kerja di dunia industri ataupun lulusan universitas dengan
bidang tertentu.
Kiat lainnya untuk mengatasi keterbatasan guru adalah dengan
memanfaatkan guru tamu yang berasal dari dunia usaha/industri. Ini pun
merupakan strategi unggulan sekolah, terutama untuk menjaga kualitas
sekolah, supaya perkembangan keilmuannya selalu beriringan dengan
perkembangan dunia industri. Sekolah cukup rutin mengundang guru
tamu, setidaknya sekali dalam satu minggu, terutama guru-guru tamu yang
berasal dari du/di sekitarnya. Guru tamu tersebut mengajar di kelas sesuai

48 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


dengan bidang keahliannya. Namun ada pula guru tamu
istimewa, dimana sekolah harus membuat proposal
untuk mendatangkannya. Salah satu guru tamu yang
pernah diundang ke sekolah antara lain pihak dari PT.
Boga Sari untuk memberikan pengarahan dan pelatihan,
terutama pada para guru jurusan Tata Boga, bagaimana
cara membuat roti yang enak.
Strategi lain dalam rangka meningkatkan kualitas
guru adalah melalui program guru magang. Dalam
program ini, para guru di SMK Negeri 4 Banjarmasin
memiliki kesempatan untuk magang di dunia usaha/
industri. Mereka dapat mencari tempat untuk magang
secara mandiri dengan mengajukan proposal ke sekolah
ataupun ke tempat magang yang hendak dituju. Selain
itu, guru juga diberi kesempatan untuk mengikuti
workshop ataupun seminar demi meningkatkan bidang
keahlian dan kompetensinya. Adakalanya workshop
tersebut diselenggarakan oleh pihak du/di, adakalanya
oleh instansi terkait atau dinas pendidikan.
Hj. Sri Noor Ilyana, S.Pd., guru jurusan Tata
Boga yang telah mengajar di SMK Negeri 4
Banjarmasin selama 13 tahun pernah mendapat
kesempatan untuk mengikuti seminar dan
workshop tata boga dan tata hidang di Hotel
Tunjungan, Surabaya selama 3 bulan. Ia
merasa senang mendapatkan kesempatan
itu, karena menurutnya, guru memang perlu
diberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk
terus meningkatkan dan mengembangkan
kompetensinya.
Sebagai guru yang telah berpengalaman, Sri
Noor Ilyana tak sekadar mementingkan kompetensi
dan keahlian saja yang harus dimiliki oleh siswa, namun
juga karakter yang kuat. Pembelajaran di sekolah
Hj. Sri Noor Ilyana, S.Pd., hendaknya pun diiringi dengan pendidikan karakter. Guru
guru Jurusan Tata Boga harus senantiasa mendidik dan membimbing siswa-
siswanya untuk membiasakan diri memiliki karakter dan
akhlak mulia. Saya senang mendekati anak dengan cara
kekeluargaan daripada dengan cara kaku. Saya senang
berkeliling sekolah, memeriksa dan memonitor anak-

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 49


anak di pagi hari, apa saja yang mereka lakukan. Di samping
itu, saya juga selalu terbuka pada penilaian. Saya tekankan
pada anak bahwa sikap mereka pun masuk dalam penilaian.
Syukurlah sejauh ini anak-anak sudah cukup paham ketika
diberi pengertian tersebut, katanya.
Sementara itu, Sulistianto, S.Pd., guru jurusan Hotel
Akomodasi yang telah mengajar di SMK Negeri 4
Banjarmasin sejak tahun 1992 ini memiliki kiat
tersendiri dalam mengatasi berbagai masalah
siswa. Ia menyadari bahwa setiap siswa memiliki
kemampuan menyerap ilmu yang berbeda-
beda. Oleh karenanya, salah satu jurus andalan
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
menggunakan metode belajar bersama teman
sejawat. Siswa yang memiliki kemampuan lebih baik
diharapkan dapat membimbing dan membantu siswa
yang memiliki kemampuan lebih rendah.
Sejauh ini, menurutnya, kendala yang paling sering
dihadapi adalah masalah penguasaan bahasa Inggris.
Sulistianto, S.Pd., Padahal, menurut guru yang mengajar mata pelajaran Front
guru Jurusan Hotel Akomodasi
Office ini mengatakan bahwa seyogyanya penguasaan Bahasa
Inggris adalah prasyarat utama bagi siswa du Jurusan Hotel
Foto: Arien TW
Akomodasi. Pembelajaran Front Office antara lain meliputi
resepsionis, reservation, telpon operator, kasir, kantor depan,
porter. Oleh karena berhadapan langsung dengan tamu,
standar minimal harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
Dalam pembelajaran, latihan percakapan dulu yang kami
utamakan. Pertama dengan teks, pelan pelan tanpa teks. Itu
untuk persiapan uji kompetensi juga. Sekarang terus menerus
kita praktekkan itu, ujar guru yang sebelumnya pernah bekerja
di hotel ini.
Untuk pembelajaran bahasa asing, SMK Negeri 4
Banjarmasin memfasilitasi pembelajaran bahasa Jepang
dan Bahasa Jerman, selain Bahasa Inggris. Di samping itu,
saat ini SMK Negeri 4 Banjarmasin juga menerima seorang
sukarelawan guru tamu native speaker dari Korea Selatan
berkat kerjasama bilateral antara Korea Selatan dan Indonesia.
Guru tamu ini mengajar selama 30 jam pelajaran, dengan dua
jam pelajaran setiap pertemuan. Namun demikian, tak semua
jurusan mendapat pelajaran Bahasa Korea, melainkan hanya
beberapa jurusan saja, misalnya untuk saat ini hanya jurusan
Hotel Akomodasi dan Usaha Perjalanan Wisata. Kontrak kerja
guru tamu ini berlangsung selama dua tahun, dan SMK Negeri
4 Banjarmasin hanya perlu menyediakan fasilitas tempat
tinggal bagi guru tamu tersebut. Sejauh ini, SMK Negeri 4
Banjarmasin menempatkan guru atau tamu asing di Edotel
untuk lebih memudahkan pengawasan dan keamanan.

50 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


SOLID DENGAN DU/DI
Salah satu kunci sukses bagi sekolah menengah kejuruan adalah bagaimana
sekolah tersebut mampu menjalin lebih banyak relasi dan hubungan dengan
dunia usaha/industri (du/di). Demikian pula SMK Negeri 4 Banjarmasin, pun
memiliki strategi tertentu dalam upaya menjaring para dunia usaha/industri
untuk peningkatan kualitas sekolah.
Dalam rangka mempromosikan atau mengenalkan profil sekolah ke du/
di, salah satu strategi sekolah yakni dengan mengundang para dunia usaha/
industri ke sekolah. Momen ini digunakan untuk mempresentasikan sekolah,
antara lain jurusan-jurusan apa saja yang ada di sekolah berikut masing-
masing potensinya, keuntungan apa saja yang bisa diciptakan melalui
kerjasama antara sekolah dan du/di, serta bentuk-bentuk kerjasama seperti
apa yang bisa dimanfaatkan. Tak berhenti sampai di situ, tim sekolah pun
harus menyiapkan follow up, yakni dengan mengunjungi du/di tersebut untuk
memperkuat hubungan dan memantapkan pelaksanaan MoU kerjasama.
Masa MoU antara pihak sekolah dengan pihak du/di biasanya berlaku selama
2 tahun, dan untuk selanjutnya akan disinkronkan kembali.
Sejauh ini, macam-macam bentuk kerjasama yang dijalin antara pihak
sekolah dengan pihak du/di antara lain kerjasama dalam pelaksanaan praktek
kerja industri (prakerin), kerjasama rekruitmen, kerjasama
pelaksanaan guru magang, asesor dalam uji kompetensi siswa,
maupun sinkronisasi kurikulum. Menurut data, telah
ada sekitar 160 du/di yang telah sepakat untuk bekerja
sama dengan SMK Negeri 4 Banjarmasin, tak hanya
di/di dari Banjarmasin dan sekitarnya saja, bahkan
ada juga yang berada di Yogyakarta, Bandung,
dan lain sebagainya.

Foto: Arien TW

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 51


Foto: Dok. SMK Negeri 4 Banjarmasin

Rahmat Hidayat, Manager Hotel Roditha,


Banjarmasin, salah satu du/di yang telah menjalin
kerjasama dengan SMK Negeri 4 Banjarmasin
mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya merasa
amat puas dengan skill dan kompetensi para siswa
SMK Negeri 4 Banjarmasin yang telah melaksanakan
prakerin di Hotel Roditha. Namun demikian, para siswa
yang menjalankan prakerin di Hotel Roditha pun harus
tetap diberikan pembinaan dan pengarahan mengenai
tata kerja di Hotel berikut peraturan-peraturan yang
harus ditaati. Anak-anak SMK ini memang sudah
punya dasar. Tapi ketika mereka terjun ke hotel, ilmu
Rahmat Hidayat, yang didapat nantinya akan lebih luas lagi. Sebelum
Manager Hotel Roditha, Banjarmasin. prakerin, kita bina dan kita beri pengarahan terlebih
DU/DI yang bekerjasama dengan
SMK Negeri 4 Banjarmasin
dahulu, kita beri buku panduan, baru kemudian kita
berikan kesempatan, misalnya di bagian Making Bed;
itupun harus didampingi oleh seniornya. Kalau dia
Foto: Arien TW
sudah terlatih, baru kita beri kesempatan di bagian
lain, misalnya di bagian Checking Out. Di House Keeping
saja kami memiliki kurang lebih lima bagian, dan kami
memberi kesempatan anak-anak untuk mencoba
semuanya. Kemudian, tiap dua minggu sekali akan
ada evaluasi dari kita, untuk melihat sejauh mana
mereka mengetahui tentang hotel, jelas pria yang
sudah berkarir di bidang perhotelan selama 17 tahun

52 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Arien TW

ini. Selain kerjasama dalam pelaksanaan prakerin, Rahmat juga mengatakan


bahwa pihaknya pun didaulat untuk menjadi asesor saat uji kompetensi siswa.
Sekolah pun pernah mengadakan kerjasama dengan hotel Hotel Indonesia,
Jakarta dalam hal Hotel Management System (HMS), yakni sebuah program
komputer yang bertujuan membantu manajemen hotel dalam kegiatan hotel
baik kegiatan sehari-hari maupun laporan-laporan yang diperlukan hotel,
misalnya kegiatan menerima tamu (check in), mendata tagihan tamu (guest
folio), atau pembayaran tamu (guest payment). Dengan adanya sistem ini,
diharapkan para tamu mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Hasil lain
yang dicapai dengan pemakaian sistem manajemen adalah efisiensi dalam
operasional sehari-hari hotel. Dengan dikenalkannya anak-anak terhadap
Hotel Management System, diharapkan mereka akan lebih familiar ketika
nantinya terjun ke dunia profesional perhotelan. Dulu kami sempat pakai
dengan bekerja sama dengan HI Jakarta. Tapi sekarang sudah tidak pakai
lagi dikarenakan HMS ini cukup mahal. Tapi kita berencana ke depan untuk
memilikinya, karena HMS ini sangat penting bagi pembelajaran praktek anak-
anak, terang Sulistianto, guru Hotel Akomodasi.

DITAWARI KERJA SEBELUM LULUS


Praktek Kerja Industri atau prakerin dilaksanakan menjelang siswa duduk di
bangku kelas XI, sesuai dengan ketetapan pada kurikulum. Masa pelaksanaan
prakerin siswa SMK Negeri 4 Banjarmasin biasanya dilaksanakan selama
4 bulan. Sejauh ini, SMK Negeri 4 Banjarmasin telah bekerja sama dengan

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 53


berbagai pihak dari dunia usaha/industri melalui MoU mengenai tempat prakerin
siswa. Misalnya, untuk Jurusan Hotel Akomodasi, telah ada sekitar 25 hotel
di Banjarmasin yang kesemuanya minimal bintang tiga, supaya siswa benar-
benar dapat melaksanakan dan mempraktekkan ilmu yang telah dipelajarinya di
sekolah sesuai prosedur. Kalau hotel di bawah bintang 2, biasanya tugas-tugas
perhotelan tidak dipilah-pilah atau diklasifikasikan secara profesional. Misalnya,
kadangkala resepsionis juga merangkap kasir, pemesanan, dan sebagainya. Tapi
di hotel bintang 3 ke atas, semua bidang kerja tersebut diklasifikasikan dengan
baik, ditangani oleh masing-masing tenaga kerja. Dengan demikian, anak yang
prakerin tidak bingung dengan apa yang akan dilakukannya, kata Sulistianto.
Biasanya, tim guru lah yang akan menentukan tempat siswa melaksanakan
prakerin, sesuai dengan kesepakatan orangtua siswa. Salah satu kriteria yang
menjadi pertimbangan penentuan lokasi prakerin adalah jarak tempat prakerin
dan tempat tinggal siswa. Semakin dekat, semakin baik, karena umumnya dunia
usaha/industri memiliki jadwal dan peraturan yang sangat ketat, dan para siswa
prakerin diwajibkan untuk mengikuti Standard Operasional Perusahaan.
Umumnya, perusahaan, semisal hotel, sangat ketat dalam penerapan aturan
kerja, sehingga jika ada siswa yang melanggar maksimal tiga kali, maka siswa
tersebut tidak akan diizinkan kembali melaksanakan prakerin di perusahaan
tersebut. Otomatis sekolah akan menyalurkan siswa tersebut ke tempat lain
dengan standard yang lebih rendah. Misalnya, untuk siswa jurusan Hotel
Akomodasi yang melakukan pelanggaran dan dikeluarkan dari perusahaan
tempatnya melakukan prakerinnya, maka ia akan ditempatkan di hotel di bawah
bintang tiga.
Sejauh ini, SMK Negeri 4 Banjarmasin telah mendapat banyak kepercayaan
dari dunia usaha/industri dikarenakan kualitas siswa maupun lulusannya
terbukti jauh lebih baik daripada siswa-siswa dari SMK pariwisata lainnya. Tak
heran jika banyak dunia usaha/industri yang mengharapkan dapat memperoleh
tenaga kerja dari SMK Negeri 4 Banjarmasin. Bahkan menurut keterangan yang
diberikan siswa maupun guru, banyak sekali anak-anak prakerin yang setelah
usai melaksanakan prakerin, mereka ditawari untuk bekerja di tempatnya
melaksanakan prakerin tersebut.
Jika tidak demikian, kadangkala siswa pun mendapat tawaran untuk
bekerja secara part time atau harian, saat pihak du/di sedang membutuhkan
tenaga kerja tambahan secara insidental. Misalnya, kadangkala beberapa hotel
membutuhkan tenaga kerja tambahan hanya ketika mereka sedang mengadakan
event tertentu atau ketika tamu yang menginap cukup banyak. Oleh karena itu,
mereka mengandalkan para siswa dari SMK, dan khususnya siswa dari SMK
Negeri 4 Banjarmasin lah yang paling laris mendapatkan tawaran tersebut.

54 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Sistem kerja yang seperti ini dirasa cukup menguntungkan baik bagi pihak
hotel maupun siswa itu sendiri. Hotel mendapatkan efisiensi pengeluaran
tenaga kerja sekaligus terbantu dalam operasional kerja, sedangkan siswa
pun merasa tak terikat dalam jangka waktu lama dengan pihak hotel, namun
juga memperoleh pengalaman yang cukup berharga sebagai referensi dirinya
kelak.
Monika, siswi kelas XII Jurusan Usaha Perjalanan Wisata merasa senang
dengan adanya kesempatan magang prakerin karena ia mendapat banyak
pengalaman dan pelajaran baru. Perempuan yang bercita-cita menjadi
pramugari ini pernah melaksanakan prakerin di Bandara Syamsuddin
Noor. Selama empat bulan masa prakerin, ia mendapat kesempatan untuk
merasakan beberapa bagian pekerjaan, mulai dari ticketing, check in, hingga
kedatangan. Hanya saja, ia harus patuh pada aturan jam kerja yang tidak
biasa baginya, dimana untuk shift pagi ia sudah harus standby di Bandara
pada pukul 05.00 pagi.
Sedangkan Alicia Karisma, siswi yang saat ini duduk di kelas XII Jurusan
Tata Boga menceritakan pengalamannya melaksanakan kegiatan prakerin di
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin, Banjarmasin. Di sana, ia ditugaskan untuk
mengantarkan makanan pada pasien dan juga membantu memasak. Berkat
pengalamannya menjalankan prakerin, kini Alicia jadi lebih banyak tahu
mengenai kadar makanan untuk sakit tertentu.
Lain halnya dengan Susiana Febriyanti M., siswa kelas XII Jurusan
Usaha Perjalanan Wisata, ia memiliki pengalaman prakerin bahkan hingga
luar pulau, tepatnya di Yogyakarta. Selama empat bulan, siswa yang jago
Bahasa Inggris ini menjalankan prakerin di Candi Prambanan selama dua
bulan dan travel agency selama dua bulan. Ia benar-benar mendapatkan
pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga, karena berkat prakerin, ia
berkesempatan untuk menjadi guide bagi turis internasional.

Susiana Febriyanti M., Alicia Karisma, Monika,


siswi kelas XII siswi kelas XII siswi kelas XII
Jurusan Usaha Perjalanan Wisata Jurusan Tata Boga Jurusan Usaha Perjalanan Wisata

Foto: Arien TW
SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 55
BUSINESS CENTER DAN TECHNOPARK
Unit produksi di SMK Negeri 4 Banjarmasin cukup berkembang,
terlebih karena sekolah memiliki Business Center dan Technopark, yang
terbuka untuk umum. Melalui Business Center, produk-produk siswa
dapat dikenalkan dan dipasarkan pada khalayak umum, sekaligus
sebagai sarana belajar bagi siswa. Tak melulu menyajikan produk,
bahkan acapkali Business Center pun memiliki program jasa atau
pelatihan yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum.
Salah satu unit produksi milik SMK Negeri 4 Banjarmasin yang
cukup berkembang adalah Edotel. Hotel edukasi ini adalah unit
produksi yang dikelola oleh Jurusan Hotel Akomodasi. Edotel telah
berdiri sejak 12 tahun lalu. Awalnya, hotel ini dikelola oleh pihak ketiga,
namun saat ini sudah murni dikelola oleh sekolah. Meski terletak di
dalam lingkungan sekolah, namun lokasi Edotel ini cukup strategis.
Berseberangan dengan kampus sebuah universitas membuat Edotel
selalu laris manis, terutama pada musim wisuda. Dengan total 20
kamar, ada 3 tipe kamar yang disediakan, yakni suit room dengan tarif
500 ribu, deluxe room dengan tarif 350 ribu, dan standard room dengan
tarif 175 ribu. Harapan ke depan, Edotel dapat lebih berkembang
setara hotel berbintang. Untuk operasionalnya, tak hanya siswa yang
dilibatkan, ada pula alumni yang memberikan kontribusi tenaganya
supaya jam operasional Edotel selalu siap sedia 24 jam, seperti
layaknya hotel-hotel pada umumnya.
Demikian pula dengan Jurusan Tata Boga pun memiliki unit
produksi unggulan yang bergerak di bidang catering, baik itu masakan
utama maupun kue kering ataupun roti, yang acapkali juga dijual di
lingkungan sekolah. Terutama menjelang lebaran, pesanan kue
kering atau makanan lainnya cukup banyak, baik dari lingkungan
sekolah atau dari masyarakat umum. Sementara Jurusan Seni
Musik Nonklasik pun tak mau kalah dalam hal pengembangan sisi
wirausaha, misalnya kerap mengisi acara-acara hiburan, baik di dalam
maupun di luar sekolah. Begitu pula dengan Jurusan Tata Kecantikan
dengan salonnya, Jurusan Usaha Perjalanan Wisata dengan jasa
ticketing-nya, maupun Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak dengan
jasa desainnya. Sedangkan untuk Jurusan Tata Busana, setiap tahun
ajaran baru, para siswa pun dilibatkan untuk pengadaan seragam
siswa baru.
Pengembangan unit produksi ini pun bertujuan untuk melatih
sisi kewirausahaan siswa, karena bagaimanapun, peluang kerja tak
hanya berada di dunia industri dengan bekerja di perusahaan saja,
melainkan juga dapat dapat berwirausaha mandiri. Dengan bekal
skill, kompetensi, maupun pengalaman, diharapkan sekolah mampu
mencetak wirausahawan yang handal, sesuai dengan salah satu misi
sekolah.

56 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Arien TW

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 57


Foto: Dok. SMK Negeri 4 Banjarmasin

PERTUKARAN SISWA/GURU DAN BEASISWA KE LUAR NEGERI

Para guru dan siswa dari Thailand


Salah satu program andalan SMK Negeri 4 Banjarmasin
yang mengikuti pertukaran pelajar adalah program pertukaran siswa dan guru. Saat ini, SMK Negeri 4
di SMK Negeri 4 Banjarmasin Banjarmasin menjalin kerjasama dengan negara Thailand melalui
MoU yang telah disepakati. Ada beberapa sekolah di Thailand yang
mengikuti program ini, antara lain Nakhon Si Thammarat College,
Uttaradit Vocational College, dan SIAMTECH College. Pihak
Thailand pun memberi peluang dan kesempatan untuk magang di
dunia industri yang ada di Thailand.
Sejauh ini, Program Partnership yang dimulai sejak tahun 2014
ini berjalan dengan baik dan terus berlanjut setiap tahun demi
peningkatan Kualitas guru dan siswa dalam menghadapi MEA.
Melalui program ini, siswa dan guru SMK Negeri 4 Banjarmasin
berkesempatan untuk magang dan belajar di sekolah-sekolah
di Thailand. Begitu pula sebaliknya, para guru dan siswa di
Thailand pun berkesempatan magang dan belajar di SMK Negeri
4 Banjarmasin.
Selain itu, sekolah juga mengadakan kerjasama untuk program
beasiswa dengan berbagai universitas ataupun college. Salah
satunya adalah dengan universitas yang ada di China melalui
program SEAMOLEC. Telah ada beberapa lulusan SMK Negeri 4
Banjarmasin yang memanfaatkan program beasiswa tersebut.

58 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Hj. Fahmilian Hayati, S.Pd.,
salah satu orangtua siswa yang mendapatkan
beasiswa Universitas di Chona

Adapula kerjasama dengan pihak dari


Philipina, Korea, Jepang, dan lain sebagainya.
Ada pula program kerjasama beasiswa dengan
universitas yang ada di Batam, Universitas Sahid
Jakarta, dan lain sebagainya. Foto: Arien TW

Hj. Fahmilian Hayati, S.Pd., salah satu orangtua


siswa yang mendapatkan beasiswa universitas di China
mengatakan bahwa ia merasa amat senang sekaligus
bangga anaknya berhasil memperoleh beasiswa universitas
di China. Atas keberhasilan ini, kepercayaannya terhadap
SMK Negeri 4 Banjarmasin pun bertambah. Tak pelak
anak keduanya pun mengikuti jejak kakaknya, bersekolah
di SMK Negeri 4 Banjarmasin, dan saat ini sedang duduk
di bangku kelas XI. Sejak awal, saya lebih senang memilih
SMK, karena di sini anak diberi bekal tambahan skill dan
kompetensi selain pelajaran akademik. Kalau memang si
anak mau langsung kerja atau meneruskan kuliah, saya
tak terlalu memaksakan kehendak, terserah anaknya saja.
Namun saya selalu sarankan pada anak, kalau bisa mereka
bekerja sambil kuliah, katanya.
Dalam penguasaan materi akademik, Fahmilian pun
mengaku tak terlalu memaksa siswa memperoleh tambahan
pelajaran di luar sekolah, melainkan mempercayakan
sekolah untuk mendidik anaknya. Saya percaya sekolah
di sini pun tak kalah dengan SMA. Sekolah telah memiliki
program dan strategi tersendiri untuk membantu siswa lebih
mendalami materi, terutama saat persiapan Ujian Nasional
(UN). Di sini, siswa kelas XII pun mendapat jam pelajaran
tambahan, dan hasil UN siswa SMKN 4 Banjarmasin sejauh
ini tak pernah mengecewakan, jelasnya lagi.

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 59


TIM PENEGAK DISIPLIN
Bagi SMK Negeri 4 Banjarmasin, pendidikan
yang komprehensif tak hanya menyiapkan siswa
untuk menguasai materi akademik atau memberikan
penguasaan skill dan kompetensi keahlian saja,
melainkan juga mendidik siswa untuk memiliki karakter
yang kuat dan akhlak yang mulia. Penanaman karakter
di sekolah termanifestasi melalui budaya sekolah SMK
Negeri 4 Banjarmasin.
Salah satu unsur penting dalam budaya sekolah
adalah nilai kedisiplinan. Oleh karena itu, sekolah
telah menyusun konsep peraturan dan kedisiplinan
bagi semua warga sekolah. Diharapkan, kedisiplinan
dan budaya-budaya sekolah ini dapat membentuk
dan memperkuat karakter siswa. Kedisiplinan yang
diterapkan di sekolah yang dimulai pada pukul 07.30
wita ini cukup ketat. Ada Tim Penegak Disiplin yang
terdiri dari enam orang guru,yang ditunjuk pada rapat
bersama setiap tahun ajaran baru. Tugas tim ini antara
lain mencatat poin kedisiplinan siswa maupun guru.
Semakin banyak pelanggaran, semakin banyak poin
yang didapatkan. Kalau poinnya banyak, kita panggil
orangtuanya, kemudian kita beri peringatan, sampai jika
kita tidak bisa lagi menangani maka kita pulangkan ke
orangtuanya, kata Syafruddin.

60 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Arien TW

Aturan kedisiplinan di sekolah tak sekadar mengenai ketepatan


waktu masuk dan pulang sekolah saja, bahkan sekolah pun menerapkan
peraturan tentang membawa kendaraan sendiri ke sekolah. Hanya
siswa yang telah berusia 17 tahun yang boleh membawa motor sendiri
ke sekolah. Usia masih di bawah 17 tahun, maka orangtua dianjurkan
mengantar jemput anak atau menggunakan jasa angkutan umum.
Kebijakan ini pun untuk mengatur supaya lahan parkir di sekolah yang
hanya memiliki luas sekitar 1,5 ha ini memadai. Dalam menerapkan
aturan ini, sekolah pun bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk
menyosialisasikan pentingnya memperhatikan aturan berkendara yang
baik.
Dari sisi penanaman karakter yang religius, sekolah pun memiliki
budaya membaca Alquran yang dilakukan setiap pagi, setelah
sebelumnya menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Ada
pula kegiatan Shalat Dhuha berjamaah secara serentak seluruh warga
sekolah yang dilaksanakan setiap satu kali dalam seminggu. Tak
sekadar melalui pembiasaan budaya sekolah, sekolah pun mengadakan
kegiatan ESQ yang diikuti baik oleh siswa maupun guru.

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 61


Dalam hal wawasan lingkungan dan kebersihan, SMK Negeri
4 Banjarmasin pun patut menjadi tauladan dan inspirasi. Gerakan
penghijauan selalu digalakkan, demikian pula pengelolaan sampah.
Pantas jika SMK Negeri 4 Banjarmasin pun dijuluki sebagai Green School.
Para siswa dibiasakan untuk bahu membahu membersihkan kelas
masing-masing sebelum mereka pulang sekolah, sehingga mereka akan
menempati kelas yang bersih dan nyaman keesokan harinya. SMK Negeri
4 Banjarmasin pun telah berhasil meraih penghargaan sebagai juara
I sekolah Adiwiyata Mandiri Tingkat Provinsi dan membina beberapa
sekolah Adiwiyata di Kabupaten Banjarmasin, mulai dari SD, SMP, hingga
SMA .
Mengenai prestasi, SMK Negeri 4 Banjarmasin tak lagi diragukan.
Sebagai SMK favorit di Banjarmasin, SMK Negeri 4 Banjarmasin telah
membuktikan kiprah dan kualitasnya melalui banyak sekali prestasi yang
telah diraih, tak hanya tingkat Provinsi ataupun Nasional saja, melainkan
bahkan hingga ke tingkat internasional/Asean. Beberapa prestasi yang
membanggakan itu antara lain pernah meraih Juara I (Medali Emas)
Asean Skill bidang lomba Ladies Dress Making pada tahun 2014, pernah
meraih Juara III (Medali Perunggu) Asian Skill di Hanoi, Vietnam bidang
Cooking pada tahun 2014, meraih Juara I LKS Tingkat Nasional Bidang
Lomba Ladies Dress Making tahun pada tahun 2015, juara I LKS tingkat
provinsi untuk Jurusan Tata Boga, Tata Busana, dan RPL pada tahun
2015, dan meraih Juara I Sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2015 dengan
jumlah 25 sekolah aliansi atau sekolah binaan (di semua jenjang).

SEKOLAH ALIANSI
Dengan berbagai prestasi dan keunggulan SMK Negeri 4 Banjarmasin,
tak pelak sekolah ini pun layak ditetapkan sebagai sekolah SMK rujukan
sejak tahun 2015. Keberhasilan ini pun otomatis mengundang sekolah
lain ingin mengikuti jejak SMK Negeri 4 Banjarmasin. Oleh karena itu,
SMK Negeri 4 Banjarmasin pun membentuk Sekolah Aliansi sebagai
wadah untuk membina kerjasama demi membangun perubahan yang
lebih baik. Program ini telah dilaksanakan sejak tiga tahun lalu dan
telah menggandeng dua SMK lainnya. Pembinaan dan kerjasama pada

62 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


H. Yunisman, S.P., M.M.,
pengawas SMK di Banjarmasin

sekolah-sekolah aliansi ini telah


menjadi komitmen kami. Di sini,
kami pun melakukan kerjasama, baik
dari sisi teknis keterampilan maupun
berbagi strategi untuk menjadi sekolah
rujukan, jelas Syafruddin Noor.
Foto: Arien TW
H. Yunisman, S.P., M.M., pengawas SMK di
Banjarmasin mengatakan bahwa program ini merupakan
pemecahan yang sangat bagus demi memeratakan
perkembangan dan kemajuan pendidikan di sekolah, utamanya
di Kota Banjarmasin. Ia pun mengatakan bahwa keunggulan
SMK Negeri 4 Banjarmasin telah dikenal sejak dulu. Sebagai
pengawas yang membina 7 SMK di Kota Banjarmasin, ia pun
berharap kiat dan strategi SMK Negeri 4 Banjarmasin dalam
meraih berbagai keberhasilan dapat ditularkan ke sekolah-
sekolah lainnya, utamanya yang menjadi sekolah binaannya.
Memang ada beberapa sekolah yang tidak sanggup mengikuti,
oleh karena itu kami sesuaikan pembinaan tersebut dengan
kemampuan masing-masing sekolah, katanya. Ia berharap ke
depan semakin banyak SMK di Banjarmasin memberikan hasil
maksimal terciptanya generasi siap kerja yang handal.
Sebagai sekolah unggulan tak lantas membuat SMK
Negeri 4 Banjarmasin terbuai dengan nama besar dan pujian
atas prestasi. Yang terpenting adalah terus menyiapkan diri
untuk selalu menjadi yang terbaik, utamanya menyiapkan
generasi siap kerja yang siap pula menghadapi persaingan di
era MEA. Komitmen kuat dan kerja keras senantiasa menjadi
gerak nafas SMK Negeri 4 Banjarmasin. S

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 63


64 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 2
BOYOLANGU
KOTA TULUNGAGUNG,
PROVINSI JAWA TIMUR

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 65


Foto: Mukti Ali
66 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Ikhlas Mengabdi
Sepenuh Hati
T
ulungagung, merupakan kota kecil di sebelah
barat daya Provinsi Jawa Timur. Kota yang
berbatasan langsung dengan Kota Blitar di
sebelah timur, Kota Kediri di sebelah utara, dan
Kota Trenggalek di sebelah barat ini akrab disebut dengan
Kota Marmer. Ada pula kuliner khas yang menjadi ciri
khas Tulungagung, yakni Ayam Lodho. Motto kabupaten
ini adalah Tulungagung Ayem Tentrem Mulyo lan Tinoto
yang artinya kehidupan masyarakat Tulungagung selalu
damai, mendapatkan kemuliaan, dan juga tertata dengan
baik.
Tulungagung juga cukup maju dalam pendidikan.
Banyak orang berpendidikan di kota ini yang mendedikasikan
hidupnya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun pendidikan tinggi harus di tempuh di luar
Tulungagung, pasalnya di sana hanya ada satu PTN
yakni IAIN Tulungagung. Berkat masyarakatnya yang kian
sadar pentingnya pendidikan, berangsung Tulunagung
terkikis dari predikat kota pinggiran, dan perlahan menjadi
pembeda di kawasan Jawa Timur selatan.
Lebih dekat melihat pendidikan di Tulungagung, salah
satunya adalah keberadaan SMKN 2 Boyolangu. Sesuai
namanya, SMK Negeri 2 Boyolangu berada di kecamatan
Boyolangu yang letaknya 2 km ke selatan dari pusat
kota Tulungagung. Meski terletak di wilayah kecamatan,
tetapi akses menuju sekolah ini cukup gampang lantaran
masih berada di jalan protokol. Beralamatkan di Jalan
Ki Mangunsarkoro VI/1, Desa Beji ini memiliki letak
yang cukup strategis, karena SMK Negeri 2 Boyolangu
diapit oleh dua sekolah yang sama-sama berbasis
kejuruan yaitu SMK Negeri 1 Boyolangu dan SMK Negeri
3 Boyolangu. SMK Negeri 1 Boyolangu adalah sekolah
kejuruan pertanian sedangkan SMK Negeri 3 Boyolangu
adalah sekolah kejuruan teknik. Sementara SMK Negeri 2
Boyolangu adalah sekolah kejuruan pariwisata.

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 67


Saat pertama kali mengunjungi sekolah ini, kesan pertama
saat memandang seolah sempit dan penuh sesak. Dengan
gapura yang kecil dan perwajahan sekolah yang tidak terlalu
megah, menjadikan perawakan sekolah ini mungil. Halaman
sekolah tidak terlalu luas dan hanya mampu menampung
kendaran beberapa tamu sekolah. Melangkah memasuki
ruang sekolah, pemandangan yang menyambut adalah sebuah
interior hotel dengan meja kecil nan tinggi ala tempat reservasi.
Desain dari ruangan ini memang digunakan untuk menyambut
siapa saja yang masuk ke sekolah bak seorang tamu.
Begitu melewati ruang reservasi tersebut, pemandangan
berbeda mulai muncul. Terdapat sebuah lorong yang tidak
terlalu besar yang menuntun siapa saja yang masuk ke sana
akan merasa di sebuah perempatan jalan. Jika ke kanan adalah
ruang guru, jika ke kiri adalah ruang kepala sekolah dan staf, dan
jika lurus ke depan maka akan langsung menuju ruang-ruang
kelas. Di ujung lorong inilah ternyata inti dari bangunan sekolah
ini. Mata menjadi jernih dan pikiran menjadi tenang. Bagaimana
tidak, ada sebuah hutan asri yang terdapat di dalam sekolah.
Pohon-pohon yang rindang, halaman yang bersih dan terdapat
banyak taman asri yang mengelilingi ruang kelas. Tidak hanya
itu, terdapat pula taman yang khusus mengelola satwa burung
sehingga kicauan burung-burung selalu mengiringi suasana
kegiatan belajar ataupun sekadar berkumpul di taman.
Masuk lagi ke belakang, terdapat lapangan basket dan juga
area parkir siswa yang begitu luas yang dikelilingi oleh ruang
kelas. Keindahan dan keasrian sekolah ini juga diimbangi dengan
sanitasi yang sehat dan bersih. Tempat sampah pun selalu
tersusun di pojok area sekolah dan ruang kelas. Saat itu, hari
Jumat, seluruh siswa terjun ke lapangan untuk bersih-bersih
kelas dan lingkungan kelas. Ada yang menyapu, neglap kaca,
membersihkan taman. Tiap Jumat kami berlakukan Jumat
Bersih, anak-anak semua harus membersihkan lingkungannya,
mulai dalam kelas sampain luar kelas. Ini untuk membentuk
kebiasaan mereka agar perhatian dan ada kepedulian terhadap
lingkungannya, ujar Dra. Agustina, M.Pd, Kepala SMK Negeri 2
Boyolangu.

68 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Dra. Agustina, M.Pd.,
Kepala SMK Negeri 2 Boyolangu

Hanya saja, sekolah ini kurang


dipermak di bagian depannya.
Kalau bagian depan memang itu lah
masalahnya, kami juga menyadari kalau
bagian depan sudah harus dirombak,
terlalu sempit dan sepertinya sudah
kurang layak untuk sekolah masa kini.
Kami sudah rencanakan untuk dipoles,
mudah-mudahan perhatian pemerintah
Foto: Mukti Ali bisa segera terealisasi, kata Agustina.
Namun demikian, lanjut perempuan yang biasa disapa Agustin
ini, kerja keras menata lingkungan sekolah yang asri berbuah hasil,
yakni diraihnya predikat Sekolah Adiwiyata hingga beberapa kali
dan pada puncaknya meraih Adiwiyata Mandiri tahun 2012 lalu.
Selain Adiwiyata Mandiri, peningkatan mutu yang pernah diraih
SMKN 2 Boyolangu adalah Sekolah Eks RSBI, Sekolah Prestasi,
Sekolah Karakter, dan yang terakhir adalah Sekolah Rujukan tahun
2014-2015. Peningkatan mutu tersebut sesuai visi sekolah, yakni
Menjadikan SMK Negeri 2 Boyolangu berstandart internasional,
pencetak pribadi unggul yang berimtaq, mandiri, profesional,
berbudaya lingkungan di era global.
Sedangkan misi sekolah meliputi: Mencetak lulusan
berdaya saing tinggi, melalui sertifikat kompetensi/ profesi
yang berlisensi BNSP untuk menghadapi persaingan AFTA
2015; Mengembangkan kerjasama dalam negeri dan luar negeri
dalam rangka pelaksanaan sertifikasi nasional dan internasional;
Mengembangkan pendidikan karakter didasari imtaq melalui
program sekolah adiwiyata, anti narkoba, kelas wirausaha dan
kelas industri; Mengembangkan proses pembelajaran dengan
menerapkan kurikulum 2013, berbasis IT; Mengembangkan
seni dan budaya daerah; Mengembangkan layanan SMK
rujukan kepada SMK Aliansi dan masyarakat mengarah pada
pendampingan; Mengembangkan manajemen SMK melalui
penerapan ISO9001:2008; Meningkatkan mutu SDM melalui
diklat profesional, asesor kompetensi, dan magang industri;
Mengembangkan Sarana Prasarana dalam rangka mewujudkan
SMKN 2 Boyolangu sebagai pusat belajar dan pelatihan

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 69


(training centre) bagi sekolah, masyarakat dan
industri dengan menyediakan fasilitas TUK (testing
centre); Memberdayakan stakeholders dalam
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan
berdaya saing global berdasarkan prinsip manajemen
berbasis sekolah dan mengembangkan Bursa Kerja
Khusus (BKK) untuk pemasaran tamatan.
Dengan luas lahan 15.000 M2 yang dimilikinya,
sekolah ini menjelma menjadi sarana dan prasarana
pilihan masyarakat Tulungagung yang ingin bersaing
melalui program keahlian. Hal tersebut terbukti
dengan jumlah siswa yang kini mencapai 1399 siswa.
Tahun ini saja, terdapat pelamar berjumlah 843 siswa
dan yang diterima 665 siswa. Kita menolak siswa
karena kuotanya tidak mencukupi. Tetapi dengan
makin banyaknya peminat yang hampir tiap tahun
bertambah menunjukkan kita semakin dipercaya
masyarakat, dan asyarakat kian sadar bahwa
kebutuhan menyekolahkan anak itu lebih untuk
penguatan keterampilan dan itu hanya ada di SMK,
kata Agustina.
Agustina menjelaskan, dari sekian banyak siswa
tersebut, rata-rata berasal dari kalangan keluarga
menengah ke bawah. Sebagian besar dari keluarga
kurang mampu dan banyak di antara mereka dari
orangtua yang bekerja sebagai TKW di luar negeri,
katanya.
Didukung 110 tenaga pendidik, dengan rincian
70 guru yang sudah bersertifikasi dan 13 guru yang
sudah bergelar S2. Selain itu jumlah guru produktif
mencapai 40 guru dan 35 asesor. Tak mengherankan,
bila kualitas guru yang ada di SMKN 2 Boyolangu ini
siap mengantar siswa untuk bersaing di era kemajuan
ini dengan motto Ikhlas Mengabdi Sepenuh Hati.

70 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Mukti Ali

Oleh karena itu, SMK Negeri 2 Boyolangu berusaha semaksimal mungkin


untuk menyukseskan wajib belajar 12 tahun meskipun bantuan operasional
sekolah dari pemerintah belum maksimal. Sehingga sasih sangat diperlukan
dana partisipasi orang tua atau masyarakat untuk pendanaan kegiatan
belajar mengajar.

BERFOKUS PADA ENAM KOMPETENSI KEAHLIAN


Sebagai sekolah kejuruan pariwisata, kompetensi keahlian yang dimiliki
oleh UPTD SMK Negeri 2 Boyolangu, diantaranya adalah Akomodasi
Perhotelan, Kecantikan Kulit, Kecantikan Rambut, Busana Butik, Jasa Boga,
dan Patiseri. Masing-masing dari jurusan tersebut memiliki keunggulan dan
daya saing serta dilengkapi dengan sarana prasarana guna membekali siswa
setelah tamat sekolah di dunia kerja nanti.

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 71


72 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA Foto: Mukti Ali
SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 73
Untuk mendukung kemajuan sekolah, SMK Negeri
2 Boyolangu juga melakukan pembenahan di berbagai
bidang, antara lain manajemen, sumberdaya, sarana dan
prasarana, proses belajar mengajar serta unsur-unsur lain
yang mempunyai pengaruh kuat terhadap mutu tamatan.
Akomodasi Perhotelan
Akomodasi Perhotelan mengajarkan siswanya
untuk mempunyai kompetensi atau keahlian di bidang
perhotelan yang professional. Kompetensi yang diajarkan
sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) sehingga lulusan dari Akomodasi
perhotelan dapat bekerja di hotel dengan level apapun.
Untuk meningkatkan kualitas kompetensi di bidang
perhotelan maka kompetensi keahlian bekerjasama
dengan dunia industri untuk kegiatan Praktek Kerja
Insudtri (Prakerin) di Tulungagung, Kediri, Blitar, Surabaya,
Malang, Batu, Kalimantan, Jakarta dan di Malaysia.
Juga dilangsungkan kunjungan industri di hotel dengan
katagori minimal hotel berbintang 4, dengan kegiatan
table manner, hotel training, hotel tour dan pengamatan
pelaksanaan pelayanan dan fasilitas hotel. Uji Kompetensi
juga diterapkan pada siswa jurusan perhotelan ini, dengan
tujuan untuk mengukur ketrampilan yang telah dikuasai.
Uji kompetensi dilakukan oleh pihak dunia industri (Hotel)
dan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi), terang Agustin.
Busana Butik
Program Keahlian Busana Butik untuk menghasilkan
tenaga kerja yang profesional dan kompeten dalam
bidang tata busana. Program ini membekali peserta didik
untuk bisa menjahit, mendesain busana, dan pengalaman

Foto: Mukti Ali

74 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


yang berkaitan dengan busana. Program ini bisa menjadikan peserta didik
untuk mandiri dalam berusaha, karena tidak membutuhkan modal yang
besar. Selain menjadi praktisi dalam bidang konveksi, jurusan ini mampu
menghasilkan designer dan model yang profesional. Program ini akan
membekali peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap
agar kompeten dalam hal membuat pola busana sesuai dengan teknik
konstruksi, membuat busana anak, remaja dan dewasa, menggambar
desain busana, membuat hiasan pada busana, serta memotong bahan
busana.
Jasa Boga
Program Keahlian Jasa Boga mendidik siswa dalam bidang makanan
dan minuman dalam hal produk dan jasa. Jurusan Jasa Boga akan
menghasilkan Chef (Koki) yang memiliki ketrampilan di bidang kuliner
dan profesionalisme dalam bekerja di bidangnya. Program ini terfokus
pada makanan dan minuman yang dikelola di hotel dan restaurant yang
bertaraf nasional maupun internasional.
Pembelajaran pada program ini ditekankan kepada kegiatan praktek
setiap hari, yang lebih mengutamakan teknik pembuatan dan pengolahan
produk makanan standar internasional. Tujuan Program keahlian ini
adalah membekali peserta didik dengan ketrampilan pengetahuan dan
sikap agar kompeten dalam hal mengolah dan menyajikan makanan
kontinental dan makanan indonesia yang terdiri dari makanan pembuka,
makanan utama dan makanan penutup, melayani makan dan minum
baik di restoran maupun di kamar tamu, serta menata meja makan dan
meja prasmanan, mengolah dan menyajikan aneka minuman non alkohol,
serta mengorganisir operasi pelayanan makanan dan minuman restoran.
Patiseri
Patiseri adalah program keahlian yang masuk dalam bidang keahlian
Tata Boga. Program Keahlian Patiseri lebih difokuskan untuk bagaimana
membuat roti/kue baik yang tradisional maupun yang sudah lebih modern.
Secara khusus tujuan program keahlian Patiseri adalah membekali
peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten
mengolah dan menyajikan produk patiseri, kue dari adonan cake dan rich
cake, serta kue dari adonan yang menggunakan bahan pengembang
dan mengolah dan menyajikan aneka roti. Juga agar kompeten dalam
mengolah dan menyajikan aneka hidangan penutup (dessert), mengolah
dan menyajikan kue indonesia dari berbagai bahan pangan, mengolah
dan menyajikan aneka minuman non alkohol, dan merencanakan dan
mengelola coffee shop.

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 75


Kecantikan Kulit
Program Kecantikan Kulit mengajarkan siswa dalam hal perawatan
kulit. Untuk meningkatkan kwalitas kompetensi di bidang kecantikan kulit,
kompetensi keahlian bekerjasama dengan dunia industri di Tulungagung,
Trenggalek, Kediri, Blitar, Surabaya, Malang, Batu, dan Sidoarjo. Kunjungan
industri dilakukan di klinik kecantikan kulit, sanggar rias pengantin dan home
SPA, dengan kegiatan merias wajah, perawatan kulit wajah, dan perawatan
badan (SPA). Dan uji kompetensi program ini dilakukan oleh pihak Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) Pusat dari Jakarta. Beberapa lingkup keterampilan
kecantkan kulit yang diberikan di antaranya, Beauty Skin Care, Sanggar Rias
Pengantin, Beauty SPA. Dengan keterampilan ini, siswa bisa membuka usaha
mandiri, atau bekerja di suatu lembaga atau melanjutkan kuliah di bidang yang
sesuai.
Kecantikan Rambut
Pada program studi kecantikan rambut juga diberikan di sekolah ini. Dengan
keterampilan perawatan dan pengolahan rambut siswa bisa menjajaki dunia
kerja mulai di salon kecantikan rambut, perusahaan kosmetika kecantikan

76 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


rambut, atau membuka usaha mandiri yang bergerak di bidang
kecantikan rambut dan atau meneruskan ke jenjang pendidikan
lebih tinggi seperti universitas ataupun akademi.

Kecantikan rambut di SMK Negeri 2 Boyolangu, juga telah


bekerja sama dengan dunia insudtri di Tulungagung dan
sekitarnya. Dan untuk memantabkan lulusan, sekolah ini juga
telah bekerjasama dengan LSP dari pusat (Jakarta).
Dari enam jenis program keahlian di atas, SMKN 2 Boyolangu
melengkapi beberapa laboratorium dan ruang praktek untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.
Laboratorium Bahasa (1 ruang); Laboratorium Multimedia (1
ruang); Ruang Praktek Akomodasi Perhotelan (2 ruang); Ruang
Praktek Jasa Boga (6 ruang); Ruang Praktek Patiseri (1 ruang);
Ruang Praktek Kecantikan Rambut (2 ruang); Ruang Praktek
Kecantikan Kulit (2 ruang); dan Ruang Praktek Busana Butik (4
Ruang).
Foto: Mukti Ali
Selain itu, sekolah ini juga mempunyai beberapa unit
produksi yaitu Amabilis Resto yang digunakan siswa untuk
berwirausaha dan Ruang Pamer yang digunakan sebagai galeri
untuk menampilkan karya-karya siswa. Tak hanya itu, sekolah
pariwisata ini juga memiliki 21 Ruang Teori dalam keadaan
baik, ditambah fasilitas 4 kamar hotel sebagai sarana praktek
Program keahlian Akomodasi Perhotelan. Hotel milik sekolah ini
dinamai Orchid Hotel.
Tak mau ketinggalan, dari jurusan Jasa Boga, mereka
memiliki sebuah kelompokyang bernama Boga Fans Club
(BFC). BFC adalah salah satu ekstrakurikuler yang ada di SMK
Negeri 2 Boyolangu yang mengembangkan segala tentang
dunia Boga. Mulai dari cookery, pastry, bakery, food&Baverage,
dan keahlian boga lainnya. Bersama pelatih yang kompeten
dalam bidangnya, BFC banyak diminati oleh siswa siswi SMKN
2 Boyolangu, karena banyak wawasan serta ketrampilan yang
bisa mereka dapat dari sini.

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 77


78 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Mukti Ali

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 79


BERSAING LEVEL NASIONAL DAN INTERNASIONAL
Jumat, tanggal 19 Agustus 2016 bertempat di Meeting Room SMKN
2 Boyolangu, dilaksanakan pembekalan dalam rangka persiapan
pemberangkatan siswa On The Job Training (OJT) ke Malaysia. Kegiatan ini
diikuti oleh Siswa Kelas XII Program Keahlian Akomodasi Perhotelan yang
tergabung dalam Program Kelas Internasional Industri. Acara ini juga dihadiri
oleh para wali murid, yang mana putra-putrinya mengikuti program OJT ke
Malaysia. Pembekalan disampaikan oleh Agustina, MPd, Herman Larente
(Praktisi Industri Pariwisata, selaku Pembimbing Eksternal Program OJT).
Sebanyak 13 siswa yang akan mengikuti progaram OJT ke Malaysia ini,
yang berangkat pada tanggal 25 Agustus (5 orang siswa) dan pada tanggal
28 Agustus 2016 (8 orang siswa). Selanjutnya, siswa akan tinggal dan
mengikuti program di Malaysia selama enam bulan, terang Agustin.
Dalam kegiatan OJT atau magang tersebut,memang tidak seluruh siswa
yang dapat berangkat keluar negeri. Semua melalui proses seleksi mulai
dari kesiapan dana dan juga tingkat kemampuan siswa sesuai program
keahliannya. Meskipun siswa itu ahli tetapi tidak cukup mampu dalam
pendanaan OJT, yang dalam hal ini adalah uang saku, maka sekolah selalu

Foto: Mukti Ali

siap membantu agar siswa tersebut tetap dapat berangkat ke luar negeri.
Kita selalu mengusahakan kepada anak didik kami yang kurang mampu
namun memiliki prestasi mumpuni untuk selalu diberikan kesempatan
mengikuti OJT ke luar negeri. Masalah dana, sekolah selalu memiliki dana
santunan yang digalang bersama dengan komite sekolah, terang ibu dua
orang anak ini.
Satu hari berselang, siswa SMKN 2 Boyolangu mendapat kunjungan
dan wawancara langsung dari salah satu perusahaan di Malaysia. Kegiatan
ini untuk menjalin kerjasama yang dijembatani oleh Hospitality Education
Center(HEC).

80 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Mukti Ali

HEC merupakan perusahaan pengembangan anak-anak SMK di Indonesia yang


mempunyai keahlian tinggi untuk OJT. SMKN 2 Boyolangu boleh bangga karena menjadi
SMK pertama di Indonesia yang menjalin kerjasama dengan HEC, ungkap Direktur HEC
Ferry Anugerah Makmur.

MENJADI SEKOLAH KARAKTER DAN SIAP KERJA


SMKN 2 Boyolangu juga menekankan pembentukan karakter siswa. Dengan harapan
lulusannya kelak melikiki sikap yang baik ketika merambah di dunia kerja, juga kesiapan
bersaing dengan tenaga kerja manapun. Pendidikan Karakter ini menerapkan 5S (Senyum,
Sapa, Salam, Sopan, dan Santun) pada murid-muridnya ketika mereka datang dan mulai
memasuki area sekolah. Dengan 5S, situasi di sekolah menjadi aman dan nyaman, bahkan
terasa seperti di rumah sendiri. Tidak hanya itu, penanaman karakter dalam bentuk
nasionalisme juga terus dipupuk dalam jiwa siswa seperti rutinitas menyanyikan lagu
Indonesia Raya di awal pembelajaran dan lagu daerah di akhir pembelajaran. Tak heran jika
sekolah ini pernah menyabet juara 1 Sekolah Berkarakter Tingkat Provinsi.
SMK Negeri Boyolangu juga bekerjasama dengan Badan Nasional Narkoba (BNN)
Tulungagung dan giat membentengi siswanya dari pengaruh narkoba. Sebagai sekolah anti
narkoba, SMKN 2 Boyolangu memiliki tim khusus yang berasal dari Akademi Keperawatan
di Tulungagung, yang dulunya juga alumni siswa SMKN 2 Boyolangu, untuk membantu
sekolah dalam pengecekan penggunaan narkoba di kalangan siswa. Pemeriksaan ini
dilakukan setiap awal tahun pelajaran baru. Kami melakukan pemeriksaan kepada siswa di
awal tahun pembelajaran untuk mengetahui apakah siswa kami ada yang terjangkit narkoba
atau tidak, kata Mugiarti, S.Pd guru yang sekaligus Ketua Kompetensi Kecantikan Rambut
SMK Negeri 2 Boyolangu.

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 81


Selain pemeriksaan narkoba, lanjut Mugiarti,
SMKN 2 Boyolangu juga memiliki program tes
kehamilan bagi siswa. Melihat mayoritas siswa
sekolah adalah perempuan, maka program ini
sangat diperlukan sekolah dalam mengawasi
kenakalan remaja di usia belia. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan mengambil air seni siswa yang
kemudian di tes untuk mengetahui positif atau
negatif kehamilan mereka. Mulai tahun 2010,
program anti narkoba dan tes kehamilan ini sudah
berjalan rutin setiap tahunnya.
SMKN 2 Boyolangu juga menerapakan program
kedisiplinan untuk siswanya di dalam sekolah.
Program tersebut berupa tim kedisplinan yang
akan memantau pribadi siswa melalui buku poin.
Poin yang dipantau dalam buku tesebut adalah
pelanggaran siswa terhadap aturan-aturan
sekolah, seperti terlambat masuk sekolah ataupun
membolos, berkelahi, narkoba dan merokok, serta
hape yang berisi video porno. Poin-poin tersebut
maksimal mencapai 100. Dalam situasi ini, sekolah
memperkenankan wali murid untuk menarik
siswa dari sekolah. Alhamdulillah selama ini poin
siswa kami selalu rendah, jangankan sampai 100
poin, mencapai 50 poin saja mereka tidak pernah.
Sehingga dengan sistem buku poin ini, sekolah dan
orang tua siswa sangat berperan untuk menjadikan
anak yang lebih baik lagi dan disiplin, terang
Mugiarti.
Keberhasilan SMKN 2 Boyolangu tidak lepas
dari kurikulum pembelajaran yang mereka terapkan.
Salah satu pengaplikasian dari isi kurikulum tersebut
adalah bekerjasama dengan DUDI (Dunia Usaha dan
Industri) setiap tahunnya. Setiap kompetensi yang
dibutuhkan oleh DUDI akan disesuaikan dengan
kompetensi yang ada di sekolah. Untuk siswa yang
praktik, sekolah terus berusaha memaksimalkan
bagaimana prospek siswa setelah nanti lulus.
Tentunya sinkronisasi DUDI yang sudah dianalisis
(Atas) Mugiarti, S.Pd., guru sekaligus dan disamakan dari kompetensi yang dibutuhkan,
Ketua Kompetensi Kecantikan Rambut
maka akan dipetakan lagi sesuai dengan kebutuhan
(Bawah) Dra. Mamik Irawati, guru Bahasa Indonesia jurusan siswa, kata Dra. Mamik Irawati, guru
sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Bahasa Indonesia yang juga Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum.
Foto-foto: Mukti Ali

82 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Mukti Ali

Dalam hal praktik, untuk membuat kebutuhan siswa menjadi lebih


efisien, ada praktik yang digabung menjadi lebih efektif bagi jurusan
yang linear, seperti bahan yang sudah dipakai dapat digunakan lagi
untuk praktik yang lain. Tetapi ini biasa dilakukan oleh siswa jurusan
kecantikan dan jasaboga. Selain kerjasama dengan DUDI, sekolah
juga rutin melakukan monitoring pembelajaran dan supervisi untuk
memperbarui dan melengkapi kurikulum yang dipakai.
Di sisi lain, ujar Mamik, untuk guru pengajar praktik, mereka memiliki
perangkat pembelajaran khusus yang dilakukan setiap tahun dengan
mengadakan berbagai macam workshop. Perangkat pembelajaran
tersebut selalu memakai standar terbaru yang selalu dievaluasi untuk
menjadi lebih baik. Alhadulillah berkat kerja keras seluruh SDM di SMK
Negeri 2 Boyolangu, yang tidak hanya terus membenahi lingkungan
sekolahnya saja tetapi juga perangkat pembelajaran dan kompetensi
guru-gurunya, sekolah ini sudah tidak bisa dianggap sekadar tempat
buangan bagi siswa yang tidak diterima SMA, sudah menjadi pilihan
sebagai sekolah unggulan, ujar Mamik.
Menjadi guru Perhotelan cukup menyenangkan. Demikian
dikatakan Rina Kuntarti, salah satu guru produktif di SMK Negeri 2
Boyolangu yang mengabdi di sekolah tersebut sejak tahun 2001 silam.
Tidak menjenuhkan mengajar perhotelan, karena kita selalu ditantang
untuk update perkembangan terbaru. Meskipun pada intinya sama
tetapi sangat diperlukan kreativitas dan inovasi, katanya.

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 83


Untuk mengasah kompetensinya, kata Rina,
para guru SMK Negeri 2 Boyolangu rata-rata sudah
diterjunkan mengikuti diklat oleh pemerintah, jika
pelatihan yang dilakukan sekolah. Para guru kan
semua aktif di MGMP Sekolah, itu wahana kita
sharing ilmu. Selain itu kita juga sering diundang
perusahaan mengikuti kegiatan-kegiatan untuk
meningkatkan wawasan dan kompetensi, lanjut
Rina.
Rina juga berujar, bahwa mengajar di SMK itu
pasti beda dengan SMA. Di SMK, sejak kelas 1 guru
sudah berjibaku menanamkan rasa percaya diri.
Itu yang paling penting. Percaya diri dulu, setelah
itu baru kita ajak mereka mempelajari materi
sudah kita siapkan. Percaya diri itu modal utama,
karena mereka disiapkan sebagai tenaga kerja yang
handal. Kami pikir, kami tidak membutuhkan anak
yang pintar dulu, kami ajak mereka menjadi murid
yang sopan, santun dan berjiwa pekerja keras dan
menyukai tantangan, katanya.

PENGAWAS YANG RUTIN EVALUASI TEMUAN


SMK Negeri 2 Boyolangu juga tak lepas dari
sentuhan pengawas sekolah. Peran pengawas
meskipun tidak langsung membenahi sekolah tetapi
dipandang cukup efektif dalam menentukan laju
sebuah sekolah. Dengan monitoring dan supervisi
yang dilakukan, pengawas menjadi pengontrol
arah dan kebijakan sekolah. Demikian dikatakan
Drs. Sumarji, M.M. pengawas SMK Tulungagung.
Pria kelahiran Lamongan tanggal 1959 dan
mantan guru BK di SPG Negeri Tulungagung ini
berkarier sebagai pengawas sejak tahun 2002 lalu.
Pengawas itu harus kompeten, wawasan yang
dimiliki harus di atas guru dan kepala sekolah.
Tetapi tidak menutup kemungkinan para guru dan
kepala sekolah memiliki pengetahuan yang jauh
lebih bagus dibanding pengawas. Pengawas juga
(Atas) Rina Kuntarti, guru produktif
harus mempunyai teknik membimbing yang tepat.
Permasalahan guru dengan berbagai karakternya (Bawah) Drs. Sumarji, M.M.,
harus dilakukan sampai pada proses terkecil yaitu pengawas SMK Tulungagung
proses pembelajaran, terang Sumarji.
Foto-foto: Mukti Ali

84 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Padelan,
Ketua Komite SMK Negeri 2 Boyolangu

Foto: Mukti Ali

Ilmu BK yang saya punya ternyata sangat membantu dalam


melakukan supervisi dan pengawasan ke sekolah-sekolah. Dalam
satu bulan kita minimal melakukan satu kali supervisi. Seperti
supervisi administrasi pendidikan, manajreial jadi bagaimana
perencanaan guru semuanya selalau kita cek dan harapan kami
semuanya seallau baik. Biasanya hasil temuan kami selalu kami
evaluasi seperti temuan guru yang membuka pelajaran tidak pas
itu selalu kita evaluasi dan kita beri solusinya, katanya. Pengecekan
sekolah yang dilakukan, biasanya tidak hanya pada kesiapan bekal
guru mengajar dan cara guru mengajar saja, tetapi sampai pada
kesiapan fasilitas mengajar.

BERGANDENGAN DENGAN KOMITE


SMK Negeri 2 Tulungagung juga membangun hubungan erat
dengan komite sekolah yang saat ini diketuai oleh Padelan. Lelaki
usia 71 tahun ini adalah purnawirawan polisi. Sebulan sekali
komite selalu mengadakan pertemuan rutin bersama pengurus.
Pertemuan dengan sekolah tidak terjadwal secara pasti, biasanya
jika ada permasalahan mendesak baru dilangsungkan pertemuan.
Tetapi pertemuan dengan kepala sekolah cukup sering kami
lakukan. Kebetulan Bu Agustin orangnya sangat baik, ramah dan
terbuka, ujar Padelan.
Bagi saya perkembangan sekolah ini sangat bagus. Sekolah ini
kelihatan maju mulai tahun pertengahan saya menjabat sebagai
ketua. Ada dua fungi yang saya jalankan disni sebagai ketua komite,
yaitu di satu sisi saya sebagai tokoh dan perwakilan masyarakat,
di sisi lain saya memang membantu sekolah dalam artian satu
kewenangan dengan kepala sekolah, katanya. Kita juga selalu
menyiapkan bilamana ada permintaan keringanan biaya sekolah
jika keluarga miskin. Kadang ada yang minta secara halus kadang
juga ada yang maksa dan kita sebagai komite sekolah harus
respect dalam menagani hal semacam ini, lanjutnya.

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 85


SISWA MAGANG HARUS IKUT ATURAN TEMPAT KERJA
Untuk siswa SMK Negeri 2 Boyolangu yang sedang melakukan magang,
kata Rudy, Manajer Room Departemen, House Keeping dan Laundry Istana
Hotel Tulungagung, sejauh ini tidak pernah ada masalah. Tiap tahun kami
menerima 15 anak magang sesuai kuota kami, dan sebagian besar dari
SMK Negeri 2 Boyolangu, katanya. Dari 15 anak magang itu, saya sendiri
yang memantau kerja mereka, dan sejak masuk magang sudah kita ajak
bersiap kerja sungguhan, tidak boleh telat dan harus disiplin. Saya juga
yang mewawancarai sendiri, kemudian kami berikan handbook dan training
singkat untuk mengenal lebih dekat hotel kami, lanjut Rudy.

86 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Rudy,
Manajer Room Departemen,
House Keeping dan Laoundry
Istana Hotel Tulungagung

Tiap hari Seniin, lanjuut Rudy ada pelajaran tambahan


khusus Front Office khusus peserta magang. Ketika waktu
senggang saya kumpulkan saya saya buat kelas sendiri
disitulah pelajaran saya berikan yang mungkin itu belum
diperoleh di sekolah, katanya. Sejauh ini keberadaan
siswa magang, lanjut Rudy sangat membantu. Pasti
sangat mebantu dan kami tidak merasa terbebani dengan
keberadaan anak magang, lanjutnya. Rudy juga kerap
berkonsultasi dengan pihak sekolah dan menyampaikan
laporan hasil siswa magangnya.

Foto-foto: Mukti Ali BERTEMU ORANG BARU NAMBAH WAWASAN BARU


Paula Pasha, siswa XII ini sedang menekuni Jurusan
Akomodasi dan Perhotelan. Siswa perempuan yang akrab
dipanggil Paula ini memilih jurusan tersebut lantaran
menyukai hal-hal yang sifatnya baru. Paula menuturkan,
ia pertama kali mengetahui dunia perhotelan dari
saudaranya yang kebetulan bekerja di bidang perhotelan
di kota Malang. Baginya, pekerjaan tersebut sangat
menyenangkan dan menarik. Lalu setelah saya masuk
jurusan ini, saya memang benar-benar merasakan
kesesuaian dengan minat saya, yaitu aktif berbicara
dan bertemu dengan orang-orang yang baru. Sehingga
saya pun dapat pengalaman-pengalaman baru dari
berbagai orang yang pernah saya jumpai, jelas gadis asli
Tulungagung, ini.

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 87


Di bidang Akomodasi dan Perhotelan, Paula
paling menyukai bagian front office. Menurutnya,
melalui bidang ini ia mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang mana pun. Tidak hanya
itu, melalui aksen dan logat orang berbicara, Paula
dapat membedakan jenis dan karakter setiap
orang sehingga memberikan kemudahan dalam
berkomunikasi dengan banyak orang. Keuntungan
bagi saya menyukai bidang ini adalah belajar semakin
terasa menyenangkan sehingga memudahkan saya
untuk menguasi kompetensi di bidang yang saya
inginkan ini, tambanya dengan semangat. Padahal,
awal masuk dulu Paula terbilang gadis tomboy. Kini
ia merasa kian feminim. Di perhotelan ini saya harus
bertutur halus dan sopan, biasa menggunakan rok
panjang dan harus terbiasa mengenakan sepatu
hak tinggi dan make up, kata gadis yang pernah
menjuarai debat Bahasa Inggris se-Kabupaten
Tulungagung pada tahun 2015 lalu itu.
Lain Paula lain pula Fajar atau lelaki bernama
lengkap Fajar Nur Hidayat yang juga duduk di
kelas XII tetapi pada Jurusan Tata Boga. Fajar,
demikian sapaannya, sangat terkesan dengan OJT/
magang yang pernah dialami. OJT terkesan sangat
dinantikan. Bukan hanya kesempatan menggali
ilmu nyata di luar jam pelajaran, tetapi pengalaman
menjadi tenaga kerja yang sebenarnya. Fajar pernah
magang Hotel Regent Park Malang. Senang banget
bisa OJT di Malang di Hotel bagus pula. Dengan
modal ilmu dari sekolah awalnya saya merasa
sudah cukuplah, kalaupun ada kurangnya mungkin
sedikit-sedikit. Tetapi, begitu sampai lokasi ternyata
masih banyak ilmu yang belum saya kuasai. Dan
OJT memberi pengalaman berharga bagi saya,
khususnya keterampilan boga dan kedisiplinan
kerja, kata Fajar.
Dunia boga, kini sudah mulai digemari, padahal
awal masuk dulu ia kurang meminati sesuatu yang
(Atas) Paula Pasha, siswi kelas XII berbau boga. Saya tidak bisa memasak dan tidak
jurusan Akomodasi Perhotelan pernah berhubungan dengan dapur. Tetapi rasanya
(Bawah) Fajar Nur Hidayat, siswa kelas XII
menarik saja belajar di jurusan boga. Awal masuk
jurusan Tata Boga sekolah saya bingung mengenali jenis alat dapur
yang demikian banyak. Berkat keyakinan dan
Foto-foto: Mukti Ali
ketertarikan saya di bidang ini juga ketelatenan guru,

88 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


perlahan saya mulai menguasainya, tutur siswa yang
bercita-cita menjadi Chef di hotel bintang lima ini. Saya
juga ingin membuka usaha mandiri khususnya peralatan
dapur, imbuh Fajar.
Ada pula kisah menarik dari alumni SMK Negeri 2
Tulungagung , yakni Karmini. Perempuan berusia 35
tahun dan memiliki empat anak ini adalah alumni jurusan
kecantikan kulit. Sejak lulus ia menggeluti bidang yang
dipelajari di sekolah itu dengan membuka salon dan tata
rias pengantin. Tetapi, pada akhirnya lantaran suami dan
mertuanya menggeluti dunia kuliner, Karmini jadi terlibat
mengurusi kulier tersebut. Karena saya ikut suami yang
Karmini,
menggeluti kuliner jadi saya harus terlibat juga. Pada Alumni SMK Negeri 2 Boyolangu
akhirnya salon kami tutup dan mulai lah total di dunia jurusan Kecantikan Kulit
kuliner dengan membuka Ayam Lodho. Kuliner ini sudah
jalan, lantas saya rintis lagi salon yang sempat terhenti
dulu. Karena ada keterampilan rasanya sayang tidak Foto-foto: Mukti Ali
dimanfaatkan, kebetulan saya memang sangat senang
bekerja, biar tidak terlalu membebani suami, katanya.
Karmini juga terus mengikuti perkembangan SMK
Neger 2 Boyolangu, meskipuan lewat kabar dari mulut
ke mulut. Senang mendengarnya, karena sekolah
ini tambah maju dan sering meraih prestasi. Saya
bangga alumni SMK, dan bisa membuktikan SMK Bisa,
selerohnya tegas. S

SMK NEGERI 2 BOYOLANGU, KOTA TULUNGAGUNG, PROVINSI JAWA TIMUR 89


90 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 4
SOLO
KOTA SURAKARTA,
PROVINSI JAWA TENGAH

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 91


92 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA Foto: Dipo Handoko
Pemasok Lulusan
Standard MEA
S
parta alias Sekolah Pariwisata Surakarta sudah ibarat
merek bagi siswa SMK Negeri 4 Surakarta. Dan ibarat
produk, Sparta sukses terserap konsumen. Bukan
hanya 80-90 persen, tapi 100 persen lulusan SMKN
4 di semua program keahlian, jelas masa depannya, yakni
sebagian besar bekerja, sisanya melanjutkan kuliah dan
wirausaha.
Lulusan tahun 2016 lalu misalnya. Dari 92 lulusan program
keahlian akomodasi perhotelan, tercatat 68 anak yang sudah
bekerja, 16 kuliah dan 8 lainnya berwirausaha. Lulusan tata
boga sebanyak 122 orang, 79 di antaranya bekerja, sisanya
40 kuliah dan 3 berwirausaha. Program keahlian Tata Busana,
yang juga meluluskan banyak siswa, 87 anak bekerja, 24
kuliah dan sisanya 8 orang berwirausaha. Tempat kerja
mereka di antaranya Martha Tilaar, Rudy Hadisuwarno,
Batik Keris & Butik, Pan Brothers Boyolali, Rice Bowl Jakarta,
Solaria Jakarta, Ergia Klinik Yogyakarta, Wardah Kosmetik
Yogyakarta, dan Hotel Bumi Segah Berau, Kalimantan Timur,
hingga ke Jepang dan Malaysia.

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 93


Azkavhian Arfaza, 17 tahun, siswa kelas XII Tata Busana,
tak ragu sama sekali ketika ditanya setelah lulus akan ke
mana. Saya ingin melanjutkan kuliah. Pilihannya masih ada
tiga, di Jurusan Desain Tekstil Institut Teknologi Bandung
dan Desain Tekstil Universitas Sebelas Maret Surakarta,
atau Jurusan Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri
Yogyakarta. Ketiganya bagus, hanya tinggal menyesuakan
saja nanti diterima di mana. Semoga kuliah bisa sambil
bekerja, kata Ketua Umum OSIS SMKN 4 Solo ini.
Masuk Sparta memang sudah dicita-citakan Azka kala
masih duduk di bangku kelas 2 SMP Negeri 1 Kartasura.
Mama juga senang menggambar dan bisa membuat baju.
Ketika saya ingin sekolah di sini, mama mendukung, kata
anak nomor dua dari empat bersaudara putra pasangan Tri
Indri Purnamawati dan Dheny Setyawan ini.
Di awal Azka masuk SMKN 4, ia bahkan kaget karena
sekolahnya bagus dan bersih. Di pagi hari sudah guru-
guru menyambut siswa, menertibkan cara berpakaian, dan
penampilan siswa. Ada juga sesama siswa yang tergabung
dalam Polisi Keamanan Sekolah, yang juga turut menjaga
ketertiban sekolah. Suasananya menyenangkan, kata
(Kiri) Bayu Aji Bhagaskara, siswa kelas XII
jurusan Tata Boga Azka yang juga aktif di kegiatan Palang Merah Remaja dan
jurnalistik sekolah.
(Tengah) Azkavhian Arfaza, siswi kelas XII
jurusan Tata Busana Hubungan senior dan yunior di sana, kata Azka sangat
baik. Sebab sejak awal, siswa kelas X sudah dekat dengan
(Kanan) Arif Krismunandar, siswa kelas XII kakak angkatan. Siswa kelas X sudah menjadi model
jurusan Tata Boga
untuk tugas fashion show siswa kelas XII. Seterusnya akan
seperti itu, sehingga ketika anak kelas X menjadi senior juga
akan meminta bantuan adik kelas u n t u k
membantu, katanya.

94 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA Foto: Dipo Handoko


Foto: Dok. SMK Negeri 4 Solo

Pembelajaran juga menjadi hal yang sangat disukai Azka,


terutama pelajaran Desain Khusus yang paling diminatinya. Kalau
pelajaran desain untuk busana entrepreneur lebih ke pasar wirausaha.
Sedangkan saya suka yang untuk desain. Ilmunya banyak yang
harus dipelajari, katanya.
Azka yang masih menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Irene
Bridal, Solo ini juga menikmatinya. Di sana ia bukan hanya belajar
bagian per bagian, seperti membikin pola, memotong, namun juga
merencanakan waktu, pengorganisasiannya juga ia pelajari. Kami
ditanamkan jadi lulusan SMK bukan cuma bisa, namun harus bisa
bekerja profesional di industri. Jadi saya dituntut bisa mengerjakan
semua hal, kata Azka, yang mengikuti PKL di Irene Bridal bersama
4 temannya.
Azka sangat senang selama menjalani PKL, karena di setiap
tahapan yang ia kerjakan mendapat masukan banyak. Misalnya,
ketika ia diminta membuat desain setelah selesai mendapat banyak
arahan. Setelah diperbaiki diminta ke tahap pola, memotong kain,
pun ada kontrolnya. Setiap porsi pekerja selalu dikontrol. Setiap
teman PKL punya jatah pekerjaan sendiri-sendiri, desain berlainan,
dari jenis yang berbeda-beda juga, katanya.
Temannya, Bayu Aji Bhagaskara, 18 tahun, dan Arif Krismunandar,
keduanya siswa kelas XII Tata Boga, juga merasa betah berlama-
lama di sekolah. Di sini sampai sore masih ramai kegiatan. Bisa
juga belajar dengan teman-teman, kata Arif, yang menjabat Ketua I
OSIS. Arif juga mengisi kegiatan dengan Paskibra dan aktif di Kreaso
(Kreativitas Anak Solo), wadah bagi remaja Solo berekspresi di
bidang seni dan budaya.

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 95


Bayu dan Arif, adalah segelintir siswa putra yang memilih
program keahlian yang banyak teman perempuannya. Di tahun ajaran
2016/2017, tercatat 125 siswa Tata Boga, hanya 125 siswa, hanya
23 siswa laki-laki. Bayu dan Arif memang sejak kecil suka membantu
ibunya memasak.
Ibu bukan hanya pandai memasak, tapi juga punya usaha menerima
pesanan masakan, kata Bayu, bungsu dari empat bersaudara putra
pasangan Yani dan Yan Soebhiyanto. Kalau saya sejak kelas 6 SD
sudah suka masak-masak. Sering bantu ibu memasak. Sudah biasa
memasak oseng-oseng, nasi gorekan, dan masakan rumahan lain,
kata Arif, putra sulung dari dua bersaudara dari pasangan Kasiman
dan Lastri.
Keduanya memang pernah ditanya orangtuanya, mengapa memilih
tata boga. Bayu dan Arif menegaskan memang ingin menambah
keterampilan memasak. Tidak ada pilihan lain yang disukainya. Bayu
memilih PKL di RS Brayat Minulya Solo, karena ingin belajar hal baru.
Di sana sangat ditekankan tentang kebersihan bahan makanan,
mengolah bahan makanan, juga kebersihan kuku, rambut, dan tangan
harus selalu menggunakan sarung tangan, kata Bayu.
Hal lain yang dipelajari lagi adalah pembedaan jenis makanan untuk
pasien kolesterol, penderita jantung dan lain-lain. Semua menu sudah
ditentukan ahli gizi. Saya memasak dari snack, makanan utama, dan
menu pendamping, katanya.
Bayu tak merasakan kesulitan berarti selama sekolah. Semua
fasilitas sudah terpenuhi di sekolah. Awalnya memang terasa capek,
karena dari pagi sampai sore di sekolah. Namun sekarang sudah
biasa. Saya amat suka praktek memasak dan tata hidang, kata Bayu
yang menyukai menu masakan Indonesia ini.
Pengalaman menyenangkan juga dirasakan Arif selama sekolah
di SMKN 4 Solo. Bapaknya yang pemborongan bangunan memang

96 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 4 Solo

sempat mempertanyakan sebagai laki-laki kok memilih sekolah


masak, bukan arsitek atau teknik bangunan. Saya memang tidak bisa
menggambar, tidak pandai hitung-hitungan. Kesukaan saya memang
memasak, katanya.
Bagi Arif, ketika sudah mampu memasak dengan nilai melebih
KKM sudah cukup puas. Apalagi kalau sampai dipuji guru-guru karena
masakannya enak. Praktek individu paling disukai Arif. Misalnya dalam
dua jam, harus menyelesaikan dua menu, kata Arif yang ingin meneruskan
kuliah ke Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Yogyakarta atau
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 97


98 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Dipo Handoko

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 99


SEBAGAI PEKERJA SUDAH LEBIH DARI CUKUP
Leonardus Rendy Hapsanto, 37 tahun, desainer yang juga pemilik Irene
Bridal Solo, sudah terbiasa bekerja dengan bantuan anak-anak SMKN 4 Solo.
Usaha yang didirikan bersama istrinya tahun 2005 ini, sudah bermitra menerima
siswa SMKN 4 Solo untuk PKL sejak tahun 2009. Kalau saya ditanya sekolah
bisa menerima PKL berapa, saya justru balik bertanya, adanya berapa anak,
kata Rendy, yang lulusan Susan Budiharjo Jakarta ini.
Rendy mengenal dunia fesyen lebih karena istrinya yang lulusan Instituto
Marangoni London. Rendy kemudian mengikuti pendidikan di Lembaga
Pengajaran Tata Busana Susan Budiharjo di Jakarta.Banyak karya masterpiece
ditelurkan Irene Bridal, di antaranya busana Miss Indonesia 2014 dan 2015
serta baju Miss World 2014.

100 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Leonardus Rendy Hapsanto, Menurut Rendy, siswa PKL SMKN 4 secara
desainer dan pemilik Irene Bridal Solo
DU/DI yang bekerja sama dengan SMK Negeri 4 Solo
kompetensi sudah bagus dan sudah cukup untuk
bekerja. Misalnya diminta menjahit, hasil jahitan
anak SMKN 4 sudah bagus. Namun untuk menjadi
desainer, lulusan SMK masih berlu banyak melihat,
proses tidak singkat untuk bisa menelorkan karya
dan menjadi ahli desain pakaian. Anak SMK
masih perlu banyak kreativitas untuk dapat
berkarya. Bisa dengan meneruskan kuliah
desainer, namun bisa juga dengan lebih
banyak mengenal karya, katanya.
Sukses Irene Bridal juga ada andil
karyawannya yang lulusan SMKN 4. Ia sudah
banyak merekrut lulusan SMKN 4. Saat ini
dari empat karyawannya, tiga di antaranya
lulusan SMKN 4. Biasanya karyawan saya rekrut
dari anak-anak magang. Mereka yang magang
sudah bagus attitude-nya, lembur saja mereka mau.
Sebagian ada pekerjaan yang bisa dibawa pulang,
kalau yang ini anak-anak mendapat bayaran, kata
Foto-foto: Dipo Handoko

Rendy.
Rendy termasuk industri mitra sekolah yang tak
pelit berbagi ilmu. Setiap anak PKL selalu didorong
mendapatkan apa yang diinginkannya. Misalnya
ketika baru masuk seminggu, sudah diminta
membuat desain. Seminggu berikutnya saya kejar
lagi, mampu bikin pola. Saya juga mendorong anak
berusaha benar-benar dapat membuat baju yang
tidak simpel. Anak PKL harus dapat sesuatu. Mereka
bebas memilih jenis busananya, katanya.
Rendy juga membuka pintu bagi karyawannya
yang ingin konsultasi. Misalnya ada karyawannya
yang lulusan SMKN 4, sudah mampu menerima
order sendiri. Dia dari gaji, menyisihkan untuk beli
mesin jahit, sehingga mampu mengerjakan jahitan di
rumah. Ketika dia dapat orderan, kadang tanya-tanya
ke saya, ujar Rendy.
Selama bermitra menerima siswa SMKN 4
menjalani PKL, tidak ada satupun yang sampai
dipulangkan. Secara kompetensi juga tidak ada yang
kurang. Ia justru heran ketika ada anak PKL calon
sarjana yang cenderung pendiam. Padahal anak
PKL, sebisa mungkin harus sering bertanya. Hasilnya
ternyata juga lebih bagus anak SMK, kata Rendy.

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 101


Foto: Dok. SMK Negeri 4 Solo

Rendy berharap kepada lulusan SMK, harus punya idealisme dalam dunia
yang akan ditekuninya. Dunia tata busana bukan ilmu pasti, namun perlu melihat,
berimajinasi dan menciptakan. Saya sendiri baru menemukan arah desain
setelah berproses. Ketika saya mengerjakan gaun untuk Miss Indonesia, saya juga
menawarkan kepada anak-anak siapa yang mau ikut. Biar anak juga mengetahui
proses, bagaimana di belakang panggung gemerlap Miss Indonesia, kata Rendy.

DARI SKKA HINGGA SMK


Cikal bakal SMKN 4 Surakarta adalah Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas
(SKKA) Negeri Surakarta yang didirikan tahun 1964. Ketika itu hanya ada Jurusan
Kerajinan Batik. Gedung sekolah pun masih menumpang di bangunan SKKP Negeri
di Banjarsari, Solo. Pada tahun 1967, saat kepala sekolah dijabat Soekamto S, BA,
sekolah membuka tiga jurusan, yaitu Tatalaksana Makanan dan Rumah Tangga,
Tatalaksana Pakaian serta Jurusan Membimbing dan Merawat Anak.
Pada tahun 1971, SKKA memiliki gedung baru di bilangan Manahan, atau
Jalan Laksda. Adisucipto Surakarta. Di lokasi inilah, hingga bersalin nama menjadi
SMKN 4 Surakarta masih tetap digunakan. Luas lahannya kini mencapai lebih
dari 1 hektare. Pada kurun tahun 1972-1976, SKKA masih menjadi sekolah yang
diminati. SK Mendikbud tahun 1976 mengubah nama SKKA menjadi Sekolah
Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK)). Jurusannya juga berubah nama,
menjadi Tatalaksana Boga, Tatalaksana Busana, dan Tatalaksana Rumah Tangga.
Jurusan Kerajinan Batik sepi peminat sehingga ditutup.
SK Mendikbud tertanggal 22 Oktober 1983 memberlakukan Kurikulum 1984
yang mulai mengenalkan sistem angka kredit (SKS) di setiap mata pelajaran.
Jurusan berubah menjadi Program Studi Tata Boga dan Tata Busana. Tahun ajaran
1992/1993 dibuka lagi Program Studi Tata Kecantikan. Di era SMKN 4, dibuka lagi
Program Keahlian Akomodasi Perhotelan pada tahun 1998 yang berjalan hingga
sekarang. Paket keahlian lainnya adalah Jasa Boga dan Patiseri, Paket Keahlian
Kecantikan Kulit, Paket Keahlian Kencantikan Rambut, dan Paket Keahlian Busana
Butik.

102 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 4 Solo SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 103
Foto: Dipo Handoko

SMKN 4 telah menjelma menjadi SMK yang banyak diminati. Di


tahun 2016/2017 tercatat sekitar 1.200 siswa. Dari tahun ke tahun
pendaftarnya banyak yang dari keluarga miskin. Sehingga di setiap
penerimaan peserta didik baru, dibedakan berdasarkan siswa reguler
dan siswa gakin (keluarga miskin). Tahun 2016/2017 ini, tercatat 177
pendaftar dari gakin, namun yang diterima hanya 121 siswa. Sedangkan
di kelompok reguler, peminatnya 447 anak, yang diterima hanya 289
siswa. Selain keunggulan lulusan yang diserap dunia kerja, lulusan
SMKN 4 juga hebat dalam capaian hasil Ujian Nasional berperingkat
tinggi. Di antara SMK negeri, capaian UN SMKN 4 hanya kalah dari
SMKN 6 dan SMKN 2 Surakarta.
Prestasi membanggakan SMKN 4 lainnya adalah menjadi Sekolah
Sehat, Sekolah Adiwiyata, SMK Rujukan, dan SMK Berintegritas Nasional.
Banyak siswanya juga meraih penghargaan pada ajang kompetensi
seperti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) dan Asean Skill Competition
(ASC). Yang juga membanggakan, SMKN 4 telah mendapat lisensi
menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1 (LSP-P1) yang ditetapkan
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pada 31 Juli 2015.
Penetapan SMKN 4 sebagai penyelenggara LSP ketika itu juga
dibarengi peresmian gedung teaching factory yang baru. Di Provinsi
Jawa Tengah, sejak dicanangkannya Jawa Tengah sebagai Provinsi
Vokasi tahun 2008 lalu, baru sekitar 6 persen SMK dari sebanyak 1.541
sekolah yang sudah mendirikan teaching factory, salah satunya SMKN
4 Solo. LSP SMKN 4 merupakan LSP pertama yang diselenggarakan

104 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


SMK di Jawa Tengah. Keberadaannya memberi
wewenang melakukan uji kompetensi profesi
bagi siswa SMK, baik untuk siswa sendiri maupun
SMK lain dan masyarakat umum.
Drs. Suyono, M.Si., menyadari bahwa
kompetensi lulusan menjadi salah satu tolok ukur
keberhasilan memimpin sekolah. Produk sekolah
kalau berupa barang, seperti yang dibuat siswa
dan lulusan di jurusan tata boga, tata busana, dan
kecantikan itu bisa langsung dilihat, dirasakan,
namun yang berupa jasa di jurusan akomodasi
perhotelan tidak. Tolok ukurnya adalah melihat
kompetensi bagus, lulusan bekerja baik di dalam Foto: Dipo Handoko
negeri maupun luar negeri, kariernya juga lancar,
kata Suyono yang baru memimpin SMKN 4 Solo
Drs. Suyono, M.Si.,
sejak tahun 2015. Kepala SMK Negeri 4 Solo
Soal kompetensi siswa dan lulusan anak
didiknya, Suyono menilai sudah cukup dan
terbukti mampu bekerja di perusahaan dan
industri. Namun dunia industri tidak hanya butuh
kompetensi, namun juga karakter. Penanaman
sikap dan budi pekerti selama ini menjadi ciri khas
SMKN 4.

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 105


Meski jam pelajaran dimulai pukul 7.30, siswa sudah
berdatangan mulai pukul 6.45. Sebab gerbang sekolah ditutup
Restoran Sekolah,
menjual berbagai macam makanan pukul 7.00. Guru-guru piket juga sudah hadir sebelum pukul
hasil karya siswa dan siswi 7 karena harus menyambut siswa dan memeriksa ketertiban.
SMK Negeri 4 Solo Ada Program Patut Diri. Guru menyiapkan anak untuk belajar,
memeriksa seragam, rambut, dan kesiapan buku, katanya.
Kegiatan awal di kelas adalah menyanyikan lagu Indonesia
Raya, dan berdoa sebelum jam pelajaran dimulai. Di jam terakhir,
juga ditutup dengan doa dan menyanyikan lagu nasional, baik lagu
wajib maupun lagu daerah. Pada jam pelajaran Pendidikan Agama
Islam, guru juga mengajak siswa salat berjamah di mushola.
Kegiatan yang dilakukan setiap hari ini efeknya akan membekas
pada anak, juga guru-guru kami, kata Suyono.

106 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Drs. Suwardi, M.Pd.,
Pengawas SMK

Budaya bersih juga dibiasakan Suyono dengan


meminimalisasi penggunaan sampah plastik. Ada aturan tak
tertulis di mana semua warga sekolah membawa membawa
tempat makan dan minum sendiri sehingga tidak menyisakan
sampah. Di dalam buku saku siswa, juga ada larangan berbuat
kecurangan. Hal ini pula yang menjadi pengingat anak untuk
berbuat kejujuran, katanya.

MEMASUKKAN ETOS KERJA INDUSTRI


Pengawas SMK Drs. Suwardi, M.Pd, melihat tren
perkembangan sekolah pariwisata di Solo semakin bagus.
Di Solo terdapat 49 SMK, 9 di antaranya sekolah negeri, yang
didominasi SMK dengan program keahlian teknologi. Setelah
itu yang menonjol program keahlian bisnis manajemen. Namun
belakangan ini SMK pariwisata semakin bagus mutunya, kata
Suwardi, yang pernah menjabat Kepala SMKN 2 Solo kurun
waktu tahun 1998-2005.
Foto-foto: Dipo Handoko
Suwardi juga merasakan kebanggaan selama membina
SMKN 4 Solo. Karena semua lulusan program keahlian, sudah
terserap. Mereka yang bekerja bahkan sudah dipesan industri,
kata Suwardi yang berlatar belakang guru teknik mesin ini.
Fenomena terserapnya lulusan SMK terserap pasar
kerja, sebagai salah satu bukti bahwa masyarakat industri
mengidolakan SMK. Kalau ditanya kelemahan di SMK,
barangkali proses pembelajarannya belum dianalisis dengan
baik oleh guru-guru. Ketika guru mengajar mereka tidak
sempat mencatat mana-mana, apa saja yang menjadi
kesulitan siswa. Saya mengidolakan guru SMK, harusnya bisa
mengajar seperti di industri, kata Suwardi yang mendapat
tanggung jawab membina 11 SMK.

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 107


Tugas kepengawasan, seharusnya diemban pengawas mata pelajaran produktif.
Tujuannya agar pengawas juga mampu membimbing guru-guru produktif agar lebih
mumpuni. Tentu saja, pembinaan manajerial juga menjadi tugas utama pengawas
sekolah. Suwardi sendiri menyadari, dengan latar belakang guru dan kepala SMK
bidang teknik, merasakan kekurangan jika harus membina guru-guru dengan
program keahlian di luar bidangnya.
Guru-guru SMK pun juga masih banyak yang mentok di kepangkatan IVa, karena
belum tergerak menyusun penelitian atau karya tulis. Menurut Suwardi, banyak guru
menilai kepangkatan tidak menjadi kebanggaan karena tidak menjanjikan apa-apa,
dan tidak memotivasi guru.
Suwardi berharap, guru-guru SMK mampu membawa etos kerja industri ke
dalam sekolah. Menurutnya, dari sisi keterampilan lulusan SMK tidak menjadi
masalah, yang perlu ditingkatkan adalah ketahanan kerja mereka, meningkatkan
etos kerja seperti yang dikehendaki industri. Jangan sampai guru sendiri tidak
memiliki etos kerja industri. Dari cara berjalan, berpakaian, cara berbicara, siswa
sudah bisa dinilai, katanya.

DUKUNGAN PENUH KOMITE SEKOLAH


SMKN 4 Solo patut bersyukur memiliki Komite Sekolah yang dapat berperan
banyak. Kami sebagai Komite Sekolah harus mampu menjadi support agen, yang
mendukung program-program sekolah. Selain itu berperan sebagai advisor agent,
yang dapat memberikan masukan-masukan untuk sekolah. Peran lainnya sebagai
agen mediasi dan agen kontrol, kata Sunyoto, SE, M.Par., Ketua Komite Sekolah
yang sudah menjabat sejak 2008.
Keterlibatan Sunyoto bahkan sudah sejak tahun 2002 sejak menjadi Sekretaris
Komite Sekolah. Ketiga putranya pun telah menjadi bagian dari keluarga besar
SMKN 4. Sulungnya, Erwin Purbosaputra, yang lulusan Sekolah
Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta, m e n g a j a r
Pengantar Pariwisata dan Tata Hidang.
Anak nomor dua, Alfan Dwi Kuncoro,
sudah lulus tahun 2012 dan kini
bekerja di kapal pesiar yang
melaut di wilayah Eropa. Si
bungsu Alfian

108 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dipo Handoko
Sunyoto, SE, M.Par.,
Ketua Komite Sekolah sejak 2008

Yunanto Putro, juga sudah lulus di tahun tahun


2015, yang kini meneruskan kuliah di Jurusan
Perhotelan STP Sahid Surakarta. Yang kecil juga
sudah ingin mengikuti jejak kakak-kakaknya dan
ingin mengajar pariwisata, kata Sunyoto, 56 tahun,
Foto: Dipo Handoko dosen STP Sahid Surakarta.
Sunyoto senang dengan perkembangan SMKN 4 Solo yang trennya
semakin bagus. Dari sisi jumlah siswa juga jauh lebih banyak dibanding
dulu. Namun karena keterbatasan lahan sekolah, jumlah siswa sebanyak
1.200 anak menurutnya sudah maksimal. Dari sisi input siswa juga
semakin bagus. Tren peminatan kepariwisataan juga semakin bagus. Di
sekolah ini, sampai jam lima sore pun sekolah masih ramai anak-anak,
katanya.
Di bawah kepemimpinan Sunyoto, Komite Sekolah juga banyak
berperan dalam memberikan masukan tentang industri mitra untuk PKL
dan serapa lulusan. Kebetulan saya memang berkecimpung di dunia
pariwisata, sehingga jaringan bisnis wisata, seperti perhotelan tahu
banyak. Bidang busana dan kecantikan saya juga tahu karena menjadi
bagian lain dari pariwisata suatu daerah, katanya.
Sunyoto berharap siswa SMKN 4 suatu saat dapat melakukan PKL
di kota-kota di Asia Tenggara. Selain untuk meningkatkan daya saing
regional, siswa juga dapat banyak keuntungan. Di negara-negara Asean,
siswa magang dapat mess. Mereka juga mendapat uang saku bulanan,
katanya.
Menurut Sunyoto, rumpun pariwisata sejatinya dapat menjaring
banyak bidang. Sehingga dapat dikembangkan dengan disesuaikan
dengan perkembangan industri pariwisata. Selama ini hubungan
Komite Sekolah, manajemen sekolah dan DU/DI sudah sangat baik.
Ketika siswa akan PKL, Komite Sekolah sudah dilibatkan, baik sejak
persiapan sampai pelaksanaannya. kata assesor kompetensi keahlian
pariwisata dan hotel, yang mengajar Mata Kuliah Food and Beverage, dan
Manajemen Pariwisata di STP Sahid, Solo ini.
Sunyoto berharap SMKN 4 Solo dapat menjaga konsistensi mutu,
dan berusaha meningkatkan. Kekuatan branding image SMKN 4 sudah
leading, baik di Surakarta maupun Jawa Tengah. Dalam melakukan
rekrutmen ke depan harus hati-hati karena sekolah ini sudah unggul.
Serapannya sangat tinggi. Ketika pelepasan siswa tamat, banyak yang
tidak hadir karena mereka sudah bekerja, katanya.

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 109


Foto: Dok. SMK Negeri 4 Solo

110 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


GURU HARUS MEMILIKI KOMPETENSI TEKNIS
Dra. Hendriana Widiastuty, 49 tahun, Ketua
Lembaga Sertifikasi Profesi SMKN 4 Solo, menjadi
orang paling bahagia ketika dapat memfasilitasi
siswa mengikuti uji kompetensi kerja secara gratis.
Ketika ada lulusan memegang sertifikat kompetensi
kerja dan diakui dunia industri, itu sudah membikin
saya bahagia, kata lulusan Pendidikan Tata Busana IKIP
Semarang (sekarang Universitas Negeri Semarang) ini.
Sertifikat kompetensi kerja sejatinya juga tergantung
asesornya. Sebab industri juga melihat siapa asesornya. Saya Dra. Hendriana Widiastuty,
memang agak kencang berteriak kalau soal kompetensi. Guru- Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi
guru harus mutlak memiliki kompetensi teknis, kata Rina, sapaan SMK Negeri 4 Solo
akrabnya.
Foto: Dipo Handoko
Rina berkaca pada pengalaman mengikuti studi banding
di Australia. Ia melihat di sana guru memberi contoh lebih dulu
kepada siswanya. Guru-guru benar-benar memiliki kompetensi
teknis, di mana siswa bisa melihat sejak persiapan, hingga jadi
satu baju. Ketika di Singapura, Rina juga melihat guru tata boga,
mempraktekkan keahliannya dari menyiapkan bahan masakan,
memotong, memasaknya. Dalam sekian meniti, siswa bisa
melihat, bahkan kebersihan selama memasak, juga menjadi
bagian kompetensi teknis guru yang bisa dilihat siswa-siswa
mereka sebelum siswa melakukan praktek, kata Rina.
Secara kompetensi, lulusan SMKN 4 Solo sudah dianggap
unggul oleh industri yang mempekerjakan mereka. Namun DU/
Di melihat bahwa jumlah praktek anak dianggap masih kurang.
Kendala di sekolah memang, siswa tidak bisa praktek sebanyak
ketika PKL di industri langsung. Kelihaiannya kurang jam terbang,
kata Rina yang sudah mengajar di SMKN 4 Solo sejak tahun 1993.
Aspek sikap, di antaranya kejujuran, juag sudah ditanamkan
Rina dalam keseharian. Misalnya kejujuran siswa dalam
menjalankan tugas. Guru sebenarnya tahu, jika ada siswa
mengerjakan tugas busana yang bukan hasil jahitan sendiri.
Dalam hal pemakaian bahan, siswa juga diharapkan selalu jujur
saat mengambil bahan sesuai keutuhan. Sebab guru sudah
menyiapkan bahan sesuai kebutuhan siswa. Ketika ada yang
mengeluh kurang, berarti ada yang tidak jujur dalam mengambil
bahan.

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 111


Foto: Dipo Handoko

Pemakaian peralatan juga menjadi pembudayaan jujur.


Perlaatan seperti sekoci, spull, sepatu, semuanya bisa pinjam di
Salah satu unit produksi
tata busana di SMK Negeri 4 Solo jurusan. Siswa hanya tinggal menulis pinjam apa saja, kemudian
dipulangkan dengan mencoret barang yang sudah dikembalikan.
Guru hanya mengecek ketersediaan peralatan sepekan sekali.
Selama ini tidak ada peralatan yang berkurang. Kalau sampai
ada yang hilang, maka seluruh siswa harus bertanggung jawab
mengganti. Biasanya sesama teman justru menjadi saksi
kejujuran teman lainnya, kata Rina.
Kedisiplinan juga menjadi hal yang amat ditanamkan sekolah.
Di antaranya menggunakan baju kerja. Siswa yang lupa tidak
mengenakan baju kerja dikenai denda yang dimasukkan ke kas
kelas. Ketika menjalani PKL, siswa juga akan terbiasa disiplin.
Pernah suatu pada tahun 2013, siswa yang tengah PKL di Hotel
Sahid Raya, Solo, dikembalikan ke sekolah karena menggunakan
ponsel di jam kerja yang menjadi pantangan di industri tersebut.
Kami sempat shock, karena baru sekali ada kejadian begini.
Sekolah tidak dapat membantu siswa atau melindungi siswa.
Siswa akhirnya melanjutkan PKL di sekolah. Siswa pastinya lebih
senang PKL di industri, karena kalau di sekolah guru-gurunya
lebih galak, beban tugasnya juga lebih berat daripada di industri,
kata Rina.

112 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


SMKN 4 Solo juga menyiapkan lulusannya bisa memiliki
standar kompetensi internasional, khususnya dalam
memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kalau
sesuai aturan MEA lulusan yang bisa bekerja minimal usia
18 tahun, kata Rina. Sekolah mendorong lulusannya bisa
mengikuti on the job training, atau magang kerja di luar
negeri. Siswa dibekali SOP dan keahlian berbahasa Inggris.
Selama ini siswa paket keahlian perhotelan sudah
dibiasakan menggunakan Bahasa Inggris. Sekolah
menggandeng LEC, Language Education Centre, lembaga
bahasa asing untuk memberikan pembelajaran percakapan
berbahasa Inggris. Sejak kelas X, pelajaran bahasa Inggris
menjadi plus 2 jam tatap muka dengan adanya tambahan
English Conversation. Kalau di front office perhotelan
sudah biasa paktek melayani dengan bahasa Inggris, tapi
siswa tata boga dan tata busana belum, kata Rina.
Endang Triastuti, S.Pd., 42 tahun, staf Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan, juga amat senang menjalani
perannya sebagai guru di SMKN 4 Solo. Dari kecil ia
bercita-cita menjadi guru. Maklum bapak ibunya guru Endang Triastuti, S.Pd.,
di Temanggung. Saya dulu lulusan Tata Boga SMKN 3 staf Wakil Kepala Sekolah
Magelang, kemudian melanjutkan ke Pendidikan Tata Bidang Kesiswaan
Busana. Penempatan guru CPNS di SMKN 4 Solo tahun
2006. Sampai sekarang saya mencintai mengajar anak- Foto: Dipo Handoko
anak, kata Endang.
Endang sepakat bahwa guru mutlak harus memiliki
kompetensi teknis. Di Tata Busana, misalnya, guru harus
sudah kompeten menggunakan mesin jahit high speed
yang menjadi standar industri, membuat pola, hingga
menyelesaikan jahitan. Guru bukan hanya mencontohkan
posisi menjahit, namun juga sudah ahli menjalankan mesin
kecepatan tinggi, katanya.
Disiplin juga menjadi hal penting yang harus ada di diri
siswa. Misalnya aturan tidak boleh menggunakan ponsel
saat pembelajaran. Kecuali guru memerintahkan siswa
menggunakan hape untuk browsing di internet. Tapi hanya
saat itu saja. Di industri memang ada aturan seperti itu,
dilarang menggunakan ponsel saat bekerja, katanya. S

SMK NEGERI 4 SOLO, KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA TENGAH 113


114 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 6
SURABAYA
KOTA SURABAYA,
PROVINSI JAWA TIMUR

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 115


Bekali Keterampilan
Untuk ABK
dan Anjal
J
am 10.00 pagi, aroma rempah dan kuah kaldu
menguar di udara, menjalar ke koridor-koridor,
menuntun indra penciuman untuk memasuki
laboratorium tata boga SMK Negeri 6 Surabaya.
Saat itu, siswa kelas II jurusan Tata Boga sedang sibuk
memasak berbagai jenis soto Indonesia. Ada Soto Ayam
Lamongan, Soto Bogor, Soto Betawi, Soto Makassar,
dan lain sebagainya. Mereka tampak cekatan, baik lelaki
maupun perempuan, mengiris sayuran dan daging,
mengaduk kuah, hingga menyajikannya dengan cara
penyajian yang cantik. Dengan mengenakan seragam
putih ala cooker, mereka terlihat sangat profesional.

116 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Arien TW SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 117
Foto: Arien TW

Di SMK Negeri 6 Surabaya, Jurusan Tata Boga


tergolong jurusan favorit. Anak-anak yang lulus
sebagian besar langsung bekerja di hotel maupun
restoran. Bahkan tak jarang sebelum mereka
resmi menerima ijazah kelulusan, mereka telah
dikontak dan direkrut untuk bekerja.
Namun menurut Dra. Siti Rochanah, MM.,
kepala sekolah yang telah memimpin SMK Negeri
6 Surabaya sejak tahun 2012,, tak hanya jurusan
Tata Boga saja yang laris manis di dunia kerja.
Jurusan-jurusan lain pun tak kalah laris. Bagi dunia
usaha maupun industri terutama di Kota Surabaya,
nama besar SMK Negeri 6 Surabaya sudah cukup
dikenal melahirkan generasi-generasi lulusan SMK
dengan kompetensi yang cukup dan cakap.
Ada sembilan program keahlian atau jurusan
Dra. Siti Rochanah, MM.,
Kepala SMK Negeri 6 Surabaya yang ditawarkan SMK Negeri 6 Surabaya, antara
lain Jasa Boga, Patiseri, Busana Butik, Kecantikan
Rambut, Kecantikan Kulit, Usaha Perjalanan
Wisata, Akomodasi Perhotelan, Akuntansi, dan
Multimedia. Kesemua jurusan tersebut masing-
masing telah terakreditasi A, kecuali jurusan
Akuntasi karena masih berusia dua tahun dan
belum melahirkan alumni. Pembelajaran di SMK
Negeri 6 Surabaya juga sudah menggunakan
Kurikulum 2013. Di sini, siswa pun diberikan bekal
pelajaran bahasa asing, antara lain Bahasa Inggris,
Bahasa Jepang, dan Bahasa Mandarin.
Untuk SMK Pariwisata, nama SMK Negeri
6 Surabaya termasuk salah satu SMK yang
diperhitungkan dan menjadi favorit. Bertempat di
Jalan Margorejo Nomor 7, Wonocolo, Surabaya,
Jawa Timur, sekolah yang berdiri sejak tahun
1975 ini selalu menjadi pilihan pertama bagi para
siswa baru yang hendak melanjutkan pendidikan
di sekolah menengah, terutama di wilayah
Surabaya Selatan. Pada tahun ajaran 2015/2016,
SMK Negeri 6 Surabaya menerima siswa baru
sebanyak 908 anak untuk pagu 25 kelas. Padahal
para peminat yang mendaftar sekitar 1.600-an
anak. Total siswa saat ini mencapai 2.356 anak.

118 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 6 Surabaya

Menjadi SMK favorit di Surabaya tentu bukan pekerjaan


mudah bagi SMK Negeri 6 Surabaya. Terutama dalam
mempertahankan kualitas, diperlukan ketahanan, kerjasama, Kunjungan Walikota Surabaya,
dan integritas yang tinggi. Bagi Siti Rochanah, diperlukan kiat- Tri Rismaharini di SMK Negeri 6 Surabaya
kiat tersendiri untuk menjaga kualitas SMK Negeri 6 Surabaya.
Salah satu kiat yang diimplementasikannya adalah dengan
mengubah iklim kerja.
Saya agak keras sedikit kepada para guru dan siswa, dan
terus memonitor mereka. Kalau kita tidak membangun iklim
kerja secara utuh, maka itu tidak akan menjadi baik. Saya
banyak bertemu dengan para guru, sering berdiskusi mengenai
apa saja kesulitan kerja ataupun uneg-uneg yang mereka
miliki. Saya juga berupaya untuk senantiasa menghargai
siapapun, baik itu guru, satpam, hingga para caraka (petugas
kebersihan). Tanpa mereka, mustahil sekolah ini menjadi tetap
baik. Saya juga tekankan untuk senantiasa bekerja ikhlas dan
menggunakan hati, dan Alhamdulillah itu sudah tertanam baik
pada teman-teman semua di sini. Kami menciptakan jalinan
kekeluargaan yang luar biasa, jelasnya.
Selain itu, ia juga selalu menekankan dan menghimbau pada
para guru untuk menggali potensi mereka, mengembangkan
keilmuan mereka, mengeksplorasi metode pembelajaran
dan cara mendidik siswa. Untuk mendidik perlu hati, perlu
perasaan, perlu rangkulan kepada anak-anak. Sedangkan
untuk pengembangan ilmu, kami memotivasi para guru, dan
tak segan untuk mendatangkan para praktisi dari dunia usaha/
industri, kata Siti, demikian sapaan akrabnya. Ia pun tak jarang
untuk memotivasi para guru mengikuti berbagai kompetisi.
Sejauh ini, menurut Siti Rochanah, ketersediaan guru di
SMK Negeri 6 Surabaya sudah mencukupi. Ada sekitar 180
guru yang mengajar di SMK Negeri 6 Surabaya. 151 guru sudah

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 119


berstatus PNS, dan sisanya berstatus Guru Tidak
Tetap (GTT) atau guru honorer. Guru produktif
kami cukupi dari Guru Tidak Tetap. Perekrutan guru
tidak tetap dilakukan langsung oleh pihak sekolah,
yang kemudian kami laporkan ke Dinas Pendidikan,
karena gaji mereka diambil dari anggaran BOPDA.
Biasanya, para guru GTT berasal dari du/di (dunia
usaha/industri), misalnya seseorang yang dulu
pernah bekerja di hotel, sedangkan saat ini dia
sedang belajar di universitas sembari mengajar di
sini. Tapi terus terang, yang agak sulit itu adalah
mencari guru untuk Jurusan Multimedia, ujar Siti.
Siti Rohanah juga mengungkapkan bahwa
sekolah senantiasa memantau kedisiplinan
dan kemauan belajar siswa. Dalam hal prestasi
misalnya, SMK Negeri 6 Surabaya tak pernah
Foto: Arien TW
ketinggalan dalam mencetak prestasi, baik itu di
tingkat daerah hingga tingkat nasional. Lomba
apapun dan dimana pun selalu saya himbau
untuk diikuti. Untuk LKS saja, kiprah kami tak lagi
diragukan dan kami memang sudah langganan
juara. Guru-guru di sini potensial sekali dalam
menghasilkan juara. Kami juga bekerja sama
dengan du/di untuk mempersiapkan anak-anak
kami yang hendak berlaga di lomba, tutur wanita
yang pernah meraih juara III Kepala Sekolah
Berprestasi Tingkat Provinsi tahun 2014 ini.

120 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


SEKOLAH GRATIS
SMK Negeri 6 Surabaya memang berkomitmen untuk selalu update dengan
perkembangan dunia luar, terutama apa yang sedang dibutuhkan dunia usaha/
industri. Tujuannya, supaya anak-anak yang telah dibekali menjadi siap pakai
bagi dunia usaha/industri. Oleh karena itu, diperlukan sinkronisasi kurikulum
yang dipakai sekolah. Meski menggunakan Kurikulum 2013, menurut Siti
Rohanah, sekolah pun memiliki kewenangan untuk melakukan pengembangan
kurikulum sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu,
sekolah mengundang dunia usaha/industri untuk bersama-sama berdiskusi
dengan guru untuk menyinkronkan kurikulum, disesuaikan dengan potensi
yang ada di SMK Negeri 6 Surabaya.

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 121


Foto: Arien TW

122 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 123
Bagaimanapun, visi dari SMK Negeri 6 Surabaya adalah membentuk calon-
calon profesional muda. Oleh karena itu, sekolah giat memotivasi anak-anak untuk
berani bermimpi menjadi orang-orang yang terkenal. Meski demikian, Siti Rochanah
mengakui bahwa pembelajaran di tingkat menengah atas itu tidaklah mudah. Oleh
karena itu, kerja sama antara sekolah dan orangtua selalu kita jalin. Dua kali dalam
setahun selalu kita panggil orangtua, terutama saat penerimaan raport. Sekolah
tak hanya membagikan raport kepada orangtua, namun juga harus menjelaskan
program yang ada di sekolah, sehingga orangtua paham dan memberi dukungan,
jelasnya.
Sejauh ini, para orangtua siswa cukup mendukung kegiatan-kegiatan yang ada
di SMK Negeri 6 Surabaya. Terlebih orangtua tidak dibebani biaya apapun untuk
menanggung operasional sekolah. Terkait dengan kebijakan Pemerintah Daerah Kota

124 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Surabaya, sekolah tidak boleh mengadakan pungutan
apapun kepada orangtua siswa, sehingga pembiayaan
operasional yang ada di sekolah hanya menggunakan
dana BOS dari Pemerintah Pusat dan BOPDA (Bantuan
Operasional Pendidikan Daerah) dari Pemerintah
Daerah Kota Surabaya. Kita selalu sampaikan pada
orangtua siswa bahwa biaya di sekolah ini terdiri
dari biaya operasional, biaya personal, dan biaya
investasi. Jika ada orangtua yang ingin berinvestasi,
hal tersebut boleh dilakukan, dan itu termasuk biaya
investasi. Misalnya untuk memperbaiki pagar, ada
yang nyumbang semen. Kalau untuk biaya operasional
sekolah berasal dari BOPDA dan BOS. Sedangkan
biaya personal dibiayai oleh orangtua, misal seragam,
transportasi siswa, makan, dan sebagainya, terang Siti
Rochanah.

RAIH PENDAPATAN DARI AULA SEKOLAH


Menempati lahan seluas 2 hektare, SMK Negeri
6 Surabaya tergolong memiliki fasilitas sarana dan
prasarana yang memadai, dengan jumlah rombel
Foto: Arien TW sebanyak 72 rombongan belajar. Meski demikian,
Siti Rohanah mengaku bahwa ruang kelas yang ada
masih dirasa kurang. Namun demikian, masing-
masing jurusan telah memiliki ruang praktek masing-
masing dengan peralatan yang cukup memadai, mulai
dari peralatan untuk praktek Jasa Boga, Kecantikan
Rambut dan Kulit, Busana Butik, hingga Multimedia.
Sinyal wifi pun disediakan sekolah, sehingga internet
dapat diakses di setiap sudut sekolah. Terdapat pula
masjid, kantin, perpustakaan sekolah, hingga aula
sekolah yang cukup besar dan terawat dengan baik.
Masing-masing kelas pun telah dilengkapi dengan
LCD maupun CCTV untuk memantau para siswa dan
kegiatan pembelajaran.

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 125


Di beberapa sudut sekolah pun dilengkapi dengan taman-taman
yang cantik dan gazebo supaya warga sekolah merasa segar dan
terhibur dengan pemandangan yang indah. Menurut Siti Rohanah,
ketika diadakan kegiatan sekolah seperti peragaan busana anak-
anak Jurusan Busana Butik, tak jarang peragaan busana dilakukan
di koridor sekolah dengan melewati taman-taman kecil yang indah
dan terawat dengan baik. Ini membuat anak-anak justru merasa
sangat antusias dan gembira dengan peragaan busana berkonsep
demikian. Meski begitu, ia pun menegaskan bahwa setiap warga Foto: Arita WA
sekolah harus disiplin dalam hal menjaga dan merawat sekolah,
misalnya dari sisi kebersihan.
Salah satu fasilitas kebanggaan SMK Negeri 6 Surabaya adalah
aula sekolah yang cukup besar, dilengkapi dengan panggung,
tirai panggung, meja kursi, hingga beberapa pendingin ruangan.
Kesemuanya terawat dengan baik. Tak jarang banyak instansi
maupun masyarakat yang menyewa aula untuk kegiatan-kegiatan
mereka, selain dimanfaatkan sendiri oleh sekolah saat mengadakan
kegiatan sekolah seperti kegiatan job matching, dan sebagainya.
Dengan demikian, sekolah cukup terbantu dengan biaya perawatan
aula yang tidak sedikit.

TUNTAS BACA ALQURAN


Kualitas sekolah yang unggul tak hanya berdasar pada capaian
akademik semata, namun juga pendidikan karakter anak yang baik.
Pendidikan karakter yang baik banyak dimulai dari pelaksanaan
budaya di sekolah, dan hal itu pun diterapkan oleh SMK Negeri
6 Surabaya. Masuk pada pukul 06.30 wib, setiap pagi, sebelum
pelajaran dimulai, anak-anak wajib membaca surat-surat pendek
beserta artinya bagi yang beragama Islam, dan ini dilakukan
secara sentral. Berikutnya adalah doa bersama sebelum memulai
pelajaran, kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama.

126 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Usai kegiatan tersebut berlanjut ke kegiatan literasi,
dimana anak diminta untuk membaca buku selama 10
menit, kemudian merangkum dan mengumpulkannya pada
guru. Oleh karena itu, sekolah telah menyiapkan sudut-
sudut baca di sekolah, bahkan ada yang berbentuk stage/
panggung kecil, dimana anak-anak dapat membaca secara
nyaman. Ada pula kegiatan shalat dhuha berjamaah,
hanya saja dilakukan secara grup atau per kelas, dipimpin
oleh guru agama yang saat itu sedang mengajar, dan
dilaksanakan di masjid sekolah.
Mulai tahun ajaran baru 2016/2017, Siti Rochanah
juga berencana untuk mewajibkan kelas X untuk mengaji
Alquran bersama. Kegiatan ini dinamakan kegiatan Tuntas
Baca Alquran (TBQ), yakni pelaksanaan pembelajaran
Alquran pada pembelajaran intra kurikuler. Diharapkan
dengan adanya program kegiatan ini, lulusan SMK Negeri
6 Surabaya mampu membaca Alquran dengan lancar dan
benar menurut kaidah ilmu baca Alquran. Demi pelaksanaan
program ini, sekolah bahkan telah menggandeng lembaga
Alquran, yakni Pesantren Alquran Nurul Falah. Lembaga
ini bertugas mengkader para guru yang nantinya akan Muhammad Misbactul Munir, S.Ag.,
membimbing siswa dalam program TBQ, sekaligus guru Agama Islam
mencukupi kebutuhan guru membaca Alquran jika ternyata
belum terpenuhi.
Foto: Arita WA
Muhammad Misbactul Munir, S.Ag, guru agama Islam
di SMK Negeri 6 Surabaya mengatakan, pembelajaran
pendidikan Agama Islam di tingkat SMA/SMK itu sudah
beranjak di tingkat pemahaman, penalaran, dan aplikasi.
Aspek yang ditonjolkan adalah budi pekerti, pembiasaan,
dan pemahaman pada Alquran. Untuk ini, SMK Negeri
6 Surabaya memiliki konsep-konsep yang mencetak
pembiasaan-pembiasaan anak. Misalnya, untuk shalat,
anak-anak kita beri lembaran berupa evaluasi tentang
sholat mereka, baik itu shalat wajib maupun shalat dhuha.
Mereka pun harus memahami Alquran sebagai pedoman
hidup. Oleh karena itu, kami pun memiliki program TBQ,
jelasnya.

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 127


128 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Arien TW SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 129
Foto: Dok. SMK Negeri 6 Surabaya

Pembelajaran TBQ ini dilakukan di dalam kelas, dimana akan ada dua guru yang
mendampingi anak-anak membaca Alquran, dan kegiatan tersebut dilakukan selama
satu jam pelajaran (45 menit) dan dua kali dalam seminggu. Latar belakang Siti
mengadakan budaya membaca Alquran bermula dari fakta bahwa ternyata masih ada
anak yang belum bisa membaca Alquran dengan baik. Jika mereka dapat membaca
Alquran dengan baik, ini juga akan memacu mereka supaya shalat semakin rajin,
jelasnya. Nyatanya, hal ini telah memberikan hasil yang cukup bagus. Setidaknya,
kesadaran religius anak-anak semakin tinggi. Hal ini dapat terlihat dari antrian shalat
dhuhur di sekolah yang kini semakin banyak.
Di SMK Negeri 6 Surabaya, sekolah berakhir pada pukul 15.30 wib. Usai jam
pelajaran sekolah, biasanya beberapa siswa masih ada yang melanjutkan aktivitas
dalam kegiatan ekstrakurikuler hingga pukul 17.00 wib. Pada hari Sabtu pun kegiatan
sekolah hanyalah kegiatan ekstrakurikuler, sehingga kegiatan belajar mengajar hanya
dilakukan pada hari Senin Jumat. Menurut Drs. Edy Prayitno, MM., wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan, tersedia sekitar 19 kegiatan ekstra kurikuler yang bisa
dipilih oleh siswa, tergantung minat dan bakat mereka, mulai dari kegiatan seni hingga
olah raga. Sedangkan kegiatan Pramuka wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas X. Yang
paling menonjol antara lain Paskibra, karena sering ikut kompetisi hingga ke tingkat
Provinsi dan pernah pula meraih juara I dalam Lomba Debat Paskibra. Ada juga ekskul
samroh khasidah, yang juga pernah meraih juara harapan III tingkat Provinsi, kata Edy.
Demi membina akhlak dan karakter siswa, tak segan sekolah juga bekerja sama
dengan pihak-pihak lain untuk melakukan berbagai pembinaan. Misalnya, untuk
pembinaan tentang bahaya narkoba, sekolah bekerja sama dengan BNN, kepolisian,
hingga dinas kesehatan. Begitu pula dengan sosialisasi bahaya merokok.

130 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


BINA ABK, TKW, HINGGA ANJAL
Khusus untuk wilayah Kota Surabaya, kebijakan Pemerintah Kota
Surabaya pun mengatur hal-hal berkenaan dengan pendidikan, misalnya
kewajiban sekolah untuk memberikan pendidikan dan pembinaan
bagi anak-anak usia sekolah. Oleh karena itu, sekolah tidak dianjurkan
untuk mengeluarkan siswa betapapun siswa telah melakukan
pelanggaran. Edy Prayitno mengatakan bahwa wewenang sekolah
adalah memberikan pembinaan meskipun anak tersebut tidak disiplin
atau melanggar peraturan sekolah. Dalam menegakkan kedisiplinan
pada aturan sekolah, kami menggunakan sistem poin. Semakin banyak
dan semakin berat anak melakukan kesalahan, maka poinnya semakin
banyak, katanya.
Namun demikian, Pemerintah Kota Surabaya pun memiliki sistem
tersendiri dalam hal menggalakkan kedisiplinan anak di Kota Surabaya.
Dalam hal ini, Pemerintah Kota Surabaya melibatkan Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP) untuk membantu kedisiplinan anak-anak di
wilayah Kota Surabaya. Misalnya, pada jam-jam sekolah, Satpol PP tak
segan untuk merazia anak-anak usia sekolah yang sedang berada di
luar sekolah. Demikian pula ketika anak-anak melakukan hal-hal yang
tidak baik, misalnya berduaan dengan yang bukan muhrim, maka tak
segan Satpol PP menjaring anak tersebut meskipun sedang tidak di
jam sekolah. Kemudian Satpol PP akan menghubungi Dinas Pendidikan
Kota Surabaya, yang kemudian diteruskan pada sekolah tempat anak
menuntut ilmu.
Edy Prayitno merasa bersyukur karena sejauh ini tak banyak siswa
dari SMK Negeri 6 Surabaya yang terjaring Satpol PP. Sebagai waka
kesiswaan, ia selalu menghimbau anak-anak untuk tidak sembarangan
berada di luar sekolah, terlebih jika mereka pulang lebih awal, untuk
sebaiknya segera pulang ke rumah. Ia mengatakan, sejauh ini citra SMK
Negeri 6 Surabaya sudah cukup baik. Jarang sekali ditemukan siswa
terlibat tawuran atau tindak kenakalan remaja lainnya.
Kebijakan Pemerintah Kota Surabaya lainnya adalah sekolah wajib
memberikan sejumlah kuota untuk menerima siswa berkebutuhan
khusus untuk dibina dan dididik dengan baik. Saat ini, SMK Negeri
6 Surabaya menerima sekitar 30 siswa berkebutuhan khusus. Demi
menunjang lancarnya pembelajaran sebagai sekolah inklusi, sekolah
pun memiliki guru inklusi yang bertugas memantau dan membimbing
anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Tentunya juga bekerja sama
dengan para guru lainnya, dengan harapan ketika anak tersebut lulus,
mereka memiliki bekal yang cukup memadai untuk setidaknya hidup
mandiri.

