Anda di halaman 1dari 9

DEFINISI PROYEK

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Banyaknya pihak yang terlibat
dalam suatu proyek konstruksi sehingga berpotensi besar terjadinya konflik atau
dengan kata lain bahwa proyek konstruksi mengandung konflik yang cukup
tinggi
KARAKTERISTIK PROYEK
Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
1. Bersifat Unik - Tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis
(yang ada adalah proyek sejenis) - Proyek bersifat sementara - Group
pekerja yang berbeda-beda
2. Dibutuhkan sumber daya (resources) - Sumberdaya: pekerja dan sesuatu
(uang, mesin, metode, material, dll.) - Pengorganisasian semua sumberdaya
dilakukan oleh seorang Manajer Proyek KARAKTERISTIK PROYEK
3. Organisasi - Memiliki keragaman tujuan yang melibatkan sejumlah individu
yang memiliki keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan,
kepribadian yang bervariasi, dan ketidakpastian. - Langkah awal yang
harus dilakukan manajer proyek adalah menyatukan visi menjadi satu
tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.

TRIPLE CONSTRAINT
Proses penyelesaian konstruksi harus berpegang pada tiga kendala (triple
constraint), yaitu :
- Sesuai dengan SPESIFIKASI
- Sesuai dengan TIME SCHEDULE
- Sesuai dengan COST
PROYEK SEBAGAI SUATU SISTEM

Kesimpulan Ciri-ciri proyek :


- Dimulai dengan awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek
- Jangka waktu yang terbatas
- Rangkaian kegiatan proyek hanya terjadi satu kali sehingga menghasilkan
produk yang bersifat unik.

JENIS-JENIS PROYEK KONSTRUKSI


Konstruksi adalah hasil dari suatu rangkaian kegiatan berupa bangunan,
misalnya: jalan raya, jembatan, rumah, saluran air, gelagar beton, dll.
Jenis Proyek Konstruksi :
1. Bangunan GEDUNG : rumah, kantor, pabrik, dll.
- Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal
- Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi
umunya sudah diketahui
- Dibutuhkan manajemen terutama untuk progressing pekerjaan
2. Bangunan SIPIL : jalan, jembatan, bendungan, infrastuktur, dll.
- Proyek konstruksi dilaksanakn untuk mengendalikan alam agar berguna
bagi kepentingan manusia
- Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi
pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek
- Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROYEK KONSTRUKSI

JENIS ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI


Masuknya unsur-unsur eksternal ke dalam lingkup internal akan mengakibatkan
pergeseran suatu sistem yang telah dirancang. Pihak manajemen harus cepat
tanggap terhadap perubahan yang terjadi diluar organisasi sehingga dengan
cepat dapat merombak strukturnya (organisasi bersifat dinamis) untuk
mengantisipasi atau meningkatkan kinerja organisasi tsb. Lingkungan yang
mampu mengubah struktur organisasi antara lain :
- Meningkatnya iklim kompetisi dalam pasar
- Perubahan teknologi
- Kebutuhan pengendalian sumber daya dalam perusahaan yang
menghasilkan aneka ragam produk, dll.
Wallace (1995) mengidentifikasikan 4 faktor utama yang dapat menyebabkan
timbulnya re-organisasi, yaitu :
- TECHNOLOGY REVOLUTION (kompleksitas dan keanekaragaman produk,
adanya material baru dalam proses, pengaruh hasil-hasil penelitian)
- COMPETITION AND THE PROFIT SQUEEZE (pasar yang telah jenuh, inflasi
dari upah dan harga material, efisiensi produksi)
- THE HIGH COST OF MARKETING
- THE UNPREDICTABLILITY OF CONSUMER DEMAND

ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI (HUBUNGAN FUNGSIONAL)


Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi :
1. Hubungan FUNGSIONAL Pola hubungan yang berkaitan dengan fungsi
pihak-pihak tsb.
2. Hubungan KERJA (FORMAL) Pola hubungan yang berkaitan dengan
kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi yang
dikukuhkan dengan suatu dokumen kontrak
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan bentuk organisasi dalam
suatu proyek konstruksi :
1. Jenis proyek, misalnya : konstruksi industri, konstruksi bangunan gedung,
konstruksi bangunan pemukiman, dll.
2. Keadaan anggaran biaya
3. Keadaan dan kemampuan pemberi tugas yang berkaitan dengan teknis
dan administrative

HUBUNGAN FUNGSIONAL DALAM ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI


Bentuk-bentuk organisasi tsb. dapat dikelompokkan menjadi lima bentuk
organisasi, yaitu :
1. Tradisional (traditional/classical organization)
2. Swakelola (force account)
3. Proyek putar kunci (turnkey project)
4. Proyek yang memisahkan kegiatan perencanaan dengan kegiatan
pengawasan pelaksanaan proyek
5. Proyek yang menggunakan konsultan manajemen sebagai manajer konstruksi

TIPE-TIPE ORGANISASI
Tipe organisasi dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu :
1. Organisasi Garis (line organization)
2. Organisasi Garis dan Staf (line and staff organization)
3. Organisasi Fungsional (functional organization)
4. Organisasi Matrix (matrix organization)
5. Organisasi Panitia (committee organization)

UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN
Secara Fungsional ada 3 pihak yang sangat berperan dalam suatu proyek
konstruksi, yaitu:
1. PEMILIK PROYEK (OWNER)
2. KONSULTAN
3. KONTRAKTOR PEMILIK PROYEK

PEMILIK PROYEK
Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut. Penguna jasa dapat berupa:

perseorangan,

badan/lembaga

instansi pemerintah maupun swasta

Hak dan kewajiban pemilik proyek adalah :

Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)

Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang


telah dilakukan oleh penyedia jasa

Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasaran kepada penyedia jasa


Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan

Menyediakan dana dan membayar kepada pihak penyedia jasa atas


pekerjaan yang dilakukannya

Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan dengan menunjuk suatu


badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik

Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan apabila terjadi

Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan


oleh penyedia jasa jika produknya telah selesai sesuai dengan apa yang
dikehendaki
Wewenang pemilik proyek adalah :
Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor
Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal
diluar kontrak yang telah ditetapkan.

KONSULTAN
Pihak/badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
:
1. Konsultan Perencana
Konsultan perencana dapat dipisahkan menjadi beberapa jenis berdasarkan
spesialisasinya, yaitu konsultan yang menangani bidang arsitektur, bidang sipil,
bidang mekanikal dan elektikal (ME), dll.
2. Konsultan Pengawas

KONSULTAN PERENCANA
Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang bidang arsitektur, sipil, maupun bidang
lain yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan
perencana dapat berupa :
- perseorangan/perseorangan berbadan hukum
- badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan
bangunan
Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah :

Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,


rencana kerja, dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran
biaya (RAB).
Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan

Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal


yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-
syarat.

Membuat gambar revisi apabila terjadi perubahan perencanaan

Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek

KONSULTAN PENGAWAS
Konsultan Pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk
membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari
awal hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah :

Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan

Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam


pelaksanaan pekerjaan

Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan

Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran


informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar

Menghindari kesalahan yang mengkin terjadi sedini mungkin serta


menghindari pembengkakan biaya

Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar


dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
kuantitas, serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan Menerima
atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor

Menghentikan sementara bial terjadi penyimpangan dari peraturan yang


berlaku

Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan)

Menyiapkan dan menghitung adannya kemungkinan tambah dan


berkurangnya pekerjaan

KONTRAKTOR
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang
ditetapkan. Kontraktor dapat berupa :
- perusahaan perseorangan yang berbadan hukum
- badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan
KONTRAKTOR
Hak dan kewajiban kontraktor adalah :

Melaksanakan pekerjan sesuai dengan gambar rencan, peraturan, dan


syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan
yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.

Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan


pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.

Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam


peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.

Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan


bulanan.

Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya


sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

HUBUNGAN KERJA PELAKSANA PEMBANGUNAN

Hubungan 3 pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor
diatur sebagai berikut :
1. Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Konsultan
memberikan layanan konsultansi dimana produk yang dihasilkan berupa
gambar-gambar rencan, peraturan, dan syarat-syarat, sedangkan pemilik
proyek mmberikan biaya jasa atas konsultansi yang diberikan oleh
konsultan.
2. Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Kontraktor
memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan sebagai
realisasi dari keinginan pemilik proyek yang dituangkan dalam gambar
rencana, peraturan, dan syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik
proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
3. Konsultan dengan kontraktor, ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan.
Konsultan memberikan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat,
kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.

Anda mungkin juga menyukai