Menurut perhitungan IEA, yang sejak krisis minyak pada tahun 1970-an mewakili
kepentingan negara-negara industri besar, sampai tahun 2017 penggunaan batu bara
akan terus meningkat, yakni sekitar 500 ribu ton per tahun.
Alasannya: "Harga gas bumi yang cukup tinggi serta rendahnya harga batu bara, dan bila
kita jujur, harga CO2 yang hampir tidak diperhatikan di Eropa." Demikian dikatakan van
der Hoeven mengenai pasar energi kepada DW. Karena di Amerika Serikat dalam
jumlah besar dapat ditambang gas alam non konvensional atau shale gas dengan murah.
Shale gas adalah "sumber energi gas di bawah tanah, yang dengan metode baru diambil
dari tanah," kata Smid. Industri batu bara Amerika Serikat tidak dapat menyaingi gas
alam non konvensional atau shale gas ini. Oleh karena itu batu bara dikirim ke Eropa
dan membanjiri pasar di sana. "Jadi di sana gas terdesak dari pasaran. Itu justru
kebalikan dari apa yang terjadi di Amerika Serikat," dijelaskan van der Hoeven.