Ards + Sepsis
Ards + Sepsis
Menyetujui
DEFINISI
Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat,
hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.
ETIOLOGI
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan
paru baik secara langsung maupun tidak langsung.
FAKTOR RESIKO
1. Trauma langsung pada paru
Pneumoni virus,bakteri,fungal
Contusio paru
Aspirasi cairan lambung
Inhalasi asap berlebih
Inhalasi toksin
Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
2. Trauma tidak langsung
Sepsis
Shock
DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
Pankreatitis
Uremia
Overdosis Obat
Idiophatic (tidak diketahui)
Bedah Cardiobaypass yang lama
Transfusi darah yang banyak
PIH (Pregnand Induced Hipertension)
Peningkatan TIK
Terapi radiasi
MANIFESTASI KLINIK
1. Peningkatan jumlah pernapasan
2. Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
3. Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
PATOFISIOLOGI
Timbul serangan
Sembuh ? Kematian
TERAPI :
Intubasi untuk pemasangan ETT
Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure) untuk
mempertahankan keadekuatan level O2 darah.
Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator
Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya :
Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan
darah.
Antibiotik untuk mengatasi infeksi
Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi
dan mempertahankan stabilitas membran paru.
NEUROSENSORI
Suby./Oby. : Gejala truma kepala
Kelambanan mental, disfungsi motorik
RESPIRASI
Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse
Kesulitan bernafas akut atau khronis, air hunger
Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
Peningkatan kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti
retraksi intercostal atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen
tinggi.
Suara nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan
suara nafas bronkhial
Perkusi dada : Dull diatas area konsolidasi
Penurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dada
Peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan
cara palpasi.
Sputum encer, berbusa
Pallor atau cyanosis
Penurunan kesadaran, confusion
RASA AMAN
Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episode
anaplastik
SEKSUALITAS
Suby./Oby. : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia
KEBUTUHAN BELAJAR
Subyektif : Riwayat ingesti obat/overdosis
Discharge Plan : Ketergantungan sebagai efek dari kerusakan pulmonal,
mungkin membutuhkan asisten saat bepergian, shopping, self-care.
STUDY DIAGNOSTIK
- Chest X-Ray
- ABGs/Analisa gas darah
- Pulmonary Function Test
- Shunt Measurement (Qs/Qt)
- Alveolar-Arterial Gradient (A-a gradient)
- Lactic Acid Level
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi optimal dan oksigenasi
2. Meminimalkan/mencegah komplikasi
3. Mempertahankan nutrisi adekuat untuk penyembuhan/membantu fungsi pernafasan
4. Memberikan support emosi kepada pasien dan keluarga
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognose, dan kebutuhan pengobatan
TUJUAN KEPERAWATAN
1. Bernafas spontan dengan tidal volume adekuat
2. Suara nafas bersih/membaik
3. Bebas sari terjadinya komplikasi
4. Memandang secara realistis terhadap situasi
5. Proses penyakit, prognosis dan therapi dapat dimengerti
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas,
peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan :
dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa
sputum, cyanosis.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan
cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai
dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan ABGs,
dan A-a Gradient.
3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan penggunaan deuritik, ke-
luaran cairan kompartemental
4. Resiko tinggi kelebihan volome cairan berhubungan dengan edema pulmonal non
Kardia.
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran balik vena dan
penurunan curah jantung,edema,hipotensi.
6. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat,pening katan
sekresi,penurunan kemampuan untuk oksigenasi dengan adekuat atau kelelahan.
7. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status
kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan
masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan,
gelisah.
8. Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan
kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan
pertanyaan , menyatakan masalahnya.
Intervensi dan Rasional
1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas,
peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan :
dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau
tanpa sputum, cyanosis.
