Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitiligo merupakan penyakit yang tidak hanya dapat menyebabkan

gangguan secara kosmetik tetapi juga dapat menyebabkan menurunnya

kepercayaan diri seseorang. Vitiligo menyebabkan bercak putih pada kulit dan

mukosa seseorang sehingga dapat mempengaruhi penampilannya secara

keseluruhan. Meskipun vitiligo tidak berbahaya bagi kesehatan namun

keberadaannya dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam

aktifitas sosial.
Vitiligo adalah kelainan pigmentasi didapat yang tidak menular, idiopatik,

progresif ditandai dengan makula depigmentasi batas tegas dengan bentuk dan

ukuran yang bervariasi, dimana ukuran dan jumlahnya meningkat seiring

waktu. Vitiligo merupakan kelainan pigmen yang paling sering terjadi pada

kematan histokimia kulit, rambut, membran mukosa dan retina tidak terdapat

melanosit yang fungsional. Gambaran histologi menunjukan hilangnya

melanosit dan melanin dalam bercak depigmentasi.


Vitiligo terjadi diseluruh dunia, dengan angka insiden antara 0,1% dan 2%.

Orang-orang dengan kulit ras berpigmen mungkin memiliki insiden yang lebih

tinggi. Vitiligo dimulai pada masa kanak-kanak atau dewasa muda, tetapi

dapat berkembang pada usia berapapun. Vitiligo jarang dilaporkan pada bayi

atau usia tua. Terdapat laporan yang menyatakan bahwa, insiden menurun

dengan bertambahnya usia. Tidak ada perbedaaan yang jelas antara laki-laki

dan perempuan.
Etiologi dan patogenesis vitiligo yang tepat tidak sepenuhnya dipahami.

Patogenesis vitiligo sangat kompleks, terdapat beberapa hipotesis yaitu

hipotesis autoimun, neurohumoral, autotoksik dan hipotesis biokimia.


Disfungsi dari sistem kekebalan tubuh dan neuro endokrin yang di induksi

oleh berbagai faktor internal dan eksternal pada individu atau sifat biologis

yang diwariskan, diperkirakan menyebabkan depigmentasi kulit melalui

destruksi melanosit atau penghambatan tirosinase.


Diagnosis vitiligo dilakukan secara klinis dengan evaluasi klinis serta

bantuan lampu wood untuk menentukan luas dan aktifitas lesi serta respon

terhadap terapi, pemeriksaan histopatologi, dan pemeriksaan biokimia.

Vitiligo sendiri dibedakan menjadi lokalisata dan generalisata berdasarkan

distribusi poli morfik, perluasan dan jumlah bercak putih yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai