A. Konsep Medik
a. Definisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi
d. Manifestasi klinis
e. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Echocardiografi
Diperlukan untuk:
- melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( > 5 mm)
- melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif.
- mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolap mitral,
fibrosis, dan calcifikasi katub mitral ).
- penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif
katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian katub.
f. Penatalaksanaan medis
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang
diperkirakan sensitif terhadap mikroorganisme yang diduga. Bila penyebabnya
streptokokus viridan yang sensitif terhadpa penicillin G,diberikan dosis 2,4 - 6
juta unit per hari selama 4 minggu, parenteral untuk dua minggu, kemudian
dapat diberikan parenteral / peroral penicillin V karena efek sirnegis dengan
streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu . Kuman
streptokokous fecalis (post operasi obs-gin) relatif resisten terhadap penisilin
sering kambuh dan resiko emboli lebih besar oleh karena itu digunakan
penisilin bersama dengan gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan
dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi
dalam 2 - 3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan
dosis 6 - 12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6
minggu. Bila kuman resisten dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau
nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6
jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk
kuman gram negatif diberikan obat golongan aminoglikosid : gentamisin 5 - 7
mg/kgBB per hari, gentamisin sering dikombinsaikan dengan sefalotin,
sefazolia 2 - 4 gr/hari, ampisilin dan karbenisilin. Untuk penyebab
jamur dipakai amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150
mg/Kg BB per hari peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi. Infeksi yang
terjadi katub prostetik tidak dapat diatasi oleh obat biasa, biasanya memerlukan
tindakan bedah. Selain pengobatan dengan antibiotik penting sekali mengobati
penyakit lain yang menyertai seperti : gagal Jantung . Juga keseimbangan
elektrolit, dan intake yang cukup .
g. Komplikasi
Komplikasi Endokarditis:
Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi neurologi
merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakan komplikasi
neurologik. Dapat melalui 3 cara:
1) penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari
vegetasi endokardial.
2) infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena septik
emboli atau bakterimia.
3) reaksi immunologis
h. Pengobatan
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang diperkirakan
sensitif terhadap mikroorganisme yang diduga. Bila penyebabnya streptokokus viridan
yang sensitif terhadpa penicillin G , diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari selama 4
minggu, parenteral untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan parenteral / peroral
penicillin V karena efek sirnegis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12
jam untuk dua minggu . Kuman streptokokous fecalis (post operasi obs-gin) relatif
resisten terhadap penisilin sering kambuh dan resiko emboli lebih besar oleh karena itu
digunakan penisilin bersama dengan gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan
dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2 - 3
dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan dosis 6 - 12 gr/hari .
Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6 minggu. Bila kuman resisten dapat
dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau oksasilin 12
gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama pemberian obat
adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif diberikan obat golongan aminoglikosid :
gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering dikombinsaikan dengan sefalotin,
sefazolia 2 - 4 gr/hari , ampisilin dan karbenisilin. Untuk penyebab jamur dipakai
amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150 mg/Kg BB per hari
peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi. Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak
dapat diatasi oleh obat biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan
dengan antibiotik penting sekali mengobati penyakit lain yang menyertai seperti : gagal
Jantung . Juga keseimbangan elektrolit, dan intake yang cukup .
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian ini terdiri atas anamnesis berupa keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, dan riwayat penyakit terdahulu.
Anamnesis :
a. Keluhan utama
Pada fase awal keluhan utama biasanya terasa sesak nafas dan nyeri tenggorokan.
Sesuai perkembangan penyakit endokarditis yang mengganggu katup jantung,
keluhan sesak nafasdan kelemahan menjadi alasan klien untuk meminta
pertolongan.
d. Riwayat keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah di alami oleh keluarga, serta
bila ada anggota keluarga yang meninggal, maka penyebab kematiannya juga di
tanyakan.
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik yang dilakukan terdiri atas pengkajian B1-B6.
B1 (Breathing)
B2 (Bleeding)
- Inspeksi
Inspeksi adanya parut. Keluhan lokasi nyeri di daerah substernal atau
nyeri di atas perikardium. Penyebaran dapat meluas di dada, terjadi nyeri,
serta ketidakmampuan bahu dan tangan.
- Palpasi
o o
Denyut nadi perifer melemah, panas tinggi (38,9 - 40 C), dan menggigil.
- Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup.
Gejala sistemik yang terjadi sesuai dengan virulensi organisme yang
menyerang. Bila di temukan mur-mur pada seseorang yang menderita infeksi
sistemik maka harus di curigai adanya infeksi endokarditis. Perkembangan
murmur yang progresif sesuai perkembangan waktu dapat terjadi dan
menunjukan adanya kerusakan katup akibat vegetasi atau perforasi katup atau
chordae tendineae. Pembesaran jantung atau adanya bukti gagal jantung
kongestif juga bisa terjadi.
- Perkusi
Pada batas jantung terjadi pergeseran untuk kasus lanjut pembesaran
jantung.
B3 (Brain)
Kesadaran biasanya CM, sakit tenggorokan, dan kemerahan pada
tenggorokan di sertai eksudat (awitannya mendadak) serta nyeri sendi dan
punggung. Sinusitis akut dan otitis media akut terjadi mungkin karena
streptokokus. Manifestasi sistem saraf pusat mencakup sakit kepala, iskemia
serebral transien atau sementara, dan stroke yang mungkin di akibatkan oleh
emboli pada arteri serebral.
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
Klien biasanya di dapatkan mual dan muntah, tidak nafsu makan dan berat
badan turun. Pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar limfe, nyeri abdomen
(lebih sering pada anak).
B6 (Bone)
2. Diagnosa keperawatan
3. Rencana keperawatan
Diagnosa I :
Aktual/risiko nyeri b/d penurunan suplai ke miokardium sekunder karena
penurunan perfusi.
Tujuan :
Dalam waktu dalam 3 x 24 jam terdapat pnurunan nyeri dada.
Kriteria :
Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada, secara
objektif di dapat kan TTV dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi
penurunan perfusi perifer, urine output > 600ml/hari.
Intervensi Rasional
Catat karakteristik nyeri, lokasi, Variasi penampilan dan perilaku
intensitas, lama dan penyebarannya. klien karena nyeri terjadi sebagai
temuan pengkajian.
Diagnosa II :
Intoleransi aktivitas b/d penurunan perfusi perifer sekunder akibat
ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan kebutuhan.
Tujuan :
Dalam waktu 3 x 24 jam aktivitas klien mengalami peningkatan.
Kriteria :
Klien tidak mengeluh pusing, alat dan saran untuk memenuhi aktivitas
tersedia dan mudah klien jangkau, TTV dalam batas normal, CRT < 3 detik, urine
> 600 ml/hari.
Intervensi Rasional
Kaji respons aktivitas pasien. Catat Miokarditis menyebabkan inflamasi
adanya/timbulnya perubahan dan memungkinkan gangguan pada
keluhan seperti : kelemahan, sel-sel otot yang dapat
kelelahan, dan sesak nafas saat mengakibatkan CHF.
beraktivitas. Penurunan pengisian jantung kardiak
output akan menyebabkan cairan
terkumpul pada rongga perikardial
(bila ada perikarditis) yang pada
akhirnya endokarditis dapat
menimbulkan gangguan fungsi katup
dan kecenderungan penurunan
kardiak output.
Pantau denyut atau irama jantung, Membantu menggambarkan tingkat
tekanan darah, dan jumlah dekompensasi jantung dan paru.
pernafasan sebelum/ sesudah serta Penurunan tekanan darah takikardi,
selama aktivitas sesuai kebutuhan. dan takipnea adalah indikasi
gangguan aktivitas jantung.
Rencanakan perawatan dengan Memelihara keseimbangan
pengaturan istirahat /oeriode tidur. kebutuhan aktivitas jantung,
meningkatkan proses penyembuhan,
dan kemampuan koping mosional.
Jelaskan pola peningkatan bertahap Aktivitas yang maju memberikan
dari tingkat aktivitas, contoh : kontrol jantung, meningkatkan
bangun dari kursi, bila tak ada nyeri regangan, dan mencegah aktivitas
ambulasi, dan istirahat selama 1 jam berlebihan.
setelah makan.
Evaluasi respons emosional terhadap Kecemasan akan timbul karena
situasi / pemberian dukungan. infeksi dan kardiak respons
(psikologis). Baik di timbulkan oleh
kemungkinan sakit yang mengancam
kehidupan.
Rujuk ke program rehabilitasi Meningkatkan jumlah oksigen yang
jantung. ada untuk pemakaian miokardium
sekaligus mengurangi
ketidaknyamanan karea iskemia.
Diagnosa III :
Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan
status kesehatan, situasi krisis, dan ancaman atau perubahan kesehatan.
Tujuan :
dalam waktu 1 x 24 jam kecemasan klien berkurang.
Kriteria :
klien mengatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat
mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhinya, kooperatif
terhadap tindakan, dan wajah rileks.
Intervensi Rasional
Bantu klien mengekspresikan Cemas berkelanjutan memberikan
perasaan marah, kehilangan, dan dampak serangan jantung
takut. selanjutnya.
Kaji tanda verbal dan non verbal Reaksi verbalnon verbal dapat
kecemasan, dampingi klien, dan menunjukan rasa agitasi, marah, dan
lakukan tindakan bila menunjukan gelisah.
perilaku merusak.
Mulai melakukan tindakan untuk Mengurangi rangsangan eksternal
mengurangi kecemasan. Beri yang tidak perlu.
lingkungan yang tenang dan suasana
penuh istirahat.
Orientasikan klien terhadap prosedurOrientasi dapat menurunkan
rutin dan aktivitas yang di harapkan.
kecemasan.
Beri kesempatan pada klien untuk Dapat menghilangkan ketegangan
mengungkapkan ansietasnya. terhadap ke khawatiran yang tidak di
ekspresikan.
Berikan privasi untuk klien dan Memberi waktu untuk
orang terdekat. mengekspresikan perasaan,
menghilangkan cemas, dan perilaku
adaptasi.
Adanya keluarga dan teman-teman
yang di pilih klien mengalami
aktivitas dan pengalihan (misalnya
membaca) akan menurunkan
perasaan terisolasi.
Kolaborasi : berikan anti cemas Menghilangkan relaksasi dan
sesuai indikasi, contohnya diazepam menurunkan kecemasan.
Diagnosa IV :
Kurangnya pengetahuan (mengenai kondisi dan tindakan) b/d kurangnya
informasi tentang proses penyakit, cara pencegahan terjadinya komplikasi.
Tujuan :
terpenuhinya pengetahuan klien tentang kondisi penyakit.
Kriteria :
- Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang di
butuhkan dengan kemungkinan komplikasi.
- Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk mencegah
terjadinya komplikasi.
Intervensi Rasional
Mandiri : Untuk bertanggung jawab kepada
Jelaskan efek emosi inflamasi pada kesehatannya. Pasien membutuhkan
jantung secara individual. Berikan pengerrtian tentang penyebab
penjelasan mengenai gejala-gejala khusus, tindakan, dan efek jangka
komplikasi dan tanda0tanda tersebut panjang yang mungkin terjadi pada
harus segera di laporkan pada kondisi inflamasi, baik tanda dan
petugas kesehatan seperti demam, gejala atau komplikasinya.
peningkatan nyeri dada yang luar
biasa.
Beritahukan pasien/ orang terdekat Informasi di butuhkan untuk
mengenai dosis, aturan, dan efek meningkatkan perawatn diri, untuk
pengobatan. menambah kejelasan efektivitas
pengobatan, dan pencegahan
komplikasi.
Identifikasi tindakan-tindakan untuk Bakteri umumnya di dapatkan di
mencegah endokarditis seperti : dalam mulut. Pada gusi dapat masuk
perawatan ggi yang baik, cegah sirkulasi sistemik. Perkembangan
penderita agar tidak terkontaminasi infeksi khususnya infeksi
infeksi (khususnya infeksi saluran streptokokus dan pneumokokus.
pernafasan) Atau influenza meningkatkan
kemungkinan risiko gangguan
jantung.
Pilihlah metode yang tepat untuk KB Penggunaan IUD dapat menjadikan
(pada penderita wanita) mata rantai risiko terjadinya proses
infeksi pelvis.
Hindari pemakaian obat suntik per Mengurangi risiko langsung
intravena terjadinya / masuknya patogen
melalui sirkulasi sistemik.
Patuhi imunisasi seperti vaksin Mengurangi risiko terjadinya infeksi
influenza sesuai indikasi. yang dapat menyebabkan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth. 2002.buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8.jakarta: EGC
Corwin elizabeth j.2001.buku patofisiologi.jakarta : EGC
Doengoes marilynn E.1999. rencana asuhan keperawatan edisi 3. jakarta : EGC
Muttaqin arif.2009. asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular dan hematologi.Jakarta : salemba medika.