Makalah Bind
Makalah Bind
Puji syukur saya penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
makalah mata kuliah Bahasa Indonesia. Terima kasih kepada Bapak Syamsul Rizal
yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah.
Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Saya
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik yang membangun dari
pembaca agar kedepannya saya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Terima
kasih.
Penyusun
Dodi Ilham S
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Bab 1 Pendahuluan 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Batasan Masalah 5
3.1 Alat 9
3.2 Bahan 9
3.3 Prosedur Kerja 10
Bab 4 Pembahasan 11
Bab 5 Penutup 17
5.1 Kesimpulan 17
5.2 Saran 17
Daftar Pustaka 18
Lampiran 19
BAB I
2
PENDAHULUAN
3
Walaupun industri formaldehid di indoseia cukup banyak yaitu sekitar 20
perusahaan pemroduksi formaldehid. Salah satu contoh industri atau perusahaan
yang bergerak dalam pembuatan formaldehid adalah PT. PAI Probolinggo.
Industri tersebut memproduksi formaldehid tidak dalam jumlah sedikit
melainkan dalam kapasitas ribuan ton. Namun indonesia masih mengimpor
formaldehid guna mencukupi kebutuhan tersebut. Sehingga hal tersebut
mengindikasikan bahwa selama ini industri formaldehid di indonesia belum bisa
memenuhi kebutuhan formaldehid bagi para konsumen formaldehid. Oleh karena
itu, dilakukan proses peramalan guna mengetahui kebutuhan formaldehid di
tahun yang akan datang menggunakan data kebutuhan formaldehid tiap tahun.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi impor formaldehid dengan cara
meningkatkan produksi formaldehid berdasarkan peramalan tersebut.
4
1.4 Tujuan Penelitian
Dapat mengetahui kadar formalin dalam sebuah sampel agar dapat mencegah
keadaan terburuk yang terjadi pada tubuh jika dikonsumsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Formaldehide
Formaldehida adalah zat tidak berwarna, mudah terbakar, bahan kimia berbau
tajam. Formaldehida awalnya disentesa oleh kimiawan Rusia, Alexander Butlerov
tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa
dihasilkan dari membakar bahan yang mengandung karbon. Dikandung dari asap
kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi,
formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana
dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali
juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme termasuk manusia.
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas tetapi
bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merek
dagang formalin atau formol). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi,
sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer. Umumnya, larutan ini
mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin
adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun
formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida,
6
senyawa ini lebih reaktif dari pada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan
elektrofil dapat dipakai dalam reaksi substitusi aromatic elektrofilik dan senyawa
aromatic serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena karena
keadaannya katalis basa, formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizaro yang
menghasilkan asam format (HCOOH) dan methanol.
Formaldehida bisa membentuk trimersiklik, 1,3,5-trioksan atau polimer linier
polioksimetilen. Formasi zat ini menjadikan tingkah gas formaldehida berbeda dari
hukum gas ideal, terutama dalam tekanan tinggi atau udara dingin.
Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfher menjadi asam format,
karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak
kemasukkan udara.
Didalam skala yang lebih kecil, formalin bisa juga dihasilkan dari konversi
etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
8
3.1 Alat
Alat yang digunakan adalah :
Erlenmeyer 250 mL
Labu Ukur 250 mL
Buret
Pipet Volume 25 mL
Pipet ukur 10 mL
Gelas kimia 100 mL
Kaca Arloji
Bulp
Alumunium foil
3.2 Bahan
Larutan formalin
Aquadest
Larutan Iod
Larutan NaOH 4N
Larutan Hcl 4 N
Larutan Natrium Thiosulfat 0,1 N
Larutan kanji
9
- Menggunakan 5 tetes larutan kanji sebagai petunjuk (indicator)
- Melakukan penetapan secara duplo
- Volume sampel formalin 1 = 10 mL dan volume iod 35 mL
- Volume sampel formalin 2 = 20 mL dan volume iod 35 mL
BAB IV
10
iod 0,1 N sebanyak 35 mL kehitaman
3. Larutan formalin + iod + NaOH 4 N Sampel 1 = Larutan kuning
(sebelum didiamkan dan ditutup 15 Sampel 2 = Larutan coklat
menit)
4. Larutan formalin + iod + NaOH 4 N Sampel 1 dan 2 berubah warna
(sesudah didiamkan dan ditutup 15 menjadi kuning
menit)
5. Larutan formalin + iod + NaOH + HCl Sampel 1 dan 2 berubah warna
4N menjadi coklat kemerahan
6. Mentitrasi larutan sampel dengan Larutan berubah warna dari
warna kuning menjadi warna
Na 2 S2 O3 0,1 N sebagai penitran
coklat
sampai larutan berwarna kuning lalu
ditambahkan indicator kanji
7. Mentitrasi kembali sampai warna Larutan berubah warna dari
larutan sampel berwarna kuning coklat menjadi bening atau tidak
berwarna.
11
4.3 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan menentukan kadar formaldehida dalam formalin.
Senyawa kimia formaldehida disebut juga metanal yang merupakan aldehida
nama lainnya formaldehida adalah formol, metal aldehida dan oksida
metilena. Bentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida dapat
dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Formalin
digunakan dalam percobaan ini karena formalin adalah larutan formaldehida
dalam air dengan kadar 10% sampai 40%. Praktikan menggunakan metode
volumetric yaitu titrasi. Titrasi adalah suatu metode analisis untuk
menentukan konsentrasi dari suatu larutan berdasarkan pengukuran volume
zat pereaksi. Jenis titrasi yang diterapkan ialah titrasi tidak langsung. Titrasi
tidak langsung adalah cara penambahan titran dalam, jumlah berlebih, dalam
hal ini iod kemudian kelebihan titran dititrasi dengan penitran lain. Volume
titrasi yang diperoleh menunjukan jumlah ekuivalen dari kelebihan titran,
selain itu pada praktikum kali ini di terapkan juga titrasi iodometri. Sebab
pada praktikum ini terjadi penitran dengan iod. Zat-zat yang bersifat
pengoksidasi dapat langsung dititar dengan iod. Sedangkan zat-zat yang
bersifat pengoksidasi dalam larutan asam akan membebaskan iod dan KI.
Kemudian iod yang terbentuk dititar dengan larutan natrium thiosulfat (
Na2 S2 O3 ) yang sebelumnya telah distandarisasi sehingga telah diketahui
12
Langkah pertama ialah menambahkan penitran yaitu iodine kedalam
larutan formalin kemudian menambahkan larutan NaOH untuk membuat
suasana larutan menjadi basa. Sebab pada percobaan ini reaksi akan
berlangsung pada keadaan basa. Kemudian larutan di diamkan selama
seperempat jam atau 15 menit dan ditutup dengan menggunakan alumunium
foil agar larutan I2 tersebut tidak terkena sinar matahari dan mempengaruhi
hasil titrasi.
Reaksi antara formaldehida air dan I2 adalah sebagai berikut:
H 2 CO H2O I NaOH H 2 CO 2
+ + 2 > 2HI +
13
Na2 S
Selanjutnya larutan sampel titrasi dengan larutan 2 O3 0,1 N.
Proses titrasi dilakukan tetes demi tetes hingga larutan uji berubah warna dari
orange menjadi kuning dan proses titrasi dihentikan untuk sementara waktu.
indicator kanji dimaksudkan agar warna biru tua dari kompleks kanji iodium
dapat kembali). Maka penambahan indicator kanji ini dilakukan pada saat
I2
larutan sampel berwarna orange dimana konsentrasi didalamnya sudah
dalam keadaan seminimal mungkin atau yakni ketika larutan sampel yang
Na2 S
2 O3 yang dibutuhkan akan semakin bertambah sebab pada tahap ini
menjadi bening. Hal tersebut menunjukan jika telah habis bereaksi dan proses
titrasi dihentikan. Apabila larutan tersebut ditetesi indicator kanji lagi maka
14
tetap tidak akan terjadi perubahan warna (tetap warna bening). Sebab fungsi
indicator kanji adalah mengikat sisa iod. Namun karena iod telah habis
Maka hal tersebut menunjukan tahap titik akhir titrasi telah tercapai.
Na2 S
Kemudian diperoleh volume rata-rata 2 O3 sebesar 31,15 mL untuk
percobaan 1.
Berdasarkan data perhitungan diperoleh kadar forlmaldehida dalam
formaldehida atau formalin yang dapat diterima oleh tubuh adalah 0,1 mg/mL
atau dalam satu hari, asupan yang diperbolehkan adalah 0,2 mg.
Berdasarkan standar eropa, kandungan formalin yang dapat diterima oleh
tubuh adalah tidak boleh melebihi 600 ppm (1000 ppm setara 1 mg/L).
Sementara itu, berdasarkan uji klinis dosis toleransi tubuh manusia pada
pemakaian secara terus menerus (RDDA) untuk formalin sebesar 0,2 mg per
kg berat badan. Bila kadar formalin yang masuk melebihi dari hal-hal
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan:
Kadar formaldehida pada percobaan 1 dan 2 sebesar 11,55 mg/mL
Kadar formaldehida pada percobaan 3 dan 4 sebesar 10,125 mg/mL
Semakin besar nilai kadar formaldehida pada sampel maka sampel tersebut
juga positif lebih besar mengandung formalin.
16
5.2 Saran
Saat melakukan titrasi agar selalu teliti dan perlahan-lahan saat meneteskan
penitran ke larutan sehingga hasil yang akan didapat mencapai ketelitian yang
tepat, pada saat perhitungan kadar formaldehid mendapat hasil yang tepat.
Daftar Pustaka
Wikipedia, 2015
Widodo, Didik Setyo, Lusiana, Retno Ariadi. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif.
Yogyakarta:Graha Ilmu
17
18
Perhitungan
= 20 mL
19
H 2 CO
f.BM 2 = 30 gr/mol
BM
H2 CO
g.BE 2 = n
gr
30
= mol
2
= 15 gram/mol
V 1+V 2
Na 2 S2 O3
h.Volume rata-rata = 2
31,2 mL+ 31,1mL
= 2 = 31,5 mL
Jawab :
20
= 11,55 mg/mL
21