Tujuan :
- Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan
ronchi (-)
- Pasien bebas dari dispneu
- Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
- Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas
Tindakan :
Independen
- Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya
Penggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat meningkatkan usaha
dalam bernafas
- Observasi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan fremitus
Pengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan adanya
cairan dapat meningkatkan fremitus
- Catat karakteristik dari suara nafas
Suara nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo branchial
dan juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari saluran nafas
- Catat karakteristik dari batuk
Karakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan etiologi
dari jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak, tebal dan
purulent
- Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perlu
Pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten
- Kaji kemampuan batuk, latihan nafas dalam, perubahan posisi dan lakukan suction
bila ada indikasi
Penimbunan sekret mengganggu ventilasi dan predisposisi perkembangan
atelektasis dan infeksi paru
- Peningkatan oral intake jika memungkinkan
Peningkatan cairan per oral dapat mengencerkan sputum
Kolaboratif
- Berikan oksigen, cairan IV ; tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasi
Mengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen
- Berikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasi
Dapat berfungsi sebagai bronchodilatasi dan mengeluarkan sekret
- Berikan fisiotherapi dada misalnya : postural drainase, perkusi dada/vibrasi jika ada
indikasi
Meningkatkan drainase sekret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otot-otot
pernafasan
- Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin, albuteal dan mukolitik
Diberikan untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret dan
meningkatkan ventilasi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan
cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai
dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan
ABGs, dan A-a Gradient.
Tujuan :
- Pasien dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dengan nilai
ABGs normal
- Bebas dari gejala distress pernafasan
Tindakan :
Independen
- Kaji status pernafasan, catat peningkatan respirasi atau perubahan pola nafas
Takipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan usaha
nafas
- Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas tambahan seperti crakles,
dan wheezing
Suara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada ditemukan. Crakles terjadi karena
peningkatan cairan di permukaan jaringan yang disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas membran alveoli kapiler. Wheezing terjadi karena bronchokontriksi
atau adanya mukus pada jalan nafas
- Kaji adanya cyanosis
Selalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari Hb) sebelum cyanosis
muncul. Tanda cyanosis dapat dinilai pada mulut, bibir yang indikasi adanya
hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada kuku dan ekstremitas adalah
vasokontriksi.
- Observasi adanya somnolen, confusion, apatis, dan ketidakmampuan beristirahat
Hipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium
- Berikan istirahat yang cukup dan nyaman
Menyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen
Kolaboratif
- Berikan humidifier oksigen dengan masker CPAP jika ada indikasi
Memaksimalkan pertukaran oksigen secara terus menerus dengan tekanan yang
sesuai
- Berikan pencegahan IPPB
Peningkatan ekspansi paru meningkatkan oksigenasi
- Review X-ray dada
Memperlihatkan kongesti paru yang progresif
- Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti steroids, antibiotik, bronchodilator dan
ekspektorant
Untuk mencegah ARDS
3. Resiko tinggi defisit volume cairan
Faktor resiko : penggunaan deuritik, keluaran cairan kompartemental
Tujuan :
pasien dapat menunjukkan keadaan volume cairan normal dengan tanda tekanan darah,
berat badan, urine output pada batas normal.
Tindakan :
Independen
- Monitor vital signs seperti tekanan darah, heart rate, denyut nadi (jumlah dan
volume)
Berkurangnya volume/keluarnya cairan dapat meningkatkan heart rate,
menurunkan tekanan darah, dan volume denyut nadi menurun.
- Amati perubahan kesadaran, turgor kulit, kelembaban membran mukosa dan
karakter sputum
Penurunan cardiac output mempengaruhi perfusi/fungsi cerebral. Deficit cairan
dapat diidentifikasi dengan penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, sekret
kental.
- Hitung intake, output dan balance cairan. Amati insesible loss
Memberikan informasi tentang status cairan. Keseimbangan cairan negatif
merupakan indikasi terjadinya deficit cairan.
- Timbang berat badan setiap hari
Perubahan yang drastis merupakan tanda penurunan total body water
Kolaboratif
- Berikan cairan IV dengan observasi ketat
Mempertahankan/memperbaiki volume sirkulasi dan tekanan osmotik. Meskipun
cairan mengalami deficit, pemberian cairan IV dapat meningkatkan kongesti paru
yang dapat merusak fungsi respirasi
- Monitor/berikan penggantian elektrolit sesuai indikasi
Elektrolit khususnya pottasium dan sodium dapat berkurang sebagai efek therapi
deuritik.
