Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal dikembangkannya ajaran liberalisme-kapitalisme
telah mengundang berbagai reaksi yang kritis dari berbagai pihak.
Reaksi tidak hanya dalam bentuk perdebatan secara teoritis,
melainkan juga dalam bentuk gerakan politik.
Dibawah panji-panji kapitalisme (tahap awal) di Eropa, golongan
borjuis mulai menguasai negara. Oleh kaum borjuis negara
dijadikan sebagai kekuatan dan alat pemaksa untuk mengatur
organisai ekonomi-politik dan kemasyarakatan guna memenuhi
berbagai kepentingan mereka.
Tentu tidak semua orang senang dengan apa yang dilakukan
oleh kaum borjuis diatas. Mereka yang tidak senang ini kemudian
berusaha melakukan balas dendam. Dibanyak pabrik para pekerja
mengamuk dan melekukan pengerusakan terhadap pabrik dan
mesin-mesin. Mereka melampiaskan rasa tidak senang mereka
karena ditindas oleh kaum borjuis yang hanya mementingkan diri
mereka saja, dan tidak peduli dengan nasib kaum proletar.
Kondisi rakyat dibawah kaum borjuis dapat diikuti dari
bukuEngland green and pleasant land yang di tulis oleh William
Blake ( 1775-1827 ). Buku tersebut berisi sindiran sangat pahit
tentang akibat-akibat yang ditimbulkan oleh liberalisme-kapitalisme
bagi masyarakat Inggris. Dalam buku dikisahkan tentang masa lalu
inggris yang indah, damai, setiap orang hidup harmonis didaerah-
daerah yang hijau subur. Kemudian keadaan berubah seratus
delapan puluh derajat setelah dikembangkannya ajaran liberalisme-
kapitalisme oleh pemikir-pemikir klasik. Ajaran kapitalisme telah
membawa masyaratkat kearah hidup yang penuh persaingan dan
perkelahian.
Sebagai wujud dari reaksi liberalisme maka muncul pemikiran-
pemikiran baru yang disebut sosialisme. Sosialisme muncul di akhir
abad ke-18 dan awal abad ke-19 sebagai reaksi dari perubahan
ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri. Revolusi
industri ini memang memberikan keberkahan buat para pemilik
pabrik pada saat itu, tetapi di lain pihak para pekerja justru malah
semakin miskin. Semakin menyebar ide sistem industri kapitalis ini,
maka reaksi dalam bentuk pemikiran-pemikiran sosialis pun
semakin meningkat.
Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich
Marx ( 1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Dari segi teoritis,
banyak pakar dan pemikir ekonomi yang mengakui bahwa
argumentasi Marx sangat dalam dan luas. Teori-teorinya tidak
hanya didasarkan atas pandangan ekonomi saja, tetapi juga
melibatkan moral, etika, social, politik, sejarah, falsafah dan
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem ekonomi sosialis dan sejarahnya
singkatnya?
2. Bagaimana latar belakang pemikiran ekonomi sosialis?
3. Kelebihan, kekurangan dan ciri-ciri sistem ekonomi sosialis?
4. Prinsip dasar sistem ekonomi sosialis?
5. Sistem Ekonomi yang cocok di terapakan di Indonesia?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ekonomi Sosialis dan Sejarahnya


Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal
yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi,
sistem ekonomi, dannegara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal
abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama
kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827.
Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-
Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J.
Regnaud. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam
berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok,
tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari
pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19
hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem
ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak
daripada hanya segelintir elite.
Pendapat Brinton dalam buku Perkembangan Pemikiran
Ekonomi karya Sosialisme oleh sementara orang juga diartikan
sebagai bentuk perekonomian yang pemerintahannya paling kurang
bertindak sebagai pihak yang dipercayai oleh seluruh warga
masyarakat. Pemerintah juga sebagai pihak yang
menasionalisasikan industry-industri besar seperti pertambangan,
jalan-jalan dan jembatan, kereta api serta cabang-cabang produksi
lain yang menyangkut hajat hidup orang-orang banyak. Dalam
bentuk yang paling lengkap sosialisme melibatkan semua alat-alat
produksi , termasuk yang didalamnya tanah-tanah pertanian oleh
negara dan menghilangkan milik swasta.
Eropa baru saja menyelesaikan perang antara kapitalisme dan
rezim feodalisme. Sebelumnya, sejarah masyarakat eropa lebih
didominasi oleh kaum bangsawan dan feodal. Kelas masyarakat
inilah yang telah lama menancapkan kuku penjajahannya pada
masyarakat bawah. Namun, setelah sekian lama tertindas, akhirnya
lahirlah kekuatan baru bernama kaum kapitalis yang berusaha
meruntuhkan otoritarianisme kaum feodal. Hal ini ditandai dengan
lahirnya Renaisance di eropa. Era ini menandai lepasnya
masyarakat eropa dari zaman kegelapan yang lebih didominasi
oleh kaum feodal.
Era pencerahan dimulai dengan ditemukannya mesin cetak
oleh Johan Guttenberg pada abad ke-15 M. Hadirnya mesin cetak ini
mampu merubah kondisi sosial-budaya masyarakat eropa saat itu,
terutama dalam produksi. Dengan mesin cetak, produksi buku
akhirnya bisa dilakukan secara massal, setelah sebelumnya bersifat
manual menggunakan tangan atau menulis di atas batu. Pola
manual ini jelas sangat melelahkan dan tidak efektif untuk
meningkatkan produksi tulisan.
Ditemukannya mesin cetak ini merupakan fenomena
revolusioner yang mampu mendobrak kebutuhan bahan produksi
selama berabad-abad. Mesin cetak adalah faktor utama terjadinya
akselerasi peningkatan produksi buku dan bacaan. Fenomena ini
berimplikasi pada lahirnya era komunikasi. Dengan banyaknya
kuantitas buku yang dicetak, semua orang terpicu untuk saling
tukar ide dan pikiran.
Maraknya diskusi dan pertukaran ide ini ternyata membawa
akibat fatal terhadap rezim bangsawan. Budaya kritis masyarakat
semakin terasah, sehingga mampu membongkar segala macam
kebusukan dan kebobrokan kaum feodal, sekaligus meruntuhkan
mitos surgawi yang diwartakan para raja. Revolusi teknologi itulah
yang akhirnya menjadi titik tolak terjadinya perubahan-perubahan
di masyarakat. Fakta yang lebih jelas sebagai konsekuensi
munculnya revolusi teknologi ini melahirkan apa yang dinamakan
dengan Engels Revolusi Industri, yaitu terjadinya perubahan
mendasar dari sistem pertanian ke sistem perindustrian. Ketika
revolusi industri terjadi, selanjutnya diikuti dengan lahirnya revolusi
sosial, salah satunya adalah Revolusi Perancis. Penindasan terhadap
kaum buruh oleh kaum Borjuis inilah yang mampu mendorong para
pemikir untuk berupaya melahirkan sistem baru yang mampu
mengangkat keterpurukan kaum proletarian dari penindasan kaum
kapital. Salah satu tokoh yang peduli dengan nasib kaum buruh
pada waktu itu adalah Karl Marx yang menawarkan konsep sistem
ekonomi sosialis.
Sistem masyarakat yang ada pada masa Karl Marx, sebenarnya
merupakan akibat dari kondisi ekonomi, dimana perubahan-
perubahan yang dialami sistem tersebut semata-mata bisa
dikembalikan kepada satu sebab, yaitu perjuangan kelas (class
struggle) dalam rangka memperbaiki kondisi kelas tersebut secara
materi. Sejarah telah menceritakan kepada kita, bahwa perjuangan
ini ketika itu selalu berakhir dengan satu bentuk, yaitu menangnya
kelas yang lebih dominan jumlahnya dan lebih jelek kondisinya atas
kelas orang-orang kaya dan kelas yang jumlahnya lebih sedikit.
Inilah yang kemudian disebut dengan hukum Dialektika Sosial.
Dimana, hukum ini masih bisa berlaku untuk masa-masa
mendatang, sebagaimana hukum ini sebelumnya pernah terjadi.
Ekonomi sosialis memiliki beberapa prinsip dasar. Diantaranya
adalah otoritas suatu negara untuk menguasai semua aset
masyarakat. Di sini regulasi seputar ekonomi serta kepemilikan
harta dilakukan oleh pemerintah. Prinsip lain adalah keseteraan
ekonomi. Maksudnya, masyarakat tidak bekerja untuk pribadi,
mereka hanyalah pegawai pemerintah yang gajinya berasal dari
keringat mereka sendiri. Prinsip lainnya adalah tentang disiplin
politik. Di negara yang menganut sistem ekonomi sosialis, parlemen
sebagai lembaga yang berhak membuat konstitusi dan regulasi
dikuasai oleh kaum proletarian atau kaum buruh. Mereka
ditempatkan oleh partai-partai guna membuat regulasi yang
cenderung berpihak pada kaum buruh sebagai representasi kaum
sosialis.

2.2 Pemikiran Sistem Ekonomi Sosialis


Pemikiran-pemikiran ekonomi beraliran sosialis secara garis besar
dapat dilihat atas tiga kelompok:
1) Dari kelompok pemikir sebelum Marx
Aliran sosialisme sebelum Marx lebih bersifat utopis dan
kelompok pemikir yang mencoba merealisasikan gagasan-gagasan
mereka dengan membentuk komunitas-komunitas bersama.
Tokoh sosialis-utopis yang paling terkenal adalah Sir Thomas
More (1478-1535). Bahkan ,istilah sosialis-utopis diberikan karena
More pernah menulis tentang sebuah negara impian dalam sebuah
tulisannya yang sangat terkenal: utopia. Buku Utopia ditulis
pertama kali dalam bahasa latin di Belgia tahun 1516 , dan
diterjemahkan ke dalam bahasa inggris tahun 1551. Dalam buku
tersebut More menjelaskan bahwa di sebuah pulau khayal bernama
utopia yang dapat juga ditafsirkan sebagai sebuah negara , semua
milik merupakan milik bersama. Semua orang tinggal dalam satu
tempat bersama,makanan serta kebutuhan lainnya disediakan
secara bersama-sama pula.
Tulisan-tulisan lain yang senada dengan Utopia-More cukup
banyak, antara lain dapat dilihat dari karangan Thomasso
Champanella (1568-1639) , Freanciss Bacon(1560-1626) dan James
Hurrington.
Tulisan-tulisan para pemikir sosialis utopia diatas bersifat
utopis , hanya mengkhayalkan bentuk suatu komunitas ideal. Di lain
pihak ada tokoh-tokoh sosialis yang merealisasi cita-cita mereka
dalam kanyataan. Di antaranya Robert Owen 91771-1858), Charles
Fourier (1772-1837) dan Louis Blanc(1811-1882) dengan
mendirikan komunitas-komunitas namun kebanyakan segera layu
sebelum berkembang. Barulah di tangan Karl Marx, ide sosialisme
mendapat landasan ilmiah, paling kurang menurut anggapan Marx
sendiri.
2) Pandangan Marx dan Engels
Diantara sekian banyak pakar sosialis , pandangan Karl
Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh dari segi
teoritis, banyak pakar dan pemikir ekonomi yang mengakui bahwa
argumentasi Marx sangat dalam dan luas. Teori-teorinya tidak
hanya didasarkan pada pandangan ekonomi saja, tapi juga
melibatkan moral, etika, social , politik, sejarah, dan falsafah dan
sebagainya.
Karl marx sangat benci dengan sistem perekonomian liberal
yang digagas oleh Adam smith dan kawan-kawan. Argumen
argumen yang disusun Marx dapat dilihat dari berbagai segi,baik
dari sisi moral, sosiologi maupun ekonomi.
Salah satu buku yang ditulis Marx dan Engels yang sangat
berpengaruh adalah Manifesto Komunis yang terbit tahun 1848 dan
Das Kapital. Dalam buku Manifesto Komunis dapat diikuti
bagaimana teori Marx tentang pertentangan kelas. Menurut Marx ,
sejarah segala masyarakat yang ada hingga sekarang pada
hakikatnya adalah sejarah pertentangan kelas. ada masyarakat
kelas kaya dan ada masyarakat kelas tak berpunya. Semua kelas-
kelas masyarakat ini dianggap Marx timbul sebagai hasil dari
kehidupan ekonomi masyarakat.
Marx juga mengemukakan tentang teori Surplus Value dan
penindasan buruh. Upah alami yang diterima oleh para buruh hanya
cukup sekadar penyambung hidup secara subsisten , yaitu untuk
memenuhi kebutuhan yang sangat pokok-pokok saja. Padahal , nilai
dari hasil kerja para buruh jauh lebih besar dari jumlah yang
diterima mereka sebagai nilai upah alami. Kelebihan nilai
produktivitas kerja buruh atas upah alami yang disebut Marx
sebagai nilai lebih (surplus value), dinikmati oleh para pemilik
modal.
3) Kelompok pemikir sosialis sesudah Marx
Pengaruh dari ajaran Marx dan Engels tersebut sangat luar
biasa. Pada kuarter pertama abad ke-20 pemikiran-pemikiran Marx
dan Engels dimodifikasi oleh Lenin. Dengan teori di atas Lenin
mempunyai cukup alas an untuk melakukan revolusi di Rusia, yang
dikenal dengan revolusi Bolshevik tahun 1917. Sementara itu ,
kaum Revisionis yang dipimpin oleh Bernstein dan Kautsky juga
ingin melakukan perubahan-perubahan social. Akan tetapi bukan
melalui revolusi kekerasan seperti yang dilaksanakan Lenin,
melainkan secara damai.
Hingga pertengahan tahun 60-an muncul Aliran Kiri Baru (the
New Left) secara sederhana , aliran kiri baru dapat diartikan sebagai
kombinasi dari Marxisme-Leninisme Ortodoks dengan pemikiran-
pemikiran radikal baru.
Sistem Ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi yang seluruh
kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
pemerintah secara terpusat. Sistem ekonomi sosialis tidak sama
dengan sistem ekonomi komunis, sosialisme merupakan tahap
persiapan ke komunisme.
2.2.1 Faktor-faktor yang mendorong lahirnya sosialisme
1. Karena adanya revolusi industry.
2. Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletar
(buruh).
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar dan
lebih rasional terhadap kehidupan manusia dan masyaraka.
4. Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil
Revolusi Perancis

2.3 Kelebihan, Kekurangan dan Ciri-Ciri Sistem


Ekonomi Sosialis
2.3.1 Kelebihan :
1. Disediakannya kebutuhan pokok. Setiap warga negara
disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan
minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta
tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan
dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental
berada dalam pengawasan Negara.
2. Didasarkan oleh perencanaan Negara. Semua pekerjaan
dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna,
diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian
masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang
berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
3. Produksi dikelola oleh Negara. Semua bentuk produksi dimiliki
dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh
akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
4. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran
dan masalah ekonomi lainnya.
5. Pasar barang dalam negeri berjalan lancer.
6. Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga.
7. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
8. Jarang terjadi krisis ekonomi.
2.3.2 Kekurangan :
1. Sulit melakukan transaksi. Tawar-menawar sangat sukar
dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan
pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk
mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat
terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan oelh
pemerintah, oelh karena itu stabilitas perekonomian Negara
sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara,
bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
2. Membatasi kebebasan. Sistem tersebut menolak sepenuhnya
sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang
menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta
bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini
terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak
masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
3. Mengabaikan pendidikan moral. Dalam system ini semua
kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi,
sementara pendidika moral individu diabaikan. Dengan
demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi
tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi.

2.3.3 Ciri-ciri sitem ekonomi sosialis


1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
a. Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan social,
sedangkan individu-individu fiksi belaka.
b. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam
sistem sosialis.
2. Peran pemerintah sangat kuat
a. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
b. Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur
oleh negara.
3. Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
a. Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran
kolektivisme (masyarakat sosialis).
b. Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran
individualisme (masyarakat kapitalis).

