Anda di halaman 1dari 10

BAB I

STATUS PASIEN

I.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : An. WDI
Usia : 13 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cilincing, Jakarta Utara
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Pemeriksaan : 8 Juli 2013

I.2 ANAMNESIS (Autoanamnesis/ Alloanamnesis)


Keluhan Utama
Bercak putih pada wajah sejak 2 minggu SMRS.
Keluhan Tambahan
Gatal, sisik
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak perempuan, diantar oleh orang tuanya untuk keluhan bercak
putih pada wajah sejak 2 minggu SMRS. Bercak muncul tiba-tiba, awalnya bercak
berwarna kecokelatan, berukuran kecil pada pipi kiri, kemudian bercak tersebut
berubah menjadi bercak putih yang semakin lama semakin membesar dan menyebar
pada pipi kanan dan dagu. Bercak disertai dengan sisik, sehingga menurut ibu pasien
seperti liur yang sudah mengering di sekitar pipi dan bibir, terkadang disertai dengan
rasa gatal, namun rasa gatal tidak terlalu sering dirasakan. Waktu gatal tidak spesifik.
Keluhan tidak disertai dengan rasa panas pada daerah bercak. Bercak tidak muncul
pada anggota tubuh lain.
Menurut ibu pasien, dalam satu keluarga yang tinggal satu rumah tidak ada
anggota keluarga lain yang memiliki keluhan seperti ini. Pasien jarang berenang,
namun pasien sering mencuci muka dengan menggunakan sabun pada siang hari. Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah bertukar handuk dengan anggota
keluarga lain. Keluhan seperti ini belum pernah dirasakan sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan serupa
Riwayat Pengobatan
Pasien belum mendapatkan pengobatan sebelumnya.
Riwayat Alergi
Alergi obat-obatan dan makanan disangkal

I.3 PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : tidak dilakukan
Nadi : tidak dilakukan
Suhu : tidak dilakukan
Pernapasan : tidak dilakukan
Status Generalisata
Kepala :
Rambut : tidak ada kelainan
Mata : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Mulut : tidak ada kelainan
Leher
KGB: tidak ada kelainan
Kelenjar tiroid tidak ada kelainan
Thoraks : tidak ada kelainan
Abdomen : tidak ada kelainan
Ekstremitas : tidak ada kelainan
Status Dermatologis

Pipi Kanan Pipi Kiri

Wajah sisi depan


Ad regio Bucalis dextra et sinistra, Mandibula dextra et sinistra

Distribusi Regional

Lesi ukuran lentikular, bentuk lesi tidak teratur, difus, bilateral


Efluroesensi Makula Hipopigmentasi batas tidak tegas, skuama

RESUME
Seorang anak perempuan 13 tahun, diantar oleh orang tuanya untuk keluhan
bercak putih pada wajah sejak 2 minggu SMRS. Awalnya bercak berwarna
kecokelatan, kemudian menjadi bercak putih yang semakin lama semakin membesar
dan menyebar disertai dengan sisik, dan terkadang gatal. Bercak tidak muncul pada
anggota tubuh lain. Dalam satu keluarga yang tinggal satu rumah tidak ada anggota
keluarga lain yang memiliki keluhan seperti ini. Pasien tidak pernah bertukar handuk
dengan anggota keluarga lain. Keluhan seperti ini belum pernah dirasakan
sebelumnya.
Lokasi ad regio Bucalis dextra et sinistra, Mandibula dextra et sinistra
Lesi ukuran ukuran lentikular, bentuk lesi tidak teratur, difus, bilateral
Efloresensi makula hipopigmentasi batas tidak tegas, skuama

I.4 Diagnosis kerja : Pityriasis Alba


Diagnosis Banding : Vitiligo, Pityriasis Versikolor

I.5 Penatalaksanaan
Medikamentosa
Topikal
Mufacort dan Bactoderm
Non-Medikamentosa
o Menghindari paparan sinar matahari

I.6 Prognosis
o Quo ad vitam : ad bonam
o Quo ad fungsionam : ad bonam
o Quo ad sanactionam : ad bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PITYRIASIS ALBA
PENDAHULUAN
Pitiriasis alba merupakan suatu penyakit kulit yang asimptomatik dengan ciri khas
berupa lesi kulit yang hipopigmentasi, penebalan, dan skuama dengan batas yang kurang
tegas. Kondisi seperti ini biasanya terletak pada daerah wajah, lengan atas bagian lateral, dan
paha. Jika terkena pada anak-anak biasanya lesinya menghilang setelah dewasa. Pitiriasis
alba umumnya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda dan sering didapatkan pada
wajah, leher, dan bahu.1,2 Lesi menjadi jelas pada saat setelah musim panas dimana hanya
pada bagian lesi, kulit tidak menjadi gelap. Ukuran lesinya bervariasi namun biasanya rata-
rata berdiameter 2 4cm. 1
Pitiriasis alba pertama kali ditemukan oleh Gilbert tahun 1860 dan digolongkan
sebagai penyakit bersisik pada saat ini pitiriasis alba digolongkan sebagai bentuk inflamasi
dermatosis dan mempunyai beberapa nama yang berbeda dengan melihat aspek klinis pada
lesi. Nama-nama yang sering digunakan adalah seperti pityriasis alba faciei dan pityriasis
alba simplex. 3
Meskipun pitiriasis alba bukan kasus serius, tapi penting dalam aspek kosmetik
karena sering mengenai pada wajah terutama pada mulut, dagu, pipi, serta dahi 3,4

EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, pitiriasis alba umumnya terjadi sampai 5 % pada anak-anak,
tetapi epidemiologi yang pasti belum dapat dijelaskan. Pitiriasis alba umumnya terjadi pada
anak-anak yang berusia 3-16 tahun. Sembilan puluh persen kasus terjadi pada anak yang
berusia lebih muda dari 12 tahun. Sering juga terjadi pada orang dewasa. 4-8
Pitiriasis alba dapat terjadi pada semua ras, tetapi memiliki prevalensi yang tinggi
pada orang-orang yang memiliki kulit yang berwarna. Wanita dan pria sama banyak.4,5,7,13,15

ETIOLOGI
Sampai saat ini belum ditemukan adanya etiologi yang definitif walaupun beberapa
usaha telah dilakukan untuk menemukan adanya mikroorganisme pada lesi kulit. Namun
dikatakan juga biasanya pitiriasis alba seringkali didapat pada kulit yang sangat kering yang
dipicu oleh lingkungan yang dingin. 2,7
Pitriasis alba juga telah diketahui sebagai suatu manifestasi dari dermatitis atopik. 6.
Penelitian terakhir mengenai etiologi pitriasis alba yang dilakukan pada tahun 1992, dimana
Abdallah menyimpulkan Staphylococcus aureus merupakan elemen penting dalam
menimbulkan manifestasi klinis penyakit ini. Dia menemukan bakteri ini ada pada 34%
dalam plak pitriasis alba dan 64% pada rongga hidung pasien yang sama dan pada kelompok
kontrol presentasinya secara berurutan 4% dan 10%. Faktor lingkungan sepertinya sangat
berpengaruh walaupun mungkin bukan berupa agen etiologis langsung, paling tidak dapat
memperburuk atau memperbaiki lesi.3

PATOGENESIS
Dalam penelitian pada 9 pasien dengan pitiriasis alba yang luas, ditemukan densitas
dari melanosit yang normal berkurang pada daerah lesi tanpa adanya aktivitas sitoplasmik.
Melanosom cenderung lebih sedikit dan lebih kecil namun pola distribusi dalam keratinosit
normal. Hipopigmentasi utamanya diakibatkan oleh berkurangnya jumlah melanosit aktif dan
penurunan jumlah dan ukuran dari melanosomes pada daerah lesi kulit. Transfer melanosom
di keratinosit secara umum tidak terganggu. Gambaran histologis kurang spesifik.
Hiperkeratosis dan parakeratosis tidak selalu ada dan sepertinya tidak berperan penting dalam
patogenesis dari hipomelanosis. Beragam derajat jumlah edema dan sekret lemak
intrasitoplasmik dapat terlihat.. 7

GAMBARAN KLINIS
Pitiriasis alba umumnya bersifat asimtomatis tetapi bisa juga didapatkan rasa terbakar
dan gatal.1,3,7 Secara klinis, pitiriasis alba ditandai oleh makula berbentuk bulat atau oval
kadang irregular yang pada awalnya berwarna merah muda atau coklat muda ditutupi dengan
skuama halus, yang kemudian menjadi hipopigmentasi.6,13

Gambar 1. Makula hipopigmentasi pada daerah pipi.*


Lesi biasanya multipel dengan diameter bervariasi antara 0,5-2 cm dan dapat tersebar
secara simetris.6,10 Lesi pada umumnya didapatkan pada daerah wajah (sekitar 50-60 % kasus)
terutama pada daerah dahi, sekitar mata dan mulut. Tetapi dapat juga ditemukan pada daerah
yang lain seperti pada leher, bahu, ekstremitas atas serta pada ekstremitas bawah. 2,3,6,7,10
Secara klinis, pitiriasis alba bisa dibagi menjadi dua, yaitu :3
1. Bentuk lokal.
Bentuk yang sering ditemukan dan sering pada anak. Umumnya lesi didapatkan pada
daerah wajah. Bentuk ini memberikan respon yang baik dengan pengobatan.
2. Bentuk umum.
Jarang ditemukan dan sering pada usia remaja
Secara klinis bisa dibagi menjadi 2 varian, yaitu :
Idiopatik : ditandai oleh lesi nonsquamous yang simetris berbatas tegas dan
berwarna putih di mana cenderung untuk merusak permukaan kulit pada
daerah tungkai dan lengan secara ekstensif. Varian ini memberikan respon
yang jelek dengan pengobatan.
Dengan riwayat dermatitis atopik : varian ini juga dikenali sebagai extensive
pityriasis alba yang ditandai dengan rasa gatal pada daerah lesi dan sering
didapatkan pada daerah antecubital, popliteal dan bisa mengenai seluruh
badan. Varian ini memberikan respon yang baik dengan pengobatan
kortikosteroid.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah :
Pemeriksaan potassium hidroksida (KOH)3,7
Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan pitiriasis versikolor, tinea fasialis atau tinea
korporis
Pemeriksaan histopatologi dari biopsi kulit5,7,9
Pemeriksaan histopatologis dari biopsi kulit tidak banyak membantu karena tidak
patognomonik untuk menegakkan diagnosis.7 Pada pemeriksaan histopatologis
didapatkan : adanya akantosis ringan, spongiosis dengan hiperkeratosis dan
parakeratosis setempat, pigmentasi melanin yang irreguler pada lapisan basal kulit.
Kadang ditemukan pula kelenjar sebum yang atrofi.7,8,15
Pemeriksaan mikroskop elektron
Terlihat penurunan jumlah serta berkurangnya ukuran melanosom. 4

DIAGNOSIS
Diagnosis pitiriasis alba dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis
4,6
dan pemeriksaan penunjang. Biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia 3-16 tahun.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan lesi berbentuk bulat, oval atau plakat tidak teratur. Warna
merah muda atau sesuai dengan warna kulit dengan skuama halus. Setelah eritema
menghilang, lesi yang dijumpai hanya depigmentasi dengan skuama halus. Bercak biasanya
multipel 4 sampai 20 dengan diameter antara - 2 cm. Dengan distribusi lesi pada wajah
yaitu paling banyak di sekitar mulut, dagu dan pipi.4,6
Pemeriksaan penunjang juga dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis pitiriasis alba,
seperti pemeriksaan potassium hidroksida (KOH), pemeriksaan histopatologi dari biopsi
kulit, pemeriksaan lampu wood,dan mikroskop elektron. Pada pemeriksaan potassium
hidroksida (KOH) tidak didapatkan hifa dan spora yang merupakan indikasi dari penyakit
akibat jamur. Pada pemeriksaan histopatologis hanya dijumpai adanya akantosis ringan,
spongiosis dengan hiperkeratosis sedang dan parakeratosis setempat. Pada pemeriksaan
mikroskop elektron terlihat penurunan jumlah serta berkurangnya ukuran melanosom. 4

DIAGNOSIS BANDING
Pitiriasis alba merupakan penyakit kulit yang bisa didiagnosis dengan gambaran klinis
dan jarang memerlukan konfirmasi tes laboratorium. Walaupun demikian, pitiriasis alba dapat
didiagnosis banding dengan :
1. Pitiriasis versikolor
Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial pada stratum korneum
yang disebabkan oleh jamur malassezia furfur.12,13

Gambar 2. Tampak makula hipopigmentasi pada daerah punggung.*


Makula secara tipikal sering terjadi pada punggung bagian atas dan dada tetapi
13,14
juga dapat terjadi pada lengan atas, leher dan wajah. . Pemeriksaan dengan lampu
Wood akan menunjukkan adanya fluoresensi berwarna kuning keemasan pada daerah
yang berskuama.3 Pemeriksaan KOH dari skuama penderita ini mengandung hifa dan
bentuk jamur dari malassezia furfur.7,10
2. Vitiligo
Vitiligo adalah gangguan autoimun progresif dapatan dengan gambaran klinis
makula berwarna putih, 7,12. Penyakit ini memiliki lokasi lesi pada tempat-tempat yang
tidak biasa pada pitiriasis alba.3 Wajah adalah lokasi yang sangat umum untuk vitiligo
tetapi distribusinya biasanya paling sering di sekitar mata atau mulut.7,10,11,12

Gambar 3. Makula hipopigmentasi berbatas tegas pada daerah wajah. *


Pada pemeriksaan lampu wood dan histopatologis didapatkan kehilangan
pigmen kulit yang menyeluruh dimana tidak didapatkan pada pitiriasis alba.3,7
3. Psoriasis
Psoriasis ialah penyakit autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan
adanya bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama di atasnya
disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner.

Gambar 4. Tampak daerah berskuama dengan papul di daerah punggung.*


4. Depigmentasi postinflamasi,yang didiagnosis dengan riwayat klinis dari lesi inflamasi
pada tempat yang hipokromik.3
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan yaitu mengeliminasi inflamasi dan infeksi, mengembalikan
barier stratum korneum dengan menggunakan emolient dan penggunaan bahan antipruritus
untuk mengurangi kerusakan pada kulit dan mengontrol faktor faktor eksaserbasi.1
Dengan penggunaan hidrokortison dan krim emolien dapat mengurangi eritema,
skuama dan gatal.7 Antibiotik juga dapat diberikan untuk mengatasi infeksi oleh
staphylococcus aureus seperti cephalexin, cefadroxil, dan dicloxacillin.

PROGNOSIS
Pitiriasis alba memiliki prognosis yang baik. Depigmentasi yang terjadi tidak
permanen dan biasanya sembuh spontan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Durasi gejala berbeda pada setiap individu. Pengobatan dapat mempersingkat durasi lesi
sampai beberapa minggu.3,5

KESIMPULAN
Pitiriasis alba adalah suatu bentuk dermatitis yang belum diketahui penyebabnya dan
bersifat asimptomatik. Makula berbentuk bulat atau oval kadang irregular yang pada awalnya
berwarna merah muda atau coklat muda ditutupi dengan skuama halus, yang kemudian
menjadi hipopigmentasi.
Penatalaksanannya untuk mengeliminasi inflamasi dan infeksi, mengembalikan barier
stratum korneum dengan menggunakan emolient dan penggunaan bahan antipruritus untuk
mengurangi kerusakan pada kulit dan mengontrol faktor faktor eksaserbasi. Prognosis
Pitiriasis alba baik. Biasanya sembuh spontan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Durasi gejala berbeda pada setiap individu.

Anda mungkin juga menyukai