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 131


Rahanayu Putri Dewani, S.Psi.,
guru inklusi di SMK Negeri 6 Surabaya

Rahanayu Putri Dewani, S.Psi., guru inklusi di SMK


Negeri 6 Surabaya mengatakan bahwa sejauh ini ia tak
mengalami kesulitan berarti dalam membimbing anak-
anak berkebutuhan khusus yang dititipkan di SMK Negeri
6 Surabaya. Anak-anak berkebutuhan khusus di sini rata-
rata masih tingkat rendah, seperti slow learner, sehingga
mudah diatur dan diarahkan. Memang ada beberapa anak
yang karakteristiknya agresifnya, misalnya anak autis,
namun tidak banyak. Biasanya, jika anak sudah kenal dan
mengerti, menjadi menjadi lebih mudah diarahkan, kata
guru lulusan UNESA jurusan Psikologi ini.
Mereka umumnya lemah di akademik namun untuk
praktek, rata-rata mereka cukup bagus. Oleh karena itu kita
tekankan ke prakteknya. Apalagi di sini adalah SMK dengan
fasilitas sekolah yang cukup menunjang untuk mereka
belajar lebih banyak praktek, sehigga ketika mereka keluar,
mereka sudah punya keahlian, tambahnya lagi.
Selain menerima beberapa anak berkebutuhan khusus,
Foto-foto: Arien TW
SMK Negeri 6 Surabaya juga kerap diminta Pemerintah
Kota Surabaya melalui Dinas Sosial untuk membimbing dan
memberikan bekal keterampilan bagi para anak jalanan,
mantan TKW/TKI, hingga para mantan wanita tunasusila.
Pertimbangannya, SMK Negeri 6 Surabaya memiliki
laboratorium praktek yang cukup lengkap, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk pembimbingan keterampilan. Di
sini, mereka akan diajari membuat produk yang nantinya
bisa mereka gunakan untuk berusaha mandiri, misalnya
keterampilan menjahit, membordir, membuat kue, dan lain
sebagainya.

132 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


LARIS MANIS DI JOB MATCHING
Demi menunjang pembelajaran di sekolah, maka sekolah pun gencar menjalin kerja sama
dengan berbagai pihak, termasuk pihak dari dunia usaha/industri. Menurut Siti Rohanah, kerja
sama dengan dunia usaha/industri tak sebatas mengenai tempat praktek industri (prakerin)
siswa saja, namun juga di banyak aspek, mulai dari perekrutan, pembelajaran sebagai guru
tamu bagi siswa maupun guru, pengadaan beasiswa, hingga sinkronisasi kurikulum sekolah.
Sejauh ini, telah ada lebih dari 150 dunia usaha/industri yang telah menjalin kerja sama
dengan SMK Negeri 6 Surabaya.
Misalnya untuk jurusan Akomodasi Perhotelan maupun Jasa Boga maupun Patiseri,
menurut Siti Rohanah, hampir semua hotel maupun restoran di Surabaya, mulai dari hotel
bintang satu hingga bintang lima, telah bekerja sama dengan SMK Negeri 6 Surabaya sebagai
tempat prakerin siswa. Di SMK Negeri 6 Surabaya, siswa diwajibkan melakukan praktek

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 133


Job Fair dan kunjungan Dian Pelangi
di SMK Negei 6 Surabaya

kerja industri saat mereka menginjak


kelas XI. Tempat prakerin ditentukan
oleh sekolah, dan umumnya berada
di wilayah Surabaya. Lama prakerin
tergantung dari peraturan tempat
prakerin, meski dalam kurikulum
tercantum bahwa lama prakerin
hanya tiga bulan saja. Terutama di
hotel-hotel bintang lima, menurut Siti
Rochanah, banyak yang meminta
prakerin dilaksanakan selama
5-6 bulan. Oleh karena itu, untuk
menyiasatinya, biasanya sekolah akan
memberikan tugas untuk dikerjakan
anak yang masih mengikuti prakerin
lebih dari 3 bulan.
Biasanya, usai mengikuti kegiatan
prakerin di dunia usaha/industri,
anak-anak mendapat tawaran
kerja paruh waktu atau kasual di
tempatnya melaksanakan prakerin.
Ini merupakan indikasi bahwa
kompetensi maupun karakter siswa
Foto: Dok. SMK Negeri 6 Surabaya
SMK Negeri 6 Surabaya dinilai cukup memuaskan bagi dunia usaha/
industri. Bahkan menurut Siti Rohanah, banyak sekali siswa yang telah
direkrut oleh dunia usaha/industri bahkan sebelum mereka menyandang
ijazah kelulusan. Biasanya, pihak du/di yang membutuhkan jasa dan
tenaga anak-anak untuk bekerja paruh waktu akan menghubungi sekolah,
sehingga sekolah yang akan menyiapkan tenaga tersebut. Kami pilihkan
anak-anak yang bertanggung jawab, yang benar-benar bisa dilepas. Mereka
akan mendapat uang transport. Bahkan siswa yang sedang prakerin pun
kadangkala ada yang juga mendapat uang transport, kata Siti Rochanah.
Djoko Budi Santoso, pengajar SHS (Surabaya Hotel School) yang telah
bermitra dengan SMK Negeri 6 Surabaya mengatakan bahwa dibanding
siswa-siswa dari SMK lain di Surabaya, siswa dari SMK Negeri 6 Surabaya
memang dikenal cukup kompeten dan memiliki karakter yang lebih baik.
Oleh karena itu, tak heran jika banyak pihak dari dunia usaha/industri ingin
merekrut para lulusan SMK Negeri 6 Surabaya.

134 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Meski demikian, ia mengatakan bahwa untuk terjun di
dunia perhotelan, sekadar membawa bekal dari SMK saja
tidaklah cukup jika ingin terus mengembangkan karir lebih
tinggi. Secara kemampuan dan kompetensi, lulusan SMK
masih sering ditempatkan hanya pada posisi worker atau Foto: Arien TW
helper. Kalau mereka dibekali lagi sertifikasi dari perguruan
tinggi, setidaknya mereka bisa menjadi supervisor atau
mandor atau pengawas, katanya. Bagaimanapun,
pendidikan yang lebih tinggi juga diperlukan. Oleh karena
itu, sekolah perhotelan seperti SHS kerap menerima anak-
anak lulusan SMK Negeri 6 Surabaya untuk belajar dan
memperoleh sertifikat lanjutan di SHS. Umumnya, anak-
anak baru menempuh jenjang kuliah lagi setelah atau
sembari mereka bekerja.
Djoko, demikian sapaan akrabnya, juga sering
berkomunikasi dengan para guru di SMK Negeri 6 Surabaya
untuk berdiskusi mengenai perkembangan pembelajaran
maupun sinkronisasi kurikulum. Selain itu, Djoko juga
didaulat menjadi salah satu tim asesor/penguji dalam uji
kompetensi siswa sejak tahun 2015.
SMK Negeri 6 Surabaya pun memiliki agenda rutin kegiatan
Job Matching yang diperuntukkan bagi para pihak dunia Djoko Budi Santoso
usaha/industri yang ingin merekrut anak-anak SMK Negeri pengajar SHS (Surabaya Hotel School)
DU/DI yang bekerjasama dengan
6 Surabaya. Tim BKK sekolah sebelumnya menghimpun SMK Negeri 6 Surabaya
para du/di, siapa-siapa saja yang membutuhkan tenaga
kerja. Kegiatan Job Matching biasanya diadakan di aula
sekolah. Beberapa pihak du/di bahkan ada yang langsung
mengadakan tes maupun wawancara dengan anak-anak
yang berminat untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka
tawarkan.

BEASISWA HINGGA KE CHINA


Dalam hal kerjasama pemberian beasiswa bagi murid,
SMK Negeri 6 Surabaya juga sempat bekerjasama dengan
sebuah hotel di Pahang, Malaysia. Istimewanya, hotel
tersebut juga memiliki sebuah perguruan tinggi. Kerja sama
yang dibentuk dengan SMK Negeri 6 Surabaya adalah
memberikan kesempatan pada siswa-siswa SMK Negeri 6
Surabaya untuk magang kerja di hotel tersebut sekaligus
menempuh kuliah di perguruan tingginya untuk masa
2 tahun, dengan ijazah setara D-3. Uang sekolah bukan
menjadi perkara besar karena para siswa yang magang
di hotel tersebut pun mendapat gaji, yang bisa digunakan
untuk membayar sekolah.

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 135


Foto-foto: Arien TW

Selain itu, SMK Negeri 6 Surabaya juga mengadakan


kerja sama dengan sebuah universitas di China melalui
SEAMOLEC. Sebuah universitas di China memberikan
beasiswa bagi siswa lulusan SMK Negeri 6 Surabaya untuk
melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di China dan belajar
selama 4 tahun di China. Menurut Siti Rohanah, sudah ada
dua anak lulusan SMK Negeri 6 Surabaya yang mendapat
beasiswa tersebut. Biasanya, karakter anak-anak yang
memiliki pengalaman keluar negeri, mereka menjadi lebih
percaya diri dan sangat mandiri, kata Siti Rochanah.

JURUSAN JASA BOGA DAN JURUSAN PATISERI


Endang Linarning, S.Pd., MM.,
guru Jurusan Jasa Boga Jurusan Jasa Boga termasuk salah satu jurusan favorit
di SMK Negeri 6 Surabaya dan juga yang memiliki paling
banyak siswa. Ada empat kelas untuk jurusan Jasa Boga,
dan dua kelas untuk jurusan Patiseri. Menurut Endang
Linarning, S.Pd., MM., salah satu guru di Jurusan Jasa
Boga, pembelajaran di Jasa Boga tak hanya soal memasak,
namun juga belajar tentang penyajian maupun bagaimana
melayani tamu.
Dulu, menurut Endang, SMK Negeri 6 Surabaya juga
memiliki Jurusan Gizi, namun kemudian ditutup. Jurusan
patiseri pun sempat pernah ditutup, namun kemudian
dibuka kembali. Pasalnya, dunia usaha/industri seperti
bakery hanya mau menerima anak-anak lulusan Patiseri,
dan bukannya jasa boga, padahal permintaan dari du/di
bakery cukup banyak.

136 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 6 Surabaya

Menurut Endang, banyak anak lulusan Jasa Boga maupun Patiseri terserap ke
dunia usaha/industri, bahkan sejak sebelum mereka lulus sekolah. Tak heran jika
kedua jurusan ini menjadi jurusan favorit di SMK Negeri 6 Surabaya.
Meski demikian, tak mudah untuk mendeteksi apakah siswa yang masuk ke
Jurusan ini benar-benar siswa yang memiliki minat atau tidak. Menurut Endang,
dulu, sebelum adanya sistem PPDB online, sekolah benar-benar menjaring calon
siswa dengan melihat minat maupun bakat mereka, apakah sesuai dengan
jurusan yang dipilih atau tidak. Namun sejak PPDB online, salah satu strategi
sekolah untuk mengembangkan minat dan bakat siswa adalah memberikan
pembelajaran dan pengenalan dasar mengenai jurusan yang dipilihnya terlebih
dulu, yakni pada semester awal.
Sebagai guru, kami harus merangkul semua siswa. Kadang ada yang belum
paham tentang boga, oleh karena itu perlu kami berikan pengertian terlebih dahulu.
Mereka diberi wawasan, diajak pelan-pelan dan bersama-sama untuk belajar,
dari yang awalnya tidak mengenal bumbu, dan sebagainya. Tapi kalau anaknya
memang ternyata sama sekali tidak berminat, baru kami panggil orangtuanya,
kami beritahukan pula perkembangan anaknya. Pemantauan itu terus dilakukan
sejak anak duduk di bangku kelas X, terangnya.
Di jurusan Jasa Boga, siswa laki-laki justru lebih banyak daripada siswa
perempuan, karena untuk Jasa Boga, diperlukan pula fisik yang kuat. Di samping
itu, ketika terjun ke dunia usaha/industri, anak laki-laki lebih banyak diperlukan
untuk bekerja di hotel, restoran, ataupun kapal pesiar.
Jurusan Jasa Boga dan Jurusan Patiseri pun kerap menyumbang prestasi
untuk sekolah. Tahun 2016, SMK Negeri 6 Surabaya berhasil meraih juara II
dalam LKS Tingkat Nasional untuk Pastry. Di tingkat kota, siswa SMK Negeri 6
Surabaya pun berhasil mewakili Provinsi Surabaya di tingkat Nasional untuk LKS
Restoran Service.

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 137


Arizal Wahyudiono, siswa kelas XII Jurusan Jasa
Boga termasuk salah satu siswa yang mewakili sekolah
dalam ajang kompetisi LKS di tingkat Provinsi. Ia merasa
bangga dapat mewakili sekolah ke ajang lomba bergengsi.
Hanya empat anak yang dipilih mewakili sekolah setelah
melalui seleksi yang cukup ketat. Sebelum lomba, kami
dilatih secara intensif selama satu minggu. Saat lomba,
kami juga harus benar-benar tepat waktu, dan harus
benar-benar menjaga kehigienisan. Kami diberi waktu
empat jam untuk menyiapkan semuanya. Yang dinilai
tak hanya ketepatan waktu, namun juga rasa dan artisik
masakannya, ceritanya.
Arizal merasa sangat senang bersekolah di SMK
Negeri 6 Surabaya karena keluarganya pun amat
mendukungnya. Ia pun merasa tak salah pilih jurusan
Foto: Arien TW Jasa Boga, karena setelah banyak belajar, ia justru
menemukan banyak tantangan. Ia berharap suatu saat
dapat membuka usaha mandiri atau bekerja di hotel-
hotel atau restoran besar.
Jurusan Jasa Boga SMK Negeri 6 Surabaya juga
memiliki unit produksi yakni usaha katering The Sixth
Catering maupun kantin. Unit produksi ini memberi
kesempatan anak untuk lebih banyak praktek demi
mengasah keahlian dan kompetensinya. Selain itu
juga untuk membekali mereka pengetahuan tentang
wirausaha.

JURUSAN KECANTIKAN KULIT DAN JURUSAN


KECANTIKAN RAMBUT
Sebelum tahun 2008, Jurusan Kecantikan Kulit dan
Kecantikan Rambut di SMK Negeri 6 Surabaya digabung
menjadi satu, yakni Jurusan Kecantikan. Namun saat
ini, keduanya menjadi dua jurusan yang berbeda dan
mandiri. Menurut Penny Warih Wijayati, M.Pd., guru
(Atas) Arizal Wahyudiono, Jurusan Kecantikan Kulit, sebagian besar siswa di
siswa kelas XII Jurusan Jasa Boga
kedua jurusan ini adalah perempuan. Terlebih untuk
(Bawah) Penny Warih Wijayati, M.Pd., Kecantikan Kulit, perempuan lebih banyak dibutuhkan
guru Jurusan Kecantikan Kulit karena bersentuhan langsung dengan tamu, jelas Penny.
Di kelas X, anak-anak terlebih dahulu dikenalkan
dengan dasar-dasar kecantikan. Baru pada kelas XI
siswa mulai belajar lebih dalam tentang kulit ataupun
rambut, sesuai dengan jurusan yang diambilnya.

138 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Arien TW

Para siswa yang lulus dari SMK umumnya banyak bekerja di salon kecantikan sebagai
asisten. Bahkan sebelum mengantongi ijazah kelulusan, banyak para siswa yng telah ditarik
bekerja ke dunia usaha/industri. Para du/di kebanyakan sudah pesan ketika anak-anak
sedang ujian. Jadi mereka memilih, mencatat, untuk kemudian didekati. Jika anak berminat
dan orang tua mengijinkan, maka akan langsung bekerja, kata Penny. Ada pula salah
satu alumni yang memilih usaha mandiri dengan membuka salon kecantikan, kemudian
menampung adik-adik kelasnya untuk bekerja. Menurut Penny, Jurusan Kecantikan selalu
memiliki peluang untuk wirausaha mandiri, setidaknya dimulai dalam skala kecil terlebih
dahulu. Bahkan Jurusan Kecantikan Kulit maupun Kecantikan Rambut pun memiliki unit
produksi The Sixth Salon untuk melatih kecakapan siswa, terutama dalam menghadapi
tamu.
Anak-anak di Jurusan Kecantikan Rambut ataupun Kulit pun kerap menelurkan prestasi
yang membanggakan sekolah. Misalnya untuk kejuaraan LKS Tingkat Nasional Tahun 2016,
SMK Negeri 6 Surabaya berhasil menyabet juara III untuk Kecantikan Kulit. Tiap tahun,
untuk tingkat provinsi, kami selalu mendapat tempat, kata Penny. Salah satu strategi supaya
dapat senantiasa menjaring prestasi menurut Penny antara lain dengan menyiapkan kader
peserta lomba sejak dini, bahkan sejak kelas X. Di tiap kelas, guru terus memantau dan
saling melapor, siapa saja siswa yang paling menonjol. Guru di jenjang berikutnya akan terus
membina sampai dia benar-benar siap bertarung di ajang lomba, terang Penny.

JURUSAN AKUNTASI DAN JURUSAN MULTIMEDIA


Jurusan atau kompetensi keahlian yang tergolong baru di SMK Negeri 6 Surabaya
adalah jurusan multimedia dan akuntasi. Meski demikian, jumlah siswa di kedua jurusan
ini selalu membludak, peminatnya pun paling tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh tren yang

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 139


ada di masyarakat dan bukti yang diberikan SMK Negeri 6 Surabaya mengenai para
lulusannya yang bekerja di berbagai dunia industri/usaha.
Dalam pembelajaran, Siti Rochanah kerap menganjurkan para siswa di Jurusan
Multimedia untuk memiliki laptop dengan spesifikasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan belajar mereka. Dengan siswa memiliki laptop, hal ini
menstimulasi siswa untuk lebih rajin belajar dan praktek,
menggali potensi dan kemampuan diri. Meski demikian, ini
hanya untuk yang mampu saja, karena jurusan Multimedia
membutuhkan laptop dengan spesifikasi tinggi, dan itu
mahal harganya. Siswa juga dapat memanfaatkan fasilitas
komputer yang telah tersedia di sekolah, katanya.

JURUSAN BUSANA BUTIK


Di SMK Negeri 6 Surabaya, Jurusan Busana Butik
memiliki jumlah siswa dan rombongan belajar
paling banyak di antara jurusan-jurusan lainnya.
Ada 5 kelas untuk kelas X jurusan Busana Butik.
Fasilitas yang dimiliki sekolah pun sudah cukup
lengkap, mulai dari mesin jahit hingga mesin
bordir. Mesin Bordir yang digunakan pun sudah
berbasis IT, sehingga anak-anak lebih siap dan
kompeten terjun ke dunia industri yang sudah
modern.

JURUSAN AKOMODASI PERHOTELAN


Jurusan Akomodasi Perhotelan termasuk
jurusan favorit di SMK Negeri 6 Surabaya. Kelas
X memiliki 4 kelas. Jurusan ini pun memiliki unit
produksi hotel bernama Edotel, namun sejauh ini
hanya digunakan sebagai praktek pembelajaran
siswa saja. Ke depan Siti Rochanah berharap
Edotel dapat pula melayani masyarakat umum.
Tahun 2016, Jurusan Akomodasi Perhotelan
berhasil menyumbang prestasi sebagai juara
I Kompetisi LKS Tingkat Kota Surabaya.
Artanti Ekasari Putri, salah seorang siswa
jurusan Akomodasi Perhotelan yang berhasil
memenangkan juara tersebut mengungkapkan
rasa bahagianya dapat mempersembahkan

Foto: Arien TW

140 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto-foto: Arien TW

prestasi untuk sekolah yang ia cintai. Semenjak ia


menjadi siswa di Jurusan Akomodasi Perhotelan
di SMK Negeri 6 Surabaya, telah banyak sekali
pengalaman yang ia dapatkan. Terutama ketika
ia sedang menjalankan prakerin di Hotel Alana,
Surabaya bersama tiga orang kawannya yang lain.
Di hotel, kami memiliki kesempatan menghadapi
tamu dari berbagai macam daerah, kota, bahkan
negara. Itu membuat kami menjadi belajar
bagaimana menghadapi tamu, karena di sekolah
tidak kami dapatkan pengalaman yang seperti itu. Artanti Ekasari Putri,
Kelengkapan alat di hotel juga jauh lebih lengkap. siswi kelas XII jurusan Akomodasi Perhotelan
Kami juga belajar bekerja bersama teamwork, dan
kami dikenalkan dengan sistem kerja middle shift,
ceritanya. Artanti berharap, lulus dari SMK nanti
ia dapat segera bekerja di hotel sembari kuliah di
Manajemen Pariwisata UNESA.
Meski telah menjadi SMK unggulan di Kota
Surabaya, masih banyak tantangan yang akan
dihadapi oleh SMK Negeri 6 Surabaya, terutama
untuk menyiapkan generasi yang siap mengadapi
era MEA. Namun demikian, SMK Negeri 6 Surabaya
optimis akan terus menjadi yang terbaik dengan
kualitas yang selalu unggul. S

SMK NEGERI 6 SURABAYA, KOTA SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 141


142 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 9
BANDUNG
KOTA BANDUNG,
PROVINSI JAWA BARAT

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 143


Siswa dan Alumni
Ditantang Menjadi
Pengelola Unit Usaha
S
ejak dahulu Kota Bandung memang terkenal sebagai
salah satu kota destinasi pariwisata di Indonesia. Bahkan
kota ini dijuluki sebagai Paris Van Java oleh orang Belanda
kala itu. Oleh karenanya, untuk selalu menunjang layanan
pariwisata, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten dalam menangani banyaknya kunjungan wisatawa
domestik maupun wisatawan dari mancanegara.
Oleh karenanya tak heran apabila di Kota Bandung, terdapat
Sekolah kelompok parawisata yang cukup terkanal dalam mencetak
lulusan-lulusan terbaik di bidang kepariwisataan. Sekolah tersebut
adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 9 Bandung.
Salah satu Sekolah kejuruan kelompok pariwisata yang terletak
di Jalan Soekarno-Hatta Km. 10, Kecamatan Buahbatu, Kota
Bandung.
Drs. Ontahari selaku Kepala SMKN 9 Bandung menjelaskan,
dalam catatan sejarahnya sekolah ini sempat beberapakali
berganti nama, sebelum akhirnya menjadi SMK Negeri 9 Bandung.
Pada awalnya sekolah ini bernama Sekolah Guru Kepandaian
Putri (SGKP). SGKP berdiri sejak tahun 1958 dengan tiga pilihan
program keahlian yaitu, Rumah Tangga, Menjahit dan Kerajinan.
Saat itu kurikulum Pendidikan SGKP ditempuh dalam waktu 4
tahun dengan menggunakan kurikulum 1957. Kemampuan yang
diharapkan dari lulusan-lulusan SKGP adalah menjadi guru SKKP
yang setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

144 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Mukti Ali SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 145
Foto: Dok. SMK Negeri 9 Bandung

Drs. Ontahari,
Kepala SMK Negeri 9 Bandung

Pada tahun 1965, SGKP mengalmi


peberubahan nama menjadi Sekolah
Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA). Saat
itu SKKA mempunyai tiga jurusan yaitu,
Rumah Tangga, Tata Boga dan Busana.
Berbeda dengan SGKP, pendidikan di
SKKA ditempuh selama 3 tahun, dengan
menggunakan kurikulum 1964. Lulusan dari
SKKA ini diharapkan dapat menjadi pengelola
rumah tangga yang baik untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
Pada tahun 1976, SKKA kemudian
berubah nama kembali menjadi Sekolah
Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK) Negeri 1 Bandung. Paket
keahlian yang ada saat itu sebanyak 4 jurusan, yaitu Tata Boga, Akomodasi
Perhotelan, Tata Busana dan Tata Kecantikan. Sedangkan untuk kurikulum
yang digunakan saat itu adalah kurikulum 1976 dan kurikulum 1984.
Selang waktu 20 tahun, perubahan nama sekolah terjadi kembali
tepatnya pada tahun 1996. Sekolah yang semula SMKK Negeri 1 Bandung
berganti nama menjadi SMK Negeri 9 Bandung sebagai sekolah kejuruan
kelompok pariwisata. Sedangkan untuk program keahliannya saat itu
terdapat, Keahlian Tata Kecantikan dan Bidang Keahlian Tata Busana
dengan 4 paket keahlian. Lalu, untuk bidang keahlian pariwisata menjadi 2
program yaitu Tata Boga dan Akomodasi Perhotelan. Bidang keahlian Tata
Kecantikan menjadi Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, sedangkan bidang
keahlian Tata Busana menjadi Program Keahlian Tata Busana.
Dahulunya, sebelum berdiri di Jalan Soekarno-Hatta seperti saat ini,
lokasi SMK NEGERI 9 Bandung awalnya berada di Jalan Wastu Kencana,
Kota Bandung. Namun karena adanya dana bantuan dari Bank Dunia, dan
karena dirasa lokasi sekolah yang lama terlalu kecil, maka SMK Negeri 9
Bandung berpindah ke jalan Soekarno Hatta Km 10 Bandung. Karena sulit
untuk menambah luas sekolah, sekitar tahun 1992 sekolah yang masih
bernama SMKK kemudian dipindahkan ke sini, ungkap Kepala SMKN 9
Bandung yang telah menjabat sejak tahun 2014.
Selain itu, menurut kepala sekolah yang akrab disapa Hari ini, lokasi yang
sekarang jika dilihat dari letak geografisnya SMK Negeri 9 Bandung cukup
strategis karena mudah diakses dengan menggunakan angkutan umum
dari berbagai jurusan. Letak bangunan sekolah pun yang berada jauh dari
jalan raya, membuat waktu belajar siswa tidak terganggu oleh bisingnya
suara kendaraan dijalanan.

146 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: A. Fauzi Ramdani

MENANAMKAN KEDISIPLINAN KEPADA SISWA


Sekolah yang memiliki visi menjadi sekolah rujukan tingkat internasional
di bidang pariwisata yang berbasis lingkungan, budaya, dan keunggulan lokal
di tahun 2016 yang dilandasi iman dan taqwa ini. Dalam penerimaan siswa
baru, Hari menjelaskan, saat ini SMKN 9 Bandung membuka Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) melalui empat jalur. Pertama, melalui penerimaan
bersamaan dengan PPDB Kota Bandung yang berdasarkan seleksi jalur
akademik dengan nilai UN. Kedua, siswa yang rawan melanjutkan karena
alasana ekonomi dengan diberikan beasiswa. Ketiga, jalur undangan untuk
siswa yang berprestasi, dan keempat siswa berkebutuhan khusus yang harus
ada di setiap sekolah minimal tiga orang.
Setelah dinyatakan lulus dari seleksi tahap awal, sekolah selalu melakukan
proses wawancara kepada para siswa yang dilakukan langsung oleh guru
Bimbingan Konseling (BK). Hal ini bertujuan untuk menggali data personal
dari setiap siswa dan juga keluarganya, agar pihak sekolah dapat mengetahui
kondisi siswa yang bersangkutan. Dulu sebelum adanya PPDB online
bersama, kami melakukan pencegahan setelah ada siswa yang terdeteksi
saat proses seleksi wawancara. Namun sekarang wawancara dilakukan
untuk menjadi catatan bagi guru, agar lebih memperhatikan siswanya, karena
sekolah tidak bisa menolak siswa yang lulus PPDB tersebut. Biasanya siswa
yang kami tandai saat wawancarai adalah anak yang tidak membuka dirinya,
dan dilihat dari unsur luarnya juga diperlukan penanganan. Selain itu, jika
ibunya yang lebih aktif menjelaskan dibanding anaknya, ia terindikasi ada
sesuatu, ungkap Hari.

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 147


148 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Mukti Ali

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 149


Selain itu, ketika pelaksanaan pendaftaran ulang, sekolah juga menginformasikan tentang
aturan-aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi kepada para siswa dan orangtua. Mereka
diharuskan menandatangani nota perjanjian mengenai aturan main yang dimiliki sekolah.
Hal ini agar para siswa selalu ingat dan diingatkan oleh para orangtua mengenai aturan yang
harus dijalankan di SMK Negeri 9 Bandung. Setiap pelanggaran yang dilakukan memiliki
poin masing-masing, sehingga apabila ada siswa yang telah mencapai poin pelanggarana
hingga 100 poin. Secara administrasi mereka tidak kami keluarkan, tetapi harus ditarik
kembali oleh orangtua masing-masing, tambahnya.
Pria kelahiran Bengkulu 1958 ini juga menjelaskan, untuk menciptakan lingkungan
sekolah yang aman dan nyaman, sekolah melakukan pembuatan dan penempelan tata tertib
dan motivasi di setiap kelas dan ruangan. Tata tertib tersebut mulai dari
kebersihan, seragam, rambut dan aturan penggunaan aksesoris. Setiap
hari Senin diminggu ke lima setiap bulan, sekolah melakukan Sidak
kepada para siswa untuk menumbuhkan kedisiplinan serta untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ujar Hari
Sedangkan untuk menjalankan pembinaan
kepada siswa, sekolah juga membentuk
sebuah Tim Piket untuk menyambut para
siswa yang datang setiap pagi. Tim ini
juga bertugas untuk membina siswa yang
datang terlambat ke sekolah dengan
batas toleransi selama 10 menit dari jam
masuk sekolah pukul 7 pagi. Namun,
untuk siswa yang terlabat dari waktu
yang telah ditentukan, ada aturan yang
harus ditaati oleh siswa. Mereka yang
terlambat akan diberikan pembinaan
dan dilakukan pencatatan
keterlambatan. Sedangkan
untuk pembinaan yang diberika
biasanya berupa tugas tambahan
untuk membatu membersihkan
lingkungan sekolah. Jadi siswa di
jam kesatu dan kedua kami bina
dulu, dan belum diperkenankan
untuk mengikut pelajaran. Mereka
kemudian direkap untuk laporan
setiap minggu dan bulan. Lalu, jika
ada siswa yang sudah tiga kali

Salah satu karya siswa SMK Negeri 9 Bandung

Foto: Mukti Ali

150 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 9 Bandung

terlambat, kami akan limpahkan ke BK untuk melakukan pemanggilan


kepada orangtua siswa yang bersangkutan. Tujuannya tak lain untuk
mengantisipasi supaya nanti tidak terjadi lagi, tegas Hari.
Menurut Hari, pembinaan yang diberikan bertujuan agar para siswa
menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan memiliki sikap yang
menghargai waktu. Pembinaan yang dilakukan juga menjadi pecut
bagi siswa untuk meraih berbagai prestasi. Hasilnya, siswa SMK Negeri
9 Bandung dapat meraih berbagai prestasi dalam ajang kompetensi
tenaga kerja pariwisata, tata boga, dan kecantikan di berbagai tingkat,
baik itu di tingkat kota, provinsi, nasional hingga internasional.
Untuk tingkat internasional, Pada tahun 2009, para siswa dari sekolah
ini ada yang terpilih mewakili Indonesia di ajang Lomba Kompetensi
Siswa Internasional dalam ajang World Skill Competition di Kanada.
Dalam ajang ini SMK NEGERI 9 Bandung masuk dalam sembilan besar
sekolah bidang restoran terbaik di Dunia. Kemudian tahun 2011, SMK
Negeri 9 Bandung kembali terpilih untuk mewakili Indonesia di bidang
Pastry Cook pada World Skill di London, Inggris. Sedangkan untuk kancah
nasional, dari tahun 2011 hingga 2016, siswa SMK Negeri 9 Bandung
selalu berhasil mewakili Provinsi Jawa Barat, dan selalu meraih prestasi
membanggakan dari mulai Juara Harapan hingga Juara I Lomba
Ketangkasan Siswa (LKS) SMK Nasional.

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 151


SISTEM MOVING CLASS
Saat ini SMK NEGERI 9 Bandung memiliki siswa sebanyak 1508 orang, yang terdiri
dari 375 siswa laki-laki, dan 1133 siswa perempuan. Mereka tersebar dalam 5 program
keahlian dan 8 paket keahlian, dengan jumlah rombongan belajar (rombel) sebanyak 44
rombel. Delapan program keahliannya adalah, Bidang keahlian Pariwisata yang memiliki dua
jurusan, Usaha Perjalanan Wisata (UPW) dan Akomodasi Perhotelan. Bidang keahlian Tata
Boga memiliki dua jurusan, yaitu Jasa Boga (JB) dan Patiseri (PS). Tata Kecantikan (KC) ada
Jurusan Tata Busana dan Jurusan Busana Butik (BS). Dua jurusan lain, yaitu Seni Rupa dan
Desain Komunikasi Visual (DKV). Untuk jurusan DKV, baru berdiri sejak 2013 lalu, jadi kami
baru meluluskan satu angkatan, ungkap Kepala Sekolah.
Jurusan yang paling favorit di SMK NEGERI 9 Bandung adalah paket keahlian Jasa
Boga. Menurut Drs. Ontahari, dalam 2 tahun terakhir terjadi peningkatan animo masyarakat
terhadap jurusan Jasa Boga. Program keahlian ini merupakan salah satu jurusan yang
paling banyak diminati di sini. Jadi selama 2 tahun kami menambah 2 rombel, dan hingga
saat ini jurusan Jasa Boga berjumlah 4 rombel per untuk angkatan kelas X dan XI, tambah
Hari.

152 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Riki Khaerul Anwar, S.Pd.,
wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana

Walaupun animo masyarakat meningkat terhadap jurusan


Jasa Boga, Namun menurut Hari, SMK Negeri 9 Bandung
belum berencana untuk menambah jumlah rombel kembali.
Dikarenakan fasilitas penunjang yang belum tersedia. Soalnya,
kalau kita tahun depan saja kita tetap 4 rombel lagi, itu saja sudah
menjadi tambahan rombel. Karena yang keluar di kelas XII tahun
ini hanya sebanyak 14 rombel, sedangkan untuk tahun depan
meningkat menjadi 15 rombel jadi totalnya tahun depan ada 45
rombel, ungkapnya.
Riki Khaerul Anwar, S.Pd., selaku Wakil kepala Bidang
Sarana dan Prasarana memaparkan, bahwa saat kondisi sarana
alat praktik siswa di SMK Negeri 9 Bandung telah melakukan
pembaharuan alat-alat praktik setelah adanya bantuan sebagai
sekolah rujukan dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Foto-foto: Mukti Ali Kejuruan (SMK). Namun kendalanya saat ini alat-alat yang lama
itu masih kita simpan dan semakin menumpuk. Makanya kami
gunakan beberapa alat lama sebagai media pengenalan bagi
siswa. tambah Riki.
Oleh karenanya, untuk memanfaatkan fasilitas yang ada,
dan untuk memberikan layanan kepada masyarakat, SMK
Negeri 9 Bandung juga bekerjasama dengan Dinas Perindustrian
dan Perdagangan untuk mengadakan program pelatihan
kewirausahaan yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota
Bandung. Sekolah ikut terlibat sebagai pengajar, pelatih, dan yang
menfasilitasi tempat serta alat. Karena sarana dan prasarana
yang ada di tiap ruang praktik belum memdai, kami melakukan
perbaikan alat-alat yang selama ini menumpuk di gudang.
Manfaatnya, selain warga sekolah mendapatkan tambahan
kesejahteraan, sekolah juga mendapatkan pendanaan tambahan
untuk perawatannya dan sekolah kami juga lebih dikenal. tukas
Riki.

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 153


154 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA Foto: Mukti Ali
Riki juga menjelaskan, SMK NEGERI 9 Bandung
memiliki fasilitas Teaching Factory, Lapangan Basket,
Lapangan Upacara, Ruang Bengkel Produksi, Laboratorium
IPA, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer,
Perpustakaan, Aula, Ruang Teori, ruang Praktik, Ruang
Guru, Masjid dan Ruang Sanitasi. Meski tahun lalu kami
mendapatkan bantuan empat Ruang Kelas Baru (RKB)
untuk SMK rujukan. Dua kelas untuk ruang teori, dua kelas
lagi untuk ruang praktik. Namun hingga saat ini kebutuhan
ruang kelas masih belum memadai. Hal ini karena jumlah
rombel bertambah, jadi kebutuhan ruang kelas pun
bertambah, katanya.
Foto: Mukti Ali
Riki, yang saat ini mengajar pelajaran IPA terapan di SMK
negeri 9 Bandung ini berharap, rencana untuk perluas lahan
sekolah agar cepat segera terealisasi dengan ada kebijakan
dari Pemerintah Daerah dan Provinsi. Hal ini karena untuk
penambahan RKB, SMK Negeri 9 bandung sudah tidak bisa
untuk ditambah, karena lahan sudah tidak memadai. Namun
jika ingin menambah ruangan, maka dilakukan dengan cara
menambah lantai di bangunan yang sudah ada. Jadi bukan
mengembangkan, tapi meninggikan bangunan. Namun jika
perluasan terjadi, rencananya ada tanah kosong yang cukup
luas di depan (dekat sekolah) yang akan kita proses untuk
penambahan luas sekolah, tutur Riki.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Yanti Rahmayanti, S.Pd.,
menjelaskan, untuk mengatasi kekurangan jumlah ruang
kelas, SMK Negeri 9 Bandung melakukan penyusunan jadwal
dengan sistem moving class. dengan sistem ini sekolah
membagi siswa untuk ditempatkan secara merata ditiap
ruangan, sebagian di ruangan praktik dan sisanya di ruang
teori. Kami kadang menggunakan aula, menggunakan Yanti Rahmayanti, S.Pd.,
masjid juga untuk Mapel (Mata pelajaran) PAI (Pendidikan Wakil Kepala Bidang Kurikulum
Agama Islam). Selain itu, kemarin kami ada penambahan
beberapa lokal ruang pembelajaran teori yang umum, maka
kami gunakan juga untuk ruang seni budaya agar tidak ada
ruangan yang kosong, ujarnya.
Oleh karenanya, dengan memanfaatkan sarana dan
prasaran yang ada, permaslahan tersebut hingga saat
ini masih bisa teratasi dengan mengganakan sistem
moving class. Dengan adanya program PKL (Praktik Kerja
Lapangan), kami juga terbantu karena setengah dari jumlah
keseluruhan rombel kelas XI dan XII sedang berada di
industri untuk pelaksanakan praktik. ungkapnya.

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 155


MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
SMK NEGERI 9 Bandung saat ini memiliki 98 guru yang
terdiri dari 46 adaktif dan normatif, 45 guru produktif dan 6
guru bimbangan konseling (BK). Dalam upaya peningkatan
kompetensi guru, saat ini SMK NEGERI 9 Bandung sedang
berupaya agar para guru mampu untuk meningkatkan
kemampuan dan keahlian masing-masing guru dalam
bidangnya. Oleh karenanya sekolah memberikan pelatihan
dengan program guru magang, yang diikuti oleh guru produktif.
Di sini kami juga rutin menjalankan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) sekolah untuk berdiskusi. Untuk guru-guru,
kami juga melaksanakan pembelajaran jarak jauh dalam hal
teknologi informasi. Pembelajaran ini sejalan dengan program
Pemerintah Kota Bandung dan pemerinta Provinsi Jawa Barat
untuk menciptakan smartcity. ujar Hari.
Hari mengungkapkan, bahwa sekolah juga berusaha
untuk senantiasa memberikan semangat kepada para guru
agar mampu meningkatkan kompetensinya. Guru harus
selalu mengikuti perkembangan zaman dengan mengetahui
perkembangan teknologi. Jangan sampai guru kalah dibanding
siswa. ungkapnya.
Bahkan menurut Hari, beberapa guru produktif di SMK Negeri
9 Bandung juga telah memiliki sertifikat sebagai asesor dibidang
akomodasi hotel, restoran, pastry, fashion desain, dan ahli
kecantikan. Guru kami juga ada yang mendapatkan sertifikat
keahlian tingkat internasional. tambah Hari.
Kamar Edotel di
SMK Negeri 9 Bandung

Foto: Mukti Ali

156 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: A. Fauzi Ramdani

Dari sisi kualifikasi akademik, sekolah mendorong para guru untuk melajutkan
pendidikan hingga jenjang S-2 bahkan S-3. Hal ini didukung dengan adanya
pemberian bantuan beasiswa dari Sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Selain kepada para guru senior, sekolah juga memberikan motivasi bagi guru-
guru yang masih berusia muda.
Yanti, yang juga menangani bidang Sumber Daya Manusia di Kurikulum
menambahkan, sejalan dengan era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) saat ini,
SMK Negeri 9 Bandung berusaha untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
asing bagi para siswa untuk menyambut era pasar global, dengan melakukan
tes kemampuan bahasa Inggris. Oleh karenanya sebelum sekolah terlebih dahulu
memberikan pelatihan dan bimbingan, para guru yang akan menjadi pendamping
siswa yang bekerjasama dengan lembaga bahasa. Tapi kemarin, karena belum
ada kesepakatan waktu untuk melakukan penyaringan peserta didiknya. Karena
tahun sebelumnya kita belum mengadakan tes TOEIC untuk siswa, tapi kami
hanya menggunakan tes biasa. Insyaallah ini adalah target kami ke depannya.
ujar Yanti.

MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA


Selain fokus dengan peningkatan kompetensi guru, sekolah juga berupaya
meningkatkan kemampuan dan kompetensi para siswanya. Sekolah memberikan
penguatan kompetensi siswa lewat praktik di sekolah dan dunia kerja. Hal ini
wajib diperlukan agar kemampuan yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan
standar yang dimiliki oleh dunia usaha dan juga dunia industri. Saat ini sekolah
terus memperkuat dan memperluas jaringan kerja sama dengan hotel di dalam
dan luar negeri, restoran, serta salon kecantikan untuk mencapai itu. ucap Yanti.

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 157


158 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Mukti Ali SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 159
Foto: Mukti Ali

Harapan dari program itu adalah, agar para siswa


yang mampu memenuhi standar kompetensi tertentu
saat praktik, mereka akan mendapat sertifikat dari
industri mitra. Ketika siswa kerja, yang dilihat bukan
ijazahnya. Tetapi, bukti kalau siswa punya kompetensi.
Karena itu, kami selalu memberikan sertifikat
kompetensi yang bekerja sama dengan mitra industri
yang sesuai. tambahnya.
Untuk peningkatan bahasa, SMK Negeri 9 Bandung
juga saat ini sedang berupaya untuk memberikan siswa
kemampuan bahasa Prancis, khususnya untuk siswa
Jurusan Usaha Perjalanan Wisata. Di sini kendalanya
adalah jam pelajaran yang sudah cukup padat. Jadi, jika
dijadikan mata pelajaran sudah tidak memungkinkan.
Kami berfikir untuk bahasa asing ini dijadikan Eskul,
karena apabila menjadi Mulok pasti ada penambahan
jam pelajaran lagi. tuturnya.