2.4 Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis


Dalam setiap system yang ada baik itu sosial maupun politik
memiliki sebuah prinsip yang dipegang sebagai suatu acuan untuk
tetap menjaga eksistensi dari sebuah system tersebut. Begitupun
system ekonomi sosialis yang memiliki beberapa prinsip
diantaranya sebagai berikut :
1. Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip
dasar sebasagai berikut: Pemilikan Harta oleh Negara Seluruh
bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik
masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki
harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.
2. Kesamaan Ekonomi Sistem ekonomi sosialis menyatakan,
(walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-
hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh
prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup
menurut keperluan masing-masing
3. Disiplin Politik Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan
Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang
mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi.
Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus.
Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih
menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan
tanpa adanya upaya yang lebih ketat mengatur kehidupan
rakyat, maka keberlangsungan system sosialis ini tidak akan
berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan
Stalin.
Marx membedakan fase sosialisme dengan komunisme penuh
atau lengkap. Dalam fase sosialisme, produktivitas masih rendah
dan kebutuhan materi belum terpenuhi secara cukup. Sementara
itu dalam fase komunisme penuh produktivitas sudah tinggi,
sehingga semua kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup.
Dengan begitu, perekonomian dapat memenuhi kebtuhan semua
anggota masyarakat secara berkelimpahan.
Tentang hakikat manusia sebagai produsen dalam fase
sosialisme manusia belum cukup menyesuaikan diri sehingga
menjadikan kerja sebagai hakikat dan masih mementingkan insentif
materi untuk bekerja. Pada tahap komunisme, kerja sudah menjadi
hakikat. Semua pekerjaan dikerjakan dengan sukarela, kegembiraan
dan efesien tanpa mengharapkan insentif langsung seperti upah
yang merupakan produk sampingan dari kerja.
Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme.
Komunisme merupakan tahap akhir perkembangan masyarakat
(The Six Major Historical Stages): primitive communism slaery
feudalism, capitalism, sosialism dan full communism.
2.4.1 Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis
1. Korea Utara
2. Kuba
3. Vietnam
4. RRC (sudah mulai mengendur)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sistem Ekonomi yang cocok di terapakan di Indonesia


Perekonomiaan sangat menentukan kualitas hidup
masyarakat. Apabila sistem ekonomi suatu negara bagus, maka
kualitas hidup masyrakat di suatu negara akan meningkat.
Indonesia tidak cocok menganut sistem ekonomi sosialis. Sistem
ekonomi sosialis adalah dimana ekonomi diatur oleh negara. Dalam
sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung
jawab negara atau pemerintah pusat. Ciri-ciri sistem Ekonomi
Sosialis adalah
1. Hak milik individu tidak diakui
2. Seluruh sumber daya dikuasai negara
3. Jalannya kegiatan perekonomian sepenuhnya tanggung jawab
pemerintah
4. Kegiatan ekonomi direncanakan dan diatur pemerintah
5. Produksi dilakukan untuk kebutuhan masyarakat
6. Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan
pemerintah
Kelebihan dari sitem ekomoni sosialis ini adalah :
1. Pemerintah sepenuhnya bertanggung jawab terhadap
perekonomian
2. Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan
masyarakat
3. Pemerintah mengatur distribusi
4. Mudah dalam pengelolaan, pengendalian dan pengawasan
5. Pelaksanaan pembangunan lebih cepat
6. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata
Adapun kekurangan dari sistem ekonomi sosialis ini adalah :
1. Hak milik individu tidak diakui
2. Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
3. Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang
4. Jalur birokrasi panjang
Dilihat dari kelebihan dari sitem sosialis pemerintah
sepeunuhnya bertanggung jawab terhadap perekonomian rakyat
dengan begitu kebituhan masyarakat dapat terpenuhi secara
merata. Akan tetapi masyarakat tidak mamiliki kebebasan dalam
mengembangkan diri untuk berwirausaha. Karena perekonomian
diatur oleh pemerintah mengakibatkan potensi dan keativitas yang
mereka miliki tidak berkembang karena pemerintah mempunyai
kuasa penuh. Pertanyaannya negara indonesia yang merupakan
negara sedang berkembang apakah lebih baik menjadi negara yang
menganut sistem kapitalis (liberal), Komunis (sosialis) atau tetap
seperti sekarang yaitu sistem ekonomi campuran atau yang lebih
dikenal dengan sistem ekonomi Pancasila.
Menurut saya Indonesia lebih cocok menggunakan sistem
ekonomi Pancasila (campuran) dengan lima alasan. Kita lihat jika
Indonesia mengguanakan sistem ekonomi kapitalisme murni.
Pertama, masih banyak masyarakat Indonesia saat ini yang
dibawah garis kemiskinan. Apabila Indonesia menggunakan sistem
ekonomi Kapitalis, maka akan memiskinkan masyarakat. Ekonomi
kapitalis murni tidak bisa diterapkan di Indonesia, karena sistem
tersebut hanya menguntungkan dua golongan, yakni pemilik modal
dan perbankan. Orang-orang yang memiliki modal akan semakin
kaya, sementara yang miskin akan semakin miskin dan akhirnya
akan menyebabkan ketimpangan.
Kedua, kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki usaha yang
masih tergolong kedalam UKM ( Usaha Kecil Menengah) yang masih
belim bisa bersaing secara sempurna dengan usaha-usaha yang
besar. Oleh sebab itu, maka diperlukan peran pemerintah
(Komunis/Sosialis) untuk membantu dalam mengatur atau
memberikan keijakan agar Infant Industry tersebut bisa
berkembang. Dalam kapitalisme murni, pemerintah tidak
diperbolehkan melakukan hal ini, oleh sebab itu kapitalisme murni
tidak bisa diterapkan di Indonesia.
Ketiga, dalam Kapitalis murni, perusahaan atau suatu usaha
didirikan dengan tujuan Profit Motive. Di Indonesia hal itu tidak bisa
dilaksanakan sepenuhnya. Campur tangan pemerintah sangat
diperlukan pada hal-hal tertentu, seperti dalam penyediaan barang-
barang publik seperti jalan dan jembatan. Apabila semua
perusahaan bergerak dengan motif keuntungan, maka barang-
barang publik tidak akan pernah tersedia, perusahaan tidak mau
membuat barang publik karena tidak menguntungkan bagi
perusahaan. Oleh sebab itu maka peran pemerintah diperlukan.
Keempat, Indonesia adalah negara yang masih sedang
berkembang, kegagalan pasar masih sering terjadi yang dapat
disebabkan oleh kurang meratanya informasi dan aksesibilitas
terhadap sarana transportasi dan komunikasi. Apabila ekonomi
diserahkan ke pasar sepenuhnya, maka akan terjadi kegagalan
pasar yang akan membuat perekonomian menjadi buruk. Masalah
ekonomi seperti Inflasi dan pengangguran yang tinggi bisa muncul
dan menyebakan pertumbuhan ekonomi yang rendah dan akhirnya
akan terjadi kemiskinan. Peran pemerintah diperlukan dalam
mengatur pasar, seperti menetapkan Ceilling Price dan Floor Price,
atau membuat Lembaga pengaturan pasar seperti BULOG.
Kemudian yang terakhir, kita lihat apabila Indonesia menganut
sistem ekonomi Komunis/Sosialis. Setelah empat alasan diatas, kita
lihat bahwa Indonesia tidak bisa menerapkan sistem ekonomi
kapitalis murni. Namun pada kenyataanya Indonesia juga tidak bisa
menerapkan sistem ekonomi komunis murni. Memang peran
pemerintah yang menjadi ciri sistem ekonomi Komunis sangat
diperlukan dalam membangun perekonomian Negara Indonesia,
namun peran pemerintah dalam segala bidang atau yang dikenal
dengan pemerintahan terpusat (otoriter) juga tidak baik.
Komunisme murni menggunakan konsep Non Market Mechanism
(tidak ada mekanisme pasar), artinya uang tidak diperlukan dalam
perekonomian. Setiap orang bekerja atas nama negara semuanya
diatur oleh negara. Komunisme murni juga mengenal konsep
penyamarataan, artinya tidak ada orang yang lebih dibandingkan
orang lain. Pada dasarnya, hampir semua orang di dunia tidak
menginginkan penyamarataan tersebut. Orang yang satu dengan
yang lainnya tidak bisa di samakan. Memang pemusatan komando
merupakan suatu hal yang cukup baik karena dengan satu komando
dapat mengarahkan seluruh kegiatan kearah tujuan yang sama.
Tetapi hal itu jelas menghambat inovasi. Kita lihat seperti halnya
saat German barat berpisah dengan German timur, German timur
yang menggunakan sistem ekonomi Komunisme lebih tertinggal
dibandingkan dengan German barat, terutama dalam hal teknologi.