I. PENGKAJIAN
I. Identitas
Nama : Ny. H (Perempuan) Tgl. MRS : 7 Nopember 2001
Umur : 31 thn. Jam : 13.55 Wib.
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Diangnosa: ARDS + Sepsis
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kalimas Baru 2.Lebak 6 Sby.
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alasan MRS : Sesak napas dan demam
Mahasiswa,
Subhan
NIM. 010030170B
ANALISA DATA
DATA KEMUNGKINAN MASALAH TANDA
PENYEBAB MASALAH TANGAN
S :Klien tampak ARDS Bersihan jalan
gelisah.sesak napas napas tdk efektif
O:RR=26 x/mnt Terpasang ETT +
Sekret banyak & Respirator + Proses
kental,retraksi da- penyakit
da,napas dangkal,
ronchi (+),ETT ter- Peningkatan jumlah &
pasang serta repira tor viskositas sekret/sputum
mode Biggler BIPAP 8 paru
F1O2 45 % P 25 P2 6 Ti
1 Bersihan jalan napas tdk
efektif
sesak napas
S: - ARDS Gangguan
O:Albumin= 1,9 g/dl Nutrisi: kurang
diare sudah 2 hari Sepsis dari kebutuhan
BB=45 kg,TB= 152
cm. Suhu=388 oc. Peningkatan kebutuhan
metabolik & gangguan
kemampuan mencerna
gangguan nutrisi
S: - ARDS Kerusakan
O:ETT terpasang, komunikasi
respirator terpa- Terpasang ETT + verbal
sang,klien tampak Respirator(Hambatan fisik)
diam.
Ketidak mampuan u/ bicara
S:Klien menjelas kan ARDS Cemas
lewat tulisan & isyarat
anaknya ada 3 org Ancaman kematian,
masih kecil-kecil,ia Ketergantungan pd
takut men-dengar dukungan respirator &
bunyi mesin respirator perubahan kesehatan serta
serta suasana ruangan peran sebagai ibu
ICU
O:Nadi=114 x/mnt, Cemas/takut
RR=26 x/mnt,ke-
ringat dingin,serta sulit
tidur.
Diagnosa Keperawatan :
1.Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas,
peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas
2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan
di permukaan alveoli
3.Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Peningkatan metabolik
dan gangguan mencerna.
4.Kerusakan Komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik (terpasang ETT &
respirator).
5.Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan,
takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah
yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TANDA
TGL & DIAGNOSA KEPERAWATAN &
RENCANA TINDAKAN RASIONAL TANGAN
N0 HASIL YG DIHARAPKAN
PERAWAT
13/11/01 Tidak efektifnya bersihan jalan 1. Kaji kepatenan jalan napas Obstruksi dpt disebabkan o/
1 nafas berhubungan dengan hi- 2. Lakukan fisioterapi napas tiap 3 jam akumulasi sekret,perlengket
langnya fungsi jalan nafas, pe- 3. Lakukan suction tiap 3 jam an mukosa,perdarahan,spas-
ningkatan sekret pulmonal, peni- Jelaskan pada klien ttg tujuan tindak me bronkus, & masalah dng
ngkatan resistensi jalan nafas. penghisapan ETT
Tujuan : Berikan oksigenasi dng O2 100% sebe-lum U/ melepaskan sekret dari
Meningkatkan dan mempertahan dilakukan penghisapan,minimal 4 - 5 x dinding paru dng cara perkusi.
kan keefektifan jalan napas sela- ma pernapasan Tindakan u/ mengeluarkan
pemasangan ventilator. Perhatikan tehnik aseptik,gunakan sarung sekret secara mekanik
Kriteria hasil : tangan steril & kateter penghisap steril. U/ melepaskan/mengeluarkan
Bunyi napas terdengar bersih Masukan kateter kedalam ETT dlm keadaan sekret dari dlm paru
Ronchi tdk terdengar tdk menghisap lama penghisapan 15 detik Deteksi dini adanya kelain-
ETT bebas sumbatan Atur tekanan penghisap tdk lebih dari 100 an.