PKL SELAMA 6 BULAN


Sofi Masriani,S.Pd., selaku Wakil Bidang Manajemen
Mutu menuturkan, sebagai salah satu sekolah
pariwisata, SMK Negeri 9 Bandung ingin menciptakan
lulusan yang siap kerja dan memiliki kompetensi yang
mumpuni dibidang paket keahlian masing-masing. Oleh
karenanya, dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta
didik agar mendapatkan kemampuan yang optimal,
SMK Negeri 9 Bandung mengeluarkan kebijakan untuk
melasanakan PKL yang dilaksanakan selama enam
bulan.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan kelas di SMK Negeri 9 Bandung yang belum
sebanding dengab banyaknya siswa. Oleh karenanya,
untuk memudahkan pengelolaan sistem pembelajaran
di sekolah, SMK Negeri 9 Bandung juga melakukan
(Atas) Sofi Masriani, S.Pd., Wakil Kepala
blocking class. Kami melakukan PKL di 3 bulan di
Bidang Manajemen Mutu
semeter 4 akhir, dan 3 bulan di semester 5 awal,
(Bawah) Nawal Said, M.Pd., Wakil Kepala tambahnya.
Bidang Hubungan Industri
Oleh karenanya, Nawal Said, M.Pd., selaku Wakil
Kepala Bidang Hubungan Industri menambahkan,
kebijakan PKL tersebut berlaku untuk semua program
keahlian. Namun karena ada beberapa perusahaan

160 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: A. Fauzi Ramdani

yang tidak bisa memenuhi syarat pemberian Kompetensi Dasar (KD) bagi
siswa, seperti jurusan tata busana. Maka untuk paket keahlian tersebut
pelaksanaan praktiknya tidak sepenuhnya dilakukan di perusahaan. Oleh
karenanya, sebagai gantinya sebelum melaksanakan PKL di perusahaan,
para siswa terlebih dahulu melakukan praktik di sekolah selama 3 bulan.
Hal ini karena sekolah sudah memiliki tujuh teaching factory sebagai
sarana praktik siswa, dan salah satunya untuk jurusan tata busana,
tambahnya.
Nawal memaparkan, sebelum dilepas ke lapangan, sekolah
memberikan pembekalan terlebih dahulu kepada para siswanya.
Kemudian sekolah juga melakukan dua kali monitoring terhadap siswa
ketika mereka sedang melaksanakan PKL. Selain itu oara siswa juga
diharuskan memiliki nomor kontak telpon pembimbingnya masing-
masing, supaya ketika ada masalah harus segera melapor. Jadi
biasanya apablia ada masalah yang dialami oleh siswa, pembimbinglah
yang biasanya pertama kali tau. Kadang-kadang dalam seminggu saja
sudah ada masalah, jadi kalau sudah itu nanti kita tinjau ke sana, ungkap
Nawal.
Kemudian jika terbukti ada pihak perusahaan yang nakal kepada
siswanya, seperti memperkerjakan hingga larut malam dan diluar batas
normal. Sekolah tak segan untuk memutus hubungan kemitraan dengan
pihak perusahaan tersebut. Kami juga memutus hubungan terhadap
industri yang melakukan tindakan pelecehan dan bullying terhadap siswa
kami. tambah Nawal.

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 161


Sebagai siswa kelas XII, Reza Kristiaji atau yang akrab disapa
Eza ini telah merasakan PKL selama 6 bulan di Ibis The Trans
Luxury Hotel Bandung. Saat praktik sebagai house keeping, ia
mendapatkan pengalaman bekerja sangat bermanfaat baginya.
Hal ini karena pembelajaran yang selama ini ia lakukan di sekolah
dapat ia aplikasikan dengan benar-benar langsung melayani
konsumen. Karena jumlah kamar di Hotel Ibis sebanyak 606
kamar, setelah 3 bulan kami dilepas sendiri hingga bisa mengurus
20 kamar per orang. Saat itulah, saya merasakan bagaimana
bekerja di hotel yang sesungguhnya itu seperti apa, ujar Eza.
Hal senada juga dirasakan oleh Rosa Yusriana, siswa kelas
XII Akomadasi Perhotelan SMK Negeri 9 Bandung. Rosa yang
hobi masak ini mendapatkan pengalaman berharga sebagai
front office di Hotel Hilton Bandung. Hal tersebut terjadi ketika
ada tamu asal luar negeri yang menanyakan keluarganya yang
sedang menginap. Namun karena logat bahasa asingnya
yang kental, Rosa salah memaknai ucapan mereka dengan
menunjukannya kepada bagian reservasi kamar. Kesalahan itu
saya jadikan bahan pembelajaran untuk mengasah kemampuan
bahasa Inggris saya, kisah Rosa.
Selain itu, ketika ia bertugas, pihak perusahaan tak pernah
dibeda-bedakan karyawan, baik yang sedang praktik, training
atau karyawan lama di sana. Perusahaan juga memberikan
fasilitas yang sama dengan yang lainnya. Hotel Hilton memiliki
visi misi yang sangat mengutamakan keramahan dan senyum
bagi saiapa saja, baik itu pelanggan ataupun sesama pegawai.
Selain itu, saya juga mendapatkan uang saku sebesar 250
ribu per bulan, ujar Rosa, yang berkeinginan menggeluti dunia
perhotelan dengan sekolah ke Sekolah Tinggi Pariwisata (STP)
Bandung.
(Kiri) Rosa Yusriana, siswi kelas XII
Jurusan Akomodasi Perhotelan

(Kanan) Reza Kristiaji, siswa kelas XII


Jurusan Akomodasi Perhotelan

Foto: Mukti Ali


162 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Mukti Ali

MAGANG KE MALAYSIA
SMK Negeri 9 Bandung juga membuka kesempatan magang yang merupakan hal
terpenting agar para siswa siap memasuki dunia kerja. Oleh karenanya sejak 2006,
SMK NEGERI 9 Bandung mengembangkan peluang magang bagi siswa hingga ke
luar Negeri dengan membuat nota kesepahaman dengan 11 hotel dan restoran
di Kuala Lumpur, Malaysia. Siswa yang dikirim, sekitar 70% berasal dari jurusan
perhotelan, sedangkan sisanya dari jurusan jasa boga. Pada 2010, kami mundur dan
tak mengirimkan lagi siswa untuk PKL karena ada peraturan mengenai pembatasan
usia pekerja yang harus diatas 17 tahun. Tetapi, kami kemudian sekarang masuk lagi
karena ada beberapa provinsi di Malaysia, seperti ke Johor Baru dan Kuantan yang
masih memperbolehkan pekerja di bawah usia 17 tahun. tutur Nawal.
Menurutnya, tujuan dari sekolah memilih bekerja sama dengan Malaysia agar para
siswa tidak terlalu terkejut jika magang di negara yang memiliki kebudayaan yang
hampir sama. Sebenarnya untuk bekerja di luar Negeri kami ada banyak permintaan,
tapi kami terkendala oleh pengurusan visa dan paspor. Karena perusahaan tidak ikut
terlibat langsung untuk membantu pembuatan itu, tuturnya.

LULUSAN YANG MAMPU BERSAING


Saat ini minat siswa SMK NEGERI 9 Bandung untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi cenderung meningkat, dibandingkan yang memilih untuk
bekerja. Dari hasil penelusuran penyerapan alumni yang dilakukan oleh sekolah,
Nawal menemukan fakta bawa ada sebanyak 40% alumni yang melanjutkan sekolah,
dan sisanya memilih untuk bekerja. Sedangkan untuk yang memilih berwiraswasta

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 163


Sofia Masriani,
guru produktif paket keahlian
tata kecantikan kulit

persentasenya masih sangat kecil sekali. Selain lulusan Jurusan


Perhotelan lulusannya cukup banyak, kemungkinan siswa untuk
membuka usaha perhotelan sangat kecil karena memerlukan dana
yang tak sedikit, Kata Nawal.
Fenomena yang terjadi saat ini sudah terjadi selama dua tahun
terakhir. Hal ini karena ada keinginan orangtua untuk meningkatkan
latar belakang pendidikan anak-anaknya. Padahal sebenarnya tujuan
dari SMK itu ada tiga. Pertama, berwirausaha. Kedua, bekerja. Dan
yang ketiga melanjutkan. Kondisi ini tak bisa kami pungkiri, karena
disisi lain fenomena ini menjadi kebanggaan untuk kami karena
mereka bisa bersaing dan masuk di universitas-universitas besar.
tambah Nawal.
Oleh karenanya ketika banyak permintaan dari perusahaan
untuk merekrut lulusan dari SMK NEGERI 9 Bandung, sekolah tidak
menyanggupi kebutuhan tersebut. Kami biasanya mengumpulkan
permintaan-permintaan dari perusahaan untuk perekrutan pekerja.
Pada bulan April, kami baru programkan untuk melakukan rekrutmen
bersama semua perusahaan di sekolah. Karena banyak industri, siswa
akhirnya pilih-pilih perusahaan yang betul-betul menjanjikan untuk
mereka. Bahkan saat ada kegiatan Bursa Kerja Khusus (BKK) atau
jobmatching banyak anak yang tidak mengikuti kegiatan ini karena
sudah banyak siswa yang ditandai untuk direkrut oleh perusahaan
tempat mereka melakukan PKL.

164 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Menurut Nawal, salah satu jurusan yang serapan
lulusannya sangat cepat oleh dunia usaha dan industri
adalah jurusan tata kecantikan kulit dan rambut. Selain
Foto-foto: Mukti Ali
itu, karena permintaan perusahaan yang sangat banyak,
lulusan kedua jurusan ini cukup sedikit dibandingkan
dengan jurusan lain. Di Kota Bandung untuk sekolah
yang memiliki jurusan kecantikan hanya ada beberapa
atau bahkan kami satu-satunya, karena kebanyakan
merupakan pusat pelatihan. tukasnya.
Sofia Masriani, selaku guru produktif paket keahlian
tata kecantikan kulit menambahkan, bahwa prioritas
lulusan jurusannya diharapkan bisa menguasai bidang
keahlian perawatan kulit wajah dan body spa serta
messege. Tamatan dari jurusan ini hampir 80% hingga
90% terserap industri tata kecantikan seperti tempat Spa
dan Skin Care, di Kota Bandung, ujar Sofi.

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 165


Keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ini
diungkapkan oleh Renaldi Ramadhan Widjaya. Pria yang akrab disapa Rey ini
mengaku ingin fokus menjadi orang yang professional dalam dunia perhotelan.
Oleh karena itu, kedepannya setelah lulus dari SMK Negeri 9 Bandung , ia
berharap bisa melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB).
Kalau ada rezeki saya ingin melanjutkan, tapi kalau tidak saya akan bekerja agar
tidak merepotkan orangtua juga, tutur Rey.
Hal serupa juga diakui oleh Adelia Rianti Putri, siswa perempuan yang akrab
disapa Adel ini, memiliki cita-cita untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang
selanjutnya. Namun meski saat ini studinya di bidang perhotelan, tapi ia berharap
usai lulus dari SMK bisa masuk ke Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN)
atau ke Sekolah Pramugari National Aviation Airline Education Center (NASA)
Bandung. Tapi agar tidak banyak membebani orangtua, saya berharap kalau
bisa bekerja sambil belajar. Minimal saya punya bekal untuk diri saya sendiri,
kata Adel.

OMZET YANG FANTASTIS


Tak hanya piawai menyiapkan lulusan yang diincar oleh dunia industri dan
usaha dalam bidang pariwisata dan kecantikan. Oleh karenanya, sebagai sekolah
model pariwisata, SMK Negeri 9 Bandung mengembangkan sejumlah unit
usaha dan produksi sebagai sarana aktivitas kewirausahaan dan praktik untuk
mengembangkan potensi serta kompetensi dimiliki oleh siswa. Ada 7 unit usaha
yang dimiliki SMK NEGERI 9 Bandung, seperti Edu Hotel, Edu laundry, Jasa Travel,
Edu Collection, Edu Salon Hair and SPA, Edu Pastry, dan Edu Restorant. Selain
sebagai sarana praktik siswa, unit usaha yang dimiliki sekolah juga merupakan
unit produksi, ujar Kepala SMK Negeri 9 Bandung.
Sedangkan dalam menjalankan unit bisnis, sekolah merekrut pegawai
yang bisa mengelola secara profesional, yang biasanya direkrut dari alumni.
Sedangkan dalam pelayanan dan pengerjaanya, sekolah melibatkan
s i s w a . Diikut sertakannya siswa dalam pengelolaan unit
usaha bukan hanya sebagai tenaga kerja, tetapi
sebagai media melatih siswa agar mampu
menjalankan bisnis, tambahnya.
Menurut pria yang akrab disapa Hari ini,
unit usaha dan produksi yang dimiliki oleh
SMK Negeri 9 Bandung juga berperan dalam
penambahan sumber dana untuk sekolah.
Hal ini karena sebagai suatu nirlaba maka
dana hasil usaha yang diperoleh dari unit

(Kiri) Renaldi Ramadhan, siswa kelas XII


Jurusan Akomodasi Perhotelan

(Kanan) Adelia Rianti Putri, siswi kelas XII


Jurusan Akomodasi Perhotelan
166 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Mukti Ali
Foto: Mukti Ali

produksi digunakan untuk membantu biaya pemeliharaan sekolah.


Hal ini karena pengembangankan teaching factory di SMK NEGERI
9 Bandung yang telah dilakukan sejak tahun 2007 ini telah mampu
meraih omzet hingga sekitar 2 milyar per tahun. Sedangkan
keuntungannya bisa mencapai 15% hingga 20%. Awalnya unit
usaha diprogramkan menyumbang sekitar 2% dari RKAS (Rencana
Kegiatan Anggaran Sekolah). Namun ternyata kami sudah bisa
berkontribusi untuk pendanaan sekolah sebesar 3% hingga 5%,
tukas Hari.
Unit usaha milki SMKN 9 Bandung adalah perhotelan, pastry
dan jasa boga. Untuk Perhotelan, keuntungannya berasal dari
penyewaan jasa dan layanan Hotel yang dimiliki oleh SMKN 9
Bandung. Hotel yang bernama Edotel ini menyediakan 18 kamar
dengan berbagai tipe dan harga, serta ruangan pertemuan untuk
meeting. Fasilitas yang dimiliki di hotel seperti air panas dan dingin,
internet hotspot, TV layar datar, AC, dan kulkas. Ada juga aula
untuk ruang pertemuan. Sedangkan untuk unit usaha Pastery dan
Catering, SMKN 9 Bandung telah banyak mendapatkan pesanan
dari berbagai tingkat konsumen. Baik untuk rapat hingga pernikahan
diselenggarakan sekolah, termasuk layanan penyediaan pastry.
Pendidikan kewirausahaan ini menjadi kesempatan bagi siswa
agar bisa mandiri dan sebagai bekal kewirausahaan, ujar Hari. S

SMK NEGERI 9 BANDUNG, KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT 167


168 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 6
YOGYAKARTA
KOTA YOGYAKARTA,
PROVINSI DI YOGYAKARTA

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 169


Foto: Dipo Handoko

170 PROFIL SMK


10 SMK
RUJUKAN
RUJUKAN
PARIWISATA
PARIWISATA
Oke di Akademis,
Juga Well Groomed
P
ada ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) di
level Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta boleh
dibilang siswa-siswa SMK Negeri 6 Yogyakarta
sudah mampu menaklukkannya. Pada empat
tahun terakhir penyelenggaraan LKS misalnya, siswa
SMKN 6 Yogyakarta sudah menjadi yang terbaik
seantero DIY. Mereka menjuarai LKS Bidang Kecantikan
Rambut dan Bidang Perhotelan LKS 2012.

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 171


Di tahun-tahun berikutnya, selalu ada yang menjadi Juara 1 LKS level
Provinsi DIY. Lomba bidang Tata Kecantikan Rambut, Tata Kecantikan Kulit dan
Usaha Perjalanan Wisata, menjadi jawaranya di LKS 2013. Pada tahun 2014,
Neviona Cristin Ega Saputri, mencatatkan namanya sebagai Juara 1 LKS Bidang
Bahasa Perancis di tingkat DIY. Setahun kemudian 2015, Neviona menjadi
jawara nasional.
Prestasi amat membanggakan juga ditorehkan Earlene Santoso, yang
menjadi Juara 1 berturut-turut pada LKS Bidang Tourist Industry/Usaha
Perjalanan Wisata pada tahun 2015 dan 2016 di tingkat DIY. Hebatnya, di LKS
2016, Earlene juga dinobatkan menjadi yang terbaik meski harus berbagi juara
dengan Salsabila Dwi Handika Putri, siswa SMKN 57 Jakarta, yang sama-sama
meraih Juara 2. Ketika itu juri menetapkan tidak ada Juara 1 karena tidak
melewati batas penilaian sebagai Juara 1. Pencapaian terbaik nasional itu
hingga kini belum mampu disamai siswa-siswa SMK program keahlian Usaha
Perjalanan Pariwisata di Yogyakarta.

172 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Aory Fitri Sabani,
siswi kelas XI Usaha Perjalanan Wisata (UPW)

Program keahlian UPW memang baru seumur jagung di SMKN


6 Yogyakarta. Program keahlian ini baru dibuka pada tahun 2008.
Artinya, hingga 2016 ini, baru tujuh angkatan yang sudah lulus.
Jurusan UPW selama ini juga hanya membuka satu kelas yang berisi
32 siswa. Aory Fitri Sabani, 17 tahun, salah satu siswa Kelas XI UPW,
yang merasa bangga bisa menjadi bagian dari SMKN 6 Yogyakarta.
Kelas UPW menurut saya memang paling spesial, kata Aory, putri
tunggal pasangan Jajang Sabana dan Lita Marwati, yang saban hari
bergelut dengan usaha jasa pemotretan.
Aory memang sudah amat menyukai dunia pemandu wisata. Ketika
masih di bangku SMP Negeri 1 Banguntapan, yang menyelenggarakan
kelas bilingual, Aory sudah biasa menggunakan bahasa Inggris. Di
sana, ia amat menyukai praktek berbahasa Inggris dengan menjadi
Foto-foto: Dipo Handoko pemandu di Candi Prambanan, Yogyakarta. Saya sudah sering
bertemu dengan wisatawan asing. Dari kecil sebenarnya sudah suka
bahasa Inggris, katanya.
Setamat dari SMP, Aory sebenarnya ingin melanjutkan ke
sekolah internasional. Namun obsesinya itu terlalu tinggi. Ibunya
menyarankan masuk ke SMK Program Keahlian Pariwisata. Akhirnya
saya menentukan pilihan pertama SMKN 6 dan SMKN 4 sebagai
pilihan kedua. UN saya bagus, jadi bisa lolos seleksi di sini, katanya.
Aory merasa pilihannya di UP sudah sangat tepat. Apalagi,
menurutnya, teman-teman satu kelas sangat kompak, bahkan sudah
seperti keluarga. Di kelas kami, kalau ada masalah antar teman,
biasanya akan cepat selesai, karena semua teman akan berusaha
membantu menyelesaikan. Kami kelas yang paling kompak, kata
Aory.

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 173


Foto: Dok. SMK Negeri 6 Yogyakarta

Pembelajaran di UPW juga amat disukai Aory dan teman-temannya, yang hanya ada
lima orang siswa laki-laki dari 32 anak. Guru-guru produktif kami mengajar dengan dinamis.
Sehingga kami sekelas terbiasa aktif. Ibu Sri Lestari termasuk guru terbaik kami. Beliau
mengajar jam pelajaran terbanyak di kelas UPW. Chemistry-nya juga sudah dapat banget
dengan kami, kata Aory.
Guru yang tegas, keras, dan disiplin justru disukai Aory dan teman-temnnya. Justru
dengan guru yang cenderung kalem, pendiam, dan kurang aktif siswa UPW tidak cocok.
Kami pernah protes ke Bapak Kepala Sekolah dua kali, karena diajar guru yang kurang aktif.
Beberapa guru normatif memang menyebut kami kelas ramai, terlalu aktif, terlalu banyak
bertanya dan kritis, kata Aory.
Kekompakkan kelas UPW bahkan mampu membawa perubahan satu sekolah. Ceritanya
mereka kompak menggunakan dasi setiap harinya. Seluruh sekolah pun membicarakan
kebiasaan baru itu. Sebab seragam di sana memang tidak menyeratakan dasi sebagai
pelengkap atribut seragam sekolah. Kami menggunakan dasi bukan untuk menyamakan
dengan anak SMA. Namun kami merasa lebih grooming (berpenampilan diri) yang bagus
dengan berdasi dan sepatu pantofel hitam, kata Aory. Ternyata gaya baru kelas UPW itu
diadopsi sekolah hingga keluar kebijakan mewajibkan semua siswa berdasi.
Aory berharap setamat nanti bisa melanjutkan kuliah di jurusan bahasa seperti yang
disarankan ibunya. Menurutnya, jika punya kemampuan berbahasa asing yang baik,
kapanpun bisa digunakan, selain untuk menunjang pekerjaan di pariwisata, juga bisa dipakai
untuk mengajar di lembaga bahasa atau bimbingan belajar. Semoga bisa kuliah di Jurusan
Bahasa Korea di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, katanya.

174 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dipo Handoko

Jika pun harus langsung bekerja, orangtua juga


sudah mengizinkan bekerja di luar Kota Yogyakarta.
Sebab pekerjaan bidang perjalanan pariwisata memang
cenderung akan tidak menerap di satu kota. Sesuai
tuntutan kompetensi di UPW, kami juga bisa bekerja di
sejumlah bidang usaha. Bisa menjadi pemandu wisata,
atau bisa juga tiketing, katanya.
Praktek yang paling saya sukai guiding, karena
langsung berhadapan dengan orang. Sementara kalau
ticketing, menurut saya paling susah apalagi ticketing
internasional yang akan berhadapan dengan sistem yang
menurut saya sulit dimengerti, kata Aory yang pernah
mendapat nilai 64 di pelajaran ticketing, paling jelek yang
pernah ia raih.
Anisa Nur Riswanti,
Anisa Nur Riswanti, 17 tahun, kelas XI Akomodasi siswi kelas XI jurusan
Akomodasi Perhotelan
Perhotelan, juga amat menyukai sekolahnya. Ketika
lulus SMPN Berbah, Sleman, Anisa sebenarnya belum
mengenal SMKN 6. Awalnya ia ingin mengikuti jejak kakak
sepupunya, yang lulusan SMKN 4 Yogyakarta, yang sudah
bekerja di Hotel Royal Ambarrukmo, Jakarta. Namun
atas saran kakaknya, Anisa diminta mendaftar ke SMKN
6 Yogyakarta. Kakak saya bilang SMKN 6 paling unggul
sebagai sekolah pariwisata, kata Anisa.
Awalnya Anisa belum bisa menyesuaikan diri dengan
budaya sekolah yang mengharuskan siswa mandiri
dengan banyak tugas, aturan disiplin, dan pembentukan
sikap yang ketat. Awalnya saya lebih suka masa SMP yang
lebih friendly. Hingga saya dan teman mengerjakan tugas
sendiri, karena belum akrab dengan teman lain. Namun
sekarang semua sudah cair, sudah baik hubungannya,
kata Anisa, yang juga aktif dalam kegiatan Peleton Inti
sebagai ekstra kurikuler.
Pernah pula ada kejadian yang membekas di benak
Anisa, suatu ketika ada guru pengajar Pengantar Pariwisata
yang mendisiplinkan temannya namun dengan cara
kurang baik. Sang guru justru memarahi dan meremehkan
jawaban teman Anisa. Siswa sampai menangis dan keluar
kelas. Namun pada akhirnya guru tersebut sudah meminta
meminta maaf kepada teman kami, kata Anisa.

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 175


Hubungan siswa dan guru yang dekat, menjadikan Anisa menyukai
suasana sekolah. Misalnya ketika siswa menemukan perbedaan SOP
reservasi di lapangan dengan yang diajarkan guru di kelas. Siswa bisa
langsung menanyakan kepada guru. Yang dijelaskan guru memang
sangat detail. Sementara yang kami lihat di resepsionis hotel, ternyata
lebih santai dan tidak berbelit-belit dalam melayani reservasi, kata
Anisa.
Pelajaran praktek yang tak disukai Anisa adalah menggunakan
mesin pengilap lantai atau polisher. Alat polisher sangat sangat berat.
Mending bekerja di FO (front office), atau sebagai operator telepon yang
merupakan jantungnya hotel. Saya merasa antusias dan termotiviasi
belajar sebagai operator telepon, yang awalnya kurang saya pahami,
katanya.
Anisa juga antusias mengikuti ujian kompetensi untuk FO. Lulusan
Akomodasi Perhotelan memang diwajibkan mengikuti ujian kompetensi
salah satu dari dua hal, yakni FO dan house keeping. Ada satu lagi, yaknu
food and beveradge (F&B), namun hanya sebagai tambahan kompetensi.
Untuk melamar pekerjaan kami harus memiliki sertifikat kompetensi
kerja, apakah FO atau house keeping. Kompetensi F&B memang hanya
sekadar diajarkan. Namun untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) juga
tidak dianjurkan, kata Anisa.
Anisa sendiri sudah memiliki sertifikat sebagai peserta kunjungan
ke Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, mengikuti pelatihan tabel
manner. Sekolah kami juga rutin mendatangkan guru tamu. Misalnya
dari Hotel Melia Purosani, yang pernah mengajar tentang seluk beluk
bagian laundry, katanya.
Kelak ketika lulus, Anisa ingin bisa bekerja di Hotel Tentrem
Yogyakarta, yang merupakan hotel bintang lima di bawah Grup Sido
Muncul. Saya suka di sana karena sudah sering mengikuti kerja casual
di sana. Saya menjadi waitress untuk sejumlah acara, di antaranya
pernikahan dan pertemuan-pertemuan kantor, kata Anisa. Anisa pun
sudah punya tambahan pengalaman bekerja, bahkan sebelum ia
menjalani PKL.

176 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dipo Handoko

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 177


Foto: Dipo Handoko

BERMULA SEKOLAH GURU KEPANDAIAN PUTRI


Menyambangi SMKN 6 Yogyakarta seperti memasuki bangunan masa
kolonial. Meski di sana-sani sudah banyak perubahan, namun ada bangunan
utama sekolah yang masih menyisakan struktur gedung masa penjajahan
Belanda. Ada tangga melingkar di begitu memasuki lobi utama. Tangga
melingkar ini sudah tidak boleh dinaiki, karena usianya sudah tua. Khawatir saja
jika setiap hari untuk jalan siswa kami yang lebih dari seribu, bisa rubuh, kata
Drs. Rustamaji, M.Pd. Kepala SMKN 6 Yogyakarta yang baru dilantik menjadi
pada 1 April 2016 lalu.
Cikal bakal SMKN 6 adalah sekolah lawas Sekolah Guru Kepandaian Putri
yang didirikan pada masa perang fisik kemerdekaan, yakni pada tanggal 1
Januari 1946. Sekolah ini bertujuan menghasilkan guru Sekolah Kepandaian
Putri (SKP) serta tenaga pembangunan di bidang kerumahtanggan.
Lama belajar di SGKP selama 4 tahun. Mata pelajarannya dibagi menjadi
bagian rumah tangga, menjahit dan kerajinan tangan, serta bagian umum.
Masyarakat mengenalnya sebagai kelas A untuk Memasak, kelas B Menjahit dan
Kelas C Kerajinan. Kepala sekolah pertamanya adalah Kartini Prawirotanoyo.
Bangunan sekolahnya berpindah-pindah hingga akhirnya menetap di
Lempuyangwangi atau persisnya di Jalan Hayam Wuruk Nomor 11 Yogyakarta.
Tuntutan zaman di masa itu sudah tidak dapat di akomodasi sekolah. SKP
sendiri sudah ditutup secara bertahap mulai tahun 1962. Hingga akhirnya
di tahun 1964, SGKP juga ditutup. Pemerintah membuka sekolah baru yakni
Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA) Negeri Yogyakarta. Istilah
kepandaian putri berganti menjadi kesejahteraan keluarga.

178 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dipo Handoko

Drs. Rustamaji, M.Pd.,


Kepala SMK Negeri 6 Yogyakarta

Mulai tahun 1971, SKKA berpindah


gedung ke Jalan Kenari 2, kemudian
berpindah lagi ke Jalan Kenari 4,
seperti yang ditempati sekarang
ini. Ketika dipimpin kepala sekolah
ibu Roemijati Soegiharto, sekolah
membuka Jurusan Tata Boga, Tata
Busana dan Tata Graha. Ketika
itu lahir pula Sekolah Menengah
Teknologi Kerumahtanggan (SMTK),
yang kelak berubah menjadi SMK Negeri 4 Yogyakarta.
Pada tahun 1974, nama SKKA berubah menjadi Sekolah
Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK). Di masa kepala sekolah
Supartini (1980-1990), sekolah membuka jurusan Boga, Busana dan
Rumah Tangga. Era SMK dimulai tahun 1996 dengan perubahan
nama menjadi SMK Negeri 6 dalam Kelompok Program Studi
Pariwisata. Jurusan yang diselenggarakan adalah Tata Boga, Tata
Busana dan Tata Kecantikan.
Pada tahun 2000 dibuka program keahlian Tata Kecantikan
Rambut dan Tata Kecantikan Kulit. Tahun ajaran 2006/2007 dibuka
lagi bidang keahlian Hotel Restoran. Pada tahun ajaran 2008/2009,
hadir pula program keahlian baru, Patiseri. Pada Agustus 2008,
sekolah sudah meraih ISO 9001:2000. Sekolah juga meresmikan
pembukaan Hotel Training Center Edotel Kenari.
Kali ini kami mengusung konsep Heading to Better Future. Kami
berusaha membawa anak-anak kami menuju masa depan yang
bagus, kata Rustamaji, yang sebelumnya menjabat Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan.
Agar siswa merasa nyaman belajar di sekolah, Rustamaji
membangun konsep sekolah yang selalu menyambut siswa dengan
baik, dari awal siswa menginjakkan kaki di halaman sekolah, hingga
mereka pulang. Pagi, di gerbang sekolah ada empat orang guru piket
yang ditugasi menyambut siswa, guru, dan tenaga kependidikan
sekolah. Anak yang datang ke sekolah mungkin membawa masalah
dari rumah. Apakah soal uang saku, persoalan pribadi di rumah, atau
dengan teman. Makanya kami menyebut semua siswa adalah anak-
anakku, kata Rustamaji, yang mengajar Bahasa Indonesia.

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 179


Di awal sebelum jam pembelajaran, sekolah mengembangkan gerakan literasi
sekolah. Pada Selasa dan Kamis, mulai pukul 7.00 anak masuk kelas, langsung diminta
membaca buku selama 15 menit. Temanya sudah ditentukan tiap bulannya. Tema
sekarang misalnya, sejarah, bulan depan kesusasteraan. Di akhir bulan, semua siswa
diminta membuat resume atas bacaan yang dikumpulkan ke ketua kelas.
Gerakan literasi juga dibumikan dengan pemanfaatan perpustakaan sebagai
tempat membaca. Setiap Senin diperuntukkan bagi siswa kelas X, Rabu
untuk kelas XI dan Jumat untuk kelas XII. Di luar hari
itu memang bebas ke perpustakaan. Kegiatan literasi
lainnya adalah Bedah Buku, seminar gerakan literasi,
dan pemberian reading award bagi siswa yang paling
banyak membaca buku perpustakaan setiap tiga bulan
sekali, kata Rustamaji.
Kegiatan lain dalam rangka g e r a k a n
literasi sekolah adalah menerbitkan b u l e t i n
Aksis (Ajang Kreativitas Siswa), mengadakan
diklat jurnalistik, mengadakan lomba resensi
buku, Bulan Bahasa, lomba mading, dan menerbitkan
antologi karya sastra guru dan
siswa.
Rustamaji juga
mengembangkan
sistem kontrol
perencanaan
pembelajaran
guru dalam
rentang panjang,
yakni setidaknya
dalam satu
semester, atau
sekitar 18 pekan.
Semua guru membuat
rincian materi mingguan
hingga satu semester. Sebab
setiap guru harus memiliki
kepastian perencanaan akan
mengajar materi apa saja
setiap pekannya. Dengan

Lomba Kecantikan Rambut


yang diikuti oleh siswa
SMK Negeri 6 Yogyakarta

Foto: Dok. SMK Negeri 6 Yogyakarta


180 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Dipo Handoko

begitu akan mudah dipantau setiap guru apakah mengajar sesuai


perencanaan atau tidak. Kalau ada yang izin, maka guru pengganti
juga akan dengan jelas melihat materi apa yang akan diajarkan, Siswi-siswi Jurusan
katanya. Usaha Perjalanan Wisata dan
Akomodasi Perhotelan

MEMBUMIKAN PARIWISATA DI SEMUA JURUSAN


Sri Lestari, S.Pd., 42 tahun, beruntung merasakan pengalaman
mengajar di SMK yang berbeda-beda. Lulusan Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung ini pernah mengajar di SMK Negeri 7
Yogyakarta (1998-2001), dan SMK Negeri 4 Yogyakarta (2001-
2010), sebelum akhirnya mengajar di SMKN 6 sejak tahun 2010
silam. Program keahlian Usaha Perjalanan Wisata memang lebih
dulu ada di SMKN 7 dan SMKN 4 Yogyakarta. Sementara SMKN 6
Yogya baru dibentuk pada tahun ajaran 2008/2009.
Semakin meningkatnya mutu siswa kelas UPW, juga dibarengi
program keahlian lain, mampu mendongkrak animo lulusan SMP
mendaftar ke SMKN 6. Alhamdulillah input kami semakin bagus
tahun ke tahun. Dulu kami dicap sebagai sekolah pariwisata
termuda, sekarang kami insyaAllah sudah the best. Input pada
Penerimaan Peserta Didik Baru sudah leading dari SMKN lain. Ada
kebanggaan karena saya turut memberikan perubahan di sini,
memberikan sesuatu yang lebih kepada siswa-siswa kami, kata
Sri Lestari.

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 181


Foto: Dok. SMK Negeri 6 Yogyakarta

Sri Lestari dikenal sebagai guru yang tegas, keras dalam menetapkan
disiplin, namun juga guru yang banyak memberikan motivasi dan
semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Misalnya ada anak
yang tidak menggunakan sepatu sesuai aturan sekolah. Sri Lestari akan
meminta melepas dan selama seharian bertelanjang kaki di sekolah.
Di kelas X, saya selalu mengawali pembelajaran dengan memberikan
motivasi kepada anak, mengapa masuk di pariwisata. Saya berikan
gambaran tentang SMK, peluang kerja, kompetensi apa saja yang harus
dimiliki, semua harus dilandasi semangat dan motivasi yang tinggi,
katanya.
Sri Lestari juga memberi gambaran materi apa saja yang akan
disampaikan dari kelas X hingga kelas XII. Saya sampaikan bahwa
semboyan SMK Bisa! itu harus bisa apa saja, yakni bisa bekerja dan bisa
kuliah, katanya. Untuk memotiviasi siswanya, ia biasa menghadirkan
alumni SMKN 6 yang bekerja dan alumni yang melanjutkan kuliah.
Misalnya tempo hari saya menghadirkan lulusan UPW tahun 2014
yang sekarang sudah menjadi pegawai tetap di Hotel Phoenix Yogya.
Satu lagi alumni UPW yang kuliah di D3 Vokasi Pariwisata UGM.
Ternyata, kemampuan lulusan SMK lebih dari lulusan SMA. Siswa kami
yang kuliah itu sudah menjadi asisten dosen, ujar Sri Lestari bercerita
panjang lebar.

182 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto-foto: Dipo Handoko

(Kiri) edOTEL di SMK Negeri 6 Yogyakarta

(Tengah) Siswa tengah melakukan praktek House Keeping

(Kanan) Siswa tengah melakukan praktek Usaha Perjalanan Wisata

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 183


Sri Lestari, S.Pd.,
guru Jurusan Usaha Perjalanan Wisata

Karena latar belakang anak yang berbeda-beda,


Sri Lestari harus lebih sabar dalam memberikan rasa
kepercayaan diri anak agar kelak dapat berkomunikasi
dengan baik dengan banyak orang. Saya termasuk guru
Foto: Dipo Handoko yang keras untuk membenahi attitude siswa. Misalnya posisi
duduk anak perempuan harus benar, ekspresi wajah, posisi kaki. Untuk
membenahi sikap memang butuh pembiasaan yang harus diulang-ulang.
Siswa mungkin mengatakan saya agak cerewet, katanya.
Menurut Sri Lestari, industri pariwisata memang dibangun dari sikap
dan karakter. SDM pariwisata harus memiliki kejujuran, disiplin, dan
performance grooming (tampilan diri) yang baik. Sebenarnya tampil diri
baik bukan melulu pada anak-anak UPW, namun performance anak-anak
AP harus dibentuk sejak di sekolah. Grooming, keramahtamahan, image,
harus dibentuk sejak dini . Kalau baru dibentuk saat bekerja sudah sulit,
katanya.
Tak heran jika siswa SMKN 6 yang PKL selalu dipuji bagus oleh para
DU/DI mitra sekolah. Hasil dari PKL sebenarnya relatif, tergantung apa
yang didapat anak selama PKL. Kami memang ada catatan attitude
seperti apa, kemampuan sepeti apa, namun semua itu tergantung anak-
anak. Kami berusaha memonitor seminggu sekali bertanya kepada
supervisor. Kalau jawabannya anak-anak baik-baik saja, biasanya saya
justru bertanya-tanya. Sebab sekolah harus tahu apa yang tidak mampu
dilakukan siswa, juga apa yang diharapkan industri, katanya.
Hal yang dirasa kurang pada siswanya, kata Sri Lestari, di antaranya
adalah kemampuan berkomunikasi yang baik. Yang menjadi tuntutan juga
adalah kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Oleh karena
itu, Sri Lestari sering mengajak siswanya mengujungi wilayah yang banyak
wisatawan asing, seperi Candi Prambanan, Keraton, dan Sonobudoyo.
Kunjungan praktek industri ini memang harus dibiayai masing-masing
anak. Saya berusaha mencari diskon masuk. Misalnya di Prambanan kami
hanya membayar Rp 15.000, atau separo harga. Anak harus memiliki
kemampuan guiding yang luas, katanya.

184 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dipo Handoko

Lulusan UPW, menurut Sri Lestari, minimal harus memiliki empat kompetensi,
yakni menjadi guide, event organizer, tour planner, dan ticketing staf. Semua
harus dikuasai. Bukan hanya mampu memandu wisata, namun juga mampu
menyusun paket wisata, menawarkan, dan terjun langsung. Mereka juga harus
mampu memberikan pelayanan terbaik dalam menentukan perjalanan, katanya.
Anak UPW sudah mampu ketika ditanya tamu yang hanya punya waktu tiga
hari untuk mengunjungi wisata mana saja. Sebabmereka punya kompetensi
yang lebih banyak daripada siswa Akomodasi Perhotelan. Tak heran jika alumni
UPW banyak pula yang bekerja di perhotelan. Mereka mampu berkomunikasi,
menyusun event, juga touring hotel.
Meski sudah ada banyak aplikasi pelayanan perjalanan, Sri Lestari tak merasa
SDM UPW menjadi tersingkirkan. Sebab orang yang mem-booking hotel melalui
aplikasi tidak bisa memilih kamar. Sementara walking guest dapat berinteraksi
dengan orang, yang akan memberikan layanan dan membantu menentukan
pilihan terbaik. Di setiap hotel biasanya juga menyediakan kamar yang sengaja
dikosongkan untuk kebutuhan tamu-tamu penting, misalnya relasi perusahaan,
crew penerbangan yang tidak bisa diakses dari aplikasi pemesanan booking
online, ujarnya.
Sekolah juga harus mencermati perkembangan di DUDI agar juga diketahui
siswa. Misalnya ketika ada siswa PKL yang ditegur oleh industri, karena dianggap
berbeda dalam menyusun paket wisata. Ternyata setelah saya pelajari, cara
industri lebih instan, cepat, sementara di kelas kami mengajarkan lebih teoritis,
langkah demi langkah. Saya katakan kepada siswa, bahwa tidak ada yang salah,
hasilnya sama, namun prosesnya saja yang berbeda, katanya.

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 185


Foto: Dipo Handoko

Oleh karena itu Sri Lestari telah memasukkan cara-cara di industri ke dalam pembelajaran
kelas. Cara industri boleh dipakai. Namun siswa tetap harus memahai cara teoritis yang
diajarkan di kelas. Misalnya, industri yang menghitung biaya variabel langsung dikalikan
jumlah peserta. Sementara di kelas, teorinya adalah dengan membagi biaya fix dengan
jumlah pax.
Namun tak semua cara instan bisa diterima Sri Lestari. Misalnya siswa yang cenderung
bergantung pada smarphone alias ponsel pintar, misalnya ketika harus memandu tamu yang
akan melakukan sebuah perjalanan wisata. Saya katakan, kalian harus lebih smart dari
smartphone. Seorang pemandu harus bisa menceritakan perjalanan ke lokasi wisata, ada
apa saja, segala hal menarik selama perjalanan, katanya.
Yang juga menjadi perhatian Sri Lestari dan juga guru-guru UPW adalah pemahaman
kepariwisataan yang kurang di jurusan lain. Menurut Kurikulum 2013, pelajaran Pengantar
Pariwisata harus diajarkan di program keahlian di SMK Pariwisata. Siswa tata boga, busana,
kencatikan, harus paham mengapa belajar Pengantar Pariwisata. Desainer, yang restoran
harus paham tentang pariwisata dan pendukungnya, seperti airport, dan geografi kota-kota
penting, katanya.
UPW sebagai program keahlian yang baru memiliki satu kelas, menurtu Sri Lestari,
membutuhkan ruangan khusus. Selama ini ruang belajar mereka masih berbagi dengan
dengan kelas juresan lain. Kami sebernanya menjual jasa, sehingga dengan kondisi apapun
berusaha mengadaptasi diri. Yang penting memberikan komunikasi baik, good performance.
Tempat praktek akhirnya bisa di mana saja. Namun jika ada ruang khusus bagi kelas UPW
juga akan lebih baik, katanya

PERLU SAUS KHUSUS


Dra. Latifah Iskandar, 58 tahun, Ketua Komite Sekolah, juga amat gembira dengan
perkembangan SMKN 6 Yogya. Kegembiraan Latifah karena ia adalah alumni SMKN 6
lulusan tahun 1976. Sikap disiplin kerja anak-anak di sini bagus. Mungkin sudah dilatih
sejak kelas satu, juga latihan membangun etos kerja. Berbeda dengan siswa SMK lain, kata
Latifah yang pernah menjadi anggota DPR periode 2004-2009.

186 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Latifah bisa membandingkan dengan siswa SMKN
lain, karena usaha garmen miliknya sering menerima
siswa PKL. SDM kami harus sabar betul dalam Foto: Dipo Handoko
membimbing anak SMK lain. Mereka lebih sering
menonton saat PKL. Kalau siswa SMKN 6 berkerjanya
lebih bagus, lebih cepat paham, misalnya memasang
kancing, bikin kerah, semuanya bagus, katanya.
Namun Latifah sosok yang menyukai tantangan,
sehingga tetap menerima siswa PKL dari SMK yang
dinilai kurang. Sementara siswa SMKN 6 malah sudah
tidak ada lagi yang PKL di tempatnya. Kalau anak
SMKN 6 sudah bagus. Mereka juga sudah banyak yang
bekerja di tempat saya, bahkan sudah banyak yang
pindah karena menikah, atau pindah ke perusahaan
garmen yang lebih besar, sementara tempat saya hanya
20 pekerja, katanya.
Menurutnya, kemampuan siswa SMKN 6 yang
agak kurang adalah bekerja di dibisi bordir yang sudah
berbasis komputer. Siswa SMKN 6 belum bisa. Di divisi
ini harus memiliki keahlian desain grafis dan operasional
Dra. Latifah Iskandar,
mesin, katanya.
Ketua Komite Sekolah dan
Terkait kerja Komite Sekolah, Latifah menilai DU/DI yang bekerjasama dengan
SMK Negeri 6 Yogyakarta
dibutuhkan SDM yang bagus dan memiliki pemahaman
pendidikan agar bisa berperan terhadap kemajuan
sekolah. Sayangnya, tak pengurus Komite Sekolah
kebanyakan masih bekerja, sehingga dibutuhkan
konsolidasi yang baik khususnya anggota tetap Komite
Sekolah. Komite Skeolah kan harus mampu mendukung
kebijakan sekolah, misalnya soal kurikulum baru kan
perlu orang yang paham dunia pendidikan. Tupoksi
komite sekolah kadang tidak berkembang baik. Tapi hal
ini pastinya dialami banyak komite sekolah, katanya.
Komite SMKN 6 sendiri sudah berjalan bagus.
Meski tidak sering mengadakan pertemuan, namun
komunikasi dapat terjalan dengan media sosial. Komite
Skeolah juga berdiskusi dilibatkan dalam pembahasan
kebijakan sekolah. Satu hal yang saya titipkan ke
sekolah, adalah terkait etos kerja yang menjadi sangat
penting di masyarakat global. Harus bisa dicermati
sekolah. Secara akademis lulusan di sini sudah bagus.
Namun saya ingin anak-anak di sini, ibarat menu
perlu saus yang menjadikan makanan lebih maknyus.
Misalnya, entreprenuership sudah ada di sekolah, namun
pola pelatihannya apa saja, sehingga lulusan kami jauh
lebih bernilai, kata Latifah menambahkan. S

SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA, KOTA YOGYAKARTA, PROVINSI DI YOGYAKARTA 187


188 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 27
JAKARTA
KOTA JAKARTA,
PROVINSI DKI JAKARTA

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 189


Miliki Pastry Kitchen
Super Canggih,
Satu-satunya di Indonesia
S
epasang boneka ondel-ondel berukuran raksasa berdiri tegak di
samping pintu masuk gedung berarsitektur klasik dengan empat
pilar tebal menjulang, seolah menyapa siapapun yang melintasinya
dengan ucapan Selamat datang di Jakarta! Selamat datang di SMK Negeri
27!. Sebagai maskot Kota Jakarta, keberadaan ondel-ondel dan gedung
tua tersebut seolah mempertebal identitas sekolah yang istimewa ini.
Terletak di Jalan Dr. Sutomo Nomor 1, Jakarta Pusat, SMK Negeri 27
Jakarta memang memiliki banyak sekali keistimewaan. Terutama karena
sekolah ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Ditambah lagi dengan
predikat sekolah, dimana masyarakat sudah melabelinya sebagai SMK
terfavorit di Jakarta, tak heran jika siapapun yang menjadi bagian dari SMK
Negeri 27 memiliki rasa bangga yang begitu tinggi.
Maulida Rahma adalah salah satunya. Namun, kini ia telah menjadi
alumni SMK Negeri 27 Jakarta, baru lulus pada tahun 2016 lalu. Baginya,
pernah menjadi bagian dari SMK Negeri 27 Jakarta adalah sebuah
kebanggaan dan kenangan indah. Ia pun merasa sangat bersyukur
pernah bersekolah di SMK Negeri 27 Jakarta yang menurutnya adalah
sebuah berkah tersendiri. Betapa tidak, kini ia mendapat kesempatan
kuliah gratis di Universitas Trisakti, Jakarta. Namun bukan cuma-cuma
ia mendapatkannya, melainkan pun dengan perjuangan keras melalui
berbagai prestasi dan penghargaan yang dijaringnya.

190 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Arien TW SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 191
Foto-foto: Arien TW

Prestasi yang pernah diraih Maulida memang tak main-main.


Tahun 2013, ia mewakili Indonesia untuk berkompetisi di kejuaraan
World Skill Competition, sebuah kompetisi kompetensi keahlian untuk
siswa di sekolah kejuruan, yang diselenggarakan di Sapporo, Brazilia.
Ia harus bersaing dengan 59 negara lainnya, dan gadis ini berhasil
mendapatkan Medals of Excellence. Soal kejuaraan nasional, tentu
ia pun telah melibasnya. Pada Lomba Kompetensi Sekolah (LKS),
selain menjadi pemenang di tingkat DKI Jakarta, ia pun berhasil
menggondol juara I LKS tingkat Nasional. Maulida,
seperti anak-anak berprestasi lainnya, adalah salah
satu aset bangsa yang membanggakan. Salah
satu aset yang dibentuk melalui Sekolah
Menengah Kejuruan.
Tak hanya Maulida,
SMK Negeri 27 Jakarta
pun rupanya telah
mencetak banyak sekali
generasi berprestasi. Sebut
saja Bintang Azriel Xavier,

(Kiri) Maulida Rahma,


alumni SMK Negeri 27 Jakarta

(Kanan) Bintang Azriel Xavier,


siswa kelas XI Jurusan Akomodasi Perhotelan

192 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Sujadiyono, M.Pd.,
Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat

atau yang biasa akrab dipanggil Vier. Siswa yang saat


ini masih duduk di bangku kelas XI Jurusan Akomodasi
Perhotelan ini sangat lihai dalam berbahasa Jerman.
Tahun 2016, ia bahkan berhasil menjuarai lomba
Debat Bahasa Jerman di tingkat Provinsi DKI Jakarta.
Sebelumnya ia juga pernah menjuarai lomba Pidato
Bahasa Inggris.
Maulida, Xavier, dan masih banyak lagi anak-anak
Foto: Arien TW
lainnya adalah bukti bahwa kredibilitas SMK Negeri 27 Jakarta dapat
diperhitungkan. Tak hanya karena SMK Negeri 27 Jakarta termasuk
sekolah yang sudah lama berdiri, namun karena kompetensi, kinerja, dan
konsistensi warga sekolah selalu terjaga dengan baik dan bahkan terus
meningkat dari waktu ke waktu. Sebagai sekolah kejuruan yang berbasis
pariwisata dan perhotelan, SMK Negeri 27 Jakarta konsisten menelurkan
generasi-generasi muda siap kerja dengan kompetensi yang dapat
diandalkan.
Menjadi sekolah unggulan di kota besar seperti Jakarta tentu bukan
hal mudah untuk dipertahankan. Namun sejauh ini SMK Negeri 27 Jakarta
terbukti memiliki komitmen yang tinggi untuk terus mempertahankan
kualitas dan predikat terbaik sekolah. Hal ini pun diamini oleh Sujadiyono,
M.Pd., Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat. Ia mengatakan,
banyak faktor yang membuat SMK Negeri 27 Jakarta tetap menjadi yang
terbaik. SDM nya memiliki komitmen dan semangat tinggi, sarana dan
prasarananya memadai, serta lahan yang sangat cukup untuk melakukan
praktek. Oleh karena itu, beragam prestasi banyak diraih SMK Negeri 27
Jakarta ini.
Belum lagi kemampuannya untuk menjalin kerjasama dengan pihak-
pihak lain, baik itu dunia industri, instansi-instansi lain dalam rangka
untuk pengembangan sekolah, dan sebagainya. Mereka juga selalu
berkoordinasi, baik itu secara tertulis maupun pendekatan pribadi
untuk bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas, baik itu tentang pertamanan,
pertanian, hingga industri. Tak hanya dengan pihak di dalam negeri, namun
juga di luar negeri. Oleh karena itu, banyak pihak yang berkepentingan
dengan SMK Negeri 27, mulai dari tingkat kecamatan, walikota, hingga
gubernur, terangnya. Ia berharap, SMK Negeri 27 Jakarta dapat menjadi
teladan dan sumber inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya.

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 193


SEKOLAH DENGAN ASET SEJARAH
Keistimewaan lain dari SMK Negeri 27 Jakarta adalah terletak di wilayah cagar
budaya Provinsi DKI Jakarta. Di samping itu, SMK Negeri 27 Jakarta pun masih
memiliki sebuah bangunan tua peninggalan zaman kolonial yang kemudian menjadi
cagar budaya Provinsi DKI Jakarta, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur DKI
Jakarta No. 475 Tahun 1993, sehingga bentuk fisiknya harus senantiasa tetap
terjaga, tak boleh berubah.
Sekolah ini pun memiliki sejarah tersendiri yang dimulai sejak zaman kolonial.
Sebelum tahun 1942, sekolah yang memiliki luas 15.060 m2 ini bernama Logere Mizver
Heid School. Tahun 1942, gedung sekolah ditata kembali dengan gaya arsitektur
Eropa untuk kemudian digunakan sebagai Midelbare Huisshould School (MHS) atau
sekolah khusus untuk putri setingkat SLTP. Tak hanya MHS, di kompleks yang sama
pun juga dibangun Opleiding Schoolvoor Vak Onderwijzeressen (OSVO), atau sekolah
guru khusus untuk putri setingkat SLTA.
Baru pada tahun 1945 sekolah ini berubah nama menjadi Sekolah Kepandaian
Putri (SKP) dan Sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP). Tahun 1950, di kompleks
sekolah ini pun ditambah lagi satu sekolah, yakni FKIP Universitas Indonesia Jurusan
Ilmu Kesejahteraan Keluarga, yang menempati lokasi di bagian barat, sedangkan
SGKP berada di bagian timur. Tahun 1963, SGKP berubah nama menjadi SKKA
(Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas), yang pada tahun 1975 berubah lagi menjadi
SMTK (Sekolah Menengah Teknologi Kerumahtanggaan) dengan program studi
selama empat tahun.
Pada tahun 1984, bangunan SMTK diperbaharui dan diresmikan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu, Prof. Dr. Nugroho Noto Susanto.
Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 1994 dengan lama program studi tiga
tahun. Seiring perkembangan, pada tahun 1994, SMTK membuka enam program
studi keahlian.
Hingga tahun 1997, SMTK pun berubah nama menjadi SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) Negeri 27 Jakarta. Jumlah program kompetensi keahlian p u n
bertambah, menjadi tujuh kompetensi keahlian pada tahun
2008. Yang paling membanggakan, SMK Negeri 27 Jakarta
pun telah mendapat seritifikat ISO dengan nomor 161000814.
Dra. Sri Nuryati, kepala SMK Negeri 27 Jakarta yang sudah
menjabat selama 2,5 tahun mengatakan bahwa ia berencana
untuk membuat sebuah Museum Jakarta. Museum ini
nantinya akan memamerkan alat atau perkakas jaman dulu,
seperti setrika lama, mesin jahit lama, dan sebagainya. Kami
juga ingin melengkapinya dengan kafe khas Betawi, dan
anak-anak dapat berpraktek juga di sana, katanya. Ia
berharap bangunan cagar budaya yang dimiliki SMK
Negeri 27 Jakarta dapat benar-benar dimanfaatkan
untuk tujuan budaya, sehingga sejalan dengan
fungsinya. Ia berharap rencananya tersebut dapat
segera terlaksana.

Dra. Sri nuryati,


Kepala SMK Negeri 27 Jakarta

194 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Arien TW
Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta
SIAP BERSAING DI ERA MEA
Dalam pikiran Nuryati, banyak sekali ide dan rencana-rencana yang berkelindan dan tak
sabar untuk segera diwujudkan. Maklum, menjadi pembina di sekolah yang difavoritkan
warga Jakarta ini selalu memberinya semangat dan energi tiada habis. Banyak hal di SMK
Negeri 27 Jakarta yang membuatnya sangat antusias bahkan sejak pertama kali ia
menginjakkan kaki di sekolah ini. Di sini, saya lebih leluasa mengeksplore SDM nya. Untuk
analisis SWOTnya juga saya bisa lihat, banyak hal yang bisa kita terus kembangkan unit
produksinya, katanya.
Soal sumber daya manusia, dalam hal ini adalah warga sekolah, salah satu andalan SMK
Negeri 27 Jakarta menurut Nuryati adalah ketersediaan tenaga pendidik dan kependidikan
yang berkualitas. Di sekolah yang memiliki jumlah guru sekitar 80 orang ini, semua guru
dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya demi
melahirkan generasi-generasi yang tentunya juga kompeten. Terlebih, saat ini Indonesia
dihadapkan pada kompetensi profesional semenjak terbukanya era MEA. Otomatis,
persaingan global menjadi tantangan bagi generasi saat ini. Oleh karena itu, kita harus
mempersiapkan skill anak-anak supaya tidak kalah bersaing. Saat ini, pasar kerja tidak
hanya untuk orang Indonesia saja. Namun demikian, saya pribadi sangat optimis karena
sebenarnya skill anak-anak kita pun juga sejauh ini nggak kalah, ujarnya dengan nada penuh
semangat.
Salah satu jurus yang disiapkan SMK Negeri 27 Jakarta adalah menguatkan sumber
daya manusianya menjadi lebih profesional. Terutama para guru, mereka dituntut untuk
senantiasa mengimbangi ritme kinerja dengan performa tinggi. Demi mencapai hal itu,
sekolah tak segan-segan untuk memberikan beragam fasilitas bagi guru dalam rangka
mengembangkan potensinya.

GURU YANG PROFESIONAL


Kegiatan peningkatan kompetensi guru di SMK Negeri 27 Jakarta antara lain dapat
dilakukan dengan mengikutsertakan guru dalam kegiatan-kegiatan seminar kompetensi
guru yang difasilitasi sekolah maupun Dinas Pendidikan Jakarta Pusat. Selain itu, sekolah
pun tak segan untuk secara berkala mendatangkan narasumber dari dunia industri untuk
membina para guru sesuai keahlian masing-masing.

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 195


Sekolah juga memberi kesempatan para guru untuk
melakukan in house training ke dunia industri. Meski
demikian, Nuryati pun senantiasa menyemangati
para guru untuk secara mandiri meningkatkan
Foto: Arien TW kompetensinya. Guru harus selalu up-to-date, jangan
sampai kalah dengan siswa, dan juga harus tahu
bagaimana perkembangan dunia industri, katanya.
Dengan kiat-kiat ini, performa para tenaga pendidik di
SMK Negeri 27 Jakarta senantiasa terjaga prima dan
profesional.
Bahkan menurut Nuryati, banyak para guru di
sini yang sudah menjadi Instruktur Nasional untuk
Kurikulum 2013. Sekitar 15 orang, dan banyak juga
yang menjadi instruktur mandiri, terutama untuk di
sekolah-sekolah swasta, katanya.
Dari sisi kualifikasi, Nuryati mengungkapkan bahwa
guru-guru di SMK Negeri 27 Jakarta pun sudah banyak
yang menyandang gelar dari program studi S-2 nya.
Sekolah maupun Dinas Pendidikan Kota Jakarta
Pusat sangat mendukung dan mendorong para guru
untuk meningkatkan kualifikasinya, misalnya dengan
memberikan bantuan beasiswa.
Nurhayati, S.Pd.,
guru kecantikan rambut Dorongan dan motivasi untuk meningkatkan
kompetensi guru tak hanya berlaku bagi guru-guru
yang masih berusia muda, namun untuk semua guru
secara keseluruhan, termasuk para guru senior. Seperti
halnya Nurhayati, S.Pd., guru kecantikan rambut yang
sudah mengajar di SMK Negeri 27 Jakarta selama 16
tahun, ia pun mau tak mau dituntut untuk senantiasa
meningkatkan kompetensi dirinya. Namun demikian,
ia tak merasa keberatan dengan beban tersebut,
melainkan justru selalu bersemangat dan antusias.
Baginya, menjadi tenaga pengajar di SMK Negeri 27
Jakarta adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Apalagi
ketika mengetahui ternyata anak-anak sudah bisa buka
usaha sendiri atau kerja sesuai dengan bidangnya.
Itu membawa kepuasan batin tersendiri bagi saya,
ujarnya. Bagi guru lulusan IKIP Jakarta Jurusan Tata
Rias tahun 1995 ini, mengajar anak-anak SMK itu
cukup mengasyikkan. Apalagi kalau sudah praktek dan
menggunakan model orang. Biasanya, tiap-tiap anak
berbeda temuan-temuannya, katanya.

196 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Di SMK Negeri 27 Jakarta, fasilitas dan peralatan untuk
praktek siswa sudah sangat memadai, bahkan menurut
Nurhayati, tak kalah dengan peralatan di dunia industri.
Semua sudah disiapkan sekolah, sehingga anak-anak tidak Foto: Arien TW
lagi perlu menyiapkan sendiri. Mereka tinggal belajar dan
siap bekerja, kata Nurhayati.
Namun demikian, fasilitas yang serba lengkap tak
akan dapat banyak membantu meningkatkan kompetensi
siswa jika tak diiringi dengan kompetensi gurunya sebagai
tenaga pengajar. Oleh karena itu, para guru di SMK Negeri
27 Jakarta dituntut untuk senantiasa belajar dan meng-
upgrade kemampuan, seiring dengan perkembangan zaman
dan dunia industri. Terlebih menurut Nurhayati, anak-anak
sekarang lebih kritis, karena mereka lebih banyak melihat
di dunia luar. Mereka lebih cepat belajar dan bahkan dapat
belajar sendiri melalui sumber-sumber lainnya. Oleh karena
itu, guru seyogyanya pun senantiasa membuka diri untuk
berbagi dengan siswa.
Guru juga harus melek teknologi dan mau belajar dari
banyak sumber. Seperti halnya Nurhayati, yang tak segan
untuk belajar dari sumber-sumber yang ia cari di internet.
Isduki, S.Pd.,
Ia juga kerap mengikuti workshop atau seminar-seminar
guru PPKN
yang bertujuan meningkatkan kompetensi diri, dan juga
senantiasa menjalin hubungan baik dengan dudi demi
menggali kesempatan untuk mengupgrade kompetensi dan
pengetahuan.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu dan
teknologi serta kemampuan siswa untuk belajar lebih
mandiri, guru tak seyogyanya merasa rendah diri atau
pesimis. Justru di sini peran guru amat dibutuhkan, yakni
sebagai pembimbing, pendidik, dan inspirator bagi para
siswanya. Bagaimanapun, siswa tak hanya dibekali dengan
kemampuan dan kompetensi akademik maupun skill saja,
melainkan juga penguatan karakter sebagai jati diri yang baik
dan bermanfaat.
Isduki, S.Pd, guru PPKN di SMK Negeri 27 Jakarta
menegaskan hal tersebut dengan mengatakan bahwa
bagaimanapun, pendidikan akhlak sangat penting bagi anak
dalam menentukan masa depan anak itu sendiri maupun
bangsa dan negara. Oleh karena itu, ia pun lebih menekankan
nilai-nilai akhlak dan budi pekerti dalam pembelajarannya.
Dalam mengajar, pria asal Wonogiri kelahiran 14 Maret
1967 ini pun memiliki strategi dan pendekatan tersendiri
pada murid-muridnya, supaya ia tak mendapat predikat
sebagai guru yang galak atau kaku. Setiap kali masuk kelas,
biasanya saya suka menanyakan kabar anak atau kabar

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 197


Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta

keluarganya. Dalam mengajar, saya juga sering menggunakan metode sharing


atau diskusi. Saya berusaha supaya anak tidak merasa takut dengan saya, namun
mereka juga tetap menyadari tugas dan tanggung jawabnya, terangnya.
Menurut Isduki, memberi pengertian pada anak-anak sekarang gampang-
gampang susah. Oleh karena itu, guru harus selalu peka dan responsif. Misalnya
kalau ada anak bandel, ketika kita sedang mengajar, biasanya saya kemudian
minta anak tersebut untuk mengajar teman-temannya di depan kelas. Kadang
beberapa dari anak ini cukup berani untuk mencoba. Tapi biasanya setelah itu dia
tidak lagi berani ngobrol atau bandel di kelas, ungkapnya, membagi tips.
Ia juga mengatakan bahwa anak SMK itu jauh berbeda dengan anak-anak SMA.
Menurutnya, anak-anak SMK lebih disibukkan dengan praktek, sehingga hal ini pun
berpengaruh pada pembentukan karakter, misalnya mereka menjadi lebih memiliki
tanggung jawab yang besar. Jika sudah praktek, minatnya semakin menguat, dan
tanggung jawabnya juga kuat. Namun untuk anak SMA fokusnya pada kemampuan
akademik karena mereka ingin meneruskan ke perguruan tinggi, jelasnya.

KURANG GURU PRODUKTIF


Meski demikian, Nuryati mengakui bahwa hingga saat ini, salah satu kendala
yang masih dirasakan di SMK Negeri 27 Jakarta adalah masih kurangnya tenaga
guru produktif yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. Sejauh ini, hanya 33 orang
guru yang sudah berstatus PNS, sedangkan sisanya adalah guru berstatus UMP
yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah Jakarta Pusat. Nuryati mengungkapkan
bahwa kendala ini dirasakan karena pengangkatan status guru di wilayah Jakarta
sangat tidak mudah, meski ia pun telah mengajukan data jumlah guru yang masih
kurang. Meski demikian, kendala ini tak mengurangi semangat Nuryati untuk terus
meningkatkan performa SMK Negeri 27 Jakarta dan terus mempertahankan
predikat sebagai sekolah unggulan di Jakarta.

198 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Mempertahankan predikat terbaik tak semudah menggapai predikat terbaik. Hal ini pun
dirasakan SMK Negeri 27 Jakarta. Namun demikian, sekolah yang bersebelahan dengan
SMPN 5 Jakarta ini terbukti mampu mempertahan predikat sebagai sekolah menengah
kejuruan terbaik di Jakarta. Menurut Nuryati, satu kiat yang paling ampuh adalah menjaga
komitmen bersama seluruh warga sekolah. Kami harus punya komitmen bersama tentang
bagaimana cara mempersiapkan anak serta menjaga budaya profesionalisme di sekolah.
Warga sekolah harus disiplin, tak terkecuali para guru, misalnya harus datang tepat waktu,
dan sebagainya. Saya sebagai kepala sekolah pun harus terus memonitor dan melakukan
kontrol bagaimana tempat pembelajaran anak-anak, bagaimana guru mengajar, dan
sebagainya. Fasilitas sekolah pun juga harus terus ditingkatkan, terangnya.

TUJUH KOMPETENSI KEAHLIAN


Sekolah yang saat ini memiliki 36 rombongan belajar ini menawarkan tujuh kompetensi
keahlian, antara lain Akomodasi Perhotelan, Tata Boga, Tata Busana, Patiseri, Tata
Kecantikan Kulit, Tata Kecantikan Rambut, dan Usaha Perjalanan Wisata (UPW). Menurut
Nuryati, yang peminatnya paling banyak adalah di kompetensi keahlian Usaha Perjalanan
Wisata, kemudian Akomodasi Perhotelan dan Tata Boga.
SMK Negeri 27 Jakarta ini juga pernah menyandang predikat SBI Invest (Indonesia
Vocational Education Strengthening), yakni sekolah yang menyelenggarakan pendidikan
bertaraf internasional dengan penguatan pada peningkatan manajemen dan sumber daya
manusia, peningkatan kegiatan belajar mengajar, peningkatan hubungan industri serta
peningkatan kewirausahaan.Seperti yang telah disampaikan oleh Nuryati, sejauh ini SMK
Negeri 27 Jakarta telah terbukti mampu menyediakan pasokan sumber daya manusia siap
kerja yang profesional, sesuai dengan yang dibutuhkan dunia industri.
Berbagai jurusan kompetensi keahlian di SMK Negeri 27 memiliki kekhasan dan
keunggulan masing-masing. Oleh karena itu, hampir semua jurusan kompetensi keahlian
menjadi pilihan utama bagi para siswa yang menginginkannya. Bahkan tahun ini SMK Negeri
27 telah menambah tiga rombongan belajar baru demi memfasilitasi peminat yang semakin
membludak.

KECANTIKAN KULIT DAN KECANTIKAN RAMBUT


Jurusan kompetensi Kecantikan Kulit dan Kecantikan Rambut menjadi spesial karena
jurusan ini merupakan jurusan dimana SMK Negeri 27 adalah SMK pertama di Jakarta
yang membuka jurusan kompetensi keahlian tersebut. Kini, fasilitas yang dimiliki jurusan
kompetensi ini pun tak kalah dengan salon-salon profesional yang ada di Jakarta, sehingga
ketika para siswa dari jurusan Tata Kecantikan terjun dalam kegiatan prakerin di tempat
usaha, mereka sudah cukup familiar dengan fasilitas peralatan hingga teknik/skill yang
diterapkan. Menurut Nuryati, bahkan pernah para siswa dari sebuah college di Perancis
mengadakan studi banding khusus ke jurusan kompetensi Tata Kecantikan Rambut maupun
Kulit di SMK Negeri 27 Jakarta.

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 199


Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta
Jurusan Kecantikan Kulit dan Kecantikan Rambut di SMK Negeri 27
Jakarta juga memiliki unit produksi yakni salon dan spa, meski sebagian
besar pelanggan masihlah warga sekolah sendiri. Namun setidaknya
adanya unit produksi tersebut mampu mengakomodir anak-anak untuk
berlatih berwirausaha sekaligus mengasah kompetensinya.
Menurut Nurhayati, S.Pd, guru Tata Kecantikan Rambut, umumnya
hampir 50% anak-anak dari jurusan kecantikan rambut membuka
usaha sendiri atau freelance setelah lulus dari SMK. Bahkan tak
sedikit yang sudah memiliki jadwal sendiri ketika mereka masih duduk
di bangku kelas XI atau XII. Namun, biasanya anak-anak di jurusan
kecantikan rambut atau kulit menambah kemampuan mereka dengan
kursus di luar, dikarenakan di sekolah kompetensi keahlian kecantikan
rambut dipisah dengan kecantikan kulit. Sedangkan umumnya di salon-
salon kecantikan dituntut untuk dapat menguasai semua kompetensi
tersebut.
Anisa Bunga Fitri, salah satu siswi di Jurusan Kecantikan Rambut
mengatakan bahwa motivasinya memilih Jurusan Kecantikan Rambut
adalaha karena ia merasa sangat senang jika melihat seseorang yang
dapat merubah orang lain menjadi cantik. Menurut saya, pekerjaan
ini tidak akan pernah mati, karena sampai kapanpun orang pasti akan
membutuhkan jasa make-up, jasa memangkas rambut, mewarnai
rambut, dan setiap tahun pasti ada trend-trend terbaru dari make-up
maupun style rambutnya, kata gadis yang pernah berkesempatan
melakukan prakerin di Andyanto Salon.

200 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Bunga, demikian ia akrab disapa, merasa sangat
beruntung memperoleh kesempatan bersekolah di SMK
Negeri 27 Jakarta, sekolah favorit yang memang ia
impikan. Salah satu hal yang membuatnya betah di sekolah
adalah lengkapnya fasilitas sekolah demi menunjang
pembelajaran. Fasilitas di SMK Negeri 27 itu selalu
menyamakan fasilitas di industri. Kadang bahkan fasilitas
di sekolah lebih bagus daripada di industri, ungkap gadis
yang pernah menyabet juara II dalam lomba LKS tingkat
Nasional ini.
Untuk kegiatan prakerin siswa jurusan Kecantikan
Rambut, sekolah banyak menjalin kerja sama dengan
unit-unit usaha yang telah memiliki nama besar, misalnya
seperti Andyanto Salon, The Guh Salon, Rudy Hadisuwarno
Salon, Makarizo, dan lain sebagainya.
Jurusan Kecantikan Kulit dan Rambut ini pun telah
banyak melahirkan anak-anak yang berhasil mendulang
prestasi di berbagai kejuaraan. Antara lain pernah meraih
juara III tingkat nasional dalam kompetisi LKS kategori
Ladies and mens Hair Dressing maupun kategori Beauty
Theraphy Skin Care pada tahun 2016. Sedangkan pada
tahun 2015 pernah meraih juara II tingkat nasional dalam
kompetisi LKS kategori Ladies and mens Hair Dressing Foto: Arien TW
maupun kategori Beauty Theraphy Skin Care. Sedangkan
pada tahun 2014, kategori Beauty Theraphy Skin Care
pernah meraih juara I tingkat Nasional.

AKOMODASI PERHOTELAN
Jurusan Akomodasi Perhotelan di SMK Negeri 27
Jakarta pun menjadi salah satu jurusan favorit. Sudah
tak diragukan lagi bahwa lulusan SMK Negeri 27 Jakarta
jurusan Akomodasi Perhotelan banyak menyasar di hotel-
hotel besar. Bahkan untuk kegiatan praktek kerja industri,
sekolah telah menggandeng banyak sekali hotel-hotel
bintang lima sebagai tempat siswa melaksanakan
aktivitas prakerin. Antara lain Hotel Borobudur Jakarta,
Hotel Indonesia Kempinsky, Hotel Arya Duta, Hotel
Sheraton Media, Grand Hyatt Hotel, Ritz Carlton Hotel,
Four Season Hotel, dan lain sebagainya.

Anisa Bunga Fitri,


siswi kelas XII Jurusan Kecantikan Rambut

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 201


Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta

SMK Negeri 27 Jakarta memang telah menjalin kerja sama dengan banyak sekali dunia
industri demi menyalurkan para siswa supaya dapat melakukan prakerin dan memperoleh
banyak tambahan ilmu dan keahlian dari dunia industri yang nyata. Sebagai sekolah
kejuruan yang telah memiliki nama besar sebagai jaminan, tak pelak banyak sekali dunia
industri bergengsi yang telah memiliki nama besar menjalin kerja sama dengan SMK Negeri
27 Jakarta dan memberi kesempatan para siswanya untuk melakukan prakerin. Kegiatan
prakerin dilaksanakan ketika siswa menginjak kelas XI. Para guru pun memiliki jadwal dalam
mengontrol para siswanya yang sedang melakukan prakerin.
Bintang Azriel Xavier, salah satu siswa di Jurusan Akomodasi Perhotelan merasa senang
dan tidak salah pilih dalam menentukan jurusan Akomodasi Perhotelan. Ia beralasan,
tujuannya masuk ke Akomodasi Perhotelan adalah supaya ketika lulus nanti, ia sudah
mendapat sertifikat yang bertaraf internasional yang memudahkannya untuk terjun ke dunia
pekerjaan di bidang akomodasi perhotelan. Saat ia mendapat kesempatan untuk melakukan
prakerin di Hotel Indonesia Kempinsky, ia mengaku tak mendapat banyak kesulitan berarti,
meski ia sempat merasakan bahwa dunia kerja yang profesional sangat berbeda dengan
dunia sekolah yang biasa ia temui. Hal-hal baru di hotel yang saya temui antara lain suasana
pekerjaan yang berbeda, karena kalau di sekolah kita bergaul dengan teman-teman, tapi
kalau di hotel, kita bersama para karyawan dan orang-orang yang sudah ahli, serta umur
mereka pun lebih tua dari kita. Pergaulannya juga berbeda, ceritanya.
Salah satu unit produksi jurusan Akomodasi Perhotelan di SMK Negeri 27 Jakarta adalah
sebuah hotel bernama Edotel Passer Baroe. Hotel ini masih berada di kawasan lingkungan
SMK Negeri 27 Jakarta, memiliki 18 kamar, mulai dari standard room, deluxe room, hingga
suite room. Bak hotel profesional pada umumnya, edOTEL ini pun dipersiapkan secara
profesional dan sangat nyaman. Setiap kamar dilengkapi dengan AC maupun televisi. Ada

202 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta

juga ruang meeting, minibar, serta restoran. Para siswa di jurusan kompetensi Akomodasi
Perhotelan dapat melakukan praktek di hotel ini. Meski demikian, ada pula beberapa tenaga
yang diperbantukan secara full time, yang beberapa diambil dari para alumni maupun siswa
itu sendiri. Biasanya, mereka pun akan mendapat komisi atas pekerjaannya. Menurut Nuryati,
sejauh ini kamar-kamar di Edotel cukup laris. Para pelanggan umumnya adalah para pejabat
daerah atau para staf di kantor sekitar yang kebetulan sedang mengikuti acara di Jakarta.
Unit Produksi lainnya adalah Jasa Laundry, meski menurut Nuryati masih dalam skala
kecil, yakni berbentuk laundry kiloan. Kita usahakan untuk ditingkatkan terus, setidaknya
untuk membantu anak belajar berwirausaha, katanya.

USAHA PERJALANAN WISATA


Jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) adalah salah satu jurusan yang menjadi favorit
di SMK Negeri 27 Jakarta. Untuk tujuan prakerin siswa, sekolah telah mengadakan banyak
kerja sama dengan berbagai perusahaan yang bergerak di bidang wisata dan perjalanan,
misalnya Garuda Indonesia, dan lain sebagainya. Terlebih karena usaha perjalanan wisata
di Indonesia memiliki potensi yang amat besar, dimana Indonesia sendiri memiliki banyak
spot-spot wisata menarik untuk dipromosikan.

TATA BOGA DAN PATISERI


Jurusan Tata Boga dan Jurusan Patiseri di SMK Negeri 27 Jakarta pun memiliki
keistimewaan tersendiri. Misalnya, untuk Jurusan Patiseri; sarana, fasilitas, dan peralatan
yang dimiliki jurusan ini sungguh sangat mengagumkan. Antara lain, memiliki oven patiseri

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 203


Foto: Arien TW

yang cukup canggih, dimana oven ini hanya dimiliki oleh


dua pihak se asia, yakni SMK Negeri 27 Jakarta dan satu
pihak lainnya berada di Thailand. Ruang Pastry yang
dimiliki SMK Negeri 27 pun berdiri berkat bantuan dari
pihak di Korea Selatan, berikut pula ruang wirausahanya,
yakni Toko Roti Happy Bakery.
Sedangkan untuk Jurusan Tata Boga, unit produksinya
adalah Catering Pandan Wangi, yang dikelola oleh para
siswa di jurusan kompetensi Tata Boga. Menurut Nuryati,
sejauh ini unit produksi Catering Pandan Wangi telah
banyak berkontribusi dengan memasok layanan catering
untuk beberapa acara di Jakarta, atau bahkan melalui
kerja sama dengan pihak catering, hotel, atau restoran lain.
Semua dikelola dengan profesional dengan perhitungan
Stefu Santoso, bisnis yang matang, dengan tujuan untuk melatih para
praktisi kuliner sekaligus siswa terbiasa dengan industri boga ketika mereka lulus
Executive Chef di Aprez Catering dari sekolah nantinya.
Selain itu, Jurusan Tata Boga pun pernah bekerja
sama dengan Catering Purwantara dan ACS yang khusus
menyiapkan makanan bagi penumpang pesawat terbang.
Sejauh ini, jurusan Patiseri dan Jurusan Tata Boga
berhasil menjawab tantangan menyiapkan tenaga-tenaga
kerja terampil dan profesional di bidangnya. Terlebih bidang
kuliner di Indonesia terus berkembang, membuat kedua
jurusan ini memiliki banyak peluang besar di dunia industri.
Stefu Santoso, salah seorang praktisi kuliner
sekaligus Executive Chef di Aprez Catering yang berada
dalam naungan Amoz Group Jakarta, dan telah menjalin
kerja sama yang baik dengan SMK Negeri 27 Jakarta
mengatakan, dalam 3 tahun terakhir trend perkembangan
kuliner Indonesia justru mengarah pada kuliner indonesia
itu sendiri. Masakan indonesia semakin booming dan
diminati, serta mulai banyak dikembangkan dalam bentuk
yang beraneka ragam. Perkembangan restoran dan hotel
dan catering di Jakarta juga luar biasa, katanya.
Menurut Stefu, salah satu sumber daya manusia yang
banyak dibutuhkan dan telah siap pakai adalah sumber
daya manusia dari lulusan SMK jurusan Tata Boga. Namun
demikian, ia tak menyangkal bahwa kadangkala ada
kesenjangan pengetahuan dan ilmu antara dunia industri
dengan dunia pendidikan di sekolah. Di indonesia ini,
pengajar di SMK murni lulusan sekolah mengajar. Jadi

204 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


profesinya benar-benar guru. Tapi kalau di industri kuliner, terutama di kitchen,
semuanya harus benar-benar khusus, yang semuanya berdasarkan pengalaman,
kebutuhan industri, dan perkembangannya pun amat dinamis, terangnya.
Menurutnya, di dunia industri boga, yang lebih penting adalah pengalaman. Bakat
atau passion juga diperlukan, karena itulah yang menentukan apakah seseorang
akan sukses atau tidak. Dalam memasak, kita butuh pengalaman, tidak bisa
sekedar berteori. Juga diperlukan research and development. Bagi saya pribadi, titel
itu tidak penting. Mereka semua harus memulai dari level bawah, katanya. Demikian
pula bagi anak-anak lulusan SMK, mereka pun harus semaksimal mungkin menimba
pengalaman meski di sekolah telah mendapat bekal kompetensi yang memadai.
Jika ada anak SMK yang menempuh prakerin 6 bulan di tempat yang bagus dan
anak lulusan S-1 yang hanya prakerin 2 bulan, maka saya akan memilih anak SMK,
katanya mencontohkan.
Namun demikian, Stefu juga menceritakan bahwa anak-anak SMK memiliki
banyak peluang dalam menimba pengalaman di dunia industri, tak sebatas melalui
prakerin. Di beberapa industri, mereka juga butuh tenaga part timer sewaktu-
waktu. Oleh karena itu, biasanya saya arahkan untuk menghubungi anak-anak SMK,
katanya.
Stefu juga menyarankan bahwa SMK seyogyanya harus lebih banyak membuka
diri dengan dunia industri dalam rangka mengembangkan ilmu dan kompetensi
anak, serta peluang-peluang kerja. Stefu, yang juga adalah President of Association
of Culinary Professional yang berkedudukan di Jakarta, juga menjadi salah satu
asesor dalam uji kompetensi siswa di SMK Negeri 27 Jakarta. Pada saat terjadi
uji kompetensi atau ujian praktek di sekolah, kami dari asosiasi mendatangkan
beberapa chef sebagai penguji. Selain itu, kami juga memberikan ilmu kepada siswa,
apa yang ada di industri, katanya.
Ia bersama Asossiation of Culinary Professional juga pernah bekerja sama dengan
SMK Negeri 27 Jakarta untuk mengadakan workshop dengan mendatangkan
chef profesional dari Thailand. Kami mengundang 100 anak SMK se-Jakarta dan
mendatangkan chef dari Thailand, dimana beliau memberikan banyak tips tentang
profesi chef, tambahnya lagi.
Stefu bersama rekan-rekan chef di asosiasinya merasa sangat antusias bekerja
sama dengan SMK dan selalu siap untuk membantu mengembangkan SMK.
Kenapa saya mau masuk ke smk? Saya berpikir bahwa suatu hari kita butuh orang
yang akan menggantikan kita. Nah, regenerasinya ini ada di SMK. Siapa yang mau
mempertahankan kuliner di indonesia jika bukan anak SMK? Lulusan dari luar negeri
tidak bisa memasak masakan indonesia. Oleh karena itu, akarnya di SMK, karena
anak-anak SMK ini masih dekat dengan keluarga, dan mereka masih masak dan
makanan makanan rumah, jelasnya. Ia berharap, SMK menjadi salah satu pencetak
generasi siap kerja berkualitas demi terus mengembangkan dunia industri boga di
Indonesia.

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 205


BUSANA BUTIK
Tak kalah dengan jurusan-jurusan lain, Jurusan Busana Butik di SMK
Negeri 27 Jakarta pun menyediakan banyak peluang kerja bagi para
siswanya setelah lulus. Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah
demi menunjang pembelajaran telah sangat memadai. Untuk kegiatan
prakerin pun sekolah telah bekerja sama dengan unit-unit usaha yang
telah memiliki nama besar, misalnya Butik Dhani Dahlan, Ida Leman
Collection, Dandy Burhan, Stella Fashion & Bridal, dan sebagainya.

CEPAT DISERAP PIHAK INDUSTRI


Jurusan-jurusan tersebut di atas telah menyiapkan anak-anak SMK
Negeri 27 Jakarta untuk memiliki kompetensi khusus dengan tujuan
untuk mempersiapkan mereka terjun ke dunia kerja. Demi membantu
memudahkan anak-anak dalam mencari kerja, biasanya sekolah memiliki
agenda untuk mengadakan Job Fair, yang biasanya dilaksanakan setelah
ujian kelulusan, menjelang penantian hasil ujian. Sejauh ini, banyak sekali
unit usaha maupun institusi yang berbondong-bondong ingin mengikuti
Job Fair yang diadakan oleh SMK Negeri 27 Jakarta.
Berdasarkan laporan dari BKK (Bursa Kerja Khusus), sekitar 70 80%
anak di SMK Negeri 27 Jakarta sudah diserap oleh industri. Jadi, kalau
Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta untuk tujuan SMK, sudah tercapai lah, karena sudah lebih dari 50%, kata

206 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta
Nuryati. Kesuksesan sekolah dalam menyalurkan maupun mempersiapkan
anak-anak yang siap kerja menurut Nuryati tak lepas dari upaya sekolah dalam
menjalin kerja sama dengan para dunia industri.
Sejauh ini, terdapat lebih dari 100 dudi yang telah menjalin kerja sama dengan
SMK Negeri 27 Jakarta. Bentuk kerjasamanya biasanya simbiosis mutualisme,
saling menguntungkan. Kami selalu membuat MoU terlebih dahulu, sehingga
anak-anak kita jelas seperti apa di sana, diberikan materi apa selama prakerin,
sehingga tidak keluar dari kurikulum yang ada di sekolah. Kadang mereka juga
mengundang kita ke sana untuk memberikan gambaran apa saja yang akan
dikerjakan anak disana, di hotel, butik, salon, dsb, kata Nuryati.
Meski demikian, bentuk kerja sama tersebut tak hanya sebatas program
pakerin, rekruitment, atau asesor uji kompetensi saja, melainkan juga upaya
kerja sama untuk memvalidasi kurikulum yang ada di sekolah sehingga apa
yang diajarkan di sekolah selalu sinkron dengan kebutuhan yang ada di industri.
SMK Negeri 27 Jakarta pun sempat pernah menjalin kerja sama dalam hal
pertukaran pelajar dengan sekolah di Thailand.
Dapat menjaring sekian banyak dunia usaha/industri untuk diajak bekerja
sama sekaligus terus menjaga hubungan baik berkelanjutan tentu bukan
pekerjaan mudah. Namun demikian, SMK Negeri 27 Jakarta memiliki kiat
tersendiri. Nuryati mengungkapkan bahwa sekolah harus terus berkomunikasi,
menjalin komunikasi, serta meluaskan jaringan. Kita harus selalu aktif, tidak
perlu merasa malu untuk meminta bantuan dalam bentuk apapun, katanya.
Keberhasilan SMK Negeri 27 Jakarta dalam membina hubungan dengan
dunia usaha/industri pun membawa keuntungan tersendiri bagi sekolah,
misalnya mendapatkan berbagai fasilitas dari CSR perusahaan. Misalnya dari
Toyota, kami pernah mendapatkan perpustakaan terbuka. Dari Hotel Borobudur,
kami mendapatkan alat-alat kebersihan. Dari Universitas Bunda Mulia Jakarta

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 207


Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta
bahkan menawarkan bentuk bantuan apapun yang kami inginkan. Kalau jaringan
kami tidak bagus, itu tidak akan terjadi. Oleh karena itu, kita harus menjalin
komunikasi yang baik dengan industri atau instansi lain yang terkait dengan proses
belajar mengajar, sehingga kami terbantu dari mana-mana. Kami harus terus
menjalin komunikasi dan aktif mencari informasi. Walau mereka sedang tidak
membutuhkan kita, kita tetap menjalin komunikasi supaya kita terus diingat oleh
mereka. Kalau kita tidak berbuat demikian, maka mereka juga akan melupakan
kita, jelas Nuryati.
Sejauh ini, menurut Nuryati, nama besar SMK Negeri 27 Jakarta bahkan telah
dapat menjadi jaminan. Banyak perusahaan atau dunia industri tak lagi berpikir
atau menimbang-nimbang banyak kali untuk merekrut anak-anak lulusan SMK
Negeri 27 Jakarta atau menjalin kerja sama. Mereka telah percaya sepenuhnya
bahwa kualitas maupun output SMK Negeri 27 Jakarta pasti tak diragukan.
Namun kepercayaan tersebut bukanlah sesuatu yang menurut Nuryati mudah
didapat. Sejauh ini, SMK Negeri 27 Jakarta telah berusaha seoptimal mungkin untuk
terus meningkatkan kualitas sekolah dengan mengembangkan potensi internal
sekolah terlebih dahulu. Antara lain terus memacu diri untuk selalu berprestasi di
tingkat apapun.
Selama ini, terbukti SMK Negeri 27 telah mendulang banyak prestasi, mulai
dari siswa, guru hingga sekolahnya. Mulai dari tingkat kota, nasional, hingga
internasional. Misalnya pada tahun 2015, salah satu siswa berhasil mencapai
tingkat internasional dan berlomba di Brazilia dalam ajang World Skill Competition.
Demikian pula dalam lomba Debat Bahasa Jerman Tingkat Nasional pun pernah
meraih juara I pada tahun 2015, dan lomba Debat Bahasa Perancis Tingkat
Nasional meraih juara III.
Sedangkan untuk prestasi sekolah, yang terbaru pada tahun 2015 SMK SMK
Negeri 27 Jakarta berhasil menyabet juara III Lomba Sekolah Sehat Tingkat
Nasional. Dalam hal kepedulian lingkungan, SMK Negeri 27 Jakarta sangat fokus

208 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


dan terus mengembangkan diri untuk juga menjadi sekolah berwawasan
lingkungan. Upaya ini benar-benar tak sia-sia, karena kini SMK Negeri 27 Jakarta
mulai merintis untuk dapat menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri, dimana untuk
memperoleh predikat tersebut, maka SMK Negeri 27 Jakarta harus membina 10
Sekolah Adiwiyata lain di wilayahnya.
Para siswa SMK Negeri 27 Jakarta juga memiliki KLH (Kelompok Lingkungan
Hidup), dimana salah satu tugasnya adalah mengolah limbah. Dalam hal ini,
sekolah telah bekerja sama dengan Toyota Eco Youth dan Teens Go Green PT Jaya
Ancol. Program ini sangat bermanfaat untuk pendidikan lingkungan hidup bagi
siswa dan limbah yang ada di sekolah pun bisa dmanfaatkan dan didaur ulang.
Demi memperkuat bekal keahlian dan kompetensi anak, SMK Negeri 27
Jakarta pun memberikan pembelajaran bahasa asing di luar Bahasa Inggris.
Bahasa asing yang dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah antara lain Bahasa
Jerman, Bahasa Perancis, dan Bahasa Mandarin,yang berfungsi sebagai muatan
lokal. Bahasa asing ini diberikan pada anak-anak sesuai paket keahliannya,di
mana di setiap jurusan memiliki 2 bahasa asing selain bahasa Inggris. Misalnya
di jurusan akomodasi perhotelan menggunakan Bahasa Jerman, sedangkan
jurusan Tata Boga mendapatkan Bahasa Perancis.
Berbagai pilihan bahasa ini didasari oleh kesadaran pentingnya bahasa asing
di era globalisasi, sehingga komunikasi menjadi kunci kesuksesan. Nyatanya,
banyak pula siswa SMK Negeri 27 Jakarta yang mendulang prestasi melalui
kemampuan bahasa asing. Saya selalu memberikan motivasi kepada anak-anak
untuk berprestasi di bidang apapun karena itu bisa menjadi jalan ke tingkat lebih
tinggi lagi, kata Nuryati.

BUDAYA SANTUN, DISIPLIN, DAN RELIGIUS


Prestasi dan pamor SMK Negeri 27 Jakarta sebenarnya tak hanya soal
prestasi akademik maupun skill saja, namun juga dalam hal budaya karakter
warga sekolahnya. Sejauh ini, siswa SMK Negeri 27 Jakarta dikenal berkarakter
santun, disiplin, dan religius. Hal ini tak lepas dari sistem aturan yang telah dibuat
dan disepakati bersama di sekolah, serta harus dipatuhi semua pihak. Semuanya
telah tertata dengan rapi.
Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 209


Foto: Dok. SMK Negeri 27 Jakarta

Di SMK Negeri 27 Jakarta, pembelajaran berlangsung selama 5 hari saja. Anak-


anak masuk sekolah di pagi hari pada pukul 06.30 wib. Biasanya, beberapa guru piket,
guru BK maupun kepala sekolah menyambut mereka dengan senyum salam dan sapa
budaya santun yang selalu digalakkan di lingkungan sekolah. Kalau saya melihat
ada anak yang terlambat dan kebetulan ia diantar oleh orangtuanya, saya bahkan tak
segan untuk menegur orangtuanya. Jadi bukan hanya anaknya, orang tua pun juga
harus tahu aturan kedisiplinan sekolah, kata Nuryati. Di setiap hari Senin, anak-anak
diwajibkan untuk mengikuti upacara bendera.
Pada jam masuk kelas, rutinitas yang biasa dilakukan para siswa di SMK Negeri
27 Jakarta adalah melakukan tadarus (membaca Alquran) selama 15 menit sebelum
memulai pelajaran. Tadarus ini dipimpin oleh guru yang mengajar pada jam pelajaran
pertama. Bagi yang nonmuslim, sekolah telah menyediakan tempat tersendiri untuk
berdoa maupun melakukan kebaktian. Sekolah juga menyediakan guru agama Kristen
Katolik dan Kristen Protestan.
Di hari Jumat, para siswa wajib mengikuti shalat Jumat berjamaah di masjid
sekolah. Yang unik di sekolah ini, khotib (penceramah) shalat Jumat, biasanya berbeda-
beda, berasal dari sekolah-sekolah lain di sekitar secara bergiliran. Sedangkan untuk
shalat dhuha dipimpin oleh guru agama di masing-masing kelas. Ada tiga guru agama
Islam yang mengajar di SMK Negeri 27 Jakarta.
Nilai kedisiplinan di SMK Negeri 27 Jakarta amat dijunjung tinggi, terlebih
menyadari bahwa sebagai sekolah yang telah meraih predikat terbaik, maka harus
seoptimal mungkin mempertahankannya. Semua warga sekolah; guru, tenaga
kependidikan, maupun siswa, wajib menjunjung tinggi kedisiplinan. Jika terjadi
pelanggaran atau kelalaian, sekolah pun tak segan memberikan konsekuensi yang
tegas. Meski demikian, SMK Negeri 27 Jakarta tak lagi pernah menerapkan hukuman
fisik kepada siswa-siswanya. Jikapun terjadi pelanggaran atau kelalaian, sanksi yang
diberikan umumnya adalah sanksi yang bernilai mendidik; misalnya membersihkan
suatu ruangan, mengambil sampah, dan sebagainya.

210 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Bahkan ketika kegiatan MOS berlangsung, sekolah selalu memberikan
kegiatan-kegiatan yang positif bagi siswa, berkaitan dengan membangun
karakter siswa. Kadangkala kami juga melibatkan kepolisian sebagai
narasumber untuk memberi pengetahuan dan pemahaman pada anak
mengenai misalnya bahaya narkoba, tawuran, dan sebagainya. Untunglah
sejauh ini, anak-anak SMK Negeri 27 Jakarta tak pernah terlibat tawuran,
kata Isduki, salah satu guru di SMK Negeri 27 Jakarta.
Sejauh ini, SMK Negeri 27 Jakarta selalu memberikan kegiatan-
kegiatan positif bagi warga sekolahnya selain membekali siswa dengan
skill kompetensi yang profesional. Beragam kegiatan diadakan untuk
menguatkan nilai-nilai karakter budi pekerti maupun sisi religius. Misalnya
merayakan hari-hari besar agama maupun hari besar nasional, mengadakan
pesantren kilat, training motivasi, outbond, pelaksanaan idul qurban, dan
sebagainya. Ada pula kegiatan ASINAN yang selalu dinanti-nanti para siswa,
yakni Ajang Kreasi Bulanan. Di setiap ajang ini berlangsung, secara simultan
ditampilkan berbagai kreativitas siswa seperti teater, modern dance, tari
daerah, hingga final 27 Idol.
Sedangkan dalam kegiatan rutin di sekolah, para siswa berhak untuk
mengikuti beberapa pilihan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan
minat dan bakat mereka. Ada sekitar 13 kegiatan ekstrakurikuler maupun
kegiatan keagamaan yang dapat dipilih siswa, antara lain drumband,
paskibra, pencak silat, basket, futsal, tari betawi, modern dance, seni musik
gambang kromong, seni musik band, rohis, rokris, hingga OSIS. Beberapa
kegiatan ekstrakurikuler pun berhasil membina siswa-siswa untuk meraih
prestasi melalui bakat dan minat mereka. Kegiatan ekstrakurikuler ini
biasanya dilakukan selepas jam belajar sekolah, pada sore hari. Tak pelak,
sekolah selalu ramai oleh siswa meski jam pelajaran sudah berakhir. Bahkan
banyak siswa yang merasa lebih betah berada di sekolah.
Dalam menghadapi persiapan Ujian Nasional, sekolah pun memiliki
kiat dan strategi tersendiri untuk menyiapkan anak-anak didiknya supaya
memperoleh hasil yang diharapkan. Sebelum UN berlangsung, sekolah
memberikan penguatan pada pelajaran-pelajaran yang akan di-UN-kan.
Biasanya, pada hari Sabtu, khusus untuk siswa kelas XII akan menerima
jam tambahan untuk pendalaman materi pelajaran yang akan diujikan, yang
biasanya dimulai menjelang bulan Oktober hingga hari pelaksanaan UN.
Kendati demikian, sekolah selalu memberikan surat edaran terlebih dahulu
kepada orangtua siswa mengenai hal ini.
Sejauh ini, pelaksanaan Ujian Nasional di SMK Negeri 27 Jakarta
berlangsung dengan baik. Nilai yang diperoleh anak-anak pun tak
mengecewakan, meskipun mereka diliputi oleh berbagai kesibukan untuk
mempersiapkan masa depan mereka. SMK Negeri 27 Jakarta terbukti dapat
dengan baik mengantar masa depan siswa dengan bekal profesionalisme
dan kualitas tinggi untuk memasuki fase berikutnya. S

SMK NEGERI 27 JAKARTA, KOTA JAKARTA, PROVINSI DKI JAKARTA 211


212 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 1
JAYAPURA
KOTA JAYAPURA,
PROVINSI PAPUA

SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 213


214 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto:Arien TW
Siapkan Siswa Asal
Remote Area Siap Kerja
A
lberto Bady, siswa kelas X Jurusan Tata Boga merasa senang sangat
sekaligus beruntung dapat bersekolah di SMK Negeri 1 Jayapura.
Katanya, semenjak bersekolah di sini, ia jadi memperoleh banyak
sekali ilmu pengetahuan dan keterampilan. Tempo lalu, ia bahkan
diberi kesempatan untuk unjuk gigi menjadi chef barbeque pada acara Hari
Ulang Tahun SMK Negeri 1 Jayapura. Ia berhasil memukau para tamu undangan
yang tak hanya warga sekolah, namun juga para alumni hingga para pejabat di
Jayapura. Padahal sebagai siswa kelas X, ia belum diajarkan materi barbeque.
Tapi ia mengatakan bahwa keterampilannya hanya berdasarkan pengalamannya
ketika masih berada di kampung halaman.
Alberto adalah siswa yang berasal dari Kabupaten Timika, Papua. Ia dapat
masuk ke SMK Negeri 1 Jayapura atas sponsor dari PT. Pangansari Utama, sebuah
industri katering yang memasok PT. Freeport di Papua. Ada 10 anak yang dibawa
PT. Pangansari Utama untuk belajar di SMK Negeri 1 Jayapura, dengan harapan
setelah lulus, mereka dapat langsung bekerja untuk PT. Pangansari Utama.
Menurut Elisabeth Paksoal, SE., M.Si., kepala SMK Negeri 1 Jayapura, saat
pertama kali anak-anak dari Timika tersebut datang ke sekolah, mereka masih
belum menguasai banyak hal. Bahkan membaca ataupun menulis pun belum
lancar, juga berbahasa Indonesia. Namun sekolah membentuk tim yang membina
para siswa tersebut supaya mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Kendati demikian, juga diperlukan komitmen, kerjasama, dan kesabaran banyak
pihak, baik itu para guru maupun para siswa lainnya. Kami juga menerapkan
sistem tutor sebaya, dan hasilnya cukup bagus, kata Elisabeth.

SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 215


Foto: Arien TW

Komitmen SMK Negeri 1 Jayapura dalam


membimbing dan membina anak-anak dari remote area
di Kabupaten Timika ini benar-benar luar biasa. Sekolah
telah menyediakan rumah yang menjadi asrama mereka,
dilengkapi dengan penjaga asrama dan koki masak untuk
mereka. Mesin cuci pun telah disediakan untuk mereka.
Anak-anak benar-benar sangat diperhatikan, pun memiliki
jadwal dan aturan khusus supaya mereka juga dapat
belajar lebih tertib.
Tinggal di asrama ini cukup menyenangkan. Biasanya
kalau sore kami main bola di sekolah. Tapi malam harinya
kami tidak boleh keluar, oleh karena itu kami pergunakan
waktu untuk belajar, kata Alberto.
Alberto Bady,
siswa kelas X Jurusan Tata Boga
Menurut Elisabeth, gelombang saat ini adalah
gelombang kedua PT Pangansari Utama mengirimkan
anak-anak dari Papua. Elisabeth merasa senang dan
bangga karena itu berarti sekolah telah mendapatkan
kepercayaan penuh dari PT Pangansari Utama dalam hal
mendidik anak-anak dari Timika tersebut. Betapa tidak,
karena bahkan ada pula anak-anak dari Timika ini yang
berhasil mengikuti ajang LKS tingkat Provinsi. Artinya,
mereka rupanya juga memiliki kemampuan yang bahkan
lebih baik jika terus diasah dan dididik dengan baik. Ia
berharap program ini terus berlanjut di tahun-tahun
kemudian.
Sebenarnya, program dari PT Pangansari Utama ini
telah dijalankan sejak lama. Mulanya, industri katering
ini mengirimkan anak-anak dari Timika ini untuk
bersekolah di Jawa. Namun bahkan hingga enam tahun
berjalan, program ini dianggap tidak membuahkan
hasil yang diharapkan. Anak-anak masih tetap tidak
memiliki kompetensi yang menjanjikan. Namun dengan
dikirimkannya anak-anak tersebut ke Jayapura, setidaknya
dapat mengurangi culture shock yang dialami anak-anak,
dan SMK Negeri 1 Jayapura yang berbasis pariwisata
diharapkan dapat memberikan bekal kompetensi dan
keterampilan yang benar-benar dibutuhkan supaya anak-
anak ini dapat langsung bekerja di bidang tata boga atau
perhotelan setelah mereka lulus.

216 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Elisabeth Paksoal, SE., M.Si.,
kepala SMK Negeri 1 Jayapura

Komitmen SMK Negeri 1 Jayapura


dalam mendidik generasi bangsa terutama
yang berasal dari daerah sulit dijangkau
ini memang patut diacungi jempol. Awal
tahun 2016 lalu, sekolah juga pernah
bekerjasama dengan tiga kementerian
dengan mengadakan program pelatihan
akomodasi perhotelan untuk para 25 calon
tenaga dari New Papua Nuginie (PNG),
Timor Leste, dan daerah perbatasan Papua
dan PNG. Di sini mereka dilatih selama
satu minggu, mereka menginap di Edotel
Foto: Arien TW Tefa. Untuk memperlancar kegiatan, kami
juga menyediakan penerjemah bahasa PNG, yakni anak kami dari
jurusan UPW, kata Elisabeth.
Di akhir kegiatan, para peserta pelatihan ini diajak untuk menikmati
indahnya pariwisata Jayapura didampingi oleh para siswa dari jurusan
UPW sebagai tour guide mereka. Kegiatan ini juga diliput oleh para
wartawan dari tujuh negara, antara lain dari Solomon Island, beberapa
negara dari Afrika, Papua Nugini, Timor Leste, dan lain-lain. Mereka juga
sempat menawarkan kerjasama untuk pelatihan di masa yang akan
datang.
Jennifer Sudumeru, siswa kelas XII Jurusan UPW mengaku merasa
sangat senang dengan adanya acara atau kegiatan semacam ini,
terlebih ia pun turut dilibatkan demi menyukseskan kegiatan ini. Jennifer
adalah salah seorang penerjemah untuk bahasa Papua Nuginie. Ia
dapat menguasai bahasa PNG dengan baik karena sebelumnya ia dan
keluarganya pernah tinggal di Papua Nuginie. Bahasa PNG itu hampir
sama dengan bahasa Inggris. Hanya untuk sistem penulisannya, cara
menulisnya sama dengan cara pengucapannya. Misalnya, welcome
dalam bahasa Inggris, welkam dalam bahasa PNG, kata Jennifer
menerangkan.

SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 217


Foto-foto: Arien TW

Setelah tamat dari SMK, Jennifer ingin melanjutkan


pendidikan ke jenjang perkuliahan. Namun kedua orangtuanya
berharap ia dapat bekerja terlebih dahulu setelah lulus nanti.
Di Papua, terutama para putra daerah memang masih
memiliki kecenderungan untuk memilih melanjutkan sekolah
ke jenjang kuliah ketimbang bekerja. Bagi mereka, pekerjaan
dan karier paling ideal adalah menjadi pegawai negeri. Di sisi
lain, Pemerintah Provinsi Papua telah membuat berbagai
kebijakan untuk merevitalisasi SMK, misalnya dengan
pendidikan gratis untuk para putera-puteri daerah.
Jennifer Sudumeru, Di Provinsi Papua sendiri ada 117 SMK, baik negeri maupun
siswi kelas XII Jurusan UPW
swasta, seperti yang disampaikan oleh Drs. Muhammad
Yusuf, MM., Kepada Bidang PLS Dinas Pendidikan Provinsi
Papua yang juga adalah mantan Kepala Bidang SMK pada
periode sebelumnya. Berbicara mewakili Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Papua, Elias Wonda, S.Pd., ia mengatakan
bahwa pendidikan menengah kejuruan ini merupakan jenjang
pendidikan yang paling strategis karena SMK bak memiliki
tiga mata pisau, yakni dimana lulusan kejuruan itu bisa
menjadi pekerja, bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi, dan
juga bisa membuka lapangan kerja.

218 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Namun demikian, menurut Yusuf, pendidikan
kejuruan di Papua pun masih dihadapkan oleh tiga
tantangan besar, antara lain masyarakat masih belum Foto: Dok. Drs. Muhammad Yusuf, MM.
begitu peduli atau merasa memiliki SMK sebagai institusi
profesional, sehingga keberlangsungan SMK masih
sangat tergantung pada kepala dinas pendidikan maupun
kepala sekolahnya. Seharusnya SMK berkolaborasi erat
dengan Dinas Pendidikan, pihak industri, dan juga peran
serta masyarakat, tukasnya. Tantangan kedua adalah
kurangnya sarana dan prasarana yang menyebabkan
level skill para lulusannya menjadi kurang maksimal.
Sedangkan tantangan ketiga adalah acapkali institusi
pemerintahan belum menyadari peran strategis SMK
sebagai institusi pencetak tenaga kerja, sehingga hal
ini pun mempengaruhi keputusan atau kebijakan yang
dibuat.
Sementara itu, SMK pun mengemban tugas berat,
dimana SMK harus mempersiapkan lulusannya untuk
menghadapi tiga kebutuhan pasar. Yang pertama,
harus memenuhi kompetensi pasar kerja di tingkat Drs. Muhammad Yusuf, MM.
lokal, yang kedua di tingkat nasional, dan yang ketiga
di tingkat internasional. Di daerah ini saja juga sudah
banyak industri yang menggunakan standard nasional
maupun internasional. Aturan kebijakan daerah telah
mengatur sistem perekrutan pegawai, dimana mereka
harus melibatkan tenaga lokal. Di sini lah peran SMK,
yakni menyiapkan tenaga-tenaga kerja tersebut. SMK
juga harus menjalin kerjasama dengan industri-industri
tersebut supaya tahu persis kebutuhan seperti apa yang
diinginkan, terang Yusuf.
Oleh karena itu, Yusuf menekankan bahwa revitalisasi
SMK sangat diperlukan untuk segera dilaksanakan.
Terutama dalam memaksimalkan peran sekolah rujukan
atau sekolah yang menjadi piloting project supaya dapat
merangsang proses perkembangan sekolah-sekolah
lainnya. Misalnya, untuk wilayah Jayapura, SMK Negeri 1
Jayapura merupakan salah satu SMK andalan yang telah
menjadi sekolah rujukan di wilayah Jayapura. Bahkan
menurut Yusuf, untuk bidang pariwisata, SMK Negeri 1
Jayapura dapat dikatakan terbaik di wilayah Indonesia
bagian timur.

SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 219


Hal ini pun disepakati oleh I Wayan Mudiyasa, M.Pd.,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura. Ia menilai bahwa
SMK Negeri 1 Jayapura patut menjadi sekolah rujukan
yang perlu ditiru oleh SMK-SMK lainnya di Jayapura. Dari
sisi penampilan, SMKN 1 Jayapura dari hari ke hari semakin
baik. Gedungnya megah, cara berpakaian guru-guru, staf,
maupun siswanya menarik, manajemen pengelolaannya
pun juga sangat rapi, dan dari sisi pelayanan juga sangat
bagus dan dilakukan secara profesional. Sekolah ini pun
selalu berbenah dan membuat inovasi-inovasi bagaimana
sekolah selalu eksis, bagaimana mempertahankan
jurusan-jurusan yang dimiliki agar tetap ada dan konsisten
untuk masayrakat. Tak heran jika mereka kerap mendulang
prestasi, katanya.

DULUNYA ADALAH SEKOLAH KEPANDAIAN PUTERI


I Wayan Mudiyasa, M.Pd.,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura
SMK Negeri 1 Jayapura berdiri pada tahun 1963 dengan
nama Sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP) Negeri
Jayapura. Saat itu, sekolah yang terletak di Jalan Nusa
Tenggara, Dok V 14, Kota Jayapura, Papua ini membuka
dua jurusan yaitu Jurusan Memasak dan Jurusan Menjahit,
dengan tujuan untuk menghasilkan tenaga-tenaga pendidik
untuk bidang kepandaian/ketrampilan wanita.
Pada tahun 1967, sekolah ini kemudian berganti nama
menjadi Sekolah Kesejahteraan Keluarga Tingkat Atas
(SKKA) Negeri Jayapura yang berorientasi pada program-
program kerumahtanggaan. Selain jurusan yang sudah

Foto-foto: Arien TW

220 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Arien TW

ada, ditambah pula jurusan baru, yakni Jurusan Tata Laksana Rumah Tangga. Selanjutnya
di tahun 1976, SKKA berganti nama menjadi Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga
(SMKK) Negeri Jayapura.
Seiring dengan berkembangnya pendidikan kejuruan yang menyesuaikan kebutuhan
dunia kerja yang sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
handal dan profesional, maka di tahun 1992 SMKK berganti nama menjadi Sekolah
Menengah Kejuruan Kelompok Pariwisata (SMK Pariwisata) Negeri Jayapura serta
mengalami perubahan nama pula pada ketiga jurusannya. Jurusan Memasak berganti
nama menjadi jurusan Tata Boga, jurusan menjahit berganti nama menjadi jurusan
Tata Busana, dan jurusan Tata Laksana Rumah Tangga berganti nama menjadi jurusan
Tata Graha. Materi pembelajarannya pun lebih mengarah pada bidang kepariwisataan.

Pada tahun 1997, pemberian nama sekolah berubah, yaitu penomoran SMK ditetapkan
berdasarkan tahun pendiriannya, sehingga pada tahun tersebut SMK Pariwisata Negeri
Jayapura berganti nama menjadi SMK Negeri 1 Jayapura. Satu program keahlian baru
yang dibuka pada tahun 1997 ini adalah program keahlian Tata Kecantikan. Tahun 2001,
dalam program re-enginering menambah satu program keahlian yaitu program keahlian
Usaha Perjalanan Wisata (UPW) dan di tahun 2006 menambah program keahlian Rekayasa
Perangkat Lunak (RPL).
Sayangnya, pada tahun 2014, program keahlian Tata Kecantikan ditiadakan untuk
sementara waktu karena minimnya tenaga pengajar dan berkurangnya peminat. Sehingga
saat ini, SMK Negeri 1 Jayapura memiliki lima program keahlian, yakni Tata Boga, Tata
Busana, Akomodasi Perhotelan, Usaha Perjalanan Wisata (UPW), dan Rekayasa Perangkat
Lunak (RPL). Menurut Elisabeth, kepala SMKN 1 Jayapura, program keahlian yang memiliki

SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 221


Foto: Arien TW

animo atau minat masyarakat yang paling tinggi justru adalah Rekayasa Perangkat Lunak.
Saat ini bidang komputer seolah menjadi primadona karena lekat dengan modernisasi.
Padahal sudah kami sosialisasikan bahwa semua jurusan juga menggunakan IT, kata
Elisabeth.
Tahun ajaran 2015/2016, jumlah total siswa sebanyak 518 anak, sedangkan jumlah
siswa baru saja mencapai 190 anak. Tiap-tiap kelas biasanya memiliki 2 rombongan belajar,
sehingga totalnya ada sekitar 22 rombongan belajar. SMK Negeri 1 Jayapura merupakan
sekolah berbasis pariwisata yang sudah cukup modern dan telah menggunakan IT, termasuk
dalam pelaksanaan UNBK maupun tes ulangan umum.
Fasilitas sarana dan prasarana di SMK yang memiliki luas 4.850 m2 ini sudah cukup
memadai, termasuk laboratorium praktek siswa. Hanya saja, untuk praktek siswa, sekolah
menggunakan sistem blok, dimana siswa per kelas bergantian dalam penggunaan
laboratorium praktek melalui jadwal yang sudah ditentukan. Untuk program keahlian
Akomodasi Perhotelan, sekolah juga memiliki sebuah edotel bernama Yotefa Hotel, yang
memiliki 14 kamar, mulai dari kelas standard, deluxe, hingga suit. Hotel ini selain digunakan
sebagai tempat praktek siswa jurusan Akomodasi Perhotelan, juga menjadi lahan bisnis
bagi SMK Negeri 1 Jayapura untuk tamu-tamu dari umum. Dulunya, edotel ini memiliki spot
view yang cukup indah karena berhadapan dengan pantai maupun laut. Namun kemudian
pembangunan beberapa bangunan di depan hotel menghalangi pemandangan, sehingga
sekarang pemandangan lautan sedikit terhalang oleh atap-atap beberapa bangunan. Meski
demikian, hotel ini termasuk cukup ramai, terutama jika terdapat event atau pelatihan-
pelatihan yang diselenggarakan di Jayapura. SMK Negeri 1 Jayapura sendiri pun kerap
mendapat order dari penyewaan aula sekolah untuk kegiatan-kegiatan pelatihan, workshop,
hingga acara pernikahan. Dengan demikian, sekolah pun mendapat pemasukan yang
membantu meringankan biaya operasional sekolah.

222 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


GURU HARUS AKTIF DAN KREATIF
Jumlah total guru yang mengajar di SMK Negeri 1
Jayapura sebanyak 48 orang, yang sebagian besar telah
berstatus pegawai negeri sipil. Yang unik dari SMK Negeri
1 Jayapura, sebagian besar guru yang mengajar di sini
adalah para alumni dari SMK Negeri 1 Jayapura, bahkan
termasuk Elisabeth Paksoal. Sebagai kepala sekolah, ia pun
menghimbau para tenaga pendidik di SMK Negeri 1 Jayapura
selalu meningkatkan kompetensinya dan berupaya untuk
selalu seiring dengan perkembangan dunia industri.
Untuk memantau perkembangan dan kinerja para guru,
sekolah pun selalu mengadakan evaluasi di akhir semester.
Sedangkan pada awal semester, sekolah mengadakan In
House Training untuk para guru maupun tenaga kependidikan.
Kegiatan In House Training ini biasanya diselenggarakan
selama satu minggu. Kegiatan ini membahas tentang
pembuatan perencanaan program kerja sekolah selama
satu semester ke depan, strategi-strategi mengajar yang
perlu dilakukan para guru, maupun strategi sekolah dalam Foto: Arien TW
meningkatkan eksistensi baik di masyarakat maupun di dunia
industri.
Rafael F.F. Piter, S.Pd., guru bahasa Inggris yang juga
adalah guru di Jurusan UPW mengatakan bahwa ia pun
memiliki strategi dan kiat-kiat tersendiri dalam mengajar
maupun mendekati siswa-siswanya. Rafael, demikian ia Rafael F.F Piter, S.Pd.,
akrab disapa, menegaskan bahwa mengajar anak-anak guru bahasa Inggris dan
guru di Jurusan UPW
Papua itu berbeda dengan mengajar anak-anak dari daerah
lain, misalnya Jawa. Sebagian besar anak-anak di sini
berlatar belakang lingkungan nelayan atau pedagang di
pasar, dimana kehidupan mereka cukup keras. Oleh karena
itu, kita tidak bisa menerapkan cara yang lemah lembut saat
mengajar mereka, karena mereka tidak akan memperhatikan
atau mengindahkan kita, jelasnya.
Dalam mengajar, Rafael juga memiliki cara khusus yang
menurutnya cukup ampuh dan terbukti lebih banyak berhasil.
Biasanya anak-anak lebih mudah menyenangi guru daripada
pelajarannya. Oleh karena itu, saya berusaha terlebih dulu
menjadi sosok guru yang disenangi murid-murid saya. Saya
berusaha untuk bisa akrab dengan anak-anak, menempatkan
diri sebagai teman bagi mereka. Saya juga tidak selalu
membuat situasi kelas tegang, oleh karena itu saya sering
menyelipkan joke atau games dalam pembelajaran, sehingga
kelas jadi tidak membosankan. Sebagai guru yang juga
mengajar bahasa Inggris, saya tetap menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai pengantar supaya pesan saya sampai dan
dimengerti oleh anak-anak, terang Rafael.

SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 223


Sebagai guru untuk jurusan Usaha Perjalanan
Wisata (UPW), Rafael menilai bahwa kesiapan para
siswa untuk terjun di bidang kerja yang berkaitan
Foto: Arien TW
dengan UPW sudah cukup bagus karena sekolah pun
menyediakan fasilitas yang memadai dalam belajar.
Dalam kegiatan prakerin siswa pun para siswa jurusan
UPW banyak ditempatkan di bandara penerbangan
Jayapura, kantor maskapai penerbangan, maupun
kantor-kantor perusahaan travel agent.
Untuk materi tour guide, menurut Rafael
sebenarnya kemampuan para siswa dapat diasah
dengan baik karena wilayah Jayapura memiliki
banyak potensi wisata yang cukup menarik. Misalnya
keindahan Danau Sentani, Tugu Mac Arthur, Museum
Loka Budaya, Pantai Hamadi, Pantai Harlem bagi para
pecinta snorkeling, Desa Skouw, yang merupakan
desa perbatasan negara dengan New Papua Nuginie,
hingga Pulau Aksai yang banyak menawarkan
kerajinan lukisan khas Papua di atas lembaran kulit
kayu. Sayangnya, sebagian besar tempat rekreasi di
Nanda fajar Isnaeny, Jayapura juga dikelola oleh masyarakat adat yang
siswi kelas XII Jurusan UPW
menyebabkan banyaknya pungutan atau retribusi di
sana-sini, yang tentunya hal ini sedikit memberatkan
para siswa. Di samping itu, sekolah pun masih belum
memiliki sarana bus, sehingga sekolah perlu menyewa
bus tiap kali berkegiatan. Menurut Rafael, kelengkapan
sarana bus ini sangat diperlukan pula untuk menunjang
proses pembelajaran.
Nanda Fajar Isnaeny, siswi kelas XII Jurusan
UPW mengatakan bahwa sejauh ini ia sama sekali
tak menemui kendala berarti dalam pembelajaran.
Untuk menunjang kompetensinya, Nanda pun
diajarkan bahasa Inggris maupun bahasa Jepang di
sekolah. Ia ingin suatu saat dapat menjadi seorang
tour guide. Berkisah tentang pengalamannya selama
prakerin, Nanda mendapat kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan prakerin di Kantor Maskapai
Garuda Indonesia di Jayapura. Selama prakerin saya
ditugaskan sebagai operator telepon, juga melayani
reservasi. Yang susah adalah saat pertama kali saya
masuk, karena harus berhadapan dengan rumus-
rumus, karena pemesanan tiket di maskapai Garuda
Indonesia harus menggunakan sistem Abacus,
sedangkan kami belum belajar terlalu banyak tentang
itu di sekolah. Tapi kami diajari perlahan-lahan di sana
sampai bisa, ungkapnya.

224 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 225
Foto: Arien TW
Nanda juga termasuk dalam tim siswa yang mewakili SMK Negeri 1 Jayapura
dalam lomba LKS hingga tingkat Nasional tahun 2015 untuk kategori Usaha
Perjalanan Wisata dan berhasil meraih Juara Harapan II Tingkat Nasional. Prestasi
ini benar-benar sebuah pencapaian yang sangat membanggakan bagi sekolah,
dan terutama bagi Nanda. Saya merasa senang sekali karena dapat berkompetisi
dengan daerah lain, dan saya juga merasa sangat bangga dapat mewakili Papua di
ajang Nasional, katanya lagi.
Lain dengan jurusan UPW, lain pula dengan jurusan Akomodasi Perhotelan di SMK
Negeri 1 Jayapura. Program keahlian ini merupakan salah satu program keahlian
yang cukup difavoritkan selain program keahlian RPL. Ada empat guru produktif di
program keahlian ini, termasuk salah satunya adalah Danang Setiawan, SE. yang
telah mengabdi di SMK Negeri 1 Jayapura sejak tahun 2004.
Selain memperbanyak praktek dengan fasilitas yang telah disediakan sekolah
maupun di edotel sekolah, Danang juga mengajak para siswanya untuk turut
berperan serta dalam kegiatan yang dikelola event organizer. Dalam hal ini, sekolah

226 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Danang Setiawan, SE.,
guru Jurusan Akomodasi Perhotelan

telah menjalin kerjasama dengan seluruh industri katering di


Jayapura, sehingga tiap kali diadakan berbagai event, para
siswa-siswi SMK Negeri 1 Jayapura pun diberi kesempatan
untuk berpartisipasi.
Kegiatan ini melibatkan siswa-siswi dari berbagai
jurusan, tergantung kebutuhan event organizernya. Di
sini, anak-anak jadi punya kesempatan untuk langsung
praktek di lapangan, mulai dari event pernikahan hingga
pemerintahan. Anak-anak juga merasa sangat senang dan
bersemangat karena acapkali mereka pun mendapat uang
saku tambahan, katanya.
Peluang-peluang seperti ini merupakan salah satu hasil
dari upaya sekolah dalam membina hubungan dengan dunia
industri, karena bagaimanapun kesuksesan program SMK
pun tak bisa lepas dari keharmonisan hubungan sekolah
dengan pihak dunia usaha/industri (du/di). Bahkan jika
sekolah berhasil membina hubungan baik dan bersinergi
dengan pihak du/di, maka lulusan SMK pun akan menjadi
tenaga terampil yang siap pakai di dunia industri.
Foto-foto: Arien TW

SALING BANTU DENGAN PIHAK DU/DI


Sejauh ini, SMK Negeri 1 Jayapura pun memiliki kiat
dan strategi tersendiri dalam menjaring du/di maupun
membina hubungan supaya senantiasa harmonis dan
saling menguntungkan. Kami selalu berkomunikasi dengan
baik dengan pihak industri. Kami saling mengetahui apa
kebutuhan masing-masing. Pihak du/di pun perlu diberitahu
mengenai program-program sekolah dan apa yang ingin
kami capai sesuai visi misi sekolah. Dengan adanya
transparansi tersebut, mereka tidak ragu untuk menjalin
kerjasama dengan kami. Kami identifikasi apa yang mereka
butuhkan, dan kami pun siap memberikan bantuan kepada
mereka jika mereka butuh bantuan. Dengan begitu, kami
mempererat kerjasama dengan mereka, tutur Elisabeth.

SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 227


Selain itu, kami juga secara rutin mengundang du/di ke sekolah
untuk melihat fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah dan berdiskusi
tentang kompetensi apa sajakah yang ingin dicapai oleh para siswa.
Itu biasanya sekitar 4 bulan sekali, tambahnya lagi.
Sejauh ini, menurut Elisabeth, ada sekitar 60 pihak du/di
yang telah bekerja sama dengan SMK Negeri 1 Jayapura. Bentuk
kerjasama yang disepakati antara lain penempatan siswa prakerin,
pengadaan guru tamu, maupun kesempatan guru magang di
industri. Ada sekitar 10 du/di untuk Jurusan Akomodasi Perhotelan
dan Tata Boga, 16 du/di untuk jurusan UPW, 5 du/di untuk jurusan
Tata Busana, serta 21 du/di untuk jurusan RPL. Biasanya, kontrak
kesepakatan MoU tersebut berlaku hingga 5 tahun, yang kemudian
dapat diperpanjang, terang Elisabeth.
Untuk jurusan RPL, tempat prakerin yang biasa digunakan
siswa adalah di kantor-kantor instansi pemerintahan maupun di
perusahaan swasta. Tapi kadang kami agak kesulitan menyakinkan
birokrasi pemerintahan daerah karena mereka mengira bahwa siswa
jurusan RPL ini pasti membuat desain program, dan sebagainya.
Padahal mereka juga bisa membantu dalam membuat laporan, dan
sebagainya. Namun adapula instansi pemerintahan yang sangat
puas dengan kinerja anak-anak, dan bahkan hingga anak-anak
sering diajak serta dalam menghadiri beberapa kegiatan untuk
menyiapkan laporan atau presentasinya, jelas Elisabeth.
Sedangkan untuk jurusan Akomodasi Perhotelan maupun
jurusan Tata Boga, sejauh ini sekolah telah bekerjasama dengan
dunia industri perhotelan yang ada di Jayapura, terutama hotel-
hotel bintang 3 maupun bintang 4 di Jayapura, seperti Sahid Hotel,
Sheraton Hotel, Yasmine Hotel, Aston Hotel, dan lain sebagainya.
Dalam dasawarsa ini, pertumbuhan hotel di Jayapura meningkat
pesat karena pertumbuhan dan perkembangan kota Jayapura
yang juga semakin maju, terutama sebagai pusat bisnis maupun
pemerintahan.
Kegiatan prakerin di SMK Negeri 1 Jayapura dilaksanakan saat
siswa menginjak bangku kelas XI. Tempat prakerin ditentukan
oleh guru pembimbing berdasarkan pada berbagai pertimbangan.
Kegiatan prakerin tersebut dilaksanakan selama tiga bulan penuh.
Salah satu industri yang bekerjasama dengan SMK Negeri 1
Jayapura dalam hal penempatan siswa prakerin adalan Swiss-
Belhotel Papua, Jayapura. Yohannes Makatita, General Manager
Swiss-Belhotel Papua, Jayapura mengaku merasa puas dengan
kinerja para siswa SMK Negeri 1 Jayapura yang melaksanakan
prakerin di Swiss-Belhotel Papua, Jayapura. Kerjasama ini telah
dijalin sejak tahun 2012 dan semakin langgeng hingga sekarang.

228 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Kami juga selalu memastikan bahwa anak-anak ini
memperoleh ilmu dan pengalaman yang cukup selama
mereka magang di sini. Kami juga biasanya mengadakan Foto: Arien TW
kelas untuk mereka, juga ada pembimbingan secara tatap
muka dengan kepala departemen yang bersangkutan, terang
Yohannes. Dalam setiap satu periode kegiatan prakerin,
biasanya terdapat 10-12 siswa SMK Negeri 1 Jayapura
yang magang di Swiss-Belhotel Papua, dan tersebar dalam
beberapa departemen, sesuai dengan kompetensi siswa.
Selama magang prakerin, siswa diharapkan dapat mengikuti
segala aturan yang berlaku di hotel karena mereka pun
diperlakukan sama selayaknya para karyawan lainnya.
Di samping itu, hotel pun kerap memanfaatkan para siswa
SMK Negeri 1 Jayapura dalam event-event hotel melalui
kerja kasual. Ketika hotel membutuhkan tenaga kerja secara
insidental, maka hotel akan langsung menghubungi pihak
SMK Negeri 1 Jayapura untuk meminta sejumlah tenaga kerja.
Bagi pihak hotel, kerjasama demikian sangat menguntungkan
karena hotel tidak perlu merekrut karyawan baru ataupun
mentraining tenaga kerja terlebih dahulu karena siswa SMK Yohanner Makatita,
telah memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Sedangkan para General Manager Swiss-Belhotel Papua
siswa pun merasa diuntungkan karena selain mendapatkan DU/DI yang bekerja sama dengan
SMK Negeri 1 Jayapura
pengalaman kerja melalui praktek langsung, mereka pun bisa
mendapatkan tambahan uang saku.
Salah satu keunggulan siswa maupun lulusan SMK
Negeri 1 Jayapura yang cukup menonjol di antara yang
lainnya menurut Yohannes adalah attitude atau perilaku
siswanya yang sangat baik, di samping kompetensinya yang
juga memadai. Dalam hal perekrutan pegawai, attitude atau
perilaku adalah poin yang menjadi pertimbangan paling
utama bagi perusahaan untuk menerima atau menolak
calon pegawai. Mental dan attitude para siswa maupun
lulusan SMK Negeri 1 Jayapura sudah tak perlu diragukan
lagi, makanya SMK Negeri 1 Jayapura pun menjadi pemasok
utama tenaga kerja di tempat kami, kata Yohannes.
Sejauh ini, telah banyak lulusan SMK Negeri 1 Jayapura
yang menjadi karyawan tetap di hotel bintang empat yang
dibangun di Jayapura sejak tahun 2006 ini. Ismail Tampubolon
adalah salah satunya, yang kini menjadi Kepala Departemen
Kitchen di Swis-Belhotel Papua Jayapura. Alumni tahun
1999 jurusan Tata Boga ini merasa sangat berterima kasih
kepada SMK Negeri 1 Jayapura yang telah mendidik dan
membimbingnya hingga ia dapat meraih pencapaian seperti
yang ia dapatkan saat ini, karena apa yang dicapainya pun
sangat sesuai dengan minat atau passion-nya.

SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 229


Foto: Dok. SMK Negeri 1 Jayapura

Kini, sebagai profesional yang bekerja di industri hotel, ia


pun berkesempatan untuk membimbing adik-adik kelasnya
melalui kegiatan prakerin di Swiss-Belhotel Papua Jayapura.
Hanya saja, ia pun melihat beberapa kekurangan yang
biasanya dialami oleh siswa-siswa prakerin. Biasanya anak-
anak SMK ini masih malu dalam bertanya, padahal staff di
kitchen itu sibuknya luar biasa. Kalau mereka tidak bertanya,
mereka tidak akan pernah tahu, ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya bidang kitchen
atau tata boga itu masih sangat menjanjikan dan merupakan
peluang besar bagi siswa-siswa SMK Jurusan Tata Boga.
Hanya saja, hingga saat ini masih melekat stigma bahwa
jurusan Tata Boga ini hanya untuk perempuan. Padahal
justru sebenarnya dalam Tata Boga, laki-laki juga mendapat
peluang yang sama, terlebih karena pekerjaan di kitchen ini
juga dapat dikatakan sebagai pekerjaan berat, terang Ismail.
Karena para siswa dari SMK Negeri 1 Jayapura dianggap
lebih unggul dan lebih siap, pihak Swiss-Belhotel Papua
Jayapura pun kerap menawarkan peluang kerja pada para
siswa usai mereka melaksanakan kegiatan prakerin. Saat
mereka prakerin, kami juga sudah melakukan pemetaan dan
membuat data base siapa-siapa saja siswa yang kinerja
dan penampilannya bagus. Setelah prakerin, kami akan
tawari mereka untuk bekerja di sini saat mereka lulus nanti,
kata Yohannes. Bagi industri, pertimbangan utama dalam
merekrut karyawan adalah pengalaman kerja, performa
kinerja, maupun attitude. Nilai sekolah tak menjadi patokan
utama siswa dapat diterima atau tidak.
Seperti halnya Hamzanudin, siswa kelas XII jurusan
Akomodasi Perhotelan, ia mengaku mendapat tawaran kerja
dari Hotel Horison, Jayapura sehingga ia dapat langsung
bekerja setelah lulus nanti. Awalnya, Hamzanudin mendapat
kesempatan untuk melaksanakan kegiatan prakerin di Hotel
(Atas) Ismail, chef Swiss-Belhotel Papua Horizon ketika ia masih duduk di bangku kelas XI tahun
DU/DI yang bekerja sama dengan
SMK Negeri 1 Jayapura lalu. Saya merasa beruntung mendapatkan Hotel Horison
sebagai tempat prakerin saya karena letaknya tak jauh dari
(Bawah) Hamzanudin, siswa kelas XII rumah, tinggal berjalan kaki saja. Rencananya setelah lulus
jurusan Akomodasi Perhotelan nanti saya akan langsung bekerja di sana, katanya.
Foto-foto: Arien TW

230 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Kesiapan para siswa maupun lulusan SMK Negeri 1
Jayapura juga diamini oleh Salim, MM., pihak dunia industri
yang merupakan sekretaris PHRI (Perhimpunan Hotel
dan Restoran Indonesia) dan juga pernah menjadi ketua
komite sekolah pada periode sebelumnya. Menurut Salim,
SMK Negeri 1 Jayapura merupakan pensuplai utama Foto: Arien TW
tenaga kerja untuk hotel maupun restoran di wilayah
Jayapura. Sejauh ini, tenaga kerja yang disiapkan oleh
Salim, MM.,
SMK Negeri 1 Jayapura bahkan masih sangat terbatas
sekretaris PHRI (Perhimpunan Hotel
dibandingkan dengan jumlah permintaan tenaga kerja. dan Restoran Indonesia),
Oleh karena itu, hal ini seharusnya menjadi tantangan bagi pernah menjadi Ketua Komite
SMK Negeri 1 Jayapura untuk menjadi lembaga pencetak SMK Negeri 1 Jayapura
tenaga kerja yang dipercaya masyarakat. Untuk industri-
industri di sini, terutama di perhotelan, untuk sudah dari
SMKN 1 Jayapura tidak perlu banyak tanya lagi, mereka
pasti diterima,katanya.
Salim pun didapuk sebagai asesor dalam uji
kompetensi siswa di SMK Negeri 1 Jayapura. Mewakili
pihak industri, ia berharap SMK Negeri 1 Jayapura terus
meningkatkan performanya dan selalu jeli melihat celah
dan peluang dalam berbagai kesempatan, terutama dalam
kerjasama dengan para stakeholder.
Sebagai sekolah rujukan yang juga telah dipercaya
sebagai sekolah menengah kejuruan berbasis pariwisata
terbaik di Provinsi Papua, SMK Negeri 1 Jayapura
senantiasa meningkatkan dan mengembangkan diri untuk
terus menjadi sekolah yang menginspirasi dan melahirkan
tenaga kerja kompeten yang siap mengabdi untuk
kemajuan banga dan negara. S

SMK NEGERI 1 JAYAPURA, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA 231


232 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
SMKN 9
PADANG
KOTA PADANG,
PROVINSI SUMATERA BARAT

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 233


234 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA Foto: Rauhanda Riyantama
Siapkan Siswa
Berjiwa Wirausaha
S
logan The Real Enterpreneur School tak hanya menjadi
isapan jempol belaka. Buktinya, banyak di antara
alumni SMK Negeri 9 Padang yang telah berhasil
berwirausaha. Mereka umumnya berbisnis di bidang
kuliner, seperti kue, katering, serta cafe yang sedang
digandrungi remaja sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa
proses pendidikan yang diterapkan sekolah ini terbilang
berhasil.
Kepala SMK Negeri 9 Padang, Ariswan, S.Ag, M.Pd.
mengatakan bahwa pembinaan kewirausahaan diterapkan
salah satunya melalui proses pembelajaran di unit produksi.
Unit produksi sekolah telah berkembang cukup baik. Bahkan,
sejak tahun 2006 hingga sekarang masih dipercaya untuk
menyiapkan makanan kepada lebih dari 7.500 jamaah Haji
Indonesia asal embarkasi Sumatera Barat.

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 235


Foto: Rauhanda Riyantama

Ariswan, S.Ag., M.Pd.,


Kepala SMK Negeri 9 Padang

Selain itu, sekolah juga memiliki kafetaria, resto,


hotel dengan 21 kamar, loundry dengan kapasitas
per mesin 7 kg (saat ini memiliki lima mesin). Yang
semuanya dikelola oleh siswa-siswa SMK Negeri 9
Padang.

LAHIRKAN PENGUSAHA MUDA


Para siswa umumnya senang dengan pendidikan
kewirausahaan yang diterapkan sekolah. Karena
selain mendapat pelajaran akademik, mereka juga
mendapatkan ilmu lain tentang bagaimana menjadi
seorang pengusaha sukses nantinya. Lebih lagi sektor pariwisata dan kuliner
memiliki kans untuk terus berkembang pesat.
Berikut penuturan Musdalifah, salah satu alumni SMK Negeri 9 Padang
yang telah sukses berbisnis kue online. Perjalanannya dimulai tahun 2010
kala diterima di sekolah ini. Saya memilih sekolah ini sebagai harapan untuk
mewujudkan impian saya menjadi seorang chef, ungkapnya. Harapan tersebut
kian dekat dengan kenyataan, pasalnya di tahun pertama pendidikan ia telah
meraih peringkat kelas.
Prestasi tersebut ternyata berguna dalam pemilihan tempat magang
atau pelatihan kerja saat kelas 2. Seperti yang dikatakan wali kelas, bagi
yang memiliki prestasi atau peringkat kelas boleh memilih tempat magang
di luar kota atau luar negeri, katanya. Mendengar penjelasan itu, Musdalifah
mencoba mencari tahu tempat magang yang berkualitas dari seniornya.
Begitu menginjak kelas 2, akhirnya Musdalifah menjatuhkan pilihan ke
Medan, Sumatera Utara, tepatnya di Aerofood Catering Service Bandara
Kualanamu. Selama proses magang, ia mendapat banyak pelajaran berharga,
khususnya memahami bagaimana mestinya menjalankan sebuah perusahaan
besar di bidang katering. Alhamdulillah saya terpilih sebagai leader untuk
tingkat di tahun saya magang, katanya. Setelah tiga bulan menyelesaikan
magang, Musdalifah terpilih lagi untuk mewakili sekolah dalam rangka
mengikuti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat SMK se-Kota Padang, dan
mendapat peringkat 2.
Kecintaannya dalam dunia bisnis semakin meningkat kala mendapatkan
ilmu kewirausahaan dalam matapelajaran Pengelolaan Usaha Boga (PUB).
Tidak hanya sebatas ilmu tetapi juga mempraktikan langsung. Saya dipilih
sebagai leader oleh teman-teman sekelompok selama pelajaran PUB. Kami
diberikan modal oleh sekolah dan harus melipat gandakan uang tersebut

236 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Rauhanda Riyantama

dengan cara berjualan, katanya. Kemudian uang hasil


jualan akan disimpan dan dibagikan ketika semester akhir.
Selama proses pelajaran PUB, Musdalifah merasa
tertantang untuk menghabiskan menu yang telah
diproduksi. Salah satunya selalu memberikan motivasi
dan semangat kepada teman-temannya walaupun
rintangan berat menghadang, seperti cuaca dan
jangkauan pelanggan yang cukup jauh.
Seiring berjalannya waktu, Musdalifah semakin Musdalifah,
alumni SMK Negeri 9 Padang
menikmati matapelajaran PUB. Lantas terbersit di
dalam hati, setelah lulus dari SMK ini saya akan menjadi
wirausahawan muda, cetusnya. Semangat ini ia peroleh
dari para guru-guru SMK Negeri 9 Padang. Karena mereka
selalu memotivasi para siswanya harus bisa membuka
lapangan pekerjaan untuk meminimalisir pengangguran,
dengan bekal selama sekolah di SMK Negeri 9 Padang.
Perjalanan Musdalifah untuk menggapai cita-
citanya tidaklah mulus. Ia harus bekerja selama setahun
untuk mengumpulkan modal usaha. Setelah beberapa
bulan bekerja, modal sudah cukup terkumpul. Saya
mulai menginvestasikan dengan cara membeli alat-
alat produksi, katanya. Namun, Musdalifah tak lantas
berhenti bekerja. Ia tetap melanjutkan sembari belajar

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 237


merasakan bagaimana rasanya menjadi karyawan,
dan bagaimana nantinya menghargai karyawan
yang bekerja dengannya.
Musdalifah memutuskan berhenti bekerja
setelah berhasil mempromosikan hasil karya
inovasinya di media sosial, seperti facebook,
instagram, dan twitter, sehingga mendapatkan
banyak peminat dan permintaan. Tepat pada
Foto: Rauhanda Riyantama 30 April 2014 ia resmi membuka dan memulai
bisnisnya bernama Ladies Cake, yaitu usaha kuliner
bakery, patisery, dan katering. Alhamdulillah semua
yang saya peroleh selama belajar di SMK Negeri 9
Padang dapat diterapkan dalam bisnis saya, tutur
Musdalifah, yang terpilih sebagai wirausahawan
termuda di antara 30 peserta terbaik Bank
Indonesia se-Sumatera Barat.
Kini, Musdalifah telah memiliki dua toko, yang
satu toko sekaligus tempat produksi dan yang
satunya lagi toko cabang kecil. Sekarang saya
sudah merasakan omset dan profit dari hasil kerja
keras. Karena bagi saya perolehan saat ini berkat
pembentukan moral dan pandangan untuk menjadi
manusia yang bermanfaat bagi banyak orang,
ungkapnya. Karena bagi saya memiliki bisnis tidak
hanya memperkaya diri, tetapi juga memakmurkan
Aco Iswandi, hidup banyak orang, Insya Allah, imbuh Musdalifah,
alumni SMK Negeri 9 Padang yang mendapatkan penghargaan Uni Inspirator
Recognition dalam pemilihan Uda dan Uni Kota
Padang tahun 2016.
Lain lagi dengan Aco Iswandi, alumni jurusan
Tata Boga tahun 2011 ini memiliki House Drink
Cafe, bisnis kuliner yang menyediakan minuman
nonalkohol, mulai dari jus, milkshake, kopi, teh, dan
lain sebagainya. Ia menuturkan, bisnisnya ini mulai
dibuka pada tanggal 9 Mei 2015. Dan saat ini telah
mempunyai empat orang karyawan.
Aco, demikian nama akrabnya, awalnya memilih
sekolah di SMK Negeri 9 Padang jurusan Tata
Boga karena hobi masak dan bercita-cita menjadi
chef terkenal. Setelah lulus dari sekolah ini ia tak
lantas langsung membuka bisnisnya. Aco terlebih
dahulu bekerja di hotel dan beberapa restoran di
Kota Balikpapan. Dari semua tempat kerja itu,
saya menyimpulkan betapa beruntungnya menjadi
tamatan SMK. Setelah tamat sudah mempunyai
skill atau keterampilan khusus. Apapun ilmu yang

238 PROFIL SMK RUJUKAN


AN PARIWISATA
saya peroleh selama sekolah, hampir semuanya saya terapkan di dunia kerja maupun di
kehidupan sehari-hari, ungkapnya.
Aco menuturkan, pendidikan yang diajarkan tak melulu soal akademik, tetapi juga tentang
karakter, seperti sopan santun, keramahan, ilmu komunikasi yang baik, serta keterampilan
bahasa asing, yakni English Day setiap hari Kamis. Untuk hal lain, saya berkesempatan
bekerja di dunia hotel sebagai receptionist, house keeping, night audit, dan accounting, katanya.
Saya juga diarajkan tentang hygine (kebersihan) mulai dari areal dapur, alat-alat kerja, dan
kebersihan diri. Walaupun saya berasal dari jurusan Tata Boga yang berurusan dengan
memasak, lanjut lanjut laki-laki kelahiran Padang, 10 Januari 1993 itu.
Aco pun merasa tak salah memilih SMK Negeri 9 Padang sebagai pelabuhan mewujudkan
cita-citanya. Berkat didikan karakter hingga pelajaran akademiknya, kini Aco telah berhasil
membuka cafe. Bahkan sudah mempunyai langganan tetap, yakni mahasiswa dari beberapa
perguruan tinggi di Kota Padang. Sejak SMK saya sudah terlatih bagaimana
menghitung pengeluaran, cara belanja yang baik, bahan yang baik
untuk diolah, cara berkomunikasi dengan tamu. Dan ternyata
semua itu berguna untuk bisnis yang sedang saya jalankan
saat ini, jelasnya. Dan tentunya semua berdasarkan
pilihan sekolah di SMK Negeri 9 Padang, pungkasnya.

GUDANG SISWA BERPRESTASI


Tak hanya lahirkan siswa dengan mental
pengusaha saja, SMK Negeri 9 Padang juga menjadi
gudangnya siswa-siswa berprestasi. Di antaranya
Sonya Sri Amelia, atau akrab disapa Amel ini pernah
menjadi juara 1 Lomba Cerdas Cermat Sejarah dan
Kepahlawanan tingkat Kota Padang tahun 2016.
Sebelumnya, ia mengaku canggung saat awal sekolah
di sini. Lantaran pelajaran praktiknya lebih banyak
dari pada teori. Awalnya, saya cukup canggung,
yang biasanya hanya belajar di kelas ketika SMP.
Saat ini harus lebih banyak praktik. Dan otomatis
memerlukan fokus dan fisik yang kuat, ungkap
siswi kelas 3 Jurusan Jasa Boga itu.

Foto: Rauhanda Riyantama

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 239


Foto: Rauhanda Riyantama

240 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 241
Amel mengatakan, memilih Jurusan Jasa Boga
karena merupakan bidang keahlian yang memiliki
peluang besar untuk dunia usaha. Kini ia memiliki
keahlian memasak masakan Indonsia dan kontinental,
serta pandai berkomunikasi di depan umum dan
promosi dalam bidang kewirausahaan.
Ada juga Nini Nurfadillah yang juga Jurusan Jasa
Boga. Dia memilih jurusan ini karena ingin menjadi juru
Sonya Sri Amelia, masak atau chef terkenal. Awalnya ia merasa kurang
siswi kelas XII Jurusan Tata Boga percaya diri lantaran siswa lainnya jauh lebih pandai.
Tetapi berkat bimbingan para guru saya menjadi lebih
pede saat belajar, katanya, yang dua tahun berturut-
turu selalu menjadi juara kelas.

242 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Nini Nurfadillah, Dona Sri Murni
siswi kelas XII Jurusan Tata Boga siswi kelas XII Jurusan Tata Boga

Kini, Nini telah memiliki keterampilan memasak


makanan Indonesia, membuat kerajinan dalam
kewirausahaan, praktik dalam mempromosikan
makanan yang telah diolah, dan pandai berkomunikasi
di khalayak umum.
Bagi Dona Sri Murni, siswi kelas 3 Jurusan Jasa
Boga yang juga pernah meraih juara kelas ini memilih
SMK Negeri 9 Padang karena terkenal sebagai sekolah
bergengsi. Lebih lagi Jurusan Tata Boganya terkenal
mencetak pengusaha-pengusaha muda.
Sementara itu, ia memilih jurusan Jasa Boga
karena ingin bisa membuat makanan Indonesia dan
Foto: Rauhanda Riyantama makanan luar negeri. Sampai saat ini, ia sudah bisa
membuat makanan tradisional Indonesia dan makanan
kontinental. Dari saya tidak mengetahui cara membuat
makanan Indonesia dan apa macam-macamnya. Kini
sudah mengetahui dan bisa cara masaknya. Oleh sebab
itu saya bangga bisa sekolah di sini, ungkap perempuan
kelahiran Padang, 9 Februari 1999 itu.
Lain lagi penuturan Nurul Dewi Athifah Fathin,
siswi kelas 3 Jurusan Jasa Patiseri , yang juga pernah
menjadi juara kelas. Ia memilih jurusan ini karena ingin
mendalami aturan-aturan yang berlaku di dunia pastry,
agar pandai dalam dunia pastry. Sejauh ini saya mampu
mengolah aneka makanan/ kue Indonesia dan aneka
roti, katanya.

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 243


Fathin mengaku bangga bisa sekolah di SMK
Negeri 9 Padang, karena sekolah ini memiliki banyak
prestasi, sehingga siswanya pun ikut terpacu untuk
ikut meningkatkan kompetensinya. Lebih lagi
bisa membawa harum nama almamater, menjadi
kebanggaan tersendiri.
Fathin pun merasa puas bisa sekolah di SMK
Negeri 9 Padang. Karena sudah menggunakan
Kurikulum 2013 yang menuntut siswanya aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain itu,
sekolah ini jarang sekali ketinggalan info-info lomba,
seperti olimpiade serta seminar lainnya. Bahkan tak
jarang secara langsung diundang oleh pihak-pihak
yang bersangkutan.
M. Farhan Oktaviandri, siswa kelas 3 Jurusan
Akomodasi Perhotelan mengaku bangga bisa
sekolah di SMK Negeri 9 Padang. Selain satu-satunya
sekolah pariwisata di Kota Padang, juga karena
tingkat kedisiplinannya tinggi. Setiap siswanya
selalu diajarkan tentang kedisiplinan, tanggung
jawab, dan bermental baja. Selain itu, saya juga bisa
mengikuti semua organisasi yang ada di sekolah,
dan juga mengikuti berbagai perlombaan, katanya,
yang pada tahun 2016 meraih juara 1 Lomba Tata
Upacara Bendera (LTUB) tingkat Provinsi Sumatera
Barat.
Farhan menuturkan, memilih Jurusan Akomodasi
Perhotelan karena ingin tahu bagaimana cara kerja
di hotel. Dan setelah tamat nanti ia ingin bekerja
sebagai atasan di sebuah hotel berbintang. Hingga
saat ini ia telah menguasai keterampilan bagian front
(Atas) Nurul Dewi Athifah Fathin, office. Karena bagia ini menjadi titik pusat sebuah
siswi kelas XII Jurusan Jasa Patiseri hotel, dengan melayani tamu check in dan chek out.
Ditambah dengan seluruh operasional hotel berada
(Bawah) M. Farhan Oktaviandri,
siswa kelas XII Jurusan Akomodasi Perhotelan di bagian ini. Selanjutnya house keeping, yang peduli
dengan kebersihan.
Foto-foto: Rauhanda Riyantama

GURU BERPRESTASI
Seiring berjalannya waktu, SMK Negeri 9 Padang
tumbuh menjadi sekolah idaman masyarakat.
Predikat ini mampu diraih karena kinerja para guru

244 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto-foto: Rauhanda Riyantama

yang sangat baik. Sebagai ujung tombak pendidikan,


guru seyogianya selalu meningkatkan kompetensinya.
Kegiatan peningkatan kompetensi guru di SMK Negeri
9 Padang dapat dilakukan melalui seminar kompetensi
guru yang difasilitasi sekolah maupun Dinas Pendidikan
Pangkalpinang. Selain itu, sekolah pun tak segan
untuk mengirim gurunya mengikuti pelatihan di luar
Pangkalpinang.
Salah satunya Muhammad Hafdi, S.Pd, guru
matapelajaran Bahasa inggris ini pernah melakukan
pelatihan guru matapelajaran hingga ke Jakarta. Di
Muhammad Hafdi, S.Pd.,
waktu senggangnya, Harfi pun senantiasa secara guru matapelajaran Bahasa Inggris
mandiri meningkatkan kompetensinya. Guru harus
selalu update dengan perkembangan ilmu saat
ini. Jangan sampai kalah dengan siswa. Karena
zaman sekarang ilmu mudah didapat, cukup dengan
smartphone di tangan sudah bisa menjelajahi seluruh
dunia, katanya. Dengan trik semacam ini, performa
para tenaga pendidik di SMK Negeri 9 Padang kian
professional.
Berkat kerap mengikuti pelatihan-pelatihan itu,
laki-laki yang hobi nulis ini pernah meraih peringkat 6
Nasional Lomba Olimpade Guru Bahasa Inggris tahun
2016. Dan peringkat 1 Olimpade Guru Bahasa Inggris
tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 2016.

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 245


Nursubah menuturkan, kualifikasi guru-guru di SMK Negeri 9 Padang pun
sudah banyak yang menyandang gelar dari program studi S-2 nya. Sekolah
maupun Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang sangat mendukung dan
mendorong para guru untuk meningkatkan kualifikasinya, misalnya dengan
memberikan bantuan beasiswa.
Baginya, menjadi tenaga pengajar di SMK Negeri 9 Padang adalah sebuah
kebanggaan tersendiri. Apalagi ketika mengetahui ternyata anak-anak sudah
bisa buka usaha sendiri atau kerja sesuai dengan bidangnya. Itu membawa
kepuasan batin tersendiri bagi saya, ujarnya. Bagi Hafdi mengajar anak-anak
SMK itu cukup mengasyikkan. Apalagi kalau sudah praktik main musik.
Bayangkan bagaimana lucunya anak yang biasa pegang jala, obeng, martil
belajar main gitar, katanya.
Menurut Hafdi, guru juga harus melek teknologi agar tahu perkembangan
ilmu di penjuru dunia. Ia tak segan untuk belajar dari sumber-sumber di
internet. Peran guru amat dibutuhkan, yakni sebagai pembimbing dan
pendidik bagi para siswanya. Bagaimanapun, siswa tak hanya dibekali dengan
kompetensi akademik maupun skill saja, melainkan juga penguatan karakter
yang bermanfaat, pungkasnya.

PROFIL SMK NEGERI 9 PADANG


SMK Negeri 9 Padang adalah salah satu sekolah kelompok pariwisata
yang lokasinya di tengah kota, yaitu di Jalan Bundo Kanduang No. 18 Kota
Padang, Sumatera Barat. Dan juga dikelilingi oleh hotel berbintang serta
gedung-gedung pemerintah. Sekolah ini berdiri tahun 1997, dan telah enam
kali berganti kepemimpinan yaitu dimulai dari Bapak Drs. Yukon Putra (1997-
1998), Ibu Farida, S.Pd. (1998-2000), Bapak Drs. Ardin HS. (2000-2007), Bapak
Suharto Sisar, M.Pd. (2007-2011), Bapak Drs.Raymon, M.Pd, (2011-2016), dan
Bapak Ariswan, S.Ag, M.Pd. (2016-sekarang).
Gedung SMK Negeri 9 Padang yang ditempati saat ini, dulunya adalah
gedung sekolah setingkat SMP yang memiliki jurusan keterampilan memasak

Foto: Rauhanda Riyantama

246 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Rauhanda Riyantama

dan menjahit, yang diberi nama Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP).
Berdasarkan kebijakan baru dari pemerintah, akhirnya SKKP dipindahkan ke SMP Negeri 31
yang beralamat di Jalan Andalas No. 106 , Kecamatan Padang Timur, Kota Padang. Dan saat
ini SKKP sudah dibubarkan.
Pada tahun 1996, pemerintah membangun gedung lantai tiga di lokasi SKKP tersebut.
Pembangunan yang berjalan kurang lebih satu tahun itu, langsung disikapi oleh dinas
pendidikan untuk menggantikan SKKP menjadi Sekolah Menengah Kejuruan. Akhirnya pada
tahun 1997, berdasarkan program Direktorat SMK maka dibukalah SMK Negeri 9 Padang
sebagai sekolah kelompok pariwisata.
Dengan dibukanya SMK Negeri 9 Padang, maka diadakan perekrutan guru yang dilakukan
dengan proses wawancara dan tes tertulis. Pada bulan Mei proses perekrutan guru dan
karyawan terlaksana dengan baik, sehingga pada bulan Juni sudah menerima siswa baru
sebanyak empat kelas dengan dua jurusan, yaitu jasa boga dan akomodasi perhotelan.
Mulai tahun 2007 SMK Negeri 9 Padang sudah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum implementatif dari kurikulum SMK tahun 2004. Sejak
tahun pelajaran 2013/2014 SMK Negeri 9 Padang telah mengimplementasikan Kurikulum
2013. Tahun 2013 SMK Negeri 9 Padang ditunjuk sebagai SMK Rujukan, yang merupakan 1
dari 10 SMK Rujukan di Indonesia. Tahun 2014 ini SMK Negeri 9 Padang dipercaya direktorat
pembinaan sekolah menengah kejuruan sebagai SMK Klaster Kurikulum 2013.
Di samping itu sebagai SMK Outlet sekolah terus melakukan kerjasama dengan
Dunia Usaha dan Industri baik dalam maupun luar negeri. Program pendidikan disusun,
dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah dan industri. Hal ini
dilakukan agar pelaksanaan pendidikan benar-benar berorientasi kepada pencapaian
penguasaan kompetensi, kemampuan profesional, sesuai dengan persyaratan dan tuntutan
dunia kerja.
Kini, SMK Negeri 9 Padang memiliki tiga Program Keahlian, yaitu Program Keahlian
Akomodasi Perhotelan, Program Keahlian Tata Boga, dan Program Keahlian Jasa Patiseri.
Program diklat produktif yang diajarkan Program Keahlian Akomodasi Perhotelan antara lain,
binatu, industri perhotelan, sanitasi hygine dan keselamatan kerja, simulasi digital, serta public

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 247


Foto: Rauhanda Riyantama

relation. Program Keahlian Jasa Boga antara lain, sanitasi hygine dan keselamatan
kerja, pengetahuan bahan makanan, boga dasar, dan ilmu gizi. Sedangkan Program
Keahlian Jasa Patiseri antara lain, tata hidang, produk pastry dan bakery, produk
cake, kue Indonesia, kue untuk diet khusus, teknik fusion, serta pengelolaan pastry
dan bakery.
Secara umum kemampuan pokok tamatan adalah mampu menangani usaha
hotel, receptionist, cashier, menata kamar tamu dengan berbagai tipe kamar hotel.
Membuat berbagai jenis masakan oriental dan kontinental, menata meja restoran
dan bar, membuat berbagai macam kue dan roti, serta mengoperasikan coffeeshop.
SMK Negeri 9 Padang memiliki visi unggul dalam pendidikan pariwisata,
berprestasi berdasarkan Imtaq, berwawasan lingkungan, dan mampu bersaing di
tingkat internasional. Sedangkan visinya ada delapan. Pertama, meningkatkan mutu
pendidikan dan pelatihan yang memenuhi Standar Kompetensi Internasional. Kedua,
menghasilkan tamatan yang kreatif dan inovatif dalam bidang akomodasi perhotelan,
jasa boga, dan patiseri. Ketiga, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
yang berdasarkan nilai budaya dan agama dengan mengikuti perkembangan
IPTEK. Keempat, menyelenggarakan pendidikan berbudaya lingkungan. Kelima,
meningkatkan hubungan kerjasama sekolah dengan DU/DI dan instansi lain yang
memiliki standar Internasional. Keenam, menerapkan sistem manajemen mutu ISO
9001 : 2008. Ketujuh, melengkapi sarana dan prasarana sesuai standar nasional
pendidikan. Kedelapan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dengan
Curiculum Based Training (BST) dan Product Based Learning (BSL) sebagai wujud
nyata dalam menghasilkan produk yang sesuai pasar.

248 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


Foto: Rauhanda Riyantama

PERAN KOMITE SEKOLAH


Para orang tua pun senang menyekolahkan anak-
anaknya di SMK Negeri 9 Padang. Hal itu dikatakan
Ketua Komite Sekolah SMK Negeri 9 Padang, Mardianti,
MBA. SMK Negeri 9 Padang menjadi incaran para
orang tua yang ingin menyekolahkan anak-anaknya ke
lembaga pendidikan yang mencetak lulusannya untuk
siap bekerja, kata Mardianti yang baru menjabat sebagai
Ketua Komite sekolah tahun 2016.
Menurut Mardianti, SMK Negeri 9 Padang merupakan
salah satu sekolah yang patut dicontoh uleh SMK lain.
Bukan kami mengecilkan teman-teman SMK lain Mardianti,
yang pendidikannya tiga tahun. Tapi dengan sistem Ketua Komite Sekolah
pendidikan 4 tahun yang dilaksanakan di SMK 26 ini
telah berhasil mendidik anak kami dari sisi akademik dan
perilaku juga, katanya.
Sedangkan menutur Wawan Sopiandi, Wakil Ketua
Komite Sekolah, yang sehari-hari bekerja sebagai TNI
AD ini, SMK Negeri 9 Padang adalah sekolah berprestasi.
Untuk masuk kemari saja itu sulitnya bukan main.
Persaingannya ketat, katanya. Pihak orang tua pun, kata
Nurman, selalu menjalin komunikasi yang intens dengan
pihak sekolah demi kemajuan sekolah. Saya selaku
Komite sekolah adalah menjembatani antara orang tua

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 249


250 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
Foto: Rauhanda Riyantama
dengan sekolah. Kita menyampaikan usulan atau masukan
Foto: Rauhanda Riyantama
dari orang tua. Kemudian kita juga memberi masukan
kepada orang tua tentang bagaimana pendidikan di SMK 9,
katanya.
Bahkan katanya, komite sekolah juga ikut serta dalam
mencari dana pemerintah untuk membangun fasilitas SMK
Negeri 9 Padang. Contohnya seperti untuk renovasi sekolah,
dulu komite sekolah pernah dilibatkan dan memang kami
bisa membantu mendapatkan pendanaan, kata Wawan.
Komite Sekolah, lanjut Wawan, juga ikut memberi masukan
dalam kegiatan praktek kerja industri (prakerin) dengan ikut
memantau pelaksanaannya, agar lancar sesuai dengan
harapan semua pihak.

MENGUNDANG PERUSAHAAN MITRA


SMK Negeri 9 Padang melakukan terobosan dengan
mengundang perusahaan-perusahaan mitranya dari dunia Wawan Sopiandi,
industri untuk memberikan masukan-masukan secara Wakil Ketua Komite Sekolah
terus menerus kepada pihak sekolah mengenai kebutuhan
industri. Salah satu yang diundang adalah Bundo Hotel
Padang. Perusahaan ini pun mengutus R. Hamdani,
Harahap, MM., sebagai wakil perusahaan di SMK Negeri 9
Padang.
Hamdani, adalah General Manager, mengatakan bahwa
ia ditugaskan perusahaannya untuk memberikan masukan
atau ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi
hotel terbaru. Teknologi hotel itu berkembang sangat pesat.
Pihak sekolah harus mengikuti perkembangan ini. Karena
itu, bila tidak ada kerja sama antara SMK dengan kalangan
industri, maka akan terjadi ketimpangan yang sangat jauh,
katanya. Sebab, menurut Harahap, pihak industri pada
prinsipnya mengharapkan lulusan SMK siap pakai.
Harahap menyatakan setuju dengan langkah SMK Negeri
9 Padang melakukan terobosan dengan mengundang pihak
industri sebagai pemberi masukan. Ia bahkan menyarankan
sekolah-sekolah lain mengikuti langkah SMK Negeri 9
Padang. Selain itu, para siswa memang disarankan untuk
R. Hamdani Harahap, MM.,
General Manager Bunda Hotel Padang
DU/DI yang bekerja sama dengan
SMK Negeri 9 Padang

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 251


Foto: Rauhanda Riyantama

rajin melakukan praktek kerja industri. Sebab, di sekolah mereka dihadapkan


pada alat peraga yang ada saja. Ketika di industri itulah mereka berhadapan
dengan teknologinya sudah Hi Tech, katanya.
SMK adalah sekolah yang memang didirikan dengan konsep yang
berorientasi kerja, karena itu materi pendidikan yang diberikan senantiasa
harus mengikuti perkembangan kebutuhan dunia kerja. Langkah SMK Negeri
9 Padang yang selalu berhubungan dengan industri untuk mengikuti segala
perkembangannya merupakan langkah tepat, dan layak diikuti sekolah-sekolah
kejuruan lainnya.

252 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA


MENERAPKAN KURIKULUM KEBENCANAAN
SMK Negeri 9 Padang telah mempunyai
kurikulum mata pelajaran khusus kebencanaan
untuk memberikan pengetahuan deteksi dini dan
kesiapsiagaan para siswa terhadap ancaman
bencana tsunami.
Pelajaran khusus ini terkait kerawanan SMK
Negeri 9 Padang dan para muridnya terhadap
tsunami. Pasalnya, lokasi sekolah itu dalam zona
merah bencana itu. Gedung SMKN 9 berada di Jalan
Bundo Kanduang Padang berjarak sekitar satu
kilometer dari bibir Pantai Padang.
Ia menyebutkan, pelajaran khusus kebencanaan
mempunyai kurikulum yang berdiri sendiri dan
diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris dan Geografi.
Kurikulum tersebut, menurut Ariswan, direncanakan mulai dari peningkatan
pengetahuan, mengetahui tanda-tanda dini terjadinya bencana, dan membuat
rencana evakuasi dana tata cara penyelamatan diri.
Selain itu, ada pengetahuan tentang cara memenuhi kebutuhan hidup di daerah
pengungsian pasca terjadi bencana, tambahnya. Pada kurikulum itu juga diambil
kebijakan-kebijakan yang akan mendukung usaha-usaha dalam meningkatkan
kesiapsiagaan terhadap bencana, kata Ariswan.
Selain dalam mata pelajaran, kesiapsiagaan bencana juga didukung kegiatan
terkait simulasi bencana khusus gempa dan tsunami serta pembentukan KSBS
SMKN 9 Padang. Dalam kegiatan ini juga telah dilakukan pembuatan prosedur tetap
(protap) kesiagaan terhadap bencana di sekolah, tambahnya. S

SMK NEGERI 9 PADANG, KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT 253


254 PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Anda mungkin juga menyukai