Critycal Book Report
Critycal Book Report
NIM : 5153131005
Penulis tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung penulis dalam
menyusun Critical Book Report ini, terutama kepada Dosen mata kuliah Fisika III maupun bagi saudara/i
sekalian yang ikut ambil bagian dalam penyusunan Makalah ini.
Penulis menyadari sebagaimana sebagai manusia, penulis juga pasti mempunyai kekurangan dan
kelemahan dalam hal penyusunan CBR ini baik dalam isi yang terlampir maupun dalam hal kesalahan
dalam pengetikan sehingga kritik dan saran pembaa sangat dibutuhkan dalam memerbaiki Makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan Terima Kasih.
Penyusun.
1 | Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
I. IDENTITAS BUKU...................................................................................................... 1
A. BUKU SATU (PERTAMA)........................................................................................ 1
B. BUKU KEDUA (PEMBANDING)..............................................................................1
II. RINGKASAN ISI........................................................................................................ 2
1.FISIKA TERAPAN ( Pemantulan dan Pembiasan )...................................................2
2. FISIKA LINGKUNGAN (Cahaya dan Sinar )............................................................7
a. Refleksi Cahaya................................................................................................ 7
b.Refraksi (pembiasan cahaya)............................................................................9
III. PERBANDINGAN KEDUA BUKU.............................................................................. 12
1. Buku Pertama (fisika terapan).........................................................................12
2. Buku Kedua( fisika lingkungan).......................................................................12
IV. KESIMPULAN........................................................................................................ 13
1. SARAN............................................................................................................. 13
V. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14
2 | Page
I. IDENTITAS BUKU
A. BUKU SATU (PERTAMA)
5. ISBN : 979-689-008-9
4. Cetakan : I (PERTAMA)
6. ISBN : 979-492-110-6
7. Penerbit : Hipokrates
1 | Page
II. RINGKASAN ISI
Berdasarkan kenyataan yang telah dirumuskan dalam bentuk hokum pemantulan yaitu :
Maka, pemantulan cahaya dan pembentukan bayangan pada cermin dapat dilukiskan sebagai berikut :
2 | Page
3. Pemantulan pada cermin cembung
Sinar datang sejajar sumbu utama dipantukan seolah-olah dari titik focus
Sinar datang menuju titik focus dipantulkan sejajar sumbu utama
Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik pusat
kelengkungan.
Dengan menggunakan sifat pemantulan pada cermin datar, maka pembentukan bayangan pada
cermin datar dapat dilukiskan sbb :
Maya(semu)
Sama tinggi(h=h)
Sama jauh(s=s)
3 | Page
5. Pembentukan bayangan pada cermin cekung
Dengan menggunakan sifat pemantulan sinar istimewa pada cermin cekung, maka salah satu
pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat dilukiskan sebagai berikut :
Jika benda diletakkan dititik kelengkungan , maka bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung
memiliki sifat :
Nyata (rill)
Terbalik
Diperkecil (h<h)
Teletak diantara titik (M) dan (F)
Dengan mengunakan sifat pemantukan sinar istimewa pada cermin cembung, maka pembentukan
bayangan pada cermin cembung dapat dilukiskan sebagai berikut :
4 | Page
Gbr. Pembentukan Bayangan pada cermin cembung
Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung selalu memiliki sifat sebagai berikut :
Maya (semu)
Diperkecil (h<h)
Tegak
Dibelakang cermin
Dengan perjanjian bahwa jika letak titik pusat kelengkungan bidang searah, dengan datangnya
sinar adalah positif.
1
f
=
(n-1) ( R11 R12 ) n= indeks bias lensa
Jarak focus lensa cembung selalu positif dan lensa cekung selalu negative . sehingga lensa
cembung disebut juga lensa positif dan lensa cekung disebut juga lensa negative. Untuk lensa tipis, kedua
golongan lensa ini hanya digambarkan dengan sebuah garis lurus yang diberi tanda positif dan negative.
Dari pembiasan sinar pada lensa berikut ini, dapat disimpulkan bahwa lensa cembung bersifat
mengumpulkan cahaya(konvergen) dan lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya(divergen)
5 | Page
Gbr. Pembiasan sinar pada lensa
Karena semkin kecil jarak focus kemampuan lensa dalam mengumpulkan atau menyebarkan cahaya akan
semakin besar, maka kekuatan lensa (D) berbanding terbalik dengan jarak focus lensa.
1
D= D= Kekuatan lensa
F
Karena lensa memiliki dua bidang lengkung, maka ia memiliki dua titik focus. Ada tiga
sinar istimewa yang dapat digunakan untuk melukis bayangan pada lensa cekung, yaitu :
6 | Page
9. Pembiasan pada lensa cekung
Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk melukiskan bayangan pada lensa
cekung, yaitu :
o Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari titik focus
o Sinar datang menuju titik focus, dibiaskan sejajar sumbu utama.
o Sinar datang melalui titik pusat optic , diteruskan tanpa mengalami pembiasan
a. Refleksi Cahaya
seberkas cahaya, datang melalui medium tembus cahaya mengenai suatu permukaan
benda, berkas cahaya tembus akan mengalami pemantulan kearah medium tembus cahaya. Sifat
pemantulan itu tergantung permukaan benda dan darimana cahaya itu datang.
Sudut i = sudut r
Permukaan tidak datar : pantukan cahaya dengan arah yang tidak pasti
7 | Page
Gbr. Permukaan tidak halus
L= E R
8 | Page
Ket : L= terang cahaya (footlamberz)
apabila cahaya melewati suatu medium, misalnya dari udara kedalam medium yang lain misalnya
gelas, maka kecepatan cahaya mengalami perubahan. Hal ini menyebabkan lintasan cahaya menjadi
lekuk. Fenomena ini dikenal dengan nama refraksi (pembiasan).
C1 C2
N1= V1 ( Misal diudara ) N2= V2 (Misal diudara)
hasil penelitian snellius pada abad ke -17 yang dikenal dengan hokum snellius :
sin 1 v 1
=
sin 2 v 2
C1
V1= n1
9 | Page
C2
V2= n2
sin 1 n 1
=
sin 2 n 2 =n12 (disenut indeks bias refraksi relative untuk dua medium)
Seberkas cahaya melewati suatu material transparan yang mempunyai indeks refraksi n1
masuk kedalam material transparan yang lain mempunyai indeks refraksi n2
Cahaya dengan sudut datang yang kecil, beberapa cahaya akan direfleksi, sebagian akan
Cahaya dengan sudut datang diperbesar, sebagian cahaya direfleksikan dan sebagian
Gbr 5.15
10 | P a g e
Gbr 5.16
Pada sudut refraksi 90 , emisi cahaya parallel terhadap perbatasan , keadaan ini dikatakan
sin c n1
=sin c=
sin 90 n2
Gbr 5.17
Kalau sudut datang diatas sudut kritis seluruh cahaya datang akan dipantulkan. Keadaan ini
disebut cahaya mengalami refleksi internal totalitas. Perlu diketahui bahwa refleksi internal
totalitas terjadi pada tabung/pipa plastic atau fiberglass.
Gbr. 5.18
11 | P a g e
III. PERBANDINGAN KEDUA BUKU
Buku ini sudah memiliki isi yang cukup lengkap dimana didalam buku ini sudah
mencakup semua materi mengenai pemantulan dan pembiasan cahaya , Memiliki rumus-rumus
yang lengkap serta penjelasan dari simbol-simbol rumus tersebut. Sebagai pendukung dari rumus
dan materi dilampirkan juga gambar yang cukup bagus. Bisa dikatakan buku ini sudah lumayan
lengkap dan baik untuk digunakan.
Dibandingkan dengan buku yang pertama, buku ini memiliki isi yang lebih lengkap lagi,
dimana penjelasan dari buku ini dikupas mulai dari awal hingga akhir, cara penyampaian isi
buku ini juga bagus, simana dilampirkan juga rumus-rumus, keterangan dari rumus serta
lampiran gambar-gambar sebagai pendukung kebenaran dari percobaan rumus tersebut. Hanya
saja buku ini memiliki kekurangan dari segi bahasa, dimana karena buku ini merupakan buku
terjemahan sehingga buku ini memiliki bahasa yang sedikit betantakan.
12 | P a g e
IV. KESIMPULAN
1. Dari isi kedua buku dapat disimpulka bahwa tidak terdapat kekurangan dan kelebihan
dari kedua buku yang terlihat signifikan, hanya memiliki sedikit perbedaan kecil saja
dalam penyajiannya.
2. Dari segi penulisan, penulisan buku pertama memiliki cara penulisan yang lebih baik ,
sedangkan buku kedua memiliki cara penulisan yang sedikit berantakan karena
merupakan buku terjemahan.
3. Dari segi kemudahan untuk dimengerti, penjabaran yang lebih mudah
dimerngerti yaitu dari buku yang kedua, karena memiliki penjelasan
yang lebih detail dalam hal penyampaian isi buku.
1. SARAN
Bagi para pembaca sekalian penulis CBR ini menyadari bahwa penulis juga merupakan
manusia yang tidak khilaf dari kesalahan, sehingga kritik dan saran dari para pembaca sekalian
sangat diharapkan untuk memperbaiki serta membangun CBR ini, akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
13 | P a g e
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyana,dkk. 2001 :Fisika Terapan, Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka
2. J.F.Gabriel , 2001 : Fisika Lingkungan, Jakarta :Hipokrates
14 | P a g e