120 mmHg Membantu mengencerkan
Lakukan Oksigenasi lagi sebelum mela- sekret paru.
kukan penghisapan berikutnya. Mengencerkan sekret
Lakukan sampai suara napas bersih Mencegah sekret mengental
4. Anjurkan klien u/ melakukan tehnik batuk
selama penghisapan.
5. Observsi TTV sebelum & sesudah tindakan
6. Pertahankan suhu humidifier tetap hangat (35
37,8 0c).
7. Berikan obat mukolitik sesuai program
8. Monitor status hidarasi klien
12/11/01 Gangguan pertukaran gas ber- 1. Cek analisa gas darah bila Evaluasi keefektifan setting
2 hubungan dengan alveolar hipo- dilakukan perubahan setting ventilator. ventilator yg diberikan.
ventilasi, penumpukan cairan di 2. Kaji status pernapasan,catat Takipneu adalah mekanisme
permukaan alveoli. peningkatan res- pirasi atau perubahan pola napas kompensasi u/ hipoksemia &
Tujuan : peningkatan usaha napas.
Pertukaran gas kembali normal Sekresi menghambat kelan-
selama dan sesudah pemasangan 3. Pertahankan jalan napas bebas dari caran udara bernapas.
ventilator. sekresi Deteksi dini adanya kelain-an
Kriteria hasil : Menyimpan tenaga klien &
Hasil analisa gas darah normal : 4. Monitor tanda & gejala hipoksia
mengurangi penggunaan
PH(7,35 7,45),PO2( 80 100
oksigen.
mmHg),PCO2(35-45 mmHg),BE (-2 5. Berikan istirahat yang cukup.
U/ mencegah bertambah
- +2),tdk cyanosis.
parahnya penyakit.
6. Berikan obat-obatan sesuai program
medis:
Injeksi Cefotaxime 3 x 1 gr/IV
Injeksi gastridin 3 x 1 amp/IV
Injeksi Jayacin 2 x 200 mg/drif
Injeksi Bicombion 1 x 1 amp/IM.
Bisolvon 3 x 1 tab/PO
Xyllomidon 4 x 2 cc/IM
12/11/01 Gangguan Nutrisi kurang dari 1. Evaluasi kemampuan penyerapan Untuk mengatahui kemam-
3 kebutuhan berhubungan dengan terhadap sonde yg diberikan puan lambung menyerap
Peningkatan metabolik dan makanan.
gangguan mencerna. 2. Berikan diit sonde 8 x 200 cc (susu Meningkatkan pemasukan
Tujuan : + extra telur 3 x 1 butir) & catat disatatus serta u/ memudahkan pe-
Nutrisi klien terpenuhi dalam 5 x 24 mantauan.
jam 3. Timbang BB sesuai indikasi Kehilangan BB bermkana (7
Kriteria hasil : % - 10 % BB)Memberi kan
Menunjukkan peningkatan BB,nilai petunjuk ttg katabolis-
Lab. Albumin Normal (3,5 4,2 me,simpanan glikogen otot &
g/dl). sensitivitas thd ventilator
4. Kaji fungsi GI, seperti : Perubahan Fungsi GI penting u/ peng-
lingkar abdomen,mual/muntah,diare/konstipasi gunaan makanan enteral. Scr
atau adanya perdarahan. mekanik klien dng ban-tuan
ventilasi berisiko u/
mengalami distensi abdo-men
(udara terjebak dlm ileus &
perdarahan gaster
5. Berikan Albumin 25 % 100 cc/IV U/ meningkatkan albumin
hingga kembali normal
6. Awasi hasil pemeriksaan Memberikan informasi ttg
Lab.lainnya spt : Serum,tranferin,BUN/Kreatinin dukungan nutrisi yg adeku-
& glukosa. at/perlu perubahan.
TINDAKAN KEPERAWATAN
19.10 petugas.
20.45 Mendampingi klien mengajak bicara dng isyarat & tulisan + mengkaji tingkat kecemasan
klien.
T=97/70 mmHg,Nadi= 104 x/mnt, RR= 16 x/mnt,Suhu= 37,80c,kesadaran compos
mentis,Produksi urine/7 jam= 580 cc.
15/11/01 08.00 Melakukan fisioterpai napas,batuk & suction
Memberikan sonde susu 200 cc + Bisolvon 1 tab,Diatab 1 tab,Imodium 1 tab
s/d Melakukan oral hygiene
Memberikan :Inj. Cefotaxime 1 gr/IV,Inje.gastridin 1 amp/IV,Inj. Jayacin 200 mg/ drif dlm 1
jam
09.25 Mobilisasi mika/miki
10.25 Memberikan Neurobat inj. 1 amp dlm KAEN MG 3 (ganti Bicombion inj.)
10.35 Memonitor TTV,kesadaran & produksi urine tiap jam
10.55
Mengkaji keadaan diare klien (+)
11.15
Memberikan sonde 200 cc+ Bisolvon 1 tab,Diatab 1 tab (Imodium K/p).
11.45
Mengambil specimen darah & sputum u/pemerikasaan DL,FH & kultur
12.00
Memonitor humidifier= 37,10c
12.40
Mencatat hasil lab.:Biakan kultur darah : Pseudomonas aeruginusa
13.45
(Tgl.12/11/01) Biakan dahak : tidak ada perkembangan bakteri gram.
T=95/68 mmHg,Nadi=104 x/mnt,RR=18 x/mnt,Suhu=37,5 0c kesadaran compos
mentis,produksi urine/7 jam=760 cc
16/11/01 08.00 Melakukan fisioterapi napas,batuk & suction
Memberikan sonde susu 200 cc + extra telur 1 butir + Bisolvon 1 tab,diatab 1 tab.
s/d Melakukan oral hygiene
Mobilisasi mika/miki
09.45
Memberikan inj. Cefotaxime 1 gr/IV,Jayacin 200 mg/drif dlm 1 jam
10.00
Memonitor kesadaran & produksi urine tiap jam
10.45
Memberikan Neurobat 1 amp dlm KAEN MG 3
11.00
11.25 Melakukan fisioterapi napas,batuk & suction
11.30 Memberikan sonde susu 200 cc + Bisolvon 1 tab,Diatab 1 tab
T=100/68 mmHg,Nadi=102 x/mnt,RR= 18 x/mnt,Suhu= 37,20c,kesadaran compos
mentis,produksi urine/4 jam = 460 cc
EVALUASI
TANDA
TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI
TANGAN
16/11/01 Tidak efektifnya bersihan jalan nafas S: Klien masih merasa sesak napas
berhubungan dengan hilangnya fungsi O:Produksi sekret (+)kental & banyak,napas dangkal,ronchi (+),RR=18
jalan nafas, peningkatan sekret x/mnt,sianosis (-),keringat dingin (+).
pulmonal, peningkatan resistensi jalan A:Masalah belum teratasi,bersihan jalan napas belum efektif
nafas. P:Teruskan rencana intervensi No.1 s/d 8
16/11/01 Gangguan pertukaran gas berhubung an S: Klien gelisah,pucat & berkeringat dingin
dengan alveolar hipoventilasi, O:RR=18 x/mnt, Nadi=102 x/mnt, retraksi dada, pernapasan dibantu ventilator
penumpukan cairan di permukaan BGA(Masih TGl.11/11/01):
alveoli. pH:7,419;HCO3:17,6 mmol/L;pCO2 : 27,9 mmHg;BE : - 6,9 mmol/L pO2
: 52,6 mmHg; O2 sat. : 88,4 %;ctCO2: 18,5 mmol/L.
A:Masalah belum teratasi,gangguan pertukaran gas masih terjadi walau sudah
dibantu dng ventilator
P:Teruskanrencana intervensi No. 1 s/d 6
16/11/01 Gangguan Nutrisi kurang dari S: -
kebutuhan berhubungan dengan O:Albumin= 1,9 g/dl, diare (-) BB=44,5 kg,TB= 152 cm. Suhu=372 oc.
Peningkatan metabolik dan gangguan A:Masalah tertasi sebagian
mencerna.