Anda di halaman 1dari 17

CRITYCAL BOOK REPORT

PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : DEARDO W. LUMBANRAJA

NIM : 5153131005

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
KATA PENGANTAR
Pertama, puji syukur kita panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas berkat dan
anugrah penyertaannya sehingga Critical Book Record (CBR) ini dapat terselesaikan. Judul dari makalah
ini adalah HUKUM SNELIUS TENTANG PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA. Penulisan
Critical Book Report ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas FISIKA III.

Penulis tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung penulis dalam
menyusun Critical Book Report ini, terutama kepada Dosen mata kuliah Fisika III maupun bagi saudara/i
sekalian yang ikut ambil bagian dalam penyusunan Makalah ini.

Penulis menyadari sebagaimana sebagai manusia, penulis juga pasti mempunyai kekurangan dan
kelemahan dalam hal penyusunan CBR ini baik dalam isi yang terlampir maupun dalam hal kesalahan
dalam pengetikan sehingga kritik dan saran pembaa sangat dibutuhkan dalam memerbaiki Makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan Terima Kasih.

Medan, 12 November 2016

Penyusun.

1 | Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
I. IDENTITAS BUKU...................................................................................................... 1
A. BUKU SATU (PERTAMA)........................................................................................ 1
B. BUKU KEDUA (PEMBANDING)..............................................................................1
II. RINGKASAN ISI........................................................................................................ 2
1.FISIKA TERAPAN ( Pemantulan dan Pembiasan )...................................................2
2. FISIKA LINGKUNGAN (Cahaya dan Sinar )............................................................7
a. Refleksi Cahaya................................................................................................ 7
b.Refraksi (pembiasan cahaya)............................................................................9
III. PERBANDINGAN KEDUA BUKU.............................................................................. 12
1. Buku Pertama (fisika terapan).........................................................................12
2. Buku Kedua( fisika lingkungan).......................................................................12
IV. KESIMPULAN........................................................................................................ 13
1. SARAN............................................................................................................. 13
V. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14

2 | Page
I. IDENTITAS BUKU
A. BUKU SATU (PERTAMA)

1. Judul Buku : Fisika Terapan

2. Nama Pengarang : Wahyana, dkk

3. Cetakan : III (KETIGA)

4. Tahun Terbit : (November 2001)

5. ISBN : 979-689-008-9

6. Penerbit : Pusat Penerbit Universitas Terbuka

B. BUKU KEDUA (PEMBANDING)

1. Judul Buku : Fisika Lingkungan


2. Nama Pengarang : Dr. J.F. Gabriel

3. Copy Editor : Yustrianah, A.MPd

4. Cetakan : I (PERTAMA)

5. Tahun Terbit : 2001

6. ISBN : 979-492-110-6

7. Penerbit : Hipokrates

8. Tahun Terbit Buku Asli : 1999

1 | Page
II. RINGKASAN ISI

1.FISIKA TERAPAN ( Pemantulan dan Pembiasan )

Berdasarkan kenyataan yang telah dirumuskan dalam bentuk hokum pemantulan yaitu :

a. Sudut datang sama dengan sudut pantul


b. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak dalam satu bidang

Maka, pemantulan cahaya dan pembentukan bayangan pada cermin dapat dilukiskan sebagai berikut :

1. Pemantulan pada cermin datar

Gbr. Pemantulan pada cermin datar

2. Pemantulan pada cermin cekung

Sifat-sifat cermin cekung :

Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik focus


Sinar datang melalui titik focus dipantulkan sejajar sumbu utama
Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali menuju titik pusat
kelengkungan

Gbr. Pemantulan paa cermin cekung

2 | Page
3. Pemantulan pada cermin cembung

Sifat-sifat pemantulan pada cermin cembung antara lain sbb:

Sinar datang sejajar sumbu utama dipantukan seolah-olah dari titik focus
Sinar datang menuju titik focus dipantulkan sejajar sumbu utama
Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik pusat
kelengkungan.

Gbr. Pemantulan pada cermin cembung

4. Pembentukan bayangan pada cermin datar

Dengan menggunakan sifat pemantulan pada cermin datar, maka pembentukan bayangan pada
cermin datar dapat dilukiskan sbb :

Gbr. Pembentukan bayangan pada cermin datar

Bayangan yang dibentuk cermin datar bersifat :

Maya(semu)
Sama tinggi(h=h)
Sama jauh(s=s)

3 | Page
5. Pembentukan bayangan pada cermin cekung

Dengan menggunakan sifat pemantulan sinar istimewa pada cermin cekung, maka salah satu
pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat dilukiskan sebagai berikut :

Gbr. Pembentukan bayangan pada cermin cekung

Jika benda diletakkan dititik kelengkungan , maka bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung
memiliki sifat :

Nyata (rill)
Terbalik
Diperkecil (h<h)
Teletak diantara titik (M) dan (F)

6. Pembentukan bayangan pada cermin cembung

Dengan mengunakan sifat pemantukan sinar istimewa pada cermin cembung, maka pembentukan
bayangan pada cermin cembung dapat dilukiskan sebagai berikut :

4 | Page
Gbr. Pembentukan Bayangan pada cermin cembung

Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung selalu memiliki sifat sebagai berikut :

Maya (semu)
Diperkecil (h<h)
Tegak
Dibelakang cermin

7. pembentukan bayangan pada lensa

Gbr. jenis-jenis lensa sferis

Dengan perjanjian bahwa jika letak titik pusat kelengkungan bidang searah, dengan datangnya
sinar adalah positif.

1
f
=
(n-1) ( R11 R12 ) n= indeks bias lensa

Jarak focus lensa cembung selalu positif dan lensa cekung selalu negative . sehingga lensa
cembung disebut juga lensa positif dan lensa cekung disebut juga lensa negative. Untuk lensa tipis, kedua
golongan lensa ini hanya digambarkan dengan sebuah garis lurus yang diberi tanda positif dan negative.

Dari pembiasan sinar pada lensa berikut ini, dapat disimpulkan bahwa lensa cembung bersifat
mengumpulkan cahaya(konvergen) dan lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya(divergen)

5 | Page
Gbr. Pembiasan sinar pada lensa

Karena semkin kecil jarak focus kemampuan lensa dalam mengumpulkan atau menyebarkan cahaya akan
semakin besar, maka kekuatan lensa (D) berbanding terbalik dengan jarak focus lensa.

1
D= D= Kekuatan lensa
F

8. Pembiasan pada lensa cembung

Karena lensa memiliki dua bidang lengkung, maka ia memiliki dua titik focus. Ada tiga
sinar istimewa yang dapat digunakan untuk melukis bayangan pada lensa cekung, yaitu :

o Sinar datang sejajar sumbu utama, dibiaskan menu titik focus.


o Sinar datang dari titik focus, dibiaskan sejajar sumbu utama
o Sinar datang melalui titik pusat optic, diteruskan tanpa mengalami pembiasan.

6 | Page
9. Pembiasan pada lensa cekung

Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk melukiskan bayangan pada lensa
cekung, yaitu :

o Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari titik focus
o Sinar datang menuju titik focus, dibiaskan sejajar sumbu utama.
o Sinar datang melalui titik pusat optic , diteruskan tanpa mengalami pembiasan

2. FISIKA LINGKUNGAN (Cahaya dan Sinar )

a. Refleksi Cahaya

seberkas cahaya, datang melalui medium tembus cahaya mengenai suatu permukaan
benda, berkas cahaya tembus akan mengalami pemantulan kearah medium tembus cahaya. Sifat
pemantulan itu tergantung permukaan benda dan darimana cahaya itu datang.

Pada permukaan halus/datar/licin :

Sudut cahaya datang (incident light) = sudut pantul (reflection light)

Sudut i = sudut r

Gbr. Permukaan halus

Permukaan tidak datar : pantukan cahaya dengan arah yang tidak pasti

7 | Page
Gbr. Permukaan tidak halus

Cahaya yang monokromatik akan mengalami refleksi ( pemantulan) tanpa perubahan


warna, walaupun ada terjadi polarisasi. Apabila cahaya terdiri dari campuran warna, beberapa
cahaya dengan berbagai panjang gelombang akan mengalami refleksi (pemantuan) melebihi
yang lain, permukaan pantulan akan tampak berwarna. Umumnya logam lebih mampu
memantulkan cahaya dari pada bahan lain. Hal ini oleh karena adanya atom bebas pada logam
tersebut . kemampuan memantulkan cahaya tergantung pada jenis material , permukaan material
(licin, kasar, cekung, cembung), sinar datang yang mengenai permukaan , serta warna material
tersebut.

Permukaan licin, warna putih mempunyai kemampuan memantulkan cahaya mendekati


100%. Permukaan hitam, misalnya aspal jalanan mempunyai kemampuan memantulkan cahaya
sebesar 10%.

Terang-benderangnya suatu permukaan berkaitan langsung dengan pencahayaan yang


jatuh padanya. Misalnya suatu permukaan berkaitan langsung dengan pencacahan kemampuan
pantulan 100% , menerima 10 footcandle ( kuat penerangan ) dari suatu sumber cahaya, maka
mempunyai terang cahaya sebesar 10 footlambertz. Kalau ditulis dalam bentuk prsamaan yaitu
sebagai berikut :

L= E R

8 | Page
Ket : L= terang cahaya (footlamberz)

E= kuat penerangan (footcandle)

R= kemampuan memantulkan cahaya (reflectance)

b.Refraksi (pembiasan cahaya)

apabila cahaya melewati suatu medium, misalnya dari udara kedalam medium yang lain misalnya
gelas, maka kecepatan cahaya mengalami perubahan. Hal ini menyebabkan lintasan cahaya menjadi
lekuk. Fenomena ini dikenal dengan nama refraksi (pembiasan).

Gbr. Pembiasan Cahaya

C1 C2
N1= V1 ( Misal diudara ) N2= V2 (Misal diudara)

Ket : c= kec. Cahaya dalam vakum

v= kec. Cahaya dalam medium

hasil penelitian snellius pada abad ke -17 yang dikenal dengan hokum snellius :

sin 1 v 1
=
sin 2 v 2

C1
V1= n1

9 | Page
C2
V2= n2

sin 1 n 1
=
sin 2 n 2 =n12 (disenut indeks bias refraksi relative untuk dua medium)

Refraksi internasional totalitas (total internal refraction)

Seberkas cahaya melewati suatu material transparan yang mempunyai indeks refraksi n1
masuk kedalam material transparan yang lain mempunyai indeks refraksi n2

Cahaya dengan sudut datang yang kecil, beberapa cahaya akan direfleksi, sebagian akan
Cahaya dengan sudut datang diperbesar, sebagian cahaya direfleksikan dan sebagian

cahaya di refraksikan dengan sudut refraksi mencapai nilai maksimum yaitu 90

Gbr 5.15

10 | P a g e
Gbr 5.16

Pada sudut refraksi 90 , emisi cahaya parallel terhadap perbatasan , keadaan ini dikatakan

sudut datang dalam keadaan kritis. Berdasarkan hokum snellius.

sin c n1
=sin c=
sin 90 n2

Gbr 5.17

Kalau sudut datang diatas sudut kritis seluruh cahaya datang akan dipantulkan. Keadaan ini
disebut cahaya mengalami refleksi internal totalitas. Perlu diketahui bahwa refleksi internal
totalitas terjadi pada tabung/pipa plastic atau fiberglass.

Gbr. 5.18

11 | P a g e
III. PERBANDINGAN KEDUA BUKU

1. Buku Pertama (fisika terapan)

Buku ini sudah memiliki isi yang cukup lengkap dimana didalam buku ini sudah
mencakup semua materi mengenai pemantulan dan pembiasan cahaya , Memiliki rumus-rumus
yang lengkap serta penjelasan dari simbol-simbol rumus tersebut. Sebagai pendukung dari rumus
dan materi dilampirkan juga gambar yang cukup bagus. Bisa dikatakan buku ini sudah lumayan
lengkap dan baik untuk digunakan.

2. Buku Kedua( fisika lingkungan)

Dibandingkan dengan buku yang pertama, buku ini memiliki isi yang lebih lengkap lagi,
dimana penjelasan dari buku ini dikupas mulai dari awal hingga akhir, cara penyampaian isi
buku ini juga bagus, simana dilampirkan juga rumus-rumus, keterangan dari rumus serta
lampiran gambar-gambar sebagai pendukung kebenaran dari percobaan rumus tersebut. Hanya
saja buku ini memiliki kekurangan dari segi bahasa, dimana karena buku ini merupakan buku
terjemahan sehingga buku ini memiliki bahasa yang sedikit betantakan.

12 | P a g e
IV. KESIMPULAN
1. Dari isi kedua buku dapat disimpulka bahwa tidak terdapat kekurangan dan kelebihan
dari kedua buku yang terlihat signifikan, hanya memiliki sedikit perbedaan kecil saja
dalam penyajiannya.
2. Dari segi penulisan, penulisan buku pertama memiliki cara penulisan yang lebih baik ,
sedangkan buku kedua memiliki cara penulisan yang sedikit berantakan karena
merupakan buku terjemahan.
3. Dari segi kemudahan untuk dimengerti, penjabaran yang lebih mudah
dimerngerti yaitu dari buku yang kedua, karena memiliki penjelasan
yang lebih detail dalam hal penyampaian isi buku.

1. SARAN
Bagi para pembaca sekalian penulis CBR ini menyadari bahwa penulis juga merupakan
manusia yang tidak khilaf dari kesalahan, sehingga kritik dan saran dari para pembaca sekalian
sangat diharapkan untuk memperbaiki serta membangun CBR ini, akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.

13 | P a g e
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyana,dkk. 2001 :Fisika Terapan, Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka
2. J.F.Gabriel , 2001 : Fisika Lingkungan, Jakarta :Hipokrates

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai