Jalan Jend. Ahmad Yani No. 2 Telp. (0266) 432081Fax. (0266) 432082
Palabuhanratu - Sukabumi
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUANG PERAWATAN NIFAS (504 m2)
PEMBANGUNAN RUANG PERAWATAN INSTENSIVE/NICU (768 m2)
LOKASI :
RSUD PALABUHANRATU
SUMBER DANA
APBN TUGAS PEMBANTUAN (TP)
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
Tahun 2000 Indonesia turut menandatangani komitmen bersama dari 189 negara di dunia tentang
kesepakatan pembangunan MDGs dengan tujuan mempercepat pembangunan manusia dan
pemberantasan kemiskinan. Dalam MDGs terdapat 8 misi MDGs yang didalamnya kita berperan
serta untuk turut mensukseskan keberhasilannya yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi
serta menekan angka HIV/AIDS. Ada 3 sasaran MDGs dalam bidang kesehatan a.l :
Dalam rangka penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu Rumah sakit melaksanakan
PONEK dengan maksud dan tujuan agar proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem
terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetrik dan Neonatus Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan Pelayanan
Obstetrik dan Neonatus Dasar (PONED) di Puskesmas.
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi sebagai salah satu unit layanan kesehatan masyarakat turut mendukung
kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Dalam hal pelayanan PONEK, RSUD Palabuhanratu
Kab. Sukabumimelaksanakan & menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu &
paripurna, mengembangkan kebijakan & SOP sesuai standar, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu &
bayi termasuk kepedulian terhadap ibu & bayi, meningkatkan kesiapan RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi
dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetri & neonatus termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK) 24
jam, pemberian ASI eksklusif, meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu
& bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lain, meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode
Kangguru (PMK) pada BBLR dan melaksanakan sistem Monev pelaksanaan program Rumah Sakit Sayang Ibu
Bayi (RSSIB) 10 langkah menyusui & peningkatan kesehatan ibu.
Dalam era globalisasi, persaingan antar rumah sakit sebagai organisasi di bidang pelayanan jasa semakin ketat.
Banyaknya jumlah rumah sakit baru akan menimbulkan persaingan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga medis, paramedis, tenaga ahli lainnya, peralatan serta persaingan fasilitas di bidang kesehatan baik
fasilitas medis maupun non medis. Posisi kompetitif rumah sakit akan dapat dipertahankan dalam jangka
panjang, apabila memiliki kemampuan melayani customer dengan lebih baik dan dapat membedakan dirinya
melalui unggulan tertentu dibandingkan pesaingnya.
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi merupakan Badan Layanan Umum sesuai dengan Surat Keputusan Bupati
Sukabumi 445/KEP 527-RSUD PLRATU/2011, tentang Penetapan RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi sebagai
Badan Layanan Umum Daerah. Biaya operasional diperoleh dari Pendapatan Operasional Rumah Sakit dalam
bentuk Rencana Bisnis Anggaran (RBA), Sumber Dana lain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD
Kabupaten Sukabumi) dalam bentuk Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-
SKPD), dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam bentuk Bantuan Keuangan Provinsi dan dari Pemerintah
Pusat (APBN dan DAK).
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi merupakan rumah sakit tipe C Pemerintah Kabupaten Sukabumi
berdasarkan SK MENKES RI No. 1372/MENKES/SK/X/2008. Dengan semakin meningkatnya kunjungan pasien
IGD dan pelayanan persalinan terutama pasien rawat inap kelas III maka untuk mendukung kegiatan tersebut
diperlukan adanya pengembangan peralatan kedokteran yang lengkap agar pasien dapat dilayani sesuai
standar yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesetaraan dan umur harapan hidup masyarakat.
Sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah RSUD Palabuhanratu disamping mengemban misi sosial juga misi
ekonomi. Berkaitan dengan misi sosial RSUD Palabuhanratu memerlukan pengembangan sarana pelayanan
berupa penyediaan Gedung Intensif (ICU dan NICU) dan Ruang Rawat NIFAS beserta peralatannya. Hal ini
dikarenakan meningkatnya kunjungan pasien maskin yang saat ini BOR kelas III mencapai 82,40%, sehingga
diperlukan penambahan tempat tidur.
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi telah terakreditasi penuh untuk 5 (lima) jenis pelayanan pada tahun
2010.
Dengan meningkatnya jumlah kunjungan pasien pelayanan persalinan serta perawatan bayi, menuntut
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi untuk selalu berusaha memenuhi sarana prasarana pelayanan agar dapat
berjalan optimal. RSUD Palabuhanratu belum mempunyai Unit Perawatan Instensif baik ICU Maupun NICU,
sedangkan menangani pasien yang memerlukan perawatan intensif saat ini di RSUD Palabuhanratu
ditempatkan di Ruang Perawatan Perinatologi dan Ruang Perawatan High Care Unit (HCU). Disamping itu, RSUD
Palabuhanratu Kab. Sukabumi juga dituntut akan kelengkapan sarana prasarana pelayanan khususnya
tersedianya peralatan kedokteran yang menunjang program pelayanan persalinan dan perawatan guna
menekan jumlah kematian ibu, bayi dan meningkatkan umur harapan hidup sampai dengan 72 tahun.
Adapun kebutuhan untuk Pembangunan Gedung Perawatan NICU akan diusulkan melalui Dana Tugas
Pembantuan (TP) 2014. Hal ini dikarenakan kegiatan Pelayanan Persalinan dan Perawatan Bayi selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Berikut ini hasil kegiatan pelayanan di Ruang Persalinan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
No Jenis Pelayanan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Trend (%)
1 Persalinan Normal 365 443 715 61,40
Persalinan dengan
2 222 252 237 -32,67
Komplikasi
Total Kegiatan 585 659 952 19,75
Dari hasil kegiatan Persalinan diatas menunjukkan bahwa secara total trend Pelayanan Persalinan
mengalami peningkatan sebesar 19,75 % hal ini dari jumlah pelayanan 659 pada tahun 2011 menjadi 952 pada
tahun 2012.
No Jenis Pelayanan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Trend (%)
1 Jumlah Pasien 813 1.039 1324 27,43
Tabel 3 Kegiatan Ruang Kebidanan dan Kandungan Tahun 2010 s/d 2012
No Jenis Pelayanan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Trend (%)
1 Jumlah Pasien 1.337 1.513 1.788 18,18
2 Jumlah Pasien Gakin 1.006 1.229 1.568 27,58
5 BOR Keseluruhan 91,93 107,85 65,13 39,61
Dari hasil kegiatan Perawatan Kandungan dan Kebidanan diatas menunjukkan bahwa secara total trend
Pelayanan mengalami peningkatan sebesar 18,18 % hal ini dari jumlah pelayanan 1.513 pasien pada tahun
2011 menjadi 1.788 pasien pada tahun 2012. Demikian juga dengan jumlah kunjungan pasien Gakin
mengalami peningkatan sebesar 27,58 % hal ini dari jumlah tahun 1.229 pasien pada tahun 2011 menjadi 1.568
pasien pada tahun 2012. Sedangkan BOR mengalami Penurunan sebesar 39,61 % hari dari BOR Tahun 2011
sebesar 107.85 % menjadi 65,13 % tahun 2012, hal ini terjadi karena adanya Jumlah Tempat Tidur dari 11 TT
pada tahun 2011 menjadi 14 TT pada tahun 2012
Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan Ruang Perawatan Instensive dan Ruang Perawatan NIFAS Tahun
Anggaran 2014 RSUD Palabuhanratu mempunyai fungsi untuk menyusun rencana dan program Kegiatan
Penyediaan Administrasi Pembangunan Ruang Perawatan Instensive dan Ruang Perawatan NIFAS dengan
berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, pengaturan teknis operasional serta
melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta dalam rangka menunjang kelancaran
Kegiatan Pembangunan Ruang Perawatan Instensive dan Ruang Perawatan NIFAS
Bangunan Gedung adalah prioritas utama dalam pelayanan masyarakat dalam pelayanan kesehatan,
dimana salah satu faktor pendukung dari hal tersebut adalah sarana dan prasarana gedung yang memadai.
RSUD Palabuhanratu berupaya meningkatkan sarana dan prasarana bangunan gedung yang berlokasi RSUD
Palabuhanratu.
Agar pembangunan maupun rehabilitasi prasarana bangunan gedung menghasilkan suatu hasil yang
sebaik-baiknya sehingga mampu memenuhi fungsi bangunan yang optimal, andal sebagai bangunan yang layak
dari segi mutu, biaya serta kriteria administrasi bangunan negara diperlukan konsultan perencana dan
pengawas yang profesional dan berkualitas.
III. SASARAN
1. Setiap bangunan harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara
optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya.
2. Setiap bangunan harus direncanakan, dirancang sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi
kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi.
3. Pemberi jasa Perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya Perencanaan teknis bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja [KAK] untuk pekerjaan Perencanaan perlu disiapkan secara matang
sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya Perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.
V. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2014
1. KONSULTAN PERENCANA
2. KONSULTAN PENGAWAS
A. Persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga non konsepsi pekerjaan pengawasan.
b. Mengecek selanjutnya diteruskan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk disetujui,
mengenai jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh pemborong (Time Schedule / Bar
Chart, S Curve ).
B. Pekerjaan Teknis
a. Melaksanakan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan
kegiatan pelaksanaan agar pelaksanaan teknis maupun administratif teknis yang
dilakukan dapat secara terus menerus, sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk yang
kedua kalinya.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau pekerjaan, peralatan
dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lain.
c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat agar
batas waktu serta kondisi seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak dipenuhi.
d. Memberikan petunjuk, perintah, penambahan atau pengurangan pekerjaan dan harus
menyampaikan kepada Pelaksana Teknis untuk disarankan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
e. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan / penambahan biaya
dan waktu serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada
pemborong dengan pemberitahuan kepada Pelaksana Teknis dan Pejabat Pembuat
Komitmen.
C. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pelaksana Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen untuk
membicarakan masalah dan persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
pembangunan.
b. Mengadakan rapat berkala, sedikitnya 2 (Dua) kali dalam sebulan dengan Pelaksana Teknis
dan pemborong dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul
dalam pelaksaaan yang tidak sesuai dengan kontrak, untuk kemudian membuat risalah
rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima
paling lambat 1 (Satu) minggu kemudian.
D. Laporan
a. Memberikan laporan dan masukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui Pelaksana
Teknis mengenai volume prosentase dan nilai bobot bagian atau seluruh pekerjaan yang
telah dilaksanakan dan membandingkan dengan apa yang tercantum dalam kontrak
pemborong.
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan dengan jadwal
yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat alat yang
digunakan.
E. Dokumen
a. Memeriksa gambar gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong terutama yang
mengakibatkan tambah atau kurangnya pekerjaan dan juga perhitungan serta gambar
konstruksi yang dibuat oleh pemborong (Shop Drawings).
b. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan
dilapangan serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
c. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta penambahan atau
pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
3. KONSTRUKSI FISIK
1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, penyedia Jasa harus membuat Rencana Kerja (Time
Schedulle) yang disetujui oleh Pengawas Lapangan, kemudian diajukan selambat-lambatnya 1
(satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
2. Penyedia Jasa harus mengusahakan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan, sesuai
dengan Rencana Kerja tersebut
4. Pelaksana Lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan, baik teknis maupun administratif
dan pada Laporan Harian tersebut oleh Penyedia Jasa atau Pelaksana yang mewakilinya harus
ditanda-tangani.
5. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia Jasa harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
6. Pelaksana Lapangan juga harus membuat Laporan Mingguan dan Bulanan secara rutin.
Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk bahan
monitoring. Semua laporan tersebut diatas, dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan menggunakan format
yang telah ditentukan.
X. KELUARAN
1. KONSULTAN PERENCANA:
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah
lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian, yang minimal meliputi:
A. Laporan Pendahuluan
Tahap Konsep Rencana Teknis
1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi
team perencana metoda pelaksanaan dan tanggungjawab waktu perencanaan
2. Konsep skematik rencana teknis termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang
dan lain lain.
3. Laporan data dan informasi lapangan termasuk penyelidikan tanah sederhana, dan lain
lain.
4. Koordinasi dan Konsultasi dengan Pengelola dan Pemilik.
B. Laporan Antara
I. Tahap Pra-rencana teknis
1. Gambar-gambar rencana tapak
2. Gambar-gambar Pra-rencana bangunan dan bangunan penunjang
3. Perkiraan biaya pembangunan
4. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat
C. Laporan Akhir
I. Rencana Detail
1. Gambar rencana teknis bangunan lengkap
2. Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS)
3. Rencana Kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)
4. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
5. Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas lengkap dengan perhitungan
perhitngan yang diperlukan.
2. KONSULTAN PENGAWAS:
3. KONSTRUKSI FISIK:
a. Pelaksana Lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan, baik teknis maupun
administratif dan pada Laporan Harian tersebut oleh Penyedia Jasa atau Pelaksana yang
mewakilinya harus ditanda-tangani.
b. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia Jasa harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
c. Pelaksana Lapangan juga harus membuat Laporan Mingguan dan Bulanan secara rutin.
d. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk
bahan monitoring. Semua laporan tersebut diatas, dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan
menggunakan format yang telah ditentukan.
KONSULTAN PENGAWAS
A. Melaksanakan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan
kegiatan pelaksanaan agar pelaksanaan teknis maupun administratif teknis yang dilakukan dapat
secara terus menerus, sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk yang kedua kalinya.
B. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau pekerjaan, peralatan dan
perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lain.
C. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat agar batas
waktu serta kondisi seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak dipenuhi.
D. Memberikan petunjuk, perintah, penambahan atau pengurangan pekerjaan dan harus
menyampaikan kepada Pelaksana Teknis untuk disarankan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
E. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan / penambahan biaya dan
waktu serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada pemborong
dengan pemberitahuan kepada Pelaksana Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen.
XV. PERSONIL
Tenaga Ahli dan Pendukung yang diperlukan:
Posisi Kelompok
Tenaga Ahli :
1. Team Leader (Sipil/Arsitektur) Ahli Muda
2. Sipil Ahli Muda
3. Arsitek Ahli Muda
Teknisi
1. Surveyor Teknisi
2. M/E Teknisi
3. Cost Estimator Teknisi
Tenaga Teknis :
1. Drafter Teknisi
2. Administrasi Administrasi
3. Operator Komputer Teknisi / Adm.
1. Penyedia jasa harus mencari informasi yang dibutuhkan, yang diberikan oleh Pemilik / Direksi
termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan maupun yang dicari sendiri.
Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan/pengawasan sebagai akibat dari kesalahan informasi
dengan menjadi tanggungjawab Konsultan.