3.2 Sistem Ekonomi Pancasila


Sebagai demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam bentuk
ekonomi kerakyatan dan keadilan. Sistem ekonomi pancasila
merupakan sistem ekonomi yang menjunjung tinggi nilai nilai
pancasila yang terdiri dari 5 asas yakni etika, kemanusiaan,
nasionalisme, demokrasi atau kerakyatan, dan keadilan sosial.
Bicara soal sistem ekonomi pancasila, setidaknya ada empat garis
besar mencirikan sistem ekonomi pancasila yang harus anda
ketahui. Adapun Ciri ciri Sistem Ekonomi Pancasila, yaitu:
1. Dalam sistem perekonomian pancasila perlu adanya peranan
negara dan swasta yang dapat hidup berdampingan secara
seimbang demi berjalannya perekonomian negara. Peran
pemerintah dalam sistem perekonomian pancasila memang
penting, namun tidak terlalu dominan supaya tidak terjadi
sistem ekonomi komando yang dikendalikan oleh pemerintah.
Disini juga dibutuhkan peran swasta dalam sistem
perekonomian negara namun tidak dominan pula. Hal ini untuk
menghindari tumbuhnya sistem ekonomi liberal. Idealnya,
keduanya diperlukan untuk tumbuh berdampingan, bukan
mendominasi.
2. Sistem ekonomi pancasila dibentuk berdasarkan asas
kekeluargaan sehingga tidak ada dominasi modal dan buruh.
Dalam hal ini, dominasi antara pemiliki modal yang
mengeksploitasi kaum buruh. Melainkan sistem ekonomi
pancasila yang berdasarkan keakraban hubungan antar
manusia.

3. Pada sistem perekonomian pancasila, masyarakatlah yang


memegang peranan penting tanpa campur tangan pemerintah
secara penuh, dalam artian dibawah pengawasan anggota
masyarakat. Namun, kekayaan alam yang terkandung dalam
bumi termasuk air, dan lainnya tetap dikuasai oleh pemerintah.

4. Berkembangnya koperasi yang mengarahkan perekonomian ke


arah sistem ekonomi pancasila yang mendasarkan pada lima
sila.
Ketika ingin menerapkan sistem ekonomi pancasila atau
demokrasi ekonomi, maka harus menghindari hal-hal seperti:
1. Sistem ekonomi liberal, dimana sistem ekonomi ini bebas
dilakukan sehingga menumbuhkan eksploitasi besar besaran.
Siapa yang memiliki modal, dialah yang memegang sistem
perekonomian.
2. Sistem ekonomi komando, dimana negara berkuasa untuk
mengendalikan sistem perekonomian sehingga mematikan
ekonomi swasta.
3. Persaingan tidak sehat yang menimbulkan monopoli.
Begitulah sistem ekonomi pancasila beserta cirinya yang dapat
diterapkan pada sebuah negara Indonesia. Di indonesia sangat
cocok diterapkan dikarenakan Indonesia sendiri sejak lahirnya
bangsa ini dilandaskan dengan pancasila. Dimana pemikiran
pancasila lahir sesuai dengan keadaan serta budaya pada
masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai