Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini mengakibatkan banyaknya
pemakaian sumber daya listrik sebagai penunjang kehidupan yang lebih baik. Dengan
peningkatan pemakaian energi listrik ini menunjukkan standar kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang lebih baik. Oleh sebab itu dibutuhkan kualitas sistem jaringan
distribusi yang handal.
Keandalan dalam sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersediaan/tingkat pelayanan
penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pelanggan. Ukuran keandalan dapat dinyatakan
sebagai seberapa sering sistem mengalami pemadaman, berapa lama pemadaman terjadi dan
berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan sistem (restoration).

1.2. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan informasi


sebagai berikut:
Memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Instalasi Tegangan Menengah.
Prinsip kerja dan pemeliharaan mengenai system distribusi spidel.
Tingkat keandalan system distribusi 20 KV.

1.3. Manfaat

Manfaat yang penulis harapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
Untuk mengetahui keandalan system distribusi 20 KV.
Untuk mengetahui karakteristik system spindle.
Untuk mengetahui cara memelihara keandalan system distribusi 20 KV.

BAB II

Instalasi Tegangan Menengah 1


PEMBAHASAN

2.1. Sistem Spindel

Sistem Spindel adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring.
Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu
Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH). Pada sebuah
spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan
(express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan
pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel
tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel
berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu
distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik
konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).

Gambar 1.1

Adapun prinsip kerja dari sistem spindel adalah :

Instalasi Tegangan Menengah 2


Dalam keadaan normal, semua saluran digardu hubung (GH) terbuka sehingga semua
SKTM beroperasi radial.
Dalam keadaan normal saluran ekspress tidak dibebani dan dihubungkan dengan reldi
gardu hubung dan digunakan sebagai pemasok cadangan dari gardu hubung.
Bila salah satu seksi dari SKTM mengalami gangguan maka saklar beban di kedua ujung
seksi yang terganggu terbuka. Kemudian seksi seksi sisi gardu induk (GI) mendapat
suplai dari GI, dan seksi seksi gardu hubungmendapat suplai dari gardu hubung melalui
saluran ekspres.

Keistimewaan dari sistem spindel ini adalah :

Peningkatan keandalan atau kontinuitas pelayanan sistem.


Menurunkan atau menekankan rugi rugi akibat gangguan.
Sangat baik untuk mensuplai daerah beban yang memiliki kerapatan beban yang cukup
tinggi.
Perluasan jaringan mudah dilakukan.

A. Konsep Dasar Sistem Spindel

Jaringan primer sistem spindel maksimum 6 kabel (feeder) yang aktif dan 1 standby
cable . standby cable harus selalu diberi tegangan, agar siap menggantikan kabel aktif yang
mengalami gangguan. Pada awalnya jaringan spindel merupakan jaringan loop dimana tidak ada
standby kabel, tapi hanya dua kabel yang aktif . maksimum beban yang diperoleh untuk kabel

I max
aktif adalah Imax, maka factor penggunaan = =0,5
2

2.2. Keandalan Sistem Disribusi 20 KV.

Fungsi sistem distribusi adalah menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari
pusat suplai ke pusat-pusat beban atau konsumen. Mutu pelayanan pada konsumen tergantung
pada macam sarana penyalur, susunan sarana penyalur, peralatan pengaman, serta pengaturan
operasinya. Tingkat kontinyuitas pelayanan sistem distribusi direncanakan dan dipilih sesuai
dengan tingkat kebutuhan dan sifat beban. Tingkat ini bisa padam berjam-jam, padam beberapa
jam, padam beberapa menit, padam beberapa detik, dan tanpa padam.

Instalasi Tegangan Menengah 3


Keandalan dalam sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersediaan/tingkat pelayanan
penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pelanggan.Ukuran keandalan dapat dinyatakan sebagai
seberapa sering sistem mengalami pemadaman, berapa lama pemadaman terjadi dan berapa cepat
waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan sistem (restoration).
Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi
untuk pelayanan kepada konsumen adalah kualitas tegangan yang baik dan stabil, karena
meskipun kelangsungan catu daya dapat diandalkan, namun belum mungkin untuk
mempertahankan tegangan tetap pada sistem distribusi karena tegangan jatuh akan terjadi
disemua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya perubahan beban.
Perkembangan teknik keandalan dan perawatan dimotivasi oleh beberapa faktor, antara
lain:
1. Bertambahnya kompleksitas dan kerumitansistem.
2. Kesadaran dan harapan masyarakat tentang kualitas suatu produk.
3. Hukum dan aturan mengenai kerusakan produk.
4. Kebijaksanaan pemerintah tentang spesifikasi kemampuan keandalan dan perawatan.
5. Perhitungan keuntungan yang menurun akibat timbulnya biaya tinggi dari kegagalan
peralatan, perbaikan peralatan dan program jaminan.

Sistem yang mempunyai keandalan tinggi akan mampu memberikan tenaga listrik setiap saat
dibutuhkan, sedangkan sistem mempunyai keandalan rendah bila tingkat ketersediaan tenaganya
rendah, yaitu seringnya padam. Secara umum tingkatan keandalan dalam pelayanan dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) hal antara lain :

A. Sistem dengan keandalan tinggi


Pada kondisi normal, sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan
daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dalam keadaan darurat bila terjadi
gangguan pada jaringan, maka sistem ini tentu saja diperlukan beberapa peralatan dan pengaman
yang cukup banyak untuk menghindarkan adanya berbagai macam gangguan pada sistem.

B. Sistem dengan keandalan menengah


Pada kondisi normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya
pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dalam keadaan darurat bila terjadi
gangguan pada jaringan, maka sistem tersebut masih bisa melayani sebagian dari beban

Instalasi Tegangan Menengah 4


meskipun dalam kondisi beban puncak. Dalam sistem ini diperlukan peralatan yang cukup
banyak untuk mengatasi serta menanggulangi gangguan-gangguan tersebut.

C. Sistem dengan keandalan rendah


Pada kondisi normal, sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan
daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Jika terjadi gangguan pada jaringan,
sistem sama sekali tidak bisa melayani beban tersebut.

2.3. Evaluasi Keandalan Sistem 20 KV

Evaluasi keandalan sistem distribusi terdiri dari indeks titik beban dan indeks sistem.
Indeks kegagalan titik beban yang biasanya digunakan meliputi laju kegagalan komponen
(kegagalan/tahun), waktu keluar (outage time) r (jam/kegagalan) dan rata-rata ketidaktersediaan
(unavailability) tahunan U (jam/tahun) . Pada sistem distribusi radial antara komponen satu
dengan yang lain dihubungkan secara seri. Misalkan sebuah penyulang tersusun secara seri
antara Circuit Breaker, Disconnecting Switch, Saluran, Fuse, dan Gardu Distribusi. Secara
sederhana susunan seri antar komponen dapat dilihat pada gambar 1.2 .

Gambar 1.2 : sistem seri

Sistem yang ditunjukkan pada gambar adalah sebuah sistem yang terdiri dari komponen
A dan komponen B. Dua komponen tersebut terhubung secara seri, Jika A adalah laju kegagalan
komponen A dan B laju kegagalan komponen B , maka :

Untuk n komponen maka persamaan menjadi:

Instalasi Tegangan Menengah 5


Keterangan:
A : Laju kegagalan komponen A (fault/year)
B : Laju kegagalan komponen B (fault/year)
Ar : Waktu keluar(Outage time) komponen A (hours/fault)
Br : Waktu keluar (Outage time) komponen B (hours/fault)
SYS : Laju kegagalan sistem (fault/year)
SYS r : Rata-rata waktu keluar(outage time) sistem (hours/fault)
SYS U : Rata-rata ketaktersediaan (Unavailability) sistem (hours/year)
Blok diagram untuk sistem paralel dengan 2 (dua) komponen ditunjukkan pada gambar
1.3 berikut :

Gambar 1.3 : Blok sistem pararel


Kalau dua komponen parelel maka:

Sedangkan laju kegagalan sistem paralel adalah :

Berbeda dengan sistem seri, persamaan sistem parallel 2 (dua) komponen tidak mudah
untuk diperluas bagi n komponen, hanya dalam sistem paralel tertentu dapat mudah untuk
menggabungkan 2 (dua) komponen dalam satu waktu.
Indeks keandalan merupakan suatu indikator keandalan yang dinyatakan dalam suatu
besaran probabilitas, yang terdiri dari dari indeks titik beban dan indeks sistem yang dipakai
untuk memperoleh pengertian yang mendalam ke dalam keseluruhan capaian. Indeks kegagalan
titik beban yang biasanya digunakan meliputi rata-rata laju kegagalan (kegagalan/tahun), rata-

Instalasi Tegangan Menengah 6


rata waktu keluar r (jam/kegagalan) dan rata-rata ketidaktersediaan tahunan U. Sedangkan indeks
keandalan sistem antara lain : SAIFI, SAIDI, CAIDI, ASAI, ASUI.

Indeks ini didefenisikan sebagai nilai rata rata dari banyaknya kegagalan yang terjadi
pada sistem.

Indeks ini didefenisikan sebagai nilai rata rata dari lamanya kegagalan yang terjadi pada
sistem.

Indeks ini didefenisikan sebagai lamanya kegagalan untuk pelanggan yang mengalami
gangguan selama satu tahun.

Indeks ini didefenisikan sebagai perbandingan jumlah total waktu pelanggan yang dapat
dilayani selama satu tahun terhadap total permintaan waktu pelanggan.permintaan waktu
pelanggan adalah ditentukan sebagai dua belas bulan sehingga rata rata waktu pemintaan adalah
8760 jam.

Indeks ini didefinisikan sebagai nilai pelengkap dari ASAI yang mungkin kadang
kadang diperlukan dengan :
i : Laju kegagalan komponen ke i
Ni : Jumlah konsumen pada load pont i
Ui : Ketidaktersediaan tahunan konsumen ke i
La(i) : Rata rata beban yang terhubung ke load point i

Instalasi Tegangan Menengah 7


1. Pengukuran Keterandalan
a. Metode
Pengukuran pengukuran keterandalan adalah frakuensi terputus putusnya dan
lama waktunya. Pengukuran yang lebih biasa sebagai alat perencanaan adalah seluruh
waktu mati tiap tahun. Karena keterandalan dilihat dari konsumen seluruh sistem catu
dibagi dalam 3 bagian:
Atasiun daya , transmisi utama dan sistem subtransmition sampai busbar dari
substation 11KV atau 22KV.
Sistem distribusi tegangan tinggi dalam hal ini dari 11 KV atau 12 KV dan
busbar disubstation menjadi 415 V dipusat distribusi.
Sistem distribusi 415 V yang juga menentukan dalam sistem keseluruhan.

b. Menilai keterandalan sistem


Langkah langkah berikut ini dibutuhkan untuk menilai keterandalan sisem :
Gambar diagram model keterandalan sistem dalam hal ini seri, pararel atau
kombinasi seri pararel. Kelebihan sistem merupakan hal yang penting untuk
keterandalan yang lebih tinggi.
Pastikan data mengenai banyaknya kerusakan dan perbaikan masing masing
komponen komponen sistem, kesalahan dan banyaknya pemutusan dan
penyambungan dari switch saat saat tidak bekerja karena pemeiharaan , batas
batas daya dan ancaman pemogokan staf lapangan atau kantor.
Data penampilan dalam bentuk waktu tidak bekerja disintetiskan menjadi
sebuah model keterandalan untuk mendapatkan sistem waktu tidak bekerja
sebagai pengganti dari perbaikan sistem kerja.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa :
Sistem Spindel adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel
terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk
dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).
Pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial.

Instalasi Tegangan Menengah 8


Keandalan dalam sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersediaan/tingkat pelayanan
penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pelanggan.
tingkatan keandalan dalam pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) hal antara
lain : sistem dengan keandalan tinggi, sistem dengan keandalan menengah, dan
sistem dengan keandalan rendah.
indeks keandalan sistem antara lain : SAIFI, SAIDI, CAIDI, ASAI, ASUI.

3.2. Saran
Dari pembahasan yang ada dalam makalah ini, kami menyadari makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu kami butuhkan kritik dan saran bagi pembaca, agar
kiranya kami dapat memperbaikinya.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi Abdul.1986-1991.Sistem Distribusi Daya Listrik.jakarta : Erlangga.


Marsudi Djiteng.2006.Sistem Opersi Tenaga Listrik.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Instalasi Tegangan Menengah 9

Anda mungkin juga